V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
LAPORAN BIAYA KUALITAS
1. 2.3 PELAPORAN INFORMASI BIAYA KUALITAS
Sebuah system pelaporan biaya kualitas memiliki arti penting bagi erusahaan yang
menaruh perhatian serius terhadap perbaikan dan pengendalian biaya kualitas. Langkah
pertama yang paring sederhana dalam menciptakan system semacam itu adalah menilai biaya
kualitas actual saat ini. Pencatatan biaya kualitas secara terperinci berdasarkan kategorinya
dapat memberikan dua masukan pandangan penting. Pertama, catatan tersebut
mengungkapkan besarnya biaya kualitas dalam setiap kategori yang memungkinkan para
manajer menilai dampak keuangannya. Kedua, catatan tersebut menunjukkan distribusi biaya
kualitas menurut kategori yang memungkinkan para manajer menilai kepentingan relative
dari setiap kategori.
Laporan Biaya Kualitas
Pentingnya biaya kualitas terhadap segi keuangan perusahaan dapat dinilai lebih
mudah dengan menampilkan biaya-biaya ualitas sebagai presentase dari penjualan actual.
Tampilan 2-1, sebagai contoh melaporkan biaya kualias Ladd Lighting Corporation yang
mencakup hampir 15% dari penjualan untuk tahun fiscal 2008. Mengacu pada prinsip yang
berlaku umum, biaya kualitas sebaiknya kurang dari 2,5 persen, Ladd Loghting Corporation
memiliki kesempatan yang baik untuk meningkatkan laba dengan mengurangi biaya kualitas.
Akan tetapi, pengurangan biaya ini seharusnya melalui perbaikan kualitas. Perngurangan
biaya kualitas tanpa upaya peningtan kualitas merupakan strategi yang dapat mengakibatkan
bencana.
2.1 Laporan Biaya Kualitas
Ladd Lighting Corporation
Laporan Biaya Kualitas
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Maret 2008
Biaya Kualitas
Persentase (%)
dari Penjualana
Biaya Pencegahan:
Pelatihan Kualitas $350,000
$800,000Rekayasa Keandalan $1,150,000 5.18%
Biaya Penilaian:
Pemeriksaan Bahan Baku $200,000
Penerimaan Produk $100,000
2. Penerimaan Proses $380,000 $680,000 3.06%
Biaya Kegagalan Internal:
Sisa Bahan $500,000
Pengerjaan Ulang $350,000 $850,000 3.82%
Biaya Kegagalan Eksternal:
Keluhan Pelanggan $250,000
Garansi $250,000
Perbaikan $150,000 $650,000 2.93%
Total Biaya Kualitas $3,330,000 14.99%b
a
Penjualan aktual sebesar$22,200,000
b
$3,330,000/$22,200,000 = 15%; perbedaan disebabkan oleh pembulatan
Pandangan tambahan mengenai distribusi relative biaya kualitas daoat diperoleh
dengan membuat bagan lingkaran. Tampilan 2-2 mengilustrasikan bagan tersebut dengan
menggunakan biaya kualitas yang dilaporkan pada tampilan 2-1. Para manajer tentu memiliki
tanggung jawab dalam menilai tingkat kualitas optimal dan menetapkan jumlah relative yang
seharusnya dikeluarkan untuk setiap kategori. Ada dua pandangan mengenai biaya kualitas
optimal, yaitu pandangan tradisional yang mengacu pada pencapaian tingkat kualitas yang
dapat diterima dan pandangan kontemporer yang dikenal sebagai pengendalian kualitas
total. Setiap pandangan menawarkan kepada para manajer masukan pandangan tentang
bagaimana biaya kualitas sebaiknya dikelola.
