SlideShare a Scribd company logo
1 of 49
TINJAUAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PEDAGANG
MAKANAN JAJANAN DALAM PEMILIHAN BAHAN
MAKANAN DI SDN ABADIJAYA 06 KOTA DEPOK TAHUN
2018
KARYA TULIS ILMIAH
DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN
PENDIDIKAN DIPLOMA III (TIGA) JURUSAN KESEHATAN
LINGKUNGAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
Oleh :
Elly Kurnia
P17333117350
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2018
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim,
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
yang berjudul “Tinjauan Pengetahuan Dan Sikap Pedagang Makanan
Jajanan Dalam Pemilihan Bahan Makanan Di SD Abadijaya 06 Depok”
sebagai salah satu syarat menempuh ujian akhir program Diploma III (tiga)
Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan
Bandung.
Dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. H.R. Osman Syarief, MKM selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Bandung.
2. Bapak Teguh Budi P. SKM. M.Kes selaku Ketua Jurusan Kesehatan
Lingkungan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Bandung.
3. Bapak Dindin Wahyudin, S.Pd, M.Sc Selaku Ketua Program Studi Jurusan
Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan
Bandung.
ii
4. Bapak Teguh Budi P. SKM. M.Kes selaku pembimbing Karya Tulis
Ilmiah yang telah banyak mengarahkan, meluangkan waktu dan membantu
dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
5. Bapak Dr. Elanda Fikri, SKM. M.Kes selaku ketua sidang
6. Ibu Hj. Neneng Y.H, SH. M.Kes selaku penguji
7. Ibu dr. Hj. N. Lies Karmawati, M.Kes selaku Kepala Dinas Kesehatan
Kota Depok
8. Bapak dr. Trisna Setiawan, M.Kes selaku Kepala Puskesmas Abadijaya
Depok
9. Ibu Lilian Tambunan selaku Kepala Sekolah SDN Abadijaya 06 Depok
10. Keluarga tercinta yang selalu memberikan doa yang tidak pernah putus
serta dorongan baik moril maupun materil sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga amal baik dari semua yang telah membantu penulis akan mendapat
balasan pahala dari Allah SWT, aamiin. Akhir kata penulis panjatkan doa semoga
Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua aamiin.
Depok, Agustus 2018
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penelitian 4
1.3.1 Tujuan Umum 4
1.3.2 Tujuan Khusus 4
1.4 Ruang Lingkup Penelitian 4
1.5 Manfaat Penelitian 5
1.5.1 Manfaat Bagi Pedagang 5
1.5.2 Manfaat Bagi Masyarakat 5
1.5.3 Manfaat Bagi Peneliti 5
1.5.4 Manfaat Bagi Institusi 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1 Makanan 6
2.1.1 Pengertian Penyehatan Makanan 6
2.1.2 Persyaratan Makanan 7
2.1.3 Pengertian Makanan Jajanan 8
2.1.3.1 Jenis Makanan Jajanan 9
iv
2.2 Penyimpanan Bahan Makanan 10
2.3 Hygiene Sanitasi Makanan 11
2.4 Pengetahuan Tenaga Pengolah Makanan 12
2.4.1 Pengertian Pengetahuan 12
2.4.2 Pengertian Sikap 14
2.4.3 Pengertian Perilaku 16
BAB III METODE PENELITIAN 20
3.1 Desain Penelitian 20
3.1.1 Jenis Penelitian 20
3.1.2 Kerangka Teori 20
3.1.3 Alur Pikir 21
3.1.4 Definisi Operasional 21
3.2 Rancangan Sampel 22
3.2.1 Populasi dan Sampel 22
3.2.2 Besar Sampel 22
3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel 23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 24
4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian 24
4.1.1 Letak Geografis 25
4.1.2 Keadaan Geografis 25
4.2 Hasil penelitian 25
4.2.1 Analisi Univariat 26
v
4.2.1.1 Usia Pedagang Makanan Jajanan 26
4.2.1.2 Jenis Kelamin Pedagang Makanan Jajanan 26
4.2.1.3 Pendidikan Pedagang Makanan Jajanan 27
4.2.1.4 Pengetahuan Pedagang Makanan Jajanan 28
4.2.1.5 Sikap Pedagang Makanan Jajanan 30
4.3 Pembahasan 32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 36
5.1 Kesimpulan 36
5.2 Saran 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makanan jajanan sudah menjadi bagian yang penting dalam kehidupan
masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Makanan jajanan atau street
food adalah makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang
kaki lima atau street food vendors di pinggiran jalan, stasiun, terminal atau di
tempat-tempat umum lainnya (Depkes RI, 2003). Berbagai pola penyiapan
makanan jajanan yang dijual oleh pedagang antara lain: 65% tanpa pemrosesan,
97% pangan siap saji dan 82% pangan jajanan diproses di lokasi penjualan
(WHO,1996).1
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
942/Menkes/SK/VII/2003 makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang
diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai
makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga,
rumah makan atau restoran dan hotel.
Konsumsi makanan jajanan di masyarakat diperkirakan terus meningkat
mengingat semakin terbatasnya waktu anggota keluarga untuk mengolah makanan
sendiri. Meskipun demikian, jika tidak kelola dengan baik makanan jajanan
1
Depkes RI. 2006. Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman. Dirjen PP dan PL. Jakarta
2
memiliki resiko yang sangat tinggi terhadap masalah kesehatan masyarakat baik
jangka pendek atau jangka panjang yaitu adanya cemaran fisik,biologis dan kimia.
Menurut teori H. Bloom beberapa faktor determinan terjadinya kasus
keracunan makanan dipengaruhi faktor lingkungan yaitu kualitas bakteriologis,
kimia, dan fisik makanan, fasilitas kesehatan/Pelayanan Kesehatan yang
memenuhi syarat dalam pelayanan dan jumlahnya mencukupi, kurangnya
pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan/penyakit.2
Menurut Depkes RI terjadinya kontaminasi pada kualitas makanan dapat di
akibatkan karena aspek pengolah makanan yang dilihat dari segi perlatan, bahan
makanan, tempat pengolahan, dan faktor perilaku penjamah yang tidak sehat serta
tingkat pengetahuan dan sikap penjamah makanan yang masih rendah terhadap
personal hygiene.
Mengingat pentingnya makanan dalam proses perkembangan manusia
khususnya perkembangan anak anak sekolah dalam melakukan pemilihan
makanan yang dijual di sekitar lingkungan sekolah maka setiap pedagang perlu
memperhatikan kebersihan, kesehatan juga pemilihan bahan bahan makanan yang
aman untuk diolah kemudian di konsumsi anak anak sekolah.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan telah terjadi kasus KLB (Kejadian Luar
Biasa) keracunan makanan jajanan sate usus ayam dan cilok pada tahun dan cilok
2
Amaliyah, Nurul. 2017. Minuman – A . Yogyakarta : Deepublish.
3
pada tahun 2016 di wilayah Kec. Sawangan Depok yang menyebabkan 27 anak
dirawat dan 1 anak meninggal dunia.3
Di kelurahan Abadijaya memiliki 27 Sekolah Dasar terdiri dari 24 SD Negeri
2 Madrasah Ibtidaiyah dan 1 SD Swasta. Pada saat survey awal yang memiliki
kantin sekolah adalah 10 Sekolah dan sisanya yaitu 17 Sekolah tidak memiliki
kantin sendiri,diketahui banyak penjual makanan jajanan diluar pagar sekolah
dengan berbagai aneka macam jajanan yang dijajakan dan banyak siswa yang
membeli makanan jajanan setiap harinya. diantaranya adalah SDN Abadijaya 06
yang paling banyak penjual makanan jajanannya.Selain itu ada 3 Sekolah lain
yang siswa siswanya jajan makanan di depan lokasi SDN Abadijaya 06 yaitu SDN
Mekarjaya 14, SDN Mekarjaya 27 dan SDN Abadijaya 02.Dilihat dari aspek
lokasi sekolah tersebut tidak memiliki kantin sendiri,sehingga dengan banyaknya
penjual makanan jajanan diluar bangunan SD akan mempengaruhi kualitas
makanan jajanan, karena lingkungan tercemar kendaraan bermotor atau aktifitas
kerja dan kurang mendapat pengawasan dari pihak Sekolah
Berdasarkan hal tersebut di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Tinjauan Pengetahuan Dan Sikap Pedagang Makanan Jajanan
Dalam Pemilihan Bahan Makanan Di SDN Abadijaya 6 Kelurahan Abadijaya
Kota Depok Tahun 2018”
3
Virdhani, Marieska Harya. 2014. Keracunan 'Usus Maut', Dinkes Depok Tetapkan Status
KLB. Diakses 17 Agustus 2018 pukul 08.45 WIB
4
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalahnya yaitu “
Bagaimana Pengetahuan Dan Sikap Pedagang Makanan Jajanan Dalam Pemilihan
Bahan Makanan Di SDN Abadijaya 06 Tahun 2018? “
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap pedagang makanan
jajanan dalam pemilihan bahan makanan di SDN Abadijaya 06 Tahun 2018.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran mak anan jajanan yang dijual di SDN
Abadijaya 06 Depok Tahun 2018.
2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pedagang makanan jajanan dalam
pemilihan bahan makanan di SDN Abadijaya 06
3. Untuk mengetahui aspek sikap pedagang makanan jajanan tentang
pemilihan bahan makanan.
1.4 Ruang Lingkup Peneliti
Ruang lingkup materi pada penelitian ini yaitu dengan melakukan wawancara
kepada pedagang makanan jajanan guna mendapatkan gambaran pengetahuan dan
sikap pedagang makanan jajanan dalam pemilihan bahan makanan yang dijual di
SDN Abadijaya 06.
5
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi Pedagang
Mendapat informasi dan himbauan kepada pedagang makanan jajanan
terhadap pemilihan bahan makanan yang baik pada makanan jajanan yang
dijual di SDN Abadijaya 06 agar lebih memperhatikan hal-hal yang
berhubungan dengan keamanan makanan yang dijual.
2. Bagi Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat mengenai pemilihan
bahan makanan yang baik untuk dikosumsi.
3. Bagi Peneliti
Peneliti mendapat pemahaman dan pengalaman lebih dalam memilih bahan
makanan yang baik.
4. Bagi Institusi
Dapat menambah kepustakaan mengenai pengetahuan dan sikap pedagang
jajanan makanan dalam pemilihan bahan makanan Di SDN Abadijaya 06.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Makanan
Definisi makanan menurut WHO “Semua subtanti yang diperlukan oleh
tubuh, kecuali air, obat-obatan dan subtanti-subtanti yang dipergunakan untuk
pengobatan” dalam arti luas makanan adalah kebutuhan pokok yang diperlukan
setiap saat dan harus di tangani dan dikelola dengan baik dan benar agar
bermanfaat bagi tubuh.
Pada umumnya bahan makanan mengandung beberapa unsur atau senyawa
seperti air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, enzim, pigmen dan lain lain.
Makanan diperlukan untuk kehidupan karena makanan merupakan salah satu
kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Makanan berfungsi untuk memelihara
proses tubuh dalam pertumbuhan atau perkembangan serta mengganti jaringan
tubuh yang rusak, memperoleh energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari,
mengatur metabolism dan berbagai kesemimbangan air, mineral, dan cairan tubuh
yang lain, juga berperan di dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai
penyakit (Notoatmodjo, 2003).
2.1.1 Pengertian Penyehatan Makanan
Penyehatan makanan merupakan suatu upaya untuk mengendalikan faktor
makanan, orang, tempat, dan perlengkapan yang dapat atau mungkin dapat
7
menimbulkan penyakit atau ganguan kesehatan lainnya. Penyehatan makanan ini
bertujuan menjaga agar makanan aman untuk dikonsumsi manusia (Fina,2007).4
a.Orang = Penjamah makanan
b.Tempat = Tempat pengolahan makanan
c. Perlengkapan =Peralatan yang digunakan dalam mengelola makanan.
2.1.2 Persyaratan Makanan
Menurut Depkes RI, 2004 makanan yang dikonsumsi umumnya memiliki
kriteria bahwa makanan tersebut layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan
penyakit, diantaranya:
a. Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki.
b. Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan
selanjutnya.
c. Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki sebagai akibat
dari pengaruh enzim, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit
dan kerusakan-kerusakan karena tekanan, pemasakan, pengeringan.
d. Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang
dihantarkan oleh makanan.
Syarat makanan yang akan dimakan harus mengandung salah satu semua
kriteria sebagai berikut; mempunyai nilai gizi, mudah dicerna, dan diserap oleh
tubuh, memiliki rasa enak, aman secara fisik, tidak memiliki kerusakan, bebas
4 Liwijaya, Kathleen H. dan Kuntaraf, Jonathan. 1991. Makanan Sehat. Bandung : Indonesia
Publishing House.
8
dari mikroorganisma serta bahan kimia atau pencemar lainnya yang merugikan
dan mempunyai tingkat kematangan.
2.1.3 Pengertian Makanan Jajanan
Makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang banyak ditemukan
dipinggir jalan yang dijajakan dalam berbagai bentuk, warna, rasa, serta ukuran
sehingga menarik minat dan perhatian orang untuk membelinya. (Irianto,2009)
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 942/Menkes /SK/VII/2003
makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah oleh pengrajin
makanan di tempat penjualan dan atau disajikan jasa boga, rumah
makanan/restoran dan hotel.5
Menurut Widikarya Nasional Pangan dan Gizi(2004) jenis makann jajanan
dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu makanan yang terbentuk panganan
seperti kue-kue kecil, gorengan dan sebagainya, selain itu menurut Widiakarya
Nasional Pangan dan Gizi dalam Mariana (2006) penjual dan penjaja makanan
dapat digolongkan menjadi tiga golongan antara lain penjaja diam yaitu makanan
yang dijual sepanjang hari pada warung warung dengan lokasi tetap di satu tempat
pada waktu waktu tertentu, dan penjaja keliling yaitu pedagang yang berjualan
keliling dan tidak mempunyai tempat mangkal tertentu.
5
Depkes RI. 2006. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003.
Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
9
2.1.3.1 Jenis Makanan Jajanan
Jajanan menurut Nuraida et al (2009) yang dikutip oleh Nasution A (2009) dapat
dikelompokan sebagai makanan sepinggan merupakan kelompok makanan
sepinggan, makanan cemilan, minuman dan buah.6
1. Makanan sepinggan merupakan kelompok makanan utama yang dapat
disiapkan dirumah terlebih dahulu atau disiapkan dikantin. Contoh makanan
sepinggan seperti gado gado, nasi uduk, siomay, bakso, mie ayam, lontong
sayur dan lain-lain.
2. Makanan cemilan terdiri dari:
a) Makanan cemialan basah seperti pisang goreng,lemper,lumpia, risoles
dan lain-lain. Makana cemilan dalam kemasan seperti teh, minuman
sari buah, minuman berkaborasi dan lain-lain serta minuman yang
disiapkan di rumah terlebih dahulu.
b) Makanan cemilan kering seperti produk ekstruktur (berondong),
keripik, biskuit, dan lain-lain.
3. Kelompok minuman yang biasa dijual di kantin sekolah meliputi
a. Air putih, baik dalam kemasan atau disiapkan sendiri.
b. Minuman ringan meliputi minuman dalam kemasan seperti teh,
minuman sari buah dan lain-lain.
c. Campur seperti es buah, es campur, es cendol, dan lain-lain.
6 Karnadi, Anisa dan Rohima, Briliana Nur. 2014. Memilih Bahan Makanan dan Jajanan. Diakses
30 Januari 2018 Pukul 20.00 WIB.
10
4. Buah merupakan salah satu jenis makanan sumber vitamin dan mineral yang
pentinguntuk anak sekolah. Buah-buahan sebaiknya dikonsumsi setiap hari
dalam bentuk;
a. Utuh, misalnya pisang, jambu, jeruk, dan lain lain.
b. Kupas atau potong misalnya papaya, nanas, manga, dan lain-lain.
Pangan jajanan yang paling banyak dijual di lingkungan sekolah adalah
sekelompok makanan ringan ( 54,1 p), disbanding dua kelompok minuman (26,0
p), dan makanan utama (2,0 p). Dari keseluruhan kelompok pangan jajanan dijual,
lebih dari separuh(55,8 p) Pangan Jajanan Anak Sekolah dalam bentuk pangan
siap saji, selanjutnya 36,0p. (Andarwulan et al dalam Nasution,2009).
2.2 Penyimpanan Bahan Makanan
Makanan pada dasarnya adalah komposisi sekumpulan sel senyawa
organik yang memerlukan udara untuk proses pernafasan yang disebut oksidasi.
Oksidasi pada jenis makanan yang segar lebih jelas terlihat karena sel selnya
masih aktif seperti pada daging sayuran atau buah-buahan yang masih baru.
Makanan yang baik adalah makanan yang bergizi yang dibutuhkan oleh
setiap makhluk hidup terutama manusia. Zat gizi selain diperlukan oleh manusia
juga dibutuhkan oleh bakteri. Oleh karena itu makanan yang tercemar oleh bakteri
mudah menjadi rusak.
Kerusakan bahan makanan dapat terjadi karena:
1. Tercemar bakteri karena alam atau perlakuan manusia
2. Adanya enzim dalam makanan yang diperlukan untuk proses pematangan
seperti pada buah-buahan
11
3. Kerusakan mekanis, seperti gesekan, tekanan, benturan dan lain-lain
2.3 Hygiene Sanitasi Makanan
Hygiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi
kebersihan subjeknya seperti mencuci tangan dengan air bersih dan sabun untuk
melindungi kebersihan tangan, mencuci piring untuk melindungi kebersihan
piring, membuang bagian makan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan
secara keseluruhan dan sebagainya (Depkes RI,2004).7
Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi
kebersihan lingkungan dan subjeknya, misalnya penyediaan air yang bersih untuk
keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah untuk mewadahi sampah
agar tidak dibuang sembarangan (Depkes RI,2004)
Aspek pokok dari hygiene sanitasi makanan dan minuman yang
mempengaruhi terhadap keamanan makanan [Depkes RI,2004 ] yaitu ;
a. Kontaminasi atau pencemaran adalah masuknya zat asing ke dalam makanan
yang tidak dikehendaki atau diinginkan, kontaminasi dikelompokan ke dalam
empat macam yaitu : pencemaran mikriba,pencemaran fisik, pencemaran kimia
dan pencemaran radioaktif.
b. Keracunan makanan adalah timbulnya gejala klinis suatu penyakit atau
gangguan kesehatan lainnya akibat mengkonsumsi makanan yang tidak hygienes.
Kearacunan dapat terjadi karena : bahan makanan alami, infeksi mikroba, racun
toksin mikroba,zat kimia,allergi.
7
Depkes RI. 2006. Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman. Dirjen PP dan PL. Jakarta
12
c. Pembusukan adalah proses perubahan komposisi (dekomposisi) makanan baik
sebagian atau seluruhnya pada makanan dari keadaan normal menjadi keadaan
tidak normal yang tidak dikehendaki sebagai akibat pematangan alam atau
maturasi, pencemaran atau kontaminasi, sengaja di pelihara atau permentation
atau sebab lain.Pembusukan dapat terjadi karena ; proses fisika, pembusukan
karena aktifitas enzim dan pembusukan yang diakibatkan oleh mikroba.
d. Pemalsuan adalah upaya perubahan tampilan makanan dengan cara menambah,
atau mengganti bahan makanan yang disengaja dengan tujuan meningkatkan
tampilan makanan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya yang
akibatnya akan berdampak buruk pada konsumen.
2.4 Pengetahuan Tenaga Pengolah Makanan
2.4.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan mengenai makanan jajanan adalah kepandaian memilih
makanan yang merupakan sumber zat zat gizi dan kepandaian dalam memilih
makanan jajanan yang sehat. Pengetahuan atau Knowledge adalah hasil
pengetahuan dari diri manusia yang sekedar menjawab pertanyaan "what"
misalnya apa Kayak apa manusia apa alam dan sebagainya. Pengetahuan secara
perorangan maupun bersama ternyata langsung dalam dua bentuk dasar yang sulit
ditentukan mana Kiranya yang paling "asli" atau mana yang paling berharga dan
13
yang paling manusiawi. Bentuk satu adalah mengetahui saja dan untuk menikmati
pengetahuan Itu demi memuaskan hati manusia ( Notoatmodjo, 2007)8
Pengetahuan gizi anak sangat berpengaruh terhadap pemilihan Makanan
jajanan. Pengetahuan anak dapat diperoleh baik secara internal maupun eksternal.
Pengetahuan secara internal yaitu pengetahuan yang berasal dari dirinya
sendiri berdasarkan pengalaman hidup. Pengetahuan secara eksternal yaitu
pengetahuan yang berasal dari orang lain sehingga pengetahuan anak tentang gizi
bertambah (Solihin, 2005)
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan:
A. Tingkat pendidikan
Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi
perubahan perilaku positif yang meningkat
B. Informasi
Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan
mempunyai pengetahuan yang lebih luas
8
Febriyanto, Mukhammad Aminudin Bagus. 2016. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap
dengan Perilaku Konsumsi Jajanan Sehat di MI Sulaimaniyah Mojoagung Jombang. Program
Sarjana Universitas Airlangga.
14
C. Budaya
Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan yang
meliputi sikap dan kepercayaan
2.4.2 Pengertian Sikap
Sikap menurut (Notoatmodjo, 2003) adalah merupakan reaksi atau respon
seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap menurut
(Sunaryo, 2004) adalah kecenderungan bertindak dari individu berupa respon
tertutup pada stimulus ataupun objek tertentu. Jadi sikap merupakan reaksi atau
Respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.
Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi
merupakan predisposisi tidak akan suatu perilaku. Sikap merupakan kesiapan
untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan
terhadap objek. Dalam hal sikap dapat dibagi dalam berbagai tingkatan antara
lain:
1. Menerima (Receiving) diartikan bahwa orang (subjek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek)
2. Merespon (Responding) Yaitu dapat berupa memberikan jawaban apabila
ditanya mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan
3. Menghargai (Valuating) Yaitu dapat berupa mengajak orang lain untuk
mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.
4. Bertanggung jawab (Responsible) atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
(Notoatmodjo, 2007)
15
Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
Menurut Sunaryo (2004) ada dua faktor yang mempengaruhi pembentukan
dan pengubahan sikap adalah faktor internal dan eksternal.
A. Faktor internal
Berasal dari dalam individu itu sendiri. Dalam hal ini individu menerima
mengolah dan memilih segala sesuatu yang datang dari luar, serta menentukan
mana yang akan diterima atau tidak diterima. Sehingga individu merupakan
penentu pembentukan sikap. Faktor internal terdiri dari faktor motif faktor
psikologis dan faktor fisiologis.
B. Faktor eksternal
Faktor yang berasal dari luar, individu berupa stimulus untuk mengubah
dan membentuk sikap. Simulasi tersebut dapat bersifat langsung dan tidak
langsung. Faktor eksternal terdiri dari faktor pengalaman, situasi, norma,
hambatan, dan pendorong.
Menurut Azwar (2004) faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap yaitu:
a) Pengalaman pribadi
Jika berbagai pangan yang berbeda tersedia dalam jumlah yang cukup
biasanya orang memiliki pangan yang telah dikenal dan yang disukai. Hal tersebut
disebabkan oleh: 1) banyaknya informasi seseorang tentang kebutuhan tubuh akan
gizi selama beberapa masa dalam perjalanan hidupnya 2) kemampuan seseorang
untuk menerapkan pengetahuan gizi ke dalam memilih makanan jajanan dan
pengembangan cara pemanfaatan tangan yang sesuai. Pengalaman pribadi adalah
16
apa yang telah ada yang sedang kita alami dan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan anak dalam memilih makanan jajanan
b) Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Diantara orang yang biasanya dianggap penting oleh individu adalah orang tua
orang yang status sosialnya lebih tinggi ,teman sebaya, teman dekat, guru. Pada
umumnya anak cenderung untuk memiliki sikap searah dengan sikap orang yang
dianggap penting.
c) Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan masyarakat mempunyai kekuatan yang berpengaruh dalam memilih
makanan jajanan yang akan dikonsumsi. Aspek sosial budaya tangan adalah
fungsi bank dalam masyarakat yang berkembang sesuai dengan keadaan
lingkungan, agama, adat, kebiasaan, dan pendidikan masyarakat tersebut (Baliwati
2004).
2.4.3 Pengertian Perilaku
Menurut notoatmodjo 2003 perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas
manusia baik dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak
luar. Menurut Robert kwick (1983) perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu
Organisme yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari. Menurut ensiklopedia
Amerika perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan aksi organisme terhadap
lingkungannya. Skiner (1983) seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku
merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari
luar.
17
Namun dalam memberikan respon sangat bergantung pada karakteristik
atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Faktor-faktor yang
membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku.
Determinan perilaku dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Determinan atau faktor internal yakni karakteristik orang yang bersangkutan
yang bersifat given atau bawaan misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosiona,
jenis kelamin, dan sebagainya
2. Determinan atau faktor eksternal yakni lingkungan baik lingkungan fisik,
sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini
merupakan faktor dominan yang mewarnai perilaku seseorang.
Faktor terjadinya perilaku
(Notoatmodjo 2005) menganalisis bahwa kesehatan itu dipengaruhi oleh dua
faktor pokok yaitu faktor perilaku dan faktor non perilaku. Sedangkan perilaku itu
sendiri khususnya perilaku kesehatan dipengaruhi atau ditentukan oleh 3 faktor
yaitu:
A. Faktor predisposisi (predisposing factor)
Yaitu faktor-faktor yang mempermudah atau predisposisi terjadinya
perilaku seseorang antara lain: pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-
nilai, tradisi, dsb.
18
B. Faktor pemungkin (Enabling factor)
Yaitu faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau
tindakan. Yang dimaksud faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau
fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan yaitu misalnya: Puskesmas,
Posyandu, Rumah Sakit, tempat pembuangan air, tempat pembuangan sampah,
tempat olahraga, makanan bergizi, uang, dsb.9
C. Faktor penguat (Reinforcing factor)
Yaitu faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku.
kadang-kadang meskipun seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat
tetapi tidak melakukannya. Misalnya ada anjuran dari orang lain, guru, toga, toma,
sahabat dll.
Menurut Sunaryo (2004) dalam berperilaku seseorang dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain:
a. Faktor genetik atau endogen merupakan konsepsi dasar atau moder untuk
kelanjutan perkembangan perilaku. Faktor genetik berasal dari dalam diri individu
antara lain:
1) jenis ras, setiap ras mempunyai pengaruh terhadap perilaku yang spesifik,
saling berbeda satu sama yang lainnya
2) jenis kelamin, perilaku pria atas dasar pertimbangan rasional atau akal
sedangkan pada wanita atas dasar emosional
9 Nisa, Siti Haerun. 2014. Tinjauan Pengetahuan Dan Sikap Pedagang Makanan Jajanan Tentang
Pengolahan Makanan Di SDN Desa Cikelat Sukabumi Tahun 2014. Program Diploma Politeknik
Kesehatan Kemenkes Bandung
19
3) sifat fisik, perilaku individu akan berbeda-beda sesuai dengan sifat fisiknya
4) sifat kepribadian, merupakan manifestasi dari kepribadian yang dimiliki
sebagai perpaduan dari faktor genetik dengan lingkungan.
5) bakat pembawaan, merupakan interaksi antara faktor genetik dengan
lingkungan serta tergantung adanya kesempatan untuk pengembangan.
6) intelegensi, merupakan kemampuan berpikir dalam mempengaruhi perilaku.
b. Faktor dari luar individu atau faktor eksogen faktor ini juga berpengaruh dalam
terbentuknya perilaku individu antara lain:
1) faktor lingkungan merupakan lahan untuk perkembangan perilaku.
2) pendidikan, proses dan kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan perilaku
individu maupun kelompok.
3) agama merupakan keyakinan hidup yang masuk ke dalam kontruksi
kepribadian seseorang yang berpengaruh dalam perilaku individu.
4) sosial ekonomi, salah satu yang berpengaruh terhadap perilaku adalah
lingkungan sosial ekonomi yang merupakan sarana untuk terpenuhinya fasilitas.
5) kebudayaan, hasil dari kebudayaan yaitu kesenian, adat istiadat atau peradaban
manusia mempunyai peranan pada terbentuknya perilaku.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yaitu menggambarkan pengetahuan
dan sikap pedagang makanan dalam pemilihan bahan makanan di SDN Abadijaya
06 tahun 2018
3.1.2 Kerangka Teori
Kerangka teori dari penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut :
Food Security
Ketahanan Pangan
1. Ketersediaan makanan
2. Akses makanan
3. Stabilitas makanan
4. pemanfaatan
makanan
Pengetahuan
Sikap
Perilaku
Kualitas makanan Jajanan
Kualitas
Fisik
Kualitas
kimia
Kualitas
Bakteriologi
21
3.1.3 Alur Pikir
Alur pikir merupakan penyederhanaan variabel-variabel yang ada pada
kerangka teori yaitu terdiri dari variabel-variabel yang akan diamati dalam
penelitian ini yaitu dapat dilihat pada bagan berikut:
3.1.4 Definisi Operasional
Tujuan dibuatnya definisi operasional ini adalah untuk menghindari salah
pengertian mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian maka penulis
memberikan besaran-besaran sebagai berikut:
Pengetahuan
pedagang
dalam
pemilihan
bahan
makanan
jajanan.Sikap
pedagang
dalam
pemilihan
bahan
makanan
jajanan.
Kualitas fisik
makanan
22
Definisi Operasional
No. Variabel Definisi
Operasional
Cara Ukur Alat Ukur Skala Hasil Ukur
1. Pengetahuan
Pedagang
Hasil tahu dan
ini terjadi
setelah orang
melakukan
pengindraan
terhadap suatu
objek.
Pengetahuan
penjamah
tentang
pemilihan
bahan
makanan
jajanan di SDN
abadijaya 6
Depok.
Wawancara lembar
kuesioner
Ordinal Sangat
baik (76-
100%)
Baik (51-
75%)
Tidak Baik
(26-50%)
Sangat
TidakBaik
(>25%)
2. Sikap
Pedagang
Reaksi atau
respon
seseorang yang
masih tertutup
terhadap
stimulus atau
objek.
Spemilihan
bahan
makanan
jajanan di SDN
abadijaya 6
Depok.
Wawancara Lembar
Kuesioner
Ordinal Sangat
tidak
setuju (1)
Tidak
setuju (2)
Setuju (3)
Sangat
setuju (4)
3.2 Rancangan Sampel
3.2.1 Populasi dan Sampel
Populasi menurut Soekijo Notoatmojo (2010) adalah keseluruhan objek
yang akan di teliti dan dijadikan sumber dari data yang akan diteliti. Sedangkan
sampel adalah sebagian dari populasi.
23
a. Populasi
Populasi manusia dalam penelitian ini adalah pedagang makanan jajanan yang
setiap hari berjualan di SDN Abadijaya 06 Depok dengan jumlah 12 orang
b. Sampel
Sampel manusia dalam penelitian ini adalah pedagang makanan jajanan yang
mengolah bahan makanannya di tempat berjualan di SDN Abadijaya 06 Depok
dengan jumlah 12 orang
c. Besar Sampel
Sampel manusia yaitu responden yang berperan sebagai pedagang makanan
jajanan yang diambil sebanyak 12 responden.
3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel
Dilakukan teknik pengambilan dengan cara purposive sampling bahwa
sampel diambil sesuai kehendak peneliti dengan kriteria inklusi karena kriteria
yang digunakan untuk menjamin bahwa subjek yang akan dijadikan sampel
memenuhi kriteria teoritis dari sebuah penelitian.10 Adapun pedagang yang
menjadi sampel yaitu pedagang makanan jajanan yang mengolah bahan
makanannya ditempat berjualan di sekitar SDN Abadijaya 06 Depok seperti
pedagang batagor, crepes, minuman yang dicampur dengan gulali, ayam goreng,
papeda,makaroni berbumbu, bakso ayam, martabak,lumpia, sosis bakar,roti bakar.
10 Sastrawan. 2015. Meninjau Kriteria Inklusi Dan Eksklusi Dalam Pengambilan Sampel Untuk
Penelitian. Diakses 18 Agustus 2018 pukul 22.02 WIB.
24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian
Sekolah merupakan tempat terjadinya proses pendidikan. Sekolah juga
merupakan tempat untuk melengkapi dan menyempurnakan proses pendidikan
yang pertama dan utama selain yang terjadi di dalam lingkungan keluarga.
Dengan pendidikan terjadilah pembinaan dan peningkatan kualitas sumber daya
manusia. Seperti halnya di Kelurahan Abadijaya yang memiliki 27 Sekolah Dasar
terdiri dari 24 SDN, 2 MI dan 1 SD Swasta.
Pada saat survey awal yang memiliki kantin sekolah adalah 10 Sekolah
dan sisanya yaitu 17 Sekolah tidak memiliki kantin sendiri,diketahui banyak
penjual makanan jajanan diluar pagar sekolah dengan berbagai aneka macam
jajanan yang dijajakan dan banyak siswa yang membeli makanan jajanan setiap
harinya. Diantaranya adalah SDN Abadijaya 06 yang paling banyak penjual
makanan jajanannya.Selain itu ada 3 Sekolah lain yang siswa siswanya jajan
makanan di depan lokasi SDN Abadijaya 06 yaitu SDN Mekarjaya 14, SDN
Mekarjaya 27 dan SDN Abadijaya 02.
Kegiatan belajar mengajar di SDN Abadaijaya 6 Depok dilakukan hari
Senin sampai dengan hari Sabtu dalam seminggu, yang dimulai pada pukul 07.30
WIB hingga 13.00 WIB kecuali pada hari Jumat kegiatan kelas berakhir pada
25
pukul 11.30 WIB. Waktu istirahat selama 30 menit dimulai dari pukul 09.30-
10.00 WIB dan pada hari Jumat dimulai dari pukul 09.00-09.30 WIB.
4.1.1 Letak Geografis
Kelurahan Abadijaya salah satu kelurahan yang berada di wilayah
Kecamatan Sukmajaya yang memiliki luas wilayah 251 Ha, dengan batas-batas
sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kelurahan Baktijaya
Sebelah Timur : Kelurahan Cisalak
Sebelah Selatan : Kelurahan Sukamaju
Sebelah Barat : Kelurahan Mekarjaya
4.1.2 Keadaan Geografis
Kelurahan Abadijaya memliki penduduk berjumlah 100.398 Jiwa yang
terdiri dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 20.079 Kepala kelarga, 29 RW
dan 193 RT.
4.2 Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari-Maret 2018 di lingkungan SDN
Abadiaya 6 Depok dengan jumlah pedagang 12. Hasil penelitian ini disajikan
