SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
1
STUDI STANDAR DESAIN DAN PRODUKSI U-DITCH PRACETAK
Tirana Novitir S
Mahasiswa S1 Jurusan Sipil
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
tirana.nov@gmail.com
Prof. Dr. Eng Rudy Djamaluddin,
ST, M.Eng
Pembimbing 1
Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin
rudy0011@gmail.com
Dr. Eng. Rita Irmawati, ST. MT
Pembimbing II
Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin
ritairmawaty@yahoo.com
ABSTRAK
Saat ini penggunaan sistem pracetak pada sistem saluran (U-ditch) sudah
semakin berkembang dengan beberapa keunggulan yaitu kualitas struktur yang
terkontrol dan pelaksanaan konstruksi lebih cepat. Akan tetapi hampir sebagian
besar U-ditch pracetak yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan lokal di
Indonesia belum memiliki konsistensi terhadap dimensi dikarenakan belum
adanya standar baku baik dalam desain maupun produksi.
Pada prinsipnya sistem saluran akan memikul beban lalu lintas dan tekanan
tanah aktif yang terjadi di samping dinding saluran. Untuk itu dilakukan
perhitungan yang lebih akurat untuk mencapai tingkat efisiensi dari dimensi suatu
U-ditch pracetak. Dari hasil perhitungan diperoleh desain penampang saluran U-
ditch berukuran 500 x 500 x 1000 mm3
. Ketebalan dinding bagian bawah yaitu 70
mm yang berangsur-angsur berkurang menjadi 60 mm akibat efek momen yang
semakin mengecil ke atas pada sisi dinding U-ditch. U-ditch pracetak yang
diproduksi sesuai standar membutuhkan waktu 2,6 jam ditambah proses
perawatan (curing) 28 hari.
Pengujian pembebanan dilakukan berdasarkan standar pengujian saluran
yang direkomendasi oleh JIS (Japan Industrial Standar). Hasil pengujian
menunjukkan bahwa U-ditch tipe normal mampu menahan momen maksimum
hingga 10.50 kNm. Untuk meminimalkan dimensi diberikan sistem corrugate
pada dinding dimana hasil pengujian menunjukkan penurunan kapasitas momen
menjadi 8.72 kNm. Untuk mempertahankan kapasitas momennya maka dilakukan
perkuatan struktur pada dinding dengan CFRP yang menunjukkan hasil pengujian
sedikit mengalami peningkatan kembali dengan momen maksimum 9.70 kNm.
Kata Kunci : Saluran U-ditch, Beton Pracetak, Desain Penampang Saluran, CFRP
ABSTRACT
Nowadays the use of precast system on the channel (U-ditch) has been
developed with several advantages such as the controlled quality of structure and
faster implementation of construction. However, most of U-ditch precast
produced by local companies in Indonesia doesn’t have consistency yet to
dimensions due to the absence of standard in both design and production.
In principle, the channel system will carry traffic and active soil pressure
2
that occurs next to the channel wall. therefore accurate calculation is made to
achieve the efficiency level of dimensions of U-ditch precast. The result from the
calculation of U-ditch cross-section is 500 x 500 x 1000 mm3
. The thickness of the
lower wall is 70 mm which gradually decreases to 60 mm due to deminished
moment effect on the upper side of the U-ditch wall. To produce a U-ditch precast
according to the standard takes 2.6 hours and curing for 28 days.
The loading test is based on the standard recommended by JIS (Japan
Industrial Standard). The test results show that normal types of U-ditch are
capable of carrying maximum moments up to 10.50 kNm. Coruugate system given
to minimize the dimensions in which the test results show a decrease in the
moment capacity to 8.72 kNm. To maintain the moment capacity, the structure
reinforced with CFRP in which show the test result slightly improved with a
maximum moment to 9.70 kNm.
Keywords: U-ditch , Precast Concrete, Channel Section Design, CFRP
PENDAHULUAN
Kota Makassar kini telah berkembang menjadi pusat ekonomi, industri, dan
transportasi di Wilayah Timur Indonesia. Seiring dengan hal tersebut maka
diperlukan dukungan infrastruktur yang lebih besar. Laju pembangunan
infrastruktur di Makassar masih terus meningkat namun masih terdapat beberapa
masalah pada infrastruktur pendukung seperti dalam sistem saluran drainase.
Sistem drainase saat ini belum terbukti mampu mengurangi kerentanan banjir
yang dapat merusak sarana dan prasarana lainnya dan dapat melumpuhkan jalur
transportasi jika genangan air cukup tinggi.
U-ditch beton bertulang merupakan salah satu inovasi dari beton pracetak
yang diperuntukan sebagai saluran, baik untuk saluran drainase maupun saluran
irigasi. Ketinggian saluran terbuka ini dapat bervariasi mengikuti kebutuhan di
lapangan atau elevasi saluran yang diinginkan. Tipe sambungannya menggunakan
plat joint dimana pada bagian pertemuan sambungannya cukup diberikan mortar
sebagai penutup nat.
Saat ini penggunaan sistem pracetak untuk pembuatan drainase sudah
berkembang di beberapa negara maju seperti Jepang. Penggunaan beton pracetak
memiliki beberapa keunggulan seperti kualitas struktur yang baik, pelaksanaan
konstruksi lebih cepat, dan tingkat ketahanan (durabilitas) struktur yang lebih
panjang.
Beberapa perusahaan lokal telah memproduksi U-ditch Pracetak untuk
digunakan sebagai alternatif konstruksi pracetak. Namun, produksi lokal tidak
memiliki konsistensi baik dalam ukuran maupun kualitas mutunya. Hampir
sebagian besar produk lokal belum memperhitungkan beban-beban desain
minimal yang dapat dipikul oleh sistem saluran sehingga memiliki dimensi yang
terlalu besar atau tidak efisien. Hal tersebut disebabkan oleh tidak adanya standar
baku terkait desain dan produksi terkait hal tersebut.
Berdasarkan permasalahan di atas maka perlu dikembangkan suatu standar
baku terkait desain dan produksi untuk menjamin kualitas produk U-ditch
pracetak. Maka dilakukan penelitian dan kajian-kajian terkait mengenai “Studi
Standar Desain dan Produksi U-ditch Pracetak”. Dalam penelitian ini akan
didesain produk U-ditch pracetak dengan memperhitungan beban desain minimal
3
yang dapat dipikul sehingga menghasilkan desain penampang yang efektif dengan
menggunakan material dan proses produksi yang mengacu pada Standar Nasional
Indonesia (SNI). Sehingga dengan adanya standar baku tersebut dapat dihasilkan
U-ditch pracetak yang lebih berkualitas.
Bagan Alir Proses Penelitian
Prosedur penelitian dimulai dengan pengumpulan teori-teori maupun jurnal
pendukung yang berkaitan dengan tema dari penelitian yang akan dilakukan
sesuai Gambar 1.
Gambar 2. Bagan Alir Proses Penelitian
Bagan alir penelitian dimaksudkan menjadi petunjuk atau gambaran singkat
mengenai alur kegiatan apa saja yang dilaksanakan dalam penelitian ini.
Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan tahapan-tahapan yang dibentuk dalam
suatu kerangka prosedural penelitian.
Analisis Desain
Asumsi Tekanan Tanah pada Dinding
Dalam studi ini, asumsi untuk tekanan tanah mengikuti teori pembebanan yang
dikembangkan oleh Rankine, dimana tekanan tanah terhadap dinding U-ditch
dianggap sama dengan tekanan tanah yang terjadi pada dinding penahan tanah,
Mulai
Pemilihan Material dan Proses Produksi
sesuai Standar SNI
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
U-ditch Pracetak Sesuai
Standar
Kajian Pustaka
Dimensi Penampang U-ditch
Perhitungan Mix Design
Perhitungan Beban Desain
Pengujian U-ditch pracetak
(Pembebanan Tipe B)
Hasil Pengujian
4
dimana blok tegangan yang bekerja pada dinding U-ditch lebih besar pada bagian
alasnya.
Untuk tanah urug dengan berat jenis tanah γ dan ketinggian H, maka tekanan
tanah aktif (Ea) untuk dinding penahan tanah adalah:
Ea = ½ H2
.γ.Ka (3.1)
Persamaan untuk alas diagram segi tiga tekanan tanah aktif yaitu:
b = Ka. γ .H (3.2)
Ka = tan2
(45 – ϕ/2) (3.3)
Gambar 3. Diagram Tekanan Tanah Aktif
Dimana:
Ea = Tekanan tanah aktif (kN/m)
γ = berat jenis tanah (kg/m3
)
H = ketinggian sisi dinding (m)
Φ = sudut geser tanah (o
)
Ka = koefisien tekanan tanah aktif Rankine
Asumsi Tekanan Akibat Beban Roda
Tekanan akibat beban roda kendaraan terhadap dinding U-ditch diasumsikan
sebagai tekanan akibat beban garis. Dengan besar tegangan arah horizontal pada
dinding sesuai persamaan yang diturunkan oleh Scott (1963):
𝛥𝑝ℎ =
4𝑄
𝜋
𝑥2
𝑧
𝑅4
(3.4)
R4
= x4
+ z4
(3.5)
Gambar 4. Diagram Tekanan Tanah Akibat Beban Roda
Dimana:
𝛥𝑝ℎ = tegangan pada dinding akibat beban roda (kN/m2
)
Q = beban roda (kN/m)
x = jarak dari beban ke sisi dinding (m)
π = 180o
z = elevasi tegangan dari permukaan (m)
5
Sehingga untuk nilai tegangan yang terjadi pada dinding perpanjang U-
ditch dapat diperoleh dengan mengintegralkan persamaan Scott tersebut dengan
batas-batas z sama dengan 0 sampai dengan H sebagai berikut:
P = ∫
4𝑄
𝜋
𝑥2
𝑧
𝑅4
𝜕𝑧 (3.6)
Sehingga diperoleh resultan gaya terhadap dinding yaitu:
P =
2𝑄
𝜋
arctan
𝐻2
𝑥2
(3.7)
Dimana:
𝑃 = resultan gaya pada dinding akibat beban roda(kN/m)
Q = beban roda (kN/m)
x = jarak dari beban ke dinding (m)
π = 3.14
H = Kedalaman atau tinggi produk (m)
Set-up Pengujian Kapasitas Momen Lentur
Dalam pengujian terhadap kapasitas momen lentur U-ditch, akan digunakan
model pembebanan tipe B, yang mana pembebanan tipe B ini merupakan metode
pembebanan terhadap U-ditch yang mengacu pada standar pengujian U-ditch di
Jepang yaitu Japan Industrial Standar (JIS).
Gambar 5. Set-up Pengujian U-ditch
HASIL DAN PEMBAHASAN
Desain Benda Uji
Dalam perhitungan beban desain minimal yang dapat dipikul U-ditch oleh
Japan Industrial Standar (JIS), diasumsikan beban roda yang bekerja untuk satu
roda kedaraan yaitu 49,1 kN. sehingga asumsi pembebanan yang ambil dalam
penelitian ini adalah 49,1 kN perpanjang produk 1 m. yang dianggap sebagai
beban terpusat yang terletak sejauh 0,5 m dari mulut dinding U-ditch sesuai
dengan peraturan jarak beban minimal untuk saluran pracetak yang ada di
Indonesia maupun JIS. Dalam penelitian ini juga diperhitungkan tekanan tanah
aktif yang terjadi pada dinding U-ditch berdasarkan teori yang dikemukakan oleh
Rankine. Sehingga dari hasil perhitungan diperoleh momen desain akibat beban-
beban yang terjadi pada dinding yaitu 6.76 kNm.
PP
LVDT
Load Cell Load Cell
6
Ket : Satuan dalam mm
Gambar 6. Tampak Depan dan Samping U-ditch
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh desain U-ditch
berukuran 500 x 500 x 1000 mm3
. Ketebalan dinding bagian bawah yaitu 70 mm
yang berangsur-angsur berkurang menjadi 60 mm dikarenakan efek momen yang
semakin mengecil ke atas pada sisi dinding U-ditch.
Ketebalan dinding 60 mm merupakan ketebalan minimal yang dapat
dicapai agar tulangan tidak berada tepat di tengah karena apabila tulangan berada
tepat di tengah maka tulangan tidak berfungsi sama sekali. Dimana diameter
tulangan yang digunakan yaitu D10 dan batas minimal untuk selimut beton yaitu
20 mm.
Sebagai bentuk inovasi, dalam penelitian ini juga didesain U-ditch tipe
corrugate seperti Gambar t dengan tujuan untuk mengurangi bobot U-ditch
Dimana dari hasil penelitian ini bobot U-ditch bisa berkurang hingga mencapai
rata-rata 13.72% jika dibandingkan dengan U-ditch tipe normal.
(Ket : Satuan dalam mm, tanpa skala)
Gambar 7. Tampak atas U-ditch dengan corrugate
Retakan umumnya lebih sering terjadi pada bagian bawah dinding U-ditch.
Untuk itu dilakukan inovasi lebih lanjut dengan menempelkan FRP (Fiber
Reinforced Polymer) pada bagian corrugate setinggi 30 cm seperti yang dapat
dilihat pada Gambar 8 Sehingga dapat diperoleh desain U-ditch yang tidak hanya
tipis dan ringan akan tetapi juga memiliki kekuatan yang minimal sama dengan U-
ditch tipe normal.
60
500
70
D10 - 200
Ø8 - 200
20
60
20
500 7070
70
1000
Ø8 - 200
D10 - 200
180 200 200 200 180
200
200
130
20
20
40
20
10 9010
7
(Ket : Satuan dalam mm, tanpa skala)
Gambar 8. Disain U-ditch tipe corrugate dengan perkuatan FRP
Tabel 4.1 Berat U-ditch Pracetak
U-ditch Volume (m3
) Berat (Kg)
Normal 0.109 282.5
Corrugate 1 0.097 247
Corrugate 2 0.097 240.5
Beban Retak dan Beban Ultimit Secara Analisis
Tabel 4.2 Hasil Analisis Kapasitas Lentur U-ditch
Tipe
Mcr Pcr Mult Pult
(kN.m) (kN) (kN.m) (kN)
Normal 2.85 7.13 7.39 18.47
Corrugate 1.25 3.12 7.39 18.47
Corrugate+ FRP 1.25 3.12 9.41 23.52
Produksi U-ditch Pracetak
Persiapan Bahan dan Material
1. Semen
Semen yang digunakan adalah semen portland komposit (PCC) yang
memenuhi standar SNI 15-7064-2004. PCC mempunyai panas hidrasi yang lebih
rendah sehingga pengerjaannya akan lebih mudah dan menghasilkan permukaan
beton yang lebih rapat dan lebih halus.
2. Agregat
Agregat kasar yang digunakan yaitu agregat lolos saringan ½” (12.5 mm)
dan agregat halus berupa debu batu yang memenuhi spesifikasi standar SNI 03-
2461-1991. Proses penyaringan dan pencucian agregat dilakukan selama 20
menit. Pencucian agregat dilakukan sampai kadar lumpur yang terdapat dalam
agregat hilang.
Gambar 9. Penyaringan dan Pencucian Agrega
570
1000
Corrugated Wall
10 9010
300
1000
FRP
Corrugated Wall
10 9010
8
3. Air
Air yang digunakan untuk pencampuran beton harus bersih dan bebas dari
material perusak seperti minyak, asam alkali, bahan-bahan organik atau material
lainnya yang dapat merusak beton dan baja tulangan sesuai SNI 7974:2013.
4. Baja Tulangan
Tulangan yang digunakan terdiri atas tulangan polos diameter 8 mm (ø8) dan
tulangan ulir diameter 10 mm (D10) yang sesuai SNI 2052:2014.
Proses pemotongan baja tulangan dilakukan dengan menggunakan gurinda.
Baja tulangan D10 dipotong sepanjang 164 cm sebanyak 6 buah. Sedangkan
untuk tulangan ø8 dipotong sepanjang 0.96 m sebanyak 9 buah. Secara
keseluruhan untuk satu unit U-ditch membutuhkan waktu pemotongan tulangan
sekitar 7 menit.
Gambar 10. Pemotongan dan pembengkokan Baja Tulangan
Pembengkokkan baja tulangan dilakukan secara manual dengan
menggunakan kunci pembengkok baja. Tulangan yang dibengkokkan merupakan
tulangan ulir diameter 10 mm (D10). Tulangan diletakkan di atas bantalan
pembengkok yang dilengkapi pen penahan kemudian dibengkokkan seperti pada
gambar di bawah dengan panjang pembengkokak setiap 53 cm dari masing-
masing ujung tulangan. Untuk pembengkokkan enam buah tulangan
membutuhkan waktu sekitar 10 menit.
Metode sambungan untuk tulangan dilakukan dengan cara dilas dengan
jarak sesuai dengan gambar desain yang telah ditentukan. Proses pengelasan
tulangan untuk satu buah U-ditch membutuhkan waktu sekitar 25 menit.
Gambar 11. Pengelasan Rangka Tulangan
5. Superplasticizer
Superplasticizer yang digunakan adalah Sika Viscocrete 3115 dengan dosis
1% dari berat semen.
9
Persiapan Bekisting (Mould)
Pada produksi U-ditch ini direncanakan menggunakan sistem bekisting
(mould) yang terbuat dari plat baja. Pemilihan material baja untuk bekisting ini
lebih awet dan tahan lama, sehingga dapat digunakan berulang kali seterusnya
sampai pekerjaan selesai.
Pada tahap persiapan bekisting terlebih dahulu dibersihkan dari debu dan
material lainnya. Khusus untuk U-ditch tipe corrugate dilapisi dengan mirror
glaze antara bekisting dan corrugate kayu untuk menutupi celah-celah kecil yang
memungkingkan beton segar masuk ke celah-celah tersebut pada saat pengecoran
dan merusak bentuk corrugate.
Gambar 12. Pelapisan mould dengan oli
Setelah itu bekisting dilapisi dengan oli menggunakan kuas. Kemudian
tulangan diposisikan di dalam bekisting dan dipasang plastic wheel spacer sebagai
pengganti beton decking untuk menghasilkan tebal selimut beton 20 mm.
Gambar 13. Pemasangan tulangan dan plastic wheel spacer
Setiap sisi bekisting dirapatkan dengan memasang baut mur menggunakan
kunci inggris. Pastikan bahwa tidak ada celah agar beton segar tidak keluar pada
saat pengecoran dan pemadatan dilakukan. Efisiensi waktu yang dibutuhkan untuk
proses persiapan bekisting sekitar 20 menit.
Gambar 14. Pemasangan Baut Mur
10
Pembuatan Campuran Beton
1) Penimbangan bahan dan material
Semen, agregat, air, dan superplasticizer ditimbang sesuai dengan komposisi
mix design yang telah ditentukan yaitu air 23.95 kg, semen 70.32 kg, agregat
halus 78.9 kg, agregat kasar 130.63 kg, dan superplasticizer 703 gr untuk 1 unit
U-ditch dengan volume 0.1091 m3
.
Tabel 4.3 Komposisi Campuran Beton U-ditch
Jenis Bahan Berat untuk 1 Sampel U-ditch (Kg)
Air 24.6
Semen 70.3
Pasir 78.9
Kerikil 130.7
Superplastisizer (1%) 0.703
(Hasil Perhitungan)
Sebelum proses pengadukan (mixing), terlebih dahulu superplasticizer
dicampurkan ke dalam air setelah mengurangi berat air dari hasil perhitungan mix
design dengan berat superplasticizer. Superplasticizer mempunyai pengaruh yang
besar dalam meningkatkan workabilitas tanpa mempengaruhi kuat tekan beton.
Proses ini secara keseluruhan membutuhkan waktu sekitar 20 menit.
Gambar 15. Penimbangan semen dan agregat
Gambar 16. Pencampuran air dan superplasticizer
2) Proses pencampuran (mixing)
Proses pencampuran dilakukan dengan menggunakan mesin concrete mixer
dengan kapasitas 0.1 m3
. Sehingga untuk membuat campuran beton U-ditch
dengan volume 0.13 m3
dilakukan dua kali pencampuran dimana berat untuk
setiap material dibagi dua dari berat sampel yang sebenarnya untuk 1 unit U-ditch.
11
Langkah pertama masukkan secara berurutan pasir, semen, kemudian agregat
halus masing-masing sesuai dengan porsi yang telah ditimbang.
Gambar 17. Pencampuran pasir, semen, dan kerikil
Tutup permukaan concrete mixer kemudian nyalakan mesin. Pada 30 detik
pertama buka penutupnya. Kemudian pada detik ke 60 masukkan air yang telah
ditimbang secara perlahan.
Gambar 18. Pembuatan campuran beton
Setelah memasukkan air, diaduk selama 1 menit lalu matikan mesin.
Kemudian aduk campuran secara manual menggunakan sendok semen selama 30
detik untuk memastikan tidak ada pasir atau semen yang menggumpal. Setelah itu
nyalakan mesin kembali selama 1 menit sampai campuran beton merata. Waktu
yang dibutuhkan untuk proses mixing ini yaitu 10 menit.
Pengujian Slump Flow
Pengujian nilai slump flow dilakukan setelah campuran beton jadi. Pengujian
nilai slump berguna untuk mengetahui keadaan kelecakan campuran. Secara
keseluruhan pengujian slump flow memerlukan waktu sekitar 4 menit. Adapun
langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:
1) Letakkan cetakan di atas permukaan datar, tidak menyerap air, dan kaku.
Cetakan harus ditahan secara kokoh di tempat selama pengisian, oleh operator
yang berdiri di atas bagian injakan. Pengisian adukan beton dibagi menjadi
tiga lapisan. Setiap lapis sekiranya sepertiga dari volume cetakan.
12
Gambar 19. Pengisian Beton ke Cetakan Uji Slump
2) Padatkan setiap lapisan dengan 25 tusukan menggunakan batang pemadat.
Sebarkan tusukan secara merata di atas permukaan setiap lapisan.
Gambar 20. Penumbukan Setiap Lapisan pada Pengujian Slump
3) Saat pengisian lapisan atas, lebihkan adukan beton di atas cetakan sebelum
pemadatan dimulai. Bila hasil pemadatan menyebabkan beton turun dibawah
ujung atas cetakan, tambahkan adukan beton untuk menjaga adanya kelebihan
beton pada bagian atas dari cetakan. Setelah itu ratakan permukaan beton
pada bagian atas cetakan dengan cara menggelindingkan batang penusuk di
atasnya.
4) Lepaskan segera cetakan dari beton dengan mengangkat cetakan arah vertical
dengan hati-hati. Angkat cetakan dengan jarak kurang lebih 300 mm dalam
waktu sekitar 5 detik.
5) Ukur slump dengan menentukan perbedaan tinggi antara bagian atas cetakan
dan bagian pusat permukaan atas beton. Dalam penelitian ini diperoleh nilai
slump yaitu 23 mm sedangkan nilai slump rencana yaitu 12 mm. Nilai slump
yang diperoleh lebih tinggi karena adanya bahan tambah yaitu
superplasticizer tanpa mempengaruhi kuat tekan beton.
Gambar 21. Pengukuran Nilai slump
13
6) Nilai slump flow diukur berdasarkan kemampuan penyebaran beton dengan
mengukur panjang diameter penyebaran alirannya. Dalam penelitian ini
diperoleh nilai flow yaitu 43 mm.
Pengecoran dan Pemadatan
Pengecoran dilakukan segera setelah selesai pengadukan dan sebelum beton
mulai mengeras. Untuk proses pemadatan saat pengecoran dilakukan
menggunakan mesin vibrator.
Gambar 22. Mesin vibrator
Campuran beton dituang ke dalam bekisting kemudian mesin vibrator
dinyalakan. Pemadatan dilakukan dengan penggetaran agar udara atau angin yang
masih berada dalam campuran tersebut dapat keluar dan tidak menimbulkan
rongga atau lubang yang menyebabkan kualitas beton berkurang.
Gambar 23. Pengecoran dan Pemadatan
Pada proses produksi ini, pemadatan dilakukan dengan 2 kali penggetaran.
Untuk penggetaran pertama, beton diisi sampai memenuhi bagian dinding U-ditch
kemudian digetarkan selama 20 detik. Setelah penggetaran pertama, bekisting
diisi kembali sampai penuh dan digetarkan kembali selama 15 detik.
Campuran beton yang telah dipadatkan kemudian dipindahkan dengan crane
ke tempat yang telah ditentukan dimana beton akan mengeras sempurna. Sebagai
tahap finishing, permukaan beton kemudian diratakan dengan menggunakan
sendok semen (trowel) dan dibiarkan mengeras sempurna. Secara keseluruhan
proses ini membutuhkan waktu 40 menit.
14
Perawatan (Curing)
Perawatan (Curing) dilakukan setelah beton mencapai final setting atau beton
telah mengeras. Curing dilakukan untuk memastikan reaksi senyawa semen dapat
berlangsung secara optimal sehingga mutu beton yang diharapkan dapat tercapai,
dan menjaga agar tidak terjadi susut yang berlebihan pada beton akibat kehilangan
kelembaban yang terlalu cepat atau tidak seragam, sehingga menyebabkan retak.
Benda uji dicuring selama sekitar 28 hari berturut – turut mulai hari pertama
setelah pengecoran. Curing dilakukan dengan cara menyelimuti permukaan beton
dengan kain goni basah.
Gambar 24. Perawatan (curing)
Tabel 4.4 Proses Produksi U-ditch Pracetak
PROSES PRODUKSI WAKTU
1. Persiapan Bahan dan Material
- Pencucian dan penyaringan agregat 20 menit
- Pemotongan baja tulangan 7 menit
- Pembengkokan Baja Tulangan 10 menit
- Pengelasan 25 menit
- Persiapan bekisting 20 menit
Total 82 menit
2. Pembuatan Campuran beton dan Pengecoran
- Penimbangan bahan dan material 20 menit
- Proses pencampuran (mixing) 10 menit
- Pengujian slump flow 4 menit
- Pengecoran dan Pemadatan 40 menit
Total 74 menit
3. Perawatan (Curing) 28 hari
Hasil Pengujian Kapasitas Lentur
Pengujian saluran pracetak U-ditch dilakukan dengan menggunakan model
pembebanan tipe B. Dimana pada pembebanan tipe ini U-ditch diletakkan pada
posisi seperti kondisi di lapangan dan pengujian tidak menggunakan mesin uji
statis namun dilakukan secara manual.
15
Gambar 25. Grafik Hasil Pengujian Beban dan Lendutan
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Pengujian Kapasitas Lentur U-ditch pracetak
Tipe
U-ditch
Hasil Analisis Hasil Pengujian
Pcr
(kN)
Mcr
(kN.m)
Pult
(kN)
Mult
(kN.m)
Pcr
(kN)
Mcr
(kN.m)
Pult
(kN)
Mult
(kN.m)
Normal 7.13 2.85 18.47 7.39 7.88 3.15 26.24 10.49
Corrugate 3.12 1.25 18.47 7.39 5.26 2.11 21.79 8.72
Corrugate+
FRP
3.12 1.25 23.52 9.41 6.80 2.72 24.26 9.70
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa desain dan proses produksi yang telah diuraikan
pada pembahasan sebelumnya maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan
penelitian sebagai berikut :
1. Asumsi pembebanan yang diperhitungkan dalam penelitian ini yaitu tekanan
akibat beban roda dan tekanan tanah aktif yang terjadi pada dinding U-ditch
berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Rankine. Sehingga dari hasil
perhitungan diperoleh momen desain akibat beban-beban yang terjadi pada
dinding yaitu 6.76 kNm.
2. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh desain U-ditch
berukuran 500 x 500 x 1000 mm3
. Ketebalan dinding bagian bawah yaitu 70
mm yang berangsur-angsur berkurang menjadi 60 mm dikarenakan efek
momen yang semakin mengecil ke atas pada sisi dinding U-ditch. Dengan
diberi corrugate, bobot U-ditch dapat berkurang hingga rata-rata 13.72% dari
U-ditch tipe normal.
3. Berdasarkan hasil pengujian untuk U-ditch tipe normal menunjukkan beban
hingga Pult sebesar 26.24 kN dan Momen ultimit Mult sebesar 10.50 kNm.
Beban yang mampu dipikul tersebut mengalami penurunan pada U-ditch
dengan corrugate dimana Pult sebesar 21.79 kN dan Mult sebesar 8.72 kNm.
Setelah ditempelkan FRP, kekuatan U-ditch mengalami sedikit peningkatan
kembali mencapai Pult sebesar 24.26 kN dan Momen ultimit Mult sebesar 9.70
kNm.
4. Untuk memproduksi satu unit U-ditch pracetak yang sesuai standar
membutuhkan waktu untuk persiapan bahan dan material selama selama 82
7.88
26.24
5.26
21.79
6.80
24.26
0
5
10
15
20
25
30
0 1 2 3 4 5 6 7
Normal Corrugate Corrugate + FRP
16
menit, pembuatan campuran beton dan pengecoran selama 74 menit.
Sehingga untuk memproduksi 1 unit U-ditch membutuhkan waktu selama 2,6
jam dan proses perawatan (curing) selama 28 hari.
DAFTAR PUSTAKA
Braja M. Das, Endah Noor, B. Mochtar Indrasurya. “ Prinsip-prinsip Rekayasa
Geoteknik : Mekanaika Tanah Jilid 1. Erlangga.
Braja M. Das, Endah Noor, B. Mochtar Indrasurya. “ Prinsip-prinsip Rekayasa
Geoteknik : Mekanaika Tanah Jilid 2. Erlangga.
JIS A 5345:2000, “Reinforced Concrete Gutters For Roadside”
JIS A 5362:2010, “Precast concrete products-Required performance and methods
of verification (Foreign Standard).”
Ralph B. Peck, Gholamreza Mesri. 1987. “Compaction-Induced Earth Pressures
under Ko-conditions. Discussion.” Journal of Geotechnical Engineering,
ASCE, 113, No. 11, pp. 1406-1410.
Scott, Ronald F. 1963. “Principles of Soil Mechanics”. Addison-Wesley
Publishing Company, Inc : United States of America.
SNI 03-2834-2002, “Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal”.
SNI 15-7064-2004, “Semen Portland Komposit”.
SNI 1972:2008, “Cara Uji Slump Beton”.
SNI 1974:2011. “Cara Uji Kuat Tekan Beton dengan Benda Uji Silinder”

More Related Content

What's hot

CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWAS
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWASCONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWAS
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWASadedudi
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekanIndah Rosa
 
Baja tulangan beton SNI 2052-2014
Baja tulangan beton SNI 2052-2014Baja tulangan beton SNI 2052-2014
Baja tulangan beton SNI 2052-2014WSKT
 
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 2
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 22002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 2
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 2Fuad CR
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) NitaMewaKameliaSiman
 
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspal
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspalTes core drill pada pekerjaan jalan aspal
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspalAngga Nugraha
 
Standar perencanaan struktur baja untuk jembatan
Standar perencanaan struktur baja untuk jembatanStandar perencanaan struktur baja untuk jembatan
Standar perencanaan struktur baja untuk jembatanardi nasir
 
STRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIK
STRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIKSTRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIK
STRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIKMOSES HADUN
 
Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingGraham Atmadja
 
Sni 2837-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk ko...
Sni 2837-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk ko...Sni 2837-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk ko...
Sni 2837-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk ko...Ellan Syahnoorizal Siregar
 
Sni 2836-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk kons...
Sni 2836-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk kons...Sni 2836-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk kons...
Sni 2836-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk kons...Ellan Syahnoorizal Siregar
 
249785088 metode-pelaksanaan-dermaga
249785088 metode-pelaksanaan-dermaga249785088 metode-pelaksanaan-dermaga
249785088 metode-pelaksanaan-dermagaTito Mizteriuz
 
kapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahra
kapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahrakapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahra
kapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahraAyu Fatimah Zahra
 
123756903 perhitungan-struktur-baja-gedung
123756903 perhitungan-struktur-baja-gedung123756903 perhitungan-struktur-baja-gedung
123756903 perhitungan-struktur-baja-gedungWendo Enyos
 
No. 2 pemodelan transportasi model sebaran pergerakan
No. 2 pemodelan transportasi model sebaran pergerakanNo. 2 pemodelan transportasi model sebaran pergerakan
No. 2 pemodelan transportasi model sebaran pergerakanwidiarhamdani
 
Perencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajaPerencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajafrans2014
 

What's hot (20)

CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWAS
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWASCONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWAS
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWAS
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekan
 
Tiang Pancang I
Tiang Pancang ITiang Pancang I
Tiang Pancang I
 
Baja tulangan beton SNI 2052-2014
Baja tulangan beton SNI 2052-2014Baja tulangan beton SNI 2052-2014
Baja tulangan beton SNI 2052-2014
 
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 2
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 22002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 2
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 2
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
 
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspal
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspalTes core drill pada pekerjaan jalan aspal
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspal
 
105567761 tabel-baja-gunung-garuda
105567761 tabel-baja-gunung-garuda105567761 tabel-baja-gunung-garuda
105567761 tabel-baja-gunung-garuda
 
Standar perencanaan struktur baja untuk jembatan
Standar perencanaan struktur baja untuk jembatanStandar perencanaan struktur baja untuk jembatan
Standar perencanaan struktur baja untuk jembatan
 
STRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIK
STRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIKSTRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIK
STRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIK
 
Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gording
 
Sni 2837-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk ko...
Sni 2837-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk ko...Sni 2837-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk ko...
Sni 2837-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk ko...
 
Perencanaan gording dan penggantung
Perencanaan gording dan penggantungPerencanaan gording dan penggantung
Perencanaan gording dan penggantung
 
Sni 2836-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk kons...
Sni 2836-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk kons...Sni 2836-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk kons...
Sni 2836-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk kons...
 
249785088 metode-pelaksanaan-dermaga
249785088 metode-pelaksanaan-dermaga249785088 metode-pelaksanaan-dermaga
249785088 metode-pelaksanaan-dermaga
 
kapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahra
kapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahrakapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahra
kapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahra
 
123756903 perhitungan-struktur-baja-gedung
123756903 perhitungan-struktur-baja-gedung123756903 perhitungan-struktur-baja-gedung
123756903 perhitungan-struktur-baja-gedung
 
No. 2 pemodelan transportasi model sebaran pergerakan
No. 2 pemodelan transportasi model sebaran pergerakanNo. 2 pemodelan transportasi model sebaran pergerakan
No. 2 pemodelan transportasi model sebaran pergerakan
 
Perencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajaPerencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-baja
 
Pengawasan proyek
Pengawasan proyekPengawasan proyek
Pengawasan proyek
 

Similar to U-DITCH DESAIN

Kajian Jalan Prategang
Kajian Jalan PrategangKajian Jalan Prategang
Kajian Jalan PrategangBudi Suryanto
 
2022_TS_MTS_151012010005_Lampiran.pptx
2022_TS_MTS_151012010005_Lampiran.pptx2022_TS_MTS_151012010005_Lampiran.pptx
2022_TS_MTS_151012010005_Lampiran.pptxErvanKamal2
 
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdf
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdfDesain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdf
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdfNhkHabit
 
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton  Kasus : Abutmen...Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton  Kasus : Abutmen...
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...ikhsan setiawan
 
Aplikasi Bentangan Belokan Pipa dengan MATLAB
Aplikasi Bentangan Belokan Pipa dengan MATLABAplikasi Bentangan Belokan Pipa dengan MATLAB
Aplikasi Bentangan Belokan Pipa dengan MATLABIsa Rachman
 
Tugas Struktur Beton Bertulang Lanjut (Universitas 17 Agustus 1945 Semarang -...
Tugas Struktur Beton Bertulang Lanjut (Universitas 17 Agustus 1945 Semarang -...Tugas Struktur Beton Bertulang Lanjut (Universitas 17 Agustus 1945 Semarang -...
Tugas Struktur Beton Bertulang Lanjut (Universitas 17 Agustus 1945 Semarang -...Muhamad Bagus Setiakawan
 
Perancangan underpass
Perancangan underpass Perancangan underpass
Perancangan underpass Poten Novo
 
Pelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatan
Pelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatanPelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatan
Pelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatanismailacox.blogspot.com
 
Its paper-32776-4107100041-paper
Its paper-32776-4107100041-paperIts paper-32776-4107100041-paper
Its paper-32776-4107100041-paperlina meliana
 
Perilaku Beton Bertulang
Perilaku Beton BertulangPerilaku Beton Bertulang
Perilaku Beton BertulangSaiful Hadi
 
Analisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuen
Analisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuenAnalisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuen
Analisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuenIqlal Suriansyah
 
Pp evaluasi analisa retaining wall (dinding penahan tebing
Pp evaluasi analisa retaining wall (dinding penahan tebingPp evaluasi analisa retaining wall (dinding penahan tebing
Pp evaluasi analisa retaining wall (dinding penahan tebingriky irawan
 
15 29-1-sm (1)
15 29-1-sm (1)15 29-1-sm (1)
15 29-1-sm (1)m ikbal
 
05 perencanaan struktur beton
05   perencanaan struktur beton05   perencanaan struktur beton
05 perencanaan struktur betonbudiMekka
 

Similar to U-DITCH DESAIN (20)

Kajian Jalan Prategang
Kajian Jalan PrategangKajian Jalan Prategang
Kajian Jalan Prategang
 
Jalan pracetak
Jalan pracetakJalan pracetak
Jalan pracetak
 
2022_TS_MTS_151012010005_Lampiran.pptx
2022_TS_MTS_151012010005_Lampiran.pptx2022_TS_MTS_151012010005_Lampiran.pptx
2022_TS_MTS_151012010005_Lampiran.pptx
 
3600 5117-1-sm
3600 5117-1-sm3600 5117-1-sm
3600 5117-1-sm
 
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdf
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdfDesain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdf
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdf
 
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton  Kasus : Abutmen...Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton  Kasus : Abutmen...
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...
 
Aplikasi Bentangan Belokan Pipa dengan MATLAB
Aplikasi Bentangan Belokan Pipa dengan MATLABAplikasi Bentangan Belokan Pipa dengan MATLAB
Aplikasi Bentangan Belokan Pipa dengan MATLAB
 
Tugas Struktur Beton Bertulang Lanjut (Universitas 17 Agustus 1945 Semarang -...
Tugas Struktur Beton Bertulang Lanjut (Universitas 17 Agustus 1945 Semarang -...Tugas Struktur Beton Bertulang Lanjut (Universitas 17 Agustus 1945 Semarang -...
Tugas Struktur Beton Bertulang Lanjut (Universitas 17 Agustus 1945 Semarang -...
 
MODUL-14.pdf
MODUL-14.pdfMODUL-14.pdf
MODUL-14.pdf
 
Perancangan underpass
Perancangan underpass Perancangan underpass
Perancangan underpass
 
Pelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatan
Pelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatanPelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatan
Pelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatan
 
Its paper-32776-4107100041-paper
Its paper-32776-4107100041-paperIts paper-32776-4107100041-paper
Its paper-32776-4107100041-paper
 
V4n2
V4n2V4n2
V4n2
 
Perilaku Beton Bertulang
Perilaku Beton BertulangPerilaku Beton Bertulang
Perilaku Beton Bertulang
 
Analisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuen
Analisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuenAnalisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuen
Analisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuen
 
Pp evaluasi analisa retaining wall (dinding penahan tebing
Pp evaluasi analisa retaining wall (dinding penahan tebingPp evaluasi analisa retaining wall (dinding penahan tebing
Pp evaluasi analisa retaining wall (dinding penahan tebing
 
Struktur jembatan
Struktur jembatanStruktur jembatan
Struktur jembatan
 
15 29-1-sm (1)
15 29-1-sm (1)15 29-1-sm (1)
15 29-1-sm (1)
 
05 perencanaan struktur beton
05   perencanaan struktur beton05   perencanaan struktur beton
05 perencanaan struktur beton
 
pondasi
pondasipondasi
pondasi
 

Recently uploaded

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 

U-DITCH DESAIN

  • 1. 1 STUDI STANDAR DESAIN DAN PRODUKSI U-DITCH PRACETAK Tirana Novitir S Mahasiswa S1 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin tirana.nov@gmail.com Prof. Dr. Eng Rudy Djamaluddin, ST, M.Eng Pembimbing 1 Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin rudy0011@gmail.com Dr. Eng. Rita Irmawati, ST. MT Pembimbing II Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin ritairmawaty@yahoo.com ABSTRAK Saat ini penggunaan sistem pracetak pada sistem saluran (U-ditch) sudah semakin berkembang dengan beberapa keunggulan yaitu kualitas struktur yang terkontrol dan pelaksanaan konstruksi lebih cepat. Akan tetapi hampir sebagian besar U-ditch pracetak yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan lokal di Indonesia belum memiliki konsistensi terhadap dimensi dikarenakan belum adanya standar baku baik dalam desain maupun produksi. Pada prinsipnya sistem saluran akan memikul beban lalu lintas dan tekanan tanah aktif yang terjadi di samping dinding saluran. Untuk itu dilakukan perhitungan yang lebih akurat untuk mencapai tingkat efisiensi dari dimensi suatu U-ditch pracetak. Dari hasil perhitungan diperoleh desain penampang saluran U- ditch berukuran 500 x 500 x 1000 mm3 . Ketebalan dinding bagian bawah yaitu 70 mm yang berangsur-angsur berkurang menjadi 60 mm akibat efek momen yang semakin mengecil ke atas pada sisi dinding U-ditch. U-ditch pracetak yang diproduksi sesuai standar membutuhkan waktu 2,6 jam ditambah proses perawatan (curing) 28 hari. Pengujian pembebanan dilakukan berdasarkan standar pengujian saluran yang direkomendasi oleh JIS (Japan Industrial Standar). Hasil pengujian menunjukkan bahwa U-ditch tipe normal mampu menahan momen maksimum hingga 10.50 kNm. Untuk meminimalkan dimensi diberikan sistem corrugate pada dinding dimana hasil pengujian menunjukkan penurunan kapasitas momen menjadi 8.72 kNm. Untuk mempertahankan kapasitas momennya maka dilakukan perkuatan struktur pada dinding dengan CFRP yang menunjukkan hasil pengujian sedikit mengalami peningkatan kembali dengan momen maksimum 9.70 kNm. Kata Kunci : Saluran U-ditch, Beton Pracetak, Desain Penampang Saluran, CFRP ABSTRACT Nowadays the use of precast system on the channel (U-ditch) has been developed with several advantages such as the controlled quality of structure and faster implementation of construction. However, most of U-ditch precast produced by local companies in Indonesia doesn’t have consistency yet to dimensions due to the absence of standard in both design and production. In principle, the channel system will carry traffic and active soil pressure
  • 2. 2 that occurs next to the channel wall. therefore accurate calculation is made to achieve the efficiency level of dimensions of U-ditch precast. The result from the calculation of U-ditch cross-section is 500 x 500 x 1000 mm3 . The thickness of the lower wall is 70 mm which gradually decreases to 60 mm due to deminished moment effect on the upper side of the U-ditch wall. To produce a U-ditch precast according to the standard takes 2.6 hours and curing for 28 days. The loading test is based on the standard recommended by JIS (Japan Industrial Standard). The test results show that normal types of U-ditch are capable of carrying maximum moments up to 10.50 kNm. Coruugate system given to minimize the dimensions in which the test results show a decrease in the moment capacity to 8.72 kNm. To maintain the moment capacity, the structure reinforced with CFRP in which show the test result slightly improved with a maximum moment to 9.70 kNm. Keywords: U-ditch , Precast Concrete, Channel Section Design, CFRP PENDAHULUAN Kota Makassar kini telah berkembang menjadi pusat ekonomi, industri, dan transportasi di Wilayah Timur Indonesia. Seiring dengan hal tersebut maka diperlukan dukungan infrastruktur yang lebih besar. Laju pembangunan infrastruktur di Makassar masih terus meningkat namun masih terdapat beberapa masalah pada infrastruktur pendukung seperti dalam sistem saluran drainase. Sistem drainase saat ini belum terbukti mampu mengurangi kerentanan banjir yang dapat merusak sarana dan prasarana lainnya dan dapat melumpuhkan jalur transportasi jika genangan air cukup tinggi. U-ditch beton bertulang merupakan salah satu inovasi dari beton pracetak yang diperuntukan sebagai saluran, baik untuk saluran drainase maupun saluran irigasi. Ketinggian saluran terbuka ini dapat bervariasi mengikuti kebutuhan di lapangan atau elevasi saluran yang diinginkan. Tipe sambungannya menggunakan plat joint dimana pada bagian pertemuan sambungannya cukup diberikan mortar sebagai penutup nat. Saat ini penggunaan sistem pracetak untuk pembuatan drainase sudah berkembang di beberapa negara maju seperti Jepang. Penggunaan beton pracetak memiliki beberapa keunggulan seperti kualitas struktur yang baik, pelaksanaan konstruksi lebih cepat, dan tingkat ketahanan (durabilitas) struktur yang lebih panjang. Beberapa perusahaan lokal telah memproduksi U-ditch Pracetak untuk digunakan sebagai alternatif konstruksi pracetak. Namun, produksi lokal tidak memiliki konsistensi baik dalam ukuran maupun kualitas mutunya. Hampir sebagian besar produk lokal belum memperhitungkan beban-beban desain minimal yang dapat dipikul oleh sistem saluran sehingga memiliki dimensi yang terlalu besar atau tidak efisien. Hal tersebut disebabkan oleh tidak adanya standar baku terkait desain dan produksi terkait hal tersebut. Berdasarkan permasalahan di atas maka perlu dikembangkan suatu standar baku terkait desain dan produksi untuk menjamin kualitas produk U-ditch pracetak. Maka dilakukan penelitian dan kajian-kajian terkait mengenai “Studi Standar Desain dan Produksi U-ditch Pracetak”. Dalam penelitian ini akan didesain produk U-ditch pracetak dengan memperhitungan beban desain minimal
  • 3. 3 yang dapat dipikul sehingga menghasilkan desain penampang yang efektif dengan menggunakan material dan proses produksi yang mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI). Sehingga dengan adanya standar baku tersebut dapat dihasilkan U-ditch pracetak yang lebih berkualitas. Bagan Alir Proses Penelitian Prosedur penelitian dimulai dengan pengumpulan teori-teori maupun jurnal pendukung yang berkaitan dengan tema dari penelitian yang akan dilakukan sesuai Gambar 1. Gambar 2. Bagan Alir Proses Penelitian Bagan alir penelitian dimaksudkan menjadi petunjuk atau gambaran singkat mengenai alur kegiatan apa saja yang dilaksanakan dalam penelitian ini. Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan tahapan-tahapan yang dibentuk dalam suatu kerangka prosedural penelitian. Analisis Desain Asumsi Tekanan Tanah pada Dinding Dalam studi ini, asumsi untuk tekanan tanah mengikuti teori pembebanan yang dikembangkan oleh Rankine, dimana tekanan tanah terhadap dinding U-ditch dianggap sama dengan tekanan tanah yang terjadi pada dinding penahan tanah, Mulai Pemilihan Material dan Proses Produksi sesuai Standar SNI Pembahasan Kesimpulan Selesai U-ditch Pracetak Sesuai Standar Kajian Pustaka Dimensi Penampang U-ditch Perhitungan Mix Design Perhitungan Beban Desain Pengujian U-ditch pracetak (Pembebanan Tipe B) Hasil Pengujian
  • 4. 4 dimana blok tegangan yang bekerja pada dinding U-ditch lebih besar pada bagian alasnya. Untuk tanah urug dengan berat jenis tanah γ dan ketinggian H, maka tekanan tanah aktif (Ea) untuk dinding penahan tanah adalah: Ea = ½ H2 .γ.Ka (3.1) Persamaan untuk alas diagram segi tiga tekanan tanah aktif yaitu: b = Ka. γ .H (3.2) Ka = tan2 (45 – ϕ/2) (3.3) Gambar 3. Diagram Tekanan Tanah Aktif Dimana: Ea = Tekanan tanah aktif (kN/m) γ = berat jenis tanah (kg/m3 ) H = ketinggian sisi dinding (m) Φ = sudut geser tanah (o ) Ka = koefisien tekanan tanah aktif Rankine Asumsi Tekanan Akibat Beban Roda Tekanan akibat beban roda kendaraan terhadap dinding U-ditch diasumsikan sebagai tekanan akibat beban garis. Dengan besar tegangan arah horizontal pada dinding sesuai persamaan yang diturunkan oleh Scott (1963): 𝛥𝑝ℎ = 4𝑄 𝜋 𝑥2 𝑧 𝑅4 (3.4) R4 = x4 + z4 (3.5) Gambar 4. Diagram Tekanan Tanah Akibat Beban Roda Dimana: 𝛥𝑝ℎ = tegangan pada dinding akibat beban roda (kN/m2 ) Q = beban roda (kN/m) x = jarak dari beban ke sisi dinding (m) π = 180o z = elevasi tegangan dari permukaan (m)
  • 5. 5 Sehingga untuk nilai tegangan yang terjadi pada dinding perpanjang U- ditch dapat diperoleh dengan mengintegralkan persamaan Scott tersebut dengan batas-batas z sama dengan 0 sampai dengan H sebagai berikut: P = ∫ 4𝑄 𝜋 𝑥2 𝑧 𝑅4 𝜕𝑧 (3.6) Sehingga diperoleh resultan gaya terhadap dinding yaitu: P = 2𝑄 𝜋 arctan 𝐻2 𝑥2 (3.7) Dimana: 𝑃 = resultan gaya pada dinding akibat beban roda(kN/m) Q = beban roda (kN/m) x = jarak dari beban ke dinding (m) π = 3.14 H = Kedalaman atau tinggi produk (m) Set-up Pengujian Kapasitas Momen Lentur Dalam pengujian terhadap kapasitas momen lentur U-ditch, akan digunakan model pembebanan tipe B, yang mana pembebanan tipe B ini merupakan metode pembebanan terhadap U-ditch yang mengacu pada standar pengujian U-ditch di Jepang yaitu Japan Industrial Standar (JIS). Gambar 5. Set-up Pengujian U-ditch HASIL DAN PEMBAHASAN Desain Benda Uji Dalam perhitungan beban desain minimal yang dapat dipikul U-ditch oleh Japan Industrial Standar (JIS), diasumsikan beban roda yang bekerja untuk satu roda kedaraan yaitu 49,1 kN. sehingga asumsi pembebanan yang ambil dalam penelitian ini adalah 49,1 kN perpanjang produk 1 m. yang dianggap sebagai beban terpusat yang terletak sejauh 0,5 m dari mulut dinding U-ditch sesuai dengan peraturan jarak beban minimal untuk saluran pracetak yang ada di Indonesia maupun JIS. Dalam penelitian ini juga diperhitungkan tekanan tanah aktif yang terjadi pada dinding U-ditch berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Rankine. Sehingga dari hasil perhitungan diperoleh momen desain akibat beban- beban yang terjadi pada dinding yaitu 6.76 kNm. PP LVDT Load Cell Load Cell
  • 6. 6 Ket : Satuan dalam mm Gambar 6. Tampak Depan dan Samping U-ditch Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh desain U-ditch berukuran 500 x 500 x 1000 mm3 . Ketebalan dinding bagian bawah yaitu 70 mm yang berangsur-angsur berkurang menjadi 60 mm dikarenakan efek momen yang semakin mengecil ke atas pada sisi dinding U-ditch. Ketebalan dinding 60 mm merupakan ketebalan minimal yang dapat dicapai agar tulangan tidak berada tepat di tengah karena apabila tulangan berada tepat di tengah maka tulangan tidak berfungsi sama sekali. Dimana diameter tulangan yang digunakan yaitu D10 dan batas minimal untuk selimut beton yaitu 20 mm. Sebagai bentuk inovasi, dalam penelitian ini juga didesain U-ditch tipe corrugate seperti Gambar t dengan tujuan untuk mengurangi bobot U-ditch Dimana dari hasil penelitian ini bobot U-ditch bisa berkurang hingga mencapai rata-rata 13.72% jika dibandingkan dengan U-ditch tipe normal. (Ket : Satuan dalam mm, tanpa skala) Gambar 7. Tampak atas U-ditch dengan corrugate Retakan umumnya lebih sering terjadi pada bagian bawah dinding U-ditch. Untuk itu dilakukan inovasi lebih lanjut dengan menempelkan FRP (Fiber Reinforced Polymer) pada bagian corrugate setinggi 30 cm seperti yang dapat dilihat pada Gambar 8 Sehingga dapat diperoleh desain U-ditch yang tidak hanya tipis dan ringan akan tetapi juga memiliki kekuatan yang minimal sama dengan U- ditch tipe normal. 60 500 70 D10 - 200 Ø8 - 200 20 60 20 500 7070 70 1000 Ø8 - 200 D10 - 200 180 200 200 200 180 200 200 130 20 20 40 20 10 9010
  • 7. 7 (Ket : Satuan dalam mm, tanpa skala) Gambar 8. Disain U-ditch tipe corrugate dengan perkuatan FRP Tabel 4.1 Berat U-ditch Pracetak U-ditch Volume (m3 ) Berat (Kg) Normal 0.109 282.5 Corrugate 1 0.097 247 Corrugate 2 0.097 240.5 Beban Retak dan Beban Ultimit Secara Analisis Tabel 4.2 Hasil Analisis Kapasitas Lentur U-ditch Tipe Mcr Pcr Mult Pult (kN.m) (kN) (kN.m) (kN) Normal 2.85 7.13 7.39 18.47 Corrugate 1.25 3.12 7.39 18.47 Corrugate+ FRP 1.25 3.12 9.41 23.52 Produksi U-ditch Pracetak Persiapan Bahan dan Material 1. Semen Semen yang digunakan adalah semen portland komposit (PCC) yang memenuhi standar SNI 15-7064-2004. PCC mempunyai panas hidrasi yang lebih rendah sehingga pengerjaannya akan lebih mudah dan menghasilkan permukaan beton yang lebih rapat dan lebih halus. 2. Agregat Agregat kasar yang digunakan yaitu agregat lolos saringan ½” (12.5 mm) dan agregat halus berupa debu batu yang memenuhi spesifikasi standar SNI 03- 2461-1991. Proses penyaringan dan pencucian agregat dilakukan selama 20 menit. Pencucian agregat dilakukan sampai kadar lumpur yang terdapat dalam agregat hilang. Gambar 9. Penyaringan dan Pencucian Agrega 570 1000 Corrugated Wall 10 9010 300 1000 FRP Corrugated Wall 10 9010
  • 8. 8 3. Air Air yang digunakan untuk pencampuran beton harus bersih dan bebas dari material perusak seperti minyak, asam alkali, bahan-bahan organik atau material lainnya yang dapat merusak beton dan baja tulangan sesuai SNI 7974:2013. 4. Baja Tulangan Tulangan yang digunakan terdiri atas tulangan polos diameter 8 mm (ø8) dan tulangan ulir diameter 10 mm (D10) yang sesuai SNI 2052:2014. Proses pemotongan baja tulangan dilakukan dengan menggunakan gurinda. Baja tulangan D10 dipotong sepanjang 164 cm sebanyak 6 buah. Sedangkan untuk tulangan ø8 dipotong sepanjang 0.96 m sebanyak 9 buah. Secara keseluruhan untuk satu unit U-ditch membutuhkan waktu pemotongan tulangan sekitar 7 menit. Gambar 10. Pemotongan dan pembengkokan Baja Tulangan Pembengkokkan baja tulangan dilakukan secara manual dengan menggunakan kunci pembengkok baja. Tulangan yang dibengkokkan merupakan tulangan ulir diameter 10 mm (D10). Tulangan diletakkan di atas bantalan pembengkok yang dilengkapi pen penahan kemudian dibengkokkan seperti pada gambar di bawah dengan panjang pembengkokak setiap 53 cm dari masing- masing ujung tulangan. Untuk pembengkokkan enam buah tulangan membutuhkan waktu sekitar 10 menit. Metode sambungan untuk tulangan dilakukan dengan cara dilas dengan jarak sesuai dengan gambar desain yang telah ditentukan. Proses pengelasan tulangan untuk satu buah U-ditch membutuhkan waktu sekitar 25 menit. Gambar 11. Pengelasan Rangka Tulangan 5. Superplasticizer Superplasticizer yang digunakan adalah Sika Viscocrete 3115 dengan dosis 1% dari berat semen.
  • 9. 9 Persiapan Bekisting (Mould) Pada produksi U-ditch ini direncanakan menggunakan sistem bekisting (mould) yang terbuat dari plat baja. Pemilihan material baja untuk bekisting ini lebih awet dan tahan lama, sehingga dapat digunakan berulang kali seterusnya sampai pekerjaan selesai. Pada tahap persiapan bekisting terlebih dahulu dibersihkan dari debu dan material lainnya. Khusus untuk U-ditch tipe corrugate dilapisi dengan mirror glaze antara bekisting dan corrugate kayu untuk menutupi celah-celah kecil yang memungkingkan beton segar masuk ke celah-celah tersebut pada saat pengecoran dan merusak bentuk corrugate. Gambar 12. Pelapisan mould dengan oli Setelah itu bekisting dilapisi dengan oli menggunakan kuas. Kemudian tulangan diposisikan di dalam bekisting dan dipasang plastic wheel spacer sebagai pengganti beton decking untuk menghasilkan tebal selimut beton 20 mm. Gambar 13. Pemasangan tulangan dan plastic wheel spacer Setiap sisi bekisting dirapatkan dengan memasang baut mur menggunakan kunci inggris. Pastikan bahwa tidak ada celah agar beton segar tidak keluar pada saat pengecoran dan pemadatan dilakukan. Efisiensi waktu yang dibutuhkan untuk proses persiapan bekisting sekitar 20 menit. Gambar 14. Pemasangan Baut Mur
  • 10. 10 Pembuatan Campuran Beton 1) Penimbangan bahan dan material Semen, agregat, air, dan superplasticizer ditimbang sesuai dengan komposisi mix design yang telah ditentukan yaitu air 23.95 kg, semen 70.32 kg, agregat halus 78.9 kg, agregat kasar 130.63 kg, dan superplasticizer 703 gr untuk 1 unit U-ditch dengan volume 0.1091 m3 . Tabel 4.3 Komposisi Campuran Beton U-ditch Jenis Bahan Berat untuk 1 Sampel U-ditch (Kg) Air 24.6 Semen 70.3 Pasir 78.9 Kerikil 130.7 Superplastisizer (1%) 0.703 (Hasil Perhitungan) Sebelum proses pengadukan (mixing), terlebih dahulu superplasticizer dicampurkan ke dalam air setelah mengurangi berat air dari hasil perhitungan mix design dengan berat superplasticizer. Superplasticizer mempunyai pengaruh yang besar dalam meningkatkan workabilitas tanpa mempengaruhi kuat tekan beton. Proses ini secara keseluruhan membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Gambar 15. Penimbangan semen dan agregat Gambar 16. Pencampuran air dan superplasticizer 2) Proses pencampuran (mixing) Proses pencampuran dilakukan dengan menggunakan mesin concrete mixer dengan kapasitas 0.1 m3 . Sehingga untuk membuat campuran beton U-ditch dengan volume 0.13 m3 dilakukan dua kali pencampuran dimana berat untuk setiap material dibagi dua dari berat sampel yang sebenarnya untuk 1 unit U-ditch.
  • 11. 11 Langkah pertama masukkan secara berurutan pasir, semen, kemudian agregat halus masing-masing sesuai dengan porsi yang telah ditimbang. Gambar 17. Pencampuran pasir, semen, dan kerikil Tutup permukaan concrete mixer kemudian nyalakan mesin. Pada 30 detik pertama buka penutupnya. Kemudian pada detik ke 60 masukkan air yang telah ditimbang secara perlahan. Gambar 18. Pembuatan campuran beton Setelah memasukkan air, diaduk selama 1 menit lalu matikan mesin. Kemudian aduk campuran secara manual menggunakan sendok semen selama 30 detik untuk memastikan tidak ada pasir atau semen yang menggumpal. Setelah itu nyalakan mesin kembali selama 1 menit sampai campuran beton merata. Waktu yang dibutuhkan untuk proses mixing ini yaitu 10 menit. Pengujian Slump Flow Pengujian nilai slump flow dilakukan setelah campuran beton jadi. Pengujian nilai slump berguna untuk mengetahui keadaan kelecakan campuran. Secara keseluruhan pengujian slump flow memerlukan waktu sekitar 4 menit. Adapun langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut: 1) Letakkan cetakan di atas permukaan datar, tidak menyerap air, dan kaku. Cetakan harus ditahan secara kokoh di tempat selama pengisian, oleh operator yang berdiri di atas bagian injakan. Pengisian adukan beton dibagi menjadi tiga lapisan. Setiap lapis sekiranya sepertiga dari volume cetakan.
  • 12. 12 Gambar 19. Pengisian Beton ke Cetakan Uji Slump 2) Padatkan setiap lapisan dengan 25 tusukan menggunakan batang pemadat. Sebarkan tusukan secara merata di atas permukaan setiap lapisan. Gambar 20. Penumbukan Setiap Lapisan pada Pengujian Slump 3) Saat pengisian lapisan atas, lebihkan adukan beton di atas cetakan sebelum pemadatan dimulai. Bila hasil pemadatan menyebabkan beton turun dibawah ujung atas cetakan, tambahkan adukan beton untuk menjaga adanya kelebihan beton pada bagian atas dari cetakan. Setelah itu ratakan permukaan beton pada bagian atas cetakan dengan cara menggelindingkan batang penusuk di atasnya. 4) Lepaskan segera cetakan dari beton dengan mengangkat cetakan arah vertical dengan hati-hati. Angkat cetakan dengan jarak kurang lebih 300 mm dalam waktu sekitar 5 detik. 5) Ukur slump dengan menentukan perbedaan tinggi antara bagian atas cetakan dan bagian pusat permukaan atas beton. Dalam penelitian ini diperoleh nilai slump yaitu 23 mm sedangkan nilai slump rencana yaitu 12 mm. Nilai slump yang diperoleh lebih tinggi karena adanya bahan tambah yaitu superplasticizer tanpa mempengaruhi kuat tekan beton. Gambar 21. Pengukuran Nilai slump
  • 13. 13 6) Nilai slump flow diukur berdasarkan kemampuan penyebaran beton dengan mengukur panjang diameter penyebaran alirannya. Dalam penelitian ini diperoleh nilai flow yaitu 43 mm. Pengecoran dan Pemadatan Pengecoran dilakukan segera setelah selesai pengadukan dan sebelum beton mulai mengeras. Untuk proses pemadatan saat pengecoran dilakukan menggunakan mesin vibrator. Gambar 22. Mesin vibrator Campuran beton dituang ke dalam bekisting kemudian mesin vibrator dinyalakan. Pemadatan dilakukan dengan penggetaran agar udara atau angin yang masih berada dalam campuran tersebut dapat keluar dan tidak menimbulkan rongga atau lubang yang menyebabkan kualitas beton berkurang. Gambar 23. Pengecoran dan Pemadatan Pada proses produksi ini, pemadatan dilakukan dengan 2 kali penggetaran. Untuk penggetaran pertama, beton diisi sampai memenuhi bagian dinding U-ditch kemudian digetarkan selama 20 detik. Setelah penggetaran pertama, bekisting diisi kembali sampai penuh dan digetarkan kembali selama 15 detik. Campuran beton yang telah dipadatkan kemudian dipindahkan dengan crane ke tempat yang telah ditentukan dimana beton akan mengeras sempurna. Sebagai tahap finishing, permukaan beton kemudian diratakan dengan menggunakan sendok semen (trowel) dan dibiarkan mengeras sempurna. Secara keseluruhan proses ini membutuhkan waktu 40 menit.
  • 14. 14 Perawatan (Curing) Perawatan (Curing) dilakukan setelah beton mencapai final setting atau beton telah mengeras. Curing dilakukan untuk memastikan reaksi senyawa semen dapat berlangsung secara optimal sehingga mutu beton yang diharapkan dapat tercapai, dan menjaga agar tidak terjadi susut yang berlebihan pada beton akibat kehilangan kelembaban yang terlalu cepat atau tidak seragam, sehingga menyebabkan retak. Benda uji dicuring selama sekitar 28 hari berturut – turut mulai hari pertama setelah pengecoran. Curing dilakukan dengan cara menyelimuti permukaan beton dengan kain goni basah. Gambar 24. Perawatan (curing) Tabel 4.4 Proses Produksi U-ditch Pracetak PROSES PRODUKSI WAKTU 1. Persiapan Bahan dan Material - Pencucian dan penyaringan agregat 20 menit - Pemotongan baja tulangan 7 menit - Pembengkokan Baja Tulangan 10 menit - Pengelasan 25 menit - Persiapan bekisting 20 menit Total 82 menit 2. Pembuatan Campuran beton dan Pengecoran - Penimbangan bahan dan material 20 menit - Proses pencampuran (mixing) 10 menit - Pengujian slump flow 4 menit - Pengecoran dan Pemadatan 40 menit Total 74 menit 3. Perawatan (Curing) 28 hari Hasil Pengujian Kapasitas Lentur Pengujian saluran pracetak U-ditch dilakukan dengan menggunakan model pembebanan tipe B. Dimana pada pembebanan tipe ini U-ditch diletakkan pada posisi seperti kondisi di lapangan dan pengujian tidak menggunakan mesin uji statis namun dilakukan secara manual.
  • 15. 15 Gambar 25. Grafik Hasil Pengujian Beban dan Lendutan Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Pengujian Kapasitas Lentur U-ditch pracetak Tipe U-ditch Hasil Analisis Hasil Pengujian Pcr (kN) Mcr (kN.m) Pult (kN) Mult (kN.m) Pcr (kN) Mcr (kN.m) Pult (kN) Mult (kN.m) Normal 7.13 2.85 18.47 7.39 7.88 3.15 26.24 10.49 Corrugate 3.12 1.25 18.47 7.39 5.26 2.11 21.79 8.72 Corrugate+ FRP 3.12 1.25 23.52 9.41 6.80 2.72 24.26 9.70 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa desain dan proses produksi yang telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut : 1. Asumsi pembebanan yang diperhitungkan dalam penelitian ini yaitu tekanan akibat beban roda dan tekanan tanah aktif yang terjadi pada dinding U-ditch berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Rankine. Sehingga dari hasil perhitungan diperoleh momen desain akibat beban-beban yang terjadi pada dinding yaitu 6.76 kNm. 2. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh desain U-ditch berukuran 500 x 500 x 1000 mm3 . Ketebalan dinding bagian bawah yaitu 70 mm yang berangsur-angsur berkurang menjadi 60 mm dikarenakan efek momen yang semakin mengecil ke atas pada sisi dinding U-ditch. Dengan diberi corrugate, bobot U-ditch dapat berkurang hingga rata-rata 13.72% dari U-ditch tipe normal. 3. Berdasarkan hasil pengujian untuk U-ditch tipe normal menunjukkan beban hingga Pult sebesar 26.24 kN dan Momen ultimit Mult sebesar 10.50 kNm. Beban yang mampu dipikul tersebut mengalami penurunan pada U-ditch dengan corrugate dimana Pult sebesar 21.79 kN dan Mult sebesar 8.72 kNm. Setelah ditempelkan FRP, kekuatan U-ditch mengalami sedikit peningkatan kembali mencapai Pult sebesar 24.26 kN dan Momen ultimit Mult sebesar 9.70 kNm. 4. Untuk memproduksi satu unit U-ditch pracetak yang sesuai standar membutuhkan waktu untuk persiapan bahan dan material selama selama 82 7.88 26.24 5.26 21.79 6.80 24.26 0 5 10 15 20 25 30 0 1 2 3 4 5 6 7 Normal Corrugate Corrugate + FRP
  • 16. 16 menit, pembuatan campuran beton dan pengecoran selama 74 menit. Sehingga untuk memproduksi 1 unit U-ditch membutuhkan waktu selama 2,6 jam dan proses perawatan (curing) selama 28 hari. DAFTAR PUSTAKA Braja M. Das, Endah Noor, B. Mochtar Indrasurya. “ Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknik : Mekanaika Tanah Jilid 1. Erlangga. Braja M. Das, Endah Noor, B. Mochtar Indrasurya. “ Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknik : Mekanaika Tanah Jilid 2. Erlangga. JIS A 5345:2000, “Reinforced Concrete Gutters For Roadside” JIS A 5362:2010, “Precast concrete products-Required performance and methods of verification (Foreign Standard).” Ralph B. Peck, Gholamreza Mesri. 1987. “Compaction-Induced Earth Pressures under Ko-conditions. Discussion.” Journal of Geotechnical Engineering, ASCE, 113, No. 11, pp. 1406-1410. Scott, Ronald F. 1963. “Principles of Soil Mechanics”. Addison-Wesley Publishing Company, Inc : United States of America. SNI 03-2834-2002, “Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal”. SNI 15-7064-2004, “Semen Portland Komposit”. SNI 1972:2008, “Cara Uji Slump Beton”. SNI 1974:2011. “Cara Uji Kuat Tekan Beton dengan Benda Uji Silinder”