SlideShare a Scribd company logo
1 of 104
Download to read offline
1
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. R UMUR 22 TAHUN P1A0
6-8 JAM POST PARTUM DI BPS SULISTYANI, S.ST
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun Oleh:
NAMA : SATIAWATI
NIM : 201207196
AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
2
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. R UMUR 22 TAHUN P1A0
6-8 JAM POST PARTUM DI BPS SULISTYANI, S.ST
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
KARYA TULIS ILMIAH
Karya Tulis Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan
Gelar Profesi Ahli Madya Kebidanan Pada Prodi DIII Kebidanan
Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung
Disusun Oleh:
NAMA : SATIAWATI
NIM : 201207196
AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
i
3
LEMBAR PENGESAHAN
Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Akhir Program Pendidikan
Diploma III Kebidanan Adila pada :
Hari : Jum’at
Tanggal : 31 Agustus 2015
Penguji I Penguji II
AHMAD DAHRO, S.Sos.,MIP Tri Riwayati Ningsih, S.ST
NIK. 2006071016 NIK. 11011031
MENGESAHKAN
Direktur Akademi Kebidanan ADILA
Bandar Lampung
dr.Wazni Adila, MPH
NIK. 201104100
ii
4
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. R UMUR 22 TAHUN P1A0
6-8 JAM POST PARTUM DI BPS SULISTYANI, S.ST
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
Satiawati, Ahmad Dahro, S.Sos.,MIP, Tri Riwayati Ningsih, S.ST
INTISARI
Masa nifas ini berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Pada masa ini terjadi perubahan-
perubahann fisiologis maupun psikologis, yaitu: perubahan fisik, involusi uterus dan pengeluaran
lokhia, laktasi/pengeluaran air susu ibu, perubahan sistem tubuh lainnya dan perubahan psikis,
karena pada masa ini ibu yang baru melahirkan mengalami berbagai kejadian yang sangat
kompleks baik fisiologis maupun psikologis.
AKI yang tinggi menunjukan rawannya derajat kesehatan ibu. Jumlah kasus kematian ibu yang
dilaporkan di provinsi lampung sampai dengan bulan desember tahun 2012 sebanyak 178 kasus.
Terjadi peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun 2011 yaitu 152 kasus. Faktor medis yang
menjadi penyebab kematian ibu pada tahun 2012 di provinsi lampung dari 171.975 ibu bersalin
adalah eklamsi 33,15%, perdarahan 22,47%, infeksi 2,25%, penyebab lain 42,13% dari 171.975
ibu bersalin
Metode penelitian, menggunakan metode penulisan penelitian deskriptif. Subyek penelitian, Ibu
nifas. Tempat penelitian, BPS Sulistyani Bandar Lampung.
Hasil penelitian, Penulis mampu melakukan Asuhan Kebidanan Ibu Nifas terhadap Ny.R P1A0
tidak terdapat satu kesenjangan antara teori dan kasus. Saran utama, hasil penelitian ini dapat
digunakan untuk mengetahui pentingnya asuhahan pada ibu nifas terutama pada 6-8 jam
postpartum yang dilakukan oleh petugas kesehatan difasilitas kesehatan.
Kata Kunci : Ibu Nifas, 6-8 jam postpartum
Kepustakaan : 12 Refrensi (2005-2015)
Jumlah Halaman : 94 Halaman
iii
5
CURRICULUM VITAE
Nama : Satiawati
Nim : 201207196
Tempat/Tanggal lahir : Kibang Budi Jaya, 15-06-1994
Nama orang tua : Ayah : Alifia
Ibu : Ros Diana
Anak ke : 4 dari 4 bersaudara
Jenis kelamin : Prempuan
Status : Mahasiswa
Alamat : Kibang Budi Jaya RT 025 RW 008 Tulang Bawang Barat
Institusi : Akademi Kebidanan Adila
Angkatan : VII (2013-2015)
Biografi :
1. SD N 03 Kibang Budi Jaya TBB Lulus Tahun 2006
2. Mts Kibang Budi Jaya TBB Lulus Tahun 2009
3. SMK Kesehatan Unit II TBB Lulus Tahun 2012
4. Saat ini Penulis Sedang Menyelesaikan Pendidikan di
Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung 2015
iv
6
MOTTO
Aku bukan orang yang baik
Tapi aku mau belajar dari orang
yang baik
Aku orang biasa
Tapi aku berusaha menjadi orang
luar biasa
By: Setiawat
v
7
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan Study kasus ini, dan dibalik penyelesaian tugas
ini tidak lupa penulis memberikan persembahan kepada orang-orang yang telah
membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.
Untuk kedua orang tuaku papah Alifia, dan emak Ros Diana yang teramat sangat
kusayangi dengan segenap jiwa dan ragaku, yang selama ini telah memberikan
dukungan dan doa yang tak henti-hentinya terucap disetiap sujudnya, dan yang
selalu menggerakkan hati ini untuk terus berjuang dan tetap kuat untuk meraih
cita-cita.
Kepada semua dosen dan staf Akbid ADILA terima kasih atas bimbinganya
selama ini yang selalu sabar membimbing penulis yang penuh kekurangan hingga
terselesaikan tugas akhir ini
Untuk mu yang insa allah akan selalu bersama terima kasih atas dukungan dan
semangat mu selama 3 tahun ini.
Teman-temanku tercinta Akbid ADILA tingkat III angkatan ke7 2012 khususnya
kamar PAHLAWAN terima kasih atas dukungan dan waktu yang kalian berikan
dan mengajarkan ku banyak hal. Kepada sahabatku Eka wahyuni, Sariyanti, Ade
nia dan Rika MY. yang selama 3 tahun ini bersama-sama menjalani kehidupan
diasrama dalam suka maupun duka, yang selalu memberikan motivasi, dan
bersama berjuang melangkahkan kaki menuju pintu keberhasilan.
Almamaterku tercinta Akademi kebidanan ADILA Bandar lampung sebagai
tempat penulis menuntut ilmu selama tiga tahun.Semua pihak yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu, terimah kasih atas partisipasi dan dukunganya
selama penulis menyelesaikan tugas akhir diploma kebidanan ini.
vi
8
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat
dan Hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul “Asuhan Kebidana Pada Ibu Nifas Terhadap Ny. R umur 22 tahun P1A0
6-8 jam post partum normal di BPS Sulistyani, S.ST Bandar Lampung Tahun
2015”
Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk melengkapi persyaratan kelulusan
pendidikan Diploma III di Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung. Dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis tidak lepas dari kesalahan dan
kesulitan, namun berkat bantuan, bimbingan, dukungan serta arahan dari
pembimbing dan pihak lain maka penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
ini dengan baik. Untuk itu ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis
sampaikan kepada :
1. Bapak Ahmad Dahro, S.Sos.,MIP. Sebagai pembimbing I dalam penyusunan
study kasus ini.
2. Ibu Tri Riwayati Ningsih, S.ST sebagai pembimbing II dalam penyusunan study
kasus ini.
3. BPS Sulistyani, S.ST selaku pihak yang telah menyediakan lahan sebagai
tempat penelitian dan kepada ibu Sulistyani yang telah membantu dalam
membimbing saat penelitian. Ny. R beserta keluarga selaku pasien yang telah
membantu dan mau bekerjasama dengan penulis dalam menyelesaikan
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak luput
dari kesalahan dan kekurangan. Untuk itu melalui kesempatan ini pula penulis
mengharapkan saran dan masukan yang membangun demi kesempurnaan
Karya Tulis Ilmiah ini
Bandar Lampung, Agustus 2015
Penulis
vii
9
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................iii
CURICULUM VITAE................................................................................iv
MOTTO ......................................................................................................v
PERSEMBAHAN ......................................................................................vi
KATA PENGANTAR.................................................................................vii
DAFTAR ISI ..............................................................................................viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................3
1.3 Tujuan.........................................................................................4
1.4 Ruang Lingkup ...........................................................................5
1.5 Manfaat Penulisan ......................................................................6
1.6 Metodelogi dan Tehnik Memperoleh Data...................................6
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Tinjauan Teori Medis Nifas.........................................................9
2.2 Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan Menurut Varney....................25
2.3 Landasan Hukum Kewenangan Bidan ........................................39
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian...................................................................................44
3.2 Matriks........................................................................................54
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian..................................................................................62
4.2 Interpretasi Data .........................................................................78
4.3 Diagnosa potensial......................................................................80
4.4 Tindakan Segera.........................................................................81
4.5 Perencanaan................................................................................82
4.6 Implementasi..............................................................................83
4.7 Evaluasi......................................................................................87
viii
10
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................89
5.2 Saran ..........................................................................................90
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
11
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Jadwal Kunjungan Nifas..............................................................13
Tabel 2.2 : Involusi Uterus............................................................................15
Tabel 2.3 : Involusi Uterus............................................................................35
Tabel 3.1 : Matrix .........................................................................................56
x
12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian
Lampiran 2 : Surat balesan bidan
Lampiran 3 : Lembar Konsul
Lampiran 4 : Jadwal penelitian
Lampiran 5 : Dokumentasi
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadan sebelum hamil, masa
nifas dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu
(42 hari) setelah itu (Vivian Nanny Lia Dewi Dan Tri Sunarsih, 2011,h:1).
Masa nifas ini berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Pada masa ini terjadi
perubahan-perubahann fisiologis maupun psikologis, yaitu: perubahan fisik,
involusi uterus dan pengeluaran lokhea, laktasi/pengeluaran air susu ibu,
perubahan sistem tubuh lainnya dan perubahan psikis, karena pada masa ini
ibu-ibu yang baru melahirkan mengalami berbagai beberapa kejadian yang
sangat kompleks baik fisiologis maupun psikologis.
Asuhan masa nifas perlu dilaksanakan secara menyeluruh, walaupun pada
umumnya ibu yang melahirkan dalam keadaan sehat, tetapi kadang-kadang
juga ditemukan adanya masalah, sebagaimana diuraikan dibawah ini. Selama
beberapa hari setelah melahirkan, ibu mengalami masa nifas atau masa
pemulihan. Banyak hal bisa terjadi dalam masa ini. Yang terutama adalah
keluarnya darah nifas atau lokhea, akibat terlepasnya lapisan rahim. Pada
mulanya, darah berwarna merah (lokhea rubra) dan ada gumpalan-gumpalan
kecil. Dalam beberapa hari kemudian, akan semakin memudar, hingga sekitar
2
hari ke 10 berwarna putih kekuningan, semua itu adalah hal yang normal.
Bila darah berbau, ada kemungkinan terjadiya infeksi
(Anik Maryunani, 2009.h;2).
Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi pasca persalinan. Infeksi alat
genetalia merupakan komplikasi masa nifas. Infeksi yang meluas kesaluran
urinaria payudara dan pembedahan merupakan penyebab terjadinya AKI
tinggi. Gejala umum infeksi dapat dilihat dari suhu pembekakan, takikardi
dan malaise. Gejala lokalnya berupa uterus, lembek, kemerahan, rasa nyeri
pada payudara, atau adanya disuria (Bahiyatun, 2009).
Berdasarkan Word Health Organization (WHO) sebanyak 99% kematian ibu
akibat masalah persalinan terjadi di negara berkembang. Rasio kematian ibu
di Negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 425 kematian ibu
per 100 ribu persalinan hidup. Menurut WHO, 25% selama masa post partum.
Faktor langsung penyebab tingginya Angka Kematian Ibu adalah perdarahan
(35%), infeksi (25%), gestosis (15-17%), dan lain-lain (5%).
(Manuaba,2010;h.29).
Berdasarkan SDKI 2012, rata-rata angka kematian ibu (AKI) tercatat
mencapai 359 per 100 kelahiran hidup. Rata-rata kematian ini jauh melonjak
dibanding hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100 kelahiran hidup.
Bila dilihat berdasarkan kasus kematian yang ada di Provinsi Lampung tahun
2012 berdasarkan laporan dari kabupaten terlihat bahwa kasus kematian ibu
(kematian ibu pada saat hamil, saat melahirkan dan nifas) seluruhnya
3
sebanyak 179 kasus dimana kasus kematian ibu terbesar (59,78%) terjadi
pada saat persalinan dan 70,95% terjadi pada usia 20 – 34 tahun. Penyebab
kasus kematian ibu di Provinsi lampung tahun 2012 disebabkan oleh
perdarahan, eklamsi, infeksi dan lain-lain.
Menurut data dari Profil Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung Angka
Kematian Ibu (AKI) berdasarkan laporan dari Kabupaten Kota Tahun 2012
sebesar 115,8 per100.000 Kelahiran hidup. (Dian,2014)
Angka Kematian Ibu (AKI) berdasarkan laporan dari Kabupaten kota tahun
2012 sebesar 115,8 per 100.000 Kelahiran Hidup, namun angka ini tidak
dapat dipergunakan karena angka tidak menggambarkan seluruh kematian ibu
yang ada di populasi (data hanya dari fasilitas kesehatan saja). Sehingga tetap
mempergunakan data dari hasil survey dalam hal ini SDKI yang dilakukan
setiap lima tahun sekali. (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Tahun
2012)
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada tanggal 30 April 2015 di BPS
Martini Bandar Lampung, penulis tertarik untuk memberikan asuhan tentang
Asuhan Kebidanan pada ibu Nifas Terhadap Ny. S Umur 24 Tahun P1A0 6
jam post partum di BPS Martini.
1.2 Rumusan Masalah
4
“Bagaimanakah Asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap Ny. S umur 24
tahun P1 A0 6 Jam pertama post partum di BPS Martini Bandar Lampung
Tahun 2015?”
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Penulis mampu memberikan Asuhan kebidanan pada ibu nifas
terhadap Ny. S Umur 24 Tahun P1A0 6 Jam pertama post partum di
BPS. Martini Bandar Lampung Tahun 2015.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian asuhan kebidanan pada
kasus ibu nifas 6 jam pertama post partum khususnya pada Ny.
S umur 24 Tahun P1A0 di BPS Martini Bandar Lampung
Tahun 2015.
b. Penulis mampu menginterprestasikan data yang ada sehingga
dapat menyusun diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan
pada ibu nifas 6 jam pertama post partum khususnya pada Ny.
S umur 24 Tahun P1A0 di BPS Martini Bandar Lampung
Tahun 2015.
c. Penulis mampu menerapkan diagnosa potensial pada ibu nifas
6 jam pertama post partum khususnya pada Ny S umur 24
Tahun P1A0 di BPS Martini Bandar Lampung Tahun 2015.
5
d. Penulis mampu melaksanakan identifikasi kebutuhan yang
memerlukan penanganan segera pada asuhan kebidanan ibu
nifas 6 jam pertama post partum khususnya pada Ny.S umur
24 Tahun P1A0 di BPS Martini Bandar Lampung Tahun 2015
e. Penulis mampu merencanakan asuhan kebidanan pada ibu
nifas 6 jam pertama post partum khususnya pada Ny.S umur
24 Tahun P1A0 di BPS Martini Bandar Lampung Tahun 2015.
f. Penulis mampu melaksanakan Asuhan kebidanan pada ibu
nifas 6 jam pertama post partum khususnya pada Ny. S umur
24 Tahun P1A0 di BPS Martini Bandar Lampung Tahun 2015.
g. Penulis mampu melaksanakan evaluasi terhadap penanganan
kasus ibu nifas 6 jam pertama post partum khususnya pada Ny.
S umur 24 Tahun P1A0 di BPS Martini Bandar Lampung
Tahun 2015.
1.4 Ruang Lingkup
a. Sasaran
Sasaran asuhan kebidanan pada ibu nifas 6 jam post partum yaitu Ny. S
umur 24 tahun.
b. Tempat
Dalam studi kasusu ini penulis mengambil kasus di BPS Martini
Bandar Lampung
c. Waktu
Dilaksanakan pada pukul 19.00Wib tanggal 30 April 2015.
6
1.5 Manfaat Penulisan
a. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan, pembelajaran dan pengetahuan bagi mahasiswa
Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung dalam penatalaksanaan 6
jam post partum.
b. Bagi Lahan Praktek
Diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan sebagian bahan masukan,
pembelajaran bagi tempat praktek terutama bagi bidan, kader serta tenaga
kesehatan yang berada di masyarakat untuk melakukan tindakan seperti
penyuluhan dan memberikan pendidikan kesehatan.
c. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan
mengaplikasikan pendididikan bagi mahasiswa bagaimana manajemen
asuhan kebidanan pada ibu nifas khususnya tentang penatalaksanaan 6
jam post partum pada ibu nifas.
d. Bagi Masyarakat
Dapat dijadikan masukan pada masyarakat agar lebih mengerti tentang
perawatan ibu selama masa nifas dan dapat mengaplikasikannya.
7
1.6 Metodologi Penelitian dan Teknik Memperoleh Data
a. Metodologi Penelitian
Dalam penyusunan studi kasus dilakukan secara deskritif yaitu penelitian
yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau
deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif.
1. Tehnik Memperoleh Data
Untuk memperoleh data, tehnik yang digunakan sebagai berikut:
a) Data Primer
1) Wawancara
Adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan
data, dimana penelitian mendapatkan keterangan atau
pendirian secara lisan dari seseorang sasaran penelitian
(responden) lokia
2) Auto Anamnesis
Anamnesa yang dilakukan pada pasien langsung, jadi data
yang diperoleh adalah data primer karena langsung dari
sumbernya.
3) Allo Anannesis
Anamnesis yang dilakukan kepada keluarga pasien untuk
memperoleh data tentang pasien, hal yang dilakukan pada
keadaan darurat ketika pasien tidak memungkinkan lagi untuk
memberikan data yang akurat. (Sulistyawati, 2010)
8
4) Pengkajian Fisik
Melakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data
yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan ibu.
1. Melakukan pemeriksaan awal postpartum
2. Meninjau catatan/record pasien. (Dewi dkk,2013).
b) Data Sekunder
1) Study Pustaka
Bahan – bahan pustaka merupakan hal yang sangat penting
dalam menunjang latar belakang teoritis dari suatu penelitian.
Dari buku, laporan peneletian, majalah ilmiah, jurnal, dan
sebagainya diperoleh berbagai informasi.
2) Study Dokumentasi
Adalah semua bentuk dokumentasi yang bersumber dari
catatan dokter, bidan, maupun sumber lain yang menunjang
seperti hasil pemeriksaan diagnostic yang berada dibawah
tanggung jawab institusi
(Notoatmodjo, 2005).
9
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Tinjauan Teori Medis
2.1.1 Pengertian Nifas
Masa Nifas adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung kira-kira 6 minggu (Rukiyah, dkk. 2011; h.2).
Masa Nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,
plasenta, serta selaput yang diperlukaan untuk memulihkan kembali
organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6
minggu (Saleha, 2009; h. 4).
Masa Nifas adalah dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
(Dewi, dkk. 2011; h.1).
Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerpurium adalah masa
atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim,
sampai enam minggu berikutnya. (Rahmawati, dkk 2008; h 1)
2.1.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
2. Mendeteksi masalah, mengobati, dan merujuk bila terjadi komplikasi
pada ibu maupun bayinya.
10
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, imunisasi, serta perawatan
bayi sehari-hari.
4. Memberikan pelayanan KB.
2.1.3 Tahap masa nifas
Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut :
1. Immediate postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. pada masa
nifas ini sering terdapat banyak masalah misalnya perdarahan karena
atonia uteri. Oleh karena itu bidan dengan teratur harus melakukan
pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lokea, tekanan darah, dan
suhu.
2. Periode early postpartum (24 jam -1 minggu)
Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan
normal, tidak ada perdarahan lokia tidak berbau busuk tidak demam
ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan serta ibu dapat
menyusui dengan baik.
3. Periode late postpartum (1 minggu-5 minggu)
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan
sehari-hari serta konseling KB. (Saleha,2009;h.5)
2.1.4 Peran dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas
Peranan dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas adalah:
1. Medeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
11
2. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi
yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman
3. Memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayi
4. Memulai dan mendorong pemberian ASI. (Ambarwati, 2009; h. 3)
Table 2.1. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas
(Sulistyawati, dkk. 2009; h.6-7)
Kunjungan Waktu Tujuan
1 6-8 jam setelah
persalinan
a) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia
uteri
b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan,
rujuk bila perdarahan berlanjut.
c) Memberikan konseling pada ibu atau
salah satu anggota keluarga mengena
bagaimana cara mencegah perdarahan
masa nifas karena atonia uteri.
d) Pemberian ASI awal.
e) Melakukan hubungan antara ibu dengan bayi yang
baru lahir.
f) Menjaga bayi agar tetap sehat dengan cara
mencegah hypotermi.
g) Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus
tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam
pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi
dalam keadaan stabil
2 6 hari setelah
persalinan
a) Memastikan involusi uterus berjalan normal :
uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilicus,
tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau
perdarahan abnormal.
c) Memastikan ibu mendapatkan cukup makan, cairan
dan istirahat.
d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak
memperhatikan tanda-tanda penyulit.
e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan
pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat,
dan merawat bayi sehari-hari.
3 2 minggu
setelah
persalinan
Sama seperti di atas.
4 6 minggu
setelah
persalinan
a) Menanyakan pada ibu tentang kesulitan-kesulitan
yang ia atau bayinya alami.
b) Memberikan konseling untuk KB secara dini.
12
2.1.5 Perubahan-Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas
1. Involusi uterus
Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses
dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan
berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera setelah
plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus.
(Ambarwati, 2009; h.73)
Proses involusi uterus adalah sebagai berikut
a. Atrofi jaringan
Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus
menerus dari uterus setelah pengeluaran plasenta
membuat uterus relatif abenia dan menyebabkan serat
otot atrofi.
b. Autolisis
Autolisis merupakam proses penghancuran diri sendiri
yang terjadi di dalam otot uterus. Enzim proteolitik akan
memendekkan jarring an otot yang telah mengendur
hingga panjangnya 10 kali dari semula dan lebar 5 kali
dari semula selama kehamilan atau dapat juga dikatakan
sebagai perusakan secara langsung jaringan hipertrofi
yang berlebihan. Hal ini disebabkan oleh penurunan
hormon estrogen dan progesteron
13
c. Efek oksitosin
Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi
otot uterin sehingga akan menekan pembulh darah yang
mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus.
Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau tempat
implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan.
(Ambarwati, 2009; h.74)
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil dan
(involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum
hamil.
Tabel 2.2 Involusi Uterus
Involusi TFU
Berat
Uterus
(gr)
Diameter
bekas
melekat
Plasenta
Keadaan Serviks
Bayi Lahir Setinggi Pusat 1000
Uri Lahir 2 Jari di bawah
Pusat
750 12,5 Lembek
Satu minggu Pertengahan pusat-
sympisis
500 7,5 Beberapa hari setelah
post partum dapat di
lalui 2 jari akhir minggu
pertama dapat di masuki
1 jari
Dua minggu Tak teraba di atas
sympisis
350 3-4
Enam minggu Bertabah Kecil 50-60 1-2
Delapan minggu Sebesar normal 30
(Dewi, dkk. 2009; h. 57)
2. Lokhea
Dengan adanya involusi uterus, maka lapisan rahim luar
dari desidua yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi
14
nekrotik. Desidua yang mati akan keluar bersama dengan
sisa cairan. Campuran darah dan desidua tersebut
dinamakan lokea, yang biasanya berwarna merah muda
atau putih pucat.
Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan
mempunyai reaksi basal/alkalis yang dapat membuat
organisme berkembang cepat dari pada kondisi asam yang
ada pada vagina normal. Lokea mengalami perubahan
karena proses involusi.
Pengeluaran lokea dapat dibagi berdasarkan waktu dan
warnanya.
a. Lokhea rubra/merah
Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4
masa post partum. Cairan yang keluar berwarna merah
karena terisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta,
dinding rahim, lemak bayi lanugo (rambut bayi), dan
mekonium
b. Lokhea sanguelenta
Lokhea ini berwarna merah kecoklatan dan berlendir,
serta berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7 post
partum.
15
c. Lokhea serosa
Lokhea ini berwarna kuning kecoklatan karena
mengandung serum, leukosit, dan robekan atau laserasi
plasenta. Keluar pada hari ke-7 sampai ke-14.
d. Lokhea alba
Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel,
selaput lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati.
Lokhea alba ini dapat berlangsung selama 2-6 minggu
post partum.
(Sulistiyawati, dkk. 2009; h.76)
3. Perubahan pada serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Bentuk
servik akan menganga seperti corong. Bentuk ini
disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan
kontraksi sedangkan servik tidak berkontraksi sehingga
seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan servik uteri
terbentuk semacam cincin. Warna servik merah kehitam-
hitaman karena penuh pembuluh darah.
4. Perubahan Pada Vulva, Vagina dan Perinium
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan
yang sangat besar selama proses persalinan dan akan
kembali secara bertahap dalam 6-8 minggu postpartum.
Penurunan hormon estrogen pada masa postpartum
16
berperan dalam penipisan mukosa vagina dan hilangnya
rugae. Rugae akan terlihat kembali pada sekitar minggu
ke4. (Ambarwati, 2009; h. 80)
Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi pada
saat perineum mengalami robekan. Robekan jalan lahir
dapat terjadi secara spontan ataupun dilakukan episiotomi
dengan indikasi tertentu. Meskipun demikian, latihan otot
perineum dapat mengembalikan tonus tersebut dan dapat
mengencangkan vagina hingga tingkat tertentu. Hal ini
dapat dilakukan pada akhir puerpurium dengan latihan
harian (Rukiyah, dkk. 2011 ; h. 62).
5. Tanda- tanda vital
a. Suhu badan
Peningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam pertama
pada masa nifas pada umumnya di sebabkan oleh
dehidrasi, yang disebabkan oleh keluarnya cairan pada
waktu melahirkan, selain itu bisa juga di sebabkan
karena istirahat dan tidur yang di perpanjang selama
awal persalinan. (Ambarwati, 2009; h. 138)
b. Nadi
Berkisar antara 60- 80x/menit denyut nadi di atas
100x/menit pada masa nifas adalah mengindikasikan
adanya suatu infeksi, hal ini salah satunya bisa di
17
akibatkan oleh proses persalinan sulit atau karena
kehilangan darah yang berlebih. (Ambarwati, 2009; h.
138)
c. Tekanan darah
Tekanan Darah normalnya 140/90mmHg tekanan darah
tersebut bisa meningkat dari pra persalinan pada 1-3 hari
post partum. Bila tekanan darah menjadi rendah
menunjukan adanya perdarahan post partum, sebaliknya
bila tekanan darah tinggi merupakan petunjuk
kemungkinan adanya pre-eklamsi yang bisa timbul pada
masa nifas. (Rahmawati, 2008; h. 84).
d. Pernapasan
Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan
keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu dan nadi tidak
normal, pernapasan juga akan mengikutinya, kecuali
apabila ada gangguan khusus pada saluran napas. (Dewi,
dkk. 2011;h 60 ).
6. Sistem Endokrin
a. Hormon plasenta (HCG) menurun dengn cepat setelah
persalinan dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga
hari ke-7 postpartum dan sebagai omset pemenuhan
mamae pada hari ke-3 postpartum.
18
b. Hormon pituitari antara lain hormon prolaktin, FSH dan
LH, hormon prolaktin darah meningkat dengan cepat.
c. Hormon oksitosin bekerja tehadap otot uterus dan
jaringan payudara.
( Damayanti,2011; h 66-67 )
7. Sistem hematologi
Sel darah merah berkisar 15.000 selama persalinan,
peningkatan sel darah berkisar antara 25.000-30.000 yang
merupakan manifestasi adanya infeksi pada persalinan
lama. (Damayanti. 2011, h 62)
8. Sistem pencernaan
Setelah kelahiran plasenta, terjadi pula penurunan produksi
progesteron sehingga yang menyebabkan konstipasi
terutama dalam beberapa hari pertama. (Damayanti,. 2011;
h. 61)
9. Sistem perkemihan
Diuresis postpartum normal terjadi dalam 24 jam setelah
melahirkan sebagai respon terhadap penurunan estrogen.
Kemungkinan terdapat spasme sfingter dan edema leher
buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara
kepala janin dan tulang pubis selama persalinan.
Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu
12-36 jam sesudah melahirkan (Rukiyah, dkk. 2011; h. 65)
19
2.1.6 Kebutuhan Dasar Ibu Nifas
Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, gizi seimbang, terutama
kebutuhan protein dan karbohidrat.
Perawatan mobilisasi dini mempunyai keuntungan yaitu
a. Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium
b. Mempercepat involusi alat kandungan
c. Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan
d. Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat
fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.
Ambulasi dini adalah kebijaksanan untuk secepat mungkin
membimbing penderita keluar dari tempatnya tidurnya dan
membimbingnya secepat mungkin untuk berjalan. Pada
persalinan normal sebaiknya ambulasi dilakukan setelah 2 jam ibu
boleh miring-miring ke kanan atau kekiri untuk mencegah
terjadinya trombosit.
Keuntumgan lain dari ambulasi dini adalah sebagai berikut
a. Ibu merasa lebih sehat dan kuat
b. Faal usus dan kandung kemih lebih baik
c. Kesempatan yang baik untuk mengajak ibu merawat/
memelihara anaknya.
d. Tidak menyebabkan pendarahan yang abnormal
e. Tidak mempengaruhi penyembuhan luka episiotomi atau luka
perut.
20
f. Tidak mmperbesar kemungkinan prolaps atau retroflexio.
(Dewi, dkk. 2011; h.71-73)
1. Nutrisi
Ibu nifas memerlukan nutrisi dan cairan untuk memulihkan
kondisi kesehatan setelah melahirkancadangan tenaga serta
memenuhi produksi air susu. Ibu nifas dianjurkan untuk
memenuhi produksi air susu. Ibu nifas dianjurkan
mengonsumsi makanan tambahan, kurang lebih 500 kalori
tiap hari.(Damayanti, dkk. 2011; h. 79)
Makanan yang dikonsumsi berguna untuk melakukan
aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses
memproduksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri yang akan
dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan.
(Ambarwati, 2009; h.97)
2. Eliminasi
Buang air kecil
Ibu diminta untuk BAK 6 jam post partum. Jika dalam 8
jam post partum belum dapat berkemih atau sekali
berkemih belum melebihi 100 cc, maka dilakukan
kateterisasi. Berikut sebab-sebab terjadinya kesulitan
berkemih (retensio urine) pada ibu post partum.
21
a. Berkurangnya tekanan intra abdominal
b. Otot-otot perut masih lemah
c. Edema uretra
d. Dinding kandung kemih kurang sensitive. (Saleha,2009;
h.73)
Ibu mampu BAK sendiri bila tidak, maka dilakukan
tindakan berikut.
a. Dirangsang dengan mengalirkan air
b. Mengompres air hangat di atas simpisis
c. Saat sith bath (berendam air hangat) klien disuruh BAK
Bila tidak berhasil dengan cara di atas, maka dilkukan
kateterisasi. Hal ini dapat membuat klien tidak nyaman dan
resiko infeksi saluran kemih tinggi. Oleh karena itu,
kateterisasi tidak dilakukan sebelum lewat 6 jam
postpartum.(Dewi, dkk. 2011; h.73)
3. Defekasi
Harus dilakukan 3 hari post partum. Bila ada obstipasi dan
timbul koprostase hingga skibala (feses yang mengeras)
tertimbun di rektum, mungkin akan terjadi febris. Bila
terjadi hal demikian dapat dilakukan klisma atau diberi
larutan peroral (melalui mulut)
22
Berikut adalah cara agar dapat BAB dengan teratur.
a. Diet teratur
b. Pemberian cairan yang banyak
c. Ambulasi yang baik. (Dewi, dkk. 2011 ; h.73)
Jika klien pada hari ke 3 belum juga buang besar maka
diberikan laksan supositoria dan minum air hangat. Agar
dapat buang air besar secara teratur dapat dilakukan
dengan diit teratur, pemberian cairan yang banyak,
makanan cukup serat, olah raga.
(Ambarwati, 2009; h.106)
4. Kebersihan diri
Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin
dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ia mengerti untuk
membersihkan daerah vulva terlebih dahulu dari depan ke
belakang anus.
5. Istirahat
Istirahat pada ibu selama nifas beristirahat cukup untuk
mencegah kelelahan yang berlebihan. Sarankan ia untuk
kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga biasa perlaha-
lahan serta untuk tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur.
Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa
hal: mengurangi jumlah ASI yang diproduksi,
memperlamabat proses involusi uterus dan memperbanyak
23
perdarahan, menyebabkan depresi, dan ketidak mampuan
untuk merawat bayinya dan dirinya sendiri.(Rukiyah, dkk.
2011; h.77-78)
Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan. Akan
terasa lebih lelah bila partus berlangsung agak lama.
Seorang ibu baru akan cemas apakah ia mampu merawat
anaknya atau tidak setelah melahirkan. Hal ini
mengakibatkan susah tidur, alasan lainnya adalah terjadi
gangguan pola tidur karena beban kerja bertambah, ibu
harus bangun malam untuk meneteki, atau mengganti
popok yang sebelumnya tidak pernah dilakukan.
(Dewi, dkk. 2011; h. 76).
6. Seksual
Apabila perdarahan telah berhenti dan episiotomi sudah
sembuh maka coitus bisa dilakukan pada 3-4 minggu
postpartum. Hasrat seksual pada bulan pertama akan
berkurang baik kecepatannya maupun lamanya, juga
organisme akan menurun. (Ambarwati, 2009:h.108)
2.1.7 Deteksi Dini Komplikasi Pada Ibu Masa Nifas
Definisi perdarahan pervaginam 500 ml atau lebih, sesudah anak lahir
atau setelah kala 3. Kalau terjadi perdarahan, maka tinggi rahim akan
24
bertabah naik, tekanan darah menurun, dan denytu nadi ibu menjadi
cepat.
1. Klasifikasi klinis
Perdarahan pasca persalinan primer yakni, perdarahan yang terjadi
dalam 24 jam pertama, penyebab : atomia uteri, retensio plasenta,
sisa plasenta, dan robekam jalan lahir.
Perdarahan pasca persalinan skunder, yakni perdarahan yang terjadi
setelah 24 jam pertama, penyebab : robekan jalan lahir dan sisa
plasenta atau membran.
2. Etiologi dan faktor predisposisi
a. Atonia uteri (75%), atau uteri tidak berkontraksi dalam 15 detik
setelah dilakukan pemijatan fundus uteri (plasenta lahir).
b. Robekan (laserasi, luka) jalan lahir atau robekan yang terjadi pada
jalan lahir bisa disebabkan oleh robekam spontan atau memang
sengaja dilakukan episiotomi, robekan jalan lahir dapat terjadi di
tempat robekan serviks, perlukaan vagina, robekan perinium.
c. Retensio plasenta dan sisa plasenta (plasenta tertahan di dalam
rahim baik sebagian ataupun seluruhnya).
d. Inversio uterus (uterus keluar dari rahim)
e. Gangguan pembekuan darah (koagulasi)
(Rukiah,dkk,2011, h: 116)
25
2.2 Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan
Menurut varney (2003), proses penyelesaian masalah merupakan salah satu
upaya yang dapat digunakan dalam manajemen kebidanan. Varney
berpendapat bahwa dalam melakukan manajemen kebidanan, bidan harus
memiliki kemampuan berfikir secara kritis untuk menegakkan diagnosis atau
masalah potensial kebidanan. Selain itu, diperlukan pula kemampuan
kolaborasi atau kerjasama. Hal ini dapat digunakan sebagai dasar dalam
perencanaan kebidanan selanjutnya.
Langkah-langkah asuhan kebidanan menurut varney (2003), yaitu sebagai
berikut :
I. Pengumpulan data dasar (Pengkajian)
Mengumpulkan semua data dasar yang di butuhkan untuk mengevaluasi
keadaan klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara:
a. Anamnesa
Anamnesa dilakukan untuk mendapatkan data anamnesa terdiri dari
beberapa kelompok penting sebagai berikut:
1. Data Subjektif
Identitas pasien
a) Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-
hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan.
26
b) Umur
Di catat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti
kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang,
mental psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35
tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa
nifas.
c) Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk
membimbing atau mengarahkan pasien dlam berdoa.
d) Suku
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari.
e) Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga
bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan
pendidikannya.
f) Pekerjaan
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial
ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi
pasien tersebut.
g) Alamat
Di tanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila di
perlukan.
27
h) Keluhan Utama
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan
dengan masa nifas,misalnya pasien merasa mules, sakit pada
jalan lahir karena adanya jahitan pada perineum.
(Ambarwati,2009; h.131-132)
i) Riwayat Kesehatan
1) Sekarang
Data-data ini di perlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya penyakit yang di derita pada saat ini yang ada
hubungannya dengan masa nifas dan bayinya.
2) Yang Lalu
Data yang di perlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya riwayat atau penyakit akut, kronis seperti Jantung,
Diabetes Militus, Hipertensi, Asma yang dapat
mempengaruhi pada masa nifas ini.
3) Keluarga
Data ini di perlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan
kesehatan pasien dan bayinya, yaitu bila ada penyakit
keluarga yang menyertainya. (Ambarwati, 2009; h.133)
28
j) Riwayat obstetri
1) Riwayat Persalinan sekarang
Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin anak,
keadaan bayi meliputi PB, BB, penolong persalinan. Hal ini
perlu dikaji untuk mengetahui apakah proses persalinan
mengalami kelainan atau tidak yang biasa berpangaruh pada
masa nifas saat ini (Ambarwati,2008; h.134)
2) Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan
kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan
selama menggunakan kontrasepsi serta rencana KB
setelah masa nifas ini dan beralih ke kontrasepsi apa.
(Ambarwati, 2008; h. 134)
3) Personal Hygine
kebersihan diri sangat penting untuk mencegah
terjadinya infeksi, kebersihan tubuh, pakaian, tempat
tidur dan lingkungan sangat penting untuk dijaga
(Saleha,2009; h. 73)
4) Aktivitas
Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari-hari. Pada
pola ini perlu dikaji pengaruh aktivitas terhadap
kesehatannya. Mobilisasi dini dapat mempercepat proses
pengembalian alat-alat reproduksi.
29
(Ambarwati, 2009; h. 137)
Data Objektif
Data ini di kumpukan guna melengkapi data untuk menegakkan
diagnosis. Bidan melakukan pengkajian data objektif melalui
pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi dan
pemeriksaan penunjang yang di lakukan secara berurutan.
(Sulityawati, dkk 2010; h.226)
1. Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan yang dilakukan kepada pasien sebagai berikut:
a. Keadaan umum
Data ini dapat dengan mengamati keadaan pasien secara
keseluruhan, hasil pengamatan yang di laporkan
kriterianya baik atau lemah.
(Sulistyawati, dkk 2010; h. 226)
b. Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien,
kita dapat melakukan pengkajian derajat kesadaran
pasien dari keadaan compos mentis sampai dengan
koma. (Sulistyawati, dkk. 2010; h. 226)
2. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah
Tekanan Darah normalnya 120/90mmHg tekanan darah
tersebut bisa meningkat dari pra persalinan pada 1-3 hari
30
post partum. Bila tekanan darah menjadi rendah
menunjukan adanya perdarahan post partum, sebaliknya
bila tekanan darah tinggi merupakan petunjuk
kemungkinan adanya pre-eklamsi yang bisa timbul pada
masa nifas. (Rahmawati, 2008; h. 84)
b. Nadi
Berkisar antara 60-80x/menit denyut nadi di atas
100x/menit pada masa nifas adalah mengindikasikan
adanya suatu infeksi, hal ini salah satunya bisa di
akibatkan oleh proses persalinan sulit atau karena
kehilangan darah yang berlebih.
(Ambarwati, 2009; h. 138)
c. Pernafasan
Pernafasan harus berada dalam rentang yang normal,
yaitu sekitar 20-30 x/menit. (Ambarwati, 2009; h. 139)
d. Suhu
Peningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam pertama
pada masa nifas pada umumnya di sebabkan oleh
dehidrasi, yang disebabkan oleh keluarnya cairan pada
waktu melahirkan, selain itu bisa juga di sebabkan
karena istirahat dan tidur yang di perpanjang selama
awal persalinan. (Ambarwati, 2009; h. 138)
31
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Organ tubuh yang perlu dikaji karena pada kepala
terdapat organ-organ yang sangat penting. Pengkajian di
awali dengan inspeksi lalu palpasi.
b. Muka
Pada daerah muka dilihat kesimetrisan muka, apakah
kulitnya normal, pucat. Ketidaksimetrisan muka
menunjukkan adanya gangguan pada saraf ketujuh
(Nervus Fasialis). (Tambunan, dkk. 2011; h. 66)
c. Mata
untuk mengetahui bentuk dan fungsi mata, teknik yang
di gunakan inspeksi dan palpasi.
(Tambunan, dkk. 2011; h. 67)
d. Telinga
Untuk mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga,
gendang telinga/membrane timpani, dan pendengaran.
teknik yang digunakan adalah inspeksi dan palpasi.
(Tambunan, dkk. 2011; h.73)
e. Hidung
Dikaji untuk mengetahui keadaan bentuk dan fungsi
hidung, bagian dalam, lalu sinus- sinus.
(Tambunan, dkk. 2011; h.79)
32
f. Mulut
Untuk mengetahui bentuk dan kelainan pada mulut
(Tambunan, dkk. 2011; h. 81)
g. Leher
Untuk mengetahui bentuk leher, serta organ-organ lain
yang berkaitan. Teknik yang di gunakan adalah inspeksi
dan palpasi. (Tambunan, dkk. 2011 h.83)
h. Dada
Mengkaji kesehatan pernafasan.
(Tambunan, dkk. 2011 h.86)
i. Payudara
Hormon estrogen dan progestron yang meningkat pada
kehamilan membantu maturasi alveoli, kadar estrogen
dan progestron akan menurun pada saat hari kedua atau
ketiga pasca persalinan. Sehingga terjadi sekresi ASI
(Damayanti, dkk. 2009; h. 7).
j. Perut
Selama masa kehamilan kulit abdomen, kulit abdomen
akan melebar, melonggar dan mengendur selama
berbulan-bulan. (Damayanti, dkk. 2009; h.62)
33
Tabel 2.3 Involusi Uterus
Involusi TFU
Berat Uterus
(gr)
Diameter
bekas
melekat
Plasenta
Keadaan
Serviks
Bayi Lahir Setinggi Pusat 1000
Uri Lahir 2 Jari di bawah
Pusat
750 12,5 Lembek
Satu minggu Pertengahan pusat-
sympisis
500 7,5 Beberapa hari
setelah post
partum dapat
di lalui 2 jari
akhir minggu
pertama dapat
di masuki 1
jari
Dua minggu Tak teraba di atas
sympisis
350 3-4
Enam
minggu
Bertabah Kecil 50-60 1-2
Delapan
minggu
Sebesar normal 30
(Saleha,2009; h. 55)
k. Anogenital
Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami
penekanan serta meregang, setelah beberapa hari
persalinan kedua organ ini kembali dalam keadaan
kendor. Rugae timbul kembali pada minggu ketiga.
Proses involusi uterus biasanya disertai dengan adanya rasa
nyeri yang disebut after pain yaitu perasaan mulas-mulas
yang diakibatkan oleh kontraksi rahim, biasanya
berlangsung selama 2-4 hari pasca persalinan. Proses
kontraksi juga mempengaruhi pengeluaran secret yang
berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas yang
disebut dengan Lochea, (Damayanti, dkk. 2009; h. 5)
Lokhea di bedakan menjadi 4 jenis berdasarkan warna
dan waktu keluarnya:
34
5) Lochea rubra berawana merah karena berisi darah
segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua, vernik caseossa, lanugo, mekonium
selama 2 hari pasca persalinan.
6) Lochea sanguelenta berwarna merah kuning berisi
darah dan lender yang keluar pada hari ke-3 sampai
ke-7 pasca persalinan
7) Lochea serosa adalah lokia berikutnya. Di mulai
dengan versi yang lebih pucat dari lokia rubra.
Cairan tidak berdarah lagi pada hari ke-7 sampai
hari ke-14 pascapersalinan berisi cairan serum
jaringan desidua, leukosit, dan eritrosit.
8) Lochea Alba adalah lokia yang terakhir dimulai dari
hari ke-14 kemudian makin lama makin sedikit
hingga sama sekali berhenti sampai satu atau dua
minggu berikutnya.
(Saleha, 2009; h. 56 - 58).
II. Identifikasi Diagnosa, Masalah, dan Kebutuhan
Pada langkah ke-dua dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau
masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan. Data dasar tersebut kemudian diinterpretaskan sehingga
dapat dirumuskan masalah dan diagnosa yang spesifik. Baik rumusan
diagnosis maupun rumusan masalah keduanya harus ditangani, meskipun
35
masalah tidak bisa dikatakan sebagai diagnosis tetapi harus mendapatkan
penanganan. (Suryani, 2008; h. 99)
1. Diagnosa Kebidanan
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnose, masalah
dan kebutuhan berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang
telah dikumpulkan. (Damayanti, dkk. 2011; h. 112).
Langkah awal dari perumusan diagnose atau masalah adalah
pengolahan data dan analisis dengan menghubungkan data satu
dengan data yang lainnya. (Sulistyawati, dkk. 2009; h. 177)
2. Masalah Kebutuhan
Permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien. Masalah
adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang
ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis.
(Jannah, 2011; h.44)
III. Antisipasi Masalah Potensial
Pada langkah ke tiga ini mengidentifikasi masalah potensial berdasarkan
diagnosa atau masalah yang sudah di identifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi bila memungkinkan di lakukan pencegahan.
(Suryani, 2008; h. 99)
IV. Tindakan Segera
Mengidentifikasi perlunya penanganan segera oleh bidan atau dokter atau
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota TIM
kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
36
(Rukiyah, dkk. 2011:h.110)
V. Merencanakan asuhan
Langkah-langkah ini ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya yang
merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang
sudah dilihat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan,
tetapi juga berkaitan dengan kerangka pedoman antisipasi bagi wanita
tersebut yaitu apa yang akan terjadi berikutnya. (Ambarwati, 2009; h.143)
Asuhan yang di berikan pada 6-8 Jam post partum :
1. Mencegah terjadinya perdarahan
2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan memberi
rujukan bila perdarahan berlanjut
3. Memberi konseling kepada ibu atau salah satu anggota keluarga mengenai
bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
4. Pemberian ASI pada awal menjadi ibu
5. Mengajarkan cara memperat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi
VI. Melaksanakan perencanaan
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari semua rencana sebelumnya,
baik tehadap masalah pasien ataupun diagnosis yang di tegakkan.
(Ambarwati, 2009; h.145)
1. Memberitahu kondisi ibu saat ini dalam keadaan baik berdasarkan
hasil pemeriksaan fisik ibu secara head to toe.
37
2. Memberi penjelasan kepada ibu bahwa rasa mulas yang dialami ibu saat
ini adalah normal, karena proses pulihnya rahim seperti sebelum hamil.
3. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi seperti miring kiri, miring kanan,
duduk, kemnudian berjalan ke kamar madi secara perlahan lahan
4. Mengajarkan ibu atau salah satu keluarga untuk mencegah perdarahan
karena atonia uteri dengan cara memasase perut ibu menggunakan
telapak tangan dengan meletakkan di perut ibu dan sedikit ditekan dan
diputar agar tidak terjadi perdarahan dan ajarkan ibu untuk
merangsang putting atau menyusui bayinya agar kontraksi uterus
berjalan dengan baik yang diakibatkan oleh hormone oksitosin
sehingga dapat mencegah perdarahan karena atonia uteri.
5. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI sedini mungkin, dengan
cara menyusi bayi segera setelah lahir, agar bayi mendapat ikatan
batin antara ibu dan bayi dan memperbaiki kontraksi uterus ibu agar
proses involusi uterus berjalan dengan baik serta merangsang proses
pengeluaran ASI menjadi lancer
6. Melakukan rawat gabung antara ibu dan bayi, yaitu menempatkan bayi dan
ibu dalam satu ruangan agar hubungan ibu dan bayi lebih dekat dan ibu
dapat memberikan ASI secara dini dan sesering mungkin.
7. Melakukan pencegahan hipotermi dengan meletakkan bayi pada ruangan
yang bersuhu >250
