A. Kamma merupakan salah satu dari 5 hukum tertib universal yang mengatur hubungan sebab akibat dalam alam semesta. B. Kamma bukan ajaran yang pasrah pada nasib melainkan menekankan kebebasan kehendak seseorang. C. Kamma adalah hukum sebab akibat moral di mana perbuatan akan menghasilkan akibat sesuai sifat perbuatan tersebut.
2. Semua jenis perbuatan dan hasil
perbuatan.
1). Perbuatan yang disertai kehendak, jika
tanpa kehendak maka bukan kamma.
2). Dalam Anguttara Nikaya III/415:
artinya: Oh para bhikkhu, kehendak untuk
berbuatlah yang kunamakan kamma.
3). Hasil kamma disebut kamma vipaka.
3. Beberapa Pandangan Keliru
tentang Hukum Kamma
1. Kamma hanya dianggap sebagai hal-hal
yang buruk saja.
Padahal, kamma artinya perbuatan, sedangkan
hasilnya disebut vipaka.
Oleh sebab itu, tidak hanya berhubungan dengan
perbuatan buruk atau akibat buruk saja, akan
tetapi perbuatan baik atau akibat yang baik
juga.
4. 2. Kamma Vipaka dianggap sebagai
takdir yang tidak bisa diubah.
Pandangan ini keliru, karena ajaran Buddha
tidak mengajarkan paham takdir ataupun
paham kebebasan bertindak akan tetapi suatu
kehendak bersyarat.
Karena kalau hal ini terjadi maka seseorang
tidak bisa terbebas dari penderitaan.
Contoh : seseorang hidup miskin karena
kamma vipaka lampaunya yang buruk, dia bisa
mengubah kondisinya dengan bekerja keras.
5. 3. Prinsip kerja Hukum Kamma adalah
mata dibayar mata, nyawa dibayar
nyawa.
Ini suatu pandangan salah, kamma tidak
akan selalu menghasilkan bentuk vipaka yg
sama, misalnya membunuh akan selalu
dibunuh, mencuri akan selalu dicuri lagi.
Pandangan ini keliru karena kamma selalu
dipengaruhi oleh kondisi-kondisi saat ini
sehingga tidak selamanya hasil kamma
(vipaka) sama dengan kammanya.
6. 4. Kamma orang tua diwariskan pada
anaknya.
Contoh : anggapan anak lahir cacat karena
ayahnya suka main pelacur
Prinsip ini keliru, karena prinsip kerja
kamma, siapa yang melakukan perbuatan,
maka ia pula yang akan menerima hasilnya.
Dalam Culakamma vibhanga Sutta, Majjhima
Nikaya 135, Sang Buddha bersabda :
āSemua mahluk memiliki kammanya sendiri,
mewarisi kammanya sendiri, lahir dari
kammanya sendiri, berhubungan dengan
kammanya sendiri, dilindungi oleh
kammanya sendiri. Kamma itulah yang
membedakan keadaan rendah atau tinggiā.
7. 5. Segala sesuatu yang terjadi saat ini
adalah akibat dari perbuatan pada
kehidupan lampau.
Pandangan bahwa jatuh tersandung, jatuh
sakit, dan sebagainya adalah merupakan
hasil kamma semata, sang Buddha menolak
pandangan ini, karena bila demikian adanya
maka sia-sialah seseorang berbuat baik, sia-
sialah seseorang berusaha.
Hal ini akan membuat seseorang bersikap
apatis atau pasrah dan tidak mau berusaha
memperbaiki Vipaka buruknya.
8. 6. Kamma maupun Vipaka ditentukan
oleh Suatu mahluk yang disebut Tuhan
Pandangan ini berpendapat bahwa semua yg
diperbuat atau dialami seseorang pada saat
sekarang, baik hal yg baik maupun yg buruk
tidak lain merupakan kehendak dari suatu
mahluk adi kuasa yg disebut tuhan.
Pandangan ini keliru sebab kalau hal ini
benar terjadi maka yg disebut mahluk dialam
semesta hanya merupakan Wayang yg
dimainkan oleh seorang Dalang
Kalau hal ini terjadi maka seorang perampok
pencuri tidak perlu bertanggung jawab
terhadap semua perbuatan buruknya
9. 7. Kamma buruk di kehidupan lampau dapat
dihilangkan atau dihapuskan.
Pandangan ini keliru, karena bagaimanapun
juga perbuatan buruk sudah dilakukan dan
sudah terjadi, sehingga akibat dari perbuatan
buruk tsb pasti akan diterima dan tidak akan
dapat dihapus.
Bahkan, Sang Buddha sendiri tetap menerima
hasil kamma buruk Beliau dari perbuatan Beliau
pada kehidupan lampau yang pernah Beliau
lakukan, di antaranya berupa terlukanya kaki
Beliau karena batu yang dijatuhkan oleh
Devadatta. Jika kamma lampau bisa dihapus
maka sudah pasti Sang Buddha dengan mudah
bisa menghilangkannya dan Beliau tentu tdk akan
10. 8. Hukum Kamma hanya berlaku bagi
orang yang mempercayainya saja.
Pandangan ini keliru, karena Hukum Kamma
adalah hukum yg universal yang berlaku
bagi siapa saja, kepada yang percaya atau
tidak percaya.
Siapa saja yang berbuat jahat, percaya atau
tidak percaya terhadap Hukum Kamma, dia
tetap akan menerima akibat dari
perbuatannya tersebut.
12. Perbuatan baik yang disertai kehendak
(cetana) yang baik.
Akan menghasilkan kusala vipaka kamma.
Perbuatan yang tidak baik yang disertai
kehendak (cetana) yang tidak baik.
Akan menghasilkan akusala vipaka kamma.
14. 1) Membunuh
makhluk hidup
1) Berbohong 1) Menginginkan harta
orang lain (lobha)
2) Mencuri dan
menipu
2) Memfitnah 2) Pikiran ingin
menyakiti orang lain
(dosa)
3) Kelakuan seks yang
tidak pantas
3) Berkata-kata kasar 3) Pandangan keliru
(moha)
4) Omong kosong
15. A. Merupakan salah satu dari hukum
semesta.
B. Bukan ajaran yang pasrah pada
nasib.
C. Merupakan hukum sebab akibat
moral.
D. Sesuai dengan benih yang ditabur,
begitulah buah yang akan dipetik.
E. Kebebasan kehendak.
16. 16
A. KAMMA MERUPAKAN SALAH SATU DARI
5 HUKUM TERTIB UNIVERSAL
ā¢ Hukum tertib universal :
1. Utu Niyama (Hk tertib suhu/temperatur)
2. Bijja Niyama (Hk tertib benih )
3. Citta Niyama (Hk tertib pikiran, satu
kesadaran hanya dapat mengalami satu
objek)
4. Kamma Niyama (Hk. Tertib perbuatan)
5. Dhamma Niyama (Hk. tertib phenomena)
20. C. Merupakan Hukum Sebab dan
Akibat Moral
ā¢ Semua perbuatan pada umumnya menimbulkan
akibat, dan akibat ini merupakan pula sebab lain yg
menghasilkan akibat yang lain, begitu seterusnya
sehingga kamma sering juga disebut Hukum Sebab
dan Akibat.
21. D. Sesuai dengan Benih yang Ditabur, Begitulah
Hasil yang Akan Dipetik
Seseorang yang
menanam benih
buah apel
Seseorang yang
menanam benih
buah pare
Akan mendapatkan
Akan mendapatkan
Buah Apel
Buah Pare
oāSesuai dengan benih yang di tabur, begitulah buah yang akan
dipetiknya. Pembuat kebajikan akan mendapat kebajikan. pembuat
kejahatan akan memetik kejahatan pula. Taburlah biji-biji benih dan
engkau pulalah yang akan merasakan buah daripadanyaā
22. E. Kebebasan Kehendak
Jikalau seseorang menyodokkan sebuah bola bilyar, bola bilyar yang
sudah bergerak memang tidak bisa ditarik kembali, akan tetapi kita bisa
menyusulkan sebuah bola bilyar lainnya kearah bola pertama yang
sedang meluncur. sehingga bola kedua dapat mengubah arah gerakan
bola pertama tadi. Bahkan, arah bola lain yang datang dari arah yang
berlawanan kadang-kadang dapat menghentikan gerakan bola pertama.
Demikian bekerjanya Hukum Kamma dalam penghidupan seseorang.
23. Kamma
Menurut Sifat/
Kedudukan
Menurut Jangka
Waktu Berbuahnya
Menurut Bobot/Kualitas
Menurut Cara
Kerjanya
Akusala 12
Maha Kusala 8
Rupavacara Kusala 5
Arupavacara Kusala 4
SKEMA KAMMA
Masak dalam 1 kehidupan kini
Masak dalam 1 kehidupan berikutnya
Masak dalam beberapa kehidupan
Tidak berbuah (mandul)
Kamma berat
Kamma menjelang ajal
Kamma kebiasaan
Kamma tidak sepenuh hati
Janaka Kamma
Kamma memotong
Kamma menekan
Kamma mendorong
25. 12 Kesadaran Tak Bermanfaat (Akusala Citta 12)
8 KESADARAN BERAKAR PADA KESERAKAHAN
Jenis
Cetana
Jenis
Perasaan
Terkait
dengan
Spontanitas
Lobha 1 Senang Pandangan Salah Spontan
Lobha 2 Senang Pandangan Salah Dengan Ajakan
Lobha 3 Senang Tidak terkait Spontan
Lobha 4 Senang Tidak terkait Dengan Ajakan
Lobha 5 Biasa saja Pandangan Salah Spontan
Lobha 6 Biasa saja Pandangan Salah Dengan Ajakan
Lobha 7 Biasa saja Tidak terkait Spontan
Lobha 8 Biasa saja Tidak terkait Dengan Ajakan
KEMBALI
26. 12 Kesadaran Tak Bermanfaat (Akusala Citta 12)
2 KESADARAN BERAKAR PADA KEBENCIAN
Jenis
Cetana
Jenis
Perasaan
Terkait
dengan
Spontanitas
Dosa 1 Tidak Senang Penolakan Spontan
Dosa 2 Tidak Senang Penolakan Dengan Ajakan
KEMBALI
Jenis
Cetana
Jenis
Perasaan
Terkait
dengan Spontanitas
Moha 1 Biasa saja Keragu-raguan Spontan
Moha 2 Biasa saja Kegelisahan Spontan
2 KESADARAN BERAKAR PADA KEBODOHAN
29. 1 KAMMA BURUK YG BERBUAH DI ALAM NAFSU
(Akusala Citta 12)
2 KAMMA BAIK YG BERBUAH DI ALAM NAFSU
(Maha Kusala 8 )
3 KAMMA BAIK YG BERBUAH DI ALAM RUPA
BRAHMA ( Rupavacara Kusala Citta)
4 KAMMA BAIK YG BERBUAH DI ALAM ARUPA
BRAHMA ( Arupavacara Kusala Citta 4)
Kamma berdasarkan sifat kedudukannya
30. a. Kamma buruk yang berbuah di alam nafsu
Dilakukan oleh
perbuatan
jasmani
1. Membunuh 2. mencuri
3. Perbuatan sex yg asusila
Dilakukan oleh
kata kata.
1. Berbohong 2. Memfitnah
3. Berkata Kasar 4. Bergunjing
Dilakukan oleh
Pikiran
1. Ketamakan 2. Kemauan Jahat
3. Pandangan Salah
Ada sepuluh ( 10 ) tindakan jahat yang disebabkan
oleh perbuatan badan jasmani, ucapan, dan pikiran
34. b. Kamma baik yang berbuah dialam nafsu
Perbuatan baik Akibat
1 Berdana Memiliki kekayaan materi.
2 Moralitas (sila) Kelahiran dalam keluarga yang
terpandang dan berbahagia.
3 Meditasi (bhavana) Kelahiran di alam bentuk dan di
alam tanpa bentuk.
4 Penghormatan
(apacayana)
Memiliki keturunan mulia dan
dihormati.
5 Pengabdian
(veyyavaca)
Memiliki banyak pengikut
Ada 10 jenis perbuatan baik
35. Perbuatan Baik Akibat
6 Melimpahkan jasa kebajikan
(pattidana)
Memiliki harta berlimpah
dalam kehidupan yang akan
datang.
7 Turut berbahagia atas perbuatan
baik orang lain (anumodana)
Menghasilkan kegembiraan
dimanapun dia dilahirkan.
8 Mendengarkan Dhamma
(Dhamma Savana)
Bijaksana,pandai, dan
berpengetahuan luas
9 Membabarkan Dhamma
(Dhamma Desana)
Bijaksana,pandai, dan
berpengetahuan luas
10 Meluruskan pandangan hidup
orang lain (ditthijjukamma)
Bijaksana dan pandai
37. c. Perbuatan baik yang yang berbuah dialam bentuk
Ada 5 macam RupaJhana yang dihasilkan Meditasi Samatha
1. Jhana pertama, kesadaran moral yang terdiri dari penerapan awal ( vitakka ),
penerapan terus menerus ( vicara ), perhatian yang menyenangkan ( piti ),
kebahagiaan ( sukha ), dan pemusatan perhatian ( ekaggata ),
2. Jhana kedua, kesadaran moral yang terdiri dari penerapan terus menerus
(vicara), perhatian yang menyenangkan (piti), kebahagiaan (sukha) dan
pemusatan perhatian (ekaggata).
3 Jhana ketiga, kesadaran moral yang terdiri dari perhatian yang
menyenangkan (piti), kebahagiaan, dan pemusatan perhatian (ekaggata).
4 Jhana keempat, kesadaran moral yang terdiri dari kebahagiaan (sukha) dan
pemusatan perhatian (ekaggata),
5 Jhana kelima, kesadaran moral yang terdiri dari keseimbangan ( upekkha )
dan pemusatan perhatian (ekaggata). Jhana-jhana ini mempunyai akibat
yang sesuai di alam bentuk.
39. d. Perbuatan baik yang masak di alam Tanpa Bentuk
Ada 4 macam Arupa Jhana:
1. Kesadaran moral yang berada di ā Ruang
yang Tidak Terbatas ā ( Akasanancayatana ),
2. Kesadaran moral yang berada di ā Kesadaran
yang Tidak Terbatas (Vinnanancayatana)
3 Kesadaran moral yang berada di ā
Kehampaan ā ( Akincannayatana ),
4 Kesadaran moral dimana Tidak Ada
Pemahaman bukan pula Ada Pemahaman (
Nāeva sanna āasannayatana ).
41. Pembagian Kamma berdasarkan
Waktu Berbuahnya
Jenis Kamma Waktu berbuahnya
Dithhadhammavedaniya
Kamma
Kamma yang berbuah dalam
kehidupan saat ini juga.
Upapajjavedaniya Kamma Kamma yang berbuah dalam 1
kehidupan yang akan datang.
Aparapariyavedaniya Kamma Kamma yang terus berbuah
dalam beberapa kehidupan*
Ahosi Kamma Kamma yang tidak efektif
*Tidak ada seseorangpun yang terkecuali dalam jenis kamma ini. Bahkan Buddha dan
Arahat pun masih mendapatkan efek dari kamma ini.
42. PROSES PIKIRAN (CITTA VITHI)
AB BC BP PD PV SC SR V J1 J2 J3 J4 J5 J6 J7 TR TR
AB = Atita Bhavanga (Bhavanga yang lalu/lama,
yg menyentuh obyek baru)
BC = Bhavanga Calana (Bhavanga yang
menggetar, sebab ada obyek baru datang
menyentuh)
BP = Bhavanga Paccheda (Bhavanga
menangkap, yaitu menangkap obyek baru)
PD = Pancadvarajjana (lima pintu dari
kesadaran, untuk menyelidiki lima obyek
baru yang datang menyentuh)
PV = Panca Vinnana (lima kesadaran)
Vipaka Kamma
Begitu Indera kita kontak dengan objek, itu sudah merupakan vipaka/hasil.
Selanjutnya, kita menolak atau terikat dengan objek tersebut, itu sudah
merupakan kamma yang baru.
43. SC = Sampaticchana (kesadaran menerima, yaitu
menerima Pancarammana/lima obyek)
SR = Santirana (kesadaran memeriksa/menyelidiki, yaitu
menyelidiki untuk mengetahui obyek yang baik dan
jahat)
VP = Votthapana (kesadaran memutuskan, yaitu
memutuskan obyek sebagai kusala, akusala, kiriya)
J = Javana (dorongan, yaitu dorongan terhadap obyek yang
telah menjadi kusala, akusala, kiriya)
TR = Tadarammana (kesadaran mencatat/menerima, yaitu
menerima obyek dari Javana)
45. 45
ā¢ KAMMA YANG BERBUAH SEGERA DI KEHIDUPAN INI JUGA
(Ditthadhammavedaniya-kamma)
ā¢ KAMMA YANG BERBUAH PADA SATU KEHIDUPAN BERIKUTNYA
(Uppajjavedaniya-kamma)
ā¢ KAMMA YANG BERBUAH PADA KEHIDUPAN-KEHIDUPAN
SELANJUTNYA YANG AKAN DATANG
(Aparaparavedaniya-kamma)
ā¢ KAMMA YANG TIDAK DAPAT BERBUAH
(Ahosi-kamma)
MENURUT JANGKA WAKTU BERBUAHNYA:
46. Kamma yang berbuah pada kehidupan ini (Ditthadhamma
vedaniya kamma) ada dua jenis:
Paripakka dittha dhammavedaniya kamma: kamma yang
memberikan hasil/akibat dalam kehidupan sekarang ini,
termasuk yang sudah masak betul ļØ memberikan hasil
dalam 7 hari;
misalnya: seorang miskin Punna yang memberikan dana
makanan kepada YM. Sariputta Thera, setelah berdana
menjadi kaya raya dalam waktu 7 hari; seorang miskin
Kakavaliya yang memberikan dana makanan kepada YM
Mahakassapa Thera, setelah berdana menjadi kaya raya
dalam waktu 7 hari.
Aparipakka dittha dhammavedaniya kamma: kamma yang
memberikan hasil/akibat dalam kehidupan sekarang ini,
belum termasuk yang masak betul. ļØ memberikan hasil
lebih dari 7 hari;
misalnya berbuat kebaikan atau kejahatan di usia muda
akan memberikan hasil/akibatnya pada usia muda atau
usia tua dalam kehidupan sekarang juga.
47. 47
Contoh Ahosi Kamma
YM Angulimala Thera, dulunya sebelum menjadi anggota sangha pernah
menjadi penjahat dan telah membunuh ratusan orang.
Setelah beliau bertemu Buddha kemudian menjadi bhikkhu.
Sewaktu menjadi bhikkhu beliau sangat tekun melaksanakan meditasi
Vipassana bhavana dan akhirnya beliau merealisasi tingkat kesucian
Sotapana, kemudian Sakadagami dan terakhir merealisasi Arahat
(tingkat kesucian tertinggi).
Seharusnya, beliau tumimbal lahir di neraka, namun sotapatti magga kusala
yang didapat ketika beliau merealisasi Sotapana telah mengakibatkan
akusala kamma beliau yang cukup banyak itu menjadi tidak punya
kesempatan lagi untuk berbuah di alam menyedihkan.
51. A. Garuka Kamma
Kamma yang berat
Garuka Kamma
Akusala Garuka Kamma Kusala Garuka Kamma
Meditasi mencapai
RupaJhana dan Arupa
Jhana
Niyattamiccaditthi Kamma
(Menyebarkan ajaran
walaupun tahu bahwa
ajaran tsb salah)
LOBHA MULA CITTA 4
Pancanantariya Kamma
(5 Perbuatan durhaka)
DOSA MULA CITTA 2
52. Garuka kamma yang buruk
(Akusala Garuka Kamma)
A.Pancanantariya kamma (lima perbuatan durhaka):
1. Membunuh ibu
2. Membunuh ayah
3. Membunuh Arahat terkait dg Dosamula
4. Melukai Sang Buddha citta 2
5. Memecah belah Sangha
B. Niyattamicchaditthi kamma:
Mengajarkan pandangan keliru secara sadar
dan terus-menerus. terkait dg Lobhamula
citta 4
53. Kusala Garuka Kamma dan buahnya
Merealisasi Jhana sehingga
dapat tumimbal lahir di alam
Brahma segera setelah kehidupan ini
54. Perbedaan dalam tugas menimbulkan
hasil/akibat dari Akusala Garuka Kamma dengan
Kusala Garuka Kamma adalah:
Akusala Garuka Kamma itu, bila tidak ada
waktu menimbulkan hasil/akibat, tetap
mempunyai kesempatan untuk menjadi
Upatthambaka Kamma.
Sedangkan Kusala Garuka Kamma itu, bila
tidak ada waktu menimbulkan hasil/akibat,
akan menjadi Ahosi Kamma (yang tidak
menimbulkan akibat sama sekali), dan tidak
mempunyai kesempatan untuk menjadi
upatthambaka Kamma.
55. B. Asanna Kamma
(kamma yang dilakukan menjelang ajal)
Akusala kamma atau kusala kamma yang pernah kita perbuat
sudah lama dan tidak teringat lagi, bila sewaktu akan
meninggal dunia terkenang dengan perbuatan yang pernah
dilakukan itu, misalnya terkenang perbuatan jahat, maka saat
itu akusala citta (pikiran buruk) akan timbul. Akusala citta
yang timbul sewaktu teringat dengan perbuatan jahat itulah
yang disebut Akusala Asanna Kamma.
Namun, jika terkenang dengan perbuatan baik yang pernah
dilakukan, maka kusala citta (pikiran baik) timbul. Kusala citta
yang timbul sewaktu teringat dengan perbuatan baik itulah
yang disebut Kusala Asanna Kamma.
56. 56
ASANNA KAMMA
CUTI pat
Saat akhir,
akan muncul
gambaran:
perbuatan,
objek perbuatan,
dan tempat
Sekarang
Yang akan
datang
57. C. Acinna Kamma
(kamma kebiasaan)
Seseorang yang sering melakukan kebaikan,
misalnya suka berdana, melaksanakan moralitas,
suka bermeditasi, belajar dhamma dan lain-
lainnya, perbuatan ini disebut kusala acinna
kamma.
Atau, seseorang yang melakukan satu kejahatan,
walaupun hanya sekali saja, tetapi orang itu selalu
memikirkan perbuatan jahatnya itu, kemudian
timbul kegelisahan dan ketakutan, ini juga disebut
akusala acinna kamma.
Dalam melakukan kebaikan juga sama, walaupun
melakukan kebaikan hanya sekali saja, tetapi
selalu diingat perbuatan baiknya itu, kemudian
timbul rasa bahagia atas perbuatan baiknya, maka
ini juga disebut kusala acinna kamma.
58. D. Katatta Kamma
(kamma yang dilakukan tidak sepenuh hati,
tak tergolong kategori garuka, asanna atau
acinna kamma)
Akusala kamma atau kusala kamma yang
dilakukan tidak sepenuh hati dari waktu ke
waktu, dan yang tak tergolong ketiga kategori
kamma sebelumnya, baik dalam kehidupan
sekarang maupun kehidupan lampau, di
mana pembuatnya mungkin juga sudah lupa
karena kesannya kurang kuat.
59. Menjelang meninggal dunia, seseorang
akan mengalami satu dari tiga jenis objek
1. Kamma / perbuatan (kamma arammana)
2. Sign of Kamma / simbol perbuatan
(kamma nimitta arammana)
3. Sign of Destination / simbol tempat
tumimbal lahir (gati nimitta arammana)
Mengapa tanda-tanda ini muncul?
60. (obyek kamma)
Sewaktu akan meninggal, terkenang dengan perbuatan
yang pernah dilakukan (baik atau buruk), munculnya
melalui manodvara. Contoh:Ratu Malika.
61. (obyek bayangan kamma)
Sewaktu akan meninggal dunia terlihat sarana-sarana
perbuatan (baik atau buruk) yang pernah dilakukan.
Munculnya melalui manodvara dan pancadvara. Contoh:
Cunda penjagal babi dan Matakundali.
62. (obyek simbol-simbol
kelahiran).
Sewaktu akan meninggal dunia terlihat simbol-simbol
tempat kelahiran (baik atau buruk). Munculnya melalui
manodvara (tapi obyeknya yang sekarang). Contoh:
terlihat api,kepanasan, atau kelembaban.
63. Tanda/simbol ini muncul karena
perbuatan lampau atau perbuatan
menjelang ajal yang menemukan
kondisi yang tepat untuk tumimbal
lahir di kehidupan berikutnya
67. Adalah kamma yang mempunyai potensi
membuat suatu makhluk terlahirkan kembali.
Kamma ini yang menimbulkan Nama-
khanda (kelompok-batin) dan Kammaja-
rupa ( materi/jasmani ).
Janaka Kamma ini berfungsi melahirkan
makhluk-makhluk di ke-31 alam kehidupan
( bhumi 31 ).
A. Janaka Kamma
(Kamma Penghasil)
68. Janaka Kamma yang belum
mempunyai waktu menimbulkan
hasil hasil/akibat terbagi atas 2
jenis :
1. Janaka Kamma dalam kehidupan
yang lampau
2. Janaka Kamma dalam Kehidupan
sekarang
69. Peran Kamma Menjelang kematian
K K K
CU PS
K
Tanpa Jeda
Kamma terakhir yang
menentukan jenis
Patisandhi.Bisa berbentuk
Garuka Kamma, Asanna
Kamma,Acinna Kamma atau
Katatta Kamma.
Kamma memiliki 2 peran :
sebagai Energi Kamma dan
sebagai Janaka Kamma
CU = Cuti Citta
PS = Patsandhi Citta
Membentuk
Nama Rupa
70. MENURUT CARA BERKERJANYA
1, 2, 3, 4
1, 2, 3, 41, 2, 3, 4 1, 2, 3, 4
1, 2, 3, 4 1, 2, 3, 4 cuti Patisandhi
Janaka kamma
Memiliki batin & jasmani atau
N-R hasil JK
72. B. KAMMA MEMOTONG
(Upaghataka Kamma)
1. Memotong NR (hasil dari JK) sampai rusak.
1. Kusala ļ Kusala NR : orang awam menjadi arahat.
2. Kusala ļ Akusala NR : mahluk peta yang menerima
pelimpahan jasa.
3. Akusala ļ Kusala NR : orang yang mendapat
kecelakaan.
4. Akusala ļ Akusala NR : anjing yang mendapat
kecelakaan.
73. B. KAMMA MEMOTONG
(Upaghataka Kamma)
2. Memotong JK supaya tidak menimbulkan akibat untuk
selamanya
1. Kusala ļ Kusala JK : Jhana II memotong Jhana I.
2. Kusala ļ Akusala JK : YA. Angulimala.
3. Akusala ļ Kusala JK : Devadatta.
4. Akusala ļ Akusala JK : TIDAK ADA
74. C. KAMMA MENEKAN
(Upapilaka Kamma)
A A A A K cuti
A A A A
K
- A
JANAKA KAMMA
A
JK K menekan JK A shg JK A
berkurang bobotnya
75. C. KAMMA MENEKAN
(Upapilaka Kamma)
1. Menekan NR (hasil dari JK)
1. Kusala ļ Akusala NR : anjing berpenyakitan lalu
berbuat baik.
2. Akusala ļ Kusala NR : orang yang sehat tetapi
kemudian menjadi sakit sakitan.
2. Menekan JK supaya kekuatan menurun
1. Kusala ļ Akusala JK : Raja Ajatasattu
2. Akusala ļ kusala JK : bayi lahir cacat
76. C. KAMMA MENEKAN
(Upapilaka Kamma)
3. Menekan JK supaya tidak ada waktu
menimbulkan hasil/akibat.
1. Kusala ļ Akusala JK : saat menjelang ajal
dikondisikan timbul nimita yang baik.
2. Akusala ļ Kusala JK : saat menjelang ajal
terkondisikan timbul nimita yang buruk.
77. D. KAMMA MENDORONG
(Upatthambhaka Kamma)
1. Membantu NR (hasil dari JK) menjadi maju dan
bertahan lama.
K A K A K A
Lampau Sekarang
NR NR
1. Kusala (lampau) ļ Kusala NR : jasmani Sang
Buddha bagus karena Parami masa lampau.
2. Kusala (Sekarang) ļ Kusala NR : Dhamma duta
punya kedudukan, kebahagiaan, dsb.
78. D. KAMMA MENDORONG
3. Akusala (lampau) ļ Akusala NR : anjing sudah
berpenyakitan masih kena pukul juga.
4. Akusala (sekarang) ļ Akusala NR : kucing
makan tikus.
5. Kusala (lampau) ļ Akusala NR : ada anjing
yang dipelihara dengan baik.
6. Kusala (sekarang) ļ Akusala NR : ada anjing
yang karena cerdas, lalu dipelihara dengan baik.
7. Akusala (sekarang) ļ Kusala NR : nelayan bisa
bertahan hidup karena mencari ikan.
8. Akusala (lampau) ļ Kusala NR : TIDAK ADA
79. D. Kamma Mendorong
(Upatthambhaka Kamma)
2. Membantu JK yang sedang ļ sempurna.
K
K
A
A
K A
K A
K A
Lampau Sekarang
Lampau Sehari hari ajal
JK JK
80. D. Kamma Mendorong
(Upatthambhaka Kamma)
1. Kusala (ajal) ļ Kusala JK (lampau).
2. Kusala (ajal) ļ Kusala JK (sekarang).
3. Akusala (ajal) ļ Akusala JK (lampau).
4. Akusala (ajal) ļ Akusala JK (sekarang).
5. Kusala (sehari-hari) ļ Kusala JK (lampau).
6. Kusala (sehari-hari) ļ Kusala JK (sekarang).
7. Akusala (sehari-hari) ļ Akusala JK (lampau).
8. Akusala (sehari-hari) ļ Akusala JK (sekarang).
9. Kusala (lampau) ļ Kusala JK (sekarang).
10. Akusala (lampau) ļ Akusala JK (sekarang).
81. 1. Kusala (ajal) ļ Kusala JK (lampau).
ā¢ A seorang pendiam, sabar dan takut berbuat salah,
hanya berbuat kebaikan menurut kemampuannya,
karena A adalah buruh kecil, penghasilannya
terbatas.
ā¢ A jarang ke vihara untuk bersembahyang dan
mendengarkan dhamma, karena tidak ada waktu.
ā¢ Sewaktu A sakit keras dan akan meninggal dunia,
batinnya tenang, setelah menghembuskan nafasnya
yang terakhir, ia tumimbal lahir di alam sugati.
ā¢ Hal ini disebabkan kusala yang timbul sewaktu
menghadapi kematian, membantu kepada kusala
janaka kamma yang A pernah berbuat dalam
kehidupan lampau yang sedang mempunyai waktu
memberikan hasil sehingga memberikan kekuatan
untuk menimbulkan hasil dengan sempurna.
82. 2. Kusala (ajal) ļ Kusala JK (sekarang)
ā¢ B seorang budiman, selalu berbuat kebaikan,
jarang berbuat kesalahan sebab takut dengan
akibatnya.
ā¢ Sewaktu B akan meninggal dunia mempunyai
batin yang tenang,
ā¢ Setelah ia meninggal dunia B tumimbal lahir di
alam sugati / alam menyenangkan
83. 3. Akusala (ajal) ļ Akusala JK (lampau).
ā¢ C mempunyai sifat masa bodoh, tidak tertarik
dalam hal kebaikan, hanya berusaha mencari
uang melulu, tetapi tidak berbuat sesuatu
yang bertentangan dengan moralitas.
ā¢ Sewaktu akan meninggal dunia batin C tidak
tenang karena terikat dengan keluarga.
Akusala citta timbul...
ā¢ Setelah ia menghembuskan nafasnya yang
terakhir, C tumimbal lahir di alam peta (alam
setan).
84. 4. Akusala (ajal) ļ Akusala JK (sekarang).
ā¢ D seorang yang jahat, tidak percaya dengan
keburukan dan akibatnya, tidak percaya
adanya tumbimbal lahir. D berbuat sesuatu
menurut keinginannya, tidak percaya
siapapun.
ā¢ Sewaktu D akan meninggal dunia, batinnya
gelisah, dan setelah meninggal dunia ia
tumimbal lahir di alam neraka.
85. 5. Kusala (sehari-hari) ļ Kusala JK (lampau).
ā¢ E adalah anak seorang budiman, orang tuanya
mendidik E untuk taat dengan agama, suka
bersembahyang dan melaksanakan moralitas
dalam kehidupan sehari-hari.
ā¢ Tetapi sewaktu E mencapai usia 5 tahun ia
meninggal dunia, ia tumimbal lahir di alam
surga.
86. 6. Kusala (sehari-hari) ļ Kusala JK (sekarang).
ā¢ F seorang yang taat dengan agama,
mempunyai pengertian Dhamma yang cukup
baik, suka melaksanakan meditasi dan suka
melaksanakan dana dan moralitas.
ā¢ Sewaktu F meninggal dunia tumimbal lahir di
alam surga.
87. 7. Akusala (sehari-hari) ļ Akusala JK (lampau)
ā¢ G adalah anak dari orang tua yang tidak
beragama, sedari kecil hingga dewasa G tidak
pernah mendapat didikan agama dan budi
pekerti. G hidupnya suka berfoya-foya.
ā¢ Sewaktu G meninggal dunia tumimbal lahir di
alam setan.
88. 8.Akusala (sehari-hari) ļ Akusala JK (sekarang).
ā¢ H seorang yang mempunyai pandangan salah,
tidak percaya dengan akusala dan akibatnya,
berpandangan berbuat apa saja tidak
menimbulkan akibat, tidak percaya adanya
tumimbal lahir, tidak percaya adanya surga
dan neraka.
ā¢ H melaksanakan sebagian besar perbuatan
yang bertentangan dengan Dhamma dan
moralitas.
ā¢ Sewaktu H meninggal dunia, tumimbal lahir di
alam neraka.
89. 9.Kusala (lampau) ļ Kusala JK (sekarang)
ā¢ I mempunyai keyakinan yang teguh terhadap
sang Tiratana, rajin belajar dhamma dan taat
melaksanakan moralitas. Kemudian I
menerima penahbisan menjadi bhikkhu,
setelah menjadi bhikkhu, bhikkhu I belajar
dhamma dengan tekun untuk memperdalam
pengetahuannya mengenai dhamma, dan rajin
melaksanakan meditasi serta taat dengan
dhamma dan vinaya.
ā¢ Setelah bhikkhu I tamat belajar dhamma,
kemudian mengajarkan dhamma kepada para
bhikkhu, samanera, upasaka dan upasika dan
umat Buddha sampai hari tua.
ā¢ Sewaktu bhikkhu I meninggal dunia tumimbal
lahir di alam surga.
90. 10.Akusala (lampau) ļ Akusala JK (sekarang).
ā¢ J adalah orang yang kejam, tidak pernah
berbuat kebaikan, hanya berbuat kejahatan
melulu, yaitu membunuh mahluk, mencuri,
memperkosa, berselingkuh, menipu, berkelahi
dan lainnya.
ā¢ Sewaktu J meninggal dunia tumimbal lahir di
alam neraka.
91. D. Kamma Mendoromg
(Upatthambhaka Kamma)
3. Membantu JK yang belum saatnya
menimbulkan hasilļ Menimbulkan Hasil
A
A
K A
K A
K A
Sekarang
Sehari hari ajal
JK JK
92. D. Kamma Mendorong
Upatthambhaka Kamma
1. Kusala (ajal) ļ Kusala JK (lampau).
2. Kusala (ajal) ļ Kusala JK (sekarang).
3. Akusala (ajal) ļ Akusala JK (lampau).
4. Akusala (ajal) ļ Akusala JK (sekarang).
5. Kusala (sehari-hari) ļ Kusala JK (lampau).
6. Kusala (sehari-hari) ļ Kusala JK (sekarang).
7. Akusala (sehari-hari) ļ Akusala JK (lampau).
8. Akusala (sehari-hari) ļ Akusala JK (sekarang).
93. 1.Kusala (ajal) ļ Kusala JK (lampau).
ā¢ A umat Buddha dalam kehidupan sekarang ini bayak
berbuat kebaikan.
ā¢ Tetapi sewaktu A sakit keras dan akan menghadapi
kematian, terlihat nimitta / bayangan kamma yang
tidak baik, membuat batinnya gelisah.
ā¢ Kemudian familinya mengundang bhikkhu untuk
bersembahyang dan memberikan nasehat Dhamma
di hadapan A
ā¢ Setelah A mendengarkan pembacaan paritta dan
nasehat dari bhikkhu itu, batinnya menjadi tenang,
nimitta/bayangan kamma yang tidak baik lenyap, dan
timbul nimitta/bayangan kamma yang baik. Sewaktu
A menghembuskan nafas terakhir, ia tumimbal lahir
di alam kamasugati bhumi (alam menyenangkan
dengan nafsu indera).
94. 2.Kusala (ajal) ļ Kusala JK (sekarang).
ā¢ B umat Buddha, suka berdana, banyak berbuat
kebaikan, tetapi tidak pernah belajar Dhamma, dan
tidak pernah melaksanakan meditasi Buddhist.
ā¢ Pada satu hari B jatuh sakit keras dan akan
menghadapi kematian, timbul perasaan takut mati,
dan melihat nimitta yang tidak baik, batin B menjadi
gelisah.
ā¢ Sewaktu familinya melihat keadaan B sangat gawat,
cepat-cepat mengundang bhikkhu untuk
membacakan paritta.
ā¢ Setelah B mendengarkan pembacaan paritta dari
bhikkhu itu, batin B menjadi tenang, nimitta yang
buruk lenyap, dan timbul nimitta yang baik. Sewaktu
B meninggal dunia, ia tumimbal lahir di alam
kamasugati bhumi
95. 3.Akusala (ajal) ļ Akusala JK (lampau).
ā¢ C seorang dermawan, banyak memberikan dana
untuk meringankan penderitaan sesama manusia,
patuh dengan moralitas. Tetapi C belum pernah
melatih pikirannya dengan jalan melaksanakan
samatha bhavana atau vipassana bhavana, dan
belum pernah belajar Dhamma.
ā¢ Sewaktu C jatuh sakit keras dan akan menghadapi
kematian, timbul perasaan takut mati dan khawatir
dengan harta benda dan anak cucu yang
ditinggalkan, batinnya menjadi gelisah dan akusala
citta (pikiran buruk) timbul pada waktu itu.
Terlihatlah oleh C nimitta yang tidak baik, wajahnya
memperlihatkan rasa kekhawatiran dan ketakutan
96. ā¢ Sedangkan familinya tidak mempunyai
pengertian mengenai Dhamma, maka itu tidak
dapat mengkondisikan perobahan keadaan C,
dan sewaktu C menghembuskan nafasnya
yang terakhir ia terlahir pada salah satu alam
Apaya (alam menderita). Kusala yang C
perbuat dalam kehidupan sekarang ini tidak
mampu membantu memberikan hasil untuk
dilahirkan di alam sugati (alam
menyenangkan).
ā¢ Hal ini disebabkan akusala yang timbul
sewaktu menghadapi kematian, membantu
kepada akusala yang C pernah perbuat pada
kehidupan lampau, memberikan waktu
menimbulkan hasil/akibat.
97. 4.Akusala (ajal) ļ Akusala JK (sekarang).
ā¢ D sewaktu masih muda, banyak berbuat kejahatan,
yaitu membunuh mahluk, mencuri, berzina, dan
lainnya. Sewaktu D mencapai usia setengah abad,
terbayang kejahatan-kejahatan yang pernah
dilakukannya sewaktu muda, batinnya merasa tidak
tenteram, kemudian D menerima penahbisan
kebhikkhuan dan menjadi anggota sangha.
ā¢ Pada satu hari bhikkhu D jatuh sakit keras dan ia
terpikir lagi dengan kejahatan yang pernah
dilakukannya sewaktu masih muda, batinnya menjadi
tidak tenang, takut terlahir di alam apaya
ā¢ Sewaktu bhikkhu D menghembuskan napasnya yang
terakhir, bhikkhu D tumimbal lahir di alam neraka.
98. 5.Kusala (sehari-hari) ļ Kusala JK (lampau).
ā¢ E mempunyai pandangan salah, tidak percaya akan kebaikan
dan hasilnya, berpandangan membunuh mahluk tidaklah hal
yang buruk, berdana dan bersembahyang tidak menimbulkan
hasil yang baik. Tetapi E tidak melahirkan perbuatan jahat dari
pandangan salah itu.
ā¢ E bekerja sebagai pelayan pada seorang budiman yang
beragama Buddha, yang mana majikannya suka berdana, suka
belajar Dhamma dan bersembahyang. Setiap kali majikannya
pergi ke vihara untuk bersembahyang dan mendengarkan
Dhamma E diajak ikut serta, lama kelamaan E dapat
menghilangkan pandangan salahnya, dan mempunyai
keyakinan kepada Tiratana, kemudian E menjadi umat
Buddha yang taat dan patuh pada Dhamma dan Vinaya.
ā¢ Sewaktu E jatuh sakit keras dan akan meninggal dunia,
batinnya tenang, sebab E hidup sendirian dan tidak berbuat
kejahatan, setelah menghembuskan nafasnya yang terakhir, E
tumbimbal lahir di alam sugati.
99. 6. Kusala (sehari-hari) ļ Kusala JK (sekarang).
ā¢ F pernah menjalankan hidup kebhikkhuan, pernah belajar
dhamma, pernah melaksanakan samatha bhavana dan
vipassana bhavana.
ā¢ F hidupnya sekarang ini sebagai nelayan, yang mana termasuk
penghidupan yang keliru, tetapi pada setiap hari uposatha F
berdana makanan dan kebutuhan sehari-hari kepada bhikkhu
sangha, dan berbuat kebaikan kepada yang membutuhkan
serta melaksanakan meditasi pada setiap hari.
ā¢ Setiap kali F memberikan dana selalu dalam keadaan senang
hati dan setelah memberikan dana uga dalam keadaan senang
hati.
ā¢ Sewaktu F akan meninggal dunia, batinnya tenang karena
mengingat dana yang telah diberikannya kepada para
bhikkhu, setelah ia menghembuskan nafasnya yang terakhir F
tumimbal lahir di alam sugati.
100. 7.Akusala (sehari-hari) ļ Akusala JK (lampau).
ā¢ G sedari kecil hingga dewasa selalu mengikuti orang
tuanya ke vihara bersembahyang dan mendengarkan
Dhamma, selalu pergi dengan orang tuanya berdana
makanan kepada para bhikkhu.
ā¢ Tetapi setelah G berkeluarga, ia jarang sekali ke
vihara untuk bersembahyang dan mendengarkan
ceramah Dhamma, jarang sekali berdana karena
ekonominya tidak mengijinkan. Pikirannya selalu
tertuju untuk mencari uang, dan terikat dengan
kesenangan duniawi.
ā¢ Sewaktu G meninggal dunia, ia tumimbal lahir di
alam peta. Hal ini disebabkan akusala citta (pikiran
buruk) yang selalu timbul belakangan ini membantu
kepada akusala yang G pernah berbuat pada
kehidupan lampau, memberikan waktu menimbulkan
hasil/akibat.
101. 8. Akusala (sehari-hari) ļ Akusala JK (sekarang).
H sedari kecil hingga dewasa boleh dikatakan jarang sekali
berbuat kebaikan, ia suka bergaul dengan orang yang tidak
baik, suka mencuri, berjudi, berzina, berselingkuh dan
mengkonsumsi makanan/minuman yang memabukkan.
Setelah itu H dipaksa oleh orang tuanya untuk menjalankan
hidup kebhikkhuan agar dapat melenyapkan kebiasaannya
yang tidak baik itu.
H bersedia ditahbiskan menjadi bhikkhu, setelah ia menjadi
bhikkhu, bhikkhu H melaksanakan meditasi dengan baik,
belajar dhamma dengan tekun dan taat melaksanakan
vinaya/moralitas.
Kemudian setelah 3 tahun, bhikkhu H timbul rasa jemu, dan
keyakinannya merosot, tidak lagi melaksanakan meditasi,
pikirannya sudah ingin keluar dari hidup kebhikkhuan.
102. Kerjanya sekarang suka membaca buku roman,
suka bergunjing, suka ngelamun dan batinnya
selalu gelisah.
Sewaktu bhikkhu H jatuh sakit keras, ia melihat
nimitta yang tidak baik, dan setelah
menghembuskan nafasnya yang terakhir bhikkhu
H tunimbal lair di alam binatang dengan kekuatan
akusala yang timbul belakangan sewaktu ia masih
hidup, membantu kepada akusala yang bhikkhu H
pernah berbuat sebelum menjadi bhikkhu.
104. A. Kesabaran
ā¢ Dengan memahami proses Hukum
Kamma, dengan mengetahui bahwa
yang kita terima dalam kehidupan ini
adalah hasil perbuatan (Vipaka) kita di
masa lampau, dan semua fnomena
hanyalah kondisi yang membuat
munculnya Vipaka kita tsb. Kita bisa
lebih sabar dan dengan mudah
memaafkan serta melupakan
kesalahan orang lain kepada kita
105. B. Keyakinan
ā¢ Di alam semesta ini tidak ada yang
harus ditakuti, kecuali perbuatan kita
sendiri yang tidak baik. Dengan
memahami hakikat hukum ini, akan
memperkokoh keyakinan terhadap
kemampuan diri sendiri. Akan
menguatkan langkah kita dalam
melakukan perbuatan yang kelak akan
membahagiakan diri kita
106. C. Percaya diri
ā¢ Menyadari bahwa kita adalah pewaris dari
kamma kita sendiri, berhubungan dengan
kamma kita sendiri, Dilindungi oleh kamma
kita sendiri, maka kita tidak perlu lagi
menggantungkan kehidupan kita kepada
mahluk lain, karena tidak ada mahluk lain
yang dapat mengendalikan dan menentukan
hidup kita. Hal ini membuat kepercayaan
terhadap kemampuan diri sendiri menjadi
bertambah
107. D. Pengendalian diri
ā¢ Dengan memahami bahwa perbuatan
buruk akan menghasilkan akibat yang
buruk, maka kita akan berusaha selalu
berhati hati serta berusaha
mengendalikan diri dalam melakukan
suatu perbuatan.
108. E. Kemampuan
ā¢ Pelaksanaan kamma baik yang kita
lakukan akan membuat kita memiliki
kemampuan untuk menghilangkan
rintangan-rintangan, serta
melenyapkan pikiran-pikiran jahat,
untuk kemudian membuat kita memiliki
kemampuan untuk menghancurkan
tabir-tabir yang menghalangi kita untuk
dapat menyelami Kebenaran Mutlak,
Nibbana .