SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
BAB I 
PENDAHULUAN 
1 
A. Latar Belakang 
Perkembangan makanan jajanan di Indonesiayang berbasishome 
industrytelah semakin maju, tak terkecualiyang dijajakan di sekolah-sekolah, 
hal ini dapatdilihat dengan semakin beragamnya makananjajanan 
yangditawarkan di setiapsekolah.Hampir di setiap sekolah, pasti dijumpai 
para pedagang makanan jajanan.Hal ini mendorong timbulnya kebiasaan 
mengkonsumsi makanan jajanan padaanak sekolah, terutama pada jeda jam 
istirahat sekolah.Namun kebiasaanmengkonsumsi makanan jajanan sehat 
masih belum banyak dimiliki oleh anaksekolah (Devi, 2012 : 31). 
Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2010, anak sekolah 
yangdimaksudkan di sini adalah anak usia 7-15tahun, dimana saat ini mereka 
sedangduduk dibangku SD dan SMP. Anak usia ini sedang menjalani 
pendidikan dasaryang merupakan titik awal anak mengenal sekolah yang 
sesungguhnya dengankurikulum dan mata pelajaran yang serius.Pengetahuan 
gizi memegang peranan yang pentingdalam memberikancara menggunakan 
pangan yang baik sehingga dapatmencapai keadaan gizi yangcukup. Tingkat 
pengetahuan yang menentukan perilaku konsumsi pangan didapatsalah 
satunya melalui pendidikan gizi. Pendidikan gizi berusaha 
menambahpengetahuan dan memperbaiki kebiasaan konsumsi panganyang 
pada umumnya dipandang lebih baik diberikan sedini mungkin (Suharjo, 
1989). 
Hal ini patut mendapatkan perhatian mendalam sebagai suatu unsur 
dalam strategi gizi yang menyeluruh. Tingkat pengetahuan seseorang banyak 
menentukan pemilihan makan. Ketidaktahuan tentang makan dapat 
menyebabkan kekurangan gizi. Pengetahuan gizi seseorang biasanya 
diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai sumber misalnya media 
massa, media elektronik, buku petunjuk, dan kerabat dekat. Pengetahuan ini
dapat membentuk keyakinan tertentu, sehingga berperilaku sesuai kenyataan 
tersebut (Yuwono, 1999). 
Jajanan yang dimakan oleh siswa biasanya tersedia dikantin sekolah. 
Kantin sekolah merupakan salah satu tempat yang menyediakan berbagai 
kebutuhan baik bagi siswa maupun staf pengajar seperti, makanan dan 
minuman.Para pemilik kantin sekolah haruslah memiliki pengetahuan yang 
baik tentang jajanan yang sehat, aman, dan bergizi sehingga jajanan yang 
disediakan memiliki kandungan gizi baik bagi yang mengonsumsinya. 
Menurut Data Badan POM tahun 2010 menunjukkan adanya jajanan yang 
tidak memenuhi syarat dengan ditemukannya dari 2.984 sampel yang diuji, 
45% diantaranya tidak memenuhi syarat karena mengandung BTP (Bahan 
Tambahan Pangan) yang dilarang seperti boraks, formalin, rhodamin B, 
methanil yellowatau BTP yang diperbolehkan seperti benzoat, sakarin, dan 
siklamat namun penggunaannya melebihi batas, serta ada yang tidak 
memenuhi uji cemaran mikroba karena mengandung Escherichia coli. Hasil 
penelitian tersebut menunjukkan rendahnya perlindungan pada anak sekolah, 
padahal mengonsumsi jajanan saat bersekolah sudah jadi aktivitas rutin 
mereka (Permata, 2010 ). 
Oleh karena itu, keberadaan makanan jajanan anak sekolah 
perlumendapat perhatian khusus. Hal ini sejalan denganGerakan Jajanan 
Sehat AnakSekolah yang dicanangkan oleh Wakil Presiden Republik 
Indonesia pada tanggal31 Januari 2011. Fokus pengawasan diberikan pada 
jajanan anak sekolah karenadata KLB keracunan pangan Badan POM 
(Pengawas Obat-obatan dan Makanan)menunjukkan setiap tahun selalu 
terjadi keracunan di sekolah dengan anakSekolah Dasar (SD) menjadi 
kelompok yang palingsering mengalami keracunan(Mei, 2011). 
Keputusan pembelian yang relatif tinggi dari anak sekolah 
terhadapmakanan jajanan tidak disertaidengan keamanan dari makanan 
jajanan tersebut.Makanan jajanan anak sekolah yang diproduksi secara 
tradisional dalam bentukindustri rumah tangga diragukan keamanannya. 
Meskipun jajanan yangdiproduksi industri makanan tersebut berteknologi 
2
tinggi,belum tentu terjamin keamanannya. Penelitian yang mengangkat topik 
pernah dilakukan oleh Yulianingsih(2009) tentang hubungan pengetahuan 
gizi dengan sikap anak Sekolah Dasar dalam memilih makanan jajanan. Hasil 
penelitian menunjukkan tidak ada hubunganantara pengetahuan gizi dan sikap 
anak dalam memilih makanan jajanan.Hal ini menunjukkan bahwa semakin 
tinggi pengetahuan tidak berartisikap yang diambil tepat.Persamaan 
penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan saatini terletak pada 
masalah makanan jajanan. Adapun perbedaannya adalah pada uji analisis, 
tempat penelitian sertapopulasi dan sampel penelitian. 
Berdasarkan hal tersebut di atas penulis ingin memberitahukan kepada 
pembaca mengenai jajanan sehat di kantin sekolah serta bahaya atau penyakit 
yag ditimbulkan apabila mengonsumsi makanan atau jajanan yang tidak 
sehat. 
3 
B. Rumusan Masalah 
1. Apa pengertian dari perilaku hidup bersih dan sehat? 
2. Apa pengertian jajanan sehat di kantin sekolah? 
3. Bagaimana kriteria kantin sehat di sekolah? 
4. Apa saja peranan kantin sekolah dalam menyediakan makanan sehat dan 
aman? 
5. Bagaimana makanan yang aman dan sehat untuk anak sekolah? 
6. Apa saja dampak negatif dan bahaya jajanan anak sekolah? 
7. Bagaimana cara mengajarkan dan melatih anak memilih jajanan sehat? 
C. Tujuan Penulisan 
1. Menjelaskan pengertian dari perilaku hidup bersih dan sehat 
2. Menjelaskan pengertian jajanan sehat di kantin sekolah 
3. Menjelaskan kriteria kantin sehat di sekolah 
4. Menjelaskan peranan kantin sekolah dalam menyediakan makanan 
sehat dan aman 
5. Menjelaskan makanan yang aman dan sehat untuk anak sekolah
6. Mengetahui dampak negatif dan bahaya jajanan anak sekolah 
7. Mengetahui cara mengajarkan dan melatih anak memilih jajanan sehat 
4
BAB II 
JAJANAN SEHAT DI KANTIN SEKOLAH 
A. Konsep Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk 
perwujudan paradigma sehat dalam budaya perorangan, keluarga, dan 
masyarakat yang berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan, 
memelihara, dan melindungi kesehatannya baik fisik, mental, spiritual, 
maupun sosial. Selain itu juga program perilaku hidup bersih dan sehat 
bertujuan memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu 
kondisi bagi perorangan, kelompok, keluarga, dengan membuka jalur 
komunikasi, informasi, dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, 
sikap, dan perilaku sehingga masyarakat sadar, mau, dan mampu 
mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat melalui pendekatan 
pimpinan (advocacy), bina suasana (social support), dan pemberdayaan 
masyarakat (empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat 
mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri terutama pada tatanannya 
masing-masing (Depkes RI, 2002). 
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang 
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang 
menjadikan individu/kelompok dapat menolong dirinya sendiri dalam 
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan 
masyarakat (Dinkes Jabar, 2010). 
B. Pengertian Jajanan Sehat di Kantin Sekolah 
Makanan Yang Sehat harus memiliki ciri sebagai berikut seperti yang 
pernah diutarakan oleh Dra. Zulaimah Msi Apt selaku Kepala BPOM 
Semarang yaitu terbebas dari bahaya fisik, kimia dan biologis. 
1. Bahaya jajanan dalam hal fisik antara lain adalah benda asing yang ada 
dalam makanan. Seperti halnya kuku, rambut, serangga yang mati, 
potongan plastik maupun yang lainnya. 
5
2. Bahaya Kimia Makanan antara lain adalah merupakan dan adanya 
pencemaran zat kimia seperti halnya cairan pembersih, pestisida dan 
lainnya yang tentunya akan membahayakan kesehatan anak anak kita 
nantinya. Atau juga diakibatkan racun di bahan makanan sendiri sepeti 
halnya jamur racun, singkong racun dan lainnya. 
3. Bahaya Biologis maksudnya adalah dapat disebabkan mikroba patogen. 
Karena mikroba jenis ini akan bisa menyebabkan keracunan makanan. 
Bentuknya bisa berupa virus, parasit atau pun bakteri. 
Jajanan yang terbebas dari bahan kimiawi dan berbahaya memang 
mempunyai ciri kriteria tertentu. Seperti contohnya warna jajanan yang tidak 
terlalu mencolok. Karena pada umumnya makanan yang berwarna mencolok 
ditambahi dengan zat pewarna makanan yang bukan untuk makanan. Tidak 
jarang ditemukan bahan pewarna tekstil yang digunakan untuk menarik minat 
anak-anak sekolah. 
6 
C. Kriteria Kantin Sehat di Sekolah 
Jika kita bicara kesehatan lingkungan sekolah, maka kantin menjadi 
salah satu ruang lingkup penting hygiene dan sanitasi sekolah. Tentu kita juga 
paham, bahwa aspek sanitasi lain di sekolah akan banyak berbicara masalah 
lingkungan fisik secara umum, fasilitas sanitasi, aspek konstruksi umum 
(ventilasi, jarak tempat duduk siswa dan papan tulis, ergonomi, dan lainnya. 
Sementara pada kantin, banyak aspek kesehatan lingkungan terkait pada 
kantin, seperti aspek perilaku penjamah, aspek peralatan, aspek sanitasi 
tempat, sanitasi air bersih, dan lain-lain. 
Salah satu fungsi dari kantin adalah sebagai tempat memasak atau 
membuat makanan dan selanjutnya dihidangkan kepada konsumen, maka 
kantin dapat menjadi tempat menyebarnya segala penyakit yang medianya 
melalui makanan dan minuman. Dengan demikian makanan dan minuman 
yang dijual di kantin berpotensi menyebabkan penyakit bawaan makanan bila 
tidak dikelola dan ditangani dengan baik (Mukono, 2000).
Kantin adalah tempat usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya 
menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya. 
Kantin merupakan salah satu bentuk fasilitas umum, yang keberadaannya 
selain sebagai tempat untuk menjual makanan dan minuman juga sebagai 
tempat bertemunya segala macam masyarakat dalam hal ini siswa yang 
berada di lingkungan sekolah, dengan segala penyakit yang mungkin 
dideritanya (Depkes RI, 2003). 
Persyaratan sanitasi kantin antara lain di jelaskan pada Keputusan 
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098/Menkes/SK/VII/2003, 
tentang kelayakan higiene sanitasi pada kantin. Namun sebelum kita 
berbicara lebih jauh tentang sanitasi kantin, perlu kita ingatkan kembali 
pengertian sanitasi yang merupakan upaya kesehatan dengan cara memelihara 
dan melindungi kebersihan lingkungan (Depkes, 2001). 
Persyaratan sanitasi kantin sesuai Kepmenkes diatas meliputi faktor 
bangunan, konstruksi, dan fasilitas sanitasi, sebagai berikut : 
1. Bangunan 
a. Bangunan kantin kokoh, kuat dan permanen. 
b. Ruangan harus ditata sesuai fungsinya, sehingga memudahkan arus 
tamu, arus siswa, arus bahan makanan dan makanan jadi serta barang 
- barang lainnya yang dapat mencemari makanan. 
7 
2. Konstruksi 
a. Lantai harus dibuat kedap air, rata, tidak licin, kering dan bersih. 
b. Dinding 
Permukaan dinding harus rata, kedap air dan dibersihkan. 
c. Ventilasi 
Ventilasi alam harus cukup menjamin peredaran udara dengan baik, 
dapat menghilangkan uap, gas, asap, bau dan debu dalam ruangan. 
Ventilasi buatan diperlukan bila ventilasi alam tidak dapat memenuhi 
persyaratan. 
d. Pencahayaan
Intensitas pencahayaan setiap ruangan harus cukup untuk melakukan 
pekerjaan pengolahan makanan secara efektif dan kegiatan 
pembersihan ruangan. 
8 
e. Atap 
Tidak bocor, cukup landai dan tidak menjadi sarang tikus dan 
serangga lainnya. 
f. Langit- langit 
Permukaan rata, bersih, tidak terdapat lubang-lubang. 
3. Fasilitas sanitasi 
a. Air bersih 
Kualitas air bersih harus memenuhi syarat fisik (tidak berbau, tidak 
berasa, tidak berwarna, jernih), serta jumlahnya cukup memadai 
untuk seluruh kegiatan. 
b. Air limbah 
Air limbah mengalir dengan lancar, sistem pembuangan air limbah 
harus baik, saluran terbuat dari bahan kedap air, saluran pembuang 
air limbah tertutup. 
c. Toilet 
Tersedia toilet, bersih. Di dalam toilet harus tersedia jamban, 
peturasan dan bak air. Tersedia sabun untuk mencuci tangan. Di 
dalam toilet harus tersedia bak dan air bersih dalam keadaan cukup. 
d. Tempat sampah 
Tempat sampah dibuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat, 
