Dokumen tersebut memberikan panduan mengenai perhitungan PNBP pertambangan, termasuk perhitungan iuran tetap, penerapan kurs tengah BI, perhitungan royalti, dan masalah yang sering dihadapi di lapangan seperti perbedaan data dan dokumen.
3. PENERAPAN KURS TENGAH BI
Ilustrasi :
Tgl timbulnya kewajiban
Tgl setoran sebelum
kewajiban
Tgl setoran setelah
kewajiban
Tgl timbulnya kewajiban adl tgl terbitnya SK IUP (utk kewajiban IT tahun pertama) atau tgl
berlakunya SK IUP (utk kewajiban IT tahun kedua dst).
Tgl setoran adl tgl bukti setor yg telah divalidasi.
Simpulan:
Apabila setoran sebelum kewajiban mk kurs tengah BI adl kurs tengah pd tgl timbulnya
kewajiban.
Apabila setoran setelah kewajiban mk kurs tengah BI adl kurs tengah pd tgl setoran.
4. PENERAPAN KURS TENGAH BI
Contoh :
Bupati X telah menerbit SK IUP-OP kpd PT A pd tgl 1 Juni 2013, utk
areal pertambangan seluas 100 Ha dan SK tersebut berlaku sejak tgl 2
Maret 2013 s.d 1 Maret 2023.
Bukti setor kewajiban IT adl sbb:
Tgl. 16 Juli 2013 sebesar Rp4.000.000,-
Tgl. 2 Februari 2014 sebesar Rp3.600.000,-
Data kurs tengah BI:
Tgl. 1 Juni 2013 sebesar Rp10.500,-
Tgl. 16 Juli 2013 sebesar Rp10.000,-
Tgl. 2 Februari 2014 sebesar Rp9.000,-
Tgl. 2 Maret 2014 sebesar Rp9.500,-
Periode audit: 1 Januari 2013 s.d 31 Desember 2014.
Pemeriksaan berakhir tgl. 25 Mei 2015 (50 hr kerja setelah ST diterima)
5. PENERAPAN KURS TENGAH BI
Pembahasan :
Tahun 2013:
Jumlah Kewajiban IT : USD4,- x 100 Ha = USD400,- (utk masa 2 Maret
2013 s.d 1 Maret 2014)
Jatuh tempo kewajiban: 1 Juli 2013 (1 bln sejak 1 Juni 2013)
Setoran: tgl. 16 Juli sebesar Rp4.000.000,- setara dg USD400,-
(Rp4.000.000,- dibagi 10.000).
Perhitungan:
Kewajiban Pokok: USD400,- dikurangi USD400,- = nihil
Denda Terlambat: (USD400,- x 1,02) – USD400,- = USD4,08.
Denda Kurang Bayar: nihil
Kurang Setor = USD4,08
6. PENERAPAN KURS TENGAH BI
Pembahasan :
Tahun 2014:
Jumlah Kewajiban IT : USD4,- x 100 Ha = USD400,- (utk masa 2 Maret
2014 s.d 1 Maret 2015)
Jatuh tempo kewajiban: 2 April 2014 (1 bln sejak 2 Maret 2014)
Setoran: . 2 Februari 2014 sebesar Rp3.600.000,- setara dg USD378,95
(Rp3.600.000,- dibagi 9.500).
Perhitungan:
Kewajiban Pokok: USD400,- dikurangi USD378,95 = USD21,05
Denda Terlambat: nihil
Denda Kurang Bayar: (USD21,05 x 1,02^14) – USD21,05 = USD6,73
Kurang Setor = USD27,78 (USD21,05 + USD6,73)
9. SAAT TERUTANG ROYALTI (PENGAPALAN)
Saat pengapalan
Bill of Lading (B/L)
Tgl. B/L
Invoice
Simpulan:
Penyerahan di air:
1. Date of loading / loading date sesuai dg COA, jika tdk ada ..
2. Tgl. B/L, jika tdk ada ..
3. Tgl. Invoice.
Penyerahan di darat:
1. Date of loading / loading date sesuai dg COA, jika tdk ada ..
2. Tgl. pengiriman, misal saat diangkut dg truck atau kereta, jika tdk ada ..
3. Tgl. Invoice.
sebelum pengapalan setelah pengapalan
Saat muat
Date of loading
Loading date
Cerificate of analysis
(COA)
10. 1. Titik Jual di Barging / Jetty / Tongkang
1) Buat Daftar Rekapitulasi Penjualan;
2) Hitung Harga Patokan Batubara (HPB) atau Harga Patokan
Mineral (HPM) sesuai dg Harga Batubara Acuan (HBA) atau
HMA dan Certificate of Analysis (COA);
3) Hitung Biaya Penyesuaian:
a. Barging
b. Surveyor
c. Transhipment
4) Hitung Harga Dasar Royalti yaitu HPB dikurangi dg Biaya
Penyesuaian;
5) Bandingkan Harga Jual Invoice dg hasil no. 4), nilai yg lebih
tinggi digunakan sbg dasar perhitungan royalti;
6) Hitung kewajiban royalti;
7) Bandingkan dg bukti setor royalti;
8) Hitung kurang bayar (lebih bayar) dan dendanya.
11. 2. Titik Jual di Vessel
1) Buat Daftar Rekapitulasi Penjualan;
2) Hitung Harga Patokan Batubara (HPB) atau Harga Patokan
Mineral (HPM) sesuai dg Harga Batubara Acuan (HBA) atau
HMA dan Certificate of Analysis (COA);
3) Bandingkan Invoice dg HPB, nilai yg lebih tinggi digunakan utk
perhitungan royalti;
4) Buat Daftar Biaya Aktual (Barging, Surveyor dan Transhipment);
5) Hitung Biaya Penyesuaian Standar;
6) Bandingkan Biaya Aktual dg Standar, yg lebih rendah digunakan
sbg biaya penyesuaian;
7) Hitung Dasar Perhitungan Royalti dg cara hasil no. 3) dikurangi
dg biaya penyesuaian no. 6);
8) Hitung kewajiban royalti;
9) Bandingkan dg bukti setor royalti;
10) Hitung kurang bayar (lebih bayar) dan dendanya.
12. 3. Titik Jual di Destinasi (CIF)
1) Buat Daftar Rekapitulasi Penjualan;
2) Hitung Harga Patokan Batubara (HPB) sesuai dg Harga Batubara
Acuan (HBA) atau Harga Patokan Mineral (HPM) dan Certificate of
Analysis (COA);
3) Buat Daftar Biaya Aktual (Angkutan tongkang, Angkutan kapal
vessel, Surveyor, Asuransi, Angkutan truk dan Angkutan kereta
api);
4) Hitung Biaya Penyesuaian Standar, tambahkan dg hasil no. 2);
5) Bandingkan Invoice dg hasil no. 4), yg lebih tinggi digunakan utk
penghitungan royalti;
6) Bandingkan Biaya Aktual dg Standar, yg lebih rendah digunakan
sbg biaya penyesuaian;
7) Hitung Dasar Perhitungan Royalti dg cara hasil no. 5) dikurangi dg
biaya penyesuaian no. 6);
8) Hitung kewajiban royalti;
9) Bandingkan dg bukti setor royalti;
10) Hitung kurang bayar (lebih bayar) dan dendanya.
13. 4. Titik Jual di Pengguna Akhir Satu Pulau
1) Buat Daftar Rekapitulasi Penjualan;
2) Hitung Harga Patokan Batubara (HPB) sesuai dg Harga
Batubara Acuan (HBA) atau Harga Patokan Mineral (HPM) dan
Certificate of Analysis (COA);
3) Hitung Biaya Penyesuaian Standar (Angkutan tongkang,
Angkutan kapal vessel, Survey Laut, Survey Darat, Asuransi,
Angkutan truk dan Angkutan kereta api), kurangkan dg hasil
no. 2);
4) Bandingkan Invoice dg hasil no. 3), yg lebih tinggi digunakan
utk Dasar Perhitungan Royalti;
5) Hitung kewajiban royalti;
6) Bandingkan dg bukti setor royalti;
7) Hitung kurang bayar (lebih bayar) dan dendanya.
14. PERMASALAHAN DI LAPANGAN
1. WB belum sepenuhnya memahami tata cara perhitungan
dan penyetoran PNBP sesuai dg ketentuan yg berlaku;
2. Perbedaan persepsi antara WB dg pemeriksa;
3. Data dan dokumen yg diperlukan utk pemeriksaan tidak
diperoleh, misalnya invoice, data jarak barge ke vessel,
Certificate Of Analysis (COA)
4. Perbedaan data/dokumen terutama mengenai kualitas
batubara/mineral dan jarak, misalnya COA, jarak barge
ke vessel;
5. COA yg digunakan oleh WB berasal dr surveyor yg tidak
terdaftar di Ditjend Minerba sesuai dg Perdirjend
481/2014 (PT Anindya Wira Putra Konsult, PT Sucofindo,
PT Carsurin, PT Surveyor Indonesia, PT Surveyor Carbon
Consulting Indonesia dan PT Geoservice…batubara).
16. 13,5% dari seluruh batubara yang diproduksi di fasilitas
pemuatan terakhir milik perusahaan dlm bentuk in kind.
Perusahaan bertanggung jawab memasarkan batubara
pemerintah bersama-sama dengan batubara perusahaan.
Perusahaan wajib menanggulangi semua biaya yang
timbul atas kegiatan penjualan, namun pemerintah wajib
menanggung sebesar 13,5% dari jumlah pengeluaran
bersama tersebut.
Pengeluaran bersama adalah beban biaya bersama yang
timbul pada setiap penjualan, tetapi tidak termasuk biaya
administrasi.
17. Pengeluaran bersama dapat terdiri dari: biaya muat, biaya
bongkar, biaya labuh, biaya transhipment, biaya asuransi, biaya
survei, freight, demurage/despatch yang timbul sejak
fasilitas muat akhir.
Pengeluaran bersama, juga termasuk biaya lain yang terjadi
dalam proses penjualan, yang meliputi: penalti/bonus kualitas,
coal reject, dan komisi pihak ketiga.
Setiap ton batubara milik pemerintah dikenakan biaya
administrasi sebesar 2,5% atas harga batubara di fasilitas muat
akhir perusahaan.
18. CATATAN:
Khusus PKP2B Generasi 3:
Harga Jual adalah harga invoice;
Biaya penjualan mengacu atau sesuai dg biaya
penyesuaian Perdirjend (spt IUP).
Dasar:
Kontrak PKP2B Generasi 3;
Surat Direktur Pembinaan Program Mineral dan
Batubara No. 01043/84/DPB/2015 tgl 7 April 2015
hal Tatacara Penghitungan DHPB PKP2B Generasi 3