1. PENYAKIT ADDISON SYNDROME ( ENDOKRIN )
Nama Kelompok :
Ria Dinia (1801012)
Elsa Meilani Ekasari (1801013)
Elisabeth Febi Fuinkali (1801030)
Dina Syafirah (1801032)
Leli Anggita (1801037)
Nurul Komariyah (1801039)
Puji Yudha Raka Siwi (1801045)
2. BAB I
Latar Belakang
Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ yang fungsi utamanya adalah
menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung kedalam aliran darah.
Hormone berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai
organ tubuh.
Salah satu organ utama dari sistem endokrin adalah kelenjar adrenal. Kelenjar adrenal
merupakan bagian dari suatu sistem yang rumit yang menghasilkan hormon yang saling
berkaitan. Hipotalamus menghasilkan CRH ( Corticotropin Releasing Hormone ), yang
merangsang kelenjar hipofisa untuk melepaskan kortikotropin, yang mengatur pembentukan
kortikosteroid oleh kelenjar adrenal.
3. Penyakit Addison jarang dijumpai, di Amerika Serikat tercatat 0,4 per 100.000
populasi, sedang Di rumah sakit terdapat 1 dari 6.000 penderita yang dirawat. Dari
Bagian Statistik Rumah Sakit Dr.Soetomo pada tahun 1983, Frekuensi pada laki-laki
dan wanita hampir sama. Menurut Thom, laki-laki 56%, dan wanita 44%. Penyakit
Addison dapat dijumpai pada semua umur, tetapi lebih banyak terdapat pada umur
20 – 50 tahun. Penyakit Addison merupakan masalah kesehatan masyarakat karena
penyakit ini merupakan penyakit yang relatif langka dan masih perlu dipelajari untuk
pemahaman yang lebih baik dalam mendeteksi dan menanggulanginya secara dini.
Penyebab penyakit Addison yang utama adalah kelenjar adrenal tidak bekerja secara efektif.
Barisan kelenjar ini terletak tepat di belakang ginjal dan manifestasi ada penyakit ini
meliputi sakit dibagian perut, mual, muntah, diare, depresi, hiperpigmentasi, dan nyeri otot
atau sendi. Mereka memproduksi hormon untuk menjaga kerja organ-organ dan jaringan
dalam tubuh. Ketika kelenjar adrenal terluka, hormon kortisol dan aldosteron tidak akan
diproduksi. Jika kondisi-kondisi di atas tidak ditangani dengan cepat, akan memicu
terjadinya krisis Addison atau gagal adrenal akut. Krisis ini juga dapat dipicu oleh
cedera,infeksi, penyakit, atau dehidrasi parah.
4. Berdasarkan Hal Tersebut Maka Peran Perawat Sangat Penting Dalam Aspek Promotif, Preventif,
Kuratif, Dan Rehabilitatif
Peran promotif : yaitu mengadakan penyuluhan kesehatan atau edukasi tentang
penyakit addison yaitu pentingnya mengkonsumsi makanan yang bergizi, higienis dan
pentingnya menjaga pola hidup sehat.
Peran preventif : yaitu mencegah penyakit addison syndrome dengan cara tidak
mengkonsumsi obat terlarang dan lakukan pemeriksaan atau konsultasi dengan dokter.
Peran kuratif : yaitu dapat dilakukan dengan memberikan terapi pengganti hormon
steroid yang seharusnya diproduksi kelenjar adrenal.
Peran rehabilitatif : yaitu pemulihan kesehatan melalui istirahat dan sangat penting
untuk menjaga tingkat stres.
5. Tujuan
Tujuan Umum
Memahami Tren dan Issue Pada Penyakit Addison Syndrome
Tujuan Khusus
1 Untuk mengetahui tren dan issue yang ada pada penyakit Addison Syndrome
2 Untuk mengetahui konsep penyakit Addison Syndrome
3 Mengkaji klien dengan diagnosa Addison Syndrome
4 Merumuskan diagnose pada klien dengan diagnosa Addison Syndrome
5 Merencanakan asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa Addison Syndrome
6 Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa Addison Syndrome
7 Mengevaluasi klien dengan diagnosa Addison Syndrome
8 Mendokumentasikan klien dengan diagnosa Addison Syndrome
6. Pengertian
Kelenjar endokrin merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran, yang
menyalurkan sekresi hormonnya langsung ke dalam darah. Hormon tersebut
memberikan efeknya ke organ atau jaringan target.
