SlideShare a Scribd company logo
1 of 92
Download to read offline
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGARA SETELAH LAHIR
TERHADAP BAYI NY. D DENGAN PERAWATAN TALI
PUSAT DI BPS NURHASANAH
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
NAMA : RESTIKA OKI LAMORIM
NIM : 201207114
AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
i
2
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR TERHADAP
BAYI NY. D DENGAN PERAWATAN TALI PUSAT
DI BPS NURHASANAH BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
NAMA : RESTIKA OKI LAMORIM
NIM : 201207114
AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
ii
3
LEMBAR PENGESAHAN
Diterima dan disetujui untuk dijadikan dan dipertahankan di depan
Tim Penguji dalam Ujian Akhir Program Pendidikan
Diploma III Kebidanan Adila
Hari : Kamis
Tanggal : 9 Juli 2015
Penguji I Penguji II
Nesia Catur Hutami, S.ST. M.Kes Vivin Supinah, S.ST
NIK. 0114028902 NIK. 111011048
Direktur Akbid Adila
Bandar Lampung
dr. Wazni Adila, MPH
NIK. 2011041008
iii
4
CURICULUM VITAE
Nama : Restika Oki Lamorim
Nim : 201207114
Tempat/Tanggal Lahir : Lubuk Rukam, 10 Oktober 1993
Agama : Islam
Alamat : Ds. Lubuk rukam , kec. Peninjauan, kab. OKU
Institusi : Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung
Angkatan : VII (Tujuh)
Nama Orang Tua : 1. Ayah : M Yamin T
2. Ibu : Ratna Juwita
Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri 151 lubuk rukam, Tahun 2005
2. SMP Negeri 06 peninjauan, Tahun 2008
3. SMA Negeri 07 peninjauan, Tahun 2011
4. Penulis Terdaftar Mahasiswa Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung
Sejak Tahun 2012 Hingga 2015
iv
5
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN
PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BAYI. NY D
DI BPS NURHASANAH BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
Restika Oki Lamorim, Nesia Catur Hutami, S.ST. M.Kes,
Vivin Supinah, S.ST
INTISARI
Bayi baru lahir atau neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan
baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian
diri dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin. Asuhan pada bayi baru lahir salah
satunya Perawatan tali pusat. Perawatan tali pusat adalah melakukan pengobatan
dan pengikatan tali pusat yang menyebabkan pemisahan fisik ibu dengan bayi,
yang memiliki tujuan untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru
lahir. Penyebab langsung kematian neonatus adalah infeksi (32%), asfiksia (29%),
komplikasi prematuritas (24%), kelainan bawaan (10%), dan lain lain (5%).
Tetanus neonatorium adalah suatu penyakit pada neonatus yang disebabkan oleh
spora Clostridium tetani yang masuk melalui tali pusat. Tali pusat mempunyai
resiko besar untuk terkontaminasi oleh clostridium tetani pada tiga hari pertama
kehidupan. Berdasarkan hasil survey maka di rumuskan masalah “Bagaimana
Perawatan Tali Pusat pada Bayi Ny. D Di BPS Nurhasanah Bandar Lampung
Tahun 2015? ”. Tujuan study kasus diperolehnya pengalaman nyata dan mampu
memberikan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Terhadap By. Ny. D
dengan perawatan tali pusat Di BPS Nurhasanah Bandar Lampung Tahun 2015
dengan menggunakan tujuh langkah Varney. Sasaran study kasus adalah By. Ny.
D dan dilakukan selama lima hari dari tanggal 10 sampai 15 April tahun 2015.
Metode study kasus yang digunakan penulisan adalah deskriptif, tekhnik
memperoleh data yaitu data primer dan sekunder. Kesimpulan dari studi kasus ini
penulis mampu memberikan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir dengan
Perawatan Tali Pusat menggunakan tujuh langkah Varney dengan hasil evaluasi
tali pusat puput pada hari ke enam dalam keadaan bersih dan tidak ada tanda-
tanda infeksi dan tanda bahaya pada bayi. Saran bagi orang tua dapat
memperhatikan perawatan tali pusat dengan baik dan benar agar tidak terjadi
perdarahan dan infeksi tali pusat.
Kata kunci : BBL, dengan perawatan tali pusat
Kepustakaan : 17 Buku Referensi (2005-2012)
Jumlah halaman : 67 Halaman
v
6
MOTTO
Ketika masalah datang menghampiri, itu artinya Tuhan
menyayangi, bukan membenci. Tuhan hanya menguji
keimanan dan kesabaran.
Kesalahan terburuk adalah ketika kamu tidak percaya
dengan kemampuan dirimu sendiri
Setiap org yg datang dlm hidupmu slalu memberi
sesuatu untukmu Terkadang kenangan dan terkadang
pelajaran.
By ; (Restika Oki Lamorim)
vi
7
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil’alamiin, terima kasih kepada ALLAH SWT yang atas
rahmat-Nya yang selalu memberikan kekuatan kepadaku dapat menyelesaikan
penyusunan Study kasus ini, dan dibalik penyelesaian tugas ini tidak lupa penulis
memberikan persembahan kepada orang-orang yang telah membantu penulis baik
secara langsung maupun tidak langsung
1. Saya persembahkan karya kecil ku ini untuk kedua orang tua ku cinta yang
selalu mendo’akan ku, membimbingku, menyekolahkan ku, sampai saat ini,
terima kasih atas do’a-do’a mu disetiap sujud mu.
2. Terima kasih kepada keluarga ayunda tercinta, kakak & Adek kembar ku
tersayang yang telah memberikan syuport, do’a dan semangat ku selama ini.
3. Terima kasih kepada pembimbing akademik terima kasih atas bimbinganya
selama ini yang selalu sabar membimbing penulis yang penuh kekurangan
hingga terselesaikan tugas akhir ini
4. Buat sahabat-sahabat baik ku dan temen-temen kamar anyelir yang selalu
memberikan motivasi untuk terus belajar menjadi jiwa dan pribadi yang
lebih baik dan buat Rekan-rekan Adila khusus nya Tingkat III, tetapi
indahnya Kebersamaan ini menjadikannya lebih kuat dan bertahan demi
sebuah cita-cita yang besar
5. Almamaterku tercinta Akademi kebidanan ADILA Bandar Lampung
sebagai tempat penulis menuntut ilmu selama tiga tahun
vii
8
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat dan hidayat nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Terhadap By. Ny. D Dengan Perawatan Tali
Pusat Di Bps Nurhasanah Amd Keb Bandar Lampung Tahun 2015”
Dalam penyusunan KTI ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan,
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Wasni Adila,MPH selaku Direktur Akademi Kebidanan Adila Bandar
Lampung
2. Ninik Masturiyah S.ST M.Kes dan Elsinta Apriyani S.ST selaku
Pembimbing dalam Karya Tulis Ilmiah
3. Nesia Catur Hutami, S.ST.M.Kes dan Vivin Supinah,S.ST selaku penguji
dalam Karya Tulis Ilmiah
4. Bidan Nurhasanah selaku bidan lahan yang telah memperbolehkan penulis
mengambil kasus di BPSnya.
5. Seluruh dosen dan staf Akademi Kebidanan ADILA Bandar Lampung
6. Teman – teman yang telah membantu penulis dalam pembuatan Karya
Tulis Ilmiah ini
Dalam karya tulis ilmiah ini, penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penelitian ini.
Bandar Lampung, Mei 2015
Penulis
viii
9
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...............................................................................i
HALAMAN JUDUL ..................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................iii
CURICULUM VITAE................................................................................iv
INTISARI ................................................................................................... v
MOTTO .....................................................................................................vi
PERSEMBAHAN ......................................................................................vii
KATA PENGANTAR.................................................................................viii
DAFTAR ISI ..............................................................................................ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................3
1.4 Ruang lingkup...................................................................................5
1.5 Manfaat Penelitian.............................................................................5
1.6 Metodelogi dan teknik memperoleh data ...........................................6
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Tinjauan teori medis .........................................................................9
2.2 Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan.....................................................29
2.3 Teori Landasan hukum Kewenangan Bidan ......................................40
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian.........................................................................................42
3.2 Matrik .................................................................................................. 44
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian Data ................................................................................53
4.2 Diagnosa Masalah dan Kebutuhan ....................................................56
4.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial ....................................58
4.4 Tindakan Segera/Kolaborasi..............................................................59
ix
10
4.5 Perencanaan .....................................................................................60
4.6 Pelaksanaan ......................................................................................61
4.7 Evaluasi.............................................................................................63
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ..........................................................................................65
5.2 Saran ................................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
11
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 Perubahan pola tidur .....................................................................23
Tabel 3.2 Matriks..........................................................................................44
xi
12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat izin penelitian
Lampiran 2 : Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 3 : Jadwal Penelitian
Lampiran 4 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 5 : Leaflet
Lampiran 6 : Foto Dokumentasi
Lampiran 7 : Lembar Konsul
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Penyebab kematian bayi baru lahir (Neonatus) yang terbanyak disebabkan
oleh kegawatdaruratan dan penyulit pada masa neonatus, seperti bayi berat
lahir rendah (BBLR), asfiksia neonatorum, sindrom gawat nafas,
hiperbilirubinemia, sepsis neonatorum, trauma lahir, dan kelainan congenital.
World Health Organitation (WHO) dalam pernyataan tentang neonatorum
dunia tahun 2001 melaporkan bahwa penyebab langsung kematian neonatus
adalah infeksi (32%), asfiksia (29%), komplikasi prematuritas (24%),
kelainan bawaan (10%), dan lain lain (5%), timbulnya penyulit pada masa
neonatus ini sesungguhnya masih dapat dicegah melalui berbagai upaya
antara lain melalui perbaikan tingkat kesehatan dan peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir (neonatus). Angka kematian bayi
(AKB) di Indonesia adalah tertinggi di negara ASEAN berdasarkan survey
demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) angka kematian bayi di Indonesia
sekarang adalah 35 bayi per 1000 kelahiran. Bila dirincikan 157.000 bayi
meninggal dunia pertahun atau 430 bayi meninggal dunia per hari. Dalam
millenium Development Goal (MDGS), Indonesia menargetkan pada tahun
2015 AKB menurun menjadi 17 bayi per 1000 kelahiran (Maryunani &
nurhayati, 2009, h:2).
Angka kematian bayi (AKB) di Provinsi Lampung berdasarkan hasil Survey
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002 – 2012 trendnya
2
menunjukkan kecenderungan menurun yaitu dari 55 per 1000 Kelahiran
Hidup tahun 2002 menjadi 30 per 1000 Kelahiran Hidup tahun 2012. Angka
ini bila dibandingkan dengan target dari MDGs tahun 2015 sebesar 23 per
1.000 Kelahiran Hidup maka masih perlu kerja keras untuk mencapainya,
Di Kota Bandar Lampung 204 kasus kematian bayi dan 25 kematian anak balita.
Kematian bayi terbesar terjadi pada masa bayi perinatal (0-6 hari), diikuti kematian
pada masa bayi neonatal (7 – 28 hari) dan masa bayi (>28 hari - < 1 tahun) (Profil
Dinas Kesehatan Provinsi dan Kota Bandar Lampung, 2012)
Tetanus Neonatorum dan infeksi tali pusat telah menjadi penyebab kesakitan
dan kematian secara terus-menerus di berbagai negara. Setiap tahunnya
sekitar 500.000 bayi meninggal karena tetanus neonatorum dan 460.000
meninggal akibat infeksi bakteri. Tetanus neonatorum sebagai salah satu
penyebab kematian, sebenarnya dapat dengan mudah dihindari dengan
perawatan tali pusat yang baik, dan pengetahuan yang memadai tentang cara
merawat tali pusat (Sodikin, 2009 h:3)
Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya penyakit
tetanus pada bayi baru lahir. Penyakit ini disebabkan karena masuknya spora
kuman tetanus kedalam tubuh melalui tali pusat baik dari alat yang tidak steril
pemakaian obat-obatan, maupun bubuk atau daun-daunan yang ditaburkan ke
tali pusat sehingga dapat mengakbatkan infeksi (Ronald H.S, 2011 h:40)
Berdasarkan hasil prasurvei di BPS Nurkhasanah Amd Keb dimana didapatkan
seorang ibu yang bersalin pada tanggal 10 April 2015, ibu tersebut belum
3
mengetahui cara perawatan tali pusat dengan benar pada, sehingga penulis
tertarik untuk mengambil judul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
Terhadap By. Ny.D Dengan Perawatan Tali Pusat di BPS Nurhasanah
Bandar Lampung Tahun 2015”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah dalam studi kasus ini
adalah : “Bagaimanakah Penatalaksanaan Perawatan Tali Pusat Pada Bayi
Ny. D Di BPS Nurkhasanah Amd Keb, Jl.Ikan Bawal no.63 Gudang Lelang
Teluk Betung Bandar Lampung tahun 2015.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir dengan
Penatalaksanaan Perawatan Tali pusat pada By Ny. D Di BPS Nurkhasanah
Amd Keb, Jl.Ikan Bawal no.63 Gudang Lelang Teluk Betung Bandar
Lampung 2015, dengan mendekatkan pendekatan manajemen varney.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Penulis dapat melaksanakan pengkajian data terhadap By.Ny D
di BPS Nurkhasanah Amd Keb ,Jl.Ikan Bawal no.63 Gudang
Lelang Teluk Betung Bandar Lampung dengan penatalaksanaan
perawatan tali pusat
1.3.2.2 Penulis dapat menetukan diagnosa dan menganalisis masalah
yang telah di kumpulkan dari By.Ny D di BPS Nurkhasanah
4
Amd Keb ,Jl.Ikan Bawal no.63 Gudang Lelang Teluk Betung
Bandar Lampung dengan penataksanaan tali pusat
1.3.2.3 Penulis dapat menegakkan diagnosa dan masalah potensial
berdasarkan diagnosa yang telah di tentukan pada By.Ny D di
BPS Nurkhasanah Amd Keb ,Jl.Ikan Bawal no.63 Gudang Lelang
Teluk Betung Bandar Lampung dengan penatalaksanaan tali
pusat
1.3.2.4 Penulis dapat melaksanakan tindakan segera berdasarkan
kondisi pada By.Ny D di BPS Nurkhasanah Amd Keb ,Jl.Ikan
Bawal no.63 Gudang Lelang Teluk Betung Bandar Lampung
dengan penatalaksanaan tali pusat
1.3.2.5 Penulis dapat merencanakan asuhan yang menyeluruh pada bayi
baru lahir terhadap By. D di BPS Nurkhasanah Amd Keb ,Jl.Ikan
Bawal no.63 Gudang Lelang Teluk Betung Bandar Lampung
dengan penatalaksanaan tali pusat
1.3.2.6 Penulis dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan secara
langsung pada bayi baru lahir terhadap By. D di BPS
Nurkhasanah Amd Keb ,Jl.Ikan Bawal no.63 Gudang Lelang Teluk
Betung Bandar Lampung dengan penatalaksanaan tali pusat
1.3.2.7 Penulis dapat evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah di
berikan pada By.Ny D di BPS Nurkhasanah Amd Keb ,Jl.Ikan
Bawal no.63 Gudang Lelang Teluk Betung Bandar Lampung
dengan penatalaksanaan perawatan tali pusat.
5
1.4 Ruang lingkup
1.4.1 Sasaran
Bayi Ny. D segera setelah lahir dengan kebutuhan perawatan tali pusat
1.4.2 Tempat
Di BPS Nurkhasanah Amd Keb, Jl.Ikan Bawal no.63 Gudang Lelang
Teluk Betung Bandar Lampung
1.4.3 Waktu
Study kasus ini dilaksanakan dari tanggal 10 April 2015 sampai
dengan 15 April 2015
1.5 Manfaat penelitian
Dengan adanya karya tulis ini diharapkan dapat memberikan suatu manfaat
yang berarti kepada
1.5.1 Bagi Institusi pendidikan
Dapat dijadikan bahan bacaan dan salah satu sumber informasi bagi
mahasiswa dan pendidikan dalam melaksanakan program pendidikan
sebagai panduan dan contoh untuk melakukan penelitian
1.5.2 Bagi Lahan Praktek
Hasil study kasus ini dapat bermanfaat bagi lahan praktek dalam
memberikan penyuluhan dan informasi atau masukan dalam meningkatkan
pelayanan khususnya tentang perawatan tali pusat yang baik dan benar.
1.5.3 Bagi Masyarakat/Orang tua Bayi
Setelah diberikan asuhan komprehensif selama perawatan Tali pusat
pada bayi diharapkan dapat mencegah, mendeteksi dan mengatasi
6
masalah yang terjadi pada bayi dan bagi orang tua dapat memberikan
pengetahuan tentang cara perawatan tali pusat yang baik dan benar.
1.5.4 Bagi Penulis
Studi kasus ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan penulis
tentang cara perawatan Tali pusat pada bayi sesuai dengan standar
Asuhan Kebidanan, dan dapat mengaplikasikanya kedalam praktek.
1.6 Metodologi Penelitian dan Teknik Memperoleh Data
1.6.1 Metedologi Penelitian
Survey deskriptif dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya
bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang
terjadi didalam suatu populasi tertentu. Pada umumnya survey deskriptif
digunakan untuk membuat penilaian terhadap suatu kondisi dan
penyelenggaraan suatu program dimasa sekarang, kemudian hasil nya
digunakan untuk menyusun perencanaan perbaikan program tersebut.
Survey deskriptif juga dapat didefinisikan suatu penelitian yang dilakukan
untuk mendeskipsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi
didalam masyarakat. Dalam bidang kesehatan masyarakat survai deskriptif
digunakan untuk menggambarkan atau memotret masalah kesehatan serta
yang terkait dengan kesehatan sekelompok penduduk atau orang yang
tertinggal dalam komunitas tertentu.
1.6.1.1 Wawancara
Suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data,
dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara
7
lisan dari seseorang sasaran penelitian (respondens), atau
bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to
face). Jadi data tersebut diperoleh langsung dari responden
melalui suatu pertemuan atau percakapan. Wawancara sebagai
pembantu utama dari metode observasi. Gejala-gejala sosial
yang tidak dapat terlihat atau diperoleh melalui observasi dapat
digali dari wawancara
( Notoatmodjo, 2012 h:35,139)
Dalam penulisan studi kasus ini penulis menggunakan tehnik
wawancara yaitu :
Allo Anamnesis
Anamnesis yang dilakukan keluarga pasien untuk memperoleh
data tentang pasien. Ini dilakukan pada keadaan darurat ketika
pasien tidak memungkinkan lagi untuk memberikan data yang
akurat (Sulistyawati, 2012 h:180)
a. Studi Dokumenter
Adalah semua bentuk sumber informasi ang berhubungan
dengan dokumen, baik dokumen-dokumen resmi maupun
tidak resmi. Dokumen resmi adalah semua bentuk dokumen
baik yang di terbitkan maupun yang tidak di terbitkan , yang
ada di bawah tanggung jawab instansi resmi, misalnya
laporan, statistik, catatan-catatan di dalam kartu klinik dan
sebagainya. Sedangkan dokumen tidak resmi ialah segala
8
bentuk dokumen yang berada atau menjadi tanggung jawab
dan wewenang badan atau instansi tidak resmi atau
perorangan, seperti biografi, catatan harian dan semacamnya.
b. Studi kepustakaan
Studi pustaka adalah hal yang sangat penting dalam
menunjang latar belakang teoretis dari suatu penelitian, telah
kita ketahuan bersama bahwa didalam perpustakaan
tersimpan berbagai bahan bacaan dan informasi dari berbagai
didisiplin ilmu. Dari buku-buku, laporan-laporan penelitian,
majalah ilmiah, jurnal, dan sebagainya kita dapat
memperoleh dari berbagai informasi, baik berupa teori-teori,
generalisasi, maupun konsep yang telah dikemukakan oleh
berbagai ahli
(Notoatmojo,2005 hal.62-64)
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TINJAUAN TEORI MEDIS
2.1.1 Bayi Baru Lahir
2.1.1.1 Pengertian BBL
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu
yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran
serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan
intrauterine ke kehidupan ekstrauterine. Bayi baru lahir normal
adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat
badannya 2500-4000 gram (Dewi, 2010;h.1)
Bayi baru lahir normal adalah Bayi yang lahir dalam presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia
kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan
berat badan 2500-4000 gram, nilai apgar >7 dan tanpa cacat
bawaan (Rukiyah & yulianti , 2012;h.2)
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram
(Jitowiyono dan Kristiyanasari2011, h:60)
2.1.1.2Ciri-ciri Bayi Baru Lahir
Ciri-ciri BBL normal sebagai berikut :
10
a. Lahir aterm antara 37-42 minggu.
b. Berat badan 2500-4000 gram.
c. Panjang badan 48-52 cm.
d. Lingkar dada 30-38 cm.
e. Lingkar kepala 33-35 cm.
f. Lingkar lengan 11-12 cm.
g. Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit.
h. Pernafasan ± 40-60x/menit.
i. Kulit kemerah merahan dan licin karena jaringan subkutan
yang cukup.
j. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya
telah sempurna.
k. Kuku agak panjang dan lemas
l. Nilai APGAR >7.
m. Gerak aktif
n. Bayi lahir langsung menangis kuat
o. Reflek rooting (mencari putting susu dengan rangsangan
taktil pada daerah pipi dan daerah mulut)sudah terbentuk
dengan baik.
p. Reflex sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan
baik.
q. Reflex moro (gerakan memeluk bila di kagetkan) sudah
terbentuk dengan baik.
11
r. Reflek grasping (menggenggam) sudah baik.
s. Genetalia
a) Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang
berada pada scrotum dan penis yang berlubang.
b) Pada perempuan kematangan di tandai dengan vagina dan
uretra yang berlubang, serta ada nya labia mayora dan
minora.
t. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluar nya mekonium
dalam 24 jam pertama dan berwarna hitan dan kecoklatan
(Dewi, 2010;h.2)
2.1.1.3 Asuhan Pada Bayi Baru Lahir
Penilaian sekilas setelah bayi lahir
Sesaat setelah bayi lahir bidan melakukan penilaian sekilas
untuk menilai kesejahteraan bayi secara umum. Aspek yang
dinilai adalah warna kulit dan tangisan bayi, jika warna kulit
adalah kemerahan dan bayi dapat menangis spontan maka ini
sudah cukup untuk dijadikan data awal bahwa dalam kondisi
baik (sulistyawati & nugraheny 2010 h:118)
2.1.1.4 Penampilan Pada Bayi Baru Lahir
Penampilan pada BBL sebagai berikut:
a. Kesadaran dan reaksi terhadap sekeliling, perlu dikurangi
rangsangan terhadap reaksi terhadap rayuan, rangsangan
sakit, atau suara keras yang mengejutkan atau suara mainan.
12
b. Keaktifan, Bayi normal melakukan gerakan-gerakan tangan
yang simetris pada waktu bangun.
c. Simetris, apakah secara keseluruhan badan seimbang
d. Kepala : apakah terlihat simetris.
e. Muka wajah, bayi tampak ekspresi.
f. Mata : perhatikan kesimetrisan antara mata kanan dan kiri.
g. Mulu: Penampilannya harus simetris, mulut tidak mencucu
seperti mulut ikan, tidak ada tanda-tanda kebiruan pada mulut
bayi.
h. Leher, dada, abdomen: melihat adanya cedera akibat
persalinan, perhatikan ada tidaknya kelainan pada pernapasan
bayi, karena bayi biasanya bayi masih ada pernapasan perut.
i. Punggung: Adanya benjolan atau tumor atautulang punggung
dengan lekukan yang kurang sempurna
j. Kulit dan kuku: Dalam keadaan normal kulit berwarna
kemerahan.
k. Kelancaran menghisap dan pencernaan. Harus diperhatikan
tinja dan kemih diharapkan keluar dalam 24 jam pertama
l. Refleks: refleks rooting, bayi menoleh ke arah benda yang
menyentuh pipi, Refleks isap, terjadi apabila terdapat benda
menyentuh bibir, yang disertai refleks menelan, Refleks
morro ialah timbulnya pergerakan tangan yang simetris
seperti merangkul apabila kepala tiba-tiba digerakan; Refleks
13
mengeluarkan lidah terjadi apabila diletakan benda di dalam
mulut, yang sering ditafsirkan bayi menolak makanan/
minuman.
2.1.1.5 Asuhan Kebidanan Pada BBL Normal
a. Cara memotong tali pusat
1. Menjepit tali dengan klem dengan jarak 3cm dari pusat,
lalu mengurut tali pusat kearah ibu dan memasang klem
ke-2 dengan jarak 2cm dari klem.
2. Memegang tali pusat di antara 2 klem dengan
menggunakan tangan kiri (jari tangan melindungi tubuh
bayi) lalu memotong tali pusat di antara 2 klem.
3. Mengikat tali pusat dengan jarak ±1cm dari umbilikus
dengan simpul mati lalu mengikat balik tali pusat dengan
simpul mati. Untuk kedua kalinya bungkus dengan kassa
steril, lepaskan klem pada tali pusat, lalu memasukkannya
dalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5%.
4. Membungkus bayi dengan kain bersih dan
memberikannya kepada ibu
b. Mempertahankan suhu tubuh BBL dan mencegah hipertermia
1. Mengeringkan tubuh bayi segera setelah lahir
Kondisi bayi lahir dengan tubuh basah karena air ketuban
atau aliran udara melalui jendela / pintu terbuka akan
mempercepat terjadinya penguapan yang akan
14
mengakibatkan bayi lebih cepat kehilangan suhu tubuh.
Hal ini akan mengakibatkan serangan dingin (cold stress)
yang merupakan gejala awal hipotermia. Bayi kedinginan
biasanya tidak memperlihatkan gejala menggigil oleh
karena kontrol suhunya belum sempurna
2. Untuk mencegah terjadinya hipotermia, bayi yang baru
lahir harus segera dikeringkan dan dibungkus dengan kain
kering kemudian diletakkan telungkup diatas dada ibu
untuk mendapatkan kehangatan dari dekapan ibu.
3. Menunda memandikan bayi baru lahir sampai tubuh bayi
stabil. Pada bayi baru lahir cukup bulan dengan berat
badan lebih dari 2.500 gram dan menanggis kuat biasa
dimandikan ± 24 jam setelah kelahiran dengan tetap
mengunakan air hangat. Pada bayi baru lahir beresiko
yang berat badan kurang dari 2.500 gram atau keadaannya
sangat lemah sebaiknya jangan dimandikan sampai suhu
tubuhnya stabil dan mampu mengisap asi dengan baik.
5. Menghindari kehilangan panas pada bayi baru lahir.
Ada empat cara yang membuat bayi kehilangan panas
yaitu melalui radiasi, evaporasi, konduksi, konveksi.
(dewi 2010, h:3-4 )
c. Inisiasi menyusu dini
Untuk mempererat ikatan batin antara ibu dan bayi, setelah di
15
lahirkan sebaiknya bayi langsung di letakakan di dada ibunya
sebelum bayi di bersihkan, sentuhan kulit dengan kulit
mampu menghadirkan efek psikologis yang dalam di antara
ibu dan anak
d. Pemberian ASI
Rangsangan isapan bayi pada puting akan diteruskan oleh
serabut syaraf ke hipofise anterior untuk mengeluarkan
hormon prolaktin. Dimana hormon inilah yang akan memacu
payudara untuk menghasilkan ASI. Pada hari-hari pertama
kelahiran bayi, apabila penghisapan puting susu cukup
adekuat maka dihasilkan secara bertahap menghasilkan 10-
100 cc ASI. Produksi ASI akan optimal setelah sehari 10-14
usia bayi. Bayi sehat akan mengkonsumsi ASI 700-800 cc
ASI per hari (kisaran 600-1000 cc) untuk tumbuh kembang
bayi. Produksi ASI mulai menurun (500-700 cc) setelah 6
bulan pertama dan menjadi 400-600 cc pada 6 bulan kedua.
Produksi ASI menjadi 300-500 cc pada tahun kedua usia
anak
(Rukiyah & yulianti, 2012 h:7, 12)
e. Posisi dan Perlekatan Menyusui
Beberapa langkah – langkah menyusui yang benar adalah
sebagi berikut :
1. Cuci tangan yang bersih dengn sabun, perah sedikit ASI
16
dan oleskan di sekitar putting dan berbaring dengan santai.
2. Ibu harus mencari posisi nyaman, biasanya duduk tegak di
tempat tidur/ kasur ibu harus merasa rileks.
3. Lengan ibu menopang kepala, leher, dan seluruh badan
bayi (kepala dan tubuh berada dalam garis lurus ), muka
bayi menghadap ke payudara ibu, hidung bayi di depan
putting susu ibu. Posisi bayi harus sedemikian rupa
sehingga perut bayi menghadap perut ibu. Bayi seharusnya
berbaring miring dengan seluruh tubuhnya menghadap
ibu. Kepalanya harus sejajar dengan tubuhnya, tidak
melengkung kebelakang/ menyamping, telinga, bahu, dan
panggul bayi berada dalam satu garis lurus.
4. Ibu mendekatkan bayi ke tubuhnya (muka bayi ke
payudara ibu) dan mengamati bayi yang siap menyusu:
membuka mulut, bergerak mencari dan menoleh. Bayi
harus berada dekat dengan payudara ibu. Ibu tidak harus
mencondongkan badan dan bayi tidak merenggangkan
lehernya untuk mencapai putting susu ibu
5. Ibu menyentuhkan putting susunya kebibir bayi,
menunggu hingga mulut bayi terbuka lebar kemudian
mengarahkan mulut bayi ke putting susu ibu hingga bibir
bayi dapat menangkap putting susu tersebut. Ibu
memegang payudara dengan satu tangan dengan cara
17
meletakan empat jari di bawah payudara dan ibu jari di atas
payudara. Ibu jari dan telunjuk harus membentuk huruf “C”
semua jari ibu tidak boleh terlalu dekat dengan areola.
6. Pastikan bahwa sebagian besar areola masuk kedalam
mulut bayi. Dagu rapat ke payudara ibu dan hidungnya
meyetuh bagian atas payudara. Bibir bawah bayi
melengkung keluar
7. Bayi diletakan menghadap ibu dengan posisi sanggah seluruh
tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan
tubuh bayi harus lurus, hadapkan bayi ke dada ibu sehingga
hidung bayi berhadapan dengan putting susu, dekatkan badan
bayi ke badan ibu, menyentuh bibir bayi ke putting susunya
dan menunggu sampai mulut bayi membuka lebar.
8. Jika bayi sudah selesai menyusui, ibu mengeluarkan
putting dari mulut bayi dengan cara memasukan
kelingking ibu diantara mulut dan payudara.
9. Menyendawakan bayi dengan menyandarkan bayi di
pundak atau menelungkupkan bayi melintang kemudian
menepuk - nepuk punggung bayi
(Dewi & sunarsih 2011 h:31-34)
d. Cara Pencegahan Infeksi
Berikut adalah beberapa cara untuk melakukan pencegahan
infeksi
18
1. Cuci tangan dengan sabun dan air atau gunakan cairan
pembersih tangan berbasis alkohol,pada saat sebelum dan
sesudah merawat bayi, sesudah melepas sarung tangan,
dan sesudah memegang instrument atau barang yang kotor
2. Beri petunjuk pada ibu dan anggota keluarga lainnya
untuk cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
3. Basahi kedua tangan dengan mencuci tangan selama 10-15
detik dengan sabun dan air mengalir, dan keringkan
dengan handuk pribadi
4. Membersihkan tangan dengan cairan alcohol yang dibuat
dari 2 ml gliserin dan 100 ml alkohol 60%. Caranya
basahilah seluruh permukaan tangan dan jari dengan
cairan pembersih tangan dan basuh atau gosok cairan ke
tangan sampai kering
5. Gunakan alat-alat perlindungan pribadi
(Dewi 2010, h:16)
f. Pemberian vitamin K1
Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin k1 injeksi 1 mg
lintramuskuler dipaha kiri sesegera mungkin untuk mencegah
perdarahan pada bayi baru lahir akibat defisiensi vitamin K
yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir.
g. Pemberian imunisasi Hepatitis B
Berikan imunisasi hepatitis B regimen tunggal sebanyak 3 kali,
19
pada usia 0 bulan (segera setelah lahir), usia 1 bulan, usia 6
bulan; atau pemberian regimen kombinasi sebanyak 4 kali, pada
usia 0 bulan, usia 2 bulan( DPT + Hep B), usia 3 bulan, usia 4
bulan Pemberian Imunisasi Hepatitis B
(Rukiyah & yulianti, 2012 h:14)
2.1.1.6Asuhan Neonatus diRumah
Pemberian asuhan neonatus dirumah dilakukan melalui kunjungan
bersama dengan kunjungan pada ibu. Kunjungan neonatus ( KN)
dilakukan sejak bayi usia satu hari sampai usia 28 hari, kunjungan
pertama (KN 1) dilakukan pada hari pertama hingga ke-7 setelah
bayi dilahirkan, sedangkan kunjungan kedua ( KN 2) dilakukan
pada hari ke 8 hingga ke 28. Adapun tujuan dari kunjungan
neonatus, yaitu melakukan pemeriksaan ulang pada bayi baru lahir
Kunjungan Neonatal pertama (KN 1)
Kunjungan neonates pertama dilakukan pada hari pertama
sampai ke-7 setelah kelahiran. Kunjungan dimulai dengan
wawancara singkat dengan ibu atau ayah tentang:
a. Riwayat maternal, riwayat kelahiran dan perawatan neonatus
segera setelah lahiran.
b. Observasi orang tua dan lakukan wawancara tentang
penyesuaian keluarga.
c. Kaji riwayat interval bayi baru lahir:pemberian makan,
20
kewaspadaan, menanggis, dan juga masalah pada usus
(intestinal), kantong kemih, serta masalah lainnya.
d. Berikan penyuluhan dan pedoman antisipasi.
e. Jadwalkan kunjungan dalam 6-8 minggu untuk imunisasi dan
chek up lebih lanjut
a) Tanda-tanda bayi sehat diantaranya:
- Bayi lahir segera menangis
- Seluruh tubuh bayi kemerahan
- Bayi bergerak aktif
- Bayi bisa menghisap puting susu dengan kuat
- Berat lahir 2.500 gram / lebih
- Setiap bulan berat badan anak bertambah mengikuti
pita hijau pada kms
- Perkembangan dan kepandaian anak bertambah sesuai
usia
- Anak jarang sakit, gembira, ceria, aktif, lincah dan
cerdas
b) Tanda bayi sakit berat:
- Tidak mau menyusu
- Lesu atau memperlihatkan perilaku yang luar biasa
- Bayi belum defekasi selama 48 jam
- Bayi tidak berkemih dalam 24 jam pertama
- Suhu bayi di bawah 360
C atau diatas 370
C
21
- Bagian putih mata bayi menjadi kuning dan warna kulit
tampak kuning coklat atau persik
- Kejang
- Kaki dan tangan teraba dingin atau bayi demam
- Badan bayi kuning
- Tali pusat basah dan berbau
- Gerakan kedua lengan dan kaki lemah
- Berat badan tidak naik
- Pada KMS garis pertumbuhan turun, datar, pindah
kepita warna di bawahnya atau bawah garis merah
(BGM)(Yulifah& yuswanto 2011, h: 93-95)
2.1.1.7Rencana asuhan bayi usia 2-6 hari
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam asuhan pada
bayi, yaitu sebagai berikut:
a. Minum
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi
bayi. ASI diketahui mengandung banyak zat gizi yang paling
sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, baik
kualitas maupun kuantitasnya. Berikan asi sesering mungkin
sesuai dengankeinginan ibu (jika payudara sudah penuh) atau
sesuai kebutuhan bayi, yaitu setiap 2-3 jam (paling sedikit
setiap 4 jam), bergantian antara payudara kiri dan kanan.
berikan asi saja (asi eksklusif) sampai bayi berusia 6 bulan.
22
Selanjutnya pemberianASI diberikan hingga anak berusia 2
tahun, dengan penambahan makanan lunak atau padat yang
disebut makanan pendamping ASI (MPASI).Banyak sekali
keuntungan yang diperoleh dari ASI.Tidak saja dalam
keuntungan pertumbuhan dan perkembangan bayi, tetapi juga
hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi yang akan
memberikan dukungan sangat besar terhadap terjadinya
proses pembentukan emosi positif pada anak, dan berbagai
keuntungan bagi ibu.
b. Defekasi(BAB)
Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama
minggu pertama dan jumlah paling banyak adalah antara hari
ketiga dan keenam.Feses transisi (kecil-kecil berwarna coklat
sampai hijau karena adanya mekonium) dikeluarkan sejak hari
ketiga sampai keenam. Bayi beru lahir yang diberi makan lebih
awal akan lebih cepat mengeluarkan feses dari pada mereka
yang diberi makan kemudian. Feses dari bayi yang menyusu
dengan asi akan berbeda dengan bayi yang menyusu dengan
susu botol. Feses dari bayi asi lebih lunak, berwarna kuning
emas, dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit.
c. Berkemih(BAK)
Fungsi ginjal bayi masih belum sempurna selama dua tahun
pertama kehidupan nya.Biasanya terdapat urine dalam jumlah
23
yang kecil pada kandung kemih bayi saat lahir, tetapi ada
kemungkinan urine tersebut tidak dikeluarkan selama 12-24
jam. berkemih sering terjadi pada periode ini dengan
frekuensi 6-10 kali sehari dengan warna urine yang pucat.
d. Tidur
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir bayi normalnya sering
tidur bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama
16 jam sehari. Pada umumnya bayi terbangun sampai malam
hari pada usia 3 bulan. Sebaiknya ibu selalu menyediakan
selimut dan ruangan yang hangat, serta memastikan bayi tidak
terlalu panas atau terlalu dingin. Jumlah waktu tidur bayi akan
berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi, pola ini dapat
terlihat pada tabel berikut:
Tabel 2.2 perubahan pola tidur
Usia Lama tidur
1 minggu 16,5 jam
1 tahun 14 jam
2 tahun 13 jam
5 tahun 11 jam
9 tahun 10 jam
e. Kebersihan kulit
Kebersihan kulit bayi benar-benar dijaga walaupun mandi
dengan membasahi seluruh tubuh tidak harus dilakukan
24
setiap hari,tetapi bagian-bagian seperti muka, bokong, dan
tali pusat perlu dibersihkan secara teratur sebaik nya orang
tua maupun orang lain yang ingin memegang bayi diharuskan
untuk mencuci tangan terlebih dahulu
(dewi 2010 h: 27-29)
Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya 6 jam setelah lahir.
Sebelum dimandikan periksa bahwa suhu tubuh bayi stabil
(suhu aksila antara 36,5 0
C – 37,5 0
C), jika suhu tubuh bayi
masih dibawah batas normal maka selimuti tubuh bayi
dengan longgar, tutupi bagian kepala, tempatkan bersama
dengan ibunya (skin to skin), tunda memandikan bayi sampai
suhu tubuhnya stabil dalam waktu 1 jam. Tunda juga untuk
memandikan bayi jika mengalami gangguan pernafasan.
Ruangan untuk memandikan bayi harus hangat dan tidak ada
tiupan angin. Mandikan bayi secara cepat dengan air bersih
dan hangat. Setelah bayi dimandikan, segera keringkan dan
selimuti kembali bayi, kemudin berikan kepada ibunya untuk
disusui dengan ASI.
Memandikan harian pada bayi dilakukan, harus di ruangan
yang hangat, bebas dari hembusan angin langsung dan
tergantung kondisi udara jangan memandikan bayi langsung
saat bayi baru bangun tidur, karena sebelum adanya aktifitas
dan pembakaranenergy di khawatirkan terjadi hipotermi dan
25
bayi masih kedinginan, prinsip memandikan bayi adalah:
cepat dan hati – hati, lembut, pada saat memandikan
usahakan membasahi bagian – bagian tubuh tidak langsung
sekaligus: 1. Bagian kepala: lap bayi dengan waslap lembut,
tidak usah dengan sabun, kemudian lap dengan handuk, lalu
basahi kapala bayi dengan air kemudian pakaikan shampoo
kalau rambut kotor, kemudian di bilas lalu keringkan dengan
handuk. 2. Bagian tubuh: buka pembungkus bayi, pakaian
dan popok, kalau bayi BAB, bersihkan terlebih dahulu,
kemudian lab tubuh bayi dengan cepat dan lembut memakai
walap yang telah di beri air dan sabun mulai dari leher, dada,
perut, punggung, kaki dengan cepat, kemudian angkat tubuh
bayi dan celupkan kebak mandi yang telah di isi air dengan
hangat ± 37 derajat celcius. 3. Angkat tubuh bayi lalu
keringkan dengan handuk, pakaikan minyak telon pada dada,
perut dan punggung, jangan pakaikan bedak, lalu pakaikan
baju, kemudian bayi di bungkus agar hangat dan dekapkan
ketubuh ibu ( Rukiyah&yulianti 2012 h:72)
f. Keamanan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menjaga keamanan
bayi adalah dengan tetap menjaganya, jangan sekalipun
meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu.Selain itu juga
perlu dihindari untuk memberikan apapun kemulut bayi
26
selain ASI, karena bayi bisa tersedak dan jangan mengunakan
alat penghangat buatan ditempat tidur bayi.
2.1.1.8 Penyuluhan pada ibu dan keluarga sebelum bayi pulang
a. Perawatan tali pusat
Banyak terdapat tentang cara terbaik untuk merawat tali
pusat. Telah dilaksanakan beberapa uji klinis untuk
membandingkan cara perawatan tali pusat agartidak terjadi
peningkatan infeksi, yaitu dengan membiarkan luka tali pusat
terbuka dan membersihkan luka hanya dengan air bersih.
Negara-negara yang beriklim tropis perlu mewaspadai
penggunaan alkohol yang dahulu populer dan terbukti efektif
untuk membersihkan tali pusat, karena sesungguhnya alkohol
akan mudah menguap didaerah panas dan dengan demikian
efektifnya akan menurun.
b. Pemberian asi
c. Jaga kehangatan bayi
Berikan bayi kepada ibunya secepat mungkin. Kontak antara
ibu dengan kulit bayi sangat penting dalam rangka
menghangatkan serta mempertahankan panas tubuh bayi.
Gantilah handuk / kain jika basah dengan kain yang kering
dan bungkus bayi tersebut dengan selimut, serta jangan lupa
untuk memastikan kepala bayi telah terlindungi dengan baik
untuk mencegah kehilangan panas. Apabila suhu bayi kurang
27
dari 36,50
C, segera hangatkan bayi dengan teknik metode
kanguru. Perawatan metode kanguru adalah perawatan untuk
bayi prematur dengan melakukan kontak langsung antara
kulit bayi dengan kulit ibu. Metode ini sangat tepat dan
mudah dilakukan guna mendukung kesehatan dan
keselamatan bayi yang lahir prematur maupun yang aterm.
Kehangatan tubuh ibu merupakan sumber panas yang efektif..
Hal ini terjadi bila ada kontak langsung antara kulit ibu
dengan kulit bayi. Prinsip ini dikenal sebagai skin to skin
kontak atau metode kanguru. Perawatan dengan metode
kanguru merupakan cara efektif untuk memenuhi kebutuhan
bayi yang paling mendasar yaitu kehangatan, keselamatan,
kasih sayang, ASI, perlindungan dari infeksi, dan stimulasi.
d. Tanda-tanda bahaya
jika muncul tanda- tanda bahaya, ajarkan ibu untuk:
1. Memberikan pertolongan pertama sesuai kemampuan ibu
yang sesuai kebutuhan sampai bayi memperoleh
perawatan medis lanjutan.
2. Membawa bayi ke RS atau klinik terdekat untuk
perawatan tindakan segera.
e. Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara memproduksi imunitas aktif
buatan untuk melindungi diri melawan penyakit tertentu
28
dengan cara memasukan suatu zat ke dalam tubuh melalui
penyuntikan atau secara oral.
f. Perawatan harian/rutin
g. Pencegahan infeksi dan kecelakaan
(Dewi,2010;h:29-31)
2.1.2 Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat harus selalu kering dan bersih.Tali pusat
merupakan tempat koloni bakteri,pintu masuk kuman dan bisa terjadi
infeksi lokal. Perlu perawatan tali pusat sejak manejemen aktif kala III
pada saaat menolong kelahiran bayi. Sisa tali pusat harus di
pertahankan dalam keadaan terbuka dan ditutupi kain bersih secara
longgar (Muslihatun,2010;h.45)
2.1.3 Waktu puputnya tali pusat
Perawatan tali pusat yang baik dan bener akan menimbulkan dampak
positif yaitu tali pusat akan “ puput “ pada hari ke 5 sampai hari ke 7 tanpa
adanya komplikasi. Sedangkan dampak negatif dari perawatan tali pusat
yang tidak benar adalah bayi akan mengalami penyakit tetanus
neonaturum dan dapat mengakibatkan kematian ( Ronald, 2011 h: 40 )
2.1.4 Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi merupakan bagian terpenting dari setiap komponen
perawatan bayi baru lahir yang sangat rentan terhadap infeksi karena
system imunitasnya yang masih belum sempurna.
29
a. Kewaspadaan Pencegahan Infeksi
Sebaiknya ibu atau siapa pun yang kontak dengan bayi harus
memiliki kewaspadaan akan terjadinya penularan infeksi.
Kewaspadaan tersebut dapat dibangun melalui hal-hal beriku:
1. Anggaplah setiap orang yang kontak dengan bayi berpotensi
menularkan infeksi.
2. Cuci tangan atau gunakan cairan cuci tangan dengan basis alkohol
sebelum dan sesudah merawat bayi.
3. Gunakan sarung tangan bila melakukan tindakan.
4. Gunakan pakaian pelindung, seperti celemek atau gaun lainnya
bila diperkirakan akan terjadi kontak dengan darah dan cairan
tubuh lainnya.
5. Bersihkan dan bila perlu lakukan desinfeksi peralatan serta barang
yang digunakan sebelum daur ulang.
6. Bersihkan ruang perawatan pasien secara rutin.
7. Letakkan bayi yang mungkin dapat terkontaminasi lingkungan,
misalnya bayi dengan diare yang terinfeksi di dalam ruangan
khusus (Dewi 2010, h:16)
2.2 TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN
2.2.1 Pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang di
gunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, temuan, serta keterampilan dalam
30
rangkaian/tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang
berfokus pada pasien. Menejemen kebidanan terdiri dari tujuh langkah
yang berurutan, diawali dengan pengumpulan data sampai dengan
evaluasi (sulistyawati 2012 h;179)
2.2.2 Langkah dalam manajemen kebidanan menurut Varney
Manajemen Asuhan Kebidanan menurut Varney terdiri dari 7 langkah,
yaitu:
2.2.2.1 Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi (data)
yang akurat dan lengkap dari semua yang berkaitan dengan
kondisi klien ( soepardan 2007,h: 97)
I. Pengkajian
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi
yang akurat dan lengkap dari berbagai sumber yang
berkaitan dengan kondisi klien. Pengumpulan data
dilakukan melalui anamnesis. Anamnesis adalah
pengkajian dalam rangka mendapatkan data tentang pasien
melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan. Anamnesis
dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu sebagai berikut:
a) Allo anamnesis adalah anamnesis yang dilakukan kepada
keluarga pasien untuk memperoleh data tentang pasien. Ini
dilakukan pada keadaan darurat ketika pasien tidak
memungkinkan lagi untuk memberikan data yang akurat.
31
(Sulistyawati, 2012; h. 180)
1. Identitas Bayi
a.Nama
Identitas dimulai dengan nama pasien, yang harus
jelas dan lengkap: nama depan, nama tengah (bila
ada), nama keluarga dan nama panggilan akrabnya
b.Umur
Umur pasien sebaiknya didapat dari tanggal lahir, yang
dapat ditanyakan ataupun dilihat dari kartu menuju sehat
atau kartu pemeriksaan kesehatan lainnya. Apabila
tanggal lahir tidak diketahui dengan pasti, maka ia dapat
diperkirakan dengan menghubungkannya dengan suatu
peristiwa yang umum diketahui, misalnya hari raya (idul
fitri, natal, hari proklamasi dan sebagainya). Kecuali
untuk kepentingan identitas, umur perlu diketahui
mengingat periode usia anak (periode neonatus, bayi,
prasekolah, balita, sekolah, akil balik) mempunyai
kekhasannya sendiri dalam morbiditas dan mortalitas.
Usia anak juga diperlukan untuk menginterprestasi
apakah data pemeriksaan klinis anak tersebut normal
sesuai dengan umumnya
c.Jenis kelamin
Jenis kelamin pasien sangat diperlukan, Selain untuk
32
identitas juga untuk penilaian data pemeriksaan klinis,
misalnya nilai-nilai baku, insidens seks, penyakit-
penyakit terangkai seks(sex-linked) (Matondang et all,
2009 : 5)
2. Biodata Orang Tua
a. Nama
Selain sebagai identitas, upayakan agar bidan
memanggil dengan nama panggilan sehingga
hubungan komunikasi antara bidan dan pasien
menjadi lebih akrab
(Sulistyawati& nugraheny,2010;hal 220)
b. Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya
resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat
reproduksi belum matang, mental dan psikisnya
belum siap.Sedangkan umur lebih dari 35 tahun
rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa
nifas. (Ambarwati & Wulandari, 2010; hal 131)
c. Agama
Sebagai dasar bidan daam memberikan dukungan
mental dan spiritual terhadap pasien dan
keluargasebelum dan pada saat persalinan
(Sulistyawati & nugraheny, 2010;hal 221)
33
d. Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk
mengetahui sejauhmana tingkat intelektualnya,
sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai
dengan pendidikannya (Ambarwati & Wulandari,
2010; hal 132)
e. Suku/ bangsa
Data ini berhubungan dengan sosial budaya yang
dianut oleh pasien dan keluarga yang berkaitan
dengan persalinan
f. Pekerjaan
Data ini menggambarkan tingat sosial ekonomi, pola
sosialisasi, dan data pendukung dalam menentukan
pola komunikasi yang akan dipilih selama asuhan
g. Alamat
Selain sebagai data mengenai distribusi lokasi
pasien, data ini juga memberi gambaran mengenai
jarak dan waktu yang ditempuh pasien menuju
lokasi persalinan. Ini mungkin berkaitan dengan
keluhan terakhir, atau tanda persalinan yang
disampaikan dengan patokan saat terakhir sebelum
berangkat kelokasi persalinan
( sulistyawati & nugraheny 2010, h:221)
34
3. Pengkajian Data
Melakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua
data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan bayi
baru lahir.
a. Pengkajian Segera Setelah Lahir
Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi
bayi baru lahir dari kehidupan dalam uterus ke
kehidupan luar uterus, yaitu dengan penilaian
APGAR, meliputi appearence (warna kulit), pulse
(denyut jantung), grimace (refleks atau respon
terhadap rangsang), activity (tonus otot), and
respiratory effort(usaha bernafas). Pengkajian sudah
dimulai sejak kepala tampak dengan diameter besar
di vulva (crowning)
b. Pengkajian Keadaan Fisik
Setelah pengkajian segera setelah lahir, untuk
memastikan bayi dalam keadaan normal atau
mengalami penyimpangan
Data Objektif bayi baru lahir yang harus dikumpulkan antara lain:
1 Pemeriksaan Umum
a. Pernafasan
Pernafasan bayi baru lahir normal 30-60 kali permenit,
tanpa retraksi dada dan tanpa suara merintih pada fase
35
ekspirasi
b. Suhu Aksila
36,50
C sampai 37,50
C
c. Warna kulit
Bayi baru lahir aterm kelihatan lebih pucat dibanding
bayi preterm karena kulit lebih tebal
d. Denyut jantung
Denyut jantung bayi baru lahir normal antara 100-160
kali permenit, tetapi dianggap masih normal jika diatas
160 kali permenit dalam jangka waktu pendek,
beberapa kali dalam satu hari selama beberapa hari
pertama kehidupan,terutama bila bayi mengalami
disstres. Jika ragu, ulangi perhitungan denyut jantung
e. Tonus otot / tingkat kesadaran
Rentang normal tingkat kesadaran BBL adalah mulai dari
diam hingga sadar penuh dan dapat ditenangkan jika rewel.
Bayi dapat dibangunkan jika diam atau sedang tidur
f. Postur dan gerakan
Postur normal BBL dalam keadaan istirahat adalah
kepalan tangan longgar, dengan lengan, panggul dan
lutut semi fleksi
g. Tali pusat
Tali pusat normal berawarna putih kebiruan pada hari
36
pertama, mulai kering dan mengkerut/mengecil
h. Ekstremitas
Periksa posisi gerakan reaksi bayi bila ekstremitas
disentuh dan pembengkakan
2 Pemeriksaan Fisik (Head to toe)
a. Kepala
Ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil, sutura, moulase,
caput succedaneum, cephal haematoma, hidrosefalus,
rambut meliputi: jumlah warna dan adanya lanugo pada
bahu dan punggung
b. Muka
Tanda-tanda paralisis
c. Mata
Ukuran, bentuk ( strabismus, pelebaran epicanthus) dan
kesimetrisan, kekeruhan kornea, katarak kongenital,
trauma, keluar nanah, bengkak pada kelopak mata,
perdarahan subkonjungtiva
d. Telinga
Jumlah, bentuk, posisi, kesimetrisan letak dihubungkan
dengan mata dan kepala serta adanya gangguan
pendengaran
e. Hidung
Bentuk dan lebar hidung, pola pernapasan, kebersihan.
37
f. Mulut
Bentuk simetris/tidak, mukosa mulut kering/ basah,
lidah, palatum, bercak putih pada gusi, refleks
menghisap, adakah labio palatoschisis, trush, sianosis
g. Leher
Bentuk simetris/tidak, adakah pembengkakan dan
benjolan, kelainan tiroid, hemangioma, tanda
abnormalitas kromosom dan lain-lain
h. Dada
Bentuk dan kelainan bentuk dada, putting susu,
gangguan pernafasan, auskultasi bunyi jantung dan
pernafasaan
i. Abdomen
Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis,
perdarahan tali pusat,jumlah pembuluh darah pada tali
pusat, dinding perut dan adanya benjolan, distensi,
gastroskisis, omfalokel, bentuk simetris/ tidak, palpasi
hati, ginjal
j. Genetalia
Kelamin laki laki: panjang penis, testis sudah turun
berada dalam skrotum, orifisium, uretra di ujung penis,
kelainan (fimosis, hispopadia / epispadia). Kelamin
perempuan: labia mayora dan labia minora, klitoris,
38
orifisium vagina, orifisium uretra, sekret dan lain-lain
k. Anus
Berlubang/ tidak, posisi, fungsi spinter ani, adanya
atresia ani, meconium plug syndrome, megacolon
l. Reflek
Berkedip, Babinski, merangkak, menari/ melangkah,
ekstruksi, galant’s, moro’s, neck righting, palmar
grasp, rooting, starle, menghisap, tonic neck
m.Antopometri
BB, PB, LK, LD,LP, LILA
( muslihatun, 2010, h, 33-34, 252-253)
2.2.2.2 Diagnosa, masalah dan kebutuhan
Melakukan identifikasisecara benar terhadap diagnosa, masalah
dan kebutuhan bayi baru lahir berdasarkan data-data yang telah
dikumpulkan (rukiyah &yulianti, 2012, h:16)
1. Diagnosa kebidanan
diagnosis yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik
kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosis
kebidanan (soepardan 2007, h:99)
2. Masalah
Masalah adalahpermasalahan yang muncul berdasarkan
pernyataan pasien ( ambarwati & wulandari 2008, h:142)
3. Kebutuhan
39
Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien
berdasarkan keadaan dan masalah ( sulistyawati & nugraheny
2010,h: 229)
2.2.2.3 Mengidentifikasi Diagnosa dan Potensial Masalah
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin
terjadi berdasarkan masalah atau diagnosa yang sudah
teridentifikasi.
2.2.2.4 Identifikasi Tindakan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter atau untukdikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi bayi.
Misalnya bila bayi tidak bernafas dalam 30 detik, segera cari
bantuan dan mulailah langkah-langkah resusitasi pada bayi
tersebut
2.2.2.5 Merencanaankan Asuhan Kebidanan
Merencanakan asuhan yang menyeluruh yang rasional dan
sesuai dengan temuan dari langkah sebelumnya, umumnya
sebagai berikut :
a. Penilaian bayi
b. Keringkan bayi
c. Lakukan pemotongan tali pusat
d. Mengikat tali pusat
40
e. Ganti handuk bayi dan jaga kehangatan
f. Lakukan IMD
g. Berikan salep mata
h. Berikan vit K
i. Ukur antropometri
j. Ajarkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi
2.2.2.6 Implementasi Asuhan
Melaksanakan rencana asuhan pada bayi baru lahir secara
efisien dan aman
2.2.2.7 Evaluasi
Melakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan, apakah bener-
bener telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan bayi baru lahir
sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah
( rukiyah & yulianti, 2012 ,h:16-18)
2.3. LANDASAN HUKUM KEWENANGAN BIDAN
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
900/MENKES/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktek Bidan.
Pasal 16
Pelayanan kebidanan kepada anak meliputi :
a. Pemeriksaan bayi baru lahir
41
b. Perawatan tali pusat
c. Perawatan bayi
d. Resusitasi pada bayi baru lahir
e. Pemantauan tumbuh kembang anak
f. Pemberian imunisasi
g. Pemberian penyuluhan
(Sofyan et all, 2009, h: 166,172)
42
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR
TERHADAP BAYI. NY D DENGAN PERAWATAN TALI
PUSAT DI BPS NURHASANAH
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
3.1 PENGKAJIAN
DATA SUBJEKTIF
1. Identitas bayi
Nama : Bayi Ny D
Jenis kelamin : perempuan
Tempat /Tanggal Lahir/Pukul : BPS Nurhasanah Amd.Keb,
10 April 2015, 06.00 wib
2. Biodata penanggung jawab (orang tua)
Ibu Ayah
Nama : Ny D : Tn Y
Umur : 18 Tahun : 23Tahun
Agama : Islam : Islam
Suku/Bangsa : Jawa : Jawa
Pendidikan : SD : SD
Pekerjaan : IRT : Nelayan
Alamat : Jl.madu , Gudang Lelang ,Teluk Betung
1. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
43
Ibu mengatakan tidak sedang dalam keadaan sakit.
b. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan dulu tidak memiliki riwayat penyakit yang
menahun dan menular.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit yang
menahun dan menular.
2. Riwayat kehamilan
Kesehatan selama hamil :Selama hamil ibu tidak pernah
mengalami komplikasi.
Kesehatan janin : Sehat
Frekuensi ANC : ± 7 kali
Pola nutrisi :Ibu mengatakan makan –
makanan yang bergizi seimbang,
dan teratur pada saat hamil, dan
ibu minum susu selama hamil.
Perilaku kesehatan :Ibu mengatakan tidak pernah
mengkonsumsi jamu – jamuan dan
rokok.
44
Imunisasi TT : TT1 dan TT2
A. Data Objektif
Kedaan umum : Baik
Penilain sekilas setelah bayi lahir
Pernafasan : Spontan, Menangis kuat
Warna kulit : Kemerahan
45
Tabel 3.2
MATRIK
Hari/
Tgl Pengkajian
Interpretasi Data
(Diagnosa,Masala
h, Kebutuhan
Dx
Potensial/
Masalah
Potensial
Antisipasi/
Tindakan
Segera
Intervensi Implementasi Evaluasi
10
April
2015,0
6.00
wib
Ds:
1.Ibu mengatakan
usia kehamilanya
38 minggu 3 hari.
2. Ibu mengatakan
baru melahirkan
anak pertamanya
pada tgl 10 april
2015.
3. Ibu mengatakan
ini kelahiran anak
pertamanya dan
belum pernah
melahirkan
sebelumnya.
4. Ibu mengatakan
masih takut untuk
melakukan
perawatan pada
bayinya
Do:
R : 48 x/m
S : 36,8ºC
BB : 3000 gram
Dx:
bayi Ny D cukup
bulan sesuai
massa kehamilan
usia 1 hari
DS:
- Ibu megatakan
usia kehamilan
nya 38 minggu
3 hari
- Ibu mengatakan
baru melahirkan
anak pertamanya
pada tgl 10 april
2015.
- Ibu mengatakan
ini kelahiran
anak pertamanya
dan belum
pernah
melahirkan
sebelumnya.
- Ibu mengatakan
masih takut
untuk
melakukan
perawatan pada
bayinya
R : 48 x/m
S : 36,8ºC
Tidak ada Tidak ada 1. Keringkan
bayi.
2. Lakukan jepit
potong tali
pusat.
3. Lakukan
IMD.
1. Mengeringkan tubuh bayi dengan
menggunakan kain bersih dimualai dari
kepala dan bagian tubuh lainya.
2. Melakukan jepit potong tali pusat :
a. Menjepit tali pusat dengan klem 3 cm
dari pusat, lalu mengurut tali pusat
kearah ibu dengan memsang klem ke
2 dengan jarak 2 cm dari klem
pertama.
b. Memegang tali pusat diantara 2 klem
dengan menggunakan tangan kiri (jari
tengah melindungi tubuh) lalu
memotong tali pusat.
c. Mengikat tali pusat dengan jarak ± 1
cm dari umbilicus dengan simpul mati
lalu mengikat tali pusat dengan
simpul mati. Untuk kedua kalinya
bungkus dengan kassa steril, lepaska
klem pada tali pusat, lalu memasukan
kedalam wadah yang berisi larutan
klorin 0,5 %.
3. Melakukan IMD pada bayi, dengan
bayi tengkurap di dada agar terjadi
sentuhan kulit ibu dan bayi. Anjurkan
ibu memberikn sentuhan kepada bayi,
agar bayi merangsang mendekati
putting susu, lalu biarkan bayi mencari
putting susu, lakukan proses IMD
selama 1 jam.
1. Tubuh bayi telah di
keringkan.
2. Pemotongan tali pusat
telah di lakukan dan tali
pusat sudah terikat.
3. IMD telah dilakukan
selama 1 jam.
46
PB : 50 cm
Keadaan tali pusat
dalam keadaan
baik, puntung tali
pusat masih dalam
keadaan basah.
BB : 3000 gram
PB : 50 cm
Keadaan tali
pusat dalam
keadaan baik,
puntung tali pusat
masih dalam
keadaan basah.
Masalah: tidak ada
Kebutuhan: Asuhan
bayi baru lahir
4. Lakukan
pemeriksaan
antropometri.
5. Mencegah
perdarahan
pada bayi
baru lahir.
6. Beri salep
mata.
7. Lakukan
pemeriksaan
fisik secara
head toe to.
8. Rawat gabung
bayi dan ibu.
4. Melakukan pemeriksaan antropometri
seperti BB : 3000 gram, PB : 50 cm, LK
: 35 cm, LD : 33 cm, LILA : 11 cm.
5. Mencegah perdarahan pada bayi,
dengan memberikan Neo-k dengan
dosis 0,5 ml kemudian disuntikan
secara IM dipaha kiri untuk mencegah
terjadinya perdarahan intrakrakial pada
bayi baru lahir.
6. Memberi salep mata tetracyclin dari
luar ke dalam dengan dosis 1 %,
diberikan untuk mencegah terjadinya
infeksi pada mata bayi.
7. Melakukan pemeriksaan fisik secara
head toe to.
8. Melakukan rawat gabung antara bayi
dan ibu dengan cara menyatukan ibu
dengan bayinya dalam satu ruangan,
kamar atau tempat secara bersama –
4. Pemeriksaan
antropometri sudah
dilakukan.
5. Neo-k sudah diberikan.
6. Salep mata telah
diberikan.
7. Pemeriksaan fisik telah
dilkukan, dengan hasil :
kepala simetris, tidak
ada caput succedaneum
dan cepal haematoma,
muka tidak ada sindrom
down, mata simetris,
konjungtiva merah
mudah dan sclera putih,
leher tidak ada kelainan,
dada simetris, tidak ada
kelianan, nafas 48 x/m,
abdomen tali pusat tidak
ada perdarahan dan
masih basah, genetalia
perempuan, labia mayor
menutupi labia minor,
anus berlubang,
ekstremitas lengkap.
8. Rawat gabung telah di
lakukan.
47
9. Jaga
kehangatan
dan ganti
handuk.
sama dan tidak di pisahkan selama 24
jam penuh dalam seharinya.
9. Menjaga kehangatan bayi dengan cara
mengganti handuk yang basah dengan
handuk yang kering.
9. Handuk sudah di ganti
dan bayi sudah dalam
keadaan hangat.
11 April
2015
09.00
wib
DS:
1. Ibu mengatakan
masih takut untuk
melakukan
perawatan pada
bayinya
2. ibu mangatakan
tali pusat masih
basah .
DO:
tali pusat terlihat
basah dan lembab
dan tidak adanya
tanda-tanda
infeksi
K/U:baik
TTV:
N:120x/M
S:36,5
RR:40x/M
Dx:
bayi Ny D,cukup
bulan sesuai
massa kehamilan
usia 2 hari
DS:
1. Ibu mengatakan
masih takut
untuk
melakukan
perawatan pada
bayinya
2. ibu mangatakan
tali pusat masih
basah
DO:
tali pusat terlihat
basah dan lembab
dan tidak adanya
tanda-tanda
infeksi
K/U:baik
TTV:
N:120x/M
S:36,5
RR:40x/M
Masalah: tidak ada
Kebutuhan:
melakukan
perawatan tali
pusat.
Tidak ada Tidak ada 1. Beritahu ibu
kondisi bayi
saat ini.
2. Ajarkan ibu
cara
melakukan
perawatan tali
pusat.
3. Beritahu ibu
cara
pemberian
ASI yang baik
bagi bayinya
dan
pemberian
ASI eksklusif.
4. Anjurkan ibu
untuk
menyusui
bayinya serta
1. Memberitahu ibu keadaan bayinya saat
ini dalam keadaan baik.
2. Mengajarkan ibu melakukan perawatan
tali pusat yaitu mengganti kassa
pembungkus tali pusat setiap bayi habis
dimandikan, dan keringkan daerah
sekitar puntung tali pusat dengan
menggunakan kain bersih yang lembut,
menjaga tali pusat tetap kering dan
tidak lembab, tutup tali pusat dengan
kassa steril dan tidak memberikan
ramuan-ramuan pada tali pusat.
3. Memberitahu ibu cara pemberian
ASI yang baik bagi bayinya yaitu
berikan ASI sesering mungkin sesuai
dengan keinginan ibu (jika payudara
sudah penuh) atau sesuai kebutuhan
bayi, yaitu setiap 2-3 jam (paling
sedikit setiap 4 jam). Berikan ASI
bergantian, payudara kanan dan kiri.
Dan memberikan ASI eksklusif pada
bayinya yaitu selama 6 bulan tanpa
memberikan makanan tambahan
apapun terhadap bayi.
4. Menganjurkan ibu untuk memberikan
ASI kepada bayinya agar bayi
mendapatkan cukup nutrisi dan
kekebalan tubuh,dengan memberikan
1. Ibu telah mengetahui
keadaan bayinya saat ini.
2. Ibu mengerti cara
perawatan tali pusat.
3. Ibu telah memberikan
ASI sesering mungkin.
4. Ibu bersedia untuk
menyusui bayinya
48
teknik cara
menyusui
bayinya yang
benar
5. Ajarkan ibu
memandikan
bayi
ASI sesering mungkin tanpa batasan
waktu dengan cara:
a. Bersihkan putting susu menggunaka
kassa dengan air hangat diamkan
selama 2 menit
b. Kemudian bersihkan putting susu
ibu
c. Dekatkan bayi pada ibu,tangan
kanan ibu menopang bokong
bayi,dan tangan kiri ibu
memenganng payudara ibu
membentuk huruf c
d. Memberikan rangsangan putting
susu ibu kemulut bayi agar mulut
bayi membuka,setelah mulut bayi
membuka masukan putting susu ibu
dan areola ke mulut bayi.
5. Mengajarkan ibu untuk memandikan
bayinya yaitu harus di ruangan yang
hangat.
a. Bagian kepala: lap kepala bayi
dengan lembut, tidak usah pakai
sabun, pakaikan sampo kalau
rambut kotor,bilas lalu keringkan
dengan handuk.
b. Bagian tubuh: buka pakaian dan
popok lalu memakai waslap yang
telah di beri air sabun dari leher,
dada, perut, punggung, kaki dengan
cepat, kemudian angkat tubuh bayi
dan celupkan ke bak mandi yang
telah diisi air hangat ± 37º.
c. Angkat tubuh bayi lalu keringkan
dengan handuk, pakaikan minyak
telon pada dada, perut dan
punggung, jangan pakaikan bedak
lalu pakaikan baju.
5. Ibu mengerti cara
memandikan bayi.
12
April
2015,
DS:
ibu mangatakan
tali pusat nya
Dx:
bayi Ny D
cukup bulan
Tidak ada Tidak ada 1. Beritahu
kondisi Bayi
Baru Lahir
1. Memberitahu ibu mengenai kondisi
bayi saat ini dalam keadaan baik.
1. Ibu telah mengetahui
keadaan bayinya.
49
09.00w
ib
masih basah
DO:
tali pusat masih
basah dan tidak
lembab
K/U : baik
N : 120 x/m
RR : 44 x/m
S : 36,5
sesuai massa
kehamilan usia
3 hari
Ds :
ibu mangatakan
tali pusat nya
masih basah
Do:
tali pusat masih
basah dan tidak
lembab
K/U:baik
N:120x/m
RR:44x/M
S:36,5
Masalah: tidak ada
Kebutuhan:
melakukan
perawatan tali
pusat.
saat ini.
2. Pengkajian
tentang
perawatan tali
pusat pada
bayi dan
ajarkan
3. Beritahu ibu
pola eliminasi
pada bayi
4. Beritahu ibu
pola defekasi
pada bayi
5. Anjurkan ibu
untuk
memberikan
asi sesering
mungkin
2. Melakukan perwatan tali pusat dan
ajarkan dengan cara:
a. Menjaga agar tali pusat tetap kering
dan bersih
b. Cuci tangan dengan sabun dan air
bersih sebelum merawat tali pusat
c. Bersihkan dengan lembut kulit
disekitar tali pusat dengan kapas
bersih
d. Bungkus dengan longgar /tidak
terlalu rapat dengan kassa bersih
atau steril popok atau celana bayi
harus diikat dibawah tali pusat,tidak
menutupi tali pusat untuk
menghindari dengan feses dan urin
e. Hindari penggunaan kancing, koin
atau uang logam untuk membuat
tekan tali pusat
3. Memberitahu ibu pola eliminasi pada
bayi yaitu biasanya 6 – 10 kali sehari
dengan warna urine pucat.
4. Memberitahu ibu pola defekasi pada
bayi yaitu segera setelah makan
defekasi sebanyak 1 kali setiap 3 atau 4
hari dan dalam 3 hari pertama feses
bayi masih bercampur mekonium
5. kepada bayi nya sesering menganjurkan
ibu memberikan ASI mungkin tanpa
batasan waktu/sesuai kebutuhan
bayi,agar bayi mendapatkan cukup
nutrisi dan mendapatkan kekebalan
tubuh
2. tali pusat dalam keadaan
bersih dan terbungkus
dengan kassa dan ibu
melakukan perawatan
tali pusat terhadap bayi
nya
3. Ibu mengetahui pola
eliminasi bayinya.
4. Ibu mengerahui pola
defekasi pada bayinya.
5. ibu telah menyusui bayi
nya sesering mungkin,
sehingga bayi nampak
tenang dan tidak rewel.
50
13
April
2015,
09.00
wib
DS:
ibu mengatakan
tali pusat nya
Sudah sedikit
kering.
DO:
tali pusat sudah
sedikit kering
K/U:baik
N:120x/M
RR:40x/M
T:36,5
DX:
By:Ny D cukup
bulan sesuai
massa
kehamilan usia
4 hari.
Ds:
ibu mengatakan
tali pusat nya
Sudah sedikit
kering
Do :
tali pusat sudah
sedikit kering
K/U:baik
N:120x/M
RR:40x/M
T:36,5
Masalah:tidak ada
Kebutuhan:tidak
ada
Tidak ada Tidak ada 1. Beritahu
kondisi Bayi
Baru Lahir
saat ini.
2. anjurkan ibu
untuk tetap
selalu
memberikan
ASI kepada
bayi nya
3. Beritahu ibu
tanda-tanda
bahaya pada
bayi
4. beritahu ibu
cara menjaga
suhu bayi
agar tetap
hangat
1. Memberitahu ibu mengenai kondisi
bayi saat ini dalam keadaan baik.
2. menganjurkan ibu untuk tetap selalu
memberikan ASI kepada bayinya agar
bayi mendapatkan antibody dan nutrisi
yang cukup
3. Memberitahu ibu tanda – tanda bahaya
pada bayi seperti:
a. Pernafasan sulit atau lebih dari
60x/m
b. Retrasi dada saat inspirasi
c. Suhu lebih dari 38 atau kurang dari
36
d. Kulit,bibir biru atau pucat
e. Memar atau sangat kuning (terutama
pada 24 jam terakhir
f. Pemberian asi sulit,hisapan bayi
lemah
g. Tali pusat merah,bengkak,keluar
cairan berbau busuk
4. menjaga bayi agar tetap hangat dengan
cara menyelimuti bayi dengan kain
kering dan bersih
1. Ibu telah mengetahui
keadaan bayinya.
2. ibu bersedia untuk tetap
memberikan ASI kepada
bayinya.
3. ibu mengerti tanda –tanda
bahaya pada bayi dan akan
segera membawa ke tenaga
kesehatan jika bayi ibu
mengalami tanda-tanda di
atas
4. bayi telah diselimuti
dengan kain bersih dan
kering.
14
April
2015
09.00
wib
DS:
ibu mengatakan
tali pusat nya
Sudah kering
DO:
tali pusat sudah
kering
K/U:baik
Dx:
By:Ny D cukup
bulan sesuai
massa
kehamilan usia
5 hari.
Ds:
ibu mengatakan
tali pusat nya
Tidak ada Tidak ada 1. Beritahu
kondisi Bayi
Baru Lahir
saat ini
2. Evaluasi
apakah ibu
menyusui
1. Memberitahu ibu keadaan bayinya saat
ini dalam keadaan baik- baik saja
2. mengevaluasi apakah ibu menyusui
bayinya dengan benar
1. ibu mengerti tentang
keadaan bayinya
2. Ibu sudah bisa menyusui
dengan benar
51
N:130x/M
RR:44x/M
T:36,5
Sudah kering
Do:
tali pusat sudah
kering
K/U:baik
N:130x/M
RR:44x/M
T:36,5
Masalah: Tidak ada
Kebutuhan: Tidak
ada
bayinya
dengan benar.
3. Evaluasi
apakah ibu
sudah bisa
memandikan
bayinya
3. Mengevaluasi apakah ibu sudah bisa
memandikan bayinya dengan sendiri.
3. Ibu sudah memandikan
bayi nya sendiri
15
April
2015
08.00
Wib
Ds:
Ibu mengatakan
bayinya dalam
keadaan baik dan
sehat.
Do :
Tali pusat bayi
sudah puput
N : 135 x/i
R :42 x/i
S : 37,0ºC
Dx:
By:Ny D cukup
bulan sesuai
massa
kehamilan usia
6 hari.
Ds:
Ibu mengatakan
bayinya dalam
keadaan baik dan
sehat.
Do:
Tali pusat bayi
sudah puput
N : 135 x/i
R :42 x/I
S : 37,0ºC
Masalah: Tidak ada
Kebutuhan:
Tidak ada
Tidak ada Tidak ada 1. Beritahu
kondisi
bayinya saat
ini.
2. evaluasi
keadaan tali
pusat bayi.
3. Evaluasi ibu
pemberian asi
esklusif
4. anjurkan ibu
untuk
melakukan
imunisasi
HB0
1. Memberitahu kondisi bayi saat ini
bahwa kondisi bayinya dalam keadaan
baik.
2. mengevaluasi keadaan tali pusat bayi
,tali pusat bayi sudah lepas
3. mengevaluasi apakah ibu tetap
memberikan ASI ekslusif pada bayinya
yaitu selama 6 bulan tanpa memberikan
makanan tambahan apapun terhadap
bayinya.
4. Menganjurkan ibu untuk melakukan
imunisasi HB0 pada bayi untuk
mencegah terjadinya penyakit hepatitis
1. Ibu telah mengetahui
keadaan bayinya.
2. tali pusat terlihat lepas
dan tidak ada tanda-
tanda infeksi
3. ibu bersedia untuk
memberikan asi ekslusif
pada bayinya.
4. Ibu bersedia
mengimunisasi kan bayi
nya sesuai jadwal yang
telah di tentukan
52
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 PENGKAJIAN DATA
Pada pengkajian dilakukan untuk mengumpulkan data dasar tentang keadaan
pasien. Pada kasus ini penulis melakukan pengkajian pada bayi baru lahir yaitu
By. Ny. D usia segera setelah lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan.
Data Subjektif
4.1.1 Identitas bayi
4.1.1.1. Umur
a) Menurut tinjauan teori
Umur pasien sebaiknya didapat dari tanggal lahir, yang dapat
di tanyakan atau pun dilihat dari kartu menuju sehat atau
kartu pemeriksaan kesehatan lainnya. Apabila tanggal lahir
tidak diketahui dengan pasti, maka ia dapat diperkirakan
dengan menghubungkannya dengan suatu peristiwa yang
umum diketahui, misalnya hari raya (idul fitri, natal, hari
proklamasi dan sebagainya). Kecuali untuk kepentingan
identitas, umur perlu diketahui mengingat periode usia anak
(periode neonatus, bayi, prasekolah, balita, sekolah, akil
balik) mempunyai kekhasannya sendiri dalam morbiditas dan
mortalitas.Usia anak juga diperlukan untuk menginterprestasi
apakah data pemeriksaan klinis anak tersebut normal sesuai
dengan umumnya (Matondang et all, 2009 : 5)
