Dokumen tersebut membahas tentang bagaimana mengatasi rintangan dalam kehidupan dengan mempraktikkan ajaran agama Buddha. Tiga hal penting yang ditekankan adalah menghindari hal-hal negatif, menanamkan hal-hal positif seperti menghargai apa yang dimiliki dan berdoa, serta selalu mengamati dan mengendalikan pikiran dengan bijak. Dengan mempraktikkan unsur-unsur tersebut, seseorang dapat meraih ke
1. Sekolah Tinggi Agama Buddha Bodhi Dharma Medan
Pendidikan Keagamaan Buddha www.bodhidharma.ac.id
LAMIRIN
OVERCOME OBSTACLES
WITH DHAMMA
MENGATASI RINTANGAN DENGAN PRAKTIK DHARMA
8. Sangat mudah untuk
belajar Dharma dalam
bentuk pengetahuan dan
pengertian.
tetapi tantangannya adalah
BAGAIMANA agar DHARMA
dapat menyatu dan
mendarah daging dalam
kehidupan kita sehari-hari
sehingga sikap hidup dan
apapun yang kita lakukan
secara otomatis selaras
dengan Dharma.
9. Karma, dalam ajaran Buddha bukanlah sesuatu yang
sudah ‘terpaku’ tapi mencakup tiga aspek.
1. Apa yang kita alami sekarang, jelas dipengaruhi oleh
apa yang dilakukan di masa lalu;
2. Apa yang kita lakukan sekarang akan mempengaruhi
masa mendatang.
3. Saat ini kita memiliki kesempatan untuk mengambil
tindakan;
HUKUM KARMA
Ngunduh wohing pakarti
Memetik buah hasil perbuatan
10. Dari tiga aspek ini, jelas bahwa karma bukanlah
suatu hasil atau ‘PRODUK JADI’ yang hanya bisa
kita terima apa adanya, begitu saja, tanpa bisa
berbuat apa-apa. Sebaliknya, ajaran mengenai karma
ini mendorong kita untuk lebih AKTIF dan
BERTANGGUNG JAWAB atas apa pun yang kita
lakukan.
11. 1. Keberadaan kita ini langka dan tidak
mudah didapat. Kehidupan ini sangat
berharga dan bernilai, patut disyukuri.
Empat wawasan
12. 2. Pada suatu saat:
a. Hidup ini akan berakhir dan ini adalah suatu
kepastian.
b. Saatnya sangat tidak menentu.
c. Pada saatnya, kita akan mengalaminya sendirian,
d. Kita akan meninggalkan semua kerabat dan
kepemilikan.
e. Yang akan terus terbawa adalah tilasan-tilasan dari
tindakan kita dari hari ke hari.
Empat wawasan
13. 3. Setiap pemikiran dan tindakan kita selalu dipengaruhi
dan dikondisikan oleh yang lalu, termasuk semua
perbuatan kita, dan akan mempengaruhi dan menuai
efek terhadap pengalaman kita yang akan datang.
Karsa, motivasi dan eksekusi setiap tindakan akan
menghasilkan konsekuensi yang sesuai.
Empat wawasan
14. Jadi, dalam Buddhadharma tidak terlalu ditekankan 'Benar'
atau 'Salah', tetapi 'Baik (kuśala)' atau 'Tidak baik (akuśala)'.
Dimana 'Baik, bajik (kusala)' didefinisikan sebagai tindakan
terampil yang membawa hasil yang nyaman, dan 'Tidak baik,
tidak bajik (akusala)' adalah tindakan yang tidak terampil
sehingga menyebabkan ketidak-nyamanan untuk diri-sendiri
dan yang lain.
Empat wawasan
15. 4. Tanpa mengetahui dan menyadari korelasi antara niat,
tindakan dan konsekuensinya dalam kehidupan, kita akan
terus menerus berputar-putar mengalami hal-hal yang
serupa sehingga rasanya membuat kehidupan ini tidak
berarah, tidak bermanfaat dan tidak bermakna.
Empat wawasan
16. ANDA AKAN MENEMUKAN TANTANGAN / RINTANGAN
UNTUK DIPELAJARI DAN DISELESAIKAN DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI
21. Renungkanlah Intisari Ajaran Buddha Berikut:
Hindari Hal-hal Yang Negatif
Tanamkan Ha-hal Yang Positif
Amati Dan Disiplinkan Pikiran Dengan Seksama
Inilah Ajaran Semua Buddha.
22. HINDARI HAL-HAL YANG NEGATIF
Gosip/Cerita Miring, Berita Kekerasan, Pornografi,
Lagu Berlirik Negatif/Provokatif, Narkoba, Minum
Beralkohol, dll
Efek:
Berpikir Negatif, Prasangka Buruk, Ketakutan, Ragu,
Tidak Percaya Diri, Kualitas Hidupnya Menurun, dll
(Kesehatan Tubuh, Pikiran, Finansial, Emosional, Spiritual)
23. TANAMKAN HAL-HAL YANG POSITIF
1. Hargailah apa yang kita miliki;
2. Mengulang Nama Buddha (Amithofo, Yau Shi
Fo, Shi Cia Mo Ni Fo, Kuan In Phu Sa, Sabbe
Satta Bhavantu Sukhitatta, dll)
3. Memberi Pujian kepada anak, suami, istri, orang
tua, dll.
4. Memaafkan orang tua, orang lain, diri sendiri.
5. Miliki mudita citta - ikut bersenang hati atas
kebahagiaan orang lain.
24. AMATI DAN DISIPLINKAN
PIKIRAN DENGAN SEKSAMA
Kita perlu mendisiplinkan pikiran kita terus-menerus,
agar kita bisa berpikir jernih. Kita tahu apa yang
harus dilakukan dan bagaimana caranya. Memiliki
cara pandang yang benar itu penting sekali. Jika
kita mengerti bahwa segala sesuatu hanya bersifat
pengalaman, kita tidak lagi bereaksi terus-menerus
tetapi kita mempunyai kesempatan untuk berespon
25. Bila NIBANA adalah sebuah
pencapaian. Maka, makhluk
yang BERUSAHA, dapat
mencapai kebahagiaan tertinggi
ini. Adil bukan?!
27. “Anda tidak dapat mengirimkan
Kebijaksanaan & pandangan kepada orang lain.
Bibit tersebut sudah ada disana. Seorang guru
yang benar menyirami bibit tersebut,
mengijinkan bibit tersebut untuk bangun,
bersemi & bertumbuh.”
~ Thich Nhat Hanh
Sebelum memulai terlebih dahulu melakukan kesepakatan dengan peserta seminar.
Apa pengertian Dharma? (biasanya peserta seminar menjawab ajaran sang Buddha) langsung tanya lagi no. 2
Apa yang diajarkan Buddha? (biasanya peserta seminar menjawab Dharma)
Pertanyannya di ulang-ulang agar peserta seminar ngeh ternyata ajaran Buddha belum merasuk kehati.
Dharma adalah apa yang kita pikir, ucap, lakukan dasarnya adalah welas asih.
Tak terpungkiri bahwa dalam hidup ini kita senantiasa mendambakan kebahagiaan.
Banyak dari kita yang menganggap bahwa kebahagiaan itu sama dengan terpenuhinya keinginan.
Sehingga kita tidak henti-hentinya menuruti keinginan kita karena kita percaya dengan terpenuhinya keinginan, kita akan bahagia.
Apakah memang demikian?
Apakah kita baru bisa bahagia bila keinginan terpenuhi?
Apakah dengan terpenuhinya, kita pasti bahagia?
Sesungguhnya kebahagiaan adalah suatu state of mind (keadaan pikiran) dimana tidak ada gejolak-gejolak,
tidak ada ketidakpuasan; semuanya serba pas. Kenyataannya,
kebahagiaan hampir tidak ada kaitannya dengan terpenuhinya keinginan!
Ketika kita menyukai sesuatu, kita membesar-besarkannya, kita berpikir bahwa dengan mendapatkan itu, kita akan bahagia,
dan dalam rangka mendapatkan itu, kita tidak mempedulikan orang lain.
Sebaliknya ketika kita tidak menyukai sesuatu, kita menjelek-jelekkannya,
kita berpikir dengan mengenyahkan itu, kita akan bahagia, dan untuk mengenyahkan itu, kita tidak mempedulikan orang lain. I
nilah dua hal yang disebut lobha (Sanskerta: raga) dan dosa (Sanskerta: dvesha).
Kadang mungkin kita merasa semua orang sepertinya ”melawan” kita. Semuanya serba salah, tidak ada yang pas.
Kadang kita anggap apapun yang kita miliki serba tidak cukup atau kita iri akan keadaan orang lain yang kelihatannya lebih baik. Ini juga suatu state of mind.
Slide ini sudah dibuat custom animation, tidak usah diklik berkali-kali hanya perlu klik sekali
Tujuan slide: menunjukkan kepada peserta bahwa selain kebahagiaan dalam hidup, ternyata kita juga mengalami dukacita.
Minta peserta untuk menujuk hal-hal mana saja yang mereka pernah alami.
Minta peserta untuk berbagi alasan mereka mengalami hal tersebut. Mulailah dengan menceritakan kisah sendiri, kemduian baru minta peserta untuk menceritakan kisahnya.
Setiap kali kita berpikir, berkata dan berbuat sesuatu, itu selalu meninggalkan tilasan-tilasan (‘jejak-jejak’ mental), yang juga disebut vasana atau bija.
Tilasan-tilasan tersebut akan selalu kita bawa.
Tilasan positif akan menyebabkan kita mengalami kenyamanan, sedangkan tilasan negatif akan menyebabkan kita mengalami ketidaknyamanan.
Dengan kata lain, apapun yang hasilnya nyaman itu adalah karma positif dan apapun yang hasilnya tidak nyaman itu adalah karma negatif.
Suatu tindakan itu positif atau negatif tergantung motivasi kita dan tergantung cara kita memperlakukan makhluk atau orang lain.
Semakin kita peduli ke sesama, hidup kita akan semakin nyaman. Inilah kunci kebahagiaan.
Oleh karena itu, pikirkanlah orang lain terlebih dahulu.
Jika bisa, bantulah orang atau makhluk lain atau paling tidak, jangan merugikan makhluk lain.
Dengan demikian hidup kita akan berubah.
Pedulilah ke sesama, pedulilah orang-orang di sekeliling kita.
Buatlah tekad untuk menjadi lebih baik agar bermanfaat bagi makhluk lain.
Sepeti halnya dalam game, karakter kita akan menghadapi tantangan untuk di selesaikan. Dari yang awalnya mudah, lama kelamaan akan bertambah sulit.
Sepanjang perjanlanan hidupmu, ANDA akan dihadapi dengan berbagai tantanganmu sendiri. Terbukalah dengan tantangan tersebut, belajarlah dari tantangan tersebut.
Tiga landasan:
Hilangkan halangan dari dalam
Menghindari sengsara mencari nikmat.
Ketakutan menjadi Kekuatan
Tekanan menjadi Tantangan
ATM
Miliki keyakinan akan potensi diri
Belajar dari yang terbaik
Larut sepenuhnya
Pengulangan
Kita perlu mendisiplinkan pikiran kita terus-menerus, agar kita bisa berpikir jernih. Kita perlu mempunyai ketajaman melihat.
Untuk itu, kita butuh pikiran yang imbang untuk mengatasi gangguan-gangguan perhatian karena loyo atau terlalu bergejolak.
Agar pikiran imbang atau agar kita dapat berkonsentrasi, hidup kita harus teratur.
Jika kita selalu membenci, penuh kemarahan, iri hati, dan sebagainya, maka kita tidak bisa konsentrasi.
Jika kita tidak bisa konsentrasi, kita tak dapat melihat realita dengan benar. Inilah yang disebut sila, samadhi dan prajna.
Jika kita bisa berpikir jernih, kita tahu bagaimana menjalani hidup ini.
Kita tahu apa yang harus dilakukan dan bagaimana caranya.
Memiliki cara pandang yang benar itu penting sekali.
Jika kita mengerti bahwa segala sesuatu hanya bersifat pengalaman,
kita tidak lagi bereaksi terus-menerus tetapi kita mempunyai kesempatan untuk berespon.
Andalkan diri sendiri, kembangkan sikap mandiri
Bertanggung jawab atas apa yang dilakukan
Memegang prinsip yang kuat