SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
Download to read offline
45
DAR2/Profesional/810/3/2019
PENDALAMAN MATERI
BIMBINGAN DAN KONSELING
MODUL 3
PERENCANAAN DAN EVALUASI
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
KEGIATAN BELAJAR 2
PERENCANAAN LAYANAN RESPONSIF
Penulis:
Prof. Dr. Sugiyo, M.Si.
Zakki Nurul Amin, S.Pd., M.Pd.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2019
46
Kegiatan Belajar 2: Perencanaan Layanan Responsif
A. Pendahuluan
Salah satu kegiatan yang sangat strategis dalam pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah adalah layanan responsif. Pelayanan responsif merupakan
pemberian bantuan kepada konseli yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang
memerlukan pertolongan dengan segera. Tuntutan bahwa guru bimbingan dan
konseling perlu memberikan layanan responsif dalam pelaksanaan pelayanan
bimbingan dan konseling diperkuat dalam Permendiknas Nomor 111 Tahun 2014.
Terkait kenyataan tersebut, maka penting bagi guru bimbingan dan konseling
sekolah untuk dapat merencanakan dan melaksanakan layanan responsif secara
berkualitas dan profesional.
Setelah mempelajari modul ini, Saudara peserta PPG dalam jabatan akan dapat
melakukan perancangan layanan dasar dan layanan responsif, mampu menyusun
evaluasi program, hasil, dan proses, serta mampu meyampaian hasil dan evaluasi
bimbingan dan konseling. Kompetensi tersebut sangat diperlukan bagi Saudara
yang bekerja sebagai guru bimbingan dan konseling utamanya untuk menunjang
akuntabilitas, keberhasilan, dan keefektifan pelayanan profesional bimbingan dan
konseling di sekolah.
Proses pembelajaran untuk materi yang sedang Saudara ikuti sekarang ini, dapat
berjalan dengan lebih lancar bila Saudara mengikuti langkah-langkah belajar
sebagai berikut :
1) Pahami dulu mengenai berbagai kegiatan penting dalam diklat mulai tahap
awal sampai akhir.
2) Lakukan kajian terhadap rancangan pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling yang telah ada dan yang telah dilakukan di tempat kerja
Saudara, apakah telah sesuai dengan konsep yang dimaksud dalam modul
ini.
47
3) Keberhasilan proses pembelajaran Saudara dalam mata diklat ini sangat
tergantung kepada kesungguhan Saudara dalam mengerjakan latihan dan
refleksi diri. Untuk itu, berlatihlah secara mandiri atau berkelompok
dengan teman sejawat.
4) Bila Saudara menemui kesulitan, silakan hubungi instruktur/widiaiswara
pembimbing atau fasilitator yang mengajar mata diklat ini.
Baiklah, Saudara perserta diklat PPG dalam jabatan, selamat belajar, semoga
Saudara sukses memahami pengetahuan yang diuraikan dalam modul ini untuk
bekal Saudara melakukan pelayanan bimbingan dan konseling dengan baik.
48
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Mampu merancang layanan bimbingan dan konseling dengan menerapkan prinsip
dan memadukan materi layanan bimbingan dan konseling, pedagogik, serta
teknologi. Sup capaian pembelajaran pada kegiatan belajar ini yakni:
a. Peserta PPG mampu menjabarkan esensi perencanaan layanan responsif.
b. Peserta PPG mampu mengaplikasikan prosedur perencanaan layanan responsif.
c. Peserta PPG mampu menyusun perencanaan layanan responsif.
2. Pokok-pokok Materi
a. Esensi perencanaan layanan responsif
b. Prosedur perencanaan layanan renponsif
c. Contoh perencanaan layanan responsif
3. Uraian Materi
a. Esensi perencanaan layanan responsif
Komponen program bimbingan dan konseling yang dilaksanakan oleh guru BK
meliputi 4 komponen yakni: (1) layanan dasar, (2) layanan perencanaan individual
dan peminatan peserta didik/konseli (3) layanan responsif, dan (4) dukungan
sistem. Pada modul ini akan memfokuskan pembahasan pada salah satu
komponen program yakni komponen layanan responsif.
Layanan responsif adalah pemberian bantuan terhadap peserta didik/konseli yang
memiliki kebutuhan dan masalah yang memerlukan bantuan dengan segera, sebab
jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian
tugas-tugas perkembangan. Konseling individual, konseling krisis, konsultasi
dengan orang tua, guru, dan alih tangan kepada ahli lain adalah ragam bantuan
yang dapat dilakukan dalam pelayanan responsif.
49
Layanan responsif bertujuan untuk memberikan layanan intervensi terhadap
peserta didik/konseli yang mengalami hambatan atau terganggu tugas
perkembangannya. Sehingga melalui layanan ini diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan peserta didik/konseli serta mampu memecahkan masalah yang
dialaminya atau membantu konseli yang mengalami hambatan, kegagalan dalam
mencapai tugas-tugas perkembangannya. Tujuan pelayanan ini dapat juga
dikemukakan sebagai upaya untuk mengintervensi masalah-masalah atau
kepedulian pribadi konseli yang muncul segera dan dirasakan saat itu, berkenaan
dengan masalah pribadi, karier, dan atau masalah pengembangan
pendidikan/belajar.
Misalkan masalah-masalah yang berkaitan dengan belajar: kebiasaan belajar yang
salah dan kesulitan penyusunan rencana pelajaran. Masalah berkaitan dengan
karier misalnya, kecemasan perencanaan karir, kesulitan penentuan kegiatan
penunjang karir, dan kesulitan penentuan kelanjutan studi. Masalah yang
berkaitan dengan perkembangan sosial antara lain konflik dengan teman sebaya,
tawuran, dan keterampilan interaksi sosial yang rendah. Masalah yang berkaitan
dengan perkembangan pribadi antara lain konflik antara keinginan dan
kemampuan yang dimiliki, dan memiliki pemahaman yang tidak jelas tentang
potensi diri.
Tabel 3.1 Alokasi waktu layanan setiap komponen program BK
50
Tabel 3.2 Contoh perhitungan waktu layanan setiap komponen program BK
Apabila melihat ketentuan proporsi prakiraan waktu layanan setiap komponen
program bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan dalam Kurikulum 2013
(lihat tabel 3.1 dan tabel 3.2), maka dapat dipahami bahwa layanan responsif
mempunya proporsi yang beragam sesuai dengan jenjang pendidikan. Pada
jenjeng SD/MI layanan responsif diberikan berkisar antara 20 - 30% dari total
layanan, jenjang SMP/Mts 25 – 35% dari total layanan, dan jenjang
SMA/MA/SMK/MAK 15 - 25%. Besaran persentase dalam setiap layanan dari
setiap jenjang satuan pendidikan didasarkan data hasil asesmen kebutuhan peserta
didik/konseli pada satuan pendidikan. Dengan demikian besaran persentase bisa
berbeda-beda antara satuan pendidikan yang satu dengan yang lainnya, karena
sangat tergantung hasil asesmen kebutuhan.
Keseluruhan pembahasan dalam dalam modul ini diarahkan untuk memfasilitasi
guru bimbingan dan konseling untuk mengembangkan kompetensi terkait dengan
perencanaan komponen layanan dasar agar dapar tersusun secara sistemastis,
objektif, dan dapat memenuhi ekspektasi dan kebutuhan peserta didik.
b. Prosedur Perencanaan Layanan Responsif
Fokus pelayanan responsif bergantung kepada masalah atau kebutuhan konseli.
Masalah dan kebutuhan konseli berkaitan dengan keinginan untuk memahami
sesuatu hal karena dipandang penting bagi perkembangan dirinya secara positif.
Kebutuhan ini seperti kebutuhan untuk memperoleh informasi antara lain tentang
51
pilihan karier dan program studi, sumber-sumber belajar, bahaya obat terlarang,
minuman keras, narkotika, pergaulan bebas. Masalah lainnya adalah yang
berkaitan dengan berbagai hal yang dirasakan mengganggu kenyamanan hidup
atau menghambat perkembangan diri konseli, karena tidak terpenuhi
kebutuhannya, atau gagal dalam mencapai tugas-tugas perkembangan. Masalah
konseli pada umumnya tidak mudah diketahui secara langsung tetapi dapat
dipahami melalui gejala-gejala perilaku yang ditampilkannya.
Untuk memahami kebutuhan dan masalah konseli dapat ditempuh dengan cara
asesmen dan analisis perkembangan konseli, dengan menggunakan berbagai
teknik, misalnya inventori tugas-tugas perkembangan (ITP), angket konseli,
wawancara, observasi,sosiometri, daftar hadir konseli, leger, psikotes dan daftar
masalah konseli atau Alat Ungkap Masalah (AUM).
Strategi implementasi program untuk pelayanan responsif meliputi: konseling
individual, konseling kelompok, referral, kolaborasi dengan guru mata pelajaran
atau wali kelas, kolaborasi dengan orang tua, kolaborasi dengan pihak-pihak di
luar sekolah, konsultasi, bimbingan teman sebaya, kunjungan rumah, dan
konferensi kasus. Secara khusus pada modul ini akan membahas mengenai
prosedur menyusun perencanaan layanan responsif yang mencakup rencana
pelaksaan layanan konseling individual, konseling kelompok, referal, dan
konferesensi kasus.
Ketika guru bimbingan dan konseling hendak menyusun rencana pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling, termasuk layanan responsif, maka prosedur
yang perlu dilakukan pertama kali sebelum melakukan perancangan layanan
responsif yakni menetapkan hasil asesmen kebutuhan dengan mempertimbangkan
Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik (Ditjen PMPTK, 2007). Artinya,
layanan responsif yang diberikan, walaupun bisa juga kebutuhan yang segera dan
tiba-tiba, namun merupakan jawaban atas kebutuhan siswa dan sekaligus upaya
untuk memfasilitasi siswa untuk mencapai kompetensi kemandirian yang
52
merupakan tujuan besar dari pelayanan bimbingan konseling di sekolah. Proses
penyusunan topik dapat dijelaskan dalam contoh yang disajikan dalam tabel 3.3.
Tabel 3.3. Contoh analisis rencana layanan dasar berdasarkan asesmen kebutuhan
Data asesmen
kebutuhan peserta
didik
1) Sulit menyesuaikan diri dengan
lingkungan/ situasi baru (70%;
DCM*)
)
2) Mudah merasa tersinggung dan
marah (65%; DCM)
3) Profil siswa di kelas berdasarkan
hasil inventori tugas perkembangan
(ITP* diketahui siswa A, B, dan C
mempunyai penyesuaian diri yang
rendah.
4) Informasi dari guru wali kelas
mengenai kondisi siswa A, B, dan C
5) Informasi dari guru bidang studi
bahwa siswa D seringkali melamun
ketika pelajarannya berlangsung
Rencana
Layanan
Konseling
Kelompok ***:
Siswa A, B, dan
C direncanakan
mendapat
konseling
kelompok
Rencana
Layanan
Konseling
Individu ***:
Siswa DRumusan kebutuhan
peserta didik
Note: Dapat diturunkan
dari data asesmen
kebutuhan peserta didik
5) Kemampuan menyesuakan diri
dengan lingkungan
6) Kemampuan mengelola emosi
7) Kemampuan menyampaikan
pendapat secara asertif
Standar Kompetensi
Kemandirian Peserta
Didik**)
Beradaptasi dengan lingkungan
yang baru
Mengekspresikan perasaan dengan
cara-cara yang bebas, terbuka dan
tidak menimbulkan konflik
Keterangan:
*) Data dari DCM ataupun ITP hanya gambaran umum untuk memudahkan
penyampaian konsep.
**) SKKPD pada siswa SMA
***) Konseling kelompok dan Konseling Individu sebagai salah satu
kegiatan/strategi layanan responsif.
Tabel 3.3 menunjukkan bagaimana data atau hasil asesmen kebutuhan dengan
Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik saling terkait guna menentukan
rencana kegiatan layanan responisf, secara khusus contoh strategi/kegiatan yang
dipilih adalah konseling kelompok dan konseling individu. Adapun strategi lain
53
dapat menyesuaikan sesuai dengan hasil asesmen dan pertimbangan guru
bimbingan dan konseling. Seringkali juga peserta didik/konseli akan dapat secara
langsung kepada guru bimbingan dan konseling ketika ia merasa mempunyai
permasalahan yang perlu dibantu oleh guru bimbingan dan konseling. Ataupun
dapat juga apabila ada peserta didik yang dikirim oleh guru bidang studi/wali
kelas untuk bertemu dengan guru bimbingan dan konseling. Namun melalui
analisis kebutuhan peserta didik, harapannya guru bimbingan dan konseling tidak
hanya menunggu peserta didik/konseli untuk datang, namun dapat pula
menjemput bola untuk melakukan bantuan kepada peserta didik/konseli.
“tidak hanya menunggu konseli untuk datang, namun dapat pula
menjemput bola untuk melakukan bantuan kepada peserta didik/konseli“
Setelah menemukan kebutuhan maka langkah yang akan dibahas secara
mendalam pada modul ini adalah menyusun rencana pelaksanaan layanan (RPL)
layanan responsif. Penting dipahami pula bahwa guru bimbingan dan konseling
perlu memperhatikan teori konseling yang akan digunakan saat mengurai anatomi
masalah ataupun identifikasi kebutuhan peserta didik/konseli. Hal tersebut akan
sangat menunjang penyusunan RPL khususnya konseling individu dan konseling
kelompok sehingga guru bimbingan dan konseling dapat merencanakan
pendekatan/model konseling yang akan digunakan untuk membantu peserta
didik/konseli. Selengkapnya tentang teori konseling dan asumsi permasalasahan
konseli dibahas pada modul 5, pemahaman akan teori dan asumsi masalah peserta
didik/konseli dalam dielaborasi dalam penyusunan RPL layanan responsif ini.
Format RPL layanan dasar secara spesifik telah disajikan dalam Panduan
Operasional Penyelengaraan Bimbingan Konseling (POP BK) (lihat Ditjen GTIK,
2016). Pada panduan operasional penyelengaraan bimbingan konseling telah
diberikan contoh dan format rencana pelaksanaan layanan (RPL) yang mencakup
alternatif contoh format RPL konseling individu, konseling kelompok, referall,
konferensi kasus. Berikut format yang sesuai dengan POP BK.
54
Kotak 1. Format RPL Konseling Individu
Logo, nama sekolah, alamat sekolah
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
KONSELING INDIVIDUAL
SEMESTER… (GANJIL/GENAP) TAHUN PELAJARAN…..
1. Nama Konseli : ……………………. (inisial/disamarkan)
2. Kelas/Semester : …………………….
3. Hari, Tanggal : …………………….
4. Pertemuan ke- : …………………….
5. Waktu : ……………(ditulis berapa menit waktu yang
dipergunakan)
6. Tempat : ……………………. (ditulis lokasi pelaksanaannya)
7. Gejala yang nampak/keluhan :
……………………………………………………......................................
(ditulis gejala yang nampak atas dasar amatan, informasi, informent consent,
dan atau keluhan konseli atas dasar instrumen yang digunakan)
..............,..........................
Guru BK/ Konselor
........................................
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
55
Kotak 2. Format RPL Konseling Kelompok
Logo, nama sekolah, alamat sekolah
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
KONSELING KELOMPOK
SEMESTER… (GANJIL/GENAP) TAHUN PELAJARAN…..
1. Nama konseli :
(nama-nama anggota konseling kelompok dan kelas disamarkan)
2. Hari, tanggal : …………………….
3. Pertemuan ke- : …………………….
4. Waktu : ……… (ditulis berapa menit waktu yang dipergunakan)
5. Tempat : ……………………. (ditulis lokasi pelaksanaannya)
6. Topik permasalahan : ……………………………………………………..
7. Media yang diperlukan : ........................................
..............,..........................
Guru BK/ Konselor
........................................
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
56
Kotak 3. Format RPL Referral / Alih Tangan Kasus
Logo, nama sekolah, alamat sekolah
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
REFERRAL / ALIH TANGAN KASUS
SEMESTER… (GANJIL/GENAP) TAHUN PELAJARAN…..
1. Nama peserta didik/ konseli : diisi nama peserta didik/konseli
2. Kelas/ Peminatan : diisi kelas / semester peserta didik / konseli
3. Deskripsi kasus : Diisi uraian tentang indikator atau gejala
yang nampa, latar belakang, rangkuman hasil layanan.
4. Layanan yang dibutuhkan : Uraian bantuan yang diperlukan oleh peserta
didik/konseli
..............,..........................
Mengetahui
Kepala Sekolah, Guru BK/ Konselor
........................................ .......................................
57
Kotak 4. Format RPL Konferensi Kasus
Logo, nama sekolah, alamat sekolah
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
KONFERENSI KASUS
SEMESTER… (GANJIL/GENAP) TAHUN PELAJARAN…..
1. Nama peserta didik/ konseli : diisi nama peserta didik/konseli
2. Kelas/ Peminatan : diisi kelas / semester peserta didik / konseli
3. Hari/Tanggal :
4. Waktu :
5. Deskripsi kasus : Diisi uraian tentang indikator atau gejala
yang nampa, latar belakang, rangkuman hasil layanan.
6. Pihak-pihak yang terlibat : Diisi nama atau unsur yang terlibat
7. Langkah-langkah pelaksanaan :
a. Deskripsi kasus
b. Urun pendapat/tanggapan
c. Pengambilan keputusan
..............,..........................
Mengetahui
Kepala Sekolah, Guru BK/ Konselor
........................................ .......................................
58
Apabila mencermati pada format pada kotak 1, 2, 3, dan 4 dicermati lebih lanjut
maka dapat dipahami bahwa komponen dalam RPL konseling individu, konseling
kelompok, referal, dan konferensi kasus semuanya mempunyai format yang unik
sesuai dengan jenis layanannya. Pada modul ini akan coba dibahas satu persatu
rencana pelaksanaan layanan responsif untuk setiap jenis layanan diatas, tentunya
dengan membahas poin/bagian yang penting untuk diperhatikan ketika menyusun
rancangan layanan responsif tersebut.
Pertama, untuk rencana pelaksanaan layanan konseling individu. Layanan
konseling individual diantara sejumlah layanan konseling yang lain dilakukan
secara perseorangan atau individu serta memegang peranan strategis, karena
layanan konseling individual dipandang sebagai “jantung hati” pelayanan
biimbingan dan konseling keseluruhan (Prayitno, 2012; Erford, 2017; Mc Leod,
2016). Konseling individual merupakan layanan esensial dan puncak paling
bermakna dalam pengentasan masalah konseli. Demikian pentingnya pelaksanaan
konseling individual karena akan berpengaruh pada ekspektasi profesi program
bimbingan dan konseling di sekolah.
Apabila memperhatikan template RPL nya, terdapat bagian pada RPL yang perlu
diisi mulai dari nama konseli, kelas/semester, hari/tanggal, pertemuan ke,
waktu/tempat, dan juga gejala yang nampak/keluhan. Secara khusus pada bagian
gejala yang nampak/keluhan, guru bimbingan dan konseling dapat mengisinya
dengan gejala dan keluhan yang didapat dari hasil pengamatan awal, informasi,
lembar informent consent/kesedian layanan konseling individu, dan atau keluhan
konseli atas dasar instrumen yang digunakan. Contohnya gejala dan keluhaan
yang dapat diisi pada RPL Konseling Individu adalah sebagai berikut:
R mengalami kemarahan, ketakutan, dan kecemasan karena seringkali
diolok-olok dan mengalamai perundungan oleh teman-temannya. R sering
merasa sendirian di kelas, merasa canggung untuk memulai komunikasi
dengan teman lain, terutama laki-laki, dan cenderung lebih pendiam dan
pemalu.
59
Kedua, untuk rencana pelaksanaan layanan konseling kelompok. Layanan
konseling kelompok adalah salah satu layanan dalam pelayanan bimbingan dan
konseling yang juga memanfaatkan dinamika yang ada pada kelompok (Gladding,
2011; Corey, 20016). Konseling kelompok dapat dilaksanakan dengan baik
manakala direncanakan dengan baik. Proses merencanakan sampai dengan
melakukan laporan konseling kelompok merupakan standar prosedur yang harus
dilakukan oleh Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor.
Rencana Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok merupakan perangkat yang
harus disusun oleh guru bimbingan dan konseling sebelum melaksanakan layanan
konseling kelompok. Dikembangkan sesuai topik permasalahan yang telah
dirumuskan hasil dari identifikasi kebutuhan peserta didik dalam aspek pribadi,
sosial, belajar, dan karir.
Apabila memperhatikan template RPL nya, hampir mirip dengan RPL konseling
individu namun terdapat bagian yang berbeda. Rencana Pelaksanaan Layanan
Konseling Kelompok sekurang-kurangnya memuat identitas, nama konseli, hari
tanggal, pertemuan ke, waktu, tempat, topik permasalahan, dan media yang
diperlukan. Yang berbeda dari RPL konseling individu yakni pada nama konseli
yang diisi anggota kelompok yang terlibat dalam konseling kelompok, topik
permasalahan diisi dengan topik masalah yang dibahas, serta media yang
diperlukan dan menunjang pelaksanaan layanan konseling kelompok.
Ketika menyusun RPL konseling kelompok, khususnya pada topik permasalahan,
dapat membahas topik permasalahan yang sama/homogen, misalnya semua
anggota kelompok bermasalah tentang penyesuaian diri di sekolah. Topik
permasalahan dapat pula membahas permasalahan yang berbeda/heterogen,
antara satu siswa dengan siswa lain mempunyai masalah yang berbeda-beda dan
dibahas sesuai masalah yang dirasa paling berat.
60
Ketiga, untuk rencana pelaksanaan layanan referal. Layanan referal atau alih
tangan yaitu kegiatan layanan BK untuk mendapatkan penanganan yang lebih
tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta didik atau konseli dengan
memindahkan penanganan kasus dari satu pihak ke pihak lainnya. Rasionalnya
adalah dalam memberikan layanan Guru BK juga memiliki batasan. Oleh karena
itu perlu adanya kerjasama dan alih tangan untuk memecahkan permasalahan-
permasalahan yang dialami siswa. Contohnya, jika siswa yang guru BK tangani
memiliki penyakit tertentu, Guru BK dapat mengalihkan pada Dokter untuk
membantu siswa. Contoh lainnya misalnya, pasca melakukan konseling individu
dengan Guru BK untuk membantu siswa mengatasi permasalahan konsentrasi
belajar matematika, guru BK mengalihkah kepada guru matematikan untuk
mendapatkan pengayaan/pendalaman tentang pelajaran matematika untuk
membantu konseli memahami pelajaran matematika.
Rencana Pelaksanaan Layanan Referal/Alih tangan kasus sekurang-kurangnya
memuat identitas ama peserta didik/ konseli, kelas/ peminatan, deskripsi kasus,
dan layanan yang dibutuhkan. Deskripsi kasus diisi dengan uraian tentang
indikator atau gejala yang nampa, latar belakang, rangkuman hasil layanan.
Contoh deskripsi kasus pada RPL Referal/Alih tangan adalah sebagai berikut:
 Konseli dalam mata pelajaran Bahasa Inggris di semester 3 dan 4 nilai nya
dibawah KKM yang dipersyaratkan.
 Nilai yang diperoleh konseli antara 50 sampai dengan 60 sedangkan KKM
Bahasa Inggris 75.
 Konseli tidak nyaman jika pelajaran bahasa inggris, sehingga jarang
mengikuti pelajaran Bahasa Inggris.
 Konseli pernah mengalami pengalaman memalakukan pada pelajaran
bahasa inggris ketika SMP. Ia merasa diremehkan dan tidak dihargai oleh
guru mata pelajaran nya dulu, bahkan merasa tidak betah karena seringkali
merasa tidak dianggap.
Sedangkan layanan yang dibutuhkan diisi dengan uraian bantuan yang diperlukan
oleh peserta didik/konseli. Contohnya berkaitan dengan kasus diatas yakni:
Konseli membutuhkan guru bahasa inggris yang lebih menerimanya,
memberikan penguatan dan penghargaan kepadanya walaupun ketika ia
61
tidak bisa menjawab pertanyana, karena konseli telah berjuang untuk
memahami materi. Konseli juga memutuhkan pendalaman materi serta
remidial teaching untuk nilai nya yang belum mencapai KKM.
Keempat, untuk rencana pelaksanaan layanan konferensi kasus. Konferensi
kasus merupakan kegiatan layanan BK yang ditujukan untuk membahas
permasalahan siswa (konseli) dalam suatu pertemuan, yang dihadiri oleh pihak-
pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi
terentaskannya permasalahan siswa (konseli). Memang, tidak semua masalah
yang dihadapi siswa (konseli) harus dilakukan konferensi kasus. Tetapi untuk
masalah-masalah yang tergolong pelik dan perlu keterlibatan pihak lain
tampaknya konferensi kasus sangat penting untuk dilaksanakan.
Melalui konferensi kasus, proses penyelesaian masalah siswa (konseli) dilakukan
tidak hanya mengandalkan pada konselor di sekolah semata, tetapi bisa dilakukan
secara kolaboratif, dengan melibatkan berbagai pihak yang dianggap kompeten
dan memiliki kepentingan dengan permasalahan yang dihadapi siswa (konseli).
Kendati demikian, pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.
Artinya, tidak semua pihak bisa disertakan dalam konferensi kasus, hanya mereka
yang dianggap memiliki pengaruh dan kepentingan langsung dengan
permasalahan siswa (konseli) yang boleh dilibatkan dalam konferensi kasus.
Begitu juga, setiap pembicaraan yang muncul dalam konferensi kasus bersifat
rahasia dan hanya untuk diketahui oleh para peserta konferensi.
Perlu dipahami bahwa konferensi kasus bukanlah sejenis “sidang pengadilan”
yang akan menentukan hukuman bagi siswa. Misalkan, konferensi kasus untuk
membahas kasus tawuran antar sekolah. Keputusan yang diambil dalam
konferensi bukan bersifat “mengadili” siswa yang bersangkutan, yang ujung-
ujungnya siswa dipaksa harus dikeluarkan dari sekolah, akan tetapi konferensi
kasus harus bisa menghasilkan keputusan bagaimana cara terbaik agar siswa
terbantu dari kasus tawuran tersebut.
62
Rencana Pelaksanaan Layanan konferensi kasus sekurang-kurangnya memuat
identitas nama peserta didik/ konseli, kelas/ peminatan, hari/tanggal
waktu, deskripsi kasus, pihak-pihak yang terlibat, dan juga langkah-langkah
pelaksanaan. Pada bagian deskripsi kasus serupa dengan RPL Referal diisi dengan
uraian tentang indikator atau gejala yang nampak, latar belakang, rangkuman hasil
layanan. Pihak yang terlibat diiisi dengan nama atau unsur yang terlibat, misalnya
guru mata pelajaran, orang tua, kepala sekolah, dan stakeholder lain yang
berkaitan dengan masalah peserta didik. Sedangkan langkah-langkah pelaksanan
konferensi kasus diisi dengan langkah 1) deskripsi kasus, 2) urun
pendapat/tanggapat, 3) pengambilan keputusan.
Melalui langkah-langkah yang dilakukan dalam konferensi kasus, diharapkan
dapat mengusahakan cara yang terbaik bagi pemecahan masalah yang dialami
siswa. Selain itu melalui layanan ini diharapkan pula mendapat konsistensi data,
mendapatkan konsensus dari para peserta konferensi dalam menafsirkan data yang
cukup komprehensif dan pelik, serta mendapatkan pengertian, penerimaan,
persetujuan dari komitmen peran dari para peserta konferensi tentang
permasalahan yang dihadapi siswa (konseli) beserta upaya pengentasannya.
c. Contoh Rencana Pelakasanaan (RPL) Layanan Responsif
Berikut akan dipaparkan mengenai alternatif contoh rencana pelaksanaan
layanan (RPL) layanan responsif yang mencakup layanan konseling indivdu,
konseling kelompok, referal/alih tangan kasus, dan juga konferensi kasus.
Alternatif contoh ini sesuai dengan Panduan Operasional Penyelengaraan
Bimbingan Konseling (POP BK) (lihat Ditjen GTIK, 2016).
63
2. Alternatif Contoh Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) Konseling Individu
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
KONSELING INDIVIDUAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2019/2020
1. Nama Konseli : ARN (inisial/disamarkan)
2. Kelas/Semester : 11/2
3. Hari, Tanggal : Rabu, 30 Oktober 2019
4. Pertemuan ke- : 1
5. Waktu : 40 menit
6. Tempat : Ruang Konseling Individu
7. Gejala yang nampak/keluhan :
R mengalami kemarahan, ketakutan, dan kecemasan karena seringkali diolok-olok
dan mengalamai perundungan oleh teman-temannya. R sering merasa sendirian di
kelas, merasa canggung untuk memulai komunikasi dengan teman lain, terutama laki-
laki, dan cenderung lebih pendiam dan pemalu
Semarang, 30 Oktober 2019
Guru BK/ Konselor
........................................
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
64
2. Alternatif Contoh Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) Konseling Kelompok
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
KONSELING KELOMPOK
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2019/2020
1. Nama konseli : SGT, ZNA, EDX, FHS, BI, RIN, TY
2. Hari, tanggal : Selasa, 29 Oktober 2019
3. Pertemuan ke- : 2
4. Waktu : 60 menit
5. Tempat : Ruang Konseling Kelompok
6. Topik permasalahan : Permasalahan ZNA yang merasa tidak betah di keluarga
karena kesibukan kedua orang tuanya, ia tidak mendapatkan perhatian dan kasih
sayang di dalam keluarga.
7. Media yang diperlukan : kertas dan bolpoint untuk melakukan refleksi diri,
gambar anak tersenyum (untuk role play), kursi kosong.
Semarang, 28 Oktober 2019
Guru BK/ Konselor
........................................
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
65
3. Alternatif Contoh Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) Referall/Alih
Tangan Kasus
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
REFERRAL / ALIH TANGAN KASUS
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2019/2010
1. Nama peserta didik/ konseli : Livia Cahya Utami
2. Kelas/ Peminatan : 11A / semster 2
3. Deskripsi kasus :
 Konseli dalam mata pelajaran Bahasa Inggris di semester 3 dan 4 nilai nya
dibawah KKM yang dipersyaratkan.
 Nilai yang diperoleh konseli antara 50 sampai dengan 60 sedangkan KKM
Bahasa Inggris 75.
 Konseli tidak nyaman jika pelajaran bahasa inggris, sehingga jarang
mengikuti pelajaran Bahasa Inggris.
 Konseli pernah mengalami pengalaman memalakukan pada pelajaran bahasa
inggris ketika SMP. Ia merasa diremehkan dan tidak dihargai oleh guru mata
pelajaran nya dulu, bahkan merasa tidak betah karena seringkali merasa tidak
dianggap.
4. Layanan yang dibutuhkan :
Konseli membutuhkan guru bahasa inggris yang lebih menerimanya, memberikan
penguatan dan penghargaan kepadanya walaupun ketika ia tidak bisa menjawab
pertanyana, karena konseli telah berjuang untuk memahami materi. Konseli juga
memutuhkan pendalaman materi serta remidial teaching untuk nilai nya yang
belum mencapai KKM.
Semarang, 28 Oktober 2019
Mengetahui
Kepala Sekolah, Guru BK/ Konselor
........................................ .......................................
66
4. Alternatif Contoh Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) Konferensi Kasus
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
KONFERENSI KASUS
SEMESTER GENAP) TAHUN PELAJARAN 2018/2019
1. Nama peserta didik/ konseli : Vizka Aditya Zahira
2. Kelas/ Peminatan : XII IPA 2
3. Hari/Tanggal : Jum’at, 1 November 2019
4. Waktu : 09.00 – 11.00 WIB
5. Deskripsi kasus :
 Konseli apabila di kelas seringkali melakukan kegiatan lain yang
menggangu pembelajaran di kelas, seperti memainkan alat tulis (misalnya
bolpoint) sehingga menimbulkan bunyi gaduh.
 Ketika pembelajaran berlangsung konseli berbuat jahil dengan menggangu
teman yang lain, misalnya dengan melempar alat tulis atau melempar karet
gelang.
 Ketika esktrakulikuler pramuka berpindah-pindah barisan diluar regunya.
 Konseli ditemukan oleh waka kesiswaan membawa senjata tajam yang
disimpan di dalam tas sekolah.
 Bagian tata usaha melaporkan bahwa konseli telah 3 bulan tidak membayar
uang sekolah. Setelah dikonfirmasi kepada pihak orang tua ternyata uang
sekolah telah diberikan kepada konseli, namun uang sekolah dihabiskan
untuk bermain game online.
6. Pihak-pihak yang terlibat :
 Guru Wali Kelas
 Pendamping Pramuka
 Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan
 Orang tua
7. Langkah-langkah pelaksanaan :
a. Deskripsi kasus :
 Konselor memberikan penerimaan dan apresiasi pada pihak-pihak yang
terkait atas kedatangan pada layanan konferensi kasus.
67
 Konselor menyapaikan mengenai esensi, tujuan, dan tata cara konferensi
kasus kepada pihak yang terkait.
 Konselor menjelaskan mengenai deskripsi kasus yang telah diidentifikasi
oleh konselor kepada pihak yang terkait.
b. Urun pendapat/tanggapan
 Konselor meminta pihak-pihak yang terkait memeberikan tanggapan dan
pendapat mengenai kasus yang dibahas.
 Konselor mencatat informasi penting dari pihak terkait.
 Konselor mencocokkan data yang telah terjaring dengan informasi dari
pihak terkait.
 Konselor memberikan apresiasi pada tanggaan dan pendapat pihak
terkait.
c. Pengambilan keputusan
 Konselor bersama pihak terkait membahas mengenai persetujuan dan
komitmen peran dari para peserta konferensi tentang permasalahan yang
dihadapi siswa (konseli) beserta upaya pengentasannya
 Konselor bersama pihak terkait mengambil keputusan berkaitan dengan
permasalahan yang dihadapi siswa (konseli) beserta upaya
pengentasannya
..............,..........................
Mengetahui
Kepala Sekolah, Guru BK/ Konselor
........................................ .......................................
68
4. Forum Diskusi
Bapak/Ibu/Saudara Peserta PPG BK semoga sehat dan bahagia senantisa, mari kita
diskusikan topik/fenomena dibawah ini.
Pada suatu hari guru bimbingan dan konseling kedatangan konseli yang meminta
layanan konseling individu. Konseli tersebut datang secara sukarela tanpa paksaan
ataupun permintaan orang lain. Seketika itu juga karena permasalahan konseli yang
mendesak untuk ditangani, maka guru bimbingan dan konseling tersebut langsung
melakukan konseling individu, ia tidak membuat Rencana Pelaksanaan Layanan
(RPL) konseling individu terlebih dahulu. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu/Saudara
Peserta PPG BK, tentang layanan konseling individu yang dilakukan guru bimbingan
dan konseling tanpa membuat RPL Konseling Individu tersebut? Apakah guru
bimbingan dan konseling tersebut tetap perlu membuat RPL konseling individu
setelah proses konseling berlangsung atau langsung saja membuat laporan
konselingnya? toh konseli datang secara langsung dan insidental.
Terimakasih, mari kita diskusikan. Counselling, Yes We Can.
D. Penutup
1. Rangkuman
Selamat, Anda telah menyelesaikan Kegiatan Belajar 2 dengan judul Perencanaan
Layanan Responsif. Dengan demikian Anda telah memahami bagaimana menyusun
perencanaan layanan responsif. Hal penting yang telah Anda pelajari dari Kegiatan
Belajar 2 ini adalah:
 Layanan responsif adalah pemberian bantuan terhadap peserta didik/konseli yang
memiliki kebutuhan dan masalah yang memerlukan bantuan dengan segera, sebab
jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian
tugas-tugas perkembangan.
69
 Guru bimbingan dan konseling tidak hanya menunggu peserta didik/konseli untuk
datang, namun dapat pula menjemput bola untuk melakukan bantuan kepada
peserta didik/konseli.
 Komponen dalam RPL konseling individu, konseling kelompok, referal, dan
konferensi kasus mempunyai format yang unik sesuai dengan jenis layanannya.
Daftar Pustaka
American School Counselor Association. 2012. The ASCA National Model: A
Framework for School Counseling Program (3rd
ed.). Alexandria, VA: Author.
Corey, G. (2015). Theory and practice of counseling and psychotherapy. Nelson
Education.
Ditjen GTIK. 2016(a). Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Menengah Atas (SMA). Jakarta: Ditjen GTIK
Kemendikbud RI.
Ditjen GTIK. 2016(a). Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jakarta: Ditjen GTIK
Kemendikbud RI.
Ditjen GTIK. 2016(b). Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta: Ditjen GTIK
Kemendikbud RI.
Ditjen PMPTK. 2007. Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling
dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Ditjen PMPTK Depkdiknas RI.
Erford, B. T. (2014). 40 Techniques Every Counselor Should Know. Pearson Higher
Ed.
Gibson, R. L., & Mitchell, M. H. (2011). Bimbingan dan konseling. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Gladding, S. T. (2012). Konseling profesi yang menyeluruh. Jakarta: Indeks.
Permendikbud RI Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Prayitno, E. A., & Amti, E. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Rineka
Cipta. Jakarta: Rineka Cipta.
70

More Related Content

What's hot

Laporan konseling kelompok realita
Laporan konseling kelompok realitaLaporan konseling kelompok realita
Laporan konseling kelompok realita
Nur Arifaizal Basri
 
Teknik dasar komunikasi dalam konseling
Teknik dasar komunikasi dalam konselingTeknik dasar komunikasi dalam konseling
Teknik dasar komunikasi dalam konseling
Ana Minnie
 
Pendekatan konseling adlerian
Pendekatan konseling adlerianPendekatan konseling adlerian
Pendekatan konseling adlerian
varizalamir
 
Makalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilakuMakalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilaku
Tiya Widiyanti
 

What's hot (20)

Laporan konseling kelompok realita
Laporan konseling kelompok realitaLaporan konseling kelompok realita
Laporan konseling kelompok realita
 
Verbatim konseling kelompok
Verbatim konseling kelompokVerbatim konseling kelompok
Verbatim konseling kelompok
 
Teknik dasar komunikasi dalam konseling
Teknik dasar komunikasi dalam konselingTeknik dasar komunikasi dalam konseling
Teknik dasar komunikasi dalam konseling
 
Pendekatan konseling adlerian
Pendekatan konseling adlerianPendekatan konseling adlerian
Pendekatan konseling adlerian
 
Pendekatan konseling realitas
Pendekatan konseling realitasPendekatan konseling realitas
Pendekatan konseling realitas
 
Pendekatan client centered
Pendekatan client centeredPendekatan client centered
Pendekatan client centered
 
contoh RPL pengenalan tata tertib sekolah
contoh RPL pengenalan tata tertib sekolahcontoh RPL pengenalan tata tertib sekolah
contoh RPL pengenalan tata tertib sekolah
 
KONSEP DASAR PROGRAM BK KOMPREHENSIF
KONSEP DASAR PROGRAM BK KOMPREHENSIFKONSEP DASAR PROGRAM BK KOMPREHENSIF
KONSEP DASAR PROGRAM BK KOMPREHENSIF
 
Rpl cara_membiasakn_bersikap_jujur
Rpl cara_membiasakn_bersikap_jujurRpl cara_membiasakn_bersikap_jujur
Rpl cara_membiasakn_bersikap_jujur
 
Makalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilakuMakalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilaku
 
contoh RPL K13
contoh RPL K13contoh RPL K13
contoh RPL K13
 
Teknik 3 m
Teknik 3 mTeknik 3 m
Teknik 3 m
 
Rpl potensi diri
Rpl potensi diriRpl potensi diri
Rpl potensi diri
 
Rpl Bidang Karir
Rpl Bidang KarirRpl Bidang Karir
Rpl Bidang Karir
 
Contoh RPL konseling kelompok
Contoh RPL konseling kelompokContoh RPL konseling kelompok
Contoh RPL konseling kelompok
 
RPL BK Kesulitan Belajar Siswa
RPL BK Kesulitan Belajar SiswaRPL BK Kesulitan Belajar Siswa
RPL BK Kesulitan Belajar Siswa
 
RPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logis
RPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logisRPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logis
RPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logis
 
Prinsip-prinsip bimbingan konseling
Prinsip-prinsip bimbingan konselingPrinsip-prinsip bimbingan konseling
Prinsip-prinsip bimbingan konseling
 
Action Plan BK Kelas XI 22-23.doc
Action Plan BK Kelas XI 22-23.docAction Plan BK Kelas XI 22-23.doc
Action Plan BK Kelas XI 22-23.doc
 
6 organisasi-profesi-bk
6 organisasi-profesi-bk6 organisasi-profesi-bk
6 organisasi-profesi-bk
 

Similar to Materi 1 M3 KB2

Resume bimbingan dan konseling 4
Resume bimbingan dan konseling 4Resume bimbingan dan konseling 4
Resume bimbingan dan konseling 4
Ricky Ramadhan
 
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR (REFRENSI)
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR (REFRENSI)EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR (REFRENSI)
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR (REFRENSI)
Nur Arifaizal Basri
 
1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
Doby Doby
 
Asesmen dalam Peminatan Peserta Didik pada Kurikulum 2013
Asesmen dalam Peminatan Peserta Didik pada Kurikulum 2013Asesmen dalam Peminatan Peserta Didik pada Kurikulum 2013
Asesmen dalam Peminatan Peserta Didik pada Kurikulum 2013
acieh zahida
 
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan KonesingPengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Deniganteng93
 

Similar to Materi 1 M3 KB2 (20)

M3 KB1
M3 KB1M3 KB1
M3 KB1
 
M2 KB3
M2 KB3M2 KB3
M2 KB3
 
Resume bimbingan dan konseling 4
Resume bimbingan dan konseling 4Resume bimbingan dan konseling 4
Resume bimbingan dan konseling 4
 
M2 KB2
M2 KB2M2 KB2
M2 KB2
 
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR (REFRENSI)
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR (REFRENSI)EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR (REFRENSI)
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR (REFRENSI)
 
