1. MAKALAH
BERBICARA EFEKTIF
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Berbicara Rektorik
Dosen Pengampu :
Dra.Rifnida, M.Pd.
Disusun Oleh :
Delvi Azia 201210050
Desi Amelia 201210027
Diana Zulpa 201210005
Dinda Adelia 201210028
Dini Agustia 201210006
Dwi Alpiansyah 201210007
PROGRAM STUDI PENDIDIDKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP PGRI BANDAR LAMPUNG
2021
2. i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul ”Berbicara Efektif”.
Makalah ini penulis buat guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah Berbicara
Retorik, di samping sebagai salah satu keterlibatan penulis dalam menyediakan bahan
perkuliahan. Makalah ini berisi tentang Pengertian Bahasa,Pengertian Berbicara Efektif,Jenis –
Jenis Berbicara Efektif,Teknik Berbicara Efektif,Contoh Keterampilan Berbicara,Teknik
Keterampilan Berbicara ,Metode Berbicara,Faktor Pendukung Berbicara Efektif,Faktor
Penghambat Berbicara Efektif yang bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan
atau pengetahuan.
Dalam penulisan makalah ini, penulis tentu saja tidak dapat menyelesaikannya sendiri
tanpa bantuan dari pihak lain.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna karena masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis dengan segala kerendahan
hati meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan ke depannya.
Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam
makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.
Bandar Lampung, 29 April 2021
Penulis,
3. ii
DAFTAR ISI
Kata pengantar ...................................................................................................................... i
Daftar isi ................................................................................................................................ ii
Bab I pendahuluan ............................................................................................................... 1
A. Latar belakang..................................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ............................................................................................................... 1
C. Tujuan penulisan ................................................................................................................. 1
D. Manfaat Penulisan .............................................................................................................. 2
E. Metode Penulisan ............................................................................................................... 2
Bab II Pembahasan ............................................................................................................... 3
A. Pengertian Bahasa .............................................................................................................. 3
B. Pengertian Berbicara Efektif .............................................................................................. 3
C. Jenis – Jenis Berbicara Efektif ........................................................................................... 5
D. Teknik Berbicara Efektif .................................................................................................... 6
E. Contoh Keterampilan Berbicara ......................................................................................... 7
F. Teknik Keterampilan Berbicara .......................................................................................... 8
G. Metode Berbicara ............................................................................................................... 9
H. Faktor Pendukung Berbicara Efektif ..................................................................................10
I. Faktor Penghambat Berbicara Efektif .................................................................................11
Bab III Penutup ..................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 12
B. Saran .................................................................................................................................. 12
Daftar pustaka ......................................................................................................................... 14
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari kegiatan berbahasa, khususnya Bahasa Indonesia
sebagai bahasa pemersatu bangsa. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi
antarmanusia. Bahasa sebagai alat komunikasi ini, dalam rangka memenuhi sifat manusia
sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan sesama manusia.
Berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu berbicara, mendengar atau menyimak, menulis dan
membaca. Semua aspek tersebut harus bisa dikuasai untuk membentuk suatu interaksi melalui
komunikasi. Dari keempat aspek tersebut akan dibahas mengenai berbicara. Namun, yang sering
terjadi saat ini adalah tidak semua orang yang bisa berbica mampu berbicara dengan efektif
untuk mnghasilkan suatu komunikasi yang efektif demi terjalinnya interaksi sosial.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan bahasa
2. Apa yang dimaksud dengan berbicara efektif ?
3. Apa saja jenis – jenis berbicara efektif ?
4. Apa yang dimaksud dengan komunikasi efektif ?
5. Menjelaskan teknik berbicara efektif
6. Apa saja metode dalam berbicara ?
7. Apa saja faktor pendukung berbicara efektif?
8. Apa saja faktor penghambat dalam berbicara efektif ?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk membahas rumusan masalah daintaranya apa
itu bahasa dan kaitannya dengan komunikasi, menjelaskan apa itu berbicara dan komunikasi,
menjelaskan teknik – teknik berbicara yang efektif serta hambatan dan pendukung dalam
berbicara.
5. 2
D. Manfaat
Penyusunan makalah ini bermanfaat untuk menambah wawasan mengenai berbicara agar setiap
orang yang bisa berbicara mampu berbicara secara efektif demi terjalinnya komunikasi yang
efektif.
E. Metode Penulisan
Dalam penulisan karya tulis ini penulis menggunakan metode pustaka dan metode googling,
dimana penulis mencari materi materi yang ada pada karya tulis ini dengan bantuan internet dan
referensi beberapa buku Bahasa Indonesia yang ada di perpustakaan online.
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahasa
Bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola
secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sistem bahasa berupa lambang-lambang bunyi, setiap
lambang bahasa melambangkan sesuatu yang menyatakan suatu konsep atau makna, maka dapat
disimpulkan bahwa setiap suatu ujaran bahasa memiliki makna. Contoh lambang bahasa yang
berbunyi “nasi” melambangkan konsep[ atau makna “sesuatu yang biasa dimakan sebagai
makanan pokok”.
Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang
terlintas didalam hati. Namun, lebih jauh bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk
berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan.
Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan sebagai sebuah sistem lambing, berupa bunyi,
bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.
Pengertian bahasa menurut beberapa ahli dan sumber diantaranya sebagai berikut :
§ Pengertian Bahasa menurut (Depdiknas, 2005: 3)Bahasa pada hakikatnya adalah ucapan
pikiran dan perasan manusia secara teratur, yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya.
§ Pengertian Bahasa menurut Harun Rasyid, Mansyur & Suratno (2009: 126) bahasa merupakan
struktur dan makna yang bebas dari penggunanya, sebagai tanda yang menyimpulkan suatu
tujuan.
§ Bahasa menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Hasan Alwi, 2002: 88) bahasa berarti sistem
lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh semua orang atau anggota masyarakat untuk
bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri dalam bentuk percakapan yang baik, tingkah
laku yang baik, sopan santun yang baik.
B. Pengertian Berbicara Efektif
Menurut Tarigan (1985)menyebutkan bahwa berbica ra adalah kemampuan mengucapkan bunyi-
bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan
pikiran, gagasan, dan perasaan.
7. 4
Kartini (1985:7) yang mengungkapkan bahwa berbicara merupakan suatu peristiwa penyampaian
maksud, gagasan, pikiran, perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa
lisan, sehingga maksud tersebut dipahami oleh orang lain.
Berbicara merupakan peristiwa penyampaian maksud, gagasan, pikiran, perasaan seseorang
kepada orang lain secara jernih, logis, terarah dan sistematis dengan menggunakan bahasa lisan,
sehingga maksud tersebut dipahami orang lain.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, berbicara efektif adalah kemampuan menyampaikan pesan,
maksud dan tujuan dengan sistematis, jelas, padat, lugas dan mudah dipahami.
Dalam berbicara efektif, ada 5 prinsip dasar yang harus Anda ketahui agar bisa langsung
menerapkannya dengan baik. Sederhana sekali lho. Apa saja 5 prinsip dasar itu?
1. Respect
Respect berarti menghormati. Dalam berbicara, menghormati dan menghargai lawan bicara
adalah hal yang sangat penting. Jika kita ingin orang lain mendengarkan kita, kita harus
menghormati mereka. Jika mengkritik juga harus dengan menghargai harga diri orang lain.
2. Emphaty
Emphaty adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang
dihadapi orang lain. Emphaty juga adalah salah satu bentuk dari respect. Dengan merasakan apa
yang sedang dialami oleh orang lain, kita bisa berbicara sesuai dengan situasi dan kondisinya.
Misalnya teman sedang mengalami musibah tapi Anda malah berbicara dengan riang gembira,
pasti teman Anda tidak akan mau mendengarkan Anda. Secara tidak langsung hal itu sama saja
dengan Anda tidak menghargainya.
3. Audibility
Audibility maksudnya adalah dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik oleh pendengar
4. Clarity
Clarity adalah kejelasan yang ingin disampaikan. Caranya adalah:
Tentukan tujuan dengan jelas
Organisasikan ide
Format bahasa yang digunakan.
Pesan jelas, tepat, dan meyakinkan
Pesan fleksibel atau to the point
8. 5
5. Humble
Humble artinya rendah hati. Rendah hati disini maksudnya adalah tidak berbicara seakan-akan
kita ini orang penting, mudah menangkap respon positif atau tidak berpikir yang negatif dari
orang lain, dan menerima kritik orang lain dengan sikap rendah hati. Clarity juga termasuk dalam
respect.
Tujuan utama berbicara adalah untuk menginformasikan gagasan pembicara kepada pendengar.
Menurut mulyana mengelompokkan tujuan berbicara ke dalam empat tujuan yaitu sebagai
berikut :
1. Tujuan sosial
Manusia sebagai makhluk sosial menjadikan kegiatan berbicara sebagai sarana untuk
membangun konsep diri (dengan bahasa orang dapat mengetahui kepribadian orang lain),
eksistensi diri (dengan berbicara, seseorang akan dipandang sebagai orang yang eksis),
kelangsungan hidup ( dengan berbicara, orang dapat mengungkapkan keinginan kepada orang
lain), memperoleh kebahagiaan, menghindari tekanan serta ketegangan.
2. Tujuan ekspresif
Dalam tujuan ekspresif, berbicara digunakan manusia sebagai alat untuk menyampaikan
perasaannya. Dan terkadang didukung oleh simbol.
3. Tujuan ritual
Kegiatan ritual sering menggunakan bahasa sebagai media untuk menyampaikan pesan ritual
penganutnya, contohnya seperti do’a.
4. Tujuan instrumental
Kegiatan berbicara digunakan sebagai alat untuk memperoleh sesuatu (jabatan,pekerjaan, dan
lain-lain)
C. Jenis – Jenis Berbicara Efektif
1) Berbicara satu arah
Berbicara satu arah merupakan suatu pembicaraan untuk mengungkapkan buah pikiran,
gagasandan perasaan kepada pendengar tanpa terjadinya proses interaksi timbal balik.
Contohnya antara lain pidato, khotbah, wawancara. Pada kegiatan berpidato, yang aktif berbicara
hanya orator saja, sedangkan pendengar hanya mendengarkan saja. Kegiatan seperti ini
berlangsung dari awal sampai akhir kegiatan berpidato. Kegiatan berbicara hanya terjadi satu
arah, dari orator ke pendengar.
9. 6
2) Berbicara dua arah
Pembicaraan dua arah terjadi apabila si pembicara menyampaikan pikiran dan perasaannya
kepada orang lain, kemudian mendapat tanggapan balik dari pendengar secara langsung. Jadi
dalam proses berbicara dua arah ini terjadi interaksi timbal balik antara pembicara dengan lawan
bicara. Pihak-pihak yang terlibat dalam pembicaraan ini aktif berbicara secara bergantian.
Contohnya, diskusi, Tanya jawab, dan drama.
Disamping itu, kalau dilihat dan disimak lebih jauh lagi, menurut tingkat keresmiannya berbicara
dapat pula dibagi atas :
a) Berbicara formal
Berbicara formal merupakan kegiatan berbicara yang dilakukan di depan forum, dengan tema
tertentu, dan pastilah mediumnya bahasa Indonesia ragan baku. Jadi dalam kegiatan berbicara
resmi ini pendengarnya banyak dan bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang baku.
b) Berbicara informal
Berbicara informal adalah kegiatan berbicara yang dilakukan pada acara-acara tidak resmi.
Biasanya berbicara informal ini pendengar tidak banyak. Kadang-kadang topiknya pun tidak
satu. Contohnya, berbicara atau mengobrol dengan teman sebaya, dengan keluarga, dengan
teman ketika menunggu antrian dan sebagainya.
D. Teknik Berbicara Efektif
Teknik berbicara efektif adalah berbicara secara menarik dan jelas sehingga dapat dimengerti
dan mencapai tujuan yang diharapkan didalam komunikasi. Teknik berbicara didalam
berkomunikasi harus menyesuaikan diri antara komunikator dan komunikan terhadap materi
yang dibicarakan. Secara sederhana, teknik berbicara didalam komunikasi secara aktif dan
efektif adalah sebagai berikut :
a) Memilih pokok persoalan untuk dibicarakan
Sebelum kita memutuskan untuk berbicara didepan umum secara efektif terlebih dahulu kita
harus mengetahui persoalan apa yang ingin kita bicarakan agar pembicaraan berjalan dengan
lancar.
b) Berbicara dengan diiringi bantuan gerak – gerik dan ekspresi yang mendukung.
Gerak- gerik membantu kita untuk menutupi rasa grogi dan ekspresi yang mendukung supaya
lawan bicara tertarik mendengar pembicaraan yang kita lakukan.
c) Menyesuaikan situasi dengan lawan bicara dengan baik
10. 7
Demi jalannya interaksi yang baik antara dua pihak komunikator harus menyesuaikan diri
dengan sekitarnya.
d) Menghargai dan menghormati lawan bicara dengan baik
Sebagai orang yang berbicara atau komunikator kita harus bisa menghargai lawan bicara kita,
mendengarkan lawan bicara dengan baik. Begitupun sebaliknya
e) Menanggapi setiap reaksi, saran, usul dari lawan bicara
Menanggapi dengan baik respon dari lawan bicara kita. Agar lawan bicara merasa nyaman
berkomunikasi dan berinteraksi dengan kita.
E. Contoh Keterampilan Berbicara
Menurut Musaba (2012), keterampilan berbicara dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain
yaitu sebagai berikut:
a. Bercerita
Bercerita adalah menuturkan suatu cerita secara lisan (walaupun bahan cerita bisa berwujud
karangan tertulis). Kebiasaan bercerita ini banyak ditemukan di berbagai daerah di Indonesia.
Pada waktu dulu kegiatan bercerita jauh lebih semarak, dibandingkan masa sekarang. Kegiatan
bercerita di kalangan masyarakat Jawa dan beberapa daerah lain juga mengenal kegiatan
bercerita berupa pertunjukan wayang yang dibawakan oleh dalang dengan perangkat alatnya.
Banyak daerah lain mengenal kegiatan bercerita tersebut dengan nama dan cara yang berbeda-
beda. Kegiatan bercerita yang disebutkan di sini lebih bersifat tradisional, berlaku secara turun-
temurun.
b. Debat
Istilah debat tampaknya juga cukup dikenal di kalangan masyarakat. Terkadang ada ungkapan
untuk seseorang yang senang berdebat, maka disebut suka debat atau jago debat. Debat
sebenarnya mirip dengan dialog. Debat berarti bertukar pikiran secara terbuka untuk membahas
masalah yang masih merupakan pro dan kontra dengan memperhatikan aturan dan tata tertib
tertentu.
c. Diskusi
Istilah diskusi cukup dikenal, terutama di kalangan kaum terdidik. Bagi kalangan kampus,
diskusi sudah merupakan kegiatan yang dianggap lazim. Diskusi diartikan sebagai pertemuan
ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah. Diskusi kelompok biasanya ditandai
dengan lebih terbatasnya jumlah peserta, tingkat keformalannya kurang menonjol. Diskusi panel
11. 8
biasanya menghadirkan beberapa pembicara kunci atau para penyaji materi, kemudian diikuti
audiens. Dalam diskusi panel yang banyak berperan adalah para panelis (para penyaji atau
pembicara), audiens memang diberi kesempatan memberikan pendapat atau tanggapan, tetapi
jatahnya lebih sedikit.
d. Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai
keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal untuk dimuat dalam surat kabar, disiarkan
melalui radio atau ditayangkan pada layar televisi. Istilah wawancara sudah tidak asing lagi di
kalangan masyarakat. Wawancara mirip dengan dialog. Namun, wawancara cenderung lebih
mengaktifkan orang yang diwawancarai. Orang yang diwawancarai tentu amat beragam, bisa ia
merupakan seorang ahli atau nara sumber, juga bisa sebagai anggota masyarakat biasa.
e. Pidato dan Ceramah
Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi untuk menyatakan
pendapatnya, atau memberikan gambaran tentang suatu hal. Sedangkan ceramah merupakan
suatu kegiatan berbicara di depan umum dalam situasi tertentu untuk tujuan tertentu dan kepada
pendengar tertentu.
f. Percakapan
Percakapan adalah dialog antara dua orang atau lebih. Membangun komunikasi melalui bahasa
lisan (melalui telepon, misalnya) dan tulisan (di chat room). Percakapan ini bersifat interaktif
yaitu komunikasi secara spontan antara dua atau lebih orang.
F. Teknik Keterampilan Berbicara
Menurut Oetomo (2015), terdapat beberapa teknik berbicara yang harus dikuasai untuk
mendapatkan kemampuan atau keterampilan berbicara, yaitu sebagai berikut:
Teknik Keterampilan Berbicara
Menurut Oetomo (2015), terdapat beberapa teknik berbicara yang harus dikuasai untuk
mendapatkan kemampuan atau keterampilan berbicara, yaitu sebagai berikut:
a. Teknik berbicara yang Baik
Bicaralah ramah pada setiap orang. Perkataan/artikulasi pun harus jelas agar tidak terjadi mis-
communication. Perhatikan pula pemilihan kata. Meski bertujuan baik, jika salah berkata-kata
maka tujuan itu tidak akan tercapai. Lakukan kontak mata pada lawan bicara. Saat bicara dengan
atasan, usahakan fokus. Bicara seperlunya, Jangan ngelantur sehingga intinya malah tidak jelas.
