1. BAB I
PENDAHULUAN
Penggunaan istilah manajemen dalam bimbingan dan konseling di sini ialah dalam
arti segala upaya dengan berbagai cara atau metode dari kepala sekolah untuk
mendayagunakan secara optimal, efektif dan efisien, semua komponen atau sumber daya bai
itu tenaga ataupun sarana dan prasaranaserta sistem informasi yang meliputi himpunan data
bimbingan dalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan rumusan tersebut, manajemen meliputi cara atau proses,
mendayagunakan sumber daya dan sistem informasi, pelayanan, dan tujuan. Cara atau proses
mendayagunakan menyangkut kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah, meliputi
perencanaan, organisasi, dan evaluasi pelaksanaan layanan bimbingan dan konselin
Sumber daya meliputi pemanfaatan sumber tenaga atau personil sekolah dalam
pengaturan tugas guru pembimbing, guru mata pelajaran, wali kelas, dan tenaga tata usaha;
penyediaan dana yang diperlukan, penyiapan sarana, serta sistem pengumpulan data atau
informasi siswa.
Dimensi pelayanan mencakup fungsi layanan dan jenis layanan itu meliputi orientasi,
informasi, penempatan dan penyaluran, bimbingan belajar, dan kegiatan konseling.
Dimensi tujuan yaitu tujuan yang ingin dicapai dari layanan dan bimbingan di
sekolah. Tujuan layanan bimbingan dan konseling di sekolah dimaksudkan untuk membantu
tercapainya tujuan kurikulum sekolah, dari segi siswa dimaksudkan untuk membantu
perkembangan siswa, sedangkan dari segi orang tua untuk membantu memahami kondisi
perkembangan anaknya da keadaan lingkungan sekolah untuk menjalin kerja sama dengan
sekolah dalam rangka membantu perkembangan pendidikan anaknya.
Berkaitan dengan tujuan dari layanan bimbingan dan konseling di sekolah, yang
menjadi permasalahan adalah sejauh mana kegiatan manajemen yang dilakukan di SMA
Negeri 4 Bandung dalam merealisasikan tujuan –tujuan tersebut.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar Manajemen Layanan Bimbingan dan Konseling
Manajemen Layanan Bimbingan dan Konseling merupakan kombinasi
perpaduan antara ilmu manajemen dengan ilmu ilmu bimbingan dan konseling.
Sehinggga, manajemen merupakan “proses pengadaan, pengaturan, dan
2. pemanfaatan berbagai sumber daya yang dianggap penting untuk mencapai suatu
tujuan secara efektif dan efisien” (Suherman A.S., 2000:6) bisa mendukung secara
positif pelaksanaan BK yang bertujuan mengembangkan potensi-potensi peserta
didik secara optimal sesuai dengan sistem nilai yang berlaku demi terpenuhinya
aktualisasi diri individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Bimbingan merupakan upaya pembimbing untuk membantu individu dalam
mengoptimalkan dirinya. Dengan diberikan bimbingan, individu diharapkan
menjadi lebih produktif, dapat menikmati hidupnya, dapat memberi sumbangan
yang berarti bagi lembaga serta masyarakat dan dapat mencapai tugas-tugas
perkembangan secara optimal. Tujuan pemberian layanan bimbingan adalah agar
individu mau dan mampu :
1. merencanakan kegiatan penyelesaian studi, pengembangan karir, serta
kehidupannya di masa yang akan datang;
2. mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal
mungkin;
3. menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat,
dan lingkungan kerja;
4. mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian
lingkungan kerja serta masyarakat.
Sedangakan konseling didefinisikan oleh Shertzer & Stone (1980 dalam
Nurihsan, 2003:15) sebagai suatu proses interaksi yang memfasilitasi pemahaman
yang bermakna tentang diri dan lingkungan, serta menghasilkan ketetapan dan
atau klarifikasi atau kejelasan tujuan serta nilai dari tindakan selanjutnya di masa
depan. Dari definisi ini dapat disimpulkan bahwa tujuan konseling adalah :
a. mengadakan perubahan perilaku (behaviour change) pada diri klien,
sehingga memungkinkan hidupnya lebih memuaskan dan produktif
b. memelihara dan mencapai kesehatan mental yang positif
c. pemecahan masalah
d. mencapai keefektifan pribadi, yaitu pribadi yang sanggup
memperhitungkan diri, waktu, dan tenaganya serta bersedia memikul
resiko-resiko ekonomis, psikologis, dan fisik
e. mendorong individu agar mampu mengambil keputusan yang penting
bagi dirinya.
3. Manajemen dalam layanan BK berfungsi untuk “memantapkan, memelihara,
dan meningkatkan program bimbingan” (Eric:1990 dlam Nurihsan, 2003:66).
Fungsi-fungsi yang dijalankan oleh manajemen umum seperti planning,
organizing, actuating, dan evaluating berlaku juga dalam Manajemen Layanan
BK. Adapun fungsi-fungsi tersebut antara lain; merencanakan program,
mengorganisasikan, menetapkan staf, menggerakkan atau mengarahkan, dan
mengevaluasi. Fungsi-fungsi ini kemudian diterapkan lagi dalam ragam layanan
BK yang meliputi; layanan pengumpulan data, layanan informasi, layanan
penempatan, layana konseling, layanan bimbingan akademik dan karir, serta
layanan evaluasi dan tindak lanjut (Nurihsan, 2003:23-27).
Dalam proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok, yaitu :
a. Planning (Perencanaan)
Fungsi perencanaan antara lain menentukan tujuan atau kerangka tindakan yang
diperlukan untuk pencapaian tugas tertentu.
b. Organizing (Pengorganisasian)
Fungsi pengorganisasian meliputi penentuan fungsi, hubungan dan struktur.
Fungsi berupa tugas-tugas yang dibagi ke dalam fungsi garis, staf dan fungsional.
c. Actuating (Pelaksanaan)
Adalah pemberian motivasi kepada para pegawai sehingga mereka mau bekerja
sama secara optimal dan ikhlas untuk mencapai tujuan organisasi.
d. Controlling (Pengawasan)
Proses penelitian dan pengamatan terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan,
apakah pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang ditetapkan
Ada dua pendekatan dalam Manajemen Layanan Bimbingan dan Konseling.
Pertama, pendekatan yang bersifat administrative dan structural procedural.
Pendekatan ini berhunungan dengan struktur organisasi yang ada di sekolah,
mulai dari pimpinan tertinggi (kepala sekolah) hingga ke level guru bidang studi,
penanggung jawab system administrasi sekolah serta pengelola fasilitas-fasilitas
sekolah. Pendekatan kedua lebih bersifat operatif pada pelaksanaan program
layanan BK bagi siswa-siswa di sekolah. Kedua jenis pendekatan ini memerlukan
kompetensi yang memadai berupa penguasaan dasar-dasar BK serta pemahaman
yang mnyeluruh dan mendalam (komprehensif) mengenai konsep manajemen
yang baik serta keterampilan-keterampilan essensial seperti komunikasi,
manajerial, dan empati intelektual.
4. Dalam melaksanakan program layanan bimbingan dan konseling perencanaan
merupakan hal paling penting dalam pelaksanaannya, karena perencanaan merupakan suatu
dasar dari kegiatan yang lain, jika tidak terdapat perencanaan maka kegiatan layanan
bimbingan dan konseling tidak akan berjalan dengan baik, dengan kata lain kegiatan tersebut
tidak akan memiliki arah yang jelas dalam pelaksanaan layanan bimbingan juga akan
menjadikan kegiatan tersebut menjadi saling bertumpuk, karena tidak adanya petunjuk arah
pelaksanaan kegiatan, adapun kegunaan dari perencanaan layanan bimbingan dan konseling
adalah :
1. Mengurangi ketidakpastian serta perubahan pada waktu mendatang
Waktu adalah suatu hal yang bersifat dinamis, waktu pula tidak dapat dihentikan juga
diprediksikan. Oleh karena itu perencanaan dibuat untuk membuat pedoman yang juga
berfungsi sebagai ukuran agar kegiatan agar kegiatan dapat berjalan dengan baik. Walaupun
masih banyak kegiatan yang berjalan tidak sesuai rencana, setidaknya kita memiliki
gambaran terhadap pelaksanaan kegiatan. Dan yang paling penting adalah dengan
perencanaan kita memiliki berbagai alteratif cara agar kegiatan dapat berjalan dengan baik
sesuai dengan waktu yang tersedia, juga dengan adanya berbagai kejadian-kejadian yang
tidak terduga yang dapat mengganggu terlaksananya kegiatan layanan bimbingan dan
konseling.
2. Mengarahkan perhatian dan tujuan
5. Perencanaan yang dibuat adalah untuk menentukan tujuan yang akan dicapai dari
sebuah kegiatan, dengan demikian tujuan dari sebuah kagiatan dapat terpampang dengan jelas
dan menjadisuatu acuan dasar dari pelaksanaan layanan bimbingan, dan perencanaan tersebut
akan memberikan sebuah arah dari pelaksanaan kegiatan agar kegiatan tersebut dapat
berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, dan perencanaan yang baik akan
memberikan bimbingan terhadap masing-masing bagian dalam organisasi untuk menentukan
dan mencapai sebuah tujuan yang telah ditetapkan.
3. Memperingan biaya
Dengan adanya perencanaan diharapkan kegiatan memiliki arah yang jelas dan
perincian kegiatan yang akan dilaksanakan, oleh karena itu kegiatan dapat terlaksana secara
efesien dan efektif yang dapat memperingan pengeluaran.
4. Sarana untuk mengadakan pengawasan
Perencanaan juga dibuat sebagai alat ukur terhadap hasil yang telah dicapai pada saat
pelaksanaan kegiatan dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya, karena dalam melihat
berhasil atau tidaknya sebuah kegiatan adalah perbandingan antara hasil yang telah dicapai
dengan rencana smula yang telah ditetapkan dan telah dirancang.