2.2 Distribusi Relatif Biaya Kualitas
34.50%
20.40%
25.60%
19.50%
DistribusiRelatif Biaya Kualitas
Pencegahan Penilaian Kegagalan Internal Kegagalan Eksternal
3. Fungsi Biaya Kualitas : Pandangan Kualitas yang Dapat Diterima (AQL)
Pandangan kualitas yang dapat diterima mengasumsikan terdapat perbandingan
terbalik antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan. Ketika biaya pengendalian
meningkat, biaya kegagalan seharusnya menurun. Selama penurunan biaya kegagalan lebih
besar daripada kenaikan kenaikan biaya pengendalian, perusahaan harus terus meningkatkan
usahanya untuk mencegah atau mendeteksi unit-unit yang tidak sesuai. Pada akhirnya, akan
dicapai suatu titik di mana kenaikan tambahan biaya dalam upaya tersebut menimbulkan
biaya yang lebih besar daripada penurunan biaya kegagalan. Titik ini mewakili tingkat
minimum dari total biaya kualitas. Hal ini merupakan perbandingan optimal antara biaya
pengendalian dan biaya kegagalan, serca mendefinisikan apa yang dikenal sebagai tingkat
kualitas yang dapat diterima (acceptable quality level-AQL). Hubungan yang bersifat
teoretis tersebut diilustrasikan pada tampilan 2-3.
2.3 Grafik Biaya Kualitas AQL
Tampilan 2-3 mengasumsikan dua fungsi biaya : satu untuk biaya pengendalian dan
satu untuk biaya kegagalan. Tampilan tersebut juga mengasumsikan persentase unit cacat
meningkat ketika biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan-kegiatan pencegahan dan penilaian
menurun. Di lain pihak, biaya kegagalan meningkat ketika jumlah unit cacat meningkat. Dari
fungsi total biaya kualitas, kita mengetahui total biaya kualitas turun ketika kualitas
ditingkatkan sampai titik tertentu. Setelah itu, tidak ada peningkatan lebih lanjut yang
mungkin dilakukan. Tingkat optimal unit cacat telah diidentifikasi dan perusahaan berupaya
mencapainya. Tingkat yang mengizinkan adanya unit cacat ini disebut tingkat kualitas yang
dapat diterima (AQL).
4. Fungsi Biaya Kualitas: Pandangan Cacat-Nol
Pada pertengahan 1980-an, model cacat nol lebih disempurnakan dengan model
kualitas kokoh yang menentang definisi unit cacat. Menurut pandangan kokoh ini, kerugian
terjadi karena diproduksinya produk yang menyimpang dari nilai target; semakin jauh
penyimpangannya, semakin besar pula nilai kerugiannya. Selain itu, kerugian juga tetap
terjadi meskipun deviasi masih dalam batas toleransi spesifikasi. Dengan kata lain,
penyimpangan dari spesifikasi ideal adalah merugikan dan batas toleransi spesifikasi tidak
dapat menawarkan apapun, bahkan menipu. Model cacat nol menekankan pada biaya kualitas
dan potensi penghematan dari upaya yang lebih besar untuk meningkatkan kualitas. Jadi,
model kualitas kokoh memperketat definisi dari unit cacat, menyempurnakan pandangan kita
terhadap biaya kualitas, dan mengintensifkan upaya perbaikan kualitas.
2.4 Grafik Biaya Kualitas Kontemporer
Grafik diatas menggambarkan perubahan dalam hubungan biaya kualitas. Meskipun
tampilan tersebut menunjukkan fungsi total biaya kualitas konsisten dengan hubungan biaya
kualitas yang diuraikan, ada beberapa perbedaan utama. Pertama, biaya pengendalian tidak
meningkat tanpa batas ketika mendekati kondisi tanpa cacat. Kedua, biaya pengendalian
dapat naik, kemudian turun ketika mendekati kondisi tanpa cacat. Ketiga, biaya kegagalan
dapat ditekan menjadi nol.
Manajemen Berbasis Kegiatan dan Biaya Kualitas Optimal
Manajemen berbasis kegiatan (activity based management−ABM)
mengklasifikasikan berbagai kegiatan sebagai bernilai tambah dan tak bernilai tambah, serta
hanya mempertahankan kegiatan-kegiatan yang memberikan nilai tambah. Prinsip ini dapat
diaplikasikan pada kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kualitas. Kegiatan-kegiatan
5. kegagalan, penilaian dan biaya-biaya terkait tidak menghasilkan nilai tambah dan harus
dihilangkan. Kegiatan pencegahan yang dilakukan secara efisien dapat diklasifikasikan
sebagai kegiatan bernilai tambah dan perlu dipertahankan.
Setelah berbagai kegiatan untuk setiap kategori diidentifikasi, pendorong
timbulnya penggunaan sumber daya (resource drivers) dapat digunakan untuk
memperbaiki pembagian biaya pada setiap kegiatan. Pendorong (biaya) akar juga dapat
diidentifikasi, khususnya untuk kegiatan-kegiatan yang gagal, dan berguna untuk
membantu para manajer memahami hal-hal yang menyebabkan biaya kegiatan. Selanjutnya,
informasi ini dapat digunakan untuk memilih cara mengurangi biaya kualitas sampai ke
tingkat tertentu sebagaimana diperlihatkan pada grafik sebelumnya. Hasilnya, manajemen
berbasis kegiatan (ABM) mendukung pandangan cacat nol robust mengenai biaya kualitas.
Tidak ada perbandingan terbalik optimal antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan;
biaya kegagalan adalah biaya yang tidak menghasilkan nilai tambah sehingga harus dikurangi
sampai nol. Kegiatan pengendalian lainnya menghasilkan nilai tambah, tetapi mungkin
dijalankan dengan tidak efisien. Biaya yang disebabkan oleh kegiatan yang tidak efisien
adalah tak bernilai tambah. Jadi, biaya untuk kategori-kategori tersebut juga dapat dikurangi
ke tingkat yang lebih rendah.
Analisis Tren
Laporan biaya kualitas menunjukkan jumlah dan distribusi biaya kualitas di antara
keempat kategori sehingga menunjukkan peluang untuk perbaikan kualitas. Setelah ukuran-
ukuran peningkatan kualitas ditentukan, hal penting yang harus dilakukan perusahaan adalah
menentukan apakah biaya kualitas telah berkurang sebagaimana yang direncanakan. Laporan
biaya kualitas tidak akan memperlihatkan apakah perbaikan telah terjadi atau tidak. Akan
berguna bagi perusahaan untuk mendapatkan gambaran mengenai bagaimana keberhasilan
program perbaikan kualitas sejak diterapkan.
Berikut akan digambarkan sebuah grafik. Grafik demikian disebut laporan tren
kualitas multiperiode (multiple-period quality trend report). Dengan menggambarkan biaya
kualitas sebagai persentase dari penjualan, keseluruhan tren program kualitas dapat dinilai.
Tahun pertama yang digambarkan adalah tahun sebelum implementasi program perbaikan
kualitas. Anggaplah perusahaan telah mengalami hal-hal berikut.
Biaya Kualitas Penjualan Aktual Biaya sebagai
Persentase (%) dari
6. Penjualan
2004 $440,000 $2,200,000 20.0%
2005 $423,000 $2,350,000 18.0%
2006 $412,500 $2,750,000 150%
2007 $392,000 $2,800,000 14.0%
2008 $280,000 $2,800,000 10.0%
Misalkan, tahun 2004 sebagai tahun 0, tahun 2005 sebagai tahun 1, dan seterusnya,
grafik trennya diperlihatkan pada grafik dibawah ini. Periode per tahun dinyatakan oleh
sumbu horizontal dan persentase dari penjualan dinyatakan oleh sumbu vertikal. Pencapaian
biaya kualitas 3 persen, yaitu persentase target, dinyatakan dengan garis horizontal pada
grafik.
Grafik menunjukkan terdapat tren yang tetap menurun pada biaya kualitas yang dinyatakan
sebagai persentase dari penjualan. Grafik tersebut juga menunjukkan bahwa perbaikan masih sangat
mungkin untuk dilakukan dalam jangka panjang. Pengetahuan tambahan bisa diperoleh dengan
membuat tren untuk setiap kategori kualitas. Anggaplah setiap kategori dinyatakan sebagai
persentase dari penjualan untuk periode waktu yang sama.
Pencegahan Penilaian
Kegagalan
Internal
Kegagalan
Eksternal
2004 2.0% 2.0% 6.0% 10.0%
2005 3.0% 2.4% 4.0% 8.6%
2006 3.0% 3.0% 3.0% 6.0%
2007 4.0% 3.0% 2.5% 4.5%
2008 4.1% 2.4% 2.0% 1.5%
Grafik yang menunjukkan tren untuk setiap kategori diperlihatkan pada grafik
dibawah ini. Kita dapat melihat bahwa perusahaan berhasil mengurangi biaya kegagalan
eksternal dan internal. Uang yang digunakan untuk pencegahan lebih banyak (jumlahnya
meningkat dua kali lipat). Biaya penilaian meningkat, kemudian menurun. Perhatikan juga
7. bahwa distribusi relatif dari biaya telah berubah. Pada tahun 2004, biaya kegagalan adalah 80
persen dari total biaya kualitas (0.16/0.20). Pada tahun 2008, biaya tersebut turun menjadi 35
persen dari biaya total (0.035/0.10). Potensi untuk mengurangi biaya kualitas juga
memengaruhi cara pengambilan keputusan. Manfaat informasi biaya kualitas dalam
pengambilan keputusan dan perencanaan tidak boleh dipandang remeh.
2.4 DEFINISI BIAYA LINGKUNGAN
Biaya lingkungan adalah biaya yang ditimbulkan akibat adanya kualitas lingkungan
yang rendah, sebagai akibat dari proses produksi yang dilakukan perusahaan. Biaya
lingkungan perlu dilaporkan secara terpisah berdasarkan klasifikasi biayanya. Hal ini
dilakukan supaya laporan biaya lingkungan dapat dijadikan informasi yang informatif untuk
mengevaluasi kinerja operasional perusahaan terutama yang berdampak pada lingkungan.
MODEL BIAYA LINGKUNGAN
Biaya lingkungan dapat disebut biaya kualitas lingkungan (environmental quality
costs). Sama halnya dengan biaya kualitas, biaya lingkungan adalah biaya-biaya yang terjadi
karena kualitas lingkungan yang buruk atau kualitas lingkungan yang buruk mungkin terjadi.
Jadi, biaya lingkungan berhubungan dengan reaksi, deteksi, perbaikan, dan pencegahan
degradasi lingkungan. Dengan definisi ini, biaya lingkungan dapat diklasifikasikan menjadi
empat kategori, yaitu:
8. 1) Biaya Pencegahan Lingkungan (Environtmental Prevention Costs) adalah biaya-
biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk mencegah diproduksinya limbah dan/atau
sampah yang dapat merusak lingkungan. Contohnya evaluasi dan pemilihan pemasok,
evaluasi dan pemilihan alat untuk mengendalikan polusi, desain proses dan produk
untuk mengurangi atau menghapus limbah, melatih pegawai, mempelajari dampak
lingkungan, dan lain-lain.
2) Biaya Deteksi Lingkungan (Environtmental Detection Costs) adalah biaya-biaya
untuk aktivitas yang dilakukan untuk menentukan bahwa produk, proses, dan aktivitas
lain di perusahaan telah memenuhi standar lingkungan yang berlaku atau tidak.
Contoh aktivitas deteksi adalah audit aktivitas lingkungan, pemeriksaan produk dan
proses, pengembangan ukuran kinerja lingkungan, pelaksanaan pengujian
pencemaran, dan lain-lain.
3) Biaya Kegagalan Internal Lingkungan (Environtmental Internal Failure Costs)
adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan karena diproduksinya limbah dan
sampah, tetapi tidak dibuang ke lingkungan luar. Aktivitas kegagalan internal
memiliki salah satu dari dua tujuan berikut: (1) memastikan limbah dan sampah yang
diproduksi tidak dibuang ke lingkungan luar, atau (2) mengurangi tingkat limbah yang
dibuang sehingga jumlahnya tidak melewati standar lingkungan. Contohnya adalah
pengoperasian peralatan untuk mengurangi atau menghilangkan polusi, pengolahan
dan pembuangan limbah beracun, pemeliharaan peralatan polusi, lisensi fasilitas
untuk memproduksi limbah, serta daur ulang sisa bahan.
4) Biaya Kegagalan Eksternal Lingkungan (Environtmental External Failure Costs)
adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan setelah melepas limbah atau
sampah ke dalam lingkungan. Biaya kegagalan eksternal dapat dibagi lagi menjadi 2,
yaitu:
a. Biaya kegagalan eksternal yang direalisasi (realized external failure costs)
adalah biaya yang dialami dan dibayar oleh pihak-pihak di luar perusahaan.
Contohnya pembersihan danau yang tercemar, penggunaan bahan baku dan energi
secara tidak efisien, penyelesaian klaim kecelakaan pribadi dari praktik kerja yang
tidak ramah lingkungan, dan lain-lain.
9. b. Biaya kegagalan eksternal yang tidak direalisasikan (unrealized external
failure costs) atau biaya sosial disebabkan oleh perusahaan, tetapi dialami dan
dibayar oleh pihak-pihak di luar perusahaan. Biaya sosial secara lebih lanjut
diklasifikasikan sebagai: (1) biaya yang berasal dari degradasi lingkungan, dan (2)
biaya yang berhubungan dengan dampak buruk terhadap properti atau
kesejahteraan masyarakat.
Contoh Soal Biaya Kualitas
1. Pada awal tahun 2008, Kare Company memulai sebuah program perbaikan kualitas.
Banyak upaya yang dilakukan untuk mengurangu jumlah unit cacat yang diproduksi.
Pada akhir tahun, laporan manajer produksi mengungkapkan sisa bahan baku dan
10. pengerjaan ulang menurun. Direktur utama perusahaan tersebut gembira mendengar
keberhasilan tersebut, tetapi ia menginginkan penilaian terhadap dampak keuangan
dari perbaikan tersebut. Untuk membuat penilaian ini data keuangan tahun berjalan
dan tahun sebelumnya dikumpulkan.
2007 2008
Penjualan 10,000,000$ 10,000,000$
Sisa bahan baku 400,000$ 300,000$
Pengerjaan ulang 600,000$ 400,000$
Pemeriksaan produk 100,000$ 125,000$
Garansi produk 800,000$ 600,000$
Pelatihan kualitas 40,000$ 80,000$
Pemeriksaan bahan baku 60,000$ 40,000$
Diminta :
a. Klasifikasikan biaya-biaya sebagai biaya pencegahan, penilaian, kegagalan,
internal, atau kegagalan eksternal !
b. Hitunglah biaya kualitas sebagai persentase dari penjualan untuk setiap tahun !
Berapa banyak penambahan laba yang disebabkan oleh peningkatan kualitas?
Dengan asumsi biaya-biaya kualitas dapat ditekan menjadi 2,5 persen dari
penjualan, berapa banyak tambahan laba yang dihasilkan melalui perbaikan
kualitas (anggaplah pendapatan penjualan tetap sama)?
c. Susunlah laporan biaya kualitas untuk tahun 2008 !
Jawaban
a. Biaya penilaian: pemeriksaan produk dan pemeriksaan bahan baku.
Biaya pencegahan : pelatihan kualitas.
Biaya kegagalan internal : sisa bahan baku dan pengerjaan ulang
Biaya kegagalan eksternal : Garansi produk
b. Untuk tahun 2007- Total biaya-biaya kualitas : $2.000.000
Persentase dari penjualan : 20 persen ($2.000.000/$10.000.000)
Untuk tahun 2008 – Total biaya-biaya kualitas : $1.545.000
11. Persentase dari penjualan : 15,45 persen (%1.545.000/$10.000.000)
Laba meningkat $ 455.000
Apabila biaya-biaya kualitas menurun menjadi 2,5 persen dari penjualan, maka
dimungkinkan adanya tambahan laba sebesar $ 1.295.000 ($1.545.000-$ 250.000)
Biaya pencegahan :
Pelatihan kualitas 80,000$ 80,000$ 0,80
Biaya penilaian :
Pemeriksaan produk 125,000$
Pemeriksaan bahan baku 40,000$ 165,000$ 1,65
Biaya kegagalan internal :
Sisa bahan baku 300,000$
Pengerjaan ulang 400,000$ 700,000$ 7,00
Biaya kegagalan eksternal :
Garansi produk 600,000$ 600,000$ 6,00
1,545,000$ 15,45%
Kare Company
Laporan Biaya Kualitas
untuk Tahun yang Berakhir 2008
Biaya Kualitas Persentase (%) dari
penjualan