53
b) Menurut tinjauan kasus
Dari tinjauan kasus tersebutkan By NyD berusia 0 hari
c) Pembahasan
Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan karna By Ny.D berusia 0 hari termasuk dalam
kategori neonatus
4.1.2 Identitas ibu
4.1.2.1 Umur
a. Menurut tinjauan teori
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti
kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang,
mental dan psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari
35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa
nifas
b. Menurut tinjauan kasus
Dari tinjauan kasus tersebutkan Ny. D berusia 18 tahun
c. Pembahasan
Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus terdapat kesenjangan
karena pada kasus ini Ny D berusia 18 tahun termasuk dalam
faktor resiko kehamilan yang dapat membahayakan baik ibu
maupun bayi.
4.1.2.1 Pendidikan
a. Tinjauan Teori
54
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui
sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat
memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya
(Ambarwati dan Wulandari, 2010; hal 131-132)
b. Tinjauan Kasus
Pendidikan ibu SD
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena ibu cepat memahami bahasa dan nasehat
bidan yang telah diberikan pada ibu
4.1.2.2 Pernafasan
a. Menurut Tinjauan Teori
Pernafasan bayi baru lahir normal 30-60 kali permenit, tanpa
retraksi dada dan tanpa suara merintih pada fase ekspirasi
b. Menurut Tinjauan Kasus
Pada saat pengkajian bayi Ny D menagis kuat
c. Pembahasan
Tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus dikarenakan pada
saat pengkajian frekuensi pernafasan pada bayi sesuai dengan
teori dan bayi tidak mengalami gangguan pernafasan.
4.1.2.3 Kulit
a. Menurut tinjauan teori
Bayi baru lahir aterm kelihatan lebih pucat dibanding bayi
55
preterm karena kulit lebih tebal
b. Menurut tinjauan kasus
Pada saat pengkajian terhadap bayi Ny. D kulit tidak ada
kelainan dan kulit bayi berwarna merah.
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena pada saat pengkajian kulit bayi tidak ada
kelainan dan berwarna kemerahan ini menandai bahwa bayi
dalam kedaan sehat.
4.1.2.4 Kesadaran
a. Menurut tinjauan teori
Rentang normal tingkat kesadaran BBL adalah mulai dari diam
hingga sadar penuh dan dapat ditenangkan jika rewel. Bayi
dapat dibangunkan jika diam atau sedang tidur kehamilan
(Muslihatun 2010,h:252-253)
b. Menurut tinjauan kasus
Dari hasil pengkajian terhadap by. Ny D tonus otot aktif dan baik
c. Pembahasan
Bersadarkan tinjauan teori dan kasus tidak ada kesenjangan
karena saat bayi rewel dapat ditenangkan dan tonus otot aktif
sesuai dengan teori.
56
4.2 Diagnosa Masalah dan Kebutuhan
4.2.2 Diagnosa
4.2.2.1 Menurut tinjauan teori
Diagnosa kebidanan merupakan diagnosis yang ditegakkan
bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar
nomenklatur diagnosis kebidanan (soepardan 2007, h:99)
4.2.2.2 Menurut tinjauan kasus
Pada bayi Ny. D didapatkan diagnosa kebidanan yaitu by. Ny D
lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan segera setelah lahir.
DS: ibu mengatakan saat melahirkan usia kandungannya 38
minggu 3, sekarang hari pertama setelah ibu melahirkan dan ibu
mengatakan belum tahu tentang cara perawatan tali pusat yang
baik dan benar.
DO: keadaan bayi dalam masa gestasi 38 minggu 3 hari, Lahir
tanggal 10 APRIL2015 BB 3000 gram, tali pusat masih terlihat
basah, tidak ada kelaianan.
4.2.2.3 Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan pada kasus ini diagnosa yang ditegakkan pada
kasus By ny. D ini sesuai dengan data subjektif: ibu mengatakan
saat melahirkan usia kandungannya 38 minggu 3, sekarang hari
pertama setelah ibu melahirkan dan ibu mengatakan belum tahu
tentang cara perawatan tali pusat yang baik dan benar dan data
57
objektif:keadaan bayi dalam masa gestasi 38 minggu 3 hari,
lahir tanggal 10 APRIL 2015 BB 3000 gram, Tali pusat masih
terlihat basah, tidak ada kelaianan.
4.2.3 Masalah
4.2.3.1 Menurut tinjauan teori
Masalah adalah permasalahan yang muncul berdasarkan
pernyataan pasien ( ambarwati & wulandari 2008, h:142)
4.2.3.2 Menurut tinjauan kasus
Tidak terdapat masalah pada pengkajian
4.2.3.3 Pembahasan
Tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan teori dan kasus
karena pada kasus ini tidak ditemukannya masalah yang
menyertai diagnosis.
4.2.4 Kebutuhan
4.2.4.1 Menurut tinjauan teori
Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien
berdasarkan keadaan dan masalah ( sulistyawati & nugraheny
2010,h: 229)
4.2.4.2 Menurut tinjauan kasus
Melakukan asuhan bayi baru lahir pada bayi nyD tersebut
4.2.4.3 Pembahasan
Tidak ditemukan kesenjangan karena kebutuhan yang diberikan
pada bayi sesuai dengan kebutuhan pada bayi.
58
4.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
4.3.2 Menurut tinjauan teori
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin terjadi
berdasarkan masalah atau diagnosa yang sudah teridentifikasi.
4.3.3 Menurut tinjauan kasus
Pada kasus ini tidak muncul masalah potensial karena tidak ada tanda
tanda adanya infeksi tali pusat.
4.3.4 Pembahasan
Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori tidak terdapat
kesenjangan karena menurut teori antisipasi masalah adalah masalah
potensial yang mungkin akan terjadi.
4.4 Tindakan Segera Atau Kolaborasi
4.4.2 Menurut tinjauan teori
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter atau
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi bayi. Misalnya bila bayi
tidak bernafas dalam 30 detik, segera cari bantuan dan mulailah
langkah-langkah resusitasi pada bayi tersebut (rukiyah & yulianti 2012,
h: 16-17)
4.4.3 Menurut tinjauan kasus
Pada kasus ini tidak diperlukan adanya penanganannya segera atau
berkolaborasi dengan dokter karena kondisi bayi baik dan normal.
59
4.4.4 Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena tidak ada hal yang perlu dikonsultasikan atau
ditangani oleh tenaga kesehatan lainnya dikarenakan kondisi bayibaik
dan normal.
4.5 Merencanaankan Asuhan Kebidanan
4.5.1 Menurut Tinjauan Teori
Pada langkah ini di rencanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan
langkah sebelumnya semua perencanaan yang dibuat harus berdasarkan
pertimbangan yang tepat meliputi pengetahuan, teori yang up to
date,perawatan berdasarkan bukti (evidence based care), serta di
validasikan dengan asumsi mengenai apa yang di inginkan dan tidak di
inginkan oleh pasien. Dalam menyusun perencanaan sebaiknya pasien
dilibatkan,karena pada akhirnya penggambilan keputusan dalam
melaksanakan suatu rencana asuhan harus di setujui oleh pasien
(sulistyawati 2012 h;196)
Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh pada bayi baru lahir
umumnya sebagai berikut :
4.5.1.1 Penilaian bayi
4.5.1.2 Keringkan bayi
4.5.1.3 Lakukan pemotongan tali pusat
4.5.1.4 Mengikat tali pusat
4.5.1.5 Ganti handuk bayi dan jaga kehangatan
60
4.5.1.6 Lakukan IMD
4.5.1.7 Berikan salep mata
4.5.1.8 Berikan vit K
4.5.1.9 Ukur antropometri
4.5.1.10 Ajarkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi
4.5.2 Menurut Tinjauan Kasus
Pada kasus ini telah direncanakan asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir terhadap bayi Ny. D,
Pada tanggal 10april 2015
4.5.2.1 Penilaian bayi
4.5.2.2 Keringkan bayi
4.5.2.3 Lakukan pemotongan tali pusat
4.5.2.4 Mengikat tali pusat
4.5.2.5 Ganti handuk bayi dan jaga kehangatan
4.5.2.6 Lakukan IMD
4.5.2.7 Berikan salep mata
4.5.2.8 Berikan vit K
4.5.2.9 Ukur antropometri
4.5.2.10 Ajarkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi
4.5.3 Pembahasan
Dari tinjauan teori dan kasus tidak terjadi kesenjangan karena
perencanaan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan By. Ny. D
61
4.6 Implementasi Asuhan
4.6.1 Menurut Tinjauan Teori
Melaksanakan rencana asuhan pada bayi baru lahir secara efisien dan
aman
4.6.2 Menurut Tinjauan kasus
Pada kasus ini penulis telah melaksanakan seluruh asuhan sesuai
dengan rencana yang telah disusun
Tanggal 10 April 2015
1. Mengeringkan tubuh bayi dengan mengunakan kain bersih dimulai
dari kepala dan bagian tubuh lainya.
2. Melakukan jepit potong tali pusat dengan klem 3 cm dari pusat, lalu
mengurut tali pusat 2 cm dari klem pertama, lalu memotong tali
pusat. Mengikat tali pusat dengan jarak ± 1 cm dari umbilicus
dengan simpul mati.
3. Melakukan IMD pada bayi, dengan bayi tengkurap di dada agar
terjadi sentuhan kulit ibu dan bayi selama 1 jam.
4. Melakukan pemeriksaan antropometri seperti BB: 3000 gram, PB:
50 cm, LK: 35 cm, LD:33 cm, LILA: 11 cm.
5. Mencegah perdarahan pada bayi dengan memberikan vit K Neo-k
dengan dosis 0,5 ml, di suntikan secara IM dip aha kiri.
6. Memberi salep mata tetracycline dari luar ke dalam dengan dosis 1%
untuk mencegah infeksi pada mata.
7. Melakukan pemeriksaan fisik secara head toe to.
62
8. Melakukan rawat gabung antara bayi dan ibu dengan cara
menyatukan ibu dengan bayinya dalam satu ruangan dan tidak di
pisahkan selama 24 jam.
9. Menjaga kehangatan bayi dengan cara mengganti popok agar tetap
kering
4.6.3 Pembahasan
Dari tinjauan teori dan kasus tidak terjadi kesenjangan karena
pelakasanaan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan By. Ny. D.
4.7 Evaluasi
4.7.1 Menurut Tinjauan Teori
Melakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan, apakah bener-bener telah
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan bayi baru lahir sebagaimana telah
diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah
( rukiyah & yulianti, 2012 ,h:17-18)
4.7.2 Menurut Tinjauan kasus
Pada kasus bayi Ny D setelah dilakukan penatalaksanaan perawatan
tali pusatdan didapatkan hasil tali pusat puput pada hari ke enam
dengan keadaan kering.
Tanggal 10 April 2015
1. Tubuh bayi telah di keringkan
2. Pemotongan tali pusat telah dilakukan dan tali pusat sudah terikat.
63
3. IMD telah di lakukan selama 1 jam
4. Pemeriksaan antropometri sudah di lakukan
5. Vit K sudah di berikan
6. Salep mata telah diberikan
7. Pemeriksaan telah dilakukan, dengan hasil : kepala simetris, tidak
ada caput succedaneum dan cepal haematoma, muka tidak ada
sindrom down, mata simetris, konjungtiva merah muda dan sclera
putih, leher tidak ada kelainan, dada simetris, tidak ada kelainan,
nafas 48x/m, abdomen tali pusat tidak ada perdarahan dan masih
basah , genetalia perempuan, labia mayor menutupi minor, anus
berlubang, ekstremitas lengkap.
8. Rawat gabung telah di lakukan
9. Bayi dalam keadaan hangat
4.7.3 Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan karena
tali pusat puput hari ke enam sedangkan menurut teori puput tali pusat
pada hari ke 5-7 hal ini didapatkan hasil kesimpulan dikarenakan ibu
selalu menjaga kebersihan tali pusat
64
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir umur 1-6 hari dengan
Perawatan Tali Pusat di Bps Nurhasanah Amd.Keb Bandar Lampung tahun
2015. Maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
5.1.1 Dalam kasus ini penulis telah melakukan pengumpulan Data dasar
pada bayi baru lahir dengan perawatan tali pusat terhadap by Ny. D
segera setelah lahir dengan perawatan tali pusat, yaitu :
DS: ibu mengatakan baru saja melahirkan pada tanggal 10 april 2015
usia kehamilan 38 minggu 3 hari
DO: Bayi terlihat warna kulit kemerahan dan tonus otot aktif.
5.1.2 Dalam kasus ini penulis dapat menentukan diagnosa, masalah,
kebutuhan bayi baru lahir yaitu terhadap By. Ny. D segera setelah
lahir dengan perawatan tali pusat di BPS Nurhasanah Bandar
Lampung.
5.1.3 Dalam kasus ini penulis tidak menemukan masalah potensial terhadap
By. Ny. D
5.1.4 Dalam kasus ini penulis tidak melakukan antisipasi masalah potensial
terhadap By. Ny. D karena bayi dalam keadaan sehat
5.1.5 Dalam kasus ini penulis dapat melakukan perencanaan asuhan
kebidanan terhadap By. Ny. D segera setelah lahir dengan perawatan
64
65
tali pusat sesuai dengan teori yang ada, yaitu Ajarkan tentang
perawatan tali pusat.
5.1.6 Dalam kasus ini penulis dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada
By. Ny. D segera setelah lahir dengan perawatan tali pusat sesuai
rencana yang telah di lakukan.
5.1.7 Dalam kasus ini penulis telah melakukan evaluasi terhadap bayi baru
lahir yaitu By. Ny. D dan tali pusat puput pada hari ke-6.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan saran
sebagai berikut :
5.2.1 Bagi Institusi Pendidikan
Penulis mengharapkan study kasus ini sebagai bahan informasi dan
salah satu rahan referensi yang penting dalam mendukung
pembelajaran mahasiswi dan untuk pembanding dalam pembuatan
study kasus berikutnya.
5.2.2 Bagi lahan praktik
Penulis mengharapkan dengan adanya study kasus ini dapat
bermanfaat bagi lahan praktek dalam memberikan penyuluhan dan
informasi atau masukan dalam meningkatkan pelayanan khususnya
tentangperawatan tali pusat yang baik dan benar
5.2.3 Bagi masyarakat/orang tua bayi
Diharapkan masyarakat/orang tua dapat pengetahuan tentang perawatan
tali pusat dengan baik dan benar sehingga dapat mengaplikasikan pada
66
bayi nya.
5.2.4 Bagi Penulis berikutnya
Diharapkan pada penulis selanjutnya untuk lebih meningkatkan
pengetahuan agar dalam pemberian asuhan pada perawatan tali pusat
bisa lebih baik.
67
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Eny Ratna, & Wulandari Diah.2008 .Asuhan Kebidanan Nifas.
Yogyakarta: Nuha Medika
Dewi, Vivian NanyLia.2010. Asuhan kebidanan neonatus. Jakarta :Salemba
Medika
Dewi, Vivian Nany Lia & Sunarsih, Tri.2011. Asuhan kebidanan pada ibu nifas
.Jakarta :Salemba Medika
Jitowiyono, Sugeng & Kristiyanasari, Weni. 2011. Asuhan Keperawatan
Neonatusdan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika
Maryunani, anik dan Nuhayati . 2009 . Asuhan Kegawatdaruratan dan Penyakit
Pada neonatus . Jakarta : Trans Info Media
Matondang, Corry S, et all. 2009. Diangnosa Fisik Pada Anak. Jakarta : CV
Sagung Seto
Muslihatun,WafiNur.2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitra
Maya
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
RINEKA CIPTA
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
RINEKA CIPTA
Profil Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2012
Ronald H.S. 2011. Pedoman Perawatan Balita. Bandung : CV Nuansa Aulia
Rukiyah, Ai yeyeh &Yulianti Lia. 2012. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita.
Jakarta : Trans Info Media
Soepardan, 2007.Konsep Kebidanan. Jakarta. EGC
Sodikin. 2009.Buku Saku Perawatan Tali Pusat .Jakarta: EGC
Sofyan, Mustika, et all. 2009. Bidan menyonsong masa depan. Jakarta: 50 tahun
IBI
Sulistyawati, Ari & Nugraheny, Esti. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.
Jakarta: Salemba Medika
68
Sulistyawati, Ari . 2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:
Salemba Medika
Yulifah, Rita &Yuswanto, Tri Johan Agus. 2011. Asuhan Kebidanan Komunitas.
Jakarta: Salemba Medika
DOKUMENTASI
Gambar 1.1
(Melakukan perawatan tali pusat)
Gambar 1.1
(Melakukan perawatan tali pusat)
69
70
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Tali Pusat
Sub Topik : Perawatan Tali Pusat
Hari/Tanggal : Jumat, 10 April 2015
Waktu : 30 Menit
Tempat : Rumah Pasien
Pengorganisasian : Penyuluh/Pembicara : Restika oki lamorim
Dosen pengampu : Elsinta Apriyani S.ST
Peserta/Sasaran : Ibu yang memiliki bayi
Karakteristik : Ibu yang memiliki bayi baru lahir
Jumlah : 1 orang
Tujuan Umum : Setelah mengikuti pertemuan ini, ibu mengerti tentang
perawatan tali pusat
Tujuan Khusus : Pada akhir pertemuan ibu dapat:
1. Menjelaskan pengertian perawatan tali pusat.
2. Menjelaskan manfaat dari perawatan tali pusat
3. Menjelaskan akibat dari perawatan tali pusat yang
salah
4. Menjelaskan cara perawatan tali pusat yang benar
Materi : (Terlampir)
1. Perawatan tali pusat
2. Manfaat perawatan tali pusat
3. Akibat dari perawatan tali pusat yang salah
4. Cara perawatan tali pusat
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Media : Leaflet
Kegiatan :
No.
Tahap
Kegiatan
Estimasi
Waktu
Kegiatan
Penyuluh
Kegiatan Peserta Penyuluhan
1. Pembukaan 5 menit 1. Membuka
pertemuan
dengan
mengucapkan
salam
2. Perkenalan
3. Menjelaskan
tujuan umum
1. Ibu Menjawab salam
2. Ibu Memperhatikan penyuluhan
3. Ibu Memperhatikan penyuluhan
71
dan khusus
pertemuan kali
ini
4. Menyampaikan
kontrak waktu
yang akan
digunakan dan
mendiskusikann
ya dengan
peserta pada
pertemuan kali
ini
5. Memberikan
sedikit
gambaran
mengenai
informasi yang
akan
disampaikan
pada hari ini
4. Ibu Memperhatikan dan berdiskusi
dalam penyuluhan
5. Ibu Memperhatikan penyuluhan
2. Proses 20 menit Menyampaikan
materi penyuluhan
mengenai :
1. Perawatan tali
pusat
2. Manfaat
perawatan tali
pusat
3. Akibat dari
perawatan tali
pusat yang
salah
4. Cara perawatan
tali pusat
1. Peserta Memperhatikan
penyuluhan
3. Tanya
Jawab
12 menit 1. Memberikan
kesempatan
pada peserta
penyuluhan
untuk bertanya
materi yang
belum
dimengerti
2. Mengklarifikasi
atas pertanyaan
1. Peserta bertanya materi yang
belum dimengerti
2. Peserta Memperhatikan
72
peserta
3. Memberikan
soal secara lisan
kepada peserta
penyuluhan
3. Menjawab pertanyaan yang
diberikan
4. Kesimpulan 5 Menit 1. Menyimpulkan
materi
penyuluhan
yang telah
dilaksanakan.
1. Peserta Memperhatikan
penyuluhan
5. Penutup 3 menit 1. Penyuluh
mengucapkan
terima kasih
atas segala
perhatian
peserta
2. Mengucapkan
salam penutup
1. Peserta Memperhatikan
penyuluhan
2. Peserta Menjawab salam
Evaluasi
Dengan menggunakan pertanyaan yang diberikan pada ibu untuk mengetahui
respon yang telah diberikan.
Pertanyaan
1. Apa pengertian perawatan tali pusat ?
2. Apa manfaat Perawatan tali pusat
3. Bagaimana cara perawatan tali pusat
Dengan pertanyaan diatas untuk mengetahui respon yang telah diberikan
pada ibu dengan menjawab pertanyaan yang diberikan kepada ibu
.
Lampiran Materi
Pengertian Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat adalah tindakan sederhana untuk menjaga agar daerah
sekitar tali pusat tetap kering seta tali pusat tidak lembap dengan harus
memperhatikan prinsip-prinsip seperti mencuci tangan menggunakan air bersih
dan sabun agar tidak terjadi infeksi.
73
Manfaat Perawatan tali pusat
Upaya untuk mencegah infeksi tali pusat sesunguhnya merupakan
tindakan sederhana, yang penting adalah tali pusat dan dan daerah sekitar tali
pusat selalu bersih dan kering, dan selalu mencuci tangan dengan air bersih dan
menggunakan sabun sebelum merawat tali pusat.
Sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk meneliti bahan yang
digunakan untuk merawat tali pusat. Perawatan tali pusat secara medis
menggunakan bahan antiseptik. Dore (1998) membuktikan adanya perbedaan
antara perawatan tali pusat yang menggunakan alkohol adalah 9,8 hari dan alami
kering 8,16 hari. Penelitian ini merekomendasikan untuk tidak melanjutkan
penggunaaan alkohol dalam merawat tali pusat bayi baru lahir.
Perawatan tali pusat yang benar dapat memberikan manfaat mempercepat
puputnya tali pusat dan mencegah terjadinya infeksi.
Perlu diperhatikan, khususnya untuk negara-negara beriklim tropis,
penggunaan alkohol populer dan tebukti efektif. Selain itu di daerah panas,
alkohol mudah menguap dan terjadi penurunan efektivitas. Bedak antiseptik dapat
kehilangan efektifitasnya, terutama bila dalam suasana kelembapan tinggi.
Antiseptik perlu dijaga agar tetap dalam keadaan suasana dingin dan kering atau
dalam suhu ruangan. Penggunaan bahan antiseptik dapat mengakibatkan infeksi,
kecuali bila tetap dalam suasanaa dingin dan kering. Juga tidak ada bukti yang
kuat tentang penggunaan alkohol, selain relatif mahal juga sulit untuk
mendapatkan bahan yang berkualitas. Oleh karena itu dianjurkan agar ibu nifas
membiarkan luka tali pusat mengering sendiri.
Akibat dari perawatan tali pusat yang salah
Perawatan tali pusat yang salah dapat mengakibatkan beberapa gangguan
kesehatan pada bayi, diantaranya tetanus neonatorum dan omfalitis.
Tetanus neonatorum adalah suatu penyakit pada neonatus yang disebabkan
oleh spora Clostridium Tetani yang masuk melalui tali pusat. Tetanus ini dapat
terjadi akibat perawatan atau tindakan yang memenuhi syarat kebersihan.
Misalnya, pemotongan tali pusat dengan menggunakan bambu atau gunting yang
tidak steril, atau setelah tali pusat dipotong dibubuhi abu, tanah , minyak, daun-
daunan, dan sebagainya. Tali pusat mempunyai resiko besar untuk terkontaminasi
oleh Clostridium tetani pada tiga hari pertama kehidupan.
Tetanus anak biasanya dimulai setelah terjadi luka tusuk yang dalam,
misalnya luka akibat tertusuk paku, pecahan kaca, kaleng, atau luka tembak. Luka
tersebut menimbulkan keadaan anaerob yang ideal sebagai media tempat
hidupnya spora Clostridium tersebut. Seangkan pada tetanus neonatorum dimulai
74
dari pemotongan atau perawatan talipusat yang tidak memperhatikan prinsip
sterilitas alat yang digunakan saat merawat talipusat.
Anamnesis sangat spesifik yaitu bayi tiba-tiba panas dan tidak mau
menetek atau tidak dapat menyusu karena trismus. Gejala yang jelas adalah mulut
mencucu seperti mulut ikan, mudah dan sering kejang diserati sianosis, suhu
meningkat, kuduk kaku, sampai opistotonus.
Omfalitis tanda dan gejala adanya infeksi pada talipusat adalah tali pusat
basah atau lengket yang disertai bau tidak sedap. Penyebab infeksi ini adalah
stafilokokus, streptokokus, atau bakteri gram negatif.
Bila infeksi tidak segera diobati ketika tanda-tanda infeksi dini ditemukan,
akan terjadi penyebaran ke daerah sekitar tali pusat yang akan menyebabkan
kemerahan dan bengkak pada daerah tali pusat. Pada keadaan lebih lanjut infeksi
dapat menyebar ke bagian dalam tubuh di sepanjang vena umbilikus dan akan
mengakibatkan trombosis vena porta, abses hepar, dan septikemia.
Cara Perawatan Tali Pusat
1. Jangan membungkus pusat atau mengoleskan bahan atau ramuan apapun
ke puntung tali pusat
2. Jaga kebersihan tali pusat jangan gunakan alkohol atau betadine cukup
bersihkan dengan air bersih dan kassa steril.
3. Memperhatikan popok di are puntung tali pusat
4. Jika puntung tali pusat kotor, cuci secara hati-hati dengan air matang.
Keringkan secara seksama dengan kain bersih.
5. Jika pusa tmenjadi merah atau mengeluarkan nanan atau darah, harus
segera bawa bayi kefasilitas yang mampu memberikan perawatan bayi
secara lengkap
Kesimpulan
Perawatan tali pusat merupakan suatu tindakan membersihkan daerah sekitar tali
pusat agar selalu bersih dan kering, sebelum melakukan tindakan sebaiknya harus
cuci tangan dengan air bersih.
Saran
1. Di anjurkan pada ibu sebelum membersihkan tali pusat untuk mencuci
tangan
2. Ibu tidak di perbolehkan memberikan alkohol dan betadine pada tali pusat
bayi
3. Tali pusat tidak boleh di berikan ramu-ramuan atau obat-obatan
75
Evaluasi
Dengan menggunakan pertanyaan yang diberikan pada ibu untuk mengetahui
respon yang telah diberikan.
Jenis : Tanya Jawab
Bentuk : Lisan
Jumlah : 2 soal
Pertanyaan : 1. Apakah manfaat perawatan tali pusat ?
2. Bagaimana cara perawatan tali pusat ?
76
DAFTAR PUSTAKA
Sodikin. 2009. Buku Saku Perawatan Tali Pusat. Jakarta: EGC
52
53
54
52

