Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kalimat efektif dan unsur-unsur yang membentuk kalimat efektif. Kalimat efektif didefinisikan sebagai kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pembaca. Kalimat efektif memiliki ciri-ciri seperti sesuai bahasa baku, jelas, ringkas, koheren, dan hidup. Unsur-unsur yang membentuk kalimat efe
1. DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalimat dan Kalimat Efektif................................................... 2
B. Ciri–ciri Kalimat Efektif........................................................................... 4
C. Unsur-unsur Kalimat Efektif..................................................................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 12
B. Saran.......................................................................................................... 12
DAFTAR RUJUKAN........................................................................................ 13
2. i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah alat untuk bekomunikasi yang digunakan manusia dengan
sesama anggota mansyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahsa itu berisi pikiran,
keinginan , atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahsa
yang digunakan itu hendaknya dapat mendukung maksud secara jelas agar apa
yang dipirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengan atau
pembaca.kalimat yang dapat mencapai sasarannya dengan baik disebut dengan
kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat
pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat
memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang
dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan
itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak
memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat
yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur
kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat
seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang
seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan
semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya
dengan kaidah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kalimat dan Kalimat Efektif ?
2. Bagaimana Ciri–ciri Kalimat Efektif ?
3. Apa Unsur-unsur Kalimat Efektif ?
3. [Type text] Page 1
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui Pengertian Kalimat dan Kalimat Efektif
2. Untuk mengetahui Ciri–ciri Kalimat Efektif
3. Untuk mengetahui Unsur-unsur Kalimat Efektif
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalimat dan Kalimat Efektif
1. Pengertian Kalimat
Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis,
harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Kalau tidak memiliki unsure subjek
dan unsure predikat, pernyataan itu bukanlah kalimat. Deretan kata yang seperti
itu hanya dapat disebut sebagai frasa. Inilah yang membedakan kalimat dengan
frasa.
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan
suara naik turun, dank eras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir.
Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), dan tanda seru (!). Kalau dilihat
dari hal predikat, kalimat-kalimat dalam bahasa Indonesia ada dua macam, yaitu:
a. Kalimat-kalimat yang berpredikat kata kerja
b. Kalimat-kalimat yang berpredikat bukan kata kerja.
Akan tetapi, dalam pemakaian sehari-hari kalimat yang berpredikat kata kerja
lebih besar jumlahnya daripada yang berpredikat bukan kata kerja. Hal ini
4. [Type text] Page 2
membantu kita dengan mudah untuk menentukan sebuah kalimat. Oleh sebab itu,
kalau ada kata kerja dalam suatu untaian kalimat, kata kerja itu dicadangkan
sebagai predikat dalam kalimat itu.
Contoh: Tugas itu dikerjakan oleh para mahasiswa
Kata kerja dalam kalimat ini ialah dikerjakan. Kata dikerjakan adalah predikat
dalam kalimat ini. Setelah ditemukan predikat dalam kalimat itu, subjek dapat
ditemukan dengan cara bertanya menggunakan predikat sebagai berikut:
Apa yang dikerjakan oleh para mahasiswa?
Jawaban pertanyaan itu ialah tugas itu. Kata tugas itu merupakan subjek kalimat.
Kalau tidak ada kata yang dapat dijadikan jawaban pertanyaan itu, hal itu berarti
bahwa subjek tidak ada. Dengan demikian, pernyataan dalam bentuk deretan kata-
kata itu bukanlah kalimat.[1]
2. Kalimat Efektif
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama
anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan,
atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang
digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang
dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau
pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan
kalimat efektif.[2]
Kalimat efektif adalah kalimat yang memperlihatkan bahwa proses peyampaian
oleh pembicara atau penulis dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca
berlangsung dengan sempurna sehingga isi atau maksud yang disampaikan oleh
pembicara atau penulis tergambar lengkap dalam fikiran pendengar atau pembaca.
Pesan yang diterima oleh pendengar atau pembaca atau penulis.[3]
[1] AmraanTasai dan Zaenal Arifin, CermatBerbahasa Indonesia, (Jakarta:Akademika
Pressindo, 2004),hlm. 58-59.
[2] Mustakim. Membina Kemampuan Berbahasa:Panduan keArah KemahiranBerbahasa,
(Jakarta:Gramedia,1994), hlm.65.
[3] LukmanAli dkk, PetunjukPraktisBerbahassa Indonesia, (Jakarta:Pusatpembinaandan
PengembanganBahasa,1991), hlm.39.
5. [Type text] Page 3
Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa :
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat
komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah
dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca.[4]
2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah
dipahami orang lain secara tepat.
3. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan
kaidah, ringkas, dan enak dibaca.
4. Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan
informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca.
5. Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu
menjelaskan sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah di
mengerti serta di artikan.
Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif
yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif
adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh
pendengar atau pembaca.
Kalimat efektif merupakan kunci penentu yang menjembatani efektifitas bahasa.
Secara umum kalimat efektif adalah struktur hasil gabungan kata-kata yang secara
sadar direncanakan mencapai tujuan komunikasi seprima mungin.
Pada intinya, kalimat efektif tidak akan menimbulkan salah faham atau perbedaan
pengertian antara pembicara atau penuis atau pendengar atau pembaca. Oleh
karena itu kalimat efektif harus dapat mengungkapkan gagasan pembicara atau
penulis secara tepat.
[4] Rahayu, Tanya Jawab Manajemen Pemasaran Kontemporer. (Jakarta: Penerbit
Havarindo, 2007), hlm. 98.
6. [Type text] Page 4
B. Ciri–ciri Kalimat Efektif
Baik tidaknya atau menarik tidaknya sebuah tulisan tidak hanya disebabkan
oleh masalah yang disajikan, tetapi lebih dari itu, adalah disebabkan oleh
kemampuan penulis menyajikan masalah tersebut kepada pembaca. Bahkan dapat
dikatakan, faktor penyajian ini amat menentukan berhasil tidaknya sebuah tulisan.
Faktor penyajian ini terdiri dari bagaimana gagasan tersebut didata dan
diorganisasikan, dan bagaimana pemanfaatan perangkat kebahasaan oleh penulis.
Didalam masalah perangkat kebahasaan ini, tercakup dua hal pokok, yakni ejaan
dan kalimat efektif.
Perkenalan pembaca dengan tulisan adalah dengan kalimat yang
dipergunakan. Bila pembaca menemukan kalimat-kalimat yang ruwet tanpa daya
tarik, dan membosankan, dengan cepat dan pasti pembaca berhenti membaca.
Tetapi sebaliknya, bila kalimat-kalimat yang digunakan penulis merupakan
kalimat yang lugas, lancar, dan dengan pilihan kata yang tepat, jelas akan
memancing selera pembaca untuk dengan tekun melihat tulisan tersebut. Jadi,
daya tarik sebuah tulisan berada sepenuhnya pada kalimat yang digunakan,
apalagi bila ditambah oleh isinya yang menarik serta cara mengorganisasikan
gagasan yang baik pula.
Pada dasarnya setiap gagasan yang dimiliki seseorang dituangkan kedalam
bentuk kalimat. Kalimat yang menampung gagasan itu haruslah kalimat yang
memenuhi syarat gramatikal. Tetapi syarat gramatikal itu saja belumlah cukup,
karena kalimat yang gramatikal itu belum tentu mampu menampung gagasan dan
mengkomunikasikan gagasan itu kepada khalayak yang berupa pendengar atau
pembaca. Oleh sebab itu diperlukan persyaratan lain, yaitu persyaratan
efektivitas.[5]
[5] M. Atar Semi, Menulis Efektif. (Padang: Angkasa Raya, 1990), hlm. 142.
7. [Type text] Page 5
Oleh sebab itu, diperlukan pemakaian kalimat yang efektif. Artinya, kalimat itu
harus memenuhi sasaran, mampu menimbulkan pengaruh, meninggalkan kesan,
atau menerbitkan selera baca.