M3 KB3
M3 KB3M3 KB3
M3 KB3
 
Pertemuan 5 Manajemen BPI.pptx
Pertemuan 5 Manajemen BPI.pptxPertemuan 5 Manajemen BPI.pptx
Pertemuan 5 Manajemen BPI.pptx
 
1. Paparan Asesmen Siswa dalam Layanan BK_Sinkronus 1.pptx
1. Paparan Asesmen Siswa dalam Layanan BK_Sinkronus 1.pptx1. Paparan Asesmen Siswa dalam Layanan BK_Sinkronus 1.pptx
1. Paparan Asesmen Siswa dalam Layanan BK_Sinkronus 1.pptx
 
2. PPT Desain layanan BK.pptx
2. PPT Desain layanan BK.pptx2. PPT Desain layanan BK.pptx
2. PPT Desain layanan BK.pptx
 
M4 kb1
M4 kb1M4 kb1
M4 kb1
 
Materi pdf m2 kb 1 final
Materi pdf m2 kb 1 final Materi pdf m2 kb 1 final
Materi pdf m2 kb 1 final
 
MAKALAH LAYANAN BK.docx
MAKALAH LAYANAN BK.docxMAKALAH LAYANAN BK.docx
MAKALAH LAYANAN BK.docx
 
Paparan Asesmen Siswa dalam Layanan BK.pptx
Paparan Asesmen Siswa dalam Layanan BK.pptxPaparan Asesmen Siswa dalam Layanan BK.pptx
Paparan Asesmen Siswa dalam Layanan BK.pptx
 
PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIF
PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIFPROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIF
PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIF
 
6 Fungsi dan Komponen BK pada proses pembelajaran (1).pptx
6 Fungsi dan Komponen BK pada proses pembelajaran (1).pptx6 Fungsi dan Komponen BK pada proses pembelajaran (1).pptx
6 Fungsi dan Komponen BK pada proses pembelajaran (1).pptx
 
M4 kb3
M4 kb3M4 kb3
M4 kb3
 
1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
 
Asesmen dalam Peminatan Peserta Didik pada Kurikulum 2013
Asesmen dalam Peminatan Peserta Didik pada Kurikulum 2013Asesmen dalam Peminatan Peserta Didik pada Kurikulum 2013
Asesmen dalam Peminatan Peserta Didik pada Kurikulum 2013
 
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan KonesingPengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
 
Materi pdf m2 kb1
Materi pdf m2 kb1Materi pdf m2 kb1
Materi pdf m2 kb1
 

More from SPADAIndonesia

More from SPADAIndonesia (20)

Ppt m5 kb 2 SESORAH
Ppt m5 kb 2 SESORAHPpt m5 kb 2 SESORAH
Ppt m5 kb 2 SESORAH
 
Ppt m5 kb 1 WIRAUSAHA BUDAYA JAWA
Ppt m5 kb 1 WIRAUSAHA BUDAYA JAWAPpt m5 kb 1 WIRAUSAHA BUDAYA JAWA
Ppt m5 kb 1 WIRAUSAHA BUDAYA JAWA
 
M5 kb 4 GENDHING JAWA LAN CAMPURSARI
M5 kb 4 GENDHING JAWA LAN CAMPURSARIM5 kb 4 GENDHING JAWA LAN CAMPURSARI
M5 kb 4 GENDHING JAWA LAN CAMPURSARI
 
M5 kb 3 BUSANA JAWA
M5 kb 3 BUSANA JAWAM5 kb 3 BUSANA JAWA
M5 kb 3 BUSANA JAWA
 
M5 kb 1 WIRAUSAHA BIDAYA JAWA
M5 kb 1 WIRAUSAHA BIDAYA JAWAM5 kb 1 WIRAUSAHA BIDAYA JAWA
M5 kb 1 WIRAUSAHA BIDAYA JAWA
 
M5 kb 2 SESORAH
M5 kb 2 SESORAHM5 kb 2 SESORAH
M5 kb 2 SESORAH
 
M4 kb4 TEMBANG MACAPAT
M4 kb4 TEMBANG MACAPATM4 kb4 TEMBANG MACAPAT
M4 kb4 TEMBANG MACAPAT
 
M6 kb1
M6 kb1M6 kb1
M6 kb1
 
M4 kb3 GANCARAN
M4 kb3 GANCARANM4 kb3 GANCARAN
M4 kb3 GANCARAN
 
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPATM4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
 
M4 kb2 LELAGON DOLANAN
M4 kb2 LELAGON DOLANANM4 kb2 LELAGON DOLANAN
M4 kb2 LELAGON DOLANAN
 
M4 kb3 GANCARAN
M4 kb3 GANCARANM4 kb3 GANCARAN
M4 kb3 GANCARAN
 
M4 kb2 LELAGON DOLANAN
M4 kb2 LELAGON DOLANANM4 kb2 LELAGON DOLANAN
M4 kb2 LELAGON DOLANAN
 
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPATM4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
 
M3 kb 4 AKSARA JAWA TULISAN TANGAN
M3 kb 4 AKSARA JAWA TULISAN TANGANM3 kb 4 AKSARA JAWA TULISAN TANGAN
M3 kb 4 AKSARA JAWA TULISAN TANGAN
 
M3 kb 3 MACA AKSARA JAWA CITHAK
M3 kb 3 MACA AKSARA JAWA CITHAKM3 kb 3 MACA AKSARA JAWA CITHAK
M3 kb 3 MACA AKSARA JAWA CITHAK
 
M3 kb 1 AKSARA JAWA
M3 kb 1 AKSARA JAWAM3 kb 1 AKSARA JAWA
M3 kb 1 AKSARA JAWA
 
M3 kb 2 AKSARA MURDHA, AKSARA REKAN, LAN ANGKA JAWA
M3 kb 2 AKSARA MURDHA, AKSARA REKAN, LAN ANGKA JAWAM3 kb 2 AKSARA MURDHA, AKSARA REKAN, LAN ANGKA JAWA
M3 kb 2 AKSARA MURDHA, AKSARA REKAN, LAN ANGKA JAWA
 
M2 kb2 BASA NGOKO ALUS
M2 kb2 BASA NGOKO ALUSM2 kb2 BASA NGOKO ALUS
M2 kb2 BASA NGOKO ALUS
 
M2 kb4 BASA KRAMA ALUS
M2 kb4 BASA KRAMA ALUSM2 kb4 BASA KRAMA ALUS
M2 kb4 BASA KRAMA ALUS
 

Recently uploaded

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
MetalinaSimanjuntak1
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
dheaprs
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
HafidRanggasi
 

Recently uploaded (20)

Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 

Materi 1 M3 KB2

  • 1. 45 DAR2/Profesional/810/3/2019 PENDALAMAN MATERI BIMBINGAN DAN KONSELING MODUL 3 PERENCANAAN DAN EVALUASI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING KEGIATAN BELAJAR 2 PERENCANAAN LAYANAN RESPONSIF Penulis: Prof. Dr. Sugiyo, M.Si. Zakki Nurul Amin, S.Pd., M.Pd. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2019
  • 2. 46 Kegiatan Belajar 2: Perencanaan Layanan Responsif A. Pendahuluan Salah satu kegiatan yang sangat strategis dalam pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah layanan responsif. Pelayanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada konseli yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera. Tuntutan bahwa guru bimbingan dan konseling perlu memberikan layanan responsif dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling diperkuat dalam Permendiknas Nomor 111 Tahun 2014. Terkait kenyataan tersebut, maka penting bagi guru bimbingan dan konseling sekolah untuk dapat merencanakan dan melaksanakan layanan responsif secara berkualitas dan profesional. Setelah mempelajari modul ini, Saudara peserta PPG dalam jabatan akan dapat melakukan perancangan layanan dasar dan layanan responsif, mampu menyusun evaluasi program, hasil, dan proses, serta mampu meyampaian hasil dan evaluasi bimbingan dan konseling. Kompetensi tersebut sangat diperlukan bagi Saudara yang bekerja sebagai guru bimbingan dan konseling utamanya untuk menunjang akuntabilitas, keberhasilan, dan keefektifan pelayanan profesional bimbingan dan konseling di sekolah. Proses pembelajaran untuk materi yang sedang Saudara ikuti sekarang ini, dapat berjalan dengan lebih lancar bila Saudara mengikuti langkah-langkah belajar sebagai berikut : 1) Pahami dulu mengenai berbagai kegiatan penting dalam diklat mulai tahap awal sampai akhir. 2) Lakukan kajian terhadap rancangan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang telah ada dan yang telah dilakukan di tempat kerja Saudara, apakah telah sesuai dengan konsep yang dimaksud dalam modul ini.
  • 3. 47 3) Keberhasilan proses pembelajaran Saudara dalam mata diklat ini sangat tergantung kepada kesungguhan Saudara dalam mengerjakan latihan dan refleksi diri. Untuk itu, berlatihlah secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat. 4) Bila Saudara menemui kesulitan, silakan hubungi instruktur/widiaiswara pembimbing atau fasilitator yang mengajar mata diklat ini. Baiklah, Saudara perserta diklat PPG dalam jabatan, selamat belajar, semoga Saudara sukses memahami pengetahuan yang diuraikan dalam modul ini untuk bekal Saudara melakukan pelayanan bimbingan dan konseling dengan baik.
  • 4. 48 B. Inti 1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Mampu merancang layanan bimbingan dan konseling dengan menerapkan prinsip dan memadukan materi layanan bimbingan dan konseling, pedagogik, serta teknologi. Sup capaian pembelajaran pada kegiatan belajar ini yakni: a. Peserta PPG mampu menjabarkan esensi perencanaan layanan responsif. b. Peserta PPG mampu mengaplikasikan prosedur perencanaan layanan responsif. c. Peserta PPG mampu menyusun perencanaan layanan responsif. 2. Pokok-pokok Materi a. Esensi perencanaan layanan responsif b. Prosedur perencanaan layanan renponsif c. Contoh perencanaan layanan responsif 3. Uraian Materi a. Esensi perencanaan layanan responsif Komponen program bimbingan dan konseling yang dilaksanakan oleh guru BK meliputi 4 komponen yakni: (1) layanan dasar, (2) layanan perencanaan individual dan peminatan peserta didik/konseli (3) layanan responsif, dan (4) dukungan sistem. Pada modul ini akan memfokuskan pembahasan pada salah satu komponen program yakni komponen layanan responsif. Layanan responsif adalah pemberian bantuan terhadap peserta didik/konseli yang memiliki kebutuhan dan masalah yang memerlukan bantuan dengan segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangan. Konseling individual, konseling krisis, konsultasi dengan orang tua, guru, dan alih tangan kepada ahli lain adalah ragam bantuan yang dapat dilakukan dalam pelayanan responsif.
  • 5. 49 Layanan responsif bertujuan untuk memberikan layanan intervensi terhadap peserta didik/konseli yang mengalami hambatan atau terganggu tugas perkembangannya. Sehingga melalui layanan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan peserta didik/konseli serta mampu memecahkan masalah yang dialaminya atau membantu konseli yang mengalami hambatan, kegagalan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Tujuan pelayanan ini dapat juga dikemukakan sebagai upaya untuk mengintervensi masalah-masalah atau kepedulian pribadi konseli yang muncul segera dan dirasakan saat itu, berkenaan dengan masalah pribadi, karier, dan atau masalah pengembangan pendidikan/belajar. Misalkan masalah-masalah yang berkaitan dengan belajar: kebiasaan belajar yang salah dan kesulitan penyusunan rencana pelajaran. Masalah berkaitan dengan karier misalnya, kecemasan perencanaan karir, kesulitan penentuan kegiatan penunjang karir, dan kesulitan penentuan kelanjutan studi. Masalah yang berkaitan dengan perkembangan sosial antara lain konflik dengan teman sebaya, tawuran, dan keterampilan interaksi sosial yang rendah. Masalah yang berkaitan dengan perkembangan pribadi antara lain konflik antara keinginan dan kemampuan yang dimiliki, dan memiliki pemahaman yang tidak jelas tentang potensi diri. Tabel 3.1 Alokasi waktu layanan setiap komponen program BK
  • 6. 50 Tabel 3.2 Contoh perhitungan waktu layanan setiap komponen program BK Apabila melihat ketentuan proporsi prakiraan waktu layanan setiap komponen program bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan dalam Kurikulum 2013 (lihat tabel 3.1 dan tabel 3.2), maka dapat dipahami bahwa layanan responsif mempunya proporsi yang beragam sesuai dengan jenjang pendidikan. Pada jenjeng SD/MI layanan responsif diberikan berkisar antara 20 - 30% dari total layanan, jenjang SMP/Mts 25 – 35% dari total layanan, dan jenjang SMA/MA/SMK/MAK 15 - 25%. Besaran persentase dalam setiap layanan dari setiap jenjang satuan pendidikan didasarkan data hasil asesmen kebutuhan peserta didik/konseli pada satuan pendidikan. Dengan demikian besaran persentase bisa berbeda-beda antara satuan pendidikan yang satu dengan yang lainnya, karena sangat tergantung hasil asesmen kebutuhan. Keseluruhan pembahasan dalam dalam modul ini diarahkan untuk memfasilitasi guru bimbingan dan konseling untuk mengembangkan kompetensi terkait dengan perencanaan komponen layanan dasar agar dapar tersusun secara sistemastis, objektif, dan dapat memenuhi ekspektasi dan kebutuhan peserta didik. b. Prosedur Perencanaan Layanan Responsif Fokus pelayanan responsif bergantung kepada masalah atau kebutuhan konseli. Masalah dan kebutuhan konseli berkaitan dengan keinginan untuk memahami sesuatu hal karena dipandang penting bagi perkembangan dirinya secara positif. Kebutuhan ini seperti kebutuhan untuk memperoleh informasi antara lain tentang
  • 7. 51 pilihan karier dan program studi, sumber-sumber belajar, bahaya obat terlarang, minuman keras, narkotika, pergaulan bebas. Masalah lainnya adalah yang berkaitan dengan berbagai hal yang dirasakan mengganggu kenyamanan hidup atau menghambat perkembangan diri konseli, karena tidak terpenuhi kebutuhannya, atau gagal dalam mencapai tugas-tugas perkembangan. Masalah konseli pada umumnya tidak mudah diketahui secara langsung tetapi dapat dipahami melalui gejala-gejala perilaku yang ditampilkannya. Untuk memahami kebutuhan dan masalah konseli dapat ditempuh dengan cara asesmen dan analisis perkembangan konseli, dengan menggunakan berbagai teknik, misalnya inventori tugas-tugas perkembangan (ITP), angket konseli, wawancara, observasi,sosiometri, daftar hadir konseli, leger, psikotes dan daftar masalah konseli atau Alat Ungkap Masalah (AUM). Strategi implementasi program untuk pelayanan responsif meliputi: konseling individual, konseling kelompok, referral, kolaborasi dengan guru mata pelajaran atau wali kelas, kolaborasi dengan orang tua, kolaborasi dengan pihak-pihak di luar sekolah, konsultasi, bimbingan teman sebaya, kunjungan rumah, dan konferensi kasus. Secara khusus pada modul ini akan membahas mengenai prosedur menyusun perencanaan layanan responsif yang mencakup rencana pelaksaan layanan konseling individual, konseling kelompok, referal, dan konferesensi kasus. Ketika guru bimbingan dan konseling hendak menyusun rencana pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, termasuk layanan responsif, maka prosedur yang perlu dilakukan pertama kali sebelum melakukan perancangan layanan responsif yakni menetapkan hasil asesmen kebutuhan dengan mempertimbangkan Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik (Ditjen PMPTK, 2007). Artinya, layanan responsif yang diberikan, walaupun bisa juga kebutuhan yang segera dan tiba-tiba, namun merupakan jawaban atas kebutuhan siswa dan sekaligus upaya untuk memfasilitasi siswa untuk mencapai kompetensi kemandirian yang
  • 8. 52 merupakan tujuan besar dari pelayanan bimbingan konseling di sekolah. Proses penyusunan topik dapat dijelaskan dalam contoh yang disajikan dalam tabel 3.3. Tabel 3.3. Contoh analisis rencana layanan dasar berdasarkan asesmen kebutuhan Data asesmen kebutuhan peserta didik 1) Sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan/ situasi baru (70%; DCM*) ) 2) Mudah merasa tersinggung dan marah (65%; DCM) 3) Profil siswa di kelas berdasarkan hasil inventori tugas perkembangan (ITP* diketahui siswa A, B, dan C mempunyai penyesuaian diri yang rendah. 4) Informasi dari guru wali kelas mengenai kondisi siswa A, B, dan C 5) Informasi dari guru bidang studi bahwa siswa D seringkali melamun ketika pelajarannya berlangsung Rencana Layanan Konseling Kelompok ***: Siswa A, B, dan C direncanakan mendapat konseling kelompok Rencana Layanan Konseling Individu ***: Siswa DRumusan kebutuhan peserta didik Note: Dapat diturunkan dari data asesmen kebutuhan peserta didik 5) Kemampuan menyesuakan diri dengan lingkungan 6) Kemampuan mengelola emosi 7) Kemampuan menyampaikan pendapat secara asertif Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik**) Beradaptasi dengan lingkungan yang baru Mengekspresikan perasaan dengan cara-cara yang bebas, terbuka dan tidak menimbulkan konflik Keterangan: *) Data dari DCM ataupun ITP hanya gambaran umum untuk memudahkan penyampaian konsep. **) SKKPD pada siswa SMA ***) Konseling kelompok dan Konseling Individu sebagai salah satu kegiatan/strategi layanan responsif. Tabel 3.3 menunjukkan bagaimana data atau hasil asesmen kebutuhan dengan Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik saling terkait guna menentukan rencana kegiatan layanan responisf, secara khusus contoh strategi/kegiatan yang dipilih adalah konseling kelompok dan konseling individu. Adapun strategi lain
  • 9. 53 dapat menyesuaikan sesuai dengan hasil asesmen dan pertimbangan guru bimbingan dan konseling. Seringkali juga peserta didik/konseli akan dapat secara langsung kepada guru bimbingan dan konseling ketika ia merasa mempunyai permasalahan yang perlu dibantu oleh guru bimbingan dan konseling. Ataupun dapat juga apabila ada peserta didik yang dikirim oleh guru bidang studi/wali kelas untuk bertemu dengan guru bimbingan dan konseling. Namun melalui analisis kebutuhan peserta didik, harapannya guru bimbingan dan konseling tidak hanya menunggu peserta didik/konseli untuk datang, namun dapat pula menjemput bola untuk melakukan bantuan kepada peserta didik/konseli. “tidak hanya menunggu konseli untuk datang, namun dapat pula menjemput bola untuk melakukan bantuan kepada peserta didik/konseli“ Setelah menemukan kebutuhan maka langkah yang akan dibahas secara mendalam pada modul ini adalah menyusun rencana pelaksanaan layanan (RPL) layanan responsif. Penting dipahami pula bahwa guru bimbingan dan konseling perlu memperhatikan teori konseling yang akan digunakan saat mengurai anatomi masalah ataupun identifikasi kebutuhan peserta didik/konseli. Hal tersebut akan sangat menunjang penyusunan RPL khususnya konseling individu dan konseling kelompok sehingga guru bimbingan dan konseling dapat merencanakan pendekatan/model konseling yang akan digunakan untuk membantu peserta didik/konseli. Selengkapnya tentang teori konseling dan asumsi permasalasahan konseli dibahas pada modul 5, pemahaman akan teori dan asumsi masalah peserta didik/konseli dalam dielaborasi dalam penyusunan RPL layanan responsif ini. Format RPL layanan dasar secara spesifik telah disajikan dalam Panduan Operasional Penyelengaraan Bimbingan Konseling (POP BK) (lihat Ditjen GTIK, 2016). Pada panduan operasional penyelengaraan bimbingan konseling telah diberikan contoh dan format rencana pelaksanaan layanan (RPL) yang mencakup alternatif contoh format RPL konseling individu, konseling kelompok, referall, konferensi kasus. Berikut format yang sesuai dengan POP BK.
  • 10. 54 Kotak 1. Format RPL Konseling Individu Logo, nama sekolah, alamat sekolah RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SEMESTER… (GANJIL/GENAP) TAHUN PELAJARAN….. 1. Nama Konseli : ……………………. (inisial/disamarkan) 2. Kelas/Semester : ……………………. 3. Hari, Tanggal : ……………………. 4. Pertemuan ke- : ……………………. 5. Waktu : ……………(ditulis berapa menit waktu yang dipergunakan) 6. Tempat : ……………………. (ditulis lokasi pelaksanaannya) 7. Gejala yang nampak/keluhan : ……………………………………………………...................................... (ditulis gejala yang nampak atas dasar amatan, informasi, informent consent, dan atau keluhan konseli atas dasar instrumen yang digunakan) ..............,.......................... Guru BK/ Konselor ........................................ Keterangan: Dokumen ini bersifat rahasia
  • 11. 55 Kotak 2. Format RPL Konseling Kelompok Logo, nama sekolah, alamat sekolah RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SEMESTER… (GANJIL/GENAP) TAHUN PELAJARAN….. 1. Nama konseli : (nama-nama anggota konseling kelompok dan kelas disamarkan) 2. Hari, tanggal : ……………………. 3. Pertemuan ke- : ……………………. 4. Waktu : ……… (ditulis berapa menit waktu yang dipergunakan) 5. Tempat : ……………………. (ditulis lokasi pelaksanaannya) 6. Topik permasalahan : …………………………………………………….. 7. Media yang diperlukan : ........................................ ..............,.......................... Guru BK/ Konselor ........................................ Keterangan: Dokumen ini bersifat rahasia
  • 12. 56 Kotak 3. Format RPL Referral / Alih Tangan Kasus Logo, nama sekolah, alamat sekolah RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN REFERRAL / ALIH TANGAN KASUS SEMESTER… (GANJIL/GENAP) TAHUN PELAJARAN….. 1. Nama peserta didik/ konseli : diisi nama peserta didik/konseli 2. Kelas/ Peminatan : diisi kelas / semester peserta didik / konseli 3. Deskripsi kasus : Diisi uraian tentang indikator atau gejala yang nampa, latar belakang, rangkuman hasil layanan. 4. Layanan yang dibutuhkan : Uraian bantuan yang diperlukan oleh peserta didik/konseli ..............,.......................... Mengetahui Kepala Sekolah, Guru BK/ Konselor ........................................ .......................................
  • 13. 57 Kotak 4. Format RPL Konferensi Kasus Logo, nama sekolah, alamat sekolah RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN KONFERENSI KASUS SEMESTER… (GANJIL/GENAP) TAHUN PELAJARAN….. 1. Nama peserta didik/ konseli : diisi nama peserta didik/konseli 2. Kelas/ Peminatan : diisi kelas / semester peserta didik / konseli 3. Hari/Tanggal : 4. Waktu : 5. Deskripsi kasus : Diisi uraian tentang indikator atau gejala yang nampa, latar belakang, rangkuman hasil layanan. 6. Pihak-pihak yang terlibat : Diisi nama atau unsur yang terlibat 7. Langkah-langkah pelaksanaan : a. Deskripsi kasus b. Urun pendapat/tanggapan c. Pengambilan keputusan ..............,.......................... Mengetahui Kepala Sekolah, Guru BK/ Konselor ........................................ .......................................
  • 14. 58 Apabila mencermati pada format pada kotak 1, 2, 3, dan 4 dicermati lebih lanjut maka dapat dipahami bahwa komponen dalam RPL konseling individu, konseling kelompok, referal, dan konferensi kasus semuanya mempunyai format yang unik sesuai dengan jenis layanannya. Pada modul ini akan coba dibahas satu persatu rencana pelaksanaan layanan responsif untuk setiap jenis layanan diatas, tentunya dengan membahas poin/bagian yang penting untuk diperhatikan ketika menyusun rancangan layanan responsif tersebut. Pertama, untuk rencana pelaksanaan layanan konseling individu. Layanan konseling individual diantara sejumlah layanan konseling yang lain dilakukan secara perseorangan atau individu serta memegang peranan strategis, karena layanan konseling individual dipandang sebagai “jantung hati” pelayanan biimbingan dan konseling keseluruhan (Prayitno, 2012; Erford, 2017; Mc Leod, 2016). Konseling individual merupakan layanan esensial dan puncak paling bermakna dalam pengentasan masalah konseli. Demikian pentingnya pelaksanaan konseling individual karena akan berpengaruh pada ekspektasi profesi program bimbingan dan konseling di sekolah. Apabila memperhatikan template RPL nya, terdapat bagian pada RPL yang perlu diisi mulai dari nama konseli, kelas/semester, hari/tanggal, pertemuan ke, waktu/tempat, dan juga gejala yang nampak/keluhan. Secara khusus pada bagian gejala yang nampak/keluhan, guru bimbingan dan konseling dapat mengisinya dengan gejala dan keluhan yang didapat dari hasil pengamatan awal, informasi, lembar informent consent/kesedian layanan konseling individu, dan atau keluhan konseli atas dasar instrumen yang digunakan. Contohnya gejala dan keluhaan yang dapat diisi pada RPL Konseling Individu adalah sebagai berikut: R mengalami kemarahan, ketakutan, dan kecemasan karena seringkali diolok-olok dan mengalamai perundungan oleh teman-temannya. R sering merasa sendirian di kelas, merasa canggung untuk memulai komunikasi dengan teman lain, terutama laki-laki, dan cenderung lebih pendiam dan pemalu.
  • 15. 59 Kedua, untuk rencana pelaksanaan layanan konseling kelompok. Layanan konseling kelompok adalah salah satu layanan dalam pelayanan bimbingan dan konseling yang juga memanfaatkan dinamika yang ada pada kelompok (Gladding, 2011; Corey, 20016). Konseling kelompok dapat dilaksanakan dengan baik manakala direncanakan dengan baik. Proses merencanakan sampai dengan melakukan laporan konseling kelompok merupakan standar prosedur yang harus dilakukan oleh Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor. Rencana Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok merupakan perangkat yang harus disusun oleh guru bimbingan dan konseling sebelum melaksanakan layanan konseling kelompok. Dikembangkan sesuai topik permasalahan yang telah dirumuskan hasil dari identifikasi kebutuhan peserta didik dalam aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir. Apabila memperhatikan template RPL nya, hampir mirip dengan RPL konseling individu namun terdapat bagian yang berbeda. Rencana Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok sekurang-kurangnya memuat identitas, nama konseli, hari tanggal, pertemuan ke, waktu, tempat, topik permasalahan, dan media yang diperlukan. Yang berbeda dari RPL konseling individu yakni pada nama konseli yang diisi anggota kelompok yang terlibat dalam konseling kelompok, topik permasalahan diisi dengan topik masalah yang dibahas, serta media yang diperlukan dan menunjang pelaksanaan layanan konseling kelompok. Ketika menyusun RPL konseling kelompok, khususnya pada topik permasalahan, dapat membahas topik permasalahan yang sama/homogen, misalnya semua anggota kelompok bermasalah tentang penyesuaian diri di sekolah. Topik permasalahan dapat pula membahas permasalahan yang berbeda/heterogen, antara satu siswa dengan siswa lain mempunyai masalah yang berbeda-beda dan dibahas sesuai masalah yang dirasa paling berat.
  • 16. 60 Ketiga, untuk rencana pelaksanaan layanan referal. Layanan referal atau alih tangan yaitu kegiatan layanan BK untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta didik atau konseli dengan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak ke pihak lainnya. Rasionalnya adalah dalam memberikan layanan Guru BK juga memiliki batasan. Oleh karena itu perlu adanya kerjasama dan alih tangan untuk memecahkan permasalahan- permasalahan yang dialami siswa. Contohnya, jika siswa yang guru BK tangani memiliki penyakit tertentu, Guru BK dapat mengalihkan pada Dokter untuk membantu siswa. Contoh lainnya misalnya, pasca melakukan konseling individu dengan Guru BK untuk membantu siswa mengatasi permasalahan konsentrasi belajar matematika, guru BK mengalihkah kepada guru matematikan untuk mendapatkan pengayaan/pendalaman tentang pelajaran matematika untuk membantu konseli memahami pelajaran matematika. Rencana Pelaksanaan Layanan Referal/Alih tangan kasus sekurang-kurangnya memuat identitas ama peserta didik/ konseli, kelas/ peminatan, deskripsi kasus, dan layanan yang dibutuhkan. Deskripsi kasus diisi dengan uraian tentang indikator atau gejala yang nampa, latar belakang, rangkuman hasil layanan. Contoh deskripsi kasus pada RPL Referal/Alih tangan adalah sebagai berikut:  Konseli dalam mata pelajaran Bahasa Inggris di semester 3 dan 4 nilai nya dibawah KKM yang dipersyaratkan.  Nilai yang diperoleh konseli antara 50 sampai dengan 60 sedangkan KKM Bahasa Inggris 75.  Konseli tidak nyaman jika pelajaran bahasa inggris, sehingga jarang mengikuti pelajaran Bahasa Inggris.  Konseli pernah mengalami pengalaman memalakukan pada pelajaran bahasa inggris ketika SMP. Ia merasa diremehkan dan tidak dihargai oleh guru mata pelajaran nya dulu, bahkan merasa tidak betah karena seringkali merasa tidak dianggap. Sedangkan layanan yang dibutuhkan diisi dengan uraian bantuan yang diperlukan oleh peserta didik/konseli. Contohnya berkaitan dengan kasus diatas yakni: Konseli membutuhkan guru bahasa inggris yang lebih menerimanya, memberikan penguatan dan penghargaan kepadanya walaupun ketika ia