mempunyai tutup. Tersedia pada setiap tempat atau ruang yang 
memproduksi sampah. Sampah dibuang tiap 24 jam atau bila sudah 
penuh. 
e. Tempat cuci tangan 
Fasilitas cuci tangan ditempatkan sedemikian rupa sehingga mudah 
dicapai oleh tamu dan siswa. Fasilitas cuci tangan dilengkapi dengan 
air mengalir, sabun, bak penampungan yang permukaanya halus,
mudah dibersihkan dan limbahnya dialirkan ke saluran pembuangan 
yang tertutup. 
9 
f. Tempat mencuci peralatan 
Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat dan mudah 
dibersihkan. Bak pencucian sedikitnya terdiri dari 3 bilik atau bak 
pencuci yaitu untuk mengguyur, menyabun dan membilas. 
g. Tempat mencuci bahan makanan. Terbuat dari bahan yang kuat, 
aman, tidak berkarat dan mudah dibersihkan. 
h. Tempat penyimpanan air bersih (tandon air) harus tertutup sehingga 
dapat menahan masuknya tikus dan serangga. 
4. Ruang dapur, ruang makan dan penyajian 
a. Dapur 
Dapur harus bersih, ruang dapur harus bebas dari serangga, tikus dan 
hewan lainnya. 
b. Ruang makan 
Ruang makan bersih, perlengkapan ruang makan (meja, kursi, taplak 
meja), tempat peragaan makanan jadi harus tertutup, perlengkapan 
bumbu kecap, sambal, merica, garam dan lain-lain bersih. 
Penerapan beberapa parameter diatas pada dasarnya bertujuan untuk 
meminimalisasi faktor makanan sebagai media penularan penyakit dan 
masalah kesehatan. Persyaratan sanitasi tersebut juga sebagai salah satu 
bentuk sistem kewaspadaan dini, juga sebagai alat untuk menilai faktor 
resiko. Prosedur ini umum, dalam kaitan dengan hygiene dan sanitasi 
makanan, kita kenal sebagai system Hazard Analysis and Critical Control 
Point (HACCP). Sistem ini pada dasarnya merupakan pendekatan yang 
mengidentifikasikan hazard spesifik dan tindakan untuk mengendalikannya. 
Yang dimaksud dengan hazard – dapat berupa agens biologis, kimiawi, atau 
agen fisik – pada makanan yang berpotensi menyebabkan efek yang buruk 
pada kesehatan.
D. Peranan Kantin Sekolah Dalam Menyediakan Makanan Sehat dan 
Aman 
1. Kantin atau warung sekolah merupakan salah satu tempat jajan anak 
sekolah selain penjaja makanan jajanan di luar sekolah. 
2. Kantin sekolah mempunyai peranan yang penting dalam mewujudkan 
pesan-pesan kesehatan dan dapat menentukan perilaku makan siswa 
sehari-hari melalui penyediaan makanan jajanan di sekolah. 
3. Kantin sekolah dapat menyediakan makanan sebagai pengganti makan 
pagi dan makan siang di rumah serta camilan dan minuman yang sehat, 
aman dan bergizi. 
E. Makanan yang Sehat dan Aman untuk Anak Sekolah 
1. Makanan yang sehat, aman dan bergizi adalah makanan yang 
mengandung zat gizi yang diperlukan seorang anak untuk dapat hidup 
sehat dan produktif. Makanan tersebut harus bersih, tidak kadaluarsa, dan 
tidak mengandung bahan kimia maupun mikroba berbahaya bagi 
kesehatan. 
2. Gizi yang baik dan cukup akan membantu pertumbuhan dan 
perkembangan anak secara optimal, dan akan meningkatkan kemampuan 
kecerdasan seorang anak. Sebaliknya, jika anak kurang gizi maka 
pertumbuhan dan perkembangannya akan terhambat. 
3. Selain masalah gizi, keamanan pangan juga merupakan masalah yang 
tidak kalah penting bagi anak-anak sekolah. Makanan yang tidak bersih 
dan tidak aman dapat menimbulkan keracunan dengan gejala seperti 
diare, mual, pusing dan dalam jangka panjang dapat menimbulkan 
penyakit. 
4. Kondisi sanitasi dan higiene yang masih rendah, penggunaan bahan kimia 
berbahaya secara ilegal dalam proses pengolahan pangan, adanya 
kandungan cemaran mikroba dan kimia, dan penambahan bahan 
tambahan pangan yang melebihi ambang batas pada makanan jajanan 
10
anak sekolah akan sangat membahayakan kesehatan jutaan anak-anak 
sekolah. 
5. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI melaporkan bahwa 
sumber terbesar keracunan makanan yang terjadi di Indonesia adalah 
makanan olahan rumah tangga, jasa boga dan makanan jajanan anak 
sekolah. 
6. Penyediaan makanan yang sehat, aman dan bergizi di sekolah penting 
untuk mendukung kebutuhan gizi dan kesehatan anak sekolah 
Contoh makanan yang dijual di kantin sekolah : 
a. Makanan Sepinggan 
Makanan sepinggan merupakan kelompok makanan utama, yang 
dapat disiapkan di rumah terlebih dahulu atau disiapkan di kantin. 
Contoh makanan sepinggan seperti gado-gado, nasi uduk, siomay, 
bakso, mie ayam, lontong sayur dan lain-lain 
11 
b. Makanan camilan 
Makanan camilan adalah makanan yang dikonsumsi di antara dua 
waktu makan. Makanan camilan terdiri dari: 
1) Makanan camilan basah, seperti pisang goreng, lemper, lumpia, 
risoles, dan lain-lain. Makanan camilan ini dapat disiapkan di 
rumah terlebih dahulu atau disiapkan di kantin. 
2) Makanan camilan kering, seperti produk ekstrusi (brondong), 
keripik, biskuit, kue kering, dan lain-lain. Makanan camilan ini 
umumnya diproduksi oleh industri pangan baik industri besar, 
industri kecil, dan industri rumah tangga. 
c. Kelompok minuman yang biasanya dijual di kantin meliputi: 
1) Air putih, baik dalam kemasan maupun yang disiapkan sendiri 
2) Minuman ringan: 
Dalam kemasan, misalnya teh, minuman sari buah, minuman 
berkarbonasi, dan lain-lain 
3) Disiapkan sendiri oleh kantin, misalnya es sirup, teh
4) Minuman campur, seperti es buah, es campur, es cendol, es doger, 
12 
dan lain-lain 
d. Buah merupakan salah satu jenis makanan sumber vitamin dan 
mineral yang penting untuk anak usia sekolah. Buah-buahan 
sebaiknya dikonsumsi setiap hari. Buah-buahan dapat dijual dalam 
bentuk : 
1) Utuh, misalnya pisang, jambu, jeruk, dan lain-lain 
2) Kupas dan potong, misalnya pepaya, nanas, melon, mangga, dan 
lain-lain 
F. Dampak Negatif dan Bahaya Jajanan Anak Sekolah 
Bukan kali pertama kalau diberitakan jajanan anak sekolah (dan orang 
dewasa) tidak menyehatkan. Bahaya makanan jajanan sekolah dan makanan 
umum lainnya bisa muncul untuk jangka pendek, bisa juga pada jangka 
panjang.Jangka pendek, terjadi keracunan makanan sebab tercemar 
mikroorganisme, parasit, atau bahan racun kimiawi (pestisida). Muntah dan 
diare sehabis mengonsumsi jajanan paling sering ditemukan. 
Bahaya jangka panjang jajanan yang tidak menyehatkan apabila bahan 
tambahan dalam makanan-minuman bersifat pemantikan kanker, selain 
kemungkinan gangguan kesehatan lainnya. 
Kita menyaksikan hampir semua kalangan di Indonesia, baik anak 
sekolah, orang kantoran di kota besar, apalagi yang di pedesaan, rata-rata 
sudah tercemar oleh beragam bahan kimiawi berbahaya dalam makanan, 
kudapan, atau penganan jajanan mereka. 
1. Mengandung Zat Warna Tekstil 
Sebagai contoh adalah saus tomat. Tidak sedikit saus tomat yang 
beredar terbuat dari ubi, cuka, dan zat warna tekstil (rhodomin-B). Zat 
warna tekstil inilah yang diperkirakan berpotensi menimbulkan keluhan 
tersebut. Tidak hanya sekadar pusing belaka yang ditakutkan, melainkan 
juga bahaya jangka panjangnya. Zat warna tekstil jenis itu bersifat
pemantik munculnya kanker bila dikonsumsi rutin untuk waktu yang 
sama. 
Kita menyaksikan yang ada di meja makan warung nasi, penjual 
bakmi bakso, dan kantin sekolah, kemungkinan besar jenis saus tomat 
semacam itu. Bukan cuma dalam saut tomat, zat warna tekstil rhodomin- 
B juga konon pernah ditemukan dalam lipstik dan pemerah pipi, selain 
bahan pewarna panganan dan jajanan, termasuk mungkin dalam sirup 
murah. Dalam sebuah reportase sebuah stasiun TV swasta menyiarkan 
tayangan pembuatan sirup yang dijajakan di sekolah tersebut kurang 
higienis, memakai air mentah (belum dimasak) dan zat warna buatan 
yang diduga rhodomin-B juga. Sirup dan limun murah di jajanan sekolah 
ini yang membuat kita prihatin. Generasi anak sekolah (pinggiran, dari 
ekonomi kurang mampu) kita tengah menanggung risiko terkena kanker 
saat dewasa, selain bahaya infeksi perut lainnya. 
13 
2. Bahaya Cacing 
Melihat kondisi seperti ini, semakin murah suatu jajanan, boleh 
disimpulkan semakin besar berisiko membahayakan kesehatan. Bahaya 
jangka panjang yang lain juga muncul bila jajanan sampai tercemar 
cacing. Kebanyakan sayur mayur mentah (pernah diselidiki) di 
supermarket mengandung telur cacing perut karena konon sebelum 
dibawa ke kota, dibersihkan memakai air selokan di gunung. Air selokan 
umumnya sudah tercemar tinja berpenyakit (penderita penyakit cacing 
perut). Telur cacing juga dapat pula dibawa oleh jemari penjaja makanan 
(gado-gado, rujak, buah dingin, karedok, ketoprak) bila penjaja makanan 
(food handle) mengidap penyakit cacing. Sehabis penjaja makanan buang 
air besar dan tidak membasuh tangan dulu tetapi langsung menyajikan 
makanan, telur cacing di kuku jemarinya akan mencemari makanan 
jajanannya. Di sela-sela kuku jemari tangan telur cacing mengendon dan 
pindah ke makanan jajanan. Cacing kremi, cacing tambang, cacing 
gelang, cacing cambuk, jenis-jenis cacing yang lazim ditularkan dari
makanan jajanan. Sering pengidap cacing tidak merasakan keluhan apa-apa, 
termasuk orang gedongan dan pekerja kantoran. 
Biasanya baru kedapatan cacingan kalau iseng melakukan 
pemeriksaan laboratorium tinja. Tahu-tahu ada telur cacingnya. 
Pada anak sekolah, cacingan bisa berakibat kekurangan darah (anemia). 
Baru-baru ini diberitakan bahwa lebih separuh anak sekolah dasar 
(sampel sebuah yayasan LSM) menderita anemia. Besar kemungkinan, 
selain sanitasi yang buruk, penyebabnya bersumber dari jajanan harian 
yang tercemar cacing perut. 
14 
3. Bahan-Bahan Berbahaya 
Pada intinya adalah sudah saatnya kita selaku orang tua maupun orang 
dewasa hendaknya berhati-hati apabila kita atau anak kita jajan di luar. 
Sebagai tambahan wawasan, berikut ini beberapa bahan-bahan berbahaya 
yang sering digunakan oleh penjual jajanan yang tidak bertanggung 
jawab. Semoga dengan mengetahui jenis dan bahayanya, kita lebih 
berhati-hati di kemudian hari. 
a. Gula bibit 
Selain pewarna, jajanan kaki lima yang memang buat kantong 
ekonomi lemah, dengan harga yang lebih terjangkau, tak mungkin 
sepenuhnya menggunakan gula asli (gula pasir maupun gula merah), 
melainkan memilih gula bibit. Kita tahu gula bibit tidak semuanya 
aman bagi kesehatan. Sebut saja gula sakarin dan aspartam, yang jauh 
lebih murah dibanding gula asli. Bisa dipastikan jenis gula bibit 
murah begini, yang sudah dilarang digunakan, masih saja dipakai 
oleh rata-rata pembuat makanan dan minuman rumahan. 
Limun, sirup, saus dan kecap murah, hampir pasti mencamprukan 
gula bibit, kalau bukan seluruhnya bahan kimiawi berbahaya ini. 
Pemanis buatan lain tentu ada yang lebih aman, dari daun stevia, 
misalnya. Namun, karena harganya tidak terjangkau untuk membuat 
kudapan murah, pedagang memilih gula buatan yang lebih
murah.Belakangan pemanis buatan aspartam juga gencar dilarang, 
lantaran efek buruknya, antara lain diduga terhadap otak. Namun, 
masih banyak jajanan dan penganan, selain industri makanan yang 
menggunakan aspartam. 
15 
b. Penyedap 
Perhatikan bagaimana tukang bakso pinggir jalan 
menambahkan bumbu penyedap (sodium gluamic). Dahulu, untuk 
menuangkan bumbu penyedap (disebut mecin, vetsin) memakai 
sendok khusus terbuar dari kayu dengan penampang seujung 
kelingking. Maksudnya paling banyak disedok pun, takarannya hanya 
seujung kelingking itu. Tidak demikian hal sekarang, rata-rata 
dituang langsung dari kantong plastik kemasan atau memakai sendok 
makan. Semakin banyak penyedap dituangkan, semakin gurih rasa 
barang jualannya. Dari kacamata ekonomi, akan lebih 
menguntungkan bila menuangkan lebih banyak penyedap karena 
menambah lezat cita rasa jajanan. Air putih (bukan kaldu) yang 
dibubuhi penyedap banyak-banyak dengan cara murah dan mudah 
menjadi sangat menyerupai kuah kaldu yang harus tinggi modalnya. 
Bila dikonsumsi rutin untuk jangka waktu lama, penyedap buruk 
efeknya terhadap susunan saraf pusat, selain efek alergi bagi yang 
tidak tahan (post resntaurant syndrome), juga pusing-pusing sehabis 
makan di restoran (akibat penyedap). Bagi mereka yang ingin aman, 