Kecuali tulisan yang berbentuk karya sastra, maka semua tulisan harus
menggunakan kalimat efektif. Kalau tidak, tulisan tersebut akan menjadi tulisan
yang tidak akurat, jelas, dan singkat. Bila suatu tulisan itu tidak akurat, jelas, dan
singkat maka syarat pokok tulisan yang baik sudah tidak dimilikinya
lagi.[6] Kalimat efektif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Sesuai dengan tuntutan bahasa baku
Artinya, kalimat itu ditulis dengan memperhatikan cara pemakaian ejaan yang
tepat, menggunakan kata atau istilah yang baku atau sudah umum digunakan,
sesuai dengan kaidah tata bahasa, dan lain-lain;
Jelas. Artinya, kalimat itu mudah ditangkap maksudnya
Maksud yang diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung oleh
penulis. Lawannya, adalah kalimat yang membingungkan, yang maksudnya sukar
ditangkap. Hal ini sering terjadi disebabkan oleh penggunaan kalimat yang tidak
lengkap, penggunaan unsur penjelas yang tidak pada tempatnya, pemakaian tanda
baca yang keliru, pemilihan kata yang tidak tepat untuk mendukung gagasan, dan
pencampuran anak kalimat yang tidak sejajar
Ringkas atau lugas.
Artinya, kalimat itu tidak berbelit-belit. Dengan menggunakan kata-kata yang
sedikit dapat mengungkapkan banyak gagasan. Dengan kata lain, menulis itu
bukan untuk mengumbar kata-kata., melainkan untuk menyampaikan gagasan
secara efektif dan ekonomis dengan menggunakan bahasa tulis. Menggunakan
kata-kata yang boros dapat memancing kesan bahwa penulis bukan hendak
menyampaikan ide atau gagasan, tetapi untuk bertele-tele dan menghabiskan
waktu pembaca.
[6] Ibid.
8. [Type text] Page 6
Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan kalimat yang
lain, antara satu paragraf dan paragraf yang lain.
Artinya, kalimat-kalimat yang digunakan memperlihatkan suatu kesatuan dengan
yang lain. Kesatuan ini tentu ada hubungannya dengan kesatuan ide atau gagasan.
Bila suatu tulisan terdiri dari kalimat-kalimat yang satu sama lain tidak terkait
secara baik, baik berupa hubungan struktural maupun hubungan semantis, maka
akan memancing kesan bahwa tulisan itu tidak terencana dengan baik, tetapi
terpenggal-penggal dan tambal sulam. Akhirnya menghilangkan kenikmatan
pembaca, dan bahkan tujuan tulisan dapat menjadi tidak tercapai.
Kalimat harus hidup
Menghidupkan tulisan itu penting, agar pembaca tidak cepat letih dan bosan
membaca tulisam tersebut. Bila suatu tulisan dibuat dengan menggunakan pola
atau gaya yang sama terus-menerus, walaupun naik, namun akan dirasakan tidak
enak karena adanya monotonitas. Sesuatu yang monoton, yang selalu sama dalam
waktu yang panjang, akan memancing kejenuhan dan kebosanan. Artinya,
kalimat-kalimat yang digunakan adalah kalimat-kalimat yang bervariasi. Ada
variasi tentang:
a. Pilihan kata
b. Urutan kata dalam kalimat
c. Bentuk kalimat
d. Gaya bahasa
e. Perumpamaan dan perbandingan
f. Panjang pendek kalimat
g. Tidak ada unsur yang tidak berfungsi.
