SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Pengertian Perencanaan Layanan BK 
A. Pengertian Perencanaan 
Terlaksananya kegiatan Bimbingan dan Konseling dengan lancar tidak bias 
lepas dari perencanaan yang baik. Perencanaan (planning) adalah penentuan 
serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan (persiapan 
menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau 
pelaksanaan suatupe kerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu). 
Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang logis, masuk akal, realistik, nyata, 
sederhana, sistematik dan ilmiah,obyektif, fleksibel, manfaat, optimasi dan efisiensi. 
untuk memulai sebuah perencanaan diperlukan landasan atau dasar untuk 
merumuskan program pendidikan diantaranya:Merumuskan objek pendidikan yang 
layak untuk masyarakat,Menentukan tujuan apa yang diinginkan atau dikehendaki 
dari pendidikan, Pembentukan area kehadiran, Mengembangkan program pendidikan 
untuk masyarakat dan untuk pusat kehadiran, Membangun ruang dasar 
kebutuhan untuk tiap kehadiran, Pemilihan tempat untuk tiap kehadiran dalam 
tahap ini perencanaan semestinya menggunakan pelayanan, Persiapan dan membuat 
kesepakatan pendahuluan atau gambaran dasar untuk individ, Persiapan dan membuat 
persetujuan gambaran pekerjaan untuk tiap individu. 
Dari berbagai Para Pakar : 
1. Perencanaan merupakan kegiatan yang harus didasarkan pada fakta, data dan 
keterangan kongkret. 
2. Perencanaan merupakan suatu pekerjaan mental yang memerlukan pemikiran, 
imajinasi dan kesanggupan melihat ke masa yang akan datang. 
3. Perencanaan mengenai masa yang akan datang dan menyangkut tindakan-tindakan 
apa yang dapat dilakukan terhadap hambatan yang mengganggu 
kelancaran usaha. 
1. Pada intinya perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa 
yang sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan 
serta bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan 
melalui serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu. Dengan kata lain 
perencanaan (planning) adalah penentuan serangkaian tindakan untuk 
mencapai suatu hasil yang diinginkan (persiapan menyusun suatu 
keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau 
pelaksanaan suatupe kerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan 
tertentu). 
Pengertian bimbingan dan konseling 
Jadi bimbingan dan konseling adalah usaha yang dilakukan lembaga pendidikan 
kepada induvidu siswa agar menyesuaikan diri dengan memuaskan diri dalam 
lingkungan dimana mereka hidup, dengan melalui wawancara konseling oleh 
konselor ketika individu siswa memiliki masalah.
Perencanaan Bimbingan Dan Konseling 
Perencanaan Bimbingan dan Konseling adalah penentuan serangkaian 
tindakan/usaha yang dilakukan lembaga pendidik (konselor) kepada siswa (klien) 
agar menyesuaikan diri dengan memuaskan diri dalam lingkungan dimana mereka 
hidup agar tercapai tujuan yang diinginkan oleh konselor dan klien. 
Perencanaan Bimbingan dan Konseling 
Secara umum perencanaan merupakan pedoman yang memberi arah 
pelaksanaan Bimbingan dan konseling dalam mencapai tujuannya. Wujud 
perencanaan adalah persiapan system, teknik, metode, fasilitas, personalia, waktu dan 
pencapaian aktivitas bimbingan dan konseling. Menurut Roeber dalam Organization 
dan Administration of Guidance Service, perencanaan awal program bimbingan dan 
konseling diarahkan untuk menjawab 3 aspek berikut, yaitu : 
1) apakah kebutuhan-kebutuhan bimbingan bagi siswa ? 
2) sejauh mana kebutuhan-kebutuhan itu telah dapat dipenuhi dengan kondisi yang 
ada sekarang ? 
3) bagaimana sekolah dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan lebih baik ? 
(Purwoko, 2008 : 32) 
Pengorganisasian Layanan BK 
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang sruktur formal, 
mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara 
paa anggota, agar tujuannya dapat dicapai dengan efisien. 
Perencanaan yang matang saja tidaklah cukup untuk membuat progaram bimbingan 
dan koseling. Selanjutnya tahap yang harus dikerjakan oleh konselor adalah 
organizing atau pengorganisasian, yaitu proses untuk merancang, mengelompokan, 
dan mengatur serta membagi-bagi tugas atau pekerjaan diantara anggota organisasi 
bimbingan dan konseling, agar tujuan dari organisasi bimbingan dan konseling dapat 
dicapai dengan efisien. Konselor sekolah menentukan siapa saja pihak- pihak yang 
dilibatkan, sarana dan prasarana apa saja yang dibutuhkan. Biasanya konselor sekolah 
melibatkan semua stakeholder sekolah untuk membantu pembuatan dan pelaksanaan 
program bimbingan dan konseling, yaitu dari penjaga sekolah/satpam, ibu kantin, 
cleaning servis, guru mata pelajaran, wali kelas, wakil kepala sekolah, sampai dengan 
kepala sekolah. 
Program bimbingan dan konseling merupakan suatu rangkaian kegiatan 
bimbingan dan konseling yang terencana, terorganisasi, dan terkoordinasi selama 
periode tertentu. (Winkel, 2006 : 91). Sedangkan menurut (Purwoko, 2008 : 18) 
Program bimbingan dan konseling disekolah ialad sejumlah kegiatan bimbingan dan 
konseling yang direncanakan oleh sekolah, dan dilaksanakan dalam jangka waktu 
tertentu. 
Dengan kata lain Program bimbingan dan konseling adalah kegiatan layanan 
dan kegiatan pendukung yang akan dilaksanakan pada periode tertentu. 
a. Program layanan Bimbingan dan Konseling, mencakup:
· Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral, dari upaya 
pendidikan dan pengembangan individu. Oleh karena itu program bimbingan 
dan konseling harus diselaraskan dan dipadukan dengan program pendidikan 
sera pengembangan peserta didik. 
· Program bimbingan dan konseling harus fleksibel disesuaikan dngena 
kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga. 
· Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari 
jenjang pendidikan yang terendah sampai yang tertinggi. 
· Terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling perlu 
diadakan penilaian secara teratur dan terarah. 
Dilihat dari dimensi fleksibilitas, program bimbingan dan konseling 
hendaknya dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi nyata dilapangan. 
Akan tetapi hal ini tidak berarti bahwa kegiatan bimbingan dilakukan semaunya atau 
tidak terencana. Jika ini yang terjadi, maka posisi bimbingan hanya sebatas pelengkap 
yang keberartiannya tergantung situasi dan orang-orang memahami bukan sebagai 
sebuah system. 
b. Jenis Program 
a. Program tahunan yang didalamnya meliputi program semesteran dan 
bulanan yaitu program yang akan dilaksanakan selama satu tahun pelajaran 
dalam unit semesteran dan bulanan. Program ini mengumpulkan seluruh 
kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas. Program tahunan 
dipecah menjadi program semesteran dan program semesteran dipecah 
menjadi program bulanan. 
b. Program bulanan yang didalamnya meliputi program mingguan dan harian, 
yatiu program yang akan dilaksanakan selama satu bulan dalam unit 
mingguan dan harian. Program ini mengumpulkan seluruh kegiatan selama 
satu bulan untuk kurun bulan yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya 
dengan modifikasi sesuai dengan kebutuhan siswa. Program bulanan 
merupakan jabaran dari program semesteran, sedangkan program mingguan 
merupakan jabaran dari program bulanan. 
c. Program harian yaitu program yang akan dilaksanakan pada hari-hari 
tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program 
mingguan untuk kelas tertentu. Program ini dibuat secara teretulis pada satuan 
layanan (satlan) dan atau kegiatan pendukung (satkung) bimbingan dan 
konseling. 
c. Unsur-Unsur Program Bimbingan dan Konseling 
Program bimbingan dan konseling untuk setiap periode disusun dengan 
memperhatikan unsur-unsur : 
b. Kebutuhan siswa yang diketahui melalui pengungkapan masalah dan data yang 
terdapat di dalam himpunan data. 
c. Jumlah siswa asuh yang wajib dibimbing oleh guru pembimbing sebanyak 150 
orang (minimal); Kepala sekolah yang berasal dari guru pembimbing sebanyak 40
orang; Wakil kepala sekolah yang berasal dari guru pembimbing sebanyak 75 
orang 
d. Bidang-bidang bimbingan (bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir) 
e. Jenis-jenis layanan : layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, 
pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok dan konseling 
kelompok. 
f. Kegitan pendukung : aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, 
kunjungan rumah dan alih tangan kasus. 
g. Volume kegiatan yang diperkirakan sebagai berikut. 
1. Layanan orientasi : 4-6% 
2. Layanan informasi : 10-12% 
3. Layanan penempatan dan penyaluran : 5-8% 
4. Layanan pembelajaran : 12-15% 
5. Layanan konseling perorangan : 12-15% 
6. Layanan bimbinga kelompok : 15-20% 
7. Layanan konseling kelompok : 12-15% 
8. Aplikasi instrument : 4-8% 
9. Konferensi kasus : 5-8% 
10. Kunjungan rumah : 5-8% 
11. Alih tangan kasus : 0-2% 
h. Frekuensi layanan : setiap siswa mendapatkan berbagai layanan minimal lima kali 
dalam setiap semester, baik layanan dalam format perorangan, kelompok maupun 
klasikal. 
i. Lama kegiatan : setiap kegiatan (kegiatan layanan dan pendukung) berlangsung 
sekitar 2 jam. 
j. Waktu kegiatan : kegiatan layanan dan pendukung dilaksanakan pada jam 
pelajaran sekolah dan diluar jam pelajaran sekolah, sampai 50% dari seluruh 
kegiatan bimbingan dan konseling, sesuai dengan SK Mendikbud No. 25/O/1995. 
k. Kegiatan khusus : pada semester pertama setiap tahun ajaran baru 
diselenggarakan layanan orientasi kelas/sekolah bagi siswa baru. 
Pelaksanaan Layanan BK 
PELAKSANAAN KEGIATAN 
Bersama pendidik dan personil sekolah/madrasah lainnya, konselor 
berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pengembangan diri yang bersifat rutin, 
insidental dan keteladanan. Program pelayanan Bimbingan dan Konseling yang 
direncanakan dalam bentuk SATLAN dan SATKUNG dilaksanakan sesuai dengan 
sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat, dan pihak-pihak yang terkait. 
1. Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Bimbingan dan Konseling 
a. Di dalam jam pembelajaran sekolah/madrasah 
Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk 
menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan 
konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan di 
dalam kelas. Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas per
minggu dan dilaksanakan secara terjadwal. Kegiatan tidak tatap muka dengan peserta 
didik untuk menyelenggarakan layanan konsultasi, kegiatan konferensi kasus, 
himpunan data, kunjungan rumah, pemanfaatan kepustakaan, dan alih tangan kasus. 
b. Di luar jam pembelajaran sekolah/madrasah 
Kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan 
orientasi, Bimbingan dan Konseling perorangan, bimbingan kelompok, Bimbingan 
dan Konseling kelompok, dan mediasi, serta kegiatan lainnya yang dapat 
dilaksanakan di luar kelas. Satu kali kegiatan layanan/pendukung Bimbingan dan 
Konseling di luar kelas/di luar jam pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam 
pembelajaran tatap muka dalam kelas. Kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling 
di luar jam pembelajaran sekolah/madrasah maksimum 50% dari seluruh kegiatan 
pelayanan Bimbingan dan Konseling, diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan 
sekolah/madrasah. Kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling dicatat dalam 
laporan pelaksanaan program (LAPELPROG). Volume dan waktu untuk pelaksanaan 
kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling di dalam kelas dan di luar kelas setiap 
minggu diatur oleh konselor dengan persetujuan pimpinan sekolah/madrasah. 
Program pelayanan Bimbingan dan Konseling pada masing-masing satuan 
sekolah/madrasah dikelola dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan 
program antarkelas dan antarjenjang kelas, dan mensinkronisasikan program 
pelayanan Bimbingan dan Konseling dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran 
dan kegiatan ekstra kurikuler, serta mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan 
fasilitas sekolah/ madrasah. 
F. PELAKSANA KEGIATAN 
1. Pelaksana kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling adalah konselor sekolah/ 
madrasah. 
2. Konselor pelaksana kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling di 
sekolah/madrasah wajib: 
a. Menguasai spektrum pelayanan pada umumnya, khususnya pelayanan profesional 
Bimbingan dan Konseling. 
b. Merumuskan dan menjelaskan peran profesional konselor kepada pihak-pihak 
terkait, terutama peserta didik, pimpinan sekolah/ madrasah, sejawat pendidik, dan 
orang tua. 
c. Melaksanakan tugas pelayanan profesional Bimbingan dan Konseling yang setiap 
kali dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan, terutama pimpinan 
sekolah/madrasah, orang tua, dan peserta didik. 
d. Mewaspadai hal-hal negatif yang dapat mengurangi keefektifan kegiatan pelayanan 
profesional Bimbingan dan Konseling. 
e. Mengembangkan kemampuan profesional Bimbingan dan Konseling secara 
berkelanjutan. 
3. Beban tugas wajib konselor ekuivalen dengan beban tugas wajib pendidik lainnya 
di sekolah/madrasah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 
4. Pelaksana pelayanan Bimbingan dan Konseling 
a. Pelaksana pelayanan Bimbingan dan Konseling di SD/MI/SDLB pada dasarnya 
adalah guru kelas yang melaksanakan layanan orientasi, informasi, penempatan
dan penyaluran, dan penguasaan konten dengan menginfusikan materi layanan 
tersebut ke dalam pembelajaran, serta untuk peserta didik Kelas IV, V, dan VI 
dapat diselenggarakan layanan Bimbingan dan Konseling perorangan, bimbingan 
kelompok, dan Bimbingan dan Konseling kelompok. 
b. Pada satu SD/MI/SDLB atau sejumlah SD/MI/SDLB dapat diangkat seorang 
konselor untuk menyelenggarakan pelayanan Bimbingan dan Konseling. 
c. Pada satu SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dapat diangkat 
sejumlah konselor dengan rasio seorang konselor untuk 150 orang peserta didik. 
Teknik Pelaksanaan 
 Layanan bimbingan konseling dapat dilaksanakan dalam beberapa cara 
tergantung pada sifat permasalahan, jumlah siswa, kesiapan tenaga 
pembimbing, serta tersediannya waktu dan tempat. Berdasarkan hal-hal 
tersebut di atas maka cara-cara yang ditempuh antara lain: 
1. Dengan cara KlasikalYaitu cara pelayana kepada siswa yang sama 
kebutuhannya tanpa adanya pemisah. 
2. Dengan cara Kelompok.Yaitu melayani siswa yang sama kebutuhannya 
namun tidak tidak sesuai untuk sebagian siswa yang lain, misalnya perbedaan 
jenis kelamin, agama, usia dan sebagainya. 
3. Dengan cara Individual. 
4. Dengan cara Alih Tangan Kasus 
2. Waktu 
1. Terjadwal 
2. Terjadwal tersendiri secara individual 
3. Mengambil waktu di luar jam pelajaran 
3. Tempat Pelaksanaan 
1. Kegiatan layanan bimbingan memerlukan tempat secara baik dan tepat. 
Kegiatan bimbingan konseling dapat dilakukan di ruangan yang disiapkan 
secara khusus untuk keperluan tersebut atau di ruang kelas, di ruang 
laboratorium, atau di tempat lain yang telah disepakati bersama siswa. 
Evaluasi Layanan BK 
Penilaian merupakan langkah penting dalam pengelolaan Bimbingan dan 
Konseling (BK). Tanpa penilaian tidak mungkin kita dapat mengetahui dan 
mengidentifikasi keberhasilan pelaksanaan program bimbingan yang telah 
direncanakan. Penilaian program bimbingan merupakan usaha untuk menilai sejauh 
mana pelaksanaan program itu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata 
lain keberhasilan program dalam pencapaian tujuan merupakan suatu kondisi yang 
hendak dilihat melalui kegiatan penilaian. 
Penilaian kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah segala 
usaha, tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan 
yang berkaitan dengan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah 
dengan mengacu kepada kriteria atau patokan-patokan tertentu yang sesuai dengan 
program yang dilaksanakan. Kriteria atau patokan yang dipakai untuk menilai
keberhasilan pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah 
adalah mengacu pada terpenuhi atau tidak terpenuhinya kebutuan peserta didik dan 
