SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Disampaikan Oleh:
Dr. Sumule Tumbo, SE, MM
Kasubdit Pendapatan Daerah Wilayah III
DIREKTORAT PENDAPATAN DAERAH
DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
KEBIJAKAN PENGELOLAAN
PENDAPATAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
DASAR HUKUM
Pungutan daerah berupa pajak daerah dan retribusi daerah
pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Perda.
Pajak daerah dan retribusi daerah ditetapkan dengan Undang-Undang
yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Perda.
Pemerintahan daerah dilarang melakukan pungutan atau dengan
sebutan lain di luar yang telah ditetapkan undang-undang.
Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan
negara diatur dengan undang-undang.
Pendapatan Daerah terdiri atas pendapatan asli daerah, pendapatan transfer, dan
lain-lain Pendapatan Daerah yang sah 2
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Adalah
PENDAPATAN DAERAH
Semua hak Daerah yang
diakui sebagai penambah
nilai kekayaan bersih
dalam periode tahun
anggaran berkenaan.
3
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Pasal 1 angka 7 PP 12/2019
4
4
Pendapatan
Asli Daerah
Pendapatan
Transfer
Lain-lain
Pendapatan
Daerah
Yang Sah
SUMBER PENDAPATAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Pasal 30 PP 12/2019
Pendapatan asli Daerah meliputi:
a. pajak daerah;
b. retribusi daerah;
c. hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan; dan
d. lain-lain pendapatan asli daerah
yang sah.
a. Hasil penjualan BMD yang tidak dipisahkan;
b. hasil pemanfaatan BMD yang tidak dipisahkan;
c. hasil kerja sama daerah;
d. jasa giro;
e. hasil pengelolaan dana bergulir;
f. pendapatan bunga;
g. penerimaan atas tuntutan ganti kerugian Keuangan Daerah;
h. penerimaan komisi, potongan, atau bentuk lain sebagai akibat penjualan,
tukar-menukar, hibah, asuransi, dan/atau pengadaan barang dan jasa
termasuk penerimaan atau penerimaan lain sebagai akibat penyimpanan
uang pada bank, penerimaan dari hasil pemanfaatan barang daerah atau
dari kegiatan lainnya merupakan Pendapatan Daerah;
i. penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang
asing;
j. pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan;
k. pendapatan denda pajak daerah;
l. pendapatan denda retribusi daerah;
m.pendapatan hasil eksekusi atas jaminan;
n. pendapatan dari pengembalian;
o. pendapatan dari BLUD; dan
p. pendapatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pendapatan pajak daerah dan
retribusi daerah meliputi pendapatan
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang
mengatur mengenai pajak daerah
dan retribusi daerah.
Hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan
merupakan Penerimaan Daerah
atas hasil penyertaan modal
daerah.
Pendapatan Asli Daerah
Lain-lain pendapatan asli Daerah yang sah terdiri atas:
5
Pasal 31 PP 12/2019
PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH
6
Pasal 286 dan Pasal 287 UU 23/2014
 Pajak daerah dan retribusi daerah ditetapkan dengan undang-undang yang pelaksanaan di
Daerah diatur lebih lanjut dengan Perda.
 Pemerintah Daerah dilarang melakukan pungutan atau dengan sebutan lain di luar yang
diatur dalam undang-undang.
 Kepala daerah yang melakukan pungutan atau dengan sebutan lain di luar yang diatur
dalam undang-undang dikenai sanksi administratif berupa tidak dibayarkan hak-hak
keuangannya yang diatur dalam ketentuan peraturan per-UU selama 6 bulan.
 Hasil pungutan atau dengan sebutan lain yang dipungut oleh kepala daerah di luar yang
diatur dalam undang-undang wajib disetorkan seluruhnya ke kas negara.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Pajak Provinsi
1.Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
2.Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
(BBNKB)
3.Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor (PBBKB)
4.Pajak Air Permukaan
5.Pajak Rokok
Pajak Kabupaten / Kota
1. Pajak Hotel
2. Pajak Restoran
3. Pajak Hiburan
4. Pajak Reklame
5. Pajak Penerangan Jalan
6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
7. Pajak Parkir
8. Pajak Air Tanah
9. Pajak Sarang Burung Walet
10. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
11. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
PAJAK DAERAH
7
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
RETRIBUSIDAERAH
Jasa Umum Jasa Usaha Perizinan Tertentu
1. Yan Kesehatan (P/K)
2. Yan Persampahan (P/K)
3. Ganti Biaya Cetak KTP dan Akta Capil X
4. Yan Pemakaman (K)
5. Yan Parkir di tepi jalan umum (K)
6. Yan Pasar (K)
7. Pengujian Kendaraan Bermotor (K)
8. Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran (K)
9. Ganti Biaya Cetak Peta (P/K)
10. Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus (K)
11. Pengolahan Limbah Cair (K)
12. Yan Tera/Tera Ulang (K)
13. Yan Pendidikan (P/K)
14. Pengendalian Menara Telekomunikasi (K)
15. Pengend Lalu Lintas (P/K)
1. Pemakaian Kekayaan Daerah (P/K)
2. Pasar Grosir/Pertokoan (K)
3. Tempat Pelelangan (K)
4. Terminal (P/K)
5. Tempat Khusus Parkir (K)
6. Tempat Penginapan/Villa (P/K)
7. Rumah Potong Hewan (K)
8. Kepelabuhanan (P/K)
9. Tempat Rekreasi dan Olahraga (P/K)
10. Penyeberangan di air (P/K)
11. Penjualan Produksi Usaha Daerah (P/K)
(Prov/Kab/Kota)
1. Izin Mendirikan Bangunan (K)
2. Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol (P/K)
3. Izin Gangguan (K) X
4. Izin Trayek (P/K)
5. Izin Usaha Perikanan (P/K)
6. Izin Perpanjangan IMTA (P/K) (Pasal 150 UU
28/2009 & PP 97/2012)
Pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa/pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
Pemda untuk kepentingan orang pribadi atau badan
Tarif retribusi daerah ditinjau paling lama
3 (tiga) tahun sekali, dengan
mempertimbangkan perkembangan
Indeks harga serta perkembangan
perekonomian. Perubahan tarif retribusi
tsb ditetapkan dengan Peraturan Kepala
Daerah.
8
Kewenangan telah disesuaikan dengan UU 23/2014
