SlideShare a Scribd company logo
1 of 58
Setiap orang
berkewajiban
melakukan kegiatan
penanggulangan
bencana
2013
Faktor Pendukung
• Geografis
• Geologi
• Hidrometeorologi
• Demografi
• Lingkungan Hidup (termasuk Tata Lahan)
catatan
TERMINOLOGI
Bencana
Suatu gangguan yang serius terhadap
keberfungsian sebuah komunitas atau sebuah
masyarakat yang berwujud
kehilangan/kerusakan/kerugian nyawa
manusia, materi, ekonomi, ataupun
lingkungan yang luas dan besar, yang
melebihi kemampuan komunitas atau
masyarakat tersebut untuk menghadapinya
dengan menggunakan sumberdaya-
sumberdayanya sendiri.
Risiko Bencana
• Kerugian-kerugian yang mungkin timbul,
dalam bentuk hilangnya nyawa, status
kesehatan, penghidupan, aset, dan
pelayanan, yang dapat timbul pada
sebuah komunitas atau sebuah masyarakat
tertentu pada suatu periode waktu masa
depan yang khusus.
Bahaya (Ancaman)
• Suatu fenomena, substansi, kegiatan
manusia, atau kondisi yang berbahaya
yang mungkin mengakibatkan hilangnya
nyawa, luka-luka, ataupun dampak-
dampak kesehatan lainnya, kerusakan
harta-benda, hilangnya penghidupan dan
pelayanan, gangguan sosial dan ekonomis,
ataupun kerusakan lingkungan.
Kerentanan
• Ciri-ciri dan keadaan-keadaan sebuah
komunitas, sistem, atau aset yang
membuatnya dapat diduga akan terkena
efek-efek kerusakan akibat terkena sebuah
bahaya.
• Kerentanan Fisik – Secara fisik, bentuk kerentanan yang dimiliki
masyarakat berupa daya tahan menghadapi bahaya tertentