SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
Advokasi 
KONSORSIUM PENDIDIKAN BENCANA 2013
2006 
 Jejaring dari beberapa anggota-lembaga yang 
mempunyai tujuan bersama mengembangkan 
kebijakan yang memungkinkan praktek 
pendidikan PRB secara berkelanjutan dan 
terlembagakan (terinstitusionalisasi) 
 Badan-badan PBB, Pemerintah, Masyarakat Palang 
Merah, dan LSM yang melaksanakan kegiatan 
dalam Penyelenggaraan PB & Pengurangan Resiko 
Bencana 
 Platform untuk pendidikan dan kampanye 
pengurangan risiko bencana
Visi: 
Menurunnya tingkat risiko bencana di Indonesia melalui peningkatan kapasitas 
masyarakat dan pemangku kepentingan dalam mengelola risiko bencana 
Misi: 
Mendukung pengembangan kebijakan dan praktik pendidikan PRB di tingkat nasional 
dan daerah yang berkelanjutan baik formal, non formal, maupun informal melalui 
peningkatan kapasitas, koordinasi, dan sinergi antar pihak yang berkomitmen dalam 
pendidikan pengurangan risiko bencana.
Koordinasi 
• HFA Prioritas-2: Meningkatkan informasi risiko dan 
peringatan dini 
• HFA Prioritas-3: Menggunakan pengetahauan, inovasi, dan 
pendidikan untuk membangun sebuah budaya keselamatan 
dan ketahanan di semua tingkat 
• HFA Prioritas-5: Memperkuat kesiapsiagaan terhadap 
bencana demi respon yang efektif di semua tingkat
Advokasi
Pelembagaan
Tujuan Pendidikan PRB 
1) Menumbuhkembangkan nilai dan sikap kemanusiaan. 
2) Menumbuhkembangkan sikap dan kepedulian terhadap 
risiko bencana. 
3) Mengembangkan pemahaman tentang risiko bencana, 
pemahaman tentang kerentanan sosial, pemahaman 
tentang kerentanan fisik, serta kerentananperilaku dan 
motivasi. 
4) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk 
pencegahan dan pengurangan risiko bencana, 
pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang 
bertanggung jawab, dan adaptasi terhadap risiko 
bencana. 
5) Mengembangkan upaya untuk pengurangan risiko 
bencana diatas, baik secara individu maupun kolektif. 
6) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siaga 
bencana. 
7) Meningkatkan kemampuan tanggap darurat bencana. 
8) Mengembangkan kesiapan untuk mendukung 
pembangunan kembali komunitas saat bencana terjadi 
dan mengurangi dampak yang disebabkan karena 
terjadinya bencana. 
9) Meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi dengan 
perubahan besar dan mendadak.
Nilai-Nilai 
1. Perubahan budaya. Pendidikan PRB 
ditujukan untuk menghasilkan perubahan 
budaya, budaya aman (safety), dan safer to 
resilient. 
2. Berorientasi pemberdayaan. Memampukan 
komunitas sekolah untuk mengaplikasikan 
PRB secara kolektif. 
3. Kemandirian. Menggoptimalkan 
pendayagunaan sumberdaya komunitas 
sekolah sendiri dengan meminimalkan 
sumberdaya yang datang dari luar. 
4. Right based approach. Praktik pendidikan 
PRB selalu memperhatikan hak-hak dasar 
manusia. 
5. Keberlanjutan. Sustainability dan 
institusionalisasi (pelembagaan) 
6. Menggali dan mendayagunakan kearifan 
lokal. Menggali dan mendayagunakan 
kearifan lokal dalam praktek Pendidikan 
PRB 
7. Kemitraan. Berupaya melibatkan pelbagai 
komponen, sektoral, kelompok masyarakat, 
lembaga pemerintah atau organisasi non-pemerintah 
untuk bekerjasama dalam 
mencapai tujuan bersama berdasarkan 
kesepakatan, prinsip kolaborasi, dan sinergi.
Prinsip-Prinsip 
Interdisiplin dan menyeluruh - Komunikasi antar-budaya 
- Berorientasi Nilai - Berorientasi 
Tindakan - Pemikiran Kritis dalam Pemecahan 
Masalah - Pengembangan pemikiran kritis dan 
pemecahan masalah - Multi-Metodologi - Relevan 
dengan Kondisi Lokal – Partisipatif - Kehati- 
Hatian – Akuntabilitas
ASB, IRI, Lingkar, Kerlip, WVI, German Red Cross, Kompak, SurfAid, HFI, 
KOGAMI, Fanaroo - 241 Sekolah, 1 Ponpes (2011-2012)
Agenda Perubahan 
+ 500,000 Sekolah/Madrasah Lebih Aman 
“selamat” dan Siaga Bencana 
11 Organisasi - 241 Sekolah, 1 Ponpes (2011-2012)
Pengarusutamaan 
PRB 
CATATAN-CATATAN 
KPB – CLUSTER PENDIDIKAN
Tujuan SSB 
• Lingkungan Belajar yang “Aman” Selamat 
• Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana di 
Sekolah 
• Pendidikan untuk pengurangan risiko bencana
Parameter SSB 
1 Sikap dan Tindakan 
2 Kebijakan sekolah 
3 Perencanaan Kesiapsiagaan 
4 Mobilisasi Sumberdaya
Sikap dan Tindakan 
INDIKATOR VERIFIKASI 
Pengetahuan mengenai jenis 
bahaya, sumber bahaya dan besaran 
bahaya yang ada di lingkungan 
sekolah 
• Mata pelajaran yang memuat 
pengetahuan mengenai bahaya, sumber 
bahaya dan besaran bahaya yang ada di 
lingkungan sekolah. 
• Kegiatan sekolah bagi peserta didik 
untuk mengobservasi jenis bahaya, 
sumber bahaya yang ada di lingkungan 
sekolah. 
• Kegiatan sekolah untuk mengidentifikasi 
ancaman bahaya pada lokasi sekolah dan 
gedung serta infrastruktur sekolah 
Pengetahuan sejarah bencana yang 
pernah terjadi di lingkungan sekolah 
atau daerahnya 
• Mata pelajaran yang memuat 
pengetahuan mengenai sejarah bencana 
yang pernah terjadi di lingkungan 
sekolah atau daerahnya
Sikap dan Tindakan 
INDIKATOR VERIFIKASI 
Pengetahuan mengenai kerentanan 
dan kapasitas yang dimiliki di sekolah 
dan lingkungan sekitarnya 
• Mata pelajaran yang memuat 
pengetahuan mengenai kerentanan dan 
kapasitas yang dimiliki di sekolah dan 
lingkungan sekitarnya. 
• Kegiatan sekolah bagi peserta didik 
untuk mengobservasi kerentanan dan 
kapasitas yang dimiliki di sekolah dan 
lingkungan sekitarnya, termasuk 
didalamnya lokasi, gedung serta 
infrastruktur sekolah
Sikap dan Tindakan 
INDIKATOR VERIFIKASI 
Pengetahuan untuk mengidentifikasi 
resiko dan upaya yang bisa dilakukan 
untuk meminimalkan risiko bencana 
di sekolah. 
• Mata pelajaran yang memuat 
pengetahuan mengenai upaya yang bisa 
dilakukan untuk meminimalkan risiko 
bencana di sekolah. 
• Kegiatan sekolah bagi peserta didik 
untuk mengindentifikasi upaya yang 
bisa dilakukan untuk meminimalkan 
risiko bencana di sekolah, 
• Kegiatan sekolah untuk mengidentifikasi 
upaya yang bisa mengurangi risko 
bencana termasuk didalamnya pilihan 
tindakan untuk melakukan relokasi 
sekolah atau retrofit gedung dan 
infrastruktur sekolah jika diperlukan
Sikap dan Tindakan 
INDIKATOR VERIFIKASI 
Keterampilan seluruh komponen 
sekolah dalam menjalankan rencana 
tanggap darurat 
• Komponen sekolah untuk menjalankan 
rencana tanggap darurat pada saat 
simulasi 
Adanya kegiatan simulasi/latihan 
regular 
• Jumlah simulasi dan pelatihan rutin dan 
berkelanjutan di sekolah 
Sosialisasi dan pelatihan kesiagaan 
kepada warga sekolah dan pemangku 
kepentingan sekolah 
• Jumlah sosialisasi rutin dan 
berkelanjutan di sekolah
Kebijakan sekolah 
INDIKATOR VERIFIKASI 
Adanya kebijakan, kesepakatan, 
peraturan sekolah yang mendukung 
upaya kesiagaan dan keamanan di 
sekolah 
• Jumlah kebijakan, kesepakatan, dan 
peraturan sekolah yang mendukung 
upaya kesiagaan di sekolah 
• Sekolah mengadopsi persyaratan 
konstruksi bangunan dan panduan 
retrofit yang ada atau yang berlaku 
Kebijakan sekolah sebagai payung 
hukum pembuatan dan implementasi 
Prosedur Tetap Kesiagaan Sekolah 
(Prosedur Tetap/Protap kesiagaan 
sekolah) 
• Jumlah kebijakan sekolah yang 
dibuat/dikeluarkan sekolah sebagai 
payung hukum pembuatan dan 
implementasi Prosedur Tetap 
Kesiagaan Sekolah 
• (Prosedur Tetap/Protap kesiagaan 
sekolah). 
Akses bagi seluruh komponen 
sekolah untuk meningkatkan 
kapasitas pengetahuan, pemahaman 
dan keterampilan kesiagaan (materi 
acuan, ikut serta dalam pelatihan, 
musyawarah guru, pertemuan desa, 
jambore siswa, dsb) 
• Sekolah memiliki materi acuan yang 
dibuat sekolah. 
• Sekolah memberikan kemudahan bagi 
komponen sekolah untuk mengikuti 
pelatihan, musyawarah guru, jambore 
siswa, dll.
Perencanaan dan Kesiapsiagaan 
INDIKATOR VERIFIKASI 
adanya dokumen penilaian resiko 
bencana yang disusun bersama secara 
partisipatif dengan warga sekolah dan 
pemangku kepentingan sekolah 
 Sekolah memiliki dokumen penilaian 
resiko yang dibuat secara berkala 
sesuai dengan kerentanan sekolah. 
Sekolah memiliki dokumen penilaian 
kerentanan gedung sekolah yang 
dinilai/ diperiksa secara berkala oleh 
Pemerintah dan/atau PEMDA. 
Catatan : 
Kerentanan sekolah yang dinilai 
berdasarkan aspek struktur dan 
nonstruktur 
Adanya rencana aksi sekolah dalam 
penanggulangan bencana ( sebelum, 
saat, dan setelah terjadi bencana) 
 Sekolah memiliki Rencana Aksi 
Sekolah yang dibuat secara berkala, 
direview dan diperbaharui secara 
partisipatif dan diketahui oleh Dinas 
Pendidikan Setempat 
Adanya protokol komunikasi  Sekolah memiliki protokol komunikasi 
yang dibuat, direview dan 
diperbaharui secara partisipatif
Perencanaan dan Kesiapsiagaan 
INDIKATOR VERIFIKASI 
Adanya Sistem Peringatan Dini: 
 Akses terhadap informasi bahaya, 
baik dari tanda alam, informasi dari 
lingkungan, dan dari pihak berwenang 
(pemerintah daerah dan BMG) 
 Penyiapan alat dan tanda bahaya yang 
disepakati dan dipahami seluruh 
komponen sekolah 
 Mekanisme penyebarluasan informasi 
peringatan bahaya di lingkungan 
sekolah 
 Pemahaman yang baik oleh seluruh 
komponen sekolah bagaimana 
bereaksi terhadap informasi 
peringatan bahaya 
 Adanya petugas yang 
bertanggungjawab dan berwenang 
mengoperasikan alat peringatan dini. 
 Pemeliharaan alat peringatan dini. 
 Sekolah memiliki mekanisme agar 
informasi bahaya dapat terdisiminasi 
kepada seluruh komponen sekolah 
dengan cepat dan akurat. 
 Sekolah memiliki alat dan tanda 
bahaya yang disepakati dan dipahami 
seluruh komponen sekolah. 
 Sekolah memiliki mekanisme 
penyebarluasan informasi peringatan 
bahaya di lingkungan sekolah. 
 Komponen sekolah dapat memahami 
dengan baik apa yang harus dilakukan 
jika ada informasi peringatan bahaya. 
 Sekolah memiliki petugas yang 
bertanggung jawab dan berwenang 
mengoperasikan alat peringatan dini. 
 Sekolah memiliki tim yang memelihara 
alat peringatan dini.
Perencanaan dan Kesiapsiagaan 
INDIKATOR VERIFIKASI 
Kesepakatan dan ketersediaan lokasi 
evakuasi/shelter terdekat dengan 
sekolah, disosialisasikan kepada 
seluruh komponen sekolah dan orang 
tua siswa, masyarakat sekitar dan 
pemerintah daerah 
Sekolah memiliki lokasi evakuasi/shelter 
terdekat yang tersosialisasikan 
serta disepakati oleh seluruh komponen 
sekolah, orang tua siswa, 
masyarakat sekitar dan pemerintah 
daerah 
Dokumen penting sekolah 
