SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 2, Nomor 1: 183-193
Februari 2017
ISSN. 2527-6395
183
Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila Gesit
(Oreochromis niloticus) Pada Sistem Akuaponik Dengan Jenis
Tanaman Yang Berbeda
The Growth and Survival rates of Tilapia Juvenile (Oreochromis
niloticus) in Aquaponics Systems with Different Plants Species
Muhammad Mulqan*
, Sayyid Afdhal El Rahimi1
, Irma Dewiyanti1
1
Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Kelautan dan Perikanan
Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda Aceh.
*Email korespendensi: mulqan020392@yahoo.com
ABSTRACT
This research aim was to examine the growth and survival rate of tilapia
(Oreochromis niloticus) on the Aquaponics system with different plant species,
namely kale, collards, and lettuce. Research conducted in 30 days showed that the
treatment using kale plants resulted in the highest increase in the absolute highest
weight value by 7.16 ± 0.94 g, the length was 4.53 ± 0.78 cm, the specific growth
rate (SGR) was 2.36 ± 0.079 g / day and the survival rate of fish was 95 ± 5.00 %
found in treatment plants using kale, while the lowest value was in the control
treatment. ANOVA test results showed that the maintenance of the Aquaponics
system with different plants did not significantly affect the growth of absolute
weight, the length, the specific growth rate (SGR) and survival rates of tilapia agile
(P>0.05). The quality of water in all treatments generally described that the range
were still running in tolerance limit and were not harmful to the growth of tilapia.
Keywords: Aquaponics, Juvenile Tilapia (Oreochromis niloticus), Growth, Survival
rate.
ABSTRAK
Budidaya ikan sistem akuaponik merupakan sistem budidaya yang dapat menghemat
penggunaan lahan dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan hara dari sisa pakan serta
metabolisme ikan. Tujuan penelitian adalah mengukur pertumbuhan dan
kelangsungan hidup benih ikan nila gesit (Oreochromis niloticus) pada penggunaan
sistem akuaponik dengan jenis tanaman yang berbeda yaitu menggunakan tanaman
kangkung, sawi, selada. Hasil penelitian yang dilakukan selama 30 hari
menunjukkan bahwa peningkatan nilai tertinggi terdapat pada perlakuan
menggunakan tanaman kangkung dengan pertumbuhan berat mutlak sebesar
7,16±0,94 g, pertambahan panjang sebesar 4,53±0,78 cm, laju pertumbuhan spesifik
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 2, Nomor 1: 183-193
Februari 2017
ISSN. 2527-6395
184
(SGR) sebesar 2,36±0,079 %/hari dan tingkat kelangsungan hidup ikan sebesar
95±5,00%. Sedangkan nilai terendah terdapat pada perlakuan kontrol. Hasil uji
ANOVA menunjukkan bahwa pemeliharaan pada sistem akuaponik dengan tanaman
yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan berat mutlak,
pertambahan panjang, laju pertumbuhan spesifik (SGR) dan tingkat kelangsungan
hidup ikan nila gesit (P>0.05). Kualitas air pada semua perlakuan secara umum
menggambarkan kisaran yang masih berada dalam batas toleransi dan tidak
membahayakan bagi pertumbuhan ikan nila gesit.
Kata kunci: Akuaponik, Benih Nila Gesit (Oreochromis niloticus), Pertumbuhan,
kelangsungan Hidup.
PENDAHULUAN
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas air tawar
yang paling banyak diminati oleh berbagai kalangan baik masyarakat lokal maupun
mancanegara (Yanti et al., 2013; Fadri et al., 2016). Menurut KKP (2013), produksi
ikan nila mengalami fluktuasi produksi setiap tahunnya. Konsistensi peningkatan
hasil produksi ikan nila dapat dilakukan melalui budidaya secara intensif dengan
memperhatikan berbagai aspek pendukung keberlangsungan hidup ikan tersebut
seperti ketersediaan air, area budidaya, serta kualitas lingkungan yang baik (Putra et
al., 2011).
Laju perkembangan pembangunan mengalami peningkatan yang pesat setiap
tahunnya, hal ini menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan di area budidaya
salah satunya adalah berkurangnya air yang menjadi media tumbuh ikan budidaya
(Siregar et al., 2013). Efek lain yang ditimbulkan akibat pembangunan yaitu
berkurangnya luas area budidaya ikan maka dilakukan budidaya intensif dengan
peningkatan padat penebaran benih yang tinggi namun hal ini dapat menurunkan
kualitas air (Putra et al., 2013).
Aplikasi akuaponik merupakan salah satu teknik budidaya alternatif yang
digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Secara teknis, teknik ini mampu
meningkatkan hasil produksi pembudidaya ikan dengan mengoptimalkan fungsi air
dan ruang yang terbatas sebagai media pemeliharaan. Konsep dasar akuaponik
adalah gabungan teknologi akuakultur dengan teknologi hydroponic dalam suatu
sistem. Sisa pakan dan kotoran hasil metabolisme ikan dalam air yang berpotensi
menurunkan kualitas air akan dimanfaatkan sebagai pupuk bagi tanaman air secara
resirkulasi. Menurut Nugroho et al. (2012), air kolam disalurkan ke media tumbuh
tanaman sebagai filter vegetasi yang dapat membersihkan zat racun dalam air
sehingga air yang kembali ke kolam telah bersih dan layak untuk digunakan kembali
sebagai media budidaya ikan nila.
Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh jenis tanaman yang berbeda
terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nila gesit (O. niloticus)
pada sistem akuaponik, dan melihat pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan
nila gesit (O. niloticus) pada perlakuan yang terbaik.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 2, Nomor 1: 183-193
Februari 2017
ISSN. 2527-6395
185
Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai data ilmiah
dan informasi tentang pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila gesit (O.
niloticus) dengan sistem akuaponik menggunakan media filter kangkung, sawi, dan
selada sehingga dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya
dan bagi Dinas Kelautan dan Perikanan setempat.
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan selama 30 hari pada bulan April 2016 bertempat di
Laboratorium Lapangan BDP-Panteriek Kecamatan Lueng Bata, Banda Aceh.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL), 4
perlakuan yang berbeda dengan 3 kali ulangan. Variabel perubahan adalah variabel
jenis tanaman akuaponik yang berbeda yaitu tanaman kangkung, tanaman sawi,
tanaman selada dan kontrol.
Penelitian ini menggunakan benih ikan nila gesit (O. niloticus) sebanyak 20
ekor setiap wadah, benih ikan yang berukuran 5-8 cm dipelihara dengan
menggunakan sistem akuaponik. Penelitian ini menggabungkan prinsip-prinsip
akuakultur dan hidroponik melalui suatu sistem resirkulasi air. Perlakuan yang terdiri
dari:
P1 : Kontrol, tanpa menggunakan tanaman, dengan padat tebar 20
ekor/akuarium.
P2 : Menggunakan tanaman kangkung, dengan padat tebar 20 ekor/akuarium.
P3 : Menggunakan tanaman sawi, dengan padat tebar 20 ekor/akuarium.
P4 : Menggunakan tanaman selada, dengan padat tebar 20 ekor/akuarium.
Prosedur Penelitian
Persiapan Wadah
Wadah yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuarium yang berukuran
26 x 16 x 60 cm. Akuarium tersebut dicuci hingga bersih terlebih dahulu dengan air
bersih, kemudian dilakukan pengeringan dibawah sinar matahari, dan akuarium diisi
air bersih dengan ketinggian air 30 cm pada setiap akuarium. Setiap akuarium
diberikan label perlakuan dan ulangan.
Penebaran Benih
Benih ikan yang akan ditebar berukuran panjang 5-8 cm, kemudian dipelihara
dalam wadah pemeliharaan dengan padat tebar 20 ekor setiap wadah. Ikan nila gesit
diaklimatisasi dengan lingkungan dan pakan terlebih dahulu selama 3 hari. Sebelum
dilakukan penebaran benih, diambil benih sebanyak 25% dari jumlah populasi pada
masing-masing perlakuan sebagai pengambilan contoh berat dan panjang untuk
mengetahui ukuran awal penebaran.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 2, Nomor 1: 183-193
Februari 2017
ISSN. 2527-6395
186
Pemberian Pakan
Pakan yang diberikan untuk benih ikan nila gesit selama penelitian yaitu
berupa pelet komersil F-999 dengan kadar protein 38%. Frekuensi pemberian pakan
2 kali sehari yaitu pagi dan sore dengan jumlah 5% dari berat tubuh ikan.
Pengelolaan Kualitas Air
Setiap wadah dilengkapi dengan resirkulasi untuk menjaga agar kandungan
oksigen dalam wadah tercukupi bagi kehidupan dan pertumbuhan ikan. Untuk
mengetahui parameter kualitas air dilakukan pengukuran kualitas air yang meliputi
pH, kandungan oksigen terlarut (DO), suhu, serta amonia.
Parameter Penelitian
Data yang dikumpulkan selama penelitian yaitu pertumbuhan berat mutlak,
pertambahan panjang mutlak, laju pertumbuhan spesifik (SGR) serta tingkat
kelangsungan hidup. Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan, pengambilan data
dilakukan 4 kali selama penelitian dengan durasi per 7 hari sekali, melalui
pengambilan sampel ikan sebanyak 25% dari jumlah populasi pada masing-masing
perlakuan. Kegiatan ini dilakukan sebelum pemberian pakan pada ikan. Ikan diambil
menggunakan saringan (tanggok kecil) secara perlahan kemudian ditempatkan dalam
baskom yang telah diisi air. Selanjutnya, panjang tubuh ikan diukur dengan
menggunakan penggaris satu persatu.
Pengamatan jumlah ikan dilakukan setiap hari sehingga dapat diketahui jumlah
ikan yang mati dan jumlah ikan yang masih hidup. Pengambilan keseluruhan data
dilakukan seminggu sekali untuk menghitung parameter penelitian yang meliputi
pertambahan berat mutlak, pertambahan panjang mutlak, laju pertumbuhan spesifik
(SGR), tingkat kelangsungan hidup, serta faktor fisika-kimia air.
Pertumbuhan Berat Mutlak
Pertumbuhan berat mutlak dihitung dengan rumus Effendie (1997):
Wm = Wt – Wo
Wm = Pertumbuhan berat mutlak (gram), Wt = Berat biomassa pada akhir penelitian
(gram), Wo = Berat biomassa pada awal penelitian (gram).
Pertambahan Panjang Mutlak
Pertambahan panjang mutlak merupakan selisih antara panjang pada ikan
antara ujung kepala hingga ujung ekor tubuh pada akhir penelitian dengan panjang
tubuh pada awal penelitian. Pertambahan panjang mutlak dihitung dengan
menggunakan rumus Effendie (1997):
= −
Pm = Pertambahan panjang mutlak (cm), Lt = Panjang rata-rata akhir (cm), Lo =
Panjang rata-rata awal (cm).
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 2, Nomor 1: 183-193
Februari 2017
ISSN. 2527-6395
187
Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR)
Laju pertumbuhan spesifik merupakan % dari selisih berat akhir dan berat
awal, dibagi dengan lamanya waktu pemeliharaan. Menurut Zenneveld et al., (1991),
rumus perhitungan laju pertumbuhan spesifik adalah :
SGR = Laju pertumbuhan spesifik (%/hari), Wo = Berat rata-rata benih pada awal
penelitian (g), Wt = Berat rata-rata benih pada hari ke-t (g), T = Lama pemeliharaan
(hari).
Kelangsungan Hidup
Kelangsungan hidup (SR) adalah tingkat perbandingan jumlah ikan yang hidup
dari awal hingga akhir penelitian. Kelangsungan hidup dapat dihitung dengan rumus
(Muchlisin et al., 2016) as follow:
SR = Kelangsungan hidup (%), Nt = Jumlah ikan di akhir penelitian (ekor), No =
Jumlah ikan awal penelitian (ekor).
Faktor Fisika-Kimia Air
Pengukuran faktor fisika-kimia air untuk mengetahui kualitas air sebagai media
pemeliharaan selama penelitian. Parameter fisika-kimia air yang diamati setiap
seminggu sekali yang meliputi pengukuran suhu, pH, DO, dan amonia. Pengukuran
konsentrasi oksigen terlarut (DO) dilakukan dengan menggunakan DO-meter.
Derajat keasaman pH diukur menggunakan pH-meter. Suhu diukur menggunakan
alat ukur thermometer, serta amonia diukur mengunakan spektofotometer. Sampel air
yang dianalisis diambil dari wadah pemeliharaan ikan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertambahan berat berkisar antara 2,79-
7,16 g, pertambahan panjang berkisar antara 2,40-4,53 cm, laju pertumbuhan spesifik
(SGR) berkisar antara 1,88-2,36 % perhari, tingkat kelangsungan hidup berkisar
antara 90-95 %. Nilai tertinggi untuk semua parameter dijumpai pada perlakuan
akuaponik dengan menggunakan tanaman kangkung (P2). Hasil uji ANOVA
menunjukkan bahwa pemeliharaan pada sistem akuaponik dengan tanaman yang
berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan berat mutlak, pertambahan
panjang mutlak, laju pertumbuhan spesifik (SGR) dan tingkat kelangsungan hidup
ikan nila gesit, dimana P>0,05. Data selengkapnya dapat dilihat dibawah ini pada
(Tabel 2).
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 2, Nomor 1: 183-193
Februari 2017
ISSN. 2527-6395
188
0
2
4
6
8
10
12
0 7 14 21 30
PertambahanPanjang
Mutlak(cm)
Hari Pengamatan
kontrol
kangkung
sawi
selada
Tabel 2. Pertambahan berat mutlak, pertambahan panjang mutlak, laju pertumbuhan
spesifik (SGR), dan tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila gesit yang
dipelihara pada sistem akuaponik selama 30 hari
Perlakuan
Pertambahan
berat mutlak
(g)
Pertambaha
n panjang
mutlak
(cm)
Laju
pertumbuhan
spesifik
(SGR)
(% perhari )
Tingkat
kelangsungan
hidup (%)
Kontrol 2,79±2,35α
3,09±1,20α
1,88±0,24α
90±0,00α
Kangkung 7,16±0,94α
4,53±0,78α
2,36±0,79α
95±5,00α
Sawi 6,27±0,80α
3,39±1,57α
2,30±0,70α
95±5,00α
Selada 4,12±2,72α
2,40±0,42α
2,08±0,30α
95±5,00α
Keterangan: Super scrip yang sama menunjukkan pada semua perlakuan tidak
berbeda nyata.
Gambar 1. Pertambahan berat mutlak benih ikan nila gesit selama 30 hari.
Gambar 2. Pertambahan panjang mutlak benih ikan nila gesit selama 30 hari.
0
2
4
6
8
10
12
0 7 14 21 30
PertambahanBeratMutlak
(g)
Hari Pengamatan
kontrol
kangkung
sawi
selada
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 2, Nomor 1: 183-193
Februari 2017
ISSN. 2527-6395
189
Hasil pengukuran pertambahan berat mutlak dan pertambahan panjang mutlak
yang dipelihara dengan sistem akuaponik dari awal hingga akhir penelitian
mengalami peningkatan. Pertambahan berat mutlak pada awal penelitian yaitu 11,95
dan berat pada akhir penelitan 33,43. Sedangkan pertambahan panjang mutlak pada
awal peneliatan yaitu 18,06 dan panjang pada akhir penelitian 31,66. Hal ini dapat
dilihat pada (Gambar 1 dan 2).
Tabel 3. Pengukuran berat dan tinggi tanaman kangkung, sawi dan selada pada
sistem akuaponik selama 30 hari
Jenis Tanaman
Berat Tinggi
H0 (g) H30 (g) H0 (cm) H30 (cm)
Kangkung 5,70 28,40 13,5 45
Sawi 29,60 348,00 13,5 32
Selada 49,10 212,10 13,5 21
Hasil pengamatan berat dan tinggi tanaman menunjukkan berat akhir tanaman
kangkung 28,40 g dengan tinggi tanaman 45 cm, berat akhir sawi 348,00 g dengan
tinggi 32 cm. Berat akhir tanaman selada 212,10 g dengan tinggi total 21 cm (Tabel
3).
Tabel 4. Data kisaran hasil pengukuran parameter kualitas air dan amonia pada
wadah pemeliharaan benih ikan nila gesit selama 30 hari masa penelitian.
Perlakuan
Kisaran
Suhu º
C DO mg/l pH
Amonia (mg/l)
Awal
H0
Akhir
H30
Kontrol 28,6 - 29,3 4,4 - 5,5 7,3 - 7,7 0,974 1,080
Kangkung 28,1 - 29,3 4,1 - 4,9 7,1 - 7,3 0,974 0,648
Sawi 28,5 - 29,4 4,1 - 4,7 7,2 - 7,4 0,974 1,042
Selada 28,4 - 29,3 4,1 - 5,9 7,6 - 7,8 0,974 1,074
Pengukuran parameter fisika-kimia air pada semua perlakuan selama 30 hari
masa penelitian masih dapat ditoleransi oleh benih ikan nila gesit yaitu : suhu
berkisar 28,1- 29,3 0
C, pH 7,1 - 7.8, dan DO 4.1- 5.5 mg/l (Tabel 4). Pengukuran
kadar amonia pada awal penelitian pada semua perlakuan (0,974 mg/l). Konsentrasi
amonia tertinggi dijumpai pada perlakuan kontrol (1,080 mg/l) diikuti dengan
perlakuan sawi (1,042 mg/l) dan perlakuan selada (1,074 mg/l) sedangkan
konsentrasi amonia terendah pada akhir penelitian dijumpai pada perlakuan
kangkung sebesar (0,648 mg/l).
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 2, Nomor 1: 183-193
Februari 2017
ISSN. 2527-6395
190
Pembahasan
Pertumbuhan merupakan proses bertambahan panjang dan berat suatu
organisme yang dapat dilihat dari perubahan ukuran panjang dan berat dalam satuan
waktu. Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas pakan, umur dan
kualitas air. Hasil dari analisis sidik ragam menunjukkan pertambahan berat mutlak,
pertambahan panjang mutlak, dan laju pertumbuhan spesifik (SGR) ikan nila gesit
tidak berpengaruh nyata (P>0,05) pada penggunaan sistem akuaponik. Hal ini diduga
ketiga perlakuan memiliki kemampuan yang sama dalam proses resirkulasi air dalam
media pemeliharaan ikan nila gesit, serta diduga terjadinya proses filterisasi yang
optimal pada setiap perlakuan sehingga menghasilkan kualitas air yang baik di dalam
media pemeliharaan ikan nila gesit dan pemberian pakan dalam jumlah yang sesuai
dengan kebutuhan ikan. Menurut Hidayat et al. (2013), pertumbuhan dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar, adapun faktor dari
dalam meliputi sifat keturunan, ketahanan terhadap penyakit dan kemampuan dalam
memanfaatkan makanan, sedangkan faktor dari luar meliputi sifat fisika, kimia dan
biologi perairan. Menurut Effendi (1997) pertumbuhan merupakan perubahan ukuran
ikan baik dalam berat, panjang maupun volume selama periode waktu tertentu yang
disebabkan oleh perubahan jaringan akibat pembelahan sel otot dan tulang yang
merupakan bagian terbesar dari tubuh ikan sehingga menyebabkan penambahan berat
atau panjang ikan.
Nilai yang terbaik diantara semua perlakuan terhadap pertumbuhan ikan nila
gesit selama masa pemeliharaan terdapat pada perlakuan kangkung dibandingkan
dengan perlakuan kontrol, sawi dan selada. Hal ini sesuai dengan penelitian
Setijaningsih dan Suryaningrum (2015) bahwa kangkung lebih efektif dalam
memanfaatkan hara yang berasal dari air yang mengalir dari pemeliharaan lele dan
selanjutnya air yang sudah mengalami biofiltrasi akan diterima sebagai media
pemeliharaan nila.
Derajat kelangsungan hidup ikan nila gesit yang tertinggi selama 30 hari
pemeliharaan yaitu 95% yang terdapat pada perlakuan kangkung, sawi, dan selada.
Sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan kontrol 90%. Pada analisis sidik
ragam menunjukkan P (0,441) > 0,05 yang berarti perbedaan jenis tanaman pada
sistem akuaponik terhadap tingkat kelangsungan hidup ikan nila tidak berpengaruh
nyata pada semua perlakuan. Kematian ikan terjadi pada awal pemeliharaan ikan.
Hal ini diduga sebagai respon adaptasi terhadap lingkungan dan perlakuan. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Effendi et al. (2015) bahwa tingkat
kelangsungan hidup ikan lele dengan perlakuan kangkung sebagai fitoremediator
dengan sistem resirkulasi lebih tinggi dari perlakuan pakcoy dan kontrol.
Kelangsungan hidup ikan dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya kualitas air
(oksigen terlarut, amonia, suhu, pH), pakan, umur ikan, lingkungan, dan kondisi
kesehatan ikan (Adewolu et al., 2008).
Perhatian utama dalam sistem resirkulasi pada akuaponik adalah pemindahan
bahan organik dan anorganik dari proses metabolisme ikan peliharaan. Bahan
organik dan anorganik akan masuk ke media yang akan dimanfaatkan untuk
pertumbuhan tanaman (Putra et al., 2011). Tingginya pertumbuhan ikan nila gesit
pada sistem akuaponik dengan menggunakan tanaman kangkung dikarenakan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 2, Nomor 1: 183-193
Februari 2017
ISSN. 2527-6395
191
pemanfaatan pakan yang lebih efesien dan kandungan amonia yang lebih rendah dari
pada perlakuan yang lainnya.
Pengamatan berat dan tinggi tanaman kangkung, sawi dan selada mengalami
pertumbuhan selama penelitian dengan berat akhir untuk tanaman kangkung 28,40 g
dengan tinggi tanaman 45 cm, berat akhir sawi 348,00 g dengan tinggi 32 cm. Berat
akhir tanaman selada 212,10 g dengan tinggi total 21 cm (Tabel 3). Hal ini
menunjukkan bahwa tanaman pada sistem akuaponik mampu meretensi nitrogen dan
pemeliharaan ikan nila masih layak untuk pertumbuhan tanaman air. Sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Jampeetong (2012) Laju pertumbuhan kangkung
adalah 0,025 gr/hari. Hal ini menunjukkan bahwa laju pertumbuhan kangkung pada
penelitian lebih cepat. Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu
intensitas cahaya matahari, suhu di daerah akar, suhu lingkungan, pH, konsentrasi
nutrien, dan jenis tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nugroho et al. (2012)
dalam sistem akuaponik efektifitas sistem juga diindikasikan dengan keberhasilan
pertumbuhan tanaman air.
Sistem akuaponik memungkinkan tanaman tumbuh dengan memanfaatkan
unsur-unsur limbah budidaya dari pemeliharaan ikan nila gesit yaitu amonia yang
berasal dari sisa pakan yang tidak dicerna dan sisa metabolisme tubuh ikan nila yang
dikeluarkan kemudian dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan. Kerapatan antar tanaman
juga merupakan hal yang patut diperhatikan dalam sistem akuaponik. Hal tersebut
sesuai dengan pernyataan Musa et al. (2007) bahwa kerapatan atau ukuran populasi
tanaman sangat penting untuk memperoleh hasil yang optimal, tetapi bisa terjadi
persaingan dalam hara, air dan ruang tumbuh serta mengurangi perkembangan tinggi
dan kedalam akar tanaman.
Parameter kualitas air pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui
pengaruh sistem akuaponik terhadap kualitas air media pemeliharaan ikan nila
dibandingkan dengan sistem tanpa resirkulasi (non akuaponik). Prinsip sistem
resirkulasi adalah penggunaan kembali air yang telah dikeluarkan dari kegiatan
budidaya. Keuntungan sistem resirkulasi, yaitu dapat meminimalisir penggunaan air,
dan mereduksi bahan organik seperti ammonia, nitrit dan buffer pH (Effendi et al.,
2015).
Kisaran suhu dari awal hingga akhir penelitian masih dalam kisaran yang
normal untuk pertumbuhan ikan nila gesit. Suhu pada media pemeliharaan ikan nila
untuk semua perlakuan selama penelitian berkisar antara 28,1-29,4º
C masih dalam
kisaran yang baik untuk pemeliharaan ikan nila. Hal ini sesuai dengan penelitian
Effendi et al. (2015) yang menyatakan suhu optimum untuk pertumbuhan ikan
adalah 25-32 º
C. Oksigen terlarut merupakan faktor terpenting dalam menentukan
kehidupan ikan. Kisaran kandungan DO pada wadah pemeliharaan berkisar antara
4,1-5,9 mg/l dan masih dalam kisaran DO yang baik untuk pemeliharaan ikan nila.
Hal ini sesuai (Popma dan Masser, 1999) ikan nila dapat bertahan hidup pada
kandungan oksigen terlarut (DO) lebih dari 0,3 mg/l, sangat dibawah batas toleransi
untuk kebanyakan ikan budidaya. Walaupun ikan nila dapat bertahan hidup pada
kandungan oksigen rendah pada beberapa jam, kolam ikan nila harus diatur untuk
mempertahankan kandungan oksigen terlarut di atas 1 mg/l. Kisaran pH selama
penelitian 7,1-7,8 dan masih dalam kisaran yang dapat ditoleransi untuk
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 2, Nomor 1: 183-193
Februari 2017
ISSN. 2527-6395
192
pemeliharaan ikan nila gesit sesuai dengan pernyataan Effendi (2003) bahwa kisaran
pH yang optimal untuk pemeliharaan ikan nila 6-8,5. Kadar amonia tertinggi terdapat
pada wadah perlakuan kontrol dan kadar amonia terendah terdapat pada perlakuan
tanaman kangkung (Tabel 4). Kadar amonia pada wadah dengan menggunakan
tanaman kangkung merupakan kadar amonia yang layak untuk kegiatan perikanan.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian (Dauhan et al., 2014) bahwa perlakuan
tanaman kangkung juga dalam kondisi baik, yang berarti juga penyerapan terhadap
amonia sangat optimal dimanfaatkan oleh tanaman kangkung untuk pertumbuhan.
Rendahnya kadar amonia dengan menggunakan tanaman kangkung diduga karena
akar tanaman kangkung lebih berserabut dan lebih panjang dibanding dengan sawi
dan selada. Jika dilihat dari segi akar tanaman kangkung lebih optimal untuk
menyerap amonia. Sesuai dengan peryataan Jampeetong et al. (2012) laju
pertumbuhan kangkung pada penelitian lebih cepat dari pertumbuhan (Salvinia
cucullata).
KESIMPULAN
Penggunaan sistem akuaponik pada pemeliharan benih ikan nila gesit dengan
perlakuan tanaman kangkung, sawi, selada dan kontrol tidak berpengaruh nyata
(P>0,05) terhadap pertambahan berat mutlak, pertambahan panjang mutlak, laju
pertumbuhan spesifik (SGR), dan tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila gesit
(O. niloticus). Pada penelitian ini perlakuan tanaman kangkung menunjukkan nilai
tertinggi terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nila gesit (O.
niloticus) dibandingkan dengan tanaman sawi, selada, dan kontrol.
DAFTAR PUSTAKA
Adewolu M.A, C.A Adenji, A.B Adejobi. 2008. Feed utilization, growth and survival
of Clarias gariepinus (Burchell 1882) fingerlings cultured under different
photoperiods. Aquaculture. 283 : 64–67.
Fadri, S., Z.A. Muchlisin, Sugito. 2016. Pertumbuhan, kelangsungan hidup dan daya
cerna pakan ikan nila (Oreochromis niloticus) yang mengandung tepung daun
jaloh (Salixtetrasperma roxb) dengan penambahan probiotik EM-4. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah. 1(2): 210-221.
Dauhan R. E. S, E. Efendi. Suparmono. 2014. Efektifitas sistem akuaponik dalam
mereduksi konsentrasi amonia pada sistem budidaya ikan. Jurnal rekayasa dan
teknologi budidaya perairan. 3 (1) : 297–302.
Effendi, H., B.A Utomo, G.M Darmawangsa, R.E Karo-karo. 2015. Fitoremediasi
limbah budidaya ikan lele (Clarias sp.) dengan kangkung (Ipomea aquatica)
dan pakcoy (Brassica rapa chinensis) dalam sistem resirkulasi. Ecolab, 9 (2) :
47–104.
Effendie, M.I. 1997. Biologi perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta.
Hidayat D, Ade. D. S, Yulisma. 2013. Kelangsungan hidup, pertumbuhan dan
efesiensi pakan ikan gabus (Channa striata) yang diberi pakan berbahan baku
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 2, Nomor 1: 183-193
Februari 2017
ISSN. 2527-6395
193
tepung keong mas (Pomacea sp). Jurnal akuakultur rawa indonesia. 1 (2) :
161–172.
Jampeetong, A., Brix H., Kantawanichkul S. 2012. Effects of inorganic nitrogen
forms on growth, morphology, nitrogen uptake capacity and nutrient allocation
of four tropical aquatic macrophytes (Salvinia cucullata, Ipomoea aquatica,
Cyperus involucratus, and Vetiveria zizanioides). Aquatic botany. 97:10-16.
Kementrian Kelautan dan Perikanan. 2013. Analisisdan data pokok kelautan dan
perikanan menurut provinsi tahun 2012. Pusat data, statistik dan informasi
sekretariat jenderal kementrian kelauan dan perikanan, Jakarta.
Muchlisin, Z.A., A.A. Arisa, A.A. Muhammadar, N. Fadli, I.I Arisa dan M.N. Siti-
Azizah. 2016. Growth performance and feed utilization of keureling (Tor
tambra) fingerlings fed a formulated diet with different doses of vitamin E
(alpha-tocopherol). Archives of Polish Fisheries, 23: 47–52.
Musa Y., Nasaruddin, M.A. Kuruseng, 2007. Evaluasi produktivitas jagung melalui
pengelolaan populasi tanaman, pengolahan tanah, dan dosis pemupukan.
Agrisistem. 3 (1) : 21-33.
Nugroho, R. A., Pambudi, L. T., dan Haditomo, A. H. C. 2012. Aplikasi teknologi
akuaponik pada budidaya ikan air tawar untuk optimalisasi kapasitas produksi.
Jurnal saintek perikanan. 8 (1) : 46-51.
Popma, T., Masser, M. 1999. Tilapia life history and biology. Southern regional
aquaculture center publication no. 283.
Putra, I., Setiyanto, D. D, Wahyuningrum, D. 2011. Pertumbuhan dan kelangsungan
hidup ikan nila (Oreochromis niloticus) dalam sistem resirkulasi. Jurnal
perikanan dan kelautan. 16 (1) : 56-63.
Setijaningsih L, L.H. Suryaningrum. 2015. Pemanfaatan limbah budidaya ikan lele
(Clarias batrachus) untuk ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan sistem
resirkulasi. Berita biologi, 14 (3): 287 – 293.
Siregar, H. R., Sumono, Daulay, S. B., dan Edi, S. 2013. Efisiensi saluran pembawa
air dan kualitas penyaringan air dengan tanaman mentimun dan kangkung pada
budidaya ikan gurami berbasis teknologi akuaponik. J. Rekayasa pangan dan
pertanian. 3 (3) : 60-66.
Yanti, Z., Z. Muchlisin dan Sugito. 2013. Pertumbuhan dan kelangsungan hidup
benih ikan nila (Oreochromis niloticus ) pada beberapa konsentrasi tepung
daun jaloh (Salix tetrasperma) dalam pakan. Depik, 2(1): 16-19.
Zenneveld, N,. E. A. Huisman dan J. H. Boon. 1991. Prinsip-prinsip budidaya ikan.
PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.