More Related Content

What's hot (20)

Kti tia desta andriani
Kti tia desta andrianiKti tia desta andriani
Kti tia desta andriani
 
Kti
KtiKti
Kti
 
Kti reni yunila sari
Kti reni yunila sariKti reni yunila sari
Kti reni yunila sari
 
Kti nailul khoiriyah
Kti nailul khoiriyahKti nailul khoiriyah
Kti nailul khoiriyah
 
Kti amalia febriyani
Kti amalia febriyaniKti amalia febriyani
Kti amalia febriyani
 
Kti dinita yulis nurinayati
Kti dinita yulis nurinayatiKti dinita yulis nurinayati
Kti dinita yulis nurinayati
 
Kti anissa dwi jayanti
Kti anissa dwi jayantiKti anissa dwi jayanti
Kti anissa dwi jayanti
 
Resti fiks fdf
Resti fiks fdfResti fiks fdf
Resti fiks fdf
 
Kti ayu safitri
Kti ayu safitriKti ayu safitri
Kti ayu safitri
 
Kti ika
Kti ikaKti ika
Kti ika
 
Kti
KtiKti
Kti
 
Kati siti munarsih
Kati siti munarsihKati siti munarsih
Kati siti munarsih
 
Kti iis
Kti iisKti iis
Kti iis
 
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata rahaKarya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
 
Kti fertika
Kti fertikaKti fertika
Kti fertika
 
Kti
KtiKti
Kti
 
Kti istik analiza
Kti istik analizaKti istik analiza
Kti istik analiza
 
Kti meli sasmita
Kti meli sasmitaKti meli sasmita
Kti meli sasmita
 
Kti reni sapitria
Kti reni sapitriaKti reni sapitria
Kti reni sapitria
 
Kti tri wahyuni
Kti tri wahyuniKti tri wahyuni
Kti tri wahyuni
 

Similar to Kti restika oki lamorim (20)

Kti geta anggawa
Kti  geta anggawaKti  geta anggawa
Kti geta anggawa
 
Kti suci nala
Kti suci nalaKti suci nala
Kti suci nala
 
Kti ni made rika
Kti ni made rikaKti ni made rika
Kti ni made rika
 
Husnul
HusnulHusnul
Husnul
 
Kti popy
Kti popyKti popy
Kti popy
 
Kti hesti kirana
Kti hesti kiranaKti hesti kirana
Kti hesti kirana
 
Kti rizky febrimaissita ramadhan
Kti rizky febrimaissita ramadhanKti rizky febrimaissita ramadhan
Kti rizky febrimaissita ramadhan
 
Kti desak gede apna
Kti desak gede apnaKti desak gede apna
Kti desak gede apna
 
Anshella citra angelita
Anshella citra angelitaAnshella citra angelita
Anshella citra angelita
 
Kti dewi purnama sari
Kti dewi purnama sariKti dewi purnama sari
Kti dewi purnama sari
 
Kti dewi purnama sari
Kti dewi purnama sariKti dewi purnama sari
Kti dewi purnama sari
 
Kti melisa purnama sari
Kti melisa purnama sariKti melisa purnama sari
Kti melisa purnama sari
 
Kti risa yulia listyani
Kti risa yulia listyaniKti risa yulia listyani
Kti risa yulia listyani
 
Kti setiawati
Kti setiawatiKti setiawati
Kti setiawati
 
Kti bella citra andara
Kti bella citra andaraKti bella citra andara
Kti bella citra andara
 
Kti ruli desta
Kti ruli destaKti ruli desta
Kti ruli desta
 
Pratiwi
PratiwiPratiwi
Pratiwi
 
Kti Ruli Desta
Kti Ruli DestaKti Ruli Desta
Kti Ruli Desta
 
Kti ruli desta
Kti ruli destaKti ruli desta
Kti ruli desta
 
Kti ayu safitri
Kti ayu safitriKti ayu safitri
Kti ayu safitri
 

Recently uploaded

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 

Recently uploaded (20)

