SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
Reprint:
JURNALILMU-ILMUPERAIRANDANPERIKANANINDONESIA
ISSN 0854-3194
Juni 2004, Jilid 11, Nomor 1
Halaman 23 – 27
Pendayagunaan Rotifera
yang Diberi Pakan Alami Berbagai Jenis Mikroalgae
(Enchanment of Rotifer which were Nourished by Monospecies and Multispecies Microalgae)
Fifi Widjaja
Alamat Penyunting dan Tata Usaha: Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor - Jl. Lingkar Akademik, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, Wing C, Lantai 4 - Telepon (0251)
622912, Fax. (0251) 622932. E-mail : jippi@centrin.net.id
Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional No. 22/DIKTI/Kep /2002 tanggal 8
Mei 2002 tentang Hasil Akreditasi Jurnal Ilmiah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2002, Jurnal Ilmu-ilmu Perairan
dan Perikanan Indonesia (JIPPI) diakui sebagai jurnal nasional terakreditasi.
23
PENDAYAGUNAAN ROTIFERA
YANG DIBERI PAKAN ALAMI BERBAGAI JENIS MIKROALGAE
(Enchanment of Rotifer which were Nourished by Monospecies and Multispecies Microalgae)
Fifi Widjaja1
ABSTRAK
Penelitian skala laboratorium dilakukan untuk mengetahui kelimpahan dan pertumbuhan optimum
Brachionus sp. yang diberi pakan alami mikroalgae monospesies Nannochloropsis sp., Dunaliella sp., Iso-
chsysis sp., dan Pavlova sp., dan multispesies (campuran dari keempat jenis mikroalgae). Penggunaan berba-
gai jenis mikroalgae yang mengandung nutrisi yang berbeda dimaksudkan agar rotifera yang dikultur memi-
liki laju pertumbuhan yang cepat dan memiliki kandungan gizi yang tinggi. Mikroalgae memiliki kepadatan
maksimum yang berbeda selama kultur. Nannochloropsis memiliki kepadatan populasi yang lebih tinggi di-
antara mikroalgae lainnya dalam waktu yang hampir sama. Pertumbuhan rotifera (404 ind/ml) tertinggi di-
capai oleh pemberian Nannochloropsis sp., diikuti berturut-turut mikroalgae multijenis (212 ind/ml), Iso-
chrysis sp. (160 ind/ml), Pavlova sp. (138 ind/ml), Dunaliella (127 ind/ml). Kultur Brachionus sp. menggu-
nakan Nannochloropsis sp., memberikan hasil yang terbaik yaitu memiliki laju pertumbuhan yang paling
tinggi dalam waktu yang relatif cepat. Kualitas air selama kultur turut mendukung pertumbuhan yang opti-
mum bagi rotifera.
Kata kunci: rotifera, mikroalgae, monospesies, multispesies.
ABSTRACT
Laboratory culture was carried out to identify the abundance and optimum growth of Brachionus sp.
which were nourished by monospecies microalgae Nannochloropsis sp., Dunaliella sp., Isochsysis sp., and
Pavlova sp., and multispecies (the mixture of the four species). During the culture microalgae have different
maximum density among the other species in relatively the same time. The maximum growth of rotifer,
shown by the highest abundance (404 ind/ml), was found when fed by Nannochloropsis sp., followed by mul-
tispecies microalgae (212 ind/ml), Isochsysis sp. (160 ind/ml), Pavlova sp. (138 ind/ml), and Dunaliella sp.
(127 ind/ml). The highest growth rate in a relatively short time was found when Brachionus sp. Graze Nan-
nochloropsis sp. Water quality during the experiment support the optimal growth of the rotifer.
Key words: rotifer, microalgae, monospecies, multispecies.
PENDAHULUAN
Kegiatan budidaya perikanan laut yang
berkembang saat ini harus diimbangi dengan
ketersediaan larva atau benih ikan yang mema-
dai, baik dari segi jumlah, mutu, dan kesinam-
bungannya. Salah satu faktor yang menyebab-
kan terhambatnya pengadaan larva tersebut ada-
lah sulitnya menyediakan pakan dengan kuali-
tas baik, terutama pakan alami yaitu fitoplank-
ton (mikroalgae) dan zooplankton. Walaupun
saat ini telah banyak dihasilkan pakan buatan
untuk larva, namun keberadaan pakan alami te-
tap dibutuhkan. Hal ini karena pakan alami
mempunyai kelebihan dibandingkan pakan bu-
atan, diantaranya adalah kandungan gizi yang
seimbang dan berperan dalam menjaga kualitas
perairan.
Rotifera merupakan pakan awal bagi lar-
va ikan yang sampai saat ini fungsinya belum
dapat digantikan oleh pakan buatan. Kultur ro-
tifera umumnya diberi pakan Nannochloropsis
sp. atau lebih dikenal dengan Chlorella laut.
Kandungan zat gizi dalam Nannochloropsis sp.
diantaranya adalah vitamin B12, EPA sebesar
30% dan ω3 HUFA sebesar 42.7% (Fulks dan
Main, 1991). Selain Nannochloropsis sp., jenis
mikroalgae lain yang dapat digunakan sebagai
pakan alami dalam kultur rotifera adalah Duna-
liella sp. yang kaya akan β-caroten dan gliserol
(Ben-Amotz in Tjahjo et al, 2002); Isochsysis
sp. yang dilengkapi oleh DHA 6.67%, EPA
1.88% dari berat keringnya; Pavlova sp. me-
ngandung EPA sebesar 13.80%, ω3 23.50% dan
juga DHA. Pakan alami rotifera adalah makan-
1
Laboratorium Produktivitas dan Lingkungan Perairan, Departe-
men Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
24 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Juni 2004, Jilid 11, Nomor 1: 23-27
an yang berasal dari mikroalgae yang berperan
sebagai sumber protein, karbohidrat, lemak, vi-
tamin dan mineral dalam pertumbuhannya.
Penggunaan mikroalgae tersebut dimaksudkan
agar rotifera yang dikultur mempunyai laju per-
tumbuhan yang cepat dan memiliki kandungan
gizi yang tinggi, karena masing-masing mikro-
algae mengandung nutrisi yang amat dibutuh-
kan bagi pertumbuhan larva. Penelitian penda-