digandakan dan tersimpan baik, agar 
dapat tetap ada, meskipun sekolah 
terkena bencana. 
Sekolah memiliki tempat penyimpanan 
dokumen penting sekolah (hasil 
penggandaan) di tempat yang aman dari 
bencana. 
Catatan informasi penting yang 
mudah digunakan seluruh komponen 
sekolah, seperti pertolongan darurat 
terdekat, puskesmas/rumah sakit 
terdekat, dan aparat terkait. 
Sekolah memiliki daftar catatan penting 
yang mudah ditemukan/dilihat 
oleh seluruh komponen sekolah dan 
termutakhirkan dengan baik.
Perencanaan dan Kesiapsiagaan 
INDIKATOR VERIFIKASI 
adanya dokumen penilaian 
resiko bencana yang disusun 
bersama secara partisipatif 
dengan warga sekolah dan 
pemangku kepentingan 
sekolah 
 Sekolah memiliki dokumen penilaian resiko yang 
dibuat secara berkala sesuai dengan kerentanan 
sekolah. Sekolah memiliki dokumen penilaian 
kerentanan gedung sekolah yang dinilai/ diperiksa 
secara berkala oleh Pemerintah dan/atau PEMDA. 
Catatan : 
Kerentanan sekolah yang dinilai berdasarkan 
aspek struktur dan nonstruktur 
Adanya rencana aksi sekolah 
dalam penanggulangan 
bencana ( sebelum, saat, dan 
setelah terjadi bencana) 
 Sekolah memiliki Rencana Aksi Sekolah yang 
dibuat secara berkala, direview dan diperbaharui 
secara partisipatif dan diketahui oleh Dinas 
Pendidikan Setempat 
Adanya protokol komunikasi  Sekolah memiliki protokol komunikasi yang 
dibuat, direview dan diperbaharui secara 
partisipatif
Perencanaan dan Kesiapsiagaan 
INDIKATOR VERIFIKASI 
Adanya Sistem Peringatan Dini: 
• Akses terhadap informasi bahaya, 
baik dari tanda alam, informasi dari 
lingkungan, dan dari pihak berwenang 
(pemerintah daerah dan BMG) 
• Penyiapan alat dan tanda bahaya yang 
disepakati dan dipahami seluruh 
komponen sekolah 
• Mekanisme penyebarluasan informasi 
peringatan bahaya di lingkungan 
sekolah 
• Pemahaman yang baik oleh seluruh 
komponen sekolah bagaimana 
bereaksi terhadap informasi 
peringatan bahaya 
• Adanya petugas yang 
bertanggungjawab dan berwenang 
mengoperasikan alat peringatan dini. 
• Pemeliharaan alat peringatan dini. 
 Sekolah memiliki mekanisme agar 
informasi bahaya dapat terdisiminasi 
kepada seluruh komponen sekolah 
dengan cepat dan akurat. 
 Sekolah memiliki alat dan tanda 
bahaya yang disepakati dan dipahami 
seluruh komponen sekolah. 
 Sekolah memiliki mekanisme 
penyebarluasan informasi peringatan 
bahaya di lingkungan sekolah. 
 Komponen sekolah dapat memahami 
dengan baik apa yang harus dilakukan 
jika ada informasi peringatan bahaya. 
 Sekolah memiliki petugas yang 
bertanggung jawab dan berwenang 
mengoperasikan alat peringatan dini. 
 Sekolah memiliki tim yang memelihara 
alat peringatan dini.
Perencanaan dan Kesiapsiagaan 
INDIKATOR VERIFIKASI 
Adanya Prosedur Tetap 
KesiagaanSekolah yang disepakati 
dandilaksanakan oleh seluruh 
komponensekolah 
• Sekolah memiliki PROTAP Kesiagaan 
Sekolah yang direview secara rutin 
dan dimutakhirkan secara partisipatif 
Adanya peta evakuasi sekolah, 
dengan tanda dan rambu yang 
terpasang, yang mudah dipahami 
oleh seluruh komponen sekolah 
• Sekolah memiliki peta evakuasi 
dengan tanda dan rambu yang 
terpasang yang mudah dipahami oleh 
seluruh komponen sekolah dan dapat 
ditemukan dengan mudah di 
lingkungan sekolah
Perencanaan dan Kesiapsiagaan 
INDIKATOR VERIFIKASI 
Kesepakatan dan ketersediaan lokasi 
evakuasi/shelter terdekat dengan 
sekolah, disosialisasikan kepada 
seluruh komponen sekolah dan orang 
tua siswa, masyarakat sekitar dan 
pemerintah daerah 
Sekolah memiliki lokasi evakuasi/shelter 
terdekat yang tersosialisasikan 
serta disepakati oleh seluruh komponen 
sekolah, orang tua siswa, 
masyarakat sekitar dan pemerintah 
daerah 
Dokumen penting sekolah 
digandakan dan tersimpan baik, agar 
dapat tetap ada, meskipun sekolah 
terkena bencana. 
Sekolah memiliki tempat penyimpanan 
dokumen penting sekolah (hasil 
penggandaan) di tempat yang aman dari 
bencana. 
Catatan informasi penting yang 
mudah digunakan seluruh komponen 
sekolah, seperti pertolongan darurat 
terdekat, puskesmas/rumah sakit 
terdekat, dan aparat terkait. 
Sekolah memiliki daftar catatan penting 
yang mudah ditemukan/dilihat 
oleh seluruh komponen sekolah dan 
termutakhirkan dengan baik.
Mobilisasi Sumberdaya 
INDIKATOR VERIFIKASI 
Adanya gugus siaga bencana sekolah 
termasuk perwakilan peserta didik. 
Sekolah memiliki gugus siaga bencana 
dengan keterwakilan peserta 
didik 
Adanya penyebaran informasi dari 
sekolah mengenai konsep sekolah 
siaga bencana kepada sekolah lain 
yang terhimpun dalam gugus guru 
atau forum MGMP sekolah 
Jumlah topik tentang sekolah siaga 
bencana yang didiskusikan dalam 
pertemuan gugus guru dan forum MGMP 
sekolah 
Adanya perlengkapan dasar dan 
suplai kebutuhan dasar pasca 
bencana yang dapat segera dipenuhi, 
dan diakses oleh komunitas sekolah, 
seperti alat pertolongan pertama 
serta evakuasi, obat-obatan, terpal, 
tenda dan sumber air bersih 
Sekolah memiliki perlengkapan dasar dan 
suplai kebutuhan dasar pasca 
bencana yang dapat diakses oleh 
komunitas sekolah.
Mobilisasi Sumberdaya 
INDIKATOR VERIFIKASI 
Pemantauan dan evaluasi partisipatif 
mengenai kesiagaan dan keamanan 
sekolah secara rutin (menguji atau 
melatih kesiagaan sekolah secara 
berkala). 
Sekolah memiliki mekanisme 
pemantauan dan evaluasi partisipatif 
mengenai kesiagaan dan keamanan 
sekolah secara rutin 
Adanya kerjasama dengan pihakpihak 
terkait penyelenggaraan 
penanggulangan bencana baik 
setempat (desa/kelurahan dan 
kecamatan) maupun dengan 
BPBD/Lembaga pemerintah yang 
bertanggung jawab terhadap 
koordinasi dan penyelenggaraan 
penanggulangan bencana di 
Sekolah memiliki kerja sama yang baik 
dengan jejaring yang diperlukan 
dalam kesiagaan sekolah
Pendidikan Dalam 
Situasi Darurat 
CATATAN-CATATAN 
KPB – CLUSTER PENDIDIKAN
500 
450 
400 
350 
300 
200 
150 
100 
50 
0 
250 
Kerusakan Infrastruktur Pendidikan 2005 - 2011 
Severe 
Medium 
Low
KERUSAKAN FASILITAS PENDIDIKAN 2005-2011 
BANJIR 
17.04% 
TANAH LONGSOR 
0.21% 
TANAH LONGSOR DAN 
BANJIR 
3.28% 
GELOMBANG 
PASANG/ABRASI 
0.04% 
ERUPSI GUNUNGAPI 
1.44% 
GEMPA BUMI 
76.53% 
GEMPA BUMI DAN TSUNAMI 
0.06% 
PUTING BELIUNG 
1.41%
Dampak 
• Kegiatan belajar mengajar menjadi terganggu 
hingga terhenti karena rusaknya sekolah 
• Timbul biaya untuk melakukan perbaikan dan 
rekonstruksi atas sarana/prasarana pendidikan 
yang rusak tersebut 
• hilangnya perlengkapan sekolah anak serta 
• timbul biaya untuk melakukan proses pendidikan 
di tempat lain sampai bangunan sekolah selesai 
diperbaiki.
• kegiatan belajar mengajar tidak dapat dilakukan 
oleh karena siswa/guru: 
• 1) ikut mengungsi bersama keluarga; 
• 2) tidak aman untuk berangkat ke sekolah; 
• 3) banyak siswa/guru menjadi korban; 
• 4) banyak bangunan sekolah yang dimanfaatkan 
sebagai lokasi pengungsian sehingga tidak dapat 
dipergunakan untuk kegiatan belajar mengajar. 
• lumpuhnya pemerintah lokal akibat bencana 
tsunami aceh 2004, misalnya.
MERAPI 2010 
• Pada 2 kejadian bencana di Yogyakarta, 1 minggu pertama pasca 
bencana penyelenggaraan pelayanan pendidikan terhenti 
• Terganggunya pelaksanaan pendidikan/kegiatan belajar-mengajar 
yakni: 
• 1) siswa mengikuti orangtua yang memang harus mengungsi 
• 2) sekolah terpaksa diliburkan oleh pihak manajemen sekolah 
• 3) bangunan sekolah yang rusak dan tidak bisa/layak dipergunakan 
untuk kegiatan belajar-mengajar 
• Sekolah yang tidak parah juga terhenti karena putusnya akses 
jalan menuju sekolah dan lokasi sekolah yang ada dalam zona 
ancaman (masih tidak boleh dimasuki pasca bencana), dengan 
demikian keputusan untuk diliburkan sementara waktu harus 
diambil
• Minimnya data tentang besarnya jumlah anak terdampak bencana, 
menunjukkan masih rendahnya kesadaran terhadap perlunya data 
terpilah, kemampuan koordinasi lintas sektor, dan kinerja pencatatan 
untuk keperluan statistik (statistik kebencanaan, statistik perempuan 
dan anak, maupun statistik pendidikan). 
• Data informasi bencana Indonesia sebagaian besar berasal dari 
pencatatan korban dan kerugian pasca bencana. Sementara metode 
yang biasa dipilih dalam menilai kerusakan dan kerugian bencana tidak 
sensitif dengan hal-hal yang non-economic seperti pembangunan dan 
kesejahteraan manusia. 
• ‘Pendidikan’ di dalam laporan penilaian kerusakan dan kerugian, rencana 
operasional (tanggap darurat), dan perencanaan rehabilitasi dan 
rekonstruksi bukan merupakan sektor tersendiri; tetapi sub-sektor sosial 
(biasanya bersama kesehatan, dan sosial budaya lainnya).
• Pemerintah daerah biasanya lambat menginstruksikan penitipan 
kegiatan belajar mengajar anak-anak korban letusan Merapi di sekolah-sekolah 
yang dekat dengan lokasi pengungsian. 
• Pada kasus Merapi 2010 misalnya, instruksi keluar satu minggu setelah 
anak-anak mengikuti orang tua mereka di lokasi pengungsian. 
• Anak-anak pengungsi harus dihadapkan pada: 1) tidak adanya persiapan 
mengungsi sehingga banyak sarana belajar yang tertinggal di rumah; 2) 
banyak pula anak-anak pengungsi yang mengalami kesulitan untuk 
beradaptasi dengan suasana di sekolah yang baru (minder belajar 
bersama-sama dengan anak-anak bukan pengungsi). 
• Di lokasi pengungsian memang banyak bantuan yang telah diberikan 
oleh para donatur, namun sebagian besar adalah berupa bahan pangan 
dan pakaian, jarang yang berupa sarana kegiatan belajar mengajar siswa.
BANJIR JAKARTA 2013 
• Survei di 25 Sekolah di DKI Jakarta - 
Berdasarkan pengalaman kejadian Banjir besar 
2007 dan 2013, Sekolah “libur” 1 hari – 2 
minggu 
• Sekolah dipergunakan sebagai tempat evakusi 
sementara, Sekolah diperbaiki, Sekolah sudah 
bisa didatangi, Anak-anak siap datang ke 
sekolah, Guru-guru siap datang ke sekolah 
(sudah kembali dari pengungsian)
Reasons for Temporary Closing School After Disaster 
20% 
44% 
24% 
12% 
Used as Survivor Shelter 
Loss of education facilities 
Teachers evacuated to safe 
places 
School unreachable/Road 
blocked
8 
7 
6 
5 
4 
3 
2 
1 
0 
Days School Closed After 2013 Flood 
0 2 4 6 8 10 12 14 16 
Number of Schools 
Days 
School Closed 
64% 
School Still 
Open 
32% 
No Answer 
4% 
Schools Closed After Disaster
Terimakasih 
Ninil RM/Perkumpulan Lingkar 
lingkar06@yahoo.co.id 
KONSORSIUM PENDIDIKAN BENCANA

More Related Content

Viewers also liked

Keberlanjutan: Eksternalitas, Valuasi, Usia Eksternalitas
Keberlanjutan: Eksternalitas, Valuasi, Usia EksternalitasKeberlanjutan: Eksternalitas, Valuasi, Usia Eksternalitas
Keberlanjutan: Eksternalitas, Valuasi, Usia EksternalitasNovi Sadikin
 
Analisa kapasitas dan kerentanan
Analisa kapasitas dan kerentananAnalisa kapasitas dan kerentanan
Analisa kapasitas dan kerentananChoiri Askolani
 
Penilaian risiko bencana
Penilaian risiko bencanaPenilaian risiko bencana
Penilaian risiko bencanaJoni Iswanto
 
Georisk buku pedoman analisis risiko (penanggulangan bencana)
Georisk buku pedoman analisis risiko (penanggulangan bencana)Georisk buku pedoman analisis risiko (penanggulangan bencana)
Georisk buku pedoman analisis risiko (penanggulangan bencana)Achmad Wahid
 
Metode Pemetaan Risiko Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta 2008
Metode Pemetaan Risiko Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta 2008Metode Pemetaan Risiko Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta 2008
Metode Pemetaan Risiko Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta 2008bramantiyo marjuki
 
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi BencanaPelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi BencanaDhenok Citra Panyuluh
 
Manajemen Kesehatan pada Penanggulangan Bencana
Manajemen Kesehatan pada Penanggulangan BencanaManajemen Kesehatan pada Penanggulangan Bencana
Manajemen Kesehatan pada Penanggulangan BencanaBambang Fadhil
 
Design and disaster mitigation
Design and disaster mitigationDesign and disaster mitigation
Design and disaster mitigationDenise Tuazon
 
Proses manajemen risiko
Proses manajemen risikoProses manajemen risiko
Proses manajemen risikodianwl
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem KardiovaskulerAnatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem KardiovaskulerYesi Tika
 
Fisiologi kardiovaskular (Jantung)
Fisiologi kardiovaskular (Jantung)Fisiologi kardiovaskular (Jantung)
Fisiologi kardiovaskular (Jantung)Sumayyah Nida Azizah
 
Manajemen Risiko
Manajemen RisikoManajemen Risiko
Manajemen RisikoDwi Wahyu
 
Manajemen Risiko - Identifikasi Risiko
Manajemen Risiko - Identifikasi RisikoManajemen Risiko - Identifikasi Risiko
Manajemen Risiko - Identifikasi RisikoDeady Rizky Yunanto
 
Triage In Emergency Department
Triage In Emergency DepartmentTriage In Emergency Department
Triage In Emergency DepartmentFrank Smith
 

Viewers also liked (20)

Keberlanjutan: Eksternalitas, Valuasi, Usia Eksternalitas
Keberlanjutan: Eksternalitas, Valuasi, Usia EksternalitasKeberlanjutan: Eksternalitas, Valuasi, Usia Eksternalitas
Keberlanjutan: Eksternalitas, Valuasi, Usia Eksternalitas
 
Analisa kapasitas dan kerentanan
Analisa kapasitas dan kerentananAnalisa kapasitas dan kerentanan
Analisa kapasitas dan kerentanan
 
Penilaian risiko bencana
Penilaian risiko bencanaPenilaian risiko bencana
Penilaian risiko bencana
 
Georisk buku pedoman analisis risiko (penanggulangan bencana)
Georisk buku pedoman analisis risiko (penanggulangan bencana)Georisk buku pedoman analisis risiko (penanggulangan bencana)
Georisk buku pedoman analisis risiko (penanggulangan bencana)
 
Triase
TriaseTriase
Triase
 
Metode Pemetaan Risiko Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta 2008
Metode Pemetaan Risiko Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta 2008Metode Pemetaan Risiko Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta 2008
Metode Pemetaan Risiko Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta 2008
 
Prinsip Triase
Prinsip TriasePrinsip Triase
Prinsip Triase
 
Bahaya, kerentanan, resiko dan bencana
Bahaya, kerentanan, resiko dan bencanaBahaya, kerentanan, resiko dan bencana
Bahaya, kerentanan, resiko dan bencana
 
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi BencanaPelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
 
Manajemen Kesehatan pada Penanggulangan Bencana
Manajemen Kesehatan pada Penanggulangan BencanaManajemen Kesehatan pada Penanggulangan Bencana
Manajemen Kesehatan pada Penanggulangan Bencana
 
Design and disaster mitigation
Design and disaster mitigationDesign and disaster mitigation
Design and disaster mitigation
 
Triage
TriageTriage
Triage
 
Proses manajemen risiko
Proses manajemen risikoProses manajemen risiko
Proses manajemen risiko
 
Manajemen Resiko
Manajemen ResikoManajemen Resiko
Manajemen Resiko
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem KardiovaskulerAnatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
 
Fisiologi kardiovaskular (Jantung)
Fisiologi kardiovaskular (Jantung)Fisiologi kardiovaskular (Jantung)
Fisiologi kardiovaskular (Jantung)
 
Manajemen Risiko
Manajemen RisikoManajemen Risiko
Manajemen Risiko
 
Sistem Kardiovaskular Jantung
Sistem Kardiovaskular JantungSistem Kardiovaskular Jantung
Sistem Kardiovaskular Jantung
 
Manajemen Risiko - Identifikasi Risiko
Manajemen Risiko - Identifikasi RisikoManajemen Risiko - Identifikasi Risiko
Manajemen Risiko - Identifikasi Risiko
 
Triage In Emergency Department
Triage In Emergency DepartmentTriage In Emergency Department
Triage In Emergency Department
 

Similar to Ninil Jannah Lingkar Association for Consortium Disaster Education Indonesia: Advokasi Sekolah Aman

STRATEGI UNTUK MENUJU SEKOLAH ADIWIYATA.ppt
STRATEGI UNTUK MENUJU SEKOLAH ADIWIYATA.pptSTRATEGI UNTUK MENUJU SEKOLAH ADIWIYATA.ppt
STRATEGI UNTUK MENUJU SEKOLAH ADIWIYATA.pptkurokawax
 
aaaaaaaaaaaaaaaMATERI ADIWIYATA KOTA JAMBI.ppt
aaaaaaaaaaaaaaaMATERI ADIWIYATA KOTA JAMBI.pptaaaaaaaaaaaaaaaMATERI ADIWIYATA KOTA JAMBI.ppt
aaaaaaaaaaaaaaaMATERI ADIWIYATA KOTA JAMBI.pptLHKALPATARU
 
BADAN-LINGKUNGAN-HIDUP.pptx
BADAN-LINGKUNGAN-HIDUP.pptxBADAN-LINGKUNGAN-HIDUP.pptx
BADAN-LINGKUNGAN-HIDUP.pptxNurAsmiRhodiyah
 
Pengantar Satuan Pendidikan Aman Bencana.pptx
Pengantar Satuan Pendidikan Aman Bencana.pptxPengantar Satuan Pendidikan Aman Bencana.pptx
Pengantar Satuan Pendidikan Aman Bencana.pptxBenedicta39
 
PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA.pptx
PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA.pptxPEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA.pptx
PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA.pptxBidangPpkl2
 
Presentasi 4 materi dasar adiwiyata
Presentasi 4 materi dasar adiwiyataPresentasi 4 materi dasar adiwiyata
Presentasi 4 materi dasar adiwiyataAtikah Hermansyah
 
Presentasi 4 materi dasar adiwiyata
Presentasi 4 materi dasar adiwiyataPresentasi 4 materi dasar adiwiyata
Presentasi 4 materi dasar adiwiyataHisbulloh Huda
 
materi-penguatan-mbs
materi-penguatan-mbsmateri-penguatan-mbs
materi-penguatan-mbsAsman Nur
 
1.praktik pendidikan kebencanaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung api
1.praktik pendidikan kebencanaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung api1.praktik pendidikan kebencanaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung api
1.praktik pendidikan kebencanaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung apiLingkar Association (Perkumpulan Lingkar)
 
Ninil jannah lingkar association bagaimana hfa di praktekan di tingkat masyar...
Ninil jannah lingkar association bagaimana hfa di praktekan di tingkat masyar...Ninil jannah lingkar association bagaimana hfa di praktekan di tingkat masyar...
Ninil jannah lingkar association bagaimana hfa di praktekan di tingkat masyar...Lingkar Association (Perkumpulan Lingkar)
 
KAMPUS TANGGUH BENCANA JABAR.pdf
KAMPUS TANGGUH BENCANA JABAR.pdfKAMPUS TANGGUH BENCANA JABAR.pdf
KAMPUS TANGGUH BENCANA JABAR.pdfJohanes Wirasto SW
 
penyusunan dan pengembangan program bimbingan dan konseling
penyusunan dan pengembangan program bimbingan dan konselingpenyusunan dan pengembangan program bimbingan dan konseling
penyusunan dan pengembangan program bimbingan dan konselingssuser731be6
 
Rencana kegiatan adiwiyata 19 20
Rencana kegiatan adiwiyata 19 20Rencana kegiatan adiwiyata 19 20
Rencana kegiatan adiwiyata 19 20Evan Aris
 
tugas kelompok amel dan berlin rawr ix j.pptx
tugas kelompok amel dan berlin rawr ix j.pptxtugas kelompok amel dan berlin rawr ix j.pptx
tugas kelompok amel dan berlin rawr ix j.pptxZydnZydn
 
Kepimpinan instruktional gb
Kepimpinan instruktional   gbKepimpinan instruktional   gb
Kepimpinan instruktional gbcikgusuepkhas
 
Kepimpinan instruktional gb
Kepimpinan instruktional   gbKepimpinan instruktional   gb
Kepimpinan instruktional gbcikgusuepkhas
 
Draft juknis adiwisata
Draft juknis adiwisataDraft juknis adiwisata
Draft juknis adiwisatadiahernawati2
 

Similar to Ninil Jannah Lingkar Association for Consortium Disaster Education Indonesia: Advokasi Sekolah Aman (20)

STRATEGI UNTUK MENUJU SEKOLAH ADIWIYATA.ppt
STRATEGI UNTUK MENUJU SEKOLAH ADIWIYATA.pptSTRATEGI UNTUK MENUJU SEKOLAH ADIWIYATA.ppt
STRATEGI UNTUK MENUJU SEKOLAH ADIWIYATA.ppt
 
aaaaaaaaaaaaaaaMATERI ADIWIYATA KOTA JAMBI.ppt
aaaaaaaaaaaaaaaMATERI ADIWIYATA KOTA JAMBI.pptaaaaaaaaaaaaaaaMATERI ADIWIYATA KOTA JAMBI.ppt
aaaaaaaaaaaaaaaMATERI ADIWIYATA KOTA JAMBI.ppt
 
BADAN-LINGKUNGAN-HIDUP.pptx
BADAN-LINGKUNGAN-HIDUP.pptxBADAN-LINGKUNGAN-HIDUP.pptx
BADAN-LINGKUNGAN-HIDUP.pptx
 
Pengantar Satuan Pendidikan Aman Bencana.pptx
Pengantar Satuan Pendidikan Aman Bencana.pptxPengantar Satuan Pendidikan Aman Bencana.pptx
Pengantar Satuan Pendidikan Aman Bencana.pptx
 
PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA.pptx
PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA.pptxPEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA.pptx
PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA.pptx
 
Presentasi 4 materi dasar adiwiyata
Presentasi 4 materi dasar adiwiyataPresentasi 4 materi dasar adiwiyata
Presentasi 4 materi dasar adiwiyata
 
Presentasi 4 materi dasar adiwiyata
Presentasi 4 materi dasar adiwiyataPresentasi 4 materi dasar adiwiyata
Presentasi 4 materi dasar adiwiyata
 
Pembinaan adiwiyata 2014
Pembinaan adiwiyata 2014 Pembinaan adiwiyata 2014
Pembinaan adiwiyata 2014
 
materi-penguatan-mbs
materi-penguatan-mbsmateri-penguatan-mbs
materi-penguatan-mbs
 
1.praktik pendidikan kebencanaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung api
1.praktik pendidikan kebencanaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung api1.praktik pendidikan kebencanaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung api
1.praktik pendidikan kebencanaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung api
 
Ninil jannah lingkar association bagaimana hfa di praktekan di tingkat masyar...
Ninil jannah lingkar association bagaimana hfa di praktekan di tingkat masyar...Ninil jannah lingkar association bagaimana hfa di praktekan di tingkat masyar...
Ninil jannah lingkar association bagaimana hfa di praktekan di tingkat masyar...
 
