SlideShare a Scribd company logo
1 of 109
HUKUM KAMMA
Semua jenis perbuatan dan hasil
perbuatan.
1). Perbuatan yang disertai kehendak, jika
tanpa kehendak maka bukan kamma.
2). Dalam Anguttara Nikaya III/415:
artinya: Oh para bhikkhu, kehendak untuk
berbuatlah yang kunamakan kamma.
3). Hasil kamma disebut kamma vipaka.
Beberapa Pandangan Keliru
tentang Hukum Kamma
1. Kamma hanya dianggap sebagai hal-hal
yang buruk saja.
Padahal, kamma artinya perbuatan, sedangkan
hasilnya disebut vipaka.
Oleh sebab itu, tidak hanya berhubungan dengan
perbuatan buruk atau akibat buruk saja, akan
tetapi perbuatan baik atau akibat yang baik
juga.
2. Kamma Vipaka dianggap sebagai
takdir yang tidak bisa diubah.
Pandangan ini keliru, karena ajaran Buddha
tidak mengajarkan paham takdir ataupun
paham kebebasan bertindak akan tetapi suatu
kehendak bersyarat.
Karena kalau hal ini terjadi maka seseorang
tidak bisa terbebas dari penderitaan.
Contoh : seseorang hidup miskin karena
kamma vipaka lampaunya yang buruk, dia bisa
mengubah kondisinya dengan bekerja keras.
3. Prinsip kerja Hukum Kamma adalah
mata dibayar mata, nyawa dibayar
nyawa.
Ini suatu pandangan salah, kamma tidak
akan selalu menghasilkan bentuk vipaka yg
sama, misalnya membunuh akan selalu
dibunuh, mencuri akan selalu dicuri lagi.
Pandangan ini keliru karena kamma selalu
dipengaruhi oleh kondisi-kondisi saat ini
sehingga tidak selamanya hasil kamma
(vipaka) sama dengan kammanya.
4. Kamma orang tua diwariskan pada
anaknya.
Contoh : anggapan anak lahir cacat karena
ayahnya suka main pelacur
Prinsip ini keliru, karena prinsip kerja
kamma, siapa yang melakukan perbuatan,
maka ia pula yang akan menerima hasilnya.
Dalam Culakamma vibhanga Sutta, Majjhima
Nikaya 135, Sang Buddha bersabda :
ā€œSemua mahluk memiliki kammanya sendiri,
mewarisi kammanya sendiri, lahir dari
kammanya sendiri, berhubungan dengan
kammanya sendiri, dilindungi oleh
kammanya sendiri. Kamma itulah yang
membedakan keadaan rendah atau tinggiā€.
5. Segala sesuatu yang terjadi saat ini
adalah akibat dari perbuatan pada
kehidupan lampau.
Pandangan bahwa jatuh tersandung, jatuh
sakit, dan sebagainya adalah merupakan
hasil kamma semata, sang Buddha menolak
pandangan ini, karena bila demikian adanya
maka sia-sialah seseorang berbuat baik, sia-
sialah seseorang berusaha.
Hal ini akan membuat seseorang bersikap
apatis atau pasrah dan tidak mau berusaha
memperbaiki Vipaka buruknya.
6. Kamma maupun Vipaka ditentukan
oleh Suatu mahluk yang disebut Tuhan
Pandangan ini berpendapat bahwa semua yg
diperbuat atau dialami seseorang pada saat
sekarang, baik hal yg baik maupun yg buruk
tidak lain merupakan kehendak dari suatu
mahluk adi kuasa yg disebut tuhan.
Pandangan ini keliru sebab kalau hal ini
benar terjadi maka yg disebut mahluk dialam
semesta hanya merupakan Wayang yg
dimainkan oleh seorang Dalang
Kalau hal ini terjadi maka seorang perampok
pencuri tidak perlu bertanggung jawab
terhadap semua perbuatan buruknya
7. Kamma buruk di kehidupan lampau dapat
dihilangkan atau dihapuskan.
Pandangan ini keliru, karena bagaimanapun
juga perbuatan buruk sudah dilakukan dan
sudah terjadi, sehingga akibat dari perbuatan
buruk tsb pasti akan diterima dan tidak akan
dapat dihapus.
Bahkan, Sang Buddha sendiri tetap menerima
hasil kamma buruk Beliau dari perbuatan Beliau
pada kehidupan lampau yang pernah Beliau
lakukan, di antaranya berupa terlukanya kaki
Beliau karena batu yang dijatuhkan oleh
Devadatta. Jika kamma lampau bisa dihapus
maka sudah pasti Sang Buddha dengan mudah
bisa menghilangkannya dan Beliau tentu tdk akan
8. Hukum Kamma hanya berlaku bagi
orang yang mempercayainya saja.
Pandangan ini keliru, karena Hukum Kamma
adalah hukum yg universal yang berlaku
bagi siapa saja, kepada yang percaya atau
tidak percaya.
Siapa saja yang berbuat jahat, percaya atau
tidak percaya terhadap Hukum Kamma, dia
tetap akan menerima akibat dari
perbuatannya tersebut.
11
SKEMA KESADARAN
Aktif
(aktivitas batin)
Kamma
(perbuatan) Bukan Kamma
Faktor kesadaran
minimal :
Phassa
Vedana
Sanna
Cetana
Ekagata
Jivitindria
Manasikara
Kesadaran
Pasif
(menerima hasil)
Kiriya
(fungsional)
Lokuttara
(Obyek Nibbana)
Perbuatan baik yang disertai kehendak
(cetana) yang baik.
Akan menghasilkan kusala vipaka kamma.
Perbuatan yang tidak baik yang disertai
kehendak (cetana) yang tidak baik.
Akan menghasilkan akusala vipaka kamma.
Kamma melalui pikiran.
Kamma melalui ucapan.
Kamma melalui jasmani.
1) Membunuh
makhluk hidup
1) Berbohong 1) Menginginkan harta
orang lain (lobha)
2) Mencuri dan
menipu
2) Memfitnah 2) Pikiran ingin
menyakiti orang lain
(dosa)
3) Kelakuan seks yang
tidak pantas
3) Berkata-kata kasar 3) Pandangan keliru
(moha)
4) Omong kosong
A. Merupakan salah satu dari hukum
semesta.
B. Bukan ajaran yang pasrah pada
nasib.
C. Merupakan hukum sebab akibat
moral.
D. Sesuai dengan benih yang ditabur,
begitulah buah yang akan dipetik.
E. Kebebasan kehendak.
16
A. KAMMA MERUPAKAN SALAH SATU DARI
5 HUKUM TERTIB UNIVERSAL
ā€¢ Hukum tertib universal :
1. Utu Niyama (Hk tertib suhu/temperatur)
2. Bijja Niyama (Hk tertib benih )
3. Citta Niyama (Hk tertib pikiran, satu
kesadaran hanya dapat mengalami satu
objek)
4. Kamma Niyama (Hk. Tertib perbuatan)
5. Dhamma Niyama (Hk. tertib phenomena)
MANUSIA
(Segala sesuatu
ā€œditakdirkanā€
oleh Tuhan)
MANUSIA
(Manusia berusaha
Tuhan yang
menentukan)
MANUSIA
(Manusia yg menuju
pada ā€œTuhanā€)
TUHAN
Ortodoks Heterodoks Independent
TUHAN
TUHAN
B. Bukan Ajaran yang Pasrah pada Nasib
ORTODOKS !!
HETERODOKS !!
KAMMA
KAM
MA
hanya memerlukan
sedikit usaha.
memerlukan banyak usaha
Ortodoks dan Heterodoks menurut
pandangan Buddhis sama sama benar
karena hanya merupakan proses
berbuahnya Kamma
KAMMA
C. Merupakan Hukum Sebab dan
Akibat Moral
ā€¢ Semua perbuatan pada umumnya menimbulkan
akibat, dan akibat ini merupakan pula sebab lain yg
menghasilkan akibat yang lain, begitu seterusnya
sehingga kamma sering juga disebut Hukum Sebab
dan Akibat.
D. Sesuai dengan Benih yang Ditabur, Begitulah
Hasil yang Akan Dipetik
Seseorang yang
menanam benih
buah apel
Seseorang yang
menanam benih
buah pare
Akan mendapatkan
Akan mendapatkan
Buah Apel
Buah Pare
oā€œSesuai dengan benih yang di tabur, begitulah buah yang akan
dipetiknya. Pembuat kebajikan akan mendapat kebajikan. pembuat
kejahatan akan memetik kejahatan pula. Taburlah biji-biji benih dan
engkau pulalah yang akan merasakan buah daripadanyaā€
E. Kebebasan Kehendak
Jikalau seseorang menyodokkan sebuah bola bilyar, bola bilyar yang
sudah bergerak memang tidak bisa ditarik kembali, akan tetapi kita bisa
menyusulkan sebuah bola bilyar lainnya kearah bola pertama yang
sedang meluncur. sehingga bola kedua dapat mengubah arah gerakan
bola pertama tadi. Bahkan, arah bola lain yang datang dari arah yang
berlawanan kadang-kadang dapat menghentikan gerakan bola pertama.
Demikian bekerjanya Hukum Kamma dalam penghidupan seseorang.
Kamma
Menurut Sifat/
Kedudukan
Menurut Jangka
Waktu Berbuahnya
Menurut Bobot/Kualitas
Menurut Cara
Kerjanya
Akusala 12
Maha Kusala 8
Rupavacara Kusala 5
Arupavacara Kusala 4
SKEMA KAMMA
Masak dalam 1 kehidupan kini
Masak dalam 1 kehidupan berikutnya
Masak dalam beberapa kehidupan
Tidak berbuah (mandul)
Kamma berat
Kamma menjelang ajal
Kamma kebiasaan
Kamma tidak sepenuh hati
Janaka Kamma
Kamma memotong
Kamma menekan
Kamma mendorong
5
Kamma berdasarkan
SIFAT KEDUDUKAN
12 Kesadaran Tak Bermanfaat (Akusala Citta 12)
8 KESADARAN BERAKAR PADA KESERAKAHAN
Jenis
Cetana
Jenis
Perasaan
Terkait
dengan
Spontanitas
Lobha 1 Senang Pandangan Salah Spontan
Lobha 2 Senang Pandangan Salah Dengan Ajakan
Lobha 3 Senang Tidak terkait Spontan
Lobha 4 Senang Tidak terkait Dengan Ajakan
Lobha 5 Biasa saja Pandangan Salah Spontan
Lobha 6 Biasa saja Pandangan Salah Dengan Ajakan
Lobha 7 Biasa saja Tidak terkait Spontan
Lobha 8 Biasa saja Tidak terkait Dengan Ajakan
KEMBALI
12 Kesadaran Tak Bermanfaat (Akusala Citta 12)
2 KESADARAN BERAKAR PADA KEBENCIAN
Jenis
Cetana
Jenis
Perasaan
Terkait
dengan
Spontanitas
Dosa 1 Tidak Senang Penolakan Spontan
Dosa 2 Tidak Senang Penolakan Dengan Ajakan
KEMBALI
Jenis
Cetana
Jenis
Perasaan
Terkait
dengan Spontanitas
Moha 1 Biasa saja Keragu-raguan Spontan
Moha 2 Biasa saja Kegelisahan Spontan
2 KESADARAN BERAKAR PADA KEBODOHAN
Lobha
mula
Citta 8
Somanassa
Sahagatam
(Dengan Senang)
Upekkha
Sahagatam
(Biasa Saja)
Ditthigatasampayutta
(Bersekutu dengan
Pandangan Salah)
Ditthigatasampayutta
(Bersekutu dengan
Pandangan Salah)
Ditthigatavippayutta
(Tidak Bersekutu dengan
Pandangan Salah)
Ditthigatavippayutta
(Tidak Bersekutu dengan
Pandangan Salah)
Asankharika
(Tanpa Ajakan)
Sasankharika
(Dengan Ajakan)
Asankharika
(Tanpa Ajakan)
Sasankharika
(Dengan Ajakan)
Asankharika
(Tanpa Ajakan)
Sasankharika
(Dengan Ajakan)
Asankharika
(Tanpa Ajakan)
Sasankharika
(Dengan Ajakan)
LOBHA MULA CITTA 8
Dosa
mula
Citta 2
Domanassa
Sahagatam
(Dengan
Ketidaksenangan)
Upekkha
Sahagatam
(Biasa Saja)
Patighasampayuttam
(Bersekutu dengan
Penolakan)
Vicikicchasampayuttam
(Bersekutu dengan
Keragu raguan)
Uddhaccasampayuttam
( Bersekutu dengan
Kegelisahan)
Asankharikam
(Tanpa Ajakan)
Sasankharikam
(Dengan Ajakan)
Moha
mula
Citta 2
DOSA MULA CITTA 2
MOHA MULA CITTA 2
1 KAMMA BURUK YG BERBUAH DI ALAM NAFSU
(Akusala Citta 12)
2 KAMMA BAIK YG BERBUAH DI ALAM NAFSU
(Maha Kusala 8 )
3 KAMMA BAIK YG BERBUAH DI ALAM RUPA
BRAHMA ( Rupavacara Kusala Citta)
4 KAMMA BAIK YG BERBUAH DI ALAM ARUPA
BRAHMA ( Arupavacara Kusala Citta 4)
Kamma berdasarkan sifat kedudukannya
a. Kamma buruk yang berbuah di alam nafsu
Dilakukan oleh
perbuatan
jasmani
1. Membunuh 2. mencuri
3. Perbuatan sex yg asusila
Dilakukan oleh
kata kata.
1. Berbohong 2. Memfitnah
3. Berkata Kasar 4. Bergunjing
Dilakukan oleh
Pikiran
1. Ketamakan 2. Kemauan Jahat
3. Pandangan Salah
Ada sepuluh ( 10 ) tindakan jahat yang disebabkan
oleh perbuatan badan jasmani, ucapan, dan pikiran
Jenis
Cetana
Jenis
Perasaan
Terkait
dengan
Spontanitas
Maha
Kusala 1
Senang Pengertian
benar
Spontan
Maha
Kusala 2
Senang Pengertian
benar
Dengan
ajakan
Maha
Kusala 3
Senang Tidak
terkait
Spontan
Maha
Kusala 4
Senang Tidak
terkait
Dengan
ajakan
b. 8 Kesadaran Bermanfaat
Maha Kusala Citta 8
Jenis
Cetana
Jenis
Perasaan
Terkait
dengan
Spontanitas
Maha
Kusala 5
Biasa saja Pengertian
benar
Spontan
Maha
Kusala 6
Biasa saja Pengertian
benar
Dengan
ajakan
Maha
Kusala 7
Biasa saja Tidak
terkait
Spontan
Maha
Kusala 8
Biasa saja Tidak
terkait
Dengan
ajakan
b. 8 Kesadaran Bermanfaat
Maha Kusala citta 8
Maha
Kusala
Citta 8
Somanassa
Sahagatam
(Dengan Senang)
Upekkha
Sahagatam
(Biasa Saja)
Nanasampayutta
(Bersekutu dengan
Pengertian Benar)
Nanasampayutta
(Bersekutu dengan
Pengertian Benar)
Nanavippayutta
(Tidak Bersekutu dengan
Pengertian Benar)
Nanavippayutta
(Tidak Bersekutu dengan
Pengertian Benar)
Asankharika
(Tanpa Ajakan)
Sasankharika
(Dengan Ajakan)
Asankharika
(Tanpa Ajakan)
Sasankharika
(Dengan Ajakan)
Asankharika
(Tanpa Ajakan)
Sasankharika
(Dengan Ajakan)
Asankharika
(Tanpa Ajakan)
Sasankharika
(Dengan Ajakan)
1 2 3 4
5 6 7 8
1
2
3
4
5
6
7
8
MAHA KUSALA CITTA 8
Dengan
Pengertian
Tanpa
Pengertian
b. Kamma baik yang berbuah dialam nafsu
Perbuatan baik Akibat
1 Berdana Memiliki kekayaan materi.
2 Moralitas (sila) Kelahiran dalam keluarga yang
terpandang dan berbahagia.
3 Meditasi (bhavana) Kelahiran di alam bentuk dan di
alam tanpa bentuk.
4 Penghormatan
(apacayana)
Memiliki keturunan mulia dan
dihormati.
5 Pengabdian
(veyyavaca)
Memiliki banyak pengikut
Ada 10 jenis perbuatan baik
Perbuatan Baik Akibat
6 Melimpahkan jasa kebajikan
(pattidana)
Memiliki harta berlimpah
dalam kehidupan yang akan
datang.
7 Turut berbahagia atas perbuatan
baik orang lain (anumodana)
Menghasilkan kegembiraan
dimanapun dia dilahirkan.
8 Mendengarkan Dhamma
(Dhamma Savana)
Bijaksana,pandai, dan
berpengetahuan luas
9 Membabarkan Dhamma
(Dhamma Desana)
Bijaksana,pandai, dan
berpengetahuan luas
10 Meluruskan pandangan hidup
orang lain (ditthijjukamma)
Bijaksana dan pandai
Rupavacara
Kusala Citta
1
Vitakka Vicara Piti Sukha Ekaggata
Rupavacara
Kusala Citta
2
-- Vicara Piti Sukha Ekaggata
Rupavacara
Kusala Citta
3
-- -- Piti Sukha Ekaggata
Rupavacara
Kusala Citta
4
-- -- -- Sukha Ekaggata
Rupavacara
Kusala Citta
5
-- -- -- -- Ekaggata
+ Upekkha
C. Rupavacara Kusala Citta 5
c. Perbuatan baik yang yang berbuah dialam bentuk
Ada 5 macam RupaJhana yang dihasilkan Meditasi Samatha
1. Jhana pertama, kesadaran moral yang terdiri dari penerapan awal ( vitakka ),
penerapan terus menerus ( vicara ), perhatian yang menyenangkan ( piti ),
kebahagiaan ( sukha ), dan pemusatan perhatian ( ekaggata ),
2. Jhana kedua, kesadaran moral yang terdiri dari penerapan terus menerus
(vicara), perhatian yang menyenangkan (piti), kebahagiaan (sukha) dan
pemusatan perhatian (ekaggata).
3 Jhana ketiga, kesadaran moral yang terdiri dari perhatian yang
menyenangkan (piti), kebahagiaan, dan pemusatan perhatian (ekaggata).
4 Jhana keempat, kesadaran moral yang terdiri dari kebahagiaan (sukha) dan
pemusatan perhatian (ekaggata),
5 Jhana kelima, kesadaran moral yang terdiri dari keseimbangan ( upekkha )
dan pemusatan perhatian (ekaggata). Jhana-jhana ini mempunyai akibat
yang sesuai di alam bentuk.
Arupavacara
Kusala Citta
1
Ekaggata
+ + Akasanancayatana
Upekkha
Arupavacara
Kusala Citta
2
Ekaggata
+ + Vinnanancayatana
Upekkha
Arupavacara
Kusala Citta
3
Ekaggata
+ + Akinncanayatana
Upekkha
Arupavacara
Kusala Citta
4
Ekaggata
+ + Nevasannanasana
Upekkha yatana
Arupavacara Kusala Citta 4
d. Perbuatan baik yang masak di alam Tanpa Bentuk
Ada 4 macam Arupa Jhana:
1. Kesadaran moral yang berada di ā€œ Ruang
yang Tidak Terbatas ā€œ ( Akasanancayatana ),
2. Kesadaran moral yang berada di ā€œ Kesadaran
yang Tidak Terbatas (Vinnanancayatana)
3 Kesadaran moral yang berada di ā€œ
Kehampaan ā€œ ( Akincannayatana ),
4 Kesadaran moral dimana Tidak Ada
Pemahaman bukan pula Ada Pemahaman (
Nā€™eva sanna ā€˜asannayatana ).
6
Kamma Berdasarkan
Jangka waktu berbuahnya
Pembagian Kamma berdasarkan
Waktu Berbuahnya
Jenis Kamma Waktu berbuahnya
Dithhadhammavedaniya
Kamma
Kamma yang berbuah dalam
kehidupan saat ini juga.
Upapajjavedaniya Kamma Kamma yang berbuah dalam 1
kehidupan yang akan datang.
Aparapariyavedaniya Kamma Kamma yang terus berbuah
dalam beberapa kehidupan*
Ahosi Kamma Kamma yang tidak efektif
*Tidak ada seseorangpun yang terkecuali dalam jenis kamma ini. Bahkan Buddha dan
Arahat pun masih mendapatkan efek dari kamma ini.
PROSES PIKIRAN (CITTA VITHI)
AB BC BP PD PV SC SR V J1 J2 J3 J4 J5 J6 J7 TR TR
AB = Atita Bhavanga (Bhavanga yang lalu/lama,
yg menyentuh obyek baru)
BC = Bhavanga Calana (Bhavanga yang
menggetar, sebab ada obyek baru datang
menyentuh)
BP = Bhavanga Paccheda (Bhavanga
menangkap, yaitu menangkap obyek baru)
PD = Pancadvarajjana (lima pintu dari
kesadaran, untuk menyelidiki lima obyek
baru yang datang menyentuh)
PV = Panca Vinnana (lima kesadaran)
Vipaka Kamma
Begitu Indera kita kontak dengan objek, itu sudah merupakan vipaka/hasil.
Selanjutnya, kita menolak atau terikat dengan objek tersebut, itu sudah
merupakan kamma yang baru.
SC = Sampaticchana (kesadaran menerima, yaitu
menerima Pancarammana/lima obyek)
SR = Santirana (kesadaran memeriksa/menyelidiki, yaitu
menyelidiki untuk mengetahui obyek yang baik dan
jahat)
VP = Votthapana (kesadaran memutuskan, yaitu
memutuskan obyek sebagai kusala, akusala, kiriya)
J = Javana (dorongan, yaitu dorongan terhadap obyek yang
telah menjadi kusala, akusala, kiriya)
TR = Tadarammana (kesadaran mencatat/menerima, yaitu
menerima obyek dari Javana)
1
2
3
4
5
6
7
Javana 7
Dithhadhammavedaniya Kamma
Upapajjavedaniya Kamma
Aparapariyavedaniya Kamma Kamma yang terus berbuah dalam
beberapa kehidupan*
Kamma yang berbuah dalam
kehidupan saat ini juga.
Kamma yang berbuah dalam 1 kehidupan yang
akan datang
45
ā€¢ KAMMA YANG BERBUAH SEGERA DI KEHIDUPAN INI JUGA
(Ditthadhammavedaniya-kamma)
ā€¢ KAMMA YANG BERBUAH PADA SATU KEHIDUPAN BERIKUTNYA
(Uppajjavedaniya-kamma)
ā€¢ KAMMA YANG BERBUAH PADA KEHIDUPAN-KEHIDUPAN
SELANJUTNYA YANG AKAN DATANG
(Aparaparavedaniya-kamma)
ā€¢ KAMMA YANG TIDAK DAPAT BERBUAH
(Ahosi-kamma)
MENURUT JANGKA WAKTU BERBUAHNYA:
Kamma yang berbuah pada kehidupan ini (Ditthadhamma
vedaniya kamma) ada dua jenis:
Paripakka dittha dhammavedaniya kamma: kamma yang
memberikan hasil/akibat dalam kehidupan sekarang ini,
termasuk yang sudah masak betul ļƒØ memberikan hasil
dalam 7 hari;
misalnya: seorang miskin Punna yang memberikan dana
makanan kepada YM. Sariputta Thera, setelah berdana
menjadi kaya raya dalam waktu 7 hari; seorang miskin
Kakavaliya yang memberikan dana makanan kepada YM
Mahakassapa Thera, setelah berdana menjadi kaya raya
dalam waktu 7 hari.
Aparipakka dittha dhammavedaniya kamma: kamma yang
memberikan hasil/akibat dalam kehidupan sekarang ini,
belum termasuk yang masak betul. ļƒØ memberikan hasil
lebih dari 7 hari;
misalnya berbuat kebaikan atau kejahatan di usia muda
akan memberikan hasil/akibatnya pada usia muda atau
usia tua dalam kehidupan sekarang juga.
47
Contoh Ahosi Kamma
YM Angulimala Thera, dulunya sebelum menjadi anggota sangha pernah
menjadi penjahat dan telah membunuh ratusan orang.
Setelah beliau bertemu Buddha kemudian menjadi bhikkhu.
Sewaktu menjadi bhikkhu beliau sangat tekun melaksanakan meditasi
Vipassana bhavana dan akhirnya beliau merealisasi tingkat kesucian
Sotapana, kemudian Sakadagami dan terakhir merealisasi Arahat
(tingkat kesucian tertinggi).
Seharusnya, beliau tumimbal lahir di neraka, namun sotapatti magga kusala
yang didapat ketika beliau merealisasi Sotapana telah mengakibatkan
akusala kamma beliau yang cukup banyak itu menjadi tidak punya
kesempatan lagi untuk berbuah di alam menyedihkan.
7
Kamma berdasarkan
Bobotnya/Kualitasnya
7. Kamma menurut
Menurut Bobotnya/Kualitasnya
ā€¢ PERBUATAN BERAT/SERIUS (
GARUKA KAMMA)
ā€¢ PERBUATAN MENJELANG MATI/AJAL
ASANNA KAMMA
ā€¢ PERBUATAN KEBIASAAN (
BAHULA / ACINNA KAMMA)
ā€¢ PERBUATAN TIDAK SEPENUH HATI
KATATTA KAMMA)
Kamma
yang berat
GARUKA
KAMMA
Kamma
menjelang
ajal
ASANNA KAMMA
Kamma
kebiasaan
ACINNA KAMMA Kamma
yang tidak
sepenuh hati
KATATTA
KAMMA
Urutan masaknya Kamma
yang muncul lebih dulu
A. Garuka Kamma
Kamma yang berat
Garuka Kamma
Akusala Garuka Kamma Kusala Garuka Kamma
Meditasi mencapai
RupaJhana dan Arupa
Jhana
Niyattamiccaditthi Kamma
(Menyebarkan ajaran
walaupun tahu bahwa
ajaran tsb salah)
LOBHA MULA CITTA 4
Pancanantariya Kamma
(5 Perbuatan durhaka)
DOSA MULA CITTA 2
Garuka kamma yang buruk
(Akusala Garuka Kamma)
A.Pancanantariya kamma (lima perbuatan durhaka):
1. Membunuh ibu
2. Membunuh ayah
3. Membunuh Arahat terkait dg Dosamula
4. Melukai Sang Buddha citta 2
5. Memecah belah Sangha
B. Niyattamicchaditthi kamma:
Mengajarkan pandangan keliru secara sadar
dan terus-menerus. terkait dg Lobhamula
citta 4
Kusala Garuka Kamma dan buahnya
Merealisasi Jhana sehingga
dapat tumimbal lahir di alam
Brahma segera setelah kehidupan ini
Perbedaan dalam tugas menimbulkan
hasil/akibat dari Akusala Garuka Kamma dengan
Kusala Garuka Kamma adalah:
Akusala Garuka Kamma itu, bila tidak ada
waktu menimbulkan hasil/akibat, tetap
mempunyai kesempatan untuk menjadi
Upatthambaka Kamma.
Sedangkan Kusala Garuka Kamma itu, bila
tidak ada waktu menimbulkan hasil/akibat,
akan menjadi Ahosi Kamma (yang tidak
menimbulkan akibat sama sekali), dan tidak
mempunyai kesempatan untuk menjadi
upatthambaka Kamma.
B. Asanna Kamma
(kamma yang dilakukan menjelang ajal)
Akusala kamma atau kusala kamma yang pernah kita perbuat
sudah lama dan tidak teringat lagi, bila sewaktu akan
meninggal dunia terkenang dengan perbuatan yang pernah
dilakukan itu, misalnya terkenang perbuatan jahat, maka saat
itu akusala citta (pikiran buruk) akan timbul. Akusala citta
yang timbul sewaktu teringat dengan perbuatan jahat itulah
yang disebut Akusala Asanna Kamma.
Namun, jika terkenang dengan perbuatan baik yang pernah
dilakukan, maka kusala citta (pikiran baik) timbul. Kusala citta
yang timbul sewaktu teringat dengan perbuatan baik itulah
yang disebut Kusala Asanna Kamma.
56
ASANNA KAMMA
CUTI pat
Saat akhir,
akan muncul
gambaran:
perbuatan,
objek perbuatan,
dan tempat
Sekarang
Yang akan
datang
C. Acinna Kamma
(kamma kebiasaan)
Seseorang yang sering melakukan kebaikan,
misalnya suka berdana, melaksanakan moralitas,
suka bermeditasi, belajar dhamma dan lain-
lainnya, perbuatan ini disebut kusala acinna
kamma.
Atau, seseorang yang melakukan satu kejahatan,
walaupun hanya sekali saja, tetapi orang itu selalu
memikirkan perbuatan jahatnya itu, kemudian
timbul kegelisahan dan ketakutan, ini juga disebut
akusala acinna kamma.
Dalam melakukan kebaikan juga sama, walaupun
melakukan kebaikan hanya sekali saja, tetapi
selalu diingat perbuatan baiknya itu, kemudian
timbul rasa bahagia atas perbuatan baiknya, maka
ini juga disebut kusala acinna kamma.
D. Katatta Kamma
(kamma yang dilakukan tidak sepenuh hati,
tak tergolong kategori garuka, asanna atau
acinna kamma)
Akusala kamma atau kusala kamma yang
dilakukan tidak sepenuh hati dari waktu ke
waktu, dan yang tak tergolong ketiga kategori
kamma sebelumnya, baik dalam kehidupan
sekarang maupun kehidupan lampau, di
mana pembuatnya mungkin juga sudah lupa
karena kesannya kurang kuat.
Menjelang meninggal dunia, seseorang
akan mengalami satu dari tiga jenis objek
1. Kamma / perbuatan (kamma arammana)
2. Sign of Kamma / simbol perbuatan
(kamma nimitta arammana)
3. Sign of Destination / simbol tempat
tumimbal lahir (gati nimitta arammana)
Mengapa tanda-tanda ini muncul?
(obyek kamma)
Sewaktu akan meninggal, terkenang dengan perbuatan
yang pernah dilakukan (baik atau buruk), munculnya
melalui manodvara. Contoh:Ratu Malika.
(obyek bayangan kamma)
Sewaktu akan meninggal dunia terlihat sarana-sarana
perbuatan (baik atau buruk) yang pernah dilakukan.
Munculnya melalui manodvara dan pancadvara. Contoh:
Cunda penjagal babi dan Matakundali.
(obyek simbol-simbol
kelahiran).
Sewaktu akan meninggal dunia terlihat simbol-simbol
tempat kelahiran (baik atau buruk). Munculnya melalui
manodvara (tapi obyeknya yang sekarang). Contoh:
terlihat api,kepanasan, atau kelembaban.
Tanda/simbol ini muncul karena
perbuatan lampau atau perbuatan
menjelang ajal yang menemukan
kondisi yang tepat untuk tumimbal
lahir di kehidupan berikutnya
8
Kamma Menurut Cara
Bekerjanya / fungsinya
Kamma menurut cara bekerjanya (kicca):
Kamma Fungsi
Janaka Kamma Kamma Penghasil
Upatthambaka Kamma Kamma Mendorong
Upapilaka Kamma Kamma Menekan
Upaghataka Kamma Kamma Memotong
Kamma
Mendorong
(Upatthambhaka
Kamma)
Kamma
Menekan
(Upapilaka
Kamma)
Kamma
Memotong
(Upaghataka
Kamma)
Kamma Menurut Cara Bekerjanya
Janaka
Kamma
Adalah kamma yang mempunyai potensi
membuat suatu makhluk terlahirkan kembali.
Kamma ini yang menimbulkan Nama-
khanda (kelompok-batin) dan Kammaja-
rupa ( materi/jasmani ).
Janaka Kamma ini berfungsi melahirkan
makhluk-makhluk di ke-31 alam kehidupan
( bhumi 31 ).
A. Janaka Kamma
(Kamma Penghasil)
Janaka Kamma yang belum
mempunyai waktu menimbulkan
hasil hasil/akibat terbagi atas 2
jenis :
1. Janaka Kamma dalam kehidupan
yang lampau
2. Janaka Kamma dalam Kehidupan
sekarang
Peran Kamma Menjelang kematian
K K K
CU PS
K
Tanpa Jeda
Kamma terakhir yang
menentukan jenis
Patisandhi.Bisa berbentuk
Garuka Kamma, Asanna
Kamma,Acinna Kamma atau
Katatta Kamma.
Kamma memiliki 2 peran :
sebagai Energi Kamma dan
sebagai Janaka Kamma
CU = Cuti Citta
PS = Patsandhi Citta
Membentuk
Nama Rupa
MENURUT CARA BERKERJANYA
1, 2, 3, 4
1, 2, 3, 41, 2, 3, 4 1, 2, 3, 4
1, 2, 3, 4 1, 2, 3, 4 cuti Patisandhi
Janaka kamma
Memiliki batin & jasmani atau
N-R hasil JK
B. KAMMA MEMOTONG
(Upaghataka Kamma)
A A A A K cuti
A A A A K
K
JANAKA KAMMA
B. KAMMA MEMOTONG
(Upaghataka Kamma)
1. Memotong NR (hasil dari JK) sampai rusak.
1. Kusala ļƒ  Kusala NR : orang awam menjadi arahat.
2. Kusala ļƒ  Akusala NR : mahluk peta yang menerima
pelimpahan jasa.
3. Akusala ļƒ  Kusala NR : orang yang mendapat
kecelakaan.
4. Akusala ļƒ  Akusala NR : anjing yang mendapat
kecelakaan.
B. KAMMA MEMOTONG
(Upaghataka Kamma)
2. Memotong JK supaya tidak menimbulkan akibat untuk
selamanya
1. Kusala ļƒ  Kusala JK : Jhana II memotong Jhana I.
2. Kusala ļƒ  Akusala JK : YA. Angulimala.
3. Akusala ļƒ  Kusala JK : Devadatta.
4. Akusala ļƒ  Akusala JK : TIDAK ADA
C. KAMMA MENEKAN
(Upapilaka Kamma)
A A A A K cuti
A A A A
K
- A
JANAKA KAMMA
A
JK K menekan JK A shg JK A
berkurang bobotnya
C. KAMMA MENEKAN
(Upapilaka Kamma)
1. Menekan NR (hasil dari JK)
1. Kusala ļƒ  Akusala NR : anjing berpenyakitan lalu
berbuat baik.
2. Akusala ļƒ  Kusala NR : orang yang sehat tetapi
kemudian menjadi sakit sakitan.
2. Menekan JK supaya kekuatan menurun
1. Kusala ļƒ  Akusala JK : Raja Ajatasattu
2. Akusala ļƒ  kusala JK : bayi lahir cacat
C. KAMMA MENEKAN
(Upapilaka Kamma)
3. Menekan JK supaya tidak ada waktu
menimbulkan hasil/akibat.
1. Kusala ļƒ  Akusala JK : saat menjelang ajal
dikondisikan timbul nimita yang baik.
2. Akusala ļƒ  Kusala JK : saat menjelang ajal
terkondisikan timbul nimita yang buruk.
D. KAMMA MENDORONG
(Upatthambhaka Kamma)
1. Membantu NR (hasil dari JK) menjadi maju dan
bertahan lama.
K A K A K A
Lampau Sekarang
NR NR
1. Kusala (lampau) ļƒ  Kusala NR : jasmani Sang
Buddha bagus karena Parami masa lampau.
2. Kusala (Sekarang) ļƒ  Kusala NR : Dhamma duta
punya kedudukan, kebahagiaan, dsb.
D. KAMMA MENDORONG
3. Akusala (lampau) ļƒ  Akusala NR : anjing sudah
berpenyakitan masih kena pukul juga.
4. Akusala (sekarang) ļƒ  Akusala NR : kucing
makan tikus.
5. Kusala (lampau) ļƒ  Akusala NR : ada anjing
yang dipelihara dengan baik.
6. Kusala (sekarang) ļƒ  Akusala NR : ada anjing
yang karena cerdas, lalu dipelihara dengan baik.
7. Akusala (sekarang) ļƒ  Kusala NR : nelayan bisa
bertahan hidup karena mencari ikan.
8. Akusala (lampau) ļƒ  Kusala NR : TIDAK ADA
D. Kamma Mendorong
(Upatthambhaka Kamma)
2. Membantu JK yang sedang ļƒ  sempurna.
K
K
A
A
K A
K A
K A
Lampau Sekarang
Lampau Sehari hari ajal
JK JK
D. Kamma Mendorong
(Upatthambhaka Kamma)
1. Kusala (ajal) ļƒ  Kusala JK (lampau).
2. Kusala (ajal) ļƒ  Kusala JK (sekarang).
3. Akusala (ajal) ļƒ  Akusala JK (lampau).
4. Akusala (ajal) ļƒ Akusala JK (sekarang).
5. Kusala (sehari-hari) ļƒ  Kusala JK (lampau).
6. Kusala (sehari-hari) ļƒ  Kusala JK (sekarang).
7. Akusala (sehari-hari) ļƒ  Akusala JK (lampau).
8. Akusala (sehari-hari) ļƒ  Akusala JK (sekarang).
9. Kusala (lampau) ļƒ  Kusala JK (sekarang).
