SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
Download to read offline
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Tarakan, 12 Mei 2023
Praktisi :
Ir. Sabudi Prasetyo, S.T., M.M.
Kabid Pengairan dan Sumber Daya Air
DPUPR Kota Tarakan
Pelaksanaan Kelas Kolaborasi
Program Praktisi Mengajar
Tahun 2023
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Borneo Tarakan
Mata Kuliah :
Irigasi dan Bangunan Air (3 SKS)
Materi :
Bangunan Penunjang : Talang dan Gorong-gorong
Pertemuan ke 14
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Bangunan Persilangan
Dalam jaringan irigasi dan drainase, sering dijumpai kondisi persilangan antara
jaringan tersebut dengan bangunan lain seperti jalan raya, jalan kereta api atau
saluran/sungai lain.
Untuk mengatasi hal ini maka diperlukan suatu bangunan silang, sehingga
bangunan-bangunan tersebut tetap berfungsi sesuai dengan fungsinya masing-
masing dan tidak saling mengganggu.
Untuk jaringan irigasi teknis, bangunan persilangan biasanya berupa gorong-
gorong (mengalirkan air dibawah jalan raya), talang (mengalirkan air diatas
melewati sungai) dan siphon (mengalirkan air di bawah penampang sungai/bila
melewati alur/cekungan).
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Parameter perencanaan
Kehilangan Energi
Dalam perencanaan bangunan silang di sepanjang saluran, yang terpenting
adalah pembatasan kehilangan energi. Dalam jaringan saluran kehilangan
energi ini harus dipertahankan sekecil mungkin, karena sekali energi ini
diturunkan tidak mungkin untuk menaikkannya kembali. Secara umum ada tiga
jenis kehilangan energi, yaitu :
• Kehilangan energi akibat gesekan
• Kehilangan energi pada peralihan
• Kehilangan energi akibat belokan
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Kehilangan Energi Akibat Gesekan
Kehilangan energi akibat gesekan dapat dihitung dengan persamaan berikut :
dimana :
∆Hf = kehilangan energi akibat gesekan (m).
V = kecepatan aliran di dalam bangunan.
L = panjang bangunan (m/dt2)
R = jari-jari hidrolis (m).
A = luas penampang basah (m2)
P = keliling basah (m).
C = koefisien Chezy = k . R1/6
k = koefisien kekasaran Strickler
𝑉 = 𝐶 𝑅 × 𝐼
𝑉2 = 𝐶2 × 𝑅 × 𝐼
𝐼 =
𝑉2
𝐶2 × 𝑅
∆𝐻𝑓= 𝐼 × 𝐿
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Kehilangan Energi Akibat Gesekan
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Kehilangan Energi Akibat Peralihan
∆Hmasuk = kehilangan energi pada pemasukan (m).
∆Hkeluar = kehilangan energi pada pengeluaran (m).
ξ masuk, ξ keluar = faktor kehilangan energi, yang tergantung pada bentuk hidrolis peralihan.
Va = kecepatan aliran rata-rata di dalam bangunan (m/det).
V1,V2 = kecepatan aliran rata-rata di saluran hulu dan hilir (m/det)
g = percepatan gravitasi, m/det2
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Kehilangan Energi Akibat Belokan
Adanya belokan pada sipon atau pipa, menyebabkan perubahan arah aliran dan mengakibatkan
perubahan pembagian kecepatan. Akibat perubahan dalam pembagian kecepatan ini, ada
peningkatan tekanan pisometris di luar bagian tikungan dan ada penurunan tekanan di dalam.
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Kehilangan Energi Akibat Belokan
Harga koefisien kehilangan energi (Kb)
pada belokan menyudut, pada tabel
berikut :
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Kehilangan Energi Akibat Belokan
Belokan Bulat ( Berjari-Jari )
Kehilangan energi pada belokan
bulat di dalam saluran pipa tekan
yang mengalirkan air secara penuh,
disamping kehilangan akibat gesekan,
dapat dinyatakansebagai fungsi nilai
banding Rb/D, dimana Rb adalah jari-
jari belokan dan D adalah diameter
pipa atau tinggi saluran segi empat
pada belokan tersebut. Gambar 5-4
menyajikan harga-harga Kb yang cocok
untuk belokan saluran berdiameter
besar dengan sudut belokan 90°.
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Bangunan Talang (Aqueduct)
Talang adalah saluran buatan yang dibuat dari pasangan beton
bertulang, kayu atau baja maupun beton ferrocement, didalamnya air
mengalir dengan permukaan bebas, dibuat melintas lembah
dengan panjang tertentu (umumnya dibawah 100 m), saluran
pembuang, sungai, jalan atau rel kereta api dan sebagainya.
Saluran Talang minimal ditopang oleh 2 (dua) pilar atau lebih dari
konstruksi pasangan batu untuk tinggi kurang dari 3 meter dan
konstruksi pilar dengan beton bertulang untuk tinggi lebih dari 3
meter.
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
1. Bagian Peralihan Masuk
2. Penyangga
3. Talang
4. Kisi-kisi penyaring
5. Bagian Peralihan Keluar
  
 
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Foto Talang Air
(Sumber Foto : Sabudi Prasetyo, 2006)
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Potongan Melintang
Potongan melintang bangunan tersebut ditentukan oleh nilai banding b/h, dimana
b adalah lebar bangunan dan h adalah kedalaman air. Nilai – nilai banding
berkisar antara 1 – 3 yang menghasilkan potongan melintang hidrolis yang lebih
ekonomis.
Kemiringan dan Kecepatan
Kecepatan di dalam bangunan lebih tinggi daripada kecepatan di saluran biasa.
Tetapi kemiringan dan kecepatan dipilih sedemikian rupa sehingga tidak akan
terjadi kecepatan superkritis atau mendekati kritis, karena aliran cenderung sangat
tidak stabil.
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Peralihan
Peralihan masuk dan keluar dapat diperkirakan dengan gambar dibawah ini.
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Peralihan masuk dan keluar
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Tinggi Jagaan
Tinggi jagaan untuk air yang mengalir dalam talang didasarkan pada debit,
kecepatan dan faktor – faktor lain.
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Standar Ukuran dan Penulangan Tulang
Pembebanan
Pembebanan talang irigasi selain beban air irigasi, diperhitungkan juga beban lalu
lalang sesuai fungsi jembatan sebagai jembatan inspeksi.
Pembebanan akibat berat air disesuaikan dengan volume air yang melalui talang
tersebut yaitu debit dikalikan panjang bentang talang.
Bangunan talang dilengkapi jembatan terdiri dari dua bagian yaitu :
1. Bangunan Atas
2. Bangunan Bawah
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Bangunan Atas
Talang, box bagian atasnya seyogyanya dilengkapi dengan jembatan, baik sebagai
jalan inspeksi atau sekaligus sebagai jalan utama yang dipakai untuk kendaraan
umum.
Kapasitas Talang
Kapasitas box talang dalam mengalirkan debit saluran irigasi dan kemiringan dasar
talang dirinci dalam tabel berikut :
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Panjang Talang
Panjang Talang atau panjang box talang satu ruas, untuk membuat standarisasi
penulangan beton maka dibuat konstruksi maksimum 10 m dan minimum 3 m.
Panjang Peralihan
Panjang Peralihan adalah panjang transisi antara saluran dengan box talang.
Panjang peralihan transisi ditentukan oleh sudut α antara 12⁰30’ – 25 ⁰ garis as.
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Panjang Peralihan
Panjang Peralihan atau transisi ditentukan dengan rumus berikut :
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Kehilangan Tinggi Muka Air di Talang
Total kehilangan tinggi muka air di talang Δh dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Desain Parameter
(Sumber :
Kriteria
Perencanaan,
Irigasi 2013)
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Penulangan
Penulangan talang beton bertulang ini dirancang sedemikian rupa
sehingga :
1. Diameter tulangan yang digunakan adalah 22 mm, 19 mm, 16
mm dan 12 mm.
2. Bentuk atau ukuran segmen penulangan sederhanadan praktis.
3. Pembengkokan dan penempatan tulangan direncanakan
sedemikian rupa sehingga bila penutup atau selimut beton
pecah atau aus, maka ujung tulangan tidak akan menonjol ke
permukaan lantai.
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Penulangan Talang Beton
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Bangunan Bawah
Lantai Talang terletak diatas tumpuan (abutmen) di kedua sisi saluran. Tumpuan ini
meneruskan berat beban ke pondasi.
Untuk talang dengan jembatan yang bentangnya besar diperlukan satu atau lebih
pilar di sungai guna mendukung bangunan atas agar mengurangi beban yang
ditumpu.
Biasanya pondasi yang dipakai adalah berupa “telapak sebar” (spread footing). Bila
beban tanah diatas pondasi tidak cukup kuat maka dipakai tiang pancang. Tiang
pancang dapat dibuat dari beton, baja dan kayu.
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Kedalaman Pondasi
Kedalaman pondasi tumpu harus berada dibawah garis kemiringan 1 – 4 dari dasar
sungai atau saluran pembuang.
Atau dibawah garis paralel dengan
kemiringan samping pada jarak 1,5 m untuk
tebing sungai bertalud pasangan dan 2,5 m
untuk talud tanah.
Tiang pancang talang/jembatan disungai
atau saluran alam sekurang – kurangnya 1,0
m dibawah elevasi dasar.
Untuk pondasi disekitar tiang pancang
diusahakan diberi perlindungan terhadap
gerusan erosi akibat arus sungai.
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Tinggi Jagaan
Tinggi jagaan dan ruang bebas talang yang dimanfaatkan sebagai jembatan yang
melintasi sungai harus lebih dari 1,5 m dari muka air pada debit rencana.
Debit Rencana
Debit rencana yang sering digunakan adalah debit dengan periode ulang 20 tahun.
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Perencanaan
Kecepatan aliran di dalam bangunan lebih tinggi
daripada kecepatan dipotongan saluran biasa.
Tetapi, kemiringan dan kecepatan dipilih
sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi
kecepatan superkritis atau mendekati kritis, karena
aliran cenderung sangat tidak stabil.
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
CONTOH :
Diketahui : Debit rencana pada Talang (Q) = 2,88 m³/det, Panjang talang (L)= 31 m,
Va=1,50 m/det., h renc.saluran = 1,27 m, muka air di saluran +14.44, Vsal = 0,46 m/det,
Koef. k = 70.
Hitung dimensi, kehilangan tinggi energi & gambar.
Penyelesaian :
A =
Q
V
=
2,88
1,50
= 1,92 m2
Untuk mengurangi efek pengempangan di ruas saluran hulu, kedalaman air
rencana di dalam talang diambil = kedalaman air rencana saluran yaitu hrencana =
1,27 m.
Perhitungan lebar talang :
A = bh  1,92 = b x 1,27  Lebar talang = 1,51 m.
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Perhitungan kemiringan / slope talang :
V = k × R2/3 × I1/2
R =
A
P
=
1,92
1,51 + 2 × 1,27
= 0,47 m.
Kemiringan ∶ i =
V
K × R2/3
2
=
1,5
70 × 0,472/3
2
= 0,0013
Untuk memperkecil biaya pelaksanaan, kemiringan talang harus dibuat
setinggi mungkin, aliran harus stabil  Fr < 0,7 
Fr =
V
gh
=
1,5
9,81 × 1,27
= 0,42 < 0,7 ⇒ ok
Jari2 hidraulis :
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Kehilangan tinggi energi di bagian peralihan :
ΔHmasuk = ξmasuk
va − v 2
2g
= 0,2
(1,5 − 0,46)2
2 × 9,81
= 0,011 m
ΔHkeluar = ξkeluar
(va − v)2
2g
= 0,4
1,5 − 0,46 2
2 × 9,81
= 0,022 m
Kehilangan tinggi energi total pada talang :
ΔH = i × L + ΔHmasuk + ΔHkeluar
= 0,0013 × 31 + 0,011 + 0,022 = 0,073
⇒ diambil ∶ ΔH = 0,08m
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
POTONGAN MEMANJANG TALANG
i talang = 0,0013
Kehilangan tinggi energi total = 0,08 m
H rencana = 1,27 m
ΔHmasuk = 0,011𝑚 ΔHkeluar = 0,022𝑚
Panjang talang
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Gorong-Gorong adalah bangunan yang dipakai untuk membawa aliran air
melewati bawah jalan air lainnya.
Fungsi gorong – gorong :
 mengalirkan air di bawah bangunan jalan atau di bawah rel kereta api
 mengalirkan air di persilangan antara saluran pembuang dengan
saluran pembawa
Gorong-Gorong
Gorong-gorong mempunyai potongan melintang yang lebih kecil daripada
luas basah saluran hulu maupun hilir. Sebagian dari potongan melintang
mungkin berada diatas muka air. Dalam hal ini gorong-gorong berfungsi
sebagai saluran terbuka dengan aliran bebas.
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Pada gorong - gorong aliran bebas,
benda – benda yang hanyut dapat lewat
dengan mudah, tetapi biaya
pembuatannya lebih mahal dibanding
gorong – gorong tenggelam.
Pada gorong - gorong tenggelam,
seluruh potongan melintang berada
dibawah permukaan air. Biaya
pelaksanaan lebih murah tetapi bahaya
tersumbat lebih besar.
Untuk gorong - gorong jalan atau
gorong – gorong silang harus mampu
menahan berat beban kendaraan yang
lewat diatasnya.
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Aliran Bebas
Aliran Tenggelam
(Sumber :
Bahan
Pelatihan
Desain Irigasi
Partisipatif,
Direktorat
Pengelolaan
Lahan dan Air
dan PNM,
2008)
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Untuk mengalirkan air di persilangan antara saluran pembuang dengan saluran pembawa.