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 

Kti restika oki lamorim

  • 1. ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGARA SETELAH LAHIR TERHADAP BAYI NY. D DENGAN PERAWATAN TALI PUSAT DI BPS NURHASANAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH Oleh : NAMA : RESTIKA OKI LAMORIM NIM : 201207114 AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 i
  • 2. 2 ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR TERHADAP BAYI NY. D DENGAN PERAWATAN TALI PUSAT DI BPS NURHASANAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH Oleh : NAMA : RESTIKA OKI LAMORIM NIM : 201207114 AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 ii
  • 3. 3 LEMBAR PENGESAHAN Diterima dan disetujui untuk dijadikan dan dipertahankan di depan Tim Penguji dalam Ujian Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan Adila Hari : Kamis Tanggal : 9 Juli 2015 Penguji I Penguji II Nesia Catur Hutami, S.ST. M.Kes Vivin Supinah, S.ST NIK. 0114028902 NIK. 111011048 Direktur Akbid Adila Bandar Lampung dr. Wazni Adila, MPH NIK. 2011041008 iii
  • 4. 4 CURICULUM VITAE Nama : Restika Oki Lamorim Nim : 201207114 Tempat/Tanggal Lahir : Lubuk Rukam, 10 Oktober 1993 Agama : Islam Alamat : Ds. Lubuk rukam , kec. Peninjauan, kab. OKU Institusi : Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung Angkatan : VII (Tujuh) Nama Orang Tua : 1. Ayah : M Yamin T 2. Ibu : Ratna Juwita Riwayat Pendidikan 1. SD Negeri 151 lubuk rukam, Tahun 2005 2. SMP Negeri 06 peninjauan, Tahun 2008 3. SMA Negeri 07 peninjauan, Tahun 2011 4. Penulis Terdaftar Mahasiswa Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung Sejak Tahun 2012 Hingga 2015 iv
  • 5. 5 ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BAYI. NY D DI BPS NURHASANAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 Restika Oki Lamorim, Nesia Catur Hutami, S.ST. M.Kes, Vivin Supinah, S.ST INTISARI Bayi baru lahir atau neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin. Asuhan pada bayi baru lahir salah satunya Perawatan tali pusat. Perawatan tali pusat adalah melakukan pengobatan dan pengikatan tali pusat yang menyebabkan pemisahan fisik ibu dengan bayi, yang memiliki tujuan untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir. Penyebab langsung kematian neonatus adalah infeksi (32%), asfiksia (29%), komplikasi prematuritas (24%), kelainan bawaan (10%), dan lain lain (5%). Tetanus neonatorium adalah suatu penyakit pada neonatus yang disebabkan oleh spora Clostridium tetani yang masuk melalui tali pusat. Tali pusat mempunyai resiko besar untuk terkontaminasi oleh clostridium tetani pada tiga hari pertama kehidupan. Berdasarkan hasil survey maka di rumuskan masalah “Bagaimana Perawatan Tali Pusat pada Bayi Ny. D Di BPS Nurhasanah Bandar Lampung Tahun 2015? ”. Tujuan study kasus diperolehnya pengalaman nyata dan mampu memberikan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Terhadap By. Ny. D dengan perawatan tali pusat Di BPS Nurhasanah Bandar Lampung Tahun 2015 dengan menggunakan tujuh langkah Varney. Sasaran study kasus adalah By. Ny. D dan dilakukan selama lima hari dari tanggal 10 sampai 15 April tahun 2015. Metode study kasus yang digunakan penulisan adalah deskriptif, tekhnik memperoleh data yaitu data primer dan sekunder. Kesimpulan dari studi kasus ini penulis mampu memberikan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir dengan Perawatan Tali Pusat menggunakan tujuh langkah Varney dengan hasil evaluasi tali pusat puput pada hari ke enam dalam keadaan bersih dan tidak ada tanda- tanda infeksi dan tanda bahaya pada bayi. Saran bagi orang tua dapat memperhatikan perawatan tali pusat dengan baik dan benar agar tidak terjadi perdarahan dan infeksi tali pusat. Kata kunci : BBL, dengan perawatan tali pusat Kepustakaan : 17 Buku Referensi (2005-2012) Jumlah halaman : 67 Halaman v
  • 6. 6 MOTTO Ketika masalah datang menghampiri, itu artinya Tuhan menyayangi, bukan membenci. Tuhan hanya menguji keimanan dan kesabaran. Kesalahan terburuk adalah ketika kamu tidak percaya dengan kemampuan dirimu sendiri Setiap org yg datang dlm hidupmu slalu memberi sesuatu untukmu Terkadang kenangan dan terkadang pelajaran. By ; (Restika Oki Lamorim) vi
  • 7. 7 PERSEMBAHAN Alhamdulillahirabbil’alamiin, terima kasih kepada ALLAH SWT yang atas rahmat-Nya yang selalu memberikan kekuatan kepadaku dapat menyelesaikan penyusunan Study kasus ini, dan dibalik penyelesaian tugas ini tidak lupa penulis memberikan persembahan kepada orang-orang yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung 1. Saya persembahkan karya kecil ku ini untuk kedua orang tua ku cinta yang selalu mendo’akan ku, membimbingku, menyekolahkan ku, sampai saat ini, terima kasih atas do’a-do’a mu disetiap sujud mu. 2. Terima kasih kepada keluarga ayunda tercinta, kakak & Adek kembar ku tersayang yang telah memberikan syuport, do’a dan semangat ku selama ini. 3. Terima kasih kepada pembimbing akademik terima kasih atas bimbinganya selama ini yang selalu sabar membimbing penulis yang penuh kekurangan hingga terselesaikan tugas akhir ini 4. Buat sahabat-sahabat baik ku dan temen-temen kamar anyelir yang selalu memberikan motivasi untuk terus belajar menjadi jiwa dan pribadi yang lebih baik dan buat Rekan-rekan Adila khusus nya Tingkat III, tetapi indahnya Kebersamaan ini menjadikannya lebih kuat dan bertahan demi sebuah cita-cita yang besar 5. Almamaterku tercinta Akademi kebidanan ADILA Bandar Lampung sebagai tempat penulis menuntut ilmu selama tiga tahun vii
  • 8. 8 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat dan hidayat nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Terhadap By. Ny. D Dengan Perawatan Tali Pusat Di Bps Nurhasanah Amd Keb Bandar Lampung Tahun 2015” Dalam penyusunan KTI ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. Wasni Adila,MPH selaku Direktur Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung 2. Ninik Masturiyah S.ST M.Kes dan Elsinta Apriyani S.ST selaku Pembimbing dalam Karya Tulis Ilmiah 3. Nesia Catur Hutami, S.ST.M.Kes dan Vivin Supinah,S.ST selaku penguji dalam Karya Tulis Ilmiah 4. Bidan Nurhasanah selaku bidan lahan yang telah memperbolehkan penulis mengambil kasus di BPSnya. 5. Seluruh dosen dan staf Akademi Kebidanan ADILA Bandar Lampung 6. Teman – teman yang telah membantu penulis dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini Dalam karya tulis ilmiah ini, penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Bandar Lampung, Mei 2015 Penulis viii
  • 9. 9 DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ...............................................................................i HALAMAN JUDUL ..................................................................................ii LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................iii CURICULUM VITAE................................................................................iv INTISARI ................................................................................................... v MOTTO .....................................................................................................vi PERSEMBAHAN ......................................................................................vii KATA PENGANTAR.................................................................................viii DAFTAR ISI ..............................................................................................ix DAFTAR TABEL .......................................................................................xi DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah .............................................................................3 1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................3 1.4 Ruang lingkup...................................................................................5 1.5 Manfaat Penelitian.............................................................................5 1.6 Metodelogi dan teknik memperoleh data ...........................................6 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Tinjauan teori medis .........................................................................9 2.2 Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan.....................................................29 2.3 Teori Landasan hukum Kewenangan Bidan ......................................40 BAB III TINJAUAN KASUS 3.1 Pengkajian.........................................................................................42 3.2 Matrik .................................................................................................. 44 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pengkajian Data ................................................................................53 4.2 Diagnosa Masalah dan Kebutuhan ....................................................56 4.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial ....................................58 4.4 Tindakan Segera/Kolaborasi..............................................................59 ix
  • 10. 10 4.5 Perencanaan .....................................................................................60 4.6 Pelaksanaan ......................................................................................61 4.7 Evaluasi.............................................................................................63 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ..........................................................................................65 5.2 Saran ................................................................................................66 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x
  • 11. 11 DAFTAR TABEL Tabel 2.2 Perubahan pola tidur .....................................................................23 Tabel 3.2 Matriks..........................................................................................44 xi
  • 12. 12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Surat izin penelitian Lampiran 2 : Surat Balasan Izin Penelitian Lampiran 3 : Jadwal Penelitian Lampiran 4 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Lampiran 5 : Leaflet Lampiran 6 : Foto Dokumentasi Lampiran 7 : Lembar Konsul xii
  • 13. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyebab kematian bayi baru lahir (Neonatus) yang terbanyak disebabkan oleh kegawatdaruratan dan penyulit pada masa neonatus, seperti bayi berat lahir rendah (BBLR), asfiksia neonatorum, sindrom gawat nafas, hiperbilirubinemia, sepsis neonatorum, trauma lahir, dan kelainan congenital. World Health Organitation (WHO) dalam pernyataan tentang neonatorum dunia tahun 2001 melaporkan bahwa penyebab langsung kematian neonatus adalah infeksi (32%), asfiksia (29%), komplikasi prematuritas (24%), kelainan bawaan (10%), dan lain lain (5%), timbulnya penyulit pada masa neonatus ini sesungguhnya masih dapat dicegah melalui berbagai upaya antara lain melalui perbaikan tingkat kesehatan dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir (neonatus). Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia adalah tertinggi di negara ASEAN berdasarkan survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) angka kematian bayi di Indonesia sekarang adalah 35 bayi per 1000 kelahiran. Bila dirincikan 157.000 bayi meninggal dunia pertahun atau 430 bayi meninggal dunia per hari. Dalam millenium Development Goal (MDGS), Indonesia menargetkan pada tahun 2015 AKB menurun menjadi 17 bayi per 1000 kelahiran (Maryunani & nurhayati, 2009, h:2). Angka kematian bayi (AKB) di Provinsi Lampung berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002 – 2012 trendnya
  • 14. 2 menunjukkan kecenderungan menurun yaitu dari 55 per 1000 Kelahiran Hidup tahun 2002 menjadi 30 per 1000 Kelahiran Hidup tahun 2012. Angka ini bila dibandingkan dengan target dari MDGs tahun 2015 sebesar 23 per 1.000 Kelahiran Hidup maka masih perlu kerja keras untuk mencapainya, Di Kota Bandar Lampung 204 kasus kematian bayi dan 25 kematian anak balita. Kematian bayi terbesar terjadi pada masa bayi perinatal (0-6 hari), diikuti kematian pada masa bayi neonatal (7 – 28 hari) dan masa bayi (>28 hari - < 1 tahun) (Profil Dinas Kesehatan Provinsi dan Kota Bandar Lampung, 2012) Tetanus Neonatorum dan infeksi tali pusat telah menjadi penyebab kesakitan dan kematian secara terus-menerus di berbagai negara. Setiap tahunnya sekitar 500.000 bayi meninggal karena tetanus neonatorum dan 460.000 meninggal akibat infeksi bakteri. Tetanus neonatorum sebagai salah satu penyebab kematian, sebenarnya dapat dengan mudah dihindari dengan perawatan tali pusat yang baik, dan pengetahuan yang memadai tentang cara merawat tali pusat (Sodikin, 2009 h:3) Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir. Penyakit ini disebabkan karena masuknya spora kuman tetanus kedalam tubuh melalui tali pusat baik dari alat yang tidak steril pemakaian obat-obatan, maupun bubuk atau daun-daunan yang ditaburkan ke tali pusat sehingga dapat mengakbatkan infeksi (Ronald H.S, 2011 h:40) Berdasarkan hasil prasurvei di BPS Nurkhasanah Amd Keb dimana didapatkan seorang ibu yang bersalin pada tanggal 10 April 2015, ibu tersebut belum
  • 15. 3 mengetahui cara perawatan tali pusat dengan benar pada, sehingga penulis tertarik untuk mengambil judul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Terhadap By. Ny.D Dengan Perawatan Tali Pusat di BPS Nurhasanah Bandar Lampung Tahun 2015”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah dalam studi kasus ini adalah : “Bagaimanakah Penatalaksanaan Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Ny. D Di BPS Nurkhasanah Amd Keb, Jl.Ikan Bawal no.63 Gudang Lelang Teluk Betung Bandar Lampung tahun 2015. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir dengan Penatalaksanaan Perawatan Tali pusat pada By Ny. D Di BPS Nurkhasanah Amd Keb, Jl.Ikan Bawal no.63 Gudang Lelang Teluk Betung Bandar Lampung 2015, dengan mendekatkan pendekatan manajemen varney. 1.3.2 Tujuan Khusus 1.3.2.1 Penulis dapat melaksanakan pengkajian data terhadap By.Ny D di BPS Nurkhasanah Amd Keb ,Jl.Ikan Bawal no.63 Gudang Lelang Teluk Betung Bandar Lampung dengan penatalaksanaan perawatan tali pusat 1.3.2.2 Penulis dapat menetukan diagnosa dan menganalisis masalah yang telah di kumpulkan dari By.Ny D di BPS Nurkhasanah
  • 16. 4 Amd Keb ,Jl.Ikan Bawal no.63 Gudang Lelang Teluk Betung Bandar Lampung dengan penataksanaan tali pusat 1.3.2.3 Penulis dapat menegakkan diagnosa dan masalah potensial berdasarkan diagnosa yang telah di tentukan pada By.Ny D di BPS Nurkhasanah Amd Keb ,Jl.Ikan Bawal no.63 Gudang Lelang Teluk Betung Bandar Lampung dengan penatalaksanaan tali pusat 1.3.2.4 Penulis dapat melaksanakan tindakan segera berdasarkan kondisi pada By.Ny D di BPS Nurkhasanah Amd Keb ,Jl.Ikan Bawal no.63 Gudang Lelang Teluk Betung Bandar Lampung dengan penatalaksanaan tali pusat 1.3.2.5 Penulis dapat merencanakan asuhan yang menyeluruh pada bayi baru lahir terhadap By. D di BPS Nurkhasanah Amd Keb ,Jl.Ikan Bawal no.63 Gudang Lelang Teluk Betung Bandar Lampung dengan penatalaksanaan tali pusat 1.3.2.6 Penulis dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan secara langsung pada bayi baru lahir terhadap By. D di BPS Nurkhasanah Amd Keb ,Jl.Ikan Bawal no.63 Gudang Lelang Teluk Betung Bandar Lampung dengan penatalaksanaan tali pusat 1.3.2.7 Penulis dapat evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah di berikan pada By.Ny D di BPS Nurkhasanah Amd Keb ,Jl.Ikan Bawal no.63 Gudang Lelang Teluk Betung Bandar Lampung dengan penatalaksanaan perawatan tali pusat.
  • 17. 5 1.4 Ruang lingkup 1.4.1 Sasaran Bayi Ny. D segera setelah lahir dengan kebutuhan perawatan tali pusat 1.4.2 Tempat Di BPS Nurkhasanah Amd Keb, Jl.Ikan Bawal no.63 Gudang Lelang Teluk Betung Bandar Lampung 1.4.3 Waktu Study kasus ini dilaksanakan dari tanggal 10 April 2015 sampai dengan 15 April 2015 1.5 Manfaat penelitian Dengan adanya karya tulis ini diharapkan dapat memberikan suatu manfaat yang berarti kepada 1.5.1 Bagi Institusi pendidikan Dapat dijadikan bahan bacaan dan salah satu sumber informasi bagi mahasiswa dan pendidikan dalam melaksanakan program pendidikan sebagai panduan dan contoh untuk melakukan penelitian 1.5.2 Bagi Lahan Praktek Hasil study kasus ini dapat bermanfaat bagi lahan praktek dalam memberikan penyuluhan dan informasi atau masukan dalam meningkatkan pelayanan khususnya tentang perawatan tali pusat yang baik dan benar. 1.5.3 Bagi Masyarakat/Orang tua Bayi Setelah diberikan asuhan komprehensif selama perawatan Tali pusat pada bayi diharapkan dapat mencegah, mendeteksi dan mengatasi
  • 18. 6 masalah yang terjadi pada bayi dan bagi orang tua dapat memberikan pengetahuan tentang cara perawatan tali pusat yang baik dan benar. 1.5.4 Bagi Penulis Studi kasus ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan penulis tentang cara perawatan Tali pusat pada bayi sesuai dengan standar Asuhan Kebidanan, dan dapat mengaplikasikanya kedalam praktek. 1.6 Metodologi Penelitian dan Teknik Memperoleh Data 1.6.1 Metedologi Penelitian Survey deskriptif dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi didalam suatu populasi tertentu. Pada umumnya survey deskriptif digunakan untuk membuat penilaian terhadap suatu kondisi dan penyelenggaraan suatu program dimasa sekarang, kemudian hasil nya digunakan untuk menyusun perencanaan perbaikan program tersebut. Survey deskriptif juga dapat didefinisikan suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskipsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi didalam masyarakat. Dalam bidang kesehatan masyarakat survai deskriptif digunakan untuk menggambarkan atau memotret masalah kesehatan serta yang terkait dengan kesehatan sekelompok penduduk atau orang yang tertinggal dalam komunitas tertentu. 1.6.1.1 Wawancara Suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara
  • 19. 7 lisan dari seseorang sasaran penelitian (respondens), atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face). Jadi data tersebut diperoleh langsung dari responden melalui suatu pertemuan atau percakapan. Wawancara sebagai pembantu utama dari metode observasi. Gejala-gejala sosial yang tidak dapat terlihat atau diperoleh melalui observasi dapat digali dari wawancara ( Notoatmodjo, 2012 h:35,139) Dalam penulisan studi kasus ini penulis menggunakan tehnik wawancara yaitu : Allo Anamnesis Anamnesis yang dilakukan keluarga pasien untuk memperoleh data tentang pasien. Ini dilakukan pada keadaan darurat ketika pasien tidak memungkinkan lagi untuk memberikan data yang akurat (Sulistyawati, 2012 h:180) a. Studi Dokumenter Adalah semua bentuk sumber informasi ang berhubungan dengan dokumen, baik dokumen-dokumen resmi maupun tidak resmi. Dokumen resmi adalah semua bentuk dokumen baik yang di terbitkan maupun yang tidak di terbitkan , yang ada di bawah tanggung jawab instansi resmi, misalnya laporan, statistik, catatan-catatan di dalam kartu klinik dan sebagainya. Sedangkan dokumen tidak resmi ialah segala
  • 20. 8 bentuk dokumen yang berada atau menjadi tanggung jawab dan wewenang badan atau instansi tidak resmi atau perorangan, seperti biografi, catatan harian dan semacamnya. b. Studi kepustakaan Studi pustaka adalah hal yang sangat penting dalam menunjang latar belakang teoretis dari suatu penelitian, telah kita ketahuan bersama bahwa didalam perpustakaan tersimpan berbagai bahan bacaan dan informasi dari berbagai didisiplin ilmu. Dari buku-buku, laporan-laporan penelitian, majalah ilmiah, jurnal, dan sebagainya kita dapat memperoleh dari berbagai informasi, baik berupa teori-teori, generalisasi, maupun konsep yang telah dikemukakan oleh berbagai ahli (Notoatmojo,2005 hal.62-64)
  • 21. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN TEORI MEDIS 2.1.1 Bayi Baru Lahir 2.1.1.1 Pengertian BBL Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterine. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2500-4000 gram (Dewi, 2010;h.1) Bayi baru lahir normal adalah Bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai apgar >7 dan tanpa cacat bawaan (Rukiyah & yulianti , 2012;h.2) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram (Jitowiyono dan Kristiyanasari2011, h:60) 2.1.1.2Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Ciri-ciri BBL normal sebagai berikut :
  • 22. 10 a. Lahir aterm antara 37-42 minggu. b. Berat badan 2500-4000 gram. c. Panjang badan 48-52 cm. d. Lingkar dada 30-38 cm. e. Lingkar kepala 33-35 cm. f. Lingkar lengan 11-12 cm. g. Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit. h. Pernafasan ± 40-60x/menit. i. Kulit kemerah merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup. j. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna. k. Kuku agak panjang dan lemas l. Nilai APGAR >7. m. Gerak aktif n. Bayi lahir langsung menangis kuat o. Reflek rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada daerah pipi dan daerah mulut)sudah terbentuk dengan baik. p. Reflex sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik. q. Reflex moro (gerakan memeluk bila di kagetkan) sudah terbentuk dengan baik.
  • 23. 11 r. Reflek grasping (menggenggam) sudah baik. s. Genetalia a) Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada scrotum dan penis yang berlubang. b) Pada perempuan kematangan di tandai dengan vagina dan uretra yang berlubang, serta ada nya labia mayora dan minora. t. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluar nya mekonium dalam 24 jam pertama dan berwarna hitan dan kecoklatan (Dewi, 2010;h.2) 2.1.1.3 Asuhan Pada Bayi Baru Lahir Penilaian sekilas setelah bayi lahir Sesaat setelah bayi lahir bidan melakukan penilaian sekilas untuk menilai kesejahteraan bayi secara umum. Aspek yang dinilai adalah warna kulit dan tangisan bayi, jika warna kulit adalah kemerahan dan bayi dapat menangis spontan maka ini sudah cukup untuk dijadikan data awal bahwa dalam kondisi baik (sulistyawati & nugraheny 2010 h:118) 2.1.1.4 Penampilan Pada Bayi Baru Lahir Penampilan pada BBL sebagai berikut: a. Kesadaran dan reaksi terhadap sekeliling, perlu dikurangi rangsangan terhadap reaksi terhadap rayuan, rangsangan sakit, atau suara keras yang mengejutkan atau suara mainan.
  • 24. 12 b. Keaktifan, Bayi normal melakukan gerakan-gerakan tangan yang simetris pada waktu bangun. c. Simetris, apakah secara keseluruhan badan seimbang d. Kepala : apakah terlihat simetris. e. Muka wajah, bayi tampak ekspresi. f. Mata : perhatikan kesimetrisan antara mata kanan dan kiri. g. Mulu: Penampilannya harus simetris, mulut tidak mencucu seperti mulut ikan, tidak ada tanda-tanda kebiruan pada mulut bayi. h. Leher, dada, abdomen: melihat adanya cedera akibat persalinan, perhatikan ada tidaknya kelainan pada pernapasan bayi, karena bayi biasanya bayi masih ada pernapasan perut. i. Punggung: Adanya benjolan atau tumor atautulang punggung dengan lekukan yang kurang sempurna j. Kulit dan kuku: Dalam keadaan normal kulit berwarna kemerahan. k. Kelancaran menghisap dan pencernaan. Harus diperhatikan tinja dan kemih diharapkan keluar dalam 24 jam pertama l. Refleks: refleks rooting, bayi menoleh ke arah benda yang menyentuh pipi, Refleks isap, terjadi apabila terdapat benda menyentuh bibir, yang disertai refleks menelan, Refleks morro ialah timbulnya pergerakan tangan yang simetris seperti merangkul apabila kepala tiba-tiba digerakan; Refleks
  • 25. 13 mengeluarkan lidah terjadi apabila diletakan benda di dalam mulut, yang sering ditafsirkan bayi menolak makanan/ minuman. 2.1.1.5 Asuhan Kebidanan Pada BBL Normal a. Cara memotong tali pusat 1. Menjepit tali dengan klem dengan jarak 3cm dari pusat, lalu mengurut tali pusat kearah ibu dan memasang klem ke-2 dengan jarak 2cm dari klem. 2. Memegang tali pusat di antara 2 klem dengan menggunakan tangan kiri (jari tangan melindungi tubuh bayi) lalu memotong tali pusat di antara 2 klem. 3. Mengikat tali pusat dengan jarak ±1cm dari umbilikus dengan simpul mati lalu mengikat balik tali pusat dengan simpul mati. Untuk kedua kalinya bungkus dengan kassa steril, lepaskan klem pada tali pusat, lalu memasukkannya dalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5%. 4. Membungkus bayi dengan kain bersih dan memberikannya kepada ibu b. Mempertahankan suhu tubuh BBL dan mencegah hipertermia 1. Mengeringkan tubuh bayi segera setelah lahir Kondisi bayi lahir dengan tubuh basah karena air ketuban atau aliran udara melalui jendela / pintu terbuka akan mempercepat terjadinya penguapan yang akan
  • 26. 14 mengakibatkan bayi lebih cepat kehilangan suhu tubuh. Hal ini akan mengakibatkan serangan dingin (cold stress) yang merupakan gejala awal hipotermia. Bayi kedinginan biasanya tidak memperlihatkan gejala menggigil oleh karena kontrol suhunya belum sempurna 2. Untuk mencegah terjadinya hipotermia, bayi yang baru lahir harus segera dikeringkan dan dibungkus dengan kain kering kemudian diletakkan telungkup diatas dada ibu untuk mendapatkan kehangatan dari dekapan ibu. 3. Menunda memandikan bayi baru lahir sampai tubuh bayi stabil. Pada bayi baru lahir cukup bulan dengan berat badan lebih dari 2.500 gram dan menanggis kuat biasa dimandikan ± 24 jam setelah kelahiran dengan tetap mengunakan air hangat. Pada bayi baru lahir beresiko yang berat badan kurang dari 2.500 gram atau keadaannya sangat lemah sebaiknya jangan dimandikan sampai suhu tubuhnya stabil dan mampu mengisap asi dengan baik. 5. Menghindari kehilangan panas pada bayi baru lahir. Ada empat cara yang membuat bayi kehilangan panas yaitu melalui radiasi, evaporasi, konduksi, konveksi. (dewi 2010, h:3-4 ) c. Inisiasi menyusu dini Untuk mempererat ikatan batin antara ibu dan bayi, setelah di
  • 27. 15 lahirkan sebaiknya bayi langsung di letakakan di dada ibunya sebelum bayi di bersihkan, sentuhan kulit dengan kulit mampu menghadirkan efek psikologis yang dalam di antara ibu dan anak d. Pemberian ASI Rangsangan isapan bayi pada puting akan diteruskan oleh serabut syaraf ke hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin. Dimana hormon inilah yang akan memacu payudara untuk menghasilkan ASI. Pada hari-hari pertama kelahiran bayi, apabila penghisapan puting susu cukup adekuat maka dihasilkan secara bertahap menghasilkan 10- 100 cc ASI. Produksi ASI akan optimal setelah sehari 10-14 usia bayi. Bayi sehat akan mengkonsumsi ASI 700-800 cc ASI per hari (kisaran 600-1000 cc) untuk tumbuh kembang bayi. Produksi ASI mulai menurun (500-700 cc) setelah 6 bulan pertama dan menjadi 400-600 cc pada 6 bulan kedua. Produksi ASI menjadi 300-500 cc pada tahun kedua usia anak (Rukiyah & yulianti, 2012 h:7, 12) e. Posisi dan Perlekatan Menyusui Beberapa langkah – langkah menyusui yang benar adalah sebagi berikut : 1. Cuci tangan yang bersih dengn sabun, perah sedikit ASI
  • 28. 16 dan oleskan di sekitar putting dan berbaring dengan santai. 2. Ibu harus mencari posisi nyaman, biasanya duduk tegak di tempat tidur/ kasur ibu harus merasa rileks. 3. Lengan ibu menopang kepala, leher, dan seluruh badan bayi (kepala dan tubuh berada dalam garis lurus ), muka bayi menghadap ke payudara ibu, hidung bayi di depan putting susu ibu. Posisi bayi harus sedemikian rupa sehingga perut bayi menghadap perut ibu. Bayi seharusnya berbaring miring dengan seluruh tubuhnya menghadap ibu. Kepalanya harus sejajar dengan tubuhnya, tidak melengkung kebelakang/ menyamping, telinga, bahu, dan panggul bayi berada dalam satu garis lurus. 4. Ibu mendekatkan bayi ke tubuhnya (muka bayi ke payudara ibu) dan mengamati bayi yang siap menyusu: membuka mulut, bergerak mencari dan menoleh. Bayi harus berada dekat dengan payudara ibu. Ibu tidak harus mencondongkan badan dan bayi tidak merenggangkan lehernya untuk mencapai putting susu ibu 5. Ibu menyentuhkan putting susunya kebibir bayi, menunggu hingga mulut bayi terbuka lebar kemudian mengarahkan mulut bayi ke putting susu ibu hingga bibir bayi dapat menangkap putting susu tersebut. Ibu memegang payudara dengan satu tangan dengan cara
  • 29. 17 meletakan empat jari di bawah payudara dan ibu jari di atas payudara. Ibu jari dan telunjuk harus membentuk huruf “C” semua jari ibu tidak boleh terlalu dekat dengan areola. 6. Pastikan bahwa sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi. Dagu rapat ke payudara ibu dan hidungnya meyetuh bagian atas payudara. Bibir bawah bayi melengkung keluar 7. Bayi diletakan menghadap ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi harus lurus, hadapkan bayi ke dada ibu sehingga hidung bayi berhadapan dengan putting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyentuh bibir bayi ke putting susunya dan menunggu sampai mulut bayi membuka lebar. 8. Jika bayi sudah selesai menyusui, ibu mengeluarkan putting dari mulut bayi dengan cara memasukan kelingking ibu diantara mulut dan payudara. 9. Menyendawakan bayi dengan menyandarkan bayi di pundak atau menelungkupkan bayi melintang kemudian menepuk - nepuk punggung bayi (Dewi & sunarsih 2011 h:31-34) d. Cara Pencegahan Infeksi Berikut adalah beberapa cara untuk melakukan pencegahan infeksi
  • 30. 18 1. Cuci tangan dengan sabun dan air atau gunakan cairan pembersih tangan berbasis alkohol,pada saat sebelum dan sesudah merawat bayi, sesudah melepas sarung tangan, dan sesudah memegang instrument atau barang yang kotor 2. Beri petunjuk pada ibu dan anggota keluarga lainnya untuk cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi 3. Basahi kedua tangan dengan mencuci tangan selama 10-15 detik dengan sabun dan air mengalir, dan keringkan dengan handuk pribadi 4. Membersihkan tangan dengan cairan alcohol yang dibuat dari 2 ml gliserin dan 100 ml alkohol 60%. Caranya basahilah seluruh permukaan tangan dan jari dengan cairan pembersih tangan dan basuh atau gosok cairan ke tangan sampai kering 5. Gunakan alat-alat perlindungan pribadi (Dewi 2010, h:16) f. Pemberian vitamin K1 Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin k1 injeksi 1 mg lintramuskuler dipaha kiri sesegera mungkin untuk mencegah perdarahan pada bayi baru lahir akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir. g. Pemberian imunisasi Hepatitis B Berikan imunisasi hepatitis B regimen tunggal sebanyak 3 kali,
