2. 1. Dana merupakan perbuatan yang paling
mudah dilakukan dan merupakan awal dari
semua perbuatan baik lainnya.
Anak kecil bisa berdana Orang cacat juga bisa berdana
Orang jahat juga bisa berdana
3. 2. Orang yang miskin justru harus
banyak berdana
Orang hidupnya miskin, karena kehidupan
lampaunya tidak pernah berdana.
Untuk dapat mengubah nasibnya dia justru
harus banyak berdana sekarang.
Dana tidak hanya berbentuk uang/materi, tetapi
bisa berbentuk tenaga, bisa berbentuk nasihat,
bisa berbentuk senyum, dsb.
8. Dana dalam bentuk memaafkan,
memberi rasa aman, rasa nyaman dan
menyelamatkan kehidupan makhluk
yang terancam.
9. Dana dalam bentuk ajaran seperti
ceramah, cetak buku dhamma,
cetak vcd atau dvd dhamma.
10. Orang kaya berdana kepada pengemis.
Umat berdana makan pagi kepada Bhikkhu
Orang kaya merayakan ulang tahun anaknya
Orang kaya berdana untuk pembangunan Vihara, cetiya,
sekolah, atau jembatan.
11. Kehendak sebelum berdana haruslah
baik, senang dan penuh keyakinan.
Kehendak sewaktu berdana haruslah
baik, puas dan bahagia.
Kehendak setelah berdana haruslah
baik dan merasa bahagia telah
melepas.
12. Berdana barang yang sudah buruk
yang diri sendiri sudah tidak mau
memakainya lagi.
Berdana barang yang baik sebaik
diri sendiri memakainya.
Berdana barang yang lebih baik
daripada yang dipakainya sendiri.
13. Dana yang bersifat rendah
(ada pamrih dan ingin terkenal).
Kalau lahir sebagai manusia maka akan
menjadi manusia cacat, kalau jadi dewa maka
akan menjadi dewa tingkat rendah, dewa
penunggu vihara< dewa pesuruh dll
Dana yang bersifat menengah
(ada pamrih ingin terlahir di surga).
Dana yang bersifat tinggi atau luhur (bertekad
untuk mengikis kadar L,D,M dalam batinnya
untuk merealisasi Nibbana kelak).
14. Orang yang moralnya baik memberikan kepada orang yang
moralnya kurang baik.
Pelacur berdana kepada seorang Bhikkhu.
Bagi-bagi hasil rampokan kepada sesama perampok.
Seorang bhikkhu memberi sesuatu kepada bhikkhu
lainnya.
15. F. Ditinjau dari yang patut menerima dana
1)Menurut Dakkhinavibhavga Sutta,
Majjhima Nikaya
Ada 14 macam persembahan yang ditujukan kepada pribadi
tertentu (Patipuggala Dana), yaitu :
a. Sammasambuddha
b. Pacceka Buddha
c. Arahat (Arahatta Phala)
d. Mereka yang berpraktek untuk meraih ke-arahat-an (Arahatta
Magga)
e. Anagami (Anagami Phala)
f. Mereka yang berpraktek untuk meraih ke-anagami-an (Anagami
Magga)
g. Sakadagami Phala
h. Mereka yang berpraktek untuk meraih ke-sakadagami-an
(Sakadagami Magga)
i. Sotapanna (Sotapatti Phala)
j. Mereka yang berpraktek untuk meraih ke-sotapana-an (Sotapatti
Magga)
k. Orang non-Buddhis yang telah melenyapkan nafsunya (orang yang
memiliki Jhana)
l. Orang biasa (awam) yang bermoral (yang mempunyai kesilaan)
m.Orang biasa (awam) yang tidak bermoral (yang jelek kesilaannya)
n. Binatang / hewan
16. 2. Sangha yang merupakan lapangan menanam jasa
a. Sangha bhikkhu dan sangha bhikkhuni saat Sang Buddha
(Sammasambuddha) sebagai pimpinan sangha
b. Sangha bhikkhu dan sangha bhikkhuni sesudah Sang Buddha
parinibbana
c. Sangha bhikkhu saja
d. Sangha bhikkhuni saja
e. Sangha yang terdiri dari para bhikkhu dan bhikkhuni dalam
jumlah terbatas (sejumlah bhikkhu dan bhikkhuni dari sangha)
f. Sangha yang terdiri dari para bhikkhu dalam jumlah terbatas
(beberapa bhikkhu yang disediakan oleh sangha)
g. Sangha yang terdiri dari para bhikkhuni dalam jumlah terbatas
(beberapa bhikkhuni yang disediakan oleh sangha)
17. Obyek-obyek yang secara umum
memang patut menerima dana
a. Dana yang diberikan kepada orang yang
melaksanakan Sila, seperti misalnya para
bhikkhu sangha sekarang ini. Hal ini juga
berarti berdana kepada sangha
b. Dana yang diberikan kepada orang tua
(ayah dan ibu)
c. Dana yang diberikan kepada orang yang
belum berpenghasilan, misalnya mereka
yang belum mempunyai pekerjaan lalu
kita sokong untuk sementara
d. Dana yang diberikan kepada mereka yang
memang sedang membutuhkan bantuan,
misalnya kepada mereka yang sedang
terkena musibah, dan sebagainya.
3.
18. Cara-cara berdana
Berdana sama dengan menanam pohon yang
secara tepat kita harus juga memilih lahan, bibit,
dan waktu penanaman serta pemeliharaan.
Tetapi bukanlah berarti di dalam berdana ini kita
semata-mata hanya mengharapkan adanya hasil
yang besar. Bukan itu maksudnya. Dalam hal ini
kita berusaha untuk melakukan cara-cara
berdana yang paling baik. Nah, faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil tanaman (dana) kita ini
antara lain sebagai berikut :
19. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
tanaman (dana) kita ini antara lain
sebagai berikut :
1. Umum
2. Sappurisa Dana
3. Berdana kepada yang telah
meninggal dunia
4. Kathina Dana
20. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tanaman
(dana) kita ini antara lain sebagai berikut :
Umum
a. Apa yang kita danakan hendaknya hasil yang kita
peroleh dengan cara-cara yang sesuai dengan Dhamma.
b. Dana diberikan kepada orang yang layak menerima.
c. Sebelum diserahkan, dana telah dipersiapkan dan
direncanakan dengan pikiran yang baik.
d. Pada waktu diserahkan disertai dengan pikiran ikhlas,
rela, dan penuh kebahagiaan serta tanpa ikatan.
e. Sesudah diserahkan, pada saat-saat selanjutnya pikiran-
pikiran baik tersebut tetap dipelihara dengan cara :
21. - Merenungkan bahwa dengan berbuat bajik ini semoga sanak
keluarga yang telah tiada juga ikut bergembira dan dapat
pula menikmatinya.
- Tidak lagi menganggap bahwa barang tersebut masih milik
kita dan merelakan dengan tulus pada si penerima untuk
menggunakannya. Hindarkan diri kita dari sikap egois yang
selalu menganggap barang itu adalah pemberian kita. Ini
merupakan jalan untuk mempraktikkan ajaran Anatta,
praktik ‘pasrah’, ‘sumeleh’, dan tidak terikat (melepas).
- Tidak meremehkan kepada siapapun dengan
membanggakan apa yang telah kita perbuat. Orang lain
boleh membanggakan kebajikan kita, namun hendaknya
dijaga batin atau pikiran kita dari kekotoran batin tersebut.
- Tidak memberikan syarat-syarat yang mengikat yang
dibebankan pada penerima dana sehingga ia tidak bebas
memanfaatkannya. Ini terjadi karena ketidak-ikhlasan kita
kepada orang yang menerima dana. Kita boleh berdana
dengan mengatakan maksud penggunaannya, tetapi bukan
merupakan syarat yang mengikat. Misalnya kita berdana
untuk membangun kuti, tetapi kurang layak kalau kita
berdana membangun kuti dengan syarat ini dan itu bagi
yang menempatinya.
22. Sappurisa Dana 8
Artinya 8 (delapan) macam cara berdana dari orang
yang baik:
a. Sucim-deti : berdana sesuatu yang bersih (halal).
b. Panitam-deti : berdana sesuatu yang baik (masih
bermanfaat).
c. Kalena-deti : berdana sesuatu yang tepat untuk kondisinya.
d. Kappiyam-deti : berdana sesuatu yang pantas / layak.
e. Vicceya-deti : berdana sesuatu dengan bijaksana.
f. Abhinham-deti : berdana sesuatu secara tetap / teratur.
g. Dadam cittam pasadeti : Berdana sesuatu dengan pikiran
tenang, pikiran yang baik, dan tidak mengharap-kan
pamrih yang dapat menimbulkan kegelisahan, apalagi jika
hal yang kita ha-rapkan dengan dana kita itu tidak sesuai
dengan yang kita inginkan.
h. Datva attamano hoti :
Setelah berdana batin merasa tenang. Hal ini dapat terjadi
bila kita berdana de-ngan benar-benar tanpa pamrih dan
melihat orang yang menerima dana kita itu berbahagia
sehingga kita pun ikut berbahagia.
23. Merenungkan bahwa dengan perbuatan
baik ini semoga sanak keluarga yang
telah tiada juga turut bergembira
(Pattidana).
Tidak menganggap bahwa barang
tersebut masih milik kita.
Tidak meremehkan siapapun dengan
membanggakan apa yang telah kita
perbuat.
Tidak memberikan syarat-syarat yang
mengikat kepada si penerima dana.
24. a) Dengan berdana berarti kita telah praktik
Dhamma untuk mengikis kekotoran batin atau
Lobha, Dosa, dan Moha.
b) Dengan berdana berarti kita berlatih melepas
sesuatu milik kita dengan wajar, sehingga jika
pada suatu saat nanti kita harus melepas milik
kita yg sangat kita cintai maka kita dapat
melepasnya dengan wajar.
25. c) Dengan berdana maka kita
melatih diri kita agar tidak
terlalu melekat pada sesuatu.
d) Dengan berdana, kita akan
selalu disenangi dan banyak
teman yang kelak dapat
menolong disaat kita sedang
susah.
26. a) Dilahirkan sebagai anak dari keluarga
yang kaya raya (bila terlahir sebagai
manusia)
b) Jika kita berdana kepada bhikkhu
sangha,maka kita akan mendapat berkah
yaitu;
(Panjang Umur)
(Kecantikan/Ketampanan)
(Kebahagiaan)
(Kekuatan)
27. Sesuatu yang disenangi niscaya akan
memperoleh sesuatu yang disenangi.
Sesuatu yang terunggul niscaya akan
memperoleh sesuatu yang terunggul.
Sesuatu yang terbaik niscaya akan
memperoleh sesuatu yang terbaik.
Sesuatu yang mulia niscaya akan
memperoleh sesuatu yang mulia”.
28. Dapat dikatakan bahwa dana senantiasa
akan memberikan pahala yang setimpal
kepada pelakunya. Kata “setimpal” disini
bukan berarti orang yang berdana
sesendok nasi lalu akan memperoleh
pahala sesendok nasi yang sama karena
banyak faktor yang menentukan pahala
tersebut misalnya;
29. 1)Nilai Kedermawanan
2)Alasan orang mau melaksanankan dana
-Karena tertarik melihat orang lain berdana
kemudian ia ikut berdana.
-Karena malu jika orang lain berdana tetapi
dia tidak berdana.
-Karena orang yang akan menerima dana
adalah orang yang dia senangi.
-Karena ada orang yang menyuruhnya.
-Karena kewajiban yang telah ditentukan.
-Karena ingin pamer kekayaan dan
kedermawanan di lingkungannya
30. - Karena ia merasa iba melihat penderitaan
orang atau makhluk lain.
- Karena memang ingin berbagi kebahagiaan
dengan orang lain yang masih menderita.
- Karena ingin berbuat kebajikan terhadap
sesama manusia atau makhluk lain dengan
tanpa pamrih.
- Karena ingin mempraktikkan ajaran sang
Buddha, khususnya ajaran melepas atau
tidak melekat.
- Karena ingin menanam benih karma yang
baik.
31. Karena hatinya sedang marah.
Karena kikir dan serakah.
Karena orang yang akan menerima dana
adalah orang yang dia benci.
Karena ia berpendapat bahwa dana itu
tidak ada manfaatnya.
32. Agar si penerima dana dapat
berbahagia.
Agar bila buah karmanya masak, maka
buah karma baiklah yang akan ia
terima.
Agar sanak keluarganya yang telah
meninggal dapat turut merasa
berbahagia.
Agar dalam kehidupan sekarang ia
dapat mengurangi sifat keserakahan
yang ada dalam dirinya.
33. Agar ia menjadi orang yang terkenal dgn
kedermawanannya.
Agar orang lain menjadi hormat
padanya.
Agar ia mendapatkan sesuatu dari orang
atau pihak yang ia bantu.
Agar martabat dan harga dirinya
menjadi naik dan lebih baik.
Agar dengan demikian banyak orang
yang mau menjadi pengikutnya.
34. 1) Berdana artinya memberi dgn ikhlas, baik
berupa materi,tenaga maupun jiwa raga
demi kepentingan masyarakat dan untuk
kepentingan semua makhluk.
2) Terdapat bermacam-macam dana yang
pembagiannya ditentukan bedasarkan
bentuknya, pengorbanannya dsb.
3) Dalam berdana ada hal-hal tertentu yang
harus kita perhatikan, mulai dari jenis
barang yang didanakan, orang yang
berhak menerima dana, pada saat berdana
dan setelah berdana.
35. 4) Diantara banyak dana, Dhammadana
adalah yang paling bernilai.
5) Adapun Sangha adalah tempat berdana
yang paling baik.
6) Nilai suatu dana, tidak ditentukan hanya
oleh besar atau kecilnya dana itu, tetapi
juga ditentukan oleh ketulusan hati dari
orang yang berdana dsb.
7) Siapapun orangnya, sekalipun ia miskin,
tetap masih bisa berdana, sebab bentuk
dana itu tidak terbatas.
36. 1) Pada saat sekarang ini masih banyak
umat Buddha yang belum mengerti
tentang ajaran agamanya.Oleh karena
itu, sudah menjadi kewajiban bagi kita
semua yang sudah mengerti ajaran untuk
mendorong mereka melalui
Dhammadana.
2) Sebaiknya kalau kita hendak berdana,
kita perhatikan dulu beberapa hal yang
akan menunjang dana kita itu, sehingga
menjadi dana yang benar-benar bernilai
dan akan membuahkan buah karma yang
baik. tetapi jangan disalah artikan untuk
semata-mata hanya mencari pahala saja.
37. 3) Janganlah kita terpaku pada dana yang
berbentuk materi saja, tetapi berdanalah
juga dengan bentuk dana yang lain,
misalnya dengan memberi rasa maaf,
rasa aman , tenaga, dan Ajaran.
4) Sebaiknya kita berdana sesuai dengan
kemampuan yg kita miliki dan berdanalah
dengan ikhlas dan bijaksana.