dalam bentuk Analisis Univariat yaitu melihat gambaran distribusi frekuensi dari
masing-masing variable. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil sebagai berikut:
26
4.2.1 Analisis Univariat
4.2.1.1 Usia Pedagang Makanan Jajanan
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Pedagang Makanan Jajanan Berdasarkan Usia Di SDN
Abadijaya 6 Depok Tahun 2018
Usia Jumlah Persentase
15-29 Tahun 2 16,7%
30-44 Tahun 4 33,3%
45-59 Tahun 6 50%
 60 Tahun
0 -
Total 12 100%
Berdasarkan tabel 4.1. Usia pedagang makanan jajanan tentang
pengetahuan dan sikap pedagang makanan di SDN Abadijaya 06 Depok Tahun
2018 sebagian besar pedagang makanan jajanan berusia 45-59 tahun (50%).
4.2.2.2 Jenis Kelamin Pedagang Makanan Jajanan
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Pedagang Makanan Jajanan Berdasarkan Jenis
Kelamin Di SDN 06 Abadijaya Depok Tahun 2018
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Perempuan 2 16,7%
Laki-laki 10 83,3%
27
Total 12 100%
Berdasarkan tabel 4.2. Jenis Kelamin pedagang makanan jajanan tentang
pengetahuan dan sikap pedagang makanan di SDN Abadijaya 06 Depok Tahun
2018 sebagian besar pedagang makanan jajanan berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 10 orang (83,3%) dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 2
orang (16,7%).
4.2.1.3 Pendidikan Pedagang Makanan Jajanan
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Pedagang Makanan Jajanan Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Di SDN 06 Abadijaya Depok Tahun 2018
Pendidikan Jumlah Persentase
SD 7 58,4%
SMP 4 33,3%
SMA/SMK 1 8,3%
Total 12 100%
Berdasarkan tabel 4.3. Tingkat Pendidikan pedagang makanan jajanan
tentang pengetahuan dan sikap pedagang makanan di SDN Abadijaya 06 Depok
Tahun 2018 sebagian besar pedagang makanan jajanan berpendidikan SD
sebanyak 7 orang (58,4%), SMP sebanyak 4 orang (33,3%), dan 1 orang
berpendidikan SMK (8,3%).
28
4.2.2.4 Pengetahuan Pedagang Makanan Jajanan
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Pedagang Makanan Jajanan Berdasarkan Pengetahuan
Dalam Pemilihan Bahan Makanan Di SDN 06 Abadijaya Depok
No Pernyataan N Ni % Ket
1 Tentang makanan jajanan 10 12 83,3 B
2 Tentang bahan makanan 5 12 41,7 TB
3 Bahan makanan tambahan 6 12 50 TB
4 Tujuan penggunaan bahan tambahan pangan 11 12 91,7 B
5 Ciri-ciri makanan yang mengandung formalin 7 12 58,3 TB
6 Ciri-ciri makanan yang mengandung
boraks/pijer
7 12 58,3 TB
7 Ciri-ciri makanan yang mengandung pewarna
tekstil
8 12 66,7 TB
8 Bahan makanan olahan pabrik 9 12 75 TB
9 Ciri-ciri bahan makanan yang baik untuk telur 8 12 66,7 TB
10 Ciri-ciri bahan makanan yang baik untuk
sayuran dan buah-buahan
8 12 66,7 TB
11 Ciri-ciri bahan makanan yang baik untuk jenis
tepung
8 12 66,7 TB
12 bahaya kontaminasi pada tepung atau bumbu
kering
5 12 41,7 TB
13 sumber bahan makanan yang baik 10 12 83,3 B
N 102
Ni 156
% 65,4%
29
Ket TB
Berdasarkan tabel 4.5. tingkat pengatahuan pedagang makanan jajanan
tentang pemilihan bahan makanan di SDN Abadijaya 06 Depok Tahun 2018
secara keseluruhan termasuk kategori tidak baik (65,4%), dari 13 item pertanyaan
sebanyak 2 item pertanyaan tingkat pengetahuannya rendah dikategorikan tidak
baik (41,7%) yaitu tentang bahan makanan dan bahaya kontaminasi pada tepung
dan bumbu kering sedangkan tingkat pengetahuan tertinggi yang dikategorikan
baik (91,7%) yaitu pengetahuan tentang tujuan penggunaan bahan tambahan
pangan.
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Pedagang Makanan Jajanan Berdasarkan Nilai
Dan Kategori Pengetahuan Tentang Pemilihan Bahan Makanan Di SDN 06
Abadijaya Depok Tahun 2018
Pengetahuan Jumlah Persentase
Tidak Baik 7 58,3%
Baik 5 41,7%
Total 12 100%
Berdasarkan tabel 4.6. pengetahuan pedagang makanan jajanan tentang
pengetahuan Pemilihan Bahan Makanan di SDN Abadijaya 06 Depok Tahun
2018 dari 12 pedagang yang diwawacara sebanyak 7 orang (58,3%) tingkat
pengetahuannya dikategorikan tidak baik dan sebanyak 5 orang (41,7%) tingkat
pengetahuannya baik tentang pemilihan bahan makanan.
30
4.1.2.5 Sikap Pedagang Makanan Jajanan
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Pedagang Makanan Jajanan Berdasarkan Sikap
Tentang Pemilihan Bahan Makanan Di SDN 06 Abadijaya Depok
No Pernyataan N Ni % Ket.
1 Saat meletakkan bahan makanan yang dibeli pastikan untuk
memisahkankantung bawaan sayur buah dengan daging-dagingan
atau makanan laut.
36 48 75 TS
2 Saya selalu mencuci tangan sesudah memilih bahan makanan
mentah.
37 48 77,1 TS
3 Langkah awal memilih bahan makanan yang aman bisa dengan
menggunakan ketajaman Indra dengan dilihat dicium aromanya,
dipegang, dan dirasakan.
39 48 81,3 S
4 Untuk memilih bahan makanan atau minuman berkemasan
perhatikan tanggal kadaluarsanya, tanggal pembuatannya, izin
Depkes atau Dinkes, selain itu pastikan kemasan tidak rusak
37 48 77,1 TS
5 Tidak menggunakanminyak goreng daur ulang atau minyak yang
telah digunakan lebih dari 2 kali proses penggorengan.
36 48 75 TS
6 Tidak menggunakan kertas koran sebagai alas makanan siap saji 38 48 79,2 S
7 Tidak memilih bahan makanan (bakso tahu mie kuning) yang
dicurigai mengandung formalin atau borax.
35 48 72,9 TS
8 Tidak memilih saus cabe atau saus tomat yang dicurigai
mengandung pewarna tekstil yang warnanya mencolok dan
membekas di tangan.
44 48 91,7 S
9 Memilih telur yangbaik adalah kulit tampakbersih dari kotoran dan
tidak retak
37 48 77,1 TS
10 Memilih tepungdan bumbukeringyangkeadaannya kering, tidak
lembab, tidak mengandungkutuatauserangga, dan bebas pewarna
tambahan.
44 48 91,7 S
N 383
Ni 480
% 79,8%
31
Ket S
Berdasarkan tabel 4.7. aspek sikap pedagang makanan jajanan tentang
pemilihan bahan makanan di SDN Abadijaya 06 Depok Tahun 2018 secara
keseluruhan termasuk kategori setuju (79,8%), dari 10 item pertanyaan sebanyak
1 item pertanyaan tingkat pengetahuannya rendah dikategorikan tidak setuju
(72,9%), yaitu tidak memilih bahan makanan (bakso tahu mie kuning) yang
dicurigai mengandung formalin atau borax.sedangkan tingkat pengetahuan
tertinggi dikategorikan setuju (91,7%) yaitu tidak memilih saus cabe atau saus
tomat yang dicurigai mengandung pewarna tekstil yang warnanya mencolok dan
membekas di tangan
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Pedagang Makanan Jajanan Berdasarkan Nilai
Dan Kategori Aspek Tentang Bahan Makanan Di SDN 06 Abadijaya Depok
Tahun 2018
Sikap Jumlah Persentase
Tidak setuju (tidak mendukung) 5 41,7%
Setuju (mendukung) 7 58,3%
Total 12 100%
Berdasarkan tabel 4.8. sikap pedagang makanan jajanan tentang pemilihan
bahan makanan di SDN Abadijaya 06 Depok Tahun 2018 sebanyak 7 orang
(58,3%) pedagang makanan jajanan menyatakan setuju atau mendukung terhadap
proses pemilihan bahan makanan jajanan yang baik dan sebanyak 5 orang (41,7%)
32
pedagang makanan jajanan tidak setuju atau tidak mendukung pada tahap proses
pemilihan bahan makanan jajanan yang baik.
4.3 Pembahasan
Usia mendapat perhatian karena karena akan mempengaruhi kondisi
mental, fisik, mental,kemauan kerja, dan tanggung jawab seseorang. Untuk
melakukan kegiatan pekerja berusia muda akan lebih disiplin sedangkan pada
umur dewasa lanjut akan mengalami kebebasan dalam kehidupan bersosialisasi,
pada usia lanjut akan berkurang terhadap kehidupan bersama ( Irwanto,2002:32)
Perbedaan perilaku laki laki dan perempuan dapat dilihat dalam
melakukan hal kebersihan perempuan lebih cenderung ke arah lebih bersih
daripada laki laki.Karena laki laki berperilaku dan melakukan sesuatu atas dasar
pertimbangan rasional dan akal sedangkan perempuan atas dasar pertimbangan
emosional dan perasaan ( Notoatmojo, 2003 )
Pengetahuan pedagang makanan jajanan dilihat dari tiap item pertanyaan
adalah sebagai berikut:
a) Pengetahuan responden tentang bahan makanan dikategorikan tidak baik
dengan presentase 41,7%
b) Pengetahuan responden tentang bahan makanan tambahan dikategorikan
tidak baik dengan presentase 50%
c) Pengetahuan responden tentang ciri-ciri makanan yang mengandung
formalin dikategorikan tidak baik dengan presentase 58,3%
d) Pengetahuan responden tentang ciri-ciri makanan yang mengandung
boraks/pijer dikategorikan tidak baik dengan presentase 58,3%
33
e) Pengetahuan responden tentang bahaya kontaminasi pada tepung atau
bumbu kering dikategorikan tidak baik dengan presentase 41,7%
f) Pengetahuan responden ciri ciri makanan yang mengandung yang
mengandung pewarna tekstil dikategorikan tidak baik dengan presentase
66,7%
g) Pengetahuan responden tentang bahan olahan pabrik dikategorikan tidak
baik dengan presentase 75 %
h) Pengetahuan responden ciri ciri bahan makanan yang baik untuk telor
dikategorikan tidak baik dengan presentase 66,7%
i) Pengetahuan responden ciri ciri bahan makanan yang baik nutuk sayuran
dan buah buahan dikategorikan tidak baik dengan presentase 66,7%
j) Pengetahuan responden ciri ciri bahan makanan yang baik nutuk jenis
tepung dikategorikan tidak baik dengan presentase 66,7%
Berdasarkan hasil wawancara tingkat pengetahuan pada table 4.5 Dapat
diketahui bahwa dari 13 item pertanyaan mengenai pengetahuan tentang
pemilihan bahan makanan jajanan diantaranya ada 10 item pertanyaan masuk
dalam kategori tidak baik, diantaranya dikarenakan masih rendahnya tingkat
pendidikan responden sehingga masih banyak yang belum mengerti tentang
pemilihan bahan makanan yang baik dan tidak baik dapat menimbulkan gangguan
pada tubuh kita.
Hal ini dikaitkan dengan data umum sebagian besar tingkat pendidikannya
lulusan SD, sehingga informasi dan pengetahuan yang mereka dapatkan masih
kurang. Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2007) pendidikan merupakan faktor
yang mempengaruhi pengetahuan seseorang karena pendidikan adalah suatu usaha
34
untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah
dan berlangsung seumur hidup, semakin tinggi pendidikan seseorang semakin
mudah seseorang menerima informasi dengan pendidikan tinggi maka seseorang
akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun media
massa.
Sikap pedagang makanan jajanan dilihat dari tiap item pernyataan, adalah
sebagai berikut:
a) Sikap responden tentang saat meletakkan bahan makanan yang dibeli
pastikan untuk memisahkan kantung bawaan sayur buah dengan daging-
dagingan atau makanan laut, dikategorikan tidak setuju dengan presentase
75%
b) Sikap responden tentang memilih bahan makanan atau minuman
berkemasan perhatikan tanggal kadaluarsanya, tanggal pembuatannya, izin
Depkes atau Dinkes, selain itu pastikan kemasan tidak rusak,
dikategorikan tidak setuju dengan presentase 77,1%
c) Sikap responden tentang tidak menggunakan minyak goreng daur ulang
atau minyak yang telah digunakan lebih dari 2 kali proses penggorengan,
dikategorikan tidak setuju dengan presentase 75%
d) Sikap responden tentang tidak memilih bahan makanan (bakso tahu mie
kuning) yang dicurigai mengandung formalin atau borax, dikategorikan
tidak setuju dengan presentase 72,9%
e) Memilih telur yang baik adalah kulit tampak bersih dari kotoran dan tidak
retak dikategorikan tidak setuju dengan presentase 77,1%
35
f) Sikap responden tentang selalu mencuci tangan sesudah memilih bahan
makanan dikategorikan tidak setuju dengan presentase 77,1%
Berdasarkan hasil wawancara aspek sikap pada table 4.7 dapat diketahui
bahwa dari 10 item pernyataan mengenai pemilihan bahan makanan jajanan,
diantaranya adalah 6 pernyataan mendapat respon tidak setuju. Hal ini
dipengaruhi oleh pendidikan responden yang sebagian besar tingkat
pendidikannya lulusan SD, pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan
diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka objek juga mengandung
dua aspek yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap objek
tertentu, semakin banyak objek-objek positif dari objek yang diketahui akan
menumbuhkan sikap semakin positif terhadap objek tersebut. (Soekidjo
Notoatmodjo, 2007)
36
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengetahuan dan
sikap pedagang makanan jajanan di SDN Abadijaya 06 Depok, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Gambaran makanan jajanan yang dijual di SDN Abadijaya 06 Depok adalah
hampir semuanya makanan siap saji dengan jenis makanan yang bervariasi antara
pedagang satu dengan yang lainnya. Dari 12 makanan jajanan yang dijual oleh
pedagang 10 jenis adalah makanan siap saji dan 2 jenis minuman siap saji yaitu
batagor, papeda, sosis bakar,roti bakar, crepes, bakso ayam, ayam goreng,
makaroni berbumbu, martabak, lumpia, minuman campur es dan minuman
campur gulali
2. Tingkat pengetahuan pedagang makanan jajanan tentang pemilihan bahan
makanan secara keseluruhan termasuk kategori tidak baik (65,4%)
3. Aspek sikap pedagang makanan jajanan tentang pemilihan bahan makanan
secara keseluruhan termasuk kategori setuju (79,8%)
37
5.2 Saran
1. Bagi puskesmas
Perlu mengadakan penyuluhan kepada pedagang makanan jajanan tetang
pemilihan bahan makanan yang baik yaitu tentang bahaya kontaminasi pada
tepung dan bumbu kering dan ciri ciri bahan makanan yang mengandung formalin
dan mengandung borak.
2. Bagi Pihak Sekolah
Perlu melakukan pengawasan kepada pedagang makanan disekitar sekolah dan
menyiapkan kantin sekolah yang dapat menyediakan makanan yang aman.
3. Bagi pedagang makanan jajanan
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pemilihan bahan makanan
dengan mengikuti atau mengikuti penyuluhan atau mencari informasi tentang
makanan yang memenuhi syarat dari buku/media lain.
DAFTAR PUSTAKA
Amaliyah, Nurul. 2017. Minuman – A . Yogyakarta : Deepublish.
Depkes RI. 2006. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
942/Menkes/SK/VII/2003. Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi
Makanan Jajanan. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Depkes RI. 2006. Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman. Dirjen PP dan
PL. Jakarta
Dinas Kesehatan Kota Depok. 2017. Seminar Hasil Pengambilan dan
Pengujian Sampel Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) tahun 2017.
Depok. Diakses 28 Januari 2018.
Febriyanto, Mukhammad Aminudin Bagus. 2016. Hubungan Antara
Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Konsumsi Jajanan Sehat di MI
Sulaimaniyah Mojoagung Jombang. Program Sarjana Universitas
Airlangga.
Karnadi, Anisa dan Rohima, Briliana Nur. 2014. Memilih Bahan Makanandan
Jajanan. Diakses 30 Januari 2018 Pukul 20.00 WIB.
Kountur, Ronny. 2007. Metode Penelitian Untuk Penyusunan Skripsi dan Tesis.
Jakarta : PPM.
Liwijaya, Kathleen H. dan Kuntaraf, Jonathan. 1991. Makanan Sehat.
Bandung : Indonesia Publishing House.
Nisa, Siti Haerun. 2014. Tinjauan Pengetahuan Dan Sikap Pedagang
Makanan Jajanan Tentang Pengolahan Makanan Di SDN Desa Cikelat
Sukabumi Tahun 2014. Program Diploma Politeknik Kesehatan
Kemenkes Bandung
Sastrawan. 2015. Meninjau Kriteria Inklusi Dan Eksklusi Dalam Pengambilan
Sampel Untuk Penelitian. Diakses 18 Agustus 2018 pukul 22.02 WIB.
Virdhani, Marieska Harya. 2014. Keracunan 'Usus Maut', Dinkes Depok
Tetapkan Status KLB. Diakses 17 Agustus 2018 pukul 08.45 WIB.
Lampiran 1 (Lembar 1)
REKAPITULASI HASIL WAWANCARA TINGKAT PENGETAHUAN PEDADANG MAKANAN JAJANAN
DALAM PEMILIHAN BAHAN MAKANAN DI SDN ABADIJAYA 06 DEPOK TAHUN 2018
Responden
Item Pertanyaan
N Ni % KET
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 12 13 92,3 B
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 13 100 B
3 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10 13 76,9 B
4 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 4 13 30,7 TB
5 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 5 13 38,4 TB
6 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3 13 23,7 TB
7 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 9 13 69,2 TB
8 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 13 15,3 TB
9 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 11 13 84,6 B
10 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 8 13 61,5 TB
11 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 13 92,7 B
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 13 100 B
N 10 5 6 11 7 7 8 9 8 8 8 5 10
Ni 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
% 83,3 41,7 50 91,7 58,3 58,3 66,7 75 66,7 66,7 66,7 41,7 83,3
KET B TB TB B TB TB TB TB TB TB TB TB B
Lampiran 1 (Lembar 2)
Lampiran 2 (Lembar 1)
( Pedagang Crepes)
( Pedagang Minuman)
Lampiran 2 (Lembar 2)
( Pedagang Bakekok ayam goreng)
(Pedagang Papeda)