yagunaan rotifera perlu dilakukan dengan
memberi pakan alami berbagai jenis mikroalgae
monospesies dan multispesies yang merupakan
campuran beberapa mikroalgae tersebut sehing-
ga saling melengkapi kualitas nutrisi pakan
Brachionus sp.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratori-
um Kultur plankton, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, IPB pada bulan Juli - Agustus
2002. Rotifera (zooplankton) yang digunakan
adalah Brachionus sp, sedangkan fitoplankton
sebagai pakan rotifera yang digunakan yaitu
Nannochloropsis sp., Dunaliella sp., Isochrysis
sp., Pavlova sp. Wadah dan media air laut yang
digunakan sebelumnya disterilisasi dahulu, baik
dengan sterilisasi basah maupun secara kimia.
Kultur mikroalgae dilakukan dalam sto-
ples pada volume media 1.5 l dengan bibit awal
100 x 104
ind/ml, kemudian diberi pupuk
(Guillard/F2) sebanyak 1.5 ml/l serta diberi ae-
rasi. Kultur mikroalgae ini dilakukan dalam ru-
angan bersuhu AC (20-250
C) dan diberi cahaya
dengan menggunakan lampu TL (500 – 1100
lux). Setelah kelimpahan maksimum dicapai,
mikroalgae ini siap untuk dijadikan pakan da-
lam kultur rotifera. Kultur rotifera dengan me-
dia air laut dilakukan dalam stoples pada volu-
me media 2 l, dengan kepadatan awal 10 ind/ml.
Setelah itu, diberi aerasi dan cahaya lampu (500
– 1 100 lux) dengan suhu ruang (250
–280
C).
Pada percobaan ini terdapat lima macam
perlakuan pakan, yaitu Brachionus sp. diberi
pakan Nannochloropsis sp., Dunaliella sp., Iso-
chrysis sp., Pavlova sp. dan mikroalgae multi-
spesies (campuran keempat jenis algae) dengan
tiga kali ulangan.
Pengamatan rotifera dilakukan sampai
kepadatan populasinya berada pada fase kema-
tian. Perhitungan kelimpahan Brachionus sp.
menggunakan Sedgwick Rafter Counting Cell
yang diamati di bawah mikroskop dengan per-
besaran 10 kali. Jumlah populasi rotifera dihi-
tung dengan persamaan menurut Javellana dan
Escritor (1981), yaitu Jumlah Brachionus (ind/
ml) = Jumlah Brachionus yang terhitung (ind)
dibagi dengan Jumlah volume sampling (ml).
Sedangkan kelimpahan fitoplankton dihitung
menggunakan Hemacytometer Neubauer yang
diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran
400 kali. Untuk memperoleh nilai kelimpahan
fitoplankton, digunakan rumus Guillard (1973),
yaitu D = 104
x Q dengan Q = Jumlah organis-
me, D = Kelimpahan fitoplankton (ind/ml).
Parameter yang diamati adalah laju per-
tumbuhan populasi Brachionus, parameter bio-
logi (kelimpahan fitoplankton dan rotifera), pa-
rameter fisika (suhu, salinitas), dan parameter
kimia (pH, DO, ammonia). Laju pertumbuhan
Brachionus dihitung berdasarkan rumus Stein
(1973), yaitu Nt = N0 .ek.t
dengan Nt = Kepadat-
an rotifera pada saat t (ind/ml), N0 = Kepadatan
rotifera pada saat t0 (ind/ml), K = Laju pertum-
buhan (jumlah sel/hari) dan t = Waktu (hari)
periode fase eksponensial.
HASIL
Penelitian pendahuluan, dilakukan untuk
mengetahui waktu yang dicapai oleh masing-
masing algae untuk populasi maksimum. Kepa-
datan maksimum untuk Nannochloropsis sp.
(28.75 x 106
ind/ml), Isochrysis sp. (11.35 x 106
ind/ml), dan Pavlova sp. (11.97 x 106
ind/ml) a-
dalah pada hari keenam; sedangkan Dunalliela
sp. (10.58 x 106
ind/ml) pada hari ketujuh. Ke-
padatan maksimum pada kultur mikroalgae da-
pat dilihat pada Gambar 1.
Pertumbuhan populasi Brachionus sp. pa-
da setiap perlakuan dengan pemberian pakan
Nannochloropsis sp., Dunaliella sp., Isochrysis
sp., Pavlova sp. dan mikroalgae multispesies
selama 10 hari dapat dilihat pada Gambar 2.
Kepadatan rata-rata tertinggi dicapai oleh pem-
berian pakan dengan Nannochloropsis sp. di-
bandingkan dengan perlakuan lainnya.
Laju pertumbuhan Brachionus yang ter-
tinggi pada perlakuan dengan media pakan
Nannochloropsis sp. (0.8992 ind/hari), kemudi-
an berturut–turut media pakan Pavlova (0.8561
ind/ml), Isochrysis (0.8323 ind/ hari), mikroal-
gae multispesies (0.8092 ind/hari), dan yang
terendah Dunaliella (0.7825 ind/hari).
Widjaja, F., Pendayagunaan Rotifera yang Diberi Pakan Alami Berbagai Jenis Mikroalgae 25
Melalui sidik ragam terhadap kepadatan
populasi maksimum Brachionus membuktikan
bahwa perlakuan pakan memberikan pengaruh
nyata pada tingkat kepercayaan 95%.
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Hari ke-
jumlahind/ml(x104)
Nannochloropsis sp.
Dunaliella sp.
Isochrysis sp.
Pavlova sp.
Gambar 1. Kepadatan Rata-Rata Harian Mikroalgae (104
)
0
100
200
300
400
500
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hari ke-
Jumlahpopulasi(ind/ml)
Nannochloropsis sp.
Dunaliella sp.
Isochrysis sp.
Pavlova sp.
Mikroalgae multispesies
Gambar 2. Kepadatan Rata-rata harian Rotifera dengan Pakan Berbeda (ind/ml)
Hasil pengamatan fisika kimia media kul-
tur selama penelitian, diperoleh nilai kisaran se-
perti pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Pengamatan Kisaran Kualitas Air
Selama Percobaan.
Parameter Nilai (kisaran)
Suhu (o
C) 26.50 – 27.10
pH 8.00 – 8.47
Salinitas (ppt) 28.50 – 29.50
DO (mg/l O2) 8.65 – 8.72
Ammonia 0.115 – 2.148
PEMBAHASAN
Dari penelitian pendahuluan didapatkan
kepadatan maksimum dan waktu yang diperlu-
kan untuk mencapai populasi maksimum pada
masing-masing mikroalgae adalah berbeda.
Berdasarkan bentuk kurva pertumbuhan
rotifera dapat dilihat bahwa pola pertumbuhan
rotifera diawali fase lag. Pada fase ini kenaik-
an kepadatan rotifera tidak terlalu tinggi dan
berlangsung selama dua hari untuk semua perla-
kuan pakan. Lambatnya pertumbuhan populasi
pada fase ini diduga karena adanya adaptasi ter-
hadap lingkungan media kultur baru. Selanjut-
nya populasi mengalami fase eksponensial, yai-
tu fase meningkatnya kepadatan populasi de-
ngan cukup besar. Peningkatan populasi Bra-
chionus sp. yang sangat pesat pada fase ini da-
pat disebabkan karena pakan alami berupa mi-
kroalgae sudah dimanfaatkan secara optimum.
Setelah mencapai kenaikan populasi yang cu-
kup tinggi fase selanjutnya adalah fase penurun-
an laju pertumbuhan.
Laju pertumbuhan Brachionus sp. terting-
gi pada perlakuan dengan media pakan Nanno-
26 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Juni 2004, Jilid 11, Nomor 1: 23-27
chloropsis sp. Dengan demikian perlakuan pa-
kan Nannochloropsis merupakan pakan alami
yang terbaik untuk pertumbuhan Brachionus sp.
dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Se-
suai dengan pernyataan Riedel (2002) bahwa
mikroalgae jenis Nannochloropsis akan mem-
berikan hasil terbaik dalam pertumbuhan rotife-
ra. Hal ini diduga karena mikroalgae laut jenis
Nannochloropsis adalah pakan yang mempu-
nyai ukuran paling kecil dan mudah dikonsumsi
oleh Brachionus sp. Selain itu, karena jumlah-
nya yang lebih banyak, maka ketersediaannya
tidak cepat habis. Faktor lain yang menyebab-
kan perlakuan pakan Nannochloropsis sp. men-
jadi yang terbaik bagi pertumbuhan Brachionus
sp. adalah kandungan gizi yang tinggi dan ge-
rakannya pasif sehingga memudahkan untuk di-
konsumsi oleh Brachionus sp.(Tabel 2).
Hasil pengamatan suhu, salinitas, pH, ok-
sigen terlarut (Dissolved Oxygen/DO), dan am-
monia (NH3) menunjukkan kondisi media kul-
tur yang relatif stabil dan dapat ditolerir oleh
Brachionus sp. Nilai kualitas air yang didapat
sesuai kisaran optimum untuk rotifera, yaitu 200
C
- 300
C untuk suhu, 20-30 ppt untuk salinitas,
dan 6.5 - 8.5 untuk pH (Fulks dan Main, 1991).
Begitu pula nilai DO masih berada dalam kisar-
an optimum untuk pertumbuhan, yaitu 5.0 - 7.0
mg/l O2 (Fukusho, 1989). Kandungan ammonia
mengalami peningkatan dari awal hingga akhir
kultur, namun tetap layak untuk pertumbuhan
Brachionus sp. Meningkatnya kandungan am-
monia disebabkan karena kandungan bahan or-
ganik dan anorganik dalam media kultur, yang
berasal dari hasil ekskresi maupun jasad-jasad
rotifera yang telah mati.
Tabel 2. Beberapa Jenis Mikroalgae Beserta Kandungan Nutrisinya (%) (Isnansetyo dan Kurniastuty,
1995; Riedel, 2002).
Nannochloropsis Dunaliella Isochrysis Pavlova
Tipe Algae hijau
berflagel
Algae hijau
berflagel
Algae coklat
berflagel
Algae coklat
berflagel
Kelas Eustigmatophyceae Chlorophyceae Haptophyceae Primnesiophyceae
Ukuran 1 - 2 µm 6 - 10 µm 4 - 8 µm 4 - 8 µm
Kandungan Nutrisi
-Protein
-Lemak
-Karbohidrat
-Abu*
-EPA**
-Total ω3 HUFAs**
-DHA***
57.06
21.00
23.59
-
30.50
42.70
-
47.44
25.00
31.60
18.12
-
-
-
30.69
16.04
27.21
26.40
3.50
22.50
6.67
45.91
17.25
23.76
28.04
13.80
23.50
+
Keterangan: *
% berat kering (Ari, Tjahjo dan Anindiastuti, 2002)
**
% berat kering (Fulks dan Main dalam Tjahjo et al., 2002)
***
% berat kering (Tjahjo et al., 2002)
KESIMPULAN
Pemberian Nannochlropsis sebagai pakan
alami untuk rotifera memberikan kepadatan po-
pulasi yang maksimum dan laju pertumbuhan
yang paling baik. Kultur multispesies dengan
adanya Nannochloropsis memberikan kepadat-
an populasi yang lebih tinggi dibanding ketiga
jenis algae yang lain. Pengamatan kualitas air
pada kultur Brachionus masih mendukung per-
tumbuhannya.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepa-
da Depdiknas yang telah membiayai penelitian
ini, ucapan terima kasih juga penulis sampaikan
kepada sdr. Dikrurahman atas bantuannya da-
lam penelitian ini.
PUSTAKA
Fukusho, K. 1989. Biology and mass production of the
Rotifer, Brachionus plicatilis (1). Int. J. Aquatic Fish-
eries Technology. Vol I. 232-240p.
Fulks, W. dan K. L. Main. 1991. The design operations
of commercial-scale live feeds production systems.
Rotifers and Microalgae Culture System. Proceed-
ing of a US - Asia workshop. Edited by Wendy Fulks
and Kevan L. Main. The Ocean Institute, Hawaii.
Guillard, R. R. L. 1973. Methods for microflagellates
and nannoplankton. In: Culture Methods and
Widjaja, F., Pendayagunaan Rotifera yang Diberi Pakan Alami Berbagai Jenis Mikroalgae 27
Growth Measurement. Edited by Janet, R. Stein.
Handbook of Phycological Methods. Cambridge Uni-
versity Press.
Isnansetyo, A. dan Kurniastuty. 1995. Teknik kultur
fitoplankton dan zooplankton. Pakan alami untuk
pembenihan organisme laut. Kanisius. Yogyakarta.
115p.
Javellana, S. dan F. Escritor. 1981. Culture of Brachio-
nus plicatilis. SEADFEC Aquaculture Department,
Natural Food Project, Tigbauan, Iloila. The Philipines.
Riedel, A. 2002. Reed mariculture-instan rotifers. http:
//www.Instan algae.com
Stein, J. R. 1973. Handbook of Phycological methods
“culture methods and growth measurements”.
Cambridge Universitry Press. Cambridge. 448p.
Tjahjo, W., L. Erawati dan Hanung S. 2002. Biologi
fitoplankton. Budidaya fitoplankton dan zooplank-
ton. Seri budidaya laut No. 9: 78-96. Balai Budidaya
Laut Lamping. Ditjen Perikanan Budidaya. Departe-
men Kelautan dan Perikanan.

More Related Content

What's hot

Ppt keanekaragaman-hayati1
Ppt keanekaragaman-hayati1Ppt keanekaragaman-hayati1
Ppt keanekaragaman-hayati1Syeahdean123
 
Karya ilmiah TIK
Karya ilmiah TIKKarya ilmiah TIK
Karya ilmiah TIKGinnasonyaa
 
2575 5225-1-sm
2575 5225-1-sm2575 5225-1-sm
2575 5225-1-smmorila mei
 
SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...
SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...
SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...Mustain Adinugroho
 
Modul 2 keanekaragaman_tumbuhan
Modul 2 keanekaragaman_tumbuhanModul 2 keanekaragaman_tumbuhan
Modul 2 keanekaragaman_tumbuhanfiriwijarini
 
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...Mujiyanto -
 
Jurnal penelitian yusnawan
Jurnal penelitian yusnawanJurnal penelitian yusnawan
Jurnal penelitian yusnawanAbd Wahid
 
Modul Media Pembelajaran
Modul Media PembelajaranModul Media Pembelajaran
Modul Media Pembelajaranmutkhara
 
Ppt kuljar jeruk nipis (amrullah m) Review Journal
Ppt kuljar jeruk nipis (amrullah m) Review JournalPpt kuljar jeruk nipis (amrullah m) Review Journal
Ppt kuljar jeruk nipis (amrullah m) Review JournalSMPN 4 Kerinci
 
Modul tentang rantai makanan (mirnawati)
Modul tentang rantai makanan (mirnawati)Modul tentang rantai makanan (mirnawati)
Modul tentang rantai makanan (mirnawati)Mirnawatimpi
 
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanLaporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanFirlita Nurul Kharisma
 
Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)
Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)
Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)enggalfauzia
 
Potensi laut sebagai sumber obattan
Potensi laut sebagai sumber obattanPotensi laut sebagai sumber obattan
Potensi laut sebagai sumber obattanRahmi Soleha
 

What's hot (19)

Ppt keanekaragaman-hayati1
Ppt keanekaragaman-hayati1Ppt keanekaragaman-hayati1
Ppt keanekaragaman-hayati1
 
Karya ilmiah TIK
Karya ilmiah TIKKarya ilmiah TIK
Karya ilmiah TIK
 
2575 5225-1-sm
2575 5225-1-sm2575 5225-1-sm
2575 5225-1-sm
 
Bab 6 bioteknologi 9j
Bab 6 bioteknologi 9jBab 6 bioteknologi 9j
Bab 6 bioteknologi 9j
 
SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...
SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...
SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...
 
Modul 2 keanekaragaman_tumbuhan
Modul 2 keanekaragaman_tumbuhanModul 2 keanekaragaman_tumbuhan
Modul 2 keanekaragaman_tumbuhan
 
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...
 
Kepunahan Hewan Buas
Kepunahan Hewan BuasKepunahan Hewan Buas
Kepunahan Hewan Buas
 
Jurnal penelitian yusnawan
Jurnal penelitian yusnawanJurnal penelitian yusnawan
Jurnal penelitian yusnawan
 
Bioremidiasi mikoriza
Bioremidiasi mikorizaBioremidiasi mikoriza
Bioremidiasi mikoriza
 
Modul Media Pembelajaran
Modul Media PembelajaranModul Media Pembelajaran
Modul Media Pembelajaran
 
Tanaman beracun
Tanaman beracunTanaman beracun
Tanaman beracun
 
6330 20977-1-pb
6330 20977-1-pb6330 20977-1-pb
6330 20977-1-pb
 
Ppt kuljar jeruk nipis (amrullah m) Review Journal
Ppt kuljar jeruk nipis (amrullah m) Review JournalPpt kuljar jeruk nipis (amrullah m) Review Journal
Ppt kuljar jeruk nipis (amrullah m) Review Journal
 
Modul tentang rantai makanan (mirnawati)
Modul tentang rantai makanan (mirnawati)Modul tentang rantai makanan (mirnawati)
Modul tentang rantai makanan (mirnawati)
 
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanLaporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
 
Pf
PfPf
Pf
 
Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)
Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)
Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)
 
Potensi laut sebagai sumber obattan
Potensi laut sebagai sumber obattanPotensi laut sebagai sumber obattan
Potensi laut sebagai sumber obattan
 

Similar to PENDAYAGUNAAN ROTIFERA YANG DIBERI PAKAN ALAMI BERBAGAI JENIS MIKROALGAE

HUBUNGAN KOMUNITAS FITOPLANKTON DENGAN PRODUKTIVITAS UDANG VANAME (Litopenaeu...
HUBUNGAN KOMUNITAS FITOPLANKTON DENGAN PRODUKTIVITAS UDANG VANAME (Litopenaeu...HUBUNGAN KOMUNITAS FITOPLANKTON DENGAN PRODUKTIVITAS UDANG VANAME (Litopenaeu...
HUBUNGAN KOMUNITAS FITOPLANKTON DENGAN PRODUKTIVITAS UDANG VANAME (Litopenaeu...Repository Ipb
 
188527 id-pertumbuhan-dan-kelangsungan-hidup-benih
188527 id-pertumbuhan-dan-kelangsungan-hidup-benih188527 id-pertumbuhan-dan-kelangsungan-hidup-benih
188527 id-pertumbuhan-dan-kelangsungan-hidup-benihratnanovianty_
 
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...Repository Ipb
 
ppt bio ekologi dari moluska kerang anadara
ppt bio ekologi dari moluska kerang anadarappt bio ekologi dari moluska kerang anadara
ppt bio ekologi dari moluska kerang anadaraCalypsoGaming
 
DERAJAT INFESTASI EKTOPARASIT HIRUDINEA Piscicola sp PADA IKAN KERAPU MACAN E...
DERAJAT INFESTASI EKTOPARASIT HIRUDINEA Piscicola sp PADA IKAN KERAPU MACAN E...DERAJAT INFESTASI EKTOPARASIT HIRUDINEA Piscicola sp PADA IKAN KERAPU MACAN E...
DERAJAT INFESTASI EKTOPARASIT HIRUDINEA Piscicola sp PADA IKAN KERAPU MACAN E...Repository Ipb
 
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptxLAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptxKhilalAdit
 
64 reproduksi perkembangan larva
64 reproduksi perkembangan larva64 reproduksi perkembangan larva
64 reproduksi perkembangan larvaYuga Rahmat S
 
Review Jurnal Ikan Hias Guppy.pptx
Review Jurnal Ikan Hias Guppy.pptxReview Jurnal Ikan Hias Guppy.pptx
Review Jurnal Ikan Hias Guppy.pptxAnnisaMurdiani
 
Produksi Udang Sayur Untuk Memberdayakan Backyard Hatchery
Produksi Udang Sayur  Untuk Memberdayakan Backyard HatcheryProduksi Udang Sayur  Untuk Memberdayakan Backyard Hatchery
Produksi Udang Sayur Untuk Memberdayakan Backyard Hatcherylisa ruliaty 631971
 
Pembenihan ikan kerapu macan
Pembenihan ikan kerapu macanPembenihan ikan kerapu macan
Pembenihan ikan kerapu macanMuharman Taher
 
Power_point_pakan_alami_D4_pptx.pptx
Power_point_pakan_alami_D4_pptx.pptxPower_point_pakan_alami_D4_pptx.pptx
Power_point_pakan_alami_D4_pptx.pptxthobiaspopodje
 
Uji Efektivitas UV Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...
Uji Efektivitas UV  Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...Uji Efektivitas UV  Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...
Uji Efektivitas UV Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...BBAP takalar
 
KEBIASAAN MAKAN TIRAM MUTIARA Pintada maxima DI PERAIRAN TELUK SEKOTONG, LOMBOK
KEBIASAAN MAKAN TIRAM MUTIARA Pintada maxima DI PERAIRAN TELUK SEKOTONG, LOMBOKKEBIASAAN MAKAN TIRAM MUTIARA Pintada maxima DI PERAIRAN TELUK SEKOTONG, LOMBOK
KEBIASAAN MAKAN TIRAM MUTIARA Pintada maxima DI PERAIRAN TELUK SEKOTONG, LOMBOKRepository Ipb
 

Similar to PENDAYAGUNAAN ROTIFERA YANG DIBERI PAKAN ALAMI BERBAGAI JENIS MIKROALGAE (20)

HUBUNGAN KOMUNITAS FITOPLANKTON DENGAN PRODUKTIVITAS UDANG VANAME (Litopenaeu...
HUBUNGAN KOMUNITAS FITOPLANKTON DENGAN PRODUKTIVITAS UDANG VANAME (Litopenaeu...HUBUNGAN KOMUNITAS FITOPLANKTON DENGAN PRODUKTIVITAS UDANG VANAME (Litopenaeu...
HUBUNGAN KOMUNITAS FITOPLANKTON DENGAN PRODUKTIVITAS UDANG VANAME (Litopenaeu...
 
Abstrak.bandeng biofloc.2012
Abstrak.bandeng biofloc.2012Abstrak.bandeng biofloc.2012
Abstrak.bandeng biofloc.2012
 
188527 id-pertumbuhan-dan-kelangsungan-hidup-benih
188527 id-pertumbuhan-dan-kelangsungan-hidup-benih188527 id-pertumbuhan-dan-kelangsungan-hidup-benih
188527 id-pertumbuhan-dan-kelangsungan-hidup-benih
 
Dampak poly β-hydroxybutirate pada pemeliharaan larva udang galah macrobrachi...
Dampak poly β-hydroxybutirate pada pemeliharaan larva udang galah macrobrachi...Dampak poly β-hydroxybutirate pada pemeliharaan larva udang galah macrobrachi...
Dampak poly β-hydroxybutirate pada pemeliharaan larva udang galah macrobrachi...
 
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...
 
7. teknologi biofloc
7. teknologi biofloc7. teknologi biofloc
7. teknologi biofloc
 
ppt bio ekologi dari moluska kerang anadara
ppt bio ekologi dari moluska kerang anadarappt bio ekologi dari moluska kerang anadara
ppt bio ekologi dari moluska kerang anadara
 
Terjemahan Jurnal
Terjemahan JurnalTerjemahan Jurnal
Terjemahan Jurnal
 
Makalah keong mas.docx
Makalah keong mas.docxMakalah keong mas.docx
Makalah keong mas.docx
 
Jurnal avertebrata air
Jurnal avertebrata airJurnal avertebrata air
Jurnal avertebrata air
 
DERAJAT INFESTASI EKTOPARASIT HIRUDINEA Piscicola sp PADA IKAN KERAPU MACAN E...
DERAJAT INFESTASI EKTOPARASIT HIRUDINEA Piscicola sp PADA IKAN KERAPU MACAN E...DERAJAT INFESTASI EKTOPARASIT HIRUDINEA Piscicola sp PADA IKAN KERAPU MACAN E...
DERAJAT INFESTASI EKTOPARASIT HIRUDINEA Piscicola sp PADA IKAN KERAPU MACAN E...
 
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
 
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptxLAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
 
64 reproduksi perkembangan larva
64 reproduksi perkembangan larva64 reproduksi perkembangan larva
64 reproduksi perkembangan larva
 
Review Jurnal Ikan Hias Guppy.pptx
Review Jurnal Ikan Hias Guppy.pptxReview Jurnal Ikan Hias Guppy.pptx
Review Jurnal Ikan Hias Guppy.pptx
 
Produksi Udang Sayur Untuk Memberdayakan Backyard Hatchery
Produksi Udang Sayur  Untuk Memberdayakan Backyard HatcheryProduksi Udang Sayur  Untuk Memberdayakan Backyard Hatchery
Produksi Udang Sayur Untuk Memberdayakan Backyard Hatchery
 
Pembenihan ikan kerapu macan
Pembenihan ikan kerapu macanPembenihan ikan kerapu macan
Pembenihan ikan kerapu macan
 
Power_point_pakan_alami_D4_pptx.pptx
Power_point_pakan_alami_D4_pptx.pptxPower_point_pakan_alami_D4_pptx.pptx
Power_point_pakan_alami_D4_pptx.pptx
 
Uji Efektivitas UV Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...
Uji Efektivitas UV  Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...Uji Efektivitas UV  Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...
Uji Efektivitas UV Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...
 
KEBIASAAN MAKAN TIRAM MUTIARA Pintada maxima DI PERAIRAN TELUK SEKOTONG, LOMBOK
KEBIASAAN MAKAN TIRAM MUTIARA Pintada maxima DI PERAIRAN TELUK SEKOTONG, LOMBOKKEBIASAAN MAKAN TIRAM MUTIARA Pintada maxima DI PERAIRAN TELUK SEKOTONG, LOMBOK
KEBIASAAN MAKAN TIRAM MUTIARA Pintada maxima DI PERAIRAN TELUK SEKOTONG, LOMBOK
 

More from Repository Ipb

Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Repository Ipb
 
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Repository Ipb
 
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...Repository Ipb
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...Repository Ipb
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...Repository Ipb
 
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...Repository Ipb
 
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...Repository Ipb
 
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMTHERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMRepository Ipb
 
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKSTUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKRepository Ipb
 
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIATHERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIARepository Ipb
 
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...Repository Ipb
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...Repository Ipb
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...Repository Ipb
 
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFBRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFRepository Ipb
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...Repository Ipb
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...Repository Ipb
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...Repository Ipb
 
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Repository Ipb
 
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...Repository Ipb
 

More from Repository Ipb (20)

Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
 
Peta ipb
Peta ipbPeta ipb
Peta ipb
 
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
 
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
 
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
 
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
 
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMTHERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
 
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKSTUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
 
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIATHERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
 
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
 
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFBRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
 
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
 
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
 

Recently uploaded

Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptAlfandoWibowo2
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 

Recently uploaded (20)

Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 

PENDAYAGUNAAN ROTIFERA YANG DIBERI PAKAN ALAMI BERBAGAI JENIS MIKROALGAE

  • 1. Reprint: JURNALILMU-ILMUPERAIRANDANPERIKANANINDONESIA ISSN 0854-3194 Juni 2004, Jilid 11, Nomor 1 Halaman 23 – 27 Pendayagunaan Rotifera yang Diberi Pakan Alami Berbagai Jenis Mikroalgae (Enchanment of Rotifer which were Nourished by Monospecies and Multispecies Microalgae) Fifi Widjaja Alamat Penyunting dan Tata Usaha: Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor - Jl. Lingkar Akademik, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, Wing C, Lantai 4 - Telepon (0251) 622912, Fax. (0251) 622932. E-mail : jippi@centrin.net.id Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional No. 22/DIKTI/Kep /2002 tanggal 8 Mei 2002 tentang Hasil Akreditasi Jurnal Ilmiah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2002, Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia (JIPPI) diakui sebagai jurnal nasional terakreditasi.
  • 2. 23 PENDAYAGUNAAN ROTIFERA YANG DIBERI PAKAN ALAMI BERBAGAI JENIS MIKROALGAE (Enchanment of Rotifer which were Nourished by Monospecies and Multispecies Microalgae) Fifi Widjaja1 ABSTRAK Penelitian skala laboratorium dilakukan untuk mengetahui kelimpahan dan pertumbuhan optimum Brachionus sp. yang diberi pakan alami mikroalgae monospesies Nannochloropsis sp., Dunaliella sp., Iso- chsysis sp., dan Pavlova sp., dan multispesies (campuran dari keempat jenis mikroalgae). Penggunaan berba- gai jenis mikroalgae yang mengandung nutrisi yang berbeda dimaksudkan agar rotifera yang dikultur memi- liki laju pertumbuhan yang cepat dan memiliki kandungan gizi yang tinggi. Mikroalgae memiliki kepadatan maksimum yang berbeda selama kultur. Nannochloropsis memiliki kepadatan populasi yang lebih tinggi di- antara mikroalgae lainnya dalam waktu yang hampir sama. Pertumbuhan rotifera (404 ind/ml) tertinggi di- capai oleh pemberian Nannochloropsis sp., diikuti berturut-turut mikroalgae multijenis (212 ind/ml), Iso- chrysis sp. (160 ind/ml), Pavlova sp. (138 ind/ml), Dunaliella (127 ind/ml). Kultur Brachionus sp. menggu- nakan Nannochloropsis sp., memberikan hasil yang terbaik yaitu memiliki laju pertumbuhan yang paling tinggi dalam waktu yang relatif cepat. Kualitas air selama kultur turut mendukung pertumbuhan yang opti- mum bagi rotifera. Kata kunci: rotifera, mikroalgae, monospesies, multispesies. ABSTRACT Laboratory culture was carried out to identify the abundance and optimum growth of Brachionus sp. which were nourished by monospecies microalgae Nannochloropsis sp., Dunaliella sp., Isochsysis sp., and Pavlova sp., and multispecies (the mixture of the four species). During the culture microalgae have different maximum density among the other species in relatively the same time. The maximum growth of rotifer, shown by the highest abundance (404 ind/ml), was found when fed by Nannochloropsis sp., followed by mul- tispecies microalgae (212 ind/ml), Isochsysis sp. (160 ind/ml), Pavlova sp. (138 ind/ml), and Dunaliella sp. (127 ind/ml). The highest growth rate in a relatively short time was found when Brachionus sp. Graze Nan- nochloropsis sp. Water quality during the experiment support the optimal growth of the rotifer. Key words: rotifer, microalgae, monospecies, multispecies. PENDAHULUAN Kegiatan budidaya perikanan laut yang berkembang saat ini harus diimbangi dengan ketersediaan larva atau benih ikan yang mema- dai, baik dari segi jumlah, mutu, dan kesinam- bungannya. Salah satu faktor yang menyebab- kan terhambatnya pengadaan larva tersebut ada- lah sulitnya menyediakan pakan dengan kuali- tas baik, terutama pakan alami yaitu fitoplank- ton (mikroalgae) dan zooplankton. Walaupun saat ini telah banyak dihasilkan pakan buatan untuk larva, namun keberadaan pakan alami te- tap dibutuhkan. Hal ini karena pakan alami mempunyai kelebihan dibandingkan pakan bu- atan, diantaranya adalah kandungan gizi yang seimbang dan berperan dalam menjaga kualitas perairan. Rotifera merupakan pakan awal bagi lar- va ikan yang sampai saat ini fungsinya belum dapat digantikan oleh pakan buatan. Kultur ro- tifera umumnya diberi pakan Nannochloropsis sp. atau lebih dikenal dengan Chlorella laut. Kandungan zat gizi dalam Nannochloropsis sp. diantaranya adalah vitamin B12, EPA sebesar 30% dan ω3 HUFA sebesar 42.7% (Fulks dan Main, 1991). Selain Nannochloropsis sp., jenis mikroalgae lain yang dapat digunakan sebagai pakan alami dalam kultur rotifera adalah Duna- liella sp. yang kaya akan β-caroten dan gliserol (Ben-Amotz in Tjahjo et al, 2002); Isochsysis sp. yang dilengkapi oleh DHA 6.67%, EPA 1.88% dari berat keringnya; Pavlova sp. me- ngandung EPA sebesar 13.80%, ω3 23.50% dan juga DHA. Pakan alami rotifera adalah makan- 1 Laboratorium Produktivitas dan Lingkungan Perairan, Departe- men Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
  • 3. 24 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Juni 2004, Jilid 11, Nomor 1: 23-27 an yang berasal dari mikroalgae yang berperan sebagai sumber protein, karbohidrat, lemak, vi- tamin dan mineral dalam pertumbuhannya. Penggunaan mikroalgae tersebut dimaksudkan agar rotifera yang dikultur mempunyai laju per- tumbuhan yang cepat dan memiliki kandungan gizi yang tinggi, karena masing-masing mikro- algae mengandung nutrisi yang amat dibutuh- kan bagi pertumbuhan larva. Penelitian penda- yagunaan rotifera perlu dilakukan dengan memberi pakan alami berbagai jenis mikroalgae monospesies dan multispesies yang merupakan campuran beberapa mikroalgae tersebut sehing- ga saling melengkapi kualitas nutrisi pakan Brachionus sp. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di Laboratori- um Kultur plankton, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB pada bulan Juli - Agustus 2002. Rotifera (zooplankton) yang digunakan adalah Brachionus sp, sedangkan fitoplankton sebagai pakan rotifera yang digunakan yaitu Nannochloropsis sp., Dunaliella sp., Isochrysis sp., Pavlova sp. Wadah dan media air laut yang digunakan sebelumnya disterilisasi dahulu, baik dengan sterilisasi basah maupun secara kimia. Kultur mikroalgae dilakukan dalam sto- ples pada volume media 1.5 l dengan bibit awal 100 x 104 ind/ml, kemudian diberi pupuk (Guillard/F2) sebanyak 1.5 ml/l serta diberi ae- rasi. Kultur mikroalgae ini dilakukan dalam ru- angan bersuhu AC (20-250 C) dan diberi cahaya dengan menggunakan lampu TL (500 – 1100 lux). Setelah kelimpahan maksimum dicapai, mikroalgae ini siap untuk dijadikan pakan da- lam kultur rotifera. Kultur rotifera dengan me- dia air laut dilakukan dalam stoples pada volu- me media 2 l, dengan kepadatan awal 10 ind/ml. Setelah itu, diberi aerasi dan cahaya lampu (500 – 1 100 lux) dengan suhu ruang (250 –280 C). Pada percobaan ini terdapat lima macam perlakuan pakan, yaitu Brachionus sp. diberi pakan Nannochloropsis sp., Dunaliella sp., Iso- chrysis sp., Pavlova sp. dan mikroalgae multi- spesies (campuran keempat jenis algae) dengan tiga kali ulangan. Pengamatan rotifera dilakukan sampai kepadatan populasinya berada pada fase kema- tian. Perhitungan kelimpahan Brachionus sp. menggunakan Sedgwick Rafter Counting Cell yang diamati di bawah mikroskop dengan per- besaran 10 kali. Jumlah populasi rotifera dihi- tung dengan persamaan menurut Javellana dan Escritor (1981), yaitu Jumlah Brachionus (ind/ ml) = Jumlah Brachionus yang terhitung (ind) dibagi dengan Jumlah volume sampling (ml). Sedangkan kelimpahan fitoplankton dihitung menggunakan Hemacytometer Neubauer yang diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 400 kali. Untuk memperoleh nilai kelimpahan fitoplankton, digunakan rumus Guillard (1973), yaitu D = 104 x Q dengan Q = Jumlah organis- me, D = Kelimpahan fitoplankton (ind/ml). Parameter yang diamati adalah laju per- tumbuhan populasi Brachionus, parameter bio- logi (kelimpahan fitoplankton dan rotifera), pa- rameter fisika (suhu, salinitas), dan parameter kimia (pH, DO, ammonia). Laju pertumbuhan Brachionus dihitung berdasarkan rumus Stein (1973), yaitu Nt = N0 .ek.t dengan Nt = Kepadat- an rotifera pada saat t (ind/ml), N0 = Kepadatan rotifera pada saat t0 (ind/ml), K = Laju pertum- buhan (jumlah sel/hari) dan t = Waktu (hari) periode fase eksponensial. HASIL Penelitian pendahuluan, dilakukan untuk mengetahui waktu yang dicapai oleh masing- masing algae untuk populasi maksimum. Kepa- datan maksimum untuk Nannochloropsis sp. (28.75 x 106 ind/ml), Isochrysis sp. (11.35 x 106 ind/ml), dan Pavlova sp. (11.97 x 106 ind/ml) a- dalah pada hari keenam; sedangkan Dunalliela sp. (10.58 x 106 ind/ml) pada hari ketujuh. Ke- padatan maksimum pada kultur mikroalgae da- pat dilihat pada Gambar 1. Pertumbuhan populasi Brachionus sp. pa- da setiap perlakuan dengan pemberian pakan Nannochloropsis sp., Dunaliella sp., Isochrysis sp., Pavlova sp. dan mikroalgae multispesies selama 10 hari dapat dilihat pada Gambar 2. Kepadatan rata-rata tertinggi dicapai oleh pem- berian pakan dengan Nannochloropsis sp. di- bandingkan dengan perlakuan lainnya. Laju pertumbuhan Brachionus yang ter- tinggi pada perlakuan dengan media pakan Nannochloropsis sp. (0.8992 ind/hari), kemudi- an berturut–turut media pakan Pavlova (0.8561 ind/ml), Isochrysis (0.8323 ind/ hari), mikroal- gae multispesies (0.8092 ind/hari), dan yang terendah Dunaliella (0.7825 ind/hari).
  • 4. Widjaja, F., Pendayagunaan Rotifera yang Diberi Pakan Alami Berbagai Jenis Mikroalgae 25 Melalui sidik ragam terhadap kepadatan populasi maksimum Brachionus membuktikan bahwa perlakuan pakan memberikan pengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95%. 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Hari ke- jumlahind/ml(x104) Nannochloropsis sp. Dunaliella sp. Isochrysis sp. Pavlova sp. Gambar 1. Kepadatan Rata-Rata Harian Mikroalgae (104 ) 0 100 200 300 400 500 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Hari ke- Jumlahpopulasi(ind/ml) Nannochloropsis sp. Dunaliella sp. Isochrysis sp. Pavlova sp. Mikroalgae multispesies Gambar 2. Kepadatan Rata-rata harian Rotifera dengan Pakan Berbeda (ind/ml) Hasil pengamatan fisika kimia media kul- tur selama penelitian, diperoleh nilai kisaran se- perti pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Pengamatan Kisaran Kualitas Air Selama Percobaan. Parameter Nilai (kisaran) Suhu (o C) 26.50 – 27.10 pH 8.00 – 8.47 Salinitas (ppt) 28.50 – 29.50 DO (mg/l O2) 8.65 – 8.72 Ammonia 0.115 – 2.148 PEMBAHASAN Dari penelitian pendahuluan didapatkan kepadatan maksimum dan waktu yang diperlu- kan untuk mencapai populasi maksimum pada masing-masing mikroalgae adalah berbeda. Berdasarkan bentuk kurva pertumbuhan rotifera dapat dilihat bahwa pola pertumbuhan rotifera diawali fase lag. Pada fase ini kenaik- an kepadatan rotifera tidak terlalu tinggi dan berlangsung selama dua hari untuk semua perla- kuan pakan. Lambatnya pertumbuhan populasi pada fase ini diduga karena adanya adaptasi ter- hadap lingkungan media kultur baru. Selanjut- nya populasi mengalami fase eksponensial, yai- tu fase meningkatnya kepadatan populasi de- ngan cukup besar. Peningkatan populasi Bra- chionus sp. yang sangat pesat pada fase ini da- pat disebabkan karena pakan alami berupa mi- kroalgae sudah dimanfaatkan secara optimum. Setelah mencapai kenaikan populasi yang cu- kup tinggi fase selanjutnya adalah fase penurun- an laju pertumbuhan. Laju pertumbuhan Brachionus sp. terting- gi pada perlakuan dengan media pakan Nanno-
  • 5. 26 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Juni 2004, Jilid 11, Nomor 1: 23-27 chloropsis sp. Dengan demikian perlakuan pa- kan Nannochloropsis merupakan pakan alami yang terbaik untuk pertumbuhan Brachionus sp. dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Se- suai dengan pernyataan Riedel (2002) bahwa mikroalgae jenis Nannochloropsis akan mem- berikan hasil terbaik dalam pertumbuhan rotife- ra. Hal ini diduga karena mikroalgae laut jenis Nannochloropsis adalah pakan yang mempu- nyai ukuran paling kecil dan mudah dikonsumsi oleh Brachionus sp. Selain itu, karena jumlah- nya yang lebih banyak, maka ketersediaannya tidak cepat habis. Faktor lain yang menyebab- kan perlakuan pakan Nannochloropsis sp. men- jadi yang terbaik bagi pertumbuhan Brachionus sp. adalah kandungan gizi yang tinggi dan ge- rakannya pasif sehingga memudahkan untuk di- konsumsi oleh Brachionus sp.(Tabel 2). Hasil pengamatan suhu, salinitas, pH, ok- sigen terlarut (Dissolved Oxygen/DO), dan am- monia (NH3) menunjukkan kondisi media kul- tur yang relatif stabil dan dapat ditolerir oleh Brachionus sp. Nilai kualitas air yang didapat sesuai kisaran optimum untuk rotifera, yaitu 200 C - 300 C untuk suhu, 20-30 ppt untuk salinitas, dan 6.5 - 8.5 untuk pH (Fulks dan Main, 1991). Begitu pula nilai DO masih berada dalam kisar- an optimum untuk pertumbuhan, yaitu 5.0 - 7.0 mg/l O2 (Fukusho, 1989). Kandungan ammonia mengalami peningkatan dari awal hingga akhir kultur, namun tetap layak untuk pertumbuhan Brachionus sp. Meningkatnya kandungan am- monia disebabkan karena kandungan bahan or- ganik dan anorganik dalam media kultur, yang berasal dari hasil ekskresi maupun jasad-jasad rotifera yang telah mati. Tabel 2. Beberapa Jenis Mikroalgae Beserta Kandungan Nutrisinya (%) (Isnansetyo dan Kurniastuty, 1995; Riedel, 2002). Nannochloropsis Dunaliella Isochrysis Pavlova Tipe Algae hijau berflagel Algae hijau berflagel Algae coklat berflagel Algae coklat berflagel Kelas Eustigmatophyceae Chlorophyceae Haptophyceae Primnesiophyceae Ukuran 1 - 2 µm 6 - 10 µm 4 - 8 µm 4 - 8 µm Kandungan Nutrisi -Protein -Lemak -Karbohidrat -Abu* -EPA** -Total ω3 HUFAs** -DHA*** 57.06 21.00 23.59 - 30.50 42.70 - 47.44 25.00 31.60 18.12 - - - 30.69 16.04 27.21 26.40 3.50 22.50 6.67 45.91 17.25 23.76 28.04 13.80 23.50 + Keterangan: * % berat kering (Ari, Tjahjo dan Anindiastuti, 2002) ** % berat kering (Fulks dan Main dalam Tjahjo et al., 2002) *** % berat kering (Tjahjo et al., 2002) KESIMPULAN Pemberian Nannochlropsis sebagai pakan alami untuk rotifera memberikan kepadatan po- pulasi yang maksimum dan laju pertumbuhan yang paling baik. Kultur multispesies dengan adanya Nannochloropsis memberikan kepadat- an populasi yang lebih tinggi dibanding ketiga jenis algae yang lain. Pengamatan kualitas air pada kultur Brachionus masih mendukung per- tumbuhannya. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepa- da Depdiknas yang telah membiayai penelitian ini, ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada sdr. Dikrurahman atas bantuannya da- lam penelitian ini. PUSTAKA Fukusho, K. 1989. Biology and mass production of the Rotifer, Brachionus plicatilis (1). Int. J. Aquatic Fish- eries Technology. Vol I. 232-240p. Fulks, W. dan K. L. Main. 1991. The design operations of commercial-scale live feeds production systems. Rotifers and Microalgae Culture System. Proceed- ing of a US - Asia workshop. Edited by Wendy Fulks and Kevan L. Main. The Ocean Institute, Hawaii. Guillard, R. R. L. 1973. Methods for microflagellates and nannoplankton. In: Culture Methods and
  • 6. Widjaja, F., Pendayagunaan Rotifera yang Diberi Pakan Alami Berbagai Jenis Mikroalgae 27 Growth Measurement. Edited by Janet, R. Stein. Handbook of Phycological Methods. Cambridge Uni- versity Press. Isnansetyo, A. dan Kurniastuty. 1995. Teknik kultur fitoplankton dan zooplankton. Pakan alami untuk pembenihan organisme laut. Kanisius. Yogyakarta. 115p. Javellana, S. dan F. Escritor. 1981. Culture of Brachio- nus plicatilis. SEADFEC Aquaculture Department, Natural Food Project, Tigbauan, Iloila. The Philipines. Riedel, A. 2002. Reed mariculture-instan rotifers. http: //www.Instan algae.com Stein, J. R. 1973. Handbook of Phycological methods “culture methods and growth measurements”. Cambridge Universitry Press. Cambridge. 448p. Tjahjo, W., L. Erawati dan Hanung S. 2002. Biologi fitoplankton. Budidaya fitoplankton dan zooplank- ton. Seri budidaya laut No. 9: 78-96. Balai Budidaya Laut Lamping. Ditjen Perikanan Budidaya. Departe- men Kelautan dan Perikanan.