selain minta tidak pakai penyedap bila memeasan makanan restoran, 
masakan di rumah sendiri sama sekali bebas penyedap buatan. Rasa 
gurih sehatnya cukup hanya mengandalkan bahan alami, seperti rasa 
kaldu ayam, sapi atau ikan belaka. tanpa perlu menambahkan bumbu 
penyedap buatan. 
c. Formalin 
Kita juga mengenal bahan formalin. Selain digunakan buat 
pengawet mayat agar tidak lekas membusuk, formalin juga masuk ke 
indsutri makanan (rumahan). Bukan baru sekarang kita mendengar
atau mungkin membaca kalau formalin juga masuk industri 
pembuatan tahu. Agar awet tidak lekas rusak (basi), industri tahu 
(murah) juga memanfaatkan formalin, agar tidak sampai merugi. 
Tahu yang berformalin dijajakan di mana-mana. Padahal, formalin 
juga tidak menyehatkan. Formalin juga dimanfaatkan untuk proses 
pembuatan ikan asin. Penjualan ikan asin di suatu daerah, baru-baru 
ini diberitakan menurun akibat kedapatan pembuatannya memakai 
formalin agar lebih awet. Selain formalin kita juga membaca atau 
mendengar pembuatan bakso mencampurkan bahan kimiawi boraks 
juga, selain beberapa jenis bahan kimiawi yang sudah terbukti 
membahayakan kesehatan, masih lolos tak terkontrol. 
Betapa longgarnya kendali terhadap pemakaian bahan-bahan 
berbahaya karena memang tidak mudah rentang kendali untuk ribuan 
industri makanan dan minuman rumahan, termasuk jamu rumahan. 
16 
d. Minyak goreng bekas 
Disinyalir, kebanyakan jajanan gorengan pinggir jalan juga 
menggunakan minyak goreng bekas, kalau minyak goreng yang 
sudah dioplos dengan minyak lain yang lebih murah. Minyak goreng 
oplosan ini yang diduga membahayakan kesehatan. 
Kita sudah tahu kalau minyak goreng bekas (jelantah) bersifat 
karsinogenik juga. Restoran ayam goreng yang tidak memakai lagi 
minyak goreng habis pakainya, menjualnya ke penjual gorengan 
pinggir jalan.Kalau dikonsumsi rutin untuk jangka waktu lama, tentu 
sama tidak sehatnya dengan bahan karsinogenik lainnya. Termasuk 
jika kita melakukannya juga di rumah sendiri. 
Demikian Dampak Negatif dan Bahaya Jajanan Anak Sekolah yang di 
jual bebas. diharapkan orang tua dan guru senantiasa mengingatkan anak-anaknya 
untuk menjauhi makanan yang tidak sehat. Sebaiknya sosialisasikan 
makanan yang sehat dengan memberi penyedap rasa non MSG
G. Mengajarkan dan Melatih Anak Memilih Jajanan Sehat 
Ada beberapa tips yang bisa dilakukan oleh para orang tua dalam hal 
menjaga kesehatan anak dengan cara memilih jajanan yang sehat antara lain 
adalah sebagai berikut : 
1. Orangtua harus mengedukasi anak agar selalu memilih jajanan yang 
aman,salah satunya adalah dengan membawakan bekal yang dipilih dan 
disiapkan sendiri oleh orang tua.Orang tua juga dapat menunjukkan 
kepada anak-anak tempat-tempat yang higienis dan sehat untuk membeli 
makanan, misalnya di kantin sekolah yang memenuhi syarat kebersihan. 
2. Biasanya di sekolah, anak-anak akan memilih jajanan yang dijajakan di 
pinggir jalan atau dekat sekolah. Ajari anak untuk memilih jajanan yang 
bersih, tidak dihinggap lalat, yang penjualnya menjaga kebersihan diri, dan 
kemasan makanannya aman. Kalau perlu, sesekali datang ke lingkungan 
sekolah dan amati jajanan mana saja yang aman bagi anak anda 
3. Jajanan harus memenuhi syarat keseimbangan gizi yang dibutuhkan oleh 
tubuh untuk dapat beraktivitas. Jajanan harus mengandung karbohidrat, 
protein, lemak, vitamin dan mineral yang porsinya berimbang. Makanan 
bergizi seimbang sangat penting untuk pertumbuhan yang optimal pada 
anak-anak dan sebagai dasar fondasi hidup sehat untuk masa yang akan 
datang 
4. Tidak ada satu makanan yang sempurna, yang mampu memenuhi seluruh 
kebutuhan gizi seseorang. Oleh karena itu, makan harus bervariasi, agar 
kebutuhan akan setiap zat gizi terpenuhi. Nasihati anak agar tidak hanya 
memilih satu jenis jajanan saja. 
5. Dengan selalu menyediakan jajanan atau penganan sehat bagi anak. 
17
BAB III 
TINJAUAN KASUS 
MEDAN | DNA - Angggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat 
Daerah (DPRD) Medan Khairudin Salim mengatakan, masih terjadinya kasus 
keracunan akibat dari jajajan di lingkungan sekolah terhadap anak-anak di 
Sekolah Daerah (SD), menunjukkan lemahnya pengawasan dari pihak-pihak 
terkait. 
"Masih terjadinya kasus keracunan makanan dan minuman akibat 
jajanan di lingkungan sekolah terhadap sejumlah siswa SD di Kota Medan 
dan sekitarya menunjukkan masih lemahnya pengawasan pihak tekait dseperti 
Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan maupun Balai Pengawas Obat dan 
Makanan (BPOM)," ujar Khairuddin Salim kepada wartawan Jum'at 
(25/02/2011). 
Sebab kalau ketiga lembaga pemerintah ini tetap konsisten 
memberikan pengawasan sebagaimana mestinya., niscaya kasus keranunan 
yang dialami anak-anak sekolah ini mungkin tidak lagi terjadi, ungkap Wakil 
Sektretaris Fraksi Partai Demokrat DPRD Medan tersebut. 
"Kita menilai ini merupakan kelalaian dari pihak Dinas Pendidikan, 
Dinas Kesehatan maupun BPOM dalam melakukan pengawasan terhadap 
makanan dan minuman di lingkungan sekolah, karena diduga banyak jajanan 
anak-anak yang tidak sesuai standar kesehatan," ujarnya. 
Dinas Pendidikan kata Khairudin tidak saja mengawasi para guru dan 
sekolah, namun juga termasuk keselamatan para siswanya, terumana terhadap 
jajanan yang ada di lingkungan sekolah, sebab semua makanan dan minuman 
yang dijual di lingkungan sekolah harus mempunyai standar kesehatan. 
Kasus keracunan terhadap 14 di SD Aljamiyatul Wasliyah Jalan 
Bromo Gang Santun Medan ini akibat lemahnya pengawasan yang dilakukan 
pihak-pihak terkait terhadap kesahatan jajanan di lingkungan sekolah. 
18
Padahal lanjut Khairuddin, kasus seperti ini sudah sering terjadi di 
kota Medan, untuk oleh Walikota Medan, selaku orang nomor satu di 
Pemerintah Kota (Pemko) Medan harus menyikapi persoalan ini secara 
serius, sebab persoalan ini akan meresahkan para orangtua murid. 
Karena karacunan makanan dan minuman akibat jajanan ini bisa 
merenggut nyawa manusia, untuk itu harus ada tindakan prefentif yang 
dilakukan oleh pihak terkait baik Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan maupun 
BPOM, imbuhnya. 
Seperti diketahui belasan siswa SD SD Aljamiyatul Wasliyah Jalan 
Bromo Gang Santun Medan mengalami keracunan setelah mengkomsumsi 
minuman kemasan yang dijual di kantin sekolah, sehingga harus mendapat 
perawatan secara intensif oleh pihak rumah sakit terdekat. 
19
BAB IV 
ANALISA KASUS 
Dari kasus diatas, dibutuhkah peranan dari berbagai pihak untuk 
membantu mengurangi dampak negatif yang mungkin terjadi pada anak- anak 
disekolah lain. Upaya untuk menrungari dampak tersebut diantaranya: 
A. Didik Anak Untuk Tidak Jajan 
Kebiasaan jajan pada anak memang susah distop. Apalagi bila 
sejak kecil (balita) sudah dibiasakan jajan. Perlu pemahaman kepada anak 
sejak dini untuk tidak membiasakan jajan atau beli jajan sembarangan. 
Orangtua harus selektif kalaupun mau membelikan jajanan anak. 
Seyogyanya memang lebih baik menyiapkan bekal makanan-minuman 
dari rumah untuk dibawa anak ke sekolah. Kebiasaan membawakan bekal 
makanan-minuman dari rumah bisa dimulai ketika anak mulai masuk 
pendidikan prasekolah (PAUD/Play Group). 
20 
B. Peran Sekolah 
Pihak sekolah juga harus ikut terlibat dalam hal pengawasan 
jajanan yang dijual di sekitar lingkungan sekolah. Dengan pendekatan, 
para penjaja/penjual makanan-minuman harus diingatkan soal kebersihan 
makanan-minuman yang dibuat atau dijajakannya. Bila diingatkan tak 
bisa, pihak sekolah harus mengingatkan siswanya untuk berhati-hati 
memilih jajanan. Berikan pemahaman kepada siswa tentang jajanan sehat 
dan yang berpotensi membahayakan kesehatan yang dijual di lingkungan 
sekolahnya. Pihak sekolah juga harus melaporkan ke Dinas terkait bila 
menemukan penjual jajanan pangan yang terindikasi membahayakan 
kesehatan. Ada baiknya, lakukan pengujian sampel jajanan yang dijual di 
lingkungan sekolah di laboratorium sekolah masing-masing. 
C. BPOM & Dinas Kesehatan Harus Turun Tangan 
BPOM dan Dinas Kesehatan setempat merupakan institusi yang 
harus respek dengan pengawasan jajanan sekolah. Bila perlu bentuk Satgas 
Perlindungan dan Pengawasan Jajanan Anak. BPOM maupun Dinas
Kesehatan harus turun lapangan melakukan pengecekan sampel makanan-minuman 
yang dijual di lingkungan sekolah. Para penjual jajanan di 
sekolah harus didata dan bila harus disurvei atau si dak untuk mengetahui 
proses pembuatan makanan-minuman yang akan dijual di sekolah. Bila 
ada yang membandel dengan menjajakan jajanan yang berpotensi 
membahayakan kesehatan, si pedagang bersangkutan harus diproses 
hukum untuk pembelajaran dan penyadaran pentingnya jajanan yang 
sehat. 
D. Dinas Terkait Lain Harus Peduli 
Tak hanya Dinas Kesehatan setempat yang harus dilibatkan, peran 
Dinas terkait lain, seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan juga harus 
bersama-sama melakukan pendataan dan pembinaan sesuai tupoksinya. 
Para penjual jajanan di sekolah harus dibina karena mereka juga bagian 
dari pelaku UKM (Usaha Kecil & Menengah). Apakah ada pembinaan 
terhadap mereka selama ini? Entahlah. 
E. Bentuk Kader Peduli Jajanan Sehat 
Jajanan di sekolah bisa menjadi mesin pembunuh bagi anak kalau 
tidak dikontrol. Si penjual ada yang tidak tahu apakah jajanannya sehat 
atau tidak namun ada juga yang nekat mencari untung banyak dengan 
mengabaikan soal kesehatan makanan yang dijual atau dibuatnya. Mereka 
tanpa rasa dosa, melakukan perbuatan dengan menggunakan minyak 
goreng yang sudah berulang kali dipakai, bahan pengawet dan bahan 
pewarna makanan-minuman yang berbahaya bagi kesehatan. Kader Peduli 
Jajanan Sehat bisa dibentuk oleh Dinas terkait dengan melibatkan orangtua 
siswa, guru, masyarakat setempat, termasuk juga penjual jajanan sekolah. 
Keberadaan Kader tersebut bisa diberdayakan untuk turut serta 
menyosialisasikan jajanan yang bersih, sehat dan bergizi termasuk saling 
mengawasi soal jajanan pangan yang dijual di lingkungan sekolah. 
21 
F. Dirikan Kantin Sekolah 
Agar anak tidak jajan sembarangan, sekolah juga bisa 
memfasilitasi dengan menyediakan ruang untuk kantin. Kantin dengan
jajanan yang bersih, sehat, bergizi dan murah tentunya. Dengan adanya 
Kantin Sekolah, rangkul para penjual jajanan namun dengan seleksi 
terhadap makanan-minuman yang dijual harus bersih, sehat dan juga 
bergizi. 
22
BAB III 
PENUTUP 
23 
A. KESIMPULAN 
Jajanan sehat di kantin sangat dibutuhkan bagi siswa karena jajanan 
sehat mempengaruhi dalam tumbuh kembang anak. Kebanyakan anak 
sekolah lebih menyukai jajanan yang dijual di luar lingkungan sekolah 
dengan warna yang mencolok. Padahal, jajanan tersebut mengandung bahan 
pengawet yang berbahaya bagi kesehatan mereka. Bahan pengawet 
makanan adalah bahan yang ditambahkan pada makanan untuk mencegah 
atau menghambat menjadi rusak atau busuknya makanan. Bahan pengawet 
yang dilarang digunakan pada makanan meliputi:Asam Borat, Asam Salisilat, 
Kloramfenikol, Formalin. 
Sehingga peran orang tua dan pihak sekolah dalam menciptakan 
jajanan sehat sangat dibutuhkan. Orang tua mempunyai peran penting dalam 
mengajarkan anak dalam memilih jajanan sehat. 
B. SARAN 
1. Kerja sama serta peran serta dari pihak sekolah, pemerintah dan orangtua 
sangat dibutuhkan dalam hal ini. Bukan hanya himbauan untuk anak atau 
siswa tetapi tindakan nyata dan sanksi tegas untuk para pedagang patut 
dicontohkan kepada siswa, sehingga kebiasaan jajan sembarangan dapat 
diminimalisir. 
2. Diharapkan orang tua mau mendidik anak agar lebih cerdasdalam 
memilih jajanan yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA 
Heru,adi(1993).Kader kesehatan masyarakat.Jakarta:Buku Kedokteran EGC. 
Wahab,Samak (1996). Ilmu kesehatan anak Nelson. Jakarta:Buku Kedokteran 
24 
EGC. 
http://www.lifebuoy.co.id/berita-sehat/health-alert/cegah-anak-sakit-karena-jajan-sembarangan/ 
http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/837