Artinya, setiap kata yang digunakan ada fungsinya. Setiap kalimat yang
digunakan dalam paragraf mempunyai fungsi tertentu. Jangan ada bagian yang
9. [Type text] Page 7
tidak ada fungsi dimunculkan di dalam kalimat. Misalnya: “Kepada para penonton
diharap diam.” Kata “kepada” di sini tidak mempunyai fungsi apa-apa, malahan
dapat merusak kalimat, sehingga mengaburkan subjek kalimat
Sedangakan menurut Finoza mengatakan bahwa Kalimat efektif mempunyai ciri–
ciri yaitu:
Kesatuan
Kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat, dengan satu
ide pokok pokok boleh panjang atau pendek, menggabungkan lebih dari satu
kesatuan,bahkan dapat mempertentangkan satu dengan yang lainya,asalkan ide
atau gagasan kalimatnya tunggal. Penutur tidak boleh menggabungkan dua
kesatuan yang tidak mempunyai hubungan sama sekali kedalam sebuah kalimat
Kepaduan
Kepaduan adalah hubungan yang padu antara usur-unsur pembentuk kalimat yang
termasuk pembentuk kalimat yang termasuk adalah frasa, klausa, sert tanda basa
yang membentuk S-P-O–pel.ket. dalam kalimat
Kesejajaran
Kesejajaran adalah terdapatnya unsur- unsur yang sama derajatnya, sama pola
atau susunan kata dan frasa yang dipakai didalam kalimat
Pemfokusan
Pemfokusan ialah suatu perlakuan khusus menonjolkan bagian kalimat sehingga
berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan, cara yang dipakai untuk
memberi perlakuan khusus pada kata-kata tertentu ada beberapa yaitu : 1) dengan
meletakan kata yang ditonjolka itu di awal kalimat 2) dengan melakukan
pengulangan kata (repetisi) 3) dengan melakukan pengontrasan kata kunci dan 4)
dengan menggunakan partikel / penegas
Penghematan
Penghematan adalah menghindari penukaran kata yang tidak perlu.[7]
[7] Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia. (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2002),
hlm. 67.
10. [Type text] Page 8
C. Unsur-unsur Kalimat Efektif
Unsur-unsur kalimat efektif menurut Yanti ada tujuh ciri-ciri yang
menandakan sebuah kalimat efektif. Tujuh ciri tersebut adalah: kesepadanan
struktur, kepararelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan
penalaran, kepaduan gagasan, kelogisan bahasa.[8]
Menurut Widjono ada sembilan ciri kalimat dikatan efektif bila memenuhi
syarat: memiliki kesatuan, keutuhan, kelogisan, keepadanan makna dan struktur,
kesejajaran bentuk kata, kefokusan pikiran, kehematan penggunaan unsur kalimat,
kecermatan dan kesatuan, keberfariasian kata.[9] Pendapat yang sama juga
dikemukakan oleh Arifin, bahwa kalimat efektif memiliki ciri-ciri: Adanya
kesepadanan struktur, kepararelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan,
dan kelogisan.[10]
Dari beberapa pendapat tersebut pada dasarnya memiliki kesamaan bahawa dalam
kalimat efektif terkait dalam unsur pemakaian kata dan makna dalam penyampian
ide/gagasan seseorang.
Indikator kalimat efektif Menurut Wijayanti ada 11 indikator kalimat dikatakan
efektif. Sebagai berikut:
a. Kesatuan gagasan
Kalimat efektif hanya mengandung satu gagasan. Baik didalam kalimat maupun di
dalam paragraf syarat yang harus dipeneuhi adalah adanya kesatuan gagasan.
Kesatuan gagasan ini akan memiliki arti bahwa di dalam sebuah kalimat hanya
ada satu ide/gagasan.
[8] Prima Gusti Yanti, Bahasa Indoneia untuk Perguruan Tinggi. (Jakarta: Unversitas
Hamka, 2007), hlm. 24.
[9] H.S.Widjono, Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. (Jakarta: PT Gramedia, 2008), hlm. 160.
[10] Amraan Tasai dan Zaenal Arifin, Cermat Berbahasa Indonesia, hlm. 65.
11. [Type text] Page 9
b. Kesepadanan
Kesepadanan adalah keseimbangan pikiran (gagasan) dengan struktur kalimat.
Untuk menghasilkan kalimat yang mengandung kesepadanan, perlu diperhatikan
halhal berikut:
1. Kalimat memiliki subjek dan predikat yang jelas.
Dengan adanya Subjek dan Predikat yang jelas akan memberikan kejelasan pula
dalam penyampaian ide/pesan dari kalimat tersebut. Apa atau siapa dalam sebuah
kalimat memberikan kejelasan dalam kalimat tersebut.
2. Kata depan tidak berada di depan subjek.
Ketepatan penggunaan konjungsi (termasuk intra-kalimat) dalam sebuah kalimat
memiliki peran penting dalam mendukung kejelasan gagasan dalam sebuah
kalimat.
3. Subjek tidak ganda.
Subjek yang ganda dalam sebuah kalimat dapat menimbulkan pemahaman yang
ganda/lebih dari satu (ambigu). Oleh karena itu, dalam kalimat efektif subjek
harus memiliki satu makna yang jelas agar tidak menimbulkan kealahan
pemahaman yang berbeda.
c. Keparalelan (kesejajaran)
Keparalelan adalah kesamaan bentuk atau makna yang digunakan dalam kalimat.
Contoh:
Atika memetiki setangkai bunga. (tidak paralel makna). Kalimat tersebut tidak
memiliki kepararelan bentuk karena bila digunakan kata memetiki berarti bukang
hanya setangkai namun memiliki makna jamak, seharusnya memetik.
d. Kehematan
Kalimat efektif bercirikan tidak menggunakan kata-kata yang tidak diperlukan.
Cara untuk menghemat kata adalah dengan tidak mengulang subjek, tidak
12. [Type text] Page 10
memakai bentuk superordinate , tidak menggunakan kata bersinonim, dan tidak
menjamakkan kata-kata yang sudah menggunakan bentuk jamak.
Contoh:
Belajar adalah merupakan tanggung jawab mahasiswa. Pemakaian kata adalah
merupakan memiliki makna yang sama.
e. Kelogisan
Kalimat dikatakan efektif jika dapat diterima oleh akal sehat.
Contoh:
Waktu dan tempat kami persilakan. (tidak logis). Pemakaian kata dipersilakan
tidak tepat/tidak logis karena yang dapat dipersilakan adalah orang. Maka kalimat
tersebut akan menjadi efektif apabila kata tersebut diganti menjadi waktu dan
tempat kami serahkan atau kami berikan.
f. Kecermatan
Kalimat efektif ditulis secara cermat, tepat dalam diksi sehingga tidak
menimbulkan tafsir ganda. Penempatan unsur-unsur kalimat yang tepat akan
membantu pembaca untuk memahami makna kalimat secara jelas tanpa
menimbulkan tafsir ganda.
Contoh :
1. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menjadi Putri Indonesia tahun
ini. (tidak cermat)
2. Mahasiswa yang berasal dari perguruan tinggi yang terkenal itu menjadi
Putri Indonesia tahun ini. (cermat)
g. Kebervariasian
Ciri kalimat efektif yang lain adalah tidak monoton. Kalimat sebaiknya bervariasi
dengan memanfaatkan jenis-jenis kalimat yang ada dalam bahasa Indonesia.
h. Ketegasan
13. [Type text] Page 11
Ketegasan dapat dinyatakan dengan memberi penonjolan atau penekanan pada ide
pokok kalimat. Ketegasan dalam kalimat efektif ini menjadi penting karena hal
yang ditonjolkan tersebut merupakan ide dari gagasan dalam kalimat tersebut.
i. Ketepatan
Diksi yang digunakan perlu dipilih secara tepat dan cermat sehingga dapat
mewakili tujuan, maksud, atau pesan. Pemakain kata yang memiliki makana
ganda, kata yang berhomonim, homofon, homograf juga akan memiliki pengaruh
dalam kalimat tersebut.
j. Kebenaran struktur
Kalimat efektif mengandung kebenaran struktur bahasa Indonesia, artinya unsur-
unsur yang digunakan dalam kalimat tidak memakai unsurunsur asing atau daerah.
Sebagai contoh, pemakaian unsur bahasa Inggris which, where tidak benar jika
disepadankan dengan konjungsi dimana, di mana, atau yang mana dalam bahasa
Indonesia. Penggunaan kata-kata tersebut perlu dihindari. Begitu pula unsur
bahasa daerah sebaiknya tidak dipakai dalam tulisan.
Contoh:
1. Masyarakat hukum adalah sekelompok orang-orang yang berdiam dalam
suatu wilayah tertentu dimana di dalam kelompok tersebut berlaku serangkaian
peraturan sebagai pedoman tingkah laku. (salah).
2. Masyarakat hukum adalah sekelompok orang yang berdiam dalam suatu
wilayah yang menganut serangkaian peraturan sebagai pedoman tingkah laku.
(benar)
k. Keringkasan
Dalam menulis ditemukan pemakaian kata dan kelompok kata yang sebenarnya
memiliki makna yang sama. Dalam hal ini kelompok kata merupakan bentuk
panjang, sedangkan kata merupakan bentuk ringkas/pendek.
