SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Download to read offline
71
DAR2/Profesional/810/3/2019
PENDALAMAN MATERI
BIMBINGAN DAN KONSELING
MODUL 3
PERENCANAAN DAN EVALUASI
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
KEGIATAN BELAJAR 3
EVALUASI PROGRAM, PROSES, DAN HASIL LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Penulis:
Prof. Dr. Sugiyo, M.Si.
Zakki Nurul Amin, S.Pd., M.Pd.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2019
72
Kegiatan Belajar 3: Evaluasi Program, Proses, dan Hasil Layanan
A. Pendahuluan
Setelah menyusun program, membuat perencanaan, dan melaksanakan layanan
bimbingan dan konseling, guru bimbingan dan konseling memiliki tugas untuk
melakukan evaluasi pogram dan layanan yang telah dilakukannya. Tersusun dan
terlaksananya evaluasi bimbingan dan konseling dengan baik akan lebih menjamin
pencapaian tujuan layanan, tujuan sekolah, menegakkan akuntabilitas, dan pada
akhirnya menguatkan capabilitas bimbingan dan konseling di sekolah. Modul berjudul
perencanaan dan evaluasi layanan bimbingan dan konseling ini membahas tentang
perancangan layanan dasar, perancangan layanan responsif, evaluasi program, hasil,
dan proses, serta penyampaian hasil dan evaluasi bimbingan dan konseling.
Setelah mempelajari modul ini, Saudara peserta PPG dalam jabatan akan dapat
melakukan perancangan layanan dasar dan layanan responsif, mampu menyusun
evaluasi program, hasil, dan proses, serta mampu meyampaian hasil dan evaluasi
bimbingan dan konseling. Kompetensi tersebut sangat diperlukan bagi Saudara yang
bekerja sebagai guru bimbingan dan konseling utamanya untuk menunjang
akuntabilitas, keberhasilan, dan keefektifan pelayanan profesional bimbingan dan
konseling di sekolah.
Proses pembelajaran untuk materi yang sedang Saudara ikuti sekarang ini, dapat
berjalan dengan lebih lancar bila Saudara mengikuti langkah-langkah belajar sebagai
berikut :
1) Pahami dulu mengenai berbagai kegiatan penting dalam diklat mulai tahap awal
sampai akhir.
2) Lakukan kajian terhadap rancangan pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling yang telah ada dan yang telah dilakukan di tempat kerja Saudara,
apakah telah sesuai dengan konsep yang dimaksud dalam modul ini.
73
3) Keberhasilan proses pembelajaran Saudara dalam mata diklat ini sangat
tergantung kepada kesungguhan Saudara dalam mengerjakan latihan dan
refleksi diri. Untuk itu, berlatihlah secara mandiri atau berkelompok dengan
teman sejawat.
4) Bila Saudara menemui kesulitan, silakan hubungi instruktur/widiaiswara
pembimbing atau fasilitator yang mengajar mata diklat ini.
Baiklah Saudara perserta diklat PPG dalam jabatan, selamat belajar, semoga Saudara
sukses memahami pengetahuan yang diuraikan dalam mata diklat ini untuk bekal Anda
melakukan pelayanan bimbingan dan konseling dengan baik.
74
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Mampu mengevaluasi masukan, proses, dan hasil layanan bimbingan dan konseling
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik dengan
menerapkan asesmen otentik, serta memanfaatkan hasil evaluasi proses dan hasil untuk
perbaikan kualitas layanan bimbingan dan konseling. Sedangkan sub capaian
pembelajaran mata kegiatan ini adalah:
a. Peserta PPG mampu mengevaluasi program bimbingan dan konseling.
b. Peserta PPG mampu menyusun laporan pelaksanaan program layanan bimbingan
dan konseling.
c. Peserta PPG mampu menyusun evaluasi proses layanan bimbingan dan konseling.
d. Peserta PPG mampu menyusun evaluasi hasil layanan bimbingan dan konseling
2. Pokok-pokok Materi
b. Kriteria Evaluasi Bimbingan dan Konseling
c. Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling
d. Evaluasi Proses Layanan Bimbingan dan Konseling
e. Evaluasi Hasil Layanan Bimbingan dan Konseling
3. Uraian Materi
a. Kriteria Evaluasi Bimbingan dan Konseling
Evaluasi dalam bimbingan dan konseling merupakan usaha untuk mengetahui sejauh
mana pelaksanaan program dan pelaksanaan pelayanan bimbingan itu mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Penilaian program merupakan langkah penting dalam
pengelolaan proram bimbingan dan konseling. Keberhasilan pelaksanaan program
bimbingan dan konseling dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan merupakan
kondisi yang hendak dilihat melalui kegiatan evaluasi. Sedangkan evaluasi layanan
yang terdiri dari evaluasi proses dan hasil layanan bimbingan dan konseling, berguna
75
untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dan kebermanfaatan pelaksanaan
pelayanan bimbingan dan konseling yang telah dilakukan.
Evaluasi dalam bidang bimbingan dan konseling merupakan suatu keharusan (Gibson
& Mitchell, 2011). Kenyataan di sekolah menunjukkan bahwa tidak semua guru
bimbingan dan konseling melakukan evaluasi program secara sistematis dan terencana.
Myrick (dalam Badrujaman, 2011) memaparkan lima alasan yang menjadi faktor
penghambat guru bimbingan dan konseling tidak melakukan evaluasi: (1) Guru
bimbingan dan konseling tidak memiliki waktu untuk melakukan evaluasi program;
(2) Guru bimbingan dan konseling kurang memiliki pengetahuan dan keterampilan
dalam melaksanakan evaluasi program; (3) Adanya ketakutan guru bimbingan dan
konseling terhadap akuntabilitas; (4) Guru bimbingan dan konseling tidak merasa
bermasalah kalau tidak melaksanakan evaluasi program bimbingan dan konseling; dan
(5) Guru bimbingan dan konseling berpandangan bahwa hasil evaluasi program sulit
diukur. Gagasan serupa juga dikemukakan oleh Trevisan dan Hubert (dalam Brown
dan Trusty, 2005) yang menjelaskan bahwa alasan evaluasi belum dijalankan antara
lain disebabkan oleh kurangnya pelatihan dan kurangnya waktu bagi konselor untuk
melakukan evaluasi. Namun terlepas dari hambatan itu evaluasi bimbingan dan
konseling merupakan suatu keharusan untuk dapat menunjang akuntabilitas pelayanan
bimbingan dan konseling.
Evaluasi yang bermakna membutuhkan sebuah kriteria sebagai acuan. Namun
demikian penetapan kriteria relevan sebagai patokan dalam evaluasi program
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan persoalan yang belum
terpecahkan secara tuntas. Shertzer dan Stone (dalam Winkel dan Hastuti, 2004)
menyebutkan sejumlah ciri yang melekat pada pelayanan bimbingan dan konseling
yang baik, namun ciri-ciri itu masih bersifat subjektif, dalam arti bersumber pada
pandangan, pendapat, dan penafsiran oleh ahli bimbingan sendiri. Ciri-ciri tersebut
adalah bersifat internal dan eksternal.
76
Ciri-ciri internal yang dapat digunakan sebagai kriteria dalam pelaksanaan evaluasi
program bimbingan dan konseling (Shertzer dan Stone dalam Winkel dan Hastuti,
2012) adalah: (1) program bimbingan disusun dengan bersumber pada kebutuhan-
kebutuhan peserta didik yang nyata dan realistis dengan mengingat tugas-tugas
perkembangan dan rentang umur peserta didik; (2) sifat-sifat bimbingan yang menonjol
adalah preventif dan developmental sehingga perhatian lebih banyak difokuskan pada
bimbingan pencegahan dan pendampingan; (3) seluruh kegiatan bimbingan diarahkan
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang telah dirumuskan bersama seluruh tenaga
pendidik dan orang tua berdasarkan suatu studi yang mendalam; (4) terdapat
keseimbangan yang wajar antara layanan-layanan bimbingan, dengan mengingat
kebutuhan objektif peserta didik manakah yang sebaiknya dilayani melalui layanan
bimbingan tertentu; (5) stabilitas pelayanan bimbingan kepada siswa terjamin; (6)
fleksibilitas dalam pengelolaan program; (7) staf pembimbing memiliki semangat kerja
yang tinggi, membuktikan kemampuan bekerjasama dan berhasil mengatasi perbedaan;
(8) staf pembimbing menghindari sikap ‘tahu segalanya’, mampu memecahkan segala
persoalan sendiri dan tidak membutuhkan bantuan dari ahli lain; (9) staf pembimbing
mampu menjelaskan secara memuaskan sifat dan ciri khas dari layanan bimbingan
yang diberikan; (10) para konselor sekolah dan siswa saling mengenal satu sama lain;
(11) koordinator bimbingan membuktikan dirinya sebagai orang berkualifikasi
akademik dan mampu mengkoordinasi seluruh kegiatan bimbingan dan membina
hubungan baik dengan rekan seprofesi.
Adapun ciri-ciri eksternal menurut Shertzers dan Stone (dalam Winkel dan Hastuti,
2012) adalah: (1) terdapat sekurang-kurangnya seorang tenaga ahli bimbingan untuk
melayani 250-300 orang peserta memadai dalam hal pendidikan prajabatan di bidang
bimbingan dan konseling; (2) terselenggaranya sistem kartu pribadi (cumulative
record) yang memuat himpunan data yang relevan untuk setiap peserta didik, yang
dikelola dengan baik, dan digunakan secara aktual dalam memberikan bimbingan
77
kepada peserta didik; (3) terdapat banyak sumber informasi pendidikan dan karir yang
lengkap, mudah diakses, dan secara berkala diperbaharui; (4) tersedia dukungan sarana
material dan teknis yang memadai; (5) pelayanan bimbingan menjangkau seluruh
populasi peserta didik; dan (6) terdapat suatu rencana pelayanan bimbingan dan
konseling yang jelas, terstruktur, dan tertulis sebagai pegangan semua pihak pelaksana.
Disamping pendapat tersebut di atas, Suherman (2013) mengemukakan bahwa kriteria
evaluasi program bergantung pada tujuan dan aspek yang dievaluasi apakah
menyangkut evaluasi rumusan program, kelancaran interaksi komponen-komponen
program dalam proses pelaksanaannya, evaluasi hasil yang telah dicapai yang
berhubungan dengan diri siswa, guru, kepala sekolah, maupun orang tua dan
masyarakat. Apabila evaluasi program bimbingan dan konseling ditujukan untuk
menilai semua aspek, maka diperlukan berbagai jenis dan kriterianya sesuai dengan
aspek yang dievaluasi.
Pertama, kriteria rumusan program. Menurut Miller (dalam Suherman 2013) program
bimbingan dan konseling yang baik memiliki ciri-ciri: (1) disusun dan dikembangkan
berdasarkan kebutuhan nyata siswa; (2) diatur menurut skala prioritas berdasarkan
kebutuhan siswa; (3) dikembangkan secara bertahap dengan melibatkan semua unsur
petugas; (4) mempunyai tujuan yang ideal tetapi realistis; (5) mencerminkan
komunikasi yang berkesinambungan di antara semua staf pelaksana; (6) menyediakan
fasilitas yang dibutuhkan; (7) penyusunannya disesuaikan dengan program pendidikan
dan pengajaran di sekolah yang bersangkutan; (8) memberikan kemungkinan
pelayanan kepada seluruh siswa; (9) memperlihatkan peranan yang penting dalam
menghubungkan sekolah dengan masyarakat; (10) berlangsung sejalan dengan proses
penilaian baik mengenai program itu sendiri, kemajuan siswa yang dibimbing, dan
kemajuan pengetahuan, keterampilan serta sikap para petugas pelaksanaannya; serta
(11) menjamin keseimbangan dan kesinambungan pelayanan
78
bimbingan dalam hal pelayanan kelompok dan individual, pelayanan yang diberikan
oleh masing-masing guru pembimbing, penggunaan alat ukur yang objektif dan
subjektif, penelaahan tentang siswa dan pemberian konseling, pelayanan yang
diberikan dalam berbagai jenis bimbingan, pemberian konseling umum dan khusus.
Kedua, kriteria pelaksanaan program. Apabila penekanan penilaian terhadap program
diarahkan pada aspek material atau bahan masukan (input), maka penilaian
pelaksanaan program bimbingan dan konseling ditekankan pada teknis interaksi di
antara aspek-aspek tersebut. Beberapa pernyataan yang dapat dijadikan kriteria
evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling: (1) Personel: (a) semua staf
bimbingan telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya; (b) kemampuan yang
dibutuhkan dari setiap personel mendukung kelancaran pelaksanaan tugasnya; (c)
jumlah personel yang ada mencukupi kebutuhan atau sesuai dengan keadaan siswa;
(d) jalur komunikasi/mekanisme kerja yang telah ditetapkan mendukung pelaksanaan
program secara efektif dan efisien. (2) Jenis layanan: (a) setiap jenis layanan dapat
dilaksanakan sesuai dengan rencana; (b) semua siswa telah terlayani sesuai dengan
kebutuhannya; (c) semua layanan pada pelaksanaannya mengacu pada tujuan dan
fungsi yang diharapkan; (d) setiap jenis layanan dalam pelaksanaannya sesuai dengan
prosedur semestinya. (3) Fasilitas: (a) semua alat administrasi yang telah ditentukan
tersedia; (b) alat-alat itu digunakan sesuai dengan fungsinya; (c) fasilitas atau alat yang
tersedia dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan; (d) kualitas setiap fasilitas itu dapat
menunjang pelaksanaan setiap jenis layanan bimbingan; (e) fasilitas yang tersedia
dapat mencukupi kebutuhan pelaksanaan bimbingan. (4) Anggaran biaya: (a) anggaran
biaya yang dibutuhkan tersedia; (b) pemakaian biaya tidak menyimpang dari rencana
semula; (c) biaya diperoleh dari sumber dana yang tetap.
Ketiga, kriteria keberhasilan program. Keberhasilan program bimbingan dan konseling
yang telah dilaksanakan dapat dilihat dari dampak atau pengaruhnya. Keberhasilan
dapat dinyatakan dari segi kuantitatif (yang ditandai dengan angka
79
lulusan, keberhasilan di perguruan tinggi, formasi di suatu lembaga pekerjaan/instansi)
dan kualitatif yang ditandai dengan perubahan-perubahan dan perkembangan-
perkembangan perilaku subjek yang mendapat layanan bimbingan dan konseling.
Keberhasilan layanan program bimbingan dan konseling dapat dilihat dampaknya pada
para siswa, guru, kepala sekolah, orang tua siswa dan masyarakat, serta perkembangan
sekolah itu sendiri.
b. Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling
Konsep Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling
Gysbers (2008) menjelaskan bahwa penilaian/evaluasi program merupakan prosedur
yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sejauh mana program
bimbingan dan konseling dilaksanakan dan berfungsi dengan baik oleh konselor.
Penilaian/evaluasi program dapat digunakan sebagai prosedur penelitian diri untuk
mengetahui bagaimana program saat ini berfungsi sebelum melakukan perbaikan.
Selanjutnya Gysbers dan Henderson (2012) mengemukakan bahwa para pemimpin
dihadapkan pada tugas dan tantangan untuk menentukan aktivitas dan pelayanan
program bimbingan dan konseling yang komprehensif. Konselor dapat
mengembangkan instrumen evaluasi program dan prosedur yang diperlukan yang dapat
diadopsi, diadaptasi atau dibuat baru untuk melakukan evaluasi program bimbingan
dan konseling. Kegiatan evaluasi ini dapat dilakukan bergantung pada tujuan yang
dicapai. Gsybers (2008) memaparkan bahwa kapan dan seberapa sering pelaksanaan
evaluasi program bergantung pada tujuan yang dicapai. Namun demikian, untuk tujuan
penelitian diri (self-study) ASCA (dalam Gsybers, 2008) merekomendasikan bahwa
evaluasi program dilakukan ketika program didesain dan setahun setelah itu.
80
Evaluasi program merupakan suatu proses sistematis untuk mengumpulkan dan
menganalisa informasi tentang efisiensi, efektivitas, dan pengaruhnya terhadap
program dan layanan (Boulmetis & Dutwin, 2000 dalam Coker, Astramovich &
Hoskins, 2005). Sedangkan menurut Henderson (2004) mendefinisikan evaluasi
sebagai komponen penting dari perkembangan program bimbingan dan konseling dan
meyakinkan akuntabilitas yang bertujuan untuk menentukan nilai dari program,
kegiatan, dan personel untuk membuat keputusan atau mengambil tindakan di masa
depan. Evaluasi program layanan konseling juga bisa menyediakan sumber informasi
yang dibutuhkan untuk memverifikasi kekuatan program layanan konseling. Konselor
yang melaksanakan evaluasi program layanan bimbingan dan konseling, akan
membantu konselor dalam menginformasikan praktek dan meningkatkan pelayanan
konseling.
Evaluasi program merupakan alat yang berharga untuk konselor sekolah karena
dianggap sebagai jenis penelitian tindakan yang diarahkan untuk memonitoring dan
memperbaiki program/layanan. Evaluasi ini dapat dilakukan pada skala yang lebih
kecil, dapat direncanakan dan dilaksanakan oleh praktisi, dan dapat digunakan untuk
mengkomunikasikan dampak program terhadap prestasi belajar siswa dan variabel lain
yang berkaitan.
Prosedur Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling
Evaluasi program merupakan prosedur yang digunakan untuk menentukan atau
menggambarkan sejauh mana program bimbingan dan konseling direncanakan dengan
baik oleh konselor. Evaluasi program dapat digunakan sebagai prosedur penelitian diri
untuk mengetahui bagaimana program yang disusun memenuhi kaidah-kaidah
penyusunan program bimbingan dan konseling atau tidak, sudah baik atau belum dsb.
Dengan demikian maka cakupan penilaian program meliputi apakah program disusun
berdasarkan produk hukum, berdasar pada visi dan misi, bidang bimbingan (pribadi,
sosial, belajar, dan karir), berdasarkan kebutuhan, apakah ada
81
tujuan, dan sejumlah layanan yang diberikan oleh konselor yang meliputi layanan
dasar, layanan perencanaan individual, layanan responsif, dan dukungan sistem.
Dalam setiap aktivitas apapun termasuk dalam aktivitas bimbingan dan konseling
selalu diawali dengan kegiatan perencanaan. Perencanaan dalam bimbingan dan
konseling merupakan seperangkat kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai
tujuan bimbingan dan konseling. Dalam perencanaan program bimbingan dan
konseling sekurang-kurangnya mencakup: (a) mengkaji produk hukum yang berlaku,
(b) menyusun visi dan misi, (c) bidang pengembangan, (d) deskripsi kebutuhan, (e)
tujuan, (f) komponen program, (g) rencana operasional, (h) pengembangan tema, (i)
evaluasi, dan (j) biaya.
Mengkaji produk hukum yang berlaku, maksudnya bahwa dalam penilaian
perencanaan program bimbingan dan konseling akan ditelusuri dasar hukum
penyelenggaraaan bimbingan dan konseling di sekolah. Dalam hal ini dapat dianalisis
produk hukum seperti peraturan pemerintah dalam hal ini Depdikbud tentang
pelaksanaan bimbingan dan konseling, kurikulum bimbingan dan konseling dan aturan
lain yang digunakan dalam perencanaan program bimbingan dan konseling.
Berdasarkan telusuran tersebut dapat diketahui bahwa program bimbingan dan
konseling yang disusun bukan mengada-ada melainkan merupakan program yang
sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Menyusun visi dan misi bimbingan dan konseling. Penyusunan visi dalam bimbingan
dan konseling arah pandangan kedepan apa yang diharapkan atau dicita-citakan atau
yang ingin dicapai oleh aktivitas program bimbingan dan konseling dalam kurun waktu
tertentu. Berdasarkan visi tersebut dikembangkan misi atau yang merupakan
penjabaran lebih operasional yang berupa serangkaian aktivitas konselor/ guru
pembimbing dalam pencegahan, pengentasan dan pemecahan masalah. Terkait dengan
visi dan misi tersebut maka fokus dalam penilaian adalah untuk mengetahui
82
apakah program bimbingan dan konseling sudah berdasarkan pada visi dan misi
bimbingan dan konseling atau belum. Berdasarkan hasil penilaian tersebut dapat
disimpulkan apakah dalam perencanaan program bimbingan dan konseling sudah
sesuai dengan visi dan misi bimbingan dan konseling yang telah ditetapkan atau belum.
1. Bidang pengembangan. Dalam perencanaan program bimbingan dan konseling
hendaknya memuat empat bidang pengembangan yaitu pribadi, sosial,
akademik, dan karir. Pengembangan keempat bidang tersebut diarahkan pada
pencapaian kompetensi yang sesuai dengan tugas-tugas perkembangan siswa.
Untuk pengembangan pribadi dan akademik dalam bimbingan dan konseling
sekurang-kurangnya mencakup kompetensi: (a) self esteem, (b) motivasi
berprestasi, (c) keterampilan pengambilan keputusan, (d) keterampilan
komunikasi antar pribadi, (e) keterampilan pengentasan masalah, (f)
penyadaran keragaman budaya, dan (g) perilaku bertanggungjawab. Fokus
dalam pengembangan sosial merupakan pemantapan peserta didik dalam
memahami kasus-kasus seperti (a) kriminalitas, (b) bahaya narkotika dan obat-
obat terlarang, (c) penyakit masyarakat, dan (d) dampak pergaulan bebas.
Selanjutnya fokus pengembangan karir mencakup: (a) fungsi agama bagi
kehidupan, (b) pemantapan pilihan program studi, (c) keterampilan kerja
profesional, (d) kesiapan pribadi dalam menghadapi pekerjaan, (e)
perkembangan dunia kerja,
(f) iklim kehidupan dunia kerja, dan (g) cara melamar pekerjaan.
2. Deskripsi kebutuhan/masalah merupakan hasil identifikasi dari
kebutuhan/masalah peserta didik dan lingkungan. Untuk memperoleh informasi
tentang kebutuhan peserta didik digunakan intrumen Inventori Tugas
Perkembangan (ITP) yang dikembangkan berdasarkan konsep teoritis tentang
tugas perkembangan siswa, dan untuk mengetahui masalah siswa digunakan
Daftar Cek Masalah (DCM). Sedangkan untuk mengetahui
83
kebutuhan lingkungan (orang tua, guru, kepala sekolah) digunakan wawancara,
angket, dan/atau observasi. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang
diperoleh melalui berbagai instrumen selanjutnya ditabulasi dan
dikelompokkan yang berbentuk deskripsi kebutuhan/masalah peserta didik.
Hasil deskripsi kebutuhan peserta didik meliputi: (a) landasan religius, (b)
landasan perilaku etis, (c) kematangan emosional, (d) kematangan intelektual,
(e) kesadaran bertanggungjawab, (f) peran sosial sebagai pria dan wanita, (g)
penerimaan diri, (h) kemandirian perilaku ekonomis, (i) wawasan dan persiapan
karir, (j) kematangan hubungan dengan teman sebaya, (k) persiapan diri untuk
hidup berkeluarga.
3. Tujuan. Pada aspek ini komponen-komponen yang akan diungkap adalah
apakah rumusan tujuan dalam program bimbingan dan konseling sudah
menggambarkan pencapaian ranah kognitif, afektif dan konatif? Ranah kognitif
terkait dengan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik. Adapun
kompetensi yang harus dikuasai peserta didik setelah mengikuti layanan
bimbingan dan konseling mencakup: (a) kompetensi yang terkait dengan
perkembangan akademik seperti: memiliki sikap, pengetahuan dan
keterampilan untuk belajar di sekolah dan dalam kehidupannya,
mempersiapkan diri untuk studi lanjut dan persiapan hidup di masyarakat, dan
pemahaman tentang hubungan antara penguasaan akademik dengan
pengalaman hidup, (b) kompetensi yang terkait dengan pribadi sosial yang
mencakup: perolehan pengetahuan, sikap, dan keterampilan hubungan antar
pribadi untuk memahami diri dan hormat pada orang lain, membuat keputusan
untuk mencapai tujuan, dan memperoleh keterampilan hidup dalam
menghadapi kehidupannya, (c) kompetensi yang terkait empat komponen
perkembangan karir meliputi: pemahaman diri dan keterampilan untuk
menyesuaikan dengan dunia kerja dan pembuatan keputusan karir, memperoleh
strategi untuk mencapai karir dan memperoleh kepuasan dan kesuksesan dalam
karir, memahami hubungan antara pribadi, pelatihan
84
dengan dunia kerja. Pada ranah afektif yaitu bagaimana sikap peserta didik
setelah mengikuti layanan bimbingan dan konseling di sekolah, dan ranah
konatif terkait dengan kemandirian peserta didik dalam mengaktualisasikan diri
baik dalam kehidupan di sekolah, keluarga dan di masyarakat.
4. Komponen program, pada aspek ini penilaian difokuskan apakah dalam
perencanaan program bimbingan dan konseling telah mencakup berbagai
komponen seperti layanan dasar, layanan responsif, layanan perencanaan
individual, dan layanan dukungan sistem atau belum. Apabila sudah mencakup
keempat komponen layanan tersebut berarti perencanaan sudah bagus.
5. Rencana operasional, pada tahap ini penilaian difokuskan untuk mengetahui
apakah rencana opreasional telah dikembangkan berdasarkan hasil tugas
perkembangan dan sejumlah kompetensi yang harus dikuasai peserta didik.
Demikian pula dalam penilaian rencana operasional akan dilihat bagaimana
rencana dan agenda program dan schedule tahunan, semesteran, bulanan,
mingguan dan harian. Pada tahap ini penilaian difokuskan tentang materi,
waktu pemberian layanan, petugas, bentuk dan strategi layanan, teknik, dll.
6. Pengembangan tema, pada tahap ini fokus penilaian adalah apakah tema yang
dikembangkan sudah berdasarkan pada analisis kebutuhan dan kompetensi
yang harus dicapai peserta didik atau belum. Mengapa tahap ini penting dinilai
karena dengan pengembangan tema yang sesuai dengan kebutuhan peserta
didik disamping sesuai dengan yang diharapkan peserta didik juga mengacu
pada sejumlah kompetensi yang harus dicapai peserta didik.
7. Pengembangan rencana pelaksanaan layanan, rencana pelaksanaan layanan
merupakan unit dari serangkaian program yang telah disusun. Terkait
pengembangan rencana pelaksanaan ini pertanyaan yang muncul adalah: (a)
siapa yang menjadi sasaran layanan, (b) siapa yang memberikan, (c) pada kelas
mana materi layanan diberikan, (d) kapan diberikan dan dimana layanan
85
diberikan, (e) apa yang menjadi tujuan layanan, (f) teknik dan strategi termasuk
media apa yang digunakan untuk mencapai tujuan.
8. Evaluasi. Fokus evaluasi perencanaan program bimbingan dan konseling lebih
bersifat penilaian formatif yaitu penilaian yang bertujuan untuk mendiagnosis
berbagai kekurangan dalam perencanaan program bimbingan dan konseling.
Hasil diagnosis dipakai untuk penyempurnaan perencanaan program yang akan
dilaksanakan di sekolah.
9. Biaya/keuangan.. Biaya atau keuangan menurut Gysbers dan Henderson (2012)
meliputi anggaran, bahan/materi, perlengkapan dan fasilitas. Komponen
anggaran merupakan komponen penting dalam pelaksanakan program
bimbingan dan konseling. Hal ini dapat dimaknai bahwa program bimbingan
dan konseling akan terlaksana dengan baik apabila mendapat bantuan biaya
yang mencukupi. Secara ekstrim banyak yang mengatakan bahwa sebaik
apapun program yang telah disusun tidak akan mampu mencapai tujuan apabila
tidak didukung oleh biaya yang cukup. Komponen bahan/materi yang
diperlukan dalam layanan bimbingan dan konseling antara lain dapat berupa
inventori, modul, buku-buku sumber, media bimbinan dan lain-lain. Komponen
perlengkapan dan fasilitas berupa ruangan bimbingan kelompok, ruang
konseling, ruang audiovisual dan fasilitas lainnya. Disamping biaya maka
kebijakan kepala sekolah sangat menentukan jalannya kegiatan bimbingan dan
konseling. Lebih-lebih dalam bimbingan dan konseling komprehensif peran
kepala sekolah sangat menentukan roda organisasi bimbingan dan konseling
sekolah (Gysbers dan Henderson: 2012).
86
Contoh Instrumen Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling
Nama Guru Pembimbing : ............................................................................
Asal Sekolah : ............................................................................
NO. ASPEK PROGRAM SKOR
1. DASAR PEMIKIRAN
a. Menggambarkan kebutuhan konseli 1 2 3 4 5
b. Berpijak pada kebijakan sekolah dan sistem pendidikan nasional 1 2 3 4 5
c. Mengacu pada hasil evaluasi penyelenggaraan layanan BK sebelumnya 1 2 3 4 5
d. Sesuai dengan kekuatan dan kelemahan sekolah 1 2 3 4 5
Skor Sub Total
2. TUJUAN PROGRAM
a. Mengarah pada pencapaian perkembangan konseli secara optimal 1 2 3 4 5
b. Menunjang pencapaian tujuan institusi sekolah dan pendidikan nasional 1 2 3 4 5
c. Bersifat ideal dan secara realistis dapat dicapai 1 2 3 4 5
d. Mencakup tujuan umum dan tujuan khusus 1 2 3 4 5
Skor Sub Total
3. BIDANG LAYANAN
a. Mencakup seluruh aspek perkembangan konseli 1 2 3 4 5
b. Menggambarkan kebutuhan layanan seluruh konseli 1 2 3 4 5
c. Keseimbangan layanan antara pribadi, sosial, belajar dan karir 1 2 3 4 5
Skor Sub Total
4. STRATEGI LAYANAN
a. Relevan dengan tujuan dan bidang layanan 1 2 3 4 5
b. Realistis untuk dapat dilaksanakan 1 2 3 4 5
c. Menggambarkan kekinian yang memungkinkan diapresiasi konseli 1 2 3 4 5
d. Ditunjang dengan perlengkapan dan media yang memadai 1 2 3 4 5
Skor Sub Total
5. PERSONEL LAYANAN
a. Menggambarkan kompetensi/keahlian dan kewenangan layanan 1 2 3 4 5
b. Memadai untuk melaksanakan tugas layanan 1 2 3 4 5
c. Menggambarkan tanggung jawab seluruh personel sekolah 1 2 3 4 5
d. Menggambarkan koordinasi dan komunikasi layanan 1 2 3 4 5
Skor Sub Total
6. WAKTU PELAKSANAAN LAYANAN
a. Sesuai dengan kalender akademik sekolah 1 2 3 4 5
b. Memiliki keseimbangan antar layanan 1 2 3 4 5
c. Realistis dan sesuai dengan kebutuhan konseli dan sekolah 1 2 3 4 5
d. Terjadwal dengan baik 1 2 3 4 5
Skor Sub Total
7. FASILITAS PENDUKUNG 1 2 3 4 5
a. Kejelasan kebutuhan anggaran dan sumber pembiayaannya 1 2 3 4 5
b. Kesediaan tempat penyelenggaraan bimbingan dan konseling secara
memadai
1 2 3 4 5
c. Ketersediaan perlengkapan layanan sesuai kebutuhan 1 2 3 4 5
d. Kelengkapan bahan pustaka secara memadai 1 2 3 4 5
Skor Sub Total
8. RENCANA EVALUASI 1 2 3 4 5
a. Evaluasi BK dilakukan terhadap program, proses dan hasil layanan 1 2 3 4 5
b. Memiliki kejelasan tujuan dan aspek evaluasi 1 2 3 4 5
c. Memiliki kejelasan metode dan waktu evaluasi 1 2 3 4 5
d. Melibatkan personel yang memiliki keahlian dan kewenangan 1 2 3 4 5
e. Dijadikan sebagai bahan pengembangan program BK selanjutnya 1 2 3 4 5
Skor Sub Total
JUMLAH SKOR TOTAL
87
c. Evaluasi Proses Bimbingan dan Konseling
Konsep Evaluasi Proses dalam Bimbingan dan Konseling
Berbagai ahli telah memberikan definisi tentang penilaian/evaluasi. Pada dasarnya
penilaian/evaluasi adalah identifikasi, klarifikasi dan aplikasi untuk menentukan nilai
suatu objek dengan dibandingkan dengan kriteria tertentu (Fitzpatrick, Sanders &
Worthen, 2004). Objek evaluasi bisa berupa pelaksanaan dan/atau hasil suatu program
atau kebijakan.
Penilaian proses digunakan untuk mengetahui sejauh mana program
bimbingan/konseling komprehensif telah dilaksanakan guru pembimbing. Bagi
konselor melalui penilaian proses ini terfokus pada bagaimana proses kegiatan dan
pengelolaan bimbingan dan konseling secara menyeluruh, mengetahui bagaimana
hambatan dalam pelaksanaan, sampai dimana pelaksanaan bimbingan dan konseling,
dan pengambilan keputusan yang lain diluar penilaian keberhasilan peserta didik dalam
mengikuti layanan bimbingan dan konseling. Disamping itu melalui penilaian proses
ini siswa dapat memperoleh pengalaman tentang berbagai hal seperti bagaimana siswa
berpartisipasi dalam kegiatan bimbingan dan konseling baik secara kelompok maupun
perorangan dan bagaimana pengalaman mereka dalam berinteraksi dengan sesama
siswa serta pengalaman lain yang diperoleh selama mengikuti kegiatan bimbingan dan
konseling. Adapun kegiatan dan pengelolaan penilaian proses mencakup:
Bidang kurikulum, evaluasi dapat difokuskan pada tingkat integrasi (penggabungan)
antara bimbingan dan kurikulum akademik Fokus pada penilaian proses yang terkait
dengan kurikulum adalah bagaimana materi yang diberikan oleh guru pembimbing
terhadap peserta didik. Melalui penilaian proses ini mengkaji seberapa jauh program
bimbingan dapat secara luas memberikan kontribusi terhadap pencapaian bidang
akademik. Penggabungan antara bimbingan dengan kurikulum merupakan suatu
88
keharusan baik keharusan formal maupun keharusan akademik karena bimbingan dan
konseling merupakan sub sistem dari pendidikan secara keseluruhan.
Fokus pada peserta didik: secara individu, yang menjadi titik perhatiannya adalah
bagaimana keterlibatan peserta didik dalam kegiatan bimbingan dan konseling sehinga
apa yang diperoleh melalui layanan bimbingan dan konseling dapat dikelola secara
optimal sehingga dampak dari layanan tersebut setiap peserta didik dapat mandiri dan
berkembang secara optimal.
Fokus penilaian proses berikutnya adalah guru pembimbing/konselor, artinya
bagaimana keterlibatan guru pembimbing/konselor sekolah dalam memberikan
layanan bimbingan dan konseling yang mencakup ketepatan layanan, materi layanan,
strategi yang digunakan untuk penyampaian materi, kerjasama dengan guru bidang
studi dalam bentuk kolaborasi, dll. Salah satu indikator pelaksanaan program
bimbingan dan konseling akan memberikan kontribusi yang signifikan apabila ada
keterlibatan dan kerjasama antara konselor dengan staf yang ada disekolah. Kegiatan
kolaborasi dan aktivitas lain seperti pengajaran remidi dan sejenisnya merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari peran, tugas pokok dan fungsi staf sekolah dalam
melaksanakan tugasnya.
Keterlibatan orang tua, maksudnya bahwa evaluasi bimbingan dan konseling juga
dikembangkan sampai pada sejauh mana keterlibatan orang tua dalam layanan
bimbingan dan konseling sekolah dan seberapa efektif sekolah telah merevitalisasi
perannya sebagai orang tua dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam
membantu perkembangan putra-putrinya untuk mencapai kemandirian.
Bidang kerjasama dengan badan-badan di luar, fokus dari evaluasi dapat untuk
mengkaji tentang pemanfaatan berbagai sumber daya yang tersedia dalam perannya
dalam aktivitas bimbingan dan konseling. Disamping itu juga dapat digunakan untuk
89
mengetahui apakah kerjasama dengan badan-badan di luar sekolah mempunyai
dampak yang signifikan terhadap eksistensi dan keberlanjutan layanan bimbingan dan
konseling sekolah. Disamping itu melalui pengkajian tentang bagaimana kerjasama
dengan badan-badan di luar sekolah dapat diketahui apakah upaya pihak sekolah sudah
tepat dalam memanfaatkan sumber daya tersebut, dan melakukannya sebagai upaya
untuk memberi layanan terhadap para siswa dan keluarga mereka.
Relevan dengan konsep penilaian/evaluasi di atas, maka evaluasi proses mencakup tiga
hal (Fitzpatrick, Sanders & Worthen, 2004). Pertama, penetapan standar atau kriteria
untuk menilai derajat kualitas. Kedua, pengumpulan informasi yang relevan. Terakhir,
penerapan standar untuk menentukan nilai, kualitas, kegunaan, keefektifan dan
kontribusi. Hasil akhir dari proses tersebut adalah peningkatan (improvement) suatu
program atau kebijakan (Shackman, 2010).
Pemanfaatan pendekatan evaluasi proses memberikan beberapa kelebihan bagi
konselor dalam mengevaluasi pelayanannya. Fitzpatrick, Sanders dan Worthen (2004)
mengidentifikasi empat potensi kekuatan dari pendekatan evaluasi proses. Pertama,
proses evaluasi lebih terfokus. Penggunaan pendekatan evaluasi proses memungkinkan
evaluator untuk mengumpulkan informasi yang terarah pada suatu tahapan evaluasi.
Kedua, penyelenggaraan evaluasi tidak harus dilaksanakan setelah satu siklus
manajemen selesai. Evaluasi dapat dilaksanakan ketika suatu proses manajemen masih
berjalan, misalnya ketika program bimbingan dan konseling pertama kali dihasilkan
sudah dapat dilaksanakan evaluasi. Hal ini memungkinkan evaluator atau konselor
dapat mengambil keputusan yang cepat dalam perbaikan program bimbingan dan
konseling. Ketiga, pendekatan evaluasi proses memberikan sarana yang mudah tetapi
sangat bermanfaat bagi evaluator maupun konselor untuk mengembangkan
pertanyaan-pertanyaan penting dalam evaluasi. Konselor mudah memahami jenis
pertanyaan penting yang perlu dirancang ketika memasuki evaluasi pada tahap tertentu.
Akhirnya, pendekatan evaluasi proses memberikan informasi
90
yang berkala mengenai semua komponen dari suatu sistem. Hal ini memungkinkan
konselor untuk senantiasa mengetahui status yang up-to-date mengenai manajemen
pelayanan bimbingan dan konseling yang mereka laksanakan.
Berdasarkan uraian Stufflebeam dan Shinkfield (dalam Fitzpatrick, Sanders &
Worthen, 2004); Stafflebeam (1999, 2003) dapat diuraikan pendekatan evaluasi proses
berikut. Evaluasi proses dilakukan untuk mengidentifikasi atau memprediksi proses-
proses yang menghambat desain prosedur atau implementasinya, merekam dan menilai
keterlaksanaan prosedur kegiatan dan menyediakan bahan-bahan informasi untuk
penyusunan program di masa depan. Metode yang dapat digunakan untuk evaluasi
program diantaranya memantau potensi-potensi penghambat pelaksanaan prosedur,
mengantisipasi situasi yang tidak terduga, pendiskripsian proses implementasi program
dan observasi. Keputusan yang dapat diambil dari evaluasi proses diantaranya
perbaikan dan implementasi desain program serta prosedur; catatan lapangan (log)
implementasi program guna menginterpretasi keberhasilan pelaksanaan program.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dinyatakan bahwa penilaian proses digunakan
untuk mengetahui sejauh mana program telah dilaksanakan guru pembimbing. Bagi
konselor melalui penilaian proses ini terfokus pada bagaimana proses kegiatan dan
pengelolaan bimbingan dan konseling secara menyeluruh, mengetahui bagaimana
hambatan dalam pelaksanaan, sampai dimana pelaksanaan bimbingan dan konseling,
dan pengampilan keputusan yang lain diluar penilaian keberhasilan peserta didik dalam
mengikuti layanan bimbingan dan konseling. Disamping itu melalui penilaian proses
ini siswa dapat memperoleh pengalaman tentang berbagai hal seperti bagaimana siswa
berpartisipasi dalam kegiatan bimbingan dan konseling baik secara kelompok maupun
perorangan dan bagaimana pengalaman mereka dalam berinteraksi dengan sesama
siswa serta pengalaman lain yang diperoleh selama mengikuti kegiatan bimbingan dan
konseling. Adapun kegiatan dan pengelolaan penilaian
91
proses mencakup: (a) bidang kurikulum yang berupa materi, (b) fokus peserta didik
yaitu perhatian dan partisipasi/keterlibatan peserta didik dalam layanan bimbinan dan
konseling, (c) guru pembimbing yang meliputi ketepatan layanan, materi layanan,
strategi yang digunakan untuk penyampaian materi, kerjasama dengan guru bidang
studi dalam bentuk kolaborasi, dll.
Contoh Evaluasi Proses dalam Bimbingan dan Konseling
Berikut ini salah satu contoh format evaluasi proses bimbingan dan konseling.
Tabel 1
Instrumen Evaluasi Pelayanan BK berbasis Proses (Bimbingan Klasikal)
No Aspek SS S TS STS
1 Melaksanakan Program sesuai dengan jadwal
2 Konselor menekankan pentingnya layanan klasikal (tujuan
pemberian layanan)
3 Jika layanan klasikal tidak terlaksana/gagal konselor
mencari penyebabnya
4 Metode yang digunakan dalam layanan klasikal menarik
peserta didik
5 Konselor menggunakan media yang tepat dalam
pelaksanaan bimbingan klasikal
6 Materi yang disampaikan dalam layanan klasikal sesuai
dengan kebutuhan peserta didik
7 Dalam pelaksanaan layanan klasikal disesuaikan kebutuhan
siswa
8 Materi layanan klasikal memperhatikan situasi dan kondisi
sekolah
9 Dalam layanan klasikal konselor memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengeksplorasi diri
10 Dalam layanan klasikal konselor memberi kesempatan
kepada peserta didik/konseli untuk memberikan
masukan/saran/kritik yang membangun
11 Berdasarkan pengamatan selama pemberian layanan,
respon peserta didik positif terhadap layanan yang
diberikan oleh konselor
92
12 Pelaksanaan layanan klasikal sesuai dengan perencanaan
dalam RPLBK
13 Konselor melakukan evaluasi proses dan hasil pada layanan
yang diberikan
14 Hasil evaluasi ditindaklanjuti pada layanan yang akan
datang
15 Konselor memberikan laporan kegiatan layanan yang telah
diberikan
16 Kepala sekolah dan guru memberikan dukungan terhadap
setiap layanan yang berikan oleh konselor
Kesimpulan:.....................................................................................................................
.........................................................................................................................................
......................
Semarang,........ April 2019
Evaluator
( ........................... )
d. Evaluasi Hasil bimbingan dan konseling
Konsep Evaluasi Hasil dalam Bimbingan dan Konseling
Evaluasi hasil berkaitan dengan pertanyaan apakah pelaksanaan program bimbingan
dan konseling berkontribusi terhadap kesuksesan atau kemandirian siswa terutama
pada prestasi akademik mereka. Evaluasi hasil merupakan proses yang digunakan
untuk menjawab pertanyaan apa dampak atau kontribusi program bimbingan dan
konseling terhadap kesuksesan para siswa khususnya pada prestasi akademik. Hasil
yang dievaluasi dalam evaluasi hasil meliputi kehadiran, rujukan disiplin, rata-rata
nilai, skor nilai prestasi, dan perilaku kelas (Gsybers, 2008).
93
Selanjutnya Gsybers (2008) merekomendasikan bahwa konselor sekolah
mengembangkan dan melakukan perencanaan evaluasi berbasis hasil sebagai bagian
dari implementasi program bimbingan dan konseling komprehensif secara umum.
Rencana evaluasi hasil dapat berfokus pada kegiatan atau layanan bimbingan dan
konseling tertentu yang dipilih, atau dapat berfokus secara lebih umum pada dampak
program bimbingan dan konseling untuk kelas atau tingkat tertentu seperti, SD, SMP,
atau SMA. Konselor sekolah dituntut untuk menunjukkan bahwa pelayanan mereka
berkontribusi terhadap kesuksesan siswa. Konselor tidak hanya diminta untuk
menyatakan apa yang mereka lakukan, tetapi juga menunjukkan apa yang mereka
lakukan membuat hidup para siswa berubah (Gysbers & Henderson, 2012). Dimmit
(dalam Gysbers dan Henderson, 2012) menjelaskan pentingnya evaluasi hasil dalam
bimbingan dan konseling dengan menyatakan bahwa konseling mendapatkan nilai dan
legitimasi ketika kita mengevaluasi program dan intervensi, mengungkapkan
bagaimana karya kita bermanfaat bagi siswa, mencari keefektifan dan keefisiensian
yang lebih baik, serta mensharingkan hasil dengan kolega dan komunitas kita.
Evaluasi hasil merupakan komponen penting dalam evaluasi program bimbingan dan
konseling. Pusat Kurikulum (2004) menyatakan bahwa dalam penilaian hasil dalam
bimbingan dan konseling meliputi penilaian segera (Laiseg), penilaian jangka pendek
(laijapen) dan penilaian jangka panjang (laijapan). Penilaian segera (laiseg) merupakan
jenis penilaian yang dilakukan segera setelah peserta didik memperoleh satu jenis
layanan tertentu, sehingga lebih menekankan pada ranah kognitif dan afektif yang
terkait dengan tanggapan peserta didik/klien terhadap program bimbingan dan
konseling yang dilaksanakan. Misalnya bagaimana pemahaman terhadap materi
layanan yang diberikan, bagaimana perasaan peserta didik setelah mengikuti layanan
tertentu, dll. Penilaian jangka pendek (laijapen) merupakan jenis penilaian yang
dilakukan dalam kurun waktu satu semester. Aspek yang diungkap melalui penilaian
jangka pendek adalah bagaimana dampak program bimbingan dan
94
konseling terhadap perkembangan peserta didik/klien. Adapun dampak program
bimbingan dan konseling tersebut meliputi:
a. Pemahaman baru yang diperoleh melalui layanan, dalam kaitannya dengan
masalah yang dibahas.
b. Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang diperoleh
melalui layanan seperti perubahan sikap, motivasi, kebiasaan, keterampilan,
keberhasilan belajar, konsep diri, kemampuan berkomunikasi, kreativitas, dan
apresiasi terhadap nilai dan moral.
c. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa sesudah pelaksanaan
layanan dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut pengentasan masalah
yang dialaminya.
d. Respon peserta didik, personil sekolah, orang tua, masyarakat dan stakeholder
yang lain.
e. Perubahan tentang kemajuan peserta didik dilihat dari pencapaian tujuan
layanan bimbingan dan konseling, pencapaian tugas-tugas perkembangan
peserta didik serta hasil belajar maupun pengamatan setelah peserta didik lulus
untuk melanjutkan studi atau bekerja.
b. Berikut ini dikemukakan salah satu contoh evaluasi hasil layanan bimbingan
dan konseling tentang kepuasan klien setelah mengikuti layanan konseling.
Berikut ini dikemukakan salah satu contoh evaluasi hasil layanan bimbingan dan
konseling tentang kepuasan klien setelah mengikuti layanan konseling.
95
Tabel. 2
Kepuasan Klien Setelah Mengikuti Layanan Konseling
Nama .................................................................................. (L/P )
Kelas : ........................................................................
Jenis layanan : Konseling perorangan
Perilaku konselor dan
kepuasan peserta
didik
Sangat puas Puas Tidak puas
Sangat
Tidak puas
Sambutan pertama
konselor terhadap klien
Konselor menunjukkan
empati
Konselor membantu
menemukan masalah
Dalam memberikan
alternatif/solusi
pemecahan masalah
Kemampuan konselor
dalam membantu
pemecahan masalah
4. Forum Diskusi
Bapak/Ibu/Saudara Peserta PPG BK semoga sehat dan bahagia senantisa, mari kita
diskusikan topik/fenomena dibawah ini.
Dalam modul prosedur evaluasi bimbingan dan konseling, dijelaskan tentang 3 (tiga)
prosedur yaitu evaluasi program, evaluasi proses, evaluasi hasil dan akuntabilitas.
Menurut bapak/ibu, prosedur manakah yang menjadi indikator utama dalam evaluasi
program? Berikan argumentasi dan analisis bapak/ibu.
Terimakasih.Terimakasih. Counselling, Yes We Can.
96
C. Penutup
1. Rangkuman
Evaluasi Bimbingan dan Konseling sebagai upaya pengumpulan data dan analisis
informasi untuk membuat keputusan tentang kualitas dan hasil program bimbingan dan
konseling. Evaluasi dilaksanakan secara sistematis untuk mengetahui keefektifan
tujuan yang telah ditetapkan dalam program bimbingan dan konseling sesuai dengan
standart tertentu. Disamping itu evaluasi layanan bimbingan dan konseling dilakukan
untuk menentukan seberapa kesesuaian program dengan pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling.
Kriteria yang digunakan harus sesuai dengan semua tujuan diadakannya program
bimbingan dan konseling. Kriteria yang dimaksud antara lain: (1) taraf keberhasilan
siswa dalam belajar di perguruan tinggi dikemudian hari; (2) perasaan puas dalam
memangku jabatan di masyarakat; (3) aspirasi yang realistis dalam penyusunan rencana
masa depan; (4) frekuensi pengungkapan masalah yang sangat mengganggu
ketenangan hidup berkurang; (5) hasil belajar di sekolah lebih baik; (6) keterlibatan
siswa dalam belajar akademis meningkat; (7) sejumlah siswa yang menimbulkan kasus
problematis berkurang; (8) lebih banyak siswa memanfaatkan layanan-layanan
bimbingan yang disediakan di sekolahnya.
Disamping itu kriteria yang digunakan dalam evaluasi program bimbingan dan
konseling mencakup kriteria internal dan eksternal. Kriteria internal merupakan kriteria
yang dijabarkan dari dalam rancangan program itu sendiri yang dapat ditinjau dari
sudut: (a) koherensi (konsistensi); (b) penempatan sumber daya manusia; (c) reaksi
pelaksana program dalam hal ini guru pembimbing/konselor; (d) reaksi pemakai
program; (e) efektivitas penggunaan dana; (f) kemampuan pengembangan diri terhadap
program. Sedangkan kriteria eksternal mencakup: (a) kemampuan
a. Proses
97
pengarah kebijakan; (b) analisis cprost benefit; (c) efek multiplier baik berupa imbasan
langsung maupun imbasan tidak langsung.
Evaluasi program merupakan prosedur yang digunakan untuk menentukan atau
menggambarkan sejauh mana program bimbingan dan konseling telah direncanakan oleh
guru pembimbing. Evaluasi program dapat digunakan sebagai prosedur untuk penelitian
diri untuk mengetahui apakah program yang disusun telah memenuhi kaidah-kaidah
penyusunan program atau belum, sudah baik atau belum baik. Cakupan evaluasi program
terkait dengan apakah program sudah berdasarkan produk hukum, apakah dalam program
ada visi dan misi, apakah program memuat empat bidang bimbingan (pribadi, sosial,
belajar dan karir), apakah dalam menyusun program berdasarkan kebutuhan siswa dan
lingkungan, apakah program layanan terdapat keseimbangan antara layanan dasar, layanan
responsif, dan layanan perencanaan individual serta dukungan sistem.