Adapun beberapa fungsi perencanaan dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling adalah :
A. Persiapan program bimbingan
Studi kelayakan, Beberapa aspek yang dapat dipertimbangkan dalam studi
kelayakan adalah :
o Sasaran dan prasarana yang dimungkinkan dapat digali
o Pengendalian pelaksanaan program
o program, dan berbagai aspek lainnya yang dapat digali Pembiayaan kegiatan
secara keseluruhan yang menunjang pelaksanaan
Penyusunan program bimbingan, dalam penyusunan program bimbingan
hendaknya dirumuskan dengan jelas tujuan yang ingin dicapai dalam menangani
berbagai masalah, serta merumuskan kegiatan yang menyangkut rincian kegiatan
waktu pelaksanaan dan sasarannya.
Konsultasi usulan program bimbingan dan konseling, dimana konsultasi disini
berupa pertemuan atau rapat guru bimbingan dan petugas lain yang terkait untuk
membahas usulan atau rancangan program bimbingan dan konseling, dimana
bentuk kegiatan ini adalah :
6. o Pertemuan-pertemuan permulaan, bertujuan menanamkan pengertian terhadap
peserta pertemuan yang melibatkan petugas-petugas yang terkait, juga
berminat dan tertarik terhadap program bimbingan
o Pembentukan panitia sementara, untuk merumuskan program bimbingan
o Pembentukan panitia penyelenggaraan program, bertugas mempersiapkan
pelaksanaan semua kegiatan layanan bimbingan.
Penyediaan fasilitas, dalam program layanan bimbingan terdapat dua fasilitas
yang dapat menunjang pelaksanaan bimbingan dan konseling yaitu
o Fasilitas fisik : Ruang bimbingan dan penyuluhan dan Alat-alat perlengkapan
ruangan
o Fasilitas teknis, adalah alat-alat pengumpulan data
penyediaan anggaran, yang ditetapkan untuk pembiayaan personal, pengadaan
dan pengembangan alat-alat teknis, biaya operasional, biaya penelitian atau riset.
pengorganisasian, dimana dalam kegiatan pengorganisasian adalah pengaturan
cara kerja, prosedur kerja, dan pola kerja atau mekanisme kerja kegiatan layanan
bimbingan dan konseling yang akan berjalan dengan baik apabila diimbangi dengan
organisasi yang baik.
Kriteria penilaian keberhasilan program bimbingan dan konseling, yang
didasarkan atas :
o Ada tidaknya jenis program : Bimbingan pribadi, Bimbingan emosional,
Bimbingan sosial, Bimbingan belajar, Bimbingan jabatan dan karir
o Ketepatan program yang dibutuhkan oleh siswa.
o Kelengkapan isi tiap jenis program yaitu : Materi yang terinci, Pendekatan
atau metode, Waktu, dan Audience
B. Pengumpulan data
Berupa data yang berbentuk angket, yaitu seperti angket siswa, angket orang tua,
testing, tes sosiometri, skala penilaian, metode pengumpulan data yang lain, yang disertai
dengan pengolahannya.
C. Pemberian informasi
Terdapat orientasi, cara belajar, pergaulan, artikulasi, dan bahan informasi lain yang
dibutuhkan siswa.
D. Penempatan
7. Penempatan yang dimaksud adalah pembimbingan terhadap siswa dalam
menempatkan pilihan mereka sesuai dengan jalur yang benar, seperti pilihan kegiatan
ekstrakurikuer, program studi, sekolah lanjutan, tindak lanjut siswa terhadap masa depannya,
dll.
E. Konseling
Kegiatan konseling yang melibatkan konselor dengan siswa dalam usaha membantu
siswa dalam menghadapi masalahnya, dapat dilakukan secara individual maupun kelompok.
F. Konsultasi
Pelayanan ini diberikan kepada tenaga pendidik dan orang tua yang ingin
berkonsultasi dengan petugas administrasi sekolah, seorang anggota staf pengajar, orang tua
siswa, melalui kegiatan pertemuan orang tua
G. Evaluasi program bimbingan
Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan penelitian tentang efesiensi dan efektifitas
dari program bimbingan, dan setelah mendapatkan suatu kekurangan maka melakukan
rencana perbaikan.
H. Pertemuan staf bimbingan
Kegiatan ini dapat berbentuk pertemuan berkala, konferensi kasus, dan penataran.
I. Hubungan dengan instansi pendidikan/ masyarakat
Dalam kegiatan layanan bimbingan perlu adanya suatu hubungan dengan instansi
pendidikan yang bersifat administratif dan berdasarkan ketentuan instansi yang berwenang,
masyarakat, agar mereka dapat mendukung dan maningkatkan mental siswa, dan dengan para
ahli yang dapat memberikan gagasan dan perilakunya yang dapat mempengaruhi terhadap
perilaku siswa