Contoh:
14. [Type text] Page 12
1. Kami mengadakan penelitian anak jalanan di Jakarta. (bentuk panjang)
2. Kami meneliti anak jalanan di Jakarta. (bentuk ringkas)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengertian Kalimat dan Kalimat Efektif
A. Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan
suara naik turun, dank eras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir.
Kalau dilihat dari hal predikat, kalimat-kalimat dalam bahasa Indonesia ada dua
macam, yaitu:
1) Kalimat-kalimat yang berpredikat kata kerja
2) Kalimat-kalimat yang berpredikat bukan kata kerja.
B. Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memperlihatkan bahwa proses peyampaian
oleh pembicara atau penulis dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca
berlangsung dengan sempurna sehingga isi atau maksud yang disampaikan oleh
pembicara atau penulis tergambar lengkap dalam fikiran pendengar atau pembaca.
2. Ciri–ciri Kalimat Efektif
Kalimat efektif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Sesuai dengan tuntutan bahasa baku
b. Jelas. Artinya, kalimat itu mudah ditangkap maksudnya
c. Ringkas atau lugas.
15. [Type text] Page 13
d. Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan kalimat
yang lain, antara satu paragraf dan paragraf yang lain.
e. Kalimat harus hidup
3. Unsur-unsur Kalimat Efektif
Indikator kalimat efektif Menurut Wijayanti ada 11 indikator kalimat dikatakan
efektif. Sebagai berikut:
a. Kesatuan gagasan
b. Kesepadanan
c. Keparalelan (kesejajaran)
d. Kehematan
e. Kelogisan
f. Kecermatan
g. Kebervariasian
h. Ketegasan
i. Ketepatan
j. Kebenaran struktur
k. Keringkasan
B. Saran
Di dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan baik dari segi
isi maupun penulisan, untuk itu diharapkan kepada pembaca untuk dapat
memberikan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini
16. [Type text] Page 14
DAFTAR PUSTAKA
Ali Lukman dkk, Petunjuk Praktis Berbahassa Indonesia, Jakarta Pusat
pembinaan dan Pengembangan Bahasa 1991
Finoza Lamuddin, Komposisi Bahasa Indonesia, Jakarta Diksi Insan Mulia 2002
Mustakim. Membina Kemampuan Berbahasa: Panduan ke Arah
KemahiranBerbahasa, Jakarta Gramedia 1994
Rahayu, Tanya Jawab Manajemen Pemasaran Kontemporer, Jakarta Penerbit
Havarindo 2007
Semi M. Atar, Menulis Efektif, Padang: Angkasa Raya 1990
Tasai Amraan dan Arifin Zaenal, Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta
Akademika Pressindo, 2004
Yanti Prima Gusti, Bahasa Indoneia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta Unversitas
Hamka 2007 Widjono H.S., Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian di Perguruan Tinggi, Jakarta PT Gramedia 2008
[1] Amraan Tasai dan Zaenal Arifin, Cermat Berbahasa Indonesia, (Jakarta:
Akademika Pressindo, 2004), hlm. 58-59.
[2] Mustakim. Membina Kemampuan Berbahasa: Panduan ke Arah
KemahiranBerbahasa, (Jakarta: Gramedia, 1994), hlm. 65.
[3] Lukman Ali dkk, Petunjuk Praktis Berbahassa Indonesia, (Jakarta: Pusat
pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1991), hlm. 39.
[4] Rahayu, Tanya Jawab Manajemen Pemasaran Kontemporer. (Jakarta:
Penerbit Havarindo, 2007), hlm. 98.
[5] M. Atar Semi, Menulis Efektif. (Padang: Angkasa Raya, 1990), hlm. 142.
[6] Ibid.
[7] Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia. (Jakarta: Diksi Insan Mulia,
2002), hlm. 67.
[8] Prima Gusti Yanti, Bahasa Indoneia untuk Perguruan Tinggi. (Jakarta:
Unversitas Hamka, 2007), hlm. 24.
[9] H.S.Widjono, Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. (Jakarta: PT Gramedia, 2008), hlm. 160.
[10] Amraan Tasai dan Zaenal Arifin, Cermat Berbahasa Indonesia, hlm. 65.