Beberapa hormon seperti insulin dan tiroksin mempunyai banyak organ target.
Hormon lain seperti kalsitonin dan beberapa hormon kelenjar hipofisis, hanya
memiliki satu atau beberapa organ target. Sistem endokrin, dalam kaitannya
dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh.
Fungsi Endokrin
1. Membedakan sistemsyaraf pusat dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang.
2. Menstimulasi urutan perkembangan.
3. Mengkoordinasi sistem reproduktif.
4. Memelihara lingkungan internal optimal.
5. Melakukan respons korektif dan adatif ketika terjadi situasi darurat
7. Konsep Penyakit Addison
Pengertian
Penyakit Addison ialah kondisi yang terjadi sebagai hasil dari
kerusakan pada kelenjar adrenal (Black,1997) Penyakit Addison
(juga dikenal sebagai kekurangan adrenalin kronik,
hipokortisolisme atau hipokortisisme) adalah
penyakit endokrin langka dimana kelenjar adrenalin
memproduksi hormon steroidyang tidak cukup. Penyakit ini juga
dapat terjadi pada anak-anak. dan presentasi dari kejadiannya
yaitu 44% pada wanita dan 56% bagi pria, namun hal ini tidak
diketahui pasti penyebabnya.
8. Etiologi
Penyebab paling umum penyakit Addison adalah Kerusakan dan
menyusut (atrofi) dari adrenal korteks.
Etiologi dari penyakit Addison bentuk primer :
Infeksi kronis, terutama infeksi-infeksi jamur pada bagian kelenjar
adrenal
Sel-se kanker yang menyebar dari bagian-bagian lain tubuh ke
kelenjar-kelenjar adrenal
Amyloidosis, yaitu penyakit yang mengenai kelenjar adrenal akibat
adanya penumpukan protein amiloid yang berlebihan.
Pengangkatan kelenjar-kelenjar adrenal secara operasi
9. Etiologi dari penyakit Addison bentuk sekunder :
Tumor-tumor atau infeksi-infeksi dari area, khususnya dibagian otak,
dikelenjar pituitary
Kehilangan aliran darah ke pituitary
Radiasi untuk perawatan tumor-tumor pituitary
Operasi pengangkatan bagian-bagian dari hypothalamus
Operasi pengangkatan kelenjar pituitary
Etiologi penyakit addison bentuk idiopatik :
penyebabnya akibat komplikasi dari pnyakit lain, penyakit yang sering
menyebabkan nya adalah penyakit TBC dan juga penyakit penyakit
autoimun.
10. Patofisiologi
Hipofungsi adrenokortikal menghasilkan penurunan level
mineralokortikoid (aldosteron), glukokortikoid (cortisol), dan
androgen.
Penurunan aldosteron menyebabkan kebanyakan cairan dan
ketidakseimbangan elektrolit. Secara normal, aldosteron mendorong
penyerapan Sodium (Na+) dan mengeluarkan potassium (K+).
Penurunan aldosteron menyebabkan peningkatan ekskresi sodium,
sehingga hasil dari rantai dari peristiwa tersebut antara lain: ekskresi
air meningkat, volume ekstraseluler menjadi habis (dehidrasi),
hipotensi, penurunan kardiak output, dan jantung menjadi mengecil
sebagai hasil berkurangnya beban kerja. Akhirnya, hipotensi menjadi
memberat dan aktivitas kardiovaskular melemah, mengawali kolaps
sirkulasi, shock, dan kematian.
11. Meskipun tubuh mengeluarkan sodium berlebih, ini mempertahankan kelebihan
potassium. Level potassium lebih dari 7 mEq/L hasil pada aritmia,
memungkinkan terjadinya kardiak arrest.
