SlideShare a Scribd company logo
1 of 105
Mekanika Benda Langit
Tim Pembina Olimpiade Astronomi
2013
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Hukum Gerak Benda Langit
(Kepler; Newton)
Hukum Kepler 1:
Planet-planet mengelilingi Matahari dalam lintasan berbentuk elips dengan Matahari di
salah satu titik fokusnya.
Hukum Kepler 2:
Garis hubung Matahari dan planet menyapu luas yang sama dalam selang waktu yang
sama.
Hukum Kepler 3:
Jarak rata-rata planet dari Matahari pangkat tiga berbanding lurus dengan kuadrat
periode orbit.
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Penjelasan Hukum Kepler 1
Gbr. Orbit planet mengelilingi Matahari berbentuk elips dengan Matahari sebagai salah satu titik fokusnya.
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
PF1 + PF2 = 2a
Misalkan F2 ditempati Matahari dan e eksentrisitas.
Jarak perihelion, dari titik B ke F2 adalah q= a-ae = a (1-e).
Jarak aphelion, dari titik A ke F2 adalah, Q= a+ae = a (1+e).
a semi major dan b semi minor.
Orbit Elips
Geometri Orbit
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Pada eksentrisitas e =0, orbit berupa lingkaran.
Orbit elips jika 0 < e <1.
CONIC SECTIONS
Elips merepresentasikan salah satu dari keluarga conic sections.
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Conic Orbits
Circle Ellipse Parabola Hyperbola
Pada eksentrisitas e =0, orbit berupa lingkaran.
Orbit elips jika 0 < e <1.
Orbit parabola jika e = 1.
Orbit hiperbola jika e > 1. Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Orbit Total energy
Circle, ellipse E<0
Parabola E=0
Hyperbola E>0
Hubungan Total Energi dan Geometri Orbit
Penjelasan Hukum Kepler 2
Jika M adalah Matahari, jarak AB ditempuh dalam jangka waktu yang sama dengan jarak CD, luas AMB
sama dengan luas CMD. Konsekuensi dari hukum ini adalah saat planet berada dekat dengan Matahari
kecepatan liniernya lebih tinggi dibandingkan dengan saat jauh dari Matahari. Hal ini juga sesuai
dengan hukum kekekalan momentum sudut. Selama planet mengelilingi Matahari momentum
sudutnya konstan. Penurunan hukum ini dari hukum Newton juga membutuhkan kalkulus sehingga
tidak dibahas disini.
Gbr. Luas daerah yang disapu garis hubung Matahari-Planet per satuan waktu tetap
A
B
D
C
M
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
2
2
r
Mm
G
r
v
m 
GM
r
r
r

2
2
2

GM
T
r

2
3
2
4
2
2
3
4
GM
T
r

Penjelasan Hukum Kepler 3:
Jika orbit planet lingkaran atau dianggap lingkaran (pada kenyataannya eksentrisitas atau
kelonjongan orbit planet tidak besar sehingga masih cukup dekat dengan lingkaran), hukum Kepler 3
dapat diturunkan dari hukum Newton sebagai berikut :
Yang berperan sebagai gaya sentripetal di dalam sistem Matahari – planet adalah gaya gravitasi,
maka kita dapat memformulasikan gaya sentripetal sebagai berikut :
dengan
G konstanta gravitasi
m massa planet,
M Massa Matahari
v kecepatan orbit planet
r radius orbit
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Karena M adalah massa Matahari, harganya sama untuk
semua planet, maka ruas kanan persamaan diatas
konstan. Jadi terbukti bahwa jarak pangkat tiga sebanding
dengan perioda kuadrat. Hukum Kepler 3 ini berlaku juga
untuk lintasan elips, bukan hanya lingkaran. Jika
diterapkan untuk elips, radius orbit r harus diganti dengan
setengah sumbu panjang a.
2
2
3
4
GM
T
r

Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
2
2
3
4
GM
P
a

p2 = a3
p = perioda orbit planet, dalam tahun.
a = semimajor planet, dalam SA
Hukum Ketiga Kepler
Bentuk Newton dari Hukum Ketiga Kepler:
p2 = [4π2/(G(m1 + m2))]a3
(sudah memasukkan hukum gravitasi)
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
No Satelit P a a (SA) P(Tahun)
1 Deimos 30h18m=1d2625
234
9
0
0.000157 0.00351
2 Phobos 7h39m=0d31875 ? ?
0.000884
8
3
1 2
2 2
( )
4
G m m
a
P 


3
2 mars
a
M
P

 
   
3
3 3 3
1 2 2
2 2
2 2
1 2
0.000157
0.00351 0.0008848
a a a
P P
  
Soal OSN 2007
•Mars mempunyai dua buah satelit Phobos dan Deimos. Jika diketahui Deimos bergerak
mengelilingi Mars dengan jarak a = 23490 km dan periode revolusinya P = 30jam 18 menit.
Berapakah massa planet Mars bila dinyatakan dalam satuan massa Matahari? Jika Periode
revolusi Phobos 7jam 39menit, berapakah jaraknya dari Mars?
Jawab:
•Gunakan hukum harmonik;
Nyatakan dulu besaran dalam Satuan Astronomi untuk jarak, tahun untuk waktu dan Massa Matahari untuk
massa planet/satelit , agar G/42 = 1.
Massa satelit (m2) dapat diabaikan terhadap massa planet m1
Dari Deimos;
Mmars = 3.148 10-7 massa matahari
a2 = 6.265610-5
Jadi jarak Phobos dari Mars adalah = 6.265610-5 SA = 9397.585 km.
Pengertian
 Gerak periodik adalah gerak yang berulang
 Contoh : gerak melingkar beraturan, gerak eliptik
 Banyak fenomena periodik sehari-hari disebabkan
gerak periodik benda langit
Contoh fenomena
periodik:
Siang malam
Musim
Fase bulan
Contoh gerak
periodik:
Rotasi Bumi
Revolusi Bumi
Revolusi Bulan
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Besaran pada gerak melingkar
 Pada gerak periodik dikenal perioda dan frekuensi
 Pada gerak periodik benda langit dikenal juga
kecepatan sudut dan kecepatan linier
 Kecepatan sudut adalah sudut yang ditempuh tiap
satuan waktu
 Kecepatan linier adalah jarak yang ditempuh
r
v 

T
r
v

2

Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Contoh Soal
Lintasan gerak planet-planet umumnya elips,
tapi karena eksentrisitasnya kecil, dapat
dianggap lintasan lingkaran.
Jika jarak Bumi-Matahari rata-rata 149,6 juta
km dan satu tahun adalah 365,25 hari,
berapakah kecepatan rata-rata gerak Bumi
mengelilingi Matahari?
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Percepatan sentripetal
 Di dalam gerak melingkar ada percepatan
sentripetal
r
v
acp
2

 Jika percepatan sentripetal itu disebabkan
gravitasi benda bermassa M, maka :
2
2
r
GM
r
v

 Dapat diperoleh :
2
3
2
4 T
r
GM


Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Rotasi Bumi
 Kecepatan gerak suatu titik di permukaan Bumi
karena rotasi Bumi berbeda-beda tergantung
lintangnya. Semakin tinggi lintang suatu tempat
semakin lambat geraknya.
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Bumi dilihat dari arahKutub
A
vA
vB

cos
A
B v
v 
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Bumi dilihat dari arah Khatulistiwa
A
φ
Kutub Bumi
Khatulistiwa
B

cos
A
B v
v 
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Soal Rotasi Asteroid
 Ada asteroid radiusnya 100 km dan massanya 2 ×
1019 kg, maka percepatan gravitasi di
permukaannya adalah 0,14 m/dt2. Jika periode
rotasi asteroid itu 80 menit, apakah pesawat dapat
mendarat di asteroid itu?
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Rotasi Matahari
 Berbeda dari Bumi dan asteroid, Matahari berupa
gas, maka kecepatan sudut rotasi di titik yang
berbeda di permukaan Matahari bisa berbeda
pula.
 Periode rotasi di khatulistiwa matahari sekitar
24,47 hari
 Periode rotasi di lintang 26º adalah sekitar 27,275
hari
 Fenomena ini disebut rotasi diferensial
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Revolusi Bulan
 Bulan bergerak mengelilingi Bumi dalam lintasan
elips dengan eksentrisitas yang kecil dengan
periode 27,3 hari, atau lebih tepatnya 27 hari 7 jam
43 menit.
 Periode fase bulan (sejak purnama hingga
purnama lagi) : 29,5 hari
 Mengapa berbeda?
 Karena Bumi sebagai pusat revolusi Bulan tidak
diam, melainkan bergerak mengelilingi Matahari
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Skema Revolusi Bulan
Fase
Purnama
Bumi
Bulan
Ke arah
Matahari
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Skema Revolusi Bulan
Setelah 27,3 hari
Purnama berikutnya
Setelah 29,5 hari
Δθ
Δθ
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Periode Sideris dan Sinodis
 Periode revolusi Bulan sebenarnya disebut periode
sideris
 Periode fase bulan menurut pengamat di Bumi
disebut periode sinodis
 Adanya periode sideris dan sinodis ini seperti
peristiwa layangan yang disebabkan adanya dua
sumber bunyi yang sedikit berbeda frekuensi
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Hubungan periode sideris - sinodis
 Jika Ts adalah periode sinodis Bulan dan ωL adalah
kecepatan sudut revolusi Bulan, maka:
S
LT


 


2
 Jika ωB adalah kecepatan sudut revolusi Bumi, maka
S
L
S
B T
T 

 

2
L
B
S T
T
T
1
1
1


Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Gerak Planet
 Bintang-bintang bergerak di langit dalam formasi yang
tetap
 Jika Bumi tidak berotasi, bintang-bintang akan berada
pada posisi yang tetap di langit
 Lain halnya dengan planet. Planet selalu berpindah
tempat di langit relatif terhadap bintang-bintang
 Seandainya Bumi tidak berotasi, planet-planet akan
bergerak perlahan di langit
 Jalur peredaran planet dan matahari di langit disebut
ekliptika
 Rasi-rasi bintang yang dilalui planet dan matahari
disebut rasi zodiak
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Gerak Planet
 Mengapa matahari dan planet-planet beredar di
langit relatif terhadap bintang-bintang di dalam
suatu jalur tertentu saja sehingga hanya 13 rasi
yang dilalui?
 Bidang orbit semua planet hampir berimpit
kecuali Pluto
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Soal Gerak Planet
 Jika radius orbit Mars 1,5 kali radius orbit Bumi,
berapakah kecepatan linier Mars mengelilingi
Matahari?
 Jika 27 Agustus 2003 adalah saat Mars oposisi,
hitunglah waktu-waktu oposisi Mars berikutnya
hingga tahun 2014.
 Carilah hubungan antara periode revolusi Mars,
periode oposisi Mars dan periode revolusi Bumi!
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Hukum Kekekalan Energi Mekanik
 Pada sebuah benda yang dilemparkan di
dekat permukaan Bumi berlaku hukum
kekekalan energi mekanik
2
2
1
2
2
1
B
B
A
A mv
mgh
mv
mgh 


kB
B
p
kA
pA E
E
E
E 


 Rumus ini adalah rumus pendekatan yang
hanya berlaku jika benda bergerak di dekat
permukaan Bumi saja sehingga g konstan
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Gerak jauh dari permukaan Bumi
 Jika benda bergerak jauh ke angkasa sehingga selama
gerakannya g tidak dapat dianggap konstan, maka
rumus yang lebih baik untuk energi potensial adalah
r
m
M
G
EP



 Apa bedanya rumus ini dengan rumus berbentuk
mgh?
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Orbit Satelit
 Sebuah satelit yang mengelilingi Bumi dalam orbit elips
mempunyai energi mekanik yang tetap meskipun
jaraknya berubah-ubah.
r
mM
G
mv
a
mM
G
E B
B



 2
2
1
2
 Kecepatan orbit:








a
r
GM
v B
1
2
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Orbit Satelit
 Jika orbit satelit berupa lingkaran, a=r, maka
kecepatannya:
r
GM
v B

Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Orbit Planet
 Rumus kecepatan orbit planet yang berbentuk elips
sama dengan orbit satelit.
 Bagaimana menghitung kecepatan orbit planet di
perihelion dan aphelion jika eksentrisitas diketahui?
 Rumus jarak perihelion adalah :
)
1
( e
a
rp 

 Masukkan ke rumus kecepatan orbit











a
e
a
GM
v Mh
1
)
1
(
2
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Orbit Planet
 Sebagai contoh : jika eksentrisitas orbit Bumi
mengellingi Matahari 0,017, berapa kecepatan orbit
Bumi di perihelion ?
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Contoh : berapakah kecepatan gerak Bumi mengelilingi Matahari saat Bumi di Perihelion jika eksentrisitas
orbit Bumi 0,017?
)
1
( e
a
rp 












a
e
a
GM
v
1
)
1
(
2
Jawab : Jarak perihelion adalah :
Maka kecepatan dapat dituliskan :
Dengan menggunakan :
G = 6,67 x 10-11Nm2/kg2 ; M =Massa Matahari = 1,99×1030kg
Maka diperoleh v = 30,30 km/s.
Berapa kecepatan gerak Bumi di aphelion? Dengan menggunakan rumus yang sama, dengan jarak aphelion
)
1
( e
a
ra 

Diperoleh :











a
e
a
GM
v
1
)
1
(
2
v=29,28 km/s
Kecepatan Lepas
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Ada beberapa kemungkinan yang terjadi pada sebuah benda yang berada di dalam medan
gravitasi benda lain, bergantung pada kecepatannya. Mungkin benda itu jatuh ke pusat gravitasi,
mungkin mengorbit, mungkin terlepas dari medan gravitasi itu.
Untuk bisa terlepas dari medan gravitasi kecepatan gerak benda harus cukup tinggi, melebihi suatu
batas tertentu. Batas kecepatan itu disebut kecepatan lepas. Jika kecepatan gerak benda sama
atau melebihi kecepatan lepas itu, maka benda akan lepas dari medan gravitasi benda pertama
untuk selamanya kecuali kalau arah geraknya tepat menuju pusat gravitasi. Untuk mencari
besarnya kecepatan lepas ini dapat digunakan konsep energi. Berdasarkan definisi, di tempat tak
berhingga, energi potensial gravitasinya nol. Jadi kecepatan yang diperlukan adalah kecepatan
yang dapat membuat benda mencapai tak berhingga, untuk itu energi total benda minimum nol.
0
2
2
1

 
r
m
M
G
mv
r
m
M
G
mv 

2
2
1
r
GM
vesc


2
Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
Contoh :
Berapakah kecepatan minimum sebuah benda dilontarkan dari permukaan Bumi
agar dapat lepas dari pengaruh medan gravitasi Bumi?
Jawab :
Massa Bumi : 5,98 × 1024 kg, radiusnya : 6378 km, G = 6,67 × 10-11 Nm2/kg2.
6378000
10
98
,
5
10
67
,
6
2 24
11






esc
v ≈ 11 km/s
Jadi untuk meluncurkan pesawat ke angkasa luar diperlukan roket yang bisa
mendorong pesawat hingga mencapai kecepatan lebih dari 11 km/s.
Bintang Ganda
Djoni N. Dawanas
Periastron
Apastron
 Bintang ganda (double stars) adalah dua buah
bintang yang terikat satu sama lain oleh gaya tarik
gravitasi antar kedua bintang tersebut.
 Apabila sistem bintang ini lebih dari dua, maka
disebut bintang majemuk (multiple stars).
Bintang
primer
Bintang
sekunder



Dalam gerak orbitnya, kedua komponen bintang ganda
bergerak mengitari pusat massanya dalam lintasan
yang berupa elips dengan titik pusat massanya berada
pada titik fokus elips orbit tersebut.
orbit bintang
bermassa besar
orbit bintang
bermassa kecil
pusat massa
Bintang primer
Bintang sekunder



 



CM
Titik pusat massa selalu berada pada garis lurus yang
menghubungkan kedua bintang.
M1 = massa bintang kesatu
Misalkan,
M2 = massa bintang kedua
r1 = jarak bintang kesatu ke titik
pusat massa
r2 = jarak bintang kedua ke titik
pusat massa
r1 r2
M1
M2


Maka, M1 r1 = M2 r2 . . . . . . . . . . . . . . . (7-1)
Jika orbit dianggap lingkaran maka,
P
Vr =
2πr1
1 P
Vr =
2πr2
2
dan,
Periode
Kec. Radial btg-1 Kec. Radial btg-2
. . . . . . . (7-2)
Dari gerak sistem dua benda kita tahu bahwa orbit
kedua bintang dalam sistem bintang ganda terletak
dalam satu bidang yang disebut bidang orbit. Suatu
orbit bintang ganda akan dapat digambarkan secara
lengkap apabila komponen orbitnya dapat diketahui.
ω = bujur periastron (sudut di bidang orbit mulai dari garis node ke
periastron
 = kedudukan garis node (sudut di bidang langit dari utara ke garis
node)
i
Ω
ω
periastron
utara
pengamat
a = setengah sumbu besar
Komponen orbit bintang
ganda
a
i = inklinasi bidang orbit terhadap bidang langit
titik fokus
garis node :
garis potong antara bidang
orbit dengan bidang langit
yang melewati titik fokus
elips.
T = saat bintang melewati periastron
e = eksentrisitas
P = periode orbit atau kalaedar
i
Ω
ω
periastron
utara
pengamat
a
titik fokus
Macam bintang ganda :
 Bintang ganda visual
 Bintang ganda astrometri
 Bintang ganda spektroskopi
 Bintang majemuk (lebih dari dua bintang)
 Bintang ganda gerhana
Bintang Ganda Visual
Bintang ganda visual adalah bintang ganda yang jarak
antara kedua anggotanya cukup besar sehingga
apabila dilihat melalui teleskop akan tampak sebagai
dua bintang.
 Jarak antara komponen bintang ganda visual
mencapai ratusan satuan astronomi, sehingga kala
edarnya (periode orbitnya) sangat lama, mencapai
beberapa puluh sampai beberapa ratus tahun.
Pasangan bintang ganda visual gerak orbitnya sangat
sukar diamati, karena gerakannya yang terlalu lambat.
 Bukti bahwa pasangan ini adalah bintang ganda,
terlihat dari gerak dirinya yang bersama-sama.
Contoh :
Bintang ganda visual
 Centauri
P = 79,92 th ~ 80 th
Jarak  Cen-A dan
 Cen-B = 11 ~ 35 AU
 Cen-A  Cen-B
Warna Kuning Oranye
Kls. Spektrum G2 K1
Temperatur 5800 K 5300 K
Massa 1.09 R 0.90 R
Radius 1.2 M 0.8 M
Luminositas 1.54 L 0.44 L
Jarak (light-years) 4.35 4.35
Magnitudo visual -1,58 8,44
Umur (milyaran tahun) 5 - 6 5 - 6
Data Bintang  Centaurus
2060
2050
Pada pasangan bintang ganda visual, bintang primer
dipilih sebagai titik acu (pusat koordinat). Lintasan
bintang sekunder ditentukan relatif terhadap bintang
primer. Dalam hal ini lintasan bintang sekunder akan
berupa lintasan elips dengan bintang primer terletak
pada titik fokus elips.
Contoh :
Lintasan bintang ganda
 Centauri
90o
0o
180o
270o
2040
2045
2055
2065
2070
2000
2005
2010
2015
2020
2025
2030
2035
α Cen-A
α Cen-B berada pada titik
fokus lintasan
Orbit yang diamati pada pasangan bintang ganda visual
adalah proyeksi orbit sebenarnya pada bidang langit.
 Pada orbit sebenarnya, bintang primer terletak pada
titik fokus lintasan elips bintang sekunder.
 Pada proyeksi orbit yang juga berupa elips, bintang
primer pada umumnya tidak lagi berada pada titik
fokus proyeksi elips.
Dari pengamatan terhadap bintang ganda visual, dapat
ditentukan beberapa komponennya, yaitu :
 sudut inklinasi (i)
 sudut setengah sumbu besar ( )
 eksentrisitas orbit (e)
 periode orbit (P )
Penentuan Massa Komponen Bintang Ganda
Visual
a =  d
jarak sistem bintang ganda
. . . . . . . . . . . . . . . . . (7-3)
dalam radian
a
d
α
pengamat
untuk α <<
Hubungan antara sudut setengah sumbu besar 
dengan setengah sumbu besar a adalah,
Apabila α dinyatakan dalam detik busur, maka
a = α d / 206265 . . . . . . . . . . . . . (7-4)
Pers. (3-11) : p = 206 265/d
a = α / p . . . . . . . . . . . . . . . . . (7-5)
dalam detik busur
dalam AU
Apabila jarak dinyatakan dalam AU dan dengan
mensubtitusikan
ke pers. (7-4) : a =  d / 206265
diperoleh,
Dari Hukum Kepler III (pers. 1-57) diperoleh :
a3
P2 4 2
G (M1 + M2)
= . . . . . . . . . . . (7-6)
M1 = massa bintang ke-1
M2 = massa bintang ke-2
= (M1 + M2)P2

p
3
Apabila massa bintang dinyatakan dalam massa
matahari, jarak dalam satuan astronomi, dan waktu
dalam tahun, maka pers. (7-6) dituliskan menjadi :
a3
P2
= (M1 + M2) . . . . . . . . . . . . (7-7)
Selanjutnya subtitusikan pers. (7-5) :
ke pers. (7-7), diperoleh :
a =  / p
. . . . . . . . . (7-8)
dari pengamatan
dari paralaks trigonometri
dari pengamatan
dapat ditentukan
Untuk menentukan massa masing-masing bintang,
perlu ditentukan orbit setiap komponen relatif terhadap
pusat massanya.
M1
M2
a1
a2
titik pusat
massa
a1 dan a2 adalah setengah
sumbu panjang orbit masing-
masing bintang
a = a1 + a2
. . . . . . . . . . (7-9)
M1
M2
M1
M2
s1
s2
Apabila S1 dan S2 adalah amplitudo
masing-masing bintang maka,
M1
M2
=
S2
S1
. . . . . (7-10)
Apabila sudut setengah sumbu
panjang masing-masing bintang
adalah 1 dan 2, maka
S1  1  a1
S2  2  a2
. . . . . . . . . . . . (7-11)
. . . . . . . . . . . . (7-12)
 = 1 + 2
dan . . . . . . . . . . . . (7-13)
Dari pers. (7-10), (7-11) dan (7-12) diperoleh,
M1a1 = M2a2
. . . . . . . . . (7-14)
Contoh :
Untuk Bintang  Centauri : P = 79,92 tahun,  = 17,66
Dari persamaan (7-7) :
3
(M1 + M2) =
p3 P2
(17.66)3
=
(0,74)3 (79,92)2
= 2,13 M
(1,22 + 1)M2 = 2,13 M M2 = 0,96 M
dan M1 = 1,17 M
p = 0,74 dan M1 /M2 = 1,22
Hubungan Massa - Luminositas
Pada sistem bintang ganda visual, magnitudo semu
bintang (magnitudo B dan V) dapat ditentukan.
 dari hubungan antara koreksi bolometrik dan indeks
warna, BC dapat ditentukan
 dari hubungan V  mbol = BC, magnitudo bolometrik
dapat ditentukan.
 dari hubungan mbol  Mbol = 5 + 5 log d, magnitudo
bolometrik mutlak dapat ditentukan.
 dari hubungan magnitudo mutlak bolometrik dan
luminositas, Mbol Mbol = 2,5 log L/L,
luminositas bintang dapat ditentukan.
Dari hasil pengamatan, untuk bintang normal tampak
adanya hubungan antara massa dengan luminositas.
+1
2
1
0
log L/L
log M/M
1 0,5 0 0,5
Kedudukan
Matahari
Hubungan massa-luminositas ini dapat didekati dengan
rumus empiris berikut,
log ( L / L ) = 4,1 log (M /M ) - 0,1 . . . (7-15)
dengan mensubtitusikan pers (4-15)
untuk log(L/L) > 1,2 (atau Mbol < 7,8)
Mbol Mbol = 2,5 log L/L,
ke pers (7-15), diperoleh
Mbol=  10,2 log (M /M ) + 4,9 . . . . . (7-16)
Keberadaan hubungan massa-luminostas
bintang ini telah diramalkan oleh
Eddington pada tahun 1926 berdasarkan
perhitungan struktur dalamnya bintang.
Secara umum hubungan massa-luminosi-
tas dinyatakan oleh :
L = a Mp . . . . . . . . . . . . . . (7-17)
parameter a dan p bergantung pada sifat fisis di dalam
bintang (komposisi kimia, mekanisme pembangkit
energi, dll)
A.S. Eddington
1882 - 1944
Beberapa pengamat mendapatkan hasil a dan p yang
berbeda-beda :
 untuk M 1,0 M a ≈ 1, p < 3,1 - 4,0
>
~
 untuk M 1,0 M a = 0,3 - 0,4 p ≈ 2
<
~
Tidak semua bintang mengikuti hubungan massa-lumi-
nositas.
✪ Bintang katai putih, menyimpang dari hubungan
massa-luminositas yang berlaku untuk bintang
normal.
✪ Juga beberapa bintang ganda berdekatan jaraknya,
ternyata massanya terlalu kecil bila ditinjau dari
luminositasnya
 disebut bintang berbobot kurang (undermassive)
atau terlampau terang (overluminous).
Apabila dari hubungan massa-luminositas dapat
ditentukan massa komponen bintang ganda, maka
paralaksnya dapat ditentukan, yaitu dari
pers. (7-8) : = (M1 + M2)P2

p
3
Paralaks Dinamika
Cara lain menentukan paralaks (jarak) dan massa
komponen bintang ganda adalah dengan paralaks
dinamika. Caranya adalah dengan mengiterasikan
persamaan (7-8) dan persamaan Pogson
mbol – Mbol = -5 + 5 log d . . . . . . . (7-18)
Untuk penetuan paralaks dinamika ini, harga , P, mbol1
dan mbol2 harus sudah diketahui (dari pengamatan), dan
langkah-langkah yang harus dilakukan adalah,
Tentukan paralaks sistem bintang ganda
p dengan menggunakan pers. (7-8)
(/p)3 = (M1 + M2)P2
Tentukan magnitudo mutlak bolometrik
untuk setiap bintang dengan mengguna-
kan persamaan Pogson (pers. 7-18)
Langkah 2 :
Langkah 3 :
mbol1 – Mbol1 = -5 + 5 log d
mbol2 – Mbol2 = -5 + 5 log d
Sebagai pendekatan pertama, ambil
massa total bintang M1 + M2 = 2
Langkah 1 :
Tentukan massa bintang ke-1 dan ke-2
dengan menggunakan hubungan massa-
luminositas (pers. 7-16)
Langkah 4 :
Mbol1=  10,2 log (M 1/M ) + 4,9
Mbol2=  10,2 log (M 2/M ) + 4,9
Langkah 5 : Ulangi langkah 2
Langkah 6 : Ulangi langkah 3
Langkah 7 : Ulangi langkah 4
Demikian seterusnya sampai beda harga p, M1 dan M2
dengan hasil yang diperoleh sebelumnya cukup kecil
(konvergen)
Contoh :
Bintang Ganda Astrometri
Bintang ganda visual yang pasangannya sangat lemah
sehingga tidak terlihat dengan mata, sehingga hanya
tampak sebagai bintang tunggal.
 Bukti bahwa bintang ini adalah bintang ganda,
terlihat dari gerakan bintang primer yang berkelok-
kelok, karena bintang tersebut mengelilingi titik pusat
massanya sendiri yang bergerak lurus dalam ruang.
gerak titik
pusat massa
gerak bintang primer
bintang primer 10.000 kali lebih
terang daripada bintang sekunder.
Contoh : Bintang Sirius
P = 50 tahun
m1 = - 1,58
m2 = 8,44
 Penentuan massa untuk bintang ganda visual
berlaku juga untuk bintang ganda Astrometri.
Barat
Utara
1910
1920
1930
1940
1950
1960
1970
1980
1990
Sirius-A
Sirius-B
Bintang Sirius yang diabadikan dalam panjang
gelombang
Sirius-A
Sirius-B
Sirius-A
Sirius-B
Visual (kiri) Sinar-X (kanan)
Bintang Ganda Spektroskopi
Bintang ganda spektroskopi adalah bintang ganda yang
jaraknya antara dua komponennya sangat berdekatan
sehingga teleskop yang paling kuat pun tidak dapat
memisahkannya :
 tampak sebagai bintang tunggal
 periode orbitnya hanya beberapa hari.
 untuk mendeteksinya, digunakan pengamatan
spektroskopi.
Karena jarak kedua bintang berdekatan, menurut
Hukum Kepler ke-III, kecepatan orbit kedua bintang
sangat besar (beberapa ratus km/det.)
 Kedua bintang mempunyai komponen yg mendekati
dan menjauhi pengamat secara bergantian
Akibat gerakan orbit ini, garis spektrum mengalami efek
Doppler :
 garis bergerak ke arah merah
 garis bergerak ke arah biru
bintang menjauh
bintang mendekat
Kecepatan radial bintang ganda spektroskopi dapat
ditentukan dari pergeseran Doppler-nya (pers. 6-9)


Vr
c
=
Akibat gerak orbitnya, Vr selalu berubah terhadap waktu,
 Kurva yang menunjukkan perubahan kecepatan
radial terhadap waktu disebut kurva kecepatan
radial.
Bentuk kurva kecepatan radial bergantung pada
eksentrisitas orbit (e) dan bujur periastron (ω).
Dengan menganalisis kurva kecepatan radial, dapat
ditentukan :
i  tidak dapat ditentukan secara langsung
e = eksentrisitas orbit
 = bujur periastron
T = saat bintang lewat di periastron
P = periode orbit
a1 sin i = proyeksi a1 pada bidang langit
a2 sin i = proyeksi a2 pada bidang langit
http://www.sumanasinc.com/webcontent/anisamples/RadialVelocityCurve.h
Animasi Kurva Kecepatan Radial :
Kurva Kecepatan Radial :
Bentuk kurva radial
untuk orbit dengan
berbagai harga e
dan ω.
a
b
c
d
a
b
c
d
b
a
C
b
c
d 0
e = 0,5
ω =
45o
a
b
c
d
b
D
a
b
c
d
0
e = 0,5
ω =
90o
a
b
c
d
b
b
B
a
b
d
e = 0,5
ω = 0o
0
c
A
a
b
c
d 0
e = 0,0
ω = 0o
Animasi bintang ganda spektroskopi bergaris ganda
2. http://instruct1.cit.cornell.edu/courses/astro101/java/binary/binary.htm
1. http://www.astronomynotes.com/starprop/specbin-anim.gif
Bintang ganda spektroskopi dibagi dua :
 Bintang ganda spektroskopi bergaris tunggal
Jika salah satu komponen bintangnya merupakan
bintang yang sangat lemah cahayanya
akibatnya, hanya spektrum bintang terang saja
yang tampak.
 Bintang ganda spektroskopi bergaris ganda
Jika spektrum kedua komponen bintang ganda dapat
diamati.
Dalam pengamatan bintang ganda spektoskopi, gerak
bintang ditinjau relatif terhadap titik pusat massa.
a2 = setengah sumbu besar bintang sekunder
Misal : a1 = setengah sumbu besar bintang primer
M1 M2
CM
a1 a2
a = a1 + a2 a1 = a  a2
a2 = a  a1
. . . . . . . . . (7-19)
M1a1 = M2a2
Dari pers. (7-14) :
Diperoleh, a2 = a1
M2
M1 . . . . . . . . . . . . . . . . . (7-20)
Dari pers. (7-19) : a2 = a  a1
dan pers. (7-20), diperoleh,
a1 = a
M1 + M2
M2
. . . . . . . . . . . . . . . (7-21)
Dengan cara yang sama diperoleh
a2 = a
M1 + M2
M1
. . . . . . . . . . . . . . . (7-22)
Penentuan Massa Komponen Bintang Ganda
Spektroskopi
 Bintang ganda spektroskopi bergaris ganda
Informasi massa komponen dapat ditentukan
sebagai berikut :
a3
P2
= (M1 + M2)
ke pers. (7-7) :
Subtitusikan pers. (7-14) : M1a1 = M2a2
diperoleh,
a3
P2
= (M1 + M2)
a1
a2
. . . . . . . (7-23)
P2 1 +
a1
a2
a3
M1 =
P2 1 +
a1
a2
(a1 + a2)3
=
atau . . . . . . (7-24)
Karena yang dapat diamati adalah a1 sin i dan a2 sin i ,
maka kalikan ruas kiri dan kanan pers. (7-24) dengan
sin3i, diperoleh :
M1 sin3 i =
P2 1 +
a1 sin3 i
a2 sin3 i
(a1 sin i + a2 sin i)3
. . . . . . (7-25)
Dengan demikian, M1 sin3i dapat dihitung
Dengan cara yang sama diperoleh :
M2 sin3 i =
P2 1 +
a2 sin3 i
a1 sin3 i
(a1 sin i + a2 sin i)3
. . . . . . . (7-26)
M1 dan M2 tidak dapat dipisahkan dari i. Karena sin i 
1, maka informasi yang diperoleh adalah batas bawah
harga M1 dan M2.
Sebagai contoh, apabila untuk suatu bintang ganda
diperoleh M1 sin3i = 10 M, maka massa bintang
tersebut > 10 M.
 Bintang ganda bergaris tunggal
Informasi yang diperoleh hanya dari pengamatan
satu komponen saja.
a3
P2
= (M1 + M2)
Dari pers. (7-7) :
a1 = a
M1 + M2
M2
dan pers. (7-21) :
diperoleh =
P2
a1
3 sin3 i
M2
3 sin3 i
(M1 + M2)2
. . . . . . . . (7-27)
Karena a1 sin i dan P dapat diamati, maka ruas kiri
dapat dihitung.
f(M1, M2) =
M2
3 sin3 i
(M1 + M2)2
. . . . . . . . (7-28)
fungsi massa
=
P2
a1
3 sin3 i
M2
3 sin3 i
(M1 + M2)2
. . . . . . . . (7-27)
Bintang Ganda Gerhana
Bintang ganda gerhana adalah bintang ganda yang
berdekatan dimana salah satu komponennya melintasi
dan menutupi pasangannya secara bergantian
Karena ada bagian bintang yang tertutup, maka cahaya
bintang akan tampak lebih redup pada saat gerhana.
 Akibatnya, cahaya pasangan bintang ini tampak
berubah-ubah secara berkala: redup, terang
(variabel).
bintang
sekunder
A
B
C
D
A
B
bintang
premier
A
B
C
D
kurva
cahaya
Perubahan cahaya bintang ganda gerhana dapat
diamati dengan fotometri
 Kurva yang menunjukkan perubahan kuat cahaya
terhadap waktu disebut kurva cahaya
I
t
satu periode orbit (P)
Seperti halnya kecepatan radial, kurva cahaya juga
dapat memberikan informasi mengengenai e dan ω.
 Analisis yang cermat pada kurva cahaya, juga
memberikan informasi mengenai sudut inklinasi i.
 Gambar a dan b kurva
cahaya untuk bintang ganda
gerhana yang radius kedua
komponennya sama besar
 Gambar c dan d kurva cahaya
untuk bintang ganda gerhana
yang radius kedua kompo-
nennya berbeda
i = 90o
i < 90o
Periode
i = 90o
i < 90o
a
b
c
d
 Jarak yang dekat menyebabkan kecepatan orbit
besar. Karena itu, sebagian besar bintang ganda
gerhana adalah juga bintang ganda spektroskopi.
Kemungkinan terjadi gerhana pada pasangan bintang
ganda lebih besar jika jarak antara kedua bintang
berdekatan.
 Bila jaraknya cukup dekat, gerhana dapat terjadi
walaupun inklinasi (kemiringan) orbit terhadap
bidang langit (sudut i) berbeda cukup besar (> 90o).
Animasi Bintang Ganda Gerhana
1. http://instruct1.cit.cornell.edu/courses/astro101/java/eclipse/eclipse.htm
2. Starlight Project
RA
Penentuan Radius Komponen Bintang Ganda
Gerhana
2RB
dt
de
te
tt
t
I
Perhatikanlah gambar di samping.
dt = 2RA 2RB
de = 2RA + 2RB
dt = ?
de = ?
 de ditempuh dalam waktu te
te dan tt dapat ditentukan
dari kurva cahaya
 dt ditempuh dalam waktu tt
Bintang A
Bintang B
. . . . . . (7-29)
. . . . . . (7-30)
Misalkan bintang B mengorbit bintang A dalam lintasan
yang berupa lingkaran dengan radius rB
Bintang A
Bintang B
rB
Jika P adalah periode orbit
bintang B, maka kecepatan
radial bintang B adalah,
Vr = 2π rB / P . . . . . . . . (7-31)
Dapat ditentukan dari
spektrumnya (pergeseran
Doppler)
dapat ditentukan dari
kurva cahaya
dapat dicari
(2RA  2RB)
2π rB
tt
P
= . . . . . . . . . . . . . . (7-32)
(2RA + 2RB)
2π rB
te
P
=
. . . . . . . . . . . . . . (7-33)
Periode orbit bintang B (P) sebanding dengan tt dan te,
sehingga
dan
Kurangkan pers. (7-33) dengan (7-32) diperoleh,
π rB (te  tt)
2P
RB = . . . . . . . . . . . . . . . (7-34)
Selanjutnya tambahkan pers. (7-33) dengan (7-32)
diperoleh,
π rB (te + tt)
2P
RA = . . . . . . . . . . . . . . (7-34)
Karena te, tt, rB dan P dapat ditentukan, maka RA dan RB
dapat dicari.
http://www.astronomynotes.com/starprop/eclipse-size.gif
Animasi kurva cahaya
Penentuan Massa Bintang Ganda Gerhana
Karena bintang ganda gerhana termasuk juga bintang
ganda spektroskopi, maka :
 a1 sin i dan a2 sin i dapat diamati
 sehingga M1 sin3i dan M2 sin3i dapat ditentukan.
Catatan : Untuk bintang ganda gerhana i > 75o
sehingga sin3i ≥ 0,90  Jika ada kesalahan dalam
penentuan i, kesalahannya paling besar 10%
 karena i dapat ditentukan dari kurva cahayanya
maka M1 dan M2 dapat ditentukan.
 Karena M1, M2, R1 dan R2 dapat ditentukan, maka
volume kedua bintang juga dapat ditentukan.
Kurva cahaya dan kurva kecepatan radial bintang
ganda gerhana ζ Phoenicis
Bintang ganda 61 Cygni adalah bintang yang pertama
diukur parallaksnya. Dari hasil pengukuran tersebut
diperoleh : parallaks p = 0,”29, separasi sudut  = 30”,
magnitudo semunya m1 = 5,2 dan m2 = 6,0, dan
periodenya P = 722 tahun. Tentukanlah massa total
sistem bintang ganda ini.
Contoh Soal :
Jawab :
Jarak 61 Cygni adalah r = 1/p = 1/0,29 = 3,448 pc
Karena  = 30” = (30/3600)(0,0175) = 0,0001454 rad
<<, maka jarak kedua bintang adalah,
a = r  = 3,448(0,0001454) = 0,00050 pc = 103,1 AU
Massa kedua bintang dapat ditentukan dari pers
.m1 + m2 = a3/P2 = (103,1)2/(722)2 = 2,1 M

More Related Content

What's hot

Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)
kemenag
 

What's hot (20)

Astronomi fisika bab vi
Astronomi fisika bab viAstronomi fisika bab vi
Astronomi fisika bab vi
 
Fotometri bintang1
Fotometri bintang1Fotometri bintang1
Fotometri bintang1
 
79309543 solusi-osn-astro-2008
79309543 solusi-osn-astro-200879309543 solusi-osn-astro-2008
79309543 solusi-osn-astro-2008
 
astronomi paralaks bintang
astronomi paralaks bintangastronomi paralaks bintang
astronomi paralaks bintang
 
Bintang Ganda
Bintang GandaBintang Ganda
Bintang Ganda
 
Materi astronomi
Materi astronomiMateri astronomi
Materi astronomi
 
Geodinamika - 1: Tujuan & Ruang Lingkup serta Teori Dinamika Bumi Dampak terh...
Geodinamika - 1: Tujuan & Ruang Lingkup serta Teori Dinamika Bumi Dampak terh...Geodinamika - 1: Tujuan & Ruang Lingkup serta Teori Dinamika Bumi Dampak terh...
Geodinamika - 1: Tujuan & Ruang Lingkup serta Teori Dinamika Bumi Dampak terh...
 
Hukum pancaran
Hukum pancaranHukum pancaran
Hukum pancaran
 
Gaya pasang surut
Gaya pasang surutGaya pasang surut
Gaya pasang surut
 
Mekanika benda-langit
Mekanika benda-langitMekanika benda-langit
Mekanika benda-langit
 
Medan magnet
Medan magnetMedan magnet
Medan magnet
 
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
 
Osilasi teredam
Osilasi teredamOsilasi teredam
Osilasi teredam
 
Soal dan solusi osk astronomi 2013 by mariano
Soal dan solusi osk astronomi 2013 by marianoSoal dan solusi osk astronomi 2013 by mariano
Soal dan solusi osk astronomi 2013 by mariano
 
Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)
 
tata koordinat benda langit (astronomi)
tata koordinat benda langit (astronomi)tata koordinat benda langit (astronomi)
tata koordinat benda langit (astronomi)
 
Peluruhan alfa
Peluruhan alfaPeluruhan alfa
Peluruhan alfa
 
Kel 9 Gaya Sentral.pptx
Kel 9 Gaya Sentral.pptxKel 9 Gaya Sentral.pptx
Kel 9 Gaya Sentral.pptx
 
Teori Pita Energi
Teori Pita EnergiTeori Pita Energi
Teori Pita Energi
 
Eksperimen hamburan rutherford kel. 1
Eksperimen hamburan rutherford kel. 1Eksperimen hamburan rutherford kel. 1
Eksperimen hamburan rutherford kel. 1
 

Similar to Mekanika Benda Langit (TPOA 2013).ppt

fdokumen.com_mekanika-benda-langit-568afe8c7f582.pptx
fdokumen.com_mekanika-benda-langit-568afe8c7f582.pptxfdokumen.com_mekanika-benda-langit-568afe8c7f582.pptx
fdokumen.com_mekanika-benda-langit-568afe8c7f582.pptx
yenisipangkar
 
4.3 Kegravitian
4.3 Kegravitian4.3 Kegravitian
4.3 Kegravitian
nazri35
 
Solusi osk astro 2012 kode s3
Solusi osk astro 2012   kode s3Solusi osk astro 2012   kode s3
Solusi osk astro 2012 kode s3
Mariano Nathanael
 
Bahan uh 3 geografi tata surya dan jagad raya
Bahan uh 3 geografi tata surya dan jagad rayaBahan uh 3 geografi tata surya dan jagad raya
Bahan uh 3 geografi tata surya dan jagad raya
SMAK 5 Penabur
 

Similar to Mekanika Benda Langit (TPOA 2013).ppt (20)

fdokumen.com_mekanika-benda-langit-568afe8c7f582.pptx
fdokumen.com_mekanika-benda-langit-568afe8c7f582.pptxfdokumen.com_mekanika-benda-langit-568afe8c7f582.pptx
fdokumen.com_mekanika-benda-langit-568afe8c7f582.pptx
 
Sistem tata Sjjgfgfrtryughggvgcfurya.pptx
Sistem tata Sjjgfgfrtryughggvgcfurya.pptxSistem tata Sjjgfgfrtryughggvgcfurya.pptx
Sistem tata Sjjgfgfrtryughggvgcfurya.pptx
 
Sistem tata Surya .pptx
Sistem tata Surya .pptxSistem tata Surya .pptx
Sistem tata Surya .pptx
 
Sistem tata Surya.pptx
Sistem tata Surya.pptxSistem tata Surya.pptx
Sistem tata Surya.pptx
 
4.3 Kegravitian
4.3 Kegravitian4.3 Kegravitian
4.3 Kegravitian
 
91343390 solusi-osk-astro-2012-kode-s3
91343390 solusi-osk-astro-2012-kode-s391343390 solusi-osk-astro-2012-kode-s3
91343390 solusi-osk-astro-2012-kode-s3
 
TOFPA1tertulis
TOFPA1tertulisTOFPA1tertulis
TOFPA1tertulis
 
Solusi osk astro 2012 kode s3
Solusi osk astro 2012   kode s3Solusi osk astro 2012   kode s3
Solusi osk astro 2012 kode s3
 
Geografi
GeografiGeografi
Geografi
 
Tata surya~ppt
Tata surya~pptTata surya~ppt
Tata surya~ppt
 
Bahan uh 3 geografi tata surya dan jagad raya
Bahan uh 3 geografi tata surya dan jagad rayaBahan uh 3 geografi tata surya dan jagad raya
Bahan uh 3 geografi tata surya dan jagad raya
 
Materi Ajar Fisika (Contoh)
Materi Ajar Fisika (Contoh)Materi Ajar Fisika (Contoh)
Materi Ajar Fisika (Contoh)
 
IPA Tata Surya.pptx
IPA Tata Surya.pptxIPA Tata Surya.pptx
IPA Tata Surya.pptx
 
Bab 8 tata_surya_bumi_dan_matahari
Bab 8 tata_surya_bumi_dan_matahariBab 8 tata_surya_bumi_dan_matahari
Bab 8 tata_surya_bumi_dan_matahari
 
Pasut
PasutPasut
Pasut
 
Astronomi hk.newton tentang gravitasi
Astronomi hk.newton tentang gravitasiAstronomi hk.newton tentang gravitasi
Astronomi hk.newton tentang gravitasi
 
Keppler
KepplerKeppler
Keppler
 
Gravitasi
GravitasiGravitasi
Gravitasi
 
Gravitasi universal
Gravitasi universalGravitasi universal
Gravitasi universal
 
Tata surya
Tata suryaTata surya
Tata surya
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
subki124
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
EirinELS
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
cupulin
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Jajang Sulaeman
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
ErikaPutriJayantini
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
luqmanhakimkhairudin
 

Recently uploaded (20)

Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Mekanika Benda Langit (TPOA 2013).ppt

  • 1. Mekanika Benda Langit Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013 Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
  • 2. Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
  • 3. Hukum Gerak Benda Langit (Kepler; Newton) Hukum Kepler 1: Planet-planet mengelilingi Matahari dalam lintasan berbentuk elips dengan Matahari di salah satu titik fokusnya. Hukum Kepler 2: Garis hubung Matahari dan planet menyapu luas yang sama dalam selang waktu yang sama. Hukum Kepler 3: Jarak rata-rata planet dari Matahari pangkat tiga berbanding lurus dengan kuadrat periode orbit. Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
  • 4. Penjelasan Hukum Kepler 1 Gbr. Orbit planet mengelilingi Matahari berbentuk elips dengan Matahari sebagai salah satu titik fokusnya. Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
  • 5. Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013 PF1 + PF2 = 2a Misalkan F2 ditempati Matahari dan e eksentrisitas. Jarak perihelion, dari titik B ke F2 adalah q= a-ae = a (1-e). Jarak aphelion, dari titik A ke F2 adalah, Q= a+ae = a (1+e). a semi major dan b semi minor. Orbit Elips
  • 6. Geometri Orbit Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013 Pada eksentrisitas e =0, orbit berupa lingkaran. Orbit elips jika 0 < e <1.
  • 7. CONIC SECTIONS Elips merepresentasikan salah satu dari keluarga conic sections. Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
  • 8. Conic Orbits Circle Ellipse Parabola Hyperbola Pada eksentrisitas e =0, orbit berupa lingkaran. Orbit elips jika 0 < e <1. Orbit parabola jika e = 1. Orbit hiperbola jika e > 1. Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
  • 9. Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013 Orbit Total energy Circle, ellipse E<0 Parabola E=0 Hyperbola E>0 Hubungan Total Energi dan Geometri Orbit
  • 10. Penjelasan Hukum Kepler 2 Jika M adalah Matahari, jarak AB ditempuh dalam jangka waktu yang sama dengan jarak CD, luas AMB sama dengan luas CMD. Konsekuensi dari hukum ini adalah saat planet berada dekat dengan Matahari kecepatan liniernya lebih tinggi dibandingkan dengan saat jauh dari Matahari. Hal ini juga sesuai dengan hukum kekekalan momentum sudut. Selama planet mengelilingi Matahari momentum sudutnya konstan. Penurunan hukum ini dari hukum Newton juga membutuhkan kalkulus sehingga tidak dibahas disini. Gbr. Luas daerah yang disapu garis hubung Matahari-Planet per satuan waktu tetap A B D C M Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
  • 11. Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
  • 12. 2 2 r Mm G r v m  GM r r r  2 2 2  GM T r  2 3 2 4 2 2 3 4 GM T r  Penjelasan Hukum Kepler 3: Jika orbit planet lingkaran atau dianggap lingkaran (pada kenyataannya eksentrisitas atau kelonjongan orbit planet tidak besar sehingga masih cukup dekat dengan lingkaran), hukum Kepler 3 dapat diturunkan dari hukum Newton sebagai berikut : Yang berperan sebagai gaya sentripetal di dalam sistem Matahari – planet adalah gaya gravitasi, maka kita dapat memformulasikan gaya sentripetal sebagai berikut : dengan G konstanta gravitasi m massa planet, M Massa Matahari v kecepatan orbit planet r radius orbit Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
  • 13. Karena M adalah massa Matahari, harganya sama untuk semua planet, maka ruas kanan persamaan diatas konstan. Jadi terbukti bahwa jarak pangkat tiga sebanding dengan perioda kuadrat. Hukum Kepler 3 ini berlaku juga untuk lintasan elips, bukan hanya lingkaran. Jika diterapkan untuk elips, radius orbit r harus diganti dengan setengah sumbu panjang a. 2 2 3 4 GM T r  Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013 2 2 3 4 GM P a 
  • 14. p2 = a3 p = perioda orbit planet, dalam tahun. a = semimajor planet, dalam SA Hukum Ketiga Kepler Bentuk Newton dari Hukum Ketiga Kepler: p2 = [4π2/(G(m1 + m2))]a3 (sudah memasukkan hukum gravitasi) Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
  • 15. Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013 No Satelit P a a (SA) P(Tahun) 1 Deimos 30h18m=1d2625 234 9 0 0.000157 0.00351 2 Phobos 7h39m=0d31875 ? ? 0.000884 8 3 1 2 2 2 ( ) 4 G m m a P    3 2 mars a M P        3 3 3 3 1 2 2 2 2 2 2 1 2 0.000157 0.00351 0.0008848 a a a P P    Soal OSN 2007 •Mars mempunyai dua buah satelit Phobos dan Deimos. Jika diketahui Deimos bergerak mengelilingi Mars dengan jarak a = 23490 km dan periode revolusinya P = 30jam 18 menit. Berapakah massa planet Mars bila dinyatakan dalam satuan massa Matahari? Jika Periode revolusi Phobos 7jam 39menit, berapakah jaraknya dari Mars? Jawab: •Gunakan hukum harmonik; Nyatakan dulu besaran dalam Satuan Astronomi untuk jarak, tahun untuk waktu dan Massa Matahari untuk massa planet/satelit , agar G/42 = 1. Massa satelit (m2) dapat diabaikan terhadap massa planet m1 Dari Deimos; Mmars = 3.148 10-7 massa matahari a2 = 6.265610-5 Jadi jarak Phobos dari Mars adalah = 6.265610-5 SA = 9397.585 km.
  • 16.
  • 17. Pengertian  Gerak periodik adalah gerak yang berulang  Contoh : gerak melingkar beraturan, gerak eliptik  Banyak fenomena periodik sehari-hari disebabkan gerak periodik benda langit Contoh fenomena periodik: Siang malam Musim Fase bulan Contoh gerak periodik: Rotasi Bumi Revolusi Bumi Revolusi Bulan Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
  • 18. Besaran pada gerak melingkar  Pada gerak periodik dikenal perioda dan frekuensi  Pada gerak periodik benda langit dikenal juga kecepatan sudut dan kecepatan linier  Kecepatan sudut adalah sudut yang ditempuh tiap satuan waktu  Kecepatan linier adalah jarak yang ditempuh r v   T r v  2  Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
  • 19. Contoh Soal Lintasan gerak planet-planet umumnya elips, tapi karena eksentrisitasnya kecil, dapat dianggap lintasan lingkaran. Jika jarak Bumi-Matahari rata-rata 149,6 juta km dan satu tahun adalah 365,25 hari, berapakah kecepatan rata-rata gerak Bumi mengelilingi Matahari? Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
  • 20. Percepatan sentripetal  Di dalam gerak melingkar ada percepatan sentripetal r v acp 2   Jika percepatan sentripetal itu disebabkan gravitasi benda bermassa M, maka : 2 2 r GM r v   Dapat diperoleh : 2 3 2 4 T r GM   Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
  • 21. Rotasi Bumi  Kecepatan gerak suatu titik di permukaan Bumi karena rotasi Bumi berbeda-beda tergantung lintangnya. Semakin tinggi lintang suatu tempat semakin lambat geraknya. Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
  • 22. Bumi dilihat dari arahKutub A vA vB  cos A B v v  Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
  • 23. Bumi dilihat dari arah Khatulistiwa A φ Kutub Bumi Khatulistiwa B  cos A B v v  Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
  • 24. Soal Rotasi Asteroid  Ada asteroid radiusnya 100 km dan massanya 2 × 1019 kg, maka percepatan gravitasi di permukaannya adalah 0,14 m/dt2. Jika periode rotasi asteroid itu 80 menit, apakah pesawat dapat mendarat di asteroid itu? Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
  • 25. Rotasi Matahari  Berbeda dari Bumi dan asteroid, Matahari berupa gas, maka kecepatan sudut rotasi di titik yang berbeda di permukaan Matahari bisa berbeda pula.  Periode rotasi di khatulistiwa matahari sekitar 24,47 hari  Periode rotasi di lintang 26º adalah sekitar 27,275 hari  Fenomena ini disebut rotasi diferensial Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
  • 26. Revolusi Bulan  Bulan bergerak mengelilingi Bumi dalam lintasan elips dengan eksentrisitas yang kecil dengan periode 27,3 hari, atau lebih tepatnya 27 hari 7 jam 43 menit.  Periode fase bulan (sejak purnama hingga purnama lagi) : 29,5 hari  Mengapa berbeda?  Karena Bumi sebagai pusat revolusi Bulan tidak diam, melainkan bergerak mengelilingi Matahari Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
  • 27. Skema Revolusi Bulan Fase Purnama Bumi Bulan Ke arah Matahari Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
  • 28. Skema Revolusi Bulan Setelah 27,3 hari Purnama berikutnya Setelah 29,5 hari Δθ Δθ Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
  • 29. Periode Sideris dan Sinodis  Periode revolusi Bulan sebenarnya disebut periode sideris  Periode fase bulan menurut pengamat di Bumi disebut periode sinodis  Adanya periode sideris dan sinodis ini seperti peristiwa layangan yang disebabkan adanya dua sumber bunyi yang sedikit berbeda frekuensi Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
  • 30. Hubungan periode sideris - sinodis  Jika Ts adalah periode sinodis Bulan dan ωL adalah kecepatan sudut revolusi Bulan, maka: S LT       2  Jika ωB adalah kecepatan sudut revolusi Bumi, maka S L S B T T      2 L B S T T T 1 1 1   Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
  • 31. Gerak Planet  Bintang-bintang bergerak di langit dalam formasi yang tetap  Jika Bumi tidak berotasi, bintang-bintang akan berada pada posisi yang tetap di langit  Lain halnya dengan planet. Planet selalu berpindah tempat di langit relatif terhadap bintang-bintang  Seandainya Bumi tidak berotasi, planet-planet akan bergerak perlahan di langit  Jalur peredaran planet dan matahari di langit disebut ekliptika  Rasi-rasi bintang yang dilalui planet dan matahari disebut rasi zodiak Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
  • 32. Gerak Planet  Mengapa matahari dan planet-planet beredar di langit relatif terhadap bintang-bintang di dalam suatu jalur tertentu saja sehingga hanya 13 rasi yang dilalui?  Bidang orbit semua planet hampir berimpit kecuali Pluto Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
  • 33. Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
  • 34. Soal Gerak Planet  Jika radius orbit Mars 1,5 kali radius orbit Bumi, berapakah kecepatan linier Mars mengelilingi Matahari?  Jika 27 Agustus 2003 adalah saat Mars oposisi, hitunglah waktu-waktu oposisi Mars berikutnya hingga tahun 2014.  Carilah hubungan antara periode revolusi Mars, periode oposisi Mars dan periode revolusi Bumi! Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
  • 35.
  • 36. Hukum Kekekalan Energi Mekanik  Pada sebuah benda yang dilemparkan di dekat permukaan Bumi berlaku hukum kekekalan energi mekanik 2 2 1 2 2 1 B B A A mv mgh mv mgh    kB B p kA pA E E E E     Rumus ini adalah rumus pendekatan yang hanya berlaku jika benda bergerak di dekat permukaan Bumi saja sehingga g konstan Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
  • 37. Gerak jauh dari permukaan Bumi  Jika benda bergerak jauh ke angkasa sehingga selama gerakannya g tidak dapat dianggap konstan, maka rumus yang lebih baik untuk energi potensial adalah r m M G EP     Apa bedanya rumus ini dengan rumus berbentuk mgh? Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
  • 38. Orbit Satelit  Sebuah satelit yang mengelilingi Bumi dalam orbit elips mempunyai energi mekanik yang tetap meskipun jaraknya berubah-ubah. r mM G mv a mM G E B B     2 2 1 2  Kecepatan orbit:         a r GM v B 1 2 Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
  • 39. Orbit Satelit  Jika orbit satelit berupa lingkaran, a=r, maka kecepatannya: r GM v B  Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
  • 40. Orbit Planet  Rumus kecepatan orbit planet yang berbentuk elips sama dengan orbit satelit.  Bagaimana menghitung kecepatan orbit planet di perihelion dan aphelion jika eksentrisitas diketahui?  Rumus jarak perihelion adalah : ) 1 ( e a rp    Masukkan ke rumus kecepatan orbit            a e a GM v Mh 1 ) 1 ( 2 Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
  • 41. Orbit Planet  Sebagai contoh : jika eksentrisitas orbit Bumi mengellingi Matahari 0,017, berapa kecepatan orbit Bumi di perihelion ? Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013
  • 42. Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013 Contoh : berapakah kecepatan gerak Bumi mengelilingi Matahari saat Bumi di Perihelion jika eksentrisitas orbit Bumi 0,017? ) 1 ( e a rp              a e a GM v 1 ) 1 ( 2 Jawab : Jarak perihelion adalah : Maka kecepatan dapat dituliskan : Dengan menggunakan : G = 6,67 x 10-11Nm2/kg2 ; M =Massa Matahari = 1,99×1030kg Maka diperoleh v = 30,30 km/s. Berapa kecepatan gerak Bumi di aphelion? Dengan menggunakan rumus yang sama, dengan jarak aphelion ) 1 ( e a ra   Diperoleh :            a e a GM v 1 ) 1 ( 2 v=29,28 km/s
  • 43. Kecepatan Lepas Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013 Ada beberapa kemungkinan yang terjadi pada sebuah benda yang berada di dalam medan gravitasi benda lain, bergantung pada kecepatannya. Mungkin benda itu jatuh ke pusat gravitasi, mungkin mengorbit, mungkin terlepas dari medan gravitasi itu. Untuk bisa terlepas dari medan gravitasi kecepatan gerak benda harus cukup tinggi, melebihi suatu batas tertentu. Batas kecepatan itu disebut kecepatan lepas. Jika kecepatan gerak benda sama atau melebihi kecepatan lepas itu, maka benda akan lepas dari medan gravitasi benda pertama untuk selamanya kecuali kalau arah geraknya tepat menuju pusat gravitasi. Untuk mencari besarnya kecepatan lepas ini dapat digunakan konsep energi. Berdasarkan definisi, di tempat tak berhingga, energi potensial gravitasinya nol. Jadi kecepatan yang diperlukan adalah kecepatan yang dapat membuat benda mencapai tak berhingga, untuk itu energi total benda minimum nol. 0 2 2 1    r m M G mv r m M G mv   2 2 1 r GM vesc   2
  • 44. Tim Pembina Olimpiade Astronomi 2013 Contoh : Berapakah kecepatan minimum sebuah benda dilontarkan dari permukaan Bumi agar dapat lepas dari pengaruh medan gravitasi Bumi? Jawab : Massa Bumi : 5,98 × 1024 kg, radiusnya : 6378 km, G = 6,67 × 10-11 Nm2/kg2. 6378000 10 98 , 5 10 67 , 6 2 24 11       esc v ≈ 11 km/s Jadi untuk meluncurkan pesawat ke angkasa luar diperlukan roket yang bisa mendorong pesawat hingga mencapai kecepatan lebih dari 11 km/s.
  • 46. Periastron Apastron  Bintang ganda (double stars) adalah dua buah bintang yang terikat satu sama lain oleh gaya tarik gravitasi antar kedua bintang tersebut.  Apabila sistem bintang ini lebih dari dua, maka disebut bintang majemuk (multiple stars). Bintang primer Bintang sekunder   
  • 47. Dalam gerak orbitnya, kedua komponen bintang ganda bergerak mengitari pusat massanya dalam lintasan yang berupa elips dengan titik pusat massanya berada pada titik fokus elips orbit tersebut. orbit bintang bermassa besar orbit bintang bermassa kecil pusat massa Bintang primer Bintang sekunder        
  • 48. CM Titik pusat massa selalu berada pada garis lurus yang menghubungkan kedua bintang. M1 = massa bintang kesatu Misalkan, M2 = massa bintang kedua r1 = jarak bintang kesatu ke titik pusat massa r2 = jarak bintang kedua ke titik pusat massa r1 r2 M1 M2  
  • 49. Maka, M1 r1 = M2 r2 . . . . . . . . . . . . . . . (7-1) Jika orbit dianggap lingkaran maka, P Vr = 2πr1 1 P Vr = 2πr2 2 dan, Periode Kec. Radial btg-1 Kec. Radial btg-2 . . . . . . . (7-2) Dari gerak sistem dua benda kita tahu bahwa orbit kedua bintang dalam sistem bintang ganda terletak dalam satu bidang yang disebut bidang orbit. Suatu orbit bintang ganda akan dapat digambarkan secara lengkap apabila komponen orbitnya dapat diketahui.
  • 50. ω = bujur periastron (sudut di bidang orbit mulai dari garis node ke periastron  = kedudukan garis node (sudut di bidang langit dari utara ke garis node) i Ω ω periastron utara pengamat a = setengah sumbu besar Komponen orbit bintang ganda a i = inklinasi bidang orbit terhadap bidang langit titik fokus garis node : garis potong antara bidang orbit dengan bidang langit yang melewati titik fokus elips.
  • 51. T = saat bintang melewati periastron e = eksentrisitas P = periode orbit atau kalaedar i Ω ω periastron utara pengamat a titik fokus
  • 52. Macam bintang ganda :  Bintang ganda visual  Bintang ganda astrometri  Bintang ganda spektroskopi  Bintang majemuk (lebih dari dua bintang)  Bintang ganda gerhana
  • 53. Bintang Ganda Visual Bintang ganda visual adalah bintang ganda yang jarak antara kedua anggotanya cukup besar sehingga apabila dilihat melalui teleskop akan tampak sebagai dua bintang.  Jarak antara komponen bintang ganda visual mencapai ratusan satuan astronomi, sehingga kala edarnya (periode orbitnya) sangat lama, mencapai beberapa puluh sampai beberapa ratus tahun.
  • 54. Pasangan bintang ganda visual gerak orbitnya sangat sukar diamati, karena gerakannya yang terlalu lambat.  Bukti bahwa pasangan ini adalah bintang ganda, terlihat dari gerak dirinya yang bersama-sama. Contoh : Bintang ganda visual  Centauri P = 79,92 th ~ 80 th Jarak  Cen-A dan  Cen-B = 11 ~ 35 AU
  • 55.  Cen-A  Cen-B Warna Kuning Oranye Kls. Spektrum G2 K1 Temperatur 5800 K 5300 K Massa 1.09 R 0.90 R Radius 1.2 M 0.8 M Luminositas 1.54 L 0.44 L Jarak (light-years) 4.35 4.35 Magnitudo visual -1,58 8,44 Umur (milyaran tahun) 5 - 6 5 - 6 Data Bintang  Centaurus
  • 56. 2060 2050 Pada pasangan bintang ganda visual, bintang primer dipilih sebagai titik acu (pusat koordinat). Lintasan bintang sekunder ditentukan relatif terhadap bintang primer. Dalam hal ini lintasan bintang sekunder akan berupa lintasan elips dengan bintang primer terletak pada titik fokus elips. Contoh : Lintasan bintang ganda  Centauri 90o 0o 180o 270o 2040 2045 2055 2065 2070 2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 α Cen-A α Cen-B berada pada titik fokus lintasan
  • 57. Orbit yang diamati pada pasangan bintang ganda visual adalah proyeksi orbit sebenarnya pada bidang langit.  Pada orbit sebenarnya, bintang primer terletak pada titik fokus lintasan elips bintang sekunder.  Pada proyeksi orbit yang juga berupa elips, bintang primer pada umumnya tidak lagi berada pada titik fokus proyeksi elips.
  • 58. Dari pengamatan terhadap bintang ganda visual, dapat ditentukan beberapa komponennya, yaitu :  sudut inklinasi (i)  sudut setengah sumbu besar ( )  eksentrisitas orbit (e)  periode orbit (P ) Penentuan Massa Komponen Bintang Ganda Visual
  • 59. a =  d jarak sistem bintang ganda . . . . . . . . . . . . . . . . . (7-3) dalam radian a d α pengamat untuk α << Hubungan antara sudut setengah sumbu besar  dengan setengah sumbu besar a adalah, Apabila α dinyatakan dalam detik busur, maka a = α d / 206265 . . . . . . . . . . . . . (7-4)
  • 60. Pers. (3-11) : p = 206 265/d a = α / p . . . . . . . . . . . . . . . . . (7-5) dalam detik busur dalam AU Apabila jarak dinyatakan dalam AU dan dengan mensubtitusikan ke pers. (7-4) : a =  d / 206265 diperoleh, Dari Hukum Kepler III (pers. 1-57) diperoleh : a3 P2 4 2 G (M1 + M2) = . . . . . . . . . . . (7-6) M1 = massa bintang ke-1 M2 = massa bintang ke-2
  • 61. = (M1 + M2)P2  p 3 Apabila massa bintang dinyatakan dalam massa matahari, jarak dalam satuan astronomi, dan waktu dalam tahun, maka pers. (7-6) dituliskan menjadi : a3 P2 = (M1 + M2) . . . . . . . . . . . . (7-7) Selanjutnya subtitusikan pers. (7-5) : ke pers. (7-7), diperoleh : a =  / p . . . . . . . . . (7-8) dari pengamatan dari paralaks trigonometri dari pengamatan dapat ditentukan
  • 62. Untuk menentukan massa masing-masing bintang, perlu ditentukan orbit setiap komponen relatif terhadap pusat massanya. M1 M2 a1 a2 titik pusat massa a1 dan a2 adalah setengah sumbu panjang orbit masing- masing bintang a = a1 + a2 . . . . . . . . . . (7-9)
  • 63. M1 M2 M1 M2 s1 s2 Apabila S1 dan S2 adalah amplitudo masing-masing bintang maka, M1 M2 = S2 S1 . . . . . (7-10) Apabila sudut setengah sumbu panjang masing-masing bintang adalah 1 dan 2, maka S1  1  a1 S2  2  a2 . . . . . . . . . . . . (7-11) . . . . . . . . . . . . (7-12)  = 1 + 2 dan . . . . . . . . . . . . (7-13)
  • 64. Dari pers. (7-10), (7-11) dan (7-12) diperoleh, M1a1 = M2a2 . . . . . . . . . (7-14) Contoh : Untuk Bintang  Centauri : P = 79,92 tahun,  = 17,66 Dari persamaan (7-7) : 3 (M1 + M2) = p3 P2 (17.66)3 = (0,74)3 (79,92)2 = 2,13 M (1,22 + 1)M2 = 2,13 M M2 = 0,96 M dan M1 = 1,17 M p = 0,74 dan M1 /M2 = 1,22
  • 65. Hubungan Massa - Luminositas Pada sistem bintang ganda visual, magnitudo semu bintang (magnitudo B dan V) dapat ditentukan.  dari hubungan antara koreksi bolometrik dan indeks warna, BC dapat ditentukan  dari hubungan V  mbol = BC, magnitudo bolometrik dapat ditentukan.  dari hubungan mbol  Mbol = 5 + 5 log d, magnitudo bolometrik mutlak dapat ditentukan.  dari hubungan magnitudo mutlak bolometrik dan luminositas, Mbol Mbol = 2,5 log L/L, luminositas bintang dapat ditentukan.
  • 66. Dari hasil pengamatan, untuk bintang normal tampak adanya hubungan antara massa dengan luminositas. +1 2 1 0 log L/L log M/M 1 0,5 0 0,5 Kedudukan Matahari
  • 67. Hubungan massa-luminositas ini dapat didekati dengan rumus empiris berikut, log ( L / L ) = 4,1 log (M /M ) - 0,1 . . . (7-15) dengan mensubtitusikan pers (4-15) untuk log(L/L) > 1,2 (atau Mbol < 7,8) Mbol Mbol = 2,5 log L/L, ke pers (7-15), diperoleh Mbol=  10,2 log (M /M ) + 4,9 . . . . . (7-16)
  • 68. Keberadaan hubungan massa-luminostas bintang ini telah diramalkan oleh Eddington pada tahun 1926 berdasarkan perhitungan struktur dalamnya bintang. Secara umum hubungan massa-luminosi- tas dinyatakan oleh : L = a Mp . . . . . . . . . . . . . . (7-17) parameter a dan p bergantung pada sifat fisis di dalam bintang (komposisi kimia, mekanisme pembangkit energi, dll) A.S. Eddington 1882 - 1944 Beberapa pengamat mendapatkan hasil a dan p yang berbeda-beda :
  • 69.  untuk M 1,0 M a ≈ 1, p < 3,1 - 4,0 > ~  untuk M 1,0 M a = 0,3 - 0,4 p ≈ 2 < ~ Tidak semua bintang mengikuti hubungan massa-lumi- nositas. ✪ Bintang katai putih, menyimpang dari hubungan massa-luminositas yang berlaku untuk bintang normal. ✪ Juga beberapa bintang ganda berdekatan jaraknya, ternyata massanya terlalu kecil bila ditinjau dari luminositasnya  disebut bintang berbobot kurang (undermassive) atau terlampau terang (overluminous).
  • 70. Apabila dari hubungan massa-luminositas dapat ditentukan massa komponen bintang ganda, maka paralaksnya dapat ditentukan, yaitu dari pers. (7-8) : = (M1 + M2)P2  p 3
  • 71. Paralaks Dinamika Cara lain menentukan paralaks (jarak) dan massa komponen bintang ganda adalah dengan paralaks dinamika. Caranya adalah dengan mengiterasikan persamaan (7-8) dan persamaan Pogson mbol – Mbol = -5 + 5 log d . . . . . . . (7-18) Untuk penetuan paralaks dinamika ini, harga , P, mbol1 dan mbol2 harus sudah diketahui (dari pengamatan), dan langkah-langkah yang harus dilakukan adalah,
  • 72. Tentukan paralaks sistem bintang ganda p dengan menggunakan pers. (7-8) (/p)3 = (M1 + M2)P2 Tentukan magnitudo mutlak bolometrik untuk setiap bintang dengan mengguna- kan persamaan Pogson (pers. 7-18) Langkah 2 : Langkah 3 : mbol1 – Mbol1 = -5 + 5 log d mbol2 – Mbol2 = -5 + 5 log d Sebagai pendekatan pertama, ambil massa total bintang M1 + M2 = 2 Langkah 1 :
  • 73. Tentukan massa bintang ke-1 dan ke-2 dengan menggunakan hubungan massa- luminositas (pers. 7-16) Langkah 4 : Mbol1=  10,2 log (M 1/M ) + 4,9 Mbol2=  10,2 log (M 2/M ) + 4,9 Langkah 5 : Ulangi langkah 2 Langkah 6 : Ulangi langkah 3 Langkah 7 : Ulangi langkah 4 Demikian seterusnya sampai beda harga p, M1 dan M2 dengan hasil yang diperoleh sebelumnya cukup kecil (konvergen) Contoh :
  • 74. Bintang Ganda Astrometri Bintang ganda visual yang pasangannya sangat lemah sehingga tidak terlihat dengan mata, sehingga hanya tampak sebagai bintang tunggal.  Bukti bahwa bintang ini adalah bintang ganda, terlihat dari gerakan bintang primer yang berkelok- kelok, karena bintang tersebut mengelilingi titik pusat massanya sendiri yang bergerak lurus dalam ruang. gerak titik pusat massa gerak bintang primer
  • 75. bintang primer 10.000 kali lebih terang daripada bintang sekunder. Contoh : Bintang Sirius P = 50 tahun m1 = - 1,58 m2 = 8,44  Penentuan massa untuk bintang ganda visual berlaku juga untuk bintang ganda Astrometri. Barat Utara 1910 1920 1930 1940 1950 1960 1970 1980 1990 Sirius-A Sirius-B
  • 76. Bintang Sirius yang diabadikan dalam panjang gelombang Sirius-A Sirius-B Sirius-A Sirius-B Visual (kiri) Sinar-X (kanan)
  • 77. Bintang Ganda Spektroskopi Bintang ganda spektroskopi adalah bintang ganda yang jaraknya antara dua komponennya sangat berdekatan sehingga teleskop yang paling kuat pun tidak dapat memisahkannya :  tampak sebagai bintang tunggal  periode orbitnya hanya beberapa hari.  untuk mendeteksinya, digunakan pengamatan spektroskopi.
  • 78. Karena jarak kedua bintang berdekatan, menurut Hukum Kepler ke-III, kecepatan orbit kedua bintang sangat besar (beberapa ratus km/det.)  Kedua bintang mempunyai komponen yg mendekati dan menjauhi pengamat secara bergantian Akibat gerakan orbit ini, garis spektrum mengalami efek Doppler :  garis bergerak ke arah merah  garis bergerak ke arah biru bintang menjauh bintang mendekat
  • 79. Kecepatan radial bintang ganda spektroskopi dapat ditentukan dari pergeseran Doppler-nya (pers. 6-9)   Vr c = Akibat gerak orbitnya, Vr selalu berubah terhadap waktu,  Kurva yang menunjukkan perubahan kecepatan radial terhadap waktu disebut kurva kecepatan radial. Bentuk kurva kecepatan radial bergantung pada eksentrisitas orbit (e) dan bujur periastron (ω).
  • 80. Dengan menganalisis kurva kecepatan radial, dapat ditentukan : i  tidak dapat ditentukan secara langsung e = eksentrisitas orbit  = bujur periastron T = saat bintang lewat di periastron P = periode orbit a1 sin i = proyeksi a1 pada bidang langit a2 sin i = proyeksi a2 pada bidang langit
  • 82. Bentuk kurva radial untuk orbit dengan berbagai harga e dan ω. a b c d a b c d b a C b c d 0 e = 0,5 ω = 45o a b c d b D a b c d 0 e = 0,5 ω = 90o a b c d b b B a b d e = 0,5 ω = 0o 0 c A a b c d 0 e = 0,0 ω = 0o
  • 83. Animasi bintang ganda spektroskopi bergaris ganda 2. http://instruct1.cit.cornell.edu/courses/astro101/java/binary/binary.htm 1. http://www.astronomynotes.com/starprop/specbin-anim.gif
  • 84. Bintang ganda spektroskopi dibagi dua :  Bintang ganda spektroskopi bergaris tunggal Jika salah satu komponen bintangnya merupakan bintang yang sangat lemah cahayanya akibatnya, hanya spektrum bintang terang saja yang tampak.
  • 85.  Bintang ganda spektroskopi bergaris ganda Jika spektrum kedua komponen bintang ganda dapat diamati.
  • 86. Dalam pengamatan bintang ganda spektoskopi, gerak bintang ditinjau relatif terhadap titik pusat massa. a2 = setengah sumbu besar bintang sekunder Misal : a1 = setengah sumbu besar bintang primer M1 M2 CM a1 a2 a = a1 + a2 a1 = a  a2 a2 = a  a1 . . . . . . . . . (7-19)
  • 87. M1a1 = M2a2 Dari pers. (7-14) : Diperoleh, a2 = a1 M2 M1 . . . . . . . . . . . . . . . . . (7-20) Dari pers. (7-19) : a2 = a  a1 dan pers. (7-20), diperoleh, a1 = a M1 + M2 M2 . . . . . . . . . . . . . . . (7-21) Dengan cara yang sama diperoleh a2 = a M1 + M2 M1 . . . . . . . . . . . . . . . (7-22)
  • 88. Penentuan Massa Komponen Bintang Ganda Spektroskopi  Bintang ganda spektroskopi bergaris ganda Informasi massa komponen dapat ditentukan sebagai berikut : a3 P2 = (M1 + M2) ke pers. (7-7) : Subtitusikan pers. (7-14) : M1a1 = M2a2 diperoleh, a3 P2 = (M1 + M2) a1 a2 . . . . . . . (7-23)
  • 89. P2 1 + a1 a2 a3 M1 = P2 1 + a1 a2 (a1 + a2)3 = atau . . . . . . (7-24) Karena yang dapat diamati adalah a1 sin i dan a2 sin i , maka kalikan ruas kiri dan kanan pers. (7-24) dengan sin3i, diperoleh : M1 sin3 i = P2 1 + a1 sin3 i a2 sin3 i (a1 sin i + a2 sin i)3 . . . . . . (7-25) Dengan demikian, M1 sin3i dapat dihitung
  • 90. Dengan cara yang sama diperoleh : M2 sin3 i = P2 1 + a2 sin3 i a1 sin3 i (a1 sin i + a2 sin i)3 . . . . . . . (7-26) M1 dan M2 tidak dapat dipisahkan dari i. Karena sin i  1, maka informasi yang diperoleh adalah batas bawah harga M1 dan M2. Sebagai contoh, apabila untuk suatu bintang ganda diperoleh M1 sin3i = 10 M, maka massa bintang tersebut > 10 M.
  • 91.  Bintang ganda bergaris tunggal Informasi yang diperoleh hanya dari pengamatan satu komponen saja. a3 P2 = (M1 + M2) Dari pers. (7-7) : a1 = a M1 + M2 M2 dan pers. (7-21) : diperoleh = P2 a1 3 sin3 i M2 3 sin3 i (M1 + M2)2 . . . . . . . . (7-27) Karena a1 sin i dan P dapat diamati, maka ruas kiri dapat dihitung.
  • 92. f(M1, M2) = M2 3 sin3 i (M1 + M2)2 . . . . . . . . (7-28) fungsi massa = P2 a1 3 sin3 i M2 3 sin3 i (M1 + M2)2 . . . . . . . . (7-27)
  • 93. Bintang Ganda Gerhana Bintang ganda gerhana adalah bintang ganda yang berdekatan dimana salah satu komponennya melintasi dan menutupi pasangannya secara bergantian Karena ada bagian bintang yang tertutup, maka cahaya bintang akan tampak lebih redup pada saat gerhana.  Akibatnya, cahaya pasangan bintang ini tampak berubah-ubah secara berkala: redup, terang (variabel).
  • 94. bintang sekunder A B C D A B bintang premier A B C D kurva cahaya Perubahan cahaya bintang ganda gerhana dapat diamati dengan fotometri  Kurva yang menunjukkan perubahan kuat cahaya terhadap waktu disebut kurva cahaya I t satu periode orbit (P)
  • 95. Seperti halnya kecepatan radial, kurva cahaya juga dapat memberikan informasi mengengenai e dan ω.  Analisis yang cermat pada kurva cahaya, juga memberikan informasi mengenai sudut inklinasi i.  Gambar a dan b kurva cahaya untuk bintang ganda gerhana yang radius kedua komponennya sama besar  Gambar c dan d kurva cahaya untuk bintang ganda gerhana yang radius kedua kompo- nennya berbeda i = 90o i < 90o Periode i = 90o i < 90o a b c d
  • 96.  Jarak yang dekat menyebabkan kecepatan orbit besar. Karena itu, sebagian besar bintang ganda gerhana adalah juga bintang ganda spektroskopi. Kemungkinan terjadi gerhana pada pasangan bintang ganda lebih besar jika jarak antara kedua bintang berdekatan.  Bila jaraknya cukup dekat, gerhana dapat terjadi walaupun inklinasi (kemiringan) orbit terhadap bidang langit (sudut i) berbeda cukup besar (> 90o). Animasi Bintang Ganda Gerhana 1. http://instruct1.cit.cornell.edu/courses/astro101/java/eclipse/eclipse.htm 2. Starlight Project
  • 97. RA Penentuan Radius Komponen Bintang Ganda Gerhana 2RB dt de te tt t I Perhatikanlah gambar di samping. dt = 2RA 2RB de = 2RA + 2RB dt = ? de = ?  de ditempuh dalam waktu te te dan tt dapat ditentukan dari kurva cahaya  dt ditempuh dalam waktu tt Bintang A Bintang B . . . . . . (7-29) . . . . . . (7-30)
  • 98. Misalkan bintang B mengorbit bintang A dalam lintasan yang berupa lingkaran dengan radius rB Bintang A Bintang B rB Jika P adalah periode orbit bintang B, maka kecepatan radial bintang B adalah, Vr = 2π rB / P . . . . . . . . (7-31) Dapat ditentukan dari spektrumnya (pergeseran Doppler) dapat ditentukan dari kurva cahaya dapat dicari
  • 99. (2RA  2RB) 2π rB tt P = . . . . . . . . . . . . . . (7-32) (2RA + 2RB) 2π rB te P = . . . . . . . . . . . . . . (7-33) Periode orbit bintang B (P) sebanding dengan tt dan te, sehingga dan Kurangkan pers. (7-33) dengan (7-32) diperoleh, π rB (te  tt) 2P RB = . . . . . . . . . . . . . . . (7-34)
  • 100. Selanjutnya tambahkan pers. (7-33) dengan (7-32) diperoleh, π rB (te + tt) 2P RA = . . . . . . . . . . . . . . (7-34) Karena te, tt, rB dan P dapat ditentukan, maka RA dan RB dapat dicari.
  • 102. Penentuan Massa Bintang Ganda Gerhana Karena bintang ganda gerhana termasuk juga bintang ganda spektroskopi, maka :  a1 sin i dan a2 sin i dapat diamati  sehingga M1 sin3i dan M2 sin3i dapat ditentukan. Catatan : Untuk bintang ganda gerhana i > 75o sehingga sin3i ≥ 0,90  Jika ada kesalahan dalam penentuan i, kesalahannya paling besar 10%  karena i dapat ditentukan dari kurva cahayanya maka M1 dan M2 dapat ditentukan.  Karena M1, M2, R1 dan R2 dapat ditentukan, maka volume kedua bintang juga dapat ditentukan.
  • 103. Kurva cahaya dan kurva kecepatan radial bintang ganda gerhana ζ Phoenicis
  • 104. Bintang ganda 61 Cygni adalah bintang yang pertama diukur parallaksnya. Dari hasil pengukuran tersebut diperoleh : parallaks p = 0,”29, separasi sudut  = 30”, magnitudo semunya m1 = 5,2 dan m2 = 6,0, dan periodenya P = 722 tahun. Tentukanlah massa total sistem bintang ganda ini. Contoh Soal :
  • 105. Jawab : Jarak 61 Cygni adalah r = 1/p = 1/0,29 = 3,448 pc Karena  = 30” = (30/3600)(0,0175) = 0,0001454 rad <<, maka jarak kedua bintang adalah, a = r  = 3,448(0,0001454) = 0,00050 pc = 103,1 AU Massa kedua bintang dapat ditentukan dari pers .m1 + m2 = a3/P2 = (103,1)2/(722)2 = 2,1 M