pihak-pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak lansgung berperan memperoleh 
perubahan tingkah laku dan pribadi kearah yang lebih baik. 
Dalam keseluruhan pelayanan bimbingan dan konseling penilaian diperlukan 
untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektifan pelayanan bimbingan dan 
konseling yang dilaksanakan. Dengan informasi ini dapat diketahui sejauh mana 
keberrhasilan pelayanan bimbinan dan konseling dan dapat ditertapkan langkah-langkah 
tindak lanjut untuk mempertbaik dan mengembangankan program 
selanjutnya. 
Ada dua macaam kegiatan penilaian program kegiatan bimbingan dan konseling 
yaitu penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaianproses dimaksudkan untuk 
mengetahui sejauh mana keefektifan pelayanan bimbingan dan konseling ditinjau dari 
prosesnya, sedangkan penilaian hasil dimaksudkan untuk memperoleh informasi 
keefektifan layanan bimbingan dan konseling ditinjau dari hasilnya. 
Dalam keseluruhan pelayanan bimbingan dan konseling penilaian diperlukan 
untuk memperoleh umpan balik terhadap efektifitaspelayanan bimbingan dan 
konseling yang telah dilaksanakan. Dengan informasi ini dapat diketahui sampai 
sejauh mana derajat keberhasilan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling yang 
telah dilaksanakan.Berdasarkan hasil evaluasi dapat ditetapkan langkah-langkah 
tindak lanjut bimbingan dan konseling untuk perbaikan dan pengembangan program 
pelayanan bimbingan dan konseling. 
Prinsip Evaluasi 
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 
tentang Standar Penilaian, evaluasi didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: 
1. Sahih, berarti evaluasi didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan 
yang diukur. 
2. Objektif, berarti evaluasi didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak 
dipengaruhi subjektivitas penilai. 
3. Adil, berarti evaluasi tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena 
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat 
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. 
4. Terpadu, berarti evaluasi merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan 
dari kegiatan pembelajaran. 
5. Terbuka, berarti prosedur evaluasi, kriteria evaluasi, dan dasar pengambilan 
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. 
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti evaluasi mencakup semua aspek 
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk 
memantau perkembangan kemampuan peserta didik. 
7. Sistematis, berarti evaluasi dilakukan secara berencana dan bertahap dengan 
mengikuti langkah-langkah baku. 
8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian 
kompetensi yang ditetapkan.
9. Akuntabel, berarti evaluasi dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, 
prosedur, maupun hasilnya. 
Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program BK di Sekolah 
Evaluasi program bimbingan dan konselingadalah upaya untuk menelaah 
program pelayanan bimbingan dan konseling yang telah dan sedang dilaksanakan 
untuk mengembangkan dan memperbaiki program bimbingan dan konseling di 
sekolah bersangkutan. Dengan demikian, tujuan evaluasipelayanan program 
bimbingan dan konseling di sekolah adalah; 
1. membantu menumbuhkembangkan kurikulum sekolah ke arah kesesuaian dan 
kebutuhan peserta didik 
2. membantu guru-guru memperbaiki cara mengajar di kelas, dan 
3. memungkinkan program bimbingan dan konseling berfungsi lebih efektif 
Kriteria Penilaian Pelaksanaan Program BK 
Kriteria atau patokan yang dipakai untuk mengevaluasi keberhasilan pelaksanaan 
program bimbingan dan konseling di sekolah adalah mengacu pada terpenuhinya 
tidaknya kebutuhan-kebutuhan peserta didik dan pihak-pihak yang terlibat baik 
langsung maupun tidak langsung berperan membantu peserta didik memperoleh 
perubahan-perubahan perilaku dan pribadi kearah yang lebih baik. Secara rinci 
kebutuhan-kebutuhan dimaksud, adalah; 
1. Kebutuhan-kebutuhan peserta didik untuk mengerti dan menerima dirinya, 
mengembangkan kemampuan dirinya untuk membuat ketentuan-ketentuan dan 
merumuskan serta melaksanakan ketentuan-ketentuan dan merumuskan serta 
melaksanakan rencana untuk perkembangan lebih lanjut. 
2. Kebutuhan-kebutuhan dari staf sekolah untuk mengerti betapa pentingnya 
individu peserta didik dan membantu menyediakan pendidikan yang cocok untuk 
perkembangannya. 
3. Kebutuhan-kebutuhan bagi para guru dan orang tua untuk informasi-informasi 
tentang perkembangan peserta didik. 
4. Kebutuhan-kebutuhan akan berbagai macam bantuan yang bersumber dari luar 
sekolah untuk beberapa anak tertentu. 
Lingkup Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di sekolah 
Lingkup evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah 
mencakup empat komponen, yaitu: (1) Komponen peserta didik (input), (2) 
Komponen program, (3) Komponen proses pelaksanaan bimbingan dan konseling, 
dan (4) Komponen hasil pelaksanaan program (output). 
1. Evaluasi Peserta Didik (raw-input) 
Untuk mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan program bimbingan dan 
konseling maka pemahaman terhadap peserta didik (konseli) yang mendapat 
bimbingan dan konseling penting dan perlu. Pemahaman mengenai (raw input) 
peserta didik perlu dilakukan sedini mungkin, dengan pemahaman terhadap raw 
inputdapat dipakai mempertimbangkan hasil pelaksanaan program bimbingan dan 
konseling bila dibandingkan dengan produk yang dicapai. Evaluasi raw-input dimulai
dari pelayanan himpunan data pada saat peserta didik (konseli) diterima di sekolah 
bersangkutan. 
2. Evaluasi Program 
Evaluasi program pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah harus 
disesuaikan dengan pola dasar pedoman operasional pelayanan bimbingan dan 
konseling. Kegiatan operasional dari masing-masing pelayanan hendaknya disusun 
dalam suatu sistematika yang rinci, diantaranya: 
a. Tujuan Khusus pelayanan bimbingan dan konseling 
b. Kriteria keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling 
c. Lingkup pelayanan bimbingan dan konseling 
d. Rincian kegiatan dan jadwal kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling 
e. Hubungan antara kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling dengan kegiatan 
luar sekolah 
f. Metode dan teknik layanan bimbingan dan konseling 
g. Sarana pelayanan bimbingan dan konseling 
h. Evaluasi dan penelitian pelayanan bimbingan dan konseling 
Evaluasi terhadap program bimbingan dan konseling dan butir-butir di atas 
memerlukan alat-alat/instrumen evaluasi yang baik. 
3. Evaluasi Proses 
Untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan dalam program pelayanan 
bimbingan dan konseling di sekolah, dituntut proses pelaksanaan bimbingan dan 
konseling yang mengarah pada tujuan yang diharapkan. Dalam pelaksanaan program 
bimbingan dan konseling di sekolah banyak faktor yang terlibat yang perlu 
dievaluasi, terutama yang terkait dengan pengelolaan pelayanan bimbingan dan 
konseling. Faktor pengelolaan yang perlu di evaluasi, meliputi; 
a. Organisasi dan administrasi program pelayanan bimbingan dan konseling 
b. Petugas pelaksanaan atau personel (tenaga profesional) dan bukan profesional. 
c. Fasilitas dan perlengkapan 
d. Anggaran biaya 
Anggaran biaya yang perlu dipersiapkan adalah untuk pos-pos seperti; 
honorarium pelaksana, pengadaan dan pemeliharaan sarana fisik dan 
perlengkapan, biaya operasional (perjalanan, kunjungan rumah, penilaian dan 
penelitian) 
Evaluasi perlu diprogramkan secara sistematis dan terpadu. Kegiatan evaluasi yang 
merupakan analisis dari hasil penilaian proses maupun hasil dijadikan dasar dalam 
tindak lanjut untuk perbaikan dan pengembangan program pelayanan konseling. 
Dengan dilakukan penilaian secara komprehensif, jelas dan cermat, maka diperoleh 
data atau informasi tentang proses dan hasil seluruh kegiatan pelayanan konseling. 
Data dan informasi ini dapat dijadikan bahan untuk pertanggungjawaban 
/akuntabiltas pelaksanaan program pelayanan konseling.

