Kemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdf
PERTEMUAN KE-11.pptx
1. Akuntansi Keuangan Lanjutan 2
Akuntansi Keuangan Lanjutan 2
P E M B E L I AN S AH A M O L E H I N D U K S E C AR A L AN G S U N G
PAD A P E R U S AH A A N AN A K
PERTEMUAN KE-11
2. Akuntansi Keuangan Lanjutan 2
TUJUAN PEMBELAJARAN
• Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan kemudian menjelaskan
kembali tentang beberapa persoalan khusus dalam penyusunan laporan
keuangan konsolidasi
• Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan menganaisis
permasalahan berkaitan dengan pembelian saham oleh induk secara
langsung pada perusahaan anak
• Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan menganaisis
permasalahan terkait dengan jika perusahaan anak mempunyai beberapa
jenis saham yang beredar
• Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan kemudian menjelaskan
kembali tentang Saham prioritas dalam prespektif hukum islam
3. Akuntansi Keuangan Lanjutan 2
PENDAHULUAN
• Beberapa permasalahan khusus laporan keuangan gabungan dalam perusahaan
yang berafiliasi dapat menyangkut beberapa hal sbb:
1. Dalam hal pembelian saham oleh induk secara langsung pada perusahaan
anak.
2. Perusahaan anak mempunyai beberapa jenis saham yang beredar.
3. Saham bonus atau deviden saham (Stock deviden) dari perusahaan anak.
4. Timbulnya laba/rugi dari transaksi antar perusahaan yang berafiliasi.
5. Pemilikan obligasi (surat berharga lain) dalam perusahaan yang berafiliasi.
4. Akuntansi Keuangan Lanjutan 2
PEMBELIAN SAHAM OLEH INDUK SECARA
LANGSUNG PADA PERUSAHAAN ANAK
• Pembelian saham oleh induk secara langsung pada perusahaan anak,
akan mempengaruhi komposisi modal perusahaan anak dibandingkan
dengan sebelum adanya pembelian saham oleh induk
• saldo modal (hak-hak pemegang saham) perusahaan anak akan
bertambah sesuai jumlah harga yang dibayar untuk saham-saham yang
dijual tersebut
• apabila neraca konsolidasi disusun oleh perusahaan induk, maka eliminasi
terhadap hak-hak pemilikan pada perusahaan anak akan bertitik tolak
pada saldo modal setelah terjadinya penjualan saham terakhir
5. Akuntansi Keuangan Lanjutan 2
• Contoh Soal 10.1
• PT. Arjuna pada tanggal 31 Desember 2019 mempunyai setruktur permodalan
sbb:
• Modal saham (50.000 lembar nominal Rp.5000) Rp.250.000.000
• Laba ditahan Rp. 75.000.000
• Saham treasury (yg ditarik dari peredaran) 3000 lbr (Rp. 15.000.000)
• Jumlah modal Rp.310.000.000
• Pada tanggal 1 Januari 2020 PT.Bima membeli 40.000 lembar saham PT.Arjuna
di pasar modal dan 3000 lembar saham treasury PT.Arjuna secara langsung dari
PT.Arjuna, dengan harga per lembar Rp.5.500 dengan jumlah harga pokok total
Rp.236.500.000.
6. Akuntansi Keuangan Lanjutan 2
• Dengan adanya transaksi jual beli saham tersebut maka tidak saja
mempengaruhi dampak financial pada PT.Arjuna saja melainkan juga
berdampak pada PT.Bima. Dampak financial tersebut akan dicatat oleh
kedua perusahaan tersebut sbb:
• Untuk Penjelasan lebih lanjut dapat di lihat di MODUL
PT.BIMA PT.ARJUNA
Keterangan Debet Kredit Keterangan Debet Kredit
Inv.Shm PT.Arjuna 236.500.000 Kas 16.500.000
Kas 236.500.000 Mdl.Shm Treasury 15.000.000
Agio saham 1.500.000
7. Akuntansi Keuangan Lanjutan 2
PERUSAHAAN ANAK MEMPUNYAI BEBERAPA
JENIS SAHAM YANG BEREDAR
• Apabila saham yang dikeluarkan oleh perusahaan anak lebih dari satu jenis,
misalnya saham biasa (common stock) dan saham utama/prioritas (preffered
stock), dan perusahaan induk mengasai keduanya maka harus dibedakan
besarnya bagian hak-hak pemegang saham menurut jenisnya masing-masing
• Penentuan besarnya hak pemegang saham sesuai dengan jenis saham yang
beredar dilakukan sejak saat posisi control diperoleh dan pada saat laporan
keuangan konsolidasi akan disusun
• Penentuan hak-hak pemegang saham dilakukan dengan bertitik tolak pada nilai
buku masing-masing golongan saham
• Bila saham terdiri dari dua jenis saham diatas maka harus ditentukan terlebih
dahulu semua hak preferensi dari para pemegang saham prioritas baru kemudian
sisanya diperhitungkan sebagai hak para pemegang saham biasa.
8. Akuntansi Keuangan Lanjutan 2
SAHAM PREFEREN (PREFERED STOCK)
• Saham preferen merupakan saham yang mempunyai hak khusus melebihi
pemegang saham biasa
• Biasanya keistimewaan ini dihubungkan dalam hal pembagian deviden atau
pembagian aktiva pada saat likuiditas
• Saham prioritas memiliki hak-hak preferensi terhadap kekayaan bersih dalam hal
terjadi likuidasi sebesar nilai nominalnya (nilai yang ditetapkan).
• Kelebihan dalam hal pembagian deviden adalah bahwa deviden yang dibagi
pertama kali harus dibagikan untuk saham preferen
• Deviden saham preferen tidak terutang atas dasar waktu, tetapi baru terutang
jikasudah diumumkan oleh perusahaan
• Biasanya saham preferen mempunyai nilai nominal dan devidennya dinyatakan
dalam persentase dari nilai nominal
9. Akuntansi Keuangan Lanjutan 2
• Saham preferen dipisah lagi menjadi:
1. Saham preferen kumulatif
2. Saham preferen tidak kumulatif
3. Saham preferen partisipasi
4. Saham preferen konvertibel
• Contoh Soal 10.2:
• PT. Anak mempunyai rekening modal per 31 Desember 2018 sesaat
sebelum sebagain sahamnya dibeli oleh PT.Induk sbb:
10. Akuntansi Keuangan Lanjutan 2
Rekening / Jenis Saham Lembar Jumlah (Rp) Prosentase
Saham biasa (nom Rp.10.000) 50.000 500.000.000 62.5
Saham Prioritas 20% (nom Rp. 15.000) 20.000 300.000.000 37.5
Jumlah modal Saham 800.000.000 100
Laba Ditahan 250.000.000
Jumlah Modal 1.050.000.000
Tidak ada deviden sejak tahun 2017
Pada tanggal 1 Januari 2019 PT.Induk membeli 40.000 (80%) lembar saham biasa PT.Anak dengan
harga per lembar Rp.12.000 dan 15.000 (75%) lembar saham Prioritas PT.Anak dengan harga per
lembar Rp.16.000.
11. Akuntansi Keuangan Lanjutan 2
SAHAM PRIORITAS KOMULATIF PARTISIPASI PENUH
• Saham Prioritas jenis ini disamping memiliki hak/klaim terhadap kekayaan
bersih seperti halnya saham prioritas yang lain, juga memiliki hak atas laba
dan deviden yang komulatif serta mempunyai hak atas partisipasinya di
dalam jumlah modal yang ditetapkan (sesuai dengan ketentuan yang
berlaku) terhadap sisa laba jika ada. Jika terjadi devisit sepenuhnya
merupakan tanggung jawab pemegang saham biasa.
• Untuk Penjelasan lebih lanjut dapat di lihat di MODUL
12. Akuntansi Keuangan Lanjutan 2
SAHAM PRIORITAS TIDAK KOMULATIF PARTISIPASI
• Saham prioritas jenis ini memiliki hak atau klaim terhadap kekayaan bersih
sebesar nilai nominal (nilai yang ditetapkan).
• Hak deviden atau bagian laba hanya diperoleh apabila perusahaan
mendapatkan laba, sedangkan jika perusahaan menderita rugi maka tidak
akan mendapatkan hak atas deviden dalam tahun buku yang
bersangkutan.
• Dengan kata lain bagian atas deviden tidak komulatif
• Pada jenis saham prioritas ini semua defisit yang terjadi menjadi
tanggungjawab pemegang saham biasa
• Untuk Penjelasan lebih lanjut dapat di lihat di MODUL
13. Akuntansi Keuangan Lanjutan 2
SAHAM PRIORITAS KOMULATIF TIDAK
PARTISIPASI
• Saham Prioritas jenis ini mempunyai hak atau klaim terhadap kekayaan
bersih sebesar nilai nominal (nilai yang ditetapkan) jika semua deviden
yang menjadi haknya sampai dengan tanggal terakhir telah dibagikan
• Deviden bagi saham prioritas jenis ini merupakan beban tetap yang dilihat
dari segi kepentingan pemegang saham biasa, hal tersebut sama
perlakukannya terhadap biaya bunga modal asing
• Untuk Penjelasan lebih lanjut dapat di lihat di MODUL
14. Akuntansi Keuangan Lanjutan 2
SAHAM PRIORITAS TIDAK KOMULATIF DAN
TIDAK PARTISIPASI
• Dalam saham prioritas bentuk ini hak pemilikan atau klaim terhadap
kekayaan bersih perusahaan tidak terbatas hanya sebesar nilai nominal
(nilai yang ditetapkan), sedangkan saldo laba yang ditahan selurunya
merupakan bagian dari para pemegang saham biasa.
• Dan hak pembagian laba terbatas pada jumlah hak preferensinya untuk
tahun buku yang bersangkutan dan tidak ada hak atas laba jika
perusahaan menderita kerugian.
• Untuk Penjelasan lebih lanjut dapat di lihat di MODUL
15. Akuntansi Keuangan Lanjutan 2
SAHAM PRIORITAS DALAM PRESPEKTIF HUKUM
ISLAM
• Dari adanya perbedaan karakteristik antara saham biasa dan saham istimewa,
para ulama pun menetapkan hukum yang berbeda antara saham biasa, saham
istimewa.
• Saham biasa dianggap masih boleh untuk dibeli, selama masih mengikuti
beberapa aturan Islam atas hubungan kerja bisnis yang akan dibahas
selanjutnya. Hal ini dikarenakan, pada saham biasa terdapat karakteristik
kesamaan hak dan kewajiban antara pemegang saham dan pemilik usaha.
Masih-masing memiliki kewajiban dan hak atas usaha yang dijalankan.
• Sementara itu, dalam hal saham istimewa, para ulama ahli fikih sepakat
mengharamkannya. Hal ini dikarenakan adanya perlakuan yang tidak setara yang
diberikan kepada pemegang saham istimewa jika dibandingkan kepada
pemegang saham biasa.