SlideShare a Scribd company logo
1 of 104
Download to read offline
1
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN
PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BAYI NY.S
DI BPS DASA SUSILAWATI, S. ST
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
STUDI KASUS
Disusun Oleh :
IIS CAHAYA SAPUTRI
Nim : 201207024
AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
APRIL 2015
i
2
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN
PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BAYI NY.S
DI BPS DASA SUSILAWATI, S.ST
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
STUDI KASUS
Diajukan untuk memenuhi persyaratan ujian akhir
program pendidikan diploma III kebidanan
Disusun Oleh :
IIS CAHAYA SAPUTRI
Nim : 201207024
AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
APRIL 2015
ii
3
LEMBAR PENGESAHAN
Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Akhir Program Pendidikan
Diploma III Kebidanan Adila pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 30 Juni 2015
Penguji I Penguji II
Elsinta Apriyani, S.ST Risa Aryantri, M.Si
NIK. 2015021069 NIK. 2015021053
MENGESAHKAN
Direktur Akademi Kebidanan ADILA
Bandar Lampung
dr.Wazni Adila, MPH
NIK. 2011041008
iii
4
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN
PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BAYI. NY S
DI BPS DASA SUSILAWATI S.ST
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
Ervina Irawati Harianja, S.ST, Ninik Masturiah, S.ST.,M.Kes, Iis Cahaya
Saputri
INTISARI
Penyebab langsung kematian neonatus adalah infeksi (32%), asfiksia (29%), komplikasi
prematuritas (24%), kelainan bawaan (10%), dan lain lain (5%). Tetanus neonatorium
adalah suatu penyakit pada neonatus yang disebabkan oleh spora Clostridium tetani yang
masuk melalui tali pusat. Tetanus ini dapat terjadi akibat perawatan atau tindakan yang
tidak memenuhi syarat kebersihan. Misalnya pemotongan tali pusat dengan menggunakan
bambu atau gunting yang tidak steril atau setelah tali pusat dipotong dibubuhi abu, tanah,
minyak, daun daunan, dan sebagainya. Tali pusat mempunyai resiko besar untuk
terkontaminasi oleh clostridium tetani pada tiga hari pertama kehidupan. Tujuan dari
karya tulis ilmiah ini adalah untuk dapat memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir dengan penatalaksanaan perawatan tali pusat terhadap bayi Ny S di BPS Dasa
Susilawati S.ST tahun 2015. Metode penelitian dalam penyusunan studi kasus dilakukan
secara deskriptif. Obyek yang diambil dalam study kasus ini adalah 1 orang yaitu bayi
Ny. S dengan perawatan tali pusat. Kesimpulan hasil study kasus ini menunjukan bahwa
ibu telah mengerti dan mampu melakukan perawatan tali pusat yang benar, seperti yang
telah diajarkan dan tali pusat puput pada usia 3 hari. Saran diharapkan pada ibu dapat
mengetahui tentang perawatan tali pusat dengan tidak memberikan atau membubuhkan
obat obatan pada tali pusat untuk membantu mengurangiterjadinya infeksi pada bayi yang
kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya kematian pada bayi baru lahir
Kata kunci : BBL, Dengan Perawatan Tali Pusat
Kepustakaan : 16 Buku Referensi (2005-2012)
Jumlah halaman : 79 Halaman
iv
5
CURRICULUM VITAE
Nama : Iis Cahaya Saputri
Nim : 201207024
Tempat/tanggal lahir : Kembang Tanjung 15 Juni 1993
Alamat : Kota Bumi Lampung Utara
Institusi : Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung
Angkatan : VII (Tujuh)
Biografi :
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD N 1way Serdang pada tahun 2006
2. SMP N 1 Way Serdang pada tahun 2009
3. SMA NEGERI 1 Way Serdang pada tahun 2012
4. Penulis Sekarang terdaftar sebagai mahasiswa Akademi Kebidanan
ADILA Bandar Lampung Sejak Tahun 2012 hingga sekarang
v
6
MOTTO
Salah bisa diperbaiki, Gagal bisa diulangi, jatuh bisa bangkit lagi, Tapi
menyerah berarti selesai Hidup akan mengalami Salah, Gagal, dan jatuh
namun jangan sampai kau menyerah
“Wujudkan Mimpimu Dengan Usaha Dan Doa”
(By: Iis Cahaya Saputri)
vi
7
PERSEMBAHAN
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan Study kasus ini, dan dibalik
penyelesaian tugas ini tidak lupa penulis memberikan persembahan kepada orang-
orang yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.
1. Teruntuk Allah SWT yang selalu memberikan nikmat sehat dan nikmat ilmu
sehingga penulis bisa menyelesaikan Study Kasus ini.
2. Kupersembahkan kepada ibu Saridawati Rambe, S.ST, selaku Penasihat
Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung yang selalu memberikan nasihat
dan dukungan dalam penyusunan Study Kasus ini.
3. Kupersembahkan untuk Pembimbing-pembimbing saya, ibu Ninik masturiah
S.ST.,M.Kes, dan Ibu Ervina Irawati Harianja, S.ST yang tidak hentinya bosan
untuk membimbing saya untuk menyelesaikan Study Kasus ini.
4. Kupersembahkan untuk Staff dosen Akademi Kebidanan Adila Bandar
Lampung, terutama untuk ibu Nova Utari, S.ST dan wali kelasku ibu
Ratnawati, S.ST dan Yuhelva Destri, SKM yang selalu memberikan semangat
dukungan dan kesabaran nya.
5. Kupersembahkan untuk orang tua ku,dan keluarga besar ku yang selalu
memberikan doa, cinta dan dukungan serta tidak henti memberikan semangat
kepada saya.
6. Kupersembahkan untuk adik-adik saya tercinta yang selalu memberikan
dukungan dan semangatnya.
7. Kupersembahkan untuk sahabat-sahabat yang selalu ada selama 3 tahun
diasrama.
8. Kupersembahkan untuk angkatan ke VII, untuk kebersamaan kita selama ini.
9. Kupersembahkan untuk pihak-pihak luar yang mendukung dalam memberikan
semangat.
vii
8
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Study kasus
ini dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi baru lahir Dengan Perawatan
Tali Pusat Terhadap By. Ny.S Di BPS Dasa Susilawati Bandar Lampung
tahun 2015”.
Study kasus ini dapat terselesaikan berkat bantuan berbagai pihak,maka
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Wazni Adila, MPH selaku Direktur Akbid Adila Bandar Lampung;
2. Ibu Ervina Irawati Harianja, S.ST dan ibu Ninik Masturiah S.ST M.kes
selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah;
3. BPS Dasa Susilawati S.ST sebagai tempat pengambilan kasus,
4. Seluruh dosen dan staf Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung.
Penulis menyadari penyusunan Study kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun guna perbaikan pada masa yang akan datang. Semoga Study
kasus ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Bandar Lampung, 2015
Penulis
viii
9
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................ ii
INTISARI........................................................................................... iii
CURICULUM VITAE....................................................................... iv
MOTTO ............................................................................................. v
PERSEMBAHAN .............................................................................. vi
KATA PENGANTAR........................................................................ viii
DAFTAR ISI...................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 3
1.4 Ruang Lingkup......................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian.................................................................... 5
1.6 Metodelogi dan Teknik Memperoleh Data................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori Medis............................................................... 8
2.2 Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan ........................................... 29
2.3 Landasan Hukum Kewenangan Bidan ...................................... 40
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian……………………………………………………… 41
3.2 Matriks…………………………………………………………. 44
BAB IV PEMBAHASA
4.1 Pengkajian................................................................................ 53
4.2 Interprestasi Data ..................................................................... 62
4.3 Diagnosa Potensial................................................................... 64
4.4 Tindakan Segera ...................................................................... 65
4.5 Perencanaan ............................................................................. 66
4.6 Pelaksanaan ............................................................................. 69
4.7 Evaluasi .................................................................................. 74
ix
10
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.............................................................................. 77
5.2 Saran........................................................................................ 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
11
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tanda APGAR..............................................................................10
Tabel 2.2 Perubahan Pola Tidur ....................................................................21
Tabel 3.1 Matriks..........................................................................................44
xii
12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 2 : Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 3 : Jadwal Penelitian
Lampiran 4 : SAP
Lampiran 5 : Leflet
Lampiran 6 : Lembar Konsul Penguji
Lampiran 7 : Dokumentasi
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia adalah tertinggi di negara ASEAN
berdasarkan survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) angka
kematian bayi di Indonesia sekarang adalah 35 bayi per 1000 kelahiran. Bila
dirincikan 157.000 bayi meninggal dunia pertahun atau 430 bayi meninggal
dunia per hari. Dalam millenium Development Goal (MDGS), Indonesia
menargetkan pada tahun 2015 AKB menurun menjadi 17 bayi per 1000
kelahiran.
BeberapaPenyebab kematian bayi baru lahir (Neonatus) yang terbanyak
disebabkan oleh kegawatdaruratan dan penyulit pada masa neonatus, seperti
bayi berat lahir rendah (BBLR), asfiksia neonatorum, sindrom gawat nafas,
hiperbilirubinemia, sepsis neonatorium, trauma lahir, dan kelainan congenital.
World Health Organitation (WHO) dalam pernyataan tentang neonatorum
dunia tahun 2001 melaporkan bahwa penyebab langsung kematian neonatus
adalah infeksi (32%), asfiksia (29%), komplikasi prematuritas (24%), kelainan
bawaan (10%), dan lain lain (5%), timbulnya penyulit pada masa neonatus ini
sesungguhnya masih dapat dicegah melalui berbagai upaya antara lain melalui
perbaikan tingkat kesehatan dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu
dan bayi baru lahir (Maryunani dan Nurhayati, 2009;h.2).
Tetanus neonatorium adalah suatu penyakit pada neonatus yang disebabkan
oleh spora Clostridium tetani yang masuk melalui tali pusat (Staf pengajar
2
Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,1991).
Tetanus ini dapat terjadi akibat perawatan atau tindakan yang tidak memenuhi
syarat kebersihan. Misalnya pemotongan tali pusat dengan menggunakan
bambu atau gunting yang tidak steril atau setelah tali pusat dipotong dibubuhi
abu, tanah, minyak, daun daunan, dan sebagainya. Tali pusat mempunyai
resiko besar untuk terkontaminasi oleh clostridium tetani pada tiga hari
pertama kehidupan
Tingginya kematian anak pada usia sampai satu tahun yaitu sepertiganya
terjadi dalam satu bulan pertama setelah kelahiran dan sekitar 80% kematian
neonatal ini terjadi pada minggu pertama, menunjukan masih rendahnya status
kesehatan ibu dan bayi baru lahir rendahnya akses dan kualitas pelayanan
kesehatan ibu dan anak khususnya pada masa persalinan dan segera
sesudahnya, serta perilaku (bayi yang bersifat preventif maupun kuratif) ibu
hamil dan keluarga serta masyarakat yang bersifat negatif bagi perkembangan
kehamilan sehat, persalinan yang aman, dan perkembangan dini anak
(Sodikin, 2009,h;2,75-76).
Perawatan tali pusat adalah melakukan pengobatan dan pengikatan tali pusat
yang menyebabkan pemisahan fisik ibu dengan bayi. Kemudian, tali pusat
dirawat dalam keadaan bersih dan terhindar dari infeksi tali pusat. Perawatan
tali pusat yang baik dan benar akan menimbulkan dampak positif, yaitu tali
pusat akan “ puput” pada 5 sampai hari ke 7 tanpa adanya komplikasi,
sedangkan dampak negatif dari perawatan tali pusat yang tidak benar adalah
3
bayi akan mengalami penyakit tetanus neonaturum dan dapat mengakibatkan
kematian (Ronald, 2011;h.40).
Berdasarkan hasil study pedahuluan di BPS Dasa susilawati, S.ST way halim
Bandar Lampung, pada tanggal 01-4-2015 terdapat ibu inpartu Ny. S umur 29
tahun G1P0A0 yang tidak menggerti tentang perawatan tali pusat.maka Dari Latar
Belakang di atas penulis mengambil judul “ Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru
Lahir dengan perawatan tali pusat Terhadap By Ny.S di BPS Dasa Susilawati,
S.ST. Bandar Lampung’’Tahun 2015.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah studi kasus ini
adalah “Bagaimanakah asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Dengan
Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Ny. S Di BPS Dasa Susilawati SST, Bandar
Lampung tahun 2015.?”.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Diperolehnya pengalaman nyata dalam melaksanakan Asuhan
Kebidanan pada Bayi Baru Lahir dengan Penatalaksanaan Perawatan
Tali pusat pada By Ny. S di BPS DASA Susilawati S.ST, Bandar
lampung Tahun 2015 dengan menerapkan Menejemen kebidanan
varney.
1.3.2 Tujuan Khusus
4
1.3.2.1 Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data bayi baru lahir
dengan perawatan tali pusat terhadap By Ny S di BPS Dasa
SusilawatiI S.ST way halim, Bandar Lampung 2015.
1.3.2.2 Mahasiswa mampu menentukan interprestasi data diagnosa
dan menganalisis masalah berdasarkan interprestasi data yang
telah di kumpulkan dari bayi baru lahir dengan perawatan tali
pusat terhadap By. Ny S di BPS Dasa Susilawati S.ST,way
halim Bandar Lampung 2015.
1.3.2.3 Mahasiswa mampu menentukan diagnosa masalah potensial
berdasarkan diagnosa yang telah di tentukan pada bayi baru
lahir dengan perawatan tali pusat terhadap By Ny. S di BPS
Dasa Susilawati S.ST way halim, Bandar Lampung 2015.
1.3.2.4 Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan tindakan segera
berdasarkan kondisi pada bayi baru lahir dengan perawatan tali
pusat terhadap By. Ny S di BPS Dasa Susilawati S.ST way
halim, Bandar Lampung 2015.
1.3.2.5 Mahasiswa mampu melakukan rencana asuhan yang
menyeluruh pada bayi baru lahir dengan perawatan tali pusat
terhadap By. Ny S di BPS Dasa Susilawati S.ST way halim,
Bandar Lampung 2015.
1.3.2.6 Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan secara
langsung pada bayi baru lahirdengan perawatan tali pusat
terhadap By. Ny S di BPS Dasa Susilawati S.ST way halim,
Bandar Lampung 2015.
5
1.3.2.7 Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi keefektifan dari
asuhan yang sudah di berikan pada bayi baru lahir dengan
perawatan tali pusat terhadap By. Ny S di BPS Dasa Susilawati
S.ST way halim, Bandar Lampung 2015.
1.4 Ruang lingkup
1.4.1 Sasaran
Subjek yang diambil dalam study kasus ini adalah bayi baru lahir
dengan perawatan tali pusat terhadap Bayi Ny. S baru lahir di BPS
Dasa Susilawati S.ST way halim, Bandar Lampung.
1.4.2 Tempat
Penelitian ini dilakukan Di BPS Dasa Susilawati S.ST way halim,
Bandar Lampung Tahun 2015.
1.4.3 Waktu
Pelaksanaan Asuhan kebidanan dalam study kasus dilaksanakan pada
Tanggal 01-7 APRIL 2015
1.5 Manfaat penelitian
Dengan adanya Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberikan suatu
manfaat yang berarti kepada :
1.5.1 Bagi Institusi pendidikan
Dapat menambah wawasan khususnya bagi mahasiswa kebidanan
dalam menerapkan teknik perawatan tali pusat yang benar serta dapat
digunakan sebagai bahan bacaan diperpustakaan dan sebagai acuan
study kasus berikutnya.
6
1.5.2 Bagi Lahan Praktek
Dapat dijadikan sebagai masukan dan gambaran informasi untuk
meningkatkan manajemen asuhan kebidanan yang diterapkan terhadap
klien dalam memberikan asuhan tentang perawatan tali pusat yang baik
dan benar.
1.5.3 Bagi Masyarakat
Dapat memberikan informasi pada pasien dan pengetahuan dalam
teknik perawatan tali pusat yang benar sehingga ibu tidak mengalami
masalah saat perawatan tali pusat.
1.5.4 Bagi Mahasiswa
Dapat meningkatkan pengetahuan yang didapat selama perkuliahan
serta dapat mengaplikasikan apa yang telah didapat selama perkuliahan
dalam penanganan kasus bayi khususnya dalam perawatan tali pusat
yang benar.
1.6 Metodologi Penelitian dan Teknik Memperoleh Data
1.6.1 Metedologi Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah
metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode
penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat
gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Metode
penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab
permasalahan yang sedang di hadapi pada situasi sekarang.penelitian
ini dilakukan dengan menempuh langkah langkah pengumpulan data,
7
klasifikasi, pengolahan/analisis data, membuat kesimpulan, dan
laporan .
Teknik Memperoleh Data
Untuk memperoleh data tehnik yang digunakan, sebagai berikut:
1. Wawancara
Suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data,
dimana peneliti mendapatkan keterangan atau pendirian secara
lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden), atau bercakap
cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face).
(Notoatmodjo, 2005.h;102,138)
Wawancara dilakukan dengan cara Allo anamnesa Wawancara
yang dilakukan kepada keluarga pasien untuk memperoleh data
tentang pasien. Ini dilakukan pada keadaan darurat ketika pasien
tidak memungkinkan lagi untuk memberikan data yang akurat.
(Sulistyawati, 2011.h;166)
2. Studi perpustakaan
Bahan perpustakaan dapat menggarahkan kita dalam menciptakan
pemahaman, dan selanjutnya dapat mengarahkan dalam
merumuskan masalah penelitian yang tepat. Dengan
dirumuskannya masalah yang tepat akan diperoleh arah dan hasil
penelitian yang tepat dan relevan.
3. Studi Dokumentasi
Yang dimaksud dengan sumber informasi dokumenter pada
dasarnya adalah semua bentuk sumber informasi yang
8
berhubungan dengan dokumen,baik dokumen dokumen resmi
maupun tidak resmi. (Notoatmodjo, 2005;h.62-64).
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori Medis
2.1.1 Bayi Baru Lahir
2.1.1.1 Pengertian BBL
Bayi baru lahir juga di sebut juga dengan neonatus merupakan
individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami
trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri
dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstra uterine. Bayi
baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan
37-42 minggu dan berat badan nya 2500-4000 gram (Dewi,
2011;h.1).
Bayi baru lahir normal adalah Bayi yang lahir dalam presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia
kehamilan genap 37-42 minggu, dengan berat badan 2500-4000
gram, nilai apgar >7 dan tampa cacat bawaan (Rukiyah dan
Yulianti, 2012;h.2)
2.1.1.2 Perawatan umum pada bayi
a. Gunakan sarung tangan dan celemek sewaktu memegang
BBL sampai dengan memandikan bayi minimal 6 jam, tidak
perlu memakai masker dalam perawatan BBL
b. Bersihkan darah dan cairan bayi dengan mengunakan kapas
yang direndam dalam air hangat kemudian keringkan
10
c. Bersihkan bokong dan sekitar anus bayi setiap selesai
menganti popok atau setiap diperlukan dengan menggunakan
air hangat atau air sabun lalu keringkan dengan hati hati
d. Gunakan sarung tangan sewaktu merawat tali pusat.
2.1.1.3 Ciri-ciri Bayi Baru Lahir
Ciri-ciri BBL normal sebagai berikut :
a. Lahir aterm antara 37-42 minggu.
b. Berat badan 2500-4000 gram.
c. Panjang badan 48-52 cm.
d. Lingkar dada 30-38 cm.
e. Lingkar kepala 33-35 cm.
f. Lingkar lengan 11-12 cm.
g. Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit.
h. Pernafasan ± 40-60x/menit.
i. Kulit kemerah merahan dan licin karena jaringan subkutan
yang cukup.
j. Rambut lanugo tidak trlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna.
k. Kuku agak panjang dan lemas
l. Nilai APGAR >7.
m. Gerak aktif
n. Bayi lahir langsung menangis kuat
11
o. Reflek rooting (mencari putting susu dengan rangsangan
taktil pada daerah pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk
dengan baik.
p. Reflex sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan
baik.
q. Reflex moro (gerakan memeluk bila di kagetkan) sudah
terbentuk dengan baik.
r. Reflek grasping (menggenggam) sudah baik.
s. Genetalia
a) Pada laki-laki di tandai dengan testis yang berada pada
scrotum dan penis yang berlubang.
b) Pada perempuan kematangan di tandai dengan vagina
dan uretra yang berlubang, serta ada nya labia mayora dan
minora.
c) Eliminasi baik yang ditandai dengan keluar nya mekonium
dalam 24 jam pertama dan berwarna hitan dan kecoklatan.
Table 2.1 Tanda APGAR
Tanda Nilai :0 Nilai :1 Nilai :2
Appearance
( warnakulit)
Pucat/biru
seluruh tubuh
Tubuh
kemerahan
ekstremitas
biru
Seluruh
tubuh
kemerahan
Pulse
(denyut jantung )
Tidak ada <100 >100
Grimace
( tonus otot)
Tidak ada Ekstremitas
sedikit fleksi
Gerakan aktif
Activity (
aktivitas )
Tidak ada Sedikit gerak Langsung
menanggis
Respirasion
(pernafasan)
Tidak ada Lemah/
teratur
Menangis
12
Interprestasi :
a. Nilai 1-3 asfiksia berat
b. Nilai 4-6 asfiksia sedang
c. Nilai 7-10 asfiksia ringan (normal)
2.1.1.4 Tahapan Bayi Baru Lahir :
a. Tahap I terjadi segera setelah lahir selama menit menit
pertama kelahiran. Pada tahap ini digunakan sistem scoring
apgar untuk fisik dan scoring gray untuk interaksi bayi dan
ibu.
b. Tahap II disebut tahap transisional reaktivitas. Pada tahap
II dilakukan pengkajian selama 24 jam pertama terhadap
adanya perubahan prilaku.
c. Tahap III disebut tahap periodik, pengkajian dilakukan
setelah 24 jam pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh
tubuh (Dewi, 2011;2-3,17)
2.1.1.5 Penampilan Pada Bayi Baru Lahir
Penampilan pada BBL sebagai berikut:
a. Kesadaran dan reaksi terhadap sekeliling, perlu dikurangi
rangsangan terhadap reaksi rayuan, rangsangan sakit, atau
suara keras yang mengejutkan atau suara mainan.
b. Keaktifan, Bayi normal melakukan gerakan-gerakan tangan
yang simetris pada waktu bangun.
c. Simetris, apakah secara keseluruhan badan seimbang
d. Kepala : apakah terlihat simetris.
13
e. Muka wajah, bayi tampak ekspresi.
f. Mulut. Penampilannya harus simetris, mulut tidak mencucu
seperti mulut ikan, tidak ada tanda-tanda kebiruan pada
mulut bayi.
g. Leher, dada, abdomen: melihat adanya cidera akibat
persalinan, perhatikan ada tidaknya kelainan pada
pernapasan bayi, karena biasanya bayi masih ada
pernapasan perut.
h. Punggung. Adanya benjolan atau tumor atau tulang
punggung dengan lekukan yang kurang sempurna
i. Kulit dan kuku. Dalam keadaan normal kulit berwarna
kemerahan.
j. Kelancaran menghisap dan pencernaan. Harus diperhatikan
tinja dan kemih diharapkan keluar dalam 24 jam pertama.
(Rukiyah dan Yulianti, 2012;h.3-5)
2.1.1.6 Mekanisme hilang nya panas tubuh bayi baru lahir
a. Konduksi
Panas di hantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang
kontak langsung dengan tubuh bayi. sebagai contoh
hilangnya panas tubuh bayi secara konduksi, ialah
menimbang bayi tanpa alas timbangan, tangan penolong yang
dingin memegang bayi baru lahir,menggunakan stetoskop
dingin untuk pemeriksaan bayi baru lahir.
14
b.Konveksi
Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang
bergerak (jumlah panas yang hilang tergantung kepada
kecepatan dan suhu udara). Contoh hilangnya panas tubuh
bayi secara konveksi, ialah membiarkan atau menepatkan Bayi
baru lahir dekat jendela, membiarkan Bayi baru lahir di
ruangan yang terpasang kipas angin.
c.Radiasi
Panas di pancaran dari Bayi baru lahir, keluar tubuhnya
kelingkungan yang lebih dingin.contoh bayi mengalami
kehilangan panas tubuh secara radiasi,ialah bayi baru lahir
dibiarkan dalam ruangan dengan air conditioner(AC) tanpa di
berikan pemanas(radiant warmer), Bayi baru lahir dibiarkan
dalam keadaan telanjang,Bayi baru lahir ditidurkan berdekatan
dengan ruangan yang dingin, misalnya (dekat tembok)
d.Evaporasi
Panas hilang melalui proses penguapan yang tergantung
kepada kecepatan dan kelembapan udara (perpindahan panas
dengan cara merubah cairan menjadi uap) (muslihatun
2010;h.12-13)
2.1.1.7 Asuhan Kebidanan Pada BBL Normal
a. Melakukan penilaian
Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa
kesulitan, apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas,jika
15
bayitidak bernafas atau bernafas megap megap atau lemah
maka segera lakukan resusitasi pada bayi baru
lahir.(Maryanti eat all,2011; h.3)
b. Jaga kehangatan bayi
a) Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh,
lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan
verniks. Verniks akan membantu menghangatkan tubuh
bayi. Ganti handuk basah dengan handuk / kain yang
kering. Biarkan bayi diatas perut ibu (Wiknjosastro,
2008,h;128)
b) Cara memotong
1. Klem tali pusat dengan dua buah klem,pada titik kira kira
2 atau 3cm dari pangkal pusat bayi(tinggalkan kira kira
1cm di antara kedua klem tersebut)
2. Potonglah tali pusat di antara kedua klem sambil
melindungi perut bayi dengan tangan kiri penolong.
3. Pertahankan kebersihan pada saat memotong tali
pusat,ganti sarung tangan jika sudah kotor.potonglah tali
pusat dengan menggunakan gunting steril atau DTT
4. Ikatan tali pusat dengan kuat atau gunakan penjepit kusus
tali pusat.
5. Periksa tali pusat setiap 15 menit,apabila masih terjadi
perdarahan lakukan pengikatan sekali lagi dengan ikatan
lebih kuat (Sulistyawati dan Nugraheny,2010; h.207)
16
c. Cara Pencegahan Infeksi
Berikut adalah beberapa cara untuk melakukan pencegahan
infeksi :
a) Cuci tangan dengan sabun dan air atau gunakan cairan
pembersih tangan berbasis alkohol, pada saat sebelum dan
sesudah merawat bayi, sesudah melepas sarung tangan,
dan sesudah memegang instrument atau barang yang
kotor.
b) Beri petunjuk pada ibu dan anggota keluarga lainnya
untuk cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi.
c) Basahi kedua tangan dengan mencuci tangan selama 10-15
detik dengan sabun dan air mengalir,setelah itu biarkan
tangan kering di udara atau keringkan dengan kertas
bersih/ handuk.pribadi.
d) Membersihkan tangan dengan cairan alcohol yang di buat
dari 2 ml gliserin dan 100 ml alkohol 60 %.
e) Gunakan alat-alat perlindungan pribadi (Dewi, 2011;h.16)
d. Pemberian vitamin K1
Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K1 injeksi 1mg
intramuskuler setelah 1 jam kontak kulit ke kulit dan bayi
selesai menyusu untuk mencegah perdarahan BBL akibat
defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL
(Wiknjosastro,2008,h;139).
17
e. Melakukan IMD
Untuk mempererat ikatan batin antara ibu-anak,setelah di
lahirkan sebaiknya bayi langsung diletakkan di dada ibunya
sebelum bayi itu dibersihkan.sentuhan kulit dengan kulit
mampu menghadirkan efek psikologis yang
Dalam keadaan ibu dan anak.penelitian membuktikan bahwa
ASI eksklusif selama 6 bulan memang baik bagi bayi.Naluri
bayi akan membimbingnya saat baru lahir (Rukiyah dan
Yulianti,2012;h.7)
f. Berikan salep mata
Salep mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah 1
jam kontak kulit ke kulit dan bayi setelah menyusu.pencegahan
infeksi tersebut menggunakan antibiotika Tetrasiklin 1%.salep
antibiotika harus tepat diberikan pada waktu satu jam setelah
kelahiran upaya profilaksis infeksi mata tidak efektif jika
diberikan lebih dari satu jam setelah kelahiran.
cara pemberian salep mata: cuci tangan (gunakan sabun dan air
bersih mengalir), jelaskan apa yang akan di lakukan dan tujuan
pemberian obat tersebut, berikan salep mata dalam satu garis
lurus mulai dari bagian mata yang paling dekat dengan hidung
hidung bayi menuju ke bagian luar mata,ujung tabung salep
mata tak boleh menyentuh mata bayi, jangan menghapus salep
mata dari mata bayi dan anjurkan keluarga untuk tidak
menghapus obat obat tersebut (Winkjosastro 2008,h;139)
18
2.1.1.8 Asuhan Neonatus di Rumah
Pemberian asuhan neonatus dirumah dilakukan melalui kunjungan
bersamaan dengan kunjungan pada ibu. Kunjungan neonatus ( KN)
dilakukan sejak bayi usia satu hari sampai usia 28 hari, kunjungan
pertama (KN 1) dilakukan pada hari pertama hingga ke-7 setelah
bayi dilahirkan, sedangkan kunjungan kedua ( KN 2) dilakukan
pada hari ke 8 hingga ke 28. Adapun tujuan dari kunjungan
neonatus, meninjau penyuluhan dan pedoman antisipasi bersama
orng tua, megidentifikasi gejala penyakit,serta mendidik dan
mendukung orang tua.
a. Kunjungan Neonatus pertama (KN 1)
Kunjungan neonatus pertama dilakukan pada hari pertama
sampai ke-7 setelah kelahiran. Kunjungan dimulai dengan
wawancara singkat dengan ibu atau ayah tentang:
a) Riwayat maternal, riwayat kelahiran dan perawatan
neonatus segera setelah lahiran.
b) Observasi orang tua dan lakukan wawancara tentang
penyesuaian keluarga.
c) Kaji riwayat interval bayi baru lahir: pemberian makan,
kewaspadaan, menangis, dan juga masalah pada usus
(intestinal), kantong kemih, serta masalah lainnya.
d) Berikan penyuluhan dan pedoman antisipasi.
e) Jadwalkan kunjungan dalam 6-8 minggu untuk imunisasi
dan chek up lebih lanjut.
19
b. Kunjungan kedua (KN 2)
Kunjungan kedua dilakukan pada hari ke-8 sampai ke-28
setelah kelahiran.Dalam kunjungan kedua tindakan yang
harus di lakukan adalah menjelaskan rangkaian imunisasi
dan mengukur kembali berat badan dan panjang tubuh.
Selain pengkajian diatas, lakukan pengamatan apakah bayi
tergolong sehat atau tidak.
Tanda tanda bayi sehat diantaranya:
a) Bayi lahir segera menangis
b) Seluruh tubuh bayi kemerahan
c) Bayi bergerak aktif
d) Bayi biasa menghisap putting susu dengan kuat
e) Bayi lahir 2500 gram atau lebih
f) Setiap sebulan berat badan anak bertambah mengikuti
pita hijau pada KMS
g) Perkembangan dan kepandaian anak bertambah sesuai
usia.
h) Anak jarang sakit, gembira, ceria, aktif, lincah dan
cerdas.
Tanda bayi sakit berat:
(a) Tidak mau menyusu
(b) Lesu atau memperlihatkan prilaku yang luar biasa
(c) Bayi belum defekasi selama 48 jam
(d) Bayi tidak berkemih dalam 24 jam pertama
20
(e) Suhu bayi di bawah 360
C atau di atas 37 C
(f) Bagian putih mata bayi menjadi kuning dan warna
kulit tampak kuning, coklat, atau persik
(g) Kejang
(h) Kaki dan tangan teraba dingin atau bayi demam
(i) Badan bayi kuning
(j) Tali pusat basah dan berbau
(k) Gerakan dua lengan dan kaki lemah
(l) Berat badan tidak naik
(m) Pada KMS garis pertumbuhan turun, datar, pindah
kepita warna di bawah garis merah atau
(BGM).(Yulifah dan Yuswanto,2011;h.93-95)
2.1.1.9 Rencana asuhan bayi usia 2-6 hari
Pada hari yang ke-2 sampai ke-6 setelah lahir,Ada hal hal yang
perlu diperhatikan dalam asuhan pada bayi, yaitu sebagai
berikut:
a. Minum
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi
bayi. ASI diketahui mengandung banyak zat gizi yang paling
sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, baik
kualitas maupun kuantitasnya. berikan asi sesering mungkin
sesuai dengan kebutuhan bayi. yaitu 2-3 jam (paling sedikit
setiap 4 jam) bergantian antara payudara kiri dan kanan.
berikan asi saja (asi eksklusif) sampai bayi berusia 6 bulan.
21
selanjutnya pemberian asi diberikan hingga anak berusia 6
bulan. selanjutnya asi diberikan pada anak berusia 2 tahun
banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari asi tidak saja
dalam keuntungan pertumbuhan dan perkembangan bayi.
tetapi juga hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi yang
akan memberikan dukungan sangat besar terhadap terjadinya
proses pembentukan emosi positif pada anak, dan berbagai
keuntungan bagi ibu.
b. Defekasi (BAB)
Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama
minggu pertama dan jumlah paling banyak adalah hari ketiga
dan keenam feses transisi (kecil-kecil berwarna coklat sampai
hijau karena adanya mekonium)di keluarkan sejak hari ketiga
sampai keenam.
c. Berkemih (BAK)
Fungsi ginjal bayi belum sempurna selama dua tahun pertama
kehidupan nya. biasanya terdapat urine dalam jumlah yang
kecil pada kandung kemih bayi saat lahir, tetapi ada
kemungkinan urine tersebut tidak dikeluarkan selama 12-24
jam. berkemih sering terjadi pada periode ini dengan
frekuensi 6-10 kali sehari dengan warna urine yang pucat.
d. Tidur
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir bayi normal nya sering
tidur bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur
22
selama 16 jam sehari. pada umum nya bayi terbangun sampai
malam hari pada usia 3 bulan. Sebaiknya ibu menyediakan
selimut dan ruangan yang hangat, serta memastikan bayi
tidak terlalu panas atau terlalu dingin. Jumlah waktu tidur
bayi akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi,
pola ini dapat berkurang seiring dengan bertambahnya usia
bayi, pola ini dapat terlihat pada tabel berikut:
Tabel 2.2 Perubahan pola tidur
Usia Lama tidur
1 minggu 16,5 jam
1 tahun 14 jam
2 tahun 13 jam
5 tahun 11 jam
9 tahun 10 jam
e. Kebersihan kulit
Kebersihan kulit bayi benar-benar dijaga. walaupun mandi
dengan membasahi seluruh tubuh tidak harus dilakukan
setiap hari, tetapi bagian-bagian seperti muka, bokong, dan
tali pusat perlu dibersihkan secara teratur sebaik nya orang
tua maupun orang lain yang ingin memegang bayi diharuskan
untuk mencuci tangan terlebih dahulu.
f. Keamanan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menjaga keamanan
bayi adalah dengan tetap menjaga nya jangan sekalipun
23
meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu. selain itu juga
perlu dihindari untuk memberikan apapun kemulut bayi
selain asi, karena bayi bisa tersedak dan jangan mengunakan
alat penghangat buatan ditempat tidur bayi.
Tanda tanda bahaya
a) Pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali permenit
b) Terlalu hangat >380
C atau terlalu dingin <360
C
c) Kulit bayi kering (terutama 24 jam pertama) biru, pucat
atau memar
d) Isapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah, dan
mengantuk berlebihan
e) Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk
dan berdarah.
f) Terdapat tanda-tanda infeksi seperti suhu tubuh
meningkat, merah, bengkak, bau busuk, keluar cairan,
dan pernapasan sulit
g) Tidak BAB dalam 3 hari,tidak BAK dalam 24 jam,feses
lembab dan cair.sering berwarna hijau tua, dan terdapat
lendir atau darah.
h) Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa
tenang, menangis terus menerus.
24
2.1.1.10 Penyuluhan pada ibu dan keluarga sebelum bayi pulang
a. Perawatan tali pusat
banyak pendapat tentang cara terbaik untuk merawat tali
pusat. Telah dilaksanakan beberapa uji klinis untuk
membandingkan cara perawatan tali pusat agar tidak terjadi
peningkatan infeksi, yaitu dengan membiarkan luka tali
pusat terbuka dan membersihkan luka hanya dengan air
bersih. Negara-negara yang beriklim tropis perlu
mewaspadai pengunaan alkohol yang dahulu populer dan
terbukti efektif untuk membersihkan tali pusat, karena
sesungguhnya alkohol akan mudah menguap didaerah panas
dan dengan demikian efektifnya akan menurun.
b. Pemberian asi
c. Jaga kehangatan bayi
Berikan bayi pada ibunya secepat mungkin. kontak antara
ibu dengan kulit bayi sangat penting dalam rangka
menghangatkan serta mempertahankan panas tubuh bayi.
Gantilah handuk/kain jika basah dengan kain yang
kering,dan bungkus bayi tersebut dengan selimut,serta
jangan lupa untuk memastikan kepala bayi telah terlindungi
dengan baik untuk mencegah kehilangan panas.Apabila suhu
bayi kurang dari 36,5 C ,Segera hangatkan bayi dengan
tehnik metide kanguru. Perawatan metode kanguru adalah
perawatan untuk bayi prematur dengan melakukan kontak
25
langsung antara kulit bayi dan kulit ibu.metode ini sangat
tepat dan mudah di lakukan guna mendukung kesehatan dan
keselamatan bayi yang lahir prematur maupun yang
aterm.Kehangatan tubuh bayi ibu merupakan sumber panas
yang efektif.hal ini terjadi bila ada kontak langsung antara
kulit ibu dan kulit bayi.Prinsip ini dikenal sebagai skin to
skin contact atau metode kanguru.perawatan dengan metode
kanguru merupakan cara efektif untuk memenuhi kebutuhan
bayi yang paling mendasar yaitu kehangatan, keselamatan,
kasih sayang, ASI, perlindungan dari infeksi, dan stimulasi.
d. Tanda-tanda bahaya
jika muncul tanda- tanda bahaya, ajarkan ibu untuk:
a) memberikan pertolongan pertama sesuai kemampuan ibu
yang sesuai kebutuhan sampai bayi memperoleh
perawatan medis lanjutan.
b) Membawa bayi ke RS atau klinik terdekat untuk
perawatan tindakan segera
e. Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara memproduksi iminusasi aktif
buatan untuk melindungi diri melawan penyakit tertentu
dengan cara memasukan suatu zat ke dalam tubuh melalui
penyuntikan atau secara oral.
f. Perawatan harian/ rutin
g. Pencegaah infeksi dan kecelakaan (Dewi, 2011;h.27-31)
26
2.1.2 Perawatan Tali Pusat
2.1.2.1 Definisi Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat adalah melakukan pengobatan dan
pengikatan tali pusat yang menyebabkan pemisahan fisik ibu
dengan bayi. Kemudian,tali pusat dirawat dalam keadaan bersih
dan terhindar dari infeksi tali pusat. Perawatan tali pusat yang
baik dan benar akan menimbulkan dampak positif,yaitu tali
pusat akan puput pada hari ke-5 sampai ke-7 tanpa ada
komplikasi,sedangkan dampak negative dari perawatan tali
pusat yang tidak benar adalah bayi akan mengalami penyakit
tetanus neonatorum dan dapat mengakibatkan kematian.
2.1.2.2 Tujuan perawatan tali pusat
Adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi
baru lahir. Penyakit ini disebabkan karena masuknya spora
kuman tetanus ke dalam tubuh melalui tali pusat,baik dari alat
yang tidak steril,pemakaian obat obatan, maupun bubuk yang
ditaburkan ke tali pusat sehingga dapat menggakibatkan
infeksi.(Ronald,2011;h.40)
2.1.2.3 Tali Pusat
Tali pusat(funikulus umbilikalis) atau disebut juga funis
merentang dari umbilikus janin ke permukaan fetal plasenta dan
mempunyai panjang 50-55cm. Tali pusat membungkus dua
buah pembuluh arteri umbilikalis yang mengangkut darah yang
sudah diambil oksigennya dari dalam tubuh janin,vena
27
Umbilikalis yang tunggal membawa darah yang sudah
dibersihkan dari plasenta ke dalam janin.
a. Fungsi Tali Pusat
Tali pusat pada janin berfungsi sebagai alat pernapasan
pertukaran gas sepenuhnya dilakukan oleh plasenta. darah
mengalir dari plasenta janin melalui vena umbilikalis yang
terdapat didalam tali pusat. jumlah darah yang mengalir
melalui tali pusat adalah sekitar 125 ml/kg/BB permenit
atau sekitar 500 ml permenit.
b. Pemotongan Tali Pusat
Pada menejemen aktif persalinan kala tiga tali pusat segera
dijepit dan dipotong setelah persalinan. Ini dilakukan untuk
memungkinkan intervensi menejemen aktif yang lain
Adapun caranya adalah:
a) Pada menejemen menunggu, penjepitan tali pusat
biasanya dilakukan setelah tali pusat berhenti berdenyut.
b) Tali pusat dipotong diantara dua klem, yang pertama
ditempatkan pada jarak 4 atau 5 cm dari perut bayi, dan
yang kedua atau 3 cm dari perut bayi. (Sodikin,
2009;h.7,15,40)
2.1.2.4 Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat harus selalu kering dan bersih. tali pusat
merupakan tempat koloni bakteri, pintu masuk kuman dan bisa
terjadi infeksi lokal. perlu perawatan tali pusat sejak
28
manejemen aktif kala III pada saaat menolong kelahiran bayi.
sisa tali pusat harus di pertahankan dalam keadaan terbuka dan
di tutupi kain bersih secara longgar.pemakaian popok
sebaiknya popok di lipat dibawah tali pusat.jika tali pusat
terkena kotoran/feses,maka tali pusat harus di cuci dengan
sabun dan air bersih,kemudian di keringkan. (Muslihatun,
2010;h.45)
Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat dalam
minggu pertama secara bermakna mengurangi insiden infeksi
pada Neonatus. Yang terpenting dalam perawatan tali pusat
ialah:
(a) menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih
(b) cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum merawat
tali pusat
(c) bersihkan dengan lembut kulit disekitar tali pusat dengan
kapas basah.
(d) Kemudian bungkus dengan longgar/tidak terlalu rapat
dengan kasa bersih atau steril popok atau celana bayi
harus diikat dibawah tali pusat, tidak menutupi tali pusat
untuk menghindari kontak dengan feses dan urin
(e) hindari penggunaan kancing, koin atau uang logam untuk
membuat tekan tali pusat. (Prawiroharjo, 2010;h.370-371).
29
2.1.2.5 Perdarahan Tali Pusat
a. Konsep Dasar
Perdarahan tali pusat dapat di sebabkan oleh trauma, ikatan
tali pusat yang longgar, atau kegagalan pembentukan
thrombus yang normal. Kemungkinan lain sebab perdarahan
adalah penyakit perdarahan pada neonatus dan infeksi lokal
maupun sistemik. Tali pusat harus diawasi terus-menerus
pada hari-hari pertama agar perdarahan yang terjadi dapat
tanggulangi secepat nya. Perdarahan tali pusat dapat di
sebabkan oleh robekan umbilikus.komplikasi persalinan ini
masih di jumpai sebagai akibat masih terjadinya partus
presipitatus dan tarikan berlebih pada lilitan atau pendeknya
tali pusat pada partus normal.perdarahan tali pusat pada
umbilikus mungkin dapat terjadi kareana kelalaian
tersayatnya dinding umbilikus atau plasenta sewaktu seksio
sesarea.Robekan umbilikus disebabkan pula oleh
Hematoma,varices dan aneurisme pembuluh darah,Tetapi
pada sebagian kasus tanpa penyebab yang jelas.kadang-
kadang secara sepintas tidak nampak adanya perdarahan
eksternal,karena darah yang keluar langsung masuk kedalam
jaringan plasenta.perdarahan akibat plasenta previa atau
Abrupsio plasenta dapat membahayakan bayi.Abrupsio lebih
sering mengakibatkan kematian intrauterin karena anoksia
dari pada anemia pada bayi baru lahir.
30
b. Penatalaksanaan
1) Pada perdarahan umbilikus akibat ikatan yang longar,dapat
di kencangkan kembali pengikat tali pusat.perdarahan juga
dapat disebabkan oleh repitan atau tarifan dari klem.jika
perdarahan tidak berhenti setelah 15-20 menit maka tali
pusatnya harus segera dilakukan beberapa jahitan pada luka
bekas pemotongan tersebut.
2) Perdarahan umbilikus akibat robekan umbilikus harus
segera di jahit.kemudian segera lakukan rujukan untuk
mengetahui apakah ada kelainan lain seperti kelainan
anatomik pembuluh darah sehingga dapat segera dilakukan
tindakan oleh dokter atau rumah sakit.
3) Perdarahan pada absrupsio plasenta,plasenta previa dan
kelainan lainnya,Bidan harus segera merujuk.bahkan
rujukan lebih baik segera dilakukan jika kelainan tersebut
sudah diketahui sebelum bayi lahir sehingga dapat di
lakukan tindakan sesegera mungkin untuk membuat
peluang bayi lahir hidup lebih besar.(Rukiyah dan
Yulianti,2012;h.276-278).
2.2 Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan
2.2.1 Pengertian
Manajemen asuhan kebidanan adalah suatu metode berfikir dan
bertindak sistematis dan logis dalam memberikan asuhan kebidanan,
31
agar menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi
asuhan.
Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang di
gunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, temuan-temuan, keterampilan, dalam
rangkaian tahap-tahap yang logis untuk pengambilan suatu keputusan
yang berfokus terhadap klient.
Manajemen kebidanan diadaptasi dari konsep yang di kembagkan oleh
Helen Varney dalam buku Varney`s Midwivery, edisi ke tiga tahun
1997, menggambarkan proses manajemen asuhan kebidanan yang
terdiri dari tuju langkah yang berturut secara sistematis dan siklik
(Soepardan, 2007,h;96).
2.2.2 Langkah - Langkah manajemen kebidanan pada bayi baru lahir
2.2.2.1 Pengkajian Data
Menurut varney 1997 pengkajian dengan mengumpulkan data
yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan bayi baru lahir.
Pengkajian pada bayi baru lahir dibagi dalam 2 bagian yaitu
pengkajian segera setelah lahir, dan pengkajian keadaan fisik
untuk memastikan bayi dalam keadaan normal atau megalami
komplikasi. Pengkajian segera setelah bayi lahir bertujuan
untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan dalam
uterus yaitu penilian apgar. Penilaian sudah dimulai sejak
kepala lahir dari vulva. Sedangan pengkajian keadaan fisik
32
untuk memastikan bayi dalam keadaan normal. (Rukiyah dan
Yulianti,2012; h.15).
A. Data Subjektif
Ini berkaitan dengan identitas pasien seperti nama, alamat,
jenis kelamin, usia, suku, warga negara, status
perkawinan, pendidikan, agama, dan pekerjaan.
1. Identitas Bayi
a. Nama
Identitas dimulai dengan nama pasien, yang jelas
dan lengkap: nama depan,nama tengah (bila ada),
nama keluarga, dan nama panggilan akrabnya.
b. Umur
Umur pasien sebaliknya didapat dari tanggal lahir,
yang dapat ditanyakan ataupunn dilihat dari Kartu
Menuju Sehat atau kartu pemeriksaan kesehatan
lainnya. Apabila tanggal lahir tidak diketahui dengan
pasti, maka ia dapat diperkirakan dengan
menghubungkannya dengan suatu peristiwa yang
umum diketahui, misalnya hari raya (Idul Fitri,
Natal, hari Proklamasi dan sebagainya). Kecuali
untuk kepentingan identitas, umur perlu diketahui
mengingat periode usia anak (periode neonates,
bayi, prasekolah, balita, sekolah, akil balik)
mempunyai kekhasannya sendiri dalam morbiditas
33
dan mortalitas. Usia anak juga diperlukan untuk
menginterprestasi apakah data pemeriksaan klinis
anak tersebut normal sesuai dengan umurnya.
c. Jenis kelamin
Jenis kelamin pasien sangat diperlukan,selain untuk
identitas juga untuk penilaian data pemeriksaan
klinis,misalnya nilai-nilai baku, insidens seks,
penyakit-penyakit terangkai seks.(matondang et
all,2009;h5)
2. Identitas Ibu
a. Nama
Nama jelas dan lengkap,bila perlu nama panggilan
sehari hari agar tidak keliru dalam memberikan
penanganan.
b. Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya
resiko seperti kurang dari 20 tahun,alat-alat
reproduksi belum matang,mental dan psikisnya
belum siap.sedangkan umur lebih dari 35 tahun
rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa
nifas.
34
c. Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk
membimbing atau mengarahkan pasien dalam
berdoa.
d. Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya,
Sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai
dengan pendidikannya.
e. Suku atau bangsa
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan
sehari hari.
f. Pekerjaan
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat
social ekonominya,karena ini juga mempengaruhi
dalam gizi pasien tersebut.
g. Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah kunjugan rumah
bila diperlukan.(Ambarwati dan Wulandari,2012;h.
131-132).
35
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Pernafasan
Pernafasan bayi baru lahir normal 30-60 kali per
menit, tanpa retraksi ada dan tanpa suara merintih
pda fase ekspirasi. Pada bayi kecil,mungkin terdapat
retraksi dada ringan dan jika bayi berhenti nafas
secara periodic selama beberapa detik masih dalam
batas normal.
b. Warna kulit
Bayi baru lahir aterm keihatan lebih pucat di
banding bayi preterm karena kulit lebih tebal.
c. Denyut Jantung Bayi
Denyut jantung bayi baru lahir normal antara 100-
160 kali permenit, tetapi dianggap amsih normal jika
diatas 160 kali per menit dalam jangka aktu pendek,
beberapa kali dala satu hari selama beberapa hari
pertama kehidupan,terutama bila bayi mengalami
disstres.Jika ragu ulangi perhitungan denyut jantung.
d. Suhu Aksiler
36,5ºC sampai 37,5ºC.
36
e. Postur dan Gerakan
Postur normal bayi baru lahir dalam keadaan
istirahat adalah kepalan tangan longgar,dengan
lengan,panggul dan lutut semi fleksi.
f. Tonus otot/Tingkat kesadaran
Rentang normal tingkat kesadaran bayi baru lahir
adalah mulai dari diam hingga sadar penuh dan
dapat ditenangkan jika rewel. Bayi dapat
dibandingkan jika diam atau tidur.
g. Ekstermitas
Periksa posisi, gerakan, reaksi bayi bila ekstermitas
disentuh,dan pembengkakan.
h. Kulit
Warna kulit dan adanya verniks keseosa
penmbengkakan atau bercak hitam,tanda lahir/tanda
mongol. Selama bayi dianggap normal, beberapa
kelainan kulit juga dapat dianggap normal.
i. Tali pusat.
Normal berwarna putih kebiruan pada hari pertama,
mulai kering dan mengkerut atau mengecil dan tali
pusat akan puput pada hari ke 5 sampai ke 7 tanpa
adanya komplikasi.
j. Berat Badan
Normal 2500-4000 gram.
37
2. Pemeriksaan Fisik (Head to toe)
a. Kepala
Ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil, sutura,
moulase, caput succedaneum, cephal haematoma,
hidrosefalus, rambut.
b. Muka
Tanda-tanda paralis.
c. Mata
Ukuran, bentuk (strabismus, pelebaran epicanthus)
dan kesimetrisan, kekeruhan kornea, katarak
kongenital, trauma, keluar nanah, bengkak pada
kelopak mata, perdarahan subkonjungtiva.
d. Telinga
Jumlah, bentuk, posisi, kesimetrisan letak
dihubungkan dengan mata dan kepala serta adanya
gangguan pendengaran.
e. Hidung
Bentuk dan lebar lubang,pola pernafasan,
kebersihan.
f. Mulut
Bentuk simetris/tidak, mukosa mulut kering/basah,
lidah, palatum, bercak putih pada gusi, refleks
menghisap, adakah labio/palatoskisis,tursh,sianosis.
38
g. Leher
Bentuk simetris/tidak, adakah pembengkakan dan
benjolan, kelainan tiroid, hemangioma, tanda
abnormalitas kromosom dan lai-lain.
h. Klavikula dan lengan tangan
Adakah fraktur klavikula, gerakan, jumlah jari.
i. Dada
Bentuk dan kelainan bentuk dda,puting susu,
gangguan pernafasan, auskultasi bunyi jantung dan
pernafasan.
j. Abdomen
Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis,
perdarahan tali pusat, jumlah pembuluh darah pada
tali pusat, dinding perut dan adanya benjolan,
distensi, gastroskisis, omfalokel, bentuk simetris/
tidak, palpasi hati, ginjal.
k. Genetalia
Kelamin laki laki: panjang penis, testis sudah turun
berada dalam skrotum, orivisium, uretra di ujung,
kelainan (fimosis, hisposida / epispadia). Kelamin
perempuan: labia mayora dan labia minora, klitoris,
orivisium vagina, orivisium uretra,sekret dan lain
lain.
39
l. Tungkai Kaki
Gerakan bentuk simetris/tidak, jumlah jari,
pergerakan, pes equinovarus/pes equinovalgus.
m. Anus
Berlubang/tidak, posisi, fungsi spingter ani, adanya
atresiaani, dan meconium plung syndrome,
megacolon.
n. Punggung
Bayi tengkurap, raba kurvatura kolumna vertebralis,
skoliosis, pembengkakan, spina bifida,
mielomeningokel, lesung/ bercak berambut, dan
lain-lain.
o. Pemeriksaan Kulit
Vernik caseosa, lanugo, warna, udem, bercak, tanda
lahir ,memar.
p. Reflek
Berkedip, babinski, merangkak, menari/melangkah,
ekstrusi, galant’s, moro’s, neck righting, palmar
grasp, rooting, startle, menghisap, tonic neck.
q. Antropometri
BB, PB, LK, LD,LP, LILA (Muslihatun, 2010;
h.31-34).
40
2.2.2.2 Diagnosa,Masalah dan Kebutuhan
Diagnosa kebidanan adalah melakukan identifikasi secara
benar terhadap diagnosa, masalh dan kebutuhan bayi baru lahir
berdasarkan data data yang telah dikumpulkan. Contoh
diagnose misalnya bayi cukup bulan sesuai masa kehamilan
dengan asfiksia, atau bayi cukup bulan kecil masa kehamilan
dengan hipotermia.Sedangkan masalah misalnya ibu kurang
informasi,ibu tidak PNC, ibu post section sesarea, gangguan
maternal lainnya.Untuk kebutuhan seperti jagalah bayi agar
tetap kering dan hangat,usahakan agar ada kontak kulit anatara
ibu dan bayi sesegera mungkin.
2.2.2.3 Mengidentifikasi Diagnosa dan Potensial Masalah
Mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial yang
mungkin terjadi berdasarkan masalah atau diagnose yang
sudah teridentifikasi. Misalnya untuk diagnose potensial yaitu
hipotermi potensial menyebabkan asidosis, atau hipoglikemi
potensial menyebabkan hipotermi.
2.2.2.4 Tindakan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bian atau
dokter atau untuk dikonsultasikan atau untuk ditangani dengan
anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi bayi.
Misalnya bayi tidak bias bernafas dalam waktu 30 detik,segera
cari bantuan dan mulailah langkah-langkah resusitasi pada bayi
tersebut.
41
2.2.2.5 Merencanakan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
Merencanakan asuhan yang menyeluruh yang rasional dan
sesuai dengan temuan dari langkah sebelumnya .
2.2.2.6 Pelaksanaan
Tahap ini merupakan tahap mengarahkan atau melaksanakan
rencana asuhan secara efektif dan aman.
2.2.2.7 Evaluasi
Melakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan,apakan benar-
benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan bayi baru lahir
sebagimana telah diidentifikasi didalam diagnosa dan masalah
(Rukiyah dan Yulianti, 2012; h.16-18).
2.3 Landasan Hukum Kewenangan Bidan
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan (MENKES) Republik Indonesia
Nomor 900/Menkes/SK/VII/2002 Tentang registrasi dan praktik bidan,
kewenangan yang dimiliki bidan dalam pasal 16 ayat 2 meliputi :
1. Pemeriksaan bayi baru lahir,
2. Peraatan tali pusat,
3. Perawatan bayi
4. Resusitasi pada bayi baru lahir,
5. Pemaantauan tumbuh kembang anak,
6. Pemberian imunisasi,
7. Pemberian penyuluhan (Sofyan et all,2006; h.173)
42
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN
PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BAYI NY. S
DI BPS DASA SUSILAWATI, S.ST
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
3.1 PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Identitas bayi
Nama : By. Ny. S
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir/Pukul : 1 April 2015 pukul 14.00 WIB
2. Biodata orang tua
Ibu Ayah
Nama : Ny. S : Tn. C
Umur : 29 Tahun : 25Tahun
Agama : Islam : Islam
Suku/Bangsa : Jawa : Jawa
Pendidikan : SMP : SMP
Pekerjaan : IRT : Buruh
Alamat : Jl. Imam Bonjol Gg. Tomat Kemiling Pinang Jaya
Bandar Lampung
1. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
43
Ibu mengatakan tidak sedang dalam keadaan sakit.
b. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan dulu tidak memiliki riwayat penyakit yang
menahun dan menular.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit yang
menahun dan menular.
2. Riwayat kehamilan
Kesehatan selama hamil : Selama hamil ibu tidak pernah
mengalami komplikasi.
Kesehatan janin : Sehat
Frekuensi ANC : ± 7 kali
Pola nutrisi : Ibu mengatakan makan – makanan
yang bergizi seimbang, dan teratur
pada saat hamil, dan ibu minum
susu selama hamil.
Perilaku kesehatan : Ibu mengatakan tidak pernah
mengkonsumsi jamu-jamuan dan
rokok.
Imunisasi TT : TT1 dan TT2
B. Data Objektif
Kedaan umum : Baik
Penilain sekilas setelah bayi lahir
44
Pernafasan : Spontan, Menangis kuat
Warna kulit : Kemerahan
Tonus otot : Aktif
45
TABEL 3.1
MATRIKS
Hari/
Tgl Pengkajian
Interpretasi Data
(Diagnosa,Masal
ah, Kebutuhan
Dx
Potensial/
Masalah
Potensial
Antisipasi/
Tindakan
Segera
Intervensi Implementasi Evaluasi
1 April
2015
Pukul
14.00
wib
Ds:
1. Ibu
mengatakan
baru
melahirkan
anak
pertamanya
pada tanggal
01 April
2015
2. Ibu
mengatakan
senang atas
kelahiran
bayinya.
Do:
Pernafasan:
spontan
Warna
kulit:kemerahan
Tonus otot:Aktif
Dx :
By.Ny.S
cukup bulan
sesuai masa
kehamilan,
segera setelah
lahir
Ds :
1. Ibu
mengatakan
baru
melahirkan
anak
pertamanya
pada tanggal
01 April
2015
2. Ibu
mengatakan
senang atas
kelahiran
bayinya.
Do :
Pernafasan:
spontan
Warna
Tidak ada Tidak ada 1. Keringkan
bayi.
2. Lakukan jepit
potong tali
pusat.
3. Lakukan
IMD.
1. Mengeringkan tubuh bayi dengan
menggunakan kain bersih dimualai dari
kepala dan bagian tubuh lainya.
2. Melakukan jepit potong tali pusat :
a. Menjepit tali pusat dengan klem 3
cm dari pusat, lalu mengurut tali
pusat kearah ibu dengan memasang
klem ke 2 dengan jarak 2 cm dari
klem pertama.
b. Memegang tali pusat diantara 2
klem dengan menggunakan tangan
kiri (jari tengah melindungi tubuh)
lalu memotong tali pusat.
c. Mengikat tali pusat dengan jarak ±
1 cm dari umbilicus dengan simpul
mati lalu mengikat tali pusat dengan
simpul mati. Untuk kedua kalinya
bungkus dengan kassa steril, lepaska
klem pada tali pusat, lalu
memasukan kedalam wadah yang
berisi larutan klorin 0,5 %.
3. Melakukan IMD pada bayi, dengan
bayi tengkurap di dada agar terjadi
sentuhan kulit ibu dan bayi. Anjurkan
ibu memberikn sentuhan kepada bayi,
agar bayi merangsang mendekati
puting susu, lalu biarkan bayi mencari
puting susu, lakukan proses IMD
selama 1 jam.
1. Tubuh bayi telah di
keringkan.
2. Pemotongan tali pusat
telah di lakukan dan tali
pusat sudah terikat.
3. IMD telah dilakukan
selama 1 jam.
46
kulit:kemerahan
Tonus otot:aktif
Masalah : Tidak
ada
Kebutuhan :
Asuhan bayi
baru lahir
4. Lakukan
pemeriksaan
antropometri.
5. Mencegah
perdarahan
pada bayi
baru lahir.
6. Beri salep
mata.
7. Lakukan
pemeriksaan
fisik secara
head toe to.
8. Rawat gabung
bayi dan ibu.
4. Melakukan pemeriksaan antropometri
seperti BB : 2700 gram, PB : 48 cm,
LK : 35cm, LD : 33 cm, LILA : 11 cm.
5. Mencegah perdarahan pada bayi,
dengan memberikan Vit K
phytomenadione dengan dosis 0,5 ml
kemudian disuntikan secara IM dipaha
kiri untuk mencegah terjadinya
perdarahan intrakrakial pada bayi baru
lahir.
6. Memberi salep mata tetracyclin dari
luar ke dalam dengan dosis 1 %,
diberikan untuk mencegah terjadinya
infeksi pada mata bayi.
7. Melakukan pemeriksaan fisik secara
head toe to.
8. Melakukan rawat gabung antara bayi
dan ibu dengan cara menyatukan ibu
dengan bayinya dalam satu ruangan,
kamar atau tempat secara bersama –
4. Pemeriksaan antropometri
sudah dilakukan.
5. Vit K sudah diberikan.
6. Salep mata telah
diberikan.
7. Pemeriksaan fisik telah
dilkukan, dengan hasil :
kepala simetris, tidak ada
caput succedaneum dan
cepal haematoma, muka
tidak ada sindrom down,
mata simetris,
konjungtiva merah mudah
dan sclera putih, leher
tidak ada kelainan, dada
simetris, tidak ada
kelianan, nafas 48 x/m,
abdomen tali pusat tidak
ada perdarahan dan masih
basah, genetalia
perempuan, labia mayor
menutupi labia minor,
anus berlubang,
ekstremitas lengkap.
8. Rawat gabung telah di
lakukan.
47
9. Jaga
kehangatan
dan ganti
handuk.
sama dan tidak di pisahkan selama 24
jam penuh dalam seharinya.
9. Menjaga kehangatan bayi dengan cara
mengganti handuk yang basah dengan
handuk yang kering.
9. Handuk sudah di ganti
dan bayi sudah dalam
keadaan hangat.
2 April
2015
08.00
wib
Ds:
1. Ibu mengatakan
masih takut
untuk
melakukan
perawatan pada
bayinya.
2. Ibu mengatakan
tali pusat masih
basah.
Do:
N :120 x/i
RR : 42 x/i
T : 36,8ºC
Keadaan tali pusat
dalam keadaan
baik, puntung tali
pusat masih
dalam keadaan
basah.
Dx :
By.Ny.S cukup
bulan sesuai masa
kehamilan, usia 1
hari.
Ds :
1. Ibu mengatakan
masih takut
untuk
melakukan
perawatan pada
bayinya.
2. Ibu mengatakan
tali pusat masih
basah.
Do :
N :120 x/i
RR : 42 x/i
T : 36,8ºC
Keadaan tali pusat
dalam keadaan
baik, puntung tali
pusat masih
dalam keadaan
basah.
Masalah:
Tidak ada
Tidak ada Tidak ada 1. Beritahu ibu
kondisi bayi
saat ini.
2. Ajarkan ibu
cara
melakukan
perawatan tali
pusat.
3. Beritahu ibu
cara
pemberian
ASI yang baik
bagi bayinya
dan
pemberian
ASI eksklusif.
4. Beritahu ibu
pola defekasi
pada bayi.
1. Memberitahu ibu mengenai kondisi
bayi saat ini dalam keadaan baik.
2. Mengajarkan ibu melakukan perawatan
tali pusat yaitu mengganti kassa
pembungkus tali pusat setiap bayi habis
dimandikan, dan keringkan daerah
sekitar puntung tali pusat dengan
menggunakan kain bersih yang lembut,
menjaga tali pusat tetap kering dan
tidak lembab, tutup tali pusat dengan
kassa steril dan tidak memberikan
ramuan-ramuan pada tali pusat.
3. Memberitahu ibu cara pemberian
ASI yang baik bagi bayinya yaitu
berikan ASI sesering mungkin sesuai
dengan keinginan ibu (jika payudara
sudah penuh) atau sesuai kebutuhan
bayi, yaitu setiap 2-3 jam (paling
sedikit setiap 4 jam). Berikan ASI
bergantian, payudara kanan dan kiri.
Dan memberikan ASI eksklusif pada
bayinya yaitu selama 6 bulan tanpa
memberikan makanan tambahan
apapun terhadap bayi.
4. Memberitahu ibu pola defekasi pada
bayi yaitu pada bayi baru lahir cukup
bervariasi selama minggu pertama dan
jumlah paling banyak antara hari ke 3
dan 6 ( kecil – kecil berwarna coklat
1. Ibu telah mengetahui
keadaan bayinya saat ini.
2. Ibu mengerti cara
perawatan tali pusat.
3. Ibu telah memberikan
ASI sesering mungkin.
4. Ibu mengerahui pola
defekasi pada bayinya.
48
Kebutuhan:
Perawatan tali
Pusat
5. Beritahu ibu
pola eliminasi
pada bayi.
6. Beritahu ibu
personal
hygine bayi
7. Ajarkan
teknik
menyusui
yang benar.
sampai hijau karena adanya
mekonium). Segera setelah makan
defekasi sebanyak 1 kali setiap 3 atau 4
hari dan dalam 3 hari pertama feses
bayi masih bercampur mekonium.
5. Memberitahu ibu pola eliminasi pada
bayi yaitu biasanya terdapat urine
dalam jumlah yang kecil pada kandung
kemih bayi saat lahir, tetapi ada
kemungkinan urine tersebut tidak
dikeluarkan selama 12 – 24 jam.
Biasanya bati berkemih 6 – 10 kali
sehari dengan warna urine pucat.
6. Memberitahu personal hygine bayi
pada ibu yaitu setiap kali buang air
kecil dan air besar, bersihkan dengan
air dan sabun serta keringkan dengan
baik, karena kotoran bayi dapat
menyebabkan infeksi sehingga harus di
bersihkan.
7. Mengajarkan teknik menyusui yang
benar yaitu cari posisi yang nyaman,
lengan ibu menopang kepala, leher dan
seluruh tubuh bayi, ibu menyentuhkan
puting susunya ke bibir bayi menungu
mulut bayi terbuka lebar, ibu
memegang payudara seperti huruf C.
Pastikan sebagian besar areola masuk
kedalam mulut bayi. Jika bayi sudah
selesai menyusui, ibu mengeluarkan
puting dari mulutnya dengan
memasukan jari kelingking dan
sendawakan bayi.
5. Ibu mengetahui pola
eliminasi bayinya.
6. Ibu tahu cara personal
hygine yang benar.
7. Ibu mengetahui teknik
menyusui yang benar
3 April
2015,
08.15
Ds
1. Ibu mengatakan
bayinya dalam
Dx:
Bayi Ny.S, cukup
bulan, sesuai
Tidak ada Tidak ada 1. Beritahu
kondisi bayi
saat ini.
1. Memberitahu ibu mengenai kondisi
bayi saat ini dalam keadaan baik
1. Ibu telah mengetahui
keadaan bayinya.
49
wib keadaan sehat dan
baik-baik saja.
Do:
N : 136 x/i
RR : 42 x/i
T : 37,0°C
Bayi tampak baik
dan keadaan tali
pusat dalam
keadaan baik dan
keadaan puntung
tali pusat mulai
mengering.
masa kehamilan,
usia 2 hari.
Ds :
1.Ibu mengatakan
bayinya dalam
keadaan sehat dan
baik-baik saja.
Do :
N : 136 x/i
RR : 42 x/i
T : 37,0°
Bayi tampak baik
dan keadaan tali
pusat dalam
keadaan baik dan
keadaan puntung
tali pusat mulai
mengering.
Masalah:
Tidak ada.
Kebutuhan:
Perawatan tali
pusat
2. Pastikan ibu
melakukan
perawatan tali
pusat bayinya
sendiri.
3. Ajarkan ibu
memandikan
bayi.
4. Menjaga
kebersihan
kulit bayi
2. Memastikan ibu untuk melakukan
perawatan tali pusat bayinya sendiri
dengan baik dan benar yaitu ibu dapat
mengganti kassa pembungkus tali pusat
setiap bayi habis dimandikan, dan
keringkan daerah sekitar puntung tali
pusat dengan menggunakan kain bersih
yang lembut.
3. Mengajarkan ibu untuk memandikan
bayinya yaitu harus di ruangan yang
hangat.
a. Bagian kepala: lap kepala bayi
dengan lembut, tidak usah pakai
sabun, pakaikan sampo kalau
rambut kotor, bilas lalu keringkan
dengan handuk.
b. Bagian tubuh: buka pakaian dan
popok lalu memakai waslap yang
telah di beri air sabun dari leher, dada,
perut, punggung, kaki dengan cepat,
kemudian angkat tubuh bayi dan
celupkan ke bak mandi yang telah
diisi air hangat ± 37º.
c. Angkat tubuh bayi lalu keringkan
dengan handuk, pakaikan minyak
telon pada dada, perut dan punggung,
jangan pakaikan bedak lalu pakaikan
baju.
4. Menjaga kebersihan kulit bayi benar –
benar di jaga. Walaupun mandi dengan
membasahi seluruh tubuh tidak harus
dilakukan setiap hari, tetapi bagian-
bagian seperti muka, bokong, dan tali
pusat perlu dibersihkan secara teratur
sebaik nya orang tua maupun orang lain
yang ingin memegang bayi diharuskan
untuk mencuci tangan terlebih dahulu
2. Ibu mengatakan belum
bersedia melakukan
perawatan tali pusat pada
bayinya.
3. Ibu mengerti cara
memandikan bayi.
4. Ibu mengerti cara
menjaga kebersihan kulit
bayi
50
4 April
2015
08.00
WIB
Ds :
1. Ibu mengatakan
bayinya dalam
keadaan sehat
dan baik-baik
saja.
Do:
N : 135 x/i
RR : 40 x/i
T : 37,0°C
Bayi tampak baik
dan keadaan tali
pusat dalam
keadaan baik dan
keadaan puntung
tali pusat mulai
mengering.
Dx:
Bayi Ny.S, cukup
bulan, sesuai
masa kehamilan,
usia 3 hari.
Ds :
1. Ibu mengatakan
bayinya dalam
keadaan sehat
dan baik-baik
saja.
Do :
N : 135 x/i
RR : 40 x/i
T : 37,0°C
Bayi tampak baik
dan keadaan tali
pusat dalam
keadaan baik dan
keadaan puntung
tali pusat mulai
mengering.
Masalah:
Tidak ada.
Kebutuhan:
Perawatan tali
pusat
Tidak ada Tidak ada 1. Beritahu
kondisi Bayi
saat ini.
2. Anjurkan ibu
untuk
melakukan
perawatan
tali pusat
bayinya
sendiri.
3. Evaluasi
apakah ibu
menyusui
bayinya
dengan
benar.
4. Evaluasi
apakah ibu
sudah bisa
memandikan
bayinya
1. Memberitahu ibu mengenai kondisi
bayi saat ini dalam keadaan baik.
2. Menganjurkan ibu untuk melakukan
perawatan tali pusat bayinya sendiri
dengan baik dan benar yaitu ibu dapat
mengganti kassa pembungkus tali
pusat setiap bayi habis dimandikan,
dan keringkan daerah sekitar puntung
tali pusat dengan menggunakan kain
bersih yang lembut.
3. Mengevaluasi teknik menyusui ibu
apakah benar atau tidak.
4. Mengevaluasi apakah ibu sudah bisa
memandikan bayinya dengan sendiri.
1. Ibu telah mengetahui
keadaan bayinya.
2. Ibu mengatakan bersedia
melakukan perawatan tali
pusat bayinya sendiri.
3. Ibu sudah bisa menyusui
dengan benar.
4. Ibu sudah mau
memandikan bayinya
dengan sendiri.
5 April
2015
08.00
wib
Ds :
1. Ibu mengatakan
bayinya dalam
keadaan sehat
dan baik-baik
saja.
2. Ibu mengatakan
tali pusat
Dx:
Bayi Ny. S cukup
bulan, sesuai
masa kehamilan,
usia 4 hari.
Ds :
Ibu mengatakan
bayinya dalam
Tidak ada Tidak ada 1. Beritahu ibu
kondisi
bayinya saat
ini.
2. Evaluasi
keadaan tali
pusat bayi.
1. Memberitahu ibu mengenai kondisi
bayi saat ini dalam keadaan baik.
2. Mengevaluasi keadaan tali pusat bayi
apakah sudah puput atau belum.
1. Ibu telah mengetahui
keadaan bayinya.
2. Tali pusat belum puput
51
bayinya sedikit
mengering.
Do:
N : 138 x/i
RR : 38 x/i
T : 36,8°C
Bayi tampak baik
dan keadaan tali
pusat dalam
keadaan baik dan
keadaan puntung
tali pusat mulai
mengering.
keadaan sehat dan
baik-baik saja
Do :
N : 138 x/i
RR : 38 x/i
T : 36,8°C
Bayi tampak baik
dan keadaan tali
pusat dalam
keadaan baik dan
keadaan puntung
tali pusat mulai
mengering.
Masalah:
Tidak ada.
Kebutuhan:
Tidak ada
6 April
2015
08.00
wib
Ds:
1. Ibu mengatakan
bayinya dalam
keadaan baik
dan sehat.
2. Ibu mengatakan
tali pusat
bayinya hampir
puput.
Do:
N : 135 x/i
R :42 x/i
S : 37,0ºC
Tali pusat sudah
mengering dan
hampir puput.
Dx:
By.Ny.S, cukup
bulan, sesuai usia
kehamilan, usia 5
hari.
Masalah:
Tidak ada
Kebutuhan:
Perawatan tali
pusat
Tidak ada Tidak ada 1. Beritahu
kondisi
bayinya saat
ini.
2. Evaluasi
apakah tali
pusat sudah
puput atau
belum.
3. Evaluasi
apakah ibu
untuk tetap
memberikan
ASI eksklusif
Pada Bayinya.
4. Anjurkan ibu
untuk
imunisasi
1. Memberitahu kondisi bayinya saat ini
bahwa kondisi bayinya dalam keadaan
baik.
2. Mengevaluasi keadaan tali pusat
apakah sudah puput atau belum.
3. Mengevaluasi apakah ibu untuk tetap
memberikan ASI eksklusif pada
bayinya yaitu selama 6 bulan tanpa
memberikan makanan tambahan
apapun terhadap bayi.
4. Menganjurkan ibu untuk melakukan
imunisasi HB0 pada bayi untuk
mencegah terjadinya penyakit hepatitis.
1. Ibu telah mengetahui
keadaan bayinya.
2. Tali pusat belum puput.
3. Ibu bersedia untuk tetap
memberikan ASI
eksklusif pada bayinya.
4. Ibu bersedia untuk
memberikan imunisasi
pada bayinya sesuai
52
bayinya. jadwal yang di berikan
bidan yaitu pada tanggal
15 April 2015.
7 April
2015
08.00
Wib
Ds:
Ibu mengatakan
bayinya dalam
keadaan baik dan
sehat.
Do:
N : 135 x/i
RR :42 x/i
T : 37,0ºC
Tali pusat bayi
sudah puput
Dx:
By.Ny.S, cukup
bulan, sesuai usia
kehamilan, usia 6
hari.
Ds :
Ibu mengatakan
bayinya dalam
keadaan baik dan
sehat.
Do :
N : 135 x/i
RR :42 x/i
T : 37,0ºC
Tali pusat bayi
sudah puput
Tidak ada Tidak ada 1. Beritahu
kondisi
bayinya saat
ini.
2. Evaluasi tali
pusat bayi.
3. anjurkan ibu
untuk
melakukan
imunisasi
HB0
1. Memberitahu kondisi bayi saat ini
bahwa kondisi bayinya dalam keadaan
baik.
2. Mengevaluasi apakah ibu mampu
melakukan perawatan tali pusat dengan
baik dan benar pada bayi.
3. Menganjurkan ibu untuk melakukan
kunjungan ulang untuk imunisasi HB0.
1. Ibu telah mengetahui
keadaan bayinya.
2. Ibu telah mampu
melakukan perawatan tali
pusat pada bayinya mulai
hari ke 3 sampai tali pusat
puput yaitu hari ke 6 pada
tgl 7 April 2015 pukul
16.00 wib dan tidak
terdapat infeksi.
3. Ibu akan
mengimunisasikan bayiya
sesuai jadwal yang telah di
tentukan
53
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian Data
Pada pengkajian dilakukan untuk mengumpulkan data dasar tentang keadaan
pasien. Pada kasus ini penulis melakukan pengkajian pada bayi segera setelah
lahir yaitu By. Ny. S usia segera setelah lahir cukup bulan sesuai masa
kehamilan.
Data Subjektif
4.1.1 Data subjektif
1. Identitas bayi
1. Usia
a. Menurut tinjauan teori
Usia yang dikatakan neonatus adalah bayi berumur 0 hari (baru
lahir) sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini
adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus lanjut 7-28 hari
(Muslihatun, 2010).
b. Menurut tinjauan kasus
Dari tinjauan kasus tersebutkan By. Ny. S berusia segera setelah
lahir.
c. Pembahasan
Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan karna By. Ny.S berusia segera setelah lahir
termasuk dalam kategori neonatus.
54
2. Identitas ibu
1. Umur
a. Menurut tinjauan teori
Umur pasien seharusnya didapatkan dari anamnesa dan
dicatat untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari
20 tahun, alat, reproduksinya belum matang, mental fisiknya
belum siap, dan termasuk dalam menunda dan usia 20-35
tahun lebih dari 35 adalah termasuk fase menghentikan dan
dapat juga terjadi faktor resiko (Sulistyawati, 2010).
b. Menurut tinjauan kasus
Dari tinjauan kasus tersebutkan Ny. S berusia 29 tahun.
c. Pembahasan
Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena pada kasus ini Ny. S berusia 29 tahun
tidak termasuk dalam faktor resiko kehamilan yang dapat
membahayakan baik ibu maupun bayi.
2. Pendidikan
a. Tinjauan Teori
Pendidikan sangat penting untuk di kaji karena
berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat intelektual, sehingga
bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan
pendidikanya (Sulistyawati, 2012)
55
b. Tinjauan Kasus
Pendidikan ibu SMP
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena ibu cepat memahami bahasa dan
nasehat bidan yang telah diberikan pada ibu.
3. Suku
a. Tinjauan teori
Dalam mengkaji suku ini berpengaruh pada adat isti adat
atau kebiasaan sehari-hari (Ambarwati, 2010).
b. Tinjauan kasus
Dari Tinjauan kasus tersebutkan suku kedua orangtua bayi
ialah suku Jawa
c. Pembahasan
Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena dengan melakukan anamnesa suku
pasien bidan dapat mengetahui adat istiadat atau kebiasaan
pasien yang dapat mempengaruhi masa nifas serta
perawatan pada bayinya.
4. Pekerjaan
a. Tinjauan teori
Gunanya untuk mengetahui tingkat sosial ekonominya
karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut
(Ambarwati, 2010).
56
b. Tinjauan Kasus
Pekerjaan Ibu ialah ibu rumah tangga dan ayah buruh.
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena meskipun Ny.S bekerja sebagai Ibu
Rumah Tangga namun asupan gizi ibu dicukupi oleh
pekerjaan suami yaitu buruh.
5. Alamat
a. Tinjauan teori
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila
diperlukan (Ambarwati, 2010).
b. Tinjauan Kasus
Dari tinjauan kasus tersebut alamat kedua orang tua bayi
berada di JL. Imam bonjol Gg.Tomat kemiling pinang jaya
Bandar Lampung.
c. Pembahasan
Berdasarkan dengan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak
terdapat kesenjangan karena dengan melakukan anamnesa
alamat rumah pasien dapat mempermudahkan bidan dalam
melakukan kunjungan kerumah pasien bila diperlukan
tersebutkan alamat rumah pasien berada di JL. Imam
bonjol Gg.Tomat kemiling pinang jaya Bandar Lampung.
57
Data Objektif
4.1.2.1 Pemeriksaan umum
1. Pernafasan
a. Tinjauan Teori
Pernafasan BBL adalah menanggis spontan, megap-
megap, tidak menangis (Muslihatun, 2010).
b. Tinjauan Kasus
Pada saat pengkajian bayi Ny. S menangis kuat.
c. Pembahasan
Tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus dikarenakan
pada saat pengkajian frekuensi pernafasan pada bayi
sesuai dengan teori dan bayi tidak mengalami gangguan
pernafasan.
2. Warna kulit
a. Tinjauan teori
Warna kulit dan adanya vernik kaseosa, pembengkakan
atau bercak hitam, tanda lahir/tanda mongol. Selama bayi
dianggap normal. Kelainan ini termasuk milia, biasanya
terlihat pada hari pertama atau selanjutnya. Kulit tubuh,
punggung dan abdomen yang terkelupas pada hari pertama
masih dianggap normal (Muslihatun, 2010).
b. Tinjauan kasus
Pada saat pengkajian terhadap bayi Ny. S kulit tidak ada
kelainan dan kulit bayi berwarna merah.
58
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena pada saat pengkajian kulit bayi tidak
ada kelainan dan berwarna kemerahan ini menandai
bahwa bayi dalam kedaan sehat.
4.1.2.2 Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
a. Tinjauan Teori
Ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil, sutura, moulase, caput
succedaneum, sephal haematoma, hidrosefalus, rambut
meliputi: jumlah, warna dan adanya lanugo pada bahu dan
punggung.
b. Tinjauan Kasus
Hasil pemeriksaan kepala dalam batas normal normal
yaitu Ubun-ubun dengan hasil Datar, Tidak ada caput
succedaneum dan tidak ada cephalhaematoma.
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena hasil pemeriksaan dalam batas normal
yaitu Ubun-ubun dengan hasil Datar, Tidak ada caput
succedaneum dan tidak ada cephalhematoma.
59
2. Mata
b. Tinjauan Teori
Ukuran, bentuk (strabismus, pelebaran epicanthus) dan
kesimetrisan, kekeruhan kornea, katarak kongenital,
trauma keluar nanah, bengkak pada kelopak mata,
perdarahan subkonjungtiva.
c. Tinjauan Kasus
Didapatkan hasil dari pemeriksaan mata yaitu mata
dengan hasil Simetri tidak ada secret dan sklera An Ikterik
3. Dada
a. Tinjauan teori
Dada dikaji untuk mengetahui ada tidaknya kelainan
bentuk, puting susu, gangguan pernapasan, bunyi jantung.
b. Tinjauan kasus
Menurut tinjauan kasus didapatkan hasil bentuk dada
simetris kanan dan kiri dan pada auskultasi tidak ada
weezing dan ronchi.
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena hasil pemeriksaan dalam keadaan
normal dengan hasil pemeriksaan bentuk dada simetris
kanan dan kiri dan pada auskultasi tidak ada weezing dan
ronchi.
60
4. Abdomen
a. Tinjauan teori
Dalam melakukan pengkajian abdomen pastikan turgor
kulit baik, tidak ada perdarahan tali pusat, tali pusat masih
basah, tidak ada benjolan.
b. Tinjauan kasus
Didapatkan hasil dari pemeriksaan yaitu Keadaan tali
pusat dalam keadaan basah dan tidak terdapat kelainan
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena bidan melakukan pemeriksaan
abdomen didapatkan hasil pemeriksaan dalam keadaan
normal yaitu turgor kulit baik, tidak ada perdarahan tali
pusat, tali pusat masih basah, tidak ada benjolan.
5. Genetalia
a. Tinjauan teori
Pengkajian pada genetalia adalah untuk mengetahui
kelamin laki laki: panjang penis, testis sudah turun berada
dalam skrotum, orivisium, uretra di ujung, kelainan
(fimosis, hisposida / epispadia). Kelamin perempuan: labia
mayora dan labia minora, klitoris, orivisium vagina,
orivisium uretra, dan lain lain.
61
b. Tinjauan kasus
Didapatkan hasil dari pemeriksaan genetalia yaitu terdapat
lubang terdapat lubang uretra, labia mayor sudah menutupi
labia minor
c. Pembahasan
Berdasarkan dengan hasil tinjauan teori dan tinjauan kasus
tidak terdapat kesenjangan karena hasil pemeriksaan
dalam keadaan normal yaitu terdapat lubang vagina,
terdapat lubang uretra, labia mayor sudah menutupi labia
minor.
6. Anus
a. Tinjauan Teori
Berlubang atau tidak.
b. Tinjauan kasus
Hasil pemeriksaan didapkan hasil anus ada dan berlubang
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena hasil pemeriksaan dalam keadaan
yang normal dengan hasil anus ada dan berlubang.
62
4.2 Diagnosa Masalah dan Kebutuhan
4.2.1 Diagnosa
1. Tinjauan teori
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan oleh bidan
dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomeklatur
diagnosis kebidanan. Diagnosa didapatkan dari data subjektif dan
data objektif.
Contoh: diagnosis
Bayi baru lahir cukup bulan, sesuai usia kehamilan (Muslihatun,
2010).
2. Tinjauan kasus
Pada bayi Ny. S didapatkan diagnosa kebidanan yaitu By. Ny. S
lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan segera setelah lahir.
DS: ibu mengatakan saat melahirkan usia kandungannya 38 minggu
3, sekarang hari pertama setelah ibu melahirkan dan ibu mengatakan
belum tahu tentang cara perawatan tali pusat yang baik dan benar.
DO: keadaan bayi dalam masa gestasi 38 minggu 3 hari, Lahir
tanggal 1 April 2015, BB 2700 gram, tali pusat masih terlihat basah,
tidak ada kelaianan.
3. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan pada kasus ini diagnosa yang ditegakkan pada kasus
By ny. S ini sesuai dengan data subjektif: ibu mengatakan saat
melahirkan usia kandungannya 38 minggu 3, sekarang hari pertama
63
setelah ibu melahirkan dan ibu mengatakan belum tahu tentang cara
perawatan tali pusat yang baik dan benar dan data objektif: keadan
bayi dalam masa gestasi 38 minggu 3 hari, Lahir tanggal 01 April
2015 BB 2700 gram, Tali pusat masih terlihat basah, tidak ada
kelaianan.
4.2.2 Masalah
1. Menurut tinjauan teori
Masalah tidak dapat di definisikan sebagai diagnosis, tetapi tetap
perlu di pertimbangkan untuk membuat rencana yang menyeluruh
biasanya bidan akan menemukan suatu kondisi dari pasien melalui
proses pengkajian yang mebutuhkan suatu penatalaksanaan tertentu
(Sulistyawati, 2012).
2. Menurut tinjauan kasus
Tidak terdapat masalah pada pengkajian.
3. Pembahasan
Tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan teori dan kasus karena
pada kasus ini tidak ditemukannya masalah yang menyertai
diagnosis.
4.2.3 Kebutuhan
1. Tinjauan teori
Kebutuhan adalah hal hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
terdentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dalam
melakukan analisa data (Muslihatun, 2010).
64
2. Tinjauan kasus
Melakukan asuhan bayi baru lahir pada By. Ny. S tersebut.
3. Pembahasan
Tidak ditemukan kesenjangan karena kebutuhan yang diberikan pada
bayi sesuai dengan kebutuhan pada bayi.
4.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
4.3.1 Tinjauan teori
Pada langkah ketiga kita mengidentifikasi masalah potensial
berdasarkan diagnosa atau masalah yang mungkin akan terjadi
berdasarkan diagnosa masalah yang sudah teridentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan
(Soepardan , 2008).
4.3.2 Tinjauan kasus
Pada kasus ini tidak muncul masalah potensial karena tidak ada tanda
tanda adanya infeksi tali pusat.
4.3.3 Pembahasan
Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori tidak terdapat
kesenjangan karena menurut teori antisipasi masalah adalah masalah
potensial yang mungkin akan terjadi.
65
4.4 Tindakan Segera Atau Kolaborasi
4.4.1 Tinjauan teori
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan
atau ada hal yang perlu dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan lain sesuai kondisi bayi (Muslihatun, 2010)
4.4.2 Tinjauan kasus
Pada kasus ini tidak diperlukan adanya penanganannya segera atau
berkolaborasi dengan dokter karena kondisi bayi baik dan normal.
4.4.3 Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena tidak ada hal yang perlu dikonsultasikan atau
ditangani oleh tenaga kesehatan lainnya dikarenakan kondisi bayi baik
dan normal.
4.5 Perencanaan
4.5.1 Tinjauan Teori
Pada langkah ini di rencanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan
langkah sebelumnya semua perencanaan yang dibuat harus berdasarkan
pertimbangan yang tepat meliputi pengetahuan, teori yang up to date,
perawatan berdasarkan bukti (evidence based care), serta di validasikan
dengan asumsi mengenai apa yang di inginkan dan tidak di inginkan
oleh pasien. Dalam menyusun perencanaan sebaiknya pasien dilibatkan,
karena pada ahirnya penggambilan keputusan dalam melaksanakan
suatu rencana asuhan harus di setujui oleh pasien (sulistyawati 2011)
66
Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh pada bayi baru lahir
umumnya sebagai berikut :
1. Keringkan bayi
2. Jepit potong tali pusat
3. IMD
4. Pemeriksaan Antropometri
5. Pemberian vit K
6. Pemberian salep mata
7. Pemeriksaan fisik secara head toe to
8. Rawat gabung
9. Jaga kehangatan dang anti handuk
4.5.2 Tinjauan Kasus
Pada kasus ini telah direncanakan asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir terhadap bayi Ny. S,
Tanggal 01 April 2015 segera setalah lahir.
1. Keringkan bayi
2. Lakukan jepit potong tali pusat
3. Lakukan IMD
4. Lakukan pemeriksaan antropometri
5. Mencegah perdarahan pada bayi
6. Beri salep mata
7. Lakukan pemeriksaan fisik secara head toe to
8. Rawat gabung bayi dan ibu
9. Jaga kehangatan dan ganti handuk
67
Tanggal 02 April 2015
1. Beritahu ibu kondisi bayi saat ini
2. Ajarkan ibu cara melakukan perawatan tali pusat
3. Beritahu ibu cara pemberian ASI yang baik bayinya dan pemberian
ASI ekslusif
4. Beritahu ibu pola defekasi pada bayi
5. Beritahu ibu pola eliminasi pada bayi
6. Ajarkan teknik menyusui yang benar
Tanggal 03 April 2015
1. Beritahu ibu kondisi bayi saat ini
2. Anjurkan ibu melakukan perawatan tali pusat bayinya sendiri
3. Ajarkan ibu memandikan bayi
4. Menjaga kebersihan kulit bayi
Tanggal 04 April 2015
1. Beritahu ibu kondisi bayi saat ini
2. Pastikan ibu untuk melakukan perawatan tali pusat bayinya sendiri
3. Evaluasi apakah ibu menyusui bayinya dengan benar
4. Evaluasi apakah ibu sudah bisa memandikan bayinya
Tanggal 05 April 2015
1. Beritahu ibu kondisi bayinya saat ini
2. Evaluasi keadaan tali pusat bayi
Tanggal 06 April 2015
1. Beritahu kondisi bayinya saat ini
2. Evaluasi apakah tali pusat sudah puput atau belum
68
3. Evaluasi apakah ibu untuk tetap memberikan ASI ekslusif pada
bayinya
4. Anjurkan ibu untuk imunisasi bayinya
Tanggal 07 April 2015
1. Beritahu kondisi bayinya saat ini
2. Evaluasi tali pusat bayi
3. Evaluasi ibu untuk melakukan imunisasi HBO
4.5.2 Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus diatas dapat disimpulkan
bahwa tidak ada kesenjangan karena perencanaan asuhan yang
diberikan pada By. Ny. S sesuai dengan teori yang telah ada.
4.6 Pelaksanaan
4.6.1 Tinjauan Teori
Tahap ini merupakan tahap mengarahkan atau melaksanakan rencana
asuhan secara efektif dan aman (Muslihatun, 2010).
4.6.2 Tinjauan kasus
Pada kasus ini penulis telah melaksanakan seluruh asuhan sesuai
dengan rencana yang telah disusun.
Tanggal 01 April 2015
1. Mengeringkan tubuh bayi dengan mengunakan kain bersih dimulai
dari kepala dan bagian tubuh lainya.
2. Melakukan jepit potong tali pusat dengan klem 3 cm dari pusat, lalu
mengurut tali pusat 2 cm dari klem pertama, lalu memotong tali
69
pusat. Mengikat tali pusat dengan jarak ± 1 cm dari umbilicus
dengan simpul mati.
3. Melakukan IMD pada bayi, dengan bayi tengkurap di dada agar
terjadi sentuhan kulit ibu dan bayi selama 1 jam.
4. Melakukan pemeriksaan antropometri seperti BB: 2700 gram, PB:
48 cm, LK: 35 cm, LD:33 cm, LILA: 11 cm.
5. Mencegah perdarahan pada bayi dengan memberikan vit K
phytomenadione dengan dosis 0,5 ml, di suntikan secara IM dip aha
kiri.
6. Memberi salep mata tetracycline dari luar ke dalam dengan dosis
1% untuk mencegah infeksi pada mata.
7. Melakukan pemeriksaan fisik secara head toe to.
8. Melakukan rawat gabung antara bayi dan ibu dengan cara
menyatukan ibu dengan bayinya dalam satu ruangan dan tidak di
pisahkan selama 24 jam.
9. Menjaga kehangatan bayi dengan cara mengganti handuk yang
basah dengan handuk yang kering.
Tanggal 02 April 2015
1. Memberitahu ibu mengenai kondisi bayi saat ini dalam keadaan
baik
2. Mengajarkan ibu melakukan perawatan tali pusat yaitu cuci tangan
dengan sabun dan air bersih sebelum merawat tali pusat, bersihkan
dengan lembut kulit di sekitar tali pusat dengan kapas basah,
kemudian bungkus longgar/tidak terlalu rapat dengan kassa steril.
70
Popok atau celana bayi diikat di bawah tali pusat, tidak menutupi
tali pusat untuk menghindari kontak dengan feses dan urin. Hindari
penggunaan kancing, koin atau uang logam untuk membalut tekan
tali pusat.
3. Memberitahu ibu cara pemberian ASI yang baik baginya yaitu
berikan asi sesering mungkin sesuai keinginan ibu atau sesuai
kebutuhan bayi yaitu 2-3 jam. Berikan ASI bergantian payudara
kanan dan kiri dan berikan ASI eksklusif selama 6 bulan.
4. Memberitahu ibu pola defekasi pada bayi yaitu pada bayi baru lahir
cukup bervariasi selama minggu pertama dan jumlah paling banyak
antara hari ke 3-6 (kecil-kecil berwarna coklat sampai hijau karna
adanya mekonium).
5. Memberitahu ibu pola eliminasi pada bayi yaitu biasanya bayi
berkemih 6-10 kali sehari dengan warna urine pucat
6. Mengajarkan teknik menyusui yang benar yaitu cari posisi yang
nyaman, lengan ibu menopang kepala, leher dan seluruh tubuh
bayi, ibu menyentuhkan puting susunya ke bibir bayi, ibu
memegang payudara seperti huruf C. Pastikan sebagian areola
masuk kedalam mulut bayi, jika bayi sudah selesai menyusui, ibu
mengeluarkan puting dengan memasukan jari kelingking dan
menyendawakannya.
Tanggal 03 April 2015
1. Memberitahu ibu mengenai kondisi bayi saat ini dalam keadaan
baik.
71
2. Menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan tali pusat bayinya
sendiri dengan baik dan benar yaitu ibu dapat menganti kassa
pembungkus tali pusat setiap bayi habis di mandikan dan keringkan
daerah sekitar puntung tali pusat dengan menggunakan kain bersih
yang lembut.
3. Mengajarkan ibu memandikan bayinya yaitu harus diruangan yang
hangat.
4. Menjaga kebersihan kulit bayi benar-benar dijaga. walaupun mandi
dengan membasahi seluruh tubuh tidak harus dilakukan setiap hari,
tetapi bagian-bagian seperti muka, bokong, dan tali pusat perlu
dibersihkan secara teratur sebaiknya orang tua maupun orang lain
yang ingin memegang bayi diharuskan untuk mencuci tangan
terlebih dahulu.
Tanggal 04 April 2015
1. Memberitahu ibu kondisi mengenai kondisi bayi saat ini dalam
keadaan baik.
2. Memastika ibu melakukan perawatan tali pusat bayinya sendiri
dengan baik dan benar.
3. Mengevaluasi teknik menyusui ibu apakah benar atau tidak.
4. Mengevaluasi apakah ibu sudah bisa memandikan bayinya dengan
sendiri.
Tanggal 05 April 2015
1. Memberitahu ibu mengenai kondisi bayi saat ini dalam keadaan
baik.
72
2. Mengevaluasi keadaan tali pusat apakah sudah puput atau belum.
Tanggal 06 April 2015
1. Memberitahu ibu kondisi bayinya saat ini bahwa kondisi bayi dalam
keadaan baik.
2. Mengevaluasi keadaan tali pusat apakah sudah puput atau belum.
3. Mengevaluasi apakah ibu tetap memberikan ASI eksklusif pada
bayinya selama 6 bulan tanpa memberikan makanan tambahan
apapun terhadap bayinya.
4. Menganjurkan ibu untuk melakukan imunisasi HBO pada bayi untuk
mencegah terjadinya penyakit hepatitis.
Tanggal 07 April 2015
1. Memberitahu kondisi bayi saat ini bahwa kondisi bayinya dalam
keadaan baik.
2. Mengevaluasi apakah ibu mampu melakukan perawatan tali pusat
dengan baik dan benar pada bayi
3. Mengevaluasi ibu untuk melakukan imunisasi HBO.
4.6.3 Pembahasan
berdasarkan tinjauan teoti dan kasus tidak terdapat kesenjangan antara
teori dan tinjauan kasus karena pelaksanaan asuhan yang diberikan
bidan terhadap By. Ny. S sesuai dengan rencana yang telah disusun.
73
4.7 Evaluasi
4.7.1 Tinjauan Teori
Merupakan tahap terakhir dalam manajemen kebidanan, yakni untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan yang kita berikan kepada
pasien (Sulistyawati, 2012).
4.7.2 Tinjauan kasus
Tanggal 01 April 2015
1. Tubuh bayi telah di keringkan
2. Pemotongan tali pusat telah dilakukan dan tali pusat sudah terikat.
3. IMD telah di lakukan selama 1 jam
4. Pemeriksaan antropometri sudah di lakukan
5. Vit K sudah di berikan
6. Salep mata telah diberikan
7. Pemeriksaan telah dilakukan, dengan hasil : kepala simetris, tidak
ada caput succedaneum dan cepal haematoma, muka tidak ada
sindrom down, mata simetris, konjungtiva merah muda dan sclera
putih, leher tidak ada kelainan, dada simetris, tidak ada kelainan,
nafas 48x/m, abdomen tali pusat tidak ada perdarahan dan masih
basah , genetalia perempuan, labia mayor menutupi minor, anus
berlubang, ekstremitas lengkap.
8. Rawat gabung telah di lakukan
9. Handuk sudah diganti dan bayi sudah dalam keadaan hangat.
74
Tanggal 02 April 2015
1. Ibu telah mengetahui keadaan bayinya saat ini
2. Ibu mengerti cara perawatan tali pusat
3. Ibu telah memeriksa ASI sesering mungkin
4. Ibu mengetahui pola defekasi pada bayinya
5. Ibu mengetahui pola eliminasi bayinya
6. Ibu mengetahui teknik menyusui yang benar
Tanggal 03 April 2015
1. Ibu telah mengetahui keadaan bayinya
2. Ibu mengatakan belum bersedia melakukan perawatan tali pusat
pada bayinya.
3. Ibu mengerti cara memandikan bayi
4. Ibu mengerti cara menjaga kebersihan kulit bayi
Tanggal 04 April 2015
1. Ibu telah mengetahui keadaan bayinya
2. Ibu mengatakan bersedia melakukan perawatan tali pusat bayinya
sendiri
3. Ibu sudah bisa menyusui dengan benar
4. Ibu sudah mau memandikan bayinya dengan sendiri
Tanggal 05 April 2015
1. Ibu telah mengetahui keadaan bayinya
2. Tali pusat belum puput
75
Tanggal 06 April 2015
1. Ibu telah mengetahui keadaan bayinya
2. Tali pusat belum puput
Tanggal 07 April 2015
1. Ibu telah mengetahui keadaan bayinya
2. Ibu telah mampu melakukan perawatan tali pusat pada bayinya
mulai hari ke 3 sampai tali pusat puput yaitu hari ke 6 pada tgl 7
April 2015 pukul 16.00 wib dan tidak terdapat infeksi.
3. Ibu akan mengimunisasikan bayinya sesuai jadwal yang telah di
tentukan.
4.7.3 Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena pada saat evaluasi tali pusat bayi puput pada hari ke
6, tali pusat dalam keadaan baik dan tidak terdapat infeksi.
76
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan perawatan
tali pusat terhadap by. Ny S di Bps Dasa Susilawati S.ST,way halim Bandar
lampung tahun 2015. Maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
5.1.1 Dalam melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
perawatan tali pusat, penulis melakukan pengkajian anamnesa pada ibu
pasien sebagai mana mestinya untuk mendapatkan informasi tentang
bayinya.
5.1.2 Penulis telah melakukan interpretasi data dengan menentukan diagnose
kebidanan bayi baru lahir, By. Ny S normal umur 1-6 hari dengan
perawatan tali pusat hasil pengkajian pada kasus ini tidak terjadi
masalah.
5.1.3 Dalam kasus ini penulis tidak menemukan diangnosa masalah
potensial pada bayi Ny. S karena melakukan perawatan tali pusat
dengan baik dan benar
5.1.4 Dalam kasus ini penulis tidak melakukan antisipasi masalah tindakan
segera karena tidak ada tanda tanda kegawatdaruratan.
5.1.5 Dalam kasus ini penulis telah memberikan rencana asuhan sesuai
dengan kebutuhan pada bayi baru lahir.
77
5.1.6 Dalam kasus ini penulis telah melaksanakan asuhan kebidanan sesuai
dengan yang telah di rencanakan.
5.1.7 Dalam kasus ini penulis telah melaksanakan evaluasi pada kasus bayi
baru lahir dimana tali pusat sudah puput pada hari ke-6.
5.1 Saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan
saran sebagai berikut :
5.2.1 Bagi Istitusi pendidik
Dapat menambah salah satu bahan referensi dan sebagai pembanding
dalam pengambilan kasus kasus berikutnya yang berhubungan bayi
baru lahir khususnya dengan perawatan tali pusat.
5.2.2 Bagi lahan praktek
Hasil studi kasus ini di harapkan biasa dijadikan masukan bagi
pengelola program kesehatan untuk mengembangkan pelayanan
kesehatan bagi masarakat sebagai upaya menurunkan angka
kematian bayi terutama perawatan pada tali pusat.
5.2.3 Bagi ibu
Diharapkan kepada ibu-ibu yang khususnya memiliki bayi baru lahir
dapat lebih meningkatkan perhatian pada bayinya dalam pola asuh
atau merawat sesehari bayi nya dengan baik khusus nya dalam
merawat tali pusat bayinya untuk membantu mengurangi terjadinya
infeksi pada bayi yang kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya
kematiaan pada bayi baru lahir.
78
5.2.4 Bagi penulis berikutnya
Di harapkan untuk penulis selanjutnya agar mempunyai sumber
referensi lebih banyak dan dapat meningkatkan pengetahuan yang di
dapat selama perkuliahan maupun di lahan praktik khususnya tentang
perawatan tali pusat.
79
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Eny Retna, dan Wulandari Diah, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas
Jogyakarta: Nuha Medika
Dewi, Vivian Nany Lia, 2011. Asuhan Kebidanan Neonatus. Jakarta :Salemba
Medika
Maryanti Dwi, 2011. Neonatus, Bayi dan Balita, Jakarta : Trans Info Media
Maryunani, Anik, 2010. Asuhan Kegawatdaruratan dan Penyulit Pada Neonatus
Jakarta: TIM
Notoatmodjo, Soekidjo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta :Rineka
Cipta
Nur, Wafi Muslihatun, 2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitra
Maya
Prawirohardjo, Sarwono, 2010. Ilmu Kebidanan. 2010. Jakarta: Rineka cipta
Rohani at all, 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan.Jakarta:Salemba
Medika
Ronald, 2011. Pedoman dan Perawatan Balita.Bandung:Nuansa Aulia
Rukiyah, Ai Yeyeh, & Lia Yulianti.2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita.
Jakarta :Trans Info Media
Sodikin, 2012. Buku Saku Perawatan Tali Pusat. Jakarta :EGC
Soepardan, Suryani. 2007. Konsep Kebidanan .Jakarta:EGC
Sulistyawati, Ari 2010 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Jakarta: Salemba
Medika
Sulistyawati, Ari. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan.
Jakarta:Salemba Medika
Wiknjosastro,Gulardi 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR
Yulifah, Rita dan Yuswanto, Tri Johan Agus, 2011.Asuhan Kebidanan Komunitas
Jakarta: Salemba Medika
1
2
3
JADWAL PENELITIAN
NO KEGIATAN
Tanggal dan Bulan
April Mei Juni
1-7 8-14 15-21 22-30 1-7 8-14 15-21 22-31 1-7 8-13
1 KONSUL JUDUL
2 ACC JUDUL
3 ACC BAB I
4 ACC BAB II
5 ACC BAB III
6 ACC MATRIK
7 ACC BAB IV
8 ACC BAB V
4
SATUAN ACARA PENYULUAHAN (SAP)
PERAWATAN TALI PUSAT
Disusun Oleh:
Iis Cahaya Saputri
201207024
AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
5
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERAWATAN TALI PUSAT
Topik : Perawatan Bayi Baru Lahir
Sub Topik : Perawatan Tali Pusat
Sasaran : Ny. S
Tempat : BPS Dasa Susilawati, S.ST
Hari/tanggal : 02.04.2015
Waktu : 30 menit
Penyuluh : Iis Cahaya Saputri
I. ANALISA
A. Kebutuhan Peserta Didik
Ny. S (30th) baru saja melahirkan anak pertamanya kurang lebih 2 hari
yang lalu secara spontan di BPS Dasa Susilawati, S.ST. Karena ini
merupakan kelahiran pertama klien dan klien tidak memiliki basic
pengetahuan dalam perawatan bayi baru lahir terutama perawatan tali
pusat sehingga perlu dilakukan penyuluhan dalam rangka memberikan
pengetahuan dalam pengetahuan tentang peratan tali pusat.
B. Karakteristik Peserta Didik
Dari data yang didapatkan dari pengkajian diketahui pasien mempunyai
riwayat pendidikan terakhir SMA dan bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga.
II. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan pada Ibu dan keluarga bayi, diharapkan dapat
melakukan perawatan tali pusat dengan benar secara mandiri di rumah.
III.TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien mampu :
a. Mengetahui tentang pentingnya Perawatan Tali Pusat.
b. Memperagakan cara merawat tali pusat dengan benar.
6
c. Menyebutkan hal apa saja yang harus diperhatikan dalam perawatan tali
pusat.
IV.MATERI PENYULUHAN
a. Memberikan pengetahuan tentang pentingnya Perawatan Tali Pusat
b. Memperagakan dan melatih teknik Perawatan tali pusat yang benar.
c. Mendorong pasien untuk melakukan teknik secara mandiri.
V. METODE
Ceramah, diskusi, dan Memperagakan Teknik.
VI.MEDIA
Leaflet
VII. KEGIATAN PENYULUHAN
No Tahap / Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Klien
1 Pembukaan
5 menit
Memberikan salam
Perkenalan
Menjelaskan TIU dan TIK
Menyebutkan materi yang akan
diberikan
 Menjawab salam
 Mendengarkan dan
memperhatikan
2 Inti 15 Menanyakan (review) kepada Ny.
Stentang perawatan bayi baru
lahir terutama perawatan tali
pusar. Menjelaskan materi dan
memperagakan tentang:
1. Pengertian perawatan bayi baru
lahir terutama perawatan tali
pusar.
2. Cara perawatan tali pusar.
Menjawab pertanyaan
penyuluh
Mendengarkan dan
memperhatikan
Bertanya pada penyuluh
bila masih ada yang
belum jelas.
7
VIII. EVALUASI
1. Setelah kita berdiskusi tadi dapatkah ibu menjelaskan pentingnya
perawatan tali pusar?
2. Dapatkah ibu menyebutkan 3dari 5 hal yang harus diperhatikan dalam
perawatan tali pusar?
3. Dapatkah ibu menyebutkan hal yang dilarang dalam perawatan tali
pusar?
4. Dapatkah ibu menyebutkan 2 dari 4 tanda dan gejala tali pusar yang
terinfeksi?
5. Dapatkah ibu menyebutkan 2 dari 3 upaya pencegahan terjadinya
infeksi tali pusar pada bayi?
6. Dapatkah ibu menperagakan bagaimana cara merawat tali pusar bayi
baru lahir dengan bantuan minimal dari perawat?
3. Hal-hal yang diperhatikan dan
dilarang selama perawatan.
4. Tanda-tanda tali pusar bayi yang
terinfeksi
5. Upaya yang dapat dilakukan
untuk mencegah terjadinya
Infeksi pada tali pusar bayi baru
lahir.
3
Penutup 10
menit
Evaluasi
Menyimpulkan
Mengucapkan maaf dan terima
kasih
Salam Penutup
Menjawab pertanyaan
Mendemonstrasikan cara
merawat tali pusat
Memperhatikan
Menjawab salam penutup
8
IX.REFERENSI
Gant, Norman F & F. Gary Cunningham. 2011. Dasar-dasar Ginekologi &
Obstetri. Jakarta: EGC
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan
Anak. Jakarta: FKUI
Yulifah, Rita & Tri Johan Agus Yuswanto. 2009. Komunikasi & Konseling dalam
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
9
MATERI PENYULUHAN
PERAWATAN TALI PUSAT
Pengertian Tali Pusat Bayi
Tali pusat ( Funiculus umbilicalis ) adalah saluran kehidupan bagi janin selama
dalam kandungan, dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama
9 bulan 10 hari menyuplai zat-zat gizi dan oksigen janin.Tetapi begitu bayi lahir,
saluran ini sudah tidak diperlukan lagi sehingga harus dipotong dan diikat atau
dijepit.
Cara Membersihkan Tali Pusat
1. Cuci tangan bersih
2. Gunakan handscoon
3. Ambil kapas bulat atau kapas bertangkai yang telah dibubuhi alkohol 70%,
lalu bersihkan sisa tali pusar, terutama bagian pangkalnya (yang menempel
pada perut).
4. Lakukan dengan hati-hati, apalagi bila pusar bayi masih berwarna merah.
5. Gunakan jepitan khusus dari plastik untuk memegang ujung tali pusarnya,
agar lebih mudah dalam membersihkan dan melilitkan perbannya.
6. Ambil kasa kering lalu bungkus sisa tali pusat. Usahakan agar seluruh
permukaan hingga ke pangkalnya tertutup perban.
7. Lilitkan perban/kasa sedemikian rupa agar bungkusan tidak terlepas. Pastikan
tidak terlalu ketat, agar bayi tidak kesakitan.
8. Gunakan kain kasa untuk mengikat perban agar tetap pada tempatnya.
Arah Pembersihan Tali Pusat Bayi
Pembersihan tali pusat bayi yang telah dipotong yaitu : dari bagian tali pusat yang
dipotong ke arah pusar dengan gerakan satu arah. Indikasinya agar bagian yang
dipotong tidak terkena kotoran dari pusar.
Kti iis
Kti iis
Kti iis
Kti iis

More Related Content

What's hot (17)

Kti istik analiza
Kti istik analizaKti istik analiza
Kti istik analiza
 
Kti setiawati
Kti setiawatiKti setiawati
Kti setiawati
 
Kti hesti kirana
Kti hesti kiranaKti hesti kirana
Kti hesti kirana
 
Kti ayu safitri
Kti ayu safitriKti ayu safitri
Kti ayu safitri
 
Kti mayasari
Kti mayasariKti mayasari
Kti mayasari
 
Kti mitra tanjung
Kti mitra tanjungKti mitra tanjung
Kti mitra tanjung
 
Kti arinda risky wulandari
Kti arinda risky wulandariKti arinda risky wulandari
Kti arinda risky wulandari
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Kti reni yunila sari
Kti reni yunila sariKti reni yunila sari
Kti reni yunila sari
 
Kti
KtiKti
Kti
 
Kti eva seno safitri
Kti eva seno safitriKti eva seno safitri
Kti eva seno safitri
 
Kti endang satuni
Kti endang satuniKti endang satuni
Kti endang satuni
 
Kti ni made rika
Kti ni made rikaKti ni made rika
Kti ni made rika
 
Kti tia desta andriani
Kti tia desta andrianiKti tia desta andriani
Kti tia desta andriani
 
Kti fertika
Kti fertikaKti fertika
Kti fertika
 
Kti linda wati
Kti linda watiKti linda wati
Kti linda wati
 
Anshella citra angelita
Anshella citra angelitaAnshella citra angelita
Anshella citra angelita
 

Similar to Kti iis (20)

Kti vidia setyowati
Kti vidia setyowatiKti vidia setyowati
Kti vidia setyowati
 
Kti popy
Kti popyKti popy
Kti popy
 
Kti bella citra andara
Kti bella citra andaraKti bella citra andara
Kti bella citra andara
 
Kti metta selani
Kti metta selaniKti metta selani
Kti metta selani
 
Kti reny nurul andriyani
Kti reny nurul andriyaniKti reny nurul andriyani
Kti reny nurul andriyani
 
Kti wayan seli novela
Kti wayan seli novelaKti wayan seli novela
Kti wayan seli novela
 
Kti setiya rahayu
Kti setiya rahayuKti setiya rahayu
Kti setiya rahayu
 
Kti tri wahyuni
Kti tri wahyuniKti tri wahyuni
Kti tri wahyuni
 
Kti tri wahyuni
Kti tri wahyuniKti tri wahyuni
Kti tri wahyuni
 
Kti tri wahyuni
Kti tri wahyuniKti tri wahyuni
Kti tri wahyuni
 
Kti desty hery dyana
Kti desty hery dyanaKti desty hery dyana
Kti desty hery dyana
 
Kti
KtiKti
Kti
 
Kti rika agustina
Kti rika agustinaKti rika agustina
Kti rika agustina
 
Kti rizky febrimaissita ramadhan
Kti rizky febrimaissita ramadhanKti rizky febrimaissita ramadhan
Kti rizky febrimaissita ramadhan
 
Kti nova rianti
Kti nova riantiKti nova rianti
Kti nova rianti
 
Kti febrina diah ramadhani
Kti febrina diah ramadhaniKti febrina diah ramadhani
Kti febrina diah ramadhani
 
Asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap ny
Asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap nyAsuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap ny
Asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap ny
 
Kti ketut agustina wati
Kti ketut agustina watiKti ketut agustina wati
Kti ketut agustina wati
 
Kti yesi kartika
Kti yesi kartikaKti yesi kartika
Kti yesi kartika
 
Kti geta anggawa
Kti  geta anggawaKti  geta anggawa
Kti geta anggawa
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 

Kti iis

  • 1. 1 ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BAYI NY.S DI BPS DASA SUSILAWATI, S. ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 STUDI KASUS Disusun Oleh : IIS CAHAYA SAPUTRI Nim : 201207024 AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG APRIL 2015 i
  • 2. 2 ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BAYI NY.S DI BPS DASA SUSILAWATI, S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 STUDI KASUS Diajukan untuk memenuhi persyaratan ujian akhir program pendidikan diploma III kebidanan Disusun Oleh : IIS CAHAYA SAPUTRI Nim : 201207024 AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG APRIL 2015 ii
  • 3. 3 LEMBAR PENGESAHAN Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan Adila pada : Hari : Selasa Tanggal : 30 Juni 2015 Penguji I Penguji II Elsinta Apriyani, S.ST Risa Aryantri, M.Si NIK. 2015021069 NIK. 2015021053 MENGESAHKAN Direktur Akademi Kebidanan ADILA Bandar Lampung dr.Wazni Adila, MPH NIK. 2011041008 iii
  • 4. 4 ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BAYI. NY S DI BPS DASA SUSILAWATI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 Ervina Irawati Harianja, S.ST, Ninik Masturiah, S.ST.,M.Kes, Iis Cahaya Saputri INTISARI Penyebab langsung kematian neonatus adalah infeksi (32%), asfiksia (29%), komplikasi prematuritas (24%), kelainan bawaan (10%), dan lain lain (5%). Tetanus neonatorium adalah suatu penyakit pada neonatus yang disebabkan oleh spora Clostridium tetani yang masuk melalui tali pusat. Tetanus ini dapat terjadi akibat perawatan atau tindakan yang tidak memenuhi syarat kebersihan. Misalnya pemotongan tali pusat dengan menggunakan bambu atau gunting yang tidak steril atau setelah tali pusat dipotong dibubuhi abu, tanah, minyak, daun daunan, dan sebagainya. Tali pusat mempunyai resiko besar untuk terkontaminasi oleh clostridium tetani pada tiga hari pertama kehidupan. Tujuan dari karya tulis ilmiah ini adalah untuk dapat memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan penatalaksanaan perawatan tali pusat terhadap bayi Ny S di BPS Dasa Susilawati S.ST tahun 2015. Metode penelitian dalam penyusunan studi kasus dilakukan secara deskriptif. Obyek yang diambil dalam study kasus ini adalah 1 orang yaitu bayi Ny. S dengan perawatan tali pusat. Kesimpulan hasil study kasus ini menunjukan bahwa ibu telah mengerti dan mampu melakukan perawatan tali pusat yang benar, seperti yang telah diajarkan dan tali pusat puput pada usia 3 hari. Saran diharapkan pada ibu dapat mengetahui tentang perawatan tali pusat dengan tidak memberikan atau membubuhkan obat obatan pada tali pusat untuk membantu mengurangiterjadinya infeksi pada bayi yang kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya kematian pada bayi baru lahir Kata kunci : BBL, Dengan Perawatan Tali Pusat Kepustakaan : 16 Buku Referensi (2005-2012) Jumlah halaman : 79 Halaman iv
  • 5. 5 CURRICULUM VITAE Nama : Iis Cahaya Saputri Nim : 201207024 Tempat/tanggal lahir : Kembang Tanjung 15 Juni 1993 Alamat : Kota Bumi Lampung Utara Institusi : Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung Angkatan : VII (Tujuh) Biografi : RIWAYAT PENDIDIKAN 1. SD N 1way Serdang pada tahun 2006 2. SMP N 1 Way Serdang pada tahun 2009 3. SMA NEGERI 1 Way Serdang pada tahun 2012 4. Penulis Sekarang terdaftar sebagai mahasiswa Akademi Kebidanan ADILA Bandar Lampung Sejak Tahun 2012 hingga sekarang v
  • 6. 6 MOTTO Salah bisa diperbaiki, Gagal bisa diulangi, jatuh bisa bangkit lagi, Tapi menyerah berarti selesai Hidup akan mengalami Salah, Gagal, dan jatuh namun jangan sampai kau menyerah “Wujudkan Mimpimu Dengan Usaha Dan Doa” (By: Iis Cahaya Saputri) vi
  • 7. 7 PERSEMBAHAN Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan Study kasus ini, dan dibalik penyelesaian tugas ini tidak lupa penulis memberikan persembahan kepada orang- orang yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung. 1. Teruntuk Allah SWT yang selalu memberikan nikmat sehat dan nikmat ilmu sehingga penulis bisa menyelesaikan Study Kasus ini. 2. Kupersembahkan kepada ibu Saridawati Rambe, S.ST, selaku Penasihat Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung yang selalu memberikan nasihat dan dukungan dalam penyusunan Study Kasus ini. 3. Kupersembahkan untuk Pembimbing-pembimbing saya, ibu Ninik masturiah S.ST.,M.Kes, dan Ibu Ervina Irawati Harianja, S.ST yang tidak hentinya bosan untuk membimbing saya untuk menyelesaikan Study Kasus ini. 4. Kupersembahkan untuk Staff dosen Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung, terutama untuk ibu Nova Utari, S.ST dan wali kelasku ibu Ratnawati, S.ST dan Yuhelva Destri, SKM yang selalu memberikan semangat dukungan dan kesabaran nya. 5. Kupersembahkan untuk orang tua ku,dan keluarga besar ku yang selalu memberikan doa, cinta dan dukungan serta tidak henti memberikan semangat kepada saya. 6. Kupersembahkan untuk adik-adik saya tercinta yang selalu memberikan dukungan dan semangatnya. 7. Kupersembahkan untuk sahabat-sahabat yang selalu ada selama 3 tahun diasrama. 8. Kupersembahkan untuk angkatan ke VII, untuk kebersamaan kita selama ini. 9. Kupersembahkan untuk pihak-pihak luar yang mendukung dalam memberikan semangat. vii
  • 8. 8 KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Study kasus ini dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi baru lahir Dengan Perawatan Tali Pusat Terhadap By. Ny.S Di BPS Dasa Susilawati Bandar Lampung tahun 2015”. Study kasus ini dapat terselesaikan berkat bantuan berbagai pihak,maka penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. dr. Wazni Adila, MPH selaku Direktur Akbid Adila Bandar Lampung; 2. Ibu Ervina Irawati Harianja, S.ST dan ibu Ninik Masturiah S.ST M.kes selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah; 3. BPS Dasa Susilawati S.ST sebagai tempat pengambilan kasus, 4. Seluruh dosen dan staf Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung. Penulis menyadari penyusunan Study kasus ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna perbaikan pada masa yang akan datang. Semoga Study kasus ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Bandar Lampung, 2015 Penulis viii
  • 9. 9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.......................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ............................................................ ii INTISARI........................................................................................... iii CURICULUM VITAE....................................................................... iv MOTTO ............................................................................................. v PERSEMBAHAN .............................................................................. vi KATA PENGANTAR........................................................................ viii DAFTAR ISI...................................................................................... ix DAFTAR TABEL .............................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN...................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang......................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah.................................................................... 3 1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 3 1.4 Ruang Lingkup......................................................................... 5 1.5 Manfaat Penelitian.................................................................... 5 1.6 Metodelogi dan Teknik Memperoleh Data................................ 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori Medis............................................................... 8 2.2 Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan ........................................... 29 2.3 Landasan Hukum Kewenangan Bidan ...................................... 40 BAB III TINJAUAN KASUS 3.1 Pengkajian……………………………………………………… 41 3.2 Matriks…………………………………………………………. 44 BAB IV PEMBAHASA 4.1 Pengkajian................................................................................ 53 4.2 Interprestasi Data ..................................................................... 62 4.3 Diagnosa Potensial................................................................... 64 4.4 Tindakan Segera ...................................................................... 65 4.5 Perencanaan ............................................................................. 66 4.6 Pelaksanaan ............................................................................. 69 4.7 Evaluasi .................................................................................. 74 ix
  • 10. 10 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan.............................................................................. 77 5.2 Saran........................................................................................ 78 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi
  • 11. 11 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tanda APGAR..............................................................................10 Tabel 2.2 Perubahan Pola Tidur ....................................................................21 Tabel 3.1 Matriks..........................................................................................44 xii
  • 12. 12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian Lampiran 2 : Surat Balasan Izin Penelitian Lampiran 3 : Jadwal Penelitian Lampiran 4 : SAP Lampiran 5 : Leflet Lampiran 6 : Lembar Konsul Penguji Lampiran 7 : Dokumentasi xiii
  • 13. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia adalah tertinggi di negara ASEAN berdasarkan survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) angka kematian bayi di Indonesia sekarang adalah 35 bayi per 1000 kelahiran. Bila dirincikan 157.000 bayi meninggal dunia pertahun atau 430 bayi meninggal dunia per hari. Dalam millenium Development Goal (MDGS), Indonesia menargetkan pada tahun 2015 AKB menurun menjadi 17 bayi per 1000 kelahiran. BeberapaPenyebab kematian bayi baru lahir (Neonatus) yang terbanyak disebabkan oleh kegawatdaruratan dan penyulit pada masa neonatus, seperti bayi berat lahir rendah (BBLR), asfiksia neonatorum, sindrom gawat nafas, hiperbilirubinemia, sepsis neonatorium, trauma lahir, dan kelainan congenital. World Health Organitation (WHO) dalam pernyataan tentang neonatorum dunia tahun 2001 melaporkan bahwa penyebab langsung kematian neonatus adalah infeksi (32%), asfiksia (29%), komplikasi prematuritas (24%), kelainan bawaan (10%), dan lain lain (5%), timbulnya penyulit pada masa neonatus ini sesungguhnya masih dapat dicegah melalui berbagai upaya antara lain melalui perbaikan tingkat kesehatan dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir (Maryunani dan Nurhayati, 2009;h.2). Tetanus neonatorium adalah suatu penyakit pada neonatus yang disebabkan oleh spora Clostridium tetani yang masuk melalui tali pusat (Staf pengajar
  • 14. 2 Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,1991). Tetanus ini dapat terjadi akibat perawatan atau tindakan yang tidak memenuhi syarat kebersihan. Misalnya pemotongan tali pusat dengan menggunakan bambu atau gunting yang tidak steril atau setelah tali pusat dipotong dibubuhi abu, tanah, minyak, daun daunan, dan sebagainya. Tali pusat mempunyai resiko besar untuk terkontaminasi oleh clostridium tetani pada tiga hari pertama kehidupan Tingginya kematian anak pada usia sampai satu tahun yaitu sepertiganya terjadi dalam satu bulan pertama setelah kelahiran dan sekitar 80% kematian neonatal ini terjadi pada minggu pertama, menunjukan masih rendahnya status kesehatan ibu dan bayi baru lahir rendahnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak khususnya pada masa persalinan dan segera sesudahnya, serta perilaku (bayi yang bersifat preventif maupun kuratif) ibu hamil dan keluarga serta masyarakat yang bersifat negatif bagi perkembangan kehamilan sehat, persalinan yang aman, dan perkembangan dini anak (Sodikin, 2009,h;2,75-76). Perawatan tali pusat adalah melakukan pengobatan dan pengikatan tali pusat yang menyebabkan pemisahan fisik ibu dengan bayi. Kemudian, tali pusat dirawat dalam keadaan bersih dan terhindar dari infeksi tali pusat. Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan menimbulkan dampak positif, yaitu tali pusat akan “ puput” pada 5 sampai hari ke 7 tanpa adanya komplikasi, sedangkan dampak negatif dari perawatan tali pusat yang tidak benar adalah
  • 15. 3 bayi akan mengalami penyakit tetanus neonaturum dan dapat mengakibatkan kematian (Ronald, 2011;h.40). Berdasarkan hasil study pedahuluan di BPS Dasa susilawati, S.ST way halim Bandar Lampung, pada tanggal 01-4-2015 terdapat ibu inpartu Ny. S umur 29 tahun G1P0A0 yang tidak menggerti tentang perawatan tali pusat.maka Dari Latar Belakang di atas penulis mengambil judul “ Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir dengan perawatan tali pusat Terhadap By Ny.S di BPS Dasa Susilawati, S.ST. Bandar Lampung’’Tahun 2015. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah studi kasus ini adalah “Bagaimanakah asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Dengan Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Ny. S Di BPS Dasa Susilawati SST, Bandar Lampung tahun 2015.?”. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Diperolehnya pengalaman nyata dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir dengan Penatalaksanaan Perawatan Tali pusat pada By Ny. S di BPS DASA Susilawati S.ST, Bandar lampung Tahun 2015 dengan menerapkan Menejemen kebidanan varney. 1.3.2 Tujuan Khusus
  • 16. 4 1.3.2.1 Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data bayi baru lahir dengan perawatan tali pusat terhadap By Ny S di BPS Dasa SusilawatiI S.ST way halim, Bandar Lampung 2015. 1.3.2.2 Mahasiswa mampu menentukan interprestasi data diagnosa dan menganalisis masalah berdasarkan interprestasi data yang telah di kumpulkan dari bayi baru lahir dengan perawatan tali pusat terhadap By. Ny S di BPS Dasa Susilawati S.ST,way halim Bandar Lampung 2015. 1.3.2.3 Mahasiswa mampu menentukan diagnosa masalah potensial berdasarkan diagnosa yang telah di tentukan pada bayi baru lahir dengan perawatan tali pusat terhadap By Ny. S di BPS Dasa Susilawati S.ST way halim, Bandar Lampung 2015. 1.3.2.4 Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan tindakan segera berdasarkan kondisi pada bayi baru lahir dengan perawatan tali pusat terhadap By. Ny S di BPS Dasa Susilawati S.ST way halim, Bandar Lampung 2015. 1.3.2.5 Mahasiswa mampu melakukan rencana asuhan yang menyeluruh pada bayi baru lahir dengan perawatan tali pusat terhadap By. Ny S di BPS Dasa Susilawati S.ST way halim, Bandar Lampung 2015. 1.3.2.6 Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung pada bayi baru lahirdengan perawatan tali pusat terhadap By. Ny S di BPS Dasa Susilawati S.ST way halim, Bandar Lampung 2015.
  • 17. 5 1.3.2.7 Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah di berikan pada bayi baru lahir dengan perawatan tali pusat terhadap By. Ny S di BPS Dasa Susilawati S.ST way halim, Bandar Lampung 2015. 1.4 Ruang lingkup 1.4.1 Sasaran Subjek yang diambil dalam study kasus ini adalah bayi baru lahir dengan perawatan tali pusat terhadap Bayi Ny. S baru lahir di BPS Dasa Susilawati S.ST way halim, Bandar Lampung. 1.4.2 Tempat Penelitian ini dilakukan Di BPS Dasa Susilawati S.ST way halim, Bandar Lampung Tahun 2015. 1.4.3 Waktu Pelaksanaan Asuhan kebidanan dalam study kasus dilaksanakan pada Tanggal 01-7 APRIL 2015 1.5 Manfaat penelitian Dengan adanya Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberikan suatu manfaat yang berarti kepada : 1.5.1 Bagi Institusi pendidikan Dapat menambah wawasan khususnya bagi mahasiswa kebidanan dalam menerapkan teknik perawatan tali pusat yang benar serta dapat digunakan sebagai bahan bacaan diperpustakaan dan sebagai acuan study kasus berikutnya.
  • 18. 6 1.5.2 Bagi Lahan Praktek Dapat dijadikan sebagai masukan dan gambaran informasi untuk meningkatkan manajemen asuhan kebidanan yang diterapkan terhadap klien dalam memberikan asuhan tentang perawatan tali pusat yang baik dan benar. 1.5.3 Bagi Masyarakat Dapat memberikan informasi pada pasien dan pengetahuan dalam teknik perawatan tali pusat yang benar sehingga ibu tidak mengalami masalah saat perawatan tali pusat. 1.5.4 Bagi Mahasiswa Dapat meningkatkan pengetahuan yang didapat selama perkuliahan serta dapat mengaplikasikan apa yang telah didapat selama perkuliahan dalam penanganan kasus bayi khususnya dalam perawatan tali pusat yang benar. 1.6 Metodologi Penelitian dan Teknik Memperoleh Data 1.6.1 Metedologi Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang di hadapi pada situasi sekarang.penelitian ini dilakukan dengan menempuh langkah langkah pengumpulan data,
  • 19. 7 klasifikasi, pengolahan/analisis data, membuat kesimpulan, dan laporan . Teknik Memperoleh Data Untuk memperoleh data tehnik yang digunakan, sebagai berikut: 1. Wawancara Suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden), atau bercakap cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face). (Notoatmodjo, 2005.h;102,138) Wawancara dilakukan dengan cara Allo anamnesa Wawancara yang dilakukan kepada keluarga pasien untuk memperoleh data tentang pasien. Ini dilakukan pada keadaan darurat ketika pasien tidak memungkinkan lagi untuk memberikan data yang akurat. (Sulistyawati, 2011.h;166) 2. Studi perpustakaan Bahan perpustakaan dapat menggarahkan kita dalam menciptakan pemahaman, dan selanjutnya dapat mengarahkan dalam merumuskan masalah penelitian yang tepat. Dengan dirumuskannya masalah yang tepat akan diperoleh arah dan hasil penelitian yang tepat dan relevan. 3. Studi Dokumentasi Yang dimaksud dengan sumber informasi dokumenter pada dasarnya adalah semua bentuk sumber informasi yang
  • 20. 8 berhubungan dengan dokumen,baik dokumen dokumen resmi maupun tidak resmi. (Notoatmodjo, 2005;h.62-64).
  • 21. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori Medis 2.1.1 Bayi Baru Lahir 2.1.1.1 Pengertian BBL Bayi baru lahir juga di sebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstra uterine. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badan nya 2500-4000 gram (Dewi, 2011;h.1). Bayi baru lahir normal adalah Bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37-42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai apgar >7 dan tampa cacat bawaan (Rukiyah dan Yulianti, 2012;h.2) 2.1.1.2 Perawatan umum pada bayi a. Gunakan sarung tangan dan celemek sewaktu memegang BBL sampai dengan memandikan bayi minimal 6 jam, tidak perlu memakai masker dalam perawatan BBL b. Bersihkan darah dan cairan bayi dengan mengunakan kapas yang direndam dalam air hangat kemudian keringkan
  • 22. 10 c. Bersihkan bokong dan sekitar anus bayi setiap selesai menganti popok atau setiap diperlukan dengan menggunakan air hangat atau air sabun lalu keringkan dengan hati hati d. Gunakan sarung tangan sewaktu merawat tali pusat. 2.1.1.3 Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Ciri-ciri BBL normal sebagai berikut : a. Lahir aterm antara 37-42 minggu. b. Berat badan 2500-4000 gram. c. Panjang badan 48-52 cm. d. Lingkar dada 30-38 cm. e. Lingkar kepala 33-35 cm. f. Lingkar lengan 11-12 cm. g. Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit. h. Pernafasan ± 40-60x/menit. i. Kulit kemerah merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup. j. Rambut lanugo tidak trlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna. k. Kuku agak panjang dan lemas l. Nilai APGAR >7. m. Gerak aktif n. Bayi lahir langsung menangis kuat
  • 23. 11 o. Reflek rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada daerah pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik. p. Reflex sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik. q. Reflex moro (gerakan memeluk bila di kagetkan) sudah terbentuk dengan baik. r. Reflek grasping (menggenggam) sudah baik. s. Genetalia a) Pada laki-laki di tandai dengan testis yang berada pada scrotum dan penis yang berlubang. b) Pada perempuan kematangan di tandai dengan vagina dan uretra yang berlubang, serta ada nya labia mayora dan minora. c) Eliminasi baik yang ditandai dengan keluar nya mekonium dalam 24 jam pertama dan berwarna hitan dan kecoklatan. Table 2.1 Tanda APGAR Tanda Nilai :0 Nilai :1 Nilai :2 Appearance ( warnakulit) Pucat/biru seluruh tubuh Tubuh kemerahan ekstremitas biru Seluruh tubuh kemerahan Pulse (denyut jantung ) Tidak ada <100 >100 Grimace ( tonus otot) Tidak ada Ekstremitas sedikit fleksi Gerakan aktif Activity ( aktivitas ) Tidak ada Sedikit gerak Langsung menanggis Respirasion (pernafasan) Tidak ada Lemah/ teratur Menangis
  • 24. 12 Interprestasi : a. Nilai 1-3 asfiksia berat b. Nilai 4-6 asfiksia sedang c. Nilai 7-10 asfiksia ringan (normal) 2.1.1.4 Tahapan Bayi Baru Lahir : a. Tahap I terjadi segera setelah lahir selama menit menit pertama kelahiran. Pada tahap ini digunakan sistem scoring apgar untuk fisik dan scoring gray untuk interaksi bayi dan ibu. b. Tahap II disebut tahap transisional reaktivitas. Pada tahap II dilakukan pengkajian selama 24 jam pertama terhadap adanya perubahan prilaku. c. Tahap III disebut tahap periodik, pengkajian dilakukan setelah 24 jam pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh (Dewi, 2011;2-3,17) 2.1.1.5 Penampilan Pada Bayi Baru Lahir Penampilan pada BBL sebagai berikut: a. Kesadaran dan reaksi terhadap sekeliling, perlu dikurangi rangsangan terhadap reaksi rayuan, rangsangan sakit, atau suara keras yang mengejutkan atau suara mainan. b. Keaktifan, Bayi normal melakukan gerakan-gerakan tangan yang simetris pada waktu bangun. c. Simetris, apakah secara keseluruhan badan seimbang d. Kepala : apakah terlihat simetris.
  • 25. 13 e. Muka wajah, bayi tampak ekspresi. f. Mulut. Penampilannya harus simetris, mulut tidak mencucu seperti mulut ikan, tidak ada tanda-tanda kebiruan pada mulut bayi. g. Leher, dada, abdomen: melihat adanya cidera akibat persalinan, perhatikan ada tidaknya kelainan pada pernapasan bayi, karena biasanya bayi masih ada pernapasan perut. h. Punggung. Adanya benjolan atau tumor atau tulang punggung dengan lekukan yang kurang sempurna i. Kulit dan kuku. Dalam keadaan normal kulit berwarna kemerahan. j. Kelancaran menghisap dan pencernaan. Harus diperhatikan tinja dan kemih diharapkan keluar dalam 24 jam pertama. (Rukiyah dan Yulianti, 2012;h.3-5) 2.1.1.6 Mekanisme hilang nya panas tubuh bayi baru lahir a. Konduksi Panas di hantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh bayi. sebagai contoh hilangnya panas tubuh bayi secara konduksi, ialah menimbang bayi tanpa alas timbangan, tangan penolong yang dingin memegang bayi baru lahir,menggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan bayi baru lahir.
  • 26. 14 b.Konveksi Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang bergerak (jumlah panas yang hilang tergantung kepada kecepatan dan suhu udara). Contoh hilangnya panas tubuh bayi secara konveksi, ialah membiarkan atau menepatkan Bayi baru lahir dekat jendela, membiarkan Bayi baru lahir di ruangan yang terpasang kipas angin. c.Radiasi Panas di pancaran dari Bayi baru lahir, keluar tubuhnya kelingkungan yang lebih dingin.contoh bayi mengalami kehilangan panas tubuh secara radiasi,ialah bayi baru lahir dibiarkan dalam ruangan dengan air conditioner(AC) tanpa di berikan pemanas(radiant warmer), Bayi baru lahir dibiarkan dalam keadaan telanjang,Bayi baru lahir ditidurkan berdekatan dengan ruangan yang dingin, misalnya (dekat tembok) d.Evaporasi Panas hilang melalui proses penguapan yang tergantung kepada kecepatan dan kelembapan udara (perpindahan panas dengan cara merubah cairan menjadi uap) (muslihatun 2010;h.12-13) 2.1.1.7 Asuhan Kebidanan Pada BBL Normal a. Melakukan penilaian Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan, apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas,jika
  • 27. 15 bayitidak bernafas atau bernafas megap megap atau lemah maka segera lakukan resusitasi pada bayi baru lahir.(Maryanti eat all,2011; h.3) b. Jaga kehangatan bayi a) Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh, lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Verniks akan membantu menghangatkan tubuh bayi. Ganti handuk basah dengan handuk / kain yang kering. Biarkan bayi diatas perut ibu (Wiknjosastro, 2008,h;128) b) Cara memotong 1. Klem tali pusat dengan dua buah klem,pada titik kira kira 2 atau 3cm dari pangkal pusat bayi(tinggalkan kira kira 1cm di antara kedua klem tersebut) 2. Potonglah tali pusat di antara kedua klem sambil melindungi perut bayi dengan tangan kiri penolong. 3. Pertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat,ganti sarung tangan jika sudah kotor.potonglah tali pusat dengan menggunakan gunting steril atau DTT 4. Ikatan tali pusat dengan kuat atau gunakan penjepit kusus tali pusat. 5. Periksa tali pusat setiap 15 menit,apabila masih terjadi perdarahan lakukan pengikatan sekali lagi dengan ikatan lebih kuat (Sulistyawati dan Nugraheny,2010; h.207)
  • 28. 16 c. Cara Pencegahan Infeksi Berikut adalah beberapa cara untuk melakukan pencegahan infeksi : a) Cuci tangan dengan sabun dan air atau gunakan cairan pembersih tangan berbasis alkohol, pada saat sebelum dan sesudah merawat bayi, sesudah melepas sarung tangan, dan sesudah memegang instrument atau barang yang kotor. b) Beri petunjuk pada ibu dan anggota keluarga lainnya untuk cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi. c) Basahi kedua tangan dengan mencuci tangan selama 10-15 detik dengan sabun dan air mengalir,setelah itu biarkan tangan kering di udara atau keringkan dengan kertas bersih/ handuk.pribadi. d) Membersihkan tangan dengan cairan alcohol yang di buat dari 2 ml gliserin dan 100 ml alkohol 60 %. e) Gunakan alat-alat perlindungan pribadi (Dewi, 2011;h.16) d. Pemberian vitamin K1 Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K1 injeksi 1mg intramuskuler setelah 1 jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu untuk mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL (Wiknjosastro,2008,h;139).
  • 29. 17 e. Melakukan IMD Untuk mempererat ikatan batin antara ibu-anak,setelah di lahirkan sebaiknya bayi langsung diletakkan di dada ibunya sebelum bayi itu dibersihkan.sentuhan kulit dengan kulit mampu menghadirkan efek psikologis yang Dalam keadaan ibu dan anak.penelitian membuktikan bahwa ASI eksklusif selama 6 bulan memang baik bagi bayi.Naluri bayi akan membimbingnya saat baru lahir (Rukiyah dan Yulianti,2012;h.7) f. Berikan salep mata Salep mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah 1 jam kontak kulit ke kulit dan bayi setelah menyusu.pencegahan infeksi tersebut menggunakan antibiotika Tetrasiklin 1%.salep antibiotika harus tepat diberikan pada waktu satu jam setelah kelahiran upaya profilaksis infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih dari satu jam setelah kelahiran. cara pemberian salep mata: cuci tangan (gunakan sabun dan air bersih mengalir), jelaskan apa yang akan di lakukan dan tujuan pemberian obat tersebut, berikan salep mata dalam satu garis lurus mulai dari bagian mata yang paling dekat dengan hidung hidung bayi menuju ke bagian luar mata,ujung tabung salep mata tak boleh menyentuh mata bayi, jangan menghapus salep mata dari mata bayi dan anjurkan keluarga untuk tidak menghapus obat obat tersebut (Winkjosastro 2008,h;139)
  • 30. 18 2.1.1.8 Asuhan Neonatus di Rumah Pemberian asuhan neonatus dirumah dilakukan melalui kunjungan bersamaan dengan kunjungan pada ibu. Kunjungan neonatus ( KN) dilakukan sejak bayi usia satu hari sampai usia 28 hari, kunjungan pertama (KN 1) dilakukan pada hari pertama hingga ke-7 setelah bayi dilahirkan, sedangkan kunjungan kedua ( KN 2) dilakukan pada hari ke 8 hingga ke 28. Adapun tujuan dari kunjungan neonatus, meninjau penyuluhan dan pedoman antisipasi bersama orng tua, megidentifikasi gejala penyakit,serta mendidik dan mendukung orang tua. a. Kunjungan Neonatus pertama (KN 1) Kunjungan neonatus pertama dilakukan pada hari pertama sampai ke-7 setelah kelahiran. Kunjungan dimulai dengan wawancara singkat dengan ibu atau ayah tentang: a) Riwayat maternal, riwayat kelahiran dan perawatan neonatus segera setelah lahiran. b) Observasi orang tua dan lakukan wawancara tentang penyesuaian keluarga. c) Kaji riwayat interval bayi baru lahir: pemberian makan, kewaspadaan, menangis, dan juga masalah pada usus (intestinal), kantong kemih, serta masalah lainnya. d) Berikan penyuluhan dan pedoman antisipasi. e) Jadwalkan kunjungan dalam 6-8 minggu untuk imunisasi dan chek up lebih lanjut.
  • 31. 19 b. Kunjungan kedua (KN 2) Kunjungan kedua dilakukan pada hari ke-8 sampai ke-28 setelah kelahiran.Dalam kunjungan kedua tindakan yang harus di lakukan adalah menjelaskan rangkaian imunisasi dan mengukur kembali berat badan dan panjang tubuh. Selain pengkajian diatas, lakukan pengamatan apakah bayi tergolong sehat atau tidak. Tanda tanda bayi sehat diantaranya: a) Bayi lahir segera menangis b) Seluruh tubuh bayi kemerahan c) Bayi bergerak aktif d) Bayi biasa menghisap putting susu dengan kuat e) Bayi lahir 2500 gram atau lebih f) Setiap sebulan berat badan anak bertambah mengikuti pita hijau pada KMS g) Perkembangan dan kepandaian anak bertambah sesuai usia. h) Anak jarang sakit, gembira, ceria, aktif, lincah dan cerdas. Tanda bayi sakit berat: (a) Tidak mau menyusu (b) Lesu atau memperlihatkan prilaku yang luar biasa (c) Bayi belum defekasi selama 48 jam (d) Bayi tidak berkemih dalam 24 jam pertama
  • 32. 20 (e) Suhu bayi di bawah 360 C atau di atas 37 C (f) Bagian putih mata bayi menjadi kuning dan warna kulit tampak kuning, coklat, atau persik (g) Kejang (h) Kaki dan tangan teraba dingin atau bayi demam (i) Badan bayi kuning (j) Tali pusat basah dan berbau (k) Gerakan dua lengan dan kaki lemah (l) Berat badan tidak naik (m) Pada KMS garis pertumbuhan turun, datar, pindah kepita warna di bawah garis merah atau (BGM).(Yulifah dan Yuswanto,2011;h.93-95) 2.1.1.9 Rencana asuhan bayi usia 2-6 hari Pada hari yang ke-2 sampai ke-6 setelah lahir,Ada hal hal yang perlu diperhatikan dalam asuhan pada bayi, yaitu sebagai berikut: a. Minum Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi. ASI diketahui mengandung banyak zat gizi yang paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, baik kualitas maupun kuantitasnya. berikan asi sesering mungkin sesuai dengan kebutuhan bayi. yaitu 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam) bergantian antara payudara kiri dan kanan. berikan asi saja (asi eksklusif) sampai bayi berusia 6 bulan.
  • 33. 21 selanjutnya pemberian asi diberikan hingga anak berusia 6 bulan. selanjutnya asi diberikan pada anak berusia 2 tahun banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari asi tidak saja dalam keuntungan pertumbuhan dan perkembangan bayi. tetapi juga hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi yang akan memberikan dukungan sangat besar terhadap terjadinya proses pembentukan emosi positif pada anak, dan berbagai keuntungan bagi ibu. b. Defekasi (BAB) Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama minggu pertama dan jumlah paling banyak adalah hari ketiga dan keenam feses transisi (kecil-kecil berwarna coklat sampai hijau karena adanya mekonium)di keluarkan sejak hari ketiga sampai keenam. c. Berkemih (BAK) Fungsi ginjal bayi belum sempurna selama dua tahun pertama kehidupan nya. biasanya terdapat urine dalam jumlah yang kecil pada kandung kemih bayi saat lahir, tetapi ada kemungkinan urine tersebut tidak dikeluarkan selama 12-24 jam. berkemih sering terjadi pada periode ini dengan frekuensi 6-10 kali sehari dengan warna urine yang pucat. d. Tidur Dalam 2 minggu pertama setelah lahir bayi normal nya sering tidur bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur
  • 34. 22 selama 16 jam sehari. pada umum nya bayi terbangun sampai malam hari pada usia 3 bulan. Sebaiknya ibu menyediakan selimut dan ruangan yang hangat, serta memastikan bayi tidak terlalu panas atau terlalu dingin. Jumlah waktu tidur bayi akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi, pola ini dapat berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi, pola ini dapat terlihat pada tabel berikut: Tabel 2.2 Perubahan pola tidur Usia Lama tidur 1 minggu 16,5 jam 1 tahun 14 jam 2 tahun 13 jam 5 tahun 11 jam 9 tahun 10 jam e. Kebersihan kulit Kebersihan kulit bayi benar-benar dijaga. walaupun mandi dengan membasahi seluruh tubuh tidak harus dilakukan setiap hari, tetapi bagian-bagian seperti muka, bokong, dan tali pusat perlu dibersihkan secara teratur sebaik nya orang tua maupun orang lain yang ingin memegang bayi diharuskan untuk mencuci tangan terlebih dahulu. f. Keamanan Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menjaga keamanan bayi adalah dengan tetap menjaga nya jangan sekalipun
  • 35. 23 meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu. selain itu juga perlu dihindari untuk memberikan apapun kemulut bayi selain asi, karena bayi bisa tersedak dan jangan mengunakan alat penghangat buatan ditempat tidur bayi. Tanda tanda bahaya a) Pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali permenit b) Terlalu hangat >380 C atau terlalu dingin <360 C c) Kulit bayi kering (terutama 24 jam pertama) biru, pucat atau memar d) Isapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah, dan mengantuk berlebihan e) Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk dan berdarah. f) Terdapat tanda-tanda infeksi seperti suhu tubuh meningkat, merah, bengkak, bau busuk, keluar cairan, dan pernapasan sulit g) Tidak BAB dalam 3 hari,tidak BAK dalam 24 jam,feses lembab dan cair.sering berwarna hijau tua, dan terdapat lendir atau darah. h) Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa tenang, menangis terus menerus.
  • 36. 24 2.1.1.10 Penyuluhan pada ibu dan keluarga sebelum bayi pulang a. Perawatan tali pusat banyak pendapat tentang cara terbaik untuk merawat tali pusat. Telah dilaksanakan beberapa uji klinis untuk membandingkan cara perawatan tali pusat agar tidak terjadi peningkatan infeksi, yaitu dengan membiarkan luka tali pusat terbuka dan membersihkan luka hanya dengan air bersih. Negara-negara yang beriklim tropis perlu mewaspadai pengunaan alkohol yang dahulu populer dan terbukti efektif untuk membersihkan tali pusat, karena sesungguhnya alkohol akan mudah menguap didaerah panas dan dengan demikian efektifnya akan menurun. b. Pemberian asi c. Jaga kehangatan bayi Berikan bayi pada ibunya secepat mungkin. kontak antara ibu dengan kulit bayi sangat penting dalam rangka menghangatkan serta mempertahankan panas tubuh bayi. Gantilah handuk/kain jika basah dengan kain yang kering,dan bungkus bayi tersebut dengan selimut,serta jangan lupa untuk memastikan kepala bayi telah terlindungi dengan baik untuk mencegah kehilangan panas.Apabila suhu bayi kurang dari 36,5 C ,Segera hangatkan bayi dengan tehnik metide kanguru. Perawatan metode kanguru adalah perawatan untuk bayi prematur dengan melakukan kontak
  • 37. 25 langsung antara kulit bayi dan kulit ibu.metode ini sangat tepat dan mudah di lakukan guna mendukung kesehatan dan keselamatan bayi yang lahir prematur maupun yang aterm.Kehangatan tubuh bayi ibu merupakan sumber panas yang efektif.hal ini terjadi bila ada kontak langsung antara kulit ibu dan kulit bayi.Prinsip ini dikenal sebagai skin to skin contact atau metode kanguru.perawatan dengan metode kanguru merupakan cara efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu kehangatan, keselamatan, kasih sayang, ASI, perlindungan dari infeksi, dan stimulasi. d. Tanda-tanda bahaya jika muncul tanda- tanda bahaya, ajarkan ibu untuk: a) memberikan pertolongan pertama sesuai kemampuan ibu yang sesuai kebutuhan sampai bayi memperoleh perawatan medis lanjutan. b) Membawa bayi ke RS atau klinik terdekat untuk perawatan tindakan segera e. Imunisasi Imunisasi adalah suatu cara memproduksi iminusasi aktif buatan untuk melindungi diri melawan penyakit tertentu dengan cara memasukan suatu zat ke dalam tubuh melalui penyuntikan atau secara oral. f. Perawatan harian/ rutin g. Pencegaah infeksi dan kecelakaan (Dewi, 2011;h.27-31)
  • 38. 26 2.1.2 Perawatan Tali Pusat 2.1.2.1 Definisi Perawatan Tali Pusat Perawatan tali pusat adalah melakukan pengobatan dan pengikatan tali pusat yang menyebabkan pemisahan fisik ibu dengan bayi. Kemudian,tali pusat dirawat dalam keadaan bersih dan terhindar dari infeksi tali pusat. Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan menimbulkan dampak positif,yaitu tali pusat akan puput pada hari ke-5 sampai ke-7 tanpa ada komplikasi,sedangkan dampak negative dari perawatan tali pusat yang tidak benar adalah bayi akan mengalami penyakit tetanus neonatorum dan dapat mengakibatkan kematian. 2.1.2.2 Tujuan perawatan tali pusat Adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir. Penyakit ini disebabkan karena masuknya spora kuman tetanus ke dalam tubuh melalui tali pusat,baik dari alat yang tidak steril,pemakaian obat obatan, maupun bubuk yang ditaburkan ke tali pusat sehingga dapat menggakibatkan infeksi.(Ronald,2011;h.40) 2.1.2.3 Tali Pusat Tali pusat(funikulus umbilikalis) atau disebut juga funis merentang dari umbilikus janin ke permukaan fetal plasenta dan mempunyai panjang 50-55cm. Tali pusat membungkus dua buah pembuluh arteri umbilikalis yang mengangkut darah yang sudah diambil oksigennya dari dalam tubuh janin,vena
  • 39. 27 Umbilikalis yang tunggal membawa darah yang sudah dibersihkan dari plasenta ke dalam janin. a. Fungsi Tali Pusat Tali pusat pada janin berfungsi sebagai alat pernapasan pertukaran gas sepenuhnya dilakukan oleh plasenta. darah mengalir dari plasenta janin melalui vena umbilikalis yang terdapat didalam tali pusat. jumlah darah yang mengalir melalui tali pusat adalah sekitar 125 ml/kg/BB permenit atau sekitar 500 ml permenit. b. Pemotongan Tali Pusat Pada menejemen aktif persalinan kala tiga tali pusat segera dijepit dan dipotong setelah persalinan. Ini dilakukan untuk memungkinkan intervensi menejemen aktif yang lain Adapun caranya adalah: a) Pada menejemen menunggu, penjepitan tali pusat biasanya dilakukan setelah tali pusat berhenti berdenyut. b) Tali pusat dipotong diantara dua klem, yang pertama ditempatkan pada jarak 4 atau 5 cm dari perut bayi, dan yang kedua atau 3 cm dari perut bayi. (Sodikin, 2009;h.7,15,40) 2.1.2.4 Perawatan Tali Pusat Perawatan tali pusat harus selalu kering dan bersih. tali pusat merupakan tempat koloni bakteri, pintu masuk kuman dan bisa terjadi infeksi lokal. perlu perawatan tali pusat sejak
  • 40. 28 manejemen aktif kala III pada saaat menolong kelahiran bayi. sisa tali pusat harus di pertahankan dalam keadaan terbuka dan di tutupi kain bersih secara longgar.pemakaian popok sebaiknya popok di lipat dibawah tali pusat.jika tali pusat terkena kotoran/feses,maka tali pusat harus di cuci dengan sabun dan air bersih,kemudian di keringkan. (Muslihatun, 2010;h.45) Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat dalam minggu pertama secara bermakna mengurangi insiden infeksi pada Neonatus. Yang terpenting dalam perawatan tali pusat ialah: (a) menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih (b) cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum merawat tali pusat (c) bersihkan dengan lembut kulit disekitar tali pusat dengan kapas basah. (d) Kemudian bungkus dengan longgar/tidak terlalu rapat dengan kasa bersih atau steril popok atau celana bayi harus diikat dibawah tali pusat, tidak menutupi tali pusat untuk menghindari kontak dengan feses dan urin (e) hindari penggunaan kancing, koin atau uang logam untuk membuat tekan tali pusat. (Prawiroharjo, 2010;h.370-371).
  • 41. 29 2.1.2.5 Perdarahan Tali Pusat a. Konsep Dasar Perdarahan tali pusat dapat di sebabkan oleh trauma, ikatan tali pusat yang longgar, atau kegagalan pembentukan thrombus yang normal. Kemungkinan lain sebab perdarahan adalah penyakit perdarahan pada neonatus dan infeksi lokal maupun sistemik. Tali pusat harus diawasi terus-menerus pada hari-hari pertama agar perdarahan yang terjadi dapat tanggulangi secepat nya. Perdarahan tali pusat dapat di sebabkan oleh robekan umbilikus.komplikasi persalinan ini masih di jumpai sebagai akibat masih terjadinya partus presipitatus dan tarikan berlebih pada lilitan atau pendeknya tali pusat pada partus normal.perdarahan tali pusat pada umbilikus mungkin dapat terjadi kareana kelalaian tersayatnya dinding umbilikus atau plasenta sewaktu seksio sesarea.Robekan umbilikus disebabkan pula oleh Hematoma,varices dan aneurisme pembuluh darah,Tetapi pada sebagian kasus tanpa penyebab yang jelas.kadang- kadang secara sepintas tidak nampak adanya perdarahan eksternal,karena darah yang keluar langsung masuk kedalam jaringan plasenta.perdarahan akibat plasenta previa atau Abrupsio plasenta dapat membahayakan bayi.Abrupsio lebih sering mengakibatkan kematian intrauterin karena anoksia dari pada anemia pada bayi baru lahir.
  • 42. 30 b. Penatalaksanaan 1) Pada perdarahan umbilikus akibat ikatan yang longar,dapat di kencangkan kembali pengikat tali pusat.perdarahan juga dapat disebabkan oleh repitan atau tarifan dari klem.jika perdarahan tidak berhenti setelah 15-20 menit maka tali pusatnya harus segera dilakukan beberapa jahitan pada luka bekas pemotongan tersebut. 2) Perdarahan umbilikus akibat robekan umbilikus harus segera di jahit.kemudian segera lakukan rujukan untuk mengetahui apakah ada kelainan lain seperti kelainan anatomik pembuluh darah sehingga dapat segera dilakukan tindakan oleh dokter atau rumah sakit. 3) Perdarahan pada absrupsio plasenta,plasenta previa dan kelainan lainnya,Bidan harus segera merujuk.bahkan rujukan lebih baik segera dilakukan jika kelainan tersebut sudah diketahui sebelum bayi lahir sehingga dapat di lakukan tindakan sesegera mungkin untuk membuat peluang bayi lahir hidup lebih besar.(Rukiyah dan Yulianti,2012;h.276-278). 2.2 Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan 2.2.1 Pengertian Manajemen asuhan kebidanan adalah suatu metode berfikir dan bertindak sistematis dan logis dalam memberikan asuhan kebidanan,
  • 43. 31 agar menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan. Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang di gunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan-temuan, keterampilan, dalam rangkaian tahap-tahap yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus terhadap klient. Manajemen kebidanan diadaptasi dari konsep yang di kembagkan oleh Helen Varney dalam buku Varney`s Midwivery, edisi ke tiga tahun 1997, menggambarkan proses manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari tuju langkah yang berturut secara sistematis dan siklik (Soepardan, 2007,h;96). 2.2.2 Langkah - Langkah manajemen kebidanan pada bayi baru lahir 2.2.2.1 Pengkajian Data Menurut varney 1997 pengkajian dengan mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan bayi baru lahir. Pengkajian pada bayi baru lahir dibagi dalam 2 bagian yaitu pengkajian segera setelah lahir, dan pengkajian keadaan fisik untuk memastikan bayi dalam keadaan normal atau megalami komplikasi. Pengkajian segera setelah bayi lahir bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan dalam uterus yaitu penilian apgar. Penilaian sudah dimulai sejak kepala lahir dari vulva. Sedangan pengkajian keadaan fisik
  • 44. 32 untuk memastikan bayi dalam keadaan normal. (Rukiyah dan Yulianti,2012; h.15). A. Data Subjektif Ini berkaitan dengan identitas pasien seperti nama, alamat, jenis kelamin, usia, suku, warga negara, status perkawinan, pendidikan, agama, dan pekerjaan. 1. Identitas Bayi a. Nama Identitas dimulai dengan nama pasien, yang jelas dan lengkap: nama depan,nama tengah (bila ada), nama keluarga, dan nama panggilan akrabnya. b. Umur Umur pasien sebaliknya didapat dari tanggal lahir, yang dapat ditanyakan ataupunn dilihat dari Kartu Menuju Sehat atau kartu pemeriksaan kesehatan lainnya. Apabila tanggal lahir tidak diketahui dengan pasti, maka ia dapat diperkirakan dengan menghubungkannya dengan suatu peristiwa yang umum diketahui, misalnya hari raya (Idul Fitri, Natal, hari Proklamasi dan sebagainya). Kecuali untuk kepentingan identitas, umur perlu diketahui mengingat periode usia anak (periode neonates, bayi, prasekolah, balita, sekolah, akil balik) mempunyai kekhasannya sendiri dalam morbiditas
  • 45. 33 dan mortalitas. Usia anak juga diperlukan untuk menginterprestasi apakah data pemeriksaan klinis anak tersebut normal sesuai dengan umurnya. c. Jenis kelamin Jenis kelamin pasien sangat diperlukan,selain untuk identitas juga untuk penilaian data pemeriksaan klinis,misalnya nilai-nilai baku, insidens seks, penyakit-penyakit terangkai seks.(matondang et all,2009;h5) 2. Identitas Ibu a. Nama Nama jelas dan lengkap,bila perlu nama panggilan sehari hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan. b. Umur Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun,alat-alat reproduksi belum matang,mental dan psikisnya belum siap.sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas.
  • 46. 34 c. Agama Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa. d. Pendidikan Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, Sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya. e. Suku atau bangsa Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari hari. f. Pekerjaan Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat social ekonominya,karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut. g. Alamat Ditanyakan untuk mempermudah kunjugan rumah bila diperlukan.(Ambarwati dan Wulandari,2012;h. 131-132).
  • 47. 35 B. Data Objektif 1. Pemeriksaan umum a. Pernafasan Pernafasan bayi baru lahir normal 30-60 kali per menit, tanpa retraksi ada dan tanpa suara merintih pda fase ekspirasi. Pada bayi kecil,mungkin terdapat retraksi dada ringan dan jika bayi berhenti nafas secara periodic selama beberapa detik masih dalam batas normal. b. Warna kulit Bayi baru lahir aterm keihatan lebih pucat di banding bayi preterm karena kulit lebih tebal. c. Denyut Jantung Bayi Denyut jantung bayi baru lahir normal antara 100- 160 kali permenit, tetapi dianggap amsih normal jika diatas 160 kali per menit dalam jangka aktu pendek, beberapa kali dala satu hari selama beberapa hari pertama kehidupan,terutama bila bayi mengalami disstres.Jika ragu ulangi perhitungan denyut jantung. d. Suhu Aksiler 36,5ºC sampai 37,5ºC.
  • 48. 36 e. Postur dan Gerakan Postur normal bayi baru lahir dalam keadaan istirahat adalah kepalan tangan longgar,dengan lengan,panggul dan lutut semi fleksi. f. Tonus otot/Tingkat kesadaran Rentang normal tingkat kesadaran bayi baru lahir adalah mulai dari diam hingga sadar penuh dan dapat ditenangkan jika rewel. Bayi dapat dibandingkan jika diam atau tidur. g. Ekstermitas Periksa posisi, gerakan, reaksi bayi bila ekstermitas disentuh,dan pembengkakan. h. Kulit Warna kulit dan adanya verniks keseosa penmbengkakan atau bercak hitam,tanda lahir/tanda mongol. Selama bayi dianggap normal, beberapa kelainan kulit juga dapat dianggap normal. i. Tali pusat. Normal berwarna putih kebiruan pada hari pertama, mulai kering dan mengkerut atau mengecil dan tali pusat akan puput pada hari ke 5 sampai ke 7 tanpa adanya komplikasi. j. Berat Badan Normal 2500-4000 gram.
  • 49. 37 2. Pemeriksaan Fisik (Head to toe) a. Kepala Ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil, sutura, moulase, caput succedaneum, cephal haematoma, hidrosefalus, rambut. b. Muka Tanda-tanda paralis. c. Mata Ukuran, bentuk (strabismus, pelebaran epicanthus) dan kesimetrisan, kekeruhan kornea, katarak kongenital, trauma, keluar nanah, bengkak pada kelopak mata, perdarahan subkonjungtiva. d. Telinga Jumlah, bentuk, posisi, kesimetrisan letak dihubungkan dengan mata dan kepala serta adanya gangguan pendengaran. e. Hidung Bentuk dan lebar lubang,pola pernafasan, kebersihan. f. Mulut Bentuk simetris/tidak, mukosa mulut kering/basah, lidah, palatum, bercak putih pada gusi, refleks menghisap, adakah labio/palatoskisis,tursh,sianosis.
  • 50. 38 g. Leher Bentuk simetris/tidak, adakah pembengkakan dan benjolan, kelainan tiroid, hemangioma, tanda abnormalitas kromosom dan lai-lain. h. Klavikula dan lengan tangan Adakah fraktur klavikula, gerakan, jumlah jari. i. Dada Bentuk dan kelainan bentuk dda,puting susu, gangguan pernafasan, auskultasi bunyi jantung dan pernafasan. j. Abdomen Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, perdarahan tali pusat, jumlah pembuluh darah pada tali pusat, dinding perut dan adanya benjolan, distensi, gastroskisis, omfalokel, bentuk simetris/ tidak, palpasi hati, ginjal. k. Genetalia Kelamin laki laki: panjang penis, testis sudah turun berada dalam skrotum, orivisium, uretra di ujung, kelainan (fimosis, hisposida / epispadia). Kelamin perempuan: labia mayora dan labia minora, klitoris, orivisium vagina, orivisium uretra,sekret dan lain lain.
  • 51. 39 l. Tungkai Kaki Gerakan bentuk simetris/tidak, jumlah jari, pergerakan, pes equinovarus/pes equinovalgus. m. Anus Berlubang/tidak, posisi, fungsi spingter ani, adanya atresiaani, dan meconium plung syndrome, megacolon. n. Punggung Bayi tengkurap, raba kurvatura kolumna vertebralis, skoliosis, pembengkakan, spina bifida, mielomeningokel, lesung/ bercak berambut, dan lain-lain. o. Pemeriksaan Kulit Vernik caseosa, lanugo, warna, udem, bercak, tanda lahir ,memar. p. Reflek Berkedip, babinski, merangkak, menari/melangkah, ekstrusi, galant’s, moro’s, neck righting, palmar grasp, rooting, startle, menghisap, tonic neck. q. Antropometri BB, PB, LK, LD,LP, LILA (Muslihatun, 2010; h.31-34).
  • 52. 40 2.2.2.2 Diagnosa,Masalah dan Kebutuhan Diagnosa kebidanan adalah melakukan identifikasi secara benar terhadap diagnosa, masalh dan kebutuhan bayi baru lahir berdasarkan data data yang telah dikumpulkan. Contoh diagnose misalnya bayi cukup bulan sesuai masa kehamilan dengan asfiksia, atau bayi cukup bulan kecil masa kehamilan dengan hipotermia.Sedangkan masalah misalnya ibu kurang informasi,ibu tidak PNC, ibu post section sesarea, gangguan maternal lainnya.Untuk kebutuhan seperti jagalah bayi agar tetap kering dan hangat,usahakan agar ada kontak kulit anatara ibu dan bayi sesegera mungkin. 2.2.2.3 Mengidentifikasi Diagnosa dan Potensial Masalah Mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial yang mungkin terjadi berdasarkan masalah atau diagnose yang sudah teridentifikasi. Misalnya untuk diagnose potensial yaitu hipotermi potensial menyebabkan asidosis, atau hipoglikemi potensial menyebabkan hipotermi. 2.2.2.4 Tindakan Segera Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bian atau dokter atau untuk dikonsultasikan atau untuk ditangani dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi bayi. Misalnya bayi tidak bias bernafas dalam waktu 30 detik,segera cari bantuan dan mulailah langkah-langkah resusitasi pada bayi tersebut.
  • 53. 41 2.2.2.5 Merencanakan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Merencanakan asuhan yang menyeluruh yang rasional dan sesuai dengan temuan dari langkah sebelumnya . 2.2.2.6 Pelaksanaan Tahap ini merupakan tahap mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efektif dan aman. 2.2.2.7 Evaluasi Melakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan,apakan benar- benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan bayi baru lahir sebagimana telah diidentifikasi didalam diagnosa dan masalah (Rukiyah dan Yulianti, 2012; h.16-18). 2.3 Landasan Hukum Kewenangan Bidan Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan (MENKES) Republik Indonesia Nomor 900/Menkes/SK/VII/2002 Tentang registrasi dan praktik bidan, kewenangan yang dimiliki bidan dalam pasal 16 ayat 2 meliputi : 1. Pemeriksaan bayi baru lahir, 2. Peraatan tali pusat, 3. Perawatan bayi 4. Resusitasi pada bayi baru lahir, 5. Pemaantauan tumbuh kembang anak, 6. Pemberian imunisasi, 7. Pemberian penyuluhan (Sofyan et all,2006; h.173)
  • 54. 42 BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BAYI NY. S DI BPS DASA SUSILAWATI, S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 3.1 PENGKAJIAN A. Data Subjektif 1. Identitas bayi Nama : By. Ny. S Jenis kelamin : Perempuan Tanggal Lahir/Pukul : 1 April 2015 pukul 14.00 WIB 2. Biodata orang tua Ibu Ayah Nama : Ny. S : Tn. C Umur : 29 Tahun : 25Tahun Agama : Islam : Islam Suku/Bangsa : Jawa : Jawa Pendidikan : SMP : SMP Pekerjaan : IRT : Buruh Alamat : Jl. Imam Bonjol Gg. Tomat Kemiling Pinang Jaya Bandar Lampung 1. Riwayat Kesehatan a. Riwayat kesehatan sekarang
  • 55. 43 Ibu mengatakan tidak sedang dalam keadaan sakit. b. Riwayat kesehatan yang lalu Ibu mengatakan dulu tidak memiliki riwayat penyakit yang menahun dan menular. c. Riwayat kesehatan keluarga Ibu mengatakan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit yang menahun dan menular. 2. Riwayat kehamilan Kesehatan selama hamil : Selama hamil ibu tidak pernah mengalami komplikasi. Kesehatan janin : Sehat Frekuensi ANC : ± 7 kali Pola nutrisi : Ibu mengatakan makan – makanan yang bergizi seimbang, dan teratur pada saat hamil, dan ibu minum susu selama hamil. Perilaku kesehatan : Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan dan rokok. Imunisasi TT : TT1 dan TT2 B. Data Objektif Kedaan umum : Baik Penilain sekilas setelah bayi lahir
  • 56. 44 Pernafasan : Spontan, Menangis kuat Warna kulit : Kemerahan Tonus otot : Aktif
  • 57. 45 TABEL 3.1 MATRIKS Hari/ Tgl Pengkajian Interpretasi Data (Diagnosa,Masal ah, Kebutuhan Dx Potensial/ Masalah Potensial Antisipasi/ Tindakan Segera Intervensi Implementasi Evaluasi 1 April 2015 Pukul 14.00 wib Ds: 1. Ibu mengatakan baru melahirkan anak pertamanya pada tanggal 01 April 2015 2. Ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya. Do: Pernafasan: spontan Warna kulit:kemerahan Tonus otot:Aktif Dx : By.Ny.S cukup bulan sesuai masa kehamilan, segera setelah lahir Ds : 1. Ibu mengatakan baru melahirkan anak pertamanya pada tanggal 01 April 2015 2. Ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya. Do : Pernafasan: spontan Warna Tidak ada Tidak ada 1. Keringkan bayi. 2. Lakukan jepit potong tali pusat. 3. Lakukan IMD. 1. Mengeringkan tubuh bayi dengan menggunakan kain bersih dimualai dari kepala dan bagian tubuh lainya. 2. Melakukan jepit potong tali pusat : a. Menjepit tali pusat dengan klem 3 cm dari pusat, lalu mengurut tali pusat kearah ibu dengan memasang klem ke 2 dengan jarak 2 cm dari klem pertama. b. Memegang tali pusat diantara 2 klem dengan menggunakan tangan kiri (jari tengah melindungi tubuh) lalu memotong tali pusat. c. Mengikat tali pusat dengan jarak ± 1 cm dari umbilicus dengan simpul mati lalu mengikat tali pusat dengan simpul mati. Untuk kedua kalinya bungkus dengan kassa steril, lepaska klem pada tali pusat, lalu memasukan kedalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5 %. 3. Melakukan IMD pada bayi, dengan bayi tengkurap di dada agar terjadi sentuhan kulit ibu dan bayi. Anjurkan ibu memberikn sentuhan kepada bayi, agar bayi merangsang mendekati puting susu, lalu biarkan bayi mencari puting susu, lakukan proses IMD selama 1 jam. 1. Tubuh bayi telah di keringkan. 2. Pemotongan tali pusat telah di lakukan dan tali pusat sudah terikat. 3. IMD telah dilakukan selama 1 jam.
  • 58. 46 kulit:kemerahan Tonus otot:aktif Masalah : Tidak ada Kebutuhan : Asuhan bayi baru lahir 4. Lakukan pemeriksaan antropometri. 5. Mencegah perdarahan pada bayi baru lahir. 6. Beri salep mata. 7. Lakukan pemeriksaan fisik secara head toe to. 8. Rawat gabung bayi dan ibu. 4. Melakukan pemeriksaan antropometri seperti BB : 2700 gram, PB : 48 cm, LK : 35cm, LD : 33 cm, LILA : 11 cm. 5. Mencegah perdarahan pada bayi, dengan memberikan Vit K phytomenadione dengan dosis 0,5 ml kemudian disuntikan secara IM dipaha kiri untuk mencegah terjadinya perdarahan intrakrakial pada bayi baru lahir. 6. Memberi salep mata tetracyclin dari luar ke dalam dengan dosis 1 %, diberikan untuk mencegah terjadinya infeksi pada mata bayi. 7. Melakukan pemeriksaan fisik secara head toe to. 8. Melakukan rawat gabung antara bayi dan ibu dengan cara menyatukan ibu dengan bayinya dalam satu ruangan, kamar atau tempat secara bersama – 4. Pemeriksaan antropometri sudah dilakukan. 5. Vit K sudah diberikan. 6. Salep mata telah diberikan. 7. Pemeriksaan fisik telah dilkukan, dengan hasil : kepala simetris, tidak ada caput succedaneum dan cepal haematoma, muka tidak ada sindrom down, mata simetris, konjungtiva merah mudah dan sclera putih, leher tidak ada kelainan, dada simetris, tidak ada kelianan, nafas 48 x/m, abdomen tali pusat tidak ada perdarahan dan masih basah, genetalia perempuan, labia mayor menutupi labia minor, anus berlubang, ekstremitas lengkap. 8. Rawat gabung telah di lakukan.
  • 59. 47 9. Jaga kehangatan dan ganti handuk. sama dan tidak di pisahkan selama 24 jam penuh dalam seharinya. 9. Menjaga kehangatan bayi dengan cara mengganti handuk yang basah dengan handuk yang kering. 9. Handuk sudah di ganti dan bayi sudah dalam keadaan hangat. 2 April 2015 08.00 wib Ds: 1. Ibu mengatakan masih takut untuk melakukan perawatan pada bayinya. 2. Ibu mengatakan tali pusat masih basah. Do: N :120 x/i RR : 42 x/i T : 36,8ºC Keadaan tali pusat dalam keadaan baik, puntung tali pusat masih dalam keadaan basah. Dx : By.Ny.S cukup bulan sesuai masa kehamilan, usia 1 hari. Ds : 1. Ibu mengatakan masih takut untuk melakukan perawatan pada bayinya. 2. Ibu mengatakan tali pusat masih basah. Do : N :120 x/i RR : 42 x/i T : 36,8ºC Keadaan tali pusat dalam keadaan baik, puntung tali pusat masih dalam keadaan basah. Masalah: Tidak ada Tidak ada Tidak ada 1. Beritahu ibu kondisi bayi saat ini. 2. Ajarkan ibu cara melakukan perawatan tali pusat. 3. Beritahu ibu cara pemberian ASI yang baik bagi bayinya dan pemberian ASI eksklusif. 4. Beritahu ibu pola defekasi pada bayi. 1. Memberitahu ibu mengenai kondisi bayi saat ini dalam keadaan baik. 2. Mengajarkan ibu melakukan perawatan tali pusat yaitu mengganti kassa pembungkus tali pusat setiap bayi habis dimandikan, dan keringkan daerah sekitar puntung tali pusat dengan menggunakan kain bersih yang lembut, menjaga tali pusat tetap kering dan tidak lembab, tutup tali pusat dengan kassa steril dan tidak memberikan ramuan-ramuan pada tali pusat. 3. Memberitahu ibu cara pemberian ASI yang baik bagi bayinya yaitu berikan ASI sesering mungkin sesuai dengan keinginan ibu (jika payudara sudah penuh) atau sesuai kebutuhan bayi, yaitu setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam). Berikan ASI bergantian, payudara kanan dan kiri. Dan memberikan ASI eksklusif pada bayinya yaitu selama 6 bulan tanpa memberikan makanan tambahan apapun terhadap bayi. 4. Memberitahu ibu pola defekasi pada bayi yaitu pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama minggu pertama dan jumlah paling banyak antara hari ke 3 dan 6 ( kecil – kecil berwarna coklat 1. Ibu telah mengetahui keadaan bayinya saat ini. 2. Ibu mengerti cara perawatan tali pusat. 3. Ibu telah memberikan ASI sesering mungkin. 4. Ibu mengerahui pola defekasi pada bayinya.
  • 60. 48 Kebutuhan: Perawatan tali Pusat 5. Beritahu ibu pola eliminasi pada bayi. 6. Beritahu ibu personal hygine bayi 7. Ajarkan teknik menyusui yang benar. sampai hijau karena adanya mekonium). Segera setelah makan defekasi sebanyak 1 kali setiap 3 atau 4 hari dan dalam 3 hari pertama feses bayi masih bercampur mekonium. 5. Memberitahu ibu pola eliminasi pada bayi yaitu biasanya terdapat urine dalam jumlah yang kecil pada kandung kemih bayi saat lahir, tetapi ada kemungkinan urine tersebut tidak dikeluarkan selama 12 – 24 jam. Biasanya bati berkemih 6 – 10 kali sehari dengan warna urine pucat. 6. Memberitahu personal hygine bayi pada ibu yaitu setiap kali buang air kecil dan air besar, bersihkan dengan air dan sabun serta keringkan dengan baik, karena kotoran bayi dapat menyebabkan infeksi sehingga harus di bersihkan. 7. Mengajarkan teknik menyusui yang benar yaitu cari posisi yang nyaman, lengan ibu menopang kepala, leher dan seluruh tubuh bayi, ibu menyentuhkan puting susunya ke bibir bayi menungu mulut bayi terbuka lebar, ibu memegang payudara seperti huruf C. Pastikan sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi. Jika bayi sudah selesai menyusui, ibu mengeluarkan puting dari mulutnya dengan memasukan jari kelingking dan sendawakan bayi. 5. Ibu mengetahui pola eliminasi bayinya. 6. Ibu tahu cara personal hygine yang benar. 7. Ibu mengetahui teknik menyusui yang benar 3 April 2015, 08.15 Ds 1. Ibu mengatakan bayinya dalam Dx: Bayi Ny.S, cukup bulan, sesuai Tidak ada Tidak ada 1. Beritahu kondisi bayi saat ini. 1. Memberitahu ibu mengenai kondisi bayi saat ini dalam keadaan baik 1. Ibu telah mengetahui keadaan bayinya.
  • 61. 49 wib keadaan sehat dan baik-baik saja. Do: N : 136 x/i RR : 42 x/i T : 37,0°C Bayi tampak baik dan keadaan tali pusat dalam keadaan baik dan keadaan puntung tali pusat mulai mengering. masa kehamilan, usia 2 hari. Ds : 1.Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat dan baik-baik saja. Do : N : 136 x/i RR : 42 x/i T : 37,0° Bayi tampak baik dan keadaan tali pusat dalam keadaan baik dan keadaan puntung tali pusat mulai mengering. Masalah: Tidak ada. Kebutuhan: Perawatan tali pusat 2. Pastikan ibu melakukan perawatan tali pusat bayinya sendiri. 3. Ajarkan ibu memandikan bayi. 4. Menjaga kebersihan kulit bayi 2. Memastikan ibu untuk melakukan perawatan tali pusat bayinya sendiri dengan baik dan benar yaitu ibu dapat mengganti kassa pembungkus tali pusat setiap bayi habis dimandikan, dan keringkan daerah sekitar puntung tali pusat dengan menggunakan kain bersih yang lembut. 3. Mengajarkan ibu untuk memandikan bayinya yaitu harus di ruangan yang hangat. a. Bagian kepala: lap kepala bayi dengan lembut, tidak usah pakai sabun, pakaikan sampo kalau rambut kotor, bilas lalu keringkan dengan handuk. b. Bagian tubuh: buka pakaian dan popok lalu memakai waslap yang telah di beri air sabun dari leher, dada, perut, punggung, kaki dengan cepat, kemudian angkat tubuh bayi dan celupkan ke bak mandi yang telah diisi air hangat ± 37º. c. Angkat tubuh bayi lalu keringkan dengan handuk, pakaikan minyak telon pada dada, perut dan punggung, jangan pakaikan bedak lalu pakaikan baju. 4. Menjaga kebersihan kulit bayi benar – benar di jaga. Walaupun mandi dengan membasahi seluruh tubuh tidak harus dilakukan setiap hari, tetapi bagian- bagian seperti muka, bokong, dan tali pusat perlu dibersihkan secara teratur sebaik nya orang tua maupun orang lain yang ingin memegang bayi diharuskan untuk mencuci tangan terlebih dahulu 2. Ibu mengatakan belum bersedia melakukan perawatan tali pusat pada bayinya. 3. Ibu mengerti cara memandikan bayi. 4. Ibu mengerti cara menjaga kebersihan kulit bayi
  • 62. 50 4 April 2015 08.00 WIB Ds : 1. Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat dan baik-baik saja. Do: N : 135 x/i RR : 40 x/i T : 37,0°C Bayi tampak baik dan keadaan tali pusat dalam keadaan baik dan keadaan puntung tali pusat mulai mengering. Dx: Bayi Ny.S, cukup bulan, sesuai masa kehamilan, usia 3 hari. Ds : 1. Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat dan baik-baik saja. Do : N : 135 x/i RR : 40 x/i T : 37,0°C Bayi tampak baik dan keadaan tali pusat dalam keadaan baik dan keadaan puntung tali pusat mulai mengering. Masalah: Tidak ada. Kebutuhan: Perawatan tali pusat Tidak ada Tidak ada 1. Beritahu kondisi Bayi saat ini. 2. Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan tali pusat bayinya sendiri. 3. Evaluasi apakah ibu menyusui bayinya dengan benar. 4. Evaluasi apakah ibu sudah bisa memandikan bayinya 1. Memberitahu ibu mengenai kondisi bayi saat ini dalam keadaan baik. 2. Menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan tali pusat bayinya sendiri dengan baik dan benar yaitu ibu dapat mengganti kassa pembungkus tali pusat setiap bayi habis dimandikan, dan keringkan daerah sekitar puntung tali pusat dengan menggunakan kain bersih yang lembut. 3. Mengevaluasi teknik menyusui ibu apakah benar atau tidak. 4. Mengevaluasi apakah ibu sudah bisa memandikan bayinya dengan sendiri. 1. Ibu telah mengetahui keadaan bayinya. 2. Ibu mengatakan bersedia melakukan perawatan tali pusat bayinya sendiri. 3. Ibu sudah bisa menyusui dengan benar. 4. Ibu sudah mau memandikan bayinya dengan sendiri. 5 April 2015 08.00 wib Ds : 1. Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat dan baik-baik saja. 2. Ibu mengatakan tali pusat Dx: Bayi Ny. S cukup bulan, sesuai masa kehamilan, usia 4 hari. Ds : Ibu mengatakan bayinya dalam Tidak ada Tidak ada 1. Beritahu ibu kondisi bayinya saat ini. 2. Evaluasi keadaan tali pusat bayi. 1. Memberitahu ibu mengenai kondisi bayi saat ini dalam keadaan baik. 2. Mengevaluasi keadaan tali pusat bayi apakah sudah puput atau belum. 1. Ibu telah mengetahui keadaan bayinya. 2. Tali pusat belum puput
  • 63. 51 bayinya sedikit mengering. Do: N : 138 x/i RR : 38 x/i T : 36,8°C Bayi tampak baik dan keadaan tali pusat dalam keadaan baik dan keadaan puntung tali pusat mulai mengering. keadaan sehat dan baik-baik saja Do : N : 138 x/i RR : 38 x/i T : 36,8°C Bayi tampak baik dan keadaan tali pusat dalam keadaan baik dan keadaan puntung tali pusat mulai mengering. Masalah: Tidak ada. Kebutuhan: Tidak ada 6 April 2015 08.00 wib Ds: 1. Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan baik dan sehat. 2. Ibu mengatakan tali pusat bayinya hampir puput. Do: N : 135 x/i R :42 x/i S : 37,0ºC Tali pusat sudah mengering dan hampir puput. Dx: By.Ny.S, cukup bulan, sesuai usia kehamilan, usia 5 hari. Masalah: Tidak ada Kebutuhan: Perawatan tali pusat Tidak ada Tidak ada 1. Beritahu kondisi bayinya saat ini. 2. Evaluasi apakah tali pusat sudah puput atau belum. 3. Evaluasi apakah ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif Pada Bayinya. 4. Anjurkan ibu untuk imunisasi 1. Memberitahu kondisi bayinya saat ini bahwa kondisi bayinya dalam keadaan baik. 2. Mengevaluasi keadaan tali pusat apakah sudah puput atau belum. 3. Mengevaluasi apakah ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif pada bayinya yaitu selama 6 bulan tanpa memberikan makanan tambahan apapun terhadap bayi. 4. Menganjurkan ibu untuk melakukan imunisasi HB0 pada bayi untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis. 1. Ibu telah mengetahui keadaan bayinya. 2. Tali pusat belum puput. 3. Ibu bersedia untuk tetap memberikan ASI eksklusif pada bayinya. 4. Ibu bersedia untuk memberikan imunisasi pada bayinya sesuai
  • 64. 52 bayinya. jadwal yang di berikan bidan yaitu pada tanggal 15 April 2015. 7 April 2015 08.00 Wib Ds: Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan baik dan sehat. Do: N : 135 x/i RR :42 x/i T : 37,0ºC Tali pusat bayi sudah puput Dx: By.Ny.S, cukup bulan, sesuai usia kehamilan, usia 6 hari. Ds : Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan baik dan sehat. Do : N : 135 x/i RR :42 x/i T : 37,0ºC Tali pusat bayi sudah puput Tidak ada Tidak ada 1. Beritahu kondisi bayinya saat ini. 2. Evaluasi tali pusat bayi. 3. anjurkan ibu untuk melakukan imunisasi HB0 1. Memberitahu kondisi bayi saat ini bahwa kondisi bayinya dalam keadaan baik. 2. Mengevaluasi apakah ibu mampu melakukan perawatan tali pusat dengan baik dan benar pada bayi. 3. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang untuk imunisasi HB0. 1. Ibu telah mengetahui keadaan bayinya. 2. Ibu telah mampu melakukan perawatan tali pusat pada bayinya mulai hari ke 3 sampai tali pusat puput yaitu hari ke 6 pada tgl 7 April 2015 pukul 16.00 wib dan tidak terdapat infeksi. 3. Ibu akan mengimunisasikan bayiya sesuai jadwal yang telah di tentukan
  • 65. 53 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pengkajian Data Pada pengkajian dilakukan untuk mengumpulkan data dasar tentang keadaan pasien. Pada kasus ini penulis melakukan pengkajian pada bayi segera setelah lahir yaitu By. Ny. S usia segera setelah lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan. Data Subjektif 4.1.1 Data subjektif 1. Identitas bayi 1. Usia a. Menurut tinjauan teori Usia yang dikatakan neonatus adalah bayi berumur 0 hari (baru lahir) sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus lanjut 7-28 hari (Muslihatun, 2010). b. Menurut tinjauan kasus Dari tinjauan kasus tersebutkan By. Ny. S berusia segera setelah lahir. c. Pembahasan Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karna By. Ny.S berusia segera setelah lahir termasuk dalam kategori neonatus.
  • 66. 54 2. Identitas ibu 1. Umur a. Menurut tinjauan teori Umur pasien seharusnya didapatkan dari anamnesa dan dicatat untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat, reproduksinya belum matang, mental fisiknya belum siap, dan termasuk dalam menunda dan usia 20-35 tahun lebih dari 35 adalah termasuk fase menghentikan dan dapat juga terjadi faktor resiko (Sulistyawati, 2010). b. Menurut tinjauan kasus Dari tinjauan kasus tersebutkan Ny. S berusia 29 tahun. c. Pembahasan Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena pada kasus ini Ny. S berusia 29 tahun tidak termasuk dalam faktor resiko kehamilan yang dapat membahayakan baik ibu maupun bayi. 2. Pendidikan a. Tinjauan Teori Pendidikan sangat penting untuk di kaji karena berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektual, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikanya (Sulistyawati, 2012)
  • 67. 55 b. Tinjauan Kasus Pendidikan ibu SMP c. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan karena ibu cepat memahami bahasa dan nasehat bidan yang telah diberikan pada ibu. 3. Suku a. Tinjauan teori Dalam mengkaji suku ini berpengaruh pada adat isti adat atau kebiasaan sehari-hari (Ambarwati, 2010). b. Tinjauan kasus Dari Tinjauan kasus tersebutkan suku kedua orangtua bayi ialah suku Jawa c. Pembahasan Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena dengan melakukan anamnesa suku pasien bidan dapat mengetahui adat istiadat atau kebiasaan pasien yang dapat mempengaruhi masa nifas serta perawatan pada bayinya. 4. Pekerjaan a. Tinjauan teori Gunanya untuk mengetahui tingkat sosial ekonominya karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut (Ambarwati, 2010).
  • 68. 56 b. Tinjauan Kasus Pekerjaan Ibu ialah ibu rumah tangga dan ayah buruh. c. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan karena meskipun Ny.S bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga namun asupan gizi ibu dicukupi oleh pekerjaan suami yaitu buruh. 5. Alamat a. Tinjauan teori Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan (Ambarwati, 2010). b. Tinjauan Kasus Dari tinjauan kasus tersebut alamat kedua orang tua bayi berada di JL. Imam bonjol Gg.Tomat kemiling pinang jaya Bandar Lampung. c. Pembahasan Berdasarkan dengan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena dengan melakukan anamnesa alamat rumah pasien dapat mempermudahkan bidan dalam melakukan kunjungan kerumah pasien bila diperlukan tersebutkan alamat rumah pasien berada di JL. Imam bonjol Gg.Tomat kemiling pinang jaya Bandar Lampung.
  • 69. 57 Data Objektif 4.1.2.1 Pemeriksaan umum 1. Pernafasan a. Tinjauan Teori Pernafasan BBL adalah menanggis spontan, megap- megap, tidak menangis (Muslihatun, 2010). b. Tinjauan Kasus Pada saat pengkajian bayi Ny. S menangis kuat. c. Pembahasan Tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus dikarenakan pada saat pengkajian frekuensi pernafasan pada bayi sesuai dengan teori dan bayi tidak mengalami gangguan pernafasan. 2. Warna kulit a. Tinjauan teori Warna kulit dan adanya vernik kaseosa, pembengkakan atau bercak hitam, tanda lahir/tanda mongol. Selama bayi dianggap normal. Kelainan ini termasuk milia, biasanya terlihat pada hari pertama atau selanjutnya. Kulit tubuh, punggung dan abdomen yang terkelupas pada hari pertama masih dianggap normal (Muslihatun, 2010). b. Tinjauan kasus Pada saat pengkajian terhadap bayi Ny. S kulit tidak ada kelainan dan kulit bayi berwarna merah.
  • 70. 58 c. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan karena pada saat pengkajian kulit bayi tidak ada kelainan dan berwarna kemerahan ini menandai bahwa bayi dalam kedaan sehat. 4.1.2.2 Pemeriksaan Fisik 1. Kepala a. Tinjauan Teori Ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil, sutura, moulase, caput succedaneum, sephal haematoma, hidrosefalus, rambut meliputi: jumlah, warna dan adanya lanugo pada bahu dan punggung. b. Tinjauan Kasus Hasil pemeriksaan kepala dalam batas normal normal yaitu Ubun-ubun dengan hasil Datar, Tidak ada caput succedaneum dan tidak ada cephalhaematoma. c. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan karena hasil pemeriksaan dalam batas normal yaitu Ubun-ubun dengan hasil Datar, Tidak ada caput succedaneum dan tidak ada cephalhematoma.
  • 71. 59 2. Mata b. Tinjauan Teori Ukuran, bentuk (strabismus, pelebaran epicanthus) dan kesimetrisan, kekeruhan kornea, katarak kongenital, trauma keluar nanah, bengkak pada kelopak mata, perdarahan subkonjungtiva. c. Tinjauan Kasus Didapatkan hasil dari pemeriksaan mata yaitu mata dengan hasil Simetri tidak ada secret dan sklera An Ikterik 3. Dada a. Tinjauan teori Dada dikaji untuk mengetahui ada tidaknya kelainan bentuk, puting susu, gangguan pernapasan, bunyi jantung. b. Tinjauan kasus Menurut tinjauan kasus didapatkan hasil bentuk dada simetris kanan dan kiri dan pada auskultasi tidak ada weezing dan ronchi. c. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan karena hasil pemeriksaan dalam keadaan normal dengan hasil pemeriksaan bentuk dada simetris kanan dan kiri dan pada auskultasi tidak ada weezing dan ronchi.
  • 72. 60 4. Abdomen a. Tinjauan teori Dalam melakukan pengkajian abdomen pastikan turgor kulit baik, tidak ada perdarahan tali pusat, tali pusat masih basah, tidak ada benjolan. b. Tinjauan kasus Didapatkan hasil dari pemeriksaan yaitu Keadaan tali pusat dalam keadaan basah dan tidak terdapat kelainan c. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan karena bidan melakukan pemeriksaan abdomen didapatkan hasil pemeriksaan dalam keadaan normal yaitu turgor kulit baik, tidak ada perdarahan tali pusat, tali pusat masih basah, tidak ada benjolan. 5. Genetalia a. Tinjauan teori Pengkajian pada genetalia adalah untuk mengetahui kelamin laki laki: panjang penis, testis sudah turun berada dalam skrotum, orivisium, uretra di ujung, kelainan (fimosis, hisposida / epispadia). Kelamin perempuan: labia mayora dan labia minora, klitoris, orivisium vagina, orivisium uretra, dan lain lain.
  • 73. 61 b. Tinjauan kasus Didapatkan hasil dari pemeriksaan genetalia yaitu terdapat lubang terdapat lubang uretra, labia mayor sudah menutupi labia minor c. Pembahasan Berdasarkan dengan hasil tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena hasil pemeriksaan dalam keadaan normal yaitu terdapat lubang vagina, terdapat lubang uretra, labia mayor sudah menutupi labia minor. 6. Anus a. Tinjauan Teori Berlubang atau tidak. b. Tinjauan kasus Hasil pemeriksaan didapkan hasil anus ada dan berlubang c. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan karena hasil pemeriksaan dalam keadaan yang normal dengan hasil anus ada dan berlubang.
  • 74. 62 4.2 Diagnosa Masalah dan Kebutuhan 4.2.1 Diagnosa 1. Tinjauan teori Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomeklatur diagnosis kebidanan. Diagnosa didapatkan dari data subjektif dan data objektif. Contoh: diagnosis Bayi baru lahir cukup bulan, sesuai usia kehamilan (Muslihatun, 2010). 2. Tinjauan kasus Pada bayi Ny. S didapatkan diagnosa kebidanan yaitu By. Ny. S lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan segera setelah lahir. DS: ibu mengatakan saat melahirkan usia kandungannya 38 minggu 3, sekarang hari pertama setelah ibu melahirkan dan ibu mengatakan belum tahu tentang cara perawatan tali pusat yang baik dan benar. DO: keadaan bayi dalam masa gestasi 38 minggu 3 hari, Lahir tanggal 1 April 2015, BB 2700 gram, tali pusat masih terlihat basah, tidak ada kelaianan. 3. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan pada kasus ini diagnosa yang ditegakkan pada kasus By ny. S ini sesuai dengan data subjektif: ibu mengatakan saat melahirkan usia kandungannya 38 minggu 3, sekarang hari pertama
  • 75. 63 setelah ibu melahirkan dan ibu mengatakan belum tahu tentang cara perawatan tali pusat yang baik dan benar dan data objektif: keadan bayi dalam masa gestasi 38 minggu 3 hari, Lahir tanggal 01 April 2015 BB 2700 gram, Tali pusat masih terlihat basah, tidak ada kelaianan. 4.2.2 Masalah 1. Menurut tinjauan teori Masalah tidak dapat di definisikan sebagai diagnosis, tetapi tetap perlu di pertimbangkan untuk membuat rencana yang menyeluruh biasanya bidan akan menemukan suatu kondisi dari pasien melalui proses pengkajian yang mebutuhkan suatu penatalaksanaan tertentu (Sulistyawati, 2012). 2. Menurut tinjauan kasus Tidak terdapat masalah pada pengkajian. 3. Pembahasan Tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan teori dan kasus karena pada kasus ini tidak ditemukannya masalah yang menyertai diagnosis. 4.2.3 Kebutuhan 1. Tinjauan teori Kebutuhan adalah hal hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum terdentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dalam melakukan analisa data (Muslihatun, 2010).
  • 76. 64 2. Tinjauan kasus Melakukan asuhan bayi baru lahir pada By. Ny. S tersebut. 3. Pembahasan Tidak ditemukan kesenjangan karena kebutuhan yang diberikan pada bayi sesuai dengan kebutuhan pada bayi. 4.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial 4.3.1 Tinjauan teori Pada langkah ketiga kita mengidentifikasi masalah potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang mungkin akan terjadi berdasarkan diagnosa masalah yang sudah teridentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan (Soepardan , 2008). 4.3.2 Tinjauan kasus Pada kasus ini tidak muncul masalah potensial karena tidak ada tanda tanda adanya infeksi tali pusat. 4.3.3 Pembahasan Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori tidak terdapat kesenjangan karena menurut teori antisipasi masalah adalah masalah potensial yang mungkin akan terjadi.
  • 77. 65 4.4 Tindakan Segera Atau Kolaborasi 4.4.1 Tinjauan teori Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau ada hal yang perlu dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai kondisi bayi (Muslihatun, 2010) 4.4.2 Tinjauan kasus Pada kasus ini tidak diperlukan adanya penanganannya segera atau berkolaborasi dengan dokter karena kondisi bayi baik dan normal. 4.4.3 Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena tidak ada hal yang perlu dikonsultasikan atau ditangani oleh tenaga kesehatan lainnya dikarenakan kondisi bayi baik dan normal. 4.5 Perencanaan 4.5.1 Tinjauan Teori Pada langkah ini di rencanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan langkah sebelumnya semua perencanaan yang dibuat harus berdasarkan pertimbangan yang tepat meliputi pengetahuan, teori yang up to date, perawatan berdasarkan bukti (evidence based care), serta di validasikan dengan asumsi mengenai apa yang di inginkan dan tidak di inginkan oleh pasien. Dalam menyusun perencanaan sebaiknya pasien dilibatkan, karena pada ahirnya penggambilan keputusan dalam melaksanakan suatu rencana asuhan harus di setujui oleh pasien (sulistyawati 2011)
  • 78. 66 Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh pada bayi baru lahir umumnya sebagai berikut : 1. Keringkan bayi 2. Jepit potong tali pusat 3. IMD 4. Pemeriksaan Antropometri 5. Pemberian vit K 6. Pemberian salep mata 7. Pemeriksaan fisik secara head toe to 8. Rawat gabung 9. Jaga kehangatan dang anti handuk 4.5.2 Tinjauan Kasus Pada kasus ini telah direncanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap bayi Ny. S, Tanggal 01 April 2015 segera setalah lahir. 1. Keringkan bayi 2. Lakukan jepit potong tali pusat 3. Lakukan IMD 4. Lakukan pemeriksaan antropometri 5. Mencegah perdarahan pada bayi 6. Beri salep mata 7. Lakukan pemeriksaan fisik secara head toe to 8. Rawat gabung bayi dan ibu 9. Jaga kehangatan dan ganti handuk
  • 79. 67 Tanggal 02 April 2015 1. Beritahu ibu kondisi bayi saat ini 2. Ajarkan ibu cara melakukan perawatan tali pusat 3. Beritahu ibu cara pemberian ASI yang baik bayinya dan pemberian ASI ekslusif 4. Beritahu ibu pola defekasi pada bayi 5. Beritahu ibu pola eliminasi pada bayi 6. Ajarkan teknik menyusui yang benar Tanggal 03 April 2015 1. Beritahu ibu kondisi bayi saat ini 2. Anjurkan ibu melakukan perawatan tali pusat bayinya sendiri 3. Ajarkan ibu memandikan bayi 4. Menjaga kebersihan kulit bayi Tanggal 04 April 2015 1. Beritahu ibu kondisi bayi saat ini 2. Pastikan ibu untuk melakukan perawatan tali pusat bayinya sendiri 3. Evaluasi apakah ibu menyusui bayinya dengan benar 4. Evaluasi apakah ibu sudah bisa memandikan bayinya Tanggal 05 April 2015 1. Beritahu ibu kondisi bayinya saat ini 2. Evaluasi keadaan tali pusat bayi Tanggal 06 April 2015 1. Beritahu kondisi bayinya saat ini 2. Evaluasi apakah tali pusat sudah puput atau belum
  • 80. 68 3. Evaluasi apakah ibu untuk tetap memberikan ASI ekslusif pada bayinya 4. Anjurkan ibu untuk imunisasi bayinya Tanggal 07 April 2015 1. Beritahu kondisi bayinya saat ini 2. Evaluasi tali pusat bayi 3. Evaluasi ibu untuk melakukan imunisasi HBO 4.5.2 Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan karena perencanaan asuhan yang diberikan pada By. Ny. S sesuai dengan teori yang telah ada. 4.6 Pelaksanaan 4.6.1 Tinjauan Teori Tahap ini merupakan tahap mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efektif dan aman (Muslihatun, 2010). 4.6.2 Tinjauan kasus Pada kasus ini penulis telah melaksanakan seluruh asuhan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Tanggal 01 April 2015 1. Mengeringkan tubuh bayi dengan mengunakan kain bersih dimulai dari kepala dan bagian tubuh lainya. 2. Melakukan jepit potong tali pusat dengan klem 3 cm dari pusat, lalu mengurut tali pusat 2 cm dari klem pertama, lalu memotong tali
  • 81. 69 pusat. Mengikat tali pusat dengan jarak ± 1 cm dari umbilicus dengan simpul mati. 3. Melakukan IMD pada bayi, dengan bayi tengkurap di dada agar terjadi sentuhan kulit ibu dan bayi selama 1 jam. 4. Melakukan pemeriksaan antropometri seperti BB: 2700 gram, PB: 48 cm, LK: 35 cm, LD:33 cm, LILA: 11 cm. 5. Mencegah perdarahan pada bayi dengan memberikan vit K phytomenadione dengan dosis 0,5 ml, di suntikan secara IM dip aha kiri. 6. Memberi salep mata tetracycline dari luar ke dalam dengan dosis 1% untuk mencegah infeksi pada mata. 7. Melakukan pemeriksaan fisik secara head toe to. 8. Melakukan rawat gabung antara bayi dan ibu dengan cara menyatukan ibu dengan bayinya dalam satu ruangan dan tidak di pisahkan selama 24 jam. 9. Menjaga kehangatan bayi dengan cara mengganti handuk yang basah dengan handuk yang kering. Tanggal 02 April 2015 1. Memberitahu ibu mengenai kondisi bayi saat ini dalam keadaan baik 2. Mengajarkan ibu melakukan perawatan tali pusat yaitu cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum merawat tali pusat, bersihkan dengan lembut kulit di sekitar tali pusat dengan kapas basah, kemudian bungkus longgar/tidak terlalu rapat dengan kassa steril.
  • 82. 70 Popok atau celana bayi diikat di bawah tali pusat, tidak menutupi tali pusat untuk menghindari kontak dengan feses dan urin. Hindari penggunaan kancing, koin atau uang logam untuk membalut tekan tali pusat. 3. Memberitahu ibu cara pemberian ASI yang baik baginya yaitu berikan asi sesering mungkin sesuai keinginan ibu atau sesuai kebutuhan bayi yaitu 2-3 jam. Berikan ASI bergantian payudara kanan dan kiri dan berikan ASI eksklusif selama 6 bulan. 4. Memberitahu ibu pola defekasi pada bayi yaitu pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama minggu pertama dan jumlah paling banyak antara hari ke 3-6 (kecil-kecil berwarna coklat sampai hijau karna adanya mekonium). 5. Memberitahu ibu pola eliminasi pada bayi yaitu biasanya bayi berkemih 6-10 kali sehari dengan warna urine pucat 6. Mengajarkan teknik menyusui yang benar yaitu cari posisi yang nyaman, lengan ibu menopang kepala, leher dan seluruh tubuh bayi, ibu menyentuhkan puting susunya ke bibir bayi, ibu memegang payudara seperti huruf C. Pastikan sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, jika bayi sudah selesai menyusui, ibu mengeluarkan puting dengan memasukan jari kelingking dan menyendawakannya. Tanggal 03 April 2015 1. Memberitahu ibu mengenai kondisi bayi saat ini dalam keadaan baik.
  • 83. 71 2. Menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan tali pusat bayinya sendiri dengan baik dan benar yaitu ibu dapat menganti kassa pembungkus tali pusat setiap bayi habis di mandikan dan keringkan daerah sekitar puntung tali pusat dengan menggunakan kain bersih yang lembut. 3. Mengajarkan ibu memandikan bayinya yaitu harus diruangan yang hangat. 4. Menjaga kebersihan kulit bayi benar-benar dijaga. walaupun mandi dengan membasahi seluruh tubuh tidak harus dilakukan setiap hari, tetapi bagian-bagian seperti muka, bokong, dan tali pusat perlu dibersihkan secara teratur sebaiknya orang tua maupun orang lain yang ingin memegang bayi diharuskan untuk mencuci tangan terlebih dahulu. Tanggal 04 April 2015 1. Memberitahu ibu kondisi mengenai kondisi bayi saat ini dalam keadaan baik. 2. Memastika ibu melakukan perawatan tali pusat bayinya sendiri dengan baik dan benar. 3. Mengevaluasi teknik menyusui ibu apakah benar atau tidak. 4. Mengevaluasi apakah ibu sudah bisa memandikan bayinya dengan sendiri. Tanggal 05 April 2015 1. Memberitahu ibu mengenai kondisi bayi saat ini dalam keadaan baik.
  • 84. 72 2. Mengevaluasi keadaan tali pusat apakah sudah puput atau belum. Tanggal 06 April 2015 1. Memberitahu ibu kondisi bayinya saat ini bahwa kondisi bayi dalam keadaan baik. 2. Mengevaluasi keadaan tali pusat apakah sudah puput atau belum. 3. Mengevaluasi apakah ibu tetap memberikan ASI eksklusif pada bayinya selama 6 bulan tanpa memberikan makanan tambahan apapun terhadap bayinya. 4. Menganjurkan ibu untuk melakukan imunisasi HBO pada bayi untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis. Tanggal 07 April 2015 1. Memberitahu kondisi bayi saat ini bahwa kondisi bayinya dalam keadaan baik. 2. Mengevaluasi apakah ibu mampu melakukan perawatan tali pusat dengan baik dan benar pada bayi 3. Mengevaluasi ibu untuk melakukan imunisasi HBO. 4.6.3 Pembahasan berdasarkan tinjauan teoti dan kasus tidak terdapat kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus karena pelaksanaan asuhan yang diberikan bidan terhadap By. Ny. S sesuai dengan rencana yang telah disusun.
  • 85. 73 4.7 Evaluasi 4.7.1 Tinjauan Teori Merupakan tahap terakhir dalam manajemen kebidanan, yakni untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan yang kita berikan kepada pasien (Sulistyawati, 2012). 4.7.2 Tinjauan kasus Tanggal 01 April 2015 1. Tubuh bayi telah di keringkan 2. Pemotongan tali pusat telah dilakukan dan tali pusat sudah terikat. 3. IMD telah di lakukan selama 1 jam 4. Pemeriksaan antropometri sudah di lakukan 5. Vit K sudah di berikan 6. Salep mata telah diberikan 7. Pemeriksaan telah dilakukan, dengan hasil : kepala simetris, tidak ada caput succedaneum dan cepal haematoma, muka tidak ada sindrom down, mata simetris, konjungtiva merah muda dan sclera putih, leher tidak ada kelainan, dada simetris, tidak ada kelainan, nafas 48x/m, abdomen tali pusat tidak ada perdarahan dan masih basah , genetalia perempuan, labia mayor menutupi minor, anus berlubang, ekstremitas lengkap. 8. Rawat gabung telah di lakukan 9. Handuk sudah diganti dan bayi sudah dalam keadaan hangat.
  • 86. 74 Tanggal 02 April 2015 1. Ibu telah mengetahui keadaan bayinya saat ini 2. Ibu mengerti cara perawatan tali pusat 3. Ibu telah memeriksa ASI sesering mungkin 4. Ibu mengetahui pola defekasi pada bayinya 5. Ibu mengetahui pola eliminasi bayinya 6. Ibu mengetahui teknik menyusui yang benar Tanggal 03 April 2015 1. Ibu telah mengetahui keadaan bayinya 2. Ibu mengatakan belum bersedia melakukan perawatan tali pusat pada bayinya. 3. Ibu mengerti cara memandikan bayi 4. Ibu mengerti cara menjaga kebersihan kulit bayi Tanggal 04 April 2015 1. Ibu telah mengetahui keadaan bayinya 2. Ibu mengatakan bersedia melakukan perawatan tali pusat bayinya sendiri 3. Ibu sudah bisa menyusui dengan benar 4. Ibu sudah mau memandikan bayinya dengan sendiri Tanggal 05 April 2015 1. Ibu telah mengetahui keadaan bayinya 2. Tali pusat belum puput
  • 87. 75 Tanggal 06 April 2015 1. Ibu telah mengetahui keadaan bayinya 2. Tali pusat belum puput Tanggal 07 April 2015 1. Ibu telah mengetahui keadaan bayinya 2. Ibu telah mampu melakukan perawatan tali pusat pada bayinya mulai hari ke 3 sampai tali pusat puput yaitu hari ke 6 pada tgl 7 April 2015 pukul 16.00 wib dan tidak terdapat infeksi. 3. Ibu akan mengimunisasikan bayinya sesuai jadwal yang telah di tentukan. 4.7.3 Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena pada saat evaluasi tali pusat bayi puput pada hari ke 6, tali pusat dalam keadaan baik dan tidak terdapat infeksi.
  • 88. 76 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan perawatan tali pusat terhadap by. Ny S di Bps Dasa Susilawati S.ST,way halim Bandar lampung tahun 2015. Maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 5.1.1 Dalam melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan perawatan tali pusat, penulis melakukan pengkajian anamnesa pada ibu pasien sebagai mana mestinya untuk mendapatkan informasi tentang bayinya. 5.1.2 Penulis telah melakukan interpretasi data dengan menentukan diagnose kebidanan bayi baru lahir, By. Ny S normal umur 1-6 hari dengan perawatan tali pusat hasil pengkajian pada kasus ini tidak terjadi masalah. 5.1.3 Dalam kasus ini penulis tidak menemukan diangnosa masalah potensial pada bayi Ny. S karena melakukan perawatan tali pusat dengan baik dan benar 5.1.4 Dalam kasus ini penulis tidak melakukan antisipasi masalah tindakan segera karena tidak ada tanda tanda kegawatdaruratan. 5.1.5 Dalam kasus ini penulis telah memberikan rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan pada bayi baru lahir.
  • 89. 77 5.1.6 Dalam kasus ini penulis telah melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan yang telah di rencanakan. 5.1.7 Dalam kasus ini penulis telah melaksanakan evaluasi pada kasus bayi baru lahir dimana tali pusat sudah puput pada hari ke-6. 5.1 Saran Sesuai dengan kesimpulan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan saran sebagai berikut : 5.2.1 Bagi Istitusi pendidik Dapat menambah salah satu bahan referensi dan sebagai pembanding dalam pengambilan kasus kasus berikutnya yang berhubungan bayi baru lahir khususnya dengan perawatan tali pusat. 5.2.2 Bagi lahan praktek Hasil studi kasus ini di harapkan biasa dijadikan masukan bagi pengelola program kesehatan untuk mengembangkan pelayanan kesehatan bagi masarakat sebagai upaya menurunkan angka kematian bayi terutama perawatan pada tali pusat. 5.2.3 Bagi ibu Diharapkan kepada ibu-ibu yang khususnya memiliki bayi baru lahir dapat lebih meningkatkan perhatian pada bayinya dalam pola asuh atau merawat sesehari bayi nya dengan baik khusus nya dalam merawat tali pusat bayinya untuk membantu mengurangi terjadinya infeksi pada bayi yang kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya kematiaan pada bayi baru lahir.
  • 90. 78 5.2.4 Bagi penulis berikutnya Di harapkan untuk penulis selanjutnya agar mempunyai sumber referensi lebih banyak dan dapat meningkatkan pengetahuan yang di dapat selama perkuliahan maupun di lahan praktik khususnya tentang perawatan tali pusat.
  • 91. 79 DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, Eny Retna, dan Wulandari Diah, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas Jogyakarta: Nuha Medika Dewi, Vivian Nany Lia, 2011. Asuhan Kebidanan Neonatus. Jakarta :Salemba Medika Maryanti Dwi, 2011. Neonatus, Bayi dan Balita, Jakarta : Trans Info Media Maryunani, Anik, 2010. Asuhan Kegawatdaruratan dan Penyulit Pada Neonatus Jakarta: TIM Notoatmodjo, Soekidjo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta :Rineka Cipta Nur, Wafi Muslihatun, 2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitra Maya Prawirohardjo, Sarwono, 2010. Ilmu Kebidanan. 2010. Jakarta: Rineka cipta Rohani at all, 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan.Jakarta:Salemba Medika Ronald, 2011. Pedoman dan Perawatan Balita.Bandung:Nuansa Aulia Rukiyah, Ai Yeyeh, & Lia Yulianti.2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta :Trans Info Media Sodikin, 2012. Buku Saku Perawatan Tali Pusat. Jakarta :EGC Soepardan, Suryani. 2007. Konsep Kebidanan .Jakarta:EGC Sulistyawati, Ari 2010 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Jakarta: Salemba Medika Sulistyawati, Ari. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:Salemba Medika Wiknjosastro,Gulardi 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR Yulifah, Rita dan Yuswanto, Tri Johan Agus, 2011.Asuhan Kebidanan Komunitas Jakarta: Salemba Medika
  • 92. 1
  • 93. 2
  • 94. 3 JADWAL PENELITIAN NO KEGIATAN Tanggal dan Bulan April Mei Juni 1-7 8-14 15-21 22-30 1-7 8-14 15-21 22-31 1-7 8-13 1 KONSUL JUDUL 2 ACC JUDUL 3 ACC BAB I 4 ACC BAB II 5 ACC BAB III 6 ACC MATRIK 7 ACC BAB IV 8 ACC BAB V
  • 95. 4 SATUAN ACARA PENYULUAHAN (SAP) PERAWATAN TALI PUSAT Disusun Oleh: Iis Cahaya Saputri 201207024 AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015
  • 96. 5 SATUAN ACARA PENYULUHAN PERAWATAN TALI PUSAT Topik : Perawatan Bayi Baru Lahir Sub Topik : Perawatan Tali Pusat Sasaran : Ny. S Tempat : BPS Dasa Susilawati, S.ST Hari/tanggal : 02.04.2015 Waktu : 30 menit Penyuluh : Iis Cahaya Saputri I. ANALISA A. Kebutuhan Peserta Didik Ny. S (30th) baru saja melahirkan anak pertamanya kurang lebih 2 hari yang lalu secara spontan di BPS Dasa Susilawati, S.ST. Karena ini merupakan kelahiran pertama klien dan klien tidak memiliki basic pengetahuan dalam perawatan bayi baru lahir terutama perawatan tali pusat sehingga perlu dilakukan penyuluhan dalam rangka memberikan pengetahuan dalam pengetahuan tentang peratan tali pusat. B. Karakteristik Peserta Didik Dari data yang didapatkan dari pengkajian diketahui pasien mempunyai riwayat pendidikan terakhir SMA dan bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga. II. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM Setelah dilakukan penyuluhan pada Ibu dan keluarga bayi, diharapkan dapat melakukan perawatan tali pusat dengan benar secara mandiri di rumah. III.TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien mampu : a. Mengetahui tentang pentingnya Perawatan Tali Pusat. b. Memperagakan cara merawat tali pusat dengan benar.
  • 97. 6 c. Menyebutkan hal apa saja yang harus diperhatikan dalam perawatan tali pusat. IV.MATERI PENYULUHAN a. Memberikan pengetahuan tentang pentingnya Perawatan Tali Pusat b. Memperagakan dan melatih teknik Perawatan tali pusat yang benar. c. Mendorong pasien untuk melakukan teknik secara mandiri. V. METODE Ceramah, diskusi, dan Memperagakan Teknik. VI.MEDIA Leaflet VII. KEGIATAN PENYULUHAN No Tahap / Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Klien 1 Pembukaan 5 menit Memberikan salam Perkenalan Menjelaskan TIU dan TIK Menyebutkan materi yang akan diberikan  Menjawab salam  Mendengarkan dan memperhatikan 2 Inti 15 Menanyakan (review) kepada Ny. Stentang perawatan bayi baru lahir terutama perawatan tali pusar. Menjelaskan materi dan memperagakan tentang: 1. Pengertian perawatan bayi baru lahir terutama perawatan tali pusar. 2. Cara perawatan tali pusar. Menjawab pertanyaan penyuluh Mendengarkan dan memperhatikan Bertanya pada penyuluh bila masih ada yang belum jelas.
  • 98. 7 VIII. EVALUASI 1. Setelah kita berdiskusi tadi dapatkah ibu menjelaskan pentingnya perawatan tali pusar? 2. Dapatkah ibu menyebutkan 3dari 5 hal yang harus diperhatikan dalam perawatan tali pusar? 3. Dapatkah ibu menyebutkan hal yang dilarang dalam perawatan tali pusar? 4. Dapatkah ibu menyebutkan 2 dari 4 tanda dan gejala tali pusar yang terinfeksi? 5. Dapatkah ibu menyebutkan 2 dari 3 upaya pencegahan terjadinya infeksi tali pusar pada bayi? 6. Dapatkah ibu menperagakan bagaimana cara merawat tali pusar bayi baru lahir dengan bantuan minimal dari perawat? 3. Hal-hal yang diperhatikan dan dilarang selama perawatan. 4. Tanda-tanda tali pusar bayi yang terinfeksi 5. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya Infeksi pada tali pusar bayi baru lahir. 3 Penutup 10 menit Evaluasi Menyimpulkan Mengucapkan maaf dan terima kasih Salam Penutup Menjawab pertanyaan Mendemonstrasikan cara merawat tali pusat Memperhatikan Menjawab salam penutup
  • 99. 8 IX.REFERENSI Gant, Norman F & F. Gary Cunningham. 2011. Dasar-dasar Ginekologi & Obstetri. Jakarta: EGC Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FKUI Yulifah, Rita & Tri Johan Agus Yuswanto. 2009. Komunikasi & Konseling dalam Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
  • 100. 9 MATERI PENYULUHAN PERAWATAN TALI PUSAT Pengertian Tali Pusat Bayi Tali pusat ( Funiculus umbilicalis ) adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan, dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat-zat gizi dan oksigen janin.Tetapi begitu bayi lahir, saluran ini sudah tidak diperlukan lagi sehingga harus dipotong dan diikat atau dijepit. Cara Membersihkan Tali Pusat 1. Cuci tangan bersih 2. Gunakan handscoon 3. Ambil kapas bulat atau kapas bertangkai yang telah dibubuhi alkohol 70%, lalu bersihkan sisa tali pusar, terutama bagian pangkalnya (yang menempel pada perut). 4. Lakukan dengan hati-hati, apalagi bila pusar bayi masih berwarna merah. 5. Gunakan jepitan khusus dari plastik untuk memegang ujung tali pusarnya, agar lebih mudah dalam membersihkan dan melilitkan perbannya. 6. Ambil kasa kering lalu bungkus sisa tali pusat. Usahakan agar seluruh permukaan hingga ke pangkalnya tertutup perban. 7. Lilitkan perban/kasa sedemikian rupa agar bungkusan tidak terlepas. Pastikan tidak terlalu ketat, agar bayi tidak kesakitan. 8. Gunakan kain kasa untuk mengikat perban agar tetap pada tempatnya. Arah Pembersihan Tali Pusat Bayi Pembersihan tali pusat bayi yang telah dipotong yaitu : dari bagian tali pusat yang dipotong ke arah pusar dengan gerakan satu arah. Indikasinya agar bagian yang dipotong tidak terkena kotoran dari pusar.