2. Menurut Gysbers dan Henderson (2006), asumsi-asumsi
yang mendasari program BK harus bersifat komprehensif,
yaitu:
Kompatibilitas tujuan BK dengan tujuan pendidikan (sekolah)
Program BK berorientasi developmental approach; yaitu fasilitasi
pengalaman tertentu agar siswa tumbuh, berkembang, dan menjadi
pribadi mandiri
Program BK melibatkan partisipasi dan kolaborasi antarstaff;
tanggung jawab BK melibatkan seluruh personel dengan sentral
koordinasi pada konselor/guru BK
Program BK diselenggarakan dengan manajemen saintifik
Program BK ditopang oleh kepemimpinan sekolah yang kokoh
4. LANDASAN (FOUNDATION)
RASIONAL
Rumusan dasar pemikiran tentang urgensi bk dalam
keseluruhan program sekolah (Konsep yang digunakan,
kaitan BK dgn Kurikulum, dampak perkembangan IPTEK
dan Sosial Budaya terhadap gaya hidup peserta didik)
5. VISI DAN MISI
Secara mendasar visi dan misi bk perlu dirumuskan ulang
ke dalam fokus isi
BIDANG PENGEMBANGAN
Bimbingan Pribadi-Sosial Bimbingan Belajar, Bimbingan
Karir (Cobia & Henderson, 2009)
10. Strategi Implementasi:
Bimbingan Kelas (Classroom Guidance); di Indonesia lebih dikenal
dengan istilah bimbingan klasikal; Idealnya, kegiatan klasikal harus
tersusun dalam bentuk kurikulum bimbingan (guidance curriculum);
prevention education
Pelayanan Orientasi; pemahaman dan penyesuaian diri dengan
lingkungan baru (sekolah)
Pelayanan informasi; melalui buku, brosur, leaflet, majalah, internet.
Bimbingan Kelompok; kegiatan ini ditujukan untuk merespon
kebutuhan dan minat peserta didik. Topik yang disampaikan
biasanya problem umum (common issues)
Pelayanan pengumpulan data; informasi dan data tentang pribadi
siswa maupun lingkungannya. Kegiatan ini dikembangkan baik
dalam bentuk tes ataupun nontes
11. Program pemahaman,
penginternalisasian dan pengembangan
perilaku etis (jujur, hormat kepada orang
tua, sikap sopan dan santun).
Program pemahaman,
penginternalisasian dan pengembangan
kematangan emosional (kebebasan
dalam mengemukakan pendapat, tidak
cemas, pengendalian emosi, kemampuan
menjaga stabilitas emosi).
Program pemahaman,
penginternalisasian dan pengembangan
kematangan intelektual (sikap kritis,
sikap rasional, kemampuan membela hak
pribadi, kemampuan menilai).
12. Strategi Implementasi:
Konseling individual dan kelompok
Referal
Kolaborasi dengan guru mata pelajaran dan wali kelas
Kolaborasi dengan orangtua
Kolaborasi dengan pihak terkait di luar sekolaH
Peer Counseling (BTS)
Konferensi Kasus
Kunjungan Rumah
Konsultasi Problem
13. Contoh:
Program untuk mengentaskan peserta didik
yang diindikasi menjadi anggota geng
pelajar.
Program untuk mengentaskan peserta didik
yang diindikasi nongkrong di depan sekolah
sepulang sekolah.
Program untuk mengentaskan peserta didik
yang diindikasi mencoret-coret tembok di
pingir jalan dan fasilitas umum.
Program untuk mengentaskan peserta didik
yang merokok di lingkungan sekolah.
Program untuk membantu peserta didik
yang mengalami hambatan-hambatan dalam
mencapai tugas-tugas perkembangan
14. kelompok kecil (Individual or
Small-Group Appraisal)
Contoh:
1. Membantu peserta didik untuk menilai
dan menganalisis kemampuan, minat
dan keterampilan dan prestasi
(Ekstrakulikuler, Penjurusan IPA & IPS,
Pemilihan PTN dan PTS beserta Jurusan,
dan Pemilihan Pekerjaan)
2. Berkolaborasi dengan guru mata
pelajaran (kelompok belajar, Olimpiade)
3. Penelusuran Beasiswa BKM
15. Pemberian saran individu
atau kelompok kecil
(Individual or Small-Group
Advicement).
Contoh:
Penempatan dan penyaluran peserta didik (Ekstrakulikuler,
Kelompok belajar, Beasiswa, Olimpiade, Jurusan, PT, dan
Lapangan pekerjaan)
16. Pengembangan profesi
Contoh:
In-Service Training, Aktif dalam organisasi profesi (ABKIN), Aktif
dalam MGBK, dan Aktif dalam kegiatan Ilmiah
Manajemen Program
Cohtoh:
Menyusun, Mendesain, Mengimplementasi dan Mengevaluasi secara
jelas, sistematis dan terarah
17. Sistem Manajemen
Kesepakatan (Agreements)
Personil Sekolah sepakat untuk
melaksanakan tugas dalam kaitannya
dengan pelayanan bimbingan dan
konseling
Dewan Penasihat (Advisory Council)
Sekelompok perwakilan yg ditunjuk untuk
memberikan saran dan membantu
keberhasilan pelaksanaan program BKK
18. Penggunaan Data (Use Of Data)
Penggunaan data akan menjamin setiap peserta didik
memperoleh manfaat dari layanan BK.
Manajemen data dilakukan secara manual dan komputer.
Data Base dibangun dan dikembangkan agar
perkembangan setiap peserta didik dapat mudaah
dipantau.
19. Penggunaan Waktu (Use
Of Time)
KOMPONEN
PELAYANAN
JENJANG PENDIDIKAN
SD/MI SMP/MTs SMA/MAN/SMK
1. Pelayanan Dasar 45 – 55 % 35 – 45 % 25 – 35 %
1. Pelayanan
Responsif
20 – 30 % 25 – 35 % 15 – 25 %
1. Pelayanan
Perencanaan
Individual dan
keluarga
5 – 10 % 15 – 25 % 25 – 35 % (Porsi
untuk SMK lebih
besar
1. Dukungan Sistem 10 – 15 % 10 – 15 % 10 – 15 %
20. Proporsi Layanan BK
BENTUK LAYANAN Pembagian Waktu Pelayanan Bimbingan
Konseling (24-40 jam kerja)
Layanan dasar 20% X (24-40 jam kerja) = 5 - 8 jam kerja
Layanan Responsif 35%X (24-40 jam kerja) = 8 -14 jam kerja
Layanan Perencanaan
Individual
30%X (24-40 jam kerja)= 7 – 12 jam kerja
Dukungan System 15%X (24-40 jam kerja)= 4 - 6 jam kerja
22. AKUNTABILITAS SISTEM
Rencana Evaluasi
Evaluasi dalam Bimbingan dan Konseling bersifat sistematis
dan bertujuan untuk mengukur akuntabilitas program
(Gysber & Henderson, 2006)
Jenis Evaluasi yang sistematis terdiri dari :
Evaluasi Personalia
Evaluasi Program
Evaluasi Hasil
23. Model Pengukuran Kinerja Berdasarkan
Teori Sistem
INPUTS
HUMAN
SERVICE
PROGRAM
OUTCOMES
OUTPUTS
QUALITY
OUTPUTS
Efficiency
Perspective
Effevtivinnes
Perspective
Quality
Perspective