10. Akusala (lampau) ļƒ  Akusala JK (sekarang).
1. Kusala (ajal) ļƒ  Kusala JK (lampau).
ā€¢ A seorang pendiam, sabar dan takut berbuat salah,
hanya berbuat kebaikan menurut kemampuannya,
karena A adalah buruh kecil, penghasilannya
terbatas.
ā€¢ A jarang ke vihara untuk bersembahyang dan
mendengarkan dhamma, karena tidak ada waktu.
ā€¢ Sewaktu A sakit keras dan akan meninggal dunia,
batinnya tenang, setelah menghembuskan nafasnya
yang terakhir, ia tumimbal lahir di alam sugati.
ā€¢ Hal ini disebabkan kusala yang timbul sewaktu
menghadapi kematian, membantu kepada kusala
janaka kamma yang A pernah berbuat dalam
kehidupan lampau yang sedang mempunyai waktu
memberikan hasil sehingga memberikan kekuatan
untuk menimbulkan hasil dengan sempurna.
2. Kusala (ajal) ļƒ  Kusala JK (sekarang)
ā€¢ B seorang budiman, selalu berbuat kebaikan,
jarang berbuat kesalahan sebab takut dengan
akibatnya.
ā€¢ Sewaktu B akan meninggal dunia mempunyai
batin yang tenang,
ā€¢ Setelah ia meninggal dunia B tumimbal lahir di
alam sugati / alam menyenangkan
3. Akusala (ajal) ļƒ  Akusala JK (lampau).
ā€¢ C mempunyai sifat masa bodoh, tidak tertarik
dalam hal kebaikan, hanya berusaha mencari
uang melulu, tetapi tidak berbuat sesuatu
yang bertentangan dengan moralitas.
ā€¢ Sewaktu akan meninggal dunia batin C tidak
tenang karena terikat dengan keluarga.
Akusala citta timbul...
ā€¢ Setelah ia menghembuskan nafasnya yang
terakhir, C tumimbal lahir di alam peta (alam
setan).
4. Akusala (ajal) ļƒ Akusala JK (sekarang).
ā€¢ D seorang yang jahat, tidak percaya dengan
keburukan dan akibatnya, tidak percaya
adanya tumbimbal lahir. D berbuat sesuatu
menurut keinginannya, tidak percaya
siapapun.
ā€¢ Sewaktu D akan meninggal dunia, batinnya
gelisah, dan setelah meninggal dunia ia
tumimbal lahir di alam neraka.
5. Kusala (sehari-hari) ļƒ  Kusala JK (lampau).
ā€¢ E adalah anak seorang budiman, orang tuanya
mendidik E untuk taat dengan agama, suka
bersembahyang dan melaksanakan moralitas
dalam kehidupan sehari-hari.
ā€¢ Tetapi sewaktu E mencapai usia 5 tahun ia
meninggal dunia, ia tumimbal lahir di alam
surga.
6. Kusala (sehari-hari) ļƒ  Kusala JK (sekarang).
ā€¢ F seorang yang taat dengan agama,
mempunyai pengertian Dhamma yang cukup
baik, suka melaksanakan meditasi dan suka
melaksanakan dana dan moralitas.
ā€¢ Sewaktu F meninggal dunia tumimbal lahir di
alam surga.
7. Akusala (sehari-hari) ļƒ  Akusala JK (lampau)
ā€¢ G adalah anak dari orang tua yang tidak
beragama, sedari kecil hingga dewasa G tidak
pernah mendapat didikan agama dan budi
pekerti. G hidupnya suka berfoya-foya.
ā€¢ Sewaktu G meninggal dunia tumimbal lahir di
alam setan.
8.Akusala (sehari-hari) ļƒ  Akusala JK (sekarang).
ā€¢ H seorang yang mempunyai pandangan salah,
tidak percaya dengan akusala dan akibatnya,
berpandangan berbuat apa saja tidak
menimbulkan akibat, tidak percaya adanya
tumimbal lahir, tidak percaya adanya surga
dan neraka.
ā€¢ H melaksanakan sebagian besar perbuatan
yang bertentangan dengan Dhamma dan
moralitas.
ā€¢ Sewaktu H meninggal dunia, tumimbal lahir di
alam neraka.
9.Kusala (lampau) ļƒ  Kusala JK (sekarang)
ā€¢ I mempunyai keyakinan yang teguh terhadap
sang Tiratana, rajin belajar dhamma dan taat
melaksanakan moralitas. Kemudian I
menerima penahbisan menjadi bhikkhu,
setelah menjadi bhikkhu, bhikkhu I belajar
dhamma dengan tekun untuk memperdalam
pengetahuannya mengenai dhamma, dan rajin
melaksanakan meditasi serta taat dengan
dhamma dan vinaya.
ā€¢ Setelah bhikkhu I tamat belajar dhamma,
kemudian mengajarkan dhamma kepada para
bhikkhu, samanera, upasaka dan upasika dan
umat Buddha sampai hari tua.
ā€¢ Sewaktu bhikkhu I meninggal dunia tumimbal
lahir di alam surga.
10.Akusala (lampau) ļƒ  Akusala JK (sekarang).
ā€¢ J adalah orang yang kejam, tidak pernah
berbuat kebaikan, hanya berbuat kejahatan
melulu, yaitu membunuh mahluk, mencuri,
memperkosa, berselingkuh, menipu, berkelahi
dan lainnya.
ā€¢ Sewaktu J meninggal dunia tumimbal lahir di
alam neraka.
D. Kamma Mendoromg
(Upatthambhaka Kamma)
3. Membantu JK yang belum saatnya
menimbulkan hasilļƒ  Menimbulkan Hasil
A
A
K A
K A
K A
Sekarang
Sehari hari ajal
JK JK
D. Kamma Mendorong
Upatthambhaka Kamma
1. Kusala (ajal) ļƒ  Kusala JK (lampau).
2. Kusala (ajal) ļƒ  Kusala JK (sekarang).
3. Akusala (ajal) ļƒ  Akusala JK (lampau).
4. Akusala (ajal) ļƒ Akusala JK (sekarang).
5. Kusala (sehari-hari) ļƒ  Kusala JK (lampau).
6. Kusala (sehari-hari) ļƒ  Kusala JK (sekarang).
7. Akusala (sehari-hari) ļƒ  Akusala JK (lampau).
8. Akusala (sehari-hari) ļƒ  Akusala JK (sekarang).
1.Kusala (ajal) ļƒ  Kusala JK (lampau).
ā€¢ A umat Buddha dalam kehidupan sekarang ini bayak
berbuat kebaikan.
ā€¢ Tetapi sewaktu A sakit keras dan akan menghadapi
kematian, terlihat nimitta / bayangan kamma yang
tidak baik, membuat batinnya gelisah.
ā€¢ Kemudian familinya mengundang bhikkhu untuk
bersembahyang dan memberikan nasehat Dhamma
di hadapan A
ā€¢ Setelah A mendengarkan pembacaan paritta dan
nasehat dari bhikkhu itu, batinnya menjadi tenang,
nimitta/bayangan kamma yang tidak baik lenyap, dan
timbul nimitta/bayangan kamma yang baik. Sewaktu
A menghembuskan nafas terakhir, ia tumimbal lahir
di alam kamasugati bhumi (alam menyenangkan
dengan nafsu indera).
2.Kusala (ajal) ļƒ  Kusala JK (sekarang).
ā€¢ B umat Buddha, suka berdana, banyak berbuat
kebaikan, tetapi tidak pernah belajar Dhamma, dan
tidak pernah melaksanakan meditasi Buddhist.
ā€¢ Pada satu hari B jatuh sakit keras dan akan
menghadapi kematian, timbul perasaan takut mati,
dan melihat nimitta yang tidak baik, batin B menjadi
gelisah.
ā€¢ Sewaktu familinya melihat keadaan B sangat gawat,
cepat-cepat mengundang bhikkhu untuk
membacakan paritta.
ā€¢ Setelah B mendengarkan pembacaan paritta dari
bhikkhu itu, batin B menjadi tenang, nimitta yang
buruk lenyap, dan timbul nimitta yang baik. Sewaktu
B meninggal dunia, ia tumimbal lahir di alam
kamasugati bhumi
3.Akusala (ajal) ļƒ  Akusala JK (lampau).
ā€¢ C seorang dermawan, banyak memberikan dana
untuk meringankan penderitaan sesama manusia,
patuh dengan moralitas. Tetapi C belum pernah
melatih pikirannya dengan jalan melaksanakan
samatha bhavana atau vipassana bhavana, dan
belum pernah belajar Dhamma.
ā€¢ Sewaktu C jatuh sakit keras dan akan menghadapi
kematian, timbul perasaan takut mati dan khawatir
dengan harta benda dan anak cucu yang
ditinggalkan, batinnya menjadi gelisah dan akusala
citta (pikiran buruk) timbul pada waktu itu.
Terlihatlah oleh C nimitta yang tidak baik, wajahnya
memperlihatkan rasa kekhawatiran dan ketakutan
ā€¢ Sedangkan familinya tidak mempunyai
pengertian mengenai Dhamma, maka itu tidak
dapat mengkondisikan perobahan keadaan C,
dan sewaktu C menghembuskan nafasnya
yang terakhir ia terlahir pada salah satu alam
Apaya (alam menderita). Kusala yang C
perbuat dalam kehidupan sekarang ini tidak
mampu membantu memberikan hasil untuk
dilahirkan di alam sugati (alam
menyenangkan).
ā€¢ Hal ini disebabkan akusala yang timbul
sewaktu menghadapi kematian, membantu
kepada akusala yang C pernah perbuat pada
kehidupan lampau, memberikan waktu
menimbulkan hasil/akibat.
4.Akusala (ajal) ļƒ Akusala JK (sekarang).
ā€¢ D sewaktu masih muda, banyak berbuat kejahatan,
yaitu membunuh mahluk, mencuri, berzina, dan
lainnya. Sewaktu D mencapai usia setengah abad,
terbayang kejahatan-kejahatan yang pernah
dilakukannya sewaktu muda, batinnya merasa tidak
tenteram, kemudian D menerima penahbisan
kebhikkhuan dan menjadi anggota sangha.
ā€¢ Pada satu hari bhikkhu D jatuh sakit keras dan ia
terpikir lagi dengan kejahatan yang pernah
dilakukannya sewaktu masih muda, batinnya menjadi
tidak tenang, takut terlahir di alam apaya
ā€¢ Sewaktu bhikkhu D menghembuskan napasnya yang
terakhir, bhikkhu D tumimbal lahir di alam neraka.
5.Kusala (sehari-hari) ļƒ  Kusala JK (lampau).
ā€¢ E mempunyai pandangan salah, tidak percaya akan kebaikan
dan hasilnya, berpandangan membunuh mahluk tidaklah hal
yang buruk, berdana dan bersembahyang tidak menimbulkan
hasil yang baik. Tetapi E tidak melahirkan perbuatan jahat dari
pandangan salah itu.
ā€¢ E bekerja sebagai pelayan pada seorang budiman yang
beragama Buddha, yang mana majikannya suka berdana, suka
belajar Dhamma dan bersembahyang. Setiap kali majikannya
pergi ke vihara untuk bersembahyang dan mendengarkan
Dhamma E diajak ikut serta, lama kelamaan E dapat
menghilangkan pandangan salahnya, dan mempunyai
keyakinan kepada Tiratana, kemudian E menjadi umat
Buddha yang taat dan patuh pada Dhamma dan Vinaya.
ā€¢ Sewaktu E jatuh sakit keras dan akan meninggal dunia,
batinnya tenang, sebab E hidup sendirian dan tidak berbuat
kejahatan, setelah menghembuskan nafasnya yang terakhir, E
tumbimbal lahir di alam sugati.
6. Kusala (sehari-hari) ļƒ  Kusala JK (sekarang).
ā€¢ F pernah menjalankan hidup kebhikkhuan, pernah belajar
dhamma, pernah melaksanakan samatha bhavana dan
vipassana bhavana.
ā€¢ F hidupnya sekarang ini sebagai nelayan, yang mana termasuk
penghidupan yang keliru, tetapi pada setiap hari uposatha F
berdana makanan dan kebutuhan sehari-hari kepada bhikkhu
sangha, dan berbuat kebaikan kepada yang membutuhkan
serta melaksanakan meditasi pada setiap hari.
ā€¢ Setiap kali F memberikan dana selalu dalam keadaan senang
hati dan setelah memberikan dana uga dalam keadaan senang
hati.
ā€¢ Sewaktu F akan meninggal dunia, batinnya tenang karena
mengingat dana yang telah diberikannya kepada para
bhikkhu, setelah ia menghembuskan nafasnya yang terakhir F
tumimbal lahir di alam sugati.
7.Akusala (sehari-hari) ļƒ  Akusala JK (lampau).
ā€¢ G sedari kecil hingga dewasa selalu mengikuti orang
tuanya ke vihara bersembahyang dan mendengarkan
Dhamma, selalu pergi dengan orang tuanya berdana
makanan kepada para bhikkhu.
ā€¢ Tetapi setelah G berkeluarga, ia jarang sekali ke
vihara untuk bersembahyang dan mendengarkan
ceramah Dhamma, jarang sekali berdana karena
ekonominya tidak mengijinkan. Pikirannya selalu
tertuju untuk mencari uang, dan terikat dengan
kesenangan duniawi.
ā€¢ Sewaktu G meninggal dunia, ia tumimbal lahir di
alam peta. Hal ini disebabkan akusala citta (pikiran
buruk) yang selalu timbul belakangan ini membantu
kepada akusala yang G pernah berbuat pada
kehidupan lampau, memberikan waktu menimbulkan
hasil/akibat.
8. Akusala (sehari-hari) ļƒ  Akusala JK (sekarang).
H sedari kecil hingga dewasa boleh dikatakan jarang sekali
berbuat kebaikan, ia suka bergaul dengan orang yang tidak
baik, suka mencuri, berjudi, berzina, berselingkuh dan
mengkonsumsi makanan/minuman yang memabukkan.
Setelah itu H dipaksa oleh orang tuanya untuk menjalankan
hidup kebhikkhuan agar dapat melenyapkan kebiasaannya
yang tidak baik itu.
H bersedia ditahbiskan menjadi bhikkhu, setelah ia menjadi
bhikkhu, bhikkhu H melaksanakan meditasi dengan baik,
belajar dhamma dengan tekun dan taat melaksanakan
vinaya/moralitas.
Kemudian setelah 3 tahun, bhikkhu H timbul rasa jemu, dan
keyakinannya merosot, tidak lagi melaksanakan meditasi,
pikirannya sudah ingin keluar dari hidup kebhikkhuan.
Kerjanya sekarang suka membaca buku roman,
suka bergunjing, suka ngelamun dan batinnya
selalu gelisah.
Sewaktu bhikkhu H jatuh sakit keras, ia melihat
nimitta yang tidak baik, dan setelah
menghembuskan nafasnya yang terakhir bhikkhu
H tunimbal lair di alam binatang dengan kekuatan
akusala yang timbul belakangan sewaktu ia masih
hidup, membantu kepada akusala yang bhikkhu H
pernah berbuat sebelum menjadi bhikkhu.
A. Kesabaran.
B. Keyakinan.
C. Percaya diri.
D. Pengendalian Diri.
E. Kemampuan.
A. Kesabaran
ā€¢ Dengan memahami proses Hukum
Kamma, dengan mengetahui bahwa
yang kita terima dalam kehidupan ini
adalah hasil perbuatan (Vipaka) kita di
masa lampau, dan semua fnomena
hanyalah kondisi yang membuat
munculnya Vipaka kita tsb. Kita bisa
lebih sabar dan dengan mudah
memaafkan serta melupakan
kesalahan orang lain kepada kita
B. Keyakinan
ā€¢ Di alam semesta ini tidak ada yang
harus ditakuti, kecuali perbuatan kita
sendiri yang tidak baik. Dengan
memahami hakikat hukum ini, akan
memperkokoh keyakinan terhadap
kemampuan diri sendiri. Akan
menguatkan langkah kita dalam
melakukan perbuatan yang kelak akan
membahagiakan diri kita
C. Percaya diri
ā€¢ Menyadari bahwa kita adalah pewaris dari
kamma kita sendiri, berhubungan dengan
kamma kita sendiri, Dilindungi oleh kamma
kita sendiri, maka kita tidak perlu lagi
menggantungkan kehidupan kita kepada
mahluk lain, karena tidak ada mahluk lain
yang dapat mengendalikan dan menentukan
hidup kita. Hal ini membuat kepercayaan
terhadap kemampuan diri sendiri menjadi
bertambah
D. Pengendalian diri
ā€¢ Dengan memahami bahwa perbuatan
buruk akan menghasilkan akibat yang
buruk, maka kita akan berusaha selalu
berhati hati serta berusaha
mengendalikan diri dalam melakukan
suatu perbuatan.
E. Kemampuan
ā€¢ Pelaksanaan kamma baik yang kita
lakukan akan membuat kita memiliki
kemampuan untuk menghilangkan
rintangan-rintangan, serta
melenyapkan pikiran-pikiran jahat,
untuk kemudian membuat kita memiliki
kemampuan untuk menghancurkan
tabir-tabir yang menghalangi kita untuk
dapat menyelami Kebenaran Mutlak,
Nibbana .
ANUMODANA
SABBE SATTA BHAVANTU
SUKKHITATA
Semoga Semua Mahluk Hidup Berbahagia

More Related Content

What's hot

Latahzan jgn bersedih
Latahzan jgn bersedihLatahzan jgn bersedih
Latahzan jgn bersedihtemanna #LABEDDU
Ā 
Menjadikan Hidup Punya Makna
Menjadikan Hidup Punya MaknaMenjadikan Hidup Punya Makna
Menjadikan Hidup Punya Maknasiska sri asali
Ā 
Tata kelola keuangan dan apbn daulah khilafah
Tata kelola keuangan dan apbn daulah khilafahTata kelola keuangan dan apbn daulah khilafah
Tata kelola keuangan dan apbn daulah khilafahKafi Hidonis
Ā 
Materi ibc 5 - VISI - UST,DWI CONDRO TRIONO
Materi ibc 5 - VISI - UST,DWI CONDRO TRIONO Materi ibc 5 - VISI - UST,DWI CONDRO TRIONO
Materi ibc 5 - VISI - UST,DWI CONDRO TRIONO rendra visual
Ā 
Powerpoint Akhlak
Powerpoint AkhlakPowerpoint Akhlak
Powerpoint AkhlakDini Audi
Ā 
Mabda Islam - Solusi Problematika Umat
Mabda Islam - Solusi Problematika UmatMabda Islam - Solusi Problematika Umat
Mabda Islam - Solusi Problematika UmatErwin Wahyu
Ā 
Kerangka Kitab Mafahim Hizbut Tahrir
Kerangka Kitab Mafahim Hizbut TahrirKerangka Kitab Mafahim Hizbut Tahrir
Kerangka Kitab Mafahim Hizbut TahrirUmi Sa'adah
Ā 
agama islam kelas 10 tentang Adab berpakaian
agama islam kelas 10 tentang Adab berpakaianagama islam kelas 10 tentang Adab berpakaian
agama islam kelas 10 tentang Adab berpakaianYogi andreansyah
Ā 
Soal dan jawaban cerdas cermat agama islam
Soal dan jawaban cerdas cermat agama islamSoal dan jawaban cerdas cermat agama islam
Soal dan jawaban cerdas cermat agama islamNtan Hitori De
Ā 
empat kebenaran mulia
empat kebenaran muliaempat kebenaran mulia
empat kebenaran muliaPrayogi Pangestu
Ā 
Mengenal Mabda Islam
Mengenal Mabda Islam Mengenal Mabda Islam
Mengenal Mabda Islam suwartono SIP
Ā 
Ibu Cerdas dan Sholihah, Mencetak Generasi Unggulan
Ibu Cerdas dan Sholihah, Mencetak Generasi UnggulanIbu Cerdas dan Sholihah, Mencetak Generasi Unggulan
Ibu Cerdas dan Sholihah, Mencetak Generasi Unggulantsaqafahpemuda.wordpress.com
Ā 

What's hot (20)

Mengenal mabda kapitalisme
Mengenal  mabda kapitalismeMengenal  mabda kapitalisme
Mengenal mabda kapitalisme
Ā 
Latahzan jgn bersedih
Latahzan jgn bersedihLatahzan jgn bersedih
Latahzan jgn bersedih
Ā 
Menjadikan Hidup Punya Makna
Menjadikan Hidup Punya MaknaMenjadikan Hidup Punya Makna
Menjadikan Hidup Punya Makna
Ā 
Ringkasan Kitab Mafahim HT
Ringkasan Kitab Mafahim HTRingkasan Kitab Mafahim HT
Ringkasan Kitab Mafahim HT
Ā 
Tata kelola keuangan dan apbn daulah khilafah
Tata kelola keuangan dan apbn daulah khilafahTata kelola keuangan dan apbn daulah khilafah
Tata kelola keuangan dan apbn daulah khilafah
Ā 
Power point shalat
Power point shalatPower point shalat
Power point shalat
Ā 
Materi ibc 5 - VISI - UST,DWI CONDRO TRIONO
Materi ibc 5 - VISI - UST,DWI CONDRO TRIONO Materi ibc 5 - VISI - UST,DWI CONDRO TRIONO
Materi ibc 5 - VISI - UST,DWI CONDRO TRIONO
Ā 
Powerpoint Akhlak
Powerpoint AkhlakPowerpoint Akhlak
Powerpoint Akhlak
Ā 
Hukum syara
Hukum syaraHukum syara
Hukum syara
Ā 
Mabda Islam - Solusi Problematika Umat
Mabda Islam - Solusi Problematika UmatMabda Islam - Solusi Problematika Umat
Mabda Islam - Solusi Problematika Umat
Ā 
Bab 1 Al-Syamsiah dan Al-Qamariah
Bab 1  Al-Syamsiah dan Al-QamariahBab 1  Al-Syamsiah dan Al-Qamariah
Bab 1 Al-Syamsiah dan Al-Qamariah
Ā 
Saling menasehati
Saling menasehatiSaling menasehati
Saling menasehati
Ā 
Kerangka Kitab Mafahim Hizbut Tahrir
Kerangka Kitab Mafahim Hizbut TahrirKerangka Kitab Mafahim Hizbut Tahrir
Kerangka Kitab Mafahim Hizbut Tahrir
Ā 
agama islam kelas 10 tentang Adab berpakaian
agama islam kelas 10 tentang Adab berpakaianagama islam kelas 10 tentang Adab berpakaian
agama islam kelas 10 tentang Adab berpakaian
Ā 
Soal dan jawaban cerdas cermat agama islam
Soal dan jawaban cerdas cermat agama islamSoal dan jawaban cerdas cermat agama islam
Soal dan jawaban cerdas cermat agama islam
Ā 
Ta'rif Hizbut Tahrir
Ta'rif Hizbut TahrirTa'rif Hizbut Tahrir
Ta'rif Hizbut Tahrir
Ā 
empat kebenaran mulia
empat kebenaran muliaempat kebenaran mulia
empat kebenaran mulia
Ā 
Mengenal Mabda Islam
Mengenal Mabda Islam Mengenal Mabda Islam
Mengenal Mabda Islam
Ā 
POTENSI DIRI
POTENSI DIRIPOTENSI DIRI
POTENSI DIRI
Ā 
Ibu Cerdas dan Sholihah, Mencetak Generasi Unggulan
Ibu Cerdas dan Sholihah, Mencetak Generasi UnggulanIbu Cerdas dan Sholihah, Mencetak Generasi Unggulan
Ibu Cerdas dan Sholihah, Mencetak Generasi Unggulan
Ā 

Similar to KAMMA

Salah pandang kamma
Salah pandang kammaSalah pandang kamma
Salah pandang kammaRuby Santamoko
Ā 
Al a'raf 23 powerpoint presentation
Al a'raf 23 powerpoint presentationAl a'raf 23 powerpoint presentation
Al a'raf 23 powerpoint presentationaNNa_adam
Ā 
Al a'raf 23
Al a'raf 23Al a'raf 23
Al a'raf 23sitihaiza
Ā 
Al a'raf 23
Al a'raf 23Al a'raf 23
Al a'raf 23melati72
Ā 
Al a'raf 23 powerpoint presentation
Al a'raf 23 powerpoint presentationAl a'raf 23 powerpoint presentation
Al a'raf 23 powerpoint presentationaNNa_adam
Ā 
Apa itu karma friman-pratama
Apa itu karma friman-pratamaApa itu karma friman-pratama
Apa itu karma friman-pratamaFirman Pratama
Ā 
Jangan dekati zina
Jangan dekati zinaJangan dekati zina
Jangan dekati zinaHelmon Chan
Ā 
Atangga sila
Atangga silaAtangga sila
Atangga silaBhadra Mano
Ā 
PANCASILA BUDDHIST.pptx
PANCASILA BUDDHIST.pptxPANCASILA BUDDHIST.pptx
PANCASILA BUDDHIST.pptxBudimanSoetanto
Ā 
Majalah kekuatan-sugesti-juni- 2020 Membahas LOA (Law Of Attraction) YAng Benar
Majalah kekuatan-sugesti-juni- 2020 Membahas LOA (Law Of Attraction) YAng BenarMajalah kekuatan-sugesti-juni- 2020 Membahas LOA (Law Of Attraction) YAng Benar
Majalah kekuatan-sugesti-juni- 2020 Membahas LOA (Law Of Attraction) YAng BenarFirman Pratama
Ā 
Dari karma ke darma
Dari karma ke darmaDari karma ke darma
Dari karma ke darmaWiyanto Suud
Ā 
OVERCOME OBSTACLES.pptx
OVERCOME OBSTACLES.pptxOVERCOME OBSTACLES.pptx
OVERCOME OBSTACLES.pptxLamirin1
Ā 
Kapan saja saya_mati
Kapan saja saya_matiKapan saja saya_mati
Kapan saja saya_matialkitabiah
Ā 
Mengenali begitu hebatnya manusia
Mengenali begitu hebatnya manusiaMengenali begitu hebatnya manusia
Mengenali begitu hebatnya manusiaKrishna Manunggal
Ā 
Ek101 042082-763-7
Ek101 042082-763-7Ek101 042082-763-7
Ek101 042082-763-7nonnjesse
Ā 
Citta: Kesadaran berpikir: keadaan yang mengetahui objek
Citta: Kesadaran berpikir: keadaan yang mengetahui objekCitta: Kesadaran berpikir: keadaan yang mengetahui objek
Citta: Kesadaran berpikir: keadaan yang mengetahui objekSaputroEdiHartono
Ā 
Norma kesopanan
Norma kesopananNorma kesopanan
Norma kesopananadeliamalik
Ā 

