2. Disusun oleh:
ANANDA HADORIMA TITANIA HUMAIRA RIZKY ABDILLAH NURUL INGGIH R.
(0502161038) (0502162093) (0502162121) (0502161042)
3. Etika Profesional Akuntan
Etika merupakan ilmu tentang norma, nilai dan ajaran moral.
Etika merupakan filsafat merefleksikan ajaran moral. Pemikiran
filsafat mempunyai 5 (Lima) cirri khas yaitu bersifat rasional,
kritis, mendasar, sistematik dan normatif (tidak sekedar
melaporkan pandangan moral melaikan menyediki bagaimana
pandangan moral yang sebenarnya). Etika akan memberikan
semacam batasan maupun standar yang akan mengatur pergaulan
manusia didalam kelompok sosialnya.
4. Pengertian Kode Etik
Kode Etik adalah sistem norma, nilai dan aturan professional
tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik
dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi professional. Kode
Etik menyatakan perbuatran apa yang benar atau salah, perbuatan
apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.
5. Fungsi Kode Etik Dan Syarat Kode Etik
Syarat-syarat tersebut adalah (Basuki Sulistyo, 2001) :
Kode Etik disusun dan dibuat oleh profesi sendiri sehingga masing-masing
profesi memiliki kode etik sendiri.
Pelaksanaan Kode Etik harus diawasi terus menerus.
Sifat dan orientasi kode etik hendaknya singkat,sederhana, jelas dan konsisten,
masuk akal, dapat diterima, praktis dan dapat dilaksanakan, komprehensif dan
lengkap dan positif dalam formulasinya.
Kode etik dipakai sebagai bimbingan profesi dalam melaksanakan tugasnya.
Kode etik bukan merupakan kode yang kaku.
6. Kode Etik Profesi
Kode Etik profesi IAI menjadi standar umum perilaku yang ideal
dan menmjadi peraturanm khusus tentang perilaku yang harus
dilaksanakan. Kode etik ini terdiri dari empat bagian :
1. Prinsip-prinsip,
2. Peraturan Etika,
3. Interpretasi Atas Peraturan
4. Kaidah Etika.
8. Peraturan Etika
Merupakan satu-satunya bagian kode etik yang bersifat praktis, maka
peraturan etika ini dinyatakan dalam ungkapan yang lebih spesifik daripada
ungkapan yang tercantum dalam bagian prinsip.
Interpretasi Atas Peraturan Etika
Kebutuhan akan Interpretasi peraturan etika yang dipublikasikan timbul
ketika terdapat beragam pertanyaan daripada praktisi suatu peraturan
spesifik. Sebelum interpretasi tersebut disahklan, interpretasi itu dikirimkan
kepada sejumlah individu kunci dalam profesi untuk di minta masukannya.
9. Kaidah Etika
Kaidah Adalah rangkaian penjelasan oleh Komite Eksekutif
pada divisi etika profesional tentang situasi spesifik yang nyata
10. Peraturan Etika Dalam Profesi Akuntansi
Standar etika diperlukan bagi profesi akuntan karena akuntan
memiliki profesi sebagai orang kepercayaan dan menghadapi
kemungkinan benturan-benturan kepentingan. Kode etik atau
aturan etika profesi akuntansi menyediakan panduan bagi para
akuntan professional dalam mempertahankan diri dari godaan dan
dalam mengambil keputusan-keputusan sulit.
11. Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntan
Indonesia
• Prinsip Pertama Tanggung Jawab Profesi
• Prinsip Kedua Kepentingan Publik
• Prinsip Ketiga Integritas
• Prinsip Keempat objektivitas
• Prinsip Kelima Kompetensi Dan Kehati-Hatian Profesional
• Prinsip Keenam Kerahasiaan
• Prinsip Ketujuh Perilaku Profesional
• Prinsip Kedelapan Standar Teknis
12. Kerangka Kode Etik Akuntan Indonesia
• Pembukaan
• Bab I : Kepribadian
• Bab II : Kecakapan Professional
• Bab III : Tanggung Jawab
• Bab IV : Ketentuan Khusus
• Bab V : Pelaksaan Kode Etik
• Bab VI : Suplemen dan Kesempurnaan
• Bab VII : Penutup
• Bab VIII : Pengesahan
13. Pembukaan
• Kode etik Akuntan Indonesia di awali dengan pembukaan yang
berisi latar belakang diperlukannya kode etik bagi profesi akuntan
Indonesia dan definisi kode etik. Latar belakang diperlukannya kode
etik bagi profesi akuntan Indonesia disebutkan berikut ini:
• Setiap manusia yang menyediakan jasa berdasarkan pengetahuan
dan keahliannya kepada masyarakat harus memiliki rasa tanggung
jawab kepada masyarakat tersebut.
• Undang-undang No. 34 1954 dikeluarkan oleh Pemerintah untuk
menjamin masyarakat untuk mendapatkan layanan jasa dari orang-
orang yang memiliki pengetahuan dan keahlian memadai.
14. Kepribadian Akuntan Publik
Kepribadian akuntan disini diartikan sebagai kepribadian yang
independen dan obyektif Independen diartikan sebagai sikap yang
bebas dan tidak tergantung kepada pihak lain. Sedangkan sikap
yang obyektif diartikan sebagai sikap yang tidak memihak dalam
mempertimbangkan fakta dan terlepas dari kepentingan pribadi.
15. • Contoh-contoh penerapan yang berlaku untuk akuntan public
diklasifikasikan sebagai berikut:
• Hubungan keuangan dengan klien;
• Kedudukan dalam perusahaan;
• Keterlibatan dalam usaha yang tidak sesuai dan tidak konsisten;
• Pelaksaan jasa lain untuk klien audit;
• Hubungan keluarga dan pribadi;
• Imbalan atas jasa professional;
• Penerimaan barang atau jasa dari klien;
• Pemberian barang atau jasa kepada klien
16. Kecakapan professional
a. Kewajiban akuntan public untuk menjelaskan kepada staff dan ahli
yang bekerja padanya tentang keterikatannya dengan Kode Etik
Akuntan Indonesia.
b. Akuntan public tidak boleh menerima pekerjaan kecuali ia atau
kantornya mampu menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan
kompetensi professional (sesuai dengan Norma Pemeriksaan
Akuntan)
c. Melarang akuntan public mengkaitkan namanya dengan prediksi
untuk mencegah timbulnya kesan bahwa ia menjamin terwujudnya
presdiksi.
17. Tanggung Jawab Akuntan Publik
1. Menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dalam
pelaksanaan tugasnya.
2. Menjaga mutu pekerjaan profesionalnya.
18. Ketentuan Khusus
• Dalam pasal 6 kode Etik Akuntan Indonesia, akuntan public diharuskan untuk:
1. Mempertahankan sikap independen
2. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan Standar Professional Akuntan Publik
yang berlaku
3. Memberikan penjelasan yang cukup mengenai tujuan pembubuhan tanda
tangan dalam laporan yang dibuat sebagai hasil pelaksanaan penugasannya.
4. Menegaskan bahwa ia tidak menjamin terwujudnya ramalan atau projeksi,
jika ia melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan ramalan atau
projeksi.
5. Memelihara hubungan baik dengan rekan seprofesi
19. PELAKSANAAN KODE ETIK
• Pada pasal 7 Kode Etik Akuntan Indonesia telah mengatur mengenai
pelaksanaan etika professional berikut ini:
1. Setiap anggota wajib menghayati dan mengamalkan kode etik ini
dengan penuh rasa tanggung jawab, baik secara perorangan
maupun bersama dengan rekan anggota lainnya.
2. Setiap anggota harus selalu berusaha untuk saling mengingatkan
sesame anggota terhadap tindakan-tindakan yang di nilai tidak etis.
3. Setiap anggota harus selalu meminta petunjuk dari Komite Kode
Etik Akuntan Indonesia, dalam hal adanya masalah yang tidak jelas
pengaturannya.
20. 1. Setiap anggota harus melaporkan setiap tindakan yang melanggar
kode etik ini, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Pengawasan kepatuhan dan penilaian pelaksanaan kode etik oleh
akuntan publik dilaksanakan oleh dua lembaga: Badan Pengawas
Profesi dan Dewan Pertimbangan Profesi.
3. Jika atas keputusan sanksi yang dijatuhkan oleh Badan Pengawas
Profesi, akuntan public yang terkena sanksi mengajukan banding.
4. Dalam menjalankan tugas, Dewan Pertimbangan Profesi dapat
mengenakan sanksi atas pelanggaran kode etik, berupa
pemberhentian keanggotaan sementara atau pemberhentian
keanggotaan tetap, sebagaimana di atur dalam Anggaran Rumah
Tangga Ikatan Akuntan Indonesia tahun 1996 pasal 2.