Dokumen tersebut membahas berbagai jenis konflik sosial dan bentuk-bentuk integrasi sosial. Ada konflik yang bersifat destruktif yang mengakibatkan kerugian, dan konflik konstruktif yang dapat menghasilkan kesepakatan. Bentuk integrasi sosial meliputi integrasi normatif berdasarkan nilai bersama, integrasi fungsional melalui pembagian peran, dan integrasi koersif yang didasarkan pada kekuasaan.
2. Destruktif (merusak)
Merupakan konflik yang muncul karena adanya
perasaan tidak senang, rasa benci dan dendam
dari seseorang ataupun kelompok terhadap pihak
lain. Pada konflik ini terjadi bentrokan-bentrokan
fisik yang mengakibatkan hilangnya nyawa dan
harta benda seperti konflik Poso, Ambon,
Kupang, dan lain sebagainya.
2
3. Konstruktif (membangun)
Merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik ini muncul
karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok-kelompok
dalam menghadapi suatu permasalahan. Konflik ini akan
menghasilkan suatu consensus (kesepakatan Bersama) dari
berbagai pendapat tersebut dan menghasilkan suatu perbaikan.
Misalnya perbedaan pendapat dalam sebuah organisasi.
2
3
4. Berdasarkan
Posisi Pelaku
yang Berkonflik
• Konflik vertikal merupakan konflik antar
komponen masyarakat di dalam satu struktur
yang memiliki hierarki
• Konflik horizontal adalah konflik yang terjadi
antara individu atau kelompok yang memiliki
kedudukan yang relatif sama
• Konflik diagonal adalah konflik yang terjadi
karena adanya ketidakadilan alokasi sumber
daya ke seluruh organisasi sehingga
menimbulkan pertentangan yang ekstrim.
Contohnya konflik yang terjadi di Aceh.
4
7. Berdasark
an Ciri
Pengelolaannya
• Konflik interindividu merupakan tipe yang paling
erat kaitannya dengan emosi individu hingga tingkat
keresahan yang paling tinggi.
• Konflik antarindividu merupakan konflik yang
terjadi antara seseorang dengan satu orang atau
lebih, sifatnya kadang-kadang substantif
menyangkut perbedaan gagasan, pendapat,
kepentingan, atau bersifat emosional, menyangkut
perbadaan selara, dan perasaan like/dislike.
• Konflik antarkelompok merupakan konflik yang
banyak dijumpai dalam kenyataan hidup manusia
sebagai makhluk sosial, karena mereka hidup
berkelompok-kelompok.
7
9. Integrasi Normatif
Integrasi normatif dapat diartikan sebagai sebuah bentuk
integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku
di masyarakat. Dalam hal ini, norma merupakan hal yang
mampu mempersatukan masyarakat. Misalnya, bangsa
Indonesia dipersatukan oleh prinsip BhinnekaTunggal Ika. Kata
BhinnekaTunggal Ika menjadi sebuah norma yang berfungsi
untuk mengintegrasikan perbedaan yang ada dalam
masyarakat
1
9
10. Integrasi Fungsional
Integrasi fungsional terbentuknya karena ada fungsi-fungsi tertentu dalam
masyarakat. Sebuah integrasi dapat terbentuk dengan mengedepankan
fungsi dari masing-masing pihak yang ada dalam sebuah masyarakat.
Misalnya, Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku
mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi dari masing-masing suku
yang ada, seperti suku Bugis yang suka melaut difungsikan sebagai penyedia
hasil-hasil laut, suku Minang yang pandai berdagang difungsikan sebagai
penjual dari hasil-hasil laut tersebut. Dengan demikian, akan tercipta sebuah
integrasi dalam masyarakat.
2
10
11. Integrasi Koersif
Integrasi terakhir ini terbentuk berdasarkan kekuasaan yang
dimiliki penguasa. Dalam hal ini penguasa menerapkan cara-
cara koersif (kekerasan a/ paksaan)
3
11