SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
1
PERANCANGAN BOX UNDERPASS DENGAN MENGGUNAKAN
METODE KEKUATAN BATAS (ULTIMATE DESIGN)
1
Sigit Dwi Prasetyo
Email: sigitdepe@gmail.com
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Gunadarma, Jakarta
2
Sulardi
Email: lardiardi@yahoo.com
: ardi@staff.gunadarma.ac.ic
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Gunadarma, Jakarta
ABSTRAK: Karya Ilmiah box underpass bertujuan untuk merancang box underpass dan
merancang beban jacking yang digunakan pada proses pemasangan box underpass. Metode
yang digunakan dalam merancang box underpass ini adalah metode kekuatan batas (ultimate
design). Box underpass dirancang dengan tebal 60 cm untuk pelat lantai atas, pelat lantai
pondasi, dan pelat dinding. Bahan yang digunakan adalah beton mutu K-500 dan baja
tulangan dengan mutu BjTD 40. Dalam karya ini, analisis struktur dilakukan dengan
menggunakan metode distribusi momen. Gaya dalam yang didapat digunakan untuk
menghitung penulangan dan kontrol serviceability. Pada pelat lantai atas, tulangan pokok
yang digunakan adalah D36 – 200, sedangkan tulangan bagi yang digunakan adalah D22 –
300. Pada pelat lantai pondasi, tulangan pokok yang digunakan adalah D36 – 250, sedangkan
tulangan bagi yang digunakan adalah D22 – 350. Pada pelat dinding, tulangan pokok yang
digunakan adalah D32 – 200, tulangan bagi yang digunakan adalah D19 – 350, sedangkan
tulangan geser yang digunakan adalah D19 – 500. Dari kontrol defleksi didapatkan nilai L/Δ
sebesar 244,026. Dari kontrol retak lentur, didapatkan lebar retak maksimum sebesar 0,0105
in.
Kata Kunci : Box Underpass, Beton, Penulangan, Beban Jacking
ABSTRACT: This Sincetific work about box underpass design has a purpose to design box
underpass and design jacking force for box underpass indtallation. The method of box
underpass designing is ultimate design method. Box underpass designed for a 60 cm thick for
top slab, foundation slab, and wall plates. And used K-500 quality of concrete, and BjTD 40
quality of reinforcement steel. In this case, structural analysis performed using moment
distribution method. Moment, shear, and axial force is used to calculate the reinforcement
and control of serviceability. For top slab, main bar used is D36 – 200, while support bar
used is D22 – 300. For the foundation slab, main bar used is D36 - 250, while support bar
used is D22 – 350. For the wall plate, the main bar used was D32 - 200, support bar used is
D19 - 350, while the shear bar used is D19 - 500. From deflection control, L / Δ is 244,026.
From flexural crack controls, crack width maximum is 0,0105 in.
Keywords: Box Underpass, Concrete, Reinforcement
2
PENDAHULUAN
Kebutuhan akan transportasi sangat
besar. Apalagi di negara seperti Indonesia
yang memiliki jumlah penduduk yang besar,
pasti transportasi menjadi satu perhatian
khusus. Tanpa adanya transportasi yang baik
dan memadai, akan membuat mobilitas kota
menjadi terhambat. Dan jika mobilitas sudah
terhambat, akan berpengaruh pada sektor-
sektor lain.
Kendala yang paling besar pada
transportasi di Indonesia, khususnya Jakarta
adalah kemacetan. Faktor terbesar yang
menyebabkan kemacetan ini adalah semakin
banyaknya kendaraan namun tidak diimbangi
dengan penambahan jumlah jalan, sehingga
jalan yang ada tidak mampu menampung
volume kendaraan yang ada.
Ketidakmampuan ini membuat penumpukan
di jalan, sehingga terjadi antrian kendaraan
yang panjang atau biasa disebut sebagai
kemacetan.Untuk mengatasi hal tersebut,
maka diperlukan alternatif jalan penghubung
pada salah satu jalur tersebut. Alternatif yang
dilakukan adalah membangun underpass.
Tujuan penulisan dari tugas akhir ini
adalah merancang box underpass dengan
menggunakan metode kekuatan batas
(ultimate design)
Pada penulisan tugas akhir ini,
pembahasan dibatasi pada:
1. Merancang desain box underpass.
2. Metode perhitungan yang digunakan
adalah metode kekuatan batas (ultimate
design).
3. Data yang digunakan merupakan data
primer dari proyek pembangunan Box
Underpass Cibubur.
Telah banyak penelitian yang dilakukan
untuk merancang box underpass atau box
culvert. Seperti penelitian yang dilakukan
oleh Ir. M. Noer Ilham., MT, Kazik
Rassalski, serta B.N. Sinha. Untuk itu
diperlukan penelitian lanjutan untuk
melanjutkan atau merevisi penelitian yang
sudah ada sebelumnya dengan standar-
standar yang sudah diperbaharui.
TINJAUAN PUSTAKA
Underpass adalah jalan melintang di
bawah jalan lain atau persilangan tidak
sebidang dengan membuat terowongan di
bawah muka tanah. Diperlukan konstruksi
yang tepat dalam pelaksanaan jalan
underpass. Konstruksi underpass merupakan
suatu galian dengan konstruksi struktur
penahan tanah dalam posisi vertikal. Sistem
box tunnel / box underpass dipakai pada
proyek underpass. (tekniksipil.blogspot.com,
2013)
Box underpass adalah sebuah panel
terowongan dengan ukuran tertentu sebagai
tempat lewatnya kendaraan pada underpass.
Box underpass ini harus kedap air dan kedap
suara. Kedap air supaya air dari atas tidak
merembes ke dalam box. Kedap suara supaya
suara bising dari lalu lintas diatasnya tidak
terdengar sampai ke dalam box.
Pembebanan
Suatu struktur bangunan, baik itu
bangunan tinggi, jembatan, atau underpass
sekalipun harus direncanakan untuk dapat
memikul beban-beban yang bekerja pada
struktur tersebut, diantaranya beban gravitasi
dan beban lateral. Beban gravitasi yang
bekerja pada struktur meliputi beban mati
dan beban hidup. Beban mati yang bekerja
pada struktur diakibatkan oleh berat struktur
sendiri serta berat tambahan seperti berat
tanah diatas underpass. Sedangkan yang
termasuk beban lateral adalah beban tanah
dan beban gempa.
Beban-beban yang dihitung dalam
perancangan ini adalah berat sendiri, beban
mati tambahan, beban lalu lintas, beban rem,
tekanan tanah, beban angin, pengaruh
temperatur, dan beban gempa. Peraturan
pembebanan yang digunakan adalah RSNI T-
02-2005.
Metode Kekuatan Batas
Pada metode kekuatan batas (ultimate
design), service loads diperbesar, dikalikan
suatu faktor beban dengan maksud untuk
3
memperhitungkan terjadinya beban pada saat
keruntuhan telah diambang pintu. Kemudian
dengan menggunakan beban kerja yang
sudah diperbesar (beban terfaktor) tersebut,
struktur direncana sedemikian sehingga
didapat nilai kuat guna pada saat runtuh yang
besarnya kira-kira lebih kecil sedikit dari
kuat batas runtuh sesungguhnya. Kekuatan
pada saat runtuh tersebut dinamakan kuat
ultimit dan beban yang bekerja pada atau
dekat dengan saat runtuh dinamakan beban
ultimit. (Edi Kurniadi, 2012)
Analisis Struktur Konvensional
Analisis struktur konvensional atau
manual adalah analisis struktur tanpa
menggunakan bantuan program komputer.
Secara umum, analisis ini dibagi menjadi 2
tahap, yaitu :
1. Analisis struktur.
2. Analisis desain penampang sesuai bahan
yang direncanakan seperti baja, beton,
kayu atau yang lain.
Analisis struktur sendiri bisa
menggunakan berbagai metode misalnya
Clayperon, Cross, Takabeya, Mutoh, Matrix,
dan lain-lain. Secara garis besar, semua
metode dalam analisis struktur tersebut
melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Menentukan geometri model struktur.
2. Menetapkan beban yang bekerja pada
model struktur.
3. Menentukan angka kekakuan
berdasarkan pada modulus elastisitas (E)
bahan dan momen inersia (I) yang
tergantung dari ukuran dan posisi
penampang.
4. Menghitung momen primer.
5. Analisis struktur dengan metode tertentu.
6. Menghitung momen maksimum.
7. Menggambarkan bidang momen, geser
dan aksial.
Salah satu kelemahan dari perancangan
struktur secara konvensional adalah
banyaknya hal yang harus dilakukan dengan
ketelitian tinggi melalui perhitungan yang
cukup rumit terutama pada bagian analisis
struktur meskipun sudah diambil
beberapa penyederhanaan. Banyaknya
tahapan ini akan menghabiskan waktu yang
lama juga melelahkan sehingga menjadi
rawan kesalahan (human error). Semakin
rumit model struktur, semakin rumit pula
analisis strukturnya, sehingga semakin
banyak pula waktu, konsentrasi, tenaga yang
dibutuhkan. Selain itu jika ada perubahan
nilai koefisien, perubahan nilai beban
misalnya, maka perhitungan harus diulang
lagi dari awal.
METODE PERENCANAAN
Box underpass direncanakan dengan
menggunakan metode kekuatan batas
(ultimate design). Metode ini dipilih dengan
pertimbangan untuk menghidari perbedaan
yang tidak diinginkan pada beban,
menghidari ketidaktepatan perkiraan
pengaruh pembebanan, serta menghindari
jika terjadi perbedaan ketepatan dimensi pada
saat pelaksanaan. Adapun tahapan-tahapan
yang dilakukan dalam perancangan box
underpass ini digambarkan pada diagram alir
seperti yang tergambar pada gambar 1.
4
Gambar 1 Diagram Alir Perancangan Box
Underpass
ANALISIS
Berikut adalah denah lokasi dari box
underpass dan potongan dari box underpass
yang akan di analasis pada bab ini. denah
lokasi bisa dilihat pada gambar 2. Sedangkan
potongan box underpass bisa dilihat pada
gambar 3.
Gambar 2 Denah Lokasi Box Underpass
`
Gambar 3 Potongan Struktur Box Underpass
Struktur box underpass dimodelkan
sebagai suatu box dua dimensi, dengan
ukuran as ke as dari box underpass.
Pemodelan box underpass dapat dilihat pada
gambar 4.
Gambar 4Pemodelan Struktur Box
Underpass
Pembebanan
Kombinasi Pembebanan 1
1. Berat Sendiri
MSQ = 15 1,3 = 19,5 kN/m
MSP = 94,65 1,3 = 123,045 kN
2. Beban Mati Tambahan
MAQ = 35,544 2 = 67,088 kN/m
3. Beban Truk
TT1Q = 30 1,8 = 54 kN/m
TT2Q = 135 1,8 = 243 kN/m
4. Gaya Rem
TBT = 3,993 1,8 = 7,182 kN
5. Tekanan Tanah
TA atasQ = 19,504 1,25 = 24,375 kN/m
TA2Q = 26,789 1,25 = 36,575 kN/m
TA3Q = 27,673 1,25 = 33,488 kN/m
TA dasarQ = 106,501 1,25 = 133,125 kN/m
6. Beban Angin
EWQ = 1,008 1,2 = 1,2096 kN/m
7. Beban Pada Bagian Bawah Box
Underpass
Gaya ke bawah
TTP = 112,5 1,8 = 202,5 kN
MAQ = 6,160 2 = 12,320 kN/m
Gaya ke atas
BASEQ = 338,703 kN/m
Untuk lebih jelasnya, pembebanan untuk
kombinasi 1 bisa dilihat pada gambar 5.
5
Gambar 5 Beban Untuk Kombinasi 1
Kombinasi Pembebanan 2
1. Berat Sendiri
MSQ = 15 1,3 = 19,5 kN/m
MSP = 94,65 1,3 = 123,045 kN
2. Beban Mati Tambahan
MSQ = 35,544 2 = 67,088 kN/m
3. Beban Truk
TT1Q = 30 1,8 = 54 kN/m
TT2Q = 135 1,8 = 243 kN/m
4. Gaya Rem
TBT = 3,993 1,8 = 7,182 kN
5. Tekanan Tanah
TA atasQ = 19,504 1,25 = 24,375 kN/m
TA2Q = 26,789 1,25 = 36,575 kN/m
TA3Q = 27,673 1,25 = 33,488 kN/m
TA dasarQ = 106,501 1,25 = 133,125 kN/m
6. Beban Pada Bagian Bawah Box
Underpass
Gaya ke bawah
TTP = 112,5 1,8 = 202,5 kN
MAQ = 6,160 2 = 12,320 kN/m
Gaya ke atas
BASEQ = 338,003 kN/m
Untuk lebih jelasnya, pembebanan untuk
kombinasi 2 bisa dilihat pada gambar 6.
Gambar 6 Beban Untuk Kombinasi 2
Kombinasi Pembebanan 3
1. Berat Sendiri
MSQ = 15 1,3 = 19,5 kN/m
MSP = 94,65 1,3 = 123,045 kN
2. Beban Mati Tambahan
MSQ = 35,544 2 = 67,088 kN/m
3. Beban Truk
TT1Q = 30 1,8 = 54 kN/m
TT2Q = 135 1,8 = 243 kN/m
4. Tekanan Tanah
TA atasQ = 19,504 1,25 = 24,375 kN/m
TA2Q = 26,789 1,25 = 36,575 kN/m
TA3Q = 27,673 1,25 = 33,488 kN/m
TA dasarQ = 106,501 1,25 = 133,125 kN/m
5. Gaya Gempa
EQT = 69,517 1,0 = 69,517 kN
6. Tekanan Tanah Dinamis Akibat Gaya
Gempa
EQQ = 24,614 1,0 = 24,614 kN/m
7. Beban Pada Bagian Bawah Box
Underpass
Gaya ke bawah
TTP = 112,5 1,8 = 202,5 kN
MAQ = 6,160 2 = 12,320 kN/m
Gaya ke atas
BASEQ = 338,003 kN/m
Untuk lebih jelasnya, pembebanan untuk
kombinasi 3 bisa dilihat pada gambar 7.
6
Gambar 7 Beban Untuk Kombinasi 3
Analisis Struktur
Struktur dianalisis dengan menggunakan
metode distribusi momen. Hasil Perhitungan
analisis strukturnya bisa dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Nilai Maksimum/Minimum dari 3 Kombinasi
A B C D
AD AB BA BC CB CD DC DA
Reaksi
Komb. 1 1080,897 303,193 169,638 854,637 881,831 174,618 298,213 1079,184
Komb. 2 1077,708 303,236 169,595 850,786 879,392 174,575 298,256 1076,010
Komb. 3 1099,319 347,806 202,670 829,174 901,004 250,874 299,602 1054,399
Maks/Min 1099,319 347,806 202,670 854,637 901,004 250,874 299,602 1079,184
Momen
Komb. 1 -956,686 956,686 -1000,903 1000,903 -1038,428 1038,428 -948,893 948,893
Komb. 2 -953,854 953,854 -997,680 997,680 -1035,277 1035,277 -946,133 946,133
Komb. 3 -1067,372 1067,372 -917,597 917,597 -1151,861 1151,861 -862,984 862,984
Maks/Min -1067,372 1067,372 -1000,903 1000,903 -1151,861 1151,861 -948,893 948,893
Penulangan Pelat Lantai Atas
Luas tulangan pokok ditentukan dengan
memilih nilai yang terbesar dari tiga pilihan
berikut.
1. c
s
y
0,85 f ' a b
A =
f
2
0,85 41,5 111,662 1000
=
392
= 10048,159 mm
2. c
s
y
f '
A = b d
4f
41,5
= 1000 507
4 392
= 2082,984 mm
3. s
y
1,4
A = b d
f
2
1,4
= 1000 507
392
= 1810,714 mm
Dari ketiga nilai diatas, dipilih yang
terbesar. Maka dipilih nilai luas tulangan
sebesar 10048,159 mm2
. Karena tulangan
rangkap, maka dipakai luas tulangan
5024,080mm2
Tulangan pokok yang
digunakan adalah tulangan ulir dengan
diameter 40. Maka jarak antar tulangannya
bisa dihitung sebagai berikut.
7
2
s
2
1 π D b
4s
A
1 3,14 36 1000
4
5024,080
202,496 mm
Dipilih jarak tulangan sebesar 200 mm.
Maka tulangan pokok yang digunakan pada
pelat lantai atas adalah D36 – 200.
Luas tulangan bagi yang dibutuhkan
yaitu sebesar 20% dari luas tulangan pokok.
Maka luas tulangan bagi di dapat sebagai
berikut.
s,b s
2
A = 20% A
= 20% 5024,080
= 1004,820 mm
Syarat luas tulangan bagi As,b untuk nilai
300 MPa < fy< 400 MPa adalah sebagai
berikut.
s,b
2
A 0,0018 b h
0,0018 1000 600
1080 mm
Karena nilai luas tulangan bagi As,b yang
dihitung lebih kecil dari yang disyaratkan,
maka digunakan luas tulangan bagi yang
disyaratkan. Tulangan bagi yang digunakan
adalah tulangan ulir dengan diameter 22.
Maka jarak antar tulangannya bisa dihitung
sebagai berikut.
2
s
2
1 π D b
4s
A
1 3,14 22 1000
4
1080
351,796 mm
Dipilih jarak tulangan sebesar 300 mm.
Maka tulangan bagi yang digunakan pada
pelat lantai atas adalah D22 – 300.
Penulangan Pelat Lantai Pondasi
Pertama, melakukan perhitungan daya
dukung tanah dengan menggunakan metode
Terzaghi dan Tomlinson yang menggunakan
data-data dari pengujian laboratorium.Untuk
menghitung daya dukung dengan
menggunakan metode ini dibutuhkan
beberapa faktor daya dukung yang dapat
dihitung sesuai dengan persamaan sebagai
berikut.
cN = 228 + 4,3 / 40 -
= 228 + 4,3 9 / 40 - 9
= 8,603
qN = 40 + 5 / 40 -
= 40 + 5 9 / 40 - 9
= 2,742
cN = 6 / 40 -
= 6 9 / 40 - 9
= 1,742
Dari faktor daya dukung di atas, maka
didapat nilai daya dukung ultimit sesuai
dengan persamaan sebagai berikut.
ult c q γ
3
q = 1,3 C N + γ Z N + 0,5 γ L N
= 843,803kN/m
Dari dua metode di atas, dipilih nilai
daya dukung tanah yang paling kecil. Maka
dipilih nilai daya dukung tanah sebesar
843,803 kN/m2
. Wilayah studi berada di
Cibubur, Jakarta. Maka dugunakan faktor
keamanannya adalah 2,5. Maka didapatkan
nilai daya dukung tanah sebagai berikut.
a ult
2
q = q /2,5
=843,803/2,5
= 340,949 kN/m
Sebelumnya sudah disebutkan bahwa
gaya yang terjadi pada bagian bawah pondasi
(QBASE) adalah sebesar 338,703 kN/m untuk
bentang tiap meter nya. Jadi dapat ditulis
QBASE menjadi 338,703 kN/m2
. Nilai QBASE
ini dikontrol dengan nilai qa. Maka didapat
8
QBASE< qa. Maka dimensi pelat pondasi aman
dan sudah cukup untuk digunakan.
Luas tulangan pokok ditentukan dengan
memilih nilai yang terbesar dari tiga pilihan
berikut.
1. c
s
y
0,85 f ' a b
A =
f
2
0,85 41,5 87,767 1000
=
392
= 7897,912 mm
2. c
s
y
f '
A = b d
4f
41,5
= 1000 507
4 392
= 2082,984 mm
3. s
y
1,4
A = b d
f
2
1,4
= 1000 507
392
= 1810,714 mm
Dari ketiga nilai diatas, dipilih yang
terbesar. Maka dipilih nilai luas tulangan
sebesar 7897,912 mm2
. Dipakai luas
tulangan sebesar 3948,956 mm2
. Tulangan
pokok yang digunakan adalah tulangan ulir
dengan diameter 36. Maka jarak antar
tulangannya bisa dihitung sebagai berikut.
2
s
2
1 π D b
4s
A
1 3,14 36 1000
4
3948,956
2567,673 mm
Dipilih jarak tulangan sebesar 250 mm.
Maka tulangan pokok yang digunakan pada
pelat lantai pondasi adalah D36 – 250.
Luas tulangan bagi yang dibutuhkan
yaitu sebesar 20% dari luas tulangan pokok.
Maka luas tulangan bagi di dapat sebagai
berikut.
s,b s
2
A = 20% A
= 20% 3948,956
= 789,791 mm
Syarat luas tulangan bagi As,b untuk nilai
300 MPa < fy< 400 MPa adalah sebagai
berikut.
s,b
2
A 0,0018 b h
0,0018 1000 600
1080 mm
Karena nilai luas tulangan bagi As,b yang
dihitung lebih kecil dari yang disyaratkan,
maka digunakan luas tulangan bagi yang
disyaratkan. Tulangan bagi yang digunakan
adalah tulangan ulir dengan diameter 22.
Maka jarak antar tulangannya bisa dihitung
sebagai berikut.
2
s
2
1 π D b
4s
A
1 3,14 22 1000
4
1080
351,796 mm
Dipilih jarak tulangan sebesar 350 mm.
Maka tulangan bagi yang digunakan pada
pelat lantai pondasi adalah D22 – 350.
Penulangan Pelat Dinding
Luas tulangan pokok ditentukan dengan
memilih nilai yang terbesar dari tiga pilihan
berikut.
1. c
s
y
0,85 f ' a b
A =
f
2
0,85 41,5 82,368 1000
=
392
= 7412,103 mm
2. c
s
y
f '
A = b d
4f
41,5
= 1000 509
4 392
= 2091,201 mm
9
3. s
y
1,4
A = b d
4f
2
1,4
= 1000 509
4 392
= 1817,857 mm
Dari ketiga nilai diatas, dipilih yang
terbesar. Maka dipilih nilai luas tulangan
sebesar 7412,103mm2
. Luas tulangan ini
adalah luas tulangan total. Sedangkan luas
tulangan tarik nilainya sama dengan luas
tulangan tekan yaitu sebagai berikut.
s
1 2
2
A
A = A =
2
7412,103
=
2
= 3706,051 mm
Tulangan pokok yang digunakan adalah
tulangan ulir dengan diameter 32. Maka jarak
antar tulangannya bisa dihitung sebagai
berikut.
2
s
2
1 π D b
4s
A
1 3,14 32 1000
4
3706,051
216,899 mm
Dipilih jarak tulangan sebesar 200 mm.
Maka tulangan pokok yang digunakan pada
pelat dinding adalah D32 – 200.
Luas tulangan bagi yang dibutuhkan
yaitu sebesar 20% dari luas tulangan pokok.
Maka luas tulangan bagi di dapat sebagai
berikut.
s,b s
2
A = 20% A
= 20% 7412,103
= 1482,421 mm
Syarat luas tulangan bagi As,b untuk nilai
300 MPa < fy< 400 MPa adalah sebagai
berikut.
s,b
2
A 0,0018 b h
0,0018 1000 600
1080 mm
Karena nilai luas tulangan bagi As,b yang
dihitung lebih besar dari yang disyaratkan,
maka digunakan luas tulangan bagi hasil
hitungan.
s
1,b 2,b
2
A
A = A =
2
1482,421
=
2
= 741,210 mm
Tulangan bagi yang digunakan adalah
tulangan ulir dengan diameter 19. Maka jarak
antar tulangannya bisa dihitung sebagai
berikut.
2
s
2
1 π D b
4s
A
1 3,14 19 1000
4
741,210
382,327 mm
Dipilih jarak tulangan sebesar 350 mm.
Maka tulangan bagi yang digunakan pada
pelat lantai pondasi adalah D19 – 350.
tulangan geser minimal dengan luas per
meter panjang bisa dihitung sebagai berikut.
1. v,u
y
b S
A =
3 f
2
1000 1000
=
3 392
= 850,340 mm
2. c
v,u
y
75 f ' b S
A =
1200 f
2
75 41,5 1000 1000
=
1200 392
= 1027,112 mm
Dari kedua nilai diatas, dipilih yang
terbesar. Maka dipilih nilai luas tulangan
sebesar 1027,112 mm2
. Tulangan geser yang
10
digunakan adalah tulangan ulir dengan
diameter 19. Maka jarak antar tulangannya
bisa dihitung sebagai berikut.
2
s
2
1 π D b
4s
A
1 3,14 19 1000
4
1027,112
551,809 mm
Ada syarat khusus untuk jarak tulangan
geser, yaitu harus memenuhi syarat seperti
berikut.
1. Pasal 9.6.3, sn ≥ 1,5.dp ; sn ≥ 1,5.19 ; sn ≥
28,5
dan sn ≥ 40 mm
2. Pasal 9.10.5.2, s ≤ 16.D ; s ≤ 16.32 ; s ≤
512
Dan s ≤ 48.dp ; s ≤ 48.19 ; s ≤ 912
Dari hasil perhitungan dan syarat di atas,
maka dipilih jarak tulangan sebesar 500 mm.
Maka tulangan geser yang digunakan pada
pelat dinding adalah D19 – 500.
Kontrol Defleksi
Defleksi jangka panjang dihitung sesuai
dengan sebagai berikut.
LT L D t LSΔ = Δ + λ Δ + λ Δ
= 0,593+1,248 0,362+1,248 0,339
= 1,468 in
Syarat defleksinya sebagai berikut.
L
> 240
Δ
, maka
358,268
> 240
1,468
244,026 > 240
Nilai defleksi sesuai dengan yang
disyaratkan. Jadi dimensi pelat yang
digunakan aman.
Kontrol Retak Maksimum
Maka lebar retak maksimum bisa
dihitung sebagai berikut.
3
maks s c
3
w = 0,076βf d A
= 0,076 1,320 34191,024 3,661 7,910
= 0,0105 in
Besar lebar retak maksimum ini
memiliki batasan seperti yang disebutkan
pada tabel 2.5. untuk box underpass, syarat
lebar retak yang diizinkan adalah 0,012 in.
Maka wmaks< 0,012. Jadi dimensi retak
maksimum masih masuk batas toleransi.
Gambar Penulangan
Gambar 8 Penulangan Pelat Lantai Atas
Gambar 9 Penulangan Pelat Dinding
11
Gambar 10 Penulangan Pelat Lantai Pondasi
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang telah
dilakukan, maka didapatkan kesimpulan
sebagai berikut.
1. Box underpass dirancang dengan
menggunakan beton mutu K – 500, dan
baja tulangan yang digunakan adalah
mutu baja BjTD 40.
2. Dimensi box underpass yang dirancang
adalah masing – masing setebal 60 cm
untuk pelat lantai atas, pelat lantai
pondasi, dan pelat dinding.
3. Pada pelat lantai atas, tulangan pokok
yang digunakan adalah D36 - 200.
Tulangan bagi yang digunakan adalah
D22 – 300.
4. Pada pelat lantai pondasi, tulangan
pokok yang digunakan adalah D36 - 250.
Tulangan bagi yang digunakan adalah
D22 – 350.
5. Pada pelat dinding, tulangan pokok yang
digunakan adalah D32 - 200. Tulangan
bagi yang digunakan adalah D19 – 350.
Sedangkan tulangan geser yang
digunakan adalah D19 – 500.
6. Dari kontrol defleksi didapatkan nilai
L
Δ
sebesar 244,026. Nilai ini telah
melewati batas minimal yang
disyaratkan yaitu 240.
7. Dari kontrol retak lentur, didapatkan
lebar retak maksimum sebesar 0,0105 in.
Nilai ini lebih kecil dari batas maksimal
yang disyaratkan yaitu 0,012 in.
REFERENSI
1. Asroni, Ali. Balok Pelat Beton
Bertulang. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010.
2. Asroni, Ali. Kolom Fondasi & Balok T
Beton Bertulang. Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2010.
3. Badan Standar Nasional. 2002. Baja
Tulangan Beton. SNI 07-2052-2002 .
4. Badan Standar Nasional. 2002. Tata
Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung. SNI 03-2847-2002.
5. Badan Standar Nasional. 2005.
Pembebanan Untuk Jembatan. RSNI T-
02-2005.
6. Badan Standar Nasional. 2010. Tata
Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
Untuk Struktur Bangunan Gedung dan
Non Gedung. RSNI3 03-1726-2010.
7. Cook, Ronald A. 2002. Design Live
Loads on Box Culvert. University of
Florida
8. Iqbal, Agus. Dasar-dasar Perencanaan
Jembatan Beton Bertulang. Jakarta: PT.
Mediataman Saptakarya, 1995.
9. Nawy, Edward G. Beton Bertulang
Suatu Pendekatan Dasar. New Jersey:
Universitas Negeri New Jersey, 1998.

More Related Content

What's hot

Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10Muhammad Umari
 
Handout mer iv d iii
Handout mer iv d iiiHandout mer iv d iii
Handout mer iv d iiiJunaida Wally
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiAyu Fatimah Zahra
 
Tabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaTabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaYusrizal Mahendra
 
Sand cone test (Tes Kepadatan Tanah di Lapangan)
Sand cone test (Tes Kepadatan Tanah di Lapangan)Sand cone test (Tes Kepadatan Tanah di Lapangan)
Sand cone test (Tes Kepadatan Tanah di Lapangan)Angga Nugraha
 
Struktur statis tak tentu pengantar
Struktur statis tak tentu pengantarStruktur statis tak tentu pengantar
Struktur statis tak tentu pengantarMOSES HADUN
 
Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10noussevarenna
 
contoh soal menghitung momen ultimate pada balok
contoh soal menghitung momen ultimate pada balokcontoh soal menghitung momen ultimate pada balok
contoh soal menghitung momen ultimate pada balokShaleh Afif Hasibuan
 
Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)wildan grenadi
 
Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingGraham Atmadja
 
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2Aryo Bimantoro
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Harsanty Seran
 
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012فهرودين سفي
 
05 momen inersia 2
05   momen inersia 205   momen inersia 2
05 momen inersia 2tekpal14
 

What's hot (20)

Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10
 
Handout mer iv d iii
Handout mer iv d iiiHandout mer iv d iii
Handout mer iv d iii
 
Metode cross
Metode crossMetode cross
Metode cross
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
Tabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaTabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi Baja
 
Sand cone test (Tes Kepadatan Tanah di Lapangan)
Sand cone test (Tes Kepadatan Tanah di Lapangan)Sand cone test (Tes Kepadatan Tanah di Lapangan)
Sand cone test (Tes Kepadatan Tanah di Lapangan)
 
Struktur statis tak tentu pengantar
Struktur statis tak tentu pengantarStruktur statis tak tentu pengantar
Struktur statis tak tentu pengantar
 
KERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASIKERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASI
 
Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10
 
contoh soal menghitung momen ultimate pada balok
contoh soal menghitung momen ultimate pada balokcontoh soal menghitung momen ultimate pada balok
contoh soal menghitung momen ultimate pada balok
 
2. pci girder
2. pci girder2. pci girder
2. pci girder
 
Tabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfdTabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfd
 
pelat sni 2013
pelat sni 2013pelat sni 2013
pelat sni 2013
 
Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)
 
Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gording
 
Preliminary design kel. 3revisi
Preliminary design kel. 3revisiPreliminary design kel. 3revisi
Preliminary design kel. 3revisi
 
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
 
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
 
05 momen inersia 2
05   momen inersia 205   momen inersia 2
05 momen inersia 2
 

Viewers also liked

Petunjuk pi 2013_mi
Petunjuk pi 2013_miPetunjuk pi 2013_mi
Petunjuk pi 2013_mitriono_
 
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesPerkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesrakesword
 
26 ars nina nurdiani_pondasi tiang pancang_ok
26 ars nina nurdiani_pondasi tiang pancang_ok26 ars nina nurdiani_pondasi tiang pancang_ok
26 ars nina nurdiani_pondasi tiang pancang_okgamtek sipil
 
paper underground mining
paper underground miningpaper underground mining
paper underground miningheny novi
 
Manual Pesain Perkerasan
Manual Pesain PerkerasanManual Pesain Perkerasan
Manual Pesain PerkerasanWSKT
 
Perencaan Tebal Perkerasan Jalan Raya
Perencaan Tebal Perkerasan Jalan RayaPerencaan Tebal Perkerasan Jalan Raya
Perencaan Tebal Perkerasan Jalan RayaAvivatun Niswah
 
Perkuatan geotextile di lahan gambut
Perkuatan geotextile di lahan gambutPerkuatan geotextile di lahan gambut
Perkuatan geotextile di lahan gambutOki Endrata Wijaya
 
METODE PELAKSANAAN DAN EVALUASI JALAN
METODE PELAKSANAAN DAN EVALUASI JALANMETODE PELAKSANAAN DAN EVALUASI JALAN
METODE PELAKSANAAN DAN EVALUASI JALANChay Chay
 
Tugas metode pelaksanaan konstruksi
Tugas metode pelaksanaan konstruksiTugas metode pelaksanaan konstruksi
Tugas metode pelaksanaan konstruksiarjuni rahman
 
Jurnal jembatan
Jurnal jembatan Jurnal jembatan
Jurnal jembatan E Sanjani
 
PerhitungaPERHITUNGAN NILAI PCI PADA JALAN TENTARA PELAJAR SURAKARTA TAHUN 20...
PerhitungaPERHITUNGAN NILAI PCI PADA JALAN TENTARA PELAJAR SURAKARTA TAHUN 20...PerhitungaPERHITUNGAN NILAI PCI PADA JALAN TENTARA PELAJAR SURAKARTA TAHUN 20...
PerhitungaPERHITUNGAN NILAI PCI PADA JALAN TENTARA PELAJAR SURAKARTA TAHUN 20...Arsyad Asli
 
Desain perkerasan jalan kelompok 5
Desain perkerasan jalan kelompok 5Desain perkerasan jalan kelompok 5
Desain perkerasan jalan kelompok 5Trisunan Pamungkas
 
Macam macam fondasi
Macam macam fondasiMacam macam fondasi
Macam macam fondasiKinza_com
 
Contoh metode pelaksanaan rehab jalan
Contoh metode pelaksanaan rehab jalanContoh metode pelaksanaan rehab jalan
Contoh metode pelaksanaan rehab jalanpt baranugraha
 
penggunaan geosintetik untuk konstruksi jalan
penggunaan geosintetik untuk konstruksi jalanpenggunaan geosintetik untuk konstruksi jalan
penggunaan geosintetik untuk konstruksi jalanrobert tuba
 

Viewers also liked (20)

Mt
MtMt
Mt
 
70 si-ta-2013
70 si-ta-201370 si-ta-2013
70 si-ta-2013
 
Petunjuk pi 2013_mi
Petunjuk pi 2013_miPetunjuk pi 2013_mi
Petunjuk pi 2013_mi
 
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesPerkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
 
26 ars nina nurdiani_pondasi tiang pancang_ok
26 ars nina nurdiani_pondasi tiang pancang_ok26 ars nina nurdiani_pondasi tiang pancang_ok
26 ars nina nurdiani_pondasi tiang pancang_ok
 
paper underground mining
paper underground miningpaper underground mining
paper underground mining
 
Manual Pesain Perkerasan
Manual Pesain PerkerasanManual Pesain Perkerasan
Manual Pesain Perkerasan
 
Metode Pelaksanaan
Metode PelaksanaanMetode Pelaksanaan
Metode Pelaksanaan
 
Perencaan Tebal Perkerasan Jalan Raya
Perencaan Tebal Perkerasan Jalan RayaPerencaan Tebal Perkerasan Jalan Raya
Perencaan Tebal Perkerasan Jalan Raya
 
Perkuatan geotextile di lahan gambut
Perkuatan geotextile di lahan gambutPerkuatan geotextile di lahan gambut
Perkuatan geotextile di lahan gambut
 
METODE PELAKSANAAN DAN EVALUASI JALAN
METODE PELAKSANAAN DAN EVALUASI JALANMETODE PELAKSANAAN DAN EVALUASI JALAN
METODE PELAKSANAAN DAN EVALUASI JALAN
 
mengenal pondasi
mengenal pondasi mengenal pondasi
mengenal pondasi
 
Tugas metode pelaksanaan konstruksi
Tugas metode pelaksanaan konstruksiTugas metode pelaksanaan konstruksi
Tugas metode pelaksanaan konstruksi
 
Jurnal jembatan
Jurnal jembatan Jurnal jembatan
Jurnal jembatan
 
PerhitungaPERHITUNGAN NILAI PCI PADA JALAN TENTARA PELAJAR SURAKARTA TAHUN 20...
PerhitungaPERHITUNGAN NILAI PCI PADA JALAN TENTARA PELAJAR SURAKARTA TAHUN 20...PerhitungaPERHITUNGAN NILAI PCI PADA JALAN TENTARA PELAJAR SURAKARTA TAHUN 20...
PerhitungaPERHITUNGAN NILAI PCI PADA JALAN TENTARA PELAJAR SURAKARTA TAHUN 20...
 
Pondasi sumuran
Pondasi sumuranPondasi sumuran
Pondasi sumuran
 
Desain perkerasan jalan kelompok 5
Desain perkerasan jalan kelompok 5Desain perkerasan jalan kelompok 5
Desain perkerasan jalan kelompok 5
 
Macam macam fondasi
Macam macam fondasiMacam macam fondasi
Macam macam fondasi
 
Contoh metode pelaksanaan rehab jalan
Contoh metode pelaksanaan rehab jalanContoh metode pelaksanaan rehab jalan
Contoh metode pelaksanaan rehab jalan
 
penggunaan geosintetik untuk konstruksi jalan
penggunaan geosintetik untuk konstruksi jalanpenggunaan geosintetik untuk konstruksi jalan
penggunaan geosintetik untuk konstruksi jalan
 

Similar to DESAIN BOX UNDERPASS

perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatanFarid Thahura
 
Metode pelaksanaan konstruksi bangunan g
Metode pelaksanaan konstruksi bangunan gMetode pelaksanaan konstruksi bangunan g
Metode pelaksanaan konstruksi bangunan gMOSES HADUN
 
38621358 laporan-perhit-struktur-ruko-3lt-maryadi
38621358 laporan-perhit-struktur-ruko-3lt-maryadi38621358 laporan-perhit-struktur-ruko-3lt-maryadi
38621358 laporan-perhit-struktur-ruko-3lt-maryadiDeniyudi Jayaraya
 
Analisis pelaksanaan dan kekuatan pile cap tipe bp 20
Analisis  pelaksanaan  dan kekuatan  pile  cap  tipe  bp  20Analisis  pelaksanaan  dan kekuatan  pile  cap  tipe  bp  20
Analisis pelaksanaan dan kekuatan pile cap tipe bp 20Aan Kurniawan
 
Perhitungan awal dimensi.pptx
Perhitungan awal dimensi.pptxPerhitungan awal dimensi.pptx
Perhitungan awal dimensi.pptxJiescodalaJumadi
 
Tugas mk2 tgl 17 mei 2020 arbi ardli-kls B
Tugas mk2 tgl 17 mei 2020  arbi ardli-kls BTugas mk2 tgl 17 mei 2020  arbi ardli-kls B
Tugas mk2 tgl 17 mei 2020 arbi ardli-kls BArbiArdli
 
Seminar Hasil Presentation1
Seminar Hasil Presentation1Seminar Hasil Presentation1
Seminar Hasil Presentation1Ihsan Rabbani
 
Jurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaJurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaE Sanjani
 
Perilaku Beton Bertulang
Perilaku Beton BertulangPerilaku Beton Bertulang
Perilaku Beton BertulangSaiful Hadi
 
Pelatihan Metode Jacking Box Tunnel - alfin septya nugroho - 162109911.pptx
Pelatihan Metode Jacking Box Tunnel - alfin septya nugroho - 162109911.pptxPelatihan Metode Jacking Box Tunnel - alfin septya nugroho - 162109911.pptx
Pelatihan Metode Jacking Box Tunnel - alfin septya nugroho - 162109911.pptxRAlfinSeptyaNugroho
 
DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETON DI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROAD TIMUR, PEREM...
DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETONDI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROADTIMUR, PEREM...DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETONDI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROADTIMUR, PEREM...
DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETON DI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROAD TIMUR, PEREM...Debora Elluisa Manurung
 

Similar to DESAIN BOX UNDERPASS (20)

pondasi
pondasipondasi
pondasi
 
Struktur jembatan
Struktur jembatanStruktur jembatan
Struktur jembatan
 
Jurnal u ditch
Jurnal u ditchJurnal u ditch
Jurnal u ditch
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatan
 
Metode pelaksanaan konstruksi bangunan g
Metode pelaksanaan konstruksi bangunan gMetode pelaksanaan konstruksi bangunan g
Metode pelaksanaan konstruksi bangunan g
 
Laporan box 2 x 3
Laporan box 2 x 3Laporan box 2 x 3
Laporan box 2 x 3
 
38621358 laporan-perhit-struktur-ruko-3lt-maryadi
38621358 laporan-perhit-struktur-ruko-3lt-maryadi38621358 laporan-perhit-struktur-ruko-3lt-maryadi
38621358 laporan-perhit-struktur-ruko-3lt-maryadi
 
Analisis pelaksanaan dan kekuatan pile cap tipe bp 20
Analisis  pelaksanaan  dan kekuatan  pile  cap  tipe  bp  20Analisis  pelaksanaan  dan kekuatan  pile  cap  tipe  bp  20
Analisis pelaksanaan dan kekuatan pile cap tipe bp 20
 
Perhitungan awal dimensi.pptx
Perhitungan awal dimensi.pptxPerhitungan awal dimensi.pptx
Perhitungan awal dimensi.pptx
 
3600 5117-1-sm
3600 5117-1-sm3600 5117-1-sm
3600 5117-1-sm
 
Pondasi tiang pancang
Pondasi tiang pancangPondasi tiang pancang
Pondasi tiang pancang
 
Tugas mk2 tgl 17 mei 2020 arbi ardli-kls B
Tugas mk2 tgl 17 mei 2020  arbi ardli-kls BTugas mk2 tgl 17 mei 2020  arbi ardli-kls B
Tugas mk2 tgl 17 mei 2020 arbi ardli-kls B
 
Seminar Hasil Presentation1
Seminar Hasil Presentation1Seminar Hasil Presentation1
Seminar Hasil Presentation1
 
V4n2
V4n2V4n2
V4n2
 
skripsi.pdf
skripsi.pdfskripsi.pdf
skripsi.pdf
 
Jurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaJurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka baja
 
Perilaku Beton Bertulang
Perilaku Beton BertulangPerilaku Beton Bertulang
Perilaku Beton Bertulang
 
Pelatihan Metode Jacking Box Tunnel - alfin septya nugroho - 162109911.pptx
Pelatihan Metode Jacking Box Tunnel - alfin septya nugroho - 162109911.pptxPelatihan Metode Jacking Box Tunnel - alfin septya nugroho - 162109911.pptx
Pelatihan Metode Jacking Box Tunnel - alfin septya nugroho - 162109911.pptx
 
DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETON DI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROAD TIMUR, PEREM...
DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETONDI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROADTIMUR, PEREM...DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETONDI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROADTIMUR, PEREM...
DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETON DI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROAD TIMUR, PEREM...
 
Rekayasa Struktur Baja 2 (beban Pada Baja)
Rekayasa Struktur Baja 2 (beban Pada Baja)Rekayasa Struktur Baja 2 (beban Pada Baja)
Rekayasa Struktur Baja 2 (beban Pada Baja)
 

Recently uploaded

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 

Recently uploaded (6)

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 

DESAIN BOX UNDERPASS

  • 1. 1 PERANCANGAN BOX UNDERPASS DENGAN MENGGUNAKAN METODE KEKUATAN BATAS (ULTIMATE DESIGN) 1 Sigit Dwi Prasetyo Email: sigitdepe@gmail.com Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma, Jakarta 2 Sulardi Email: lardiardi@yahoo.com : ardi@staff.gunadarma.ac.ic Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma, Jakarta ABSTRAK: Karya Ilmiah box underpass bertujuan untuk merancang box underpass dan merancang beban jacking yang digunakan pada proses pemasangan box underpass. Metode yang digunakan dalam merancang box underpass ini adalah metode kekuatan batas (ultimate design). Box underpass dirancang dengan tebal 60 cm untuk pelat lantai atas, pelat lantai pondasi, dan pelat dinding. Bahan yang digunakan adalah beton mutu K-500 dan baja tulangan dengan mutu BjTD 40. Dalam karya ini, analisis struktur dilakukan dengan menggunakan metode distribusi momen. Gaya dalam yang didapat digunakan untuk menghitung penulangan dan kontrol serviceability. Pada pelat lantai atas, tulangan pokok yang digunakan adalah D36 – 200, sedangkan tulangan bagi yang digunakan adalah D22 – 300. Pada pelat lantai pondasi, tulangan pokok yang digunakan adalah D36 – 250, sedangkan tulangan bagi yang digunakan adalah D22 – 350. Pada pelat dinding, tulangan pokok yang digunakan adalah D32 – 200, tulangan bagi yang digunakan adalah D19 – 350, sedangkan tulangan geser yang digunakan adalah D19 – 500. Dari kontrol defleksi didapatkan nilai L/Δ sebesar 244,026. Dari kontrol retak lentur, didapatkan lebar retak maksimum sebesar 0,0105 in. Kata Kunci : Box Underpass, Beton, Penulangan, Beban Jacking ABSTRACT: This Sincetific work about box underpass design has a purpose to design box underpass and design jacking force for box underpass indtallation. The method of box underpass designing is ultimate design method. Box underpass designed for a 60 cm thick for top slab, foundation slab, and wall plates. And used K-500 quality of concrete, and BjTD 40 quality of reinforcement steel. In this case, structural analysis performed using moment distribution method. Moment, shear, and axial force is used to calculate the reinforcement and control of serviceability. For top slab, main bar used is D36 – 200, while support bar used is D22 – 300. For the foundation slab, main bar used is D36 - 250, while support bar used is D22 – 350. For the wall plate, the main bar used was D32 - 200, support bar used is D19 - 350, while the shear bar used is D19 - 500. From deflection control, L / Δ is 244,026. From flexural crack controls, crack width maximum is 0,0105 in. Keywords: Box Underpass, Concrete, Reinforcement
  • 2. 2 PENDAHULUAN Kebutuhan akan transportasi sangat besar. Apalagi di negara seperti Indonesia yang memiliki jumlah penduduk yang besar, pasti transportasi menjadi satu perhatian khusus. Tanpa adanya transportasi yang baik dan memadai, akan membuat mobilitas kota menjadi terhambat. Dan jika mobilitas sudah terhambat, akan berpengaruh pada sektor- sektor lain. Kendala yang paling besar pada transportasi di Indonesia, khususnya Jakarta adalah kemacetan. Faktor terbesar yang menyebabkan kemacetan ini adalah semakin banyaknya kendaraan namun tidak diimbangi dengan penambahan jumlah jalan, sehingga jalan yang ada tidak mampu menampung volume kendaraan yang ada. Ketidakmampuan ini membuat penumpukan di jalan, sehingga terjadi antrian kendaraan yang panjang atau biasa disebut sebagai kemacetan.Untuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukan alternatif jalan penghubung pada salah satu jalur tersebut. Alternatif yang dilakukan adalah membangun underpass. Tujuan penulisan dari tugas akhir ini adalah merancang box underpass dengan menggunakan metode kekuatan batas (ultimate design) Pada penulisan tugas akhir ini, pembahasan dibatasi pada: 1. Merancang desain box underpass. 2. Metode perhitungan yang digunakan adalah metode kekuatan batas (ultimate design). 3. Data yang digunakan merupakan data primer dari proyek pembangunan Box Underpass Cibubur. Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk merancang box underpass atau box culvert. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Ir. M. Noer Ilham., MT, Kazik Rassalski, serta B.N. Sinha. Untuk itu diperlukan penelitian lanjutan untuk melanjutkan atau merevisi penelitian yang sudah ada sebelumnya dengan standar- standar yang sudah diperbaharui. TINJAUAN PUSTAKA Underpass adalah jalan melintang di bawah jalan lain atau persilangan tidak sebidang dengan membuat terowongan di bawah muka tanah. Diperlukan konstruksi yang tepat dalam pelaksanaan jalan underpass. Konstruksi underpass merupakan suatu galian dengan konstruksi struktur penahan tanah dalam posisi vertikal. Sistem box tunnel / box underpass dipakai pada proyek underpass. (tekniksipil.blogspot.com, 2013) Box underpass adalah sebuah panel terowongan dengan ukuran tertentu sebagai tempat lewatnya kendaraan pada underpass. Box underpass ini harus kedap air dan kedap suara. Kedap air supaya air dari atas tidak merembes ke dalam box. Kedap suara supaya suara bising dari lalu lintas diatasnya tidak terdengar sampai ke dalam box. Pembebanan Suatu struktur bangunan, baik itu bangunan tinggi, jembatan, atau underpass sekalipun harus direncanakan untuk dapat memikul beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut, diantaranya beban gravitasi dan beban lateral. Beban gravitasi yang bekerja pada struktur meliputi beban mati dan beban hidup. Beban mati yang bekerja pada struktur diakibatkan oleh berat struktur sendiri serta berat tambahan seperti berat tanah diatas underpass. Sedangkan yang termasuk beban lateral adalah beban tanah dan beban gempa. Beban-beban yang dihitung dalam perancangan ini adalah berat sendiri, beban mati tambahan, beban lalu lintas, beban rem, tekanan tanah, beban angin, pengaruh temperatur, dan beban gempa. Peraturan pembebanan yang digunakan adalah RSNI T- 02-2005. Metode Kekuatan Batas Pada metode kekuatan batas (ultimate design), service loads diperbesar, dikalikan suatu faktor beban dengan maksud untuk
  • 3. 3 memperhitungkan terjadinya beban pada saat keruntuhan telah diambang pintu. Kemudian dengan menggunakan beban kerja yang sudah diperbesar (beban terfaktor) tersebut, struktur direncana sedemikian sehingga didapat nilai kuat guna pada saat runtuh yang besarnya kira-kira lebih kecil sedikit dari kuat batas runtuh sesungguhnya. Kekuatan pada saat runtuh tersebut dinamakan kuat ultimit dan beban yang bekerja pada atau dekat dengan saat runtuh dinamakan beban ultimit. (Edi Kurniadi, 2012) Analisis Struktur Konvensional Analisis struktur konvensional atau manual adalah analisis struktur tanpa menggunakan bantuan program komputer. Secara umum, analisis ini dibagi menjadi 2 tahap, yaitu : 1. Analisis struktur. 2. Analisis desain penampang sesuai bahan yang direncanakan seperti baja, beton, kayu atau yang lain. Analisis struktur sendiri bisa menggunakan berbagai metode misalnya Clayperon, Cross, Takabeya, Mutoh, Matrix, dan lain-lain. Secara garis besar, semua metode dalam analisis struktur tersebut melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Menentukan geometri model struktur. 2. Menetapkan beban yang bekerja pada model struktur. 3. Menentukan angka kekakuan berdasarkan pada modulus elastisitas (E) bahan dan momen inersia (I) yang tergantung dari ukuran dan posisi penampang. 4. Menghitung momen primer. 5. Analisis struktur dengan metode tertentu. 6. Menghitung momen maksimum. 7. Menggambarkan bidang momen, geser dan aksial. Salah satu kelemahan dari perancangan struktur secara konvensional adalah banyaknya hal yang harus dilakukan dengan ketelitian tinggi melalui perhitungan yang cukup rumit terutama pada bagian analisis struktur meskipun sudah diambil beberapa penyederhanaan. Banyaknya tahapan ini akan menghabiskan waktu yang lama juga melelahkan sehingga menjadi rawan kesalahan (human error). Semakin rumit model struktur, semakin rumit pula analisis strukturnya, sehingga semakin banyak pula waktu, konsentrasi, tenaga yang dibutuhkan. Selain itu jika ada perubahan nilai koefisien, perubahan nilai beban misalnya, maka perhitungan harus diulang lagi dari awal. METODE PERENCANAAN Box underpass direncanakan dengan menggunakan metode kekuatan batas (ultimate design). Metode ini dipilih dengan pertimbangan untuk menghidari perbedaan yang tidak diinginkan pada beban, menghidari ketidaktepatan perkiraan pengaruh pembebanan, serta menghindari jika terjadi perbedaan ketepatan dimensi pada saat pelaksanaan. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam perancangan box underpass ini digambarkan pada diagram alir seperti yang tergambar pada gambar 1.
  • 4. 4 Gambar 1 Diagram Alir Perancangan Box Underpass ANALISIS Berikut adalah denah lokasi dari box underpass dan potongan dari box underpass yang akan di analasis pada bab ini. denah lokasi bisa dilihat pada gambar 2. Sedangkan potongan box underpass bisa dilihat pada gambar 3. Gambar 2 Denah Lokasi Box Underpass ` Gambar 3 Potongan Struktur Box Underpass Struktur box underpass dimodelkan sebagai suatu box dua dimensi, dengan ukuran as ke as dari box underpass. Pemodelan box underpass dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 4Pemodelan Struktur Box Underpass Pembebanan Kombinasi Pembebanan 1 1. Berat Sendiri MSQ = 15 1,3 = 19,5 kN/m MSP = 94,65 1,3 = 123,045 kN 2. Beban Mati Tambahan MAQ = 35,544 2 = 67,088 kN/m 3. Beban Truk TT1Q = 30 1,8 = 54 kN/m TT2Q = 135 1,8 = 243 kN/m 4. Gaya Rem TBT = 3,993 1,8 = 7,182 kN 5. Tekanan Tanah TA atasQ = 19,504 1,25 = 24,375 kN/m TA2Q = 26,789 1,25 = 36,575 kN/m TA3Q = 27,673 1,25 = 33,488 kN/m TA dasarQ = 106,501 1,25 = 133,125 kN/m 6. Beban Angin EWQ = 1,008 1,2 = 1,2096 kN/m 7. Beban Pada Bagian Bawah Box Underpass Gaya ke bawah TTP = 112,5 1,8 = 202,5 kN MAQ = 6,160 2 = 12,320 kN/m Gaya ke atas BASEQ = 338,703 kN/m Untuk lebih jelasnya, pembebanan untuk kombinasi 1 bisa dilihat pada gambar 5.
  • 5. 5 Gambar 5 Beban Untuk Kombinasi 1 Kombinasi Pembebanan 2 1. Berat Sendiri MSQ = 15 1,3 = 19,5 kN/m MSP = 94,65 1,3 = 123,045 kN 2. Beban Mati Tambahan MSQ = 35,544 2 = 67,088 kN/m 3. Beban Truk TT1Q = 30 1,8 = 54 kN/m TT2Q = 135 1,8 = 243 kN/m 4. Gaya Rem TBT = 3,993 1,8 = 7,182 kN 5. Tekanan Tanah TA atasQ = 19,504 1,25 = 24,375 kN/m TA2Q = 26,789 1,25 = 36,575 kN/m TA3Q = 27,673 1,25 = 33,488 kN/m TA dasarQ = 106,501 1,25 = 133,125 kN/m 6. Beban Pada Bagian Bawah Box Underpass Gaya ke bawah TTP = 112,5 1,8 = 202,5 kN MAQ = 6,160 2 = 12,320 kN/m Gaya ke atas BASEQ = 338,003 kN/m Untuk lebih jelasnya, pembebanan untuk kombinasi 2 bisa dilihat pada gambar 6. Gambar 6 Beban Untuk Kombinasi 2 Kombinasi Pembebanan 3 1. Berat Sendiri MSQ = 15 1,3 = 19,5 kN/m MSP = 94,65 1,3 = 123,045 kN 2. Beban Mati Tambahan MSQ = 35,544 2 = 67,088 kN/m 3. Beban Truk TT1Q = 30 1,8 = 54 kN/m TT2Q = 135 1,8 = 243 kN/m 4. Tekanan Tanah TA atasQ = 19,504 1,25 = 24,375 kN/m TA2Q = 26,789 1,25 = 36,575 kN/m TA3Q = 27,673 1,25 = 33,488 kN/m TA dasarQ = 106,501 1,25 = 133,125 kN/m 5. Gaya Gempa EQT = 69,517 1,0 = 69,517 kN 6. Tekanan Tanah Dinamis Akibat Gaya Gempa EQQ = 24,614 1,0 = 24,614 kN/m 7. Beban Pada Bagian Bawah Box Underpass Gaya ke bawah TTP = 112,5 1,8 = 202,5 kN MAQ = 6,160 2 = 12,320 kN/m Gaya ke atas BASEQ = 338,003 kN/m Untuk lebih jelasnya, pembebanan untuk kombinasi 3 bisa dilihat pada gambar 7.
  • 6. 6 Gambar 7 Beban Untuk Kombinasi 3 Analisis Struktur Struktur dianalisis dengan menggunakan metode distribusi momen. Hasil Perhitungan analisis strukturnya bisa dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Nilai Maksimum/Minimum dari 3 Kombinasi A B C D AD AB BA BC CB CD DC DA Reaksi Komb. 1 1080,897 303,193 169,638 854,637 881,831 174,618 298,213 1079,184 Komb. 2 1077,708 303,236 169,595 850,786 879,392 174,575 298,256 1076,010 Komb. 3 1099,319 347,806 202,670 829,174 901,004 250,874 299,602 1054,399 Maks/Min 1099,319 347,806 202,670 854,637 901,004 250,874 299,602 1079,184 Momen Komb. 1 -956,686 956,686 -1000,903 1000,903 -1038,428 1038,428 -948,893 948,893 Komb. 2 -953,854 953,854 -997,680 997,680 -1035,277 1035,277 -946,133 946,133 Komb. 3 -1067,372 1067,372 -917,597 917,597 -1151,861 1151,861 -862,984 862,984 Maks/Min -1067,372 1067,372 -1000,903 1000,903 -1151,861 1151,861 -948,893 948,893 Penulangan Pelat Lantai Atas Luas tulangan pokok ditentukan dengan memilih nilai yang terbesar dari tiga pilihan berikut. 1. c s y 0,85 f ' a b A = f 2 0,85 41,5 111,662 1000 = 392 = 10048,159 mm 2. c s y f ' A = b d 4f 41,5 = 1000 507 4 392 = 2082,984 mm 3. s y 1,4 A = b d f 2 1,4 = 1000 507 392 = 1810,714 mm Dari ketiga nilai diatas, dipilih yang terbesar. Maka dipilih nilai luas tulangan sebesar 10048,159 mm2 . Karena tulangan rangkap, maka dipakai luas tulangan 5024,080mm2 Tulangan pokok yang digunakan adalah tulangan ulir dengan diameter 40. Maka jarak antar tulangannya bisa dihitung sebagai berikut.
  • 7. 7 2 s 2 1 π D b 4s A 1 3,14 36 1000 4 5024,080 202,496 mm Dipilih jarak tulangan sebesar 200 mm. Maka tulangan pokok yang digunakan pada pelat lantai atas adalah D36 – 200. Luas tulangan bagi yang dibutuhkan yaitu sebesar 20% dari luas tulangan pokok. Maka luas tulangan bagi di dapat sebagai berikut. s,b s 2 A = 20% A = 20% 5024,080 = 1004,820 mm Syarat luas tulangan bagi As,b untuk nilai 300 MPa < fy< 400 MPa adalah sebagai berikut. s,b 2 A 0,0018 b h 0,0018 1000 600 1080 mm Karena nilai luas tulangan bagi As,b yang dihitung lebih kecil dari yang disyaratkan, maka digunakan luas tulangan bagi yang disyaratkan. Tulangan bagi yang digunakan adalah tulangan ulir dengan diameter 22. Maka jarak antar tulangannya bisa dihitung sebagai berikut. 2 s 2 1 π D b 4s A 1 3,14 22 1000 4 1080 351,796 mm Dipilih jarak tulangan sebesar 300 mm. Maka tulangan bagi yang digunakan pada pelat lantai atas adalah D22 – 300. Penulangan Pelat Lantai Pondasi Pertama, melakukan perhitungan daya dukung tanah dengan menggunakan metode Terzaghi dan Tomlinson yang menggunakan data-data dari pengujian laboratorium.Untuk menghitung daya dukung dengan menggunakan metode ini dibutuhkan beberapa faktor daya dukung yang dapat dihitung sesuai dengan persamaan sebagai berikut. cN = 228 + 4,3 / 40 - = 228 + 4,3 9 / 40 - 9 = 8,603 qN = 40 + 5 / 40 - = 40 + 5 9 / 40 - 9 = 2,742 cN = 6 / 40 - = 6 9 / 40 - 9 = 1,742 Dari faktor daya dukung di atas, maka didapat nilai daya dukung ultimit sesuai dengan persamaan sebagai berikut. ult c q γ 3 q = 1,3 C N + γ Z N + 0,5 γ L N = 843,803kN/m Dari dua metode di atas, dipilih nilai daya dukung tanah yang paling kecil. Maka dipilih nilai daya dukung tanah sebesar 843,803 kN/m2 . Wilayah studi berada di Cibubur, Jakarta. Maka dugunakan faktor keamanannya adalah 2,5. Maka didapatkan nilai daya dukung tanah sebagai berikut. a ult 2 q = q /2,5 =843,803/2,5 = 340,949 kN/m Sebelumnya sudah disebutkan bahwa gaya yang terjadi pada bagian bawah pondasi (QBASE) adalah sebesar 338,703 kN/m untuk bentang tiap meter nya. Jadi dapat ditulis QBASE menjadi 338,703 kN/m2 . Nilai QBASE ini dikontrol dengan nilai qa. Maka didapat
  • 8. 8 QBASE< qa. Maka dimensi pelat pondasi aman dan sudah cukup untuk digunakan. Luas tulangan pokok ditentukan dengan memilih nilai yang terbesar dari tiga pilihan berikut. 1. c s y 0,85 f ' a b A = f 2 0,85 41,5 87,767 1000 = 392 = 7897,912 mm 2. c s y f ' A = b d 4f 41,5 = 1000 507 4 392 = 2082,984 mm 3. s y 1,4 A = b d f 2 1,4 = 1000 507 392 = 1810,714 mm Dari ketiga nilai diatas, dipilih yang terbesar. Maka dipilih nilai luas tulangan sebesar 7897,912 mm2 . Dipakai luas tulangan sebesar 3948,956 mm2 . Tulangan pokok yang digunakan adalah tulangan ulir dengan diameter 36. Maka jarak antar tulangannya bisa dihitung sebagai berikut. 2 s 2 1 π D b 4s A 1 3,14 36 1000 4 3948,956 2567,673 mm Dipilih jarak tulangan sebesar 250 mm. Maka tulangan pokok yang digunakan pada pelat lantai pondasi adalah D36 – 250. Luas tulangan bagi yang dibutuhkan yaitu sebesar 20% dari luas tulangan pokok. Maka luas tulangan bagi di dapat sebagai berikut. s,b s 2 A = 20% A = 20% 3948,956 = 789,791 mm Syarat luas tulangan bagi As,b untuk nilai 300 MPa < fy< 400 MPa adalah sebagai berikut. s,b 2 A 0,0018 b h 0,0018 1000 600 1080 mm Karena nilai luas tulangan bagi As,b yang dihitung lebih kecil dari yang disyaratkan, maka digunakan luas tulangan bagi yang disyaratkan. Tulangan bagi yang digunakan adalah tulangan ulir dengan diameter 22. Maka jarak antar tulangannya bisa dihitung sebagai berikut. 2 s 2 1 π D b 4s A 1 3,14 22 1000 4 1080 351,796 mm Dipilih jarak tulangan sebesar 350 mm. Maka tulangan bagi yang digunakan pada pelat lantai pondasi adalah D22 – 350. Penulangan Pelat Dinding Luas tulangan pokok ditentukan dengan memilih nilai yang terbesar dari tiga pilihan berikut. 1. c s y 0,85 f ' a b A = f 2 0,85 41,5 82,368 1000 = 392 = 7412,103 mm 2. c s y f ' A = b d 4f 41,5 = 1000 509 4 392 = 2091,201 mm
  • 9. 9 3. s y 1,4 A = b d 4f 2 1,4 = 1000 509 4 392 = 1817,857 mm Dari ketiga nilai diatas, dipilih yang terbesar. Maka dipilih nilai luas tulangan sebesar 7412,103mm2 . Luas tulangan ini adalah luas tulangan total. Sedangkan luas tulangan tarik nilainya sama dengan luas tulangan tekan yaitu sebagai berikut. s 1 2 2 A A = A = 2 7412,103 = 2 = 3706,051 mm Tulangan pokok yang digunakan adalah tulangan ulir dengan diameter 32. Maka jarak antar tulangannya bisa dihitung sebagai berikut. 2 s 2 1 π D b 4s A 1 3,14 32 1000 4 3706,051 216,899 mm Dipilih jarak tulangan sebesar 200 mm. Maka tulangan pokok yang digunakan pada pelat dinding adalah D32 – 200. Luas tulangan bagi yang dibutuhkan yaitu sebesar 20% dari luas tulangan pokok. Maka luas tulangan bagi di dapat sebagai berikut. s,b s 2 A = 20% A = 20% 7412,103 = 1482,421 mm Syarat luas tulangan bagi As,b untuk nilai 300 MPa < fy< 400 MPa adalah sebagai berikut. s,b 2 A 0,0018 b h 0,0018 1000 600 1080 mm Karena nilai luas tulangan bagi As,b yang dihitung lebih besar dari yang disyaratkan, maka digunakan luas tulangan bagi hasil hitungan. s 1,b 2,b 2 A A = A = 2 1482,421 = 2 = 741,210 mm Tulangan bagi yang digunakan adalah tulangan ulir dengan diameter 19. Maka jarak antar tulangannya bisa dihitung sebagai berikut. 2 s 2 1 π D b 4s A 1 3,14 19 1000 4 741,210 382,327 mm Dipilih jarak tulangan sebesar 350 mm. Maka tulangan bagi yang digunakan pada pelat lantai pondasi adalah D19 – 350. tulangan geser minimal dengan luas per meter panjang bisa dihitung sebagai berikut. 1. v,u y b S A = 3 f 2 1000 1000 = 3 392 = 850,340 mm 2. c v,u y 75 f ' b S A = 1200 f 2 75 41,5 1000 1000 = 1200 392 = 1027,112 mm Dari kedua nilai diatas, dipilih yang terbesar. Maka dipilih nilai luas tulangan sebesar 1027,112 mm2 . Tulangan geser yang
  • 10. 10 digunakan adalah tulangan ulir dengan diameter 19. Maka jarak antar tulangannya bisa dihitung sebagai berikut. 2 s 2 1 π D b 4s A 1 3,14 19 1000 4 1027,112 551,809 mm Ada syarat khusus untuk jarak tulangan geser, yaitu harus memenuhi syarat seperti berikut. 1. Pasal 9.6.3, sn ≥ 1,5.dp ; sn ≥ 1,5.19 ; sn ≥ 28,5 dan sn ≥ 40 mm 2. Pasal 9.10.5.2, s ≤ 16.D ; s ≤ 16.32 ; s ≤ 512 Dan s ≤ 48.dp ; s ≤ 48.19 ; s ≤ 912 Dari hasil perhitungan dan syarat di atas, maka dipilih jarak tulangan sebesar 500 mm. Maka tulangan geser yang digunakan pada pelat dinding adalah D19 – 500. Kontrol Defleksi Defleksi jangka panjang dihitung sesuai dengan sebagai berikut. LT L D t LSΔ = Δ + λ Δ + λ Δ = 0,593+1,248 0,362+1,248 0,339 = 1,468 in Syarat defleksinya sebagai berikut. L > 240 Δ , maka 358,268 > 240 1,468 244,026 > 240 Nilai defleksi sesuai dengan yang disyaratkan. Jadi dimensi pelat yang digunakan aman. Kontrol Retak Maksimum Maka lebar retak maksimum bisa dihitung sebagai berikut. 3 maks s c 3 w = 0,076βf d A = 0,076 1,320 34191,024 3,661 7,910 = 0,0105 in Besar lebar retak maksimum ini memiliki batasan seperti yang disebutkan pada tabel 2.5. untuk box underpass, syarat lebar retak yang diizinkan adalah 0,012 in. Maka wmaks< 0,012. Jadi dimensi retak maksimum masih masuk batas toleransi. Gambar Penulangan Gambar 8 Penulangan Pelat Lantai Atas Gambar 9 Penulangan Pelat Dinding
  • 11. 11 Gambar 10 Penulangan Pelat Lantai Pondasi KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut. 1. Box underpass dirancang dengan menggunakan beton mutu K – 500, dan baja tulangan yang digunakan adalah mutu baja BjTD 40. 2. Dimensi box underpass yang dirancang adalah masing – masing setebal 60 cm untuk pelat lantai atas, pelat lantai pondasi, dan pelat dinding. 3. Pada pelat lantai atas, tulangan pokok yang digunakan adalah D36 - 200. Tulangan bagi yang digunakan adalah D22 – 300. 4. Pada pelat lantai pondasi, tulangan pokok yang digunakan adalah D36 - 250. Tulangan bagi yang digunakan adalah D22 – 350. 5. Pada pelat dinding, tulangan pokok yang digunakan adalah D32 - 200. Tulangan bagi yang digunakan adalah D19 – 350. Sedangkan tulangan geser yang digunakan adalah D19 – 500. 6. Dari kontrol defleksi didapatkan nilai L Δ sebesar 244,026. Nilai ini telah melewati batas minimal yang disyaratkan yaitu 240. 7. Dari kontrol retak lentur, didapatkan lebar retak maksimum sebesar 0,0105 in. Nilai ini lebih kecil dari batas maksimal yang disyaratkan yaitu 0,012 in. REFERENSI 1. Asroni, Ali. Balok Pelat Beton Bertulang. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010. 2. Asroni, Ali. Kolom Fondasi & Balok T Beton Bertulang. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010. 3. Badan Standar Nasional. 2002. Baja Tulangan Beton. SNI 07-2052-2002 . 4. Badan Standar Nasional. 2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. SNI 03-2847-2002. 5. Badan Standar Nasional. 2005. Pembebanan Untuk Jembatan. RSNI T- 02-2005. 6. Badan Standar Nasional. 2010. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung. RSNI3 03-1726-2010. 7. Cook, Ronald A. 2002. Design Live Loads on Box Culvert. University of Florida 8. Iqbal, Agus. Dasar-dasar Perencanaan Jembatan Beton Bertulang. Jakarta: PT. Mediataman Saptakarya, 1995. 9. Nawy, Edward G. Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar. New Jersey: Universitas Negeri New Jersey, 1998.