C, dan memakaikan bayi bedong dan pakaian yang
kering dan menutupi kepala bayi dengan kain bedong atau topi bayi.
38
8. Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi ibu selama
masa nifas ini, makanan yang dikonsumsi ibu haruslah makanan yang
mamiliki nilai gizi tinggi seperti karbohidrat pada nasi, jagung, kentang,
protein pada tahu, tempe, telur, ikan daging, vitamin pada buah dan sayur
serta mineral pada kacang-kacangan, agar kondisi ibu cepat pulih.
9. Menganjurkan ibu untuk beristirahat minimal 1 jam pada siang hari atau
saat bayi tertidur, usahakan agar ibu dapat beristirahat semaksimal
mungkin, dan pada malam hari 7-8 jam, hal ini agar kondisi ibu tetap
terjaga selama masa nifas, produksi ASI dan mempercepat kepulihan
kondisi ibu supaya ibu dapat merawat bayinya dengan baik.
10.Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan alat genetalianya dengan
cara membasuh alat kelamin setelah BAK/BAB dari depan ke belakang,
setelah itu keringkan menggunakan tisssu/kain yang bersih dan kering,
mengganti celana dalam apabila lembab atau basah atau ketika ibu sudah
merasa tidak nyaman. Dan mengganti pembalut bila terasa penuh
VII.Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek
asuhan yang tidak efektif untuk mengetahui factor mana yang
menguntungkan atau menghambat keberhasilan yang diberikan.Pada
langkah terakhir, dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah
diberikan. (Soepardan, 2008; h. 96 - 102)
39
1. Ibu sudah mengerti tentang kondisinya saat in, yaitu TD:120/70mmhg
N:80x/menit. R: 24x/menit S:36,5°c ASI pengeluaran : Colustrum,Tfu
: 2 jari dibawah pusat, Pengeluaran : Locha rubra.
2. Ibu sudah mengerti tentang keluhan yang dialami saat ini.
3. Ibu memahami untuk melakukan mobilisasi agar ibu terasa lebih rileks.
4. Keluarga ibu telah melakukan masase uterus ibu, dan mengerti
bagaimana cara memasase pada perut ibu, serta ibu segera menyusui
bayinya dan hasil kontraksi uterus ibu baik
5. Ibu bersedia menyusui bayinya sedini mungkin.
6. Ibu dan bayi berada dalam satu ruangan yang sama
7. Bayi dalam keadaan baik dan hangat.
8. Ibu akan memenuhi kebutuhan nutrisinya
9. Ibu akan banyak beristirahat
10.Ibu mengerti cara menjaga kebersihan alat genetalianya dan bersedia
melakukannya.
2.3 Landasan Hukum Kewenangan Bidan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor
1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan,
kewenangan yang dimiliki bidan meliputi:
1. Kewenangan normal:
a. Pelayanan kesehatan ibu
b. Pelayanan kesehatan anak
c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.
40
2. Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah
3. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak
memiliki dokter
Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan.
Kewenangan ini meliputi:
a. Pelayanan kesehatan ibu
Ruang lingkup:
1) Pelayanan konseling pada masa pra hamil
2) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
3) Pelayanan persalinan normal
4) Pelayanan ibu nifas normal
5) Pelayanan ibu menyusui
6) Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan
Kewenangan:
1) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
2) Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan
3) Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
4) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas Fasilitasi/
bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi air susu ibu
(ASI) eksklusif
5) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan
postpartum
6) Penyuluhan dan konseling
41
7) Bimbingan pada kelompok ibu hamil
8) Pemberian surat keterangan kematian
9) Pemberian surat keterangan cuti bersalin
b. Pelayanan kesehatan anak
Ruang lingkup
1) Pelayanan bayi baru lahir
2) Pelayanan bayi
3) Pelayanan anak balita
4) Pelayanan anak pra sekolah
Kewenangan
1) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi,
pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini (IMD), injeksi vitamin K1
2) perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan
perawatan tali pusat
3) Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk
4) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
5) Pemberian imunisasi rutin sesuai program Pemerintah
6) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah
7) Pemberian konseling dan penyuluhan
8) Pemberian surat keterangan kelahiran
9) Pemberian surat keterangan kematian
c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
Kewenangan
42
1) Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana
2) Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom
Selain kewenangan normal sebagaimana tersebut di atas, khusus bagi
bidan yang menjalankan program Pemerintah mendapat kewenangan
tambahan untuk melakukan pelayanan kesehatan yang meliputi:
1) Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim,
dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit
2) Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit
kronis tertentu (dilakukan di bawah supervisi dokter)
3) Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang
ditetapkan
4) Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan
ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan
lingkungan
5) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra-sekolah
dan anak sekolah
6) Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
7) Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan
terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian
kondom, dan penyakit lainnya
8) Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi
43
9) Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program Pemerintah
Khusus untuk pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal
terintegrasi, penanganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan
deteksi dini, merujuk, dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi
Menular Seksual (IMS) dan penyakit lainnya, serta pencegahan
penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya
(NAPZA), hanya dapat dilakukan oleh bidan yang telah mendapat
pelatihan untuk pelayanan tersebut Selain itu, khusus di daerah (kecamatan
atau kelurahan/desa) yang belum ada dokter, bidan juga diberikan
kewenangan sementara untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar
kewenangan normal, dengan syarat telah ditetapkan oleh Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Kewenangan bidan untuk memberikan
pelayanan kesehatan di luar kewenangan normal tersebut berakhir dan
tidak berlaku lagi jika di daerah tersebut sudah terdapat tenaga dokter.
(www.Kesehatan Ibu.Depkes,go.id)
44
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. R UMUR 21 TAHUN P1A0
6-8 JAM POST PARTUM DI BPS SULISTYANI, S.ST
BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015
3.1 PENGKAJIAN
Nama Mahasiswa : Satiawati
Tanggal : 08 Mei 2015
A. DATA SUBJEKTIF
1. IDENTITAS
a. Biodata
Istri Suami
Nama : Ny.R Tn.H
Umur : 22 tahun 24 tahun
Agama : Islam Islam
Suku : Sunda/Indonesia Sunda/Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerja Swasta
Alamat : Jl. Mahoni 1 Way Halim Permai Gg. Batam (pekor)
Bandar Lampung
b. Keluhan Utama : Ibu mengatakan saat ini perutnya terasa
mules.
45
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Hipertensi : Tidak ada
DM : Tidak ada
Jantung : Tidak ada
Asma : Tidak ada
Ginjal : Tidak ada
Hepatitis : Tidak ada
TBC : Tidak ada
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Hipertensi : Tidak ada
DM : Tidak ada
Jantung : Tidak ada
Asma : Tidak ada
Ginjal : Tidak ada
Hepatitis : Tidak ada
TBC : Tidak ada
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Hipertensi : Tidak ada
DM : Tidak ada
Jantung : Tidak ada
Asma : Tidak ada
Ginjal : Tidak ada
46
Hepatitis : Tidak ada
TBC : Tidak ada
d. Riwayat Perkawinan
Status perkawinan : Syah
Usia nikah pertama : 20 tahun
Lamanya pernikahan : 1 tahun
e. Riwayat obstetri
1) Riwayat haid
a) Menarche : 13 Tahun
b) Siklus : 28 Hari
c) Lama : 4-6 Hari
d) Volume : 2-3 kali ganti pembalut/hari
e) Sifat : Encer dengan sedikit menggumpal
f) Disminore : Tidak ada
2) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu.
No. Tahun
Persalinan
Tempat
Persalinan
Umur
Kehamilan
Jenis
Persalinan
penolong penyulit Keadaan
nifas anak
1 Nifas ini - - - - - - -
3) Riwayat persalinan sekarang
Jenias persalinan : Spontan
Tanggal : 08 Mei 2015
Jam : 12.30 wib
Jenis kelamin : Perempuan
Panjang badan : 50 cm
Berat badan : 3100 gram
47
Keadaan bayi : Sehat tanpa cacat
4) Riwayat KB : Ibu mengatakan tidak pernah
menggunakan alat kontrasepsi.
f. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari
1) Pola Nutrisi
Selama hamil : Ibu makan 3x sehari dengan menu nasi,
sayur dan lauk pauk, serta minum susu 1
gelas per hari
Saat nifas : Ibu baru makan 1 kali dari setelah
melahirkan, dengan menu nasi, sayur
sop, lauk pauk 1 potong ayam dan 1
potong tempe dan air putih
2) Pola eliminasi
Selama hamil
BAK : Ibu mengatakan BAK 5-7 kali per
hari, dengan warna jernih.
BAB : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari
denngan konsistensi lunak pada saat 1
hari sebelum melahirkan.
Saat nifas
BAK : Ibu mengatakan BAK 1 kali pada 3
jam post partum.
48
BAB : Ibu mengatakan belum BAB selama
pemantauan jam post partum.
Pola aktivitas
Selam hamil : Ibu mengerjakan pekerjaan rumah
tangga seperti memasak,
menyapu, mengepel dan mencuci.
Saat nifas : Dari setelah melahirkan ibu sudah
mampu ke kamar mandi sendiri pada
6 jam post partum
3) Pola istirahat
Selam hamil : Ibu tidur malam selam 6-8 jam dan
tidur siang selama 1-2 jam
Saat nifas : Dari setelah melahirkan ibu hanya
istirahat di tempat tidur
4) Pola personal hygine
Selam hamil : Ibu mandi 2 kali perhari, keramas 3
kali dalam seminggu, ganti pakaianj
setiap mandi dan dan mengganti
celana dalam 3x sehari atau jika
lembab.
Saat nifas : Ibu mengganti pembalut 1 kali dari
setelah melahirkan
49
5) Pola seksual
Selam hamil : Ibu jarang melakukan hubungan
seksual, yaitu 3x seminggu.
Saat nifas : Ibu tidak melakukan hubungan
seksual
g. Psikososial
1) Tanggapan ibu terhadap dirinya
Ibu bahagia setelah dia mampu melahirkan secara normal
2) Tingkat pengetahuan ibu terhadap kondisinya
Ibu tidak tau bahwa rasa mules yang masih ia rasakan adalah
hal yang normal
3) Tanggapan keluarga terhadap kelahiran bayi
Keluarga bahagia dengan kelahiran bayi Ny.R
4) Pengambil keputusan
Pengambilan keputusan dalam keluarga dilakukan secara
bermusyawarah bersama
5) Lingkungan yang berpengaruh
Tidak ada
Data objektif
Tanggal/ waktu: 08-05-2015
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
50
Keadaan emosional : Stabil
Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
Pernafasan : 24 kali/menit
Nadi : 80 kali/menit
Suhu : 36,50
c
2. Pemeriksaan fisik
Kepala
a. Wajah
Oedem : Tidak ada
Pucat : Tidak ada
b. Mata
Simetris : Ya kanan dan kiri
Kelopak mata : Tidak odema
Konjungtiva : Merah muda
Sklera : Putih
c. Hidung
Simetris : Ya kanan dan kiri
Polip : Tidak ada pembesaran
Kebersihan : Bersih
d. Mulut
Bibir : Tidak kering dan tidak ada sariawan
Lidah : Bersih
51
e. Payudara : Pembesaran : Ada, pada payudara kanan dan kiri
Puting Susu : Menonjol, bersih
Simetris : Ya antara kanan dan kiri
Benjolan : Tidak ada
Pengeluaran : Ada, kolostrum
Rasa Nyeri : Tidak ada
f. Abdomen : Bekas luka operasi : Tidak ada
Pembesaran : Ada, sesuai hari
nifas
Konsistensi : Keras
Benjolan : Tidak ada
Pembesaran lien dan liver : Tidak ada
Kandung Kemih : Kosong
Tinggi fundus Uteri : 2 jari di bawah pusat
g. Anogenital
Vulva : Warna merah kehitaman
Perenium : Tidak Ada luka hacting
Pengeluaran Pervaginam : Lochea rubra
Kelenjar Bartholini : Tidak ada pembengkakan
Anus : Tidak ada hemoroid
Pemeriksaan Dalam : Tidak di lakukan
h. Ekstremitas Bawah
Oedema : Tidak ada
52
Kemerahan : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Reflek patela : Positif Kanan dan Kiri
3. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
4. Data penunjang
a. Riwayat Persalinan sekarang
1) Tempat Melahirkan : Sulistyani,S.ST
2) Penolong : Satiawati
3) Jenis Persalinan : Spontan, pervaginam
4) Tanggal Persalinan : 08-05-2015
5) Komplikasi : Tidak ada
6) Lamanya persalinan
Kala 1 : 7 Jam 00 Menit
Kala II : 0 Jam 30 Menit
Kala III : 0 Jam 10 Menit
Kala IV : 2 Jam 0 Menit +
Lama : 9 Jam 40 Menit
7) Ketuban pecah pukul: 08.45 WIB
8) Jumlah Perdarahan : Kala III / IV : 225cc / 100cc
9) Obat - obatan yang diberikan selama persalinan : Oksitosin
53
10) Obat - obatan yang diberikan setelah persalinan : Paracetamol
500 mg, tablet Fe dengan dosis 60 mg, Vitamin A dengan dosis
200.000 IU
11) Plasenta : Lahir : Spontan
Insersia : Sentralis
Panjang Tali Pusat : ± 50 cm
Diameter : 20 cm
Selaput Dan Kotiledon : Lengkap
Kelainan : Tidak ada
12) Perenium : Tidak ada laserasi
b. Bayi
Lahir tanggal/pukul : 08-05-2015/12.30 WIB
Nilai APGAR : 9/10
Jenis kelamin : Perempuan
Masa gestasi : 39 minggu 5 hari
54
Tgl /jam Pengkajian Interpretasi data
(diagnose, masalah
dan dan kebutuhan)
Dx
potensial
masalah
potensial
Antisipasi /
tindakan
segera
Intervensi Implementasi Evaluasi
08 Mei
2015
pukul
17:30
WIB
DS :
- Ibu
mengatakan
baru pertama
kali
melahirkan,
belum pernah
keguguran
- Ibu
mengatakan
melahirkan tgl
08-05-15, pkl
12:30 wib
- Ibu
mengatakan
merasa senang
atas kelahiran
bayinya
- Ibu
mengatakan
perutnya terasa
mulas dan lelah
setelah
melahirkan.
Ny.R usia 22
tahun P1A0 6
jam post partum.
Dasar : Ibu
melahirkan pada
tgl 08-05-15
Jam : 12:30wib
Masalah :
Tidak ada
Kebutuhan :
Asuhan 6-8 jam
post partum.
Tidak ada Tidak ada 1. Jelaskan tentang
kondisi ibu saat
ini
2. Jelaskan tentang
keluhan yang
dialami ibu
3. Ajarkan pada ibu
atau salah satu
anggota keluarga
1. Menjelaskan keadaan ibu
saat Ini dalam keadaan
baik sesuai dengan
pemeriksaan fisik yaitu
keadaan ibu baik.
TD : 110/70 mmhg
RR : 24x/i
T : 36,50
C
N :80 x/i
TFU : 2 jari dibawah pusat
kontraksi baik, lokhea
rubra, payudara
pengeluaran colostrum
2. Menjelaskan pada ibu
bahwa rasa mulas yang
dialami adalah hal yang
normal, hal ini
dikarenakan proses
pengembalian rahim
kebentuk semula.
3. Mengajarkan ibu atau
salah satu anggota
keluarga untuk mencegah
1. Ibu mengerti
keadaannya saat ini
dalam keadaan baik
2. Ibu mengerti bahwa
keluhan yang
dialaminya adalah
normal
3. ibu dan keluarga
telah melakukan
masase perut ibu.
TABLE 3.1
MATRIKS
55
DO
- Ibu terlihat
cemas
- Dari hasil
pemeriksaan
diperoleh hasil
TD : 110/70
RR : 24 x/i
Nadi: 80x/i
S : 36,50
C.
TFU : 2 jari
dibawah pusat
Kontraksi:baik
Lokhea: rubra
untuk mencegah
perdarahan karena
atonia uteri
4. Anjurkan ibu
untuk mobilisasi
dini.
5. Anjurkan ibu
untuk
memberikan asi
awal
perdarahan karena atonia
uteri dengan cara
memasase perut ibu
menggunakan telapak
tangan dengan meletakan
diperut dan sedikit ditekan
dan diputar agar tidak
terjadi perdarahan.
4. Menganjurkan ibu untuk
melakukan mobilisasi dini
yaitu belajar miring kiri,
kanan,duduk,kemudian
jalan kekamar mandi
secara perlahan-lahan
untuk membantu
menguatkan otot-otot perut
sehingga ibu cepat pulih .
5. Menganjurkan ibu untuk
memberikan asi awal pada
bayinya karena cairan
pertama yang diperoleh
bayi dari ibunya adalah
kolostrum yang yang
mengandung kadar protein
yang tinggi dan
mengandung zat antibody
sehingga mampu
melindungi tubuh bayi dari
4. Ibu sudah miring ke
kanan dan kiri
.
5. Ibu bersedia
menyusui bayinya
seawal mungkin.
56
6. Lakukan rawat
gabung ibu dan
bayi
7. Lakukan
pencegahan
hipotermi pada
bayi.
berbagai penyakit infeksi
untuk jangka waktu s/d 6
bulan
6. Melakukan rawat gabung
antara ibu dan bayi yaitu
menempatkan bayi dan ibu
dalam satu ruangan agar
hubungan ibu dan bayi
lebih dekat dan ibu dapat
memberikan ASI secara
dini dan sesering mungkin.
7. Melakukan pencegahan
hipotermi dengan
meletakkan bayi pada
ruangan hangat yang
bersuhu > 25o
, ganti popok
setiap kali basah, bayi
harus tetap berpakaian
kering dan diselimuti
setiap saat agar tetap
hangat.
6. ibu bersedia dan
mengerti tentang
rawat gabung.
7. Bayi dalam keadaan
hangat.
57
08 mei
2015
pukul
19:30
wib
DS :
-Ibu
mengatakan
melahirkan
anak pertama
dan belum
pernah
keguguran
-ibu
mengatakan
melahirkan tgl
08-05-2015,
pkl:12.30 wib
- Ibu
mengatakan
perutnya masih
terasa mulas
DO
- Ibu terlihat
sedikit cemas
TD : 110/70
mmHg
N : 80 x/i
RR : 22x/i
T : 370
C
TFU : 2jari
dibawah pusat
Pengeluaran
lochea rubra
Ny. R usia 22
tahun P1A0 8
jam post partum.
Dasar
-ibu
melahirkan tgl
08-05-2015,
pkl:12.30 wib
Masalah :
Tidak ada
Kebutuhan:
Asuhan 6-8 jam
post partum
Tidak Ada Tidak Ada 1. Pantau kondisi ibu
saat ini
2. Evaluasi kembali
involusi uterus ibu
3. Evaluasi
pencegahan
perdarahan yang
telah diajarkan
kepada keluarga.
1. Memantau keadaan ibu saat
ini dalam keadaan baik
sesuai dengan pemeriksaan
fisik yaitu:
TD : 110/70 mmhg
RR : 22x/i
T : 370
C
N :80 x/i
TFU : 2 jari dibawah
Pusat
Kontraksi : baik
Lokhea : rubra
Payudara: pengeluaran
colostrum
2. Mengevaluasikan pada ibu
bahwa rasa mulas yang
dialami adalah hal yang
normal
3. Mengevaluasi pencegahan
perdarahan yang telah
diajarkan dengan
melakukan masase pada
uterus ibu.
1. ibu sudah
mengetahui
kondisinya saat ini,
dan dalam keadaan
baik
2.Ibu mengerti bahwa
rasa mulas yang
dialami adalah hal
yang normal, hal ini
dikarenakan proses
pengembalian rahim
ke bentuk semula.
3.Ibu dan Keluarga
telah melakukan
massase perut ibu,
kontraksi uterus ibu
baik dan tidak terjadi
perdarahan.
58
4. Evaluasi ibu
tentang mobilisasi
dini.
5. Evaluasi kepada
ibu tentang
pemberian ASI
awal
.
6. Evaluaasi
pencegahan
hipotermi
7. Anjurkan ibu
untuk tetap
4. Mengevaluasi pada ibu
tentang mobilisasi dini .
5. Mengevaluasi ibu tentang
pemberian asi awal .
6. Mengevaluasi pencegahan
hipotermi
7. Menganjurkan ibu untuk
tetap memnuhi kebutuhan
4.Ibu telah mampu
miring kiri dan kanan
dan berjalan kekamar
mandi secara
perlahan.
5.Ibu telah menyusui
bayinya 3 kali selama
6 jam dan bayi telah
mendapatkan cairan
yang pertama kali
keluar yaitu
kolostrum
mengandung kadar
protein yang tinggi
dan zat antibodi
sehingga mampu
melindungi tubuh
bayi dari berbagai
infeksi s/d 6 bulan.
6.Bayi dalam keadaan
baik dan telah
dibedong dengan
menggunakan
pakaian yang kering.
7.Ibu mengerti tentang
kebutuhan nutrisi, dan
59
memenuhi
kebutuhan nutrisi
8. Jelaskan pada ibu
tentang kebutuhan
istirahat
9. Ajarkan pada ibu
tentang personal
nutrisi selama masa nifas
ini, makanan yang
dikonsumsi ibu haruslah
makanan yang memiliki
nilai gizi tinggi seperti
karbohidrat pada nasi
jagung dan kentang, protein
pada tahu, tempe, telor
,ikan ,daging, vitamin pada
buah dan sayur serta
mineral , agar kondisi ibu
cepat pulih
8. Menjelaskan pada ibu
tentang kebutuhan istirahat
pada Ibu nifas yaitu
memerlukan istirahat yang
cukup, sekitar 8 jam pada
malam hari dan 1 jam pada
siang hari untuk
memberitahu ibu apabila
kurang istirahat dapat
menyebabkan produksi ASI
berkurang,proses involusi
berjalan lambat sehingga
dapat menyebabkan
perdarahan.
9. Mengajarkan pada ibu
tentang cara personal
ibu sudah makan nasi,
tempe, tahu dan sop,
8.Ibu bersedia untuk
istirahat, dan ibu
sudah istirahat 15
menit
9.Ibu mengerti tentang
cara personal hygiene
60
hygiene hygiene yaitu :
a. Anjurkan kebersihan
seluruh tubuh
terutama perineum.
b. Ajarkan ibu
bagaimana
membersihkan daerah
kelamin dengan sabun
dan air bersih
.pastikan bahwa ia
mengerti untuk
membersihkan daerah
sekitar vulva terlebih
dahulu dari depan ke
belakang,baru
kemudian dibersihkan
daearah anus.
c. Sarankan ibu untuk
mengganti pembalut
atau kain pembalut
setidaknya 2 kali
sehari.
d. Sarankan ibu untuk
mencuci tangan
dengan sabun dan
air,sebelum dan
sesudah
membersihkan daerah
kelaminnya.
e. Jika ibu mempunyai
luka episiotomi atau
laserasi sarankan
yang baik, dan ibu
sudah mandi dan
keramas.
.
61
10. Anjurkan ibu
untuk datang
kembali setelah 1
minggu
persalinan
kepada ibu untuk
menghindari
menyentuh daerah
tersebut.
10. Menganjurkan ibu untuk
datang kembali pada
tanggal 14 mei 2015
10. Ibu bersedia datang
kembali pada
tanggal 14 mei 2015
62
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Terhadap Ny. R umur 22
tahun P1A0 6 Jam pertama post partum didapatkan hasil sebagai berikut :
4.1 Pengkajian
Pada pengkajian dilakukan untuk mengumpulkan data dasar tentang keadaan
pasien. Pada kasus ini penulis melakukan pengkajian pada ibu nifas Data
Subjektif yaitu : Ny. R umur 22 tahun P1A0 6 jam pertama post partum
didapatkan hasil :
A. Nama
2. Menurut tinjauan teori
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar
tidak keliru dalam memberikan penanganan.(Ambarwati,2009; h 131)
3. Menurut tinjauan kasus
Setelah dilakukan pengkajian, ibu bernama Ny. R
4. Pembahasan
Tidak ada kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus, karena nama
pasien dikaji agar tidak keliru dalam memberikan penanganan.
B. Umur
1. Tinjauan teori
Dikaji untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun,
alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum
63
siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi
perdarahan dalam masa nifas.
2. Tinjauan kasus
Setelah dilakukan pengkajian, Ny. R saat ibu berusia 22 tahun.
3. Pembahasan
Tidak terjadi kesenjangan karna Ny. R berusia 22 tahun hal ini
sejalan dengan teori dimana usia yang rentan terjadi resiko yaitu
pada usia kurang dari 20 tahun dan usia lebih dari 35 tahun.
(Ambarwati, 2009; h. 131)
C. Agama
1. Tinjauan Teori
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing
atau mengarahkan pasien dalam berdoa.
(Ambarwati, 2009; h. 132)
2. Tinjauan Kasus
Agama Ny. R Islam.
3. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ada
kesenjangan karena penulis melihat Ny. R menyebut asma Allah
dan berdoa pada saat proses melahirkan.
64
D. Suku/bangsa
1. Tinjauan Teori
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-
hari.(Ambarwati,2009 h.132)
2. Tinjauan Kasus
Suku ibu jawa dan ibu berkebangsaan Indonesia
3. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus terdapat
kesenjangan karna di dalam keluarga menganut kepercayaan yang
berhubungan dengan adat istiadat yaitu tidak boleh
mengkonsumsi telur setelah melahirkan di dalam keluargannya.
E. Pendidikan
1. Tinjauan teori
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui
sejauh mana tingkat intelektual klien, sehingga bidan dapat
memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya.
(Ambarwati, 2009; h.132)
2. Tinjauan kasus
Setelah dilakukan pengkajian, Ny. R pendidikan terakhir nya
yaitu SMA
3. Pembahasan
Pada tinjauan kasus dan teori tidak ada kesenjangan karena
tingkat pendidikan ibu adalah tingkat SMA, maka dalam
65
memberikan konseling pada klien gunakan bahasa yang baik dan
mudah dimengerti seingga klien dapat mengerti dan mampu
melaksanakan konseling yang telah diberikan.
F. Pekerjaan
1. Tinjauan Teori
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial
ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien
tersebut. (Ambarwati, 2009 h.132)
2. Tinjauan Kasus
Ny. R karyawan swsta
3. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terjadi
kesenjangan karena Ny. R pekerjaannya sebagai karyawan swasta
ia juga melakukan pekerjaan rumah tangganya seperti menyapu,
memasak, dan lain-lain. Meskipun Ny. R hanya bekerja sebagai
ibu karyawan swasta namun pemenuhan nutrisi dan kebutuhan
sehari-hari Ny. R terpenuhi di karenakan di dukung oleh
penghasilan suami N`y. R.
G. Alamat.
1. Tinjauan teori
Dikaji untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan
(Ambarwati, 2009; h. 132)
66
2. Tinjauan kasus
Ny. R beralamatkan Jl. Mahoni 1 Way Halim Permai Gg.Batam
(pekor) Bandar Lampung.
3. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjaun kasus tidak terjadi
kesenjangan karena setelah dilakukan pengkajian Ny. R
beralamatkan Jl. Mahoni 1 Way Halim Permai Gg. Batam (pekor)
Bandar Lampung. Menurut Ambarwati alamat dikaji untuk
mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan. Sehingga tidak
ada kesenjangan antara teori dan kasus.
H. Keluhan Utama
1. Menurut tinjauan teori
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan
masa nifas, misalnya pasien merasa mules, sakit pada jalan lahir
karena adanya jahitan pada perineum (Ambarwati,2009; h.132).
2. Menurut tinjauan kasus
Ny. R mengeluh terasa mulas pada perutnya.
3. Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan antara tinjaun teori dan tinjauan kasus
karena Ny. R mengalami suatu hal yang fisiologis yaitu mulas
pada perutnya.
67
I. Riwayat Kesehatan
1. Tinjauan Teori
Data-data ini di perlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
penyakit yang di derita pada saat ini yang ada hubungannya
dengan masa nifas dan bayinya. (Ambarwati, 2009; h.133)
2. Tinjauan Kasus
Ny. R tidak memiliki riwayat penyakit penyulit baik penyakit
keturunan seperti diabetes, hipertensi, jantung dan asma. Ataupun
penyakit menular seperti hepatitis, PMS/HIV AIDS.Di keluarga ibu
juga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menular ataupun
keturunan.
3. Pembahasan
Berdasarkan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan
karena Ny. R tidak memiliki riwayat penyakit baik dari ibu maupun
dari keluarga.
J. Riwayat obstetric
1. Tinjauan Teori
Dari data yang bidan peroleh, bidan akan mempunyai gambaran
tentang keadaan dasar dari organ reproduksinya.
(Sulistyawati, 2009;h.112).
2. Tinjauan Kasus
Ny. R mengatakan HPHT pada tanggal 01 Agustus 2014.
68
3. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dengan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan.
K. Riwayat Persalinan sekarang
1. Tinjauan Teori
Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin anak, keadaan
bayi meliputi PB, BB, penolong persalinan. Hal ini perlu dikaji
untuk mengetahui apakah proses persalinan mengalami kelainan
atau tidak yang biasa berpangaruh pada masa nifas saat ini
(Ambarwati,2009; h.134)
2. Tinjauan kasus
Dalam riwayat obstetri Ny. R pada persalinan sekarang Ny.R
melahirkan pada tanggal 08 Mei 2015. Jenis persalinan spontan,
jenis kelamin anak perempuan dengan Berat badan 3400 gram,
panjang badan 50 cm dan ditolong oleh bidan
3. Pembahasan
Dalam hal ini tidak di temukan kesenjangan antara teori dan kasus
karena Ny. R melahirkan secara spontan pervaginam, dan proses
persalinan tidak mengalami kelainan yang berpengaruh pada
masa nifas saat ini.
69
L. Riwayat KB
1. Tinjauan Teori
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan
kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama
menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah masa nifas ini
dan beralih ke kontrasepsi apa. (Ambarwati, 2009; h. 134).
2. Tinjauan Kasus
Ny. R belum pernah menggunakan KB.
3. Pembahasan
Hasil pembahasan didapatkan tidak terdapat kesenjangan karna
Ny. R belum menggunakan KB.
M. Pola kebutuhan sehari-hari
a) Nutrisi
1. Tinjauan Teori
Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, gizi seimbang,
terutama kebutuhan protein dan karbohidrat. Gizi pada ibu
menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang
sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi.
(Dewi dkk, 2011;h.71)
2. Tinjauan Kasus
Ibu baru makan 1 kali dari setelah melahirkan, dengan menu
nasi, sayur soup, lauk pauk 1 potong ayam dan 1 potong tempe
serta air putih
70
3. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori terdapat
kesenjangan karena Ny. R mempunyai pantangan untuk tidak
boleh mengkonsumsi telur setelah melahirkan karena keluarga
beranggapan bahwa nanti pada luka akan berbau amis, tidak
dapat, dan ibu hanya menghabiskan ½ porsi makanannya saja.
Sehingga asupan nurtisi yang diperoleh ibu menjadi berkurang.
b) Ambulasi Dini
1. Tinjauan teori
Ambulasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin
membimbing pasien keluar dari tempat tidurnya dan
membimbingnya untuk berjalan. (Sulistyawati, 2009;h.100)
2. Tinjauan kasus
Selama nifas ibu hanya melakukan aktivitas di tempat tidur saja.
3. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori terdapat
kesenjangan karena Ny. R setelah melahirkan hanya berbaring
di tempat tidurnya saja.
c) Eliminasi
Defekasi
1. Tinjauan Teori
Defekasi (buang air besar) harus ada dalam 3 hari post
partum.
71
2. Tinjauan Kasus
Ibu belum BAB karna ibu baru saja 6 jam post partum.
3. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ada
kesenjangan karena ibu dalam keadaan fisiologis dimana ibu
dalam keadaan 6 jam post partum berdasarkan teori normal
ibu nifas mengalami defekasi pada hari ke 3 setelah
persalinan.
Miksi
1. Tinjauan Teori
Miksi disebut normal apabila dapat BAK spontan setiap 3-4
jam (Dewi, dkk 2011; h. 73).
2. Tinjauan Kasus
Ny. S sudah BAK 3 jam setelah persalinan dengan warna
jernih dan bau khas urin.
3. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena Ny. R telah BAK setelah 3 jam
postpatum.
d) Pola istirahat
1. Tinjauan Teori
Ibu nifas membutuhkan istirahat dan tidur yang cukup.
Seorang wanita yang dalam masa nifas dan menyusui
72
memerlukan waktu lebih banyak untuk istirahat karena
sedang dalam proses penyembuhan terutama organ reproduksi
dan menyusui bayinya. (Bahiyatun, 2009;h.82)
2. Tinjauan Kasus
Dari setelah melahirkan ibu istirahat di tempat tidur.
3. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori tidak terdapat
kesenjangan karena ibu saat ini dalam keadaan istirahat di
tempat tidur setelah melahirkan.
e) Personal hygiene
1. Tinjauan Teori
Tindakan ini paling sering menggunakan air hangat yang
dialirkan (dapat ditambahkan antiseptik) keatas vulva
perinium setelah berkemih atau defekasi, hindari
penyemprotan langsung. (Bahiyatun, 2009;h.77)
2. Tinjauan Kasus
Ibu setelah BAK membersihkan bagian vaginanya dengan
menggunakan air hangat.
3. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena Ny. R selalu menjaga kebersihan diri nya
dengan baik.
73
DATA OBJEKTIF
A. Pemeriksaan umum
1. Tinjauan Teori
a. Keadaan umum
Untuk mengetahui data ini, bidan perlu mengamati keadaan
pasien secara keseluruhan, hasil pengamatan akan bidan
laporkan dengan kriterianya (Sulistyawati, dkk 2009; h.121)
b. Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien,kita
dapat melakukan pengkajian derajat kesadaran pasien dari
keadaan compos mentis sampai dengan koma.
(Sulistyawati, dkk. 2010; h. 226)
4. Tinjauan Kasus
Keadaan umum : Baik
Keadaan emosional : Stabil
Kesadaran : Compos mentis
5. Pembahasan
Tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus
karna keadaan, dan kesadaran ibu dalam keadaan baik.
a. Tanda-tanda vital
1) Tekanan Darah
a) Tinjauan teori
74
Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi
post patrum, tetapi keadaan ini akan menghilang
dengan sendirinya apabila tidak ada penyakit lain
yang menyertainnya dalam 2 bulan pengobatan
(Ambarwati, 2009.h;139).
b) Tinjauan kasus
Tekanan darah : 110/70 mmHg
c) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak
terdapat kesenjangan karna pada tekanan darah ibu
tidak mengalami peningkatan atau penurunan tekanan
darah.
2) Nadi
a) Tinjauan teori
Berkisar antara 60-80x/menit denyut nadi di atas
100x/menit pada masa nifas adalah mengindikasikan
adanya suatu infeksi, hal ini salah satunya bisa di
akibatkan oleh proses persalinan sulit atau karena
kehilangan darah yang berlebih. (Ambarwati,2009;
h.138)
b) Tinjauan kasus
Nadi : 80 x/menit
75
c) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak
terdapat kesenjangan karena Ny. R nadi dalam keadaan
normal
3) Pernafasan
a) Tinjauan teori
Pernafasan harus berada dalam rentang yang normal,
yaitu sekitar 20-30 x/menit. (Ambarwati,2009; h.139)
b) Tinjauan kasus
Pernapasan: 24 x/menit.
c) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak
terdapat kesenjangan karna Ny. R nadi dalam keadaan
normal.
4) Suhu
a) Tinjauan teori
Peningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam pertama
pada masa nifas pada umumnya di sebabkan oleh
dehidrasi, yang disebabkan oleh keluarnya cairan pada
waktu melahirkan, selain itu bisa juga di sebabkan
karena istirahat dan tidur yang di perpanjang selama
awal persalinan. (Ambarwati, 2009; h. 138)
76
b) Tinjauan kasus
Suhu : 36,5 ºc
c) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak
terdapat kesenjangan karna perubahan yang terjadi
merupakan hal yang fisiologis yang terjadi pada masa
nifas.
B. Pemeriksaan fisik
1. Payudara
a. Tinjauan Teori
Selama kehamilan hormon prolaktin dari plasenta meningkat
tetapi ASI belum keluar karena pengaruh hormon estrogen
yang masi tinggi. kadar estrogen dan progestron akan
menurun pada saat hari kedua atau ketiga pasca persalinan.
Sehingga terjadi sekresi ASI
(Damayanti, dkk. 2009; h. 7)
b. Tinjauan Kasus
Bentuk payudara Ny. R simetris kiri dan kanan, tidak terdapat
benjolan, pembesaran normal dan pengeluaran kolostrum.
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori terdapat
kesenjangan karena pada payudara belum mengeluarkan ASI,
namun masih mengeluarkan kolostrum.
77
2. Abdomen
a. Tinjauan Teori
Selama masa kehamilan kulit abdomen akan melebar,
melonggar dan mengendur selama berbulan-bulan
(Damayanti, dkk. 2009; h. 62)
b. Tinjauan Kasus
Pembesaran : Normal
Konsistensi : Keras
Kandung Kemih : Kosong
Uterus : Tinggi Fundus uteri 2 jari di bawah pusat
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena TFU Ny. R teraba 2 jari di bawah pusat
pada 6 jam setelah persalinan.
3. Anogenital
a. Tinjauan Teori
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta meregang yang
sangat besar selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa
hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap
dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina,
kembali pada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina
secara berangsur-angsur akan muncul kembali (Sulistyawati,
2009.h;77)
78
Pada masa nifas biasanya terdapat luka-luka jalan lahir. Luka
pada vagina umumnya tidak seberapa luas dan akan
sembuhdengan sendirinya, kecuali terdapat infeksi.
(Sulistyawati, 2009.h; 78)
b. Tinjauan Kasus
Vulva : Bersih
Perineum :Tidak ada robekan perinieum
Pengeluaran Pervaginam : Lochea rubra
c. Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan
kasus karena pengeluaran lochea normal pada 6 jam post
partum.
4.2 Interpretasi Data
1. Diagnosa Kebidanan
a. Tinjauan Teori
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnose, masalah
dan kebutuhan berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data
yang telah dikumpulkan.
Langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa
potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah
diidentifikasi (Damayanti, dkk 2011; h 112)
79
b. Tinjauan Kasus
Didapatka diagnosa pada Ny. R umur 22 tahun P1A0 post partum 6-
8 jam.
c. Pembahasanan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena antara teori dan kasus sama dimana diagnosa
ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian dan data – data ibu.
2. Masalah
a. Tinjauan teori
Permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien. Data dasar
meliputi:
i. Data subjektif
Data yang di dapat dari hasil anamnesa pasien.
ii. Data Objektif
Data yang didapat dari hasil pemeriksaan.
(Ambarwati,2008;h.142).
b. Tinjauan kasus
Selama 6 jam post partum Ny. R mengeluh perutnya masih mulas.
c. Pembahasan
Tidak ada kesenjangan antara kasus dan teori karena terjadi kontraksi
uterus yang meningkat setelah bayi lahir sehingga ibu merasa mulas
pada perutnya. Dalam masa nifas, uterus akan berangsur-angsur pulih
80
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan uterus ini dalam
keseluruhnnya disebut involusi. ( Rukiyah, dkk. 2011; h. 54)
3. Kebutuhan
a. Tinjauan teori
Pada pelaksanaanya, bidan kadang dihadapkan pada beberapa situasi
yang darurat, yang menuntut b idan harus segera melakukan tindakan
penyelamatan terhadap pasien.
(Sulistyawati, dkk. 2009; h. 132).
b. Tinjauan kasus
Ny. R umur 22 tahun P1A0 6 jam post partum normal diberi penjelasan
tentang kondisi ibu saat ini dan pemantauan perdarahan serta
penjelasan rasa mulas yang dialami ibu.
c. Pembahasan
Tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena
peneliti melakukan penanganan yaitu dengan pemberian konseling
tentang kondisi ibu saat ini dan pemantauan perdarahan serta
penjelasan rasa mulas yang dialami ibu, Dalam bagian ini bidan
menentukan kebutuhan pasien berdasarkan keadaan dan masalahnya.
4.3 Diagnosa potensial
a. Tinjauan teori
Langkah ini membutuhkan antisipasi dan bila memungkinkan akan
dilakukan pencegahan. Sambil mengamati pasien, bidan diharapkan
81
dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial benar-benar
tejadi. (Sulistyawati, 2009.h;130).
b. Tinjauan Kasus
Berdasarkan masalah atau diagnosis, tidak ada masalah potensial.
c. Pembahasan
Dalam kasus ini tidak ada data yang menunjang perlunya antisipasi
masalah potensial karena ibu tidak mempunyai masalah. Hal ini tidak
ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus.
4.4 Tindakan Segera
a. Tinjauan Teori
Mengidentifikasi perlunya penanganan segera oleh bidan atau dokter
atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota
TIM kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
(Rukiyah, 2011; h.110)
b. Tinjauan Kasus
Tidak ada tindakan segera yang dilakukan pada pasien karena tidak
ada keadaan patologis yang memerlukan penanganan segera. Hal ini
tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus.
c. Pembahasan
Tidak ada tindakan segera yang dilakukan pada pasien.karena tidak
ada keadaan patologis yang memerlukan penanganan segera.
82
4.5 Perencanaan
a. Tinjauan Teori
Langkah-langkah ini ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya yang
merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi
atau diantisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi
apa yang sudah dilihat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang
berkaitan, tetapi juga berkaitan dengan kerangka pedoman antisipasi bagi
wanita tersebut yaitu apa yang akan terjadi berikutnya.
(Ambarwati, 2009; h.143).
Asuhan yang di berikan pada 6-8 Jam post partum :
7. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
8. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
mengenai bagaimana cara mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri.
9. Pemberian ASI awal.
10. Melakukan hubungan antara ibu dengan bayi yang baru lahir.
11. Menjaga bayi agar tetap sehat dengan cara mencegah hypotermi.
12. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu
dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai
ibu dan bayi dalam keadaan stabil
83
b. Tinjauan kasus
Asuhan kebidanan yang diberikan terhadap Ny. R adalah :
1. Beritahu kondisi ibu saat in
2. Jelaskan tentang keluhan yang dialami
3. Anjurkan ibu untuk mobilisasi
4. Ajarkan pada ibu atau salah satu keluarga mencegah perdarahan
karena atonia uteri
5. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI sedini mungkin
6. Lakukan rawat gabung ibu dan bayi
7. Anjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi
8. Beritahu ibu untuk banyak beristirahat
9. Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene
c. Pembahasan
Menurut penulis tidak terjadi kesenjangan antara teori dan kasus karena
penulis memberikan asuhan sesuai dengan tinjauan teori yang memberikan
kebutuhan pasien yang berisikan tentang asuhan yang diberikan pada 6-8 jam
post partum.
4.6 Implementasi
a. Tinjauan Teori
Langkaah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan penyuluhan pada
klien dan keluarga.Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan
secara efisien dan aman. (Ambarwati, 2009; h. 145)
1. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
84
2. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
mengenai bagaimana cara mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri.
3. Pemberian ASI awal.
4. Melakukan hubungan antara ibu dengan bayi yang baru lahir.
5. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan
ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau
sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil
b. Tinjauan kasus
1. Memberitahu kondisi ibu saat ini dalam keadaan baik berdasarkan
hasil pemeriksaan fisik ibu secara head to toe, pemeriksaan
keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu.
2. Memberi penjelasan kepada ibu bahwa rasa mulas yang dialami ibu
saat ini adalah normal, karena proses pulihnya rahim seperti
sebelum hamil.
3. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi seperti miring kiri, miring
kanan, duduk, kemnudian berjalan ke kamar madi secara perlahan
lahan
4. Mengajarkan ibu atau salah satu keluarga untuk mencegah
perdarahan karena atonia uteri dengan cara memasase perut ibu
menggunakan telapak tangan dengan meletakkan di perut ibu dan
sedikit ditekan dan diputar agar tidak terjadi perdarahan dan
ajarkan ibu untuk merangsang putting atau menyusui bayinya agar
85
kontraksi uterus berjalan dengan baik yang diakibatkan oleh
hormone oksitosin sehingga dapat mencegah perdarahan karena
atonia uteri.
5. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI sedini mungkin, dengan
cara menyusi bayi segera setelah lahir, agar bayi mendapat ikatan
batin antara ibu dan bayi dan memperbaiki kontraksi uterus ibu
agar proses involusi uterus berjalan dengan baik serta merangsang
proses pengeluaran ASI menjadi lancer
6. Melakukan rawat gabung antara ibu dan bayi, yaitu menempatkan bayi
dan ibu dalam satu ruangan agar hubungan ibu dan bayi lebih dekat dan
ibu dapat memberikan ASI secara dini dan sesering mungkin.
7. Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi ibu
selama masa nifas ini, kebutuhan kalori selama menyusui rata-rata
kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu dengan nutrisi baik
70kal/100ml dan kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk tiap
100ml yang dihasilkan. Protein yang diperlukan 20 gr protein
diatas kebutuhan normal ketika menyusui, protein hewani antara
lain: telur, daging, ikan, udang, kerang, susu, dan keju dan protein
nabati banyak terkandung dalam tahu, tempe, kacang-kacangan,
asupan cairan ibu menyusui dianjurkan minum 2-3 liter per hari
dalm bentuk air putih, susu dan jus buah, pil zat besi (Fe) diminum
untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin,
86
minum kapsul vitamin A (200.000 unit) sebanyak 2 kali yaitu pada
1 jam setelah melahirkan dan 24 jam setelahnya
8. Menganjurkan ibu untuk beristirahat cukup, mencegah kelelahan
yang berlebihan. Sarankan ia untuk kembali ke kegiatan-kegiatan
rumah tangga biasa perlaha-lahan serta untuk tidur siang atau
istirahat selagi bayi tidur.
9. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan alat genetalianya
dengan menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan
air sebelum menyentuh daerah kelamin cara membasuh alat
kelamin setelah BAK/BAB dari depan ke belakang, setelah itu
keringkan menggunakan tisssu/kain yang bersih dan kering,
mengganti celana dalam apabila lembab atau basah atau ketika ibu
sudah merasa tidak nyaman. Dan Menyarankanibu mengganti
pembalut setiap kali mandi, BAB/BAK, paling tidak dalam waktu
3-4 jam supaya ganti pembalut atau mengganti pembalut bila terasa
penuh.
c. Pembahasan
Menurut penulis tidak terjadi terjadi kesenjangan antara teori dan kasus
karena penulis memberikan asuhan 6 jam postpartum dengan
menambahkan asuhan selain dari asuhan 6 jam post partum yang diberikan
kepada Ny. S seperti menganjurkan ibu untuk mobilisasi agar melancarkan
pengeluaran lochea, dan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi dikarenakan
pada masa nifas ibu sangat dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan
87
nutrisinya agar dapat mempercepat penyembuhan ibu dan sangat
mempengaruhi susunan air susu ibu sedangkan pada menganjurkan pasien
untuk tetap menjaga personal hygiene agar tidak terjadi masalah dalam
personal hyginenya dimana pada masa ini keadaan vagina yang masih
mengeluarkan lochea.
4.7 Evaluasi
b. Tinjauan Teori
Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan yang bidan berikan
kepada pasien, bidan mengacu pada beberapa pertimbangan
(Sulistyawati, 2009.h;146)
c. Tinjauan Kasus
1. Ibu sudah mengerti tentang kondisinya saat in, yaitu TD:110/70mmhg
N:80x/menit. R: 24x/menit S:36,5°c ASI pengeluaran : Colustrum ,TFU :
2 jari dibawah pusat , Pengeluaran : Locha rubra.
2. Ibu sudah mengerti tentang keluhan yang dialami saat ini.
3. Ibu memahami untuk melakukan mobilisasi agar ibu terasa lebih rileks.
4. Keluarga ibu telah melakukan masase uterus ibu, dan mengerti
bagaimana cara memasase pada perut ibu, serta ibu segera menyusui
bayinya dan hasil kontraksi uterus ibu baik
5. Ibu bersedia menyusui bayinya sedini mungkin.
6. Ibu dan bayi berada dalam satu ruangan yang sama
7. Ibu akan memenuhi kebutuhan nutrisinya
8. Ibu akan banyak beristirahat
88
9. Ibu mengerti cara menjaga kebersihan alat genetalianya dan bersedia
melakukannya.
d. Pembahasan
Tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus karena semua
perencanaan dan pelaksanaan telah di lakukan dengan baik dan keadaan
ibu dalam keadan sehat.
89
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penulis mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap
Ny.R umur 22 tahun P1A0 6-8 jam post partum dengan menggunakan
metode langkah varney diantaranya :
5.1.1 Penulis mampu melaksanakan pengkajian Asuhan kebidanan pada
ibu nifas terhadap Ny.R umur 22 tahun P1A0 6-8 jam post partum
di BPS Sulistyani, S.ST Bandar Lampung.
5.1.2 Penulis mampu menginterprestasikan data yang ada sehingga
mampu menyusun diagnosa kebidanan yakni Ny.R umur 22 tahun
P1A0 post partum 6-8 jam, masalah pada ibu tidak ada dan
kebutuhan yang diberikan pada ibu yaitu penjelasan tentang
kondisi ibu serta melakukan pemantauan agar tidak terjadi
perdarahan 6-8 jam post partum pada ibu nifas normal khususya
pada Ny.R umur 22 Tahun P1A0 di BPS Sulistyani, S.ST Bandar
Lampung.
5.1.3 Penulis mampu melaksanakan identifikasi diagnose/masalah
potensial Asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap Ny.R umur 22
tahun P1A0 6-8 Jam Post Partum di BPS Sulistyani, S.ST Bandar
Lampung
90
5.1.4 Penulis mampu melaksanakan tindakan segera/kolaborasi Asuhan
kebidanan pada ibu nifas terhadap Ny.R umur 22 tahun 6-8 Jam
Post Partum di BPS Sulistyani, S.ST Bandar Lampung
5.1.5 Penulis mampu merencanakan tindakan Asuhan kebidanan pada
ibu nifas terhadap Ny.R umur 22 tahun 6-8 Jam Post Partum di
BPS Sulistyani, S.ST Bandar Lampung
5.1.6 Penulis mampu melaksanakan Asuhan kebidanan pada ibu nifas
terhadap Ny.R umur 22 tahun 6-8 Jam Post Partum di BPS
Sulistyani, S.ST Bandar Lampung
5.1.7 Penulis mampu mengevaluasi Asuhan kebidanan pada ibu nifas
dengan hasil ibu dalam keadaan sehat, rasa mulas pada perut ibu
tidak dirasakan lagi dan tidak ada penyulit yang berhubungan
dengan masa nifas terhadap Ny.R umur 22 tahun 6-8 Jam Post
Partum di BPS Sulistyani, S.ST Bandar Lampung
5.2 Saran
Saran yang penulis berikan ditujukan untuk tenaga kesehatan khususnya
bidan serta untuk ibu nifas :
5.2.1 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan dokumentasi dan bahan perbandingan untuk studi
kasus selanjutnya.
5.2.2 Bagi Lahan Praktek
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagian bahan masukan bagi
tempat praktek terutama bagi bidan serta tenaga kesehatan yang
91
berada di masyarakat untuk melakukan tindakan promotif seperti
penyuluhan dan memberikan pendidikan kesehatan atau KIE.
5.2.3 Bagi Peneliti
Menjadi sarana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang
telah didapat serta mendapatkan pengalaman nyata dalam
penanganan kasus yang sering terjadi di masyarakat
5.2.4 Bagi Masyarakat
Dapat di jadikan masukan pada masyarakat khususnya Ny.R agar
lebih mengerti tentang perawatan ibu selama masa nifas yang
fungsinya untuk mendeteksi secara dini agar tidak terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan yang berhubungan dengan masa nifas.
92
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Envy retna. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Mitra
Cendika offset
Maryunani, Anik.2009.Asuhan pada ibu dalam masa Nifas.Jakarta: Trans Info
Media
Nanny, Vivian Lia Dewi., & Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kebidanan pada ibu
Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Notoatmodjo, 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Rukiyah, Aiyeyeh. Et all. 2011. Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta: Trans Info
Media
Rahmawati, Anita. 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya
Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Sulistyawati, Ari., & Esti Nugraha. 2010. Asuhan Kebidanan pada ibu Bersalin.
Jakarta: Salemba Medika
Sulistyawati, Ari.2009. Buku Ajar Asuhan kebidanan Pada Ibu Nifas Jogyakarta:
CV Andi Offset
Tambunan, Eviana S., & Kasim, Deswani. 2011. Panduan Pemeriksaan Fisik
Bagi Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Yanti, Damai., & Dian Sundawati. 2011. Asuhan Kebidanan Masa Nifas.
Bandung: Refika Aditama
http:// www.Profil Dinkes Provinsi Lampung Tahun 2012
Diunduh Tanggal 09.05.2015 pukul 13:15 Wib