  • 31. 19 pada usia 0 bulan (segera setelah lahir), usia 1 bulan, usia 6 bulan; atau pemberian regimen kombinasi sebanyak 4 kali, pada usia 0 bulan, usia 2 bulan( DPT + Hep B), usia 3 bulan, usia 4 bulan Pemberian Imunisasi Hepatitis B (Rukiyah & yulianti, 2012 h:14) 2.1.1.6Asuhan Neonatus diRumah Pemberian asuhan neonatus dirumah dilakukan melalui kunjungan bersama dengan kunjungan pada ibu. Kunjungan neonatus ( KN) dilakukan sejak bayi usia satu hari sampai usia 28 hari, kunjungan pertama (KN 1) dilakukan pada hari pertama hingga ke-7 setelah bayi dilahirkan, sedangkan kunjungan kedua ( KN 2) dilakukan pada hari ke 8 hingga ke 28. Adapun tujuan dari kunjungan neonatus, yaitu melakukan pemeriksaan ulang pada bayi baru lahir Kunjungan Neonatal pertama (KN 1) Kunjungan neonates pertama dilakukan pada hari pertama sampai ke-7 setelah kelahiran. Kunjungan dimulai dengan wawancara singkat dengan ibu atau ayah tentang: a. Riwayat maternal, riwayat kelahiran dan perawatan neonatus segera setelah lahiran. b. Observasi orang tua dan lakukan wawancara tentang penyesuaian keluarga. c. Kaji riwayat interval bayi baru lahir:pemberian makan,
  • 32. 20 kewaspadaan, menanggis, dan juga masalah pada usus (intestinal), kantong kemih, serta masalah lainnya. d. Berikan penyuluhan dan pedoman antisipasi. e. Jadwalkan kunjungan dalam 6-8 minggu untuk imunisasi dan chek up lebih lanjut a) Tanda-tanda bayi sehat diantaranya: - Bayi lahir segera menangis - Seluruh tubuh bayi kemerahan - Bayi bergerak aktif - Bayi bisa menghisap puting susu dengan kuat - Berat lahir 2.500 gram / lebih - Setiap bulan berat badan anak bertambah mengikuti pita hijau pada kms - Perkembangan dan kepandaian anak bertambah sesuai usia - Anak jarang sakit, gembira, ceria, aktif, lincah dan cerdas b) Tanda bayi sakit berat: - Tidak mau menyusu - Lesu atau memperlihatkan perilaku yang luar biasa - Bayi belum defekasi selama 48 jam - Bayi tidak berkemih dalam 24 jam pertama - Suhu bayi di bawah 360 C atau diatas 370 C
  • 33. 21 - Bagian putih mata bayi menjadi kuning dan warna kulit tampak kuning coklat atau persik - Kejang - Kaki dan tangan teraba dingin atau bayi demam - Badan bayi kuning - Tali pusat basah dan berbau - Gerakan kedua lengan dan kaki lemah - Berat badan tidak naik - Pada KMS garis pertumbuhan turun, datar, pindah kepita warna di bawahnya atau bawah garis merah (BGM)(Yulifah& yuswanto 2011, h: 93-95) 2.1.1.7Rencana asuhan bayi usia 2-6 hari Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam asuhan pada bayi, yaitu sebagai berikut: a. Minum Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi. ASI diketahui mengandung banyak zat gizi yang paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, baik kualitas maupun kuantitasnya. Berikan asi sesering mungkin sesuai dengankeinginan ibu (jika payudara sudah penuh) atau sesuai kebutuhan bayi, yaitu setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam), bergantian antara payudara kiri dan kanan. berikan asi saja (asi eksklusif) sampai bayi berusia 6 bulan.
  • 34. 22 Selanjutnya pemberianASI diberikan hingga anak berusia 2 tahun, dengan penambahan makanan lunak atau padat yang disebut makanan pendamping ASI (MPASI).Banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari ASI.Tidak saja dalam keuntungan pertumbuhan dan perkembangan bayi, tetapi juga hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi yang akan memberikan dukungan sangat besar terhadap terjadinya proses pembentukan emosi positif pada anak, dan berbagai keuntungan bagi ibu. b. Defekasi(BAB) Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama minggu pertama dan jumlah paling banyak adalah antara hari ketiga dan keenam.Feses transisi (kecil-kecil berwarna coklat sampai hijau karena adanya mekonium) dikeluarkan sejak hari ketiga sampai keenam. Bayi beru lahir yang diberi makan lebih awal akan lebih cepat mengeluarkan feses dari pada mereka yang diberi makan kemudian. Feses dari bayi yang menyusu dengan asi akan berbeda dengan bayi yang menyusu dengan susu botol. Feses dari bayi asi lebih lunak, berwarna kuning emas, dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit. c. Berkemih(BAK) Fungsi ginjal bayi masih belum sempurna selama dua tahun pertama kehidupan nya.Biasanya terdapat urine dalam jumlah
  • 35. 23 yang kecil pada kandung kemih bayi saat lahir, tetapi ada kemungkinan urine tersebut tidak dikeluarkan selama 12-24 jam. berkemih sering terjadi pada periode ini dengan frekuensi 6-10 kali sehari dengan warna urine yang pucat. d. Tidur Dalam 2 minggu pertama setelah lahir bayi normalnya sering tidur bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama 16 jam sehari. Pada umumnya bayi terbangun sampai malam hari pada usia 3 bulan. Sebaiknya ibu selalu menyediakan selimut dan ruangan yang hangat, serta memastikan bayi tidak terlalu panas atau terlalu dingin. Jumlah waktu tidur bayi akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi, pola ini dapat terlihat pada tabel berikut: Tabel 2.2 perubahan pola tidur Usia Lama tidur 1 minggu 16,5 jam 1 tahun 14 jam 2 tahun 13 jam 5 tahun 11 jam 9 tahun 10 jam e. Kebersihan kulit Kebersihan kulit bayi benar-benar dijaga walaupun mandi dengan membasahi seluruh tubuh tidak harus dilakukan
  • 36. 24 setiap hari,tetapi bagian-bagian seperti muka, bokong, dan tali pusat perlu dibersihkan secara teratur sebaik nya orang tua maupun orang lain yang ingin memegang bayi diharuskan untuk mencuci tangan terlebih dahulu (dewi 2010 h: 27-29) Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya 6 jam setelah lahir. Sebelum dimandikan periksa bahwa suhu tubuh bayi stabil (suhu aksila antara 36,5 0 C – 37,5 0 C), jika suhu tubuh bayi masih dibawah batas normal maka selimuti tubuh bayi dengan longgar, tutupi bagian kepala, tempatkan bersama dengan ibunya (skin to skin), tunda memandikan bayi sampai suhu tubuhnya stabil dalam waktu 1 jam. Tunda juga untuk memandikan bayi jika mengalami gangguan pernafasan. Ruangan untuk memandikan bayi harus hangat dan tidak ada tiupan angin. Mandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat. Setelah bayi dimandikan, segera keringkan dan selimuti kembali bayi, kemudin berikan kepada ibunya untuk disusui dengan ASI. Memandikan harian pada bayi dilakukan, harus di ruangan yang hangat, bebas dari hembusan angin langsung dan tergantung kondisi udara jangan memandikan bayi langsung saat bayi baru bangun tidur, karena sebelum adanya aktifitas dan pembakaranenergy di khawatirkan terjadi hipotermi dan
  • 37. 25 bayi masih kedinginan, prinsip memandikan bayi adalah: cepat dan hati – hati, lembut, pada saat memandikan usahakan membasahi bagian – bagian tubuh tidak langsung sekaligus: 1. Bagian kepala: lap bayi dengan waslap lembut, tidak usah dengan sabun, kemudian lap dengan handuk, lalu basahi kapala bayi dengan air kemudian pakaikan shampoo kalau rambut kotor, kemudian di bilas lalu keringkan dengan handuk. 2. Bagian tubuh: buka pembungkus bayi, pakaian dan popok, kalau bayi BAB, bersihkan terlebih dahulu, kemudian lab tubuh bayi dengan cepat dan lembut memakai walap yang telah di beri air dan sabun mulai dari leher, dada, perut, punggung, kaki dengan cepat, kemudian angkat tubuh bayi dan celupkan kebak mandi yang telah di isi air dengan hangat ± 37 derajat celcius. 3. Angkat tubuh bayi lalu keringkan dengan handuk, pakaikan minyak telon pada dada, perut dan punggung, jangan pakaikan bedak, lalu pakaikan baju, kemudian bayi di bungkus agar hangat dan dekapkan ketubuh ibu ( Rukiyah&yulianti 2012 h:72) f. Keamanan Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menjaga keamanan bayi adalah dengan tetap menjaganya, jangan sekalipun meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu.Selain itu juga perlu dihindari untuk memberikan apapun kemulut bayi
  • 38. 26 selain ASI, karena bayi bisa tersedak dan jangan mengunakan alat penghangat buatan ditempat tidur bayi. 2.1.1.8 Penyuluhan pada ibu dan keluarga sebelum bayi pulang a. Perawatan tali pusat Banyak terdapat tentang cara terbaik untuk merawat tali pusat. Telah dilaksanakan beberapa uji klinis untuk membandingkan cara perawatan tali pusat agartidak terjadi peningkatan infeksi, yaitu dengan membiarkan luka tali pusat terbuka dan membersihkan luka hanya dengan air bersih. Negara-negara yang beriklim tropis perlu mewaspadai penggunaan alkohol yang dahulu populer dan terbukti efektif untuk membersihkan tali pusat, karena sesungguhnya alkohol akan mudah menguap didaerah panas dan dengan demikian efektifnya akan menurun. b. Pemberian asi c. Jaga kehangatan bayi Berikan bayi kepada ibunya secepat mungkin. Kontak antara ibu dengan kulit bayi sangat penting dalam rangka menghangatkan serta mempertahankan panas tubuh bayi. Gantilah handuk / kain jika basah dengan kain yang kering dan bungkus bayi tersebut dengan selimut, serta jangan lupa untuk memastikan kepala bayi telah terlindungi dengan baik untuk mencegah kehilangan panas. Apabila suhu bayi kurang
  • 39. 27 dari 36,50 C, segera hangatkan bayi dengan teknik metode kanguru. Perawatan metode kanguru adalah perawatan untuk bayi prematur dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu. Metode ini sangat tepat dan mudah dilakukan guna mendukung kesehatan dan keselamatan bayi yang lahir prematur maupun yang aterm. Kehangatan tubuh ibu merupakan sumber panas yang efektif.. Hal ini terjadi bila ada kontak langsung antara kulit ibu dengan kulit bayi. Prinsip ini dikenal sebagai skin to skin kontak atau metode kanguru. Perawatan dengan metode kanguru merupakan cara efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu kehangatan, keselamatan, kasih sayang, ASI, perlindungan dari infeksi, dan stimulasi. d. Tanda-tanda bahaya jika muncul tanda- tanda bahaya, ajarkan ibu untuk: 1. Memberikan pertolongan pertama sesuai kemampuan ibu yang sesuai kebutuhan sampai bayi memperoleh perawatan medis lanjutan. 2. Membawa bayi ke RS atau klinik terdekat untuk perawatan tindakan segera. e. Imunisasi Imunisasi adalah suatu cara memproduksi imunitas aktif buatan untuk melindungi diri melawan penyakit tertentu
  • 40. 28 dengan cara memasukan suatu zat ke dalam tubuh melalui penyuntikan atau secara oral. f. Perawatan harian/rutin g. Pencegahan infeksi dan kecelakaan (Dewi,2010;h:29-31) 2.1.2 Perawatan Tali Pusat Perawatan tali pusat harus selalu kering dan bersih.Tali pusat merupakan tempat koloni bakteri,pintu masuk kuman dan bisa terjadi infeksi lokal. Perlu perawatan tali pusat sejak manejemen aktif kala III pada saaat menolong kelahiran bayi. Sisa tali pusat harus di pertahankan dalam keadaan terbuka dan ditutupi kain bersih secara longgar (Muslihatun,2010;h.45) 2.1.3 Waktu puputnya tali pusat Perawatan tali pusat yang baik dan bener akan menimbulkan dampak positif yaitu tali pusat akan “ puput “ pada hari ke 5 sampai hari ke 7 tanpa adanya komplikasi. Sedangkan dampak negatif dari perawatan tali pusat yang tidak benar adalah bayi akan mengalami penyakit tetanus neonaturum dan dapat mengakibatkan kematian ( Ronald, 2011 h: 40 ) 2.1.4 Pencegahan infeksi Pencegahan infeksi merupakan bagian terpenting dari setiap komponen perawatan bayi baru lahir yang sangat rentan terhadap infeksi karena system imunitasnya yang masih belum sempurna.
  • 41. 29 a. Kewaspadaan Pencegahan Infeksi Sebaiknya ibu atau siapa pun yang kontak dengan bayi harus memiliki kewaspadaan akan terjadinya penularan infeksi. Kewaspadaan tersebut dapat dibangun melalui hal-hal beriku: 1. Anggaplah setiap orang yang kontak dengan bayi berpotensi menularkan infeksi. 2. Cuci tangan atau gunakan cairan cuci tangan dengan basis alkohol sebelum dan sesudah merawat bayi. 3. Gunakan sarung tangan bila melakukan tindakan. 4. Gunakan pakaian pelindung, seperti celemek atau gaun lainnya bila diperkirakan akan terjadi kontak dengan darah dan cairan tubuh lainnya. 5. Bersihkan dan bila perlu lakukan desinfeksi peralatan serta barang yang digunakan sebelum daur ulang. 6. Bersihkan ruang perawatan pasien secara rutin. 7. Letakkan bayi yang mungkin dapat terkontaminasi lingkungan, misalnya bayi dengan diare yang terinfeksi di dalam ruangan khusus (Dewi 2010, h:16) 2.2 TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN 2.2.1 Pengertian Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang di gunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, serta keterampilan dalam
  • 42. 30 rangkaian/tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang berfokus pada pasien. Menejemen kebidanan terdiri dari tujuh langkah yang berurutan, diawali dengan pengumpulan data sampai dengan evaluasi (sulistyawati 2012 h;179) 2.2.2 Langkah dalam manajemen kebidanan menurut Varney Manajemen Asuhan Kebidanan menurut Varney terdiri dari 7 langkah, yaitu: 2.2.2.1 Pengumpulan Data Dasar Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi (data) yang akurat dan lengkap dari semua yang berkaitan dengan kondisi klien ( soepardan 2007,h: 97) I. Pengkajian Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Pengumpulan data dilakukan melalui anamnesis. Anamnesis adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data tentang pasien melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan. Anamnesis dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu sebagai berikut: a) Allo anamnesis adalah anamnesis yang dilakukan kepada keluarga pasien untuk memperoleh data tentang pasien. Ini dilakukan pada keadaan darurat ketika pasien tidak memungkinkan lagi untuk memberikan data yang akurat.
  • 43. 31 (Sulistyawati, 2012; h. 180) 1. Identitas Bayi a.Nama Identitas dimulai dengan nama pasien, yang harus jelas dan lengkap: nama depan, nama tengah (bila ada), nama keluarga dan nama panggilan akrabnya b.Umur Umur pasien sebaiknya didapat dari tanggal lahir, yang dapat ditanyakan ataupun dilihat dari kartu menuju sehat atau kartu pemeriksaan kesehatan lainnya. Apabila tanggal lahir tidak diketahui dengan pasti, maka ia dapat diperkirakan dengan menghubungkannya dengan suatu peristiwa yang umum diketahui, misalnya hari raya (idul fitri, natal, hari proklamasi dan sebagainya). Kecuali untuk kepentingan identitas, umur perlu diketahui mengingat periode usia anak (periode neonatus, bayi, prasekolah, balita, sekolah, akil balik) mempunyai kekhasannya sendiri dalam morbiditas dan mortalitas. Usia anak juga diperlukan untuk menginterprestasi apakah data pemeriksaan klinis anak tersebut normal sesuai dengan umumnya c.Jenis kelamin Jenis kelamin pasien sangat diperlukan, Selain untuk
  • 44. 32 identitas juga untuk penilaian data pemeriksaan klinis, misalnya nilai-nilai baku, insidens seks, penyakit- penyakit terangkai seks(sex-linked) (Matondang et all, 2009 : 5) 2. Biodata Orang Tua a. Nama Selain sebagai identitas, upayakan agar bidan memanggil dengan nama panggilan sehingga hubungan komunikasi antara bidan dan pasien menjadi lebih akrab (Sulistyawati& nugraheny,2010;hal 220) b. Umur Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap.Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas. (Ambarwati & Wulandari, 2010; hal 131) c. Agama Sebagai dasar bidan daam memberikan dukungan mental dan spiritual terhadap pasien dan keluargasebelum dan pada saat persalinan (Sulistyawati & nugraheny, 2010;hal 221)
  • 45. 33 d. Pendidikan Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauhmana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya (Ambarwati & Wulandari, 2010; hal 132) e. Suku/ bangsa Data ini berhubungan dengan sosial budaya yang dianut oleh pasien dan keluarga yang berkaitan dengan persalinan f. Pekerjaan Data ini menggambarkan tingat sosial ekonomi, pola sosialisasi, dan data pendukung dalam menentukan pola komunikasi yang akan dipilih selama asuhan g. Alamat Selain sebagai data mengenai distribusi lokasi pasien, data ini juga memberi gambaran mengenai jarak dan waktu yang ditempuh pasien menuju lokasi persalinan. Ini mungkin berkaitan dengan keluhan terakhir, atau tanda persalinan yang disampaikan dengan patokan saat terakhir sebelum berangkat kelokasi persalinan ( sulistyawati & nugraheny 2010, h:221)
  • 46. 34 3. Pengkajian Data Melakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan bayi baru lahir. a. Pengkajian Segera Setelah Lahir Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan dalam uterus ke kehidupan luar uterus, yaitu dengan penilaian APGAR, meliputi appearence (warna kulit), pulse (denyut jantung), grimace (refleks atau respon terhadap rangsang), activity (tonus otot), and respiratory effort(usaha bernafas). Pengkajian sudah dimulai sejak kepala tampak dengan diameter besar di vulva (crowning) b. Pengkajian Keadaan Fisik Setelah pengkajian segera setelah lahir, untuk memastikan bayi dalam keadaan normal atau mengalami penyimpangan Data Objektif bayi baru lahir yang harus dikumpulkan antara lain: 1 Pemeriksaan Umum a. Pernafasan Pernafasan bayi baru lahir normal 30-60 kali permenit, tanpa retraksi dada dan tanpa suara merintih pada fase
  • 47. 35 ekspirasi b. Suhu Aksila 36,50 C sampai 37,50 C c. Warna kulit Bayi baru lahir aterm kelihatan lebih pucat dibanding bayi preterm karena kulit lebih tebal d. Denyut jantung Denyut jantung bayi baru lahir normal antara 100-160 kali permenit, tetapi dianggap masih normal jika diatas 160 kali permenit dalam jangka waktu pendek, beberapa kali dalam satu hari selama beberapa hari pertama kehidupan,terutama bila bayi mengalami disstres. Jika ragu, ulangi perhitungan denyut jantung e. Tonus otot / tingkat kesadaran Rentang normal tingkat kesadaran BBL adalah mulai dari diam hingga sadar penuh dan dapat ditenangkan jika rewel. Bayi dapat dibangunkan jika diam atau sedang tidur f. Postur dan gerakan Postur normal BBL dalam keadaan istirahat adalah kepalan tangan longgar, dengan lengan, panggul dan lutut semi fleksi g. Tali pusat Tali pusat normal berawarna putih kebiruan pada hari
  • 48. 36 pertama, mulai kering dan mengkerut/mengecil h. Ekstremitas Periksa posisi gerakan reaksi bayi bila ekstremitas disentuh dan pembengkakan 2 Pemeriksaan Fisik (Head to toe) a. Kepala Ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil, sutura, moulase, caput succedaneum, cephal haematoma, hidrosefalus, rambut meliputi: jumlah warna dan adanya lanugo pada bahu dan punggung b. Muka Tanda-tanda paralisis c. Mata Ukuran, bentuk ( strabismus, pelebaran epicanthus) dan kesimetrisan, kekeruhan kornea, katarak kongenital, trauma, keluar nanah, bengkak pada kelopak mata, perdarahan subkonjungtiva d. Telinga Jumlah, bentuk, posisi, kesimetrisan letak dihubungkan dengan mata dan kepala serta adanya gangguan pendengaran e. Hidung Bentuk dan lebar hidung, pola pernapasan, kebersihan.
  • 49. 37 f. Mulut Bentuk simetris/tidak, mukosa mulut kering/ basah, lidah, palatum, bercak putih pada gusi, refleks menghisap, adakah labio palatoschisis, trush, sianosis g. Leher Bentuk simetris/tidak, adakah pembengkakan dan benjolan, kelainan tiroid, hemangioma, tanda abnormalitas kromosom dan lain-lain h. Dada Bentuk dan kelainan bentuk dada, putting susu, gangguan pernafasan, auskultasi bunyi jantung dan pernafasaan i. Abdomen Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, perdarahan tali pusat,jumlah pembuluh darah pada tali pusat, dinding perut dan adanya benjolan, distensi, gastroskisis, omfalokel, bentuk simetris/ tidak, palpasi hati, ginjal j. Genetalia Kelamin laki laki: panjang penis, testis sudah turun berada dalam skrotum, orifisium, uretra di ujung penis, kelainan (fimosis, hispopadia / epispadia). Kelamin perempuan: labia mayora dan labia minora, klitoris,
  • 50. 38 orifisium vagina, orifisium uretra, sekret dan lain-lain k. Anus Berlubang/ tidak, posisi, fungsi spinter ani, adanya atresia ani, meconium plug syndrome, megacolon l. Reflek Berkedip, Babinski, merangkak, menari/ melangkah, ekstruksi, galant’s, moro’s, neck righting, palmar grasp, rooting, starle, menghisap, tonic neck m.Antopometri BB, PB, LK, LD,LP, LILA ( muslihatun, 2010, h, 33-34, 252-253) 2.2.2.2 Diagnosa, masalah dan kebutuhan Melakukan identifikasisecara benar terhadap diagnosa, masalah dan kebutuhan bayi baru lahir berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan (rukiyah &yulianti, 2012, h:16) 1. Diagnosa kebidanan diagnosis yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosis kebidanan (soepardan 2007, h:99) 2. Masalah Masalah adalahpermasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien ( ambarwati & wulandari 2008, h:142) 3. Kebutuhan
  • 51. 39 Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien berdasarkan keadaan dan masalah ( sulistyawati & nugraheny 2010,h: 229) 2.2.2.3 Mengidentifikasi Diagnosa dan Potensial Masalah Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin terjadi berdasarkan masalah atau diagnosa yang sudah teridentifikasi. 2.2.2.4 Identifikasi Tindakan Segera Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter atau untukdikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi bayi. Misalnya bila bayi tidak bernafas dalam 30 detik, segera cari bantuan dan mulailah langkah-langkah resusitasi pada bayi tersebut 2.2.2.5 Merencanaankan Asuhan Kebidanan Merencanakan asuhan yang menyeluruh yang rasional dan sesuai dengan temuan dari langkah sebelumnya, umumnya sebagai berikut : a. Penilaian bayi b. Keringkan bayi c. Lakukan pemotongan tali pusat d. Mengikat tali pusat
  • 52. 40 e. Ganti handuk bayi dan jaga kehangatan f. Lakukan IMD g. Berikan salep mata h. Berikan vit K i. Ukur antropometri j. Ajarkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi 2.2.2.6 Implementasi Asuhan Melaksanakan rencana asuhan pada bayi baru lahir secara efisien dan aman 2.2.2.7 Evaluasi Melakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan, apakah bener- bener telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan bayi baru lahir sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah ( rukiyah & yulianti, 2012 ,h:16-18) 2.3. LANDASAN HUKUM KEWENANGAN BIDAN Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 900/MENKES/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktek Bidan. Pasal 16 Pelayanan kebidanan kepada anak meliputi : a. Pemeriksaan bayi baru lahir
  • 53. 41 b. Perawatan tali pusat c. Perawatan bayi d. Resusitasi pada bayi baru lahir e. Pemantauan tumbuh kembang anak f. Pemberian imunisasi g. Pemberian penyuluhan (Sofyan et all, 2009, h: 166,172)
  • 54. 42 BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR TERHADAP BAYI. NY D DENGAN PERAWATAN TALI PUSAT DI BPS NURHASANAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 3.1 PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF 1. Identitas bayi Nama : Bayi Ny D Jenis kelamin : perempuan Tempat /Tanggal Lahir/Pukul : BPS Nurhasanah Amd.Keb, 10 April 2015, 06.00 wib 2. Biodata penanggung jawab (orang tua) Ibu Ayah Nama : Ny D : Tn Y Umur : 18 Tahun : 23Tahun Agama : Islam : Islam Suku/Bangsa : Jawa : Jawa Pendidikan : SD : SD Pekerjaan : IRT : Nelayan Alamat : Jl.madu , Gudang Lelang ,Teluk Betung 1. Riwayat Kesehatan a. Riwayat kesehatan sekarang
  • 55. 43 Ibu mengatakan tidak sedang dalam keadaan sakit. b. Riwayat kesehatan yang lalu Ibu mengatakan dulu tidak memiliki riwayat penyakit yang menahun dan menular. c. Riwayat kesehatan keluarga Ibu mengatakan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit yang menahun dan menular. 2. Riwayat kehamilan Kesehatan selama hamil :Selama hamil ibu tidak pernah mengalami komplikasi. Kesehatan janin : Sehat Frekuensi ANC : ± 7 kali Pola nutrisi :Ibu mengatakan makan – makanan yang bergizi seimbang, dan teratur pada saat hamil, dan ibu minum susu selama hamil. Perilaku kesehatan :Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi jamu – jamuan dan rokok.
  • 56. 44 Imunisasi TT : TT1 dan TT2 A. Data Objektif Kedaan umum : Baik Penilain sekilas setelah bayi lahir Pernafasan : Spontan, Menangis kuat Warna kulit : Kemerahan
  • 57. 45 Tabel 3.2 MATRIK Hari/ Tgl Pengkajian Interpretasi Data (Diagnosa,Masala h, Kebutuhan Dx Potensial/ Masalah Potensial Antisipasi/ Tindakan Segera Intervensi Implementasi Evaluasi 10 April 2015,0 6.00 wib Ds: 1.Ibu mengatakan usia kehamilanya 38 minggu 3 hari. 2. Ibu mengatakan baru melahirkan anak pertamanya pada tgl 10 april 2015. 3. Ibu mengatakan ini kelahiran anak pertamanya dan belum pernah melahirkan sebelumnya. 4. Ibu mengatakan masih takut untuk melakukan perawatan pada bayinya Do: R : 48 x/m S : 36,8ºC BB : 3000 gram Dx: bayi Ny D cukup bulan sesuai massa kehamilan usia 1 hari DS: - Ibu megatakan usia kehamilan nya 38 minggu 3 hari - Ibu mengatakan baru melahirkan anak pertamanya pada tgl 10 april 2015. - Ibu mengatakan ini kelahiran anak pertamanya dan belum pernah melahirkan sebelumnya. - Ibu mengatakan masih takut untuk melakukan perawatan pada bayinya R : 48 x/m S : 36,8ºC Tidak ada Tidak ada 1. Keringkan bayi. 2. Lakukan jepit potong tali pusat. 3. Lakukan IMD. 1. Mengeringkan tubuh bayi dengan menggunakan kain bersih dimualai dari kepala dan bagian tubuh lainya. 2. Melakukan jepit potong tali pusat : a. Menjepit tali pusat dengan klem 3 cm dari pusat, lalu mengurut tali pusat kearah ibu dengan memsang klem ke 2 dengan jarak 2 cm dari klem pertama. b. Memegang tali pusat diantara 2 klem dengan menggunakan tangan kiri (jari tengah melindungi tubuh) lalu memotong tali pusat. c. Mengikat tali pusat dengan jarak ± 1 cm dari umbilicus dengan simpul mati lalu mengikat tali pusat dengan simpul mati. Untuk kedua kalinya bungkus dengan kassa steril, lepaska klem pada tali pusat, lalu memasukan kedalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5 %. 3. Melakukan IMD pada bayi, dengan bayi tengkurap di dada agar terjadi sentuhan kulit ibu dan bayi. Anjurkan ibu memberikn sentuhan kepada bayi, agar bayi merangsang mendekati putting susu, lalu biarkan bayi mencari putting susu, lakukan proses IMD selama 1 jam. 1. Tubuh bayi telah di keringkan. 2. Pemotongan tali pusat telah di lakukan dan tali pusat sudah terikat. 3. IMD telah dilakukan selama 1 jam.
  • 58. 46 PB : 50 cm Keadaan tali pusat dalam keadaan baik, puntung tali pusat masih dalam keadaan basah. BB : 3000 gram PB : 50 cm Keadaan tali pusat dalam keadaan baik, puntung tali pusat masih dalam keadaan basah. Masalah: tidak ada Kebutuhan: Asuhan bayi baru lahir 4. Lakukan pemeriksaan antropometri. 5. Mencegah perdarahan pada bayi baru lahir. 6. Beri salep mata. 7. Lakukan pemeriksaan fisik secara head toe to. 8. Rawat gabung bayi dan ibu. 4. Melakukan pemeriksaan antropometri seperti BB : 3000 gram, PB : 50 cm, LK : 35 cm, LD : 33 cm, LILA : 11 cm. 5. Mencegah perdarahan pada bayi, dengan memberikan Neo-k dengan dosis 0,5 ml kemudian disuntikan secara IM dipaha kiri untuk mencegah terjadinya perdarahan intrakrakial pada bayi baru lahir. 6. Memberi salep mata tetracyclin dari luar ke dalam dengan dosis 1 %, diberikan untuk mencegah terjadinya infeksi pada mata bayi. 7. Melakukan pemeriksaan fisik secara head toe to. 8. Melakukan rawat gabung antara bayi dan ibu dengan cara menyatukan ibu dengan bayinya dalam satu ruangan, kamar atau tempat secara bersama – 4. Pemeriksaan antropometri sudah dilakukan. 5. Neo-k sudah diberikan. 6. Salep mata telah diberikan. 7. Pemeriksaan fisik telah dilkukan, dengan hasil : kepala simetris, tidak ada caput succedaneum dan cepal haematoma, muka tidak ada sindrom down, mata simetris, konjungtiva merah mudah dan sclera putih, leher tidak ada kelainan, dada simetris, tidak ada kelianan, nafas 48 x/m, abdomen tali pusat tidak ada perdarahan dan masih basah, genetalia perempuan, labia mayor menutupi labia minor, anus berlubang, ekstremitas lengkap. 8. Rawat gabung telah di lakukan.
  • 59. 47 9. Jaga kehangatan dan ganti handuk. sama dan tidak di pisahkan selama 24 jam penuh dalam seharinya. 9. Menjaga kehangatan bayi dengan cara mengganti handuk yang basah dengan handuk yang kering. 9. Handuk sudah di ganti dan bayi sudah dalam keadaan hangat. 11 April 2015 09.00 wib DS: 1. Ibu mengatakan masih takut untuk melakukan perawatan pada bayinya 2. ibu mangatakan tali pusat masih basah . DO: tali pusat terlihat basah dan lembab dan tidak adanya tanda-tanda infeksi K/U:baik TTV: N:120x/M S:36,5 RR:40x/M Dx: bayi Ny D,cukup bulan sesuai massa kehamilan usia 2 hari DS: 1. Ibu mengatakan masih takut untuk melakukan perawatan pada bayinya 2. ibu mangatakan tali pusat masih basah DO: tali pusat terlihat basah dan lembab dan tidak adanya tanda-tanda infeksi K/U:baik TTV: N:120x/M S:36,5 RR:40x/M Masalah: tidak ada Kebutuhan: melakukan perawatan tali pusat. Tidak ada Tidak ada 1. Beritahu ibu kondisi bayi saat ini. 2. Ajarkan ibu cara melakukan perawatan tali pusat. 3. Beritahu ibu cara pemberian ASI yang baik bagi bayinya dan pemberian ASI eksklusif. 4. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya serta 1. Memberitahu ibu keadaan bayinya saat ini dalam keadaan baik. 2. Mengajarkan ibu melakukan perawatan tali pusat yaitu mengganti kassa pembungkus tali pusat setiap bayi habis dimandikan, dan keringkan daerah sekitar puntung tali pusat dengan menggunakan kain bersih yang lembut, menjaga tali pusat tetap kering dan tidak lembab, tutup tali pusat dengan kassa steril dan tidak memberikan ramuan-ramuan pada tali pusat. 3. Memberitahu ibu cara pemberian ASI yang baik bagi bayinya yaitu berikan ASI sesering mungkin sesuai dengan keinginan ibu (jika payudara sudah penuh) atau sesuai kebutuhan bayi, yaitu setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam). Berikan ASI bergantian, payudara kanan dan kiri. Dan memberikan ASI eksklusif pada bayinya yaitu selama 6 bulan tanpa memberikan makanan tambahan apapun terhadap bayi. 4. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya agar bayi mendapatkan cukup nutrisi dan kekebalan tubuh,dengan memberikan 1. Ibu telah mengetahui keadaan bayinya saat ini. 2. Ibu mengerti cara perawatan tali pusat. 3. Ibu telah memberikan ASI sesering mungkin. 4. Ibu bersedia untuk menyusui bayinya