More Related Content

What's hot

Budidaya udang vannamei
Budidaya udang vannameiBudidaya udang vannamei
Budidaya udang vannameiHanapi Suteja
 
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...Repository Ipb
 
MANIPULASI HORMON DAN SUHU UNTUK PRODUKSI JANTAN HOMOGAMETIK (XX) DALAM RANGK...
MANIPULASI HORMON DAN SUHU UNTUK PRODUKSI JANTAN HOMOGAMETIK (XX) DALAM RANGK...MANIPULASI HORMON DAN SUHU UNTUK PRODUKSI JANTAN HOMOGAMETIK (XX) DALAM RANGK...
MANIPULASI HORMON DAN SUHU UNTUK PRODUKSI JANTAN HOMOGAMETIK (XX) DALAM RANGK...Repository Ipb
 
Efektivitas Filter Cartridge Sederhana
Efektivitas  Filter Cartridge SederhanaEfektivitas  Filter Cartridge Sederhana
Efektivitas Filter Cartridge SederhanaBBAP takalar
 
SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...
SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...
SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...Mustain Adinugroho
 
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...Repository Ipb
 
Meminimalkan ganti air dalam akuakultur
Meminimalkan ganti air dalam akuakulturMeminimalkan ganti air dalam akuakultur
Meminimalkan ganti air dalam akuakulturIbnu Sahidhir
 
Terjemahan Jurnal
Terjemahan JurnalTerjemahan Jurnal
Terjemahan JurnalSaniati Goa
 
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...Repository Ipb
 
Bahan ajar hands out pengujian kualitas pakan
Bahan ajar hands out pengujian kualitas pakanBahan ajar hands out pengujian kualitas pakan
Bahan ajar hands out pengujian kualitas pakanDediKusmana2
 
SPO pembesaran litopenaeus vannamei
SPO pembesaran litopenaeus vannameiSPO pembesaran litopenaeus vannamei
SPO pembesaran litopenaeus vannameiInNo JustforYou
 
33.laju pertumbuhandanefisiensipakanikannilaoreochromisniloticusy
33.laju pertumbuhandanefisiensipakanikannilaoreochromisniloticusy33.laju pertumbuhandanefisiensipakanikannilaoreochromisniloticusy
33.laju pertumbuhandanefisiensipakanikannilaoreochromisniloticusySafeiMufti1
 
Nutritional genomics untuk efisiensi pakan2
Nutritional genomics untuk efisiensi pakan2Nutritional genomics untuk efisiensi pakan2
Nutritional genomics untuk efisiensi pakan2Ibnu Sahidhir
 
Analisis matematis pendugaan umur simpan benih cabai merah (capsicum annum l.)
Analisis matematis pendugaan umur simpan benih cabai merah (capsicum annum l.)Analisis matematis pendugaan umur simpan benih cabai merah (capsicum annum l.)
Analisis matematis pendugaan umur simpan benih cabai merah (capsicum annum l.)Young Farmers
 

What's hot (20)

Budidaya udang vannamei
Budidaya udang vannameiBudidaya udang vannamei
Budidaya udang vannamei
 
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...
 
Terjemahan Jurnal
Terjemahan JurnalTerjemahan Jurnal
Terjemahan Jurnal
 
MANIPULASI HORMON DAN SUHU UNTUK PRODUKSI JANTAN HOMOGAMETIK (XX) DALAM RANGK...
MANIPULASI HORMON DAN SUHU UNTUK PRODUKSI JANTAN HOMOGAMETIK (XX) DALAM RANGK...MANIPULASI HORMON DAN SUHU UNTUK PRODUKSI JANTAN HOMOGAMETIK (XX) DALAM RANGK...
MANIPULASI HORMON DAN SUHU UNTUK PRODUKSI JANTAN HOMOGAMETIK (XX) DALAM RANGK...
 
1299 2564-1-pb
1299 2564-1-pb1299 2564-1-pb
1299 2564-1-pb
 
Efektivitas Filter Cartridge Sederhana
Efektivitas  Filter Cartridge SederhanaEfektivitas  Filter Cartridge Sederhana
Efektivitas Filter Cartridge Sederhana
 
SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...
SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...
SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...
 
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
 
Pembesaran ikan
Pembesaran ikanPembesaran ikan
Pembesaran ikan
 
Meminimalkan ganti air dalam akuakultur
Meminimalkan ganti air dalam akuakulturMeminimalkan ganti air dalam akuakultur
Meminimalkan ganti air dalam akuakultur
 
TAMBAK DAN UDANG VANNAMEI
TAMBAK DAN UDANG VANNAMEITAMBAK DAN UDANG VANNAMEI
TAMBAK DAN UDANG VANNAMEI
 
Terjemahan Jurnal
Terjemahan JurnalTerjemahan Jurnal
Terjemahan Jurnal
 
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
 
Bahan ajar hands out pengujian kualitas pakan
Bahan ajar hands out pengujian kualitas pakanBahan ajar hands out pengujian kualitas pakan
Bahan ajar hands out pengujian kualitas pakan
 
SPO pembesaran litopenaeus vannamei
SPO pembesaran litopenaeus vannameiSPO pembesaran litopenaeus vannamei
SPO pembesaran litopenaeus vannamei
 
33.laju pertumbuhandanefisiensipakanikannilaoreochromisniloticusy
33.laju pertumbuhandanefisiensipakanikannilaoreochromisniloticusy33.laju pertumbuhandanefisiensipakanikannilaoreochromisniloticusy
33.laju pertumbuhandanefisiensipakanikannilaoreochromisniloticusy
 
Lokasi desain-tambak
Lokasi desain-tambakLokasi desain-tambak
Lokasi desain-tambak
 
Nutritional genomics untuk efisiensi pakan2
Nutritional genomics untuk efisiensi pakan2Nutritional genomics untuk efisiensi pakan2
Nutritional genomics untuk efisiensi pakan2
 
Analisis matematis pendugaan umur simpan benih cabai merah (capsicum annum l.)
Analisis matematis pendugaan umur simpan benih cabai merah (capsicum annum l.)Analisis matematis pendugaan umur simpan benih cabai merah (capsicum annum l.)
Analisis matematis pendugaan umur simpan benih cabai merah (capsicum annum l.)
 
Pkm muhammad iqram tanoto copy (2)
Pkm muhammad iqram  tanoto  copy (2)Pkm muhammad iqram  tanoto  copy (2)
Pkm muhammad iqram tanoto copy (2)
 

Similar to AkuaPonik Ikan Nila

KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANAME DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKA...
KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA  UDANG VANAME DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKA...KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA  UDANG VANAME DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKA...
KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANAME DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKA...Hilmansyah16
 
PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHA...
PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHA...PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHA...
PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHA...Repository Ipb
 
TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN MODEL PENGEL...
TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN MODEL PENGEL...TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN MODEL PENGEL...
TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN MODEL PENGEL...Repository Ipb
 
Presentasi Budidaya Sistem Bioflok.pptx
Presentasi Budidaya Sistem Bioflok.pptxPresentasi Budidaya Sistem Bioflok.pptx
Presentasi Budidaya Sistem Bioflok.pptxAdinDin2
 
Review Jurnal Ikan Hias Guppy.pptx
Review Jurnal Ikan Hias Guppy.pptxReview Jurnal Ikan Hias Guppy.pptx
Review Jurnal Ikan Hias Guppy.pptxAnnisaMurdiani
 
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...Repository Ipb
 
Produksi Udang Sayur Untuk Memberdayakan Backyard Hatchery
Produksi Udang Sayur  Untuk Memberdayakan Backyard HatcheryProduksi Udang Sayur  Untuk Memberdayakan Backyard Hatchery
Produksi Udang Sayur Untuk Memberdayakan Backyard Hatcherylisa ruliaty 631971
 
PENAMPILAN REPRODUKSI DAN KUALITAS LARVA RAJUNGAN DENGAN PEMBERIAN BIOMASS A...
PENAMPILAN REPRODUKSI DAN KUALITAS LARVA  RAJUNGAN DENGAN PEMBERIAN BIOMASS A...PENAMPILAN REPRODUKSI DAN KUALITAS LARVA  RAJUNGAN DENGAN PEMBERIAN BIOMASS A...
PENAMPILAN REPRODUKSI DAN KUALITAS LARVA RAJUNGAN DENGAN PEMBERIAN BIOMASS A...lisa ruliaty 631971
 
HUBUNGAN KOMUNITAS FITOPLANKTON DENGAN PRODUKTIVITAS UDANG VANAME (Litopenaeu...
HUBUNGAN KOMUNITAS FITOPLANKTON DENGAN PRODUKTIVITAS UDANG VANAME (Litopenaeu...HUBUNGAN KOMUNITAS FITOPLANKTON DENGAN PRODUKTIVITAS UDANG VANAME (Litopenaeu...
HUBUNGAN KOMUNITAS FITOPLANKTON DENGAN PRODUKTIVITAS UDANG VANAME (Litopenaeu...Repository Ipb
 
Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Soliriaceae) menggun...
Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Soliriaceae)  menggun...Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Soliriaceae)  menggun...
Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Soliriaceae) menggun...Sahira dila
 
Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Soliriaceae) menggun...
Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Soliriaceae)  menggun...Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Soliriaceae)  menggun...
Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Soliriaceae) menggun...Sahira dila
 
Efikasi_Oxytetracycline_Terhadap_Kesehatan_Ikan_Le.pdf
Efikasi_Oxytetracycline_Terhadap_Kesehatan_Ikan_Le.pdfEfikasi_Oxytetracycline_Terhadap_Kesehatan_Ikan_Le.pdf
Efikasi_Oxytetracycline_Terhadap_Kesehatan_Ikan_Le.pdfekohendrigunawan1
 
PENDAYAGUNAAN ROTIFERA YANG DIBERI PAKAN ALAMI BERBAGAI JENIS MIKROALGAE
PENDAYAGUNAAN ROTIFERA YANG DIBERI PAKAN ALAMI BERBAGAI JENIS MIKROALGAEPENDAYAGUNAAN ROTIFERA YANG DIBERI PAKAN ALAMI BERBAGAI JENIS MIKROALGAE
PENDAYAGUNAAN ROTIFERA YANG DIBERI PAKAN ALAMI BERBAGAI JENIS MIKROALGAERepository Ipb
 
Laporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airLaporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airTidar University
 
PENGARUH ALKALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN P...
PENGARUH ALKALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN P...PENGARUH ALKALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN P...
PENGARUH ALKALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN P...Repository Ipb
 

Similar to AkuaPonik Ikan Nila (20)

KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANAME DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKA...
KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA  UDANG VANAME DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKA...KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA  UDANG VANAME DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKA...
KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANAME DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKA...
 
PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHA...
PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHA...PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHA...
PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHA...
 
TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN MODEL PENGEL...
TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN MODEL PENGEL...TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN MODEL PENGEL...
TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN MODEL PENGEL...
 
Presentasi Budidaya Sistem Bioflok.pptx
Presentasi Budidaya Sistem Bioflok.pptxPresentasi Budidaya Sistem Bioflok.pptx
Presentasi Budidaya Sistem Bioflok.pptx
 
Review Jurnal Ikan Hias Guppy.pptx
Review Jurnal Ikan Hias Guppy.pptxReview Jurnal Ikan Hias Guppy.pptx
Review Jurnal Ikan Hias Guppy.pptx
 
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...
 
ppt body.pptx
ppt body.pptxppt body.pptx
ppt body.pptx
 
Produksi Udang Sayur Untuk Memberdayakan Backyard Hatchery
Produksi Udang Sayur  Untuk Memberdayakan Backyard HatcheryProduksi Udang Sayur  Untuk Memberdayakan Backyard Hatchery
Produksi Udang Sayur Untuk Memberdayakan Backyard Hatchery
 
PENAMPILAN REPRODUKSI DAN KUALITAS LARVA RAJUNGAN DENGAN PEMBERIAN BIOMASS A...
PENAMPILAN REPRODUKSI DAN KUALITAS LARVA  RAJUNGAN DENGAN PEMBERIAN BIOMASS A...PENAMPILAN REPRODUKSI DAN KUALITAS LARVA  RAJUNGAN DENGAN PEMBERIAN BIOMASS A...
PENAMPILAN REPRODUKSI DAN KUALITAS LARVA RAJUNGAN DENGAN PEMBERIAN BIOMASS A...
 
BAB I.pdf
BAB I.pdfBAB I.pdf
BAB I.pdf
 
HUBUNGAN KOMUNITAS FITOPLANKTON DENGAN PRODUKTIVITAS UDANG VANAME (Litopenaeu...
HUBUNGAN KOMUNITAS FITOPLANKTON DENGAN PRODUKTIVITAS UDANG VANAME (Litopenaeu...HUBUNGAN KOMUNITAS FITOPLANKTON DENGAN PRODUKTIVITAS UDANG VANAME (Litopenaeu...
HUBUNGAN KOMUNITAS FITOPLANKTON DENGAN PRODUKTIVITAS UDANG VANAME (Litopenaeu...
 
Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Soliriaceae) menggun...
Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Soliriaceae)  menggun...Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Soliriaceae)  menggun...
Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Soliriaceae) menggun...
 
Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Soliriaceae) menggun...
Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Soliriaceae)  menggun...Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Soliriaceae)  menggun...
Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Soliriaceae) menggun...
 
Identifikasi kualitas lingkungan dan keragaan budidaya di desa tanjung banon,...
Identifikasi kualitas lingkungan dan keragaan budidaya di desa tanjung banon,...Identifikasi kualitas lingkungan dan keragaan budidaya di desa tanjung banon,...
Identifikasi kualitas lingkungan dan keragaan budidaya di desa tanjung banon,...
 
Laporan praktikum fix
Laporan praktikum fixLaporan praktikum fix
Laporan praktikum fix
 
Aplikasi ekstrak temulawak_romi novriadi_bbl batam
Aplikasi ekstrak temulawak_romi novriadi_bbl batamAplikasi ekstrak temulawak_romi novriadi_bbl batam
Aplikasi ekstrak temulawak_romi novriadi_bbl batam
 
Efikasi_Oxytetracycline_Terhadap_Kesehatan_Ikan_Le.pdf
Efikasi_Oxytetracycline_Terhadap_Kesehatan_Ikan_Le.pdfEfikasi_Oxytetracycline_Terhadap_Kesehatan_Ikan_Le.pdf
Efikasi_Oxytetracycline_Terhadap_Kesehatan_Ikan_Le.pdf
 
PENDAYAGUNAAN ROTIFERA YANG DIBERI PAKAN ALAMI BERBAGAI JENIS MIKROALGAE
PENDAYAGUNAAN ROTIFERA YANG DIBERI PAKAN ALAMI BERBAGAI JENIS MIKROALGAEPENDAYAGUNAAN ROTIFERA YANG DIBERI PAKAN ALAMI BERBAGAI JENIS MIKROALGAE
PENDAYAGUNAAN ROTIFERA YANG DIBERI PAKAN ALAMI BERBAGAI JENIS MIKROALGAE
 
Laporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airLaporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar air
 
PENGARUH ALKALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN P...
PENGARUH ALKALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN P...PENGARUH ALKALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN P...
PENGARUH ALKALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN P...
 

Recently uploaded

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 

Recently uploaded (20)

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 

AkuaPonik Ikan Nila

  • 1. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah Volume 2, Nomor 1: 183-193 Februari 2017 ISSN. 2527-6395 183 Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila Gesit (Oreochromis niloticus) Pada Sistem Akuaponik Dengan Jenis Tanaman Yang Berbeda The Growth and Survival rates of Tilapia Juvenile (Oreochromis niloticus) in Aquaponics Systems with Different Plants Species Muhammad Mulqan* , Sayyid Afdhal El Rahimi1 , Irma Dewiyanti1 1 Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda Aceh. *Email korespendensi: mulqan020392@yahoo.com ABSTRACT This research aim was to examine the growth and survival rate of tilapia (Oreochromis niloticus) on the Aquaponics system with different plant species, namely kale, collards, and lettuce. Research conducted in 30 days showed that the treatment using kale plants resulted in the highest increase in the absolute highest weight value by 7.16 ± 0.94 g, the length was 4.53 ± 0.78 cm, the specific growth rate (SGR) was 2.36 ± 0.079 g / day and the survival rate of fish was 95 ± 5.00 % found in treatment plants using kale, while the lowest value was in the control treatment. ANOVA test results showed that the maintenance of the Aquaponics system with different plants did not significantly affect the growth of absolute weight, the length, the specific growth rate (SGR) and survival rates of tilapia agile (P>0.05). The quality of water in all treatments generally described that the range were still running in tolerance limit and were not harmful to the growth of tilapia. Keywords: Aquaponics, Juvenile Tilapia (Oreochromis niloticus), Growth, Survival rate. ABSTRAK Budidaya ikan sistem akuaponik merupakan sistem budidaya yang dapat menghemat penggunaan lahan dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan hara dari sisa pakan serta metabolisme ikan. Tujuan penelitian adalah mengukur pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nila gesit (Oreochromis niloticus) pada penggunaan sistem akuaponik dengan jenis tanaman yang berbeda yaitu menggunakan tanaman kangkung, sawi, selada. Hasil penelitian yang dilakukan selama 30 hari menunjukkan bahwa peningkatan nilai tertinggi terdapat pada perlakuan menggunakan tanaman kangkung dengan pertumbuhan berat mutlak sebesar 7,16±0,94 g, pertambahan panjang sebesar 4,53±0,78 cm, laju pertumbuhan spesifik
  • 2. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah Volume 2, Nomor 1: 183-193 Februari 2017 ISSN. 2527-6395 184 (SGR) sebesar 2,36±0,079 %/hari dan tingkat kelangsungan hidup ikan sebesar 95±5,00%. Sedangkan nilai terendah terdapat pada perlakuan kontrol. Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa pemeliharaan pada sistem akuaponik dengan tanaman yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan berat mutlak, pertambahan panjang, laju pertumbuhan spesifik (SGR) dan tingkat kelangsungan hidup ikan nila gesit (P>0.05). Kualitas air pada semua perlakuan secara umum menggambarkan kisaran yang masih berada dalam batas toleransi dan tidak membahayakan bagi pertumbuhan ikan nila gesit. Kata kunci: Akuaponik, Benih Nila Gesit (Oreochromis niloticus), Pertumbuhan, kelangsungan Hidup. PENDAHULUAN Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas air tawar yang paling banyak diminati oleh berbagai kalangan baik masyarakat lokal maupun mancanegara (Yanti et al., 2013; Fadri et al., 2016). Menurut KKP (2013), produksi ikan nila mengalami fluktuasi produksi setiap tahunnya. Konsistensi peningkatan hasil produksi ikan nila dapat dilakukan melalui budidaya secara intensif dengan memperhatikan berbagai aspek pendukung keberlangsungan hidup ikan tersebut seperti ketersediaan air, area budidaya, serta kualitas lingkungan yang baik (Putra et al., 2011). Laju perkembangan pembangunan mengalami peningkatan yang pesat setiap tahunnya, hal ini menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan di area budidaya salah satunya adalah berkurangnya air yang menjadi media tumbuh ikan budidaya (Siregar et al., 2013). Efek lain yang ditimbulkan akibat pembangunan yaitu berkurangnya luas area budidaya ikan maka dilakukan budidaya intensif dengan peningkatan padat penebaran benih yang tinggi namun hal ini dapat menurunkan kualitas air (Putra et al., 2013). Aplikasi akuaponik merupakan salah satu teknik budidaya alternatif yang digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Secara teknis, teknik ini mampu meningkatkan hasil produksi pembudidaya ikan dengan mengoptimalkan fungsi air dan ruang yang terbatas sebagai media pemeliharaan. Konsep dasar akuaponik adalah gabungan teknologi akuakultur dengan teknologi hydroponic dalam suatu sistem. Sisa pakan dan kotoran hasil metabolisme ikan dalam air yang berpotensi menurunkan kualitas air akan dimanfaatkan sebagai pupuk bagi tanaman air secara resirkulasi. Menurut Nugroho et al. (2012), air kolam disalurkan ke media tumbuh tanaman sebagai filter vegetasi yang dapat membersihkan zat racun dalam air sehingga air yang kembali ke kolam telah bersih dan layak untuk digunakan kembali sebagai media budidaya ikan nila. Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh jenis tanaman yang berbeda terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nila gesit (O. niloticus) pada sistem akuaponik, dan melihat pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nila gesit (O. niloticus) pada perlakuan yang terbaik.
  • 3. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah Volume 2, Nomor 1: 183-193 Februari 2017 ISSN. 2527-6395 185 Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai data ilmiah dan informasi tentang pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila gesit (O. niloticus) dengan sistem akuaponik menggunakan media filter kangkung, sawi, dan selada sehingga dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya dan bagi Dinas Kelautan dan Perikanan setempat. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama 30 hari pada bulan April 2016 bertempat di Laboratorium Lapangan BDP-Panteriek Kecamatan Lueng Bata, Banda Aceh. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL), 4 perlakuan yang berbeda dengan 3 kali ulangan. Variabel perubahan adalah variabel jenis tanaman akuaponik yang berbeda yaitu tanaman kangkung, tanaman sawi, tanaman selada dan kontrol. Penelitian ini menggunakan benih ikan nila gesit (O. niloticus) sebanyak 20 ekor setiap wadah, benih ikan yang berukuran 5-8 cm dipelihara dengan menggunakan sistem akuaponik. Penelitian ini menggabungkan prinsip-prinsip akuakultur dan hidroponik melalui suatu sistem resirkulasi air. Perlakuan yang terdiri dari: P1 : Kontrol, tanpa menggunakan tanaman, dengan padat tebar 20 ekor/akuarium. P2 : Menggunakan tanaman kangkung, dengan padat tebar 20 ekor/akuarium. P3 : Menggunakan tanaman sawi, dengan padat tebar 20 ekor/akuarium. P4 : Menggunakan tanaman selada, dengan padat tebar 20 ekor/akuarium. Prosedur Penelitian Persiapan Wadah Wadah yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuarium yang berukuran 26 x 16 x 60 cm. Akuarium tersebut dicuci hingga bersih terlebih dahulu dengan air bersih, kemudian dilakukan pengeringan dibawah sinar matahari, dan akuarium diisi air bersih dengan ketinggian air 30 cm pada setiap akuarium. Setiap akuarium diberikan label perlakuan dan ulangan. Penebaran Benih Benih ikan yang akan ditebar berukuran panjang 5-8 cm, kemudian dipelihara dalam wadah pemeliharaan dengan padat tebar 20 ekor setiap wadah. Ikan nila gesit diaklimatisasi dengan lingkungan dan pakan terlebih dahulu selama 3 hari. Sebelum dilakukan penebaran benih, diambil benih sebanyak 25% dari jumlah populasi pada masing-masing perlakuan sebagai pengambilan contoh berat dan panjang untuk mengetahui ukuran awal penebaran.
  • 4. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah Volume 2, Nomor 1: 183-193 Februari 2017 ISSN. 2527-6395 186 Pemberian Pakan Pakan yang diberikan untuk benih ikan nila gesit selama penelitian yaitu berupa pelet komersil F-999 dengan kadar protein 38%. Frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore dengan jumlah 5% dari berat tubuh ikan. Pengelolaan Kualitas Air Setiap wadah dilengkapi dengan resirkulasi untuk menjaga agar kandungan oksigen dalam wadah tercukupi bagi kehidupan dan pertumbuhan ikan. Untuk mengetahui parameter kualitas air dilakukan pengukuran kualitas air yang meliputi pH, kandungan oksigen terlarut (DO), suhu, serta amonia. Parameter Penelitian Data yang dikumpulkan selama penelitian yaitu pertumbuhan berat mutlak, pertambahan panjang mutlak, laju pertumbuhan spesifik (SGR) serta tingkat kelangsungan hidup. Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan, pengambilan data dilakukan 4 kali selama penelitian dengan durasi per 7 hari sekali, melalui pengambilan sampel ikan sebanyak 25% dari jumlah populasi pada masing-masing perlakuan. Kegiatan ini dilakukan sebelum pemberian pakan pada ikan. Ikan diambil menggunakan saringan (tanggok kecil) secara perlahan kemudian ditempatkan dalam baskom yang telah diisi air. Selanjutnya, panjang tubuh ikan diukur dengan menggunakan penggaris satu persatu. Pengamatan jumlah ikan dilakukan setiap hari sehingga dapat diketahui jumlah ikan yang mati dan jumlah ikan yang masih hidup. Pengambilan keseluruhan data dilakukan seminggu sekali untuk menghitung parameter penelitian yang meliputi pertambahan berat mutlak, pertambahan panjang mutlak, laju pertumbuhan spesifik (SGR), tingkat kelangsungan hidup, serta faktor fisika-kimia air. Pertumbuhan Berat Mutlak Pertumbuhan berat mutlak dihitung dengan rumus Effendie (1997): Wm = Wt – Wo Wm = Pertumbuhan berat mutlak (gram), Wt = Berat biomassa pada akhir penelitian (gram), Wo = Berat biomassa pada awal penelitian (gram). Pertambahan Panjang Mutlak Pertambahan panjang mutlak merupakan selisih antara panjang pada ikan antara ujung kepala hingga ujung ekor tubuh pada akhir penelitian dengan panjang tubuh pada awal penelitian. Pertambahan panjang mutlak dihitung dengan menggunakan rumus Effendie (1997): = − Pm = Pertambahan panjang mutlak (cm), Lt = Panjang rata-rata akhir (cm), Lo = Panjang rata-rata awal (cm).
  • 5. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah Volume 2, Nomor 1: 183-193 Februari 2017 ISSN. 2527-6395 187 Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR) Laju pertumbuhan spesifik merupakan % dari selisih berat akhir dan berat awal, dibagi dengan lamanya waktu pemeliharaan. Menurut Zenneveld et al., (1991), rumus perhitungan laju pertumbuhan spesifik adalah : SGR = Laju pertumbuhan spesifik (%/hari), Wo = Berat rata-rata benih pada awal penelitian (g), Wt = Berat rata-rata benih pada hari ke-t (g), T = Lama pemeliharaan (hari). Kelangsungan Hidup Kelangsungan hidup (SR) adalah tingkat perbandingan jumlah ikan yang hidup dari awal hingga akhir penelitian. Kelangsungan hidup dapat dihitung dengan rumus (Muchlisin et al., 2016) as follow: SR = Kelangsungan hidup (%), Nt = Jumlah ikan di akhir penelitian (ekor), No = Jumlah ikan awal penelitian (ekor). Faktor Fisika-Kimia Air Pengukuran faktor fisika-kimia air untuk mengetahui kualitas air sebagai media pemeliharaan selama penelitian. Parameter fisika-kimia air yang diamati setiap seminggu sekali yang meliputi pengukuran suhu, pH, DO, dan amonia. Pengukuran konsentrasi oksigen terlarut (DO) dilakukan dengan menggunakan DO-meter. Derajat keasaman pH diukur menggunakan pH-meter. Suhu diukur menggunakan alat ukur thermometer, serta amonia diukur mengunakan spektofotometer. Sampel air yang dianalisis diambil dari wadah pemeliharaan ikan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertambahan berat berkisar antara 2,79- 7,16 g, pertambahan panjang berkisar antara 2,40-4,53 cm, laju pertumbuhan spesifik (SGR) berkisar antara 1,88-2,36 % perhari, tingkat kelangsungan hidup berkisar antara 90-95 %. Nilai tertinggi untuk semua parameter dijumpai pada perlakuan akuaponik dengan menggunakan tanaman kangkung (P2). Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa pemeliharaan pada sistem akuaponik dengan tanaman yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan berat mutlak, pertambahan panjang mutlak, laju pertumbuhan spesifik (SGR) dan tingkat kelangsungan hidup ikan nila gesit, dimana P>0,05. Data selengkapnya dapat dilihat dibawah ini pada (Tabel 2).
  • 6. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah Volume 2, Nomor 1: 183-193 Februari 2017 ISSN. 2527-6395 188 0 2 4 6 8 10 12 0 7 14 21 30 PertambahanPanjang Mutlak(cm) Hari Pengamatan kontrol kangkung sawi selada Tabel 2. Pertambahan berat mutlak, pertambahan panjang mutlak, laju pertumbuhan spesifik (SGR), dan tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila gesit yang dipelihara pada sistem akuaponik selama 30 hari Perlakuan Pertambahan berat mutlak (g) Pertambaha n panjang mutlak (cm) Laju pertumbuhan spesifik (SGR) (% perhari ) Tingkat kelangsungan hidup (%) Kontrol 2,79±2,35α 3,09±1,20α 1,88±0,24α 90±0,00α Kangkung 7,16±0,94α 4,53±0,78α 2,36±0,79α 95±5,00α Sawi 6,27±0,80α 3,39±1,57α 2,30±0,70α 95±5,00α Selada 4,12±2,72α 2,40±0,42α 2,08±0,30α 95±5,00α Keterangan: Super scrip yang sama menunjukkan pada semua perlakuan tidak berbeda nyata. Gambar 1. Pertambahan berat mutlak benih ikan nila gesit selama 30 hari. Gambar 2. Pertambahan panjang mutlak benih ikan nila gesit selama 30 hari. 0 2 4 6 8 10 12 0 7 14 21 30 PertambahanBeratMutlak (g) Hari Pengamatan kontrol kangkung sawi selada
  • 7. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah Volume 2, Nomor 1: 183-193 Februari 2017 ISSN. 2527-6395 189 Hasil pengukuran pertambahan berat mutlak dan pertambahan panjang mutlak yang dipelihara dengan sistem akuaponik dari awal hingga akhir penelitian mengalami peningkatan. Pertambahan berat mutlak pada awal penelitian yaitu 11,95 dan berat pada akhir penelitan 33,43. Sedangkan pertambahan panjang mutlak pada awal peneliatan yaitu 18,06 dan panjang pada akhir penelitian 31,66. Hal ini dapat dilihat pada (Gambar 1 dan 2). Tabel 3. Pengukuran berat dan tinggi tanaman kangkung, sawi dan selada pada sistem akuaponik selama 30 hari Jenis Tanaman Berat Tinggi H0 (g) H30 (g) H0 (cm) H30 (cm) Kangkung 5,70 28,40 13,5 45 Sawi 29,60 348,00 13,5 32 Selada 49,10 212,10 13,5 21 Hasil pengamatan berat dan tinggi tanaman menunjukkan berat akhir tanaman kangkung 28,40 g dengan tinggi tanaman 45 cm, berat akhir sawi 348,00 g dengan tinggi 32 cm. Berat akhir tanaman selada 212,10 g dengan tinggi total 21 cm (Tabel 3). Tabel 4. Data kisaran hasil pengukuran parameter kualitas air dan amonia pada wadah pemeliharaan benih ikan nila gesit selama 30 hari masa penelitian. Perlakuan Kisaran Suhu º C DO mg/l pH Amonia (mg/l) Awal H0 Akhir H30 Kontrol 28,6 - 29,3 4,4 - 5,5 7,3 - 7,7 0,974 1,080 Kangkung 28,1 - 29,3 4,1 - 4,9 7,1 - 7,3 0,974 0,648 Sawi 28,5 - 29,4 4,1 - 4,7 7,2 - 7,4 0,974 1,042 Selada 28,4 - 29,3 4,1 - 5,9 7,6 - 7,8 0,974 1,074 Pengukuran parameter fisika-kimia air pada semua perlakuan selama 30 hari masa penelitian masih dapat ditoleransi oleh benih ikan nila gesit yaitu : suhu berkisar 28,1- 29,3 0 C, pH 7,1 - 7.8, dan DO 4.1- 5.5 mg/l (Tabel 4). Pengukuran kadar amonia pada awal penelitian pada semua perlakuan (0,974 mg/l). Konsentrasi amonia tertinggi dijumpai pada perlakuan kontrol (1,080 mg/l) diikuti dengan perlakuan sawi (1,042 mg/l) dan perlakuan selada (1,074 mg/l) sedangkan konsentrasi amonia terendah pada akhir penelitian dijumpai pada perlakuan kangkung sebesar (0,648 mg/l).
  • 8. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah Volume 2, Nomor 1: 183-193 Februari 2017 ISSN. 2527-6395 190 Pembahasan Pertumbuhan merupakan proses bertambahan panjang dan berat suatu organisme yang dapat dilihat dari perubahan ukuran panjang dan berat dalam satuan waktu. Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas pakan, umur dan kualitas air. Hasil dari analisis sidik ragam menunjukkan pertambahan berat mutlak, pertambahan panjang mutlak, dan laju pertumbuhan spesifik (SGR) ikan nila gesit tidak berpengaruh nyata (P>0,05) pada penggunaan sistem akuaponik. Hal ini diduga ketiga perlakuan memiliki kemampuan yang sama dalam proses resirkulasi air dalam media pemeliharaan ikan nila gesit, serta diduga terjadinya proses filterisasi yang optimal pada setiap perlakuan sehingga menghasilkan kualitas air yang baik di dalam media pemeliharaan ikan nila gesit dan pemberian pakan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan ikan. Menurut Hidayat et al. (2013), pertumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar, adapun faktor dari dalam meliputi sifat keturunan, ketahanan terhadap penyakit dan kemampuan dalam memanfaatkan makanan, sedangkan faktor dari luar meliputi sifat fisika, kimia dan biologi perairan. Menurut Effendi (1997) pertumbuhan merupakan perubahan ukuran ikan baik dalam berat, panjang maupun volume selama periode waktu tertentu yang disebabkan oleh perubahan jaringan akibat pembelahan sel otot dan tulang yang merupakan bagian terbesar dari tubuh ikan sehingga menyebabkan penambahan berat atau panjang ikan. Nilai yang terbaik diantara semua perlakuan terhadap pertumbuhan ikan nila gesit selama masa pemeliharaan terdapat pada perlakuan kangkung dibandingkan dengan perlakuan kontrol, sawi dan selada. Hal ini sesuai dengan penelitian Setijaningsih dan Suryaningrum (2015) bahwa kangkung lebih efektif dalam memanfaatkan hara yang berasal dari air yang mengalir dari pemeliharaan lele dan selanjutnya air yang sudah mengalami biofiltrasi akan diterima sebagai media pemeliharaan nila. Derajat kelangsungan hidup ikan nila gesit yang tertinggi selama 30 hari pemeliharaan yaitu 95% yang terdapat pada perlakuan kangkung, sawi, dan selada. Sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan kontrol 90%. Pada analisis sidik ragam menunjukkan P (0,441) > 0,05 yang berarti perbedaan jenis tanaman pada sistem akuaponik terhadap tingkat kelangsungan hidup ikan nila tidak berpengaruh nyata pada semua perlakuan. Kematian ikan terjadi pada awal pemeliharaan ikan. Hal ini diduga sebagai respon adaptasi terhadap lingkungan dan perlakuan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Effendi et al. (2015) bahwa tingkat kelangsungan hidup ikan lele dengan perlakuan kangkung sebagai fitoremediator dengan sistem resirkulasi lebih tinggi dari perlakuan pakcoy dan kontrol. Kelangsungan hidup ikan dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya kualitas air (oksigen terlarut, amonia, suhu, pH), pakan, umur ikan, lingkungan, dan kondisi kesehatan ikan (Adewolu et al., 2008). Perhatian utama dalam sistem resirkulasi pada akuaponik adalah pemindahan bahan organik dan anorganik dari proses metabolisme ikan peliharaan. Bahan organik dan anorganik akan masuk ke media yang akan dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman (Putra et al., 2011). Tingginya pertumbuhan ikan nila gesit pada sistem akuaponik dengan menggunakan tanaman kangkung dikarenakan
  • 9. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah Volume 2, Nomor 1: 183-193 Februari 2017 ISSN. 2527-6395 191 pemanfaatan pakan yang lebih efesien dan kandungan amonia yang lebih rendah dari pada perlakuan yang lainnya. Pengamatan berat dan tinggi tanaman kangkung, sawi dan selada mengalami pertumbuhan selama penelitian dengan berat akhir untuk tanaman kangkung 28,40 g dengan tinggi tanaman 45 cm, berat akhir sawi 348,00 g dengan tinggi 32 cm. Berat akhir tanaman selada 212,10 g dengan tinggi total 21 cm (Tabel 3). Hal ini menunjukkan bahwa tanaman pada sistem akuaponik mampu meretensi nitrogen dan pemeliharaan ikan nila masih layak untuk pertumbuhan tanaman air. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Jampeetong (2012) Laju pertumbuhan kangkung adalah 0,025 gr/hari. Hal ini menunjukkan bahwa laju pertumbuhan kangkung pada penelitian lebih cepat. Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu intensitas cahaya matahari, suhu di daerah akar, suhu lingkungan, pH, konsentrasi nutrien, dan jenis tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nugroho et al. (2012) dalam sistem akuaponik efektifitas sistem juga diindikasikan dengan keberhasilan pertumbuhan tanaman air. Sistem akuaponik memungkinkan tanaman tumbuh dengan memanfaatkan unsur-unsur limbah budidaya dari pemeliharaan ikan nila gesit yaitu amonia yang berasal dari sisa pakan yang tidak dicerna dan sisa metabolisme tubuh ikan nila yang dikeluarkan kemudian dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan. Kerapatan antar tanaman juga merupakan hal yang patut diperhatikan dalam sistem akuaponik. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Musa et al. (2007) bahwa kerapatan atau ukuran populasi tanaman sangat penting untuk memperoleh hasil yang optimal, tetapi bisa terjadi persaingan dalam hara, air dan ruang tumbuh serta mengurangi perkembangan tinggi dan kedalam akar tanaman. Parameter kualitas air pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh sistem akuaponik terhadap kualitas air media pemeliharaan ikan nila dibandingkan dengan sistem tanpa resirkulasi (non akuaponik). Prinsip sistem resirkulasi adalah penggunaan kembali air yang telah dikeluarkan dari kegiatan budidaya. Keuntungan sistem resirkulasi, yaitu dapat meminimalisir penggunaan air, dan mereduksi bahan organik seperti ammonia, nitrit dan buffer pH (Effendi et al., 2015). Kisaran suhu dari awal hingga akhir penelitian masih dalam kisaran yang normal untuk pertumbuhan ikan nila gesit. Suhu pada media pemeliharaan ikan nila untuk semua perlakuan selama penelitian berkisar antara 28,1-29,4º C masih dalam kisaran yang baik untuk pemeliharaan ikan nila. Hal ini sesuai dengan penelitian Effendi et al. (2015) yang menyatakan suhu optimum untuk pertumbuhan ikan adalah 25-32 º C. Oksigen terlarut merupakan faktor terpenting dalam menentukan kehidupan ikan. Kisaran kandungan DO pada wadah pemeliharaan berkisar antara 4,1-5,9 mg/l dan masih dalam kisaran DO yang baik untuk pemeliharaan ikan nila. Hal ini sesuai (Popma dan Masser, 1999) ikan nila dapat bertahan hidup pada kandungan oksigen terlarut (DO) lebih dari 0,3 mg/l, sangat dibawah batas toleransi untuk kebanyakan ikan budidaya. Walaupun ikan nila dapat bertahan hidup pada kandungan oksigen rendah pada beberapa jam, kolam ikan nila harus diatur untuk mempertahankan kandungan oksigen terlarut di atas 1 mg/l. Kisaran pH selama penelitian 7,1-7,8 dan masih dalam kisaran yang dapat ditoleransi untuk
  • 10. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah Volume 2, Nomor 1: 183-193 Februari 2017 ISSN. 2527-6395 192 pemeliharaan ikan nila gesit sesuai dengan pernyataan Effendi (2003) bahwa kisaran pH yang optimal untuk pemeliharaan ikan nila 6-8,5. Kadar amonia tertinggi terdapat pada wadah perlakuan kontrol dan kadar amonia terendah terdapat pada perlakuan tanaman kangkung (Tabel 4). Kadar amonia pada wadah dengan menggunakan tanaman kangkung merupakan kadar amonia yang layak untuk kegiatan perikanan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian (Dauhan et al., 2014) bahwa perlakuan tanaman kangkung juga dalam kondisi baik, yang berarti juga penyerapan terhadap amonia sangat optimal dimanfaatkan oleh tanaman kangkung untuk pertumbuhan. Rendahnya kadar amonia dengan menggunakan tanaman kangkung diduga karena akar tanaman kangkung lebih berserabut dan lebih panjang dibanding dengan sawi dan selada. Jika dilihat dari segi akar tanaman kangkung lebih optimal untuk menyerap amonia. Sesuai dengan peryataan Jampeetong et al. (2012) laju pertumbuhan kangkung pada penelitian lebih cepat dari pertumbuhan (Salvinia cucullata). KESIMPULAN Penggunaan sistem akuaponik pada pemeliharan benih ikan nila gesit dengan perlakuan tanaman kangkung, sawi, selada dan kontrol tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap pertambahan berat mutlak, pertambahan panjang mutlak, laju pertumbuhan spesifik (SGR), dan tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila gesit (O. niloticus). Pada penelitian ini perlakuan tanaman kangkung menunjukkan nilai tertinggi terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nila gesit (O. niloticus) dibandingkan dengan tanaman sawi, selada, dan kontrol. DAFTAR PUSTAKA Adewolu M.A, C.A Adenji, A.B Adejobi. 2008. Feed utilization, growth and survival of Clarias gariepinus (Burchell 1882) fingerlings cultured under different photoperiods. Aquaculture. 283 : 64–67. Fadri, S., Z.A. Muchlisin, Sugito. 2016. Pertumbuhan, kelangsungan hidup dan daya cerna pakan ikan nila (Oreochromis niloticus) yang mengandung tepung daun jaloh (Salixtetrasperma roxb) dengan penambahan probiotik EM-4. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah. 1(2): 210-221. Dauhan R. E. S, E. Efendi. Suparmono. 2014. Efektifitas sistem akuaponik dalam mereduksi konsentrasi amonia pada sistem budidaya ikan. Jurnal rekayasa dan teknologi budidaya perairan. 3 (1) : 297–302. Effendi, H., B.A Utomo, G.M Darmawangsa, R.E Karo-karo. 2015. Fitoremediasi limbah budidaya ikan lele (Clarias sp.) dengan kangkung (Ipomea aquatica) dan pakcoy (Brassica rapa chinensis) dalam sistem resirkulasi. Ecolab, 9 (2) : 47–104. Effendie, M.I. 1997. Biologi perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta. Hidayat D, Ade. D. S, Yulisma. 2013. Kelangsungan hidup, pertumbuhan dan efesiensi pakan ikan gabus (Channa striata) yang diberi pakan berbahan baku
  • 11. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah Volume 2, Nomor 1: 183-193 Februari 2017 ISSN. 2527-6395 193 tepung keong mas (Pomacea sp). Jurnal akuakultur rawa indonesia. 1 (2) : 161–172. Jampeetong, A., Brix H., Kantawanichkul S. 2012. Effects of inorganic nitrogen forms on growth, morphology, nitrogen uptake capacity and nutrient allocation of four tropical aquatic macrophytes (Salvinia cucullata, Ipomoea aquatica, Cyperus involucratus, and Vetiveria zizanioides). Aquatic botany. 97:10-16. Kementrian Kelautan dan Perikanan. 2013. Analisisdan data pokok kelautan dan perikanan menurut provinsi tahun 2012. Pusat data, statistik dan informasi sekretariat jenderal kementrian kelauan dan perikanan, Jakarta. Muchlisin, Z.A., A.A. Arisa, A.A. Muhammadar, N. Fadli, I.I Arisa dan M.N. Siti- Azizah. 2016. Growth performance and feed utilization of keureling (Tor tambra) fingerlings fed a formulated diet with different doses of vitamin E (alpha-tocopherol). Archives of Polish Fisheries, 23: 47–52. Musa Y., Nasaruddin, M.A. Kuruseng, 2007. Evaluasi produktivitas jagung melalui pengelolaan populasi tanaman, pengolahan tanah, dan dosis pemupukan. Agrisistem. 3 (1) : 21-33. Nugroho, R. A., Pambudi, L. T., dan Haditomo, A. H. C. 2012. Aplikasi teknologi akuaponik pada budidaya ikan air tawar untuk optimalisasi kapasitas produksi. Jurnal saintek perikanan. 8 (1) : 46-51. Popma, T., Masser, M. 1999. Tilapia life history and biology. Southern regional aquaculture center publication no. 283. Putra, I., Setiyanto, D. D, Wahyuningrum, D. 2011. Pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila (Oreochromis niloticus) dalam sistem resirkulasi. Jurnal perikanan dan kelautan. 16 (1) : 56-63. Setijaningsih L, L.H. Suryaningrum. 2015. Pemanfaatan limbah budidaya ikan lele (Clarias batrachus) untuk ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan sistem resirkulasi. Berita biologi, 14 (3): 287 – 293. Siregar, H. R., Sumono, Daulay, S. B., dan Edi, S. 2013. Efisiensi saluran pembawa air dan kualitas penyaringan air dengan tanaman mentimun dan kangkung pada budidaya ikan gurami berbasis teknologi akuaponik. J. Rekayasa pangan dan pertanian. 3 (3) : 60-66. Yanti, Z., Z. Muchlisin dan Sugito. 2013. Pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nila (Oreochromis niloticus ) pada beberapa konsentrasi tepung daun jaloh (Salix tetrasperma) dalam pakan. Depik, 2(1): 16-19. Zenneveld, N,. E. A. Huisman dan J. H. Boon. 1991. Prinsip-prinsip budidaya ikan. PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.