Similar to KAMMA (18)

Salah pandang kamma
Salah pandang kammaSalah pandang kamma
Salah pandang kamma
Ā 
Al a'raf 23 powerpoint presentation
Al a'raf 23 powerpoint presentationAl a'raf 23 powerpoint presentation
Al a'raf 23 powerpoint presentation
Ā 
Al a'raf 23
Al a'raf 23Al a'raf 23
Al a'raf 23
Ā 
Al a'raf 23
Al a'raf 23Al a'raf 23
Al a'raf 23
Ā 
Al a'raf 23 powerpoint presentation
Al a'raf 23 powerpoint presentationAl a'raf 23 powerpoint presentation
Al a'raf 23 powerpoint presentation
Ā 
Apa itu karma friman-pratama
Apa itu karma friman-pratamaApa itu karma friman-pratama
Apa itu karma friman-pratama
Ā 
Jangan dekati zina
Jangan dekati zinaJangan dekati zina
Jangan dekati zina
Ā 
Atangga sila
Atangga silaAtangga sila
Atangga sila
Ā 
PANCASILA BUDDHIST.pptx
PANCASILA BUDDHIST.pptxPANCASILA BUDDHIST.pptx
PANCASILA BUDDHIST.pptx
Ā 
Majalah kekuatan-sugesti-juni- 2020 Membahas LOA (Law Of Attraction) YAng Benar
Majalah kekuatan-sugesti-juni- 2020 Membahas LOA (Law Of Attraction) YAng BenarMajalah kekuatan-sugesti-juni- 2020 Membahas LOA (Law Of Attraction) YAng Benar
Majalah kekuatan-sugesti-juni- 2020 Membahas LOA (Law Of Attraction) YAng Benar
Ā 
Dari karma ke darma
Dari karma ke darmaDari karma ke darma
Dari karma ke darma
Ā 
OVERCOME OBSTACLES.pptx
OVERCOME OBSTACLES.pptxOVERCOME OBSTACLES.pptx
OVERCOME OBSTACLES.pptx
Ā 
Kapan saja saya_mati
Kapan saja saya_matiKapan saja saya_mati
Kapan saja saya_mati
Ā 
Laporan hukum tarikan
Laporan hukum tarikanLaporan hukum tarikan
Laporan hukum tarikan
Ā 
Mengenali begitu hebatnya manusia
Mengenali begitu hebatnya manusiaMengenali begitu hebatnya manusia
Mengenali begitu hebatnya manusia
Ā 
Ek101 042082-763-7
Ek101 042082-763-7Ek101 042082-763-7
Ek101 042082-763-7
Ā 
Citta: Kesadaran berpikir: keadaan yang mengetahui objek
Citta: Kesadaran berpikir: keadaan yang mengetahui objekCitta: Kesadaran berpikir: keadaan yang mengetahui objek
Citta: Kesadaran berpikir: keadaan yang mengetahui objek
Ā 
Norma kesopanan
Norma kesopananNorma kesopanan
Norma kesopanan
Ā 

More from Ruby Santamoko

7 Ƒāį¹‡adassanavisuddhi.pdf
7 Ƒāį¹‡adassanavisuddhi.pdf7 Ƒāį¹‡adassanavisuddhi.pdf
7 Ƒāį¹‡adassanavisuddhi.pdfRuby Santamoko
Ā 
6 PatipadaƱāį¹‡adassanavisuddhi.pdf
6 PatipadaƱāį¹‡adassanavisuddhi.pdf6 PatipadaƱāį¹‡adassanavisuddhi.pdf
6 PatipadaƱāį¹‡adassanavisuddhi.pdfRuby Santamoko
Ā 
5 MaggāmaggaƱāį¹‡adassanavisuddhi (1).pdf
5 MaggāmaggaƱāį¹‡adassanavisuddhi  (1).pdf5 MaggāmaggaƱāį¹‡adassanavisuddhi  (1).pdf
5 MaggāmaggaƱāį¹‡adassanavisuddhi (1).pdfRuby Santamoko
Ā 
4 Kaį¹…khāvitaraį¹‡avisuddhi.pdf
4 Kaį¹…khāvitaraį¹‡avisuddhi.pdf4 Kaį¹…khāvitaraį¹‡avisuddhi.pdf
4 Kaį¹…khāvitaraį¹‡avisuddhi.pdfRuby Santamoko
Ā 
3b Ditthivisuddhi.pdf
3b Ditthivisuddhi.pdf3b Ditthivisuddhi.pdf
3b Ditthivisuddhi.pdfRuby Santamoko
Ā 
3a Diį¹­į¹­hivisuddhi .pdf
3a Diį¹­į¹­hivisuddhi .pdf3a Diį¹­į¹­hivisuddhi .pdf
3a Diį¹­į¹­hivisuddhi .pdfRuby Santamoko
Ā 
2 Cittavisuddhi (1).pdf
2 Cittavisuddhi  (1).pdf2 Cittavisuddhi  (1).pdf
2 Cittavisuddhi (1).pdfRuby Santamoko
Ā 
1 SÄ«lavisuddhi (1).pdf
1 SÄ«lavisuddhi (1).pdf1 SÄ«lavisuddhi (1).pdf
1 SÄ«lavisuddhi (1).pdfRuby Santamoko
Ā 
BAB 6 RUPA & NIBBANA.pdf
BAB 6 RUPA & NIBBANA.pdfBAB 6 RUPA & NIBBANA.pdf
BAB 6 RUPA & NIBBANA.pdfRuby Santamoko
Ā 
mind & matter.ppt
mind & matter.pptmind & matter.ppt
mind & matter.pptRuby Santamoko
Ā 
Sayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdf
Sayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdfSayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdf
Sayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdfRuby Santamoko
Ā 
paccayasatti 24.ppt
paccayasatti 24.pptpaccayasatti 24.ppt
paccayasatti 24.pptRuby Santamoko
Ā 
dhammacakkapavathana sutta.ppt
dhammacakkapavathana sutta.pptdhammacakkapavathana sutta.ppt
dhammacakkapavathana sutta.pptRuby Santamoko
Ā 
Bhn bintal ad dharma yatra.pptx
Bhn bintal ad dharma yatra.pptxBhn bintal ad dharma yatra.pptx
Bhn bintal ad dharma yatra.pptxRuby Santamoko
Ā 
pelimpahan jasa.ppt
pelimpahan jasa.pptpelimpahan jasa.ppt
pelimpahan jasa.pptRuby Santamoko
Ā 
mengenali kilesa.pptx
mengenali kilesa.pptxmengenali kilesa.pptx
mengenali kilesa.pptxRuby Santamoko
Ā 
tak selamanya harus ku genggam.pptx
tak selamanya harus ku genggam.pptxtak selamanya harus ku genggam.pptx
tak selamanya harus ku genggam.pptxRuby Santamoko
Ā 
singkatnya kehidupan.pptx
singkatnya kehidupan.pptxsingkatnya kehidupan.pptx
singkatnya kehidupan.pptxRuby Santamoko
Ā 
MENGATASI DIRI SENDIRI.pptx
MENGATASI DIRI SENDIRI.pptxMENGATASI DIRI SENDIRI.pptx
MENGATASI DIRI SENDIRI.pptxRuby Santamoko
Ā 

More from Ruby Santamoko (20)

7 Ƒāį¹‡adassanavisuddhi.pdf
7 Ƒāį¹‡adassanavisuddhi.pdf7 Ƒāį¹‡adassanavisuddhi.pdf
7 Ƒāį¹‡adassanavisuddhi.pdf
Ā 
6 PatipadaƱāį¹‡adassanavisuddhi.pdf
6 PatipadaƱāį¹‡adassanavisuddhi.pdf6 PatipadaƱāį¹‡adassanavisuddhi.pdf
6 PatipadaƱāį¹‡adassanavisuddhi.pdf
Ā 
5 MaggāmaggaƱāį¹‡adassanavisuddhi (1).pdf
5 MaggāmaggaƱāį¹‡adassanavisuddhi  (1).pdf5 MaggāmaggaƱāį¹‡adassanavisuddhi  (1).pdf
5 MaggāmaggaƱāį¹‡adassanavisuddhi (1).pdf
Ā 
4 Kaį¹…khāvitaraį¹‡avisuddhi.pdf
4 Kaį¹…khāvitaraį¹‡avisuddhi.pdf4 Kaį¹…khāvitaraį¹‡avisuddhi.pdf
4 Kaį¹…khāvitaraį¹‡avisuddhi.pdf
Ā 
3b Ditthivisuddhi.pdf
3b Ditthivisuddhi.pdf3b Ditthivisuddhi.pdf
3b Ditthivisuddhi.pdf
Ā 
3a Diį¹­į¹­hivisuddhi .pdf
3a Diį¹­į¹­hivisuddhi .pdf3a Diį¹­į¹­hivisuddhi .pdf
3a Diį¹­į¹­hivisuddhi .pdf
Ā 
2 Cittavisuddhi (1).pdf
2 Cittavisuddhi  (1).pdf2 Cittavisuddhi  (1).pdf
2 Cittavisuddhi (1).pdf
Ā 
1 SÄ«lavisuddhi (1).pdf
1 SÄ«lavisuddhi (1).pdf1 SÄ«lavisuddhi (1).pdf
1 SÄ«lavisuddhi (1).pdf
Ā 
BAB 6 RUPA & NIBBANA.pdf
BAB 6 RUPA & NIBBANA.pdfBAB 6 RUPA & NIBBANA.pdf
BAB 6 RUPA & NIBBANA.pdf
Ā 
mind & matter.ppt
mind & matter.pptmind & matter.ppt
mind & matter.ppt
Ā 
Sayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdf
Sayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdfSayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdf
Sayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdf
Ā 
paccayasatti 24.ppt
paccayasatti 24.pptpaccayasatti 24.ppt
paccayasatti 24.ppt
Ā 
dhammacakkapavathana sutta.ppt
dhammacakkapavathana sutta.pptdhammacakkapavathana sutta.ppt
dhammacakkapavathana sutta.ppt
Ā 
Bhn bintal ad dharma yatra.pptx
Bhn bintal ad dharma yatra.pptxBhn bintal ad dharma yatra.pptx
Bhn bintal ad dharma yatra.pptx
Ā 
pelimpahan jasa.ppt
pelimpahan jasa.pptpelimpahan jasa.ppt
pelimpahan jasa.ppt
Ā 
mengenali kilesa.pptx
mengenali kilesa.pptxmengenali kilesa.pptx
mengenali kilesa.pptx
Ā 
tak selamanya harus ku genggam.pptx
tak selamanya harus ku genggam.pptxtak selamanya harus ku genggam.pptx
tak selamanya harus ku genggam.pptx
Ā 
singkatnya kehidupan.pptx
singkatnya kehidupan.pptxsingkatnya kehidupan.pptx
singkatnya kehidupan.pptx
Ā 
podomoro.pdf
podomoro.pdfpodomoro.pdf
podomoro.pdf
Ā 
MENGATASI DIRI SENDIRI.pptx
MENGATASI DIRI SENDIRI.pptxMENGATASI DIRI SENDIRI.pptx
MENGATASI DIRI SENDIRI.pptx
Ā 

KAMMA

  • 2. Semua jenis perbuatan dan hasil perbuatan. 1). Perbuatan yang disertai kehendak, jika tanpa kehendak maka bukan kamma. 2). Dalam Anguttara Nikaya III/415: artinya: Oh para bhikkhu, kehendak untuk berbuatlah yang kunamakan kamma. 3). Hasil kamma disebut kamma vipaka.
  • 3. Beberapa Pandangan Keliru tentang Hukum Kamma 1. Kamma hanya dianggap sebagai hal-hal yang buruk saja. Padahal, kamma artinya perbuatan, sedangkan hasilnya disebut vipaka. Oleh sebab itu, tidak hanya berhubungan dengan perbuatan buruk atau akibat buruk saja, akan tetapi perbuatan baik atau akibat yang baik juga.
  • 4. 2. Kamma Vipaka dianggap sebagai takdir yang tidak bisa diubah. Pandangan ini keliru, karena ajaran Buddha tidak mengajarkan paham takdir ataupun paham kebebasan bertindak akan tetapi suatu kehendak bersyarat. Karena kalau hal ini terjadi maka seseorang tidak bisa terbebas dari penderitaan. Contoh : seseorang hidup miskin karena kamma vipaka lampaunya yang buruk, dia bisa mengubah kondisinya dengan bekerja keras.
  • 5. 3. Prinsip kerja Hukum Kamma adalah mata dibayar mata, nyawa dibayar nyawa. Ini suatu pandangan salah, kamma tidak akan selalu menghasilkan bentuk vipaka yg sama, misalnya membunuh akan selalu dibunuh, mencuri akan selalu dicuri lagi. Pandangan ini keliru karena kamma selalu dipengaruhi oleh kondisi-kondisi saat ini sehingga tidak selamanya hasil kamma (vipaka) sama dengan kammanya.
  • 6. 4. Kamma orang tua diwariskan pada anaknya. Contoh : anggapan anak lahir cacat karena ayahnya suka main pelacur Prinsip ini keliru, karena prinsip kerja kamma, siapa yang melakukan perbuatan, maka ia pula yang akan menerima hasilnya. Dalam Culakamma vibhanga Sutta, Majjhima Nikaya 135, Sang Buddha bersabda : ā€œSemua mahluk memiliki kammanya sendiri, mewarisi kammanya sendiri, lahir dari kammanya sendiri, berhubungan dengan kammanya sendiri, dilindungi oleh kammanya sendiri. Kamma itulah yang membedakan keadaan rendah atau tinggiā€.
  • 7. 5. Segala sesuatu yang terjadi saat ini adalah akibat dari perbuatan pada kehidupan lampau. Pandangan bahwa jatuh tersandung, jatuh sakit, dan sebagainya adalah merupakan hasil kamma semata, sang Buddha menolak pandangan ini, karena bila demikian adanya maka sia-sialah seseorang berbuat baik, sia- sialah seseorang berusaha. Hal ini akan membuat seseorang bersikap apatis atau pasrah dan tidak mau berusaha memperbaiki Vipaka buruknya.
  • 8. 6. Kamma maupun Vipaka ditentukan oleh Suatu mahluk yang disebut Tuhan Pandangan ini berpendapat bahwa semua yg diperbuat atau dialami seseorang pada saat sekarang, baik hal yg baik maupun yg buruk tidak lain merupakan kehendak dari suatu mahluk adi kuasa yg disebut tuhan. Pandangan ini keliru sebab kalau hal ini benar terjadi maka yg disebut mahluk dialam semesta hanya merupakan Wayang yg dimainkan oleh seorang Dalang Kalau hal ini terjadi maka seorang perampok pencuri tidak perlu bertanggung jawab terhadap semua perbuatan buruknya
  • 9. 7. Kamma buruk di kehidupan lampau dapat dihilangkan atau dihapuskan. Pandangan ini keliru, karena bagaimanapun juga perbuatan buruk sudah dilakukan dan sudah terjadi, sehingga akibat dari perbuatan buruk tsb pasti akan diterima dan tidak akan dapat dihapus. Bahkan, Sang Buddha sendiri tetap menerima hasil kamma buruk Beliau dari perbuatan Beliau pada kehidupan lampau yang pernah Beliau lakukan, di antaranya berupa terlukanya kaki Beliau karena batu yang dijatuhkan oleh Devadatta. Jika kamma lampau bisa dihapus maka sudah pasti Sang Buddha dengan mudah bisa menghilangkannya dan Beliau tentu tdk akan
  • 10. 8. Hukum Kamma hanya berlaku bagi orang yang mempercayainya saja. Pandangan ini keliru, karena Hukum Kamma adalah hukum yg universal yang berlaku bagi siapa saja, kepada yang percaya atau tidak percaya. Siapa saja yang berbuat jahat, percaya atau tidak percaya terhadap Hukum Kamma, dia tetap akan menerima akibat dari perbuatannya tersebut.
  • 11. 11 SKEMA KESADARAN Aktif (aktivitas batin) Kamma (perbuatan) Bukan Kamma Faktor kesadaran minimal : Phassa Vedana Sanna Cetana Ekagata Jivitindria Manasikara Kesadaran Pasif (menerima hasil) Kiriya (fungsional) Lokuttara (Obyek Nibbana)
  • 12. Perbuatan baik yang disertai kehendak (cetana) yang baik. Akan menghasilkan kusala vipaka kamma. Perbuatan yang tidak baik yang disertai kehendak (cetana) yang tidak baik. Akan menghasilkan akusala vipaka kamma.
  • 13. Kamma melalui pikiran. Kamma melalui ucapan. Kamma melalui jasmani.
  • 14. 1) Membunuh makhluk hidup 1) Berbohong 1) Menginginkan harta orang lain (lobha) 2) Mencuri dan menipu 2) Memfitnah 2) Pikiran ingin menyakiti orang lain (dosa) 3) Kelakuan seks yang tidak pantas 3) Berkata-kata kasar 3) Pandangan keliru (moha) 4) Omong kosong
  • 15. A. Merupakan salah satu dari hukum semesta. B. Bukan ajaran yang pasrah pada nasib. C. Merupakan hukum sebab akibat moral. D. Sesuai dengan benih yang ditabur, begitulah buah yang akan dipetik. E. Kebebasan kehendak.
  • 16. 16 A. KAMMA MERUPAKAN SALAH SATU DARI 5 HUKUM TERTIB UNIVERSAL ā€¢ Hukum tertib universal : 1. Utu Niyama (Hk tertib suhu/temperatur) 2. Bijja Niyama (Hk tertib benih ) 3. Citta Niyama (Hk tertib pikiran, satu kesadaran hanya dapat mengalami satu objek) 4. Kamma Niyama (Hk. Tertib perbuatan) 5. Dhamma Niyama (Hk. tertib phenomena)
  • 17. MANUSIA (Segala sesuatu ā€œditakdirkanā€ oleh Tuhan) MANUSIA (Manusia berusaha Tuhan yang menentukan) MANUSIA (Manusia yg menuju pada ā€œTuhanā€) TUHAN Ortodoks Heterodoks Independent TUHAN TUHAN B. Bukan Ajaran yang Pasrah pada Nasib
  • 19. KAMMA KAM MA hanya memerlukan sedikit usaha. memerlukan banyak usaha Ortodoks dan Heterodoks menurut pandangan Buddhis sama sama benar karena hanya merupakan proses berbuahnya Kamma KAMMA
  • 20. C. Merupakan Hukum Sebab dan Akibat Moral ā€¢ Semua perbuatan pada umumnya menimbulkan akibat, dan akibat ini merupakan pula sebab lain yg menghasilkan akibat yang lain, begitu seterusnya sehingga kamma sering juga disebut Hukum Sebab dan Akibat.
  • 21. D. Sesuai dengan Benih yang Ditabur, Begitulah Hasil yang Akan Dipetik Seseorang yang menanam benih buah apel Seseorang yang menanam benih buah pare Akan mendapatkan Akan mendapatkan Buah Apel Buah Pare oā€œSesuai dengan benih yang di tabur, begitulah buah yang akan dipetiknya. Pembuat kebajikan akan mendapat kebajikan. pembuat kejahatan akan memetik kejahatan pula. Taburlah biji-biji benih dan engkau pulalah yang akan merasakan buah daripadanyaā€
  • 22. E. Kebebasan Kehendak Jikalau seseorang menyodokkan sebuah bola bilyar, bola bilyar yang sudah bergerak memang tidak bisa ditarik kembali, akan tetapi kita bisa menyusulkan sebuah bola bilyar lainnya kearah bola pertama yang sedang meluncur. sehingga bola kedua dapat mengubah arah gerakan bola pertama tadi. Bahkan, arah bola lain yang datang dari arah yang berlawanan kadang-kadang dapat menghentikan gerakan bola pertama. Demikian bekerjanya Hukum Kamma dalam penghidupan seseorang.
  • 23. Kamma Menurut Sifat/ Kedudukan Menurut Jangka Waktu Berbuahnya Menurut Bobot/Kualitas Menurut Cara Kerjanya Akusala 12 Maha Kusala 8 Rupavacara Kusala 5 Arupavacara Kusala 4 SKEMA KAMMA Masak dalam 1 kehidupan kini Masak dalam 1 kehidupan berikutnya Masak dalam beberapa kehidupan Tidak berbuah (mandul) Kamma berat Kamma menjelang ajal Kamma kebiasaan Kamma tidak sepenuh hati Janaka Kamma Kamma memotong Kamma menekan Kamma mendorong
  • 25. 12 Kesadaran Tak Bermanfaat (Akusala Citta 12) 8 KESADARAN BERAKAR PADA KESERAKAHAN Jenis Cetana Jenis Perasaan Terkait dengan Spontanitas Lobha 1 Senang Pandangan Salah Spontan Lobha 2 Senang Pandangan Salah Dengan Ajakan Lobha 3 Senang Tidak terkait Spontan Lobha 4 Senang Tidak terkait Dengan Ajakan Lobha 5 Biasa saja Pandangan Salah Spontan Lobha 6 Biasa saja Pandangan Salah Dengan Ajakan Lobha 7 Biasa saja Tidak terkait Spontan Lobha 8 Biasa saja Tidak terkait Dengan Ajakan KEMBALI
  • 26. 12 Kesadaran Tak Bermanfaat (Akusala Citta 12) 2 KESADARAN BERAKAR PADA KEBENCIAN Jenis Cetana Jenis Perasaan Terkait dengan Spontanitas Dosa 1 Tidak Senang Penolakan Spontan Dosa 2 Tidak Senang Penolakan Dengan Ajakan KEMBALI Jenis Cetana Jenis Perasaan Terkait dengan Spontanitas Moha 1 Biasa saja Keragu-raguan Spontan Moha 2 Biasa saja Kegelisahan Spontan 2 KESADARAN BERAKAR PADA KEBODOHAN
  • 27. Lobha mula Citta 8 Somanassa Sahagatam (Dengan Senang) Upekkha Sahagatam (Biasa Saja) Ditthigatasampayutta (Bersekutu dengan Pandangan Salah) Ditthigatasampayutta (Bersekutu dengan Pandangan Salah) Ditthigatavippayutta (Tidak Bersekutu dengan Pandangan Salah) Ditthigatavippayutta (Tidak Bersekutu dengan Pandangan Salah) Asankharika (Tanpa Ajakan) Sasankharika (Dengan Ajakan) Asankharika (Tanpa Ajakan) Sasankharika (Dengan Ajakan) Asankharika (Tanpa Ajakan) Sasankharika (Dengan Ajakan) Asankharika (Tanpa Ajakan) Sasankharika (Dengan Ajakan) LOBHA MULA CITTA 8
  • 28. Dosa mula Citta 2 Domanassa Sahagatam (Dengan Ketidaksenangan) Upekkha Sahagatam (Biasa Saja) Patighasampayuttam (Bersekutu dengan Penolakan) Vicikicchasampayuttam (Bersekutu dengan Keragu raguan) Uddhaccasampayuttam ( Bersekutu dengan Kegelisahan) Asankharikam (Tanpa Ajakan) Sasankharikam (Dengan Ajakan) Moha mula Citta 2 DOSA MULA CITTA 2 MOHA MULA CITTA 2
  • 29. 1 KAMMA BURUK YG BERBUAH DI ALAM NAFSU (Akusala Citta 12) 2 KAMMA BAIK YG BERBUAH DI ALAM NAFSU (Maha Kusala 8 ) 3 KAMMA BAIK YG BERBUAH DI ALAM RUPA BRAHMA ( Rupavacara Kusala Citta) 4 KAMMA BAIK YG BERBUAH DI ALAM ARUPA BRAHMA ( Arupavacara Kusala Citta 4) Kamma berdasarkan sifat kedudukannya
  • 30. a. Kamma buruk yang berbuah di alam nafsu Dilakukan oleh perbuatan jasmani 1. Membunuh 2. mencuri 3. Perbuatan sex yg asusila Dilakukan oleh kata kata. 1. Berbohong 2. Memfitnah 3. Berkata Kasar 4. Bergunjing Dilakukan oleh Pikiran 1. Ketamakan 2. Kemauan Jahat 3. Pandangan Salah Ada sepuluh ( 10 ) tindakan jahat yang disebabkan oleh perbuatan badan jasmani, ucapan, dan pikiran
  • 31. Jenis Cetana Jenis Perasaan Terkait dengan Spontanitas Maha Kusala 1 Senang Pengertian benar Spontan Maha Kusala 2 Senang Pengertian benar Dengan ajakan Maha Kusala 3 Senang Tidak terkait Spontan Maha Kusala 4 Senang Tidak terkait Dengan ajakan b. 8 Kesadaran Bermanfaat Maha Kusala Citta 8
  • 32. Jenis Cetana Jenis Perasaan Terkait dengan Spontanitas Maha Kusala 5 Biasa saja Pengertian benar Spontan Maha Kusala 6 Biasa saja Pengertian benar Dengan ajakan Maha Kusala 7 Biasa saja Tidak terkait Spontan Maha Kusala 8 Biasa saja Tidak terkait Dengan ajakan b. 8 Kesadaran Bermanfaat Maha Kusala citta 8
  • 33. Maha Kusala Citta 8 Somanassa Sahagatam (Dengan Senang) Upekkha Sahagatam (Biasa Saja) Nanasampayutta (Bersekutu dengan Pengertian Benar) Nanasampayutta (Bersekutu dengan Pengertian Benar) Nanavippayutta (Tidak Bersekutu dengan Pengertian Benar) Nanavippayutta (Tidak Bersekutu dengan Pengertian Benar) Asankharika (Tanpa Ajakan) Sasankharika (Dengan Ajakan) Asankharika (Tanpa Ajakan) Sasankharika (Dengan Ajakan) Asankharika (Tanpa Ajakan) Sasankharika (Dengan Ajakan) Asankharika (Tanpa Ajakan) Sasankharika (Dengan Ajakan) 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 MAHA KUSALA CITTA 8 Dengan Pengertian Tanpa Pengertian
  • 34. b. Kamma baik yang berbuah dialam nafsu Perbuatan baik Akibat 1 Berdana Memiliki kekayaan materi. 2 Moralitas (sila) Kelahiran dalam keluarga yang terpandang dan berbahagia. 3 Meditasi (bhavana) Kelahiran di alam bentuk dan di alam tanpa bentuk. 4 Penghormatan (apacayana) Memiliki keturunan mulia dan dihormati. 5 Pengabdian (veyyavaca) Memiliki banyak pengikut Ada 10 jenis perbuatan baik
  • 35. Perbuatan Baik Akibat 6 Melimpahkan jasa kebajikan (pattidana) Memiliki harta berlimpah dalam kehidupan yang akan datang. 7 Turut berbahagia atas perbuatan baik orang lain (anumodana) Menghasilkan kegembiraan dimanapun dia dilahirkan. 8 Mendengarkan Dhamma (Dhamma Savana) Bijaksana,pandai, dan berpengetahuan luas 9 Membabarkan Dhamma (Dhamma Desana) Bijaksana,pandai, dan berpengetahuan luas 10 Meluruskan pandangan hidup orang lain (ditthijjukamma) Bijaksana dan pandai
  • 36. Rupavacara Kusala Citta 1 Vitakka Vicara Piti Sukha Ekaggata Rupavacara Kusala Citta 2 -- Vicara Piti Sukha Ekaggata Rupavacara Kusala Citta 3 -- -- Piti Sukha Ekaggata Rupavacara Kusala Citta 4 -- -- -- Sukha Ekaggata Rupavacara Kusala Citta 5 -- -- -- -- Ekaggata + Upekkha C. Rupavacara Kusala Citta 5
  • 37. c. Perbuatan baik yang yang berbuah dialam bentuk Ada 5 macam RupaJhana yang dihasilkan Meditasi Samatha 1. Jhana pertama, kesadaran moral yang terdiri dari penerapan awal ( vitakka ), penerapan terus menerus ( vicara ), perhatian yang menyenangkan ( piti ), kebahagiaan ( sukha ), dan pemusatan perhatian ( ekaggata ), 2. Jhana kedua, kesadaran moral yang terdiri dari penerapan terus menerus (vicara), perhatian yang menyenangkan (piti), kebahagiaan (sukha) dan pemusatan perhatian (ekaggata). 3 Jhana ketiga, kesadaran moral yang terdiri dari perhatian yang menyenangkan (piti), kebahagiaan, dan pemusatan perhatian (ekaggata). 4 Jhana keempat, kesadaran moral yang terdiri dari kebahagiaan (sukha) dan pemusatan perhatian (ekaggata), 5 Jhana kelima, kesadaran moral yang terdiri dari keseimbangan ( upekkha ) dan pemusatan perhatian (ekaggata). Jhana-jhana ini mempunyai akibat yang sesuai di alam bentuk.
  • 38. Arupavacara Kusala Citta 1 Ekaggata + + Akasanancayatana Upekkha Arupavacara Kusala Citta 2 Ekaggata + + Vinnanancayatana Upekkha Arupavacara Kusala Citta 3 Ekaggata + + Akinncanayatana Upekkha Arupavacara Kusala Citta 4 Ekaggata + + Nevasannanasana Upekkha yatana Arupavacara Kusala Citta 4
  • 39. d. Perbuatan baik yang masak di alam Tanpa Bentuk Ada 4 macam Arupa Jhana: 1. Kesadaran moral yang berada di ā€œ Ruang yang Tidak Terbatas ā€œ ( Akasanancayatana ), 2. Kesadaran moral yang berada di ā€œ Kesadaran yang Tidak Terbatas (Vinnanancayatana) 3 Kesadaran moral yang berada di ā€œ Kehampaan ā€œ ( Akincannayatana ), 4 Kesadaran moral dimana Tidak Ada Pemahaman bukan pula Ada Pemahaman ( Nā€™eva sanna ā€˜asannayatana ).
  • 41. Pembagian Kamma berdasarkan Waktu Berbuahnya Jenis Kamma Waktu berbuahnya Dithhadhammavedaniya Kamma Kamma yang berbuah dalam kehidupan saat ini juga. Upapajjavedaniya Kamma Kamma yang berbuah dalam 1 kehidupan yang akan datang. Aparapariyavedaniya Kamma Kamma yang terus berbuah dalam beberapa kehidupan* Ahosi Kamma Kamma yang tidak efektif *Tidak ada seseorangpun yang terkecuali dalam jenis kamma ini. Bahkan Buddha dan Arahat pun masih mendapatkan efek dari kamma ini.
  • 42. PROSES PIKIRAN (CITTA VITHI) AB BC BP PD PV SC SR V J1 J2 J3 J4 J5 J6 J7 TR TR AB = Atita Bhavanga (Bhavanga yang lalu/lama, yg menyentuh obyek baru) BC = Bhavanga Calana (Bhavanga yang menggetar, sebab ada obyek baru datang menyentuh) BP = Bhavanga Paccheda (Bhavanga menangkap, yaitu menangkap obyek baru) PD = Pancadvarajjana (lima pintu dari kesadaran, untuk menyelidiki lima obyek baru yang datang menyentuh) PV = Panca Vinnana (lima kesadaran) Vipaka Kamma Begitu Indera kita kontak dengan objek, itu sudah merupakan vipaka/hasil. Selanjutnya, kita menolak atau terikat dengan objek tersebut, itu sudah merupakan kamma yang baru.
  • 43. SC = Sampaticchana (kesadaran menerima, yaitu menerima Pancarammana/lima obyek) SR = Santirana (kesadaran memeriksa/menyelidiki, yaitu menyelidiki untuk mengetahui obyek yang baik dan jahat) VP = Votthapana (kesadaran memutuskan, yaitu memutuskan obyek sebagai kusala, akusala, kiriya) J = Javana (dorongan, yaitu dorongan terhadap obyek yang telah menjadi kusala, akusala, kiriya) TR = Tadarammana (kesadaran mencatat/menerima, yaitu menerima obyek dari Javana)
  • 44. 1 2 3 4 5 6 7 Javana 7 Dithhadhammavedaniya Kamma Upapajjavedaniya Kamma Aparapariyavedaniya Kamma Kamma yang terus berbuah dalam beberapa kehidupan* Kamma yang berbuah dalam kehidupan saat ini juga. Kamma yang berbuah dalam 1 kehidupan yang akan datang
  • 45. 45 ā€¢ KAMMA YANG BERBUAH SEGERA DI KEHIDUPAN INI JUGA (Ditthadhammavedaniya-kamma) ā€¢ KAMMA YANG BERBUAH PADA SATU KEHIDUPAN BERIKUTNYA (Uppajjavedaniya-kamma) ā€¢ KAMMA YANG BERBUAH PADA KEHIDUPAN-KEHIDUPAN SELANJUTNYA YANG AKAN DATANG (Aparaparavedaniya-kamma) ā€¢ KAMMA YANG TIDAK DAPAT BERBUAH (Ahosi-kamma) MENURUT JANGKA WAKTU BERBUAHNYA:
  • 46. Kamma yang berbuah pada kehidupan ini (Ditthadhamma vedaniya kamma) ada dua jenis: Paripakka dittha dhammavedaniya kamma: kamma yang memberikan hasil/akibat dalam kehidupan sekarang ini, termasuk yang sudah masak betul ļƒØ memberikan hasil dalam 7 hari; misalnya: seorang miskin Punna yang memberikan dana makanan kepada YM. Sariputta Thera, setelah berdana menjadi kaya raya dalam waktu 7 hari; seorang miskin Kakavaliya yang memberikan dana makanan kepada YM Mahakassapa Thera, setelah berdana menjadi kaya raya dalam waktu 7 hari. Aparipakka dittha dhammavedaniya kamma: kamma yang memberikan hasil/akibat dalam kehidupan sekarang ini, belum termasuk yang masak betul. ļƒØ memberikan hasil lebih dari 7 hari; misalnya berbuat kebaikan atau kejahatan di usia muda akan memberikan hasil/akibatnya pada usia muda atau usia tua dalam kehidupan sekarang juga.
  • 47. 47 Contoh Ahosi Kamma YM Angulimala Thera, dulunya sebelum menjadi anggota sangha pernah menjadi penjahat dan telah membunuh ratusan orang. Setelah beliau bertemu Buddha kemudian menjadi bhikkhu. Sewaktu menjadi bhikkhu beliau sangat tekun melaksanakan meditasi Vipassana bhavana dan akhirnya beliau merealisasi tingkat kesucian Sotapana, kemudian Sakadagami dan terakhir merealisasi Arahat (tingkat kesucian tertinggi). Seharusnya, beliau tumimbal lahir di neraka, namun sotapatti magga kusala yang didapat ketika beliau merealisasi Sotapana telah mengakibatkan akusala kamma beliau yang cukup banyak itu menjadi tidak punya kesempatan lagi untuk berbuah di alam menyedihkan.
  • 49. 7. Kamma menurut Menurut Bobotnya/Kualitasnya ā€¢ PERBUATAN BERAT/SERIUS ( GARUKA KAMMA) ā€¢ PERBUATAN MENJELANG MATI/AJAL ASANNA KAMMA ā€¢ PERBUATAN KEBIASAAN ( BAHULA / ACINNA KAMMA) ā€¢ PERBUATAN TIDAK SEPENUH HATI KATATTA KAMMA)
  • 50. Kamma yang berat GARUKA KAMMA Kamma menjelang ajal ASANNA KAMMA Kamma kebiasaan ACINNA KAMMA Kamma yang tidak sepenuh hati KATATTA KAMMA Urutan masaknya Kamma yang muncul lebih dulu
  • 51. A. Garuka Kamma Kamma yang berat Garuka Kamma Akusala Garuka Kamma Kusala Garuka Kamma Meditasi mencapai RupaJhana dan Arupa Jhana Niyattamiccaditthi Kamma (Menyebarkan ajaran walaupun tahu bahwa ajaran tsb salah) LOBHA MULA CITTA 4 Pancanantariya Kamma (5 Perbuatan durhaka) DOSA MULA CITTA 2
  • 52. Garuka kamma yang buruk (Akusala Garuka Kamma) A.Pancanantariya kamma (lima perbuatan durhaka): 1. Membunuh ibu 2. Membunuh ayah 3. Membunuh Arahat terkait dg Dosamula 4. Melukai Sang Buddha citta 2 5. Memecah belah Sangha B. Niyattamicchaditthi kamma: Mengajarkan pandangan keliru secara sadar dan terus-menerus. terkait dg Lobhamula citta 4
  • 53. Kusala Garuka Kamma dan buahnya Merealisasi Jhana sehingga dapat tumimbal lahir di alam Brahma segera setelah kehidupan ini
  • 54. Perbedaan dalam tugas menimbulkan hasil/akibat dari Akusala Garuka Kamma dengan Kusala Garuka Kamma adalah: Akusala Garuka Kamma itu, bila tidak ada waktu menimbulkan hasil/akibat, tetap mempunyai kesempatan untuk menjadi Upatthambaka Kamma. Sedangkan Kusala Garuka Kamma itu, bila tidak ada waktu menimbulkan hasil/akibat, akan menjadi Ahosi Kamma (yang tidak menimbulkan akibat sama sekali), dan tidak mempunyai kesempatan untuk menjadi upatthambaka Kamma.
  • 55. B. Asanna Kamma (kamma yang dilakukan menjelang ajal) Akusala kamma atau kusala kamma yang pernah kita perbuat sudah lama dan tidak teringat lagi, bila sewaktu akan meninggal dunia terkenang dengan perbuatan yang pernah dilakukan itu, misalnya terkenang perbuatan jahat, maka saat itu akusala citta (pikiran buruk) akan timbul. Akusala citta yang timbul sewaktu teringat dengan perbuatan jahat itulah yang disebut Akusala Asanna Kamma. Namun, jika terkenang dengan perbuatan baik yang pernah dilakukan, maka kusala citta (pikiran baik) timbul. Kusala citta yang timbul sewaktu teringat dengan perbuatan baik itulah yang disebut Kusala Asanna Kamma.
  • 56. 56 ASANNA KAMMA CUTI pat Saat akhir, akan muncul gambaran: perbuatan, objek perbuatan, dan tempat Sekarang Yang akan datang
  • 57. C. Acinna Kamma (kamma kebiasaan) Seseorang yang sering melakukan kebaikan, misalnya suka berdana, melaksanakan moralitas, suka bermeditasi, belajar dhamma dan lain- lainnya, perbuatan ini disebut kusala acinna kamma. Atau, seseorang yang melakukan satu kejahatan, walaupun hanya sekali saja, tetapi orang itu selalu memikirkan perbuatan jahatnya itu, kemudian timbul kegelisahan dan ketakutan, ini juga disebut akusala acinna kamma. Dalam melakukan kebaikan juga sama, walaupun melakukan kebaikan hanya sekali saja, tetapi selalu diingat perbuatan baiknya itu, kemudian timbul rasa bahagia atas perbuatan baiknya, maka ini juga disebut kusala acinna kamma.
  • 58. D. Katatta Kamma (kamma yang dilakukan tidak sepenuh hati, tak tergolong kategori garuka, asanna atau acinna kamma) Akusala kamma atau kusala kamma yang dilakukan tidak sepenuh hati dari waktu ke waktu, dan yang tak tergolong ketiga kategori kamma sebelumnya, baik dalam kehidupan sekarang maupun kehidupan lampau, di mana pembuatnya mungkin juga sudah lupa karena kesannya kurang kuat.
  • 59. Menjelang meninggal dunia, seseorang akan mengalami satu dari tiga jenis objek 1. Kamma / perbuatan (kamma arammana) 2. Sign of Kamma / simbol perbuatan (kamma nimitta arammana) 3. Sign of Destination / simbol tempat tumimbal lahir (gati nimitta arammana) Mengapa tanda-tanda ini muncul?
  • 60. (obyek kamma) Sewaktu akan meninggal, terkenang dengan perbuatan yang pernah dilakukan (baik atau buruk), munculnya melalui manodvara. Contoh:Ratu Malika.
  • 61. (obyek bayangan kamma) Sewaktu akan meninggal dunia terlihat sarana-sarana perbuatan (baik atau buruk) yang pernah dilakukan. Munculnya melalui manodvara dan pancadvara. Contoh: Cunda penjagal babi dan Matakundali.
  • 62. (obyek simbol-simbol kelahiran). Sewaktu akan meninggal dunia terlihat simbol-simbol tempat kelahiran (baik atau buruk). Munculnya melalui manodvara (tapi obyeknya yang sekarang). Contoh: terlihat api,kepanasan, atau kelembaban.
  • 63. Tanda/simbol ini muncul karena perbuatan lampau atau perbuatan menjelang ajal yang menemukan kondisi yang tepat untuk tumimbal lahir di kehidupan berikutnya
  • 65. Kamma menurut cara bekerjanya (kicca): Kamma Fungsi Janaka Kamma Kamma Penghasil Upatthambaka Kamma Kamma Mendorong Upapilaka Kamma Kamma Menekan Upaghataka Kamma Kamma Memotong
  • 67. Adalah kamma yang mempunyai potensi membuat suatu makhluk terlahirkan kembali. Kamma ini yang menimbulkan Nama- khanda (kelompok-batin) dan Kammaja- rupa ( materi/jasmani ). Janaka Kamma ini berfungsi melahirkan makhluk-makhluk di ke-31 alam kehidupan ( bhumi 31 ). A. Janaka Kamma (Kamma Penghasil)
  • 68. Janaka Kamma yang belum mempunyai waktu menimbulkan hasil hasil/akibat terbagi atas 2 jenis : 1. Janaka Kamma dalam kehidupan yang lampau 2. Janaka Kamma dalam Kehidupan sekarang
  • 69. Peran Kamma Menjelang kematian K K K CU PS K Tanpa Jeda Kamma terakhir yang menentukan jenis Patisandhi.Bisa berbentuk Garuka Kamma, Asanna Kamma,Acinna Kamma atau Katatta Kamma. Kamma memiliki 2 peran : sebagai Energi Kamma dan sebagai Janaka Kamma CU = Cuti Citta PS = Patsandhi Citta Membentuk Nama Rupa
  • 70. MENURUT CARA BERKERJANYA 1, 2, 3, 4 1, 2, 3, 41, 2, 3, 4 1, 2, 3, 4 1, 2, 3, 4 1, 2, 3, 4 cuti Patisandhi Janaka kamma Memiliki batin & jasmani atau N-R hasil JK
  • 71. B. KAMMA MEMOTONG (Upaghataka Kamma) A A A A K cuti A A A A K K JANAKA KAMMA
  • 72. B. KAMMA MEMOTONG (Upaghataka Kamma) 1. Memotong NR (hasil dari JK) sampai rusak. 1. Kusala ļƒ  Kusala NR : orang awam menjadi arahat. 2. Kusala ļƒ  Akusala NR : mahluk peta yang menerima pelimpahan jasa. 3. Akusala ļƒ  Kusala NR : orang yang mendapat kecelakaan. 4. Akusala ļƒ  Akusala NR : anjing yang mendapat kecelakaan.
  • 73. B. KAMMA MEMOTONG (Upaghataka Kamma) 2. Memotong JK supaya tidak menimbulkan akibat untuk selamanya 1. Kusala ļƒ  Kusala JK : Jhana II memotong Jhana I. 2. Kusala ļƒ  Akusala JK : YA. Angulimala. 3. Akusala ļƒ  Kusala JK : Devadatta. 4. Akusala ļƒ  Akusala JK : TIDAK ADA
  • 74. C. KAMMA MENEKAN (Upapilaka Kamma) A A A A K cuti A A A A K - A JANAKA KAMMA A JK K menekan JK A shg JK A berkurang bobotnya
  • 75. C. KAMMA MENEKAN (Upapilaka Kamma) 1. Menekan NR (hasil dari JK) 1. Kusala ļƒ  Akusala NR : anjing berpenyakitan lalu berbuat baik. 2. Akusala ļƒ  Kusala NR : orang yang sehat tetapi kemudian menjadi sakit sakitan. 2. Menekan JK supaya kekuatan menurun 1. Kusala ļƒ  Akusala JK : Raja Ajatasattu 2. Akusala ļƒ  kusala JK : bayi lahir cacat
  • 76. C. KAMMA MENEKAN (Upapilaka Kamma) 3. Menekan JK supaya tidak ada waktu menimbulkan hasil/akibat. 1. Kusala ļƒ  Akusala JK : saat menjelang ajal dikondisikan timbul nimita yang baik. 2. Akusala ļƒ  Kusala JK : saat menjelang ajal terkondisikan timbul nimita yang buruk.
  • 77. D. KAMMA MENDORONG (Upatthambhaka Kamma) 1. Membantu NR (hasil dari JK) menjadi maju dan bertahan lama. K A K A K A Lampau Sekarang NR NR 1. Kusala (lampau) ļƒ  Kusala NR : jasmani Sang Buddha bagus karena Parami masa lampau. 2. Kusala (Sekarang) ļƒ  Kusala NR : Dhamma duta punya kedudukan, kebahagiaan, dsb.
  • 78. D. KAMMA MENDORONG 3. Akusala (lampau) ļƒ  Akusala NR : anjing sudah berpenyakitan masih kena pukul juga. 4. Akusala (sekarang) ļƒ  Akusala NR : kucing makan tikus. 5. Kusala (lampau) ļƒ  Akusala NR : ada anjing yang dipelihara dengan baik. 6. Kusala (sekarang) ļƒ  Akusala NR : ada anjing yang karena cerdas, lalu dipelihara dengan baik. 7. Akusala (sekarang) ļƒ  Kusala NR : nelayan bisa bertahan hidup karena mencari ikan. 8. Akusala (lampau) ļƒ  Kusala NR : TIDAK ADA
  • 79. D. Kamma Mendorong (Upatthambhaka Kamma) 2. Membantu JK yang sedang ļƒ  sempurna. K K A A K A K A K A Lampau Sekarang Lampau Sehari hari ajal JK JK
  • 80. D. Kamma Mendorong (Upatthambhaka Kamma) 1. Kusala (ajal) ļƒ  Kusala JK (lampau). 2. Kusala (ajal) ļƒ  Kusala JK (sekarang). 3. Akusala (ajal) ļƒ  Akusala JK (lampau). 4. Akusala (ajal) ļƒ Akusala JK (sekarang). 5. Kusala (sehari-hari) ļƒ  Kusala JK (lampau). 6. Kusala (sehari-hari) ļƒ  Kusala JK (sekarang). 7. Akusala (sehari-hari) ļƒ  Akusala JK (lampau). 8. Akusala (sehari-hari) ļƒ  Akusala JK (sekarang). 9. Kusala (lampau) ļƒ  Kusala JK (sekarang). 10. Akusala (lampau) ļƒ  Akusala JK (sekarang).
  • 81. 1. Kusala (ajal) ļƒ  Kusala JK (lampau). ā€¢ A seorang pendiam, sabar dan takut berbuat salah, hanya berbuat kebaikan menurut kemampuannya, karena A adalah buruh kecil, penghasilannya terbatas. ā€¢ A jarang ke vihara untuk bersembahyang dan mendengarkan dhamma, karena tidak ada waktu. ā€¢ Sewaktu A sakit keras dan akan meninggal dunia, batinnya tenang, setelah menghembuskan nafasnya yang terakhir, ia tumimbal lahir di alam sugati. ā€¢ Hal ini disebabkan kusala yang timbul sewaktu menghadapi kematian, membantu kepada kusala janaka kamma yang A pernah berbuat dalam kehidupan lampau yang sedang mempunyai waktu memberikan hasil sehingga memberikan kekuatan untuk menimbulkan hasil dengan sempurna.
  • 82. 2. Kusala (ajal) ļƒ  Kusala JK (sekarang) ā€¢ B seorang budiman, selalu berbuat kebaikan, jarang berbuat kesalahan sebab takut dengan akibatnya. ā€¢ Sewaktu B akan meninggal dunia mempunyai batin yang tenang, ā€¢ Setelah ia meninggal dunia B tumimbal lahir di alam sugati / alam menyenangkan
  • 83. 3. Akusala (ajal) ļƒ  Akusala JK (lampau). ā€¢ C mempunyai sifat masa bodoh, tidak tertarik dalam hal kebaikan, hanya berusaha mencari uang melulu, tetapi tidak berbuat sesuatu yang bertentangan dengan moralitas. ā€¢ Sewaktu akan meninggal dunia batin C tidak tenang karena terikat dengan keluarga. Akusala citta timbul... ā€¢ Setelah ia menghembuskan nafasnya yang terakhir, C tumimbal lahir di alam peta (alam setan).
  • 84. 4. Akusala (ajal) ļƒ Akusala JK (sekarang). ā€¢ D seorang yang jahat, tidak percaya dengan keburukan dan akibatnya, tidak percaya adanya tumbimbal lahir. D berbuat sesuatu menurut keinginannya, tidak percaya siapapun. ā€¢ Sewaktu D akan meninggal dunia, batinnya gelisah, dan setelah meninggal dunia ia tumimbal lahir di alam neraka.
  • 85. 5. Kusala (sehari-hari) ļƒ  Kusala JK (lampau). ā€¢ E adalah anak seorang budiman, orang tuanya mendidik E untuk taat dengan agama, suka bersembahyang dan melaksanakan moralitas dalam kehidupan sehari-hari. ā€¢ Tetapi sewaktu E mencapai usia 5 tahun ia meninggal dunia, ia tumimbal lahir di alam surga.
  • 86. 6. Kusala (sehari-hari) ļƒ  Kusala JK (sekarang). ā€¢ F seorang yang taat dengan agama, mempunyai pengertian Dhamma yang cukup baik, suka melaksanakan meditasi dan suka melaksanakan dana dan moralitas. ā€¢ Sewaktu F meninggal dunia tumimbal lahir di alam surga.
  • 87. 7. Akusala (sehari-hari) ļƒ  Akusala JK (lampau) ā€¢ G adalah anak dari orang tua yang tidak beragama, sedari kecil hingga dewasa G tidak pernah mendapat didikan agama dan budi pekerti. G hidupnya suka berfoya-foya. ā€¢ Sewaktu G meninggal dunia tumimbal lahir di alam setan.
  • 88. 8.Akusala (sehari-hari) ļƒ  Akusala JK (sekarang). ā€¢ H seorang yang mempunyai pandangan salah, tidak percaya dengan akusala dan akibatnya, berpandangan berbuat apa saja tidak menimbulkan akibat, tidak percaya adanya tumimbal lahir, tidak percaya adanya surga dan neraka. ā€¢ H melaksanakan sebagian besar perbuatan yang bertentangan dengan Dhamma dan moralitas. ā€¢ Sewaktu H meninggal dunia, tumimbal lahir di alam neraka.
  • 89. 9.Kusala (lampau) ļƒ  Kusala JK (sekarang) ā€¢ I mempunyai keyakinan yang teguh terhadap sang Tiratana, rajin belajar dhamma dan taat melaksanakan moralitas. Kemudian I menerima penahbisan menjadi bhikkhu, setelah menjadi bhikkhu, bhikkhu I belajar dhamma dengan tekun untuk memperdalam pengetahuannya mengenai dhamma, dan rajin melaksanakan meditasi serta taat dengan dhamma dan vinaya. ā€¢ Setelah bhikkhu I tamat belajar dhamma, kemudian mengajarkan dhamma kepada para bhikkhu, samanera, upasaka dan upasika dan umat Buddha sampai hari tua. ā€¢ Sewaktu bhikkhu I meninggal dunia tumimbal lahir di alam surga.
  • 90. 10.Akusala (lampau) ļƒ  Akusala JK (sekarang). ā€¢ J adalah orang yang kejam, tidak pernah berbuat kebaikan, hanya berbuat kejahatan melulu, yaitu membunuh mahluk, mencuri, memperkosa, berselingkuh, menipu, berkelahi dan lainnya. ā€¢ Sewaktu J meninggal dunia tumimbal lahir di alam neraka.
  • 91. D. Kamma Mendoromg (Upatthambhaka Kamma) 3. Membantu JK yang belum saatnya menimbulkan hasilļƒ  Menimbulkan Hasil A A K A K A K A Sekarang Sehari hari ajal JK JK
  • 92. D. Kamma Mendorong Upatthambhaka Kamma 1. Kusala (ajal) ļƒ  Kusala JK (lampau). 2. Kusala (ajal) ļƒ  Kusala JK (sekarang). 3. Akusala (ajal) ļƒ  Akusala JK (lampau). 4. Akusala (ajal) ļƒ Akusala JK (sekarang). 5. Kusala (sehari-hari) ļƒ  Kusala JK (lampau). 6. Kusala (sehari-hari) ļƒ  Kusala JK (sekarang). 7. Akusala (sehari-hari) ļƒ  Akusala JK (lampau). 8. Akusala (sehari-hari) ļƒ  Akusala JK (sekarang).
  • 93. 1.Kusala (ajal) ļƒ  Kusala JK (lampau). ā€¢ A umat Buddha dalam kehidupan sekarang ini bayak berbuat kebaikan. ā€¢ Tetapi sewaktu A sakit keras dan akan menghadapi kematian, terlihat nimitta / bayangan kamma yang tidak baik, membuat batinnya gelisah. ā€¢ Kemudian familinya mengundang bhikkhu untuk bersembahyang dan memberikan nasehat Dhamma di hadapan A ā€¢ Setelah A mendengarkan pembacaan paritta dan nasehat dari bhikkhu itu, batinnya menjadi tenang, nimitta/bayangan kamma yang tidak baik lenyap, dan timbul nimitta/bayangan kamma yang baik. Sewaktu A menghembuskan nafas terakhir, ia tumimbal lahir di alam kamasugati bhumi (alam menyenangkan dengan nafsu indera).
  • 94. 2.Kusala (ajal) ļƒ  Kusala JK (sekarang). ā€¢ B umat Buddha, suka berdana, banyak berbuat kebaikan, tetapi tidak pernah belajar Dhamma, dan tidak pernah melaksanakan meditasi Buddhist. ā€¢ Pada satu hari B jatuh sakit keras dan akan menghadapi kematian, timbul perasaan takut mati, dan melihat nimitta yang tidak baik, batin B menjadi gelisah. ā€¢ Sewaktu familinya melihat keadaan B sangat gawat, cepat-cepat mengundang bhikkhu untuk membacakan paritta. ā€¢ Setelah B mendengarkan pembacaan paritta dari bhikkhu itu, batin B menjadi tenang, nimitta yang buruk lenyap, dan timbul nimitta yang baik. Sewaktu B meninggal dunia, ia tumimbal lahir di alam kamasugati bhumi
  • 95. 3.Akusala (ajal) ļƒ  Akusala JK (lampau). ā€¢ C seorang dermawan, banyak memberikan dana untuk meringankan penderitaan sesama manusia, patuh dengan moralitas. Tetapi C belum pernah melatih pikirannya dengan jalan melaksanakan samatha bhavana atau vipassana bhavana, dan belum pernah belajar Dhamma. ā€¢ Sewaktu C jatuh sakit keras dan akan menghadapi kematian, timbul perasaan takut mati dan khawatir dengan harta benda dan anak cucu yang ditinggalkan, batinnya menjadi gelisah dan akusala citta (pikiran buruk) timbul pada waktu itu. Terlihatlah oleh C nimitta yang tidak baik, wajahnya memperlihatkan rasa kekhawatiran dan ketakutan
  • 96. ā€¢ Sedangkan familinya tidak mempunyai pengertian mengenai Dhamma, maka itu tidak dapat mengkondisikan perobahan keadaan C, dan sewaktu C menghembuskan nafasnya yang terakhir ia terlahir pada salah satu alam Apaya (alam menderita). Kusala yang C perbuat dalam kehidupan sekarang ini tidak mampu membantu memberikan hasil untuk dilahirkan di alam sugati (alam menyenangkan). ā€¢ Hal ini disebabkan akusala yang timbul sewaktu menghadapi kematian, membantu kepada akusala yang C pernah perbuat pada kehidupan lampau, memberikan waktu menimbulkan hasil/akibat.
  • 97. 4.Akusala (ajal) ļƒ Akusala JK (sekarang). ā€¢ D sewaktu masih muda, banyak berbuat kejahatan, yaitu membunuh mahluk, mencuri, berzina, dan lainnya. Sewaktu D mencapai usia setengah abad, terbayang kejahatan-kejahatan yang pernah dilakukannya sewaktu muda, batinnya merasa tidak tenteram, kemudian D menerima penahbisan kebhikkhuan dan menjadi anggota sangha. ā€¢ Pada satu hari bhikkhu D jatuh sakit keras dan ia terpikir lagi dengan kejahatan yang pernah dilakukannya sewaktu masih muda, batinnya menjadi tidak tenang, takut terlahir di alam apaya ā€¢ Sewaktu bhikkhu D menghembuskan napasnya yang terakhir, bhikkhu D tumimbal lahir di alam neraka.
  • 98. 5.Kusala (sehari-hari) ļƒ  Kusala JK (lampau). ā€¢ E mempunyai pandangan salah, tidak percaya akan kebaikan dan hasilnya, berpandangan membunuh mahluk tidaklah hal yang buruk, berdana dan bersembahyang tidak menimbulkan hasil yang baik. Tetapi E tidak melahirkan perbuatan jahat dari pandangan salah itu. ā€¢ E bekerja sebagai pelayan pada seorang budiman yang beragama Buddha, yang mana majikannya suka berdana, suka belajar Dhamma dan bersembahyang. Setiap kali majikannya pergi ke vihara untuk bersembahyang dan mendengarkan Dhamma E diajak ikut serta, lama kelamaan E dapat menghilangkan pandangan salahnya, dan mempunyai keyakinan kepada Tiratana, kemudian E menjadi umat Buddha yang taat dan patuh pada Dhamma dan Vinaya. ā€¢ Sewaktu E jatuh sakit keras dan akan meninggal dunia, batinnya tenang, sebab E hidup sendirian dan tidak berbuat kejahatan, setelah menghembuskan nafasnya yang terakhir, E tumbimbal lahir di alam sugati.
  • 99. 6. Kusala (sehari-hari) ļƒ  Kusala JK (sekarang). ā€¢ F pernah menjalankan hidup kebhikkhuan, pernah belajar dhamma, pernah melaksanakan samatha bhavana dan vipassana bhavana. ā€¢ F hidupnya sekarang ini sebagai nelayan, yang mana termasuk penghidupan yang keliru, tetapi pada setiap hari uposatha F berdana makanan dan kebutuhan sehari-hari kepada bhikkhu sangha, dan berbuat kebaikan kepada yang membutuhkan serta melaksanakan meditasi pada setiap hari. ā€¢ Setiap kali F memberikan dana selalu dalam keadaan senang hati dan setelah memberikan dana uga dalam keadaan senang hati. ā€¢ Sewaktu F akan meninggal dunia, batinnya tenang karena mengingat dana yang telah diberikannya kepada para bhikkhu, setelah ia menghembuskan nafasnya yang terakhir F tumimbal lahir di alam sugati.
  • 100. 7.Akusala (sehari-hari) ļƒ  Akusala JK (lampau). ā€¢ G sedari kecil hingga dewasa selalu mengikuti orang tuanya ke vihara bersembahyang dan mendengarkan Dhamma, selalu pergi dengan orang tuanya berdana makanan kepada para bhikkhu. ā€¢ Tetapi setelah G berkeluarga, ia jarang sekali ke vihara untuk bersembahyang dan mendengarkan ceramah Dhamma, jarang sekali berdana karena ekonominya tidak mengijinkan. Pikirannya selalu tertuju untuk mencari uang, dan terikat dengan kesenangan duniawi. ā€¢ Sewaktu G meninggal dunia, ia tumimbal lahir di alam peta. Hal ini disebabkan akusala citta (pikiran buruk) yang selalu timbul belakangan ini membantu kepada akusala yang G pernah berbuat pada kehidupan lampau, memberikan waktu menimbulkan hasil/akibat.
  • 101. 8. Akusala (sehari-hari) ļƒ  Akusala JK (sekarang). H sedari kecil hingga dewasa boleh dikatakan jarang sekali berbuat kebaikan, ia suka bergaul dengan orang yang tidak baik, suka mencuri, berjudi, berzina, berselingkuh dan mengkonsumsi makanan/minuman yang memabukkan. Setelah itu H dipaksa oleh orang tuanya untuk menjalankan hidup kebhikkhuan agar dapat melenyapkan kebiasaannya yang tidak baik itu. H bersedia ditahbiskan menjadi bhikkhu, setelah ia menjadi bhikkhu, bhikkhu H melaksanakan meditasi dengan baik, belajar dhamma dengan tekun dan taat melaksanakan vinaya/moralitas. Kemudian setelah 3 tahun, bhikkhu H timbul rasa jemu, dan keyakinannya merosot, tidak lagi melaksanakan meditasi, pikirannya sudah ingin keluar dari hidup kebhikkhuan.
  • 102. Kerjanya sekarang suka membaca buku roman, suka bergunjing, suka ngelamun dan batinnya selalu gelisah. Sewaktu bhikkhu H jatuh sakit keras, ia melihat nimitta yang tidak baik, dan setelah menghembuskan nafasnya yang terakhir bhikkhu H tunimbal lair di alam binatang dengan kekuatan akusala yang timbul belakangan sewaktu ia masih hidup, membantu kepada akusala yang bhikkhu H pernah berbuat sebelum menjadi bhikkhu.
  • 103. A. Kesabaran. B. Keyakinan. C. Percaya diri. D. Pengendalian Diri. E. Kemampuan.
  • 104. A. Kesabaran ā€¢ Dengan memahami proses Hukum Kamma, dengan mengetahui bahwa yang kita terima dalam kehidupan ini adalah hasil perbuatan (Vipaka) kita di masa lampau, dan semua fnomena hanyalah kondisi yang membuat munculnya Vipaka kita tsb. Kita bisa lebih sabar dan dengan mudah memaafkan serta melupakan kesalahan orang lain kepada kita
  • 105. B. Keyakinan ā€¢ Di alam semesta ini tidak ada yang harus ditakuti, kecuali perbuatan kita sendiri yang tidak baik. Dengan memahami hakikat hukum ini, akan memperkokoh keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri. Akan menguatkan langkah kita dalam melakukan perbuatan yang kelak akan membahagiakan diri kita
  • 106. C. Percaya diri ā€¢ Menyadari bahwa kita adalah pewaris dari kamma kita sendiri, berhubungan dengan kamma kita sendiri, Dilindungi oleh kamma kita sendiri, maka kita tidak perlu lagi menggantungkan kehidupan kita kepada mahluk lain, karena tidak ada mahluk lain yang dapat mengendalikan dan menentukan hidup kita. Hal ini membuat kepercayaan terhadap kemampuan diri sendiri menjadi bertambah
  • 107. D. Pengendalian diri ā€¢ Dengan memahami bahwa perbuatan buruk akan menghasilkan akibat yang buruk, maka kita akan berusaha selalu berhati hati serta berusaha mengendalikan diri dalam melakukan suatu perbuatan.
  • 108. E. Kemampuan ā€¢ Pelaksanaan kamma baik yang kita lakukan akan membuat kita memiliki kemampuan untuk menghilangkan rintangan-rintangan, serta melenyapkan pikiran-pikiran jahat, untuk kemudian membuat kita memiliki kemampuan untuk menghancurkan tabir-tabir yang menghalangi kita untuk dapat menyelami Kebenaran Mutlak, Nibbana .
  • 109. ANUMODANA SABBE SATTA BHAVANTU SUKKHITATA Semoga Semua Mahluk Hidup Berbahagia