Dokumen tersebut membahas implementasi strategi perusahaan dengan melakukan analisis SWOT, rantai nilai, kartu skor berimbang, dan peta strategi. Strategi dilaksanakan dengan fokus pada kepemimpinan biaya atau diferensiasi dengan mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman serta meningkatkan nilai bagi pelanggan dan menurunkan biaya.
2. Implementasi Strategi
Perusahaan memilih untuk berkompetisi, baik pada
strategi kepemimpinan biaya (cost leadership)
maupun diferensiasi (diferentiation).
Cara untuk mengimplementasikan strategi kompetitif
:
(1) Analisis SWOT,
(2) Fokus pada pelaksanaan,
(3) Analisis rantai nilai (value chain analysis),
(4) Kartu skor berimbang (balanced scorecard) dan
Peta strategi (strategy map).
3. Analisis Kekuatan – Kelemahan – Peluang - Ancaman
(Strengths–Weaknesses-Opportunities-Threats-SWOT)
Langkah awal untuk mengimplementasikan strategi
adalah mengidentifikasi faktor-faktor penentu
kesuksesan (Critical Success Factors – CSF) yang harus
menjadi fokus perusahaan untuk meraih kesuksesan.
Analisis SWOT (SWOT analysis) merupakan prosedur
sistematis untuk mengidentifikasi CSF yang dimiliki
perusahaan : kekuatan dan kelemahan internal, serta
peluang dan ancaman eksternal.
4. Kekuatan dan kelemahan paling mudah
diidentifikasi dengan cara melihat sumber daya
spesifik yang ada dalam perusahaan :
Lini produk.
Manajemen.
Penelitian dan pengembangan.
Operasi
Pemasaran.
Strategi.
5. Peluang dan ancaman paling mudah diidentifikasi
dengan cara melakukan analisis terhadap industri dan
kompetitor perusahaan yaitu :
Hambatan untuk masuk.
Intensitas kompetisi diantara kompetitor.
Tekanan dari produk pengganti.
Komposisi posisi tawar pelanggan.
Kekuatan posisi tawar pemasok.
6. Analisis Rantai Nilai (value chain
analysis).
Analisis rantai nilai merupakan alat untuk mencapai
tingkat analisis yang terperinci. Analisis rantai nilai
adalah alat analisis strategi yang digunakan untuk
lebih memahami keunggulan kompetitif perusahaan,
mengidentifikasi dimana nilai bagi pelanggan dapat
ditingkatkan atau biaya dapat diturunkan, dan lebih
memahami hubungan perusahaan dengan pemasok,
pelanggan dan perusahaan lainnya dalam industri
yang sama.
7. Rantai nilai dapat dioperasikan
melalui tiga fase :
Hulu
Fase hulu mencakup pengembangan produk dan hubungan
perusahaan dengan pemasok. Beberapa istilah yang mengacu pada fase
hulu disebut juga manajemen rantai pasokan.
Operasi
Mengacu pada operasi manufaktur atau untuk peritel atau perusahaan
jasa, operasi terlibat dalam penyeadaan produk atau jasa.
Hilir
Tahap hilir mengacu pada hubungan dengan pelanggan, mencakup
pengiriman, pelayanan, dan aktifitas terkait lainnya. Dan yang
mengacu pada fase hilir disebut juga manajemen hubungan pelanggan.
8. Analisis rantai nilai mempunyai dua
langkah :
Mengidentifikasi aktivitas rantai nilai.
Perusahaan mengidentifikasi aktivitas nilai (value
activity) tertentu yang harus dilakukan perusahaan
dalam industrinya. Yakni dalam proses perancangan,
produksi, dan penyediaan layanan pelanggan.
9. Mengembangkan keunggulan kompetitif dengan
menurunkan biaya atau menambah nilai.
Pada langkah ini, perusahaan menentukan sifat dari
keunggulan kompetitifnya saat ini dan yang potensial
dengan mempelajari aktivitas nilai dan penggerak biaya
(cost driver) yang telah diidentifikasi sebelumnya.
Dalam melakukan ini, perusahaan harus memperhatikan
hal-hal berikut:
1. Identifikasi keunggulan kompetitif (kepemimpinan
biaya atau differensiasi)
2. Identifikasi kesempatan untuk menambah nilai.
3. Identifikasi peluang untuk mengurangi biaya.
4. Didasarkan pada strategi dan analisis, memilih dan
mengimplementasikan alternatif yang diharapkan.
5. Menyediakan evaluasi yang berkelanjutan
mengenai efektivitas implementasi.
10. Kartu Skor Berimbang (balanced
scorecard)
Kartu Skor Berimbang terdiri dari empat perspektif atau
pengelompokkan faktor-faktor penentu kesuksesan:
1. Prespektif Keuangan (Financial).
Mencakup ukuran kinerja keuangan seperti pendapatan
operasi dan arus kas.
2. Perspektif Pelanggan (Customer)
Mencakup kepuasan pelanggan.
3. Perspektif Proses Internal
Mencakup diantaranya ukuran produktivitas dan
kecepatan
4. Pembelajaran dan inovasi.
Mencakup ukuran seperti jumlah jam pelatihan karyawan
dan jumlah hak paten atau produk baru.
11. Peta Strategi (strategy map).
Peta Strategi (strategy map) merupakan diagram
sebab akibat dari hubungan antara perspektif dari
kartu skor berimbang. Manajer menggunkan peta
strategi untuk menunjukkan bagaimana pencapaian
tujuan dalam setiap perspektif mempengaruhi
pencapaian tujuan dalam perspektif lainnya, dan pada
akhirnya keseluruhan kesuksesan perusahaan.
12. Memperluas Kartu Skor
Berimbang dan Peta Strategi:
Kesinambungan Usaha.
Tiga target itu dikenal sebagai kesinambungan
usaha (sustainability) yaitu penyeimbangan tujuan
jangka pendek dan jangka panjang dalam tiga dimensi
kerja.
13. Alasan yang paling sering diberikan oleh
responden yang disurvei untuk memilih
melaporkan tanggung jawab perusahaan :
Pertimbangan ekonomi
Pertimbangan etika
Inovasi dan pembelajaran
Motivasi karyawan
Manajemen resiko atau penurunan resiko.
14. Ukuran-ukuran kesinambungan
usaha untuk kartu skor
berimbang.
Indikator operasional yang mengukur potensi tekanan
pada lingkungan; misalnya, pemakaian bahan bakar
fosil, limbah beracun dan tidak beracun, serta bahan
polusi.
Indikator manajemen yang mengukur upaya untuk
mengurangi pengaruh lingkungan; misalnya, jumlah
jam pelatihan tentang lingkungan.
Indikator kondisi lingkungan yang mengatur kualitas
lingkungan; misalnya, kadar konsentrasi udara.