More Related Content

What's hot

Makalah Model Pembelajaran Discovery Learning
Makalah Model Pembelajaran Discovery LearningMakalah Model Pembelajaran Discovery Learning
Makalah Model Pembelajaran Discovery Learningsilva a'yun
 
Proposal pengajuan judul skripsi
Proposal pengajuan judul skripsiProposal pengajuan judul skripsi
Proposal pengajuan judul skripsispilody111
 
1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdfAtakhBoer
 
Materi kuliah microteaching
Materi kuliah microteachingMateri kuliah microteaching
Materi kuliah microteachingf' yagami
 
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)e. hardiyanto
 
Powerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikanPowerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikangeriya
 
Prinsip prinsip teori belajar konstruktivistik
Prinsip prinsip teori belajar konstruktivistikPrinsip prinsip teori belajar konstruktivistik
Prinsip prinsip teori belajar konstruktivistikIka Pratiwi
 
Rumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarRumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarAdelaide Australia
 
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesiaAnalisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesiacandrajelek
 
Contoh teks pidato bulan bahasa
Contoh teks pidato bulan bahasaContoh teks pidato bulan bahasa
Contoh teks pidato bulan bahasaSukardi Juniardi
 
Susunan acara upacara bendera
Susunan acara upacara benderaSusunan acara upacara bendera
Susunan acara upacara benderailham faqih
 
KRITERIA PENILAIAN LOMBA KEBERSIHAN KELAS
KRITERIA PENILAIAN LOMBA KEBERSIHAN KELASKRITERIA PENILAIAN LOMBA KEBERSIHAN KELAS
KRITERIA PENILAIAN LOMBA KEBERSIHAN KELASREVINA SRI UTAMI,S.Pd
 
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Agnas Setiawan
 
Metode dan Teknik Fasilitasi. langkah Praktis Mencapai Tujuan fasilitasi
Metode dan Teknik Fasilitasi. langkah Praktis Mencapai Tujuan fasilitasiMetode dan Teknik Fasilitasi. langkah Praktis Mencapai Tujuan fasilitasi
Metode dan Teknik Fasilitasi. langkah Praktis Mencapai Tujuan fasilitasiOswar Mungkasa
 
PPT Media Pembelajaran
PPT Media Pembelajaran PPT Media Pembelajaran
PPT Media Pembelajaran Naily Mulyono
 
Kontrak belajar
Kontrak belajarKontrak belajar
Kontrak belajarsidiart
 

What's hot (20)

Makalah Model Pembelajaran Discovery Learning
Makalah Model Pembelajaran Discovery LearningMakalah Model Pembelajaran Discovery Learning
Makalah Model Pembelajaran Discovery Learning
 
Proposal pengajuan judul skripsi
Proposal pengajuan judul skripsiProposal pengajuan judul skripsi
Proposal pengajuan judul skripsi
 
1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
 
Materi kuliah microteaching
Materi kuliah microteachingMateri kuliah microteaching
Materi kuliah microteaching
 
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
 
Makalah Asesmen
Makalah AsesmenMakalah Asesmen
Makalah Asesmen
 
Powerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikanPowerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikan
 
Prinsip prinsip teori belajar konstruktivistik
Prinsip prinsip teori belajar konstruktivistikPrinsip prinsip teori belajar konstruktivistik
Prinsip prinsip teori belajar konstruktivistik
 
Rumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarRumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajar
 
Perkembangan tp
Perkembangan tpPerkembangan tp
Perkembangan tp
 
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesiaAnalisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
 
Contoh teks pidato bulan bahasa
Contoh teks pidato bulan bahasaContoh teks pidato bulan bahasa
Contoh teks pidato bulan bahasa
 
Susunan acara upacara bendera
Susunan acara upacara benderaSusunan acara upacara bendera
Susunan acara upacara bendera
 
KRITERIA PENILAIAN LOMBA KEBERSIHAN KELAS
KRITERIA PENILAIAN LOMBA KEBERSIHAN KELASKRITERIA PENILAIAN LOMBA KEBERSIHAN KELAS
KRITERIA PENILAIAN LOMBA KEBERSIHAN KELAS
 
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
 
Metode dan Teknik Fasilitasi. langkah Praktis Mencapai Tujuan fasilitasi
Metode dan Teknik Fasilitasi. langkah Praktis Mencapai Tujuan fasilitasiMetode dan Teknik Fasilitasi. langkah Praktis Mencapai Tujuan fasilitasi
Metode dan Teknik Fasilitasi. langkah Praktis Mencapai Tujuan fasilitasi
 
PPT Media Pembelajaran
PPT Media Pembelajaran PPT Media Pembelajaran
PPT Media Pembelajaran
 
Karya seni rupa 3 dimensi
Karya seni rupa 3 dimensiKarya seni rupa 3 dimensi
Karya seni rupa 3 dimensi
 
Contoh lembar instrumen evaluasi bkp
Contoh lembar instrumen evaluasi bkpContoh lembar instrumen evaluasi bkp
Contoh lembar instrumen evaluasi bkp
 
Kontrak belajar
Kontrak belajarKontrak belajar
Kontrak belajar
 

Similar to OPTIMALKAN BK

Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan KonesingPengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan KonesingDeniganteng93
 
PERENCANAAN_DAN_PENYUSUNAN_PROGRAM_BK.pptx
PERENCANAAN_DAN_PENYUSUNAN_PROGRAM_BK.pptxPERENCANAAN_DAN_PENYUSUNAN_PROGRAM_BK.pptx
PERENCANAAN_DAN_PENYUSUNAN_PROGRAM_BK.pptxAlexFarhanPraktisiBK
 
Pertemuan 5 Manajemen BPI.pptx
Pertemuan 5 Manajemen BPI.pptxPertemuan 5 Manajemen BPI.pptx
Pertemuan 5 Manajemen BPI.pptxAsadAlBukhari
 
Desain Layanan Bimbingan dan Konseling-compressed.pptx
Desain Layanan Bimbingan dan Konseling-compressed.pptxDesain Layanan Bimbingan dan Konseling-compressed.pptx
Desain Layanan Bimbingan dan Konseling-compressed.pptxDikyrivaldi
 
MAKALAH LAYANAN BK.docx
MAKALAH LAYANAN BK.docxMAKALAH LAYANAN BK.docx
MAKALAH LAYANAN BK.docxChankDul
 
Mekanisme Pelaksanaan BK di Sekolah
Mekanisme Pelaksanaan BK di SekolahMekanisme Pelaksanaan BK di Sekolah
Mekanisme Pelaksanaan BK di SekolahYulia Prastika
 
MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING
MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELINGMANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING
MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELINGTika Nafisah
 
Makna perencanaan&penyusunan program_bimbingan-konseling
Makna perencanaan&penyusunan program_bimbingan-konselingMakna perencanaan&penyusunan program_bimbingan-konseling
Makna perencanaan&penyusunan program_bimbingan-konselingmustazie
 
Pelayanan dan pengembangan diri siswa
Pelayanan dan pengembangan diri siswaPelayanan dan pengembangan diri siswa
Pelayanan dan pengembangan diri siswaMaulana Pasaribu
 
2. PPT Desain layanan BK.pptx
2. PPT Desain layanan BK.pptx2. PPT Desain layanan BK.pptx
2. PPT Desain layanan BK.pptxayuervina1
 
show design layanan BK.pptx
show design layanan BK.pptxshow design layanan BK.pptx
show design layanan BK.pptxJusniatiKaffah
 
Coba2 perencanaan manajemen bk (2)
Coba2 perencanaan manajemen bk (2)Coba2 perencanaan manajemen bk (2)
Coba2 perencanaan manajemen bk (2)agungbi
 
Materi pdf m2 kb 1 final
Materi pdf m2 kb 1 final Materi pdf m2 kb 1 final
Materi pdf m2 kb 1 final SPADAIndonesia
 
PPT Education Profession (Indonesian Version).pptx
PPT Education Profession (Indonesian Version).pptxPPT Education Profession (Indonesian Version).pptx
PPT Education Profession (Indonesian Version).pptxIqraRamadani
 
penyusunan dan pengembangan program bimbingan dan konseling
penyusunan dan pengembangan program bimbingan dan konselingpenyusunan dan pengembangan program bimbingan dan konseling
penyusunan dan pengembangan program bimbingan dan konselingssuser731be6
 
26486-Article Text-30884-1-10-20190108.pdf
26486-Article Text-30884-1-10-20190108.pdf26486-Article Text-30884-1-10-20190108.pdf
26486-Article Text-30884-1-10-20190108.pdfWarsonoBrotoKusumo1
 
PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIF
PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIFPROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIF
PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIFMuslikahfipunnes
 
PERAN KONSELOR DAN STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN KONSELING.pptx
PERAN KONSELOR DAN STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN KONSELING.pptxPERAN KONSELOR DAN STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN KONSELING.pptx
PERAN KONSELOR DAN STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN KONSELING.pptxAbdulMunirOfficial
 

Similar to OPTIMALKAN BK (20)

Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan KonesingPengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
 
PERENCANAAN_DAN_PENYUSUNAN_PROGRAM_BK.pptx
PERENCANAAN_DAN_PENYUSUNAN_PROGRAM_BK.pptxPERENCANAAN_DAN_PENYUSUNAN_PROGRAM_BK.pptx
PERENCANAAN_DAN_PENYUSUNAN_PROGRAM_BK.pptx
 
Pertemuan 5 Manajemen BPI.pptx
Pertemuan 5 Manajemen BPI.pptxPertemuan 5 Manajemen BPI.pptx
Pertemuan 5 Manajemen BPI.pptx
 
Desain Layanan Bimbingan dan Konseling-compressed.pptx
Desain Layanan Bimbingan dan Konseling-compressed.pptxDesain Layanan Bimbingan dan Konseling-compressed.pptx
Desain Layanan Bimbingan dan Konseling-compressed.pptx
 
MAKALAH LAYANAN BK.docx
MAKALAH LAYANAN BK.docxMAKALAH LAYANAN BK.docx
MAKALAH LAYANAN BK.docx
 
Mekanisme Pelaksanaan BK di Sekolah
Mekanisme Pelaksanaan BK di SekolahMekanisme Pelaksanaan BK di Sekolah
Mekanisme Pelaksanaan BK di Sekolah
 
MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING
MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELINGMANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING
MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING
 
Makna perencanaan&penyusunan program_bimbingan-konseling
Makna perencanaan&penyusunan program_bimbingan-konselingMakna perencanaan&penyusunan program_bimbingan-konseling
Makna perencanaan&penyusunan program_bimbingan-konseling
 
Pelayanan dan pengembangan diri siswa
Pelayanan dan pengembangan diri siswaPelayanan dan pengembangan diri siswa
Pelayanan dan pengembangan diri siswa
 
2. PPT Desain layanan BK.pptx
2. PPT Desain layanan BK.pptx2. PPT Desain layanan BK.pptx
2. PPT Desain layanan BK.pptx
 
show design layanan BK.pptx
show design layanan BK.pptxshow design layanan BK.pptx
show design layanan BK.pptx
 
Coba2 perencanaan manajemen bk (2)
Coba2 perencanaan manajemen bk (2)Coba2 perencanaan manajemen bk (2)
Coba2 perencanaan manajemen bk (2)
 
Materi pdf m2 kb 1 final
Materi pdf m2 kb 1 final Materi pdf m2 kb 1 final
Materi pdf m2 kb 1 final
 
PPT Education Profession (Indonesian Version).pptx
PPT Education Profession (Indonesian Version).pptxPPT Education Profession (Indonesian Version).pptx
PPT Education Profession (Indonesian Version).pptx
 
penyusunan dan pengembangan program bimbingan dan konseling
penyusunan dan pengembangan program bimbingan dan konselingpenyusunan dan pengembangan program bimbingan dan konseling
penyusunan dan pengembangan program bimbingan dan konseling
 