Gorong-Gorong Silang
Keterangan :
1. Saluran Pembawa
2. Gorong – gorong
3. Saluran yang dilintasi
(Sumber : Bahan Pelatihan Desain Irigasi Partisipatif, Direktorat Pengelolaan Lahan dan Air dan PNM, 2008)
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
(Sumber : Kriteria Perencanaan, 2013)
Kecepatan aliran
Kecepatan aliran yang
dipakai di dalam
perencanaan gorong –
gorong tergantung pada
jumlah kehilangan energi
yang ada dan geometri
lubang masuk dan keluar.
Ukuran – ukuran standar
Hanya diameter dan panjang
standar saja yang
mempunyai harga praktis.
Diameter minimum untuk
saluran primer adalah 0,60
m.
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
(Sumber : Kriteria Perencanaan, 2013)
Gorong – gorong Segi Empat
Gorong – gorong segi empat dibuat dari beton bertulang atau dari pasangan batu dengan pelat
beton bertulang sebagai penutup.
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Perencanaan Hidrolis
Rumus debit untuk gorong-gorong pendek (L<20 m) yang mengalir penuh.
dimana:
Q = debit (m3/dt)
𝜇 = koefisien debit (lihat Tabel 5-3.)
A = luas pipa (m2)
g = percepatan gravitasi, m/dt² (9,8m/dt²)
z = kehilangan tinggi energi pada gorong-gorong (m )
Tabel Harga 𝜇 dalam gorong – gorong pendek
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Untuk gorong-gorong panjang (L>20m) atau di tempat-tempat dimana diperlukan perhitungan
yang lebih teliti, kehilangan tinggi energi berikut dapat diambil :
Untuk perencanaan :
Kecepatan aliran diambil 1,5 m/dt untuk gorong-gorong
di saluran irigasi dan 3 m/dt untuk gorong-gorong
di saluran pembuang
Dimana :
C = Koefisien Chezy (=k R1/6)
k adalah koefisien kekasaran Stricker
k = 1/n =70 untuk pipa beton
R = jari-jari hidrolis (m) untuk diameter D
R = ¼ D
L = panjang bangunan (m )
v = kecepatan dalam bangunan (m/dt)
va = kecepatan rata-rata yang dipercepat
dalam saluran (m/dt)
g = percepatan gravitasi (m/dt²) (9,8 m/dt²)
v1, v2 = kecepatan rata-rata di saluran hulu (v1)
atau hilir (v2), (m/dt)
ΔHf = kehilangan akibat gesekan (m)
A = luas basah (m²)
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
(Sumber : Kriteria Perencanaan, 2013)
Analisa Pembebanan
Perhitungan struktur didasarkan pada asumsi tanah lunak yang umumnya
disebut highly compressible dengan mengambil hasil pembebanan terbesar
atau maksimum dari kombinasi pembebanan berikut :
1. Berat sendiri gorong – gorong persegi beton bertulang
2. Beban roda atau muatan rencana untuk middle tire sebesar 5 ton
3. Tekanan tanah aktif
4. Beban kendaraan diatas konstruksi gorong – gorong persegi ini
diperhitungkan setara dengan muatan tanah setinggi 100 cm
5. Tekanan air dari luar
6. Tekanan hidrostatik (qa)
7. Asumsi kedalaman lapisan penutup tanah adalah sebesar 1,0 m
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
(Sumber : Kriteria Perencanaan, 2013)
Desain Parameter
Parameter – parameter yang
digunakan dalam perhitungan
struktur gorong – gorong ini
sebagai berikut :
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
(Sumber : Kriteria Perencanaan, 2013)
Penulangan
Penulangan gorong – gorong beton bertulang ini dirancang sedemikian rupa
sehingga :
1. Diameter tulangan 16 mm dan 12 mm
2. Bentuk / ukuran segmen penulangan sederhana dan praktis
3. Dapat dipakai pada segmen gorong – gorong
4. Beratnya diperhitungakan sedemikian rupa
5. Mudah dipasang
6. Penempatan tulangan direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak
membahayakan pemakai jalan bila penutup / selimut beton pecah karena
benturan keras atau aus.
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
(Sumber : Kriteria Perencanaan, 2013)
Dasar – Dasar Pelaksanaan
Konstruksi gorong – gorong persegi beton bertulang ini dirancang dengan cara :
1. Pengecoran ditempat (in site) menggunakan bekisting yang akan dibongkar
jika umur beton sudah mencapai 28 hari; atau
2. Pengecoran precast, dilakukan ditempat lain, setelah umur beton tercapai
kemudian di bawa ke lokasi dan dilakukan installing.
3. Panjang gorong – gorong persegi merupakan lebar jalan ditambah dengan
dua kali lebar bahu jalan dan dua kali tebal dinging sayap.
4. Konstuksi direncanakan dapat menampung berbagai variasi lebar perkerasan
jalan sehingga pada prinsipnya lebar gorong-gorong adalah bebas.
5. Perhitungan volume dan berat besi tulangan diambil terbatas dengan
disesuaikan dengan lebar perkerasan jalan yang umum yaitu 3,5 m; 4,5 m; 6 m
dan 7 m.
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
(Sumber : Kriteria
Perencanaan,
2013)
www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to MODUL-14.pdf

Irigasi dan Bangunan Air 6.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdfIrigasi dan Bangunan Air 6.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdfAswar Amiruddin
 
5 analisa struktur_bangunan_air_revisi0205
5 analisa struktur_bangunan_air_revisi02055 analisa struktur_bangunan_air_revisi0205
5 analisa struktur_bangunan_air_revisi0205silksady
 
PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO KAPASITAS 25 KW DENGAN MENGG...
PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO KAPASITAS 25 KW DENGAN MENGG...PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO KAPASITAS 25 KW DENGAN MENGG...
PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO KAPASITAS 25 KW DENGAN MENGG...Sudiantoro -
 
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdfIrigasi dan Bangunan Air 4.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdfAswar Amiruddin
 
Materi P. Tenaga Konstruksi..pdf konstruksi
Materi P. Tenaga Konstruksi..pdf konstruksiMateri P. Tenaga Konstruksi..pdf konstruksi
Materi P. Tenaga Konstruksi..pdf konstruksiMuchamadAbdulKholiq
 
Irigasi dan Bangunan Air 11.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 11.pdfIrigasi dan Bangunan Air 11.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 11.pdfAswar Amiruddin
 
02 Aspek-Hidrolika-Dalam-Drainase.pdf
02 Aspek-Hidrolika-Dalam-Drainase.pdf02 Aspek-Hidrolika-Dalam-Drainase.pdf
02 Aspek-Hidrolika-Dalam-Drainase.pdfdarmadi ir,mm
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMarfizal Marfizal
 
DRAINASE JEMBATAN.pptx
DRAINASE JEMBATAN.pptxDRAINASE JEMBATAN.pptx
DRAINASE JEMBATAN.pptxHafidzMhdk
 
Jurnal outlet channel
Jurnal outlet channelJurnal outlet channel
Jurnal outlet channelbimo9200
 
311949123-Proposal-Skripsi-Fix-Perencanaan-PLTMH-Miftah-Luthfi-S1-Teknik-Sipi...
311949123-Proposal-Skripsi-Fix-Perencanaan-PLTMH-Miftah-Luthfi-S1-Teknik-Sipi...311949123-Proposal-Skripsi-Fix-Perencanaan-PLTMH-Miftah-Luthfi-S1-Teknik-Sipi...
311949123-Proposal-Skripsi-Fix-Perencanaan-PLTMH-Miftah-Luthfi-S1-Teknik-Sipi...meokong55
 
311949123-Proposal-Skripsi-Fix-Perencanaan-PLTMH-Miftah-Luthfi-S1-Teknik-Sipi...
311949123-Proposal-Skripsi-Fix-Perencanaan-PLTMH-Miftah-Luthfi-S1-Teknik-Sipi...311949123-Proposal-Skripsi-Fix-Perencanaan-PLTMH-Miftah-Luthfi-S1-Teknik-Sipi...
311949123-Proposal-Skripsi-Fix-Perencanaan-PLTMH-Miftah-Luthfi-S1-Teknik-Sipi...meokong55
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...Joy Irman
 

Similar to MODUL-14.pdf (20)

Irigasi dan Bangunan Air 6.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdfIrigasi dan Bangunan Air 6.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdf
 
5 analisa struktur_bangunan_air_revisi0205
5 analisa struktur_bangunan_air_revisi02055 analisa struktur_bangunan_air_revisi0205
5 analisa struktur_bangunan_air_revisi0205
 
Teori Irigasi.doc
Teori Irigasi.docTeori Irigasi.doc
Teori Irigasi.doc
 
PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO KAPASITAS 25 KW DENGAN MENGG...
PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO KAPASITAS 25 KW DENGAN MENGG...PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO KAPASITAS 25 KW DENGAN MENGG...
PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO KAPASITAS 25 KW DENGAN MENGG...
 
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdfIrigasi dan Bangunan Air 4.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdf
 
Materi P. Tenaga Konstruksi..pdf konstruksi
Materi P. Tenaga Konstruksi..pdf konstruksiMateri P. Tenaga Konstruksi..pdf konstruksi
Materi P. Tenaga Konstruksi..pdf konstruksi
 
Irigasi dan Bangunan Air 11.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 11.pdfIrigasi dan Bangunan Air 11.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 11.pdf
 
Jurnal u ditch
Jurnal u ditchJurnal u ditch
Jurnal u ditch
 
0 buku-4
0 buku-40 buku-4
0 buku-4
 
02 Aspek-Hidrolika-Dalam-Drainase.pdf
02 Aspek-Hidrolika-Dalam-Drainase.pdf02 Aspek-Hidrolika-Dalam-Drainase.pdf
02 Aspek-Hidrolika-Dalam-Drainase.pdf
 
Presentasi.pptx
Presentasi.pptxPresentasi.pptx
Presentasi.pptx
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
 
Tb. irbang 2 ok
Tb. irbang 2 okTb. irbang 2 ok
Tb. irbang 2 ok
 
TUGAS_SPILLWAY.doc
TUGAS_SPILLWAY.docTUGAS_SPILLWAY.doc
TUGAS_SPILLWAY.doc
 
DRAINASE JEMBATAN.pptx
DRAINASE JEMBATAN.pptxDRAINASE JEMBATAN.pptx
DRAINASE JEMBATAN.pptx
 
Jurnal outlet channel
Jurnal outlet channelJurnal outlet channel
Jurnal outlet channel
 
311949123-Proposal-Skripsi-Fix-Perencanaan-PLTMH-Miftah-Luthfi-S1-Teknik-Sipi...
311949123-Proposal-Skripsi-Fix-Perencanaan-PLTMH-Miftah-Luthfi-S1-Teknik-Sipi...311949123-Proposal-Skripsi-Fix-Perencanaan-PLTMH-Miftah-Luthfi-S1-Teknik-Sipi...
311949123-Proposal-Skripsi-Fix-Perencanaan-PLTMH-Miftah-Luthfi-S1-Teknik-Sipi...
 
311949123-Proposal-Skripsi-Fix-Perencanaan-PLTMH-Miftah-Luthfi-S1-Teknik-Sipi...
311949123-Proposal-Skripsi-Fix-Perencanaan-PLTMH-Miftah-Luthfi-S1-Teknik-Sipi...311949123-Proposal-Skripsi-Fix-Perencanaan-PLTMH-Miftah-Luthfi-S1-Teknik-Sipi...
311949123-Proposal-Skripsi-Fix-Perencanaan-PLTMH-Miftah-Luthfi-S1-Teknik-Sipi...
 
Acilll
AcilllAcilll
Acilll
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...
 

More from Aswar Amiruddin

Irigasi dan Bangunan Air 10.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 10.pdfIrigasi dan Bangunan Air 10.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 10.pdfAswar Amiruddin
 
Irigasi dan Bangunan Air 5.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 5.pdfIrigasi dan Bangunan Air 5.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 5.pdfAswar Amiruddin
 
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docxTugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docxAswar Amiruddin
 
Ppt rekayasa pantai 1 aswar
Ppt rekayasa pantai 1 aswarPpt rekayasa pantai 1 aswar
Ppt rekayasa pantai 1 aswarAswar Amiruddin
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 2
Rekayasa hidrologi pertemuan 2Rekayasa hidrologi pertemuan 2
Rekayasa hidrologi pertemuan 2Aswar Amiruddin
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 1
Rekayasa hidrologi pertemuan 1Rekayasa hidrologi pertemuan 1
Rekayasa hidrologi pertemuan 1Aswar Amiruddin
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 3
Rekayasa hidrologi pertemuan 3Rekayasa hidrologi pertemuan 3
Rekayasa hidrologi pertemuan 3Aswar Amiruddin
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 4
Rekayasa hidrologi pertemuan 4Rekayasa hidrologi pertemuan 4
Rekayasa hidrologi pertemuan 4Aswar Amiruddin
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 5
Rekayasa hidrologi pertemuan 5Rekayasa hidrologi pertemuan 5
Rekayasa hidrologi pertemuan 5Aswar Amiruddin
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 6
Rekayasa hidrologi pertemuan 6Rekayasa hidrologi pertemuan 6
Rekayasa hidrologi pertemuan 6Aswar Amiruddin
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 7
Rekayasa hidrologi pertemuan 7 Rekayasa hidrologi pertemuan 7
Rekayasa hidrologi pertemuan 7 Aswar Amiruddin
 
Pengembangan Sumber Daya Air
Pengembangan Sumber Daya AirPengembangan Sumber Daya Air
Pengembangan Sumber Daya AirAswar Amiruddin
 
Guest lecture by Aditya R Taufani
Guest lecture by Aditya R TaufaniGuest lecture by Aditya R Taufani
Guest lecture by Aditya R TaufaniAswar Amiruddin
 

More from Aswar Amiruddin (20)

Irigasi dan Bangunan Air 10.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 10.pdfIrigasi dan Bangunan Air 10.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 10.pdf
 
Irigasi dan Bangunan Air 5.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 5.pdfIrigasi dan Bangunan Air 5.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 5.pdf
 
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docxTugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
 
Ppt rekayasa pantai 1 aswar
Ppt rekayasa pantai 1 aswarPpt rekayasa pantai 1 aswar
Ppt rekayasa pantai 1 aswar
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1 Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Pertemuan 7
Pertemuan 7Pertemuan 7
Pertemuan 7
 
Pertemuan 7
Pertemuan 7Pertemuan 7
Pertemuan 7
 
Psda 5
Psda 5  Psda 5
Psda 5
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 2
Rekayasa hidrologi pertemuan 2Rekayasa hidrologi pertemuan 2
Rekayasa hidrologi pertemuan 2
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 1
Rekayasa hidrologi pertemuan 1Rekayasa hidrologi pertemuan 1
Rekayasa hidrologi pertemuan 1
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 3
Rekayasa hidrologi pertemuan 3Rekayasa hidrologi pertemuan 3
Rekayasa hidrologi pertemuan 3
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 4
Rekayasa hidrologi pertemuan 4Rekayasa hidrologi pertemuan 4
Rekayasa hidrologi pertemuan 4
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 5
Rekayasa hidrologi pertemuan 5Rekayasa hidrologi pertemuan 5
Rekayasa hidrologi pertemuan 5
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 6
Rekayasa hidrologi pertemuan 6Rekayasa hidrologi pertemuan 6
Rekayasa hidrologi pertemuan 6
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 7
Rekayasa hidrologi pertemuan 7 Rekayasa hidrologi pertemuan 7
Rekayasa hidrologi pertemuan 7
 
Pertemuan 5
Pertemuan 5Pertemuan 5
Pertemuan 5
 
Pengembangan Sumber Daya Air
Pengembangan Sumber Daya AirPengembangan Sumber Daya Air
Pengembangan Sumber Daya Air
 
Kebutuhan Air
Kebutuhan AirKebutuhan Air
Kebutuhan Air
 
Pertemuan 4
Pertemuan 4 Pertemuan 4
Pertemuan 4
 
Guest lecture by Aditya R Taufani
Guest lecture by Aditya R TaufaniGuest lecture by Aditya R Taufani
Guest lecture by Aditya R Taufani
 

Recently uploaded

Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptxilanarespatinovitari1
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptarifyudianto3
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxarifyudianto3
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxFahrizalTriPrasetyo
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptDellaEkaPutri2
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Parthusien3
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxarifyudianto3
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptxEnginerMine
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 

Recently uploaded (14)

Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 

MODUL-14.pdf

  • 1. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id Tarakan, 12 Mei 2023 Praktisi : Ir. Sabudi Prasetyo, S.T., M.M. Kabid Pengairan dan Sumber Daya Air DPUPR Kota Tarakan Pelaksanaan Kelas Kolaborasi Program Praktisi Mengajar Tahun 2023 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Borneo Tarakan Mata Kuliah : Irigasi dan Bangunan Air (3 SKS) Materi : Bangunan Penunjang : Talang dan Gorong-gorong Pertemuan ke 14
  • 2. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id Bangunan Persilangan Dalam jaringan irigasi dan drainase, sering dijumpai kondisi persilangan antara jaringan tersebut dengan bangunan lain seperti jalan raya, jalan kereta api atau saluran/sungai lain. Untuk mengatasi hal ini maka diperlukan suatu bangunan silang, sehingga bangunan-bangunan tersebut tetap berfungsi sesuai dengan fungsinya masing- masing dan tidak saling mengganggu. Untuk jaringan irigasi teknis, bangunan persilangan biasanya berupa gorong- gorong (mengalirkan air dibawah jalan raya), talang (mengalirkan air diatas melewati sungai) dan siphon (mengalirkan air di bawah penampang sungai/bila melewati alur/cekungan).
  • 3. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id Parameter perencanaan Kehilangan Energi Dalam perencanaan bangunan silang di sepanjang saluran, yang terpenting adalah pembatasan kehilangan energi. Dalam jaringan saluran kehilangan energi ini harus dipertahankan sekecil mungkin, karena sekali energi ini diturunkan tidak mungkin untuk menaikkannya kembali. Secara umum ada tiga jenis kehilangan energi, yaitu : • Kehilangan energi akibat gesekan • Kehilangan energi pada peralihan • Kehilangan energi akibat belokan
  • 4. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id Kehilangan Energi Akibat Gesekan Kehilangan energi akibat gesekan dapat dihitung dengan persamaan berikut : dimana : ∆Hf = kehilangan energi akibat gesekan (m). V = kecepatan aliran di dalam bangunan. L = panjang bangunan (m/dt2) R = jari-jari hidrolis (m). A = luas penampang basah (m2) P = keliling basah (m). C = koefisien Chezy = k . R1/6 k = koefisien kekasaran Strickler 𝑉 = 𝐶 𝑅 × 𝐼 𝑉2 = 𝐶2 × 𝑅 × 𝐼 𝐼 = 𝑉2 𝐶2 × 𝑅 ∆𝐻𝑓= 𝐼 × 𝐿
  • 6. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id Kehilangan Energi Akibat Peralihan ∆Hmasuk = kehilangan energi pada pemasukan (m). ∆Hkeluar = kehilangan energi pada pengeluaran (m). ξ masuk, ξ keluar = faktor kehilangan energi, yang tergantung pada bentuk hidrolis peralihan. Va = kecepatan aliran rata-rata di dalam bangunan (m/det). V1,V2 = kecepatan aliran rata-rata di saluran hulu dan hilir (m/det) g = percepatan gravitasi, m/det2
  • 7. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id Kehilangan Energi Akibat Belokan Adanya belokan pada sipon atau pipa, menyebabkan perubahan arah aliran dan mengakibatkan perubahan pembagian kecepatan. Akibat perubahan dalam pembagian kecepatan ini, ada peningkatan tekanan pisometris di luar bagian tikungan dan ada penurunan tekanan di dalam.
  • 8. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id Kehilangan Energi Akibat Belokan Harga koefisien kehilangan energi (Kb) pada belokan menyudut, pada tabel berikut :
  • 9. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id Kehilangan Energi Akibat Belokan Belokan Bulat ( Berjari-Jari ) Kehilangan energi pada belokan bulat di dalam saluran pipa tekan yang mengalirkan air secara penuh, disamping kehilangan akibat gesekan, dapat dinyatakansebagai fungsi nilai banding Rb/D, dimana Rb adalah jari- jari belokan dan D adalah diameter pipa atau tinggi saluran segi empat pada belokan tersebut. Gambar 5-4 menyajikan harga-harga Kb yang cocok untuk belokan saluran berdiameter besar dengan sudut belokan 90°.
  • 10. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id Bangunan Talang (Aqueduct) Talang adalah saluran buatan yang dibuat dari pasangan beton bertulang, kayu atau baja maupun beton ferrocement, didalamnya air mengalir dengan permukaan bebas, dibuat melintas lembah dengan panjang tertentu (umumnya dibawah 100 m), saluran pembuang, sungai, jalan atau rel kereta api dan sebagainya. Saluran Talang minimal ditopang oleh 2 (dua) pilar atau lebih dari konstruksi pasangan batu untuk tinggi kurang dari 3 meter dan konstruksi pilar dengan beton bertulang untuk tinggi lebih dari 3 meter.
  • 11. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id 1. Bagian Peralihan Masuk 2. Penyangga 3. Talang 4. Kisi-kisi penyaring 5. Bagian Peralihan Keluar     
  • 13. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id Potongan Melintang Potongan melintang bangunan tersebut ditentukan oleh nilai banding b/h, dimana b adalah lebar bangunan dan h adalah kedalaman air. Nilai – nilai banding berkisar antara 1 – 3 yang menghasilkan potongan melintang hidrolis yang lebih ekonomis. Kemiringan dan Kecepatan Kecepatan di dalam bangunan lebih tinggi daripada kecepatan di saluran biasa. Tetapi kemiringan dan kecepatan dipilih sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kecepatan superkritis atau mendekati kritis, karena aliran cenderung sangat tidak stabil.
  • 14. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id Peralihan Peralihan masuk dan keluar dapat diperkirakan dengan gambar dibawah ini.
  • 16. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id Tinggi Jagaan Tinggi jagaan untuk air yang mengalir dalam talang didasarkan pada debit, kecepatan dan faktor – faktor lain.
  • 17. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id Standar Ukuran dan Penulangan Tulang Pembebanan Pembebanan talang irigasi selain beban air irigasi, diperhitungkan juga beban lalu lalang sesuai fungsi jembatan sebagai jembatan inspeksi. Pembebanan akibat berat air disesuaikan dengan volume air yang melalui talang tersebut yaitu debit dikalikan panjang bentang talang. Bangunan talang dilengkapi jembatan terdiri dari dua bagian yaitu : 1. Bangunan Atas 2. Bangunan Bawah
  • 18. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id Bangunan Atas Talang, box bagian atasnya seyogyanya dilengkapi dengan jembatan, baik sebagai jalan inspeksi atau sekaligus sebagai jalan utama yang dipakai untuk kendaraan umum. Kapasitas Talang Kapasitas box talang dalam mengalirkan debit saluran irigasi dan kemiringan dasar talang dirinci dalam tabel berikut :
  • 19. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id Panjang Talang Panjang Talang atau panjang box talang satu ruas, untuk membuat standarisasi penulangan beton maka dibuat konstruksi maksimum 10 m dan minimum 3 m. Panjang Peralihan Panjang Peralihan adalah panjang transisi antara saluran dengan box talang. Panjang peralihan transisi ditentukan oleh sudut α antara 12⁰30’ – 25 ⁰ garis as.
  • 20. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id Panjang Peralihan Panjang Peralihan atau transisi ditentukan dengan rumus berikut :
  • 21. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id Kehilangan Tinggi Muka Air di Talang Total kehilangan tinggi muka air di talang Δh dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
  • 25. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id Penulangan Penulangan talang beton bertulang ini dirancang sedemikian rupa sehingga : 1. Diameter tulangan yang digunakan adalah 22 mm, 19 mm, 16 mm dan 12 mm. 2. Bentuk atau ukuran segmen penulangan sederhanadan praktis. 3. Pembengkokan dan penempatan tulangan direncanakan sedemikian rupa sehingga bila penutup atau selimut beton pecah atau aus, maka ujung tulangan tidak akan menonjol ke permukaan lantai.
  • 27. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id Bangunan Bawah Lantai Talang terletak diatas tumpuan (abutmen) di kedua sisi saluran. Tumpuan ini meneruskan berat beban ke pondasi. Untuk talang dengan jembatan yang bentangnya besar diperlukan satu atau lebih pilar di sungai guna mendukung bangunan atas agar mengurangi beban yang ditumpu. Biasanya pondasi yang dipakai adalah berupa “telapak sebar” (spread footing). Bila beban tanah diatas pondasi tidak cukup kuat maka dipakai tiang pancang. Tiang pancang dapat dibuat dari beton, baja dan kayu.
  • 28. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id Kedalaman Pondasi Kedalaman pondasi tumpu harus berada dibawah garis kemiringan 1 – 4 dari dasar sungai atau saluran pembuang. Atau dibawah garis paralel dengan kemiringan samping pada jarak 1,5 m untuk tebing sungai bertalud pasangan dan 2,5 m untuk talud tanah. Tiang pancang talang/jembatan disungai atau saluran alam sekurang – kurangnya 1,0 m dibawah elevasi dasar. Untuk pondasi disekitar tiang pancang diusahakan diberi perlindungan terhadap gerusan erosi akibat arus sungai.
  • 29. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id Tinggi Jagaan Tinggi jagaan dan ruang bebas talang yang dimanfaatkan sebagai jembatan yang melintasi sungai harus lebih dari 1,5 m dari muka air pada debit rencana. Debit Rencana Debit rencana yang sering digunakan adalah debit dengan periode ulang 20 tahun.
  • 30. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id Perencanaan Kecepatan aliran di dalam bangunan lebih tinggi daripada kecepatan dipotongan saluran biasa. Tetapi, kemiringan dan kecepatan dipilih sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kecepatan superkritis atau mendekati kritis, karena aliran cenderung sangat tidak stabil.
  • 31. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id CONTOH : Diketahui : Debit rencana pada Talang (Q) = 2,88 m³/det, Panjang talang (L)= 31 m, Va=1,50 m/det., h renc.saluran = 1,27 m, muka air di saluran +14.44, Vsal = 0,46 m/det, Koef. k = 70. Hitung dimensi, kehilangan tinggi energi & gambar. Penyelesaian : A = Q V = 2,88 1,50 = 1,92 m2 Untuk mengurangi efek pengempangan di ruas saluran hulu, kedalaman air rencana di dalam talang diambil = kedalaman air rencana saluran yaitu hrencana = 1,27 m. Perhitungan lebar talang : A = bh  1,92 = b x 1,27  Lebar talang = 1,51 m.
  • 32. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id Perhitungan kemiringan / slope talang : V = k × R2/3 × I1/2 R = A P = 1,92 1,51 + 2 × 1,27 = 0,47 m. Kemiringan ∶ i = V K × R2/3 2 = 1,5 70 × 0,472/3 2 = 0,0013 Untuk memperkecil biaya pelaksanaan, kemiringan talang harus dibuat setinggi mungkin, aliran harus stabil  Fr < 0,7  Fr = V gh = 1,5 9,81 × 1,27 = 0,42 < 0,7 ⇒ ok Jari2 hidraulis :
  • 33. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id Kehilangan tinggi energi di bagian peralihan : ΔHmasuk = ξmasuk va − v 2 2g = 0,2 (1,5 − 0,46)2 2 × 9,81 = 0,011 m ΔHkeluar = ξkeluar (va − v)2 2g = 0,4 1,5 − 0,46 2 2 × 9,81 = 0,022 m Kehilangan tinggi energi total pada talang : ΔH = i × L + ΔHmasuk + ΔHkeluar = 0,0013 × 31 + 0,011 + 0,022 = 0,073 ⇒ diambil ∶ ΔH = 0,08m
  • 34. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id POTONGAN MEMANJANG TALANG i talang = 0,0013 Kehilangan tinggi energi total = 0,08 m H rencana = 1,27 m ΔHmasuk = 0,011𝑚 ΔHkeluar = 0,022𝑚 Panjang talang
  • 35. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id Gorong-Gorong adalah bangunan yang dipakai untuk membawa aliran air melewati bawah jalan air lainnya. Fungsi gorong – gorong :  mengalirkan air di bawah bangunan jalan atau di bawah rel kereta api  mengalirkan air di persilangan antara saluran pembuang dengan saluran pembawa Gorong-Gorong Gorong-gorong mempunyai potongan melintang yang lebih kecil daripada luas basah saluran hulu maupun hilir. Sebagian dari potongan melintang mungkin berada diatas muka air. Dalam hal ini gorong-gorong berfungsi sebagai saluran terbuka dengan aliran bebas.
  • 36. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id Pada gorong - gorong aliran bebas, benda – benda yang hanyut dapat lewat dengan mudah, tetapi biaya pembuatannya lebih mahal dibanding gorong – gorong tenggelam. Pada gorong - gorong tenggelam, seluruh potongan melintang berada dibawah permukaan air. Biaya pelaksanaan lebih murah tetapi bahaya tersumbat lebih besar. Untuk gorong - gorong jalan atau gorong – gorong silang harus mampu menahan berat beban kendaraan yang lewat diatasnya.
  • 37. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id Aliran Bebas Aliran Tenggelam (Sumber : Bahan Pelatihan Desain Irigasi Partisipatif, Direktorat Pengelolaan Lahan dan Air dan PNM, 2008)
  • 38. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id Untuk mengalirkan air di persilangan antara saluran pembuang dengan saluran pembawa.    Gorong-Gorong Silang Keterangan : 1. Saluran Pembawa 2. Gorong – gorong 3. Saluran yang dilintasi (Sumber : Bahan Pelatihan Desain Irigasi Partisipatif, Direktorat Pengelolaan Lahan dan Air dan PNM, 2008)
  • 39. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id (Sumber : Kriteria Perencanaan, 2013) Kecepatan aliran Kecepatan aliran yang dipakai di dalam perencanaan gorong – gorong tergantung pada jumlah kehilangan energi yang ada dan geometri lubang masuk dan keluar. Ukuran – ukuran standar Hanya diameter dan panjang standar saja yang mempunyai harga praktis. Diameter minimum untuk saluran primer adalah 0,60 m.
  • 40. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id (Sumber : Kriteria Perencanaan, 2013) Gorong – gorong Segi Empat Gorong – gorong segi empat dibuat dari beton bertulang atau dari pasangan batu dengan pelat beton bertulang sebagai penutup.
  • 41. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id Perencanaan Hidrolis Rumus debit untuk gorong-gorong pendek (L<20 m) yang mengalir penuh. dimana: Q = debit (m3/dt) 𝜇 = koefisien debit (lihat Tabel 5-3.) A = luas pipa (m2) g = percepatan gravitasi, m/dt² (9,8m/dt²) z = kehilangan tinggi energi pada gorong-gorong (m ) Tabel Harga 𝜇 dalam gorong – gorong pendek
  • 42. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id Untuk gorong-gorong panjang (L>20m) atau di tempat-tempat dimana diperlukan perhitungan yang lebih teliti, kehilangan tinggi energi berikut dapat diambil : Untuk perencanaan : Kecepatan aliran diambil 1,5 m/dt untuk gorong-gorong di saluran irigasi dan 3 m/dt untuk gorong-gorong di saluran pembuang Dimana : C = Koefisien Chezy (=k R1/6) k adalah koefisien kekasaran Stricker k = 1/n =70 untuk pipa beton R = jari-jari hidrolis (m) untuk diameter D R = ¼ D L = panjang bangunan (m ) v = kecepatan dalam bangunan (m/dt) va = kecepatan rata-rata yang dipercepat dalam saluran (m/dt) g = percepatan gravitasi (m/dt²) (9,8 m/dt²) v1, v2 = kecepatan rata-rata di saluran hulu (v1) atau hilir (v2), (m/dt) ΔHf = kehilangan akibat gesekan (m) A = luas basah (m²)
  • 43. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id (Sumber : Kriteria Perencanaan, 2013) Analisa Pembebanan Perhitungan struktur didasarkan pada asumsi tanah lunak yang umumnya disebut highly compressible dengan mengambil hasil pembebanan terbesar atau maksimum dari kombinasi pembebanan berikut : 1. Berat sendiri gorong – gorong persegi beton bertulang 2. Beban roda atau muatan rencana untuk middle tire sebesar 5 ton 3. Tekanan tanah aktif 4. Beban kendaraan diatas konstruksi gorong – gorong persegi ini diperhitungkan setara dengan muatan tanah setinggi 100 cm 5. Tekanan air dari luar 6. Tekanan hidrostatik (qa) 7. Asumsi kedalaman lapisan penutup tanah adalah sebesar 1,0 m
  • 44. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id (Sumber : Kriteria Perencanaan, 2013) Desain Parameter Parameter – parameter yang digunakan dalam perhitungan struktur gorong – gorong ini sebagai berikut :
  • 45. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id (Sumber : Kriteria Perencanaan, 2013) Penulangan Penulangan gorong – gorong beton bertulang ini dirancang sedemikian rupa sehingga : 1. Diameter tulangan 16 mm dan 12 mm 2. Bentuk / ukuran segmen penulangan sederhana dan praktis 3. Dapat dipakai pada segmen gorong – gorong 4. Beratnya diperhitungakan sedemikian rupa 5. Mudah dipasang 6. Penempatan tulangan direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan pemakai jalan bila penutup / selimut beton pecah karena benturan keras atau aus.
  • 46. www.ubt.ac.id www.ubt.ac.id (Sumber : Kriteria Perencanaan, 2013) Dasar – Dasar Pelaksanaan Konstruksi gorong – gorong persegi beton bertulang ini dirancang dengan cara : 1. Pengecoran ditempat (in site) menggunakan bekisting yang akan dibongkar jika umur beton sudah mencapai 28 hari; atau 2. Pengecoran precast, dilakukan ditempat lain, setelah umur beton tercapai kemudian di bawa ke lokasi dan dilakukan installing. 3. Panjang gorong – gorong persegi merupakan lebar jalan ditambah dengan dua kali lebar bahu jalan dan dua kali tebal dinging sayap. 4. Konstuksi direncanakan dapat menampung berbagai variasi lebar perkerasan jalan sehingga pada prinsipnya lebar gorong-gorong adalah bebas. 5. Perhitungan volume dan berat besi tulangan diambil terbatas dengan disesuaikan dengan lebar perkerasan jalan yang umum yaitu 3,5 m; 4,5 m; 6 m dan 7 m.