Penurunan glukokortikoid menyebabkan meluasnya gangguan metabolic. Ingat
bahwa glukokortikoid memicu glukoneogenesis dan memiliki efek anti-insulin.
Sehingga, ketika glukokortikoid menurun, glukoneogenesis menurun, sehingga
hasilnya hipoglikemia dan penurunan glikogen hati. Klien menjadi lemah, lelah,
anorexia, penurunan BB, mual, dan muntah. Gangguan emosional dapat terjadi,
mulai dari gejala neurosis ringan hingga depresi berat. Di samping itu, penurunan
glukokortikoid mengurangi resistensi terhadap stress. Pembedahan, kehamilan,
luka, infeksi, atau kehilangan garam karena diaphoresis berlebih dapat
menyebabkan krisi Addison (insufisiensi adrenal akut). Akhirnya, penurunan
kortisol menghasilkan kegagalan untuk menghambat sekresi ACTH dari pituitary
anterior.
12. TANDA DAN GEJALA
gejala yang mungkin timbul pada penderita penyakit addison yang disebabkan oleh etiologi primer yaitu :
1) merasa lelah
2) lemah
3) kehilangan berat badan
4) dehidrasi
5) tidak mempunyai selera makan
6) sakit otot
7) mual
8) muntah
9) diare
gejala yang mungkin timbul pada penderita penyakit addison yang disebabkan oleh etiologi sekunder yaitu :
1) pusing kalau berdiri sesudah duduk atau berbaring
2) memiliki spot kulit yang gelap. Kegelapan mungkin nampaknya seperti karena sinar matahari, tetapi
tampak pada kulit yang terpapar matahari secara tidak merata.
3) Bintik-bintik hitam mungkin berkembang di balik dahi, muka, dan bahu, dan seorang kulit hitam kebiru-
biruan pemudaran warna mungkin terjadi di seputar puting susu, bibir, mulut, dubur, kantung kemaluan, atau
vagina.
13. Komplikasi
Komplikasi dari penyakit addison ini antara lain :
Syok, (akibat dari infeksi akut atau penurunan asupan garam)
Dehidrasi
Hiperkalemiae
Hipotensi
kardiak arrest
14. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis dari penyakit Addison tergantung terutama pada tes darah dan urin. Tes
diagnostic fungsi adrenalkortikal meliputi:
Uji ACTH: meningkat secara mencolok (primer) atau menurun
(sekunder). Tes skrining ini paling akurat untuk penyakit Addison.
Prosedurnya sebagai berikut: batas dasar plasma cortisol ditarik (waktu
‘0’). Kortisol plasma merespon ACTH secara intravena, 45 menit kemudian
sampel darah diambil. Konsentrasi kortisol seharusnya lebih besar dari
pada 20 µg/dl.
Plasma ACTH: jika gagal menggunakan tes skrining, plasma ACTH
dengan akurat akan mengkategorisasikan dengan insufisiensi adrenal
primer (tinggi), atau sekunder (normal atau rendah).
Serum elektrolit: serum sodium biasanya menurun, sementara
potassium dan kalsium biasanya meningkat. Walau pun demikian, natrium
dan kalium yang abnormal dapat terjadi sebagai akibat tidak adanya
aldosteron dan kekurangan kortisol.
15. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan secara medik
1
1) Hidrokortison (solu – cortef) disuntikan secara IV
2) Prednison (7,5 mg/hr) dalam dosis terbagi diberikan untuk terapi pengganti kortisol
3) Pemberian infus dekstrose 5% dalam larutan saline
4) Fludrukortison : 0,05 – 0,1 mg/hr diberikan per oral
Penatalaksanaan secara keperawatan
1) Monitoring ketat TTV klien ketika penyakitnya telah terdiagnosa. Check nadi, paling
tidak setiap 4 jam. Laporkan penurunan tekanan darah dan perubahan ortostatik.
2) Ketika terjadi rehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit terdeteksi, kaji manifestasi dari
meningkatnya vitalitas fisik dan emosionalnya. Kaji pada lokasi di mana terdapat penekanan pada
tulang, pada klien yang imobilisasi, untuk mencegah dekubitus. Dengan berbagai macam terapi,
maka kelesuan dan kelemahan seharusnya berangsur-angsur berkurang dan akhirnya menghilang.
