SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
II-1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Reaktor adalah suatu alat proses tempat di mana terjadinya suatu reaksi berlangsung, baik
itu reaksi kimia atau nuklir dan bukan secara fisika. Reaktor kimia adalah segala tempat
terjadinya reaksi kimia, baik dalam ukuran kecil seperti tabung reaksi sampai ukuran yang besar
seperti reaktor skala industri. Reaktor CSTR beroperasi pada kondisi steady state dan mudah
dalam kontrol temperatur, tetapi waktu tinggal reaktan dalam reaktor ditentukan oleh laju alir
dari feed masuk dan keluar, maka waktu tinggal sangat terbatas sehingga sulit mencapai
konversi reaktan per volume reaktor yang tinggi, karena dibutuhkan reaktor dengan volume
yang sangat besar (Smith, 1981: 325).
Ada dua model teoritis paling populer yang digunakan dalam pereaksian kimia yang
beroperasi dalam keadaan tunak (steady-state), yaitu CSTR (Continuos Stirred Tank Reactor)
dan plug Flow Reaktor (PFR). Perbedaannya adalah pada dasar asumsi konsentrasi komponen-
komponen yang terlibat dalam reaksi. CSTR merupakan reaktor model berupa tangki
berpengaduk dan diasumsikan pengaduk yang bekerja dalam tangki sangat sempurna sehingga
konsentrasi tiap komponen dalam reaktor seragam sebesar konsentrasi aliran konsentrasi tiap
komponen dalam reaktor seragam sebesar konsentrasi aliran yang keluar dari reaktor. Model
ini biasanya digunakan pada reaksi homogen di mana semua bahan baku dan katalis cair
(Nauman, 2002: 23).
Reaktor tangki berpengaduk yang ideal beroperasi secara isotermal pada kecepatan alir
yang konstan. Bagaimanapun kesetimbangan energi diperlukan untuk memprediksi temperatur
agar konstan pada saat panas dari reaksi cukup (atau pertukaran panas antara lingkungan dengan
reaktor tidak mencukupi) untuk membuat perbedaan antara suhu umpan dengan reaktor. Tangki
berpengaduk dapat memberikan pilihan yang lebih baik atau bahkan lebih buruk daripada
tubular flow unit pada sistem reaksi ganda. Biasanya hal terpenting adalah nilai relatif atau
energi aktivas (Smith,1981: 327).
2.1 Reaktor Tangki Berpengaduk
Reaktor Tangki Berpengaduk merupakan salah satu jenis reaktor yang sering digunakan dalam
industri proses yang menggunakan bahan berfasa liquid sebagai bahan baku utama. Reaktor ini
dapat dioperasikan pada kondisi steady state dengan laju reaktan dan prodak yang kontinyu
serta pencampuran dianggap sempurna. Umpan yang dimasukkan dan berada di dalam reaktor
dianggap uniform atau seragam dan dengan asumsi pengadukan dianggap homogen maka aliran
keluaran memiliki komposisi dan konsentrasi yang sama dengan konsentrasi di dalam reaktor.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
II-2
Penggunaan reaktor jenis Tangki Berpengaduk biasa digunakan apabila suatu proses
membutuhkan pengadukan atau agitasi dan pada pengaturan yang membutuhkan konfigurasi
secara seri untuk aliran konsentrasi yang berbeda. Selain itu, keunggulan dari Reaktor Tangki
Berpengaduk adalah control suhu yang lebih baik dibandingkan dengan reaktor jenis lain,
mudah digunakan untuk reaksi dua fasa, biaya operasi rendah, dan mudah dirawat dan
dibersihkan. Tetapi, Reaktor Tangki Berpengaduk juga memiliki kekurangan, yaitu nilai
konversi yang rendah per satuan unit volume dan membutuhkan volume yang besar untuk
mendapatkan konversi yang diinginkan. Apabila nilai konversi yang tinggi diinginkan, maka
beberapa reaktor Tangki Berpengaduk dapat dirangkai secara seri untuk mencapai nilai
konversi yang diinginkan. Semakin banyak reaktor Tangki Berpengaduk yang digunakan, maka
performa reaktor Tangki Berpengaduk akan semakin mendekati reaktor Pipa.
Gambar 2.1 Reaktor Tangki Berpengaduk
(Sumber: Rosadi, 2000)
2.2 Reaktor Pipa
Menurut Nauman (2002) Reaktor Pipa merupakan suatu reaktor yang memiliki bentuk
menyerupai pipa yang beroperasi secara kontinyu. Di dalam reaktor Pipa, selama operasi
berlangsung bahan baku akan dimasukkan secara terus menerus dan produk reaksi akan
dikeluarkan secara terus menerus sehingga tidak terjadi pencampuran ke arah aksial dan semua
umpan memiliki waktu tinggal yang sama. Umpan berupa fluida yang masuk ke dalam Reaktor
Pipa dapat di analogikan seperti sebuah reaktor yang disusun secara seri dengan bentuk
“sumbat” yang koheren, dimana setiap sumbat ini mengalir kearah aksial dan di dalam
“sumbat” ini komposisi dianggap sama. Setiap sumbat memiliki komposisi yang berbeda satu
sama lain, sehingga reaktor PFR dapat dianalogikan sebagai Reaktor Tangki Berpengaduk
dengan jumlah yang banyak. Selama umpan mengalir di dalam Reaktor Pipa, residence time
atau waktu tinggal dari sumbat ditentukan oleh persamaan dan posisi dari sumbat.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
II-3
Gambar 2.2 Reaktor Pipa
(Sumber: Nauman, 2002)
2.3 Reaktor Seri
Reaktor dengan jenis yang berbeda dapat dirangkai secara seri, misalnya apabila kita
merangkai reaktor seri yang diikuti dengan reaktor atau sebaliknya.
Gambar 2.3 Reaktor yang disusun seri
(Sumber: Schmidt, 1998)
Menurut Schimdt (1998) untuk Reaktor Pipa yang diikuti Reaktor Tangki Berpengaduk
secara seri maka persamaan adalah sebagai berikut:
𝐶𝐴2 =
𝐶𝐴1
1+𝑘𝜏2
=
𝐶𝐴0
1+𝑘𝜏2
𝑒−𝑘𝜏1
Apabila Reaktor Tangki Berpengaduk diikuti dengan Reaktor Pipa maka persamaan
adalah sebagai berikut:
𝐶𝐴2 = 𝐶𝐴1𝑒−𝑘𝜏2 =
𝐶𝐴0
1+𝑘𝜏1
𝑒−𝑘𝜏2
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
II-4
2.4 Reaksi Saponifikasi
Menurut Ikhzuangbe (2015) Hidrolisis merupakan suatu reaksi kimia yang mengurai
suatu bahan termasuk memutus suatu ikatan dengan penambahan air. Hidrolisis dari suatu
minyak atau trigliserida dengan menggunakan suatu basa atau antacid dikenal dengan reaksi
saponifikasi. Natrium asetat (CH3COONa) dan etanol (C2H5OH) dapat dihasilkan melalui
hidrolisis etil asetat dengan Natrium hidroksida (NaOH). Reaksi saponifikasi dari etil asetat ini
merupakan reaksi orde dua menurut berbagai literatur mengenai kinetika laju reaksi kimia.
C2H5CO2CH3 + NaOH ↔ CH3COONa + C2H5OH ΔH = -444,8 kj/mol
(Etil Asetat) (Na-Asetat) (Etanol)
2.5 Bahan dan produk reaksi saponifikasi
Bahan yang digunakan dan produk yang dihasilkan dari reaksi saponifikasi adalah
sebagai berikut :
2.5.1 Etil Asetat
Etil Asetat atau etil etanoat adalah senyawa anorganik dengan rumus kimia CH3-
COO-CH2-CH3, atau dapat disederhanakan menjadi C4H8O2, senyawa ini biasanya
memilki ciri berupa cairan yang tidak berwana dan beraroma manis seperti buah.
Senyawa ini sering ditemukan pada minuman beralkohol serta jus buah-buahan. Etil
asetat sering digunakan pada pembuatan lem atau perekat, penghilang cat kuku, sebagai
pewarna untuk menandai buah dan sayur, dan rokok. Etil asetat tergolong kedalam Ester
Asam karboksilat yang merupakan turunan dari asam karboksilat dengan atom karbon
pada gugus karbonilnya menempel pada gugus alkil melalui atom oksigen. Senyawa ini
memiliki titik nyala pada 24°F, dan memiliki ciri fisik mirip dengan air namun sedikit
lebih kental.
2.5.2 Natrium Hidroksida
Natrium hidroksida (NaOH) atau lebih dikenal dengan soda kaustik merupakan
senyawa anorganik. Pada suhu kamar, Natrium Hidroksida berbentuk padatan berwarna
putih sehingga sering ditemui di pasaran berupa padatan berwarna putih dengan beragam
bentuk seperti: flake, butiran, granul, atau pellet. Natrium Hidroksida dapat larut dalam
pelarut berupa air, etanol, dan methanol. Natrium hidroksida juga memiliki sifat mudah