  • 17. 61 tidak bisa menjawab pertanyana, karena konseli telah berjuang untuk memahami materi. Konseli juga memutuhkan pendalaman materi serta remidial teaching untuk nilai nya yang belum mencapai KKM. Keempat, untuk rencana pelaksanaan layanan konferensi kasus. Konferensi kasus merupakan kegiatan layanan BK yang ditujukan untuk membahas permasalahan siswa (konseli) dalam suatu pertemuan, yang dihadiri oleh pihak- pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan siswa (konseli). Memang, tidak semua masalah yang dihadapi siswa (konseli) harus dilakukan konferensi kasus. Tetapi untuk masalah-masalah yang tergolong pelik dan perlu keterlibatan pihak lain tampaknya konferensi kasus sangat penting untuk dilaksanakan. Melalui konferensi kasus, proses penyelesaian masalah siswa (konseli) dilakukan tidak hanya mengandalkan pada konselor di sekolah semata, tetapi bisa dilakukan secara kolaboratif, dengan melibatkan berbagai pihak yang dianggap kompeten dan memiliki kepentingan dengan permasalahan yang dihadapi siswa (konseli). Kendati demikian, pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup. Artinya, tidak semua pihak bisa disertakan dalam konferensi kasus, hanya mereka yang dianggap memiliki pengaruh dan kepentingan langsung dengan permasalahan siswa (konseli) yang boleh dilibatkan dalam konferensi kasus. Begitu juga, setiap pembicaraan yang muncul dalam konferensi kasus bersifat rahasia dan hanya untuk diketahui oleh para peserta konferensi. Perlu dipahami bahwa konferensi kasus bukanlah sejenis “sidang pengadilan” yang akan menentukan hukuman bagi siswa. Misalkan, konferensi kasus untuk membahas kasus tawuran antar sekolah. Keputusan yang diambil dalam konferensi bukan bersifat “mengadili” siswa yang bersangkutan, yang ujung- ujungnya siswa dipaksa harus dikeluarkan dari sekolah, akan tetapi konferensi kasus harus bisa menghasilkan keputusan bagaimana cara terbaik agar siswa terbantu dari kasus tawuran tersebut.
  • 18. 62 Rencana Pelaksanaan Layanan konferensi kasus sekurang-kurangnya memuat identitas nama peserta didik/ konseli, kelas/ peminatan, hari/tanggal waktu, deskripsi kasus, pihak-pihak yang terlibat, dan juga langkah-langkah pelaksanaan. Pada bagian deskripsi kasus serupa dengan RPL Referal diisi dengan uraian tentang indikator atau gejala yang nampak, latar belakang, rangkuman hasil layanan. Pihak yang terlibat diiisi dengan nama atau unsur yang terlibat, misalnya guru mata pelajaran, orang tua, kepala sekolah, dan stakeholder lain yang berkaitan dengan masalah peserta didik. Sedangkan langkah-langkah pelaksanan konferensi kasus diisi dengan langkah 1) deskripsi kasus, 2) urun pendapat/tanggapat, 3) pengambilan keputusan. Melalui langkah-langkah yang dilakukan dalam konferensi kasus, diharapkan dapat mengusahakan cara yang terbaik bagi pemecahan masalah yang dialami siswa. Selain itu melalui layanan ini diharapkan pula mendapat konsistensi data, mendapatkan konsensus dari para peserta konferensi dalam menafsirkan data yang cukup komprehensif dan pelik, serta mendapatkan pengertian, penerimaan, persetujuan dari komitmen peran dari para peserta konferensi tentang permasalahan yang dihadapi siswa (konseli) beserta upaya pengentasannya. c. Contoh Rencana Pelakasanaan (RPL) Layanan Responsif Berikut akan dipaparkan mengenai alternatif contoh rencana pelaksanaan layanan (RPL) layanan responsif yang mencakup layanan konseling indivdu, konseling kelompok, referal/alih tangan kasus, dan juga konferensi kasus. Alternatif contoh ini sesuai dengan Panduan Operasional Penyelengaraan Bimbingan Konseling (POP BK) (lihat Ditjen GTIK, 2016).
  • 19. 63 2. Alternatif Contoh Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) Konseling Individu RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2019/2020 1. Nama Konseli : ARN (inisial/disamarkan) 2. Kelas/Semester : 11/2 3. Hari, Tanggal : Rabu, 30 Oktober 2019 4. Pertemuan ke- : 1 5. Waktu : 40 menit 6. Tempat : Ruang Konseling Individu 7. Gejala yang nampak/keluhan : R mengalami kemarahan, ketakutan, dan kecemasan karena seringkali diolok-olok dan mengalamai perundungan oleh teman-temannya. R sering merasa sendirian di kelas, merasa canggung untuk memulai komunikasi dengan teman lain, terutama laki- laki, dan cenderung lebih pendiam dan pemalu Semarang, 30 Oktober 2019 Guru BK/ Konselor ........................................ Keterangan: Dokumen ini bersifat rahasia
  • 20. 64 2. Alternatif Contoh Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) Konseling Kelompok RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2019/2020 1. Nama konseli : SGT, ZNA, EDX, FHS, BI, RIN, TY 2. Hari, tanggal : Selasa, 29 Oktober 2019 3. Pertemuan ke- : 2 4. Waktu : 60 menit 5. Tempat : Ruang Konseling Kelompok 6. Topik permasalahan : Permasalahan ZNA yang merasa tidak betah di keluarga karena kesibukan kedua orang tuanya, ia tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang di dalam keluarga. 7. Media yang diperlukan : kertas dan bolpoint untuk melakukan refleksi diri, gambar anak tersenyum (untuk role play), kursi kosong. Semarang, 28 Oktober 2019 Guru BK/ Konselor ........................................ Keterangan: Dokumen ini bersifat rahasia
  • 21. 65 3. Alternatif Contoh Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) Referall/Alih Tangan Kasus RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN REFERRAL / ALIH TANGAN KASUS SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2019/2010 1. Nama peserta didik/ konseli : Livia Cahya Utami 2. Kelas/ Peminatan : 11A / semster 2 3. Deskripsi kasus :  Konseli dalam mata pelajaran Bahasa Inggris di semester 3 dan 4 nilai nya dibawah KKM yang dipersyaratkan.  Nilai yang diperoleh konseli antara 50 sampai dengan 60 sedangkan KKM Bahasa Inggris 75.  Konseli tidak nyaman jika pelajaran bahasa inggris, sehingga jarang mengikuti pelajaran Bahasa Inggris.  Konseli pernah mengalami pengalaman memalakukan pada pelajaran bahasa inggris ketika SMP. Ia merasa diremehkan dan tidak dihargai oleh guru mata pelajaran nya dulu, bahkan merasa tidak betah karena seringkali merasa tidak dianggap. 4. Layanan yang dibutuhkan : Konseli membutuhkan guru bahasa inggris yang lebih menerimanya, memberikan penguatan dan penghargaan kepadanya walaupun ketika ia tidak bisa menjawab pertanyana, karena konseli telah berjuang untuk memahami materi. Konseli juga memutuhkan pendalaman materi serta remidial teaching untuk nilai nya yang belum mencapai KKM. Semarang, 28 Oktober 2019 Mengetahui Kepala Sekolah, Guru BK/ Konselor ........................................ .......................................
  • 22. 66 4. Alternatif Contoh Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) Konferensi Kasus RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN KONFERENSI KASUS SEMESTER GENAP) TAHUN PELAJARAN 2018/2019 1. Nama peserta didik/ konseli : Vizka Aditya Zahira 2. Kelas/ Peminatan : XII IPA 2 3. Hari/Tanggal : Jum’at, 1 November 2019 4. Waktu : 09.00 – 11.00 WIB 5. Deskripsi kasus :  Konseli apabila di kelas seringkali melakukan kegiatan lain yang menggangu pembelajaran di kelas, seperti memainkan alat tulis (misalnya bolpoint) sehingga menimbulkan bunyi gaduh.  Ketika pembelajaran berlangsung konseli berbuat jahil dengan menggangu teman yang lain, misalnya dengan melempar alat tulis atau melempar karet gelang.  Ketika esktrakulikuler pramuka berpindah-pindah barisan diluar regunya.  Konseli ditemukan oleh waka kesiswaan membawa senjata tajam yang disimpan di dalam tas sekolah.  Bagian tata usaha melaporkan bahwa konseli telah 3 bulan tidak membayar uang sekolah. Setelah dikonfirmasi kepada pihak orang tua ternyata uang sekolah telah diberikan kepada konseli, namun uang sekolah dihabiskan untuk bermain game online. 6. Pihak-pihak yang terlibat :  Guru Wali Kelas  Pendamping Pramuka  Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan  Orang tua 7. Langkah-langkah pelaksanaan : a. Deskripsi kasus :  Konselor memberikan penerimaan dan apresiasi pada pihak-pihak yang terkait atas kedatangan pada layanan konferensi kasus.
  • 23. 67  Konselor menyapaikan mengenai esensi, tujuan, dan tata cara konferensi kasus kepada pihak yang terkait.  Konselor menjelaskan mengenai deskripsi kasus yang telah diidentifikasi oleh konselor kepada pihak yang terkait. b. Urun pendapat/tanggapan  Konselor meminta pihak-pihak yang terkait memeberikan tanggapan dan pendapat mengenai kasus yang dibahas.  Konselor mencatat informasi penting dari pihak terkait.  Konselor mencocokkan data yang telah terjaring dengan informasi dari pihak terkait.  Konselor memberikan apresiasi pada tanggaan dan pendapat pihak terkait. c. Pengambilan keputusan  Konselor bersama pihak terkait membahas mengenai persetujuan dan komitmen peran dari para peserta konferensi tentang permasalahan yang dihadapi siswa (konseli) beserta upaya pengentasannya  Konselor bersama pihak terkait mengambil keputusan berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi siswa (konseli) beserta upaya pengentasannya ..............,.......................... Mengetahui Kepala Sekolah, Guru BK/ Konselor ........................................ .......................................
  • 24. 68 4. Forum Diskusi Bapak/Ibu/Saudara Peserta PPG BK semoga sehat dan bahagia senantisa, mari kita diskusikan topik/fenomena dibawah ini. Pada suatu hari guru bimbingan dan konseling kedatangan konseli yang meminta layanan konseling individu. Konseli tersebut datang secara sukarela tanpa paksaan ataupun permintaan orang lain. Seketika itu juga karena permasalahan konseli yang mendesak untuk ditangani, maka guru bimbingan dan konseling tersebut langsung melakukan konseling individu, ia tidak membuat Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) konseling individu terlebih dahulu. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu/Saudara Peserta PPG BK, tentang layanan konseling individu yang dilakukan guru bimbingan dan konseling tanpa membuat RPL Konseling Individu tersebut? Apakah guru bimbingan dan konseling tersebut tetap perlu membuat RPL konseling individu setelah proses konseling berlangsung atau langsung saja membuat laporan konselingnya? toh konseli datang secara langsung dan insidental. Terimakasih, mari kita diskusikan. Counselling, Yes We Can. D. Penutup 1. Rangkuman Selamat, Anda telah menyelesaikan Kegiatan Belajar 2 dengan judul Perencanaan Layanan Responsif. Dengan demikian Anda telah memahami bagaimana menyusun perencanaan layanan responsif. Hal penting yang telah Anda pelajari dari Kegiatan Belajar 2 ini adalah:  Layanan responsif adalah pemberian bantuan terhadap peserta didik/konseli yang memiliki kebutuhan dan masalah yang memerlukan bantuan dengan segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangan.
  • 25. 69  Guru bimbingan dan konseling tidak hanya menunggu peserta didik/konseli untuk datang, namun dapat pula menjemput bola untuk melakukan bantuan kepada peserta didik/konseli.  Komponen dalam RPL konseling individu, konseling kelompok, referal, dan konferensi kasus mempunyai format yang unik sesuai dengan jenis layanannya. Daftar Pustaka American School Counselor Association. 2012. The ASCA National Model: A Framework for School Counseling Program (3rd ed.). Alexandria, VA: Author. Corey, G. (2015). Theory and practice of counseling and psychotherapy. Nelson Education. Ditjen GTIK. 2016(a). Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Atas (SMA). Jakarta: Ditjen GTIK Kemendikbud RI. Ditjen GTIK. 2016(a). Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jakarta: Ditjen GTIK Kemendikbud RI. Ditjen GTIK. 2016(b). Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta: Ditjen GTIK Kemendikbud RI. Ditjen PMPTK. 2007. Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Ditjen PMPTK Depkdiknas RI. Erford, B. T. (2014). 40 Techniques Every Counselor Should Know. Pearson Higher Ed. Gibson, R. L., & Mitchell, M. H. (2011). Bimbingan dan konseling. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Gladding, S. T. (2012). Konseling profesi yang menyeluruh. Jakarta: Indeks. Permendikbud RI Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Prayitno, E. A., & Amti, E. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Rineka Cipta. Jakarta: Rineka Cipta.
  • 26. 70