Jenis Retribusi dapat tidak dipungut apabila potensi penerimaannya kecil dan/atau atas kebijakan nasional/daerah untuk memberikan pelayanan
tersebut secara cuma-cuma
(Pasal 110 ayat (2) UU 28/2009)
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Pendapatan transfer meliputi:
a.transfer Pemerintah Pusat; dan
b.transfer antar-daerah.
 Transfer Pemerintah Pusat terdiri atas:
a. dana perimbangan;
b. dana insentif daerah;
c. dana otonomi khusus;
d. dana keistimewaan; dan
e. dana desa.
 Transfer antar-daerah terdiri atas:
a. pendapatan bagi hasil; dan
b. bantuan keuangan.
PENDAPATAN TRANSFER
9
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Meliputi:
a.hibah;
b.dana darurat; dan/atau
c.lain-lain pendapatan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
LAIN LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
10
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
 Perencanaan Penerimaan Pajak belum optimal;
 Database pajak daerah yang belum terintegrasi;
 Setting Tarif PDRD yang belum memadai ;
 Organisasi BPRD/Dinas Pendapatan belum
disusun by function;
 SDM Perpajakan yang belum menjawab kebutuhan
organisasi (tenaga penilaian, pemeriksaan,
penagihan); dan
 Kepatuhan WP masih rendah. 11
PERMASALAHAN PENGELOLAAN PDRD, ANTARA LAIN:
12
PERMASALAHAN & SOLUSI PENGELOLAAN PDRD, ANTARA LAIN:
NO PERMASALAHAN PDRD SOLUSI
1  Kepatuhan Wajib Pajak yang masih
rendah
 Penghindaran Pajak
 Menggunakan Sistem Teknologi Informasi untuk
mendetect pemenuhan kewajiban pajak daerah
 Menegakkan law enforcement (memberikan
sanksi), contoh: penempelan Stiker belum
membayar pajak restoran pada Rumah Makan
2 Lemahnya sistem
pendataan/pemutakhiran data,
penggolongan, penetapan,
pengolahan basis data, sistem
pembayaran/penagihan, dan
pelayanan lainnya kepada wajib pajak
dan wajib retribusi (administration
tax).
 Melakukan Reformasi Administrasi Perpajakan
Daerah melalui:
• Penyusunan Profiling Wajib Pajak Daerah yang
digunakan sebagai penentuan potensi pajak
daerah
• Menggunakan system/teknologi informasi dalam
pelayanan PDRD.
• Membangun organisasi perpajakan daerah
berdasarkan fungsi seperti fungsi pengelola
data, fungsi pelayanan, fungsi penagihan, fungsi
pemeriksaan, dan fungsi pengawasan.
 Memperbaiki Basis Data Perpajakan, melalui:
13
Lanjutan……
.…
NO PERMASALAHAN PDRD SOLUSI
 Melakukan pendataan ulang wajib pajak dan objek pajak
 Meningkatkan koordinasi internal pemda antara lain
dengan bagian penerbitan izin
 Memanfaatkan data pihak ketiga (BPN utk PBB)
 Meningkatkan kerjasama pertukaran data dengan
penyedia data lainnya misalnya BPS.
3 Persoalan Sumber Daya Manusia:
 jumlah pegawai yang belum sesuai
dengan kebutuhan ideal
 sistem manajemen SDM yang belum
menjawab kebutuhan organisasi serta
 masih terdapat kasus-kasus seperti
kolusi dan pelanggaran disiplin
 Pengalokasian SDM yang lebih tepat sesuai dengan
potensi dan kompetensi
 Mengirimkan pegawai untuk mengikuti diklat ahli
penilaian, penagihan, dan pemeriksaan.
 Menambah jumlah diklat internal terkait dengan praktik
pemungutan perpajakan yang baik.
 Kerjasama kemitraan dengan pemda-pemda yang dinilai
sukses dalam pemungutan perpajakan, khususnya
problem solving terkait pemungutan perpajakan daerah.
 Pelaksanaan sistem reward and punishment perlu
ditegakkan secara tegas untuk meningkatkan kinerja
pegawai dan menghindari kebocoran penerimaan
14
Lanjutan……
…
NO PERMASALAHAN PDRD SOLUSI
4 Belum signifikannya penerimaan pajak
daerah
Penyesuaian Dasar Pengenaan Pajak, melakukan
penilaian ulang atas dasar pengenaan pajak, yaitu:
 (nilai jual objek pajak untuk PBB-P2, nilai jual
pengambilan mineral bukan logam dan batuan untuk
Pajak MBLB,
 nilai perolehan air tanah untuk Pajak Air Tanah, dan
 nilai perolehan hak atas tanah dan bangunan untuk
BPHTB disesuaikan dengan potensi dan kemampuan
pembayar pajak
5 Masih belum memadainya tenaga
dalam bidang Penilaian, Penagihan,
dan Pemeriksaan
 Dibidang penilaian dan penagihan dapat
dikerjasamakan dengan Direktorat Jenderal Pajak
dan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
 Dibidang pemeriksaan dapat berkoordinasi dengan
Polri, Kejaksaan, Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan, dan Badan Pemeriksa Keuangan.
STRATEGI PENINGKATAN PAD
 Strategi Peningkatan PAD perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak, seperti,
DPRD, SKPD, Unit/Instansi terkait lain (PPNS, Kepolisian, Kejaksaan),
Penghasil/Pemungut;
 Penguatan kelembagaan dan perbaikan sistem dan prosedur, SDM, dan SOTK.
 Meningkatkan dan mengefektifkan sosialisasi Peraturan Daerah kepada
masyarakat secara luas.
 Diharapkan dapat memberikan:
 Meningkatkan pelayanan prima;
 Meningkatkan kecermatan, akurasi dan akuntabilitas dalam pemungutan;
 Mendata jenis pungutan yang tidak potensial;
 Menunjukkan kelemahan SOP dan organisasi;
 Memberikan perhatian dalam penganggaran yaitu: menentukan target atau
perkiraan penerimaan.
15
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
STRATEGI PENINGKATAN PAD
Lanjutan...
 Research/kajian untuk mengetahui potensi masing-masing jenis
PDRD dan menilai kinerja pemungutannya;
 Pada dasarnya permasalahan dalam pengelolaan PDRD adalah
pendataan dan pendaftaran, penetapan, kebijakan tarif, dan
pemungutannya.
 Hasil kajian dapat digunakan untuk menentukan action plan:
Menambah objek;
Menyesuaikan ketetapan pajak;
Mengurangi tunggakan (melalui penagihan);
Menyesuaikan tarif (prinsip perlu memperhatikan kondisi
masyarakat);
Mengubah Perda (jika diperlukan).
16
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
 Meningkatkan pengawasan dan memberikan sanksi yg tegas.
 Meningkatkan efisiensi administrasi dan menekan biaya
pemungutan.
 Meningkatkan kapasitas penerimaan melalui perencanaan yang
lebih baik
 Membangun sistem pelayanan pembayaran dengan memanfaatkan
tekonologi informasi atau sarana yang memadai
 Melakukan kerjasama dengan pihak terkait (Perbankan, BPN,
Kepolisian, PT POS, dan lainnya)
 Deregulasi dan debirokratisasi  memberikan kondisi yg kondusif
untuk berinvestasi, izin usaha yg mudah dan batalkan perda yg
menghambat.
Lanjutan...
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
17
Identifikasi potensi-potensi daerah yang belum tergali (belum
diperdakan);
contoh: pengembangan sektor pariwisata dan pengelolaan TPI.
Inventarisasi barang-barang milik daerah/aset untuk pemanfaatan
barang milik daerah atau retribusi pemakaian kekayaan daerah;
contoh: menginventarisi asset yang ada di setiap SKPD.
Penyesuaikan tarif dengan perkembangan kondisi di daerah
(sepanjang diatur dalam perda).
Lanjutan...
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
18
INTENSIFIKASI DAN EKSTENSIFIKASI
PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH
INTENSIFIKASI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH
20
Suatu tindakan usaha untuk memperbesar penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dengan cara
melakukan pemungutan yang lebih giat, ketat dan teliti.
• Menyesuaikan/memperbaiki aspek kelembagaan/organisasi pengelola pendapatan asli daerah (Badan
pendapatan daerah), berikut perangkatnya sesuai dengan kebutuhan yang terus berkembang, yaitu
dengan cara menerapkan secara optimal sistem dan prosedur administrasi pajak daerah, retribusi daerah dan
penerimaan pendapatan lain;
• Organisasi Badan pendapatan daerah melakukan fungsi-fungsi dalam organisasinya antara lain, pendaftaran
dan pendataan, penetapan, pembukuan dan pelaporan, penagihan terhadap penunggak pajak serta
perencanaan dan pengendalian operasional;
• Membangun sistem pelayanan pembayaran dengan memanfaatkan tekonologi informasi atau sarana yang
memadai;
• Meningkatkan efisiensi administrasi dan menekan biaya pemungutan;
• Peningkatan pengawasan dan pengendalian serta pemberian sanksi yang tegas (administratif dan pidana);
• Peningkatan kapasitas sumber daya manusia;
• Meningkatkan kegiatan penyuluhan/sosialisasi kepada masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran
masyarakat membayar pajak dan retribusi.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
EKSTENSIFIKASI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH
21
Suatu usaha yang dilakukan pemerintah daerah untuk meningkatkan penerimaan daerah melalui
penciptaan sumber-sumber pajak daerah dan retribusi daerah atau perluasan/penambahan
terhadap jenis pendapatan yang selama ini belum dapat dipungut, namun dihindari
memberatkan masyarakat dan menghambat investasi daerah.
• Melakukan pengembangan atau menggali jenis-jenis pungutan yang baru;
• Melakukan review terhadap Perda yang berlaku, untuk selanjutnya dilakukan penyesuaian (Antara
lain, Objek Pajak dan Retribusi, Tarif Pajak dan Retribusi). Khusus dalam menetapkan tarif
dilaksanakan tidak semata-mata untuk meningkatkan penerimaan namun mempertimbangkan
kemampuan masyarakat;
• Mengikuti studi banding ke daerah lain guna menambah wawasan untuk meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD).
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
1. Meningkatkan kapasitas penerimaan melalui perencanaan target secara
terukur dan rasional dengan mempertimbangkan perekonomian
daerah dan pencapaian realisasi tahun sebelumnya.
2. Menyusun action plan dan mengidentifikasi permasalahan terkait pajak
daerah dan retribusi daerah, termasuk permasalahan tunggakan.
3. Melakukan kerjasama dengan pihak terkait dan langkah inovasi dalam
rangka optimalisasi penerimaan. (sistem pembayaran non tunai).
4. Rutin melakukan pengawasan dan mengefektifkan Tim Saber Pungli.
5. Meningkatkan kualitas pelayanan (cepat, tepat, ramah, santun, transparan,
jujur dan bebas pungli).
UPAYA LAIN DALAM RANGKA OPTIMALISASI
PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
22
23
SARAN TINDAK LANJUT
• Koordinasi dengan instansi terkait dan Stakeholder yang terkait upaya penagihan pajak daerah
• Optimalisasi online sistem (elektronik) terhadap pembayaran pajak daerah sejalan dengan kebijakan non
tunai.
• Membangun sistem informasi pajak daerah terkonsolidasi.
• Melakukan pemutakhiran data subjek dan objek PDRD.
• Koordinasi dengan instansi terkait dan Stakeholder yang terkait penentuan potensi pajak daerah
• Membangun sistem terintegrasi antara pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Daerah
secara online (E SAMSAT, PBB online, BPHTB online).
• Peningkatan kualitas pelayanan.
• Melakukan sosialisasi kepada para Wajib Pajak.
LANGKAH LAIN OPTIMALISASI PENDAPATAN/PENERIMAAN DAERAH
TRANSAKSI NON TUNAI KONFIRMASI STATUS WAJIB PAJAK DLM
PEMBERIANLAYANAN IZIN TERTENTU
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
KSWP
PEMERINTAH PEMDA
KONFIRMASI STATUS WAJIB PAJAK (KSWP)
24
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Inpres Nomor 7 Tahun 2015 ttg Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2015
Kegiatan Y
ang Dilakukan Oleh Instansi Pemerintah Sebelum Memberikan
Layanan Publik Tertentu Untuk Memperoleh Keterangan StatusWajib Pajak;
Keterangan Status Wajib Pajak adalah informasi yang diberikan oleh Pemerintah
Daerah dalam ragka pelaksanaan konfirmasi status Wajib Pajak atas layanan publik
tertentu pada Perangkat Daerah.
Izin Usaha Perdagangan;
Izin Usaha Hiburan;
Izin Mendirikan Bangunan;
Izin Usaha Restoran;
Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol;
Izin gangguan.(SE MENDAGRI NO 500/3531/SJ)
Izin Trayek.
Izin Usaha Perikanan; dan/atau
Izin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing.
LAYANAN PUBLIK TERTENTU
25
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Apabila Pemohon dpt
menujukan dokumen
PEMDA DAPAT MEMBERIKAN LAYANAN PUBLIK TERTENTU
Bukti Pembayaran PBB-P2 tahun terakhir;
Bukti Pembayaran BPTHTB dalam hal terjadi pengalihan kepemilikan;
Keterangan Status Wajib Pajak dari Direktorat Jenderal Pajak Kemenkeu
Dokumen berlaku juga terhadap pemberian layanan tertentu lain yang ditetapkan oleh
PEMDA.
26
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to 3. Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah-Sumule.pptx

first kick off meeting - kajian potensi retribusi daerah kota Bontang - 2023-...
first kick off meeting - kajian potensi retribusi daerah kota Bontang - 2023-...first kick off meeting - kajian potensi retribusi daerah kota Bontang - 2023-...
first kick off meeting - kajian potensi retribusi daerah kota Bontang - 2023-...
AdenKun1
 
Perwali Surakarta 4_2023 TTG TPP ASN KOTA SURAKARTA T.A 2023.pdf
Perwali Surakarta 4_2023 TTG TPP ASN KOTA SURAKARTA T.A 2023.pdfPerwali Surakarta 4_2023 TTG TPP ASN KOTA SURAKARTA T.A 2023.pdf
Perwali Surakarta 4_2023 TTG TPP ASN KOTA SURAKARTA T.A 2023.pdf
soleh23
 
No. 4 ttg perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
No. 4 ttg perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usahaNo. 4 ttg perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
No. 4 ttg perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
ppbkab
 
Bahan Strategi Peningkatan PDRD_Daerah Tertinggal (1).pptx
Bahan Strategi Peningkatan PDRD_Daerah Tertinggal (1).pptxBahan Strategi Peningkatan PDRD_Daerah Tertinggal (1).pptx
Bahan Strategi Peningkatan PDRD_Daerah Tertinggal (1).pptx
NurrahmiRahim
 
Bahan Strategi Peningkatan PDRD_Daerah Tertinggal (1).pptx
Bahan Strategi Peningkatan PDRD_Daerah Tertinggal (1).pptxBahan Strategi Peningkatan PDRD_Daerah Tertinggal (1).pptx
Bahan Strategi Peningkatan PDRD_Daerah Tertinggal (1).pptx
NurrahmiRahim
 

Similar to 3. Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah-Sumule.pptx (20)

Kebijakan insentif pdrd edit13919
Kebijakan insentif pdrd edit13919Kebijakan insentif pdrd edit13919
Kebijakan insentif pdrd edit13919
 
first kick off meeting - kajian potensi retribusi daerah kota Bontang - 2023-...
first kick off meeting - kajian potensi retribusi daerah kota Bontang - 2023-...first kick off meeting - kajian potensi retribusi daerah kota Bontang - 2023-...
first kick off meeting - kajian potensi retribusi daerah kota Bontang - 2023-...
 