More Related Content

What's hot (16)

Kti ayu safitri
Kti ayu safitriKti ayu safitri
Kti ayu safitri
 
Kti desty hery dyana
Kti desty hery dyanaKti desty hery dyana
Kti desty hery dyana
 
Kti mayasari
Kti mayasariKti mayasari
Kti mayasari
 
Kti hesti kirana
Kti hesti kiranaKti hesti kirana
Kti hesti kirana
 
KTI LINDA AGUSTINA
KTI LINDA AGUSTINAKTI LINDA AGUSTINA
KTI LINDA AGUSTINA
 
Kti linda wati
Kti linda watiKti linda wati
Kti linda wati
 
Kti popy
Kti popyKti popy
Kti popy
 
Kti
KtiKti
Kti
 
Kti mitra tanjung
Kti mitra tanjungKti mitra tanjung
Kti mitra tanjung
 
Kti fertika
Kti fertikaKti fertika
Kti fertika
 
Kti geta anggawa
Kti  geta anggawaKti  geta anggawa
Kti geta anggawa
 
Kti irma yulistiani
Kti irma yulistianiKti irma yulistiani
Kti irma yulistiani
 
Kti tia desta andriani
Kti tia desta andrianiKti tia desta andriani
Kti tia desta andriani
 
Kti eva seno safitri
Kti eva seno safitriKti eva seno safitri
Kti eva seno safitri
 
Anshella citra angelita
Anshella citra angelitaAnshella citra angelita
Anshella citra angelita
 
Kti
KtiKti
Kti
 

Similar to JUDUL (20)

Kti tri wahyuni
Kti tri wahyuniKti tri wahyuni
Kti tri wahyuni
 
Kti tri wahyuni
Kti tri wahyuniKti tri wahyuni
Kti tri wahyuni
 
Kti tri wahyuni
Kti tri wahyuniKti tri wahyuni
Kti tri wahyuni
 
Kti ni made rika
Kti ni made rikaKti ni made rika
Kti ni made rika
 
Kti bella citra andara
Kti bella citra andaraKti bella citra andara
Kti bella citra andara
 
Kti wayan seli novela
Kti wayan seli novelaKti wayan seli novela
Kti wayan seli novela
 
Kti arinda risky wulandari
Kti arinda risky wulandariKti arinda risky wulandari
Kti arinda risky wulandari
 
Kti rukmaini
Kti rukmainiKti rukmaini
Kti rukmaini
 
Kti rukmaini
Kti rukmainiKti rukmaini
Kti rukmaini
 
Kti rukmaini
Kti rukmainiKti rukmaini
Kti rukmaini
 
Kti vidia setyowati
Kti vidia setyowatiKti vidia setyowati
Kti vidia setyowati
 
Kti risa yulia listyani
Kti risa yulia listyaniKti risa yulia listyani
Kti risa yulia listyani
 
Kti rika agustina
Kti rika agustinaKti rika agustina
Kti rika agustina
 
Kti habibah
Kti habibahKti habibah
Kti habibah
 
Asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap ny
Asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap nyAsuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap ny
Asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap ny
 
Kti irma yulistiani
Kti irma yulistianiKti irma yulistiani
Kti irma yulistiani
 
Kti iif sarifah
Kti iif sarifahKti iif sarifah
Kti iif sarifah
 
Kti febrina diah ramadhani
Kti febrina diah ramadhaniKti febrina diah ramadhani
Kti febrina diah ramadhani
 
Kti yenni kurniati
Kti yenni kurniatiKti yenni kurniati
Kti yenni kurniati
 
Kti yesi kartika
Kti yesi kartikaKti yesi kartika
Kti yesi kartika
 

Recently uploaded

aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 

Recently uploaded (20)

aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 

JUDUL

  • 1. 1 ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. R UMUR 22 TAHUN P1A0 6-8 JAM POST PARTUM DI BPS SULISTYANI, S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH Disusun Oleh: NAMA : SATIAWATI NIM : 201207196 AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015
  • 2. 2 ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. R UMUR 22 TAHUN P1A0 6-8 JAM POST PARTUM DI BPS SULISTYANI, S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH Karya Tulis Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Profesi Ahli Madya Kebidanan Pada Prodi DIII Kebidanan Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung Disusun Oleh: NAMA : SATIAWATI NIM : 201207196 AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 i
  • 3. 3 LEMBAR PENGESAHAN Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan Adila pada : Hari : Jum’at Tanggal : 31 Agustus 2015 Penguji I Penguji II AHMAD DAHRO, S.Sos.,MIP Tri Riwayati Ningsih, S.ST NIK. 2006071016 NIK. 11011031 MENGESAHKAN Direktur Akademi Kebidanan ADILA Bandar Lampung dr.Wazni Adila, MPH NIK. 201104100 ii
  • 4. 4 ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. R UMUR 22 TAHUN P1A0 6-8 JAM POST PARTUM DI BPS SULISTYANI, S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 Satiawati, Ahmad Dahro, S.Sos.,MIP, Tri Riwayati Ningsih, S.ST INTISARI Masa nifas ini berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Pada masa ini terjadi perubahan- perubahann fisiologis maupun psikologis, yaitu: perubahan fisik, involusi uterus dan pengeluaran lokhia, laktasi/pengeluaran air susu ibu, perubahan sistem tubuh lainnya dan perubahan psikis, karena pada masa ini ibu yang baru melahirkan mengalami berbagai kejadian yang sangat kompleks baik fisiologis maupun psikologis. AKI yang tinggi menunjukan rawannya derajat kesehatan ibu. Jumlah kasus kematian ibu yang dilaporkan di provinsi lampung sampai dengan bulan desember tahun 2012 sebanyak 178 kasus. Terjadi peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun 2011 yaitu 152 kasus. Faktor medis yang menjadi penyebab kematian ibu pada tahun 2012 di provinsi lampung dari 171.975 ibu bersalin adalah eklamsi 33,15%, perdarahan 22,47%, infeksi 2,25%, penyebab lain 42,13% dari 171.975 ibu bersalin Metode penelitian, menggunakan metode penulisan penelitian deskriptif. Subyek penelitian, Ibu nifas. Tempat penelitian, BPS Sulistyani Bandar Lampung. Hasil penelitian, Penulis mampu melakukan Asuhan Kebidanan Ibu Nifas terhadap Ny.R P1A0 tidak terdapat satu kesenjangan antara teori dan kasus. Saran utama, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui pentingnya asuhahan pada ibu nifas terutama pada 6-8 jam postpartum yang dilakukan oleh petugas kesehatan difasilitas kesehatan. Kata Kunci : Ibu Nifas, 6-8 jam postpartum Kepustakaan : 12 Refrensi (2005-2015) Jumlah Halaman : 94 Halaman iii
  • 5. 5 CURRICULUM VITAE Nama : Satiawati Nim : 201207196 Tempat/Tanggal lahir : Kibang Budi Jaya, 15-06-1994 Nama orang tua : Ayah : Alifia Ibu : Ros Diana Anak ke : 4 dari 4 bersaudara Jenis kelamin : Prempuan Status : Mahasiswa Alamat : Kibang Budi Jaya RT 025 RW 008 Tulang Bawang Barat Institusi : Akademi Kebidanan Adila Angkatan : VII (2013-2015) Biografi : 1. SD N 03 Kibang Budi Jaya TBB Lulus Tahun 2006 2. Mts Kibang Budi Jaya TBB Lulus Tahun 2009 3. SMK Kesehatan Unit II TBB Lulus Tahun 2012 4. Saat ini Penulis Sedang Menyelesaikan Pendidikan di Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung 2015 iv
  • 6. 6 MOTTO Aku bukan orang yang baik Tapi aku mau belajar dari orang yang baik Aku orang biasa Tapi aku berusaha menjadi orang luar biasa By: Setiawat v
  • 7. 7 PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan Study kasus ini, dan dibalik penyelesaian tugas ini tidak lupa penulis memberikan persembahan kepada orang-orang yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk kedua orang tuaku papah Alifia, dan emak Ros Diana yang teramat sangat kusayangi dengan segenap jiwa dan ragaku, yang selama ini telah memberikan dukungan dan doa yang tak henti-hentinya terucap disetiap sujudnya, dan yang selalu menggerakkan hati ini untuk terus berjuang dan tetap kuat untuk meraih cita-cita. Kepada semua dosen dan staf Akbid ADILA terima kasih atas bimbinganya selama ini yang selalu sabar membimbing penulis yang penuh kekurangan hingga terselesaikan tugas akhir ini Untuk mu yang insa allah akan selalu bersama terima kasih atas dukungan dan semangat mu selama 3 tahun ini. Teman-temanku tercinta Akbid ADILA tingkat III angkatan ke7 2012 khususnya kamar PAHLAWAN terima kasih atas dukungan dan waktu yang kalian berikan dan mengajarkan ku banyak hal. Kepada sahabatku Eka wahyuni, Sariyanti, Ade nia dan Rika MY. yang selama 3 tahun ini bersama-sama menjalani kehidupan diasrama dalam suka maupun duka, yang selalu memberikan motivasi, dan bersama berjuang melangkahkan kaki menuju pintu keberhasilan. Almamaterku tercinta Akademi kebidanan ADILA Bandar lampung sebagai tempat penulis menuntut ilmu selama tiga tahun.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimah kasih atas partisipasi dan dukunganya selama penulis menyelesaikan tugas akhir diploma kebidanan ini. vi
  • 8. 8 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidana Pada Ibu Nifas Terhadap Ny. R umur 22 tahun P1A0 6-8 jam post partum normal di BPS Sulistyani, S.ST Bandar Lampung Tahun 2015” Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk melengkapi persyaratan kelulusan pendidikan Diploma III di Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis tidak lepas dari kesalahan dan kesulitan, namun berkat bantuan, bimbingan, dukungan serta arahan dari pembimbing dan pihak lain maka penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik. Untuk itu ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada : 1. Bapak Ahmad Dahro, S.Sos.,MIP. Sebagai pembimbing I dalam penyusunan study kasus ini. 2. Ibu Tri Riwayati Ningsih, S.ST sebagai pembimbing II dalam penyusunan study kasus ini. 3. BPS Sulistyani, S.ST selaku pihak yang telah menyediakan lahan sebagai tempat penelitian dan kepada ibu Sulistyani yang telah membantu dalam membimbing saat penelitian. Ny. R beserta keluarga selaku pasien yang telah membantu dan mau bekerjasama dengan penulis dalam menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Untuk itu melalui kesempatan ini pula penulis mengharapkan saran dan masukan yang membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini Bandar Lampung, Agustus 2015 Penulis vii
  • 9. 9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................iii CURICULUM VITAE................................................................................iv MOTTO ......................................................................................................v PERSEMBAHAN ......................................................................................vi KATA PENGANTAR.................................................................................vii DAFTAR ISI ..............................................................................................viii DAFTAR TABEL ......................................................................................x DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...........................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................3 1.3 Tujuan.........................................................................................4 1.4 Ruang Lingkup ...........................................................................5 1.5 Manfaat Penulisan ......................................................................6 1.6 Metodelogi dan Tehnik Memperoleh Data...................................6 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Tinjauan Teori Medis Nifas.........................................................9 2.2 Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan Menurut Varney....................25 2.3 Landasan Hukum Kewenangan Bidan ........................................39 BAB III TINJAUAN KASUS 3.1 Pengkajian...................................................................................44 3.2 Matriks........................................................................................54 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pengkajian..................................................................................62 4.2 Interpretasi Data .........................................................................78 4.3 Diagnosa potensial......................................................................80 4.4 Tindakan Segera.........................................................................81 4.5 Perencanaan................................................................................82 4.6 Implementasi..............................................................................83 4.7 Evaluasi......................................................................................87 viii
  • 10. 10 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ................................................................................89 5.2 Saran ..........................................................................................90 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix
  • 11. 11 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 : Jadwal Kunjungan Nifas..............................................................13 Tabel 2.2 : Involusi Uterus............................................................................15 Tabel 2.3 : Involusi Uterus............................................................................35 Tabel 3.1 : Matrix .........................................................................................56 x
  • 12. 12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian Lampiran 2 : Surat balesan bidan Lampiran 3 : Lembar Konsul Lampiran 4 : Jadwal penelitian Lampiran 5 : Dokumentasi xi
  • 13. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadan sebelum hamil, masa nifas dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Vivian Nanny Lia Dewi Dan Tri Sunarsih, 2011,h:1). Masa nifas ini berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Pada masa ini terjadi perubahan-perubahann fisiologis maupun psikologis, yaitu: perubahan fisik, involusi uterus dan pengeluaran lokhea, laktasi/pengeluaran air susu ibu, perubahan sistem tubuh lainnya dan perubahan psikis, karena pada masa ini ibu-ibu yang baru melahirkan mengalami berbagai beberapa kejadian yang sangat kompleks baik fisiologis maupun psikologis. Asuhan masa nifas perlu dilaksanakan secara menyeluruh, walaupun pada umumnya ibu yang melahirkan dalam keadaan sehat, tetapi kadang-kadang juga ditemukan adanya masalah, sebagaimana diuraikan dibawah ini. Selama beberapa hari setelah melahirkan, ibu mengalami masa nifas atau masa pemulihan. Banyak hal bisa terjadi dalam masa ini. Yang terutama adalah keluarnya darah nifas atau lokhea, akibat terlepasnya lapisan rahim. Pada mulanya, darah berwarna merah (lokhea rubra) dan ada gumpalan-gumpalan kecil. Dalam beberapa hari kemudian, akan semakin memudar, hingga sekitar
  • 14. 2 hari ke 10 berwarna putih kekuningan, semua itu adalah hal yang normal. Bila darah berbau, ada kemungkinan terjadiya infeksi (Anik Maryunani, 2009.h;2). Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi pasca persalinan. Infeksi alat genetalia merupakan komplikasi masa nifas. Infeksi yang meluas kesaluran urinaria payudara dan pembedahan merupakan penyebab terjadinya AKI tinggi. Gejala umum infeksi dapat dilihat dari suhu pembekakan, takikardi dan malaise. Gejala lokalnya berupa uterus, lembek, kemerahan, rasa nyeri pada payudara, atau adanya disuria (Bahiyatun, 2009). Berdasarkan Word Health Organization (WHO) sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan terjadi di negara berkembang. Rasio kematian ibu di Negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 425 kematian ibu per 100 ribu persalinan hidup. Menurut WHO, 25% selama masa post partum. Faktor langsung penyebab tingginya Angka Kematian Ibu adalah perdarahan (35%), infeksi (25%), gestosis (15-17%), dan lain-lain (5%). (Manuaba,2010;h.29). Berdasarkan SDKI 2012, rata-rata angka kematian ibu (AKI) tercatat mencapai 359 per 100 kelahiran hidup. Rata-rata kematian ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100 kelahiran hidup. Bila dilihat berdasarkan kasus kematian yang ada di Provinsi Lampung tahun 2012 berdasarkan laporan dari kabupaten terlihat bahwa kasus kematian ibu (kematian ibu pada saat hamil, saat melahirkan dan nifas) seluruhnya
  • 15. 3 sebanyak 179 kasus dimana kasus kematian ibu terbesar (59,78%) terjadi pada saat persalinan dan 70,95% terjadi pada usia 20 – 34 tahun. Penyebab kasus kematian ibu di Provinsi lampung tahun 2012 disebabkan oleh perdarahan, eklamsi, infeksi dan lain-lain. Menurut data dari Profil Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung Angka Kematian Ibu (AKI) berdasarkan laporan dari Kabupaten Kota Tahun 2012 sebesar 115,8 per100.000 Kelahiran hidup. (Dian,2014) Angka Kematian Ibu (AKI) berdasarkan laporan dari Kabupaten kota tahun 2012 sebesar 115,8 per 100.000 Kelahiran Hidup, namun angka ini tidak dapat dipergunakan karena angka tidak menggambarkan seluruh kematian ibu yang ada di populasi (data hanya dari fasilitas kesehatan saja). Sehingga tetap mempergunakan data dari hasil survey dalam hal ini SDKI yang dilakukan setiap lima tahun sekali. (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2012) Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada tanggal 30 April 2015 di BPS Martini Bandar Lampung, penulis tertarik untuk memberikan asuhan tentang Asuhan Kebidanan pada ibu Nifas Terhadap Ny. S Umur 24 Tahun P1A0 6 jam post partum di BPS Martini. 1.2 Rumusan Masalah
  • 16. 4 “Bagaimanakah Asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap Ny. S umur 24 tahun P1 A0 6 Jam pertama post partum di BPS Martini Bandar Lampung Tahun 2015?” 1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Tujuan Umum Penulis mampu memberikan Asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap Ny. S Umur 24 Tahun P1A0 6 Jam pertama post partum di BPS. Martini Bandar Lampung Tahun 2015. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Penulis mampu melakukan pengkajian asuhan kebidanan pada kasus ibu nifas 6 jam pertama post partum khususnya pada Ny. S umur 24 Tahun P1A0 di BPS Martini Bandar Lampung Tahun 2015. b. Penulis mampu menginterprestasikan data yang ada sehingga dapat menyusun diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan pada ibu nifas 6 jam pertama post partum khususnya pada Ny. S umur 24 Tahun P1A0 di BPS Martini Bandar Lampung Tahun 2015. c. Penulis mampu menerapkan diagnosa potensial pada ibu nifas 6 jam pertama post partum khususnya pada Ny S umur 24 Tahun P1A0 di BPS Martini Bandar Lampung Tahun 2015.
  • 17. 5 d. Penulis mampu melaksanakan identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera pada asuhan kebidanan ibu nifas 6 jam pertama post partum khususnya pada Ny.S umur 24 Tahun P1A0 di BPS Martini Bandar Lampung Tahun 2015 e. Penulis mampu merencanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas 6 jam pertama post partum khususnya pada Ny.S umur 24 Tahun P1A0 di BPS Martini Bandar Lampung Tahun 2015. f. Penulis mampu melaksanakan Asuhan kebidanan pada ibu nifas 6 jam pertama post partum khususnya pada Ny. S umur 24 Tahun P1A0 di BPS Martini Bandar Lampung Tahun 2015. g. Penulis mampu melaksanakan evaluasi terhadap penanganan kasus ibu nifas 6 jam pertama post partum khususnya pada Ny. S umur 24 Tahun P1A0 di BPS Martini Bandar Lampung Tahun 2015. 1.4 Ruang Lingkup a. Sasaran Sasaran asuhan kebidanan pada ibu nifas 6 jam post partum yaitu Ny. S umur 24 tahun. b. Tempat Dalam studi kasusu ini penulis mengambil kasus di BPS Martini Bandar Lampung c. Waktu Dilaksanakan pada pukul 19.00Wib tanggal 30 April 2015.
  • 18. 6 1.5 Manfaat Penulisan a. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan masukan, pembelajaran dan pengetahuan bagi mahasiswa Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung dalam penatalaksanaan 6 jam post partum. b. Bagi Lahan Praktek Diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan sebagian bahan masukan, pembelajaran bagi tempat praktek terutama bagi bidan, kader serta tenaga kesehatan yang berada di masyarakat untuk melakukan tindakan seperti penyuluhan dan memberikan pendidikan kesehatan. c. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan mengaplikasikan pendididikan bagi mahasiswa bagaimana manajemen asuhan kebidanan pada ibu nifas khususnya tentang penatalaksanaan 6 jam post partum pada ibu nifas. d. Bagi Masyarakat Dapat dijadikan masukan pada masyarakat agar lebih mengerti tentang perawatan ibu selama masa nifas dan dapat mengaplikasikannya.
  • 19. 7 1.6 Metodologi Penelitian dan Teknik Memperoleh Data a. Metodologi Penelitian Dalam penyusunan studi kasus dilakukan secara deskritif yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. 1. Tehnik Memperoleh Data Untuk memperoleh data, tehnik yang digunakan sebagai berikut: a) Data Primer 1) Wawancara Adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana penelitian mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden) lokia 2) Auto Anamnesis Anamnesa yang dilakukan pada pasien langsung, jadi data yang diperoleh adalah data primer karena langsung dari sumbernya. 3) Allo Anannesis Anamnesis yang dilakukan kepada keluarga pasien untuk memperoleh data tentang pasien, hal yang dilakukan pada keadaan darurat ketika pasien tidak memungkinkan lagi untuk memberikan data yang akurat. (Sulistyawati, 2010)
  • 20. 8 4) Pengkajian Fisik Melakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan ibu. 1. Melakukan pemeriksaan awal postpartum 2. Meninjau catatan/record pasien. (Dewi dkk,2013). b) Data Sekunder 1) Study Pustaka Bahan – bahan pustaka merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang latar belakang teoritis dari suatu penelitian. Dari buku, laporan peneletian, majalah ilmiah, jurnal, dan sebagainya diperoleh berbagai informasi. 2) Study Dokumentasi Adalah semua bentuk dokumentasi yang bersumber dari catatan dokter, bidan, maupun sumber lain yang menunjang seperti hasil pemeriksaan diagnostic yang berada dibawah tanggung jawab institusi (Notoatmodjo, 2005).
  • 21. 9 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Tinjauan Teori Medis 2.1.1 Pengertian Nifas Masa Nifas adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu (Rukiyah, dkk. 2011; h.2). Masa Nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukaan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009; h. 4). Masa Nifas adalah dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. (Dewi, dkk. 2011; h.1). Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerpurium adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya. (Rahmawati, dkk 2008; h 1) 2.1.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas 1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis. 2. Mendeteksi masalah, mengobati, dan merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
  • 22. 10 3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, imunisasi, serta perawatan bayi sehari-hari. 4. Memberikan pelayanan KB. 2.1.3 Tahap masa nifas Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut : 1. Immediate postpartum Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. pada masa nifas ini sering terdapat banyak masalah misalnya perdarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu bidan dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lokea, tekanan darah, dan suhu. 2. Periode early postpartum (24 jam -1 minggu) Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan lokia tidak berbau busuk tidak demam ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan serta ibu dapat menyusui dengan baik. 3. Periode late postpartum (1 minggu-5 minggu) Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB. (Saleha,2009;h.5) 2.1.4 Peran dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas Peranan dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas adalah: 1. Medeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
  • 23. 11 2. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman 3. Memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayi 4. Memulai dan mendorong pemberian ASI. (Ambarwati, 2009; h. 3) Table 2.1. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas (Sulistyawati, dkk. 2009; h.6-7) Kunjungan Waktu Tujuan 1 6-8 jam setelah persalinan a) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk bila perdarahan berlanjut. c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga mengena bagaimana cara mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. d) Pemberian ASI awal. e) Melakukan hubungan antara ibu dengan bayi yang baru lahir. f) Menjaga bayi agar tetap sehat dengan cara mencegah hypotermi. g) Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil 2 6 hari setelah persalinan a) Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau. b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal. c) Memastikan ibu mendapatkan cukup makan, cairan dan istirahat. d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperhatikan tanda-tanda penyulit. e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari. 3 2 minggu setelah persalinan Sama seperti di atas. 4 6 minggu setelah persalinan a) Menanyakan pada ibu tentang kesulitan-kesulitan yang ia atau bayinya alami. b) Memberikan konseling untuk KB secara dini.
  • 24. 12 2.1.5 Perubahan-Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas 1. Involusi uterus Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus. (Ambarwati, 2009; h.73) Proses involusi uterus adalah sebagai berikut a. Atrofi jaringan Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus dari uterus setelah pengeluaran plasenta membuat uterus relatif abenia dan menyebabkan serat otot atrofi. b. Autolisis Autolisis merupakam proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam otot uterus. Enzim proteolitik akan memendekkan jarring an otot yang telah mengendur hingga panjangnya 10 kali dari semula dan lebar 5 kali dari semula selama kehamilan atau dapat juga dikatakan sebagai perusakan secara langsung jaringan hipertrofi yang berlebihan. Hal ini disebabkan oleh penurunan hormon estrogen dan progesteron
  • 25. 13 c. Efek oksitosin Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterin sehingga akan menekan pembulh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan. (Ambarwati, 2009; h.74) Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil dan (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil. Tabel 2.2 Involusi Uterus Involusi TFU Berat Uterus (gr) Diameter bekas melekat Plasenta Keadaan Serviks Bayi Lahir Setinggi Pusat 1000 Uri Lahir 2 Jari di bawah Pusat 750 12,5 Lembek Satu minggu Pertengahan pusat- sympisis 500 7,5 Beberapa hari setelah post partum dapat di lalui 2 jari akhir minggu pertama dapat di masuki 1 jari Dua minggu Tak teraba di atas sympisis 350 3-4 Enam minggu Bertabah Kecil 50-60 1-2 Delapan minggu Sebesar normal 30 (Dewi, dkk. 2009; h. 57) 2. Lokhea Dengan adanya involusi uterus, maka lapisan rahim luar dari desidua yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi
  • 26. 14 nekrotik. Desidua yang mati akan keluar bersama dengan sisa cairan. Campuran darah dan desidua tersebut dinamakan lokea, yang biasanya berwarna merah muda atau putih pucat. Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi basal/alkalis yang dapat membuat organisme berkembang cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lokea mengalami perubahan karena proses involusi. Pengeluaran lokea dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya. a. Lokhea rubra/merah Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa post partum. Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi lanugo (rambut bayi), dan mekonium b. Lokhea sanguelenta Lokhea ini berwarna merah kecoklatan dan berlendir, serta berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7 post partum.
  • 27. 15 c. Lokhea serosa Lokhea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum, leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke-7 sampai ke-14. d. Lokhea alba Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati. Lokhea alba ini dapat berlangsung selama 2-6 minggu post partum. (Sulistiyawati, dkk. 2009; h.76) 3. Perubahan pada serviks Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Bentuk servik akan menganga seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi sedangkan servik tidak berkontraksi sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan servik uteri terbentuk semacam cincin. Warna servik merah kehitam- hitaman karena penuh pembuluh darah. 4. Perubahan Pada Vulva, Vagina dan Perinium Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses persalinan dan akan kembali secara bertahap dalam 6-8 minggu postpartum. Penurunan hormon estrogen pada masa postpartum
  • 28. 16 berperan dalam penipisan mukosa vagina dan hilangnya rugae. Rugae akan terlihat kembali pada sekitar minggu ke4. (Ambarwati, 2009; h. 80) Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi pada saat perineum mengalami robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun dilakukan episiotomi dengan indikasi tertentu. Meskipun demikian, latihan otot perineum dapat mengembalikan tonus tersebut dan dapat mengencangkan vagina hingga tingkat tertentu. Hal ini dapat dilakukan pada akhir puerpurium dengan latihan harian (Rukiyah, dkk. 2011 ; h. 62). 5. Tanda- tanda vital a. Suhu badan Peningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam pertama pada masa nifas pada umumnya di sebabkan oleh dehidrasi, yang disebabkan oleh keluarnya cairan pada waktu melahirkan, selain itu bisa juga di sebabkan karena istirahat dan tidur yang di perpanjang selama awal persalinan. (Ambarwati, 2009; h. 138) b. Nadi Berkisar antara 60- 80x/menit denyut nadi di atas 100x/menit pada masa nifas adalah mengindikasikan adanya suatu infeksi, hal ini salah satunya bisa di
  • 29. 17 akibatkan oleh proses persalinan sulit atau karena kehilangan darah yang berlebih. (Ambarwati, 2009; h. 138) c. Tekanan darah Tekanan Darah normalnya 140/90mmHg tekanan darah tersebut bisa meningkat dari pra persalinan pada 1-3 hari post partum. Bila tekanan darah menjadi rendah menunjukan adanya perdarahan post partum, sebaliknya bila tekanan darah tinggi merupakan petunjuk kemungkinan adanya pre-eklamsi yang bisa timbul pada masa nifas. (Rahmawati, 2008; h. 84). d. Pernapasan Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal, pernapasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran napas. (Dewi, dkk. 2011;h 60 ). 6. Sistem Endokrin a. Hormon plasenta (HCG) menurun dengn cepat setelah persalinan dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 postpartum dan sebagai omset pemenuhan mamae pada hari ke-3 postpartum.
  • 30. 18 b. Hormon pituitari antara lain hormon prolaktin, FSH dan LH, hormon prolaktin darah meningkat dengan cepat. c. Hormon oksitosin bekerja tehadap otot uterus dan jaringan payudara. ( Damayanti,2011; h 66-67 ) 7. Sistem hematologi Sel darah merah berkisar 15.000 selama persalinan, peningkatan sel darah berkisar antara 25.000-30.000 yang merupakan manifestasi adanya infeksi pada persalinan lama. (Damayanti. 2011, h 62) 8. Sistem pencernaan Setelah kelahiran plasenta, terjadi pula penurunan produksi progesteron sehingga yang menyebabkan konstipasi terutama dalam beberapa hari pertama. (Damayanti,. 2011; h. 61) 9. Sistem perkemihan Diuresis postpartum normal terjadi dalam 24 jam setelah melahirkan sebagai respon terhadap penurunan estrogen. Kemungkinan terdapat spasme sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan. Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan (Rukiyah, dkk. 2011; h. 65)
  • 31. 19 2.1.6 Kebutuhan Dasar Ibu Nifas Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, gizi seimbang, terutama kebutuhan protein dan karbohidrat. Perawatan mobilisasi dini mempunyai keuntungan yaitu a. Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium b. Mempercepat involusi alat kandungan c. Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan d. Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme. Ambulasi dini adalah kebijaksanan untuk secepat mungkin membimbing penderita keluar dari tempatnya tidurnya dan membimbingnya secepat mungkin untuk berjalan. Pada persalinan normal sebaiknya ambulasi dilakukan setelah 2 jam ibu boleh miring-miring ke kanan atau kekiri untuk mencegah terjadinya trombosit. Keuntumgan lain dari ambulasi dini adalah sebagai berikut a. Ibu merasa lebih sehat dan kuat b. Faal usus dan kandung kemih lebih baik c. Kesempatan yang baik untuk mengajak ibu merawat/ memelihara anaknya. d. Tidak menyebabkan pendarahan yang abnormal e. Tidak mempengaruhi penyembuhan luka episiotomi atau luka perut.
  • 32. 20 f. Tidak mmperbesar kemungkinan prolaps atau retroflexio. (Dewi, dkk. 2011; h.71-73) 1. Nutrisi Ibu nifas memerlukan nutrisi dan cairan untuk memulihkan kondisi kesehatan setelah melahirkancadangan tenaga serta memenuhi produksi air susu. Ibu nifas dianjurkan untuk memenuhi produksi air susu. Ibu nifas dianjurkan mengonsumsi makanan tambahan, kurang lebih 500 kalori tiap hari.(Damayanti, dkk. 2011; h. 79) Makanan yang dikonsumsi berguna untuk melakukan aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses memproduksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan. (Ambarwati, 2009; h.97) 2. Eliminasi Buang air kecil Ibu diminta untuk BAK 6 jam post partum. Jika dalam 8 jam post partum belum dapat berkemih atau sekali berkemih belum melebihi 100 cc, maka dilakukan kateterisasi. Berikut sebab-sebab terjadinya kesulitan berkemih (retensio urine) pada ibu post partum.
  • 33. 21 a. Berkurangnya tekanan intra abdominal b. Otot-otot perut masih lemah c. Edema uretra d. Dinding kandung kemih kurang sensitive. (Saleha,2009; h.73) Ibu mampu BAK sendiri bila tidak, maka dilakukan tindakan berikut. a. Dirangsang dengan mengalirkan air b. Mengompres air hangat di atas simpisis c. Saat sith bath (berendam air hangat) klien disuruh BAK Bila tidak berhasil dengan cara di atas, maka dilkukan kateterisasi. Hal ini dapat membuat klien tidak nyaman dan resiko infeksi saluran kemih tinggi. Oleh karena itu, kateterisasi tidak dilakukan sebelum lewat 6 jam postpartum.(Dewi, dkk. 2011; h.73) 3. Defekasi Harus dilakukan 3 hari post partum. Bila ada obstipasi dan timbul koprostase hingga skibala (feses yang mengeras) tertimbun di rektum, mungkin akan terjadi febris. Bila terjadi hal demikian dapat dilakukan klisma atau diberi larutan peroral (melalui mulut)
  • 34. 22 Berikut adalah cara agar dapat BAB dengan teratur. a. Diet teratur b. Pemberian cairan yang banyak c. Ambulasi yang baik. (Dewi, dkk. 2011 ; h.73) Jika klien pada hari ke 3 belum juga buang besar maka diberikan laksan supositoria dan minum air hangat. Agar dapat buang air besar secara teratur dapat dilakukan dengan diit teratur, pemberian cairan yang banyak, makanan cukup serat, olah raga. (Ambarwati, 2009; h.106) 4. Kebersihan diri Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang anus. 5. Istirahat Istirahat pada ibu selama nifas beristirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Sarankan ia untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga biasa perlaha- lahan serta untuk tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal: mengurangi jumlah ASI yang diproduksi, memperlamabat proses involusi uterus dan memperbanyak
  • 35. 23 perdarahan, menyebabkan depresi, dan ketidak mampuan untuk merawat bayinya dan dirinya sendiri.(Rukiyah, dkk. 2011; h.77-78) Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan. Akan terasa lebih lelah bila partus berlangsung agak lama. Seorang ibu baru akan cemas apakah ia mampu merawat anaknya atau tidak setelah melahirkan. Hal ini mengakibatkan susah tidur, alasan lainnya adalah terjadi gangguan pola tidur karena beban kerja bertambah, ibu harus bangun malam untuk meneteki, atau mengganti popok yang sebelumnya tidak pernah dilakukan. (Dewi, dkk. 2011; h. 76). 6. Seksual Apabila perdarahan telah berhenti dan episiotomi sudah sembuh maka coitus bisa dilakukan pada 3-4 minggu postpartum. Hasrat seksual pada bulan pertama akan berkurang baik kecepatannya maupun lamanya, juga organisme akan menurun. (Ambarwati, 2009:h.108) 2.1.7 Deteksi Dini Komplikasi Pada Ibu Masa Nifas Definisi perdarahan pervaginam 500 ml atau lebih, sesudah anak lahir atau setelah kala 3. Kalau terjadi perdarahan, maka tinggi rahim akan
  • 36. 24 bertabah naik, tekanan darah menurun, dan denytu nadi ibu menjadi cepat. 1. Klasifikasi klinis Perdarahan pasca persalinan primer yakni, perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama, penyebab : atomia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, dan robekam jalan lahir. Perdarahan pasca persalinan skunder, yakni perdarahan yang terjadi setelah 24 jam pertama, penyebab : robekan jalan lahir dan sisa plasenta atau membran. 2. Etiologi dan faktor predisposisi a. Atonia uteri (75%), atau uteri tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan pemijatan fundus uteri (plasenta lahir). b. Robekan (laserasi, luka) jalan lahir atau robekan yang terjadi pada jalan lahir bisa disebabkan oleh robekam spontan atau memang sengaja dilakukan episiotomi, robekan jalan lahir dapat terjadi di tempat robekan serviks, perlukaan vagina, robekan perinium. c. Retensio plasenta dan sisa plasenta (plasenta tertahan di dalam rahim baik sebagian ataupun seluruhnya). d. Inversio uterus (uterus keluar dari rahim) e. Gangguan pembekuan darah (koagulasi) (Rukiah,dkk,2011, h: 116)
  • 37. 25 2.2 Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan Menurut varney (2003), proses penyelesaian masalah merupakan salah satu upaya yang dapat digunakan dalam manajemen kebidanan. Varney berpendapat bahwa dalam melakukan manajemen kebidanan, bidan harus memiliki kemampuan berfikir secara kritis untuk menegakkan diagnosis atau masalah potensial kebidanan. Selain itu, diperlukan pula kemampuan kolaborasi atau kerjasama. Hal ini dapat digunakan sebagai dasar dalam perencanaan kebidanan selanjutnya. Langkah-langkah asuhan kebidanan menurut varney (2003), yaitu sebagai berikut : I. Pengumpulan data dasar (Pengkajian) Mengumpulkan semua data dasar yang di butuhkan untuk mengevaluasi keadaan klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara: a. Anamnesa Anamnesa dilakukan untuk mendapatkan data anamnesa terdiri dari beberapa kelompok penting sebagai berikut: 1. Data Subjektif Identitas pasien a) Nama Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari- hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan.
  • 38. 26 b) Umur Di catat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas. c) Agama Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing atau mengarahkan pasien dlam berdoa. d) Suku Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari. e) Pendidikan Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya. f) Pekerjaan Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut. g) Alamat Di tanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila di perlukan.
  • 39. 27 h) Keluhan Utama Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa nifas,misalnya pasien merasa mules, sakit pada jalan lahir karena adanya jahitan pada perineum. (Ambarwati,2009; h.131-132) i) Riwayat Kesehatan 1) Sekarang Data-data ini di perlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang di derita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan bayinya. 2) Yang Lalu Data yang di perlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut, kronis seperti Jantung, Diabetes Militus, Hipertensi, Asma yang dapat mempengaruhi pada masa nifas ini. 3) Keluarga Data ini di perlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya, yaitu bila ada penyakit keluarga yang menyertainya. (Ambarwati, 2009; h.133)
  • 40. 28 j) Riwayat obstetri 1) Riwayat Persalinan sekarang Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin anak, keadaan bayi meliputi PB, BB, penolong persalinan. Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah proses persalinan mengalami kelainan atau tidak yang biasa berpangaruh pada masa nifas saat ini (Ambarwati,2008; h.134) 2) Riwayat KB Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah masa nifas ini dan beralih ke kontrasepsi apa. (Ambarwati, 2008; h. 134) 3) Personal Hygine kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi, kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur dan lingkungan sangat penting untuk dijaga (Saleha,2009; h. 73) 4) Aktivitas Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari-hari. Pada pola ini perlu dikaji pengaruh aktivitas terhadap kesehatannya. Mobilisasi dini dapat mempercepat proses pengembalian alat-alat reproduksi.
  • 41. 29 (Ambarwati, 2009; h. 137) Data Objektif Data ini di kumpukan guna melengkapi data untuk menegakkan diagnosis. Bidan melakukan pengkajian data objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi dan pemeriksaan penunjang yang di lakukan secara berurutan. (Sulityawati, dkk 2010; h.226) 1. Pemeriksaan Umum Pemeriksaan yang dilakukan kepada pasien sebagai berikut: a. Keadaan umum Data ini dapat dengan mengamati keadaan pasien secara keseluruhan, hasil pengamatan yang di laporkan kriterianya baik atau lemah. (Sulistyawati, dkk 2010; h. 226) b. Kesadaran Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, kita dapat melakukan pengkajian derajat kesadaran pasien dari keadaan compos mentis sampai dengan koma. (Sulistyawati, dkk. 2010; h. 226) 2. Tanda-tanda vital a. Tekanan darah Tekanan Darah normalnya 120/90mmHg tekanan darah tersebut bisa meningkat dari pra persalinan pada 1-3 hari
  • 42. 30 post partum. Bila tekanan darah menjadi rendah menunjukan adanya perdarahan post partum, sebaliknya bila tekanan darah tinggi merupakan petunjuk kemungkinan adanya pre-eklamsi yang bisa timbul pada masa nifas. (Rahmawati, 2008; h. 84) b. Nadi Berkisar antara 60-80x/menit denyut nadi di atas 100x/menit pada masa nifas adalah mengindikasikan adanya suatu infeksi, hal ini salah satunya bisa di akibatkan oleh proses persalinan sulit atau karena kehilangan darah yang berlebih. (Ambarwati, 2009; h. 138) c. Pernafasan Pernafasan harus berada dalam rentang yang normal, yaitu sekitar 20-30 x/menit. (Ambarwati, 2009; h. 139) d. Suhu Peningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam pertama pada masa nifas pada umumnya di sebabkan oleh dehidrasi, yang disebabkan oleh keluarnya cairan pada waktu melahirkan, selain itu bisa juga di sebabkan karena istirahat dan tidur yang di perpanjang selama awal persalinan. (Ambarwati, 2009; h. 138)
  • 43. 31 3. Pemeriksaan fisik a. Kepala Organ tubuh yang perlu dikaji karena pada kepala terdapat organ-organ yang sangat penting. Pengkajian di awali dengan inspeksi lalu palpasi. b. Muka Pada daerah muka dilihat kesimetrisan muka, apakah kulitnya normal, pucat. Ketidaksimetrisan muka menunjukkan adanya gangguan pada saraf ketujuh (Nervus Fasialis). (Tambunan, dkk. 2011; h. 66) c. Mata untuk mengetahui bentuk dan fungsi mata, teknik yang di gunakan inspeksi dan palpasi. (Tambunan, dkk. 2011; h. 67) d. Telinga Untuk mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang telinga/membrane timpani, dan pendengaran. teknik yang digunakan adalah inspeksi dan palpasi. (Tambunan, dkk. 2011; h.73) e. Hidung Dikaji untuk mengetahui keadaan bentuk dan fungsi hidung, bagian dalam, lalu sinus- sinus. (Tambunan, dkk. 2011; h.79)
  • 44. 32 f. Mulut Untuk mengetahui bentuk dan kelainan pada mulut (Tambunan, dkk. 2011; h. 81) g. Leher Untuk mengetahui bentuk leher, serta organ-organ lain yang berkaitan. Teknik yang di gunakan adalah inspeksi dan palpasi. (Tambunan, dkk. 2011 h.83) h. Dada Mengkaji kesehatan pernafasan. (Tambunan, dkk. 2011 h.86) i. Payudara Hormon estrogen dan progestron yang meningkat pada kehamilan membantu maturasi alveoli, kadar estrogen dan progestron akan menurun pada saat hari kedua atau ketiga pasca persalinan. Sehingga terjadi sekresi ASI (Damayanti, dkk. 2009; h. 7). j. Perut Selama masa kehamilan kulit abdomen, kulit abdomen akan melebar, melonggar dan mengendur selama berbulan-bulan. (Damayanti, dkk. 2009; h.62)
  • 45. 33 Tabel 2.3 Involusi Uterus Involusi TFU Berat Uterus (gr) Diameter bekas melekat Plasenta Keadaan Serviks Bayi Lahir Setinggi Pusat 1000 Uri Lahir 2 Jari di bawah Pusat 750 12,5 Lembek Satu minggu Pertengahan pusat- sympisis 500 7,5 Beberapa hari setelah post partum dapat di lalui 2 jari akhir minggu pertama dapat di masuki 1 jari Dua minggu Tak teraba di atas sympisis 350 3-4 Enam minggu Bertabah Kecil 50-60 1-2 Delapan minggu Sebesar normal 30 (Saleha,2009; h. 55) k. Anogenital Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami penekanan serta meregang, setelah beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali dalam keadaan kendor. Rugae timbul kembali pada minggu ketiga. Proses involusi uterus biasanya disertai dengan adanya rasa nyeri yang disebut after pain yaitu perasaan mulas-mulas yang diakibatkan oleh kontraksi rahim, biasanya berlangsung selama 2-4 hari pasca persalinan. Proses kontraksi juga mempengaruhi pengeluaran secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas yang disebut dengan Lochea, (Damayanti, dkk. 2009; h. 5) Lokhea di bedakan menjadi 4 jenis berdasarkan warna dan waktu keluarnya:
  • 46. 34 5) Lochea rubra berawana merah karena berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, vernik caseossa, lanugo, mekonium selama 2 hari pasca persalinan. 6) Lochea sanguelenta berwarna merah kuning berisi darah dan lender yang keluar pada hari ke-3 sampai ke-7 pasca persalinan 7) Lochea serosa adalah lokia berikutnya. Di mulai dengan versi yang lebih pucat dari lokia rubra. Cairan tidak berdarah lagi pada hari ke-7 sampai hari ke-14 pascapersalinan berisi cairan serum jaringan desidua, leukosit, dan eritrosit. 8) Lochea Alba adalah lokia yang terakhir dimulai dari hari ke-14 kemudian makin lama makin sedikit hingga sama sekali berhenti sampai satu atau dua minggu berikutnya. (Saleha, 2009; h. 56 - 58). II. Identifikasi Diagnosa, Masalah, dan Kebutuhan Pada langkah ke-dua dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar tersebut kemudian diinterpretaskan sehingga dapat dirumuskan masalah dan diagnosa yang spesifik. Baik rumusan diagnosis maupun rumusan masalah keduanya harus ditangani, meskipun
  • 47. 35 masalah tidak bisa dikatakan sebagai diagnosis tetapi harus mendapatkan penanganan. (Suryani, 2008; h. 99) 1. Diagnosa Kebidanan Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnose, masalah dan kebutuhan berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. (Damayanti, dkk. 2011; h. 112). Langkah awal dari perumusan diagnose atau masalah adalah pengolahan data dan analisis dengan menghubungkan data satu dengan data yang lainnya. (Sulistyawati, dkk. 2009; h. 177) 2. Masalah Kebutuhan Permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien. Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis. (Jannah, 2011; h.44) III. Antisipasi Masalah Potensial Pada langkah ke tiga ini mengidentifikasi masalah potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah di identifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan di lakukan pencegahan. (Suryani, 2008; h. 99) IV. Tindakan Segera Mengidentifikasi perlunya penanganan segera oleh bidan atau dokter atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota TIM kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
  • 48. 36 (Rukiyah, dkk. 2011:h.110) V. Merencanakan asuhan Langkah-langkah ini ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya yang merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga berkaitan dengan kerangka pedoman antisipasi bagi wanita tersebut yaitu apa yang akan terjadi berikutnya. (Ambarwati, 2009; h.143) Asuhan yang di berikan pada 6-8 Jam post partum : 1. Mencegah terjadinya perdarahan 2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan memberi rujukan bila perdarahan berlanjut 3. Memberi konseling kepada ibu atau salah satu anggota keluarga mengenai bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri 4. Pemberian ASI pada awal menjadi ibu 5. Mengajarkan cara memperat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir 6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi VI. Melaksanakan perencanaan Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari semua rencana sebelumnya, baik tehadap masalah pasien ataupun diagnosis yang di tegakkan. (Ambarwati, 2009; h.145) 1. Memberitahu kondisi ibu saat ini dalam keadaan baik berdasarkan hasil pemeriksaan fisik ibu secara head to toe.
  • 49. 37 2. Memberi penjelasan kepada ibu bahwa rasa mulas yang dialami ibu saat ini adalah normal, karena proses pulihnya rahim seperti sebelum hamil. 3. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi seperti miring kiri, miring kanan, duduk, kemnudian berjalan ke kamar madi secara perlahan lahan 4. Mengajarkan ibu atau salah satu keluarga untuk mencegah perdarahan karena atonia uteri dengan cara memasase perut ibu menggunakan telapak tangan dengan meletakkan di perut ibu dan sedikit ditekan dan diputar agar tidak terjadi perdarahan dan ajarkan ibu untuk merangsang putting atau menyusui bayinya agar kontraksi uterus berjalan dengan baik yang diakibatkan oleh hormone oksitosin sehingga dapat mencegah perdarahan karena atonia uteri. 5. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI sedini mungkin, dengan cara menyusi bayi segera setelah lahir, agar bayi mendapat ikatan batin antara ibu dan bayi dan memperbaiki kontraksi uterus ibu agar proses involusi uterus berjalan dengan baik serta merangsang proses pengeluaran ASI menjadi lancer 6. Melakukan rawat gabung antara ibu dan bayi, yaitu menempatkan bayi dan ibu dalam satu ruangan agar hubungan ibu dan bayi lebih dekat dan ibu dapat memberikan ASI secara dini dan sesering mungkin. 7. Melakukan pencegahan hipotermi dengan meletakkan bayi pada ruangan yang bersuhu >250 C, dan memakaikan bayi bedong dan pakaian yang kering dan menutupi kepala bayi dengan kain bedong atau topi bayi.
  • 50. 38 8. Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi ibu selama masa nifas ini, makanan yang dikonsumsi ibu haruslah makanan yang mamiliki nilai gizi tinggi seperti karbohidrat pada nasi, jagung, kentang, protein pada tahu, tempe, telur, ikan daging, vitamin pada buah dan sayur serta mineral pada kacang-kacangan, agar kondisi ibu cepat pulih. 9. Menganjurkan ibu untuk beristirahat minimal 1 jam pada siang hari atau saat bayi tertidur, usahakan agar ibu dapat beristirahat semaksimal mungkin, dan pada malam hari 7-8 jam, hal ini agar kondisi ibu tetap terjaga selama masa nifas, produksi ASI dan mempercepat kepulihan kondisi ibu supaya ibu dapat merawat bayinya dengan baik. 10.Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan alat genetalianya dengan cara membasuh alat kelamin setelah BAK/BAB dari depan ke belakang, setelah itu keringkan menggunakan tisssu/kain yang bersih dan kering, mengganti celana dalam apabila lembab atau basah atau ketika ibu sudah merasa tidak nyaman. Dan mengganti pembalut bila terasa penuh VII.Evaluasi Evaluasi dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek asuhan yang tidak efektif untuk mengetahui factor mana yang menguntungkan atau menghambat keberhasilan yang diberikan.Pada langkah terakhir, dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan. (Soepardan, 2008; h. 96 - 102)
  • 51. 39 1. Ibu sudah mengerti tentang kondisinya saat in, yaitu TD:120/70mmhg N:80x/menit. R: 24x/menit S:36,5°c ASI pengeluaran : Colustrum,Tfu : 2 jari dibawah pusat, Pengeluaran : Locha rubra. 2. Ibu sudah mengerti tentang keluhan yang dialami saat ini. 3. Ibu memahami untuk melakukan mobilisasi agar ibu terasa lebih rileks. 4. Keluarga ibu telah melakukan masase uterus ibu, dan mengerti bagaimana cara memasase pada perut ibu, serta ibu segera menyusui bayinya dan hasil kontraksi uterus ibu baik 5. Ibu bersedia menyusui bayinya sedini mungkin. 6. Ibu dan bayi berada dalam satu ruangan yang sama 7. Bayi dalam keadaan baik dan hangat. 8. Ibu akan memenuhi kebutuhan nutrisinya 9. Ibu akan banyak beristirahat 10.Ibu mengerti cara menjaga kebersihan alat genetalianya dan bersedia melakukannya. 2.3 Landasan Hukum Kewenangan Bidan Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan, kewenangan yang dimiliki bidan meliputi: 1. Kewenangan normal: a. Pelayanan kesehatan ibu b. Pelayanan kesehatan anak c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.
  • 52. 40 2. Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah 3. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan. Kewenangan ini meliputi: a. Pelayanan kesehatan ibu Ruang lingkup: 1) Pelayanan konseling pada masa pra hamil 2) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal 3) Pelayanan persalinan normal 4) Pelayanan ibu nifas normal 5) Pelayanan ibu menyusui 6) Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan Kewenangan: 1) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II 2) Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan 3) Pemberian tablet Fe pada ibu hamil 4) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas Fasilitasi/ bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi air susu ibu (ASI) eksklusif 5) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum 6) Penyuluhan dan konseling
  • 53. 41 7) Bimbingan pada kelompok ibu hamil 8) Pemberian surat keterangan kematian 9) Pemberian surat keterangan cuti bersalin b. Pelayanan kesehatan anak Ruang lingkup 1) Pelayanan bayi baru lahir 2) Pelayanan bayi 3) Pelayanan anak balita 4) Pelayanan anak pra sekolah Kewenangan 1) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini (IMD), injeksi vitamin K1 2) perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan perawatan tali pusat 3) Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk 4) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan 5) Pemberian imunisasi rutin sesuai program Pemerintah 6) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah 7) Pemberian konseling dan penyuluhan 8) Pemberian surat keterangan kelahiran 9) Pemberian surat keterangan kematian c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana Kewenangan
  • 54. 42 1) Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana 2) Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom Selain kewenangan normal sebagaimana tersebut di atas, khusus bagi bidan yang menjalankan program Pemerintah mendapat kewenangan tambahan untuk melakukan pelayanan kesehatan yang meliputi: 1) Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit 2) Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu (dilakukan di bawah supervisi dokter) 3) Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan 4) Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan 5) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra-sekolah dan anak sekolah 6) Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas 7) Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom, dan penyakit lainnya 8) Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi
  • 55. 43 9) Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program Pemerintah Khusus untuk pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasi, penanganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini, merujuk, dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) dan penyakit lainnya, serta pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA), hanya dapat dilakukan oleh bidan yang telah mendapat pelatihan untuk pelayanan tersebut Selain itu, khusus di daerah (kecamatan atau kelurahan/desa) yang belum ada dokter, bidan juga diberikan kewenangan sementara untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar kewenangan normal, dengan syarat telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kewenangan bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar kewenangan normal tersebut berakhir dan tidak berlaku lagi jika di daerah tersebut sudah terdapat tenaga dokter. (www.Kesehatan Ibu.Depkes,go.id)
  • 56. 44 BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. R UMUR 21 TAHUN P1A0 6-8 JAM POST PARTUM DI BPS SULISTYANI, S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 3.1 PENGKAJIAN Nama Mahasiswa : Satiawati Tanggal : 08 Mei 2015 A. DATA SUBJEKTIF 1. IDENTITAS a. Biodata Istri Suami Nama : Ny.R Tn.H Umur : 22 tahun 24 tahun Agama : Islam Islam Suku : Sunda/Indonesia Sunda/Indonesia Pendidikan : SMA SMA Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerja Swasta Alamat : Jl. Mahoni 1 Way Halim Permai Gg. Batam (pekor) Bandar Lampung b. Keluhan Utama : Ibu mengatakan saat ini perutnya terasa mules.
  • 57. 45 c. Riwayat kesehatan 1) Riwayat kesehatan sekarang Hipertensi : Tidak ada DM : Tidak ada Jantung : Tidak ada Asma : Tidak ada Ginjal : Tidak ada Hepatitis : Tidak ada TBC : Tidak ada 2) Riwayat Kesehatan Dahulu Hipertensi : Tidak ada DM : Tidak ada Jantung : Tidak ada Asma : Tidak ada Ginjal : Tidak ada Hepatitis : Tidak ada TBC : Tidak ada 3) Riwayat Kesehatan Keluarga Hipertensi : Tidak ada DM : Tidak ada Jantung : Tidak ada Asma : Tidak ada Ginjal : Tidak ada
  • 58. 46 Hepatitis : Tidak ada TBC : Tidak ada d. Riwayat Perkawinan Status perkawinan : Syah Usia nikah pertama : 20 tahun Lamanya pernikahan : 1 tahun e. Riwayat obstetri 1) Riwayat haid a) Menarche : 13 Tahun b) Siklus : 28 Hari c) Lama : 4-6 Hari d) Volume : 2-3 kali ganti pembalut/hari e) Sifat : Encer dengan sedikit menggumpal f) Disminore : Tidak ada 2) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu. No. Tahun Persalinan Tempat Persalinan Umur Kehamilan Jenis Persalinan penolong penyulit Keadaan nifas anak 1 Nifas ini - - - - - - - 3) Riwayat persalinan sekarang Jenias persalinan : Spontan Tanggal : 08 Mei 2015 Jam : 12.30 wib Jenis kelamin : Perempuan Panjang badan : 50 cm Berat badan : 3100 gram
  • 59. 47 Keadaan bayi : Sehat tanpa cacat 4) Riwayat KB : Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi. f. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari 1) Pola Nutrisi Selama hamil : Ibu makan 3x sehari dengan menu nasi, sayur dan lauk pauk, serta minum susu 1 gelas per hari Saat nifas : Ibu baru makan 1 kali dari setelah melahirkan, dengan menu nasi, sayur sop, lauk pauk 1 potong ayam dan 1 potong tempe dan air putih 2) Pola eliminasi Selama hamil BAK : Ibu mengatakan BAK 5-7 kali per hari, dengan warna jernih. BAB : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari denngan konsistensi lunak pada saat 1 hari sebelum melahirkan. Saat nifas BAK : Ibu mengatakan BAK 1 kali pada 3 jam post partum.
  • 60. 48 BAB : Ibu mengatakan belum BAB selama pemantauan jam post partum. Pola aktivitas Selam hamil : Ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, menyapu, mengepel dan mencuci. Saat nifas : Dari setelah melahirkan ibu sudah mampu ke kamar mandi sendiri pada 6 jam post partum 3) Pola istirahat Selam hamil : Ibu tidur malam selam 6-8 jam dan tidur siang selama 1-2 jam Saat nifas : Dari setelah melahirkan ibu hanya istirahat di tempat tidur 4) Pola personal hygine Selam hamil : Ibu mandi 2 kali perhari, keramas 3 kali dalam seminggu, ganti pakaianj setiap mandi dan dan mengganti celana dalam 3x sehari atau jika lembab. Saat nifas : Ibu mengganti pembalut 1 kali dari setelah melahirkan
  • 61. 49 5) Pola seksual Selam hamil : Ibu jarang melakukan hubungan seksual, yaitu 3x seminggu. Saat nifas : Ibu tidak melakukan hubungan seksual g. Psikososial 1) Tanggapan ibu terhadap dirinya Ibu bahagia setelah dia mampu melahirkan secara normal 2) Tingkat pengetahuan ibu terhadap kondisinya Ibu tidak tau bahwa rasa mules yang masih ia rasakan adalah hal yang normal 3) Tanggapan keluarga terhadap kelahiran bayi Keluarga bahagia dengan kelahiran bayi Ny.R 4) Pengambil keputusan Pengambilan keputusan dalam keluarga dilakukan secara bermusyawarah bersama 5) Lingkungan yang berpengaruh Tidak ada Data objektif Tanggal/ waktu: 08-05-2015 1. Pemeriksaan umum Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis
  • 62. 50 Keadaan emosional : Stabil Tanda-tanda vital TD : 110/70 mmHg Pernafasan : 24 kali/menit Nadi : 80 kali/menit Suhu : 36,50 c 2. Pemeriksaan fisik Kepala a. Wajah Oedem : Tidak ada Pucat : Tidak ada b. Mata Simetris : Ya kanan dan kiri Kelopak mata : Tidak odema Konjungtiva : Merah muda Sklera : Putih c. Hidung Simetris : Ya kanan dan kiri Polip : Tidak ada pembesaran Kebersihan : Bersih d. Mulut Bibir : Tidak kering dan tidak ada sariawan Lidah : Bersih
  • 63. 51 e. Payudara : Pembesaran : Ada, pada payudara kanan dan kiri Puting Susu : Menonjol, bersih Simetris : Ya antara kanan dan kiri Benjolan : Tidak ada Pengeluaran : Ada, kolostrum Rasa Nyeri : Tidak ada f. Abdomen : Bekas luka operasi : Tidak ada Pembesaran : Ada, sesuai hari nifas Konsistensi : Keras Benjolan : Tidak ada Pembesaran lien dan liver : Tidak ada Kandung Kemih : Kosong Tinggi fundus Uteri : 2 jari di bawah pusat g. Anogenital Vulva : Warna merah kehitaman Perenium : Tidak Ada luka hacting Pengeluaran Pervaginam : Lochea rubra Kelenjar Bartholini : Tidak ada pembengkakan Anus : Tidak ada hemoroid Pemeriksaan Dalam : Tidak di lakukan h. Ekstremitas Bawah Oedema : Tidak ada
  • 64. 52 Kemerahan : Tidak ada Varises : Tidak ada Reflek patela : Positif Kanan dan Kiri 3. Pemeriksaan penunjang Tidak dilakukan 4. Data penunjang a. Riwayat Persalinan sekarang 1) Tempat Melahirkan : Sulistyani,S.ST 2) Penolong : Satiawati 3) Jenis Persalinan : Spontan, pervaginam 4) Tanggal Persalinan : 08-05-2015 5) Komplikasi : Tidak ada 6) Lamanya persalinan Kala 1 : 7 Jam 00 Menit Kala II : 0 Jam 30 Menit Kala III : 0 Jam 10 Menit Kala IV : 2 Jam 0 Menit + Lama : 9 Jam 40 Menit 7) Ketuban pecah pukul: 08.45 WIB 8) Jumlah Perdarahan : Kala III / IV : 225cc / 100cc 9) Obat - obatan yang diberikan selama persalinan : Oksitosin
  • 65. 53 10) Obat - obatan yang diberikan setelah persalinan : Paracetamol 500 mg, tablet Fe dengan dosis 60 mg, Vitamin A dengan dosis 200.000 IU 11) Plasenta : Lahir : Spontan Insersia : Sentralis Panjang Tali Pusat : ± 50 cm Diameter : 20 cm Selaput Dan Kotiledon : Lengkap Kelainan : Tidak ada 12) Perenium : Tidak ada laserasi b. Bayi Lahir tanggal/pukul : 08-05-2015/12.30 WIB Nilai APGAR : 9/10 Jenis kelamin : Perempuan Masa gestasi : 39 minggu 5 hari
  • 66. 54 Tgl /jam Pengkajian Interpretasi data (diagnose, masalah dan dan kebutuhan) Dx potensial masalah potensial Antisipasi / tindakan segera Intervensi Implementasi Evaluasi 08 Mei 2015 pukul 17:30 WIB DS : - Ibu mengatakan baru pertama kali melahirkan, belum pernah keguguran - Ibu mengatakan melahirkan tgl 08-05-15, pkl 12:30 wib - Ibu mengatakan merasa senang atas kelahiran bayinya - Ibu mengatakan perutnya terasa mulas dan lelah setelah melahirkan. Ny.R usia 22 tahun P1A0 6 jam post partum. Dasar : Ibu melahirkan pada tgl 08-05-15 Jam : 12:30wib Masalah : Tidak ada Kebutuhan : Asuhan 6-8 jam post partum. Tidak ada Tidak ada 1. Jelaskan tentang kondisi ibu saat ini 2. Jelaskan tentang keluhan yang dialami ibu 3. Ajarkan pada ibu atau salah satu anggota keluarga 1. Menjelaskan keadaan ibu saat Ini dalam keadaan baik sesuai dengan pemeriksaan fisik yaitu keadaan ibu baik. TD : 110/70 mmhg RR : 24x/i T : 36,50 C N :80 x/i TFU : 2 jari dibawah pusat kontraksi baik, lokhea rubra, payudara pengeluaran colostrum 2. Menjelaskan pada ibu bahwa rasa mulas yang dialami adalah hal yang normal, hal ini dikarenakan proses pengembalian rahim kebentuk semula. 3. Mengajarkan ibu atau salah satu anggota keluarga untuk mencegah 1. Ibu mengerti keadaannya saat ini dalam keadaan baik 2. Ibu mengerti bahwa keluhan yang dialaminya adalah normal 3. ibu dan keluarga telah melakukan masase perut ibu. TABLE 3.1 MATRIKS
  • 67. 55 DO - Ibu terlihat cemas - Dari hasil pemeriksaan diperoleh hasil TD : 110/70 RR : 24 x/i Nadi: 80x/i S : 36,50 C. TFU : 2 jari dibawah pusat Kontraksi:baik Lokhea: rubra untuk mencegah perdarahan karena atonia uteri 4. Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini. 5. Anjurkan ibu untuk memberikan asi awal perdarahan karena atonia uteri dengan cara memasase perut ibu menggunakan telapak tangan dengan meletakan diperut dan sedikit ditekan dan diputar agar tidak terjadi perdarahan. 4. Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini yaitu belajar miring kiri, kanan,duduk,kemudian jalan kekamar mandi secara perlahan-lahan untuk membantu menguatkan otot-otot perut sehingga ibu cepat pulih . 5. Menganjurkan ibu untuk memberikan asi awal pada bayinya karena cairan pertama yang diperoleh bayi dari ibunya adalah kolostrum yang yang mengandung kadar protein yang tinggi dan mengandung zat antibody sehingga mampu melindungi tubuh bayi dari 4. Ibu sudah miring ke kanan dan kiri . 5. Ibu bersedia menyusui bayinya seawal mungkin.
  • 68. 56 6. Lakukan rawat gabung ibu dan bayi 7. Lakukan pencegahan hipotermi pada bayi. berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu s/d 6 bulan 6. Melakukan rawat gabung antara ibu dan bayi yaitu menempatkan bayi dan ibu dalam satu ruangan agar hubungan ibu dan bayi lebih dekat dan ibu dapat memberikan ASI secara dini dan sesering mungkin. 7. Melakukan pencegahan hipotermi dengan meletakkan bayi pada ruangan hangat yang bersuhu > 25o , ganti popok setiap kali basah, bayi harus tetap berpakaian kering dan diselimuti setiap saat agar tetap hangat. 6. ibu bersedia dan mengerti tentang rawat gabung. 7. Bayi dalam keadaan hangat.
  • 69. 57 08 mei 2015 pukul 19:30 wib DS : -Ibu mengatakan melahirkan anak pertama dan belum pernah keguguran -ibu mengatakan melahirkan tgl 08-05-2015, pkl:12.30 wib - Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas DO - Ibu terlihat sedikit cemas TD : 110/70 mmHg N : 80 x/i RR : 22x/i T : 370 C TFU : 2jari dibawah pusat Pengeluaran lochea rubra Ny. R usia 22 tahun P1A0 8 jam post partum. Dasar -ibu melahirkan tgl 08-05-2015, pkl:12.30 wib Masalah : Tidak ada Kebutuhan: Asuhan 6-8 jam post partum Tidak Ada Tidak Ada 1. Pantau kondisi ibu saat ini 2. Evaluasi kembali involusi uterus ibu 3. Evaluasi pencegahan perdarahan yang telah diajarkan kepada keluarga. 1. Memantau keadaan ibu saat ini dalam keadaan baik sesuai dengan pemeriksaan fisik yaitu: TD : 110/70 mmhg RR : 22x/i T : 370 C N :80 x/i TFU : 2 jari dibawah Pusat Kontraksi : baik Lokhea : rubra Payudara: pengeluaran colostrum 2. Mengevaluasikan pada ibu bahwa rasa mulas yang dialami adalah hal yang normal 3. Mengevaluasi pencegahan perdarahan yang telah diajarkan dengan melakukan masase pada uterus ibu. 1. ibu sudah mengetahui kondisinya saat ini, dan dalam keadaan baik 2.Ibu mengerti bahwa rasa mulas yang dialami adalah hal yang normal, hal ini dikarenakan proses pengembalian rahim ke bentuk semula. 3.Ibu dan Keluarga telah melakukan massase perut ibu, kontraksi uterus ibu baik dan tidak terjadi perdarahan.
  • 70. 58 4. Evaluasi ibu tentang mobilisasi dini. 5. Evaluasi kepada ibu tentang pemberian ASI awal . 6. Evaluaasi pencegahan hipotermi 7. Anjurkan ibu untuk tetap 4. Mengevaluasi pada ibu tentang mobilisasi dini . 5. Mengevaluasi ibu tentang pemberian asi awal . 6. Mengevaluasi pencegahan hipotermi 7. Menganjurkan ibu untuk tetap memnuhi kebutuhan 4.Ibu telah mampu miring kiri dan kanan dan berjalan kekamar mandi secara perlahan. 5.Ibu telah menyusui bayinya 3 kali selama 6 jam dan bayi telah mendapatkan cairan yang pertama kali keluar yaitu kolostrum mengandung kadar protein yang tinggi dan zat antibodi sehingga mampu melindungi tubuh bayi dari berbagai infeksi s/d 6 bulan. 6.Bayi dalam keadaan baik dan telah dibedong dengan menggunakan pakaian yang kering. 7.Ibu mengerti tentang kebutuhan nutrisi, dan
  • 71. 59 memenuhi kebutuhan nutrisi 8. Jelaskan pada ibu tentang kebutuhan istirahat 9. Ajarkan pada ibu tentang personal nutrisi selama masa nifas ini, makanan yang dikonsumsi ibu haruslah makanan yang memiliki nilai gizi tinggi seperti karbohidrat pada nasi jagung dan kentang, protein pada tahu, tempe, telor ,ikan ,daging, vitamin pada buah dan sayur serta mineral , agar kondisi ibu cepat pulih 8. Menjelaskan pada ibu tentang kebutuhan istirahat pada Ibu nifas yaitu memerlukan istirahat yang cukup, sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari untuk memberitahu ibu apabila kurang istirahat dapat menyebabkan produksi ASI berkurang,proses involusi berjalan lambat sehingga dapat menyebabkan perdarahan. 9. Mengajarkan pada ibu tentang cara personal ibu sudah makan nasi, tempe, tahu dan sop, 8.Ibu bersedia untuk istirahat, dan ibu sudah istirahat 15 menit 9.Ibu mengerti tentang cara personal hygiene
  • 72. 60 hygiene hygiene yaitu : a. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh terutama perineum. b. Ajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air bersih .pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah sekitar vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang,baru kemudian dibersihkan daearah anus. c. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya 2 kali sehari. d. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air,sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya. e. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi sarankan yang baik, dan ibu sudah mandi dan keramas. .
  • 73. 61 10. Anjurkan ibu untuk datang kembali setelah 1 minggu persalinan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah tersebut. 10. Menganjurkan ibu untuk datang kembali pada tanggal 14 mei 2015 10. Ibu bersedia datang kembali pada tanggal 14 mei 2015
  • 74. 62 BAB IV PEMBAHASAN Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Terhadap Ny. R umur 22 tahun P1A0 6 Jam pertama post partum didapatkan hasil sebagai berikut : 4.1 Pengkajian Pada pengkajian dilakukan untuk mengumpulkan data dasar tentang keadaan pasien. Pada kasus ini penulis melakukan pengkajian pada ibu nifas Data Subjektif yaitu : Ny. R umur 22 tahun P1A0 6 jam pertama post partum didapatkan hasil : A. Nama 2. Menurut tinjauan teori Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan.(Ambarwati,2009; h 131) 3. Menurut tinjauan kasus Setelah dilakukan pengkajian, ibu bernama Ny. R 4. Pembahasan Tidak ada kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus, karena nama pasien dikaji agar tidak keliru dalam memberikan penanganan. B. Umur 1. Tinjauan teori Dikaji untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum
  • 75. 63 siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas. 2. Tinjauan kasus Setelah dilakukan pengkajian, Ny. R saat ibu berusia 22 tahun. 3. Pembahasan Tidak terjadi kesenjangan karna Ny. R berusia 22 tahun hal ini sejalan dengan teori dimana usia yang rentan terjadi resiko yaitu pada usia kurang dari 20 tahun dan usia lebih dari 35 tahun. (Ambarwati, 2009; h. 131) C. Agama 1. Tinjauan Teori Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa. (Ambarwati, 2009; h. 132) 2. Tinjauan Kasus Agama Ny. R Islam. 3. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ada kesenjangan karena penulis melihat Ny. R menyebut asma Allah dan berdoa pada saat proses melahirkan.
  • 76. 64 D. Suku/bangsa 1. Tinjauan Teori Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari- hari.(Ambarwati,2009 h.132) 2. Tinjauan Kasus Suku ibu jawa dan ibu berkebangsaan Indonesia 3. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus terdapat kesenjangan karna di dalam keluarga menganut kepercayaan yang berhubungan dengan adat istiadat yaitu tidak boleh mengkonsumsi telur setelah melahirkan di dalam keluargannya. E. Pendidikan 1. Tinjauan teori Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektual klien, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya. (Ambarwati, 2009; h.132) 2. Tinjauan kasus Setelah dilakukan pengkajian, Ny. R pendidikan terakhir nya yaitu SMA 3. Pembahasan Pada tinjauan kasus dan teori tidak ada kesenjangan karena tingkat pendidikan ibu adalah tingkat SMA, maka dalam
  • 77. 65 memberikan konseling pada klien gunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti seingga klien dapat mengerti dan mampu melaksanakan konseling yang telah diberikan. F. Pekerjaan 1. Tinjauan Teori Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut. (Ambarwati, 2009 h.132) 2. Tinjauan Kasus Ny. R karyawan swsta 3. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terjadi kesenjangan karena Ny. R pekerjaannya sebagai karyawan swasta ia juga melakukan pekerjaan rumah tangganya seperti menyapu, memasak, dan lain-lain. Meskipun Ny. R hanya bekerja sebagai ibu karyawan swasta namun pemenuhan nutrisi dan kebutuhan sehari-hari Ny. R terpenuhi di karenakan di dukung oleh penghasilan suami N`y. R. G. Alamat. 1. Tinjauan teori Dikaji untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan (Ambarwati, 2009; h. 132)
  • 78. 66 2. Tinjauan kasus Ny. R beralamatkan Jl. Mahoni 1 Way Halim Permai Gg.Batam (pekor) Bandar Lampung. 3. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjaun kasus tidak terjadi kesenjangan karena setelah dilakukan pengkajian Ny. R beralamatkan Jl. Mahoni 1 Way Halim Permai Gg. Batam (pekor) Bandar Lampung. Menurut Ambarwati alamat dikaji untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan. Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus. H. Keluhan Utama 1. Menurut tinjauan teori Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa nifas, misalnya pasien merasa mules, sakit pada jalan lahir karena adanya jahitan pada perineum (Ambarwati,2009; h.132). 2. Menurut tinjauan kasus Ny. R mengeluh terasa mulas pada perutnya. 3. Pembahasan Tidak terdapat kesenjangan antara tinjaun teori dan tinjauan kasus karena Ny. R mengalami suatu hal yang fisiologis yaitu mulas pada perutnya.
  • 79. 67 I. Riwayat Kesehatan 1. Tinjauan Teori Data-data ini di perlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang di derita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan bayinya. (Ambarwati, 2009; h.133) 2. Tinjauan Kasus Ny. R tidak memiliki riwayat penyakit penyulit baik penyakit keturunan seperti diabetes, hipertensi, jantung dan asma. Ataupun penyakit menular seperti hepatitis, PMS/HIV AIDS.Di keluarga ibu juga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menular ataupun keturunan. 3. Pembahasan Berdasarkan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena Ny. R tidak memiliki riwayat penyakit baik dari ibu maupun dari keluarga. J. Riwayat obstetric 1. Tinjauan Teori Dari data yang bidan peroleh, bidan akan mempunyai gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksinya. (Sulistyawati, 2009;h.112). 2. Tinjauan Kasus Ny. R mengatakan HPHT pada tanggal 01 Agustus 2014.
  • 80. 68 3. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dengan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan. K. Riwayat Persalinan sekarang 1. Tinjauan Teori Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin anak, keadaan bayi meliputi PB, BB, penolong persalinan. Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah proses persalinan mengalami kelainan atau tidak yang biasa berpangaruh pada masa nifas saat ini (Ambarwati,2009; h.134) 2. Tinjauan kasus Dalam riwayat obstetri Ny. R pada persalinan sekarang Ny.R melahirkan pada tanggal 08 Mei 2015. Jenis persalinan spontan, jenis kelamin anak perempuan dengan Berat badan 3400 gram, panjang badan 50 cm dan ditolong oleh bidan 3. Pembahasan Dalam hal ini tidak di temukan kesenjangan antara teori dan kasus karena Ny. R melahirkan secara spontan pervaginam, dan proses persalinan tidak mengalami kelainan yang berpengaruh pada masa nifas saat ini.
  • 81. 69 L. Riwayat KB 1. Tinjauan Teori Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah masa nifas ini dan beralih ke kontrasepsi apa. (Ambarwati, 2009; h. 134). 2. Tinjauan Kasus Ny. R belum pernah menggunakan KB. 3. Pembahasan Hasil pembahasan didapatkan tidak terdapat kesenjangan karna Ny. R belum menggunakan KB. M. Pola kebutuhan sehari-hari a) Nutrisi 1. Tinjauan Teori Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, gizi seimbang, terutama kebutuhan protein dan karbohidrat. Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. (Dewi dkk, 2011;h.71) 2. Tinjauan Kasus Ibu baru makan 1 kali dari setelah melahirkan, dengan menu nasi, sayur soup, lauk pauk 1 potong ayam dan 1 potong tempe serta air putih
  • 82. 70 3. Pembahasan Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori terdapat kesenjangan karena Ny. R mempunyai pantangan untuk tidak boleh mengkonsumsi telur setelah melahirkan karena keluarga beranggapan bahwa nanti pada luka akan berbau amis, tidak dapat, dan ibu hanya menghabiskan ½ porsi makanannya saja. Sehingga asupan nurtisi yang diperoleh ibu menjadi berkurang. b) Ambulasi Dini 1. Tinjauan teori Ambulasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing pasien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya untuk berjalan. (Sulistyawati, 2009;h.100) 2. Tinjauan kasus Selama nifas ibu hanya melakukan aktivitas di tempat tidur saja. 3. Pembahasan Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori terdapat kesenjangan karena Ny. R setelah melahirkan hanya berbaring di tempat tidurnya saja. c) Eliminasi Defekasi 1. Tinjauan Teori Defekasi (buang air besar) harus ada dalam 3 hari post partum.
  • 83. 71 2. Tinjauan Kasus Ibu belum BAB karna ibu baru saja 6 jam post partum. 3. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ada kesenjangan karena ibu dalam keadaan fisiologis dimana ibu dalam keadaan 6 jam post partum berdasarkan teori normal ibu nifas mengalami defekasi pada hari ke 3 setelah persalinan. Miksi 1. Tinjauan Teori Miksi disebut normal apabila dapat BAK spontan setiap 3-4 jam (Dewi, dkk 2011; h. 73). 2. Tinjauan Kasus Ny. S sudah BAK 3 jam setelah persalinan dengan warna jernih dan bau khas urin. 3. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan karena Ny. R telah BAK setelah 3 jam postpatum. d) Pola istirahat 1. Tinjauan Teori Ibu nifas membutuhkan istirahat dan tidur yang cukup. Seorang wanita yang dalam masa nifas dan menyusui
  • 84. 72 memerlukan waktu lebih banyak untuk istirahat karena sedang dalam proses penyembuhan terutama organ reproduksi dan menyusui bayinya. (Bahiyatun, 2009;h.82) 2. Tinjauan Kasus Dari setelah melahirkan ibu istirahat di tempat tidur. 3. Pembahasan Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori tidak terdapat kesenjangan karena ibu saat ini dalam keadaan istirahat di tempat tidur setelah melahirkan. e) Personal hygiene 1. Tinjauan Teori Tindakan ini paling sering menggunakan air hangat yang dialirkan (dapat ditambahkan antiseptik) keatas vulva perinium setelah berkemih atau defekasi, hindari penyemprotan langsung. (Bahiyatun, 2009;h.77) 2. Tinjauan Kasus Ibu setelah BAK membersihkan bagian vaginanya dengan menggunakan air hangat. 3. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena Ny. R selalu menjaga kebersihan diri nya dengan baik.
  • 85. 73 DATA OBJEKTIF A. Pemeriksaan umum 1. Tinjauan Teori a. Keadaan umum Untuk mengetahui data ini, bidan perlu mengamati keadaan pasien secara keseluruhan, hasil pengamatan akan bidan laporkan dengan kriterianya (Sulistyawati, dkk 2009; h.121) b. Kesadaran Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien,kita dapat melakukan pengkajian derajat kesadaran pasien dari keadaan compos mentis sampai dengan koma. (Sulistyawati, dkk. 2010; h. 226) 4. Tinjauan Kasus Keadaan umum : Baik Keadaan emosional : Stabil Kesadaran : Compos mentis 5. Pembahasan Tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karna keadaan, dan kesadaran ibu dalam keadaan baik. a. Tanda-tanda vital 1) Tekanan Darah a) Tinjauan teori
  • 86. 74 Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi post patrum, tetapi keadaan ini akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak ada penyakit lain yang menyertainnya dalam 2 bulan pengobatan (Ambarwati, 2009.h;139). b) Tinjauan kasus Tekanan darah : 110/70 mmHg c) Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karna pada tekanan darah ibu tidak mengalami peningkatan atau penurunan tekanan darah. 2) Nadi a) Tinjauan teori Berkisar antara 60-80x/menit denyut nadi di atas 100x/menit pada masa nifas adalah mengindikasikan adanya suatu infeksi, hal ini salah satunya bisa di akibatkan oleh proses persalinan sulit atau karena kehilangan darah yang berlebih. (Ambarwati,2009; h.138) b) Tinjauan kasus Nadi : 80 x/menit
  • 87. 75 c) Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena Ny. R nadi dalam keadaan normal 3) Pernafasan a) Tinjauan teori Pernafasan harus berada dalam rentang yang normal, yaitu sekitar 20-30 x/menit. (Ambarwati,2009; h.139) b) Tinjauan kasus Pernapasan: 24 x/menit. c) Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karna Ny. R nadi dalam keadaan normal. 4) Suhu a) Tinjauan teori Peningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam pertama pada masa nifas pada umumnya di sebabkan oleh dehidrasi, yang disebabkan oleh keluarnya cairan pada waktu melahirkan, selain itu bisa juga di sebabkan karena istirahat dan tidur yang di perpanjang selama awal persalinan. (Ambarwati, 2009; h. 138)
  • 88. 76 b) Tinjauan kasus Suhu : 36,5 ºc c) Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karna perubahan yang terjadi merupakan hal yang fisiologis yang terjadi pada masa nifas. B. Pemeriksaan fisik 1. Payudara a. Tinjauan Teori Selama kehamilan hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI belum keluar karena pengaruh hormon estrogen yang masi tinggi. kadar estrogen dan progestron akan menurun pada saat hari kedua atau ketiga pasca persalinan. Sehingga terjadi sekresi ASI (Damayanti, dkk. 2009; h. 7) b. Tinjauan Kasus Bentuk payudara Ny. R simetris kiri dan kanan, tidak terdapat benjolan, pembesaran normal dan pengeluaran kolostrum. c. Pembahasan Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori terdapat kesenjangan karena pada payudara belum mengeluarkan ASI, namun masih mengeluarkan kolostrum.
  • 89. 77 2. Abdomen a. Tinjauan Teori Selama masa kehamilan kulit abdomen akan melebar, melonggar dan mengendur selama berbulan-bulan (Damayanti, dkk. 2009; h. 62) b. Tinjauan Kasus Pembesaran : Normal Konsistensi : Keras Kandung Kemih : Kosong Uterus : Tinggi Fundus uteri 2 jari di bawah pusat c. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena TFU Ny. R teraba 2 jari di bawah pusat pada 6 jam setelah persalinan. 3. Anogenital a. Tinjauan Teori Vulva dan vagina mengalami penekanan serta meregang yang sangat besar selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina, kembali pada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali (Sulistyawati, 2009.h;77)
  • 90. 78 Pada masa nifas biasanya terdapat luka-luka jalan lahir. Luka pada vagina umumnya tidak seberapa luas dan akan sembuhdengan sendirinya, kecuali terdapat infeksi. (Sulistyawati, 2009.h; 78) b. Tinjauan Kasus Vulva : Bersih Perineum :Tidak ada robekan perinieum Pengeluaran Pervaginam : Lochea rubra c. Pembahasan Tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena pengeluaran lochea normal pada 6 jam post partum. 4.2 Interpretasi Data 1. Diagnosa Kebidanan a. Tinjauan Teori Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnose, masalah dan kebutuhan berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi (Damayanti, dkk 2011; h 112)
  • 91. 79 b. Tinjauan Kasus Didapatka diagnosa pada Ny. R umur 22 tahun P1A0 post partum 6- 8 jam. c. Pembahasanan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena antara teori dan kasus sama dimana diagnosa ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian dan data – data ibu. 2. Masalah a. Tinjauan teori Permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien. Data dasar meliputi: i. Data subjektif Data yang di dapat dari hasil anamnesa pasien. ii. Data Objektif Data yang didapat dari hasil pemeriksaan. (Ambarwati,2008;h.142). b. Tinjauan kasus Selama 6 jam post partum Ny. R mengeluh perutnya masih mulas. c. Pembahasan Tidak ada kesenjangan antara kasus dan teori karena terjadi kontraksi uterus yang meningkat setelah bayi lahir sehingga ibu merasa mulas pada perutnya. Dalam masa nifas, uterus akan berangsur-angsur pulih
  • 92. 80 kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan uterus ini dalam keseluruhnnya disebut involusi. ( Rukiyah, dkk. 2011; h. 54) 3. Kebutuhan a. Tinjauan teori Pada pelaksanaanya, bidan kadang dihadapkan pada beberapa situasi yang darurat, yang menuntut b idan harus segera melakukan tindakan penyelamatan terhadap pasien. (Sulistyawati, dkk. 2009; h. 132). b. Tinjauan kasus Ny. R umur 22 tahun P1A0 6 jam post partum normal diberi penjelasan tentang kondisi ibu saat ini dan pemantauan perdarahan serta penjelasan rasa mulas yang dialami ibu. c. Pembahasan Tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena peneliti melakukan penanganan yaitu dengan pemberian konseling tentang kondisi ibu saat ini dan pemantauan perdarahan serta penjelasan rasa mulas yang dialami ibu, Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien berdasarkan keadaan dan masalahnya. 4.3 Diagnosa potensial a. Tinjauan teori Langkah ini membutuhkan antisipasi dan bila memungkinkan akan dilakukan pencegahan. Sambil mengamati pasien, bidan diharapkan
  • 93. 81 dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial benar-benar tejadi. (Sulistyawati, 2009.h;130). b. Tinjauan Kasus Berdasarkan masalah atau diagnosis, tidak ada masalah potensial. c. Pembahasan Dalam kasus ini tidak ada data yang menunjang perlunya antisipasi masalah potensial karena ibu tidak mempunyai masalah. Hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus. 4.4 Tindakan Segera a. Tinjauan Teori Mengidentifikasi perlunya penanganan segera oleh bidan atau dokter atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota TIM kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. (Rukiyah, 2011; h.110) b. Tinjauan Kasus Tidak ada tindakan segera yang dilakukan pada pasien karena tidak ada keadaan patologis yang memerlukan penanganan segera. Hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus. c. Pembahasan Tidak ada tindakan segera yang dilakukan pada pasien.karena tidak ada keadaan patologis yang memerlukan penanganan segera.
  • 94. 82 4.5 Perencanaan a. Tinjauan Teori Langkah-langkah ini ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya yang merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga berkaitan dengan kerangka pedoman antisipasi bagi wanita tersebut yaitu apa yang akan terjadi berikutnya. (Ambarwati, 2009; h.143). Asuhan yang di berikan pada 6-8 Jam post partum : 7. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri 8. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga mengenai bagaimana cara mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. 9. Pemberian ASI awal. 10. Melakukan hubungan antara ibu dengan bayi yang baru lahir. 11. Menjaga bayi agar tetap sehat dengan cara mencegah hypotermi. 12. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil
  • 95. 83 b. Tinjauan kasus Asuhan kebidanan yang diberikan terhadap Ny. R adalah : 1. Beritahu kondisi ibu saat in 2. Jelaskan tentang keluhan yang dialami 3. Anjurkan ibu untuk mobilisasi 4. Ajarkan pada ibu atau salah satu keluarga mencegah perdarahan karena atonia uteri 5. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI sedini mungkin 6. Lakukan rawat gabung ibu dan bayi 7. Anjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi 8. Beritahu ibu untuk banyak beristirahat 9. Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene c. Pembahasan Menurut penulis tidak terjadi kesenjangan antara teori dan kasus karena penulis memberikan asuhan sesuai dengan tinjauan teori yang memberikan kebutuhan pasien yang berisikan tentang asuhan yang diberikan pada 6-8 jam post partum. 4.6 Implementasi a. Tinjauan Teori Langkaah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan penyuluhan pada klien dan keluarga.Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman. (Ambarwati, 2009; h. 145) 1. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
  • 96. 84 2. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga mengenai bagaimana cara mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. 3. Pemberian ASI awal. 4. Melakukan hubungan antara ibu dengan bayi yang baru lahir. 5. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil b. Tinjauan kasus 1. Memberitahu kondisi ibu saat ini dalam keadaan baik berdasarkan hasil pemeriksaan fisik ibu secara head to toe, pemeriksaan keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu. 2. Memberi penjelasan kepada ibu bahwa rasa mulas yang dialami ibu saat ini adalah normal, karena proses pulihnya rahim seperti sebelum hamil. 3. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi seperti miring kiri, miring kanan, duduk, kemnudian berjalan ke kamar madi secara perlahan lahan 4. Mengajarkan ibu atau salah satu keluarga untuk mencegah perdarahan karena atonia uteri dengan cara memasase perut ibu menggunakan telapak tangan dengan meletakkan di perut ibu dan sedikit ditekan dan diputar agar tidak terjadi perdarahan dan ajarkan ibu untuk merangsang putting atau menyusui bayinya agar
  • 97. 85 kontraksi uterus berjalan dengan baik yang diakibatkan oleh hormone oksitosin sehingga dapat mencegah perdarahan karena atonia uteri. 5. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI sedini mungkin, dengan cara menyusi bayi segera setelah lahir, agar bayi mendapat ikatan batin antara ibu dan bayi dan memperbaiki kontraksi uterus ibu agar proses involusi uterus berjalan dengan baik serta merangsang proses pengeluaran ASI menjadi lancer 6. Melakukan rawat gabung antara ibu dan bayi, yaitu menempatkan bayi dan ibu dalam satu ruangan agar hubungan ibu dan bayi lebih dekat dan ibu dapat memberikan ASI secara dini dan sesering mungkin. 7. Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi ibu selama masa nifas ini, kebutuhan kalori selama menyusui rata-rata kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu dengan nutrisi baik 70kal/100ml dan kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk tiap 100ml yang dihasilkan. Protein yang diperlukan 20 gr protein diatas kebutuhan normal ketika menyusui, protein hewani antara lain: telur, daging, ikan, udang, kerang, susu, dan keju dan protein nabati banyak terkandung dalam tahu, tempe, kacang-kacangan, asupan cairan ibu menyusui dianjurkan minum 2-3 liter per hari dalm bentuk air putih, susu dan jus buah, pil zat besi (Fe) diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin,
  • 98. 86 minum kapsul vitamin A (200.000 unit) sebanyak 2 kali yaitu pada 1 jam setelah melahirkan dan 24 jam setelahnya 8. Menganjurkan ibu untuk beristirahat cukup, mencegah kelelahan yang berlebihan. Sarankan ia untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga biasa perlaha-lahan serta untuk tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur. 9. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan alat genetalianya dengan menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum menyentuh daerah kelamin cara membasuh alat kelamin setelah BAK/BAB dari depan ke belakang, setelah itu keringkan menggunakan tisssu/kain yang bersih dan kering, mengganti celana dalam apabila lembab atau basah atau ketika ibu sudah merasa tidak nyaman. Dan Menyarankanibu mengganti pembalut setiap kali mandi, BAB/BAK, paling tidak dalam waktu 3-4 jam supaya ganti pembalut atau mengganti pembalut bila terasa penuh. c. Pembahasan Menurut penulis tidak terjadi terjadi kesenjangan antara teori dan kasus karena penulis memberikan asuhan 6 jam postpartum dengan menambahkan asuhan selain dari asuhan 6 jam post partum yang diberikan kepada Ny. S seperti menganjurkan ibu untuk mobilisasi agar melancarkan pengeluaran lochea, dan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi dikarenakan pada masa nifas ibu sangat dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan
  • 99. 87 nutrisinya agar dapat mempercepat penyembuhan ibu dan sangat mempengaruhi susunan air susu ibu sedangkan pada menganjurkan pasien untuk tetap menjaga personal hygiene agar tidak terjadi masalah dalam personal hyginenya dimana pada masa ini keadaan vagina yang masih mengeluarkan lochea. 4.7 Evaluasi b. Tinjauan Teori Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan yang bidan berikan kepada pasien, bidan mengacu pada beberapa pertimbangan (Sulistyawati, 2009.h;146) c. Tinjauan Kasus 1. Ibu sudah mengerti tentang kondisinya saat in, yaitu TD:110/70mmhg N:80x/menit. R: 24x/menit S:36,5°c ASI pengeluaran : Colustrum ,TFU : 2 jari dibawah pusat , Pengeluaran : Locha rubra. 2. Ibu sudah mengerti tentang keluhan yang dialami saat ini. 3. Ibu memahami untuk melakukan mobilisasi agar ibu terasa lebih rileks. 4. Keluarga ibu telah melakukan masase uterus ibu, dan mengerti bagaimana cara memasase pada perut ibu, serta ibu segera menyusui bayinya dan hasil kontraksi uterus ibu baik 5. Ibu bersedia menyusui bayinya sedini mungkin. 6. Ibu dan bayi berada dalam satu ruangan yang sama 7. Ibu akan memenuhi kebutuhan nutrisinya 8. Ibu akan banyak beristirahat
  • 100. 88 9. Ibu mengerti cara menjaga kebersihan alat genetalianya dan bersedia melakukannya. d. Pembahasan Tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus karena semua perencanaan dan pelaksanaan telah di lakukan dengan baik dan keadaan ibu dalam keadan sehat.
  • 101. 89 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penulis mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap Ny.R umur 22 tahun P1A0 6-8 jam post partum dengan menggunakan metode langkah varney diantaranya : 5.1.1 Penulis mampu melaksanakan pengkajian Asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap Ny.R umur 22 tahun P1A0 6-8 jam post partum di BPS Sulistyani, S.ST Bandar Lampung. 5.1.2 Penulis mampu menginterprestasikan data yang ada sehingga mampu menyusun diagnosa kebidanan yakni Ny.R umur 22 tahun P1A0 post partum 6-8 jam, masalah pada ibu tidak ada dan kebutuhan yang diberikan pada ibu yaitu penjelasan tentang kondisi ibu serta melakukan pemantauan agar tidak terjadi perdarahan 6-8 jam post partum pada ibu nifas normal khususya pada Ny.R umur 22 Tahun P1A0 di BPS Sulistyani, S.ST Bandar Lampung. 5.1.3 Penulis mampu melaksanakan identifikasi diagnose/masalah potensial Asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap Ny.R umur 22 tahun P1A0 6-8 Jam Post Partum di BPS Sulistyani, S.ST Bandar Lampung
  • 102. 90 5.1.4 Penulis mampu melaksanakan tindakan segera/kolaborasi Asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap Ny.R umur 22 tahun 6-8 Jam Post Partum di BPS Sulistyani, S.ST Bandar Lampung 5.1.5 Penulis mampu merencanakan tindakan Asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap Ny.R umur 22 tahun 6-8 Jam Post Partum di BPS Sulistyani, S.ST Bandar Lampung 5.1.6 Penulis mampu melaksanakan Asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap Ny.R umur 22 tahun 6-8 Jam Post Partum di BPS Sulistyani, S.ST Bandar Lampung 5.1.7 Penulis mampu mengevaluasi Asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan hasil ibu dalam keadaan sehat, rasa mulas pada perut ibu tidak dirasakan lagi dan tidak ada penyulit yang berhubungan dengan masa nifas terhadap Ny.R umur 22 tahun 6-8 Jam Post Partum di BPS Sulistyani, S.ST Bandar Lampung 5.2 Saran Saran yang penulis berikan ditujukan untuk tenaga kesehatan khususnya bidan serta untuk ibu nifas : 5.2.1 Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan dokumentasi dan bahan perbandingan untuk studi kasus selanjutnya. 5.2.2 Bagi Lahan Praktek Hasil penelitian dapat dijadikan sebagian bahan masukan bagi tempat praktek terutama bagi bidan serta tenaga kesehatan yang
  • 103. 91 berada di masyarakat untuk melakukan tindakan promotif seperti penyuluhan dan memberikan pendidikan kesehatan atau KIE. 5.2.3 Bagi Peneliti Menjadi sarana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapat serta mendapatkan pengalaman nyata dalam penanganan kasus yang sering terjadi di masyarakat 5.2.4 Bagi Masyarakat Dapat di jadikan masukan pada masyarakat khususnya Ny.R agar lebih mengerti tentang perawatan ibu selama masa nifas yang fungsinya untuk mendeteksi secara dini agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang berhubungan dengan masa nifas.
  • 104. 92 DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, Envy retna. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Mitra Cendika offset Maryunani, Anik.2009.Asuhan pada ibu dalam masa Nifas.Jakarta: Trans Info Media Nanny, Vivian Lia Dewi., & Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kebidanan pada ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika Notoatmodjo, 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Rukiyah, Aiyeyeh. Et all. 2011. Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta: Trans Info Media Rahmawati, Anita. 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika Sulistyawati, Ari., & Esti Nugraha. 2010. Asuhan Kebidanan pada ibu Bersalin. Jakarta: Salemba Medika Sulistyawati, Ari.2009. Buku Ajar Asuhan kebidanan Pada Ibu Nifas Jogyakarta: CV Andi Offset Tambunan, Eviana S., & Kasim, Deswani. 2011. Panduan Pemeriksaan Fisik Bagi Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Yanti, Damai., & Dian Sundawati. 2011. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Bandung: Refika Aditama http:// www.Profil Dinkes Provinsi Lampung Tahun 2012 Diunduh Tanggal 09.05.2015 pukul 13:15 Wib