SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
MAKNA PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN PROGRAM BK
 Presentasi ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling
                      diampu oleh Wahidin, S.Pd.I, M.Pd




                                    STAIN-SALATIGA

                                       Anggota:
                 1.Mustazi ali imron                 : 11-2090-16
                 2.Syarifa Karima                    : 11-2090-18
                 3.M. Dayu Mustaufit : 11-2090-19

               Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA)
            Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga
                               Tahun 2013

                                                                    BIMBINGAN KONSELING
MAKNA PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN PROGRAM BK


      A. Makna Perencanaan dan Penyusunan Program BK
     Menurut Roeber, dkk, dalam Organization and Administration of Guidance Service yang dikutip 
     oleh Romlah (1990) mengemukakan bahwa dalam melakukan perencanaan awal program 
     bimbingan konseling harus diarahkan untuk menjawab tiga pertanyaan dasar yaitu : 
     (1) Apakah kebutuhan-kebutuhan bimbingan untuk siswa? 
     (2) Sejauh manakah kebutuhan-kebutuhan itu dapat dipenuhi dengan kondisi yang ada 
     sekarang?,  
     (3) Bagaimana sekolah dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut dengan baik?.
     Dengan demikian program bimbingan dan konseling adalah seperangkat kegiatan bimbingan 
     konseling yang saling terkait satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan bimbingan konseling 
     yang telah ditentukan.




STAIN-SALATIGA                                                               BIMBINGAN KONSELING
1. Tujuan Penyusunan Program
          Tujuan penyusunan program tidak lain agar kegiatan BK disekolah dapat terlaksana 
          dengan lancar, efektif, dan efisien, serta hasil-hasilnya dapat dinilai.
          2. Manfaat Penyusunan Program
          Prayitno (2000) mengemukakan beberapa keuntungan disusunnya suatu program, yaitu :

          a. Memungkinkan Guru Pembimbing untuk menghemat waktu, usaha, biaya, dengan
                 menghindarkan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, daan usaha coba-coba
                 yang tidak menguntungkan.
          b. Siswa asuh akan menerima pelayanan bimbingan dan konseling secara seimbang dan
                 menyeluruh, baik dalam hal kesempatan, bidang bimbingan dan jenis-jenis layanan
                 bimbingan yang diperlukan.
          c. Setiap Guru Pembimbing mengetahui peranannya masing-masing dan mengetahui
                 pula bilamana dan dimana harus bertindak,         pada itu Guru Pembimbing akan
                 menghayati pengalaman yang sangat berguna untuk kemajuannya sendiri dan untuk
                 kepentingan siswa-siswa asuhnya.



STAIN-SALATIGA                                                                       BIMBINGAN KONSELING
3. Unsur dan Syarat Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling
    Menurut Prayitno (1997) unsur-unsur yang harus diperhatikan dan menjadi isi program
    bimbingan dan konseling meliputi: kebutuhan siswa, jumlah siswa yang dibimbinbg,
    kegiatan di dalam dan di luar jam belajar sekolah, jenis bidang bimbingan dan jenis layanan,
    volume kegiatan BK, dan frekuensi layanan terhadap siswa.
    Sedangkan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penyusunan program bimbingan dan
    konseling adalah sebagai berikut :
    a.Berdasarkan kebutuhan,
    b.Lengkap dan menyeluruh,
    c.Sistematik,
    d.Terbuka dan luwes,
    e.Memungkinkan kerjasama dengan pihak terkait,
    f.Memungkinkan diselenggaranya penilaian dan tindak lanjut.




STAIN-SALATIGA                                                                BIMBINGAN KONSELING
4.    Tahap-tahap Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling
           Harold J. Burbach & Larry E. Decker (1977: 198) mengemukakan langlah-langkah dalam suatu
           perencanaan sebagai berikut :
           a.Menentukan tujuan yang akan dicapai.
           b.Menganalisis tentang sumbeer-sumber dan kendala yaitu yang berhubungan dengan personil,
           sikap, biaya, peraturan-peraturan, fasilitas, dan waktu.
           c.Menganalisis tentang kebutuhan-kebutuhan.
           d.Menentukan tujuan-tujuan yang lebih spesifik dan dapat diukur.
           e.Menentukan prioritas.
           f.Menentukan strategi-strategi dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan tujuan-tujuan
           yang spesifik.
           g.Mengadakan evaluasi terhadap perencanaan yang mencakup: (a) untuk melihat sejauh mana
           tujuan-tujuan yang telah dicapai, dan (b) untuk melihat sejauh mana kegiatan-kegiatan yang telah
           direncanakan itu dilaksanakan.
           h.Mengadakan beberapa perubahan yang perlu untuk perbaikan program.




STAIN-SALATIGA                                                                    BIMBINGAN KONSELING
5.   Jenis Program
        Program bimbingan dan konseling yang perlu dibuat guru pembimbing guna merencanakan
        kegiatan bimbingan antara lain :
        a.Program harian, yaitu program yang langsung diadakan pada hari-hari tertentu dalam satu
        minggu.
        b.Prograam mingguan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun
        waktu satu minggu tertentu dalam satu bulan.
        c.Program bulanan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun waktu
        satu bulan tertentu dalam satu caturwulan.
        d.Program semesteran, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun
        waktu satu semester tertentu dalam satu tahun ajaran.
        e.Program tahunan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun waktu
        satu tahun tertentu dalam satu jenjang sekolah.




STAIN-SALATIGA                                                              BIMBINGAN KONSELING
6.      Unsur-unsur yang perlu dipertimbangkan dalam program bimbingan dan konseling
  Program bimbingan dan konseling untuk setiap periode disusun dengan memperhatikan unsur-
  unsur:
  a.Kebutuhan siswa dan kebutuhan masyarakat atau lingkungan yang diperoleh melalui
  assesment peserta didik dan assesment lingkungan.
  b.Jumlah siswa asuh yang wajib dibimbing.
  c.Guru Pembimbing 150 orang (minimal) sampai 225 orang (maksimal) sesuai SKB Mendikbud
  dan Kepala BAKN No. 0433/P/1993 dan No. 25 tahun 1993. Kepala Sekolah yang berasal dari
  Guru Pembimbing 40 orang, dan Wakil Kepala Sekolah yang berasal dari Guru Pembimbing 75
  orang.
  d.Bidang-bidang bimbingan: pribadi, sosial, belajar, karir.
  e.Jenis-jenis layanan: layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran,
  konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, konsultasi dan mediasi.
  f.Kegiatan pendukung: aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan
  rumah, dan alih tangan kasus.
  g.Volume kegiatan yang diperkirakan antara 4% s.d 25% pada kegiatan berikut diatur secara
  proporsional.




STAIN-SALATIGA                                                              BIMBINGAN KONSELING
h. Frekuensi layanan: guru pembimbing dalam satu minggu wajib memberikan minimal sembilan kali
kegiatan layanan bimbingan dan konseling.
i. Lama kegiatan: setiap kegiatan (kegiatan layanan dan pendukung) berlangsung sesuai dengan
kebutuhan.
j. Waktu kegiatan: kegiatan layanan dan pendukung dilaksanakan pada:
1). Jam pelajaran sekolah, digunakan khusus untuk format klasikal.
2). Diluar jam pelajaran sekolah sampai 50% dari seluruh kegiatan bimbingan dan konseling, sesuai dengan
SK Mendikbud No.025/01995, untuk kegiatan format lapangan, kelompok, individu, dan “politik”.
B. Tahap-Tahap Penyusunan Program Bimbingan Dan Konseling
Program bimbingan dan konseling di suatu sekolah sebaiknya disusun setiap tahun pada awal tahun
ajaran. Penyusunan program bimbingan dan konseling dapat dibedakan menjadi dua, yaitu membuat
program yang sama sekali baru, dan atau mengembangkan program yang sudah ada. Untuk membahas
tahap-tahap penyusunan program ini akan disampaikan dua macam pendapat tentang tahap-tahap
kegiatan penysunan program bimbingan dan konseling.




STAIN-SALATIGA                                                                   BIMBINGAN KONSELING
a.      Menurut Miller
                 Ada 4 tahapan yang dikemukakan oleh Miller yaitu :
                 1.Tahap Persiapan
                 2.Pertemuan-pertemuan Permulaan
                 3.Pembentukan Panitia Sementara
                 4.Pembentukan Panitia Penyelenggara Program

                 b.      Menurut Gysbers dan Henderson (2006)
                 Tahap penyusunan program menurut Gysbers dan Henderson (2006) meliputi 4
                 tahap yaitu :
                 1.Perencanaan (Planning)
                 2.Penyusunan (Designing)
                 3.Pelaksanaan (Implementing)
                 4.Penilaian (Evaluating)

                 C. Model Penyusunan Program Bimbingan Konseling
                 Dalam perencanaan program bimbingan dikenal dengan tiga macam model
                 penyusunan program yaitu :
                 1.      Model Penyusunan Program Konvensional
                 Secara garis besar penyusunan program bimbingan konseling menurut model ini
                 adalah sebagai berikut :




STAIN-SALATIGA                                                               BIMBINGAN KONSELING
a.     Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan atau masalah-masalah siswa.
          b.     Menentukan karakteristik sekolah.
          c.     Menentukan skala prioritas.
          d.     Menentukan program tahunan.
          e.     Menentukan program semesteran.
          f.     Menentukan program bulanan, mingguan, dan harian.
          2.      Model Penyusunan Program Bimbingan Dan Konseling Berdasarkan Planning, Programming, 
                 Budgeting, and System (PPBS)
          Penyusunan program berdasarkan PPBS merupakan upaya untuk memperbaiki cara penyusunan program
                 berdasarkan pada cara konvensional yang mendasarkan kebutuhan atau masalah siswa karena cara
                 yang pertama lebih menekankan pada selera peserta didik dan kurang memperhatikan tujuan
                 layanan bimbingan konseling, kurikulum yang telah disusun secara nasional dan bagaimana
                 mengevaluasi kegiatan sangat sukar dilakukan.
          Penyusunan program bimbingan konseling berdasarkan PPBS maksudnya dalam menyusun program
                 didasarkan pada sistem yang memperhatikan perencanaan, program, dan penganggaran.




STAIN-SALATIGA                                                                          BIMBINGAN KONSELING
3.      Model Penyusunan Program bimbingan dan konseling Komprehensif
  Dalam penyusunan program konvensional atau berdasarkan KTSP, need assesment hanya
  didasarkan pada assesment peserta didik, sedangkan dalam program bimbingan dan konseling
  komprehensif kegiatan assesmen mencakup keduanya yaitu need assesment peserta didik dan
  need assesment lingkungan.
  Need assesment peserta didik adalah segala kebutuhan atau masalah yang ada pada peserta didik
  yang meliputi aspek fisik, psikologis, serta sosial yang antara lain berkaitan dengan hubungan sosial
  dalam keluarga, teman-teman. Need assesment lingkungan yaitu mengumpulkan berbagai
  kebutuhan atau keinginan dari lingkungan seperti harapan orang tua, sekolah, kemampuan
  konselor, sarana dan prasarana pendukung layanan bimbingan dan konseling.
  Langkah-langkah penyusunan program bimbingan dan konseling komprehensif menurut Depdiknas
  (2008) sebagai berikut: (a) mengkaji produk hukum yang berlaku, (b) menyusun visi dan misi, (c)
  bidang pengembangan, (d) deskripsi kebutuhan, (e) tujuan, (f) komponen program, (g) rencana
  operasional, (h) pengembangan tema, (i) pengembangan satuan layanan, (j) evaluasi, dan (k)
  beaya.




STAIN-SALATIGA                                                                 BIMBINGAN KONSELING
TERIMAKASIH



STAIN-SALATIGA             BIMBINGAN KONSELING

More Related Content

What's hot

Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyajhesica purba
 
Angket minat belajar siswa
Angket minat belajar siswaAngket minat belajar siswa
Angket minat belajar siswaYati Rostiati
 
Pengelolaan Keuangan Pendidikan
Pengelolaan Keuangan PendidikanPengelolaan Keuangan Pendidikan
Pengelolaan Keuangan PendidikanSherly Anggraini
 
Substansi Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia
Substansi Materi Pembelajaran Bahasa IndonesiaSubstansi Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia
Substansi Materi Pembelajaran Bahasa IndonesiaIjal Mustofa
 
Bahan ajar-micro-teaching
Bahan ajar-micro-teachingBahan ajar-micro-teaching
Bahan ajar-micro-teachingJunaidi Arifin
 
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013Hafiza .h
 
Instrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SD
Instrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SDInstrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SD
Instrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SDNASuprawoto Sunardjo
 
Makalah Model Pengembangan Kurikulum Adaptif Pada Pendidikan Kelas Khusus
Makalah Model Pengembangan Kurikulum Adaptif Pada Pendidikan Kelas KhususMakalah Model Pengembangan Kurikulum Adaptif Pada Pendidikan Kelas Khusus
Makalah Model Pengembangan Kurikulum Adaptif Pada Pendidikan Kelas KhususDedy Wiranto
 
Laporan magang i di sd negeri 07 kota bengkulu
Laporan magang i di sd negeri 07 kota bengkuluLaporan magang i di sd negeri 07 kota bengkulu
Laporan magang i di sd negeri 07 kota bengkuluYohanes Sangkang
 
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)vina serevina
 
Rumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarRumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarAdelaide Australia
 
Latihan Konstruksi Tes Essay dilengkapi dengan Rubrik (Asesmen dan Evaluasi)
Latihan Konstruksi Tes Essay dilengkapi dengan Rubrik (Asesmen dan Evaluasi)Latihan Konstruksi Tes Essay dilengkapi dengan Rubrik (Asesmen dan Evaluasi)
Latihan Konstruksi Tes Essay dilengkapi dengan Rubrik (Asesmen dan Evaluasi)Ary Darma
 
Administrasi wali kelas all
Administrasi wali kelas   allAdministrasi wali kelas   all
Administrasi wali kelas allTaufiq Sitepu
 
Rpp kelas VI
Rpp kelas VIRpp kelas VI
Rpp kelas VIhankemos
 
6 Standar Kompetensi dasar dan hasilbelajar
6 Standar Kompetensi dasar dan hasilbelajar6 Standar Kompetensi dasar dan hasilbelajar
6 Standar Kompetensi dasar dan hasilbelajarZaenal Khayat
 
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah Pendidikan Nasion...
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah  Pendidikan Nasion...Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah  Pendidikan Nasion...
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah Pendidikan Nasion...Rahma Siska Utari
 

What's hot (20)

Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
 
Angket minat belajar siswa
Angket minat belajar siswaAngket minat belajar siswa
Angket minat belajar siswa
 
Pengelolaan Keuangan Pendidikan
Pengelolaan Keuangan PendidikanPengelolaan Keuangan Pendidikan
Pengelolaan Keuangan Pendidikan
 
Substansi Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia
Substansi Materi Pembelajaran Bahasa IndonesiaSubstansi Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia
Substansi Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia
 
PANDUAN TEST DIAGNOSTIK
PANDUAN TEST DIAGNOSTIKPANDUAN TEST DIAGNOSTIK
PANDUAN TEST DIAGNOSTIK
 
Surat keterangan kesediaan sebagai supervisor
Surat keterangan kesediaan sebagai supervisorSurat keterangan kesediaan sebagai supervisor
Surat keterangan kesediaan sebagai supervisor
 
Bahan ajar-micro-teaching
Bahan ajar-micro-teachingBahan ajar-micro-teaching
Bahan ajar-micro-teaching
 
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
 
Instrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SD
Instrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SDInstrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SD
Instrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SD
 
laporan alat peraga sederhana
laporan alat peraga sederhanalaporan alat peraga sederhana
laporan alat peraga sederhana
 
Makalah Model Pengembangan Kurikulum Adaptif Pada Pendidikan Kelas Khusus
Makalah Model Pengembangan Kurikulum Adaptif Pada Pendidikan Kelas KhususMakalah Model Pengembangan Kurikulum Adaptif Pada Pendidikan Kelas Khusus
Makalah Model Pengembangan Kurikulum Adaptif Pada Pendidikan Kelas Khusus
 
Laporan magang i di sd negeri 07 kota bengkulu
Laporan magang i di sd negeri 07 kota bengkuluLaporan magang i di sd negeri 07 kota bengkulu
Laporan magang i di sd negeri 07 kota bengkulu
 
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
 
Rumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarRumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajar
 
Latihan Konstruksi Tes Essay dilengkapi dengan Rubrik (Asesmen dan Evaluasi)
Latihan Konstruksi Tes Essay dilengkapi dengan Rubrik (Asesmen dan Evaluasi)Latihan Konstruksi Tes Essay dilengkapi dengan Rubrik (Asesmen dan Evaluasi)
Latihan Konstruksi Tes Essay dilengkapi dengan Rubrik (Asesmen dan Evaluasi)
 
Rencana pelaksanaan pembelajara1
Rencana pelaksanaan pembelajara1Rencana pelaksanaan pembelajara1
Rencana pelaksanaan pembelajara1
 
Administrasi wali kelas all
Administrasi wali kelas   allAdministrasi wali kelas   all
Administrasi wali kelas all
 
Rpp kelas VI
Rpp kelas VIRpp kelas VI
Rpp kelas VI
 
6 Standar Kompetensi dasar dan hasilbelajar
6 Standar Kompetensi dasar dan hasilbelajar6 Standar Kompetensi dasar dan hasilbelajar
6 Standar Kompetensi dasar dan hasilbelajar
 
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah Pendidikan Nasion...
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah  Pendidikan Nasion...Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah  Pendidikan Nasion...
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah Pendidikan Nasion...
 

Similar to MAKNA DAN TAHAP PENYUSUNAN PROGRAM BK

Modul 2 kb 1 profesional bk
Modul 2 kb 1 profesional bkModul 2 kb 1 profesional bk
Modul 2 kb 1 profesional bkDhamy Manesi
 
2. PPT Desain layanan BK.pptx
2. PPT Desain layanan BK.pptx2. PPT Desain layanan BK.pptx
2. PPT Desain layanan BK.pptxayuervina1
 
Pertemuan 5 Manajemen BPI.pptx
Pertemuan 5 Manajemen BPI.pptxPertemuan 5 Manajemen BPI.pptx
Pertemuan 5 Manajemen BPI.pptxAsadAlBukhari
 
Pengertian perencanaan layanan bk 5
Pengertian perencanaan layanan bk 5Pengertian perencanaan layanan bk 5
Pengertian perencanaan layanan bk 5Deniganteng93
 
Bahan Bacaan Desain Layanan Bimbingan dan Konseling.pdf
Bahan Bacaan Desain Layanan Bimbingan dan Konseling.pdfBahan Bacaan Desain Layanan Bimbingan dan Konseling.pdf
Bahan Bacaan Desain Layanan Bimbingan dan Konseling.pdfSlametNurkholik
 
PERENCANAAN_DAN_PENYUSUNAN_PROGRAM_BK.pptx
PERENCANAAN_DAN_PENYUSUNAN_PROGRAM_BK.pptxPERENCANAAN_DAN_PENYUSUNAN_PROGRAM_BK.pptx
PERENCANAAN_DAN_PENYUSUNAN_PROGRAM_BK.pptxAlexFarhanPraktisiBK
 
2. strategi pemberdayaan gugus
2. strategi pemberdayaan gugus2. strategi pemberdayaan gugus
2. strategi pemberdayaan gugusJamaludin ..
 
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan KonesingPengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan KonesingDeniganteng93
 
Pelayanan dan pengembangan diri siswa
Pelayanan dan pengembangan diri siswaPelayanan dan pengembangan diri siswa
Pelayanan dan pengembangan diri siswaMaulana Pasaribu
 
Desain Layanan Bimbingan dan Konseling-compressed.pptx
Desain Layanan Bimbingan dan Konseling-compressed.pptxDesain Layanan Bimbingan dan Konseling-compressed.pptx
Desain Layanan Bimbingan dan Konseling-compressed.pptxDikyrivaldi
 
MAKALAH LAYANAN BK.docx
MAKALAH LAYANAN BK.docxMAKALAH LAYANAN BK.docx
MAKALAH LAYANAN BK.docxChankDul
 
13. juknis pd layanan konseling (isi-revisi)_0104
13. juknis pd  layanan konseling (isi-revisi)_010413. juknis pd  layanan konseling (isi-revisi)_0104
13. juknis pd layanan konseling (isi-revisi)_0104Suaidin -Dompu
 
Panduan aktualisasi latsar cpns lipi 2019(1)
Panduan aktualisasi latsar cpns lipi 2019(1)Panduan aktualisasi latsar cpns lipi 2019(1)
Panduan aktualisasi latsar cpns lipi 2019(1)dyah gaby kesuma
 
PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIF
PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIFPROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIF
PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIFMuslikahfipunnes
 
Ais bt-5-ddbk-penyusunan program bk abk
Ais bt-5-ddbk-penyusunan program bk abkAis bt-5-ddbk-penyusunan program bk abk
Ais bt-5-ddbk-penyusunan program bk abkYayan Yanuar Rahman
 

Similar to MAKNA DAN TAHAP PENYUSUNAN PROGRAM BK (20)

Materi pdf m2 kb1
Materi pdf m2 kb1Materi pdf m2 kb1
Materi pdf m2 kb1
 
M2 KB1
M2 KB1M2 KB1
M2 KB1
 
Modul 2 kb 1 profesional bk
Modul 2 kb 1 profesional bkModul 2 kb 1 profesional bk
Modul 2 kb 1 profesional bk
 
2. PPT Desain layanan BK.pptx
2. PPT Desain layanan BK.pptx2. PPT Desain layanan BK.pptx
2. PPT Desain layanan BK.pptx
 
Pertemuan 5 Manajemen BPI.pptx
Pertemuan 5 Manajemen BPI.pptxPertemuan 5 Manajemen BPI.pptx
Pertemuan 5 Manajemen BPI.pptx
 
M3 KB3
M3 KB3M3 KB3
M3 KB3
 
Pengertian perencanaan layanan bk 5
Pengertian perencanaan layanan bk 5Pengertian perencanaan layanan bk 5
Pengertian perencanaan layanan bk 5
 
Bahan Bacaan Desain Layanan Bimbingan dan Konseling.pdf
Bahan Bacaan Desain Layanan Bimbingan dan Konseling.pdfBahan Bacaan Desain Layanan Bimbingan dan Konseling.pdf
Bahan Bacaan Desain Layanan Bimbingan dan Konseling.pdf
 
PERENCANAAN_DAN_PENYUSUNAN_PROGRAM_BK.pptx
PERENCANAAN_DAN_PENYUSUNAN_PROGRAM_BK.pptxPERENCANAAN_DAN_PENYUSUNAN_PROGRAM_BK.pptx
PERENCANAAN_DAN_PENYUSUNAN_PROGRAM_BK.pptx
 
M2 KB2
M2 KB2M2 KB2
M2 KB2
 
M3 KB1
M3 KB1M3 KB1
M3 KB1
 
2. strategi pemberdayaan gugus
2. strategi pemberdayaan gugus2. strategi pemberdayaan gugus
2. strategi pemberdayaan gugus
 
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan KonesingPengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
 
Pelayanan dan pengembangan diri siswa
Pelayanan dan pengembangan diri siswaPelayanan dan pengembangan diri siswa
Pelayanan dan pengembangan diri siswa
 
Desain Layanan Bimbingan dan Konseling-compressed.pptx
Desain Layanan Bimbingan dan Konseling-compressed.pptxDesain Layanan Bimbingan dan Konseling-compressed.pptx
Desain Layanan Bimbingan dan Konseling-compressed.pptx
 
MAKALAH LAYANAN BK.docx
MAKALAH LAYANAN BK.docxMAKALAH LAYANAN BK.docx
MAKALAH LAYANAN BK.docx
 
13. juknis pd layanan konseling (isi-revisi)_0104
13. juknis pd  layanan konseling (isi-revisi)_010413. juknis pd  layanan konseling (isi-revisi)_0104
13. juknis pd layanan konseling (isi-revisi)_0104
 
Panduan aktualisasi latsar cpns lipi 2019(1)
Panduan aktualisasi latsar cpns lipi 2019(1)Panduan aktualisasi latsar cpns lipi 2019(1)
Panduan aktualisasi latsar cpns lipi 2019(1)
 
PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIF
PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIFPROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIF
PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIF
 
Ais bt-5-ddbk-penyusunan program bk abk
Ais bt-5-ddbk-penyusunan program bk abkAis bt-5-ddbk-penyusunan program bk abk
Ais bt-5-ddbk-penyusunan program bk abk
 

MAKNA DAN TAHAP PENYUSUNAN PROGRAM BK

  • 1. MAKNA PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN PROGRAM BK Presentasi ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling diampu oleh Wahidin, S.Pd.I, M.Pd STAIN-SALATIGA Anggota: 1.Mustazi ali imron : 11-2090-16 2.Syarifa Karima : 11-2090-18 3.M. Dayu Mustaufit : 11-2090-19 Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga Tahun 2013 BIMBINGAN KONSELING
  • 2. MAKNA PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN PROGRAM BK  A. Makna Perencanaan dan Penyusunan Program BK Menurut Roeber, dkk, dalam Organization and Administration of Guidance Service yang dikutip  oleh Romlah (1990) mengemukakan bahwa dalam melakukan perencanaan awal program  bimbingan konseling harus diarahkan untuk menjawab tiga pertanyaan dasar yaitu :  (1) Apakah kebutuhan-kebutuhan bimbingan untuk siswa?  (2) Sejauh manakah kebutuhan-kebutuhan itu dapat dipenuhi dengan kondisi yang ada  sekarang?,   (3) Bagaimana sekolah dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut dengan baik?. Dengan demikian program bimbingan dan konseling adalah seperangkat kegiatan bimbingan  konseling yang saling terkait satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan bimbingan konseling  yang telah ditentukan. STAIN-SALATIGA BIMBINGAN KONSELING
  • 3. 1. Tujuan Penyusunan Program Tujuan penyusunan program tidak lain agar kegiatan BK disekolah dapat terlaksana  dengan lancar, efektif, dan efisien, serta hasil-hasilnya dapat dinilai. 2. Manfaat Penyusunan Program Prayitno (2000) mengemukakan beberapa keuntungan disusunnya suatu program, yaitu : a. Memungkinkan Guru Pembimbing untuk menghemat waktu, usaha, biaya, dengan menghindarkan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, daan usaha coba-coba yang tidak menguntungkan. b. Siswa asuh akan menerima pelayanan bimbingan dan konseling secara seimbang dan menyeluruh, baik dalam hal kesempatan, bidang bimbingan dan jenis-jenis layanan bimbingan yang diperlukan. c. Setiap Guru Pembimbing mengetahui peranannya masing-masing dan mengetahui pula bilamana dan dimana harus bertindak, pada itu Guru Pembimbing akan menghayati pengalaman yang sangat berguna untuk kemajuannya sendiri dan untuk kepentingan siswa-siswa asuhnya. STAIN-SALATIGA BIMBINGAN KONSELING
  • 4. 3. Unsur dan Syarat Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling Menurut Prayitno (1997) unsur-unsur yang harus diperhatikan dan menjadi isi program bimbingan dan konseling meliputi: kebutuhan siswa, jumlah siswa yang dibimbinbg, kegiatan di dalam dan di luar jam belajar sekolah, jenis bidang bimbingan dan jenis layanan, volume kegiatan BK, dan frekuensi layanan terhadap siswa. Sedangkan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penyusunan program bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut : a.Berdasarkan kebutuhan, b.Lengkap dan menyeluruh, c.Sistematik, d.Terbuka dan luwes, e.Memungkinkan kerjasama dengan pihak terkait, f.Memungkinkan diselenggaranya penilaian dan tindak lanjut. STAIN-SALATIGA BIMBINGAN KONSELING
  • 5. 4. Tahap-tahap Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling Harold J. Burbach & Larry E. Decker (1977: 198) mengemukakan langlah-langkah dalam suatu perencanaan sebagai berikut : a.Menentukan tujuan yang akan dicapai. b.Menganalisis tentang sumbeer-sumber dan kendala yaitu yang berhubungan dengan personil, sikap, biaya, peraturan-peraturan, fasilitas, dan waktu. c.Menganalisis tentang kebutuhan-kebutuhan. d.Menentukan tujuan-tujuan yang lebih spesifik dan dapat diukur. e.Menentukan prioritas. f.Menentukan strategi-strategi dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan tujuan-tujuan yang spesifik. g.Mengadakan evaluasi terhadap perencanaan yang mencakup: (a) untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan yang telah dicapai, dan (b) untuk melihat sejauh mana kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan itu dilaksanakan. h.Mengadakan beberapa perubahan yang perlu untuk perbaikan program. STAIN-SALATIGA BIMBINGAN KONSELING
  • 6. 5. Jenis Program Program bimbingan dan konseling yang perlu dibuat guru pembimbing guna merencanakan kegiatan bimbingan antara lain : a.Program harian, yaitu program yang langsung diadakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. b.Prograam mingguan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun waktu satu minggu tertentu dalam satu bulan. c.Program bulanan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun waktu satu bulan tertentu dalam satu caturwulan. d.Program semesteran, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun waktu satu semester tertentu dalam satu tahun ajaran. e.Program tahunan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun waktu satu tahun tertentu dalam satu jenjang sekolah. STAIN-SALATIGA BIMBINGAN KONSELING