More Related Content

What's hot

Laporan tahap 1 metpen
Laporan tahap 1 metpenLaporan tahap 1 metpen
Laporan tahap 1 metpenGriya Nugroho
 
Laporan Multivitamin
Laporan MultivitaminLaporan Multivitamin
Laporan Multivitaminguestb59a8c8
 
PROPOSAL Kajian Tentang Tahap Pengetahuan, Sikap dan Amalan Pelajar Universit...
PROPOSAL Kajian Tentang Tahap Pengetahuan, Sikap dan Amalan Pelajar Universit...PROPOSAL Kajian Tentang Tahap Pengetahuan, Sikap dan Amalan Pelajar Universit...
PROPOSAL Kajian Tentang Tahap Pengetahuan, Sikap dan Amalan Pelajar Universit...Hanissa Rafee
 
Artikel anak 2 jajanan sehat
Artikel anak  2 jajanan sehatArtikel anak  2 jajanan sehat
Artikel anak 2 jajanan sehatRia Zuri
 
KPKP 2214 Keracunan Makanan
KPKP 2214 Keracunan Makanan KPKP 2214 Keracunan Makanan
KPKP 2214 Keracunan Makanan ILKKM SG BULOH
 
Ukbm bio kd 3.7 sispencer (1)
Ukbm bio kd 3.7 sispencer (1)Ukbm bio kd 3.7 sispencer (1)
Ukbm bio kd 3.7 sispencer (1)radar radius
 
proposal gerakan mahasiswa sehat
proposal gerakan mahasiswa sehatproposal gerakan mahasiswa sehat
proposal gerakan mahasiswa sehatApriani Rahayu
 
Penyuluhan gizi dan Kesehatan
Penyuluhan gizi dan KesehatanPenyuluhan gizi dan Kesehatan
Penyuluhan gizi dan KesehatanDevi Kusumandani
 
Artikel kelompok i bio ii b
Artikel kelompok i bio ii bArtikel kelompok i bio ii b
Artikel kelompok i bio ii bHendryani Putri
 
Makalah food record firda amalia 125070301111009
Makalah food record firda amalia 125070301111009Makalah food record firda amalia 125070301111009
Makalah food record firda amalia 125070301111009Firda Amalia
 
Konseling Gizi (perencanaan)
Konseling Gizi (perencanaan)Konseling Gizi (perencanaan)
Konseling Gizi (perencanaan)Dessycis
 
Presentasi karya tulis
Presentasi karya tulis Presentasi karya tulis
Presentasi karya tulis Gita Graciana
 
Fenomena makanan siap saji dan dampaknya terhadap kesehatan
Fenomena makanan siap saji dan dampaknya terhadap kesehatanFenomena makanan siap saji dan dampaknya terhadap kesehatan
Fenomena makanan siap saji dan dampaknya terhadap kesehatannyongkoh
 
Buku studi-diet-total-survei-konsumsi-makanan-individu-riau-2014
Buku studi-diet-total-survei-konsumsi-makanan-individu-riau-2014Buku studi-diet-total-survei-konsumsi-makanan-individu-riau-2014
Buku studi-diet-total-survei-konsumsi-makanan-individu-riau-2014Sherly Aulia
 

What's hot (14)

Laporan tahap 1 metpen
Laporan tahap 1 metpenLaporan tahap 1 metpen
Laporan tahap 1 metpen
 
Laporan Multivitamin
Laporan MultivitaminLaporan Multivitamin
Laporan Multivitamin
 
PROPOSAL Kajian Tentang Tahap Pengetahuan, Sikap dan Amalan Pelajar Universit...
PROPOSAL Kajian Tentang Tahap Pengetahuan, Sikap dan Amalan Pelajar Universit...PROPOSAL Kajian Tentang Tahap Pengetahuan, Sikap dan Amalan Pelajar Universit...
PROPOSAL Kajian Tentang Tahap Pengetahuan, Sikap dan Amalan Pelajar Universit...
 
