abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
BE & ; GG, Roni Nugroho, Hapzi Ali, Ethics and Business Risk Management, Universitas mercu buana, 2017
1. RONI NUGROHO / 55117110084
REGULER B, UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
FORUM & QUIZ : RSIK MANAGEMENT (13-19 NOVEMBER 2017)
FORUM
Impelementasi Manajemen Risiko di PT. Barata Indonesia (Persero)
Berdasarkan Operating Procedure Agreement (OPA) berikut implementasi manajemen
risiko di PT. Barata Indoensia (Persero) :
I. ORGANISASI TERKAIT.
Semua Lembaga di organisasi PT.Barata Indonesia (Persero)
II. REFERENSI.
A. Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor KEP-117/M-MBU/2002 Tanggal 31
Juli 2002 Tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance (GCG ) pada
Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ).
B. Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER – 01 / MBU / 2011 tanggal 1
Agustus 2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan pada Badan Usaha
Milik Negara (BUMN).
C. Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-09/MBU/2012 tanggal 6 Juli
2012 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-
01/MBU/2011 tanggal : 1 Agustus 2011 Tentang Penerapan Tata Kelola
Perusahaan (Good Corporate Governance ) pada pada Badan Usaha Milik Negara
(BUMN).
D. Surat Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi Nomor :
05/DEKOM/BRT/XI/2013 tanggal 13 Nopember 2013 Tentang : Pedoman
Pelaksanaan Good Corporate Governance di PT.Barata Indonesia (Persero)
E. Surat Keputusan Direksi Nomor : K 14 218 tertanggal 13 Oktober 2014 Tentang
Kebijakan Penerapan Manajemen Risiko di PT.Barata Indonesia (Persero).
F. Surat Keputusan Direksi tentang Penyempurnaan Organisasi terbaru PT . Barata
Indonesia (Persero).
2. III. MAKSUD DAN TUJUAN
Sebagai wujud komitmen PT. Barata Indonesia (Persero) dalam penerapan Good
Corporate Goverment (GCG) dalam Tata Kelola Perusahaan yang efektif, dalam
kegiatan pengelolaan risiko di Perusahaan, untuk memastikan bahwa penerapan
Manajemen Risiko tercapai secara komprehensif, efektif, dan efesien sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan perusahaan.
IV. RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup Seluruh Aktifitas Bisnis Perusahaan yang menyajikan kajian
risiko per aktifitas bisnis yang dilakukan oleh setiap Unit Kerja yang ada di
lembaga perusahaan dengan :
1. Identifikasi Risiko didalam Rencana Kerja Tahunan atau Rencana Kerja Jangka
Panjang.
2. Identifikasi Risiko Bagian SPI/ Sekretariat Perusahaan dan Lembaga Biro / Divisi
/ Cabang di dalam pemenuhan Target yang di berikan oleh Perusahaan.
3. Identifikasi Risiko Prospek Order atau Order yang akan dilakukan oleh
Perusahaan.
4. Identifikasi Risiko dalam rangka supporting bisnis perusahaan.
5. Identifikasi Risiko rencana pengembangan usaha .
V. DOKUMEN YANG DIGUNAKAN
1. Dokumen RKAP .
2. Dokumen Order ( Kontrak,RAP,S Curve dan Cast Flow).
3. Feasibility Study pengembangan Usaha.
4. Struktur organisasi dan Tata kerja.
5. Laporan Job Order Bulanan.
6. Kartu Order .
7. Dokument aktifitas bisnis lainnya.
3. VI. DEFINISI.
1. Risiko adalah segala sesuatu yang berpeluang atau berpotensi mengganggu
pencapaian tujuan PT.Barata Indonesia (Persero).
2. Manajemen Risiko adalah suatu proses pengambilan keputusan yang sistematik
dan terorganisasi dengan baik, yang secara efisien dapat mengidentifikasi risiko,
menganalisa risiko dan secara efektif mengurangi atau mengeliminasi risiko guna
mencapai tujuan Perusahaan.
3. Proses Identifikasi, evaluasi, pemilihan cara pengelolaan risiko dilakukan oleh
fungsi terkait dibawah pengawasan dari Bagian Manajemen Risiko melakukan
analisis dan kompilasi/menyatukan risiko setiap Unit Kerja menjadi suatu profil
risiko Perusahaan secara menyeluruh dan melakukan evaluasi penerapan
kebijakan Manajemen Risiko dan strategi Pengendalian Risiko pada unit kerja dan
fungsi kegiatan terkait serta melakukan kajian – kajian risiko atas rencana
strategis / investasi perusahaan atas dasar penugasan dari Direksi.
VII. TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG
A. Biro Sistem Informasi & Manajemen Cq Bagian Manajemen Risiko
Setelah Bagian Manajemen Risiko mendapatkan Dokumen informasi baik berupa
Dokumen data (RJPP, RKAP, atau Kartu order) atau informasi mengenai
aktifitas bisnis yang mengandung atau berpotensi risiko, maka yang akan di
lakukan selanjutnya adalah :
i. Mengidentifikasi kajian risiko yang perlu diprioritaskan terhadap lembaga / order.
ii. Mengawasi dan memberi bimbingan kepada Unit kerja atau pemilik risiko untuk
proses identifikasi, penilaian identifikasi risiko, program pengelolaan risiko /
mitigasi, rencana tindak lanjut, tindak lanjut, dan evaluasi.
iii. Melakukan analisis dan merangkum risiko setiap Unit kerja menjadi suatu profil
risiko Perusahaan dibantu oleh lembaga yang memiliki kompetensi terkait.
iv. Membuat laporan secara periodik kepada Direksi melalui Manajer Biro Sistem
Informasi & Manajemen.
v. Membuat Risalah tentang hal-hal yang perlu dibahas.
vi. Bersama Manajer Biro Sistem Informasi & Manajemen melakukan pembahasan
dengan manajemen obyek yang diidentifikasi, dan hasilnya dilaporkan kepada
Direksi..
4. vii. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan Komite Manajemen Risiko yang
dibentuk oleh Dewan Komisaris.
B. Organisasi / Obyek yang Diidentifikasi / Dikaji
1. Membentuk Person in Charge Manajemen Risiko di masing – masing lembaga.
2. Melakukan proses identifikasi, penilaian identifikasi risiko, program pengelolaan
risiko / mitigasi, rencana tindak lanjut, dan mengelola tindak lanjut untuk
mengurangi / menghilangkan risiko yang telah diidentifikasi.
3. Memberi atau meminjamkan data sesuai dengan kebutuhan.antara lain untuk
Divisi dan Cabang Kartu Order ,untuk proyek/order adalah S Curve, schedull,
Cast Flow , RAP,untuk Korporat RKAP dan RJPP dllnya.
4. Menjelaskan seobyektif mungkin semua yang ditanyakan.
5. Menghadiri rapat pembahasan , memberikan penjelasan dan masukan atas hasil
temuan Identifikasi.
6. Menanda tangani bersama atas hasil Identifikasi Risiko.
7. Akan selalu memantau pelaksanaan Kajian risiko di unit kerja pemilik risiko dan
akan mereview dengan jangka waktu yang telah ditentukan ,untuk kajian lembaga
per 6 bulan dan untuk proyek/order dgn progress 50 %, 90 % dan evaluasi saat
akhir tahun atau proyek/order telah selesai
Daftar Pusataka :
PT. Barata Indonesia, Operating Procedure Agreement 2017.
QUIZ
A. Manajemen Risiko & Fungsinya
Risiko
Menurut AS/NZS 4360:2004 : “the chance of something happening that will have an
impact on objectives”
Menurut Enterprise Risk Management - COSO : “Events with a negative impact
represent risks, which can prevent value creation or erode existing value”
Jadi Risiko adalah kemungkinan terjadinya peristiwa yang membawa akibat yang tidak
diinginkan atas : tujuan, strategi , sasaran dana tau target.
Manajemen Risiko
5. Menurut AS/NZS 4360: 2004 : The culture, processes, structures that are directed
towards realizing potential opportunities while managing adverse effects
Menurut Enterprise Risk Management – COSO: A process , effected by an entity’s board
of directors, management and other personnel, applied in strategy-setting and across
enterprise, designed to identify potential events that may affect the entity, and manage
risk to be within its risk appetite, to provide reasonable assurance regarding the
achievement of entity objectives (COSO)
Menurut Wikipedia Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi
dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian
aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya
dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya.
Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain,
menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua
konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang
timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian,
serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang
dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan
Fungsi Manajemen Risiko :
1. Menemukan kerugian potensil
Artinya berupaya untuk menemukan/mengidentifikasi seluruh risiko murni yang dihadapi
oleh perusahaan, yang meliputi :
- Kerusakan phisik dari harta kekayaan perusahaan.
- Kehilangan pendapatan atau kerugian lainnya akibat terganggunya operasi
perusahaan.
- Kerugian akibat adanya tuntutan hukum dari pihak lain.
- Kerugian-kemgian yang timbul karena : penipuan, tindakan-tindakan kriminal
lainnya, tidak jujurnya karyawan dan sebagainya.
- Kerugian-kemgian yang timbul akibat ”keymen” meninggal dunia, sakit atau
menjadi cacat.
Untuk itu cara-cara yang dapat ditempuh oleh manajer risiko antara lain dengan :
melakukan inspeksi phisik di tempat kerja, mengadakan angket kepada semua pihak di
perusahaan, menganalisa semua variabel yang tercakup dalam peta aliran proses produksi
dan sebagainya.
Misalnya : dengan menganalisa bahan baku dan pembantu dapat diidentifikasi:
kemungkinan kerugian karena jumlah supplai yang tidak memadai, penyerahan yang
tidak tepat waktu, kerusakan dan kehilangan pada saat penyimpanan; pada proses
produksi dapat diidentifikasi : kemungkinan kerugian karena salah proses, kerusakan alat
produksi, keterlambatan dan sebagainya; pada produk akhir : kemungkinan kerugian
6. karena barang rusak / hilang dalam penyimpanan, penipuan / kecurangan dari penyalur
dan sebagainya.
2. Mengevaluasi Kerugian Potensiil
Artinya melakukan evaluasi dan penilaian terhadap semua kerugian potensiil yang
dihadapi oleh perusahaan. Evaluasi dan penilaian ini akan meliputi perkiraan mengenai :
1. Besarnya kemungkinan frekuensi terjadinya kerugian artinya memperkirakan
jumlah kemungkinan terjadinya kerugian selama suatu periode tertentu atau
berapa kali terjadinya kerugian tersebut selama suatu periode tertentu (biasanya 1
tahun).
2. Besarnya kegawatan dari tiap-tiap kerugian, artinya menilai besarnya kerugian
yang diderita, yang biasanya dikaitkan dengan besarnya pengaruh kerugian
tersebut, terutama terhadap kondisi finansiil perusahaan.
3. Memilih teknik / cara yang tepat atau menentukan suatu kombinasi dari teknik-
teknik yang tepat guna menanggulangi kerugian.
Pada pokoknya ada 4 (empat) cara yang dapat dipakai untuk menanggulangi risiko, yaitu
: mengurangi kesempatan terjadinya kerugian, meretensi, mengasuransikan dan
menghindari. Dimana tugas dari manajer risiko adalah memilih salah satu cara yang
paling tepat untuk menanggulangi suatu risiko atau memilih suatu kombinasi dari cara-
cara yang paling tepat untuk menanggulangi risiko. Dalam memilih cara penanggulangan
risiko secara garis besar dapat disusun suatu metrik sebagai berikut :
No Tipe
Exposure
Frekuensi
Kerugian
Kegawatan
Kerugian
Penanggualangannya
1. Rendah Rendah Retensi atau Pengendalian
2. Tinggi Rendah Asuransi atau Pengendalian
3. Rendah Tinggi Asuransi atau Pengendalian
4. Tinggi Tinggi Menghindari
B. Manfaat Manajemen Risiko
Manajemen risiko yang dilaksanakan secara efektif dan wajar dapat memberikan benefit
bagi perusahaan, yaitu:
- Membantu pencapaian tujuan perusahaan
- Mencapai kesinambungan pemberian pelayanan kepada stakeholders, sehingga
meningkatkan kualitas dan nilai perusahaan
- Mencapai hasil yang lebih baik berupa efisiensi dan efektivitas pelayanan,
seperti: meningkatkan pelayanan kepada publik dan atau meningkatkan
7. penggunaan sumber daya yang lebih baik (masyarakat, informasi, dana, dan
peralatan)
- Memberikan dasar penyusunan rencana strategi sebagai hasil dari pertimbangan
yang terstruktur terhadap elemen kunci risiko
- Menghindari biaya-biaya yang mengejutkan, karena perusahaan mengidentifikasi
dan mengelola risiko yang tidak diperlukan, termasuk menghindari biaya dan
waktu yang dihabiskan dalam suatu perkara
- Menghindari pemborosan, dan membuka peluang bagi perusahaan untuk
memberikan pelayanan yang terbaik
- Mencapai pengambilan keputusan yang terbuka dan berjalannya proses
manajemen
- Meningkatkan akuntabilitas dan corporate governance
- Mengubah pandangan terhadap risiko menjadi lebih terbuka, ada toleransi
terhadap mistakes tapi tidak terhadap hiding errors. Perubahan pandangan ini
memungkinkan perusahaan belajar dari kesalahan masa lalunya untuk terus
memperbaiki kinerjanya
- Perusahaan akan lebih focus dalam melaksanakan kebijakan-kebijakannya
sehingga dapat meminimalkan ‘gangguan-gangguan’ yang tidak dikehendaki.
Manajemen risiko dilaksanakan dengan tujuan untuk mengintegrasi aktivitas-aktivitas
manajemen dalam mengidentifikasi, menganalisis dan menentukan respon risiko secara
formal, konsisten, dan komprehensif. Manajemen risiko melindungi dan menambah nilai
bagi organisasi dan stakeholder melalui dukungan terhadap tujuan-tujuan organisasi
dengan cara:
- Menyediakan suatu kerangka kerja bagi suatu organisasi yang memungkinkan
pelaksanaan aktivitas di masa depan dengan suatu cara yang konsisten dan
terkendali
- Memperbaiki pengambilan keputusan, perencanaan, dan prioritisasi melalui
pemahaman yang komprehensif dan terstruktur terhadap peluang/ancaman
aktivitas bisnis, instabilitas dan proyek.
- Memberi kontribusi berupa penggunaan/alokasi sumberdaya dan modal yang
lebih efisien di dalam organisasi
- Mengurangi instabilitas pada area-area bisnis yang tidak esensial
- Melindungi dan meningkatkan aktiva dan citra perusahaan
- Mengembangkan dan mendukung pegawai dan basis pengetahuan organisasi
- Mengoptimalkan efisiensi operasional.
Manfaat manajemen risiko yang diberikan terhadap perusahaan dapat dibagi dalam 5
(lima) kategori utama berikut ini (Darmawi, 2005):
a. Manajemen risiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari kegagalan.
b. Manajemen risiko menunjang secara langsung peningkatan laba.
c. Manajemen risiko dapat memberikan laba secara tidak langsung.
8. d. Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh adanya
perlindungan terhadap risiko murni, merupakan harta non material bagi
perusahaan itu.
e. Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko murni, dan karena kreditur
pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang dilindungi maka secara
tidak langsung menolong meningkatkan public image.
Junarsin (2008) menunjukan adanya manfaat manajemen risiko bagi peningkatan
kemakmuran pemilik perusahaan melalui manfaat arus kas bersih. Paling tidak ada tiga
manfaat manajemen risiko bagi arus kas bersih: (1) menjaga kestabilan arus kas, (2)
mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami financial distress, dan (3) mengurangi
kemungkinan perusahaan terpaksa mencari pendanaan baru untuk menutupi kerugian
akibat risiko ataupun untuk mendanai investasi baru.
Jika dilaksanakan dengan baik, manajemen risiko merupakan kekuatan vital bagi
corporate governance, dengan kata lain bahwa terciptanya corporate governance tidak
terlepas dari penerapan atas manajemen risiko. Begitu pentingnya manajemen risiko
sehingga merupakan hal yang mendesak yang harus diterapkan pada korporat khususnya
BUMN. Sebagai konsekuensinya, baik komisaris maupun direksi beserta jajarannya
harus menaruh perhatian yang serius terhadap manajemen risiko. Hal ini dipertegas
dengan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor: Kep–
117/M.BU/2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance (GCG) pada
BUMN, dalam Pasal 28 (2) disebutkan bahwa selain laporan tahunan dan laporan
keuangan, BUMN harus mengungkapkan hal-hal penting untuk pengambil keputusan
oleh pemodal, pemegang saham, kreditur, dan stakeholder, antara lain mengenai faktor
risiko material yang dapat diantisipasi, termasuk penilaian manajemen atas iklim
berusaha dan faktor risiko; dan pasal 14 (8) disebutkan: Komite Asuransi dan Risiko
Usaha bertugas melakukan penilaian secara berkala dan memberi rekomendasi tentang
risiko usaha dan jenis serta jumlah asuransi yang ditutup oleh BUMN dalam
hubungannya dengan risiko usaha.
Daftar Pustaka :
1. https://www.howrudi.com/fungsi-pokok-manajemen-resiko/
2. http://mukhtardaud.blogspot.co.id/2011/08/manfaat-manajemen-risiko.html