  • 7. 6.      Unsur-unsur yang perlu dipertimbangkan dalam program bimbingan dan konseling Program bimbingan dan konseling untuk setiap periode disusun dengan memperhatikan unsur- unsur: a.Kebutuhan siswa dan kebutuhan masyarakat atau lingkungan yang diperoleh melalui assesment peserta didik dan assesment lingkungan. b.Jumlah siswa asuh yang wajib dibimbing. c.Guru Pembimbing 150 orang (minimal) sampai 225 orang (maksimal) sesuai SKB Mendikbud dan Kepala BAKN No. 0433/P/1993 dan No. 25 tahun 1993. Kepala Sekolah yang berasal dari Guru Pembimbing 40 orang, dan Wakil Kepala Sekolah yang berasal dari Guru Pembimbing 75 orang. d.Bidang-bidang bimbingan: pribadi, sosial, belajar, karir. e.Jenis-jenis layanan: layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, konsultasi dan mediasi. f.Kegiatan pendukung: aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus. g.Volume kegiatan yang diperkirakan antara 4% s.d 25% pada kegiatan berikut diatur secara proporsional. STAIN-SALATIGA BIMBINGAN KONSELING
  • 8. h. Frekuensi layanan: guru pembimbing dalam satu minggu wajib memberikan minimal sembilan kali kegiatan layanan bimbingan dan konseling. i. Lama kegiatan: setiap kegiatan (kegiatan layanan dan pendukung) berlangsung sesuai dengan kebutuhan. j. Waktu kegiatan: kegiatan layanan dan pendukung dilaksanakan pada: 1). Jam pelajaran sekolah, digunakan khusus untuk format klasikal. 2). Diluar jam pelajaran sekolah sampai 50% dari seluruh kegiatan bimbingan dan konseling, sesuai dengan SK Mendikbud No.025/01995, untuk kegiatan format lapangan, kelompok, individu, dan “politik”. B. Tahap-Tahap Penyusunan Program Bimbingan Dan Konseling Program bimbingan dan konseling di suatu sekolah sebaiknya disusun setiap tahun pada awal tahun ajaran. Penyusunan program bimbingan dan konseling dapat dibedakan menjadi dua, yaitu membuat program yang sama sekali baru, dan atau mengembangkan program yang sudah ada. Untuk membahas tahap-tahap penyusunan program ini akan disampaikan dua macam pendapat tentang tahap-tahap kegiatan penysunan program bimbingan dan konseling. STAIN-SALATIGA BIMBINGAN KONSELING
  • 9. a.      Menurut Miller Ada 4 tahapan yang dikemukakan oleh Miller yaitu : 1.Tahap Persiapan 2.Pertemuan-pertemuan Permulaan 3.Pembentukan Panitia Sementara 4.Pembentukan Panitia Penyelenggara Program b.      Menurut Gysbers dan Henderson (2006) Tahap penyusunan program menurut Gysbers dan Henderson (2006) meliputi 4 tahap yaitu : 1.Perencanaan (Planning) 2.Penyusunan (Designing) 3.Pelaksanaan (Implementing) 4.Penilaian (Evaluating) C. Model Penyusunan Program Bimbingan Konseling Dalam perencanaan program bimbingan dikenal dengan tiga macam model penyusunan program yaitu : 1.      Model Penyusunan Program Konvensional Secara garis besar penyusunan program bimbingan konseling menurut model ini adalah sebagai berikut : STAIN-SALATIGA BIMBINGAN KONSELING
  • 10. a. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan atau masalah-masalah siswa. b. Menentukan karakteristik sekolah. c. Menentukan skala prioritas. d. Menentukan program tahunan. e. Menentukan program semesteran. f. Menentukan program bulanan, mingguan, dan harian. 2.      Model Penyusunan Program Bimbingan Dan Konseling Berdasarkan Planning, Programming,  Budgeting, and System (PPBS) Penyusunan program berdasarkan PPBS merupakan upaya untuk memperbaiki cara penyusunan program berdasarkan pada cara konvensional yang mendasarkan kebutuhan atau masalah siswa karena cara yang pertama lebih menekankan pada selera peserta didik dan kurang memperhatikan tujuan layanan bimbingan konseling, kurikulum yang telah disusun secara nasional dan bagaimana mengevaluasi kegiatan sangat sukar dilakukan. Penyusunan program bimbingan konseling berdasarkan PPBS maksudnya dalam menyusun program didasarkan pada sistem yang memperhatikan perencanaan, program, dan penganggaran. STAIN-SALATIGA BIMBINGAN KONSELING
  • 11. 3.      Model Penyusunan Program bimbingan dan konseling Komprehensif Dalam penyusunan program konvensional atau berdasarkan KTSP, need assesment hanya didasarkan pada assesment peserta didik, sedangkan dalam program bimbingan dan konseling komprehensif kegiatan assesmen mencakup keduanya yaitu need assesment peserta didik dan need assesment lingkungan. Need assesment peserta didik adalah segala kebutuhan atau masalah yang ada pada peserta didik yang meliputi aspek fisik, psikologis, serta sosial yang antara lain berkaitan dengan hubungan sosial dalam keluarga, teman-teman. Need assesment lingkungan yaitu mengumpulkan berbagai kebutuhan atau keinginan dari lingkungan seperti harapan orang tua, sekolah, kemampuan konselor, sarana dan prasarana pendukung layanan bimbingan dan konseling. Langkah-langkah penyusunan program bimbingan dan konseling komprehensif menurut Depdiknas (2008) sebagai berikut: (a) mengkaji produk hukum yang berlaku, (b) menyusun visi dan misi, (c) bidang pengembangan, (d) deskripsi kebutuhan, (e) tujuan, (f) komponen program, (g) rencana operasional, (h) pengembangan tema, (i) pengembangan satuan layanan, (j) evaluasi, dan (k) beaya. STAIN-SALATIGA BIMBINGAN KONSELING
  • 12. TERIMAKASIH STAIN-SALATIGA BIMBINGAN KONSELING