More Related Content

What's hot

Coba2 perencanaan manajemen bk (2)
Coba2 perencanaan manajemen bk (2)Coba2 perencanaan manajemen bk (2)
Coba2 perencanaan manajemen bk (2)agungbi
 
Modul 6.4 evaluasi bimbingan dan konseling kelompok
Modul 6.4 evaluasi bimbingan dan konseling kelompokModul 6.4 evaluasi bimbingan dan konseling kelompok
Modul 6.4 evaluasi bimbingan dan konseling kelompokUniversitas Negeri Semarang
 
PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIF
PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIFPROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIF
PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIFMuslikahfipunnes
 
27 bimbingan konseling
27 bimbingan konseling27 bimbingan konseling
27 bimbingan konselingYoza Fitriadi
 
KONSEP DASAR EVALUASI BIMBINGAN DAN KONSELING
KONSEP DASAR EVALUASI BIMBINGAN DAN KONSELINGKONSEP DASAR EVALUASI BIMBINGAN DAN KONSELING
KONSEP DASAR EVALUASI BIMBINGAN DAN KONSELINGMuslikahfipunnes
 
Rancang bangun pembelajaran mata pelatihan rbpmp
Rancang bangun pembelajaran mata pelatihan rbpmpRancang bangun pembelajaran mata pelatihan rbpmp
Rancang bangun pembelajaran mata pelatihan rbpmpPuji Hastuti
 
Rencana Pembelajaran Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan
Rencana Pembelajaran  Pelatihan Tenaga Pelatih KesehatanRencana Pembelajaran  Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan
Rencana Pembelajaran Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatanasih gahayu
 
Silabus & Rpp Bimbingan Konseling Kelas XI
Silabus & Rpp Bimbingan Konseling Kelas XISilabus & Rpp Bimbingan Konseling Kelas XI
Silabus & Rpp Bimbingan Konseling Kelas XIYopie Sugara
 
Laporan perkonsultasian Diklat WI Jenjang Tinggi sri asih gahayu ppt
Laporan perkonsultasian Diklat WI Jenjang Tinggi sri asih gahayu ppt  Laporan perkonsultasian Diklat WI Jenjang Tinggi sri asih gahayu ppt
Laporan perkonsultasian Diklat WI Jenjang Tinggi sri asih gahayu ppt asih gahayu
 
Silabus & rpp Bimbingan Konseling kelas XII
Silabus & rpp Bimbingan Konseling kelas XIISilabus & rpp Bimbingan Konseling kelas XII
Silabus & rpp Bimbingan Konseling kelas XIIYopie Sugara
 
Evaluasi Pembelajaran Pelatihan TPK
Evaluasi Pembelajaran Pelatihan TPKEvaluasi Pembelajaran Pelatihan TPK
Evaluasi Pembelajaran Pelatihan TPKasih gahayu
 
Silabus dan rpp bk
Silabus dan rpp bkSilabus dan rpp bk
Silabus dan rpp bkDenzi Sagara
 
BK (Bimbingan Konseling) XI, Makna Belajar
BK (Bimbingan Konseling) XI, Makna BelajarBK (Bimbingan Konseling) XI, Makna Belajar
BK (Bimbingan Konseling) XI, Makna Belajarnadya1997
 

What's hot (20)

Coba2 perencanaan manajemen bk (2)
Coba2 perencanaan manajemen bk (2)Coba2 perencanaan manajemen bk (2)
Coba2 perencanaan manajemen bk (2)
 
Modul 6.4 evaluasi bimbingan dan konseling kelompok
Modul 6.4 evaluasi bimbingan dan konseling kelompokModul 6.4 evaluasi bimbingan dan konseling kelompok
Modul 6.4 evaluasi bimbingan dan konseling kelompok
 
M2 KB2
M2 KB2M2 KB2
M2 KB2
 
PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIF
PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIFPROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIF
PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIF
 
Bimbingan konseling
Bimbingan konselingBimbingan konseling
Bimbingan konseling
 
27 bimbingan konseling
27 bimbingan konseling27 bimbingan konseling
27 bimbingan konseling
 
Evaluasi supervisi bk 1
Evaluasi supervisi bk 1Evaluasi supervisi bk 1
Evaluasi supervisi bk 1
 
KONSEP DASAR EVALUASI BIMBINGAN DAN KONSELING
KONSEP DASAR EVALUASI BIMBINGAN DAN KONSELINGKONSEP DASAR EVALUASI BIMBINGAN DAN KONSELING
KONSEP DASAR EVALUASI BIMBINGAN DAN KONSELING
 
Bimbingan konseling
Bimbingan konselingBimbingan konseling
Bimbingan konseling
 
Resume evaluasi program bk
Resume evaluasi program bkResume evaluasi program bk
Resume evaluasi program bk
 
Rancang bangun pembelajaran mata pelatihan rbpmp
Rancang bangun pembelajaran mata pelatihan rbpmpRancang bangun pembelajaran mata pelatihan rbpmp
Rancang bangun pembelajaran mata pelatihan rbpmp
 
Rencana Pembelajaran Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan
Rencana Pembelajaran  Pelatihan Tenaga Pelatih KesehatanRencana Pembelajaran  Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan
Rencana Pembelajaran Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan
 
Silabus & Rpp Bimbingan Konseling Kelas XI
Silabus & Rpp Bimbingan Konseling Kelas XISilabus & Rpp Bimbingan Konseling Kelas XI
Silabus & Rpp Bimbingan Konseling Kelas XI
 
Laporan perkonsultasian Diklat WI Jenjang Tinggi sri asih gahayu ppt
Laporan perkonsultasian Diklat WI Jenjang Tinggi sri asih gahayu ppt  Laporan perkonsultasian Diklat WI Jenjang Tinggi sri asih gahayu ppt
Laporan perkonsultasian Diklat WI Jenjang Tinggi sri asih gahayu ppt
 
Silabus & rpp Bimbingan Konseling kelas XII
Silabus & rpp Bimbingan Konseling kelas XIISilabus & rpp Bimbingan Konseling kelas XII
Silabus & rpp Bimbingan Konseling kelas XII
 
Tugasan 1
Tugasan 1Tugasan 1
Tugasan 1
 
Evaluasi Pembelajaran Pelatihan TPK
Evaluasi Pembelajaran Pelatihan TPKEvaluasi Pembelajaran Pelatihan TPK
Evaluasi Pembelajaran Pelatihan TPK
 
Silabus dan rpp bk
Silabus dan rpp bkSilabus dan rpp bk
Silabus dan rpp bk
 
Silabus rpl bk 1 2
Silabus rpl bk 1 2Silabus rpl bk 1 2
Silabus rpl bk 1 2
 
BK (Bimbingan Konseling) XI, Makna Belajar
BK (Bimbingan Konseling) XI, Makna BelajarBK (Bimbingan Konseling) XI, Makna Belajar
BK (Bimbingan Konseling) XI, Makna Belajar
 

Similar to EVALUASI-BIMKON

Pertemuan 5 Manajemen BPI.pptx
Pertemuan 5 Manajemen BPI.pptxPertemuan 5 Manajemen BPI.pptx
Pertemuan 5 Manajemen BPI.pptxAsadAlBukhari
 
2. PPT Desain layanan BK.pptx
2. PPT Desain layanan BK.pptx2. PPT Desain layanan BK.pptx
2. PPT Desain layanan BK.pptxayuervina1
 
MAKALAH MODEL EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN KIRPATRICKk.docx
MAKALAH MODEL EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN KIRPATRICKk.docxMAKALAH MODEL EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN KIRPATRICKk.docx
MAKALAH MODEL EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN KIRPATRICKk.docxSTKIP Muhamamdiyah Kalabahi
 
Makalah akuntabilitas bk
Makalah akuntabilitas bkMakalah akuntabilitas bk
Makalah akuntabilitas bkDesikaNanda2
 
26486-Article Text-30884-1-10-20190108.pdf
26486-Article Text-30884-1-10-20190108.pdf26486-Article Text-30884-1-10-20190108.pdf
26486-Article Text-30884-1-10-20190108.pdfWarsonoBrotoKusumo1
 
Resensi artikel jurnal tugas semester 3 matakuliah Metodologi Pendidikan
Resensi artikel jurnal tugas semester 3 matakuliah Metodologi PendidikanResensi artikel jurnal tugas semester 3 matakuliah Metodologi Pendidikan
Resensi artikel jurnal tugas semester 3 matakuliah Metodologi Pendidikanyusrildail
 
Kakubuteks evaluasi kurikulum
Kakubuteks evaluasi kurikulumKakubuteks evaluasi kurikulum
Kakubuteks evaluasi kurikulumKa Azizah
 
Penilaian dan model_rapor_smp
Penilaian dan model_rapor_smpPenilaian dan model_rapor_smp
Penilaian dan model_rapor_smpDon Leo
 
PPT YULIANA NDRURU.pptx
PPT YULIANA NDRURU.pptxPPT YULIANA NDRURU.pptx
PPT YULIANA NDRURU.pptxGABerkatLaSe
 
f_pt_dosen_rps-23469-1689530625 (1).pdf
f_pt_dosen_rps-23469-1689530625 (1).pdff_pt_dosen_rps-23469-1689530625 (1).pdf
f_pt_dosen_rps-23469-1689530625 (1).pdfAlexFarhanPraktisiBK
 
PENYUSUNAN-PROGRAM-PENDIDIKAN-DAN-PELATIHAN.pptx
PENYUSUNAN-PROGRAM-PENDIDIKAN-DAN-PELATIHAN.pptxPENYUSUNAN-PROGRAM-PENDIDIKAN-DAN-PELATIHAN.pptx
PENYUSUNAN-PROGRAM-PENDIDIKAN-DAN-PELATIHAN.pptxgitasuariyani1
 
MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING
MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELINGMANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING
MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELINGTika Nafisah
 
Evaluasi Dan Supervisi Bimbingan Klasikal.pptx
Evaluasi Dan Supervisi Bimbingan Klasikal.pptxEvaluasi Dan Supervisi Bimbingan Klasikal.pptx
Evaluasi Dan Supervisi Bimbingan Klasikal.pptxAnakNakal9
 
PPT KELOMPOK I.pptx
PPT KELOMPOK I.pptxPPT KELOMPOK I.pptx
PPT KELOMPOK I.pptxdhienas
 
Penilaian dan model rapor smp gabungan final
Penilaian dan model rapor smp gabungan finalPenilaian dan model rapor smp gabungan final
Penilaian dan model rapor smp gabungan finalIka Indriyani
 
Model pengembangan addie
Model pengembangan addieModel pengembangan addie
Model pengembangan addieindrapratiwi86
 
evaluasi pelaporan dan tindak lanjut untuk mahasiswa 1
evaluasi pelaporan dan tindak lanjut untuk mahasiswa 1evaluasi pelaporan dan tindak lanjut untuk mahasiswa 1
evaluasi pelaporan dan tindak lanjut untuk mahasiswa 1Donny kurnianto
 
Manajemen Pengembangan Kurikulum
Manajemen Pengembangan KurikulumManajemen Pengembangan Kurikulum
Manajemen Pengembangan KurikulumIgor Wijaya
 
7.vina serevina andry fitrian
7.vina serevina andry fitrian7.vina serevina andry fitrian
7.vina serevina andry fitrianvinaserevina
 
Pika artikel
Pika artikelPika artikel
Pika artikel1815053
 

Similar to EVALUASI-BIMKON (20)

Pertemuan 5 Manajemen BPI.pptx
Pertemuan 5 Manajemen BPI.pptxPertemuan 5 Manajemen BPI.pptx
Pertemuan 5 Manajemen BPI.pptx
 
2. PPT Desain layanan BK.pptx
2. PPT Desain layanan BK.pptx2. PPT Desain layanan BK.pptx
2. PPT Desain layanan BK.pptx
 
MAKALAH MODEL EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN KIRPATRICKk.docx
MAKALAH MODEL EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN KIRPATRICKk.docxMAKALAH MODEL EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN KIRPATRICKk.docx
MAKALAH MODEL EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN KIRPATRICKk.docx
 
Makalah akuntabilitas bk
Makalah akuntabilitas bkMakalah akuntabilitas bk
Makalah akuntabilitas bk
 
26486-Article Text-30884-1-10-20190108.pdf
26486-Article Text-30884-1-10-20190108.pdf26486-Article Text-30884-1-10-20190108.pdf
26486-Article Text-30884-1-10-20190108.pdf
 
Resensi artikel jurnal tugas semester 3 matakuliah Metodologi Pendidikan
Resensi artikel jurnal tugas semester 3 matakuliah Metodologi PendidikanResensi artikel jurnal tugas semester 3 matakuliah Metodologi Pendidikan
Resensi artikel jurnal tugas semester 3 matakuliah Metodologi Pendidikan
 
Kakubuteks evaluasi kurikulum
Kakubuteks evaluasi kurikulumKakubuteks evaluasi kurikulum
Kakubuteks evaluasi kurikulum
 
Penilaian dan model_rapor_smp
Penilaian dan model_rapor_smpPenilaian dan model_rapor_smp
Penilaian dan model_rapor_smp
 
PPT YULIANA NDRURU.pptx
PPT YULIANA NDRURU.pptxPPT YULIANA NDRURU.pptx
PPT YULIANA NDRURU.pptx
 
f_pt_dosen_rps-23469-1689530625 (1).pdf
f_pt_dosen_rps-23469-1689530625 (1).pdff_pt_dosen_rps-23469-1689530625 (1).pdf
f_pt_dosen_rps-23469-1689530625 (1).pdf
 
PENYUSUNAN-PROGRAM-PENDIDIKAN-DAN-PELATIHAN.pptx
PENYUSUNAN-PROGRAM-PENDIDIKAN-DAN-PELATIHAN.pptxPENYUSUNAN-PROGRAM-PENDIDIKAN-DAN-PELATIHAN.pptx
PENYUSUNAN-PROGRAM-PENDIDIKAN-DAN-PELATIHAN.pptx
 
MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING
MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELINGMANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING
MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING
 
Evaluasi Dan Supervisi Bimbingan Klasikal.pptx
Evaluasi Dan Supervisi Bimbingan Klasikal.pptxEvaluasi Dan Supervisi Bimbingan Klasikal.pptx
Evaluasi Dan Supervisi Bimbingan Klasikal.pptx
 
PPT KELOMPOK I.pptx
PPT KELOMPOK I.pptxPPT KELOMPOK I.pptx
PPT KELOMPOK I.pptx
 
Penilaian dan model rapor smp gabungan final
Penilaian dan model rapor smp gabungan finalPenilaian dan model rapor smp gabungan final
Penilaian dan model rapor smp gabungan final
 
Model pengembangan addie
Model pengembangan addieModel pengembangan addie
Model pengembangan addie
 
evaluasi pelaporan dan tindak lanjut untuk mahasiswa 1
evaluasi pelaporan dan tindak lanjut untuk mahasiswa 1evaluasi pelaporan dan tindak lanjut untuk mahasiswa 1
evaluasi pelaporan dan tindak lanjut untuk mahasiswa 1
 
Manajemen Pengembangan Kurikulum
Manajemen Pengembangan KurikulumManajemen Pengembangan Kurikulum
Manajemen Pengembangan Kurikulum
 
7.vina serevina andry fitrian
7.vina serevina andry fitrian7.vina serevina andry fitrian
7.vina serevina andry fitrian
 
Pika artikel
Pika artikelPika artikel
Pika artikel
 

More from SPADAIndonesia

Ppt m5 kb 1 WIRAUSAHA BUDAYA JAWA
Ppt m5 kb 1 WIRAUSAHA BUDAYA JAWAPpt m5 kb 1 WIRAUSAHA BUDAYA JAWA
Ppt m5 kb 1 WIRAUSAHA BUDAYA JAWASPADAIndonesia
 
M5 kb 4 GENDHING JAWA LAN CAMPURSARI
M5 kb 4 GENDHING JAWA LAN CAMPURSARIM5 kb 4 GENDHING JAWA LAN CAMPURSARI
M5 kb 4 GENDHING JAWA LAN CAMPURSARISPADAIndonesia
 
M5 kb 1 WIRAUSAHA BIDAYA JAWA
M5 kb 1 WIRAUSAHA BIDAYA JAWAM5 kb 1 WIRAUSAHA BIDAYA JAWA
M5 kb 1 WIRAUSAHA BIDAYA JAWASPADAIndonesia
 
M4 kb4 TEMBANG MACAPAT
M4 kb4 TEMBANG MACAPATM4 kb4 TEMBANG MACAPAT
M4 kb4 TEMBANG MACAPATSPADAIndonesia
 
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPATM4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPATSPADAIndonesia
 
M4 kb2 LELAGON DOLANAN
M4 kb2 LELAGON DOLANANM4 kb2 LELAGON DOLANAN
M4 kb2 LELAGON DOLANANSPADAIndonesia
 
M4 kb2 LELAGON DOLANAN
M4 kb2 LELAGON DOLANANM4 kb2 LELAGON DOLANAN
M4 kb2 LELAGON DOLANANSPADAIndonesia
 
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPATM4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPATSPADAIndonesia
 
M3 kb 4 AKSARA JAWA TULISAN TANGAN
M3 kb 4 AKSARA JAWA TULISAN TANGANM3 kb 4 AKSARA JAWA TULISAN TANGAN
M3 kb 4 AKSARA JAWA TULISAN TANGANSPADAIndonesia
 
M3 kb 3 MACA AKSARA JAWA CITHAK
M3 kb 3 MACA AKSARA JAWA CITHAKM3 kb 3 MACA AKSARA JAWA CITHAK
M3 kb 3 MACA AKSARA JAWA CITHAKSPADAIndonesia
 
M3 kb 2 AKSARA MURDHA, AKSARA REKAN, LAN ANGKA JAWA
M3 kb 2 AKSARA MURDHA, AKSARA REKAN, LAN ANGKA JAWAM3 kb 2 AKSARA MURDHA, AKSARA REKAN, LAN ANGKA JAWA
M3 kb 2 AKSARA MURDHA, AKSARA REKAN, LAN ANGKA JAWASPADAIndonesia
 
M2 kb2 BASA NGOKO ALUS
M2 kb2 BASA NGOKO ALUSM2 kb2 BASA NGOKO ALUS
M2 kb2 BASA NGOKO ALUSSPADAIndonesia
 
M2 kb4 BASA KRAMA ALUS
M2 kb4 BASA KRAMA ALUSM2 kb4 BASA KRAMA ALUS
M2 kb4 BASA KRAMA ALUSSPADAIndonesia
 

More from SPADAIndonesia (20)

Ppt m5 kb 2 SESORAH
Ppt m5 kb 2 SESORAHPpt m5 kb 2 SESORAH
Ppt m5 kb 2 SESORAH
 
Ppt m5 kb 1 WIRAUSAHA BUDAYA JAWA
Ppt m5 kb 1 WIRAUSAHA BUDAYA JAWAPpt m5 kb 1 WIRAUSAHA BUDAYA JAWA
Ppt m5 kb 1 WIRAUSAHA BUDAYA JAWA
 
M5 kb 4 GENDHING JAWA LAN CAMPURSARI
M5 kb 4 GENDHING JAWA LAN CAMPURSARIM5 kb 4 GENDHING JAWA LAN CAMPURSARI
M5 kb 4 GENDHING JAWA LAN CAMPURSARI
 
M5 kb 3 BUSANA JAWA
M5 kb 3 BUSANA JAWAM5 kb 3 BUSANA JAWA
M5 kb 3 BUSANA JAWA
 
M5 kb 1 WIRAUSAHA BIDAYA JAWA
M5 kb 1 WIRAUSAHA BIDAYA JAWAM5 kb 1 WIRAUSAHA BIDAYA JAWA
M5 kb 1 WIRAUSAHA BIDAYA JAWA
 
M5 kb 2 SESORAH
M5 kb 2 SESORAHM5 kb 2 SESORAH
M5 kb 2 SESORAH
 
M4 kb4 TEMBANG MACAPAT
M4 kb4 TEMBANG MACAPATM4 kb4 TEMBANG MACAPAT
M4 kb4 TEMBANG MACAPAT
 
M6 kb1
M6 kb1M6 kb1
M6 kb1
 
M4 kb3 GANCARAN
M4 kb3 GANCARANM4 kb3 GANCARAN
M4 kb3 GANCARAN
 
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPATM4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
 
M4 kb2 LELAGON DOLANAN
M4 kb2 LELAGON DOLANANM4 kb2 LELAGON DOLANAN
M4 kb2 LELAGON DOLANAN
 
M4 kb3 GANCARAN
M4 kb3 GANCARANM4 kb3 GANCARAN
M4 kb3 GANCARAN
 
M4 kb2 LELAGON DOLANAN
M4 kb2 LELAGON DOLANANM4 kb2 LELAGON DOLANAN
M4 kb2 LELAGON DOLANAN
 
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPATM4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
 
M3 kb 4 AKSARA JAWA TULISAN TANGAN
M3 kb 4 AKSARA JAWA TULISAN TANGANM3 kb 4 AKSARA JAWA TULISAN TANGAN
M3 kb 4 AKSARA JAWA TULISAN TANGAN
 
M3 kb 3 MACA AKSARA JAWA CITHAK
M3 kb 3 MACA AKSARA JAWA CITHAKM3 kb 3 MACA AKSARA JAWA CITHAK
M3 kb 3 MACA AKSARA JAWA CITHAK
 
M3 kb 1 AKSARA JAWA
M3 kb 1 AKSARA JAWAM3 kb 1 AKSARA JAWA
M3 kb 1 AKSARA JAWA
 
M3 kb 2 AKSARA MURDHA, AKSARA REKAN, LAN ANGKA JAWA
M3 kb 2 AKSARA MURDHA, AKSARA REKAN, LAN ANGKA JAWAM3 kb 2 AKSARA MURDHA, AKSARA REKAN, LAN ANGKA JAWA
M3 kb 2 AKSARA MURDHA, AKSARA REKAN, LAN ANGKA JAWA
 
M2 kb2 BASA NGOKO ALUS
M2 kb2 BASA NGOKO ALUSM2 kb2 BASA NGOKO ALUS
M2 kb2 BASA NGOKO ALUS
 
M2 kb4 BASA KRAMA ALUS
M2 kb4 BASA KRAMA ALUSM2 kb4 BASA KRAMA ALUS
M2 kb4 BASA KRAMA ALUS
 

Recently uploaded

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 

EVALUASI-BIMKON

  • 1. 71 DAR2/Profesional/810/3/2019 PENDALAMAN MATERI BIMBINGAN DAN KONSELING MODUL 3 PERENCANAAN DAN EVALUASI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING KEGIATAN BELAJAR 3 EVALUASI PROGRAM, PROSES, DAN HASIL LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Penulis: Prof. Dr. Sugiyo, M.Si. Zakki Nurul Amin, S.Pd., M.Pd. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2019
  • 2. 72 Kegiatan Belajar 3: Evaluasi Program, Proses, dan Hasil Layanan A. Pendahuluan Setelah menyusun program, membuat perencanaan, dan melaksanakan layanan bimbingan dan konseling, guru bimbingan dan konseling memiliki tugas untuk melakukan evaluasi pogram dan layanan yang telah dilakukannya. Tersusun dan terlaksananya evaluasi bimbingan dan konseling dengan baik akan lebih menjamin pencapaian tujuan layanan, tujuan sekolah, menegakkan akuntabilitas, dan pada akhirnya menguatkan capabilitas bimbingan dan konseling di sekolah. Modul berjudul perencanaan dan evaluasi layanan bimbingan dan konseling ini membahas tentang perancangan layanan dasar, perancangan layanan responsif, evaluasi program, hasil, dan proses, serta penyampaian hasil dan evaluasi bimbingan dan konseling. Setelah mempelajari modul ini, Saudara peserta PPG dalam jabatan akan dapat melakukan perancangan layanan dasar dan layanan responsif, mampu menyusun evaluasi program, hasil, dan proses, serta mampu meyampaian hasil dan evaluasi bimbingan dan konseling. Kompetensi tersebut sangat diperlukan bagi Saudara yang bekerja sebagai guru bimbingan dan konseling utamanya untuk menunjang akuntabilitas, keberhasilan, dan keefektifan pelayanan profesional bimbingan dan konseling di sekolah. Proses pembelajaran untuk materi yang sedang Saudara ikuti sekarang ini, dapat berjalan dengan lebih lancar bila Saudara mengikuti langkah-langkah belajar sebagai berikut : 1) Pahami dulu mengenai berbagai kegiatan penting dalam diklat mulai tahap awal sampai akhir. 2) Lakukan kajian terhadap rancangan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang telah ada dan yang telah dilakukan di tempat kerja Saudara, apakah telah sesuai dengan konsep yang dimaksud dalam modul ini.
  • 3. 73 3) Keberhasilan proses pembelajaran Saudara dalam mata diklat ini sangat tergantung kepada kesungguhan Saudara dalam mengerjakan latihan dan refleksi diri. Untuk itu, berlatihlah secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat. 4) Bila Saudara menemui kesulitan, silakan hubungi instruktur/widiaiswara pembimbing atau fasilitator yang mengajar mata diklat ini. Baiklah Saudara perserta diklat PPG dalam jabatan, selamat belajar, semoga Saudara sukses memahami pengetahuan yang diuraikan dalam mata diklat ini untuk bekal Anda melakukan pelayanan bimbingan dan konseling dengan baik.
  • 4. 74 B. Inti 1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Mampu mengevaluasi masukan, proses, dan hasil layanan bimbingan dan konseling yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik dengan menerapkan asesmen otentik, serta memanfaatkan hasil evaluasi proses dan hasil untuk perbaikan kualitas layanan bimbingan dan konseling. Sedangkan sub capaian pembelajaran mata kegiatan ini adalah: a. Peserta PPG mampu mengevaluasi program bimbingan dan konseling. b. Peserta PPG mampu menyusun laporan pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling. c. Peserta PPG mampu menyusun evaluasi proses layanan bimbingan dan konseling. d. Peserta PPG mampu menyusun evaluasi hasil layanan bimbingan dan konseling 2. Pokok-pokok Materi b. Kriteria Evaluasi Bimbingan dan Konseling c. Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling d. Evaluasi Proses Layanan Bimbingan dan Konseling e. Evaluasi Hasil Layanan Bimbingan dan Konseling 3. Uraian Materi a. Kriteria Evaluasi Bimbingan dan Konseling Evaluasi dalam bimbingan dan konseling merupakan usaha untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan program dan pelaksanaan pelayanan bimbingan itu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian program merupakan langkah penting dalam pengelolaan proram bimbingan dan konseling. Keberhasilan pelaksanaan program bimbingan dan konseling dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan merupakan kondisi yang hendak dilihat melalui kegiatan evaluasi. Sedangkan evaluasi layanan yang terdiri dari evaluasi proses dan hasil layanan bimbingan dan konseling, berguna
  • 5. 75 untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dan kebermanfaatan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling yang telah dilakukan. Evaluasi dalam bidang bimbingan dan konseling merupakan suatu keharusan (Gibson & Mitchell, 2011). Kenyataan di sekolah menunjukkan bahwa tidak semua guru bimbingan dan konseling melakukan evaluasi program secara sistematis dan terencana. Myrick (dalam Badrujaman, 2011) memaparkan lima alasan yang menjadi faktor penghambat guru bimbingan dan konseling tidak melakukan evaluasi: (1) Guru bimbingan dan konseling tidak memiliki waktu untuk melakukan evaluasi program; (2) Guru bimbingan dan konseling kurang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan evaluasi program; (3) Adanya ketakutan guru bimbingan dan konseling terhadap akuntabilitas; (4) Guru bimbingan dan konseling tidak merasa bermasalah kalau tidak melaksanakan evaluasi program bimbingan dan konseling; dan (5) Guru bimbingan dan konseling berpandangan bahwa hasil evaluasi program sulit diukur. Gagasan serupa juga dikemukakan oleh Trevisan dan Hubert (dalam Brown dan Trusty, 2005) yang menjelaskan bahwa alasan evaluasi belum dijalankan antara lain disebabkan oleh kurangnya pelatihan dan kurangnya waktu bagi konselor untuk melakukan evaluasi. Namun terlepas dari hambatan itu evaluasi bimbingan dan konseling merupakan suatu keharusan untuk dapat menunjang akuntabilitas pelayanan bimbingan dan konseling. Evaluasi yang bermakna membutuhkan sebuah kriteria sebagai acuan. Namun demikian penetapan kriteria relevan sebagai patokan dalam evaluasi program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan persoalan yang belum terpecahkan secara tuntas. Shertzer dan Stone (dalam Winkel dan Hastuti, 2004) menyebutkan sejumlah ciri yang melekat pada pelayanan bimbingan dan konseling yang baik, namun ciri-ciri itu masih bersifat subjektif, dalam arti bersumber pada pandangan, pendapat, dan penafsiran oleh ahli bimbingan sendiri. Ciri-ciri tersebut adalah bersifat internal dan eksternal.
  • 6. 76 Ciri-ciri internal yang dapat digunakan sebagai kriteria dalam pelaksanaan evaluasi program bimbingan dan konseling (Shertzer dan Stone dalam Winkel dan Hastuti, 2012) adalah: (1) program bimbingan disusun dengan bersumber pada kebutuhan- kebutuhan peserta didik yang nyata dan realistis dengan mengingat tugas-tugas perkembangan dan rentang umur peserta didik; (2) sifat-sifat bimbingan yang menonjol adalah preventif dan developmental sehingga perhatian lebih banyak difokuskan pada bimbingan pencegahan dan pendampingan; (3) seluruh kegiatan bimbingan diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang telah dirumuskan bersama seluruh tenaga pendidik dan orang tua berdasarkan suatu studi yang mendalam; (4) terdapat keseimbangan yang wajar antara layanan-layanan bimbingan, dengan mengingat kebutuhan objektif peserta didik manakah yang sebaiknya dilayani melalui layanan bimbingan tertentu; (5) stabilitas pelayanan bimbingan kepada siswa terjamin; (6) fleksibilitas dalam pengelolaan program; (7) staf pembimbing memiliki semangat kerja yang tinggi, membuktikan kemampuan bekerjasama dan berhasil mengatasi perbedaan; (8) staf pembimbing menghindari sikap ‘tahu segalanya’, mampu memecahkan segala persoalan sendiri dan tidak membutuhkan bantuan dari ahli lain; (9) staf pembimbing mampu menjelaskan secara memuaskan sifat dan ciri khas dari layanan bimbingan yang diberikan; (10) para konselor sekolah dan siswa saling mengenal satu sama lain; (11) koordinator bimbingan membuktikan dirinya sebagai orang berkualifikasi akademik dan mampu mengkoordinasi seluruh kegiatan bimbingan dan membina hubungan baik dengan rekan seprofesi. Adapun ciri-ciri eksternal menurut Shertzers dan Stone (dalam Winkel dan Hastuti, 2012) adalah: (1) terdapat sekurang-kurangnya seorang tenaga ahli bimbingan untuk melayani 250-300 orang peserta memadai dalam hal pendidikan prajabatan di bidang bimbingan dan konseling; (2) terselenggaranya sistem kartu pribadi (cumulative record) yang memuat himpunan data yang relevan untuk setiap peserta didik, yang dikelola dengan baik, dan digunakan secara aktual dalam memberikan bimbingan
  • 7. 77 kepada peserta didik; (3) terdapat banyak sumber informasi pendidikan dan karir yang lengkap, mudah diakses, dan secara berkala diperbaharui; (4) tersedia dukungan sarana material dan teknis yang memadai; (5) pelayanan bimbingan menjangkau seluruh populasi peserta didik; dan (6) terdapat suatu rencana pelayanan bimbingan dan konseling yang jelas, terstruktur, dan tertulis sebagai pegangan semua pihak pelaksana. Disamping pendapat tersebut di atas, Suherman (2013) mengemukakan bahwa kriteria evaluasi program bergantung pada tujuan dan aspek yang dievaluasi apakah menyangkut evaluasi rumusan program, kelancaran interaksi komponen-komponen program dalam proses pelaksanaannya, evaluasi hasil yang telah dicapai yang berhubungan dengan diri siswa, guru, kepala sekolah, maupun orang tua dan masyarakat. Apabila evaluasi program bimbingan dan konseling ditujukan untuk menilai semua aspek, maka diperlukan berbagai jenis dan kriterianya sesuai dengan aspek yang dievaluasi. Pertama, kriteria rumusan program. Menurut Miller (dalam Suherman 2013) program bimbingan dan konseling yang baik memiliki ciri-ciri: (1) disusun dan dikembangkan berdasarkan kebutuhan nyata siswa; (2) diatur menurut skala prioritas berdasarkan kebutuhan siswa; (3) dikembangkan secara bertahap dengan melibatkan semua unsur petugas; (4) mempunyai tujuan yang ideal tetapi realistis; (5) mencerminkan komunikasi yang berkesinambungan di antara semua staf pelaksana; (6) menyediakan fasilitas yang dibutuhkan; (7) penyusunannya disesuaikan dengan program pendidikan dan pengajaran di sekolah yang bersangkutan; (8) memberikan kemungkinan pelayanan kepada seluruh siswa; (9) memperlihatkan peranan yang penting dalam menghubungkan sekolah dengan masyarakat; (10) berlangsung sejalan dengan proses penilaian baik mengenai program itu sendiri, kemajuan siswa yang dibimbing, dan kemajuan pengetahuan, keterampilan serta sikap para petugas pelaksanaannya; serta (11) menjamin keseimbangan dan kesinambungan pelayanan
  • 8. 78 bimbingan dalam hal pelayanan kelompok dan individual, pelayanan yang diberikan oleh masing-masing guru pembimbing, penggunaan alat ukur yang objektif dan subjektif, penelaahan tentang siswa dan pemberian konseling, pelayanan yang diberikan dalam berbagai jenis bimbingan, pemberian konseling umum dan khusus. Kedua, kriteria pelaksanaan program. Apabila penekanan penilaian terhadap program diarahkan pada aspek material atau bahan masukan (input), maka penilaian pelaksanaan program bimbingan dan konseling ditekankan pada teknis interaksi di antara aspek-aspek tersebut. Beberapa pernyataan yang dapat dijadikan kriteria evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling: (1) Personel: (a) semua staf bimbingan telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya; (b) kemampuan yang dibutuhkan dari setiap personel mendukung kelancaran pelaksanaan tugasnya; (c) jumlah personel yang ada mencukupi kebutuhan atau sesuai dengan keadaan siswa; (d) jalur komunikasi/mekanisme kerja yang telah ditetapkan mendukung pelaksanaan program secara efektif dan efisien. (2) Jenis layanan: (a) setiap jenis layanan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana; (b) semua siswa telah terlayani sesuai dengan kebutuhannya; (c) semua layanan pada pelaksanaannya mengacu pada tujuan dan fungsi yang diharapkan; (d) setiap jenis layanan dalam pelaksanaannya sesuai dengan prosedur semestinya. (3) Fasilitas: (a) semua alat administrasi yang telah ditentukan tersedia; (b) alat-alat itu digunakan sesuai dengan fungsinya; (c) fasilitas atau alat yang tersedia dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan; (d) kualitas setiap fasilitas itu dapat menunjang pelaksanaan setiap jenis layanan bimbingan; (e) fasilitas yang tersedia dapat mencukupi kebutuhan pelaksanaan bimbingan. (4) Anggaran biaya: (a) anggaran biaya yang dibutuhkan tersedia; (b) pemakaian biaya tidak menyimpang dari rencana semula; (c) biaya diperoleh dari sumber dana yang tetap. Ketiga, kriteria keberhasilan program. Keberhasilan program bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan dapat dilihat dari dampak atau pengaruhnya. Keberhasilan dapat dinyatakan dari segi kuantitatif (yang ditandai dengan angka
  • 9. 79 lulusan, keberhasilan di perguruan tinggi, formasi di suatu lembaga pekerjaan/instansi) dan kualitatif yang ditandai dengan perubahan-perubahan dan perkembangan- perkembangan perilaku subjek yang mendapat layanan bimbingan dan konseling. Keberhasilan layanan program bimbingan dan konseling dapat dilihat dampaknya pada para siswa, guru, kepala sekolah, orang tua siswa dan masyarakat, serta perkembangan sekolah itu sendiri. b. Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling Konsep Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling Gysbers (2008) menjelaskan bahwa penilaian/evaluasi program merupakan prosedur yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sejauh mana program bimbingan dan konseling dilaksanakan dan berfungsi dengan baik oleh konselor. Penilaian/evaluasi program dapat digunakan sebagai prosedur penelitian diri untuk mengetahui bagaimana program saat ini berfungsi sebelum melakukan perbaikan. Selanjutnya Gysbers dan Henderson (2012) mengemukakan bahwa para pemimpin dihadapkan pada tugas dan tantangan untuk menentukan aktivitas dan pelayanan program bimbingan dan konseling yang komprehensif. Konselor dapat mengembangkan instrumen evaluasi program dan prosedur yang diperlukan yang dapat diadopsi, diadaptasi atau dibuat baru untuk melakukan evaluasi program bimbingan dan konseling. Kegiatan evaluasi ini dapat dilakukan bergantung pada tujuan yang dicapai. Gsybers (2008) memaparkan bahwa kapan dan seberapa sering pelaksanaan evaluasi program bergantung pada tujuan yang dicapai. Namun demikian, untuk tujuan penelitian diri (self-study) ASCA (dalam Gsybers, 2008) merekomendasikan bahwa evaluasi program dilakukan ketika program didesain dan setahun setelah itu.
  • 10. 80 Evaluasi program merupakan suatu proses sistematis untuk mengumpulkan dan menganalisa informasi tentang efisiensi, efektivitas, dan pengaruhnya terhadap program dan layanan (Boulmetis & Dutwin, 2000 dalam Coker, Astramovich & Hoskins, 2005). Sedangkan menurut Henderson (2004) mendefinisikan evaluasi sebagai komponen penting dari perkembangan program bimbingan dan konseling dan meyakinkan akuntabilitas yang bertujuan untuk menentukan nilai dari program, kegiatan, dan personel untuk membuat keputusan atau mengambil tindakan di masa depan. Evaluasi program layanan konseling juga bisa menyediakan sumber informasi yang dibutuhkan untuk memverifikasi kekuatan program layanan konseling. Konselor yang melaksanakan evaluasi program layanan bimbingan dan konseling, akan membantu konselor dalam menginformasikan praktek dan meningkatkan pelayanan konseling. Evaluasi program merupakan alat yang berharga untuk konselor sekolah karena dianggap sebagai jenis penelitian tindakan yang diarahkan untuk memonitoring dan memperbaiki program/layanan. Evaluasi ini dapat dilakukan pada skala yang lebih kecil, dapat direncanakan dan dilaksanakan oleh praktisi, dan dapat digunakan untuk mengkomunikasikan dampak program terhadap prestasi belajar siswa dan variabel lain yang berkaitan. Prosedur Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling Evaluasi program merupakan prosedur yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sejauh mana program bimbingan dan konseling direncanakan dengan baik oleh konselor. Evaluasi program dapat digunakan sebagai prosedur penelitian diri untuk mengetahui bagaimana program yang disusun memenuhi kaidah-kaidah penyusunan program bimbingan dan konseling atau tidak, sudah baik atau belum dsb. Dengan demikian maka cakupan penilaian program meliputi apakah program disusun berdasarkan produk hukum, berdasar pada visi dan misi, bidang bimbingan (pribadi, sosial, belajar, dan karir), berdasarkan kebutuhan, apakah ada
  • 11. 81 tujuan, dan sejumlah layanan yang diberikan oleh konselor yang meliputi layanan dasar, layanan perencanaan individual, layanan responsif, dan dukungan sistem. Dalam setiap aktivitas apapun termasuk dalam aktivitas bimbingan dan konseling selalu diawali dengan kegiatan perencanaan. Perencanaan dalam bimbingan dan konseling merupakan seperangkat kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling. Dalam perencanaan program bimbingan dan konseling sekurang-kurangnya mencakup: (a) mengkaji produk hukum yang berlaku, (b) menyusun visi dan misi, (c) bidang pengembangan, (d) deskripsi kebutuhan, (e) tujuan, (f) komponen program, (g) rencana operasional, (h) pengembangan tema, (i) evaluasi, dan (j) biaya. Mengkaji produk hukum yang berlaku, maksudnya bahwa dalam penilaian perencanaan program bimbingan dan konseling akan ditelusuri dasar hukum penyelenggaraaan bimbingan dan konseling di sekolah. Dalam hal ini dapat dianalisis produk hukum seperti peraturan pemerintah dalam hal ini Depdikbud tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling, kurikulum bimbingan dan konseling dan aturan lain yang digunakan dalam perencanaan program bimbingan dan konseling. Berdasarkan telusuran tersebut dapat diketahui bahwa program bimbingan dan konseling yang disusun bukan mengada-ada melainkan merupakan program yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Menyusun visi dan misi bimbingan dan konseling. Penyusunan visi dalam bimbingan dan konseling arah pandangan kedepan apa yang diharapkan atau dicita-citakan atau yang ingin dicapai oleh aktivitas program bimbingan dan konseling dalam kurun waktu tertentu. Berdasarkan visi tersebut dikembangkan misi atau yang merupakan penjabaran lebih operasional yang berupa serangkaian aktivitas konselor/ guru pembimbing dalam pencegahan, pengentasan dan pemecahan masalah. Terkait dengan visi dan misi tersebut maka fokus dalam penilaian adalah untuk mengetahui
  • 12. 82 apakah program bimbingan dan konseling sudah berdasarkan pada visi dan misi bimbingan dan konseling atau belum. Berdasarkan hasil penilaian tersebut dapat disimpulkan apakah dalam perencanaan program bimbingan dan konseling sudah sesuai dengan visi dan misi bimbingan dan konseling yang telah ditetapkan atau belum. 1. Bidang pengembangan. Dalam perencanaan program bimbingan dan konseling hendaknya memuat empat bidang pengembangan yaitu pribadi, sosial, akademik, dan karir. Pengembangan keempat bidang tersebut diarahkan pada pencapaian kompetensi yang sesuai dengan tugas-tugas perkembangan siswa. Untuk pengembangan pribadi dan akademik dalam bimbingan dan konseling sekurang-kurangnya mencakup kompetensi: (a) self esteem, (b) motivasi berprestasi, (c) keterampilan pengambilan keputusan, (d) keterampilan komunikasi antar pribadi, (e) keterampilan pengentasan masalah, (f) penyadaran keragaman budaya, dan (g) perilaku bertanggungjawab. Fokus dalam pengembangan sosial merupakan pemantapan peserta didik dalam memahami kasus-kasus seperti (a) kriminalitas, (b) bahaya narkotika dan obat- obat terlarang, (c) penyakit masyarakat, dan (d) dampak pergaulan bebas. Selanjutnya fokus pengembangan karir mencakup: (a) fungsi agama bagi kehidupan, (b) pemantapan pilihan program studi, (c) keterampilan kerja profesional, (d) kesiapan pribadi dalam menghadapi pekerjaan, (e) perkembangan dunia kerja, (f) iklim kehidupan dunia kerja, dan (g) cara melamar pekerjaan. 2. Deskripsi kebutuhan/masalah merupakan hasil identifikasi dari kebutuhan/masalah peserta didik dan lingkungan. Untuk memperoleh informasi tentang kebutuhan peserta didik digunakan intrumen Inventori Tugas Perkembangan (ITP) yang dikembangkan berdasarkan konsep teoritis tentang tugas perkembangan siswa, dan untuk mengetahui masalah siswa digunakan Daftar Cek Masalah (DCM). Sedangkan untuk mengetahui
  • 13. 83 kebutuhan lingkungan (orang tua, guru, kepala sekolah) digunakan wawancara, angket, dan/atau observasi. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh melalui berbagai instrumen selanjutnya ditabulasi dan dikelompokkan yang berbentuk deskripsi kebutuhan/masalah peserta didik. Hasil deskripsi kebutuhan peserta didik meliputi: (a) landasan religius, (b) landasan perilaku etis, (c) kematangan emosional, (d) kematangan intelektual, (e) kesadaran bertanggungjawab, (f) peran sosial sebagai pria dan wanita, (g) penerimaan diri, (h) kemandirian perilaku ekonomis, (i) wawasan dan persiapan karir, (j) kematangan hubungan dengan teman sebaya, (k) persiapan diri untuk hidup berkeluarga. 3. Tujuan. Pada aspek ini komponen-komponen yang akan diungkap adalah apakah rumusan tujuan dalam program bimbingan dan konseling sudah menggambarkan pencapaian ranah kognitif, afektif dan konatif? Ranah kognitif terkait dengan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik. Adapun kompetensi yang harus dikuasai peserta didik setelah mengikuti layanan bimbingan dan konseling mencakup: (a) kompetensi yang terkait dengan perkembangan akademik seperti: memiliki sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk belajar di sekolah dan dalam kehidupannya, mempersiapkan diri untuk studi lanjut dan persiapan hidup di masyarakat, dan pemahaman tentang hubungan antara penguasaan akademik dengan pengalaman hidup, (b) kompetensi yang terkait dengan pribadi sosial yang mencakup: perolehan pengetahuan, sikap, dan keterampilan hubungan antar pribadi untuk memahami diri dan hormat pada orang lain, membuat keputusan untuk mencapai tujuan, dan memperoleh keterampilan hidup dalam menghadapi kehidupannya, (c) kompetensi yang terkait empat komponen perkembangan karir meliputi: pemahaman diri dan keterampilan untuk menyesuaikan dengan dunia kerja dan pembuatan keputusan karir, memperoleh strategi untuk mencapai karir dan memperoleh kepuasan dan kesuksesan dalam karir, memahami hubungan antara pribadi, pelatihan
  • 14. 84 dengan dunia kerja. Pada ranah afektif yaitu bagaimana sikap peserta didik setelah mengikuti layanan bimbingan dan konseling di sekolah, dan ranah konatif terkait dengan kemandirian peserta didik dalam mengaktualisasikan diri baik dalam kehidupan di sekolah, keluarga dan di masyarakat. 4. Komponen program, pada aspek ini penilaian difokuskan apakah dalam perencanaan program bimbingan dan konseling telah mencakup berbagai komponen seperti layanan dasar, layanan responsif, layanan perencanaan individual, dan layanan dukungan sistem atau belum. Apabila sudah mencakup keempat komponen layanan tersebut berarti perencanaan sudah bagus. 5. Rencana operasional, pada tahap ini penilaian difokuskan untuk mengetahui apakah rencana opreasional telah dikembangkan berdasarkan hasil tugas perkembangan dan sejumlah kompetensi yang harus dikuasai peserta didik. Demikian pula dalam penilaian rencana operasional akan dilihat bagaimana rencana dan agenda program dan schedule tahunan, semesteran, bulanan, mingguan dan harian. Pada tahap ini penilaian difokuskan tentang materi, waktu pemberian layanan, petugas, bentuk dan strategi layanan, teknik, dll. 6. Pengembangan tema, pada tahap ini fokus penilaian adalah apakah tema yang dikembangkan sudah berdasarkan pada analisis kebutuhan dan kompetensi yang harus dicapai peserta didik atau belum. Mengapa tahap ini penting dinilai karena dengan pengembangan tema yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik disamping sesuai dengan yang diharapkan peserta didik juga mengacu pada sejumlah kompetensi yang harus dicapai peserta didik. 7. Pengembangan rencana pelaksanaan layanan, rencana pelaksanaan layanan merupakan unit dari serangkaian program yang telah disusun. Terkait pengembangan rencana pelaksanaan ini pertanyaan yang muncul adalah: (a) siapa yang menjadi sasaran layanan, (b) siapa yang memberikan, (c) pada kelas mana materi layanan diberikan, (d) kapan diberikan dan dimana layanan
  • 15. 85 diberikan, (e) apa yang menjadi tujuan layanan, (f) teknik dan strategi termasuk media apa yang digunakan untuk mencapai tujuan. 8. Evaluasi. Fokus evaluasi perencanaan program bimbingan dan konseling lebih bersifat penilaian formatif yaitu penilaian yang bertujuan untuk mendiagnosis berbagai kekurangan dalam perencanaan program bimbingan dan konseling. Hasil diagnosis dipakai untuk penyempurnaan perencanaan program yang akan dilaksanakan di sekolah. 9. Biaya/keuangan.. Biaya atau keuangan menurut Gysbers dan Henderson (2012) meliputi anggaran, bahan/materi, perlengkapan dan fasilitas. Komponen anggaran merupakan komponen penting dalam pelaksanakan program bimbingan dan konseling. Hal ini dapat dimaknai bahwa program bimbingan dan konseling akan terlaksana dengan baik apabila mendapat bantuan biaya yang mencukupi. Secara ekstrim banyak yang mengatakan bahwa sebaik apapun program yang telah disusun tidak akan mampu mencapai tujuan apabila tidak didukung oleh biaya yang cukup. Komponen bahan/materi yang diperlukan dalam layanan bimbingan dan konseling antara lain dapat berupa inventori, modul, buku-buku sumber, media bimbinan dan lain-lain. Komponen perlengkapan dan fasilitas berupa ruangan bimbingan kelompok, ruang konseling, ruang audiovisual dan fasilitas lainnya. Disamping biaya maka kebijakan kepala sekolah sangat menentukan jalannya kegiatan bimbingan dan konseling. Lebih-lebih dalam bimbingan dan konseling komprehensif peran kepala sekolah sangat menentukan roda organisasi bimbingan dan konseling sekolah (Gysbers dan Henderson: 2012).
  • 16. 86 Contoh Instrumen Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling Nama Guru Pembimbing : ............................................................................ Asal Sekolah : ............................................................................ NO. ASPEK PROGRAM SKOR 1. DASAR PEMIKIRAN a. Menggambarkan kebutuhan konseli 1 2 3 4 5 b. Berpijak pada kebijakan sekolah dan sistem pendidikan nasional 1 2 3 4 5 c. Mengacu pada hasil evaluasi penyelenggaraan layanan BK sebelumnya 1 2 3 4 5 d. Sesuai dengan kekuatan dan kelemahan sekolah 1 2 3 4 5 Skor Sub Total 2. TUJUAN PROGRAM a. Mengarah pada pencapaian perkembangan konseli secara optimal 1 2 3 4 5 b. Menunjang pencapaian tujuan institusi sekolah dan pendidikan nasional 1 2 3 4 5 c. Bersifat ideal dan secara realistis dapat dicapai 1 2 3 4 5 d. Mencakup tujuan umum dan tujuan khusus 1 2 3 4 5 Skor Sub Total 3. BIDANG LAYANAN a. Mencakup seluruh aspek perkembangan konseli 1 2 3 4 5 b. Menggambarkan kebutuhan layanan seluruh konseli 1 2 3 4 5 c. Keseimbangan layanan antara pribadi, sosial, belajar dan karir 1 2 3 4 5 Skor Sub Total 4. STRATEGI LAYANAN a. Relevan dengan tujuan dan bidang layanan 1 2 3 4 5 b. Realistis untuk dapat dilaksanakan 1 2 3 4 5 c. Menggambarkan kekinian yang memungkinkan diapresiasi konseli 1 2 3 4 5 d. Ditunjang dengan perlengkapan dan media yang memadai 1 2 3 4 5 Skor Sub Total 5. PERSONEL LAYANAN a. Menggambarkan kompetensi/keahlian dan kewenangan layanan 1 2 3 4 5 b. Memadai untuk melaksanakan tugas layanan 1 2 3 4 5 c. Menggambarkan tanggung jawab seluruh personel sekolah 1 2 3 4 5 d. Menggambarkan koordinasi dan komunikasi layanan 1 2 3 4 5 Skor Sub Total 6. WAKTU PELAKSANAAN LAYANAN a. Sesuai dengan kalender akademik sekolah 1 2 3 4 5 b. Memiliki keseimbangan antar layanan 1 2 3 4 5 c. Realistis dan sesuai dengan kebutuhan konseli dan sekolah 1 2 3 4 5 d. Terjadwal dengan baik 1 2 3 4 5 Skor Sub Total 7. FASILITAS PENDUKUNG 1 2 3 4 5 a. Kejelasan kebutuhan anggaran dan sumber pembiayaannya 1 2 3 4 5 b. Kesediaan tempat penyelenggaraan bimbingan dan konseling secara memadai 1 2 3 4 5 c. Ketersediaan perlengkapan layanan sesuai kebutuhan 1 2 3 4 5 d. Kelengkapan bahan pustaka secara memadai 1 2 3 4 5 Skor Sub Total 8. RENCANA EVALUASI 1 2 3 4 5 a. Evaluasi BK dilakukan terhadap program, proses dan hasil layanan 1 2 3 4 5 b. Memiliki kejelasan tujuan dan aspek evaluasi 1 2 3 4 5 c. Memiliki kejelasan metode dan waktu evaluasi 1 2 3 4 5 d. Melibatkan personel yang memiliki keahlian dan kewenangan 1 2 3 4 5 e. Dijadikan sebagai bahan pengembangan program BK selanjutnya 1 2 3 4 5 Skor Sub Total JUMLAH SKOR TOTAL
  • 17. 87 c. Evaluasi Proses Bimbingan dan Konseling Konsep Evaluasi Proses dalam Bimbingan dan Konseling Berbagai ahli telah memberikan definisi tentang penilaian/evaluasi. Pada dasarnya penilaian/evaluasi adalah identifikasi, klarifikasi dan aplikasi untuk menentukan nilai suatu objek dengan dibandingkan dengan kriteria tertentu (Fitzpatrick, Sanders & Worthen, 2004). Objek evaluasi bisa berupa pelaksanaan dan/atau hasil suatu program atau kebijakan. Penilaian proses digunakan untuk mengetahui sejauh mana program bimbingan/konseling komprehensif telah dilaksanakan guru pembimbing. Bagi konselor melalui penilaian proses ini terfokus pada bagaimana proses kegiatan dan pengelolaan bimbingan dan konseling secara menyeluruh, mengetahui bagaimana hambatan dalam pelaksanaan, sampai dimana pelaksanaan bimbingan dan konseling, dan pengambilan keputusan yang lain diluar penilaian keberhasilan peserta didik dalam mengikuti layanan bimbingan dan konseling. Disamping itu melalui penilaian proses ini siswa dapat memperoleh pengalaman tentang berbagai hal seperti bagaimana siswa berpartisipasi dalam kegiatan bimbingan dan konseling baik secara kelompok maupun perorangan dan bagaimana pengalaman mereka dalam berinteraksi dengan sesama siswa serta pengalaman lain yang diperoleh selama mengikuti kegiatan bimbingan dan konseling. Adapun kegiatan dan pengelolaan penilaian proses mencakup: Bidang kurikulum, evaluasi dapat difokuskan pada tingkat integrasi (penggabungan) antara bimbingan dan kurikulum akademik Fokus pada penilaian proses yang terkait dengan kurikulum adalah bagaimana materi yang diberikan oleh guru pembimbing terhadap peserta didik. Melalui penilaian proses ini mengkaji seberapa jauh program bimbingan dapat secara luas memberikan kontribusi terhadap pencapaian bidang akademik. Penggabungan antara bimbingan dengan kurikulum merupakan suatu
  • 18. 88 keharusan baik keharusan formal maupun keharusan akademik karena bimbingan dan konseling merupakan sub sistem dari pendidikan secara keseluruhan. Fokus pada peserta didik: secara individu, yang menjadi titik perhatiannya adalah bagaimana keterlibatan peserta didik dalam kegiatan bimbingan dan konseling sehinga apa yang diperoleh melalui layanan bimbingan dan konseling dapat dikelola secara optimal sehingga dampak dari layanan tersebut setiap peserta didik dapat mandiri dan berkembang secara optimal. Fokus penilaian proses berikutnya adalah guru pembimbing/konselor, artinya bagaimana keterlibatan guru pembimbing/konselor sekolah dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling yang mencakup ketepatan layanan, materi layanan, strategi yang digunakan untuk penyampaian materi, kerjasama dengan guru bidang studi dalam bentuk kolaborasi, dll. Salah satu indikator pelaksanaan program bimbingan dan konseling akan memberikan kontribusi yang signifikan apabila ada keterlibatan dan kerjasama antara konselor dengan staf yang ada disekolah. Kegiatan kolaborasi dan aktivitas lain seperti pengajaran remidi dan sejenisnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peran, tugas pokok dan fungsi staf sekolah dalam melaksanakan tugasnya. Keterlibatan orang tua, maksudnya bahwa evaluasi bimbingan dan konseling juga dikembangkan sampai pada sejauh mana keterlibatan orang tua dalam layanan bimbingan dan konseling sekolah dan seberapa efektif sekolah telah merevitalisasi perannya sebagai orang tua dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam membantu perkembangan putra-putrinya untuk mencapai kemandirian. Bidang kerjasama dengan badan-badan di luar, fokus dari evaluasi dapat untuk mengkaji tentang pemanfaatan berbagai sumber daya yang tersedia dalam perannya dalam aktivitas bimbingan dan konseling. Disamping itu juga dapat digunakan untuk
  • 19. 89 mengetahui apakah kerjasama dengan badan-badan di luar sekolah mempunyai dampak yang signifikan terhadap eksistensi dan keberlanjutan layanan bimbingan dan konseling sekolah. Disamping itu melalui pengkajian tentang bagaimana kerjasama dengan badan-badan di luar sekolah dapat diketahui apakah upaya pihak sekolah sudah tepat dalam memanfaatkan sumber daya tersebut, dan melakukannya sebagai upaya untuk memberi layanan terhadap para siswa dan keluarga mereka. Relevan dengan konsep penilaian/evaluasi di atas, maka evaluasi proses mencakup tiga hal (Fitzpatrick, Sanders & Worthen, 2004). Pertama, penetapan standar atau kriteria untuk menilai derajat kualitas. Kedua, pengumpulan informasi yang relevan. Terakhir, penerapan standar untuk menentukan nilai, kualitas, kegunaan, keefektifan dan kontribusi. Hasil akhir dari proses tersebut adalah peningkatan (improvement) suatu program atau kebijakan (Shackman, 2010). Pemanfaatan pendekatan evaluasi proses memberikan beberapa kelebihan bagi konselor dalam mengevaluasi pelayanannya. Fitzpatrick, Sanders dan Worthen (2004) mengidentifikasi empat potensi kekuatan dari pendekatan evaluasi proses. Pertama, proses evaluasi lebih terfokus. Penggunaan pendekatan evaluasi proses memungkinkan evaluator untuk mengumpulkan informasi yang terarah pada suatu tahapan evaluasi. Kedua, penyelenggaraan evaluasi tidak harus dilaksanakan setelah satu siklus manajemen selesai. Evaluasi dapat dilaksanakan ketika suatu proses manajemen masih berjalan, misalnya ketika program bimbingan dan konseling pertama kali dihasilkan sudah dapat dilaksanakan evaluasi. Hal ini memungkinkan evaluator atau konselor dapat mengambil keputusan yang cepat dalam perbaikan program bimbingan dan konseling. Ketiga, pendekatan evaluasi proses memberikan sarana yang mudah tetapi sangat bermanfaat bagi evaluator maupun konselor untuk mengembangkan pertanyaan-pertanyaan penting dalam evaluasi. Konselor mudah memahami jenis pertanyaan penting yang perlu dirancang ketika memasuki evaluasi pada tahap tertentu. Akhirnya, pendekatan evaluasi proses memberikan informasi
  • 20. 90 yang berkala mengenai semua komponen dari suatu sistem. Hal ini memungkinkan konselor untuk senantiasa mengetahui status yang up-to-date mengenai manajemen pelayanan bimbingan dan konseling yang mereka laksanakan. Berdasarkan uraian Stufflebeam dan Shinkfield (dalam Fitzpatrick, Sanders & Worthen, 2004); Stafflebeam (1999, 2003) dapat diuraikan pendekatan evaluasi proses berikut. Evaluasi proses dilakukan untuk mengidentifikasi atau memprediksi proses- proses yang menghambat desain prosedur atau implementasinya, merekam dan menilai keterlaksanaan prosedur kegiatan dan menyediakan bahan-bahan informasi untuk penyusunan program di masa depan. Metode yang dapat digunakan untuk evaluasi program diantaranya memantau potensi-potensi penghambat pelaksanaan prosedur, mengantisipasi situasi yang tidak terduga, pendiskripsian proses implementasi program dan observasi. Keputusan yang dapat diambil dari evaluasi proses diantaranya perbaikan dan implementasi desain program serta prosedur; catatan lapangan (log) implementasi program guna menginterpretasi keberhasilan pelaksanaan program. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dinyatakan bahwa penilaian proses digunakan untuk mengetahui sejauh mana program telah dilaksanakan guru pembimbing. Bagi konselor melalui penilaian proses ini terfokus pada bagaimana proses kegiatan dan pengelolaan bimbingan dan konseling secara menyeluruh, mengetahui bagaimana hambatan dalam pelaksanaan, sampai dimana pelaksanaan bimbingan dan konseling, dan pengampilan keputusan yang lain diluar penilaian keberhasilan peserta didik dalam mengikuti layanan bimbingan dan konseling. Disamping itu melalui penilaian proses ini siswa dapat memperoleh pengalaman tentang berbagai hal seperti bagaimana siswa berpartisipasi dalam kegiatan bimbingan dan konseling baik secara kelompok maupun perorangan dan bagaimana pengalaman mereka dalam berinteraksi dengan sesama siswa serta pengalaman lain yang diperoleh selama mengikuti kegiatan bimbingan dan konseling. Adapun kegiatan dan pengelolaan penilaian
  • 21. 91 proses mencakup: (a) bidang kurikulum yang berupa materi, (b) fokus peserta didik yaitu perhatian dan partisipasi/keterlibatan peserta didik dalam layanan bimbinan dan konseling, (c) guru pembimbing yang meliputi ketepatan layanan, materi layanan, strategi yang digunakan untuk penyampaian materi, kerjasama dengan guru bidang studi dalam bentuk kolaborasi, dll. Contoh Evaluasi Proses dalam Bimbingan dan Konseling Berikut ini salah satu contoh format evaluasi proses bimbingan dan konseling. Tabel 1 Instrumen Evaluasi Pelayanan BK berbasis Proses (Bimbingan Klasikal) No Aspek SS S TS STS 1 Melaksanakan Program sesuai dengan jadwal 2 Konselor menekankan pentingnya layanan klasikal (tujuan pemberian layanan) 3 Jika layanan klasikal tidak terlaksana/gagal konselor mencari penyebabnya 4 Metode yang digunakan dalam layanan klasikal menarik peserta didik 5 Konselor menggunakan media yang tepat dalam pelaksanaan bimbingan klasikal 6 Materi yang disampaikan dalam layanan klasikal sesuai dengan kebutuhan peserta didik 7 Dalam pelaksanaan layanan klasikal disesuaikan kebutuhan siswa 8 Materi layanan klasikal memperhatikan situasi dan kondisi sekolah 9 Dalam layanan klasikal konselor memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengeksplorasi diri 10 Dalam layanan klasikal konselor memberi kesempatan kepada peserta didik/konseli untuk memberikan masukan/saran/kritik yang membangun 11 Berdasarkan pengamatan selama pemberian layanan, respon peserta didik positif terhadap layanan yang diberikan oleh konselor
  • 22. 92 12 Pelaksanaan layanan klasikal sesuai dengan perencanaan dalam RPLBK 13 Konselor melakukan evaluasi proses dan hasil pada layanan yang diberikan 14 Hasil evaluasi ditindaklanjuti pada layanan yang akan datang 15 Konselor memberikan laporan kegiatan layanan yang telah diberikan 16 Kepala sekolah dan guru memberikan dukungan terhadap setiap layanan yang berikan oleh konselor Kesimpulan:..................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ...................... Semarang,........ April 2019 Evaluator ( ........................... ) d. Evaluasi Hasil bimbingan dan konseling Konsep Evaluasi Hasil dalam Bimbingan dan Konseling Evaluasi hasil berkaitan dengan pertanyaan apakah pelaksanaan program bimbingan dan konseling berkontribusi terhadap kesuksesan atau kemandirian siswa terutama pada prestasi akademik mereka. Evaluasi hasil merupakan proses yang digunakan untuk menjawab pertanyaan apa dampak atau kontribusi program bimbingan dan konseling terhadap kesuksesan para siswa khususnya pada prestasi akademik. Hasil yang dievaluasi dalam evaluasi hasil meliputi kehadiran, rujukan disiplin, rata-rata nilai, skor nilai prestasi, dan perilaku kelas (Gsybers, 2008).
  • 23. 93 Selanjutnya Gsybers (2008) merekomendasikan bahwa konselor sekolah mengembangkan dan melakukan perencanaan evaluasi berbasis hasil sebagai bagian dari implementasi program bimbingan dan konseling komprehensif secara umum. Rencana evaluasi hasil dapat berfokus pada kegiatan atau layanan bimbingan dan konseling tertentu yang dipilih, atau dapat berfokus secara lebih umum pada dampak program bimbingan dan konseling untuk kelas atau tingkat tertentu seperti, SD, SMP, atau SMA. Konselor sekolah dituntut untuk menunjukkan bahwa pelayanan mereka berkontribusi terhadap kesuksesan siswa. Konselor tidak hanya diminta untuk menyatakan apa yang mereka lakukan, tetapi juga menunjukkan apa yang mereka lakukan membuat hidup para siswa berubah (Gysbers & Henderson, 2012). Dimmit (dalam Gysbers dan Henderson, 2012) menjelaskan pentingnya evaluasi hasil dalam bimbingan dan konseling dengan menyatakan bahwa konseling mendapatkan nilai dan legitimasi ketika kita mengevaluasi program dan intervensi, mengungkapkan bagaimana karya kita bermanfaat bagi siswa, mencari keefektifan dan keefisiensian yang lebih baik, serta mensharingkan hasil dengan kolega dan komunitas kita. Evaluasi hasil merupakan komponen penting dalam evaluasi program bimbingan dan konseling. Pusat Kurikulum (2004) menyatakan bahwa dalam penilaian hasil dalam bimbingan dan konseling meliputi penilaian segera (Laiseg), penilaian jangka pendek (laijapen) dan penilaian jangka panjang (laijapan). Penilaian segera (laiseg) merupakan jenis penilaian yang dilakukan segera setelah peserta didik memperoleh satu jenis layanan tertentu, sehingga lebih menekankan pada ranah kognitif dan afektif yang terkait dengan tanggapan peserta didik/klien terhadap program bimbingan dan konseling yang dilaksanakan. Misalnya bagaimana pemahaman terhadap materi layanan yang diberikan, bagaimana perasaan peserta didik setelah mengikuti layanan tertentu, dll. Penilaian jangka pendek (laijapen) merupakan jenis penilaian yang dilakukan dalam kurun waktu satu semester. Aspek yang diungkap melalui penilaian jangka pendek adalah bagaimana dampak program bimbingan dan
  • 24. 94 konseling terhadap perkembangan peserta didik/klien. Adapun dampak program bimbingan dan konseling tersebut meliputi: a. Pemahaman baru yang diperoleh melalui layanan, dalam kaitannya dengan masalah yang dibahas. b. Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang diperoleh melalui layanan seperti perubahan sikap, motivasi, kebiasaan, keterampilan, keberhasilan belajar, konsep diri, kemampuan berkomunikasi, kreativitas, dan apresiasi terhadap nilai dan moral. c. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa sesudah pelaksanaan layanan dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut pengentasan masalah yang dialaminya. d. Respon peserta didik, personil sekolah, orang tua, masyarakat dan stakeholder yang lain. e. Perubahan tentang kemajuan peserta didik dilihat dari pencapaian tujuan layanan bimbingan dan konseling, pencapaian tugas-tugas perkembangan peserta didik serta hasil belajar maupun pengamatan setelah peserta didik lulus untuk melanjutkan studi atau bekerja. b. Berikut ini dikemukakan salah satu contoh evaluasi hasil layanan bimbingan dan konseling tentang kepuasan klien setelah mengikuti layanan konseling. Berikut ini dikemukakan salah satu contoh evaluasi hasil layanan bimbingan dan konseling tentang kepuasan klien setelah mengikuti layanan konseling.
  • 25. 95 Tabel. 2 Kepuasan Klien Setelah Mengikuti Layanan Konseling Nama .................................................................................. (L/P ) Kelas : ........................................................................ Jenis layanan : Konseling perorangan Perilaku konselor dan kepuasan peserta didik Sangat puas Puas Tidak puas Sangat Tidak puas Sambutan pertama konselor terhadap klien Konselor menunjukkan empati Konselor membantu menemukan masalah Dalam memberikan alternatif/solusi pemecahan masalah Kemampuan konselor dalam membantu pemecahan masalah 4. Forum Diskusi Bapak/Ibu/Saudara Peserta PPG BK semoga sehat dan bahagia senantisa, mari kita diskusikan topik/fenomena dibawah ini. Dalam modul prosedur evaluasi bimbingan dan konseling, dijelaskan tentang 3 (tiga) prosedur yaitu evaluasi program, evaluasi proses, evaluasi hasil dan akuntabilitas. Menurut bapak/ibu, prosedur manakah yang menjadi indikator utama dalam evaluasi program? Berikan argumentasi dan analisis bapak/ibu. Terimakasih.Terimakasih. Counselling, Yes We Can.
  • 26. 96 C. Penutup 1. Rangkuman Evaluasi Bimbingan dan Konseling sebagai upaya pengumpulan data dan analisis informasi untuk membuat keputusan tentang kualitas dan hasil program bimbingan dan konseling. Evaluasi dilaksanakan secara sistematis untuk mengetahui keefektifan tujuan yang telah ditetapkan dalam program bimbingan dan konseling sesuai dengan standart tertentu. Disamping itu evaluasi layanan bimbingan dan konseling dilakukan untuk menentukan seberapa kesesuaian program dengan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Kriteria yang digunakan harus sesuai dengan semua tujuan diadakannya program bimbingan dan konseling. Kriteria yang dimaksud antara lain: (1) taraf keberhasilan siswa dalam belajar di perguruan tinggi dikemudian hari; (2) perasaan puas dalam memangku jabatan di masyarakat; (3) aspirasi yang realistis dalam penyusunan rencana masa depan; (4) frekuensi pengungkapan masalah yang sangat mengganggu ketenangan hidup berkurang; (5) hasil belajar di sekolah lebih baik; (6) keterlibatan siswa dalam belajar akademis meningkat; (7) sejumlah siswa yang menimbulkan kasus problematis berkurang; (8) lebih banyak siswa memanfaatkan layanan-layanan bimbingan yang disediakan di sekolahnya. Disamping itu kriteria yang digunakan dalam evaluasi program bimbingan dan konseling mencakup kriteria internal dan eksternal. Kriteria internal merupakan kriteria yang dijabarkan dari dalam rancangan program itu sendiri yang dapat ditinjau dari sudut: (a) koherensi (konsistensi); (b) penempatan sumber daya manusia; (c) reaksi pelaksana program dalam hal ini guru pembimbing/konselor; (d) reaksi pemakai program; (e) efektivitas penggunaan dana; (f) kemampuan pengembangan diri terhadap program. Sedangkan kriteria eksternal mencakup: (a) kemampuan
  • 27. a. Proses 97 pengarah kebijakan; (b) analisis cprost benefit; (c) efek multiplier baik berupa imbasan langsung maupun imbasan tidak langsung. Evaluasi program merupakan prosedur yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sejauh mana program bimbingan dan konseling telah direncanakan oleh guru pembimbing. Evaluasi program dapat digunakan sebagai prosedur untuk penelitian diri untuk mengetahui apakah program yang disusun telah memenuhi kaidah-kaidah penyusunan program atau belum, sudah baik atau belum baik. Cakupan evaluasi program terkait dengan apakah program sudah berdasarkan produk hukum, apakah dalam program ada visi dan misi, apakah program memuat empat bidang bimbingan (pribadi, sosial, belajar dan karir), apakah dalam menyusun program berdasarkan kebutuhan siswa dan lingkungan, apakah program layanan terdapat keseimbangan antara layanan dasar, layanan responsif, dan layanan perencanaan individual serta dukungan sistem.