3) Monitoring untuk pajanan suhu dingin dan infeksi. Segera laporkan pada dokter jika
manifestasi dari infeksi berkembang, misalnya sakit tenggorokan atau rasa terbakar saat berkemih.
16. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Addison Syndrome
Pengkajian
Identitas
Penyakit Addison bisa terjadi pada laki – laki maupun perempuan yang mengalami
krisis adrenal
Keluhan Utama
Pada umumnya pasien mengalami dehidrasi, hipotensi, mengeluh kelemahan,
fatique, nausea dan muntah
Pemeriksaan Fisik
a) Sistem Pernapasan
I : Bentuk dada simetris, pergerakan dada cepat, adanya kontraksi otot bantu
pernapasan (dispneu), terdapat pergerakan cuping hidung
17. P : Terdapat pergesekan dada tinggi
P : Resonan
A : Terdapat suara ronkhi, krekels pada keadaan infeksi
b) Sistem Cardiovaskuler
Pemeriksaan paru
I : Bentuk dada simetris, pergerakan dada cepat, adanya kontraksi, otot bantu nafas (dipsneu),
terdapat pergerakan cuping hidung
P ; Terdapat pergesekan dada tinggi
P : Suara paru resonan
A :Terdapat suara ronchi, krekels pada keadaan infeksi
c) Pemeriksaan jantung
I : Ictus Cordis tidak tampak
P : Ictus cordis teraba pada ICS 5-6 mid clavikula line sinistra
P : Redup
A : Suara jantung melemah
18. d) Sistem Pencernaan
Mulut dan tenggorokan : nafsu makan menurun, bibir kering
Pemeriksaan Abdomen :
I : Bentuk simetris
A: Bising usus meningkat
P : Nyeri tekan karena ada kram abdomen
P : Timpani
e) Sistem Endokrin
Destruksi kortek adrenal dapat dilihat dari foto abdomen, Lab. Diagnostik ACTH meningkat
Integumen Turgor kulit jelek, membran mukosa kering, ekstremitas dingin, cyanosis, pucat, terjadi
hiperpigmentasi di bagian distal ekstremitas dan buku – buku pad ajari, siku dan mebran mukosa.
f) Sistem Eliminasi Urin dan Alvi
Diuresis yang diikuti oliguria, perubahan frekuensi dan krakteristik urin
Eliminasi Alvi : Diare sampai terjadi konstipasi, kram abdomen
g) Sistem Neurosensori
Pusing, sinkope, gemetar, kelemahan otot, kesemutan terjadi disorientasi waktu, tempat, ruang
(karena kadar natrium rendah), letargi, kelelahan mental, peka rangsangan, cemas, koma ( dalam
keadaan krisis)
h) Nyeri / kenyamanan
Nyeri otot, kaku perut, nyeri kepala, nyeri tulang belakang, abdomen, ekstremitas
19. i) Keamanan
Tidak toleran terhadap panas, cuaca udaha panas, penngkatan suhu, demam yang diikuti
hipotermi (keadaan krisis)
j) Aktivitas / Istirahat
Lelah, nyeri / kelemahan pada otot terjadi perburukan setiap hari, tidak mampu beraktivitas /
bekerja.Peningkatan denyut jantung / denyut nadi pada aktivitas yang minimal, penurunan
kekuatan dan rentang gerak sendi.
k) Seksualitas
Adanya riwayat menopouse dini, aminore, hilangnya tanda – tanda seks sekunder (berkurang
rambut – rambut pada tubuh terutama pada wanita) hilangnya libido.
l) Integritas Ego
Adanya riwayat – riwayat fasctros stress yang baru dialami, termasuk sakit fisik atau
pembedahan, ansietas, peka rangsang, depresi, emosi tidak stabil.