menyerap uap air yang terkandung dalam udara sehingga harus disimpan pada tempat
tertutup. Natrium Hidroksida sangat banyak digunakan dalam berbagai industri.
Umumnya natrium hidroksida digunakan sebagai basa kuat pada pembuatan kertas dan
pulp, tekstil, air minum, sabun dan deterjen.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
II-5
2.5.3 Natrium Asetat
Natrium asetat (CH3COONa) merupakan senyawa yang terbentuk dari reaksi antara
garam natrium dan asam asetat. Kegunaannya natrium asetat ini pun sangat luas. Natrium
asetat pada skala industry digunakan sebagai penetral untuk menetrlakan limbah pada
industry asam sulfat, sebagai photoresist saat menggunakan pewarna berbahan anilin,
pickling agent, pada penyamakan krom, dan salah satu bahan untuk membatu proses
vulkanisasi karet sintesis. Selain itu natrium asetat juga sering digunakan pada industri
makanan sebagai perisa makanan.
2.5.4 Etanol
Etanol juga dikenal dengan nama alkohol atau etil alkohol. Etanol dapat ditemukan
sebagai bahan utama dalam minuman beralkohol. Etanol memilki sifat volatile, mudah
terbakar, dan berfasa cair tidak berwarna serta sedikit beraroma. Rumus kimia etanol
adalah CH3-CH2-OH atau dapat disederhanakan menjadi C2H5-OH. Etanol sering
diproduksi dari fermentasi gula oleh ragi. Alkohol luas digunakan pada industry
pharmaceutical sebagai pelarut dan pengawet dan bahan utama dalam pembuatan
minuman berlakohol,
2.6 Tolak ukur penyimpangan reaktor nyata
Parameter yang digunakan sebagai tolak ukur penyimpangan reaktor ideal adalah
dengan menentukan nilai RTD dan ND pada masing-masing reaktor.
2.6.1 Residence Time Distribution
Menurut Levenspiel, RTD adalah perhitungan waktu tinggal rata-rata yang dimiliki
molekul selama tinggal dalam reaktor dan penyimpangan yang diberikan dari
karakteristik reaktor. Pengamatan RTD dapat dilakukan dengan cara pemberian tracer.
Pemberian tracer dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a) Pulse
Pulse yaitu umpan dimasukan kedalam reaktor hanya satu kali saja. Metode ini
memerlukan pemasukan suatu volume yang sangat kecil dari tracer di lubang umpan
masuk dari reaktor. Jika suatu massa dari tracer, M, dimasukkan ke dalam suatu bejana
dari volume V dan suatu waktu tinggal yang diharapkan dari , hasil kurva dari C (t) dapat
diubah menjadi suatu kurva RTD yang dengan hubungan sebagai berikut:
𝜏 =
∫ 𝑡 𝐶 𝑑𝑡
∞
0
∫ 𝐶 𝑑𝑡
∞
0
............. (2.1)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
II-6
Kurva ideal yang dihasilkan pada metoda pulse ialah sebagai berikut:
Konsentrasi (C)
Waktu (t)
Gambar 2.4 Kurva ideal metode pulse antara waktu vs konsentrasi
b) Step
Step yaitu umpan dimasukan kedalam reaktor secara kontinyu dengan konsentrasi
yang sama. Di dalam metoda step, konsentrasi tracer di lubang masuk reaktor berubah
dengan kasar dari 0 ke konsentrasi tertentu. Konsentrasi tracer di saluran keluar diukur
untuk memperoleh kurva konsentrasi terhadap waktu.
Persamaan untuk mencari waktu tinggal rata-rata dengan metode step adalah:
𝜏 =
1
𝐶𝑚𝑎𝑥
∫ 𝑡 𝑑𝐶𝑠𝑡𝑒𝑝
𝐶𝑚𝑎𝑥
0
............. (2.2)
Jika reaktor tersebut merupakan reaktor CSTR yang sempurna, maka kurva ideal
yang dihasilkan pada metoda step ialah sebagai berikut;
Konsentrasi (C)
Waktu (t)
Gambar 2.5 Kurva ideal metode step antara konsentarasi vs waktu
2.6.3 Dispersion Number
Menurut Levenspiel (1999), dispersion number merupakan bilangan tak berdimensi.
Dispersion number sering digunakan untuk mengetahui terjadinya backmixing di dalam suatu
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
II-7
reaktor jenis PFR. Dispersion number dilambangkan dengan (D/uL). Berikut ialah persamaan
yang digunakan untuk menghitung dispersion number:







L
D
2
τ
σ
2
2
u
dimana : 𝜎2
=
∫ 𝑡2
∞
0
𝐶 𝑑𝑡
∫ 𝐶 𝑑𝑡
∞
0
D = dispersion coefficient (m/s2
) ; mengacu pada proses penyebaran warna
D besar, berarti pada kurva penyebaran warna cepat
D kecil, berarti penyebaran warna lambat
D = 0 , berarti tidak ada penyebaran warna, disebut plug flow
u = kecepatan linier (m/s)
L = panjang pengukuran (m)
Jika diketahui reaktor tersebut memiliki sifat seperti reaktor PFR maka dari nilai
dispersion number dapat diketahui tingkat error atau backmixing yang terjadi pada suatu
aliran fluida di dalam reaktor jenis PFR. Berikut ialah tingkat error dan nilai dispersion
number:
Error < 5% jika






L
D
u > 0,01
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

More Related Content

Similar to daftar pustaka reaktor.pdf

LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT
LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWITLIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT
LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT
riesonetwo
 
water-treatment-plant
water-treatment-plantwater-treatment-plant
water-treatment-plant
leubo
 
Analisis tgs 2 muhamad nur rojab
Analisis tgs 2   muhamad nur rojabAnalisis tgs 2   muhamad nur rojab
Analisis tgs 2 muhamad nur rojab
MuhamadNurRojab
 
Laporan praktikum waktu pencampuran
Laporan praktikum waktu pencampuranLaporan praktikum waktu pencampuran
Laporan praktikum waktu pencampuran
ivan sidabutar
 

Similar to daftar pustaka reaktor.pdf (20)

Catalitik reforming proses
Catalitik reforming prosesCatalitik reforming proses
Catalitik reforming proses
 
Catalitik reforming proses
Catalitik reforming prosesCatalitik reforming proses
Catalitik reforming proses
 
1 - PPT Reaktor Batch.pptx
1 - PPT Reaktor Batch.pptx1 - PPT Reaktor Batch.pptx
1 - PPT Reaktor Batch.pptx
 
Batch reactor
Batch reactorBatch reactor
Batch reactor
 
LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT
LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWITLIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT
LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT
 
Hplc kompre
Hplc kompreHplc kompre
Hplc kompre
 
Katalis2
Katalis2Katalis2
Katalis2
 
Teknik Reaktor.pptx
Teknik Reaktor.pptxTeknik Reaktor.pptx
Teknik Reaktor.pptx
 
Alkalimetri
AlkalimetriAlkalimetri
Alkalimetri
 
water-treatment-plant
water-treatment-plantwater-treatment-plant
water-treatment-plant
 
petrochemical
petrochemicalpetrochemical
petrochemical
 
Potensiometer
PotensiometerPotensiometer
Potensiometer
 
Analisis tgs 2 muhamad nur rojab
Analisis tgs 2   muhamad nur rojabAnalisis tgs 2   muhamad nur rojab
Analisis tgs 2 muhamad nur rojab
 
Laporan praktikum waktu pencampuran
Laporan praktikum waktu pencampuranLaporan praktikum waktu pencampuran
Laporan praktikum waktu pencampuran
 
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidrat
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidratLaporan percobaan biokim fermentasi karbohidrat
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidrat
 
2 t ninja
2 t ninja2 t ninja
2 t ninja
 
REAKTOR RISET
REAKTOR RISETREAKTOR RISET
REAKTOR RISET
 
Kinetika kimia1
Kinetika kimia1Kinetika kimia1
Kinetika kimia1
 
Laporan Mixing and Blending
Laporan Mixing and Blending Laporan Mixing and Blending
Laporan Mixing and Blending
 
17 31-1-sm
17 31-1-sm17 31-1-sm
17 31-1-sm
 

Recently uploaded

Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkungPenyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
SemediGiri2
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Khiyaroh1
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkungPenyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
ASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidanan
ASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidananASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidanan
ASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidanan
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
 
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Ppt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptx
Ppt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptxPpt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptx
Ppt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptx
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 

daftar pustaka reaktor.pdf

  • 1. II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Reaktor adalah suatu alat proses tempat di mana terjadinya suatu reaksi berlangsung, baik itu reaksi kimia atau nuklir dan bukan secara fisika. Reaktor kimia adalah segala tempat terjadinya reaksi kimia, baik dalam ukuran kecil seperti tabung reaksi sampai ukuran yang besar seperti reaktor skala industri. Reaktor CSTR beroperasi pada kondisi steady state dan mudah dalam kontrol temperatur, tetapi waktu tinggal reaktan dalam reaktor ditentukan oleh laju alir dari feed masuk dan keluar, maka waktu tinggal sangat terbatas sehingga sulit mencapai konversi reaktan per volume reaktor yang tinggi, karena dibutuhkan reaktor dengan volume yang sangat besar (Smith, 1981: 325). Ada dua model teoritis paling populer yang digunakan dalam pereaksian kimia yang beroperasi dalam keadaan tunak (steady-state), yaitu CSTR (Continuos Stirred Tank Reactor) dan plug Flow Reaktor (PFR). Perbedaannya adalah pada dasar asumsi konsentrasi komponen- komponen yang terlibat dalam reaksi. CSTR merupakan reaktor model berupa tangki berpengaduk dan diasumsikan pengaduk yang bekerja dalam tangki sangat sempurna sehingga konsentrasi tiap komponen dalam reaktor seragam sebesar konsentrasi aliran konsentrasi tiap komponen dalam reaktor seragam sebesar konsentrasi aliran yang keluar dari reaktor. Model ini biasanya digunakan pada reaksi homogen di mana semua bahan baku dan katalis cair (Nauman, 2002: 23). Reaktor tangki berpengaduk yang ideal beroperasi secara isotermal pada kecepatan alir yang konstan. Bagaimanapun kesetimbangan energi diperlukan untuk memprediksi temperatur agar konstan pada saat panas dari reaksi cukup (atau pertukaran panas antara lingkungan dengan reaktor tidak mencukupi) untuk membuat perbedaan antara suhu umpan dengan reaktor. Tangki berpengaduk dapat memberikan pilihan yang lebih baik atau bahkan lebih buruk daripada tubular flow unit pada sistem reaksi ganda. Biasanya hal terpenting adalah nilai relatif atau energi aktivas (Smith,1981: 327). 2.1 Reaktor Tangki Berpengaduk Reaktor Tangki Berpengaduk merupakan salah satu jenis reaktor yang sering digunakan dalam industri proses yang menggunakan bahan berfasa liquid sebagai bahan baku utama. Reaktor ini dapat dioperasikan pada kondisi steady state dengan laju reaktan dan prodak yang kontinyu serta pencampuran dianggap sempurna. Umpan yang dimasukkan dan berada di dalam reaktor dianggap uniform atau seragam dan dengan asumsi pengadukan dianggap homogen maka aliran keluaran memiliki komposisi dan konsentrasi yang sama dengan konsentrasi di dalam reaktor.                        
  • 2. II-2 Penggunaan reaktor jenis Tangki Berpengaduk biasa digunakan apabila suatu proses membutuhkan pengadukan atau agitasi dan pada pengaturan yang membutuhkan konfigurasi secara seri untuk aliran konsentrasi yang berbeda. Selain itu, keunggulan dari Reaktor Tangki Berpengaduk adalah control suhu yang lebih baik dibandingkan dengan reaktor jenis lain, mudah digunakan untuk reaksi dua fasa, biaya operasi rendah, dan mudah dirawat dan dibersihkan. Tetapi, Reaktor Tangki Berpengaduk juga memiliki kekurangan, yaitu nilai konversi yang rendah per satuan unit volume dan membutuhkan volume yang besar untuk mendapatkan konversi yang diinginkan. Apabila nilai konversi yang tinggi diinginkan, maka beberapa reaktor Tangki Berpengaduk dapat dirangkai secara seri untuk mencapai nilai konversi yang diinginkan. Semakin banyak reaktor Tangki Berpengaduk yang digunakan, maka performa reaktor Tangki Berpengaduk akan semakin mendekati reaktor Pipa. Gambar 2.1 Reaktor Tangki Berpengaduk (Sumber: Rosadi, 2000) 2.2 Reaktor Pipa Menurut Nauman (2002) Reaktor Pipa merupakan suatu reaktor yang memiliki bentuk menyerupai pipa yang beroperasi secara kontinyu. Di dalam reaktor Pipa, selama operasi berlangsung bahan baku akan dimasukkan secara terus menerus dan produk reaksi akan dikeluarkan secara terus menerus sehingga tidak terjadi pencampuran ke arah aksial dan semua umpan memiliki waktu tinggal yang sama. Umpan berupa fluida yang masuk ke dalam Reaktor Pipa dapat di analogikan seperti sebuah reaktor yang disusun secara seri dengan bentuk “sumbat” yang koheren, dimana setiap sumbat ini mengalir kearah aksial dan di dalam “sumbat” ini komposisi dianggap sama. Setiap sumbat memiliki komposisi yang berbeda satu sama lain, sehingga reaktor PFR dapat dianalogikan sebagai Reaktor Tangki Berpengaduk dengan jumlah yang banyak. Selama umpan mengalir di dalam Reaktor Pipa, residence time atau waktu tinggal dari sumbat ditentukan oleh persamaan dan posisi dari sumbat.                        
  • 3. II-3 Gambar 2.2 Reaktor Pipa (Sumber: Nauman, 2002) 2.3 Reaktor Seri Reaktor dengan jenis yang berbeda dapat dirangkai secara seri, misalnya apabila kita merangkai reaktor seri yang diikuti dengan reaktor atau sebaliknya. Gambar 2.3 Reaktor yang disusun seri (Sumber: Schmidt, 1998) Menurut Schimdt (1998) untuk Reaktor Pipa yang diikuti Reaktor Tangki Berpengaduk secara seri maka persamaan adalah sebagai berikut: 𝐶𝐴2 = 𝐶𝐴1 1+𝑘𝜏2 = 𝐶𝐴0 1+𝑘𝜏2 𝑒−𝑘𝜏1 Apabila Reaktor Tangki Berpengaduk diikuti dengan Reaktor Pipa maka persamaan adalah sebagai berikut: 𝐶𝐴2 = 𝐶𝐴1𝑒−𝑘𝜏2 = 𝐶𝐴0 1+𝑘𝜏1 𝑒−𝑘𝜏2                        
  • 4. II-4 2.4 Reaksi Saponifikasi Menurut Ikhzuangbe (2015) Hidrolisis merupakan suatu reaksi kimia yang mengurai suatu bahan termasuk memutus suatu ikatan dengan penambahan air. Hidrolisis dari suatu minyak atau trigliserida dengan menggunakan suatu basa atau antacid dikenal dengan reaksi saponifikasi. Natrium asetat (CH3COONa) dan etanol (C2H5OH) dapat dihasilkan melalui hidrolisis etil asetat dengan Natrium hidroksida (NaOH). Reaksi saponifikasi dari etil asetat ini merupakan reaksi orde dua menurut berbagai literatur mengenai kinetika laju reaksi kimia. C2H5CO2CH3 + NaOH ↔ CH3COONa + C2H5OH ΔH = -444,8 kj/mol (Etil Asetat) (Na-Asetat) (Etanol) 2.5 Bahan dan produk reaksi saponifikasi Bahan yang digunakan dan produk yang dihasilkan dari reaksi saponifikasi adalah sebagai berikut : 2.5.1 Etil Asetat Etil Asetat atau etil etanoat adalah senyawa anorganik dengan rumus kimia CH3- COO-CH2-CH3, atau dapat disederhanakan menjadi C4H8O2, senyawa ini biasanya memilki ciri berupa cairan yang tidak berwana dan beraroma manis seperti buah. Senyawa ini sering ditemukan pada minuman beralkohol serta jus buah-buahan. Etil asetat sering digunakan pada pembuatan lem atau perekat, penghilang cat kuku, sebagai pewarna untuk menandai buah dan sayur, dan rokok. Etil asetat tergolong kedalam Ester Asam karboksilat yang merupakan turunan dari asam karboksilat dengan atom karbon pada gugus karbonilnya menempel pada gugus alkil melalui atom oksigen. Senyawa ini memiliki titik nyala pada 24°F, dan memiliki ciri fisik mirip dengan air namun sedikit lebih kental. 2.5.2 Natrium Hidroksida Natrium hidroksida (NaOH) atau lebih dikenal dengan soda kaustik merupakan senyawa anorganik. Pada suhu kamar, Natrium Hidroksida berbentuk padatan berwarna putih sehingga sering ditemui di pasaran berupa padatan berwarna putih dengan beragam bentuk seperti: flake, butiran, granul, atau pellet. Natrium Hidroksida dapat larut dalam pelarut berupa air, etanol, dan methanol. Natrium hidroksida juga memiliki sifat mudah menyerap uap air yang terkandung dalam udara sehingga harus disimpan pada tempat tertutup. Natrium Hidroksida sangat banyak digunakan dalam berbagai industri. Umumnya natrium hidroksida digunakan sebagai basa kuat pada pembuatan kertas dan pulp, tekstil, air minum, sabun dan deterjen.                        
  • 5. II-5 2.5.3 Natrium Asetat Natrium asetat (CH3COONa) merupakan senyawa yang terbentuk dari reaksi antara garam natrium dan asam asetat. Kegunaannya natrium asetat ini pun sangat luas. Natrium asetat pada skala industry digunakan sebagai penetral untuk menetrlakan limbah pada industry asam sulfat, sebagai photoresist saat menggunakan pewarna berbahan anilin, pickling agent, pada penyamakan krom, dan salah satu bahan untuk membatu proses vulkanisasi karet sintesis. Selain itu natrium asetat juga sering digunakan pada industri makanan sebagai perisa makanan. 2.5.4 Etanol Etanol juga dikenal dengan nama alkohol atau etil alkohol. Etanol dapat ditemukan sebagai bahan utama dalam minuman beralkohol. Etanol memilki sifat volatile, mudah terbakar, dan berfasa cair tidak berwarna serta sedikit beraroma. Rumus kimia etanol adalah CH3-CH2-OH atau dapat disederhanakan menjadi C2H5-OH. Etanol sering diproduksi dari fermentasi gula oleh ragi. Alkohol luas digunakan pada industry pharmaceutical sebagai pelarut dan pengawet dan bahan utama dalam pembuatan minuman berlakohol, 2.6 Tolak ukur penyimpangan reaktor nyata Parameter yang digunakan sebagai tolak ukur penyimpangan reaktor ideal adalah dengan menentukan nilai RTD dan ND pada masing-masing reaktor. 2.6.1 Residence Time Distribution Menurut Levenspiel, RTD adalah perhitungan waktu tinggal rata-rata yang dimiliki molekul selama tinggal dalam reaktor dan penyimpangan yang diberikan dari karakteristik reaktor. Pengamatan RTD dapat dilakukan dengan cara pemberian tracer. Pemberian tracer dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: a) Pulse Pulse yaitu umpan dimasukan kedalam reaktor hanya satu kali saja. Metode ini memerlukan pemasukan suatu volume yang sangat kecil dari tracer di lubang umpan masuk dari reaktor. Jika suatu massa dari tracer, M, dimasukkan ke dalam suatu bejana dari volume V dan suatu waktu tinggal yang diharapkan dari , hasil kurva dari C (t) dapat diubah menjadi suatu kurva RTD yang dengan hubungan sebagai berikut: 𝜏 = ∫ 𝑡 𝐶 𝑑𝑡 ∞ 0 ∫ 𝐶 𝑑𝑡 ∞ 0 ............. (2.1)                        
  • 6. II-6 Kurva ideal yang dihasilkan pada metoda pulse ialah sebagai berikut: Konsentrasi (C) Waktu (t) Gambar 2.4 Kurva ideal metode pulse antara waktu vs konsentrasi b) Step Step yaitu umpan dimasukan kedalam reaktor secara kontinyu dengan konsentrasi yang sama. Di dalam metoda step, konsentrasi tracer di lubang masuk reaktor berubah dengan kasar dari 0 ke konsentrasi tertentu. Konsentrasi tracer di saluran keluar diukur untuk memperoleh kurva konsentrasi terhadap waktu. Persamaan untuk mencari waktu tinggal rata-rata dengan metode step adalah: 𝜏 = 1 𝐶𝑚𝑎𝑥 ∫ 𝑡 𝑑𝐶𝑠𝑡𝑒𝑝 𝐶𝑚𝑎𝑥 0 ............. (2.2) Jika reaktor tersebut merupakan reaktor CSTR yang sempurna, maka kurva ideal yang dihasilkan pada metoda step ialah sebagai berikut; Konsentrasi (C) Waktu (t) Gambar 2.5 Kurva ideal metode step antara konsentarasi vs waktu 2.6.3 Dispersion Number Menurut Levenspiel (1999), dispersion number merupakan bilangan tak berdimensi. Dispersion number sering digunakan untuk mengetahui terjadinya backmixing di dalam suatu                        
  • 7. II-7 reaktor jenis PFR. Dispersion number dilambangkan dengan (D/uL). Berikut ialah persamaan yang digunakan untuk menghitung dispersion number:        L D 2 τ σ 2 2 u dimana : 𝜎2 = ∫ 𝑡2 ∞ 0 𝐶 𝑑𝑡 ∫ 𝐶 𝑑𝑡 ∞ 0 D = dispersion coefficient (m/s2 ) ; mengacu pada proses penyebaran warna D besar, berarti pada kurva penyebaran warna cepat D kecil, berarti penyebaran warna lambat D = 0 , berarti tidak ada penyebaran warna, disebut plug flow u = kecepatan linier (m/s) L = panjang pengukuran (m) Jika diketahui reaktor tersebut memiliki sifat seperti reaktor PFR maka dari nilai dispersion number dapat diketahui tingkat error atau backmixing yang terjadi pada suatu aliran fluida di dalam reaktor jenis PFR. Berikut ialah tingkat error dan nilai dispersion number: Error < 5% jika       L D u > 0,01