26486-Article Text-30884-1-10-20190108.pdf
26486-Article Text-30884-1-10-20190108.pdf26486-Article Text-30884-1-10-20190108.pdf
26486-Article Text-30884-1-10-20190108.pdf
 
PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIF
PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIFPROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIF
PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIF
 
Materi pdf m2 kb1
Materi pdf m2 kb1Materi pdf m2 kb1
Materi pdf m2 kb1
 
A
AA
A
 
PERAN KONSELOR DAN STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN KONSELING.pptx
PERAN KONSELOR DAN STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN KONSELING.pptxPERAN KONSELOR DAN STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN KONSELING.pptx
PERAN KONSELOR DAN STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN KONSELING.pptx
 

OPTIMALKAN BK

  • 1. Pengertian Perencanaan Layanan BK A. Pengertian Perencanaan Terlaksananya kegiatan Bimbingan dan Konseling dengan lancar tidak bias lepas dari perencanaan yang baik. Perencanaan (planning) adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan (persiapan menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatupe kerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu). Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang logis, masuk akal, realistik, nyata, sederhana, sistematik dan ilmiah,obyektif, fleksibel, manfaat, optimasi dan efisiensi. untuk memulai sebuah perencanaan diperlukan landasan atau dasar untuk merumuskan program pendidikan diantaranya:Merumuskan objek pendidikan yang layak untuk masyarakat,Menentukan tujuan apa yang diinginkan atau dikehendaki dari pendidikan, Pembentukan area kehadiran, Mengembangkan program pendidikan untuk masyarakat dan untuk pusat kehadiran, Membangun ruang dasar kebutuhan untuk tiap kehadiran, Pemilihan tempat untuk tiap kehadiran dalam tahap ini perencanaan semestinya menggunakan pelayanan, Persiapan dan membuat kesepakatan pendahuluan atau gambaran dasar untuk individ, Persiapan dan membuat persetujuan gambaran pekerjaan untuk tiap individu. Dari berbagai Para Pakar : 1. Perencanaan merupakan kegiatan yang harus didasarkan pada fakta, data dan keterangan kongkret. 2. Perencanaan merupakan suatu pekerjaan mental yang memerlukan pemikiran, imajinasi dan kesanggupan melihat ke masa yang akan datang. 3. Perencanaan mengenai masa yang akan datang dan menyangkut tindakan-tindakan apa yang dapat dilakukan terhadap hambatan yang mengganggu kelancaran usaha. 1. Pada intinya perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan serta bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu. Dengan kata lain perencanaan (planning) adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan (persiapan menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatupe kerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu). Pengertian bimbingan dan konseling Jadi bimbingan dan konseling adalah usaha yang dilakukan lembaga pendidikan kepada induvidu siswa agar menyesuaikan diri dengan memuaskan diri dalam lingkungan dimana mereka hidup, dengan melalui wawancara konseling oleh konselor ketika individu siswa memiliki masalah.
  • 2. Perencanaan Bimbingan Dan Konseling Perencanaan Bimbingan dan Konseling adalah penentuan serangkaian tindakan/usaha yang dilakukan lembaga pendidik (konselor) kepada siswa (klien) agar menyesuaikan diri dengan memuaskan diri dalam lingkungan dimana mereka hidup agar tercapai tujuan yang diinginkan oleh konselor dan klien. Perencanaan Bimbingan dan Konseling Secara umum perencanaan merupakan pedoman yang memberi arah pelaksanaan Bimbingan dan konseling dalam mencapai tujuannya. Wujud perencanaan adalah persiapan system, teknik, metode, fasilitas, personalia, waktu dan pencapaian aktivitas bimbingan dan konseling. Menurut Roeber dalam Organization dan Administration of Guidance Service, perencanaan awal program bimbingan dan konseling diarahkan untuk menjawab 3 aspek berikut, yaitu : 1) apakah kebutuhan-kebutuhan bimbingan bagi siswa ? 2) sejauh mana kebutuhan-kebutuhan itu telah dapat dipenuhi dengan kondisi yang ada sekarang ? 3) bagaimana sekolah dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan lebih baik ? (Purwoko, 2008 : 32) Pengorganisasian Layanan BK Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang sruktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara paa anggota, agar tujuannya dapat dicapai dengan efisien. Perencanaan yang matang saja tidaklah cukup untuk membuat progaram bimbingan dan koseling. Selanjutnya tahap yang harus dikerjakan oleh konselor adalah organizing atau pengorganisasian, yaitu proses untuk merancang, mengelompokan, dan mengatur serta membagi-bagi tugas atau pekerjaan diantara anggota organisasi bimbingan dan konseling, agar tujuan dari organisasi bimbingan dan konseling dapat dicapai dengan efisien. Konselor sekolah menentukan siapa saja pihak- pihak yang dilibatkan, sarana dan prasarana apa saja yang dibutuhkan. Biasanya konselor sekolah melibatkan semua stakeholder sekolah untuk membantu pembuatan dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling, yaitu dari penjaga sekolah/satpam, ibu kantin, cleaning servis, guru mata pelajaran, wali kelas, wakil kepala sekolah, sampai dengan kepala sekolah. Program bimbingan dan konseling merupakan suatu rangkaian kegiatan bimbingan dan konseling yang terencana, terorganisasi, dan terkoordinasi selama periode tertentu. (Winkel, 2006 : 91). Sedangkan menurut (Purwoko, 2008 : 18) Program bimbingan dan konseling disekolah ialad sejumlah kegiatan bimbingan dan konseling yang direncanakan oleh sekolah, dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Dengan kata lain Program bimbingan dan konseling adalah kegiatan layanan dan kegiatan pendukung yang akan dilaksanakan pada periode tertentu. a. Program layanan Bimbingan dan Konseling, mencakup:
  • 3. · Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral, dari upaya pendidikan dan pengembangan individu. Oleh karena itu program bimbingan dan konseling harus diselaraskan dan dipadukan dengan program pendidikan sera pengembangan peserta didik. · Program bimbingan dan konseling harus fleksibel disesuaikan dngena kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga. · Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan yang terendah sampai yang tertinggi. · Terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling perlu diadakan penilaian secara teratur dan terarah. Dilihat dari dimensi fleksibilitas, program bimbingan dan konseling hendaknya dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi nyata dilapangan. Akan tetapi hal ini tidak berarti bahwa kegiatan bimbingan dilakukan semaunya atau tidak terencana. Jika ini yang terjadi, maka posisi bimbingan hanya sebatas pelengkap yang keberartiannya tergantung situasi dan orang-orang memahami bukan sebagai sebuah system. b. Jenis Program a. Program tahunan yang didalamnya meliputi program semesteran dan bulanan yaitu program yang akan dilaksanakan selama satu tahun pelajaran dalam unit semesteran dan bulanan. Program ini mengumpulkan seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas. Program tahunan dipecah menjadi program semesteran dan program semesteran dipecah menjadi program bulanan. b. Program bulanan yang didalamnya meliputi program mingguan dan harian, yatiu program yang akan dilaksanakan selama satu bulan dalam unit mingguan dan harian. Program ini mengumpulkan seluruh kegiatan selama satu bulan untuk kurun bulan yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya dengan modifikasi sesuai dengan kebutuhan siswa. Program bulanan merupakan jabaran dari program semesteran, sedangkan program mingguan merupakan jabaran dari program bulanan. c. Program harian yaitu program yang akan dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program mingguan untuk kelas tertentu. Program ini dibuat secara teretulis pada satuan layanan (satlan) dan atau kegiatan pendukung (satkung) bimbingan dan konseling. c. Unsur-Unsur Program Bimbingan dan Konseling Program bimbingan dan konseling untuk setiap periode disusun dengan memperhatikan unsur-unsur : b. Kebutuhan siswa yang diketahui melalui pengungkapan masalah dan data yang terdapat di dalam himpunan data. c. Jumlah siswa asuh yang wajib dibimbing oleh guru pembimbing sebanyak 150 orang (minimal); Kepala sekolah yang berasal dari guru pembimbing sebanyak 40