No. 9 ttg retribusi jasa umum
No. 9 ttg retribusi jasa umumNo. 9 ttg retribusi jasa umum
No. 9 ttg retribusi jasa umum
 
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asing
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asingPerda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asing
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asing
 
Konsep audit
Konsep auditKonsep audit
Konsep audit
 
Orientasi muara enim
Orientasi muara enimOrientasi muara enim
Orientasi muara enim
 
Perwali Surakarta 4_2023 TTG TPP ASN KOTA SURAKARTA T.A 2023.pdf
Perwali Surakarta 4_2023 TTG TPP ASN KOTA SURAKARTA T.A 2023.pdfPerwali Surakarta 4_2023 TTG TPP ASN KOTA SURAKARTA T.A 2023.pdf
Perwali Surakarta 4_2023 TTG TPP ASN KOTA SURAKARTA T.A 2023.pdf
 
PP 35 PAJAK NEW.pptx
PP 35 PAJAK NEW.pptxPP 35 PAJAK NEW.pptx
PP 35 PAJAK NEW.pptx
 
pp35pajaknew-230701075025-6d0c6a2e.pdf
pp35pajaknew-230701075025-6d0c6a2e.pdfpp35pajaknew-230701075025-6d0c6a2e.pdf
pp35pajaknew-230701075025-6d0c6a2e.pdf
 
a.Materi Aplikasi SIMPATDA.pptx
a.Materi Aplikasi SIMPATDA.pptxa.Materi Aplikasi SIMPATDA.pptx
a.Materi Aplikasi SIMPATDA.pptx
 
Orientasi dprd kota palembang
Orientasi dprd kota palembangOrientasi dprd kota palembang
Orientasi dprd kota palembang
 
[1 1] hamdani - paparan pp 12 2019
[1 1] hamdani - paparan pp 12 2019[1 1] hamdani - paparan pp 12 2019
[1 1] hamdani - paparan pp 12 2019
 
No. 4 ttg perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
No. 4 ttg perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usahaNo. 4 ttg perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
No. 4 ttg perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
 
Makalah sia sisdur klp vii
Makalah sia sisdur klp viiMakalah sia sisdur klp vii
Makalah sia sisdur klp vii
 
Perda no. 3 thn 2012 Tentang perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
Perda no. 3 thn 2012 Tentang perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usahaPerda no. 3 thn 2012 Tentang perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
Perda no. 3 thn 2012 Tentang perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
 
Pengelolaan keuangan
Pengelolaan keuanganPengelolaan keuangan
Pengelolaan keuangan
 
Bahan Strategi Peningkatan PDRD_Daerah Tertinggal (1).pptx
Bahan Strategi Peningkatan PDRD_Daerah Tertinggal (1).pptxBahan Strategi Peningkatan PDRD_Daerah Tertinggal (1).pptx
Bahan Strategi Peningkatan PDRD_Daerah Tertinggal (1).pptx
 
Bahan Strategi Peningkatan PDRD_Daerah Tertinggal (1).pptx
Bahan Strategi Peningkatan PDRD_Daerah Tertinggal (1).pptxBahan Strategi Peningkatan PDRD_Daerah Tertinggal (1).pptx
Bahan Strategi Peningkatan PDRD_Daerah Tertinggal (1).pptx
 
Materi perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasiMateri perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasi
 
Materi perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasiMateri perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasi
 

Recently uploaded

Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
citraislamiah02
 
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
iman333159
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
Di Prihantony
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
MuhammadNorman9
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
AmandaJesica
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
NezaPurna
 

Recently uploaded (14)

Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxManajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
 

3. Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah-Sumule.pptx

  • 1. Disampaikan Oleh: Dr. Sumule Tumbo, SE, MM Kasubdit Pendapatan Daerah Wilayah III DIREKTORAT PENDAPATAN DAERAH DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
  • 2. DASAR HUKUM Pungutan daerah berupa pajak daerah dan retribusi daerah pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Perda. Pajak daerah dan retribusi daerah ditetapkan dengan Undang-Undang yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Perda. Pemerintahan daerah dilarang melakukan pungutan atau dengan sebutan lain di luar yang telah ditetapkan undang-undang. Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang. Pendapatan Daerah terdiri atas pendapatan asli daerah, pendapatan transfer, dan lain-lain Pendapatan Daerah yang sah 2 KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
  • 3. Adalah PENDAPATAN DAERAH Semua hak Daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran berkenaan. 3 KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Pasal 1 angka 7 PP 12/2019
  • 4. 4 4 Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Transfer Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah SUMBER PENDAPATAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Pasal 30 PP 12/2019
  • 5. Pendapatan asli Daerah meliputi: a. pajak daerah; b. retribusi daerah; c. hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan d. lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. a. Hasil penjualan BMD yang tidak dipisahkan; b. hasil pemanfaatan BMD yang tidak dipisahkan; c. hasil kerja sama daerah; d. jasa giro; e. hasil pengelolaan dana bergulir; f. pendapatan bunga; g. penerimaan atas tuntutan ganti kerugian Keuangan Daerah; h. penerimaan komisi, potongan, atau bentuk lain sebagai akibat penjualan, tukar-menukar, hibah, asuransi, dan/atau pengadaan barang dan jasa termasuk penerimaan atau penerimaan lain sebagai akibat penyimpanan uang pada bank, penerimaan dari hasil pemanfaatan barang daerah atau dari kegiatan lainnya merupakan Pendapatan Daerah; i. penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing; j. pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan; k. pendapatan denda pajak daerah; l. pendapatan denda retribusi daerah; m.pendapatan hasil eksekusi atas jaminan; n. pendapatan dari pengembalian; o. pendapatan dari BLUD; dan p. pendapatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Pendapatan pajak daerah dan retribusi daerah meliputi pendapatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai pajak daerah dan retribusi daerah. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan merupakan Penerimaan Daerah atas hasil penyertaan modal daerah. Pendapatan Asli Daerah Lain-lain pendapatan asli Daerah yang sah terdiri atas: 5 Pasal 31 PP 12/2019
  • 6. PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH 6 Pasal 286 dan Pasal 287 UU 23/2014  Pajak daerah dan retribusi daerah ditetapkan dengan undang-undang yang pelaksanaan di Daerah diatur lebih lanjut dengan Perda.  Pemerintah Daerah dilarang melakukan pungutan atau dengan sebutan lain di luar yang diatur dalam undang-undang.  Kepala daerah yang melakukan pungutan atau dengan sebutan lain di luar yang diatur dalam undang-undang dikenai sanksi administratif berupa tidak dibayarkan hak-hak keuangannya yang diatur dalam ketentuan peraturan per-UU selama 6 bulan.  Hasil pungutan atau dengan sebutan lain yang dipungut oleh kepala daerah di luar yang diatur dalam undang-undang wajib disetorkan seluruhnya ke kas negara. KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
  • 7. Pajak Provinsi 1.Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) 2.Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) 3.Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) 4.Pajak Air Permukaan 5.Pajak Rokok Pajak Kabupaten / Kota 1. Pajak Hotel 2. Pajak Restoran 3. Pajak Hiburan 4. Pajak Reklame 5. Pajak Penerangan Jalan 6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan 7. Pajak Parkir 8. Pajak Air Tanah 9. Pajak Sarang Burung Walet 10. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan 11. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan PAJAK DAERAH 7 KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
  • 8. RETRIBUSIDAERAH Jasa Umum Jasa Usaha Perizinan Tertentu 1. Yan Kesehatan (P/K) 2. Yan Persampahan (P/K) 3. Ganti Biaya Cetak KTP dan Akta Capil X 4. Yan Pemakaman (K) 5. Yan Parkir di tepi jalan umum (K) 6. Yan Pasar (K) 7. Pengujian Kendaraan Bermotor (K) 8. Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran (K) 9. Ganti Biaya Cetak Peta (P/K) 10. Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus (K) 11. Pengolahan Limbah Cair (K) 12. Yan Tera/Tera Ulang (K) 13. Yan Pendidikan (P/K) 14. Pengendalian Menara Telekomunikasi (K) 15. Pengend Lalu Lintas (P/K) 1. Pemakaian Kekayaan Daerah (P/K) 2. Pasar Grosir/Pertokoan (K) 3. Tempat Pelelangan (K) 4. Terminal (P/K) 5. Tempat Khusus Parkir (K) 6. Tempat Penginapan/Villa (P/K) 7. Rumah Potong Hewan (K) 8. Kepelabuhanan (P/K) 9. Tempat Rekreasi dan Olahraga (P/K) 10. Penyeberangan di air (P/K) 11. Penjualan Produksi Usaha Daerah (P/K) (Prov/Kab/Kota) 1. Izin Mendirikan Bangunan (K) 2. Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol (P/K) 3. Izin Gangguan (K) X 4. Izin Trayek (P/K) 5. Izin Usaha Perikanan (P/K) 6. Izin Perpanjangan IMTA (P/K) (Pasal 150 UU 28/2009 & PP 97/2012) Pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa/pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemda untuk kepentingan orang pribadi atau badan Tarif retribusi daerah ditinjau paling lama 3 (tiga) tahun sekali, dengan mempertimbangkan perkembangan Indeks harga serta perkembangan perekonomian. Perubahan tarif retribusi tsb ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah. 8 Kewenangan telah disesuaikan dengan UU 23/2014 Jenis Retribusi dapat tidak dipungut apabila potensi penerimaannya kecil dan/atau atas kebijakan nasional/daerah untuk memberikan pelayanan tersebut secara cuma-cuma (Pasal 110 ayat (2) UU 28/2009) KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
  • 9. Pendapatan transfer meliputi: a.transfer Pemerintah Pusat; dan b.transfer antar-daerah.  Transfer Pemerintah Pusat terdiri atas: a. dana perimbangan; b. dana insentif daerah; c. dana otonomi khusus; d. dana keistimewaan; dan e. dana desa.  Transfer antar-daerah terdiri atas: a. pendapatan bagi hasil; dan b. bantuan keuangan. PENDAPATAN TRANSFER 9 KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
  • 10. Meliputi: a.hibah; b.dana darurat; dan/atau c.lain-lain pendapatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. LAIN LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 10 KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
  • 11.  Perencanaan Penerimaan Pajak belum optimal;  Database pajak daerah yang belum terintegrasi;  Setting Tarif PDRD yang belum memadai ;  Organisasi BPRD/Dinas Pendapatan belum disusun by function;  SDM Perpajakan yang belum menjawab kebutuhan organisasi (tenaga penilaian, pemeriksaan, penagihan); dan  Kepatuhan WP masih rendah. 11 PERMASALAHAN PENGELOLAAN PDRD, ANTARA LAIN:
  • 12. 12 PERMASALAHAN & SOLUSI PENGELOLAAN PDRD, ANTARA LAIN: NO PERMASALAHAN PDRD SOLUSI 1  Kepatuhan Wajib Pajak yang masih rendah  Penghindaran Pajak  Menggunakan Sistem Teknologi Informasi untuk mendetect pemenuhan kewajiban pajak daerah  Menegakkan law enforcement (memberikan sanksi), contoh: penempelan Stiker belum membayar pajak restoran pada Rumah Makan 2 Lemahnya sistem pendataan/pemutakhiran data, penggolongan, penetapan, pengolahan basis data, sistem pembayaran/penagihan, dan pelayanan lainnya kepada wajib pajak dan wajib retribusi (administration tax).  Melakukan Reformasi Administrasi Perpajakan Daerah melalui: • Penyusunan Profiling Wajib Pajak Daerah yang digunakan sebagai penentuan potensi pajak daerah • Menggunakan system/teknologi informasi dalam pelayanan PDRD. • Membangun organisasi perpajakan daerah berdasarkan fungsi seperti fungsi pengelola data, fungsi pelayanan, fungsi penagihan, fungsi pemeriksaan, dan fungsi pengawasan.  Memperbaiki Basis Data Perpajakan, melalui:
  • 13. 13 Lanjutan…… .… NO PERMASALAHAN PDRD SOLUSI  Melakukan pendataan ulang wajib pajak dan objek pajak  Meningkatkan koordinasi internal pemda antara lain dengan bagian penerbitan izin  Memanfaatkan data pihak ketiga (BPN utk PBB)  Meningkatkan kerjasama pertukaran data dengan penyedia data lainnya misalnya BPS. 3 Persoalan Sumber Daya Manusia:  jumlah pegawai yang belum sesuai dengan kebutuhan ideal  sistem manajemen SDM yang belum menjawab kebutuhan organisasi serta  masih terdapat kasus-kasus seperti kolusi dan pelanggaran disiplin  Pengalokasian SDM yang lebih tepat sesuai dengan potensi dan kompetensi  Mengirimkan pegawai untuk mengikuti diklat ahli penilaian, penagihan, dan pemeriksaan.  Menambah jumlah diklat internal terkait dengan praktik pemungutan perpajakan yang baik.  Kerjasama kemitraan dengan pemda-pemda yang dinilai sukses dalam pemungutan perpajakan, khususnya problem solving terkait pemungutan perpajakan daerah.  Pelaksanaan sistem reward and punishment perlu ditegakkan secara tegas untuk meningkatkan kinerja pegawai dan menghindari kebocoran penerimaan
  • 14. 14 Lanjutan…… … NO PERMASALAHAN PDRD SOLUSI 4 Belum signifikannya penerimaan pajak daerah Penyesuaian Dasar Pengenaan Pajak, melakukan penilaian ulang atas dasar pengenaan pajak, yaitu:  (nilai jual objek pajak untuk PBB-P2, nilai jual pengambilan mineral bukan logam dan batuan untuk Pajak MBLB,  nilai perolehan air tanah untuk Pajak Air Tanah, dan  nilai perolehan hak atas tanah dan bangunan untuk BPHTB disesuaikan dengan potensi dan kemampuan pembayar pajak 5 Masih belum memadainya tenaga dalam bidang Penilaian, Penagihan, dan Pemeriksaan  Dibidang penilaian dan penagihan dapat dikerjasamakan dengan Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.  Dibidang pemeriksaan dapat berkoordinasi dengan Polri, Kejaksaan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, dan Badan Pemeriksa Keuangan.
  • 15. STRATEGI PENINGKATAN PAD  Strategi Peningkatan PAD perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak, seperti, DPRD, SKPD, Unit/Instansi terkait lain (PPNS, Kepolisian, Kejaksaan), Penghasil/Pemungut;  Penguatan kelembagaan dan perbaikan sistem dan prosedur, SDM, dan SOTK.  Meningkatkan dan mengefektifkan sosialisasi Peraturan Daerah kepada masyarakat secara luas.  Diharapkan dapat memberikan:  Meningkatkan pelayanan prima;  Meningkatkan kecermatan, akurasi dan akuntabilitas dalam pemungutan;  Mendata jenis pungutan yang tidak potensial;  Menunjukkan kelemahan SOP dan organisasi;  Memberikan perhatian dalam penganggaran yaitu: menentukan target atau perkiraan penerimaan. 15 KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA STRATEGI PENINGKATAN PAD
  • 16. Lanjutan...  Research/kajian untuk mengetahui potensi masing-masing jenis PDRD dan menilai kinerja pemungutannya;  Pada dasarnya permasalahan dalam pengelolaan PDRD adalah pendataan dan pendaftaran, penetapan, kebijakan tarif, dan pemungutannya.  Hasil kajian dapat digunakan untuk menentukan action plan: Menambah objek; Menyesuaikan ketetapan pajak; Mengurangi tunggakan (melalui penagihan); Menyesuaikan tarif (prinsip perlu memperhatikan kondisi masyarakat); Mengubah Perda (jika diperlukan). 16 KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
  • 17.  Meningkatkan pengawasan dan memberikan sanksi yg tegas.  Meningkatkan efisiensi administrasi dan menekan biaya pemungutan.  Meningkatkan kapasitas penerimaan melalui perencanaan yang lebih baik  Membangun sistem pelayanan pembayaran dengan memanfaatkan tekonologi informasi atau sarana yang memadai  Melakukan kerjasama dengan pihak terkait (Perbankan, BPN, Kepolisian, PT POS, dan lainnya)  Deregulasi dan debirokratisasi  memberikan kondisi yg kondusif untuk berinvestasi, izin usaha yg mudah dan batalkan perda yg menghambat. Lanjutan... KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA 17
  • 18. Identifikasi potensi-potensi daerah yang belum tergali (belum diperdakan); contoh: pengembangan sektor pariwisata dan pengelolaan TPI. Inventarisasi barang-barang milik daerah/aset untuk pemanfaatan barang milik daerah atau retribusi pemakaian kekayaan daerah; contoh: menginventarisi asset yang ada di setiap SKPD. Penyesuaikan tarif dengan perkembangan kondisi di daerah (sepanjang diatur dalam perda). Lanjutan... KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA 18
  • 19. INTENSIFIKASI DAN EKSTENSIFIKASI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH
  • 20. INTENSIFIKASI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH 20 Suatu tindakan usaha untuk memperbesar penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dengan cara melakukan pemungutan yang lebih giat, ketat dan teliti. • Menyesuaikan/memperbaiki aspek kelembagaan/organisasi pengelola pendapatan asli daerah (Badan pendapatan daerah), berikut perangkatnya sesuai dengan kebutuhan yang terus berkembang, yaitu dengan cara menerapkan secara optimal sistem dan prosedur administrasi pajak daerah, retribusi daerah dan penerimaan pendapatan lain; • Organisasi Badan pendapatan daerah melakukan fungsi-fungsi dalam organisasinya antara lain, pendaftaran dan pendataan, penetapan, pembukuan dan pelaporan, penagihan terhadap penunggak pajak serta perencanaan dan pengendalian operasional; • Membangun sistem pelayanan pembayaran dengan memanfaatkan tekonologi informasi atau sarana yang memadai; • Meningkatkan efisiensi administrasi dan menekan biaya pemungutan; • Peningkatan pengawasan dan pengendalian serta pemberian sanksi yang tegas (administratif dan pidana); • Peningkatan kapasitas sumber daya manusia; • Meningkatkan kegiatan penyuluhan/sosialisasi kepada masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat membayar pajak dan retribusi. KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
  • 21. EKSTENSIFIKASI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH 21 Suatu usaha yang dilakukan pemerintah daerah untuk meningkatkan penerimaan daerah melalui penciptaan sumber-sumber pajak daerah dan retribusi daerah atau perluasan/penambahan terhadap jenis pendapatan yang selama ini belum dapat dipungut, namun dihindari memberatkan masyarakat dan menghambat investasi daerah. • Melakukan pengembangan atau menggali jenis-jenis pungutan yang baru; • Melakukan review terhadap Perda yang berlaku, untuk selanjutnya dilakukan penyesuaian (Antara lain, Objek Pajak dan Retribusi, Tarif Pajak dan Retribusi). Khusus dalam menetapkan tarif dilaksanakan tidak semata-mata untuk meningkatkan penerimaan namun mempertimbangkan kemampuan masyarakat; • Mengikuti studi banding ke daerah lain guna menambah wawasan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
  • 22. 1. Meningkatkan kapasitas penerimaan melalui perencanaan target secara terukur dan rasional dengan mempertimbangkan perekonomian daerah dan pencapaian realisasi tahun sebelumnya. 2. Menyusun action plan dan mengidentifikasi permasalahan terkait pajak daerah dan retribusi daerah, termasuk permasalahan tunggakan. 3. Melakukan kerjasama dengan pihak terkait dan langkah inovasi dalam rangka optimalisasi penerimaan. (sistem pembayaran non tunai). 4. Rutin melakukan pengawasan dan mengefektifkan Tim Saber Pungli. 5. Meningkatkan kualitas pelayanan (cepat, tepat, ramah, santun, transparan, jujur dan bebas pungli). UPAYA LAIN DALAM RANGKA OPTIMALISASI PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA 22
  • 23. 23 SARAN TINDAK LANJUT • Koordinasi dengan instansi terkait dan Stakeholder yang terkait upaya penagihan pajak daerah • Optimalisasi online sistem (elektronik) terhadap pembayaran pajak daerah sejalan dengan kebijakan non tunai. • Membangun sistem informasi pajak daerah terkonsolidasi. • Melakukan pemutakhiran data subjek dan objek PDRD. • Koordinasi dengan instansi terkait dan Stakeholder yang terkait penentuan potensi pajak daerah • Membangun sistem terintegrasi antara pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Daerah secara online (E SAMSAT, PBB online, BPHTB online). • Peningkatan kualitas pelayanan. • Melakukan sosialisasi kepada para Wajib Pajak. LANGKAH LAIN OPTIMALISASI PENDAPATAN/PENERIMAAN DAERAH TRANSAKSI NON TUNAI KONFIRMASI STATUS WAJIB PAJAK DLM PEMBERIANLAYANAN IZIN TERTENTU KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
  • 24. KSWP PEMERINTAH PEMDA KONFIRMASI STATUS WAJIB PAJAK (KSWP) 24 KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Inpres Nomor 7 Tahun 2015 ttg Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2015 Kegiatan Y ang Dilakukan Oleh Instansi Pemerintah Sebelum Memberikan Layanan Publik Tertentu Untuk Memperoleh Keterangan StatusWajib Pajak; Keterangan Status Wajib Pajak adalah informasi yang diberikan oleh Pemerintah Daerah dalam ragka pelaksanaan konfirmasi status Wajib Pajak atas layanan publik tertentu pada Perangkat Daerah.
  • 25. Izin Usaha Perdagangan; Izin Usaha Hiburan; Izin Mendirikan Bangunan; Izin Usaha Restoran; Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol; Izin gangguan.(SE MENDAGRI NO 500/3531/SJ) Izin Trayek. Izin Usaha Perikanan; dan/atau Izin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing. LAYANAN PUBLIK TERTENTU 25 KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
  • 26. Apabila Pemohon dpt menujukan dokumen PEMDA DAPAT MEMBERIKAN LAYANAN PUBLIK TERTENTU Bukti Pembayaran PBB-P2 tahun terakhir; Bukti Pembayaran BPTHTB dalam hal terjadi pengalihan kepemilikan; Keterangan Status Wajib Pajak dari Direktorat Jenderal Pajak Kemenkeu Dokumen berlaku juga terhadap pemberian layanan tertentu lain yang ditetapkan oleh PEMDA. 26 KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA