1. Sirosis hati adalah fibrosis hati permanen yang disebabkan oleh inflamasi dan kerusakan jangka panjang.
2. Gejala klinis disebabkan oleh kegagalan hati dan hipertensi portal.
3. Pengobatan sirosis hati meliputi pengobatan suportif, penyebab utama, dan komplikasinya.
2. Penyakit Hepatobilier
Hepatitis A
Hepatitis B
Hepatitis C
Abses hati
Perlemakan hati
Sirosis hepatis
Gagal hati
Neoplasma hepar
Kolessistitis
Kolelitiasis
Koledokolitiasis
Kolestasis
Hidrop kandung
empedu
Atresia biliaris
Ikterus neonatorum
Pangkreatitis
Karsinoma pangkreas
3. CIRRHOSIS
Definition :
1. Irreversible liver fibrosis due to chronic inflammation
and damage
2. End-stage chronic liver disease diagnosis
Ge PS and Bunyon B. Treatment of patients with Cirrhosis. N Engl J Med. 2016;375:767-77.
Tsochatzis EA, Bosch J, Burroughs AK. Liver Cirrhosis. Lancet. 2014
Garcia-Tsao G, Sanyal AJ, Grace N, et al. Prevention and management of gastroesophageal varices and variceal hemorrhage in cirrhosis. Hepatology. 2007;46(3):922-38.
4. Etiology
A. Developed countries
1. Hepatitis C
2. Alcohol abuse
3. Non-alcoholic liver disease
B. Underdeveloped countries
1. Hepatitis B
C. Prevalence is underreported due to early stages being asymptomatic
Dultz G, Piiper A, Zeuzem S, Kronenberger B, Waidmann O. Proton pump inhibitor treatment is associated with the severity of liver disease and increased mortality in patients with
cirrhosis.
• Metabolik ( hemokromatosis,
peny. Wilson, def. alfa 1
antitrypsin)
• Kolestasis kronik, sirosis
bilier sekunder
• Obstruksi aliran v. hepatica
• gangguan imunologis,
toksin, dan obat-obatan
• Malnutrisi
• Infeksi parasit
(schistosomiasis)
7. GEJALA KLINIS
FASE KOMPENSASI
Keluhan samar-samar:
Badan lemas, nafsu
makan menurun, BB
menurun, kembung,
mual, mencret,
kelemahan otot,
cepat capek, sering
terdeteksi pada saat
check up rutin
FASE DEKOMPENSASI
Dapat ditegakan
berdasarkan :
• Klinis
• Laboratorium
• Pemeriksaan
penunjang lainnya
18. SUPORTIF
• Istirahat yang cukup sampai terdapat perbaikan ikterus, asites dan
demam
• Pengaturan makanan yang cukup dan seimbang, diet rendah protein
(diet Hati III : protein 1 g/KgBB, 55 g protein, 2000 kalori)
• Bila ada asites diberikan diet rendah garam II (600-800 mg) atau III
(1.000-2.000 mg)
• Bila proses tidak aktif, diperlukan diet tinggi kalori (2.000 -3.000 kalori)
dan tinggi protein (80-125 g/hari)
• Jika ada tanda precoma/ koma hepatikum, jumlah protein dalam
makanan dihentikan ( diet hati I), untuk kemudian diberikan Kembali
sedikit demi sedikit sesuai toleransi dan kebutuhan tubuh.
• Pengobatan berdasarkan etiologic ( missal : hepatitis)
21. • Sirosis hepatis merupakan fibrosis hati irreversible
akibat inflamasi dan kerusakan kronik
• Gejala klinis diakibatkan oleh insufisiensi hati dan
hipertensi portal
• Pengobatan SH secara suportif, causative dan
komplikasi
Summary