  • 4. orang; Wakil kepala sekolah yang berasal dari guru pembimbing sebanyak 75 orang d. Bidang-bidang bimbingan (bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir) e. Jenis-jenis layanan : layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok dan konseling kelompok. f. Kegitan pendukung : aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah dan alih tangan kasus. g. Volume kegiatan yang diperkirakan sebagai berikut. 1. Layanan orientasi : 4-6% 2. Layanan informasi : 10-12% 3. Layanan penempatan dan penyaluran : 5-8% 4. Layanan pembelajaran : 12-15% 5. Layanan konseling perorangan : 12-15% 6. Layanan bimbinga kelompok : 15-20% 7. Layanan konseling kelompok : 12-15% 8. Aplikasi instrument : 4-8% 9. Konferensi kasus : 5-8% 10. Kunjungan rumah : 5-8% 11. Alih tangan kasus : 0-2% h. Frekuensi layanan : setiap siswa mendapatkan berbagai layanan minimal lima kali dalam setiap semester, baik layanan dalam format perorangan, kelompok maupun klasikal. i. Lama kegiatan : setiap kegiatan (kegiatan layanan dan pendukung) berlangsung sekitar 2 jam. j. Waktu kegiatan : kegiatan layanan dan pendukung dilaksanakan pada jam pelajaran sekolah dan diluar jam pelajaran sekolah, sampai 50% dari seluruh kegiatan bimbingan dan konseling, sesuai dengan SK Mendikbud No. 25/O/1995. k. Kegiatan khusus : pada semester pertama setiap tahun ajaran baru diselenggarakan layanan orientasi kelas/sekolah bagi siswa baru. Pelaksanaan Layanan BK PELAKSANAAN KEGIATAN Bersama pendidik dan personil sekolah/madrasah lainnya, konselor berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pengembangan diri yang bersifat rutin, insidental dan keteladanan. Program pelayanan Bimbingan dan Konseling yang direncanakan dalam bentuk SATLAN dan SATKUNG dilaksanakan sesuai dengan sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat, dan pihak-pihak yang terkait. 1. Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Bimbingan dan Konseling a. Di dalam jam pembelajaran sekolah/madrasah Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan di dalam kelas. Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas per
  • 5. minggu dan dilaksanakan secara terjadwal. Kegiatan tidak tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan konsultasi, kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah, pemanfaatan kepustakaan, dan alih tangan kasus. b. Di luar jam pembelajaran sekolah/madrasah Kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan orientasi, Bimbingan dan Konseling perorangan, bimbingan kelompok, Bimbingan dan Konseling kelompok, dan mediasi, serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas. Satu kali kegiatan layanan/pendukung Bimbingan dan Konseling di luar kelas/di luar jam pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap muka dalam kelas. Kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling di luar jam pembelajaran sekolah/madrasah maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling, diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan sekolah/madrasah. Kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling dicatat dalam laporan pelaksanaan program (LAPELPROG). Volume dan waktu untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling di dalam kelas dan di luar kelas setiap minggu diatur oleh konselor dengan persetujuan pimpinan sekolah/madrasah. Program pelayanan Bimbingan dan Konseling pada masing-masing satuan sekolah/madrasah dikelola dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antarkelas dan antarjenjang kelas, dan mensinkronisasikan program pelayanan Bimbingan dan Konseling dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler, serta mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas sekolah/ madrasah. F. PELAKSANA KEGIATAN 1. Pelaksana kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling adalah konselor sekolah/ madrasah. 2. Konselor pelaksana kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah/madrasah wajib: a. Menguasai spektrum pelayanan pada umumnya, khususnya pelayanan profesional Bimbingan dan Konseling. b. Merumuskan dan menjelaskan peran profesional konselor kepada pihak-pihak terkait, terutama peserta didik, pimpinan sekolah/ madrasah, sejawat pendidik, dan orang tua. c. Melaksanakan tugas pelayanan profesional Bimbingan dan Konseling yang setiap kali dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan, terutama pimpinan sekolah/madrasah, orang tua, dan peserta didik. d. Mewaspadai hal-hal negatif yang dapat mengurangi keefektifan kegiatan pelayanan profesional Bimbingan dan Konseling. e. Mengembangkan kemampuan profesional Bimbingan dan Konseling secara berkelanjutan. 3. Beban tugas wajib konselor ekuivalen dengan beban tugas wajib pendidik lainnya di sekolah/madrasah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 4. Pelaksana pelayanan Bimbingan dan Konseling a. Pelaksana pelayanan Bimbingan dan Konseling di SD/MI/SDLB pada dasarnya adalah guru kelas yang melaksanakan layanan orientasi, informasi, penempatan
  • 6. dan penyaluran, dan penguasaan konten dengan menginfusikan materi layanan tersebut ke dalam pembelajaran, serta untuk peserta didik Kelas IV, V, dan VI dapat diselenggarakan layanan Bimbingan dan Konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan Bimbingan dan Konseling kelompok. b. Pada satu SD/MI/SDLB atau sejumlah SD/MI/SDLB dapat diangkat seorang konselor untuk menyelenggarakan pelayanan Bimbingan dan Konseling. c. Pada satu SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dapat diangkat sejumlah konselor dengan rasio seorang konselor untuk 150 orang peserta didik. Teknik Pelaksanaan  Layanan bimbingan konseling dapat dilaksanakan dalam beberapa cara tergantung pada sifat permasalahan, jumlah siswa, kesiapan tenaga pembimbing, serta tersediannya waktu dan tempat. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka cara-cara yang ditempuh antara lain: 1. Dengan cara KlasikalYaitu cara pelayana kepada siswa yang sama kebutuhannya tanpa adanya pemisah. 2. Dengan cara Kelompok.Yaitu melayani siswa yang sama kebutuhannya namun tidak tidak sesuai untuk sebagian siswa yang lain, misalnya perbedaan jenis kelamin, agama, usia dan sebagainya. 3. Dengan cara Individual. 4. Dengan cara Alih Tangan Kasus 2. Waktu 1. Terjadwal 2. Terjadwal tersendiri secara individual 3. Mengambil waktu di luar jam pelajaran 3. Tempat Pelaksanaan 1. Kegiatan layanan bimbingan memerlukan tempat secara baik dan tepat. Kegiatan bimbingan konseling dapat dilakukan di ruangan yang disiapkan secara khusus untuk keperluan tersebut atau di ruang kelas, di ruang laboratorium, atau di tempat lain yang telah disepakati bersama siswa. Evaluasi Layanan BK Penilaian merupakan langkah penting dalam pengelolaan Bimbingan dan Konseling (BK). Tanpa penilaian tidak mungkin kita dapat mengetahui dan mengidentifikasi keberhasilan pelaksanaan program bimbingan yang telah direncanakan. Penilaian program bimbingan merupakan usaha untuk menilai sejauh mana pelaksanaan program itu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain keberhasilan program dalam pencapaian tujuan merupakan suatu kondisi yang hendak dilihat melalui kegiatan penilaian. Penilaian kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah segala usaha, tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah dengan mengacu kepada kriteria atau patokan-patokan tertentu yang sesuai dengan program yang dilaksanakan. Kriteria atau patokan yang dipakai untuk menilai
  • 7. keberhasilan pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah mengacu pada terpenuhi atau tidak terpenuhinya kebutuan peserta didik dan pihak-pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak lansgung berperan memperoleh perubahan tingkah laku dan pribadi kearah yang lebih baik. Dalam keseluruhan pelayanan bimbingan dan konseling penilaian diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektifan pelayanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan. Dengan informasi ini dapat diketahui sejauh mana keberrhasilan pelayanan bimbinan dan konseling dan dapat ditertapkan langkah-langkah tindak lanjut untuk mempertbaik dan mengembangankan program selanjutnya. Ada dua macaam kegiatan penilaian program kegiatan bimbingan dan konseling yaitu penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaianproses dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan pelayanan bimbingan dan konseling ditinjau dari prosesnya, sedangkan penilaian hasil dimaksudkan untuk memperoleh informasi keefektifan layanan bimbingan dan konseling ditinjau dari hasilnya. Dalam keseluruhan pelayanan bimbingan dan konseling penilaian diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap efektifitaspelayanan bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan. Dengan informasi ini dapat diketahui sampai sejauh mana derajat keberhasilan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan.Berdasarkan hasil evaluasi dapat ditetapkan langkah-langkah tindak lanjut bimbingan dan konseling untuk perbaikan dan pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling. Prinsip Evaluasi Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian, evaluasi didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Sahih, berarti evaluasi didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. 2. Objektif, berarti evaluasi didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai. 3. Adil, berarti evaluasi tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. 4. Terpadu, berarti evaluasi merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. 5. Terbuka, berarti prosedur evaluasi, kriteria evaluasi, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. 6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti evaluasi mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik. 7. Sistematis, berarti evaluasi dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku. 8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
  • 8. 9. Akuntabel, berarti evaluasi dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program BK di Sekolah Evaluasi program bimbingan dan konselingadalah upaya untuk menelaah program pelayanan bimbingan dan konseling yang telah dan sedang dilaksanakan untuk mengembangkan dan memperbaiki program bimbingan dan konseling di sekolah bersangkutan. Dengan demikian, tujuan evaluasipelayanan program bimbingan dan konseling di sekolah adalah; 1. membantu menumbuhkembangkan kurikulum sekolah ke arah kesesuaian dan kebutuhan peserta didik 2. membantu guru-guru memperbaiki cara mengajar di kelas, dan 3. memungkinkan program bimbingan dan konseling berfungsi lebih efektif Kriteria Penilaian Pelaksanaan Program BK Kriteria atau patokan yang dipakai untuk mengevaluasi keberhasilan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah adalah mengacu pada terpenuhinya tidaknya kebutuhan-kebutuhan peserta didik dan pihak-pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung berperan membantu peserta didik memperoleh perubahan-perubahan perilaku dan pribadi kearah yang lebih baik. Secara rinci kebutuhan-kebutuhan dimaksud, adalah; 1. Kebutuhan-kebutuhan peserta didik untuk mengerti dan menerima dirinya, mengembangkan kemampuan dirinya untuk membuat ketentuan-ketentuan dan merumuskan serta melaksanakan ketentuan-ketentuan dan merumuskan serta melaksanakan rencana untuk perkembangan lebih lanjut. 2. Kebutuhan-kebutuhan dari staf sekolah untuk mengerti betapa pentingnya individu peserta didik dan membantu menyediakan pendidikan yang cocok untuk perkembangannya. 3. Kebutuhan-kebutuhan bagi para guru dan orang tua untuk informasi-informasi tentang perkembangan peserta didik. 4. Kebutuhan-kebutuhan akan berbagai macam bantuan yang bersumber dari luar sekolah untuk beberapa anak tertentu. Lingkup Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di sekolah Lingkup evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah mencakup empat komponen, yaitu: (1) Komponen peserta didik (input), (2) Komponen program, (3) Komponen proses pelaksanaan bimbingan dan konseling, dan (4) Komponen hasil pelaksanaan program (output). 1. Evaluasi Peserta Didik (raw-input) Untuk mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan program bimbingan dan konseling maka pemahaman terhadap peserta didik (konseli) yang mendapat bimbingan dan konseling penting dan perlu. Pemahaman mengenai (raw input) peserta didik perlu dilakukan sedini mungkin, dengan pemahaman terhadap raw inputdapat dipakai mempertimbangkan hasil pelaksanaan program bimbingan dan konseling bila dibandingkan dengan produk yang dicapai. Evaluasi raw-input dimulai
  • 9. dari pelayanan himpunan data pada saat peserta didik (konseli) diterima di sekolah bersangkutan. 2. Evaluasi Program Evaluasi program pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah harus disesuaikan dengan pola dasar pedoman operasional pelayanan bimbingan dan konseling. Kegiatan operasional dari masing-masing pelayanan hendaknya disusun dalam suatu sistematika yang rinci, diantaranya: a. Tujuan Khusus pelayanan bimbingan dan konseling b. Kriteria keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling c. Lingkup pelayanan bimbingan dan konseling d. Rincian kegiatan dan jadwal kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling e. Hubungan antara kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling dengan kegiatan luar sekolah f. Metode dan teknik layanan bimbingan dan konseling g. Sarana pelayanan bimbingan dan konseling h. Evaluasi dan penelitian pelayanan bimbingan dan konseling Evaluasi terhadap program bimbingan dan konseling dan butir-butir di atas memerlukan alat-alat/instrumen evaluasi yang baik. 3. Evaluasi Proses Untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan dalam program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, dituntut proses pelaksanaan bimbingan dan konseling yang mengarah pada tujuan yang diharapkan. Dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah banyak faktor yang terlibat yang perlu dievaluasi, terutama yang terkait dengan pengelolaan pelayanan bimbingan dan konseling. Faktor pengelolaan yang perlu di evaluasi, meliputi; a. Organisasi dan administrasi program pelayanan bimbingan dan konseling b. Petugas pelaksanaan atau personel (tenaga profesional) dan bukan profesional. c. Fasilitas dan perlengkapan d. Anggaran biaya Anggaran biaya yang perlu dipersiapkan adalah untuk pos-pos seperti; honorarium pelaksana, pengadaan dan pemeliharaan sarana fisik dan perlengkapan, biaya operasional (perjalanan, kunjungan rumah, penilaian dan penelitian) Evaluasi perlu diprogramkan secara sistematis dan terpadu. Kegiatan evaluasi yang merupakan analisis dari hasil penilaian proses maupun hasil dijadikan dasar dalam tindak lanjut untuk perbaikan dan pengembangan program pelayanan konseling. Dengan dilakukan penilaian secara komprehensif, jelas dan cermat, maka diperoleh data atau informasi tentang proses dan hasil seluruh kegiatan pelayanan konseling. Data dan informasi ini dapat dijadikan bahan untuk pertanggungjawaban /akuntabiltas pelaksanaan program pelayanan konseling.