KAMPUS TANGGUH BENCANA JABAR.pdf
KAMPUS TANGGUH BENCANA JABAR.pdfKAMPUS TANGGUH BENCANA JABAR.pdf
KAMPUS TANGGUH BENCANA JABAR.pdf
 
penyusunan dan pengembangan program bimbingan dan konseling
penyusunan dan pengembangan program bimbingan dan konselingpenyusunan dan pengembangan program bimbingan dan konseling
penyusunan dan pengembangan program bimbingan dan konseling
 
Rencana kegiatan adiwiyata 19 20
Rencana kegiatan adiwiyata 19 20Rencana kegiatan adiwiyata 19 20
Rencana kegiatan adiwiyata 19 20
 
Adiwiyata
AdiwiyataAdiwiyata
Adiwiyata
 
tugas kelompok amel dan berlin rawr ix j.pptx
tugas kelompok amel dan berlin rawr ix j.pptxtugas kelompok amel dan berlin rawr ix j.pptx
tugas kelompok amel dan berlin rawr ix j.pptx
 
Kepimpinan instruktional gb
Kepimpinan instruktional   gbKepimpinan instruktional   gb
Kepimpinan instruktional gb
 
Kepimpinan instruktional gb
Kepimpinan instruktional   gbKepimpinan instruktional   gb
Kepimpinan instruktional gb
 
Adiwiyata
AdiwiyataAdiwiyata
Adiwiyata
 
Draft juknis adiwisata
Draft juknis adiwisataDraft juknis adiwisata
Draft juknis adiwisata
 

More from Lingkar Association (Perkumpulan Lingkar)

Monitoring Evaluasi Partisipatif PRBBK, Lingkar/Untung Winarso, Copyright UND...
Monitoring Evaluasi Partisipatif PRBBK, Lingkar/Untung Winarso, Copyright UND...Monitoring Evaluasi Partisipatif PRBBK, Lingkar/Untung Winarso, Copyright UND...
Monitoring Evaluasi Partisipatif PRBBK, Lingkar/Untung Winarso, Copyright UND...Lingkar Association (Perkumpulan Lingkar)
 
Ninil Jannah Lingkar Association: Pengalaman Pembentukan Forum Pengurangan Ri...
Ninil Jannah Lingkar Association: Pengalaman Pembentukan Forum Pengurangan Ri...Ninil Jannah Lingkar Association: Pengalaman Pembentukan Forum Pengurangan Ri...
Ninil Jannah Lingkar Association: Pengalaman Pembentukan Forum Pengurangan Ri...Lingkar Association (Perkumpulan Lingkar)
 
Ninil Jannah Lingkar Association: Pengurangan Risiko Bencana Yang Sensitif Ge...
Ninil Jannah Lingkar Association: Pengurangan Risiko Bencana Yang Sensitif Ge...Ninil Jannah Lingkar Association: Pengurangan Risiko Bencana Yang Sensitif Ge...
Ninil Jannah Lingkar Association: Pengurangan Risiko Bencana Yang Sensitif Ge...Lingkar Association (Perkumpulan Lingkar)
 
Ninil Jannah Lingkar Association: Disaster Risk Mitigation and Prevention for...
Ninil Jannah Lingkar Association: Disaster Risk Mitigation and Prevention for...Ninil Jannah Lingkar Association: Disaster Risk Mitigation and Prevention for...
Ninil Jannah Lingkar Association: Disaster Risk Mitigation and Prevention for...Lingkar Association (Perkumpulan Lingkar)
 

More from Lingkar Association (Perkumpulan Lingkar) (17)

Satuan Pendidikan Aman Bencana, Pendahuluan.pdf
Satuan Pendidikan Aman Bencana, Pendahuluan.pdfSatuan Pendidikan Aman Bencana, Pendahuluan.pdf
Satuan Pendidikan Aman Bencana, Pendahuluan.pdf
 
Laporan Penilaian Ketangguhan_KabSigi_2020.pdf
Laporan Penilaian Ketangguhan_KabSigi_2020.pdfLaporan Penilaian Ketangguhan_KabSigi_2020.pdf
Laporan Penilaian Ketangguhan_KabSigi_2020.pdf
 
Laporan Penilaian Ketangguhan_KotaPalu_rev02+ttd.pdf
Laporan Penilaian Ketangguhan_KotaPalu_rev02+ttd.pdfLaporan Penilaian Ketangguhan_KotaPalu_rev02+ttd.pdf
Laporan Penilaian Ketangguhan_KotaPalu_rev02+ttd.pdf
 
Melenting dari longsoran hutan pinus 04102015
Melenting dari longsoran hutan pinus 04102015Melenting dari longsoran hutan pinus 04102015
Melenting dari longsoran hutan pinus 04102015
 
Monitoring Evaluasi Partisipatif PRBBK, Lingkar/Untung Winarso, Copyright UND...
Monitoring Evaluasi Partisipatif PRBBK, Lingkar/Untung Winarso, Copyright UND...Monitoring Evaluasi Partisipatif PRBBK, Lingkar/Untung Winarso, Copyright UND...
Monitoring Evaluasi Partisipatif PRBBK, Lingkar/Untung Winarso, Copyright UND...
 
LINGKAR, Panduan Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko Bencana TK/RA
LINGKAR, Panduan Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko Bencana TK/RALINGKAR, Panduan Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko Bencana TK/RA
LINGKAR, Panduan Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko Bencana TK/RA
 
LINGKAR, Bahan Ajar Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko Bencana SMP/MTs
LINGKAR, Bahan Ajar Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko Bencana SMP/MTsLINGKAR, Bahan Ajar Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko Bencana SMP/MTs
LINGKAR, Bahan Ajar Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko Bencana SMP/MTs
 
Dikpora diy ba bencana-sma-ma-smk_final edited
Dikpora diy ba bencana-sma-ma-smk_final editedDikpora diy ba bencana-sma-ma-smk_final edited
Dikpora diy ba bencana-sma-ma-smk_final edited
 
Dikpora diy ba bencana-sd-mi_final edited
Dikpora diy ba bencana-sd-mi_final editedDikpora diy ba bencana-sd-mi_final edited
Dikpora diy ba bencana-sd-mi_final edited
 
Edited slb bahan ajar bencana_draf 1
Edited slb bahan ajar bencana_draf 1Edited slb bahan ajar bencana_draf 1
Edited slb bahan ajar bencana_draf 1
 
Nj kapita selekta pb
Nj kapita selekta pbNj kapita selekta pb
Nj kapita selekta pb
 
Pengarusutamaan gernder dalam program pengurangan risiko bencana
Pengarusutamaan gernder dalam program pengurangan risiko bencanaPengarusutamaan gernder dalam program pengurangan risiko bencana
Pengarusutamaan gernder dalam program pengurangan risiko bencana
 
2.bahan ajar risiko diy dan gunung api merapi
2.bahan ajar risiko diy dan gunung api merapi2.bahan ajar risiko diy dan gunung api merapi
2.bahan ajar risiko diy dan gunung api merapi
 
Position paper kpb draft0
Position paper kpb draft0Position paper kpb draft0
Position paper kpb draft0
 
Ninil Jannah Lingkar Association: Pengalaman Pembentukan Forum Pengurangan Ri...
Ninil Jannah Lingkar Association: Pengalaman Pembentukan Forum Pengurangan Ri...Ninil Jannah Lingkar Association: Pengalaman Pembentukan Forum Pengurangan Ri...
Ninil Jannah Lingkar Association: Pengalaman Pembentukan Forum Pengurangan Ri...
 
Ninil Jannah Lingkar Association: Pengurangan Risiko Bencana Yang Sensitif Ge...
Ninil Jannah Lingkar Association: Pengurangan Risiko Bencana Yang Sensitif Ge...Ninil Jannah Lingkar Association: Pengurangan Risiko Bencana Yang Sensitif Ge...
Ninil Jannah Lingkar Association: Pengurangan Risiko Bencana Yang Sensitif Ge...
 
Ninil Jannah Lingkar Association: Disaster Risk Mitigation and Prevention for...
Ninil Jannah Lingkar Association: Disaster Risk Mitigation and Prevention for...Ninil Jannah Lingkar Association: Disaster Risk Mitigation and Prevention for...
Ninil Jannah Lingkar Association: Disaster Risk Mitigation and Prevention for...
 

Recently uploaded

MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukumbrunojahur
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (8)

MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 

Ninil Jannah Lingkar Association for Consortium Disaster Education Indonesia: Advokasi Sekolah Aman

  • 2. 2006  Jejaring dari beberapa anggota-lembaga yang mempunyai tujuan bersama mengembangkan kebijakan yang memungkinkan praktek pendidikan PRB secara berkelanjutan dan terlembagakan (terinstitusionalisasi)  Badan-badan PBB, Pemerintah, Masyarakat Palang Merah, dan LSM yang melaksanakan kegiatan dalam Penyelenggaraan PB & Pengurangan Resiko Bencana  Platform untuk pendidikan dan kampanye pengurangan risiko bencana
  • 3. Visi: Menurunnya tingkat risiko bencana di Indonesia melalui peningkatan kapasitas masyarakat dan pemangku kepentingan dalam mengelola risiko bencana Misi: Mendukung pengembangan kebijakan dan praktik pendidikan PRB di tingkat nasional dan daerah yang berkelanjutan baik formal, non formal, maupun informal melalui peningkatan kapasitas, koordinasi, dan sinergi antar pihak yang berkomitmen dalam pendidikan pengurangan risiko bencana.
  • 4. Koordinasi • HFA Prioritas-2: Meningkatkan informasi risiko dan peringatan dini • HFA Prioritas-3: Menggunakan pengetahauan, inovasi, dan pendidikan untuk membangun sebuah budaya keselamatan dan ketahanan di semua tingkat • HFA Prioritas-5: Memperkuat kesiapsiagaan terhadap bencana demi respon yang efektif di semua tingkat
  • 7. Tujuan Pendidikan PRB 1) Menumbuhkembangkan nilai dan sikap kemanusiaan. 2) Menumbuhkembangkan sikap dan kepedulian terhadap risiko bencana. 3) Mengembangkan pemahaman tentang risiko bencana, pemahaman tentang kerentanan sosial, pemahaman tentang kerentanan fisik, serta kerentananperilaku dan motivasi. 4) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk pencegahan dan pengurangan risiko bencana, pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang bertanggung jawab, dan adaptasi terhadap risiko bencana. 5) Mengembangkan upaya untuk pengurangan risiko bencana diatas, baik secara individu maupun kolektif. 6) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siaga bencana. 7) Meningkatkan kemampuan tanggap darurat bencana. 8) Mengembangkan kesiapan untuk mendukung pembangunan kembali komunitas saat bencana terjadi dan mengurangi dampak yang disebabkan karena terjadinya bencana. 9) Meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan besar dan mendadak.
  • 8. Nilai-Nilai 1. Perubahan budaya. Pendidikan PRB ditujukan untuk menghasilkan perubahan budaya, budaya aman (safety), dan safer to resilient. 2. Berorientasi pemberdayaan. Memampukan komunitas sekolah untuk mengaplikasikan PRB secara kolektif. 3. Kemandirian. Menggoptimalkan pendayagunaan sumberdaya komunitas sekolah sendiri dengan meminimalkan sumberdaya yang datang dari luar. 4. Right based approach. Praktik pendidikan PRB selalu memperhatikan hak-hak dasar manusia. 5. Keberlanjutan. Sustainability dan institusionalisasi (pelembagaan) 6. Menggali dan mendayagunakan kearifan lokal. Menggali dan mendayagunakan kearifan lokal dalam praktek Pendidikan PRB 7. Kemitraan. Berupaya melibatkan pelbagai komponen, sektoral, kelompok masyarakat, lembaga pemerintah atau organisasi non-pemerintah untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama berdasarkan kesepakatan, prinsip kolaborasi, dan sinergi.
  • 9. Prinsip-Prinsip Interdisiplin dan menyeluruh - Komunikasi antar-budaya - Berorientasi Nilai - Berorientasi Tindakan - Pemikiran Kritis dalam Pemecahan Masalah - Pengembangan pemikiran kritis dan pemecahan masalah - Multi-Metodologi - Relevan dengan Kondisi Lokal – Partisipatif - Kehati- Hatian – Akuntabilitas
  • 10. ASB, IRI, Lingkar, Kerlip, WVI, German Red Cross, Kompak, SurfAid, HFI, KOGAMI, Fanaroo - 241 Sekolah, 1 Ponpes (2011-2012)
  • 11. Agenda Perubahan + 500,000 Sekolah/Madrasah Lebih Aman “selamat” dan Siaga Bencana 11 Organisasi - 241 Sekolah, 1 Ponpes (2011-2012)
  • 12. Pengarusutamaan PRB CATATAN-CATATAN KPB – CLUSTER PENDIDIKAN
  • 13. Tujuan SSB • Lingkungan Belajar yang “Aman” Selamat • Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana di Sekolah • Pendidikan untuk pengurangan risiko bencana
  • 14. Parameter SSB 1 Sikap dan Tindakan 2 Kebijakan sekolah 3 Perencanaan Kesiapsiagaan 4 Mobilisasi Sumberdaya
  • 15. Sikap dan Tindakan INDIKATOR VERIFIKASI Pengetahuan mengenai jenis bahaya, sumber bahaya dan besaran bahaya yang ada di lingkungan sekolah • Mata pelajaran yang memuat pengetahuan mengenai bahaya, sumber bahaya dan besaran bahaya yang ada di lingkungan sekolah. • Kegiatan sekolah bagi peserta didik untuk mengobservasi jenis bahaya, sumber bahaya yang ada di lingkungan sekolah. • Kegiatan sekolah untuk mengidentifikasi ancaman bahaya pada lokasi sekolah dan gedung serta infrastruktur sekolah Pengetahuan sejarah bencana yang pernah terjadi di lingkungan sekolah atau daerahnya • Mata pelajaran yang memuat pengetahuan mengenai sejarah bencana yang pernah terjadi di lingkungan sekolah atau daerahnya
  • 16. Sikap dan Tindakan INDIKATOR VERIFIKASI Pengetahuan mengenai kerentanan dan kapasitas yang dimiliki di sekolah dan lingkungan sekitarnya • Mata pelajaran yang memuat pengetahuan mengenai kerentanan dan kapasitas yang dimiliki di sekolah dan lingkungan sekitarnya. • Kegiatan sekolah bagi peserta didik untuk mengobservasi kerentanan dan kapasitas yang dimiliki di sekolah dan lingkungan sekitarnya, termasuk didalamnya lokasi, gedung serta infrastruktur sekolah
  • 17. Sikap dan Tindakan INDIKATOR VERIFIKASI Pengetahuan untuk mengidentifikasi resiko dan upaya yang bisa dilakukan untuk meminimalkan risiko bencana di sekolah. • Mata pelajaran yang memuat pengetahuan mengenai upaya yang bisa dilakukan untuk meminimalkan risiko bencana di sekolah. • Kegiatan sekolah bagi peserta didik untuk mengindentifikasi upaya yang bisa dilakukan untuk meminimalkan risiko bencana di sekolah, • Kegiatan sekolah untuk mengidentifikasi upaya yang bisa mengurangi risko bencana termasuk didalamnya pilihan tindakan untuk melakukan relokasi sekolah atau retrofit gedung dan infrastruktur sekolah jika diperlukan
  • 18. Sikap dan Tindakan INDIKATOR VERIFIKASI Keterampilan seluruh komponen sekolah dalam menjalankan rencana tanggap darurat • Komponen sekolah untuk menjalankan rencana tanggap darurat pada saat simulasi Adanya kegiatan simulasi/latihan regular • Jumlah simulasi dan pelatihan rutin dan berkelanjutan di sekolah Sosialisasi dan pelatihan kesiagaan kepada warga sekolah dan pemangku kepentingan sekolah • Jumlah sosialisasi rutin dan berkelanjutan di sekolah
  • 19. Kebijakan sekolah INDIKATOR VERIFIKASI Adanya kebijakan, kesepakatan, peraturan sekolah yang mendukung upaya kesiagaan dan keamanan di sekolah • Jumlah kebijakan, kesepakatan, dan peraturan sekolah yang mendukung upaya kesiagaan di sekolah • Sekolah mengadopsi persyaratan konstruksi bangunan dan panduan retrofit yang ada atau yang berlaku Kebijakan sekolah sebagai payung hukum pembuatan dan implementasi Prosedur Tetap Kesiagaan Sekolah (Prosedur Tetap/Protap kesiagaan sekolah) • Jumlah kebijakan sekolah yang dibuat/dikeluarkan sekolah sebagai payung hukum pembuatan dan implementasi Prosedur Tetap Kesiagaan Sekolah • (Prosedur Tetap/Protap kesiagaan sekolah). Akses bagi seluruh komponen sekolah untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan, pemahaman dan keterampilan kesiagaan (materi acuan, ikut serta dalam pelatihan, musyawarah guru, pertemuan desa, jambore siswa, dsb) • Sekolah memiliki materi acuan yang dibuat sekolah. • Sekolah memberikan kemudahan bagi komponen sekolah untuk mengikuti pelatihan, musyawarah guru, jambore siswa, dll.
  • 20. Perencanaan dan Kesiapsiagaan INDIKATOR VERIFIKASI adanya dokumen penilaian resiko bencana yang disusun bersama secara partisipatif dengan warga sekolah dan pemangku kepentingan sekolah  Sekolah memiliki dokumen penilaian resiko yang dibuat secara berkala sesuai dengan kerentanan sekolah. Sekolah memiliki dokumen penilaian kerentanan gedung sekolah yang dinilai/ diperiksa secara berkala oleh Pemerintah dan/atau PEMDA. Catatan : Kerentanan sekolah yang dinilai berdasarkan aspek struktur dan nonstruktur Adanya rencana aksi sekolah dalam penanggulangan bencana ( sebelum, saat, dan setelah terjadi bencana)  Sekolah memiliki Rencana Aksi Sekolah yang dibuat secara berkala, direview dan diperbaharui secara partisipatif dan diketahui oleh Dinas Pendidikan Setempat Adanya protokol komunikasi  Sekolah memiliki protokol komunikasi yang dibuat, direview dan diperbaharui secara partisipatif
  • 21. Perencanaan dan Kesiapsiagaan INDIKATOR VERIFIKASI Adanya Sistem Peringatan Dini:  Akses terhadap informasi bahaya, baik dari tanda alam, informasi dari lingkungan, dan dari pihak berwenang (pemerintah daerah dan BMG)  Penyiapan alat dan tanda bahaya yang disepakati dan dipahami seluruh komponen sekolah  Mekanisme penyebarluasan informasi peringatan bahaya di lingkungan sekolah  Pemahaman yang baik oleh seluruh komponen sekolah bagaimana bereaksi terhadap informasi peringatan bahaya  Adanya petugas yang bertanggungjawab dan berwenang mengoperasikan alat peringatan dini.  Pemeliharaan alat peringatan dini.  Sekolah memiliki mekanisme agar informasi bahaya dapat terdisiminasi kepada seluruh komponen sekolah dengan cepat dan akurat.  Sekolah memiliki alat dan tanda bahaya yang disepakati dan dipahami seluruh komponen sekolah.  Sekolah memiliki mekanisme penyebarluasan informasi peringatan bahaya di lingkungan sekolah.  Komponen sekolah dapat memahami dengan baik apa yang harus dilakukan jika ada informasi peringatan bahaya.  Sekolah memiliki petugas yang bertanggung jawab dan berwenang mengoperasikan alat peringatan dini.  Sekolah memiliki tim yang memelihara alat peringatan dini.
  • 22. Perencanaan dan Kesiapsiagaan INDIKATOR VERIFIKASI Kesepakatan dan ketersediaan lokasi evakuasi/shelter terdekat dengan sekolah, disosialisasikan kepada seluruh komponen sekolah dan orang tua siswa, masyarakat sekitar dan pemerintah daerah Sekolah memiliki lokasi evakuasi/shelter terdekat yang tersosialisasikan serta disepakati oleh seluruh komponen sekolah, orang tua siswa, masyarakat sekitar dan pemerintah daerah Dokumen penting sekolah digandakan dan tersimpan baik, agar dapat tetap ada, meskipun sekolah terkena bencana. Sekolah memiliki tempat penyimpanan dokumen penting sekolah (hasil penggandaan) di tempat yang aman dari bencana. Catatan informasi penting yang mudah digunakan seluruh komponen sekolah, seperti pertolongan darurat terdekat, puskesmas/rumah sakit terdekat, dan aparat terkait. Sekolah memiliki daftar catatan penting yang mudah ditemukan/dilihat oleh seluruh komponen sekolah dan termutakhirkan dengan baik.
  • 23. Perencanaan dan Kesiapsiagaan INDIKATOR VERIFIKASI adanya dokumen penilaian resiko bencana yang disusun bersama secara partisipatif dengan warga sekolah dan pemangku kepentingan sekolah  Sekolah memiliki dokumen penilaian resiko yang dibuat secara berkala sesuai dengan kerentanan sekolah. Sekolah memiliki dokumen penilaian kerentanan gedung sekolah yang dinilai/ diperiksa secara berkala oleh Pemerintah dan/atau PEMDA. Catatan : Kerentanan sekolah yang dinilai berdasarkan aspek struktur dan nonstruktur Adanya rencana aksi sekolah dalam penanggulangan bencana ( sebelum, saat, dan setelah terjadi bencana)  Sekolah memiliki Rencana Aksi Sekolah yang dibuat secara berkala, direview dan diperbaharui secara partisipatif dan diketahui oleh Dinas Pendidikan Setempat Adanya protokol komunikasi  Sekolah memiliki protokol komunikasi yang dibuat, direview dan diperbaharui secara partisipatif
  • 24. Perencanaan dan Kesiapsiagaan INDIKATOR VERIFIKASI Adanya Sistem Peringatan Dini: • Akses terhadap informasi bahaya, baik dari tanda alam, informasi dari lingkungan, dan dari pihak berwenang (pemerintah daerah dan BMG) • Penyiapan alat dan tanda bahaya yang disepakati dan dipahami seluruh komponen sekolah • Mekanisme penyebarluasan informasi peringatan bahaya di lingkungan sekolah • Pemahaman yang baik oleh seluruh komponen sekolah bagaimana bereaksi terhadap informasi peringatan bahaya • Adanya petugas yang bertanggungjawab dan berwenang mengoperasikan alat peringatan dini. • Pemeliharaan alat peringatan dini.  Sekolah memiliki mekanisme agar informasi bahaya dapat terdisiminasi kepada seluruh komponen sekolah dengan cepat dan akurat.  Sekolah memiliki alat dan tanda bahaya yang disepakati dan dipahami seluruh komponen sekolah.  Sekolah memiliki mekanisme penyebarluasan informasi peringatan bahaya di lingkungan sekolah.  Komponen sekolah dapat memahami dengan baik apa yang harus dilakukan jika ada informasi peringatan bahaya.  Sekolah memiliki petugas yang bertanggung jawab dan berwenang mengoperasikan alat peringatan dini.  Sekolah memiliki tim yang memelihara alat peringatan dini.
  • 25. Perencanaan dan Kesiapsiagaan INDIKATOR VERIFIKASI Adanya Prosedur Tetap KesiagaanSekolah yang disepakati dandilaksanakan oleh seluruh komponensekolah • Sekolah memiliki PROTAP Kesiagaan Sekolah yang direview secara rutin dan dimutakhirkan secara partisipatif Adanya peta evakuasi sekolah, dengan tanda dan rambu yang terpasang, yang mudah dipahami oleh seluruh komponen sekolah • Sekolah memiliki peta evakuasi dengan tanda dan rambu yang terpasang yang mudah dipahami oleh seluruh komponen sekolah dan dapat ditemukan dengan mudah di lingkungan sekolah
  • 26. Perencanaan dan Kesiapsiagaan INDIKATOR VERIFIKASI Kesepakatan dan ketersediaan lokasi evakuasi/shelter terdekat dengan sekolah, disosialisasikan kepada seluruh komponen sekolah dan orang tua siswa, masyarakat sekitar dan pemerintah daerah Sekolah memiliki lokasi evakuasi/shelter terdekat yang tersosialisasikan serta disepakati oleh seluruh komponen sekolah, orang tua siswa, masyarakat sekitar dan pemerintah daerah Dokumen penting sekolah digandakan dan tersimpan baik, agar dapat tetap ada, meskipun sekolah terkena bencana. Sekolah memiliki tempat penyimpanan dokumen penting sekolah (hasil penggandaan) di tempat yang aman dari bencana. Catatan informasi penting yang mudah digunakan seluruh komponen sekolah, seperti pertolongan darurat terdekat, puskesmas/rumah sakit terdekat, dan aparat terkait. Sekolah memiliki daftar catatan penting yang mudah ditemukan/dilihat oleh seluruh komponen sekolah dan termutakhirkan dengan baik.
  • 27. Mobilisasi Sumberdaya INDIKATOR VERIFIKASI Adanya gugus siaga bencana sekolah termasuk perwakilan peserta didik. Sekolah memiliki gugus siaga bencana dengan keterwakilan peserta didik Adanya penyebaran informasi dari sekolah mengenai konsep sekolah siaga bencana kepada sekolah lain yang terhimpun dalam gugus guru atau forum MGMP sekolah Jumlah topik tentang sekolah siaga bencana yang didiskusikan dalam pertemuan gugus guru dan forum MGMP sekolah Adanya perlengkapan dasar dan suplai kebutuhan dasar pasca bencana yang dapat segera dipenuhi, dan diakses oleh komunitas sekolah, seperti alat pertolongan pertama serta evakuasi, obat-obatan, terpal, tenda dan sumber air bersih Sekolah memiliki perlengkapan dasar dan suplai kebutuhan dasar pasca bencana yang dapat diakses oleh komunitas sekolah.
  • 28. Mobilisasi Sumberdaya INDIKATOR VERIFIKASI Pemantauan dan evaluasi partisipatif mengenai kesiagaan dan keamanan sekolah secara rutin (menguji atau melatih kesiagaan sekolah secara berkala). Sekolah memiliki mekanisme pemantauan dan evaluasi partisipatif mengenai kesiagaan dan keamanan sekolah secara rutin Adanya kerjasama dengan pihakpihak terkait penyelenggaraan penanggulangan bencana baik setempat (desa/kelurahan dan kecamatan) maupun dengan BPBD/Lembaga pemerintah yang bertanggung jawab terhadap koordinasi dan penyelenggaraan penanggulangan bencana di Sekolah memiliki kerja sama yang baik dengan jejaring yang diperlukan dalam kesiagaan sekolah
  • 29. Pendidikan Dalam Situasi Darurat CATATAN-CATATAN KPB – CLUSTER PENDIDIKAN
  • 30. 500 450 400 350 300 200 150 100 50 0 250 Kerusakan Infrastruktur Pendidikan 2005 - 2011 Severe Medium Low
  • 31.
  • 32.
  • 33. KERUSAKAN FASILITAS PENDIDIKAN 2005-2011 BANJIR 17.04% TANAH LONGSOR 0.21% TANAH LONGSOR DAN BANJIR 3.28% GELOMBANG PASANG/ABRASI 0.04% ERUPSI GUNUNGAPI 1.44% GEMPA BUMI 76.53% GEMPA BUMI DAN TSUNAMI 0.06% PUTING BELIUNG 1.41%
  • 34. Dampak • Kegiatan belajar mengajar menjadi terganggu hingga terhenti karena rusaknya sekolah • Timbul biaya untuk melakukan perbaikan dan rekonstruksi atas sarana/prasarana pendidikan yang rusak tersebut • hilangnya perlengkapan sekolah anak serta • timbul biaya untuk melakukan proses pendidikan di tempat lain sampai bangunan sekolah selesai diperbaiki.
  • 35. • kegiatan belajar mengajar tidak dapat dilakukan oleh karena siswa/guru: • 1) ikut mengungsi bersama keluarga; • 2) tidak aman untuk berangkat ke sekolah; • 3) banyak siswa/guru menjadi korban; • 4) banyak bangunan sekolah yang dimanfaatkan sebagai lokasi pengungsian sehingga tidak dapat dipergunakan untuk kegiatan belajar mengajar. • lumpuhnya pemerintah lokal akibat bencana tsunami aceh 2004, misalnya.
  • 36. MERAPI 2010 • Pada 2 kejadian bencana di Yogyakarta, 1 minggu pertama pasca bencana penyelenggaraan pelayanan pendidikan terhenti • Terganggunya pelaksanaan pendidikan/kegiatan belajar-mengajar yakni: • 1) siswa mengikuti orangtua yang memang harus mengungsi • 2) sekolah terpaksa diliburkan oleh pihak manajemen sekolah • 3) bangunan sekolah yang rusak dan tidak bisa/layak dipergunakan untuk kegiatan belajar-mengajar • Sekolah yang tidak parah juga terhenti karena putusnya akses jalan menuju sekolah dan lokasi sekolah yang ada dalam zona ancaman (masih tidak boleh dimasuki pasca bencana), dengan demikian keputusan untuk diliburkan sementara waktu harus diambil
  • 37. • Minimnya data tentang besarnya jumlah anak terdampak bencana, menunjukkan masih rendahnya kesadaran terhadap perlunya data terpilah, kemampuan koordinasi lintas sektor, dan kinerja pencatatan untuk keperluan statistik (statistik kebencanaan, statistik perempuan dan anak, maupun statistik pendidikan). • Data informasi bencana Indonesia sebagaian besar berasal dari pencatatan korban dan kerugian pasca bencana. Sementara metode yang biasa dipilih dalam menilai kerusakan dan kerugian bencana tidak sensitif dengan hal-hal yang non-economic seperti pembangunan dan kesejahteraan manusia. • ‘Pendidikan’ di dalam laporan penilaian kerusakan dan kerugian, rencana operasional (tanggap darurat), dan perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi bukan merupakan sektor tersendiri; tetapi sub-sektor sosial (biasanya bersama kesehatan, dan sosial budaya lainnya).
  • 38. • Pemerintah daerah biasanya lambat menginstruksikan penitipan kegiatan belajar mengajar anak-anak korban letusan Merapi di sekolah-sekolah yang dekat dengan lokasi pengungsian. • Pada kasus Merapi 2010 misalnya, instruksi keluar satu minggu setelah anak-anak mengikuti orang tua mereka di lokasi pengungsian. • Anak-anak pengungsi harus dihadapkan pada: 1) tidak adanya persiapan mengungsi sehingga banyak sarana belajar yang tertinggal di rumah; 2) banyak pula anak-anak pengungsi yang mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan suasana di sekolah yang baru (minder belajar bersama-sama dengan anak-anak bukan pengungsi). • Di lokasi pengungsian memang banyak bantuan yang telah diberikan oleh para donatur, namun sebagian besar adalah berupa bahan pangan dan pakaian, jarang yang berupa sarana kegiatan belajar mengajar siswa.
  • 39. BANJIR JAKARTA 2013 • Survei di 25 Sekolah di DKI Jakarta - Berdasarkan pengalaman kejadian Banjir besar 2007 dan 2013, Sekolah “libur” 1 hari – 2 minggu • Sekolah dipergunakan sebagai tempat evakusi sementara, Sekolah diperbaiki, Sekolah sudah bisa didatangi, Anak-anak siap datang ke sekolah, Guru-guru siap datang ke sekolah (sudah kembali dari pengungsian)
  • 40. Reasons for Temporary Closing School After Disaster 20% 44% 24% 12% Used as Survivor Shelter Loss of education facilities Teachers evacuated to safe places School unreachable/Road blocked
  • 41. 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Days School Closed After 2013 Flood 0 2 4 6 8 10 12 14 16 Number of Schools Days School Closed 64% School Still Open 32% No Answer 4% Schools Closed After Disaster
  • 42. Terimakasih Ninil RM/Perkumpulan Lingkar lingkar06@yahoo.co.id KONSORSIUM PENDIDIKAN BENCANA