12. 9
Kalau atasan memancing kita membicarakan masalah personal seorang rekan sekerja, sebagai
bawahan yang profesional sebaiknya kita berbicara diplomatis.
b. Teknik berbicara di depan umum
Berbicara di depan umum bukanlah soal bakat. Kemampuan tersebut bisa dilatih dengan
kepercayaan diri dan kuasai bahan pembicaraan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
melatih teknik berbicara di depan umum antara lain adalah sebagai berikut:
a) Tunjukkan antusias terhadap situasi dan pendengar.
b) Lakukan kontak mata 5-15 detik, dan tatapan kita pun harus berkeliling bukan pada satu
orang saja. Jadi, semua orang merasa diajak berbicara.
c) Perlihatkan senyuman agar lawan bicara fokus pada kita.
d) Sisipkanlah humor, karena humor akan menghilangkan kejenuhan, namun hindari humor
yang berbau porno.
e) Fokus pada pembicaraan. Tidak perlu memperlihatkan semua wawasan yang kita punya,
karena akan menunjukkan kita sok pintar.
f) Berikan pujian yang jujur pada orang lain, tanpa menyimpang dari maksud.
c. Teknik Berbicara Profesional
Seorang profesional perlu mengenal teknik presentasi yang efektif. Terdapat tiga faktor penting
yang perlu diperhatikan dalam berbicara secara profesional, yaitu:
a) Faktor verbal 7 %, menyangkut pesan yang kita sampaikan termasuk kata-kata yang kita
ucapkan.
b) Faktor vokal, 38 %, seperti intonasi, penekanan, dan resonansi suara.
c) Faktor visual, 55 % yakni penampilan kita.
d. Teknik Membuka dan Menutup Pembicaraan
Untuk mengawali suatu pembicaraan, adakanlah small talk, seperti mengucapkan selamat pagi,
siang atau malam. Untuk memancing perhatian pendengar, lemparkan joke ringan. Setelah itu
baru ke topik utama. Akhiri pembicaraan dengan ilustrasi dan summary hasil pembicaraan di
dalamnya. Jadi, jangan bicara dari A sampai Z, sebaiknya diringkas sehingga orang mengerti dan
tidak melupakan pesan atau inti sari pembicaraan. Berbicara atau berkomunikasi secara
profesional menuntut kesiapan tiga hal. Pertama wawasan atau materi yang disampaikan, kedua
cara penyampaian yang meliputi gerak, intonasi suara, dan penekanannya, ketiga penampilan.
Semua hal tersebut dapat dipelajari asalkan siswa memiliki kemauan. Milikilah motivasi untuk
maju dan berkembang mencapai keberhasilan yang diinginkan.
13. 10
G. Metode Berbicara
Dalam kegiatan berbicara ini dikenalkan 4 metode berbicara, keempat metode tersebut
diaantaranya :
1) Metode serta merta
Metode ini biasanya digunakan oleh seseorang yang secara serta merta atau secara tiba-tiba dan
mendadak diminta berbicara di depan orang banyak. Orang ini tampil sesuai dengan kebutuhan
sesaat, tanpa persiapan yang cukup sebelumnya, karena kesempatan berbicara itu datang tanpa
diduga. Kalaupun orang ini mempersiapkan sesuatu, hanya dalam waktu yang sangat singkat,
sebab dia tahu akan tampil berbicara, harus sesaat sebelum berbicara. Hal ini menyebabkan
seseorang tampil berbicara hanya berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dan keberanian yang
dimilikinya. Jika dia adalah orang yang sudah punya pengetahuan dan pengalaman tampil
berbicara, maka dia tentu akan berhasil. Tatapi, jika dia orang yang baru sekali itu tampil
berbicara di depan pendengar, tentulah dia akan menemukan banyak kesulitan.
2) Metode menghafal
Metode menghafal adalah satu cara yang digunakan pembicara untuk menyampaikan pikiran dan
perasaannya di depan orang banyak dengan bantuan daya ingat yang kuat dan kekayaan materi
yang dimiliki. Karena, sebelum pembicara tampil bicara biasanya ada hal-hal yang di persiapkan
sebelumnya:
a) Ada yang menulis naskah pidato kemudia dihafalkan.
b) Ada yang mencari bahan-bahan yang ada kaitannya dengan topik yang akan
dipidatokannya. Jadi metode menghafal ini lawan dari metode serta merta, karena
direncanakan, ditulis, dan dihafalkan.
3) Metode naskah
Metode ini jarang digunakan, kecuali pada saat-saat penting, misalnya di radio dan televisi.
Biasanya sebelum tampil berbicara, pembicara memperhatikan naskah lengkap. Ketika tampil
berbicara naskah itu dibacanya kata demi kata. Kalimat demi kalimat. Sehingga perhatian si
pembicara tertuju pada naskah tersebut. Namun dia seyogyanya memandang pendengarnya
sebanyak mungkin, dan kepada naskah sedikit mungkin. Permbicara harus mampu memahami
dan menghayati makna yang dibacanya itu, dan memelihara hubungan yang erat dengan
pendengar. Pembicara juga harus selalu ingat bahwa dia bukan sedang membaca, tetapi sedang
berbicara, maka respons pendengar harus selalu diperhatikan.
4) Metode ekstemporan
Metode ini jarang digunakan oleh pembicara yang ingin berbicara tanpa mempersiapkan naskah.
Uraian yang akan disampaikan denga metode ini direncanakan dengan cermat. Setelah itu dibuat
14. 11
catatan penting yang sekaligus menjadi urutan sistematis dari uraian itu. Dalam metode ini,
kadang-kadang disiapkan konsep naskah dengan bebas berbicara, serta bebas pada memilih kata-
kata sendiri. Catatan tadi digunakan untuk mengingat urutan-urutan idenya. Metode ini lebih
bersifat flesibel dan variatif dalam menggunakan kata-kata (diksi). Pembicara juga dapat
merubah pembicaraannya sesuai dengan reaksi-reaksi yang timbulk pada pendengar.
H. Faktor Pendukung Berbicara Efektif
1. Faktor kebahasaan
Menurut Maidar G Arsjad dan Muktu US (1988:17) faktor kebahasaan yang menunjang
kemampuan berbicara adalah sebagai berikut :
a) Ketepatan ucapan
Seorang pembicara harus membiasakan diri mengucapkan bunyi-bunyi bahasa
secara tepat. Pengucapan bunyi bahasa yang kurang tepat, dapat mengalihkan perhatian
pendengar, kebosanan dan kurang menyenangkan. Sudah tentu pula ucapan dan artikulasi
yang kita gunakan tidak selalu sama, masing-masing mempunyai gaya tersendiridan gaya
bahasa yang berubah-ubah sesuai dengan pokok pembicaraan, perasaan dan sasaran
b) Penempatan tekanan, nada, sendi dan durasi yang sesuai
Kesesuaian tekanan, nada sendi dan durasi merupakandaya tarik tersendiri dalam
berbicara
c) Pilihan kata/diksi
Dalam pemilihan kata hendaknya tepat,jelas dan bervariasi. Jelas maksudnya
mudah dimengerti oleh pendengar, dan konkret agar bisa dipahami.
d) Ketepatan sasaran pembicara
Pembicara yang menggunakan kalimat efektif akan memudahkan pendengar
menangkap pembicaraannya. Dan seorang pembicara harus mampu menyusun kalimat
efektif.
2. Faktor nonkebahasaan
a) Sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku
Sikap yang wajar oleh pembicara sudah dapat menunjukan otoritas dan integritas
dirinya. Tentu saja sikap ini ditentukan oleh situasi dan penguasaan materiyang baik.
b) Pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara
Agar tidak mengalihkan perhatian lawan bicara atau pendengar.
c) Kesediaan menghargai pendapat orang
15. 12
Pembicara yang baik akan bersedia menerima kritik dan saran dari orang lain. dan
mengubah argumentasi nya jika memang keliru, mempertahankan argumen nya jika
memang benar.
d) Kenyaringan suara
Suara yang nyaring namun tetap terkontrol agar lawan bicara tetap bisa
menangkap pembicaraan.
e) Kelancaran
Kelancaran berbicara akan memudahkan pendengar menangkap isi pembicaraan.
f) Relevansi atau penalaran
Proses berfikir untuk mencapai suatu kesimpulan harus logis dan relevan dengan
apa yang dibicarakan di awal pembahasan.
g) Penguasaan topik
Dalam pembicaraan formal selalu menuntut persiapan agar menjadi efektif.
Penguasaan topic yang baik akan memperlancar dan menumbuhkan keberanian.
I. Faktor Penghambat Berbicara Efektif
Ada kalanya proses komunikasi mengalami gangguan yang mengakibatkan pesan yang diterima
oleh pendengar tidak sama dengan apa yang dimaksudkan oleh pembicara. Tiga faktor penyebab
gangguan dalam kegiatan berbicara, yaitu:
a) Faktor fisik, yaitu faktor yang ada pada partisipan sendiri dan faktor yang berasal dari
luar partisipan.
b) Faktor media, yaitu faktor linguitisk dan faktor nonlinguistik, misalnya lagu, irama,
tekanan, ucapan, isyarat gerak bagian tubuh, dan
c) Faktor psikologis, kondisi kejiwaan partisipan komunikasi, misalnya dalam keadaan
grogi, marah, menangis, dan sakit
16. 13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pembahasan makalah tersebut dapat disimpulkan bahwa, berbicara adalah kemampuan
menyampaikan pesan, maksud dan tujuan dengan sistematis, jelas, padat, lugas dan mudah
dipahami.
Berbicara yang efektif sangat diperlukan demi terjalinnya komunikasi yang efektif. Karena
tujuan dari seseorang berbicara adalah untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang
lainnya dan kehidupan manusia tidak lepas dari komunikasi yang dapat dari interaksi berbicara.
Ada dua jenis berbicara, yaitu berbicara satu arah dan dua arah. Adapun faktor-faktor yang
mendukung maupun menghambat seseorang agar bisa berbicara yang efektif.
Makadari itu seseorang harus bisa memahami teknik-teknik dan metode berbicara efeketif karena
bagaimana seseorang berbicara mencerminkan kepribadian seseorang tersebut.
B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat untuk pembaca terkhusus juga kepada penulis makalah ini.
17. 14
DAFTAR PUSTAKA
Al-ghazali, tommy “ pengertian bahasa, karakteristik bahasa, dan fungsi bahasa kajian
sosiolinguistik” 2011 https://dibustom.wordpress.com/2011/05/07/pengertian-bahasa-
karakteristik-bahasa-dan-fungsi-bahasa-kajian-sosiolinguistik/ diakses 09 Oktober 2016
“berbicara efektif” 2011 http://psikology09b.blogspot.co.id/2011/09/berbicara-
efektif.html diakses 09 Oktober 2016
“pengertian berbicara menurut para ahli”
http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-berbicara-menurut-para-ahli.html
diakses 09 Oktober 2016
Tarigan, Henry Guntur. (1983). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Bahasa. Bandung
: Angkasa
Tarigan, Henry Guntur. (2008). Berbicara. Bandung. Angkasa
“teknik berbicara efektif” http://ujiansma.com/teknik-berbicara-efektif 17 september
2015 diakses 09 Oktober 2016
Permana, tian setia. 2012 “faktor-faktor penunjang keefektifan berbicara”
http://tian99win.blogspot.co.id/2012/08/faktor-faktor-penunjang-keefektifan.html diakses 09
Oktober 2016
Kangnas, 2011 “pengertian komunikasi efektif menurut para ahli” 10 Oktober 2016
http://mbegedut.blogspot.co.id/2011/06/pengertian-komunikasi-efektif-menurut.html 10 Oktober
2016
Ayu, dyan ika “berbicara efektif” 2011
http://dyanikaayu.blogspot.co.id/2011/12/berbicara-efektif.html diakses 12 Oktober 2016
Aliansyah, z “tujuan berbicara” 2013 https://zerrox145.blogspot.co.id/2013/11/tujuan-
berbicara_18.html diakses 12 Oktober 2016
Wiharyani, SP.,M.Si “mengembangkan kemampuan berbicara efektif” 2014
http://bpsdm.kemenkumham.go.id/artikel-bpsdm/102-mengembangkan-kemampuan-berbicara-
efektif diakses 12 Oktober 2016
Mundianianto, bagus 2016 “jenis berbicara dan metode berbicara” http://bagus-
mundianianto.dosen.stkipsiliwangi.ac.id/materi/jenis-berbicara-dan-metode-berbicara/ diakses 12
Oktober 2016
https://www.kajianpustaka.com/2020/12/keterampilan-berbicara.html