(Doenges, 2000; Internasional, Nanda. 2010;)
20. Analisa Data
Analisa data merupakan kemampuan kognitif dalam pengembangan daya
berfikir dalam penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan
pengetahuan, pengalaman, dan pengetahuan keperawatan. Dalam melakukan
analisa data, diperlukan kemampuan mengaitkan data dan menghubungkan data
tersebut dengan konsep, teori dan prisip yang relevan untuk membuat
kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan klien
(nurhasanah,2013)
Diagnosa keperawatan
Kekurangan volume cairan b.d ketidakseimbangan input dan output
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d defisiensi glukokortikoid.
Intoleransi aktifitas b.d Penurunan produksi energi metabolisme, perubahan
kimia tubuh, ketidakseimbangan cairan elektrolit dan kelemahan otot
Gangguan citra tubuh b.d hiperpigmentasi
21. Intervensi Keperawatan
NO Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1 Setelah di lakukan tindakan
keperawatan selama 1x24 jam di
harapkan kebutuhan cairan
terpenuhi dengan
Kriteria hasil :
1) Pasien ammpu menjelaskan
kembali tentang pentingnya cairan
bagi tubuh
2) Pasien mau minum air putih yang
banyak
3) Urine normal
4) Turgor kulit normal
5) Mukosa bibir lembab
6) TTV normal
7) Observasi intake output cairan
1) Jelaskan kepada pasien
pentingnya cairan bagi tubuh
2) Anjurkan pasien minum air
putih yang banyak
3) Observasi urine
4) Observasi turgor kulit
5)Observasi mukosa bibir
6) Observasi tanda-tanda vital
7) Observasi input output cairan
1) Untuk menambah
pengetahuan pasien
tentang pentingnya
cairan bagi tubuh
2) Mencegah dehidrasi
3) Untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan
urine
4) Untuk mmengetahui
22. 2 Setelah di lakukan tindakan
keperawatan selama 1x24 jam di
harapkan kebutuhan nutrisi pasien
terpenuhi dengan
Kriteria hasil :
1) Pasien mampu menjelaskan
kembali tentang pentingnya nutrisi
bagi tubuh.
2) Pasien mau makan sedikit tapi
sering
3) pasien mau mmempertahankan
kebersihan mulut
4) TTV normal
5) Bising usus normal
6) Berat badan normal
1) Jelaskan kepada pasien
tentang pentingnya nutrisi
bagi tubuh
2) Anjurkan pasien untuk
makan sedikit tapi sering
3) Observasi tanda-tanda vital
4) Observasi bising usus
5) Observasi berat badan
6) Observasi intake output
makanan
1) Untuk menambah
pengetahuan pasien
tentang pentingnya
nutrisi bagi tubuh
2) Meningkatkan nafsu
makan
3) Mengetahui tanda-
tanda vital pasien
4) Untuk mengetahui
bising usus pasien
5) Untuk mengetahui ada
tidaknya penurunan berat
badan
23. 3 Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3x24 jam
diharapkan aktivitas klien
kembali normal dengan
Kriteria Hasil :
1)Pasien dan keluarga pasien
mampu menjelaskan kembali
tentang pentingnya aktivitas
2)Pasien mau melaporkan
mulai kuat menggerakan tubuh
3)Pasien mau
mendemonstrasikan
melakukan aktivitas yang
ringan
4)-kekuatan otot
5.5.5.5
-Pengerakan/pergerakan bebas
-TTV batas normal
1) Jelaskan pada pasien dan
keluarga pasien tentang
pentingnya aktivitas bagi pasien
2) Ajarkan pasien untuk
menggerakan tubuh secara
perlahan
3) Anjurkan pasien untuk
melakukan aktivitas yang
ringan
4) Observasi TTV
5) Kolaborasi dengan tim medis
1) Untuk menambah
pengetahuan pasien
2) Untuk mengetahui
perkembangan pasien
3) Untuk mempercepat
penyembuhan pasien
4) Untuk mengetahui
perubahan TTV
24. 4 Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x24 jam
diharapkan pasien mampu
mengungkapkan penerimaan
terhadap keadaan diri sendiri.