Artikel anak 2 jajanan sehat
Artikel anak  2 jajanan sehatArtikel anak  2 jajanan sehat
Artikel anak 2 jajanan sehat
 
KPKP 2214 Keracunan Makanan
KPKP 2214 Keracunan Makanan KPKP 2214 Keracunan Makanan
KPKP 2214 Keracunan Makanan
 
Ukbm bio kd 3.7 sispencer (1)
Ukbm bio kd 3.7 sispencer (1)Ukbm bio kd 3.7 sispencer (1)
Ukbm bio kd 3.7 sispencer (1)
 
proposal gerakan mahasiswa sehat
proposal gerakan mahasiswa sehatproposal gerakan mahasiswa sehat
proposal gerakan mahasiswa sehat
 
Penyuluhan gizi dan Kesehatan
Penyuluhan gizi dan KesehatanPenyuluhan gizi dan Kesehatan
Penyuluhan gizi dan Kesehatan
 
Artikel kelompok i bio ii b
Artikel kelompok i bio ii bArtikel kelompok i bio ii b
Artikel kelompok i bio ii b
 
Makalah food record firda amalia 125070301111009
Makalah food record firda amalia 125070301111009Makalah food record firda amalia 125070301111009
Makalah food record firda amalia 125070301111009
 
Konseling Gizi (perencanaan)
Konseling Gizi (perencanaan)Konseling Gizi (perencanaan)
Konseling Gizi (perencanaan)
 
Presentasi karya tulis
Presentasi karya tulis Presentasi karya tulis
Presentasi karya tulis
 
Fenomena makanan siap saji dan dampaknya terhadap kesehatan
Fenomena makanan siap saji dan dampaknya terhadap kesehatanFenomena makanan siap saji dan dampaknya terhadap kesehatan
Fenomena makanan siap saji dan dampaknya terhadap kesehatan
 
Buku studi-diet-total-survei-konsumsi-makanan-individu-riau-2014
Buku studi-diet-total-survei-konsumsi-makanan-individu-riau-2014Buku studi-diet-total-survei-konsumsi-makanan-individu-riau-2014
Buku studi-diet-total-survei-konsumsi-makanan-individu-riau-2014
 

Similar to Bab i

Instrumen wawancara permasalahan anak SD
Instrumen wawancara permasalahan anak SDInstrumen wawancara permasalahan anak SD
Instrumen wawancara permasalahan anak SDMitha Ye Es
 
Standar kantin sehat sekolah
Standar kantin sehat sekolahStandar kantin sehat sekolah
Standar kantin sehat sekolahYola DJ
 
kajian bab 2 LITERATURE REVIEW
kajian bab 2 LITERATURE REVIEWkajian bab 2 LITERATURE REVIEW
kajian bab 2 LITERATURE REVIEWHanissa Rafee
 
SAP jajanan Sehat.docx
SAP jajanan Sehat.docxSAP jajanan Sehat.docx
SAP jajanan Sehat.docxYulitasonjaya
 
Proposal kegiatan promosi_dan_penyuluhan
Proposal kegiatan promosi_dan_penyuluhanProposal kegiatan promosi_dan_penyuluhan
Proposal kegiatan promosi_dan_penyuluhanazkanmuttaqin
 
Usaha_kesehatan_sekolah_UKS.pptx
Usaha_kesehatan_sekolah_UKS.pptxUsaha_kesehatan_sekolah_UKS.pptx
Usaha_kesehatan_sekolah_UKS.pptxTimmyPoluan
 
Promkes di sekolah
Promkes di sekolahPromkes di sekolah
Promkes di sekolahom_wiez
 
Keperawatan Kesehatan Sekolah.pptx
Keperawatan Kesehatan Sekolah.pptxKeperawatan Kesehatan Sekolah.pptx
Keperawatan Kesehatan Sekolah.pptxssuser52bbc0
 
gunawan,+Journal+manager,+3.+Artikel+Dewa+Ayu+(Fix).pdf
gunawan,+Journal+manager,+3.+Artikel+Dewa+Ayu+(Fix).pdfgunawan,+Journal+manager,+3.+Artikel+Dewa+Ayu+(Fix).pdf
gunawan,+Journal+manager,+3.+Artikel+Dewa+Ayu+(Fix).pdfsasiaprianti
 
Pembinaan uks
Pembinaan uksPembinaan uks
Pembinaan uksArry Arie
 
PPT_Promkes_di_Sekolah.pptx
PPT_Promkes_di_Sekolah.pptxPPT_Promkes_di_Sekolah.pptx
PPT_Promkes_di_Sekolah.pptxRoronoaZorro7
 
MATERI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
MATERI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)MATERI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
MATERI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)NurilApp
 
Keracunan Makanan - Komunikasi Kesihatan
Keracunan Makanan - Komunikasi KesihatanKeracunan Makanan - Komunikasi Kesihatan
Keracunan Makanan - Komunikasi KesihatanYonizam Syahrul
 
Policy Brief Sanitasi Sekolah 2017 - UNICEF Indonesia
Policy Brief Sanitasi Sekolah 2017 - UNICEF IndonesiaPolicy Brief Sanitasi Sekolah 2017 - UNICEF Indonesia
Policy Brief Sanitasi Sekolah 2017 - UNICEF IndonesiaReza Hendrawan
 
Askep keluarga pada balita
Askep keluarga pada balitaAskep keluarga pada balita
Askep keluarga pada balitaRahmat Ramadhani
 
Makalah zat kimia berbahaya pada makanan
Makalah zat kimia berbahaya pada makananMakalah zat kimia berbahaya pada makanan
Makalah zat kimia berbahaya pada makananLinda Rosita
 

Similar to Bab i (20)

Instrumen wawancara permasalahan anak SD
Instrumen wawancara permasalahan anak SDInstrumen wawancara permasalahan anak SD
Instrumen wawancara permasalahan anak SD
 
Standar kantin sehat sekolah
Standar kantin sehat sekolahStandar kantin sehat sekolah
Standar kantin sehat sekolah
 
kajian bab 2 LITERATURE REVIEW
kajian bab 2 LITERATURE REVIEWkajian bab 2 LITERATURE REVIEW
kajian bab 2 LITERATURE REVIEW
 
SAP jajanan Sehat.docx
SAP jajanan Sehat.docxSAP jajanan Sehat.docx
SAP jajanan Sehat.docx
 
Proposal kegiatan promosi_dan_penyuluhan
Proposal kegiatan promosi_dan_penyuluhanProposal kegiatan promosi_dan_penyuluhan
Proposal kegiatan promosi_dan_penyuluhan
 
Usaha_kesehatan_sekolah_UKS.pptx
Usaha_kesehatan_sekolah_UKS.pptxUsaha_kesehatan_sekolah_UKS.pptx
Usaha_kesehatan_sekolah_UKS.pptx
 
Promkes di sekolah
Promkes di sekolahPromkes di sekolah
Promkes di sekolah
 
Keperawatan Kesehatan Sekolah.pptx
Keperawatan Kesehatan Sekolah.pptxKeperawatan Kesehatan Sekolah.pptx
Keperawatan Kesehatan Sekolah.pptx
 
gunawan,+Journal+manager,+3.+Artikel+Dewa+Ayu+(Fix).pdf
gunawan,+Journal+manager,+3.+Artikel+Dewa+Ayu+(Fix).pdfgunawan,+Journal+manager,+3.+Artikel+Dewa+Ayu+(Fix).pdf
gunawan,+Journal+manager,+3.+Artikel+Dewa+Ayu+(Fix).pdf
 
Pembahasan fitra
Pembahasan fitraPembahasan fitra
Pembahasan fitra
 
Pembinaan uks
Pembinaan uksPembinaan uks
Pembinaan uks
 
PPT_Promkes_di_Sekolah.pptx
PPT_Promkes_di_Sekolah.pptxPPT_Promkes_di_Sekolah.pptx
PPT_Promkes_di_Sekolah.pptx
 
MATERI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
MATERI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)MATERI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
MATERI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
 
Keracunan Makanan - Komunikasi Kesihatan
Keracunan Makanan - Komunikasi KesihatanKeracunan Makanan - Komunikasi Kesihatan
Keracunan Makanan - Komunikasi Kesihatan
 
Phbs sekolah
Phbs sekolahPhbs sekolah
Phbs sekolah
 
Policy Brief Sanitasi Sekolah 2017 - UNICEF Indonesia
Policy Brief Sanitasi Sekolah 2017 - UNICEF IndonesiaPolicy Brief Sanitasi Sekolah 2017 - UNICEF Indonesia
Policy Brief Sanitasi Sekolah 2017 - UNICEF Indonesia
 
Askep keluarga pada balita
Askep keluarga pada balitaAskep keluarga pada balita
Askep keluarga pada balita
 
Makalah zat kimia berbahaya pada makanan
Makalah zat kimia berbahaya pada makananMakalah zat kimia berbahaya pada makanan
Makalah zat kimia berbahaya pada makanan
 
Materi lilik fitra AKPER PEMKAB MUNA
Materi lilik fitra AKPER PEMKAB MUNA Materi lilik fitra AKPER PEMKAB MUNA
Materi lilik fitra AKPER PEMKAB MUNA
 
Materi lilik fitra
Materi lilik fitraMateri lilik fitra
Materi lilik fitra
 

Bab i

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Perkembangan makanan jajanan di Indonesiayang berbasishome industrytelah semakin maju, tak terkecualiyang dijajakan di sekolah-sekolah, hal ini dapatdilihat dengan semakin beragamnya makananjajanan yangditawarkan di setiapsekolah.Hampir di setiap sekolah, pasti dijumpai para pedagang makanan jajanan.Hal ini mendorong timbulnya kebiasaan mengkonsumsi makanan jajanan padaanak sekolah, terutama pada jeda jam istirahat sekolah.Namun kebiasaanmengkonsumsi makanan jajanan sehat masih belum banyak dimiliki oleh anaksekolah (Devi, 2012 : 31). Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2010, anak sekolah yangdimaksudkan di sini adalah anak usia 7-15tahun, dimana saat ini mereka sedangduduk dibangku SD dan SMP. Anak usia ini sedang menjalani pendidikan dasaryang merupakan titik awal anak mengenal sekolah yang sesungguhnya dengankurikulum dan mata pelajaran yang serius.Pengetahuan gizi memegang peranan yang pentingdalam memberikancara menggunakan pangan yang baik sehingga dapatmencapai keadaan gizi yangcukup. Tingkat pengetahuan yang menentukan perilaku konsumsi pangan didapatsalah satunya melalui pendidikan gizi. Pendidikan gizi berusaha menambahpengetahuan dan memperbaiki kebiasaan konsumsi panganyang pada umumnya dipandang lebih baik diberikan sedini mungkin (Suharjo, 1989). Hal ini patut mendapatkan perhatian mendalam sebagai suatu unsur dalam strategi gizi yang menyeluruh. Tingkat pengetahuan seseorang banyak menentukan pemilihan makan. Ketidaktahuan tentang makan dapat menyebabkan kekurangan gizi. Pengetahuan gizi seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai sumber misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk, dan kerabat dekat. Pengetahuan ini
  • 2. dapat membentuk keyakinan tertentu, sehingga berperilaku sesuai kenyataan tersebut (Yuwono, 1999). Jajanan yang dimakan oleh siswa biasanya tersedia dikantin sekolah. Kantin sekolah merupakan salah satu tempat yang menyediakan berbagai kebutuhan baik bagi siswa maupun staf pengajar seperti, makanan dan minuman.Para pemilik kantin sekolah haruslah memiliki pengetahuan yang baik tentang jajanan yang sehat, aman, dan bergizi sehingga jajanan yang disediakan memiliki kandungan gizi baik bagi yang mengonsumsinya. Menurut Data Badan POM tahun 2010 menunjukkan adanya jajanan yang tidak memenuhi syarat dengan ditemukannya dari 2.984 sampel yang diuji, 45% diantaranya tidak memenuhi syarat karena mengandung BTP (Bahan Tambahan Pangan) yang dilarang seperti boraks, formalin, rhodamin B, methanil yellowatau BTP yang diperbolehkan seperti benzoat, sakarin, dan siklamat namun penggunaannya melebihi batas, serta ada yang tidak memenuhi uji cemaran mikroba karena mengandung Escherichia coli. Hasil penelitian tersebut menunjukkan rendahnya perlindungan pada anak sekolah, padahal mengonsumsi jajanan saat bersekolah sudah jadi aktivitas rutin mereka (Permata, 2010 ). Oleh karena itu, keberadaan makanan jajanan anak sekolah perlumendapat perhatian khusus. Hal ini sejalan denganGerakan Jajanan Sehat AnakSekolah yang dicanangkan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia pada tanggal31 Januari 2011. Fokus pengawasan diberikan pada jajanan anak sekolah karenadata KLB keracunan pangan Badan POM (Pengawas Obat-obatan dan Makanan)menunjukkan setiap tahun selalu terjadi keracunan di sekolah dengan anakSekolah Dasar (SD) menjadi kelompok yang palingsering mengalami keracunan(Mei, 2011). Keputusan pembelian yang relatif tinggi dari anak sekolah terhadapmakanan jajanan tidak disertaidengan keamanan dari makanan jajanan tersebut.Makanan jajanan anak sekolah yang diproduksi secara tradisional dalam bentukindustri rumah tangga diragukan keamanannya. Meskipun jajanan yangdiproduksi industri makanan tersebut berteknologi 2
  • 3. tinggi,belum tentu terjamin keamanannya. Penelitian yang mengangkat topik pernah dilakukan oleh Yulianingsih(2009) tentang hubungan pengetahuan gizi dengan sikap anak Sekolah Dasar dalam memilih makanan jajanan. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubunganantara pengetahuan gizi dan sikap anak dalam memilih makanan jajanan.Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pengetahuan tidak berartisikap yang diambil tepat.Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan saatini terletak pada masalah makanan jajanan. Adapun perbedaannya adalah pada uji analisis, tempat penelitian sertapopulasi dan sampel penelitian. Berdasarkan hal tersebut di atas penulis ingin memberitahukan kepada pembaca mengenai jajanan sehat di kantin sekolah serta bahaya atau penyakit yag ditimbulkan apabila mengonsumsi makanan atau jajanan yang tidak sehat. 3 B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari perilaku hidup bersih dan sehat? 2. Apa pengertian jajanan sehat di kantin sekolah? 3. Bagaimana kriteria kantin sehat di sekolah? 4. Apa saja peranan kantin sekolah dalam menyediakan makanan sehat dan aman? 5. Bagaimana makanan yang aman dan sehat untuk anak sekolah? 6. Apa saja dampak negatif dan bahaya jajanan anak sekolah? 7. Bagaimana cara mengajarkan dan melatih anak memilih jajanan sehat? C. Tujuan Penulisan 1. Menjelaskan pengertian dari perilaku hidup bersih dan sehat 2. Menjelaskan pengertian jajanan sehat di kantin sekolah 3. Menjelaskan kriteria kantin sehat di sekolah 4. Menjelaskan peranan kantin sekolah dalam menyediakan makanan sehat dan aman 5. Menjelaskan makanan yang aman dan sehat untuk anak sekolah
  • 4. 6. Mengetahui dampak negatif dan bahaya jajanan anak sekolah 7. Mengetahui cara mengajarkan dan melatih anak memilih jajanan sehat 4
  • 5. BAB II JAJANAN SEHAT DI KANTIN SEKOLAH A. Konsep Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan paradigma sehat dalam budaya perorangan, keluarga, dan masyarakat yang berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan, memelihara, dan melindungi kesehatannya baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial. Selain itu juga program perilaku hidup bersih dan sehat bertujuan memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, kelompok, keluarga, dengan membuka jalur komunikasi, informasi, dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku sehingga masyarakat sadar, mau, dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support), dan pemberdayaan masyarakat (empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri terutama pada tatanannya masing-masing (Depkes RI, 2002). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan individu/kelompok dapat menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat (Dinkes Jabar, 2010). B. Pengertian Jajanan Sehat di Kantin Sekolah Makanan Yang Sehat harus memiliki ciri sebagai berikut seperti yang pernah diutarakan oleh Dra. Zulaimah Msi Apt selaku Kepala BPOM Semarang yaitu terbebas dari bahaya fisik, kimia dan biologis. 1. Bahaya jajanan dalam hal fisik antara lain adalah benda asing yang ada dalam makanan. Seperti halnya kuku, rambut, serangga yang mati, potongan plastik maupun yang lainnya. 5
  • 6. 2. Bahaya Kimia Makanan antara lain adalah merupakan dan adanya pencemaran zat kimia seperti halnya cairan pembersih, pestisida dan lainnya yang tentunya akan membahayakan kesehatan anak anak kita nantinya. Atau juga diakibatkan racun di bahan makanan sendiri sepeti halnya jamur racun, singkong racun dan lainnya. 3. Bahaya Biologis maksudnya adalah dapat disebabkan mikroba patogen. Karena mikroba jenis ini akan bisa menyebabkan keracunan makanan. Bentuknya bisa berupa virus, parasit atau pun bakteri. Jajanan yang terbebas dari bahan kimiawi dan berbahaya memang mempunyai ciri kriteria tertentu. Seperti contohnya warna jajanan yang tidak terlalu mencolok. Karena pada umumnya makanan yang berwarna mencolok ditambahi dengan zat pewarna makanan yang bukan untuk makanan. Tidak jarang ditemukan bahan pewarna tekstil yang digunakan untuk menarik minat anak-anak sekolah. 6 C. Kriteria Kantin Sehat di Sekolah Jika kita bicara kesehatan lingkungan sekolah, maka kantin menjadi salah satu ruang lingkup penting hygiene dan sanitasi sekolah. Tentu kita juga paham, bahwa aspek sanitasi lain di sekolah akan banyak berbicara masalah lingkungan fisik secara umum, fasilitas sanitasi, aspek konstruksi umum (ventilasi, jarak tempat duduk siswa dan papan tulis, ergonomi, dan lainnya. Sementara pada kantin, banyak aspek kesehatan lingkungan terkait pada kantin, seperti aspek perilaku penjamah, aspek peralatan, aspek sanitasi tempat, sanitasi air bersih, dan lain-lain. Salah satu fungsi dari kantin adalah sebagai tempat memasak atau membuat makanan dan selanjutnya dihidangkan kepada konsumen, maka kantin dapat menjadi tempat menyebarnya segala penyakit yang medianya melalui makanan dan minuman. Dengan demikian makanan dan minuman yang dijual di kantin berpotensi menyebabkan penyakit bawaan makanan bila tidak dikelola dan ditangani dengan baik (Mukono, 2000).
  • 7. Kantin adalah tempat usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya. Kantin merupakan salah satu bentuk fasilitas umum, yang keberadaannya selain sebagai tempat untuk menjual makanan dan minuman juga sebagai tempat bertemunya segala macam masyarakat dalam hal ini siswa yang berada di lingkungan sekolah, dengan segala penyakit yang mungkin dideritanya (Depkes RI, 2003). Persyaratan sanitasi kantin antara lain di jelaskan pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098/Menkes/SK/VII/2003, tentang kelayakan higiene sanitasi pada kantin. Namun sebelum kita berbicara lebih jauh tentang sanitasi kantin, perlu kita ingatkan kembali pengertian sanitasi yang merupakan upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan (Depkes, 2001). Persyaratan sanitasi kantin sesuai Kepmenkes diatas meliputi faktor bangunan, konstruksi, dan fasilitas sanitasi, sebagai berikut : 1. Bangunan a. Bangunan kantin kokoh, kuat dan permanen. b. Ruangan harus ditata sesuai fungsinya, sehingga memudahkan arus tamu, arus siswa, arus bahan makanan dan makanan jadi serta barang - barang lainnya yang dapat mencemari makanan. 7 2. Konstruksi a. Lantai harus dibuat kedap air, rata, tidak licin, kering dan bersih. b. Dinding Permukaan dinding harus rata, kedap air dan dibersihkan. c. Ventilasi Ventilasi alam harus cukup menjamin peredaran udara dengan baik, dapat menghilangkan uap, gas, asap, bau dan debu dalam ruangan. Ventilasi buatan diperlukan bila ventilasi alam tidak dapat memenuhi persyaratan. d. Pencahayaan
  • 8. Intensitas pencahayaan setiap ruangan harus cukup untuk melakukan pekerjaan pengolahan makanan secara efektif dan kegiatan pembersihan ruangan. 8 e. Atap Tidak bocor, cukup landai dan tidak menjadi sarang tikus dan serangga lainnya. f. Langit- langit Permukaan rata, bersih, tidak terdapat lubang-lubang. 3. Fasilitas sanitasi a. Air bersih Kualitas air bersih harus memenuhi syarat fisik (tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna, jernih), serta jumlahnya cukup memadai untuk seluruh kegiatan. b. Air limbah Air limbah mengalir dengan lancar, sistem pembuangan air limbah harus baik, saluran terbuat dari bahan kedap air, saluran pembuang air limbah tertutup. c. Toilet Tersedia toilet, bersih. Di dalam toilet harus tersedia jamban, peturasan dan bak air. Tersedia sabun untuk mencuci tangan. Di dalam toilet harus tersedia bak dan air bersih dalam keadaan cukup. d. Tempat sampah Tempat sampah dibuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat, mempunyai tutup. Tersedia pada setiap tempat atau ruang yang memproduksi sampah. Sampah dibuang tiap 24 jam atau bila sudah penuh. e. Tempat cuci tangan Fasilitas cuci tangan ditempatkan sedemikian rupa sehingga mudah dicapai oleh tamu dan siswa. Fasilitas cuci tangan dilengkapi dengan air mengalir, sabun, bak penampungan yang permukaanya halus,
  • 9. mudah dibersihkan dan limbahnya dialirkan ke saluran pembuangan yang tertutup. 9 f. Tempat mencuci peralatan Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat dan mudah dibersihkan. Bak pencucian sedikitnya terdiri dari 3 bilik atau bak pencuci yaitu untuk mengguyur, menyabun dan membilas. g. Tempat mencuci bahan makanan. Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat dan mudah dibersihkan. h. Tempat penyimpanan air bersih (tandon air) harus tertutup sehingga dapat menahan masuknya tikus dan serangga. 4. Ruang dapur, ruang makan dan penyajian a. Dapur Dapur harus bersih, ruang dapur harus bebas dari serangga, tikus dan hewan lainnya. b. Ruang makan Ruang makan bersih, perlengkapan ruang makan (meja, kursi, taplak meja), tempat peragaan makanan jadi harus tertutup, perlengkapan bumbu kecap, sambal, merica, garam dan lain-lain bersih. Penerapan beberapa parameter diatas pada dasarnya bertujuan untuk meminimalisasi faktor makanan sebagai media penularan penyakit dan masalah kesehatan. Persyaratan sanitasi tersebut juga sebagai salah satu bentuk sistem kewaspadaan dini, juga sebagai alat untuk menilai faktor resiko. Prosedur ini umum, dalam kaitan dengan hygiene dan sanitasi makanan, kita kenal sebagai system Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP). Sistem ini pada dasarnya merupakan pendekatan yang mengidentifikasikan hazard spesifik dan tindakan untuk mengendalikannya. Yang dimaksud dengan hazard – dapat berupa agens biologis, kimiawi, atau agen fisik – pada makanan yang berpotensi menyebabkan efek yang buruk pada kesehatan.
  • 10. D. Peranan Kantin Sekolah Dalam Menyediakan Makanan Sehat dan Aman 1. Kantin atau warung sekolah merupakan salah satu tempat jajan anak sekolah selain penjaja makanan jajanan di luar sekolah. 2. Kantin sekolah mempunyai peranan yang penting dalam mewujudkan pesan-pesan kesehatan dan dapat menentukan perilaku makan siswa sehari-hari melalui penyediaan makanan jajanan di sekolah. 3. Kantin sekolah dapat menyediakan makanan sebagai pengganti makan pagi dan makan siang di rumah serta camilan dan minuman yang sehat, aman dan bergizi. E. Makanan yang Sehat dan Aman untuk Anak Sekolah 1. Makanan yang sehat, aman dan bergizi adalah makanan yang mengandung zat gizi yang diperlukan seorang anak untuk dapat hidup sehat dan produktif. Makanan tersebut harus bersih, tidak kadaluarsa, dan tidak mengandung bahan kimia maupun mikroba berbahaya bagi kesehatan. 2. Gizi yang baik dan cukup akan membantu pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal, dan akan meningkatkan kemampuan kecerdasan seorang anak. Sebaliknya, jika anak kurang gizi maka pertumbuhan dan perkembangannya akan terhambat. 3. Selain masalah gizi, keamanan pangan juga merupakan masalah yang tidak kalah penting bagi anak-anak sekolah. Makanan yang tidak bersih dan tidak aman dapat menimbulkan keracunan dengan gejala seperti diare, mual, pusing dan dalam jangka panjang dapat menimbulkan penyakit. 4. Kondisi sanitasi dan higiene yang masih rendah, penggunaan bahan kimia berbahaya secara ilegal dalam proses pengolahan pangan, adanya kandungan cemaran mikroba dan kimia, dan penambahan bahan tambahan pangan yang melebihi ambang batas pada makanan jajanan 10
  • 11. anak sekolah akan sangat membahayakan kesehatan jutaan anak-anak sekolah. 5. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI melaporkan bahwa sumber terbesar keracunan makanan yang terjadi di Indonesia adalah makanan olahan rumah tangga, jasa boga dan makanan jajanan anak sekolah. 6. Penyediaan makanan yang sehat, aman dan bergizi di sekolah penting untuk mendukung kebutuhan gizi dan kesehatan anak sekolah Contoh makanan yang dijual di kantin sekolah : a. Makanan Sepinggan Makanan sepinggan merupakan kelompok makanan utama, yang dapat disiapkan di rumah terlebih dahulu atau disiapkan di kantin. Contoh makanan sepinggan seperti gado-gado, nasi uduk, siomay, bakso, mie ayam, lontong sayur dan lain-lain 11 b. Makanan camilan Makanan camilan adalah makanan yang dikonsumsi di antara dua waktu makan. Makanan camilan terdiri dari: 1) Makanan camilan basah, seperti pisang goreng, lemper, lumpia, risoles, dan lain-lain. Makanan camilan ini dapat disiapkan di rumah terlebih dahulu atau disiapkan di kantin. 2) Makanan camilan kering, seperti produk ekstrusi (brondong), keripik, biskuit, kue kering, dan lain-lain. Makanan camilan ini umumnya diproduksi oleh industri pangan baik industri besar, industri kecil, dan industri rumah tangga. c. Kelompok minuman yang biasanya dijual di kantin meliputi: 1) Air putih, baik dalam kemasan maupun yang disiapkan sendiri 2) Minuman ringan: Dalam kemasan, misalnya teh, minuman sari buah, minuman berkarbonasi, dan lain-lain 3) Disiapkan sendiri oleh kantin, misalnya es sirup, teh
  • 12. 4) Minuman campur, seperti es buah, es campur, es cendol, es doger, 12 dan lain-lain d. Buah merupakan salah satu jenis makanan sumber vitamin dan mineral yang penting untuk anak usia sekolah. Buah-buahan sebaiknya dikonsumsi setiap hari. Buah-buahan dapat dijual dalam bentuk : 1) Utuh, misalnya pisang, jambu, jeruk, dan lain-lain 2) Kupas dan potong, misalnya pepaya, nanas, melon, mangga, dan lain-lain F. Dampak Negatif dan Bahaya Jajanan Anak Sekolah Bukan kali pertama kalau diberitakan jajanan anak sekolah (dan orang dewasa) tidak menyehatkan. Bahaya makanan jajanan sekolah dan makanan umum lainnya bisa muncul untuk jangka pendek, bisa juga pada jangka panjang.Jangka pendek, terjadi keracunan makanan sebab tercemar mikroorganisme, parasit, atau bahan racun kimiawi (pestisida). Muntah dan diare sehabis mengonsumsi jajanan paling sering ditemukan. Bahaya jangka panjang jajanan yang tidak menyehatkan apabila bahan tambahan dalam makanan-minuman bersifat pemantikan kanker, selain kemungkinan gangguan kesehatan lainnya. Kita menyaksikan hampir semua kalangan di Indonesia, baik anak sekolah, orang kantoran di kota besar, apalagi yang di pedesaan, rata-rata sudah tercemar oleh beragam bahan kimiawi berbahaya dalam makanan, kudapan, atau penganan jajanan mereka. 1. Mengandung Zat Warna Tekstil Sebagai contoh adalah saus tomat. Tidak sedikit saus tomat yang beredar terbuat dari ubi, cuka, dan zat warna tekstil (rhodomin-B). Zat warna tekstil inilah yang diperkirakan berpotensi menimbulkan keluhan tersebut. Tidak hanya sekadar pusing belaka yang ditakutkan, melainkan juga bahaya jangka panjangnya. Zat warna tekstil jenis itu bersifat
  • 13. pemantik munculnya kanker bila dikonsumsi rutin untuk waktu yang sama. Kita menyaksikan yang ada di meja makan warung nasi, penjual bakmi bakso, dan kantin sekolah, kemungkinan besar jenis saus tomat semacam itu. Bukan cuma dalam saut tomat, zat warna tekstil rhodomin- B juga konon pernah ditemukan dalam lipstik dan pemerah pipi, selain bahan pewarna panganan dan jajanan, termasuk mungkin dalam sirup murah. Dalam sebuah reportase sebuah stasiun TV swasta menyiarkan tayangan pembuatan sirup yang dijajakan di sekolah tersebut kurang higienis, memakai air mentah (belum dimasak) dan zat warna buatan yang diduga rhodomin-B juga. Sirup dan limun murah di jajanan sekolah ini yang membuat kita prihatin. Generasi anak sekolah (pinggiran, dari ekonomi kurang mampu) kita tengah menanggung risiko terkena kanker saat dewasa, selain bahaya infeksi perut lainnya. 13 2. Bahaya Cacing Melihat kondisi seperti ini, semakin murah suatu jajanan, boleh disimpulkan semakin besar berisiko membahayakan kesehatan. Bahaya jangka panjang yang lain juga muncul bila jajanan sampai tercemar cacing. Kebanyakan sayur mayur mentah (pernah diselidiki) di supermarket mengandung telur cacing perut karena konon sebelum dibawa ke kota, dibersihkan memakai air selokan di gunung. Air selokan umumnya sudah tercemar tinja berpenyakit (penderita penyakit cacing perut). Telur cacing juga dapat pula dibawa oleh jemari penjaja makanan (gado-gado, rujak, buah dingin, karedok, ketoprak) bila penjaja makanan (food handle) mengidap penyakit cacing. Sehabis penjaja makanan buang air besar dan tidak membasuh tangan dulu tetapi langsung menyajikan makanan, telur cacing di kuku jemarinya akan mencemari makanan jajanannya. Di sela-sela kuku jemari tangan telur cacing mengendon dan pindah ke makanan jajanan. Cacing kremi, cacing tambang, cacing gelang, cacing cambuk, jenis-jenis cacing yang lazim ditularkan dari
  • 14. makanan jajanan. Sering pengidap cacing tidak merasakan keluhan apa-apa, termasuk orang gedongan dan pekerja kantoran. Biasanya baru kedapatan cacingan kalau iseng melakukan pemeriksaan laboratorium tinja. Tahu-tahu ada telur cacingnya. Pada anak sekolah, cacingan bisa berakibat kekurangan darah (anemia). Baru-baru ini diberitakan bahwa lebih separuh anak sekolah dasar (sampel sebuah yayasan LSM) menderita anemia. Besar kemungkinan, selain sanitasi yang buruk, penyebabnya bersumber dari jajanan harian yang tercemar cacing perut. 14 3. Bahan-Bahan Berbahaya Pada intinya adalah sudah saatnya kita selaku orang tua maupun orang dewasa hendaknya berhati-hati apabila kita atau anak kita jajan di luar. Sebagai tambahan wawasan, berikut ini beberapa bahan-bahan berbahaya yang sering digunakan oleh penjual jajanan yang tidak bertanggung jawab. Semoga dengan mengetahui jenis dan bahayanya, kita lebih berhati-hati di kemudian hari. a. Gula bibit Selain pewarna, jajanan kaki lima yang memang buat kantong ekonomi lemah, dengan harga yang lebih terjangkau, tak mungkin sepenuhnya menggunakan gula asli (gula pasir maupun gula merah), melainkan memilih gula bibit. Kita tahu gula bibit tidak semuanya aman bagi kesehatan. Sebut saja gula sakarin dan aspartam, yang jauh lebih murah dibanding gula asli. Bisa dipastikan jenis gula bibit murah begini, yang sudah dilarang digunakan, masih saja dipakai oleh rata-rata pembuat makanan dan minuman rumahan. Limun, sirup, saus dan kecap murah, hampir pasti mencamprukan gula bibit, kalau bukan seluruhnya bahan kimiawi berbahaya ini. Pemanis buatan lain tentu ada yang lebih aman, dari daun stevia, misalnya. Namun, karena harganya tidak terjangkau untuk membuat kudapan murah, pedagang memilih gula buatan yang lebih
  • 15. murah.Belakangan pemanis buatan aspartam juga gencar dilarang, lantaran efek buruknya, antara lain diduga terhadap otak. Namun, masih banyak jajanan dan penganan, selain industri makanan yang menggunakan aspartam. 15 b. Penyedap Perhatikan bagaimana tukang bakso pinggir jalan menambahkan bumbu penyedap (sodium gluamic). Dahulu, untuk menuangkan bumbu penyedap (disebut mecin, vetsin) memakai sendok khusus terbuar dari kayu dengan penampang seujung kelingking. Maksudnya paling banyak disedok pun, takarannya hanya seujung kelingking itu. Tidak demikian hal sekarang, rata-rata dituang langsung dari kantong plastik kemasan atau memakai sendok makan. Semakin banyak penyedap dituangkan, semakin gurih rasa barang jualannya. Dari kacamata ekonomi, akan lebih menguntungkan bila menuangkan lebih banyak penyedap karena menambah lezat cita rasa jajanan. Air putih (bukan kaldu) yang dibubuhi penyedap banyak-banyak dengan cara murah dan mudah menjadi sangat menyerupai kuah kaldu yang harus tinggi modalnya. Bila dikonsumsi rutin untuk jangka waktu lama, penyedap buruk efeknya terhadap susunan saraf pusat, selain efek alergi bagi yang tidak tahan (post resntaurant syndrome), juga pusing-pusing sehabis makan di restoran (akibat penyedap). Bagi mereka yang ingin aman, selain minta tidak pakai penyedap bila memeasan makanan restoran, masakan di rumah sendiri sama sekali bebas penyedap buatan. Rasa gurih sehatnya cukup hanya mengandalkan bahan alami, seperti rasa kaldu ayam, sapi atau ikan belaka. tanpa perlu menambahkan bumbu penyedap buatan. c. Formalin Kita juga mengenal bahan formalin. Selain digunakan buat pengawet mayat agar tidak lekas membusuk, formalin juga masuk ke indsutri makanan (rumahan). Bukan baru sekarang kita mendengar
  • 16. atau mungkin membaca kalau formalin juga masuk industri pembuatan tahu. Agar awet tidak lekas rusak (basi), industri tahu (murah) juga memanfaatkan formalin, agar tidak sampai merugi. Tahu yang berformalin dijajakan di mana-mana. Padahal, formalin juga tidak menyehatkan. Formalin juga dimanfaatkan untuk proses pembuatan ikan asin. Penjualan ikan asin di suatu daerah, baru-baru ini diberitakan menurun akibat kedapatan pembuatannya memakai formalin agar lebih awet. Selain formalin kita juga membaca atau mendengar pembuatan bakso mencampurkan bahan kimiawi boraks juga, selain beberapa jenis bahan kimiawi yang sudah terbukti membahayakan kesehatan, masih lolos tak terkontrol. Betapa longgarnya kendali terhadap pemakaian bahan-bahan berbahaya karena memang tidak mudah rentang kendali untuk ribuan industri makanan dan minuman rumahan, termasuk jamu rumahan. 16 d. Minyak goreng bekas Disinyalir, kebanyakan jajanan gorengan pinggir jalan juga menggunakan minyak goreng bekas, kalau minyak goreng yang sudah dioplos dengan minyak lain yang lebih murah. Minyak goreng oplosan ini yang diduga membahayakan kesehatan. Kita sudah tahu kalau minyak goreng bekas (jelantah) bersifat karsinogenik juga. Restoran ayam goreng yang tidak memakai lagi minyak goreng habis pakainya, menjualnya ke penjual gorengan pinggir jalan.Kalau dikonsumsi rutin untuk jangka waktu lama, tentu sama tidak sehatnya dengan bahan karsinogenik lainnya. Termasuk jika kita melakukannya juga di rumah sendiri. Demikian Dampak Negatif dan Bahaya Jajanan Anak Sekolah yang di jual bebas. diharapkan orang tua dan guru senantiasa mengingatkan anak-anaknya untuk menjauhi makanan yang tidak sehat. Sebaiknya sosialisasikan makanan yang sehat dengan memberi penyedap rasa non MSG
  • 17. G. Mengajarkan dan Melatih Anak Memilih Jajanan Sehat Ada beberapa tips yang bisa dilakukan oleh para orang tua dalam hal menjaga kesehatan anak dengan cara memilih jajanan yang sehat antara lain adalah sebagai berikut : 1. Orangtua harus mengedukasi anak agar selalu memilih jajanan yang aman,salah satunya adalah dengan membawakan bekal yang dipilih dan disiapkan sendiri oleh orang tua.Orang tua juga dapat menunjukkan kepada anak-anak tempat-tempat yang higienis dan sehat untuk membeli makanan, misalnya di kantin sekolah yang memenuhi syarat kebersihan. 2. Biasanya di sekolah, anak-anak akan memilih jajanan yang dijajakan di pinggir jalan atau dekat sekolah. Ajari anak untuk memilih jajanan yang bersih, tidak dihinggap lalat, yang penjualnya menjaga kebersihan diri, dan kemasan makanannya aman. Kalau perlu, sesekali datang ke lingkungan sekolah dan amati jajanan mana saja yang aman bagi anak anda 3. Jajanan harus memenuhi syarat keseimbangan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat beraktivitas. Jajanan harus mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral yang porsinya berimbang. Makanan bergizi seimbang sangat penting untuk pertumbuhan yang optimal pada anak-anak dan sebagai dasar fondasi hidup sehat untuk masa yang akan datang 4. Tidak ada satu makanan yang sempurna, yang mampu memenuhi seluruh kebutuhan gizi seseorang. Oleh karena itu, makan harus bervariasi, agar kebutuhan akan setiap zat gizi terpenuhi. Nasihati anak agar tidak hanya memilih satu jenis jajanan saja. 5. Dengan selalu menyediakan jajanan atau penganan sehat bagi anak. 17
  • 18. BAB III TINJAUAN KASUS MEDAN | DNA - Angggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Medan Khairudin Salim mengatakan, masih terjadinya kasus keracunan akibat dari jajajan di lingkungan sekolah terhadap anak-anak di Sekolah Daerah (SD), menunjukkan lemahnya pengawasan dari pihak-pihak terkait. "Masih terjadinya kasus keracunan makanan dan minuman akibat jajanan di lingkungan sekolah terhadap sejumlah siswa SD di Kota Medan dan sekitarya menunjukkan masih lemahnya pengawasan pihak tekait dseperti Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan maupun Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)," ujar Khairuddin Salim kepada wartawan Jum'at (25/02/2011). Sebab kalau ketiga lembaga pemerintah ini tetap konsisten memberikan pengawasan sebagaimana mestinya., niscaya kasus keranunan yang dialami anak-anak sekolah ini mungkin tidak lagi terjadi, ungkap Wakil Sektretaris Fraksi Partai Demokrat DPRD Medan tersebut. "Kita menilai ini merupakan kelalaian dari pihak Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan maupun BPOM dalam melakukan pengawasan terhadap makanan dan minuman di lingkungan sekolah, karena diduga banyak jajanan anak-anak yang tidak sesuai standar kesehatan," ujarnya. Dinas Pendidikan kata Khairudin tidak saja mengawasi para guru dan sekolah, namun juga termasuk keselamatan para siswanya, terumana terhadap jajanan yang ada di lingkungan sekolah, sebab semua makanan dan minuman yang dijual di lingkungan sekolah harus mempunyai standar kesehatan. Kasus keracunan terhadap 14 di SD Aljamiyatul Wasliyah Jalan Bromo Gang Santun Medan ini akibat lemahnya pengawasan yang dilakukan pihak-pihak terkait terhadap kesahatan jajanan di lingkungan sekolah. 18
  • 19. Padahal lanjut Khairuddin, kasus seperti ini sudah sering terjadi di kota Medan, untuk oleh Walikota Medan, selaku orang nomor satu di Pemerintah Kota (Pemko) Medan harus menyikapi persoalan ini secara serius, sebab persoalan ini akan meresahkan para orangtua murid. Karena karacunan makanan dan minuman akibat jajanan ini bisa merenggut nyawa manusia, untuk itu harus ada tindakan prefentif yang dilakukan oleh pihak terkait baik Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan maupun BPOM, imbuhnya. Seperti diketahui belasan siswa SD SD Aljamiyatul Wasliyah Jalan Bromo Gang Santun Medan mengalami keracunan setelah mengkomsumsi minuman kemasan yang dijual di kantin sekolah, sehingga harus mendapat perawatan secara intensif oleh pihak rumah sakit terdekat. 19
  • 20. BAB IV ANALISA KASUS Dari kasus diatas, dibutuhkah peranan dari berbagai pihak untuk membantu mengurangi dampak negatif yang mungkin terjadi pada anak- anak disekolah lain. Upaya untuk menrungari dampak tersebut diantaranya: A. Didik Anak Untuk Tidak Jajan Kebiasaan jajan pada anak memang susah distop. Apalagi bila sejak kecil (balita) sudah dibiasakan jajan. Perlu pemahaman kepada anak sejak dini untuk tidak membiasakan jajan atau beli jajan sembarangan. Orangtua harus selektif kalaupun mau membelikan jajanan anak. Seyogyanya memang lebih baik menyiapkan bekal makanan-minuman dari rumah untuk dibawa anak ke sekolah. Kebiasaan membawakan bekal makanan-minuman dari rumah bisa dimulai ketika anak mulai masuk pendidikan prasekolah (PAUD/Play Group). 20 B. Peran Sekolah Pihak sekolah juga harus ikut terlibat dalam hal pengawasan jajanan yang dijual di sekitar lingkungan sekolah. Dengan pendekatan, para penjaja/penjual makanan-minuman harus diingatkan soal kebersihan makanan-minuman yang dibuat atau dijajakannya. Bila diingatkan tak bisa, pihak sekolah harus mengingatkan siswanya untuk berhati-hati memilih jajanan. Berikan pemahaman kepada siswa tentang jajanan sehat dan yang berpotensi membahayakan kesehatan yang dijual di lingkungan sekolahnya. Pihak sekolah juga harus melaporkan ke Dinas terkait bila menemukan penjual jajanan pangan yang terindikasi membahayakan kesehatan. Ada baiknya, lakukan pengujian sampel jajanan yang dijual di lingkungan sekolah di laboratorium sekolah masing-masing. C. BPOM & Dinas Kesehatan Harus Turun Tangan BPOM dan Dinas Kesehatan setempat merupakan institusi yang harus respek dengan pengawasan jajanan sekolah. Bila perlu bentuk Satgas Perlindungan dan Pengawasan Jajanan Anak. BPOM maupun Dinas
  • 21. Kesehatan harus turun lapangan melakukan pengecekan sampel makanan-minuman yang dijual di lingkungan sekolah. Para penjual jajanan di sekolah harus didata dan bila harus disurvei atau si dak untuk mengetahui proses pembuatan makanan-minuman yang akan dijual di sekolah. Bila ada yang membandel dengan menjajakan jajanan yang berpotensi membahayakan kesehatan, si pedagang bersangkutan harus diproses hukum untuk pembelajaran dan penyadaran pentingnya jajanan yang sehat. D. Dinas Terkait Lain Harus Peduli Tak hanya Dinas Kesehatan setempat yang harus dilibatkan, peran Dinas terkait lain, seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan juga harus bersama-sama melakukan pendataan dan pembinaan sesuai tupoksinya. Para penjual jajanan di sekolah harus dibina karena mereka juga bagian dari pelaku UKM (Usaha Kecil & Menengah). Apakah ada pembinaan terhadap mereka selama ini? Entahlah. E. Bentuk Kader Peduli Jajanan Sehat Jajanan di sekolah bisa menjadi mesin pembunuh bagi anak kalau tidak dikontrol. Si penjual ada yang tidak tahu apakah jajanannya sehat atau tidak namun ada juga yang nekat mencari untung banyak dengan mengabaikan soal kesehatan makanan yang dijual atau dibuatnya. Mereka tanpa rasa dosa, melakukan perbuatan dengan menggunakan minyak goreng yang sudah berulang kali dipakai, bahan pengawet dan bahan pewarna makanan-minuman yang berbahaya bagi kesehatan. Kader Peduli Jajanan Sehat bisa dibentuk oleh Dinas terkait dengan melibatkan orangtua siswa, guru, masyarakat setempat, termasuk juga penjual jajanan sekolah. Keberadaan Kader tersebut bisa diberdayakan untuk turut serta menyosialisasikan jajanan yang bersih, sehat dan bergizi termasuk saling mengawasi soal jajanan pangan yang dijual di lingkungan sekolah. 21 F. Dirikan Kantin Sekolah Agar anak tidak jajan sembarangan, sekolah juga bisa memfasilitasi dengan menyediakan ruang untuk kantin. Kantin dengan
  • 22. jajanan yang bersih, sehat, bergizi dan murah tentunya. Dengan adanya Kantin Sekolah, rangkul para penjual jajanan namun dengan seleksi terhadap makanan-minuman yang dijual harus bersih, sehat dan juga bergizi. 22
  • 23. BAB III PENUTUP 23 A. KESIMPULAN Jajanan sehat di kantin sangat dibutuhkan bagi siswa karena jajanan sehat mempengaruhi dalam tumbuh kembang anak. Kebanyakan anak sekolah lebih menyukai jajanan yang dijual di luar lingkungan sekolah dengan warna yang mencolok. Padahal, jajanan tersebut mengandung bahan pengawet yang berbahaya bagi kesehatan mereka. Bahan pengawet makanan adalah bahan yang ditambahkan pada makanan untuk mencegah atau menghambat menjadi rusak atau busuknya makanan. Bahan pengawet yang dilarang digunakan pada makanan meliputi:Asam Borat, Asam Salisilat, Kloramfenikol, Formalin. Sehingga peran orang tua dan pihak sekolah dalam menciptakan jajanan sehat sangat dibutuhkan. Orang tua mempunyai peran penting dalam mengajarkan anak dalam memilih jajanan sehat. B. SARAN 1. Kerja sama serta peran serta dari pihak sekolah, pemerintah dan orangtua sangat dibutuhkan dalam hal ini. Bukan hanya himbauan untuk anak atau siswa tetapi tindakan nyata dan sanksi tegas untuk para pedagang patut dicontohkan kepada siswa, sehingga kebiasaan jajan sembarangan dapat diminimalisir. 2. Diharapkan orang tua mau mendidik anak agar lebih cerdasdalam memilih jajanan yang sehat.
  • 24. DAFTAR PUSTAKA Heru,adi(1993).Kader kesehatan masyarakat.Jakarta:Buku Kedokteran EGC. Wahab,Samak (1996). Ilmu kesehatan anak Nelson. Jakarta:Buku Kedokteran 24 EGC. http://www.lifebuoy.co.id/berita-sehat/health-alert/cegah-anak-sakit-karena-jajan-sembarangan/ http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/837