More Related Content

Similar to Pengetahuan dan sikap pedagang jajanan SD Abadijaya

TKPI_Mahmud dkk_2017_TKPI_Kemenkes RI.pdf
TKPI_Mahmud dkk_2017_TKPI_Kemenkes RI.pdfTKPI_Mahmud dkk_2017_TKPI_Kemenkes RI.pdf
TKPI_Mahmud dkk_2017_TKPI_Kemenkes RI.pdfhasna37
 
komp Pangan Indonesia.pdf
komp Pangan Indonesia.pdfkomp Pangan Indonesia.pdf
komp Pangan Indonesia.pdfThifalHazimah
 
Keracunan Makanan - Komunikasi Kesihatan
Keracunan Makanan - Komunikasi KesihatanKeracunan Makanan - Komunikasi Kesihatan
Keracunan Makanan - Komunikasi KesihatanYonizam Syahrul
 
Makalah zat kimia berbahaya pada makanan
Makalah zat kimia berbahaya pada makananMakalah zat kimia berbahaya pada makanan
Makalah zat kimia berbahaya pada makananLinda Rosita
 
manfaat ilmu kimia dalam kehidupan sehari hari
manfaat ilmu kimia dalam kehidupan sehari harimanfaat ilmu kimia dalam kehidupan sehari hari
manfaat ilmu kimia dalam kehidupan sehari haripara pencari TUHAN
 
Modul-Kantin-Sehat-Sekolah.pdf
Modul-Kantin-Sehat-Sekolah.pdfModul-Kantin-Sehat-Sekolah.pdf
Modul-Kantin-Sehat-Sekolah.pdfRahmatNofiardi1
 
Modul Kantin Sehat Sekolah.pdf
Modul Kantin Sehat Sekolah.pdfModul Kantin Sehat Sekolah.pdf
Modul Kantin Sehat Sekolah.pdfAldaKumpul02
 
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PENGEMBANGAN PRODUK
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PENGEMBANGAN PRODUKRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PENGEMBANGAN PRODUK
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PENGEMBANGAN PRODUKMelianaNursihhah1
 
STRATEGI DAN PROGRAM KEAMANAN PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH
STRATEGI DAN PROGRAM  KEAMANAN PANGAN  JAJANAN ANAK SEKOLAHSTRATEGI DAN PROGRAM  KEAMANAN PANGAN  JAJANAN ANAK SEKOLAH
STRATEGI DAN PROGRAM KEAMANAN PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAHHeru Fernandez
 
SOSIALISASI Rumah Makan dan Jasa Boga.pdf
SOSIALISASI Rumah Makan dan Jasa Boga.pdfSOSIALISASI Rumah Makan dan Jasa Boga.pdf
SOSIALISASI Rumah Makan dan Jasa Boga.pdfHanifYogatama1
 
Bahan Pertemuan Sosialisasi Stratifikasi UKS M 4 Desember 2020.pptx
Bahan Pertemuan Sosialisasi Stratifikasi UKS M 4 Desember 2020.pptxBahan Pertemuan Sosialisasi Stratifikasi UKS M 4 Desember 2020.pptx
Bahan Pertemuan Sosialisasi Stratifikasi UKS M 4 Desember 2020.pptxTeguhApridinata1
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
UKS STRATIFIKASI.ppt
UKS STRATIFIKASI.pptUKS STRATIFIKASI.ppt
UKS STRATIFIKASI.pptvarianadewi
 
penelitian ttg sanitasi lingkungan yang baik
penelitian ttg sanitasi lingkungan yang baikpenelitian ttg sanitasi lingkungan yang baik
penelitian ttg sanitasi lingkungan yang baikmelianti3
 

Similar to Pengetahuan dan sikap pedagang jajanan SD Abadijaya (20)

TKPI_Mahmud dkk_2017_TKPI_Kemenkes RI.pdf
TKPI_Mahmud dkk_2017_TKPI_Kemenkes RI.pdfTKPI_Mahmud dkk_2017_TKPI_Kemenkes RI.pdf
TKPI_Mahmud dkk_2017_TKPI_Kemenkes RI.pdf
 
komp Pangan Indonesia.pdf
komp Pangan Indonesia.pdfkomp Pangan Indonesia.pdf
komp Pangan Indonesia.pdf
 
Keracunan Makanan - Komunikasi Kesihatan
Keracunan Makanan - Komunikasi KesihatanKeracunan Makanan - Komunikasi Kesihatan
Keracunan Makanan - Komunikasi Kesihatan
 
Makalah zat kimia berbahaya pada makanan
Makalah zat kimia berbahaya pada makananMakalah zat kimia berbahaya pada makanan
Makalah zat kimia berbahaya pada makanan
 
129 106-1-pb (1)
129 106-1-pb (1)129 106-1-pb (1)
129 106-1-pb (1)
 
manfaat ilmu kimia dalam kehidupan sehari hari
manfaat ilmu kimia dalam kehidupan sehari harimanfaat ilmu kimia dalam kehidupan sehari hari
manfaat ilmu kimia dalam kehidupan sehari hari
 
Modul-Kantin-Sehat-Sekolah.pdf
Modul-Kantin-Sehat-Sekolah.pdfModul-Kantin-Sehat-Sekolah.pdf
Modul-Kantin-Sehat-Sekolah.pdf
 
Modul Kantin Sehat Sekolah.pdf
Modul Kantin Sehat Sekolah.pdfModul Kantin Sehat Sekolah.pdf
Modul Kantin Sehat Sekolah.pdf
 
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PENGEMBANGAN PRODUK
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PENGEMBANGAN PRODUKRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PENGEMBANGAN PRODUK
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PENGEMBANGAN PRODUK
 
STRATEGI DAN PROGRAM KEAMANAN PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH
STRATEGI DAN PROGRAM  KEAMANAN PANGAN  JAJANAN ANAK SEKOLAHSTRATEGI DAN PROGRAM  KEAMANAN PANGAN  JAJANAN ANAK SEKOLAH
STRATEGI DAN PROGRAM KEAMANAN PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH
 
Rencana program UKS
Rencana program UKSRencana program UKS
Rencana program UKS
 
SOSIALISASI Rumah Makan dan Jasa Boga.pdf
SOSIALISASI Rumah Makan dan Jasa Boga.pdfSOSIALISASI Rumah Makan dan Jasa Boga.pdf
SOSIALISASI Rumah Makan dan Jasa Boga.pdf
 
Bahan Pertemuan Sosialisasi Stratifikasi UKS M 4 Desember 2020.pptx
Bahan Pertemuan Sosialisasi Stratifikasi UKS M 4 Desember 2020.pptxBahan Pertemuan Sosialisasi Stratifikasi UKS M 4 Desember 2020.pptx
Bahan Pertemuan Sosialisasi Stratifikasi UKS M 4 Desember 2020.pptx
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
UKS DAN PMR
UKS DAN PMRUKS DAN PMR
UKS DAN PMR
 
Laporan
LaporanLaporan
Laporan
 
Dokcil uks
Dokcil uksDokcil uks
Dokcil uks
 
PPT.PBL_SKO[1].pptx
PPT.PBL_SKO[1].pptxPPT.PBL_SKO[1].pptx
PPT.PBL_SKO[1].pptx
 
UKS STRATIFIKASI.ppt
UKS STRATIFIKASI.pptUKS STRATIFIKASI.ppt
UKS STRATIFIKASI.ppt
 
penelitian ttg sanitasi lingkungan yang baik
penelitian ttg sanitasi lingkungan yang baikpenelitian ttg sanitasi lingkungan yang baik
penelitian ttg sanitasi lingkungan yang baik
 

Recently uploaded

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 

Pengetahuan dan sikap pedagang jajanan SD Abadijaya

  • 1. TINJAUAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PEDAGANG MAKANAN JAJANAN DALAM PEMILIHAN BAHAN MAKANAN DI SDN ABADIJAYA 06 KOTA DEPOK TAHUN 2018 KARYA TULIS ILMIAH DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN DIPLOMA III (TIGA) JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG Oleh : Elly Kurnia P17333117350 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN 2018
  • 2. i KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim, Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tinjauan Pengetahuan Dan Sikap Pedagang Makanan Jajanan Dalam Pemilihan Bahan Makanan Di SD Abadijaya 06 Depok” sebagai salah satu syarat menempuh ujian akhir program Diploma III (tiga) Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Bandung. Dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Ir. H.R. Osman Syarief, MKM selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Bandung. 2. Bapak Teguh Budi P. SKM. M.Kes selaku Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Bandung. 3. Bapak Dindin Wahyudin, S.Pd, M.Sc Selaku Ketua Program Studi Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Bandung.
  • 3. ii 4. Bapak Teguh Budi P. SKM. M.Kes selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang telah banyak mengarahkan, meluangkan waktu dan membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. 5. Bapak Dr. Elanda Fikri, SKM. M.Kes selaku ketua sidang 6. Ibu Hj. Neneng Y.H, SH. M.Kes selaku penguji 7. Ibu dr. Hj. N. Lies Karmawati, M.Kes selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok 8. Bapak dr. Trisna Setiawan, M.Kes selaku Kepala Puskesmas Abadijaya Depok 9. Ibu Lilian Tambunan selaku Kepala Sekolah SDN Abadijaya 06 Depok 10. Keluarga tercinta yang selalu memberikan doa yang tidak pernah putus serta dorongan baik moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga amal baik dari semua yang telah membantu penulis akan mendapat balasan pahala dari Allah SWT, aamiin. Akhir kata penulis panjatkan doa semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua aamiin. Depok, Agustus 2018 Penulis
  • 4. iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI iii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 4 1.3 Tujuan Penelitian 4 1.3.1 Tujuan Umum 4 1.3.2 Tujuan Khusus 4 1.4 Ruang Lingkup Penelitian 4 1.5 Manfaat Penelitian 5 1.5.1 Manfaat Bagi Pedagang 5 1.5.2 Manfaat Bagi Masyarakat 5 1.5.3 Manfaat Bagi Peneliti 5 1.5.4 Manfaat Bagi Institusi 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 2.1 Makanan 6 2.1.1 Pengertian Penyehatan Makanan 6 2.1.2 Persyaratan Makanan 7 2.1.3 Pengertian Makanan Jajanan 8 2.1.3.1 Jenis Makanan Jajanan 9
  • 5. iv 2.2 Penyimpanan Bahan Makanan 10 2.3 Hygiene Sanitasi Makanan 11 2.4 Pengetahuan Tenaga Pengolah Makanan 12 2.4.1 Pengertian Pengetahuan 12 2.4.2 Pengertian Sikap 14 2.4.3 Pengertian Perilaku 16 BAB III METODE PENELITIAN 20 3.1 Desain Penelitian 20 3.1.1 Jenis Penelitian 20 3.1.2 Kerangka Teori 20 3.1.3 Alur Pikir 21 3.1.4 Definisi Operasional 21 3.2 Rancangan Sampel 22 3.2.1 Populasi dan Sampel 22 3.2.2 Besar Sampel 22 3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel 23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 24 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian 24 4.1.1 Letak Geografis 25 4.1.2 Keadaan Geografis 25 4.2 Hasil penelitian 25 4.2.1 Analisi Univariat 26
  • 6. v 4.2.1.1 Usia Pedagang Makanan Jajanan 26 4.2.1.2 Jenis Kelamin Pedagang Makanan Jajanan 26 4.2.1.3 Pendidikan Pedagang Makanan Jajanan 27 4.2.1.4 Pengetahuan Pedagang Makanan Jajanan 28 4.2.1.5 Sikap Pedagang Makanan Jajanan 30 4.3 Pembahasan 32 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 36 5.1 Kesimpulan 36 5.2 Saran 37 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
  • 7. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan jajanan sudah menjadi bagian yang penting dalam kehidupan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Makanan jajanan atau street food adalah makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima atau street food vendors di pinggiran jalan, stasiun, terminal atau di tempat-tempat umum lainnya (Depkes RI, 2003). Berbagai pola penyiapan makanan jajanan yang dijual oleh pedagang antara lain: 65% tanpa pemrosesan, 97% pangan siap saji dan 82% pangan jajanan diproses di lokasi penjualan (WHO,1996).1 Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003 makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan atau restoran dan hotel. Konsumsi makanan jajanan di masyarakat diperkirakan terus meningkat mengingat semakin terbatasnya waktu anggota keluarga untuk mengolah makanan sendiri. Meskipun demikian, jika tidak kelola dengan baik makanan jajanan 1 Depkes RI. 2006. Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman. Dirjen PP dan PL. Jakarta
  • 8. 2 memiliki resiko yang sangat tinggi terhadap masalah kesehatan masyarakat baik jangka pendek atau jangka panjang yaitu adanya cemaran fisik,biologis dan kimia. Menurut teori H. Bloom beberapa faktor determinan terjadinya kasus keracunan makanan dipengaruhi faktor lingkungan yaitu kualitas bakteriologis, kimia, dan fisik makanan, fasilitas kesehatan/Pelayanan Kesehatan yang memenuhi syarat dalam pelayanan dan jumlahnya mencukupi, kurangnya pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan/penyakit.2 Menurut Depkes RI terjadinya kontaminasi pada kualitas makanan dapat di akibatkan karena aspek pengolah makanan yang dilihat dari segi perlatan, bahan makanan, tempat pengolahan, dan faktor perilaku penjamah yang tidak sehat serta tingkat pengetahuan dan sikap penjamah makanan yang masih rendah terhadap personal hygiene. Mengingat pentingnya makanan dalam proses perkembangan manusia khususnya perkembangan anak anak sekolah dalam melakukan pemilihan makanan yang dijual di sekitar lingkungan sekolah maka setiap pedagang perlu memperhatikan kebersihan, kesehatan juga pemilihan bahan bahan makanan yang aman untuk diolah kemudian di konsumsi anak anak sekolah. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan telah terjadi kasus KLB (Kejadian Luar Biasa) keracunan makanan jajanan sate usus ayam dan cilok pada tahun dan cilok 2 Amaliyah, Nurul. 2017. Minuman – A . Yogyakarta : Deepublish.
  • 9. 3 pada tahun 2016 di wilayah Kec. Sawangan Depok yang menyebabkan 27 anak dirawat dan 1 anak meninggal dunia.3 Di kelurahan Abadijaya memiliki 27 Sekolah Dasar terdiri dari 24 SD Negeri 2 Madrasah Ibtidaiyah dan 1 SD Swasta. Pada saat survey awal yang memiliki kantin sekolah adalah 10 Sekolah dan sisanya yaitu 17 Sekolah tidak memiliki kantin sendiri,diketahui banyak penjual makanan jajanan diluar pagar sekolah dengan berbagai aneka macam jajanan yang dijajakan dan banyak siswa yang membeli makanan jajanan setiap harinya. diantaranya adalah SDN Abadijaya 06 yang paling banyak penjual makanan jajanannya.Selain itu ada 3 Sekolah lain yang siswa siswanya jajan makanan di depan lokasi SDN Abadijaya 06 yaitu SDN Mekarjaya 14, SDN Mekarjaya 27 dan SDN Abadijaya 02.Dilihat dari aspek lokasi sekolah tersebut tidak memiliki kantin sendiri,sehingga dengan banyaknya penjual makanan jajanan diluar bangunan SD akan mempengaruhi kualitas makanan jajanan, karena lingkungan tercemar kendaraan bermotor atau aktifitas kerja dan kurang mendapat pengawasan dari pihak Sekolah Berdasarkan hal tersebut di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tinjauan Pengetahuan Dan Sikap Pedagang Makanan Jajanan Dalam Pemilihan Bahan Makanan Di SDN Abadijaya 6 Kelurahan Abadijaya Kota Depok Tahun 2018” 3 Virdhani, Marieska Harya. 2014. Keracunan 'Usus Maut', Dinkes Depok Tetapkan Status KLB. Diakses 17 Agustus 2018 pukul 08.45 WIB
  • 10. 4 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalahnya yaitu “ Bagaimana Pengetahuan Dan Sikap Pedagang Makanan Jajanan Dalam Pemilihan Bahan Makanan Di SDN Abadijaya 06 Tahun 2018? “ 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap pedagang makanan jajanan dalam pemilihan bahan makanan di SDN Abadijaya 06 Tahun 2018. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui gambaran mak anan jajanan yang dijual di SDN Abadijaya 06 Depok Tahun 2018. 2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pedagang makanan jajanan dalam pemilihan bahan makanan di SDN Abadijaya 06 3. Untuk mengetahui aspek sikap pedagang makanan jajanan tentang pemilihan bahan makanan. 1.4 Ruang Lingkup Peneliti Ruang lingkup materi pada penelitian ini yaitu dengan melakukan wawancara kepada pedagang makanan jajanan guna mendapatkan gambaran pengetahuan dan sikap pedagang makanan jajanan dalam pemilihan bahan makanan yang dijual di SDN Abadijaya 06.
  • 11. 5 1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi Pedagang Mendapat informasi dan himbauan kepada pedagang makanan jajanan terhadap pemilihan bahan makanan yang baik pada makanan jajanan yang dijual di SDN Abadijaya 06 agar lebih memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan keamanan makanan yang dijual. 2. Bagi Masyarakat Meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat mengenai pemilihan bahan makanan yang baik untuk dikosumsi. 3. Bagi Peneliti Peneliti mendapat pemahaman dan pengalaman lebih dalam memilih bahan makanan yang baik. 4. Bagi Institusi Dapat menambah kepustakaan mengenai pengetahuan dan sikap pedagang jajanan makanan dalam pemilihan bahan makanan Di SDN Abadijaya 06.
  • 12. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Makanan Definisi makanan menurut WHO “Semua subtanti yang diperlukan oleh tubuh, kecuali air, obat-obatan dan subtanti-subtanti yang dipergunakan untuk pengobatan” dalam arti luas makanan adalah kebutuhan pokok yang diperlukan setiap saat dan harus di tangani dan dikelola dengan baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Pada umumnya bahan makanan mengandung beberapa unsur atau senyawa seperti air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, enzim, pigmen dan lain lain. Makanan diperlukan untuk kehidupan karena makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Makanan berfungsi untuk memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan atau perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak, memperoleh energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari, mengatur metabolism dan berbagai kesemimbangan air, mineral, dan cairan tubuh yang lain, juga berperan di dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit (Notoatmodjo, 2003). 2.1.1 Pengertian Penyehatan Makanan Penyehatan makanan merupakan suatu upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat, dan perlengkapan yang dapat atau mungkin dapat
  • 13. 7 menimbulkan penyakit atau ganguan kesehatan lainnya. Penyehatan makanan ini bertujuan menjaga agar makanan aman untuk dikonsumsi manusia (Fina,2007).4 a.Orang = Penjamah makanan b.Tempat = Tempat pengolahan makanan c. Perlengkapan =Peralatan yang digunakan dalam mengelola makanan. 2.1.2 Persyaratan Makanan Menurut Depkes RI, 2004 makanan yang dikonsumsi umumnya memiliki kriteria bahwa makanan tersebut layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, diantaranya: a. Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki. b. Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya. c. Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki sebagai akibat dari pengaruh enzim, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan karena tekanan, pemasakan, pengeringan. d. Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang dihantarkan oleh makanan. Syarat makanan yang akan dimakan harus mengandung salah satu semua kriteria sebagai berikut; mempunyai nilai gizi, mudah dicerna, dan diserap oleh tubuh, memiliki rasa enak, aman secara fisik, tidak memiliki kerusakan, bebas 4 Liwijaya, Kathleen H. dan Kuntaraf, Jonathan. 1991. Makanan Sehat. Bandung : Indonesia Publishing House.
  • 14. 8 dari mikroorganisma serta bahan kimia atau pencemar lainnya yang merugikan dan mempunyai tingkat kematangan. 2.1.3 Pengertian Makanan Jajanan Makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang banyak ditemukan dipinggir jalan yang dijajakan dalam berbagai bentuk, warna, rasa, serta ukuran sehingga menarik minat dan perhatian orang untuk membelinya. (Irianto,2009) Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 942/Menkes /SK/VII/2003 makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan jasa boga, rumah makanan/restoran dan hotel.5 Menurut Widikarya Nasional Pangan dan Gizi(2004) jenis makann jajanan dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu makanan yang terbentuk panganan seperti kue-kue kecil, gorengan dan sebagainya, selain itu menurut Widiakarya Nasional Pangan dan Gizi dalam Mariana (2006) penjual dan penjaja makanan dapat digolongkan menjadi tiga golongan antara lain penjaja diam yaitu makanan yang dijual sepanjang hari pada warung warung dengan lokasi tetap di satu tempat pada waktu waktu tertentu, dan penjaja keliling yaitu pedagang yang berjualan keliling dan tidak mempunyai tempat mangkal tertentu. 5 Depkes RI. 2006. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003. Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
  • 15. 9 2.1.3.1 Jenis Makanan Jajanan Jajanan menurut Nuraida et al (2009) yang dikutip oleh Nasution A (2009) dapat dikelompokan sebagai makanan sepinggan merupakan kelompok makanan sepinggan, makanan cemilan, minuman dan buah.6 1. Makanan sepinggan merupakan kelompok makanan utama yang dapat disiapkan dirumah terlebih dahulu atau disiapkan dikantin. Contoh makanan sepinggan seperti gado gado, nasi uduk, siomay, bakso, mie ayam, lontong sayur dan lain-lain. 2. Makanan cemilan terdiri dari: a) Makanan cemialan basah seperti pisang goreng,lemper,lumpia, risoles dan lain-lain. Makana cemilan dalam kemasan seperti teh, minuman sari buah, minuman berkaborasi dan lain-lain serta minuman yang disiapkan di rumah terlebih dahulu. b) Makanan cemilan kering seperti produk ekstruktur (berondong), keripik, biskuit, dan lain-lain. 3. Kelompok minuman yang biasa dijual di kantin sekolah meliputi a. Air putih, baik dalam kemasan atau disiapkan sendiri. b. Minuman ringan meliputi minuman dalam kemasan seperti teh, minuman sari buah dan lain-lain. c. Campur seperti es buah, es campur, es cendol, dan lain-lain. 6 Karnadi, Anisa dan Rohima, Briliana Nur. 2014. Memilih Bahan Makanan dan Jajanan. Diakses 30 Januari 2018 Pukul 20.00 WIB.
  • 16. 10 4. Buah merupakan salah satu jenis makanan sumber vitamin dan mineral yang pentinguntuk anak sekolah. Buah-buahan sebaiknya dikonsumsi setiap hari dalam bentuk; a. Utuh, misalnya pisang, jambu, jeruk, dan lain lain. b. Kupas atau potong misalnya papaya, nanas, manga, dan lain-lain. Pangan jajanan yang paling banyak dijual di lingkungan sekolah adalah sekelompok makanan ringan ( 54,1 p), disbanding dua kelompok minuman (26,0 p), dan makanan utama (2,0 p). Dari keseluruhan kelompok pangan jajanan dijual, lebih dari separuh(55,8 p) Pangan Jajanan Anak Sekolah dalam bentuk pangan siap saji, selanjutnya 36,0p. (Andarwulan et al dalam Nasution,2009). 2.2 Penyimpanan Bahan Makanan Makanan pada dasarnya adalah komposisi sekumpulan sel senyawa organik yang memerlukan udara untuk proses pernafasan yang disebut oksidasi. Oksidasi pada jenis makanan yang segar lebih jelas terlihat karena sel selnya masih aktif seperti pada daging sayuran atau buah-buahan yang masih baru. Makanan yang baik adalah makanan yang bergizi yang dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup terutama manusia. Zat gizi selain diperlukan oleh manusia juga dibutuhkan oleh bakteri. Oleh karena itu makanan yang tercemar oleh bakteri mudah menjadi rusak. Kerusakan bahan makanan dapat terjadi karena: 1. Tercemar bakteri karena alam atau perlakuan manusia 2. Adanya enzim dalam makanan yang diperlukan untuk proses pematangan seperti pada buah-buahan
  • 17. 11 3. Kerusakan mekanis, seperti gesekan, tekanan, benturan dan lain-lain 2.3 Hygiene Sanitasi Makanan Hygiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan subjeknya seperti mencuci tangan dengan air bersih dan sabun untuk melindungi kebersihan tangan, mencuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang bagian makan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan dan sebagainya (Depkes RI,2004).7 Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan dan subjeknya, misalnya penyediaan air yang bersih untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah untuk mewadahi sampah agar tidak dibuang sembarangan (Depkes RI,2004) Aspek pokok dari hygiene sanitasi makanan dan minuman yang mempengaruhi terhadap keamanan makanan [Depkes RI,2004 ] yaitu ; a. Kontaminasi atau pencemaran adalah masuknya zat asing ke dalam makanan yang tidak dikehendaki atau diinginkan, kontaminasi dikelompokan ke dalam empat macam yaitu : pencemaran mikriba,pencemaran fisik, pencemaran kimia dan pencemaran radioaktif. b. Keracunan makanan adalah timbulnya gejala klinis suatu penyakit atau gangguan kesehatan lainnya akibat mengkonsumsi makanan yang tidak hygienes. Kearacunan dapat terjadi karena : bahan makanan alami, infeksi mikroba, racun toksin mikroba,zat kimia,allergi. 7 Depkes RI. 2006. Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman. Dirjen PP dan PL. Jakarta
  • 18. 12 c. Pembusukan adalah proses perubahan komposisi (dekomposisi) makanan baik sebagian atau seluruhnya pada makanan dari keadaan normal menjadi keadaan tidak normal yang tidak dikehendaki sebagai akibat pematangan alam atau maturasi, pencemaran atau kontaminasi, sengaja di pelihara atau permentation atau sebab lain.Pembusukan dapat terjadi karena ; proses fisika, pembusukan karena aktifitas enzim dan pembusukan yang diakibatkan oleh mikroba. d. Pemalsuan adalah upaya perubahan tampilan makanan dengan cara menambah, atau mengganti bahan makanan yang disengaja dengan tujuan meningkatkan tampilan makanan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya yang akibatnya akan berdampak buruk pada konsumen. 2.4 Pengetahuan Tenaga Pengolah Makanan 2.4.1 Pengertian Pengetahuan Pengetahuan mengenai makanan jajanan adalah kepandaian memilih makanan yang merupakan sumber zat zat gizi dan kepandaian dalam memilih makanan jajanan yang sehat. Pengetahuan atau Knowledge adalah hasil pengetahuan dari diri manusia yang sekedar menjawab pertanyaan "what" misalnya apa Kayak apa manusia apa alam dan sebagainya. Pengetahuan secara perorangan maupun bersama ternyata langsung dalam dua bentuk dasar yang sulit ditentukan mana Kiranya yang paling "asli" atau mana yang paling berharga dan
  • 19. 13 yang paling manusiawi. Bentuk satu adalah mengetahui saja dan untuk menikmati pengetahuan Itu demi memuaskan hati manusia ( Notoatmodjo, 2007)8 Pengetahuan gizi anak sangat berpengaruh terhadap pemilihan Makanan jajanan. Pengetahuan anak dapat diperoleh baik secara internal maupun eksternal. Pengetahuan secara internal yaitu pengetahuan yang berasal dari dirinya sendiri berdasarkan pengalaman hidup. Pengetahuan secara eksternal yaitu pengetahuan yang berasal dari orang lain sehingga pengetahuan anak tentang gizi bertambah (Solihin, 2005) Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan: A. Tingkat pendidikan Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat B. Informasi Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas 8 Febriyanto, Mukhammad Aminudin Bagus. 2016. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Konsumsi Jajanan Sehat di MI Sulaimaniyah Mojoagung Jombang. Program Sarjana Universitas Airlangga.
  • 20. 14 C. Budaya Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan 2.4.2 Pengertian Sikap Sikap menurut (Notoatmodjo, 2003) adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap menurut (Sunaryo, 2004) adalah kecenderungan bertindak dari individu berupa respon tertutup pada stimulus ataupun objek tertentu. Jadi sikap merupakan reaksi atau Respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakan predisposisi tidak akan suatu perilaku. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Dalam hal sikap dapat dibagi dalam berbagai tingkatan antara lain: 1. Menerima (Receiving) diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek) 2. Merespon (Responding) Yaitu dapat berupa memberikan jawaban apabila ditanya mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan 3. Menghargai (Valuating) Yaitu dapat berupa mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. 4. Bertanggung jawab (Responsible) atas segala sesuatu yang telah dipilihnya (Notoatmodjo, 2007)
  • 21. 15 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap Menurut Sunaryo (2004) ada dua faktor yang mempengaruhi pembentukan dan pengubahan sikap adalah faktor internal dan eksternal. A. Faktor internal Berasal dari dalam individu itu sendiri. Dalam hal ini individu menerima mengolah dan memilih segala sesuatu yang datang dari luar, serta menentukan mana yang akan diterima atau tidak diterima. Sehingga individu merupakan penentu pembentukan sikap. Faktor internal terdiri dari faktor motif faktor psikologis dan faktor fisiologis. B. Faktor eksternal Faktor yang berasal dari luar, individu berupa stimulus untuk mengubah dan membentuk sikap. Simulasi tersebut dapat bersifat langsung dan tidak langsung. Faktor eksternal terdiri dari faktor pengalaman, situasi, norma, hambatan, dan pendorong. Menurut Azwar (2004) faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap yaitu: a) Pengalaman pribadi Jika berbagai pangan yang berbeda tersedia dalam jumlah yang cukup biasanya orang memiliki pangan yang telah dikenal dan yang disukai. Hal tersebut disebabkan oleh: 1) banyaknya informasi seseorang tentang kebutuhan tubuh akan gizi selama beberapa masa dalam perjalanan hidupnya 2) kemampuan seseorang untuk menerapkan pengetahuan gizi ke dalam memilih makanan jajanan dan pengembangan cara pemanfaatan tangan yang sesuai. Pengalaman pribadi adalah
  • 22. 16 apa yang telah ada yang sedang kita alami dan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan anak dalam memilih makanan jajanan b) Pengaruh orang lain yang dianggap penting Diantara orang yang biasanya dianggap penting oleh individu adalah orang tua orang yang status sosialnya lebih tinggi ,teman sebaya, teman dekat, guru. Pada umumnya anak cenderung untuk memiliki sikap searah dengan sikap orang yang dianggap penting. c) Pengaruh kebudayaan Kebudayaan masyarakat mempunyai kekuatan yang berpengaruh dalam memilih makanan jajanan yang akan dikonsumsi. Aspek sosial budaya tangan adalah fungsi bank dalam masyarakat yang berkembang sesuai dengan keadaan lingkungan, agama, adat, kebiasaan, dan pendidikan masyarakat tersebut (Baliwati 2004). 2.4.3 Pengertian Perilaku Menurut notoatmodjo 2003 perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Menurut Robert kwick (1983) perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu Organisme yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari. Menurut ensiklopedia Amerika perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan aksi organisme terhadap lingkungannya. Skiner (1983) seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar.
  • 23. 17 Namun dalam memberikan respon sangat bergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku dibedakan menjadi dua yaitu: 1. Determinan atau faktor internal yakni karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given atau bawaan misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosiona, jenis kelamin, dan sebagainya 2. Determinan atau faktor eksternal yakni lingkungan baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini merupakan faktor dominan yang mewarnai perilaku seseorang. Faktor terjadinya perilaku (Notoatmodjo 2005) menganalisis bahwa kesehatan itu dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu faktor perilaku dan faktor non perilaku. Sedangkan perilaku itu sendiri khususnya perilaku kesehatan dipengaruhi atau ditentukan oleh 3 faktor yaitu: A. Faktor predisposisi (predisposing factor) Yaitu faktor-faktor yang mempermudah atau predisposisi terjadinya perilaku seseorang antara lain: pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai- nilai, tradisi, dsb.
  • 24. 18 B. Faktor pemungkin (Enabling factor) Yaitu faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan. Yang dimaksud faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan yaitu misalnya: Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit, tempat pembuangan air, tempat pembuangan sampah, tempat olahraga, makanan bergizi, uang, dsb.9 C. Faktor penguat (Reinforcing factor) Yaitu faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. kadang-kadang meskipun seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat tetapi tidak melakukannya. Misalnya ada anjuran dari orang lain, guru, toga, toma, sahabat dll. Menurut Sunaryo (2004) dalam berperilaku seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: a. Faktor genetik atau endogen merupakan konsepsi dasar atau moder untuk kelanjutan perkembangan perilaku. Faktor genetik berasal dari dalam diri individu antara lain: 1) jenis ras, setiap ras mempunyai pengaruh terhadap perilaku yang spesifik, saling berbeda satu sama yang lainnya 2) jenis kelamin, perilaku pria atas dasar pertimbangan rasional atau akal sedangkan pada wanita atas dasar emosional 9 Nisa, Siti Haerun. 2014. Tinjauan Pengetahuan Dan Sikap Pedagang Makanan Jajanan Tentang Pengolahan Makanan Di SDN Desa Cikelat Sukabumi Tahun 2014. Program Diploma Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung
  • 25. 19 3) sifat fisik, perilaku individu akan berbeda-beda sesuai dengan sifat fisiknya 4) sifat kepribadian, merupakan manifestasi dari kepribadian yang dimiliki sebagai perpaduan dari faktor genetik dengan lingkungan. 5) bakat pembawaan, merupakan interaksi antara faktor genetik dengan lingkungan serta tergantung adanya kesempatan untuk pengembangan. 6) intelegensi, merupakan kemampuan berpikir dalam mempengaruhi perilaku. b. Faktor dari luar individu atau faktor eksogen faktor ini juga berpengaruh dalam terbentuknya perilaku individu antara lain: 1) faktor lingkungan merupakan lahan untuk perkembangan perilaku. 2) pendidikan, proses dan kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan perilaku individu maupun kelompok. 3) agama merupakan keyakinan hidup yang masuk ke dalam kontruksi kepribadian seseorang yang berpengaruh dalam perilaku individu. 4) sosial ekonomi, salah satu yang berpengaruh terhadap perilaku adalah lingkungan sosial ekonomi yang merupakan sarana untuk terpenuhinya fasilitas. 5) kebudayaan, hasil dari kebudayaan yaitu kesenian, adat istiadat atau peradaban manusia mempunyai peranan pada terbentuknya perilaku.
  • 26. 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yaitu menggambarkan pengetahuan dan sikap pedagang makanan dalam pemilihan bahan makanan di SDN Abadijaya 06 tahun 2018 3.1.2 Kerangka Teori Kerangka teori dari penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut : Food Security Ketahanan Pangan 1. Ketersediaan makanan 2. Akses makanan 3. Stabilitas makanan 4. pemanfaatan makanan Pengetahuan Sikap Perilaku Kualitas makanan Jajanan Kualitas Fisik Kualitas kimia Kualitas Bakteriologi
  • 27. 21 3.1.3 Alur Pikir Alur pikir merupakan penyederhanaan variabel-variabel yang ada pada kerangka teori yaitu terdiri dari variabel-variabel yang akan diamati dalam penelitian ini yaitu dapat dilihat pada bagan berikut: 3.1.4 Definisi Operasional Tujuan dibuatnya definisi operasional ini adalah untuk menghindari salah pengertian mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian maka penulis memberikan besaran-besaran sebagai berikut: Pengetahuan pedagang dalam pemilihan bahan makanan jajanan.Sikap pedagang dalam pemilihan bahan makanan jajanan. Kualitas fisik makanan
  • 28. 22 Definisi Operasional No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Skala Hasil Ukur 1. Pengetahuan Pedagang Hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek. Pengetahuan penjamah tentang pemilihan bahan makanan jajanan di SDN abadijaya 6 Depok. Wawancara lembar kuesioner Ordinal Sangat baik (76- 100%) Baik (51- 75%) Tidak Baik (26-50%) Sangat TidakBaik (>25%) 2. Sikap Pedagang Reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap stimulus atau objek. Spemilihan bahan makanan jajanan di SDN abadijaya 6 Depok. Wawancara Lembar Kuesioner Ordinal Sangat tidak setuju (1) Tidak setuju (2) Setuju (3) Sangat setuju (4) 3.2 Rancangan Sampel 3.2.1 Populasi dan Sampel Populasi menurut Soekijo Notoatmojo (2010) adalah keseluruhan objek yang akan di teliti dan dijadikan sumber dari data yang akan diteliti. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi.
  • 29. 23 a. Populasi Populasi manusia dalam penelitian ini adalah pedagang makanan jajanan yang setiap hari berjualan di SDN Abadijaya 06 Depok dengan jumlah 12 orang b. Sampel Sampel manusia dalam penelitian ini adalah pedagang makanan jajanan yang mengolah bahan makanannya di tempat berjualan di SDN Abadijaya 06 Depok dengan jumlah 12 orang c. Besar Sampel Sampel manusia yaitu responden yang berperan sebagai pedagang makanan jajanan yang diambil sebanyak 12 responden. 3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel Dilakukan teknik pengambilan dengan cara purposive sampling bahwa sampel diambil sesuai kehendak peneliti dengan kriteria inklusi karena kriteria yang digunakan untuk menjamin bahwa subjek yang akan dijadikan sampel memenuhi kriteria teoritis dari sebuah penelitian.10 Adapun pedagang yang menjadi sampel yaitu pedagang makanan jajanan yang mengolah bahan makanannya ditempat berjualan di sekitar SDN Abadijaya 06 Depok seperti pedagang batagor, crepes, minuman yang dicampur dengan gulali, ayam goreng, papeda,makaroni berbumbu, bakso ayam, martabak,lumpia, sosis bakar,roti bakar. 10 Sastrawan. 2015. Meninjau Kriteria Inklusi Dan Eksklusi Dalam Pengambilan Sampel Untuk Penelitian. Diakses 18 Agustus 2018 pukul 22.02 WIB.
  • 30. 24 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian Sekolah merupakan tempat terjadinya proses pendidikan. Sekolah juga merupakan tempat untuk melengkapi dan menyempurnakan proses pendidikan yang pertama dan utama selain yang terjadi di dalam lingkungan keluarga. Dengan pendidikan terjadilah pembinaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Seperti halnya di Kelurahan Abadijaya yang memiliki 27 Sekolah Dasar terdiri dari 24 SDN, 2 MI dan 1 SD Swasta. Pada saat survey awal yang memiliki kantin sekolah adalah 10 Sekolah dan sisanya yaitu 17 Sekolah tidak memiliki kantin sendiri,diketahui banyak penjual makanan jajanan diluar pagar sekolah dengan berbagai aneka macam jajanan yang dijajakan dan banyak siswa yang membeli makanan jajanan setiap harinya. Diantaranya adalah SDN Abadijaya 06 yang paling banyak penjual makanan jajanannya.Selain itu ada 3 Sekolah lain yang siswa siswanya jajan makanan di depan lokasi SDN Abadijaya 06 yaitu SDN Mekarjaya 14, SDN Mekarjaya 27 dan SDN Abadijaya 02. Kegiatan belajar mengajar di SDN Abadaijaya 6 Depok dilakukan hari Senin sampai dengan hari Sabtu dalam seminggu, yang dimulai pada pukul 07.30 WIB hingga 13.00 WIB kecuali pada hari Jumat kegiatan kelas berakhir pada
  • 31. 25 pukul 11.30 WIB. Waktu istirahat selama 30 menit dimulai dari pukul 09.30- 10.00 WIB dan pada hari Jumat dimulai dari pukul 09.00-09.30 WIB. 4.1.1 Letak Geografis Kelurahan Abadijaya salah satu kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Sukmajaya yang memiliki luas wilayah 251 Ha, dengan batas-batas sebagai berikut: Sebelah Utara : Kelurahan Baktijaya Sebelah Timur : Kelurahan Cisalak Sebelah Selatan : Kelurahan Sukamaju Sebelah Barat : Kelurahan Mekarjaya 4.1.2 Keadaan Geografis Kelurahan Abadijaya memliki penduduk berjumlah 100.398 Jiwa yang terdiri dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 20.079 Kepala kelarga, 29 RW dan 193 RT. 4.2 Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari-Maret 2018 di lingkungan SDN Abadiaya 6 Depok dengan jumlah pedagang 12. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk Analisis Univariat yaitu melihat gambaran distribusi frekuensi dari masing-masing variable. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil sebagai berikut:
  • 32. 26 4.2.1 Analisis Univariat 4.2.1.1 Usia Pedagang Makanan Jajanan Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pedagang Makanan Jajanan Berdasarkan Usia Di SDN Abadijaya 6 Depok Tahun 2018 Usia Jumlah Persentase 15-29 Tahun 2 16,7% 30-44 Tahun 4 33,3% 45-59 Tahun 6 50%  60 Tahun 0 - Total 12 100% Berdasarkan tabel 4.1. Usia pedagang makanan jajanan tentang pengetahuan dan sikap pedagang makanan di SDN Abadijaya 06 Depok Tahun 2018 sebagian besar pedagang makanan jajanan berusia 45-59 tahun (50%). 4.2.2.2 Jenis Kelamin Pedagang Makanan Jajanan Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pedagang Makanan Jajanan Berdasarkan Jenis Kelamin Di SDN 06 Abadijaya Depok Tahun 2018 Jenis Kelamin Jumlah Persentase Perempuan 2 16,7% Laki-laki 10 83,3%
  • 33. 27 Total 12 100% Berdasarkan tabel 4.2. Jenis Kelamin pedagang makanan jajanan tentang pengetahuan dan sikap pedagang makanan di SDN Abadijaya 06 Depok Tahun 2018 sebagian besar pedagang makanan jajanan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 10 orang (83,3%) dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 2 orang (16,7%). 4.2.1.3 Pendidikan Pedagang Makanan Jajanan Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pedagang Makanan Jajanan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di SDN 06 Abadijaya Depok Tahun 2018 Pendidikan Jumlah Persentase SD 7 58,4% SMP 4 33,3% SMA/SMK 1 8,3% Total 12 100% Berdasarkan tabel 4.3. Tingkat Pendidikan pedagang makanan jajanan tentang pengetahuan dan sikap pedagang makanan di SDN Abadijaya 06 Depok Tahun 2018 sebagian besar pedagang makanan jajanan berpendidikan SD sebanyak 7 orang (58,4%), SMP sebanyak 4 orang (33,3%), dan 1 orang berpendidikan SMK (8,3%).
  • 34. 28 4.2.2.4 Pengetahuan Pedagang Makanan Jajanan Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pedagang Makanan Jajanan Berdasarkan Pengetahuan Dalam Pemilihan Bahan Makanan Di SDN 06 Abadijaya Depok No Pernyataan N Ni % Ket 1 Tentang makanan jajanan 10 12 83,3 B 2 Tentang bahan makanan 5 12 41,7 TB 3 Bahan makanan tambahan 6 12 50 TB 4 Tujuan penggunaan bahan tambahan pangan 11 12 91,7 B 5 Ciri-ciri makanan yang mengandung formalin 7 12 58,3 TB 6 Ciri-ciri makanan yang mengandung boraks/pijer 7 12 58,3 TB 7 Ciri-ciri makanan yang mengandung pewarna tekstil 8 12 66,7 TB 8 Bahan makanan olahan pabrik 9 12 75 TB 9 Ciri-ciri bahan makanan yang baik untuk telur 8 12 66,7 TB 10 Ciri-ciri bahan makanan yang baik untuk sayuran dan buah-buahan 8 12 66,7 TB 11 Ciri-ciri bahan makanan yang baik untuk jenis tepung 8 12 66,7 TB 12 bahaya kontaminasi pada tepung atau bumbu kering 5 12 41,7 TB 13 sumber bahan makanan yang baik 10 12 83,3 B N 102 Ni 156 % 65,4%
  • 35. 29 Ket TB Berdasarkan tabel 4.5. tingkat pengatahuan pedagang makanan jajanan tentang pemilihan bahan makanan di SDN Abadijaya 06 Depok Tahun 2018 secara keseluruhan termasuk kategori tidak baik (65,4%), dari 13 item pertanyaan sebanyak 2 item pertanyaan tingkat pengetahuannya rendah dikategorikan tidak baik (41,7%) yaitu tentang bahan makanan dan bahaya kontaminasi pada tepung dan bumbu kering sedangkan tingkat pengetahuan tertinggi yang dikategorikan baik (91,7%) yaitu pengetahuan tentang tujuan penggunaan bahan tambahan pangan. Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pedagang Makanan Jajanan Berdasarkan Nilai Dan Kategori Pengetahuan Tentang Pemilihan Bahan Makanan Di SDN 06 Abadijaya Depok Tahun 2018 Pengetahuan Jumlah Persentase Tidak Baik 7 58,3% Baik 5 41,7% Total 12 100% Berdasarkan tabel 4.6. pengetahuan pedagang makanan jajanan tentang pengetahuan Pemilihan Bahan Makanan di SDN Abadijaya 06 Depok Tahun 2018 dari 12 pedagang yang diwawacara sebanyak 7 orang (58,3%) tingkat pengetahuannya dikategorikan tidak baik dan sebanyak 5 orang (41,7%) tingkat pengetahuannya baik tentang pemilihan bahan makanan.
  • 36. 30 4.1.2.5 Sikap Pedagang Makanan Jajanan Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pedagang Makanan Jajanan Berdasarkan Sikap Tentang Pemilihan Bahan Makanan Di SDN 06 Abadijaya Depok No Pernyataan N Ni % Ket. 1 Saat meletakkan bahan makanan yang dibeli pastikan untuk memisahkankantung bawaan sayur buah dengan daging-dagingan atau makanan laut. 36 48 75 TS 2 Saya selalu mencuci tangan sesudah memilih bahan makanan mentah. 37 48 77,1 TS 3 Langkah awal memilih bahan makanan yang aman bisa dengan menggunakan ketajaman Indra dengan dilihat dicium aromanya, dipegang, dan dirasakan. 39 48 81,3 S 4 Untuk memilih bahan makanan atau minuman berkemasan perhatikan tanggal kadaluarsanya, tanggal pembuatannya, izin Depkes atau Dinkes, selain itu pastikan kemasan tidak rusak 37 48 77,1 TS 5 Tidak menggunakanminyak goreng daur ulang atau minyak yang telah digunakan lebih dari 2 kali proses penggorengan. 36 48 75 TS 6 Tidak menggunakan kertas koran sebagai alas makanan siap saji 38 48 79,2 S 7 Tidak memilih bahan makanan (bakso tahu mie kuning) yang dicurigai mengandung formalin atau borax. 35 48 72,9 TS 8 Tidak memilih saus cabe atau saus tomat yang dicurigai mengandung pewarna tekstil yang warnanya mencolok dan membekas di tangan. 44 48 91,7 S 9 Memilih telur yangbaik adalah kulit tampakbersih dari kotoran dan tidak retak 37 48 77,1 TS 10 Memilih tepungdan bumbukeringyangkeadaannya kering, tidak lembab, tidak mengandungkutuatauserangga, dan bebas pewarna tambahan. 44 48 91,7 S N 383 Ni 480 % 79,8%
  • 37. 31 Ket S Berdasarkan tabel 4.7. aspek sikap pedagang makanan jajanan tentang pemilihan bahan makanan di SDN Abadijaya 06 Depok Tahun 2018 secara keseluruhan termasuk kategori setuju (79,8%), dari 10 item pertanyaan sebanyak 1 item pertanyaan tingkat pengetahuannya rendah dikategorikan tidak setuju (72,9%), yaitu tidak memilih bahan makanan (bakso tahu mie kuning) yang dicurigai mengandung formalin atau borax.sedangkan tingkat pengetahuan tertinggi dikategorikan setuju (91,7%) yaitu tidak memilih saus cabe atau saus tomat yang dicurigai mengandung pewarna tekstil yang warnanya mencolok dan membekas di tangan Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Pedagang Makanan Jajanan Berdasarkan Nilai Dan Kategori Aspek Tentang Bahan Makanan Di SDN 06 Abadijaya Depok Tahun 2018 Sikap Jumlah Persentase Tidak setuju (tidak mendukung) 5 41,7% Setuju (mendukung) 7 58,3% Total 12 100% Berdasarkan tabel 4.8. sikap pedagang makanan jajanan tentang pemilihan bahan makanan di SDN Abadijaya 06 Depok Tahun 2018 sebanyak 7 orang (58,3%) pedagang makanan jajanan menyatakan setuju atau mendukung terhadap proses pemilihan bahan makanan jajanan yang baik dan sebanyak 5 orang (41,7%)
  • 38. 32 pedagang makanan jajanan tidak setuju atau tidak mendukung pada tahap proses pemilihan bahan makanan jajanan yang baik. 4.3 Pembahasan Usia mendapat perhatian karena karena akan mempengaruhi kondisi mental, fisik, mental,kemauan kerja, dan tanggung jawab seseorang. Untuk melakukan kegiatan pekerja berusia muda akan lebih disiplin sedangkan pada umur dewasa lanjut akan mengalami kebebasan dalam kehidupan bersosialisasi, pada usia lanjut akan berkurang terhadap kehidupan bersama ( Irwanto,2002:32) Perbedaan perilaku laki laki dan perempuan dapat dilihat dalam melakukan hal kebersihan perempuan lebih cenderung ke arah lebih bersih daripada laki laki.Karena laki laki berperilaku dan melakukan sesuatu atas dasar pertimbangan rasional dan akal sedangkan perempuan atas dasar pertimbangan emosional dan perasaan ( Notoatmojo, 2003 ) Pengetahuan pedagang makanan jajanan dilihat dari tiap item pertanyaan adalah sebagai berikut: a) Pengetahuan responden tentang bahan makanan dikategorikan tidak baik dengan presentase 41,7% b) Pengetahuan responden tentang bahan makanan tambahan dikategorikan tidak baik dengan presentase 50% c) Pengetahuan responden tentang ciri-ciri makanan yang mengandung formalin dikategorikan tidak baik dengan presentase 58,3% d) Pengetahuan responden tentang ciri-ciri makanan yang mengandung boraks/pijer dikategorikan tidak baik dengan presentase 58,3%
  • 39. 33 e) Pengetahuan responden tentang bahaya kontaminasi pada tepung atau bumbu kering dikategorikan tidak baik dengan presentase 41,7% f) Pengetahuan responden ciri ciri makanan yang mengandung yang mengandung pewarna tekstil dikategorikan tidak baik dengan presentase 66,7% g) Pengetahuan responden tentang bahan olahan pabrik dikategorikan tidak baik dengan presentase 75 % h) Pengetahuan responden ciri ciri bahan makanan yang baik untuk telor dikategorikan tidak baik dengan presentase 66,7% i) Pengetahuan responden ciri ciri bahan makanan yang baik nutuk sayuran dan buah buahan dikategorikan tidak baik dengan presentase 66,7% j) Pengetahuan responden ciri ciri bahan makanan yang baik nutuk jenis tepung dikategorikan tidak baik dengan presentase 66,7% Berdasarkan hasil wawancara tingkat pengetahuan pada table 4.5 Dapat diketahui bahwa dari 13 item pertanyaan mengenai pengetahuan tentang pemilihan bahan makanan jajanan diantaranya ada 10 item pertanyaan masuk dalam kategori tidak baik, diantaranya dikarenakan masih rendahnya tingkat pendidikan responden sehingga masih banyak yang belum mengerti tentang pemilihan bahan makanan yang baik dan tidak baik dapat menimbulkan gangguan pada tubuh kita. Hal ini dikaitkan dengan data umum sebagian besar tingkat pendidikannya lulusan SD, sehingga informasi dan pengetahuan yang mereka dapatkan masih kurang. Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2007) pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang karena pendidikan adalah suatu usaha
  • 40. 34 untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup, semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah seseorang menerima informasi dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun media massa. Sikap pedagang makanan jajanan dilihat dari tiap item pernyataan, adalah sebagai berikut: a) Sikap responden tentang saat meletakkan bahan makanan yang dibeli pastikan untuk memisahkan kantung bawaan sayur buah dengan daging- dagingan atau makanan laut, dikategorikan tidak setuju dengan presentase 75% b) Sikap responden tentang memilih bahan makanan atau minuman berkemasan perhatikan tanggal kadaluarsanya, tanggal pembuatannya, izin Depkes atau Dinkes, selain itu pastikan kemasan tidak rusak, dikategorikan tidak setuju dengan presentase 77,1% c) Sikap responden tentang tidak menggunakan minyak goreng daur ulang atau minyak yang telah digunakan lebih dari 2 kali proses penggorengan, dikategorikan tidak setuju dengan presentase 75% d) Sikap responden tentang tidak memilih bahan makanan (bakso tahu mie kuning) yang dicurigai mengandung formalin atau borax, dikategorikan tidak setuju dengan presentase 72,9% e) Memilih telur yang baik adalah kulit tampak bersih dari kotoran dan tidak retak dikategorikan tidak setuju dengan presentase 77,1%
  • 41. 35 f) Sikap responden tentang selalu mencuci tangan sesudah memilih bahan makanan dikategorikan tidak setuju dengan presentase 77,1% Berdasarkan hasil wawancara aspek sikap pada table 4.7 dapat diketahui bahwa dari 10 item pernyataan mengenai pemilihan bahan makanan jajanan, diantaranya adalah 6 pernyataan mendapat respon tidak setuju. Hal ini dipengaruhi oleh pendidikan responden yang sebagian besar tingkat pendidikannya lulusan SD, pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka objek juga mengandung dua aspek yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu, semakin banyak objek-objek positif dari objek yang diketahui akan menumbuhkan sikap semakin positif terhadap objek tersebut. (Soekidjo Notoatmodjo, 2007)
  • 42. 36 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengetahuan dan sikap pedagang makanan jajanan di SDN Abadijaya 06 Depok, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Gambaran makanan jajanan yang dijual di SDN Abadijaya 06 Depok adalah hampir semuanya makanan siap saji dengan jenis makanan yang bervariasi antara pedagang satu dengan yang lainnya. Dari 12 makanan jajanan yang dijual oleh pedagang 10 jenis adalah makanan siap saji dan 2 jenis minuman siap saji yaitu batagor, papeda, sosis bakar,roti bakar, crepes, bakso ayam, ayam goreng, makaroni berbumbu, martabak, lumpia, minuman campur es dan minuman campur gulali 2. Tingkat pengetahuan pedagang makanan jajanan tentang pemilihan bahan makanan secara keseluruhan termasuk kategori tidak baik (65,4%) 3. Aspek sikap pedagang makanan jajanan tentang pemilihan bahan makanan secara keseluruhan termasuk kategori setuju (79,8%)
  • 43. 37 5.2 Saran 1. Bagi puskesmas Perlu mengadakan penyuluhan kepada pedagang makanan jajanan tetang pemilihan bahan makanan yang baik yaitu tentang bahaya kontaminasi pada tepung dan bumbu kering dan ciri ciri bahan makanan yang mengandung formalin dan mengandung borak. 2. Bagi Pihak Sekolah Perlu melakukan pengawasan kepada pedagang makanan disekitar sekolah dan menyiapkan kantin sekolah yang dapat menyediakan makanan yang aman. 3. Bagi pedagang makanan jajanan Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pemilihan bahan makanan dengan mengikuti atau mengikuti penyuluhan atau mencari informasi tentang makanan yang memenuhi syarat dari buku/media lain.
  • 44. DAFTAR PUSTAKA Amaliyah, Nurul. 2017. Minuman – A . Yogyakarta : Deepublish. Depkes RI. 2006. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003. Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Depkes RI. 2006. Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman. Dirjen PP dan PL. Jakarta Dinas Kesehatan Kota Depok. 2017. Seminar Hasil Pengambilan dan Pengujian Sampel Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) tahun 2017. Depok. Diakses 28 Januari 2018. Febriyanto, Mukhammad Aminudin Bagus. 2016. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Konsumsi Jajanan Sehat di MI Sulaimaniyah Mojoagung Jombang. Program Sarjana Universitas Airlangga. Karnadi, Anisa dan Rohima, Briliana Nur. 2014. Memilih Bahan Makanandan Jajanan. Diakses 30 Januari 2018 Pukul 20.00 WIB. Kountur, Ronny. 2007. Metode Penelitian Untuk Penyusunan Skripsi dan Tesis. Jakarta : PPM.
  • 45. Liwijaya, Kathleen H. dan Kuntaraf, Jonathan. 1991. Makanan Sehat. Bandung : Indonesia Publishing House. Nisa, Siti Haerun. 2014. Tinjauan Pengetahuan Dan Sikap Pedagang Makanan Jajanan Tentang Pengolahan Makanan Di SDN Desa Cikelat Sukabumi Tahun 2014. Program Diploma Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung Sastrawan. 2015. Meninjau Kriteria Inklusi Dan Eksklusi Dalam Pengambilan Sampel Untuk Penelitian. Diakses 18 Agustus 2018 pukul 22.02 WIB. Virdhani, Marieska Harya. 2014. Keracunan 'Usus Maut', Dinkes Depok Tetapkan Status KLB. Diakses 17 Agustus 2018 pukul 08.45 WIB.
  • 46. Lampiran 1 (Lembar 1) REKAPITULASI HASIL WAWANCARA TINGKAT PENGETAHUAN PEDADANG MAKANAN JAJANAN DALAM PEMILIHAN BAHAN MAKANAN DI SDN ABADIJAYA 06 DEPOK TAHUN 2018 Responden Item Pertanyaan N Ni % KET P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 12 13 92,3 B 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 13 100 B 3 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10 13 76,9 B 4 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 4 13 30,7 TB 5 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 5 13 38,4 TB 6 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3 13 23,7 TB 7 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 9 13 69,2 TB 8 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 13 15,3 TB 9 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 11 13 84,6 B
  • 47. 10 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 8 13 61,5 TB 11 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 13 92,7 B 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 13 100 B N 10 5 6 11 7 7 8 9 8 8 8 5 10 Ni 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 % 83,3 41,7 50 91,7 58,3 58,3 66,7 75 66,7 66,7 66,7 41,7 83,3 KET B TB TB B TB TB TB TB TB TB TB TB B Lampiran 1 (Lembar 2)
  • 48. Lampiran 2 (Lembar 1) ( Pedagang Crepes) ( Pedagang Minuman)
  • 49. Lampiran 2 (Lembar 2) ( Pedagang Bakekok ayam goreng) (Pedagang Papeda)