Dengan Kriteria Hasil :
1)Pasien mampu menjelaskan
keadaannya
2)Pasien mau melaporkan
kemampuan adaptasi terhadap
perubahan yang ditandai pasien
berpartisipasi aktif dalam
berhubungan dengan orang lain
3)Pasien mau
mendemonstrasikan cara
menggunakan ketrampilan
management stres, misal teknik
relaksasi,visualisasi dan
bimbangan imajinasi
4)-Percaya diri pasien kembali
tumbuh
-Mampu menerima terhadap
keadaan diri sendiri
-TTV normal
1) Jelaskan kepada pasien dan beri
kesempatan pasien untuk
mengungkapkan perasaan tentang
keadaanya, tunjukkan perhatian,
bersikap tidak menghakimi
2) Dorong pasien untuk membuat
pilihan dan berpartisipasi dalam
perawatan diri
3) Sarankan pasien untuk
menggunakan ketrampilan
management stres,misal : teknik
relaksasi dan bimbingan imajinasi
4)Kaji motiviasi pasien untuk
sembuh
1) Membina hubungan dan
peningkatan keterbukaan
dengan pasien, membentuk
dalam mengevaluasi berapa
banyak yang dapat diubah oleh
pasien
2) Pasien tidak merasa sendirian
dan merasa berguna dalam
berhubungan dengan orang lain
3) Data membantu meningkatan
tingkat kepercayaan diri,
memperbaiki harga diri
25. Implementasi Keperawatan
Menurut Setiadi 2012, dalam buku konsep dan penulisan asuhan keperawatan,
implementasi keperawatan adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah di susun pada tahap perencanaan.
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan ketidakseimbangan input dan
output
Menjelaskan kepada pasien pentingnya cairan bagi tubuh
Menganjurkan pasien banyak minum air putih
Observasi urine
Observasi turgor kulit
Observasi mukosa bibir
Observasi TTV
Observasi intake output cairan
26. 2 . Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan defisiensi glukokortikoid.
Menjelaskan kepada pasien pentingnya nutrisi bagi tubuh
Menganjurkan pasien makan sedikit tapi sering
Menganjurkan pasien untuk mempertahankan kenersihan mulut
Mengobservasi TTV
Mengobservasi bising usus
Mengobservasi berat badan
Mengobservasi intake output makanan
27. 3. Intoleransi aktifitas b.d Penurunan produksi energi metabolisme,
perubahan kimia tubuh, ketidakseimbangan cairan elektrolit dan
kelemahan otot
Menjelaskan pada pasien dan keluarga pasien tentang pentingnya
aktivitas bagi pasien
Mengajarkan pasien untuk menggerakan tubuh secara perlahan
Menganjurkan pasien untuk melakukan aktivitas yang ringan
Mengobservasi TTV
Mengkolaborasi dengan tim medis
28. 4. Gangguan citra tubuh b.d hiperpigmentasi
Menjelaskan kepada pasien dan beri kesempatan pasien untuk
mengungkapkan perasaan tentang keadaanya, tunjukkan perhatian,
bersikap tidak menghakimi
Mendorong pasien untuk membuat pilihan dan berpartisipasi dalam
perawatan diri
Menyarankan pasien untuk menggunakan ketrampilan management
stres,misal : teknik relaksasi dan bimbingan imajinasi
Mengkaji motiviasi pasien untuk sembuh
29. Evaluasi Keperawatan
Menurut setiadi 2012 dalam buku konsep dan penulisan asuahan keperawatan tahap
penilaian ataau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terancang tentang
kesehatan klien dengan tujuan yang telah di tetapkan, di lakukan dengan cara
berkesinambungan dengan melibatkan klien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainya.
S (Subjektif):Hasil yang di peroleh dari keluhan klien kecuali pada pasien tidak
sadarkan diri
O (Objektif) : Data yang di peroleh dari hasil observasi perawatan, misalnya tanda-
tandaa akibat penyimpangan fungsi fisik, tindakan keperawatan atau pengaruh obat
A (Asessment) : Masalah dalam diagnosa keperawatan klien yang di analisis atau di kaji
dari data subjektif dan objektif
P (Plaining) : Perencanaan kembali tentang pengembangan tindakan keperawatan baik
yang sekarang maupun yang akan datang (hasil modifikasi rencana keperawatan)
dengan tujuan memperbaiki keadaan kesehatan klien