Editor's Notes

  1. DAN MENGINGATKAN ANGOTA LAIN TENTANG KPB
  2. Dibentuk pada bulan Oktober 2006 sebagai tindak lanjut dari peringatan Hari Pengurangan Resiko Bencana (Internasional) 2006 dengan tema “Pengurangan Resiko Bencana Mulai dari Sekolah” 58 anggota (November 2010)
  3. “Berbagai lembaga telah pula melakukan kegiatan/program untuk kesiapsiagaan pengurangan resiko bencana di tingkat sekolah. Dengan segala penghargaan terhadap apa yang telah dilakukan oleh berbagai lembaga, dirasakan perlu adanya upaya yang lebih terintegrasi serta terkoordinasi agar kegiatan yang dilakukan terhindar dari tumpang tindih dan terlaksana secara berkesinambungan serta berdaya guna. Konsorsium Pendidikan Bencana (KPB) terbentuk pada 2006 beranggotakan awal 22 organisasi yang mewakili instansi pemerintah, badan-badan PBB, LSM lokal/internasional dan Masyarakat Palang Merah. Saat ini, jumlah anggota telah bertambah menjadi 39 organisasi. Selanjutnya, KPB akan terus aktif membangun koordinasi termasuk berkoordinasi dengan ‘cluster’ pendidikan. Pada bulan Oktober 2006, kegiatan awal KPB ditandai lokakarya nasional bertajuk “Membangun ketahanan sekolah terhadap bencana” dan road show ke 16 sekolah dalam rangka pengenalan kesiapsiagaan bencana kepada murid-murid sekolah dasar. Berdasarkan pengalaman para anggota dan kegiatan koordinatif yang dilakukannya, KPB pun melihat adanya kebutuhan akan kerangka kerja Pengurangan Risiko Bencana Berbasiskan sekolah untuk memastikan kesinambungan pendidikan kebencanaan. “ – Dokumen Kerangka Kerja KPB 2006-2009
  4. ASB, IRI, Lingkar, Kerlip, WVI, German Red Cross, Kompak, SurfAid, HFI, KOGAMI, Fanaroo Jumlah total sekolah yang didampingi ada 241 terdiri dari: TK: 1 SD: 187 SMP: 31 SMA: 21 Ponpes: 1
  5. Dari peta ini – kita akan menuju – 33 provinsi yang melek risiko bencana melalui sekolah sekolah yang didampingi oleh anggota KPB Bagaimana caranya?
  6. Setelah ketemu topik afirmatifnya, maka kita mulai melakukan penemuan kekuatan, aset, praktek terbaik, dan pengalaman puncak yang terkait topik itu. Tahap menemukan apa yang sudah baik dan berjalan dengan benar pada komunitas, organisasi atau bangsa ini. Penemuannya biasanya dilakukan dengan obrolan atau wawancara berpasangan yang dilanjutkan dengan dialog kelompok. Diawali dari berpasangan, agar hal baik yang ditemukan sifatnya emosional danmelekat pada pengalaman personal, tidak semata-mata bersifat rasional. --- diskusi kelompok 3 orang perkelompok. Dengan orang yg sudah kita kenal baik – paling dekat.
  7. Untuk mengukur upaya yang dilakukan sekolah dalam membangun Sekolah Siaga Bencana (SSB), perlu ditetapkan parameter, indikator, dan verifikasinya. Parameter adalah standar minimum yang bersifat kualitatif dan menentukan tingkat minimum yang harus dicapai dalam pemberian respon pendidikan. Indikator merupakan “penanda” yang menunjukkan apakah standar telah dicapai. Indikator memberikan cara mengukur dan mengkomunikasikan dampak, atau hasil dari suatu program, sekaligus juga proses, atau metode yang digunakan. Indikator bisa bersifat kualitatif atau kuantitatif. Sedangkan verifikasi adalah bukti yang telah ditetapkan untuk menunjukkan indikator.
  8. Setelah ketemu topik afirmatifnya, maka kita mulai melakukan penemuan kekuatan, aset, praktek terbaik, dan pengalaman puncak yang terkait topik itu. Tahap menemukan apa yang sudah baik dan berjalan dengan benar pada komunitas, organisasi atau bangsa ini. Penemuannya biasanya dilakukan dengan obrolan atau wawancara berpasangan yang dilanjutkan dengan dialog kelompok. Diawali dari berpasangan, agar hal baik yang ditemukan sifatnya emosional danmelekat pada pengalaman personal, tidak semata-mata bersifat rasional. --- diskusi kelompok 3 orang perkelompok. Dengan orang yg sudah kita kenal baik – paling dekat.
  9. Emosi positif memungkinkan kita membuka kesempatan-kesempatan baru