  • 60. 48 teknik cara menyusui bayinya yang benar 5. Ajarkan ibu memandikan bayi ASI sesering mungkin tanpa batasan waktu dengan cara: a. Bersihkan putting susu menggunaka kassa dengan air hangat diamkan selama 2 menit b. Kemudian bersihkan putting susu ibu c. Dekatkan bayi pada ibu,tangan kanan ibu menopang bokong bayi,dan tangan kiri ibu memenganng payudara ibu membentuk huruf c d. Memberikan rangsangan putting susu ibu kemulut bayi agar mulut bayi membuka,setelah mulut bayi membuka masukan putting susu ibu dan areola ke mulut bayi. 5. Mengajarkan ibu untuk memandikan bayinya yaitu harus di ruangan yang hangat. a. Bagian kepala: lap kepala bayi dengan lembut, tidak usah pakai sabun, pakaikan sampo kalau rambut kotor,bilas lalu keringkan dengan handuk. b. Bagian tubuh: buka pakaian dan popok lalu memakai waslap yang telah di beri air sabun dari leher, dada, perut, punggung, kaki dengan cepat, kemudian angkat tubuh bayi dan celupkan ke bak mandi yang telah diisi air hangat ± 37º. c. Angkat tubuh bayi lalu keringkan dengan handuk, pakaikan minyak telon pada dada, perut dan punggung, jangan pakaikan bedak lalu pakaikan baju. 5. Ibu mengerti cara memandikan bayi. 12 April 2015, DS: ibu mangatakan tali pusat nya Dx: bayi Ny D cukup bulan Tidak ada Tidak ada 1. Beritahu kondisi Bayi Baru Lahir 1. Memberitahu ibu mengenai kondisi bayi saat ini dalam keadaan baik. 1. Ibu telah mengetahui keadaan bayinya.
  • 61. 49 09.00w ib masih basah DO: tali pusat masih basah dan tidak lembab K/U : baik N : 120 x/m RR : 44 x/m S : 36,5 sesuai massa kehamilan usia 3 hari Ds : ibu mangatakan tali pusat nya masih basah Do: tali pusat masih basah dan tidak lembab K/U:baik N:120x/m RR:44x/M S:36,5 Masalah: tidak ada Kebutuhan: melakukan perawatan tali pusat. saat ini. 2. Pengkajian tentang perawatan tali pusat pada bayi dan ajarkan 3. Beritahu ibu pola eliminasi pada bayi 4. Beritahu ibu pola defekasi pada bayi 5. Anjurkan ibu untuk memberikan asi sesering mungkin 2. Melakukan perwatan tali pusat dan ajarkan dengan cara: a. Menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih b. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum merawat tali pusat c. Bersihkan dengan lembut kulit disekitar tali pusat dengan kapas bersih d. Bungkus dengan longgar /tidak terlalu rapat dengan kassa bersih atau steril popok atau celana bayi harus diikat dibawah tali pusat,tidak menutupi tali pusat untuk menghindari dengan feses dan urin e. Hindari penggunaan kancing, koin atau uang logam untuk membuat tekan tali pusat 3. Memberitahu ibu pola eliminasi pada bayi yaitu biasanya 6 – 10 kali sehari dengan warna urine pucat. 4. Memberitahu ibu pola defekasi pada bayi yaitu segera setelah makan defekasi sebanyak 1 kali setiap 3 atau 4 hari dan dalam 3 hari pertama feses bayi masih bercampur mekonium 5. kepada bayi nya sesering menganjurkan ibu memberikan ASI mungkin tanpa batasan waktu/sesuai kebutuhan bayi,agar bayi mendapatkan cukup nutrisi dan mendapatkan kekebalan tubuh 2. tali pusat dalam keadaan bersih dan terbungkus dengan kassa dan ibu melakukan perawatan tali pusat terhadap bayi nya 3. Ibu mengetahui pola eliminasi bayinya. 4. Ibu mengerahui pola defekasi pada bayinya. 5. ibu telah menyusui bayi nya sesering mungkin, sehingga bayi nampak tenang dan tidak rewel.
  • 62. 50 13 April 2015, 09.00 wib DS: ibu mengatakan tali pusat nya Sudah sedikit kering. DO: tali pusat sudah sedikit kering K/U:baik N:120x/M RR:40x/M T:36,5 DX: By:Ny D cukup bulan sesuai massa kehamilan usia 4 hari. Ds: ibu mengatakan tali pusat nya Sudah sedikit kering Do : tali pusat sudah sedikit kering K/U:baik N:120x/M RR:40x/M T:36,5 Masalah:tidak ada Kebutuhan:tidak ada Tidak ada Tidak ada 1. Beritahu kondisi Bayi Baru Lahir saat ini. 2. anjurkan ibu untuk tetap selalu memberikan ASI kepada bayi nya 3. Beritahu ibu tanda-tanda bahaya pada bayi 4. beritahu ibu cara menjaga suhu bayi agar tetap hangat 1. Memberitahu ibu mengenai kondisi bayi saat ini dalam keadaan baik. 2. menganjurkan ibu untuk tetap selalu memberikan ASI kepada bayinya agar bayi mendapatkan antibody dan nutrisi yang cukup 3. Memberitahu ibu tanda – tanda bahaya pada bayi seperti: a. Pernafasan sulit atau lebih dari 60x/m b. Retrasi dada saat inspirasi c. Suhu lebih dari 38 atau kurang dari 36 d. Kulit,bibir biru atau pucat e. Memar atau sangat kuning (terutama pada 24 jam terakhir f. Pemberian asi sulit,hisapan bayi lemah g. Tali pusat merah,bengkak,keluar cairan berbau busuk 4. menjaga bayi agar tetap hangat dengan cara menyelimuti bayi dengan kain kering dan bersih 1. Ibu telah mengetahui keadaan bayinya. 2. ibu bersedia untuk tetap memberikan ASI kepada bayinya. 3. ibu mengerti tanda –tanda bahaya pada bayi dan akan segera membawa ke tenaga kesehatan jika bayi ibu mengalami tanda-tanda di atas 4. bayi telah diselimuti dengan kain bersih dan kering. 14 April 2015 09.00 wib DS: ibu mengatakan tali pusat nya Sudah kering DO: tali pusat sudah kering K/U:baik Dx: By:Ny D cukup bulan sesuai massa kehamilan usia 5 hari. Ds: ibu mengatakan tali pusat nya Tidak ada Tidak ada 1. Beritahu kondisi Bayi Baru Lahir saat ini 2. Evaluasi apakah ibu menyusui 1. Memberitahu ibu keadaan bayinya saat ini dalam keadaan baik- baik saja 2. mengevaluasi apakah ibu menyusui bayinya dengan benar 1. ibu mengerti tentang keadaan bayinya 2. Ibu sudah bisa menyusui dengan benar
  • 63. 51 N:130x/M RR:44x/M T:36,5 Sudah kering Do: tali pusat sudah kering K/U:baik N:130x/M RR:44x/M T:36,5 Masalah: Tidak ada Kebutuhan: Tidak ada bayinya dengan benar. 3. Evaluasi apakah ibu sudah bisa memandikan bayinya 3. Mengevaluasi apakah ibu sudah bisa memandikan bayinya dengan sendiri. 3. Ibu sudah memandikan bayi nya sendiri 15 April 2015 08.00 Wib Ds: Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan baik dan sehat. Do : Tali pusat bayi sudah puput N : 135 x/i R :42 x/i S : 37,0ºC Dx: By:Ny D cukup bulan sesuai massa kehamilan usia 6 hari. Ds: Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan baik dan sehat. Do: Tali pusat bayi sudah puput N : 135 x/i R :42 x/I S : 37,0ºC Masalah: Tidak ada Kebutuhan: Tidak ada Tidak ada Tidak ada 1. Beritahu kondisi bayinya saat ini. 2. evaluasi keadaan tali pusat bayi. 3. Evaluasi ibu pemberian asi esklusif 4. anjurkan ibu untuk melakukan imunisasi HB0 1. Memberitahu kondisi bayi saat ini bahwa kondisi bayinya dalam keadaan baik. 2. mengevaluasi keadaan tali pusat bayi ,tali pusat bayi sudah lepas 3. mengevaluasi apakah ibu tetap memberikan ASI ekslusif pada bayinya yaitu selama 6 bulan tanpa memberikan makanan tambahan apapun terhadap bayinya. 4. Menganjurkan ibu untuk melakukan imunisasi HB0 pada bayi untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis 1. Ibu telah mengetahui keadaan bayinya. 2. tali pusat terlihat lepas dan tidak ada tanda- tanda infeksi 3. ibu bersedia untuk memberikan asi ekslusif pada bayinya. 4. Ibu bersedia mengimunisasi kan bayi nya sesuai jadwal yang telah di tentukan
  • 64. 52 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PENGKAJIAN DATA Pada pengkajian dilakukan untuk mengumpulkan data dasar tentang keadaan pasien. Pada kasus ini penulis melakukan pengkajian pada bayi baru lahir yaitu By. Ny. D usia segera setelah lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan. Data Subjektif 4.1.1 Identitas bayi 4.1.1.1. Umur a) Menurut tinjauan teori Umur pasien sebaiknya didapat dari tanggal lahir, yang dapat di tanyakan atau pun dilihat dari kartu menuju sehat atau kartu pemeriksaan kesehatan lainnya. Apabila tanggal lahir tidak diketahui dengan pasti, maka ia dapat diperkirakan dengan menghubungkannya dengan suatu peristiwa yang umum diketahui, misalnya hari raya (idul fitri, natal, hari proklamasi dan sebagainya). Kecuali untuk kepentingan identitas, umur perlu diketahui mengingat periode usia anak (periode neonatus, bayi, prasekolah, balita, sekolah, akil balik) mempunyai kekhasannya sendiri dalam morbiditas dan mortalitas.Usia anak juga diperlukan untuk menginterprestasi apakah data pemeriksaan klinis anak tersebut normal sesuai dengan umumnya (Matondang et all, 2009 : 5)
  • 65. 53 b) Menurut tinjauan kasus Dari tinjauan kasus tersebutkan By NyD berusia 0 hari c) Pembahasan Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karna By Ny.D berusia 0 hari termasuk dalam kategori neonatus 4.1.2 Identitas ibu 4.1.2.1 Umur a. Menurut tinjauan teori Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas b. Menurut tinjauan kasus Dari tinjauan kasus tersebutkan Ny. D berusia 18 tahun c. Pembahasan Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus terdapat kesenjangan karena pada kasus ini Ny D berusia 18 tahun termasuk dalam faktor resiko kehamilan yang dapat membahayakan baik ibu maupun bayi. 4.1.2.1 Pendidikan a. Tinjauan Teori
  • 66. 54 Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya (Ambarwati dan Wulandari, 2010; hal 131-132) b. Tinjauan Kasus Pendidikan ibu SD c. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan karena ibu cepat memahami bahasa dan nasehat bidan yang telah diberikan pada ibu 4.1.2.2 Pernafasan a. Menurut Tinjauan Teori Pernafasan bayi baru lahir normal 30-60 kali permenit, tanpa retraksi dada dan tanpa suara merintih pada fase ekspirasi b. Menurut Tinjauan Kasus Pada saat pengkajian bayi Ny D menagis kuat c. Pembahasan Tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus dikarenakan pada saat pengkajian frekuensi pernafasan pada bayi sesuai dengan teori dan bayi tidak mengalami gangguan pernafasan. 4.1.2.3 Kulit a. Menurut tinjauan teori Bayi baru lahir aterm kelihatan lebih pucat dibanding bayi
  • 67. 55 preterm karena kulit lebih tebal b. Menurut tinjauan kasus Pada saat pengkajian terhadap bayi Ny. D kulit tidak ada kelainan dan kulit bayi berwarna merah. c. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan karena pada saat pengkajian kulit bayi tidak ada kelainan dan berwarna kemerahan ini menandai bahwa bayi dalam kedaan sehat. 4.1.2.4 Kesadaran a. Menurut tinjauan teori Rentang normal tingkat kesadaran BBL adalah mulai dari diam hingga sadar penuh dan dapat ditenangkan jika rewel. Bayi dapat dibangunkan jika diam atau sedang tidur kehamilan (Muslihatun 2010,h:252-253) b. Menurut tinjauan kasus Dari hasil pengkajian terhadap by. Ny D tonus otot aktif dan baik c. Pembahasan Bersadarkan tinjauan teori dan kasus tidak ada kesenjangan karena saat bayi rewel dapat ditenangkan dan tonus otot aktif sesuai dengan teori.
  • 68. 56 4.2 Diagnosa Masalah dan Kebutuhan 4.2.2 Diagnosa 4.2.2.1 Menurut tinjauan teori Diagnosa kebidanan merupakan diagnosis yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosis kebidanan (soepardan 2007, h:99) 4.2.2.2 Menurut tinjauan kasus Pada bayi Ny. D didapatkan diagnosa kebidanan yaitu by. Ny D lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan segera setelah lahir. DS: ibu mengatakan saat melahirkan usia kandungannya 38 minggu 3, sekarang hari pertama setelah ibu melahirkan dan ibu mengatakan belum tahu tentang cara perawatan tali pusat yang baik dan benar. DO: keadaan bayi dalam masa gestasi 38 minggu 3 hari, Lahir tanggal 10 APRIL2015 BB 3000 gram, tali pusat masih terlihat basah, tidak ada kelaianan. 4.2.2.3 Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan pada kasus ini diagnosa yang ditegakkan pada kasus By ny. D ini sesuai dengan data subjektif: ibu mengatakan saat melahirkan usia kandungannya 38 minggu 3, sekarang hari pertama setelah ibu melahirkan dan ibu mengatakan belum tahu tentang cara perawatan tali pusat yang baik dan benar dan data
  • 69. 57 objektif:keadaan bayi dalam masa gestasi 38 minggu 3 hari, lahir tanggal 10 APRIL 2015 BB 3000 gram, Tali pusat masih terlihat basah, tidak ada kelaianan. 4.2.3 Masalah 4.2.3.1 Menurut tinjauan teori Masalah adalah permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien ( ambarwati & wulandari 2008, h:142) 4.2.3.2 Menurut tinjauan kasus Tidak terdapat masalah pada pengkajian 4.2.3.3 Pembahasan Tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan teori dan kasus karena pada kasus ini tidak ditemukannya masalah yang menyertai diagnosis. 4.2.4 Kebutuhan 4.2.4.1 Menurut tinjauan teori Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien berdasarkan keadaan dan masalah ( sulistyawati & nugraheny 2010,h: 229) 4.2.4.2 Menurut tinjauan kasus Melakukan asuhan bayi baru lahir pada bayi nyD tersebut 4.2.4.3 Pembahasan Tidak ditemukan kesenjangan karena kebutuhan yang diberikan pada bayi sesuai dengan kebutuhan pada bayi.
  • 70. 58 4.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial 4.3.2 Menurut tinjauan teori Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin terjadi berdasarkan masalah atau diagnosa yang sudah teridentifikasi. 4.3.3 Menurut tinjauan kasus Pada kasus ini tidak muncul masalah potensial karena tidak ada tanda tanda adanya infeksi tali pusat. 4.3.4 Pembahasan Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori tidak terdapat kesenjangan karena menurut teori antisipasi masalah adalah masalah potensial yang mungkin akan terjadi. 4.4 Tindakan Segera Atau Kolaborasi 4.4.2 Menurut tinjauan teori Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi bayi. Misalnya bila bayi tidak bernafas dalam 30 detik, segera cari bantuan dan mulailah langkah-langkah resusitasi pada bayi tersebut (rukiyah & yulianti 2012, h: 16-17) 4.4.3 Menurut tinjauan kasus Pada kasus ini tidak diperlukan adanya penanganannya segera atau berkolaborasi dengan dokter karena kondisi bayi baik dan normal.
  • 71. 59 4.4.4 Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena tidak ada hal yang perlu dikonsultasikan atau ditangani oleh tenaga kesehatan lainnya dikarenakan kondisi bayibaik dan normal. 4.5 Merencanaankan Asuhan Kebidanan 4.5.1 Menurut Tinjauan Teori Pada langkah ini di rencanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan langkah sebelumnya semua perencanaan yang dibuat harus berdasarkan pertimbangan yang tepat meliputi pengetahuan, teori yang up to date,perawatan berdasarkan bukti (evidence based care), serta di validasikan dengan asumsi mengenai apa yang di inginkan dan tidak di inginkan oleh pasien. Dalam menyusun perencanaan sebaiknya pasien dilibatkan,karena pada akhirnya penggambilan keputusan dalam melaksanakan suatu rencana asuhan harus di setujui oleh pasien (sulistyawati 2012 h;196) Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh pada bayi baru lahir umumnya sebagai berikut : 4.5.1.1 Penilaian bayi 4.5.1.2 Keringkan bayi 4.5.1.3 Lakukan pemotongan tali pusat 4.5.1.4 Mengikat tali pusat 4.5.1.5 Ganti handuk bayi dan jaga kehangatan
  • 72. 60 4.5.1.6 Lakukan IMD 4.5.1.7 Berikan salep mata 4.5.1.8 Berikan vit K 4.5.1.9 Ukur antropometri 4.5.1.10 Ajarkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi 4.5.2 Menurut Tinjauan Kasus Pada kasus ini telah direncanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap bayi Ny. D, Pada tanggal 10april 2015 4.5.2.1 Penilaian bayi 4.5.2.2 Keringkan bayi 4.5.2.3 Lakukan pemotongan tali pusat 4.5.2.4 Mengikat tali pusat 4.5.2.5 Ganti handuk bayi dan jaga kehangatan 4.5.2.6 Lakukan IMD 4.5.2.7 Berikan salep mata 4.5.2.8 Berikan vit K 4.5.2.9 Ukur antropometri 4.5.2.10 Ajarkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi 4.5.3 Pembahasan Dari tinjauan teori dan kasus tidak terjadi kesenjangan karena perencanaan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan By. Ny. D
  • 73. 61 4.6 Implementasi Asuhan 4.6.1 Menurut Tinjauan Teori Melaksanakan rencana asuhan pada bayi baru lahir secara efisien dan aman 4.6.2 Menurut Tinjauan kasus Pada kasus ini penulis telah melaksanakan seluruh asuhan sesuai dengan rencana yang telah disusun Tanggal 10 April 2015 1. Mengeringkan tubuh bayi dengan mengunakan kain bersih dimulai dari kepala dan bagian tubuh lainya. 2. Melakukan jepit potong tali pusat dengan klem 3 cm dari pusat, lalu mengurut tali pusat 2 cm dari klem pertama, lalu memotong tali pusat. Mengikat tali pusat dengan jarak ± 1 cm dari umbilicus dengan simpul mati. 3. Melakukan IMD pada bayi, dengan bayi tengkurap di dada agar terjadi sentuhan kulit ibu dan bayi selama 1 jam. 4. Melakukan pemeriksaan antropometri seperti BB: 3000 gram, PB: 50 cm, LK: 35 cm, LD:33 cm, LILA: 11 cm. 5. Mencegah perdarahan pada bayi dengan memberikan vit K Neo-k dengan dosis 0,5 ml, di suntikan secara IM dip aha kiri. 6. Memberi salep mata tetracycline dari luar ke dalam dengan dosis 1% untuk mencegah infeksi pada mata. 7. Melakukan pemeriksaan fisik secara head toe to.
  • 74. 62 8. Melakukan rawat gabung antara bayi dan ibu dengan cara menyatukan ibu dengan bayinya dalam satu ruangan dan tidak di pisahkan selama 24 jam. 9. Menjaga kehangatan bayi dengan cara mengganti popok agar tetap kering 4.6.3 Pembahasan Dari tinjauan teori dan kasus tidak terjadi kesenjangan karena pelakasanaan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan By. Ny. D. 4.7 Evaluasi 4.7.1 Menurut Tinjauan Teori Melakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan, apakah bener-bener telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan bayi baru lahir sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah ( rukiyah & yulianti, 2012 ,h:17-18) 4.7.2 Menurut Tinjauan kasus Pada kasus bayi Ny D setelah dilakukan penatalaksanaan perawatan tali pusatdan didapatkan hasil tali pusat puput pada hari ke enam dengan keadaan kering. Tanggal 10 April 2015 1. Tubuh bayi telah di keringkan 2. Pemotongan tali pusat telah dilakukan dan tali pusat sudah terikat.
  • 75. 63 3. IMD telah di lakukan selama 1 jam 4. Pemeriksaan antropometri sudah di lakukan 5. Vit K sudah di berikan 6. Salep mata telah diberikan 7. Pemeriksaan telah dilakukan, dengan hasil : kepala simetris, tidak ada caput succedaneum dan cepal haematoma, muka tidak ada sindrom down, mata simetris, konjungtiva merah muda dan sclera putih, leher tidak ada kelainan, dada simetris, tidak ada kelainan, nafas 48x/m, abdomen tali pusat tidak ada perdarahan dan masih basah , genetalia perempuan, labia mayor menutupi minor, anus berlubang, ekstremitas lengkap. 8. Rawat gabung telah di lakukan 9. Bayi dalam keadaan hangat 4.7.3 Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan karena tali pusat puput hari ke enam sedangkan menurut teori puput tali pusat pada hari ke 5-7 hal ini didapatkan hasil kesimpulan dikarenakan ibu selalu menjaga kebersihan tali pusat
  • 76. 64 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir umur 1-6 hari dengan Perawatan Tali Pusat di Bps Nurhasanah Amd.Keb Bandar Lampung tahun 2015. Maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 5.1.1 Dalam kasus ini penulis telah melakukan pengumpulan Data dasar pada bayi baru lahir dengan perawatan tali pusat terhadap by Ny. D segera setelah lahir dengan perawatan tali pusat, yaitu : DS: ibu mengatakan baru saja melahirkan pada tanggal 10 april 2015 usia kehamilan 38 minggu 3 hari DO: Bayi terlihat warna kulit kemerahan dan tonus otot aktif. 5.1.2 Dalam kasus ini penulis dapat menentukan diagnosa, masalah, kebutuhan bayi baru lahir yaitu terhadap By. Ny. D segera setelah lahir dengan perawatan tali pusat di BPS Nurhasanah Bandar Lampung. 5.1.3 Dalam kasus ini penulis tidak menemukan masalah potensial terhadap By. Ny. D 5.1.4 Dalam kasus ini penulis tidak melakukan antisipasi masalah potensial terhadap By. Ny. D karena bayi dalam keadaan sehat 5.1.5 Dalam kasus ini penulis dapat melakukan perencanaan asuhan kebidanan terhadap By. Ny. D segera setelah lahir dengan perawatan 64
  • 77. 65 tali pusat sesuai dengan teori yang ada, yaitu Ajarkan tentang perawatan tali pusat. 5.1.6 Dalam kasus ini penulis dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada By. Ny. D segera setelah lahir dengan perawatan tali pusat sesuai rencana yang telah di lakukan. 5.1.7 Dalam kasus ini penulis telah melakukan evaluasi terhadap bayi baru lahir yaitu By. Ny. D dan tali pusat puput pada hari ke-6. 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan saran sebagai berikut : 5.2.1 Bagi Institusi Pendidikan Penulis mengharapkan study kasus ini sebagai bahan informasi dan salah satu rahan referensi yang penting dalam mendukung pembelajaran mahasiswi dan untuk pembanding dalam pembuatan study kasus berikutnya. 5.2.2 Bagi lahan praktik Penulis mengharapkan dengan adanya study kasus ini dapat bermanfaat bagi lahan praktek dalam memberikan penyuluhan dan informasi atau masukan dalam meningkatkan pelayanan khususnya tentangperawatan tali pusat yang baik dan benar 5.2.3 Bagi masyarakat/orang tua bayi Diharapkan masyarakat/orang tua dapat pengetahuan tentang perawatan tali pusat dengan baik dan benar sehingga dapat mengaplikasikan pada
  • 78. 66 bayi nya. 5.2.4 Bagi Penulis berikutnya Diharapkan pada penulis selanjutnya untuk lebih meningkatkan pengetahuan agar dalam pemberian asuhan pada perawatan tali pusat bisa lebih baik.
  • 79. 67 DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, Eny Ratna, & Wulandari Diah.2008 .Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika Dewi, Vivian NanyLia.2010. Asuhan kebidanan neonatus. Jakarta :Salemba Medika Dewi, Vivian Nany Lia & Sunarsih, Tri.2011. Asuhan kebidanan pada ibu nifas .Jakarta :Salemba Medika Jitowiyono, Sugeng & Kristiyanasari, Weni. 2011. Asuhan Keperawatan Neonatusdan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika Maryunani, anik dan Nuhayati . 2009 . Asuhan Kegawatdaruratan dan Penyakit Pada neonatus . Jakarta : Trans Info Media Matondang, Corry S, et all. 2009. Diangnosa Fisik Pada Anak. Jakarta : CV Sagung Seto Muslihatun,WafiNur.2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitra Maya Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: RINEKA CIPTA Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: RINEKA CIPTA Profil Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2012 Ronald H.S. 2011. Pedoman Perawatan Balita. Bandung : CV Nuansa Aulia Rukiyah, Ai yeyeh &Yulianti Lia. 2012. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta : Trans Info Media Soepardan, 2007.Konsep Kebidanan. Jakarta. EGC Sodikin. 2009.Buku Saku Perawatan Tali Pusat .Jakarta: EGC Sofyan, Mustika, et all. 2009. Bidan menyonsong masa depan. Jakarta: 50 tahun IBI Sulistyawati, Ari & Nugraheny, Esti. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba Medika
  • 80. 68 Sulistyawati, Ari . 2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika Yulifah, Rita &Yuswanto, Tri Johan Agus. 2011. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika
  • 81. DOKUMENTASI Gambar 1.1 (Melakukan perawatan tali pusat) Gambar 1.1 (Melakukan perawatan tali pusat) 69
  • 82. 70 SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik : Tali Pusat Sub Topik : Perawatan Tali Pusat Hari/Tanggal : Jumat, 10 April 2015 Waktu : 30 Menit Tempat : Rumah Pasien Pengorganisasian : Penyuluh/Pembicara : Restika oki lamorim Dosen pengampu : Elsinta Apriyani S.ST Peserta/Sasaran : Ibu yang memiliki bayi Karakteristik : Ibu yang memiliki bayi baru lahir Jumlah : 1 orang Tujuan Umum : Setelah mengikuti pertemuan ini, ibu mengerti tentang perawatan tali pusat Tujuan Khusus : Pada akhir pertemuan ibu dapat: 1. Menjelaskan pengertian perawatan tali pusat. 2. Menjelaskan manfaat dari perawatan tali pusat 3. Menjelaskan akibat dari perawatan tali pusat yang salah 4. Menjelaskan cara perawatan tali pusat yang benar Materi : (Terlampir) 1. Perawatan tali pusat 2. Manfaat perawatan tali pusat 3. Akibat dari perawatan tali pusat yang salah 4. Cara perawatan tali pusat Metode : Ceramah dan tanya jawab Media : Leaflet Kegiatan : No. Tahap Kegiatan Estimasi Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Penyuluhan 1. Pembukaan 5 menit 1. Membuka pertemuan dengan mengucapkan salam 2. Perkenalan 3. Menjelaskan tujuan umum 1. Ibu Menjawab salam 2. Ibu Memperhatikan penyuluhan 3. Ibu Memperhatikan penyuluhan
  • 83. 71 dan khusus pertemuan kali ini 4. Menyampaikan kontrak waktu yang akan digunakan dan mendiskusikann ya dengan peserta pada pertemuan kali ini 5. Memberikan sedikit gambaran mengenai informasi yang akan disampaikan pada hari ini 4. Ibu Memperhatikan dan berdiskusi dalam penyuluhan 5. Ibu Memperhatikan penyuluhan 2. Proses 20 menit Menyampaikan materi penyuluhan mengenai : 1. Perawatan tali pusat 2. Manfaat perawatan tali pusat 3. Akibat dari perawatan tali pusat yang salah 4. Cara perawatan tali pusat 1. Peserta Memperhatikan penyuluhan 3. Tanya Jawab 12 menit 1. Memberikan kesempatan pada peserta penyuluhan untuk bertanya materi yang belum dimengerti 2. Mengklarifikasi atas pertanyaan 1. Peserta bertanya materi yang belum dimengerti 2. Peserta Memperhatikan
  • 84. 72 peserta 3. Memberikan soal secara lisan kepada peserta penyuluhan 3. Menjawab pertanyaan yang diberikan 4. Kesimpulan 5 Menit 1. Menyimpulkan materi penyuluhan yang telah dilaksanakan. 1. Peserta Memperhatikan penyuluhan 5. Penutup 3 menit 1. Penyuluh mengucapkan terima kasih atas segala perhatian peserta 2. Mengucapkan salam penutup 1. Peserta Memperhatikan penyuluhan 2. Peserta Menjawab salam Evaluasi Dengan menggunakan pertanyaan yang diberikan pada ibu untuk mengetahui respon yang telah diberikan. Pertanyaan 1. Apa pengertian perawatan tali pusat ? 2. Apa manfaat Perawatan tali pusat 3. Bagaimana cara perawatan tali pusat Dengan pertanyaan diatas untuk mengetahui respon yang telah diberikan pada ibu dengan menjawab pertanyaan yang diberikan kepada ibu . Lampiran Materi Pengertian Perawatan Tali Pusat Perawatan tali pusat adalah tindakan sederhana untuk menjaga agar daerah sekitar tali pusat tetap kering seta tali pusat tidak lembap dengan harus memperhatikan prinsip-prinsip seperti mencuci tangan menggunakan air bersih dan sabun agar tidak terjadi infeksi.
  • 85. 73 Manfaat Perawatan tali pusat Upaya untuk mencegah infeksi tali pusat sesunguhnya merupakan tindakan sederhana, yang penting adalah tali pusat dan dan daerah sekitar tali pusat selalu bersih dan kering, dan selalu mencuci tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun sebelum merawat tali pusat. Sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk meneliti bahan yang digunakan untuk merawat tali pusat. Perawatan tali pusat secara medis menggunakan bahan antiseptik. Dore (1998) membuktikan adanya perbedaan antara perawatan tali pusat yang menggunakan alkohol adalah 9,8 hari dan alami kering 8,16 hari. Penelitian ini merekomendasikan untuk tidak melanjutkan penggunaaan alkohol dalam merawat tali pusat bayi baru lahir. Perawatan tali pusat yang benar dapat memberikan manfaat mempercepat puputnya tali pusat dan mencegah terjadinya infeksi. Perlu diperhatikan, khususnya untuk negara-negara beriklim tropis, penggunaan alkohol populer dan tebukti efektif. Selain itu di daerah panas, alkohol mudah menguap dan terjadi penurunan efektivitas. Bedak antiseptik dapat kehilangan efektifitasnya, terutama bila dalam suasana kelembapan tinggi. Antiseptik perlu dijaga agar tetap dalam keadaan suasana dingin dan kering atau dalam suhu ruangan. Penggunaan bahan antiseptik dapat mengakibatkan infeksi, kecuali bila tetap dalam suasanaa dingin dan kering. Juga tidak ada bukti yang kuat tentang penggunaan alkohol, selain relatif mahal juga sulit untuk mendapatkan bahan yang berkualitas. Oleh karena itu dianjurkan agar ibu nifas membiarkan luka tali pusat mengering sendiri. Akibat dari perawatan tali pusat yang salah Perawatan tali pusat yang salah dapat mengakibatkan beberapa gangguan kesehatan pada bayi, diantaranya tetanus neonatorum dan omfalitis. Tetanus neonatorum adalah suatu penyakit pada neonatus yang disebabkan oleh spora Clostridium Tetani yang masuk melalui tali pusat. Tetanus ini dapat terjadi akibat perawatan atau tindakan yang memenuhi syarat kebersihan. Misalnya, pemotongan tali pusat dengan menggunakan bambu atau gunting yang tidak steril, atau setelah tali pusat dipotong dibubuhi abu, tanah , minyak, daun- daunan, dan sebagainya. Tali pusat mempunyai resiko besar untuk terkontaminasi oleh Clostridium tetani pada tiga hari pertama kehidupan. Tetanus anak biasanya dimulai setelah terjadi luka tusuk yang dalam, misalnya luka akibat tertusuk paku, pecahan kaca, kaleng, atau luka tembak. Luka tersebut menimbulkan keadaan anaerob yang ideal sebagai media tempat hidupnya spora Clostridium tersebut. Seangkan pada tetanus neonatorum dimulai
  • 86. 74 dari pemotongan atau perawatan talipusat yang tidak memperhatikan prinsip sterilitas alat yang digunakan saat merawat talipusat. Anamnesis sangat spesifik yaitu bayi tiba-tiba panas dan tidak mau menetek atau tidak dapat menyusu karena trismus. Gejala yang jelas adalah mulut mencucu seperti mulut ikan, mudah dan sering kejang diserati sianosis, suhu meningkat, kuduk kaku, sampai opistotonus. Omfalitis tanda dan gejala adanya infeksi pada talipusat adalah tali pusat basah atau lengket yang disertai bau tidak sedap. Penyebab infeksi ini adalah stafilokokus, streptokokus, atau bakteri gram negatif. Bila infeksi tidak segera diobati ketika tanda-tanda infeksi dini ditemukan, akan terjadi penyebaran ke daerah sekitar tali pusat yang akan menyebabkan kemerahan dan bengkak pada daerah tali pusat. Pada keadaan lebih lanjut infeksi dapat menyebar ke bagian dalam tubuh di sepanjang vena umbilikus dan akan mengakibatkan trombosis vena porta, abses hepar, dan septikemia. Cara Perawatan Tali Pusat 1. Jangan membungkus pusat atau mengoleskan bahan atau ramuan apapun ke puntung tali pusat 2. Jaga kebersihan tali pusat jangan gunakan alkohol atau betadine cukup bersihkan dengan air bersih dan kassa steril. 3. Memperhatikan popok di are puntung tali pusat 4. Jika puntung tali pusat kotor, cuci secara hati-hati dengan air matang. Keringkan secara seksama dengan kain bersih. 5. Jika pusa tmenjadi merah atau mengeluarkan nanan atau darah, harus segera bawa bayi kefasilitas yang mampu memberikan perawatan bayi secara lengkap Kesimpulan Perawatan tali pusat merupakan suatu tindakan membersihkan daerah sekitar tali pusat agar selalu bersih dan kering, sebelum melakukan tindakan sebaiknya harus cuci tangan dengan air bersih. Saran 1. Di anjurkan pada ibu sebelum membersihkan tali pusat untuk mencuci tangan 2. Ibu tidak di perbolehkan memberikan alkohol dan betadine pada tali pusat bayi 3. Tali pusat tidak boleh di berikan ramu-ramuan atau obat-obatan
  • 87. 75 Evaluasi Dengan menggunakan pertanyaan yang diberikan pada ibu untuk mengetahui respon yang telah diberikan. Jenis : Tanya Jawab Bentuk : Lisan Jumlah : 2 soal Pertanyaan : 1. Apakah manfaat perawatan tali pusat ? 2. Bagaimana cara perawatan tali pusat ?
  • 88. 76 DAFTAR PUSTAKA Sodikin. 2009. Buku Saku Perawatan Tali Pusat. Jakarta: EGC
  • 89. 52
  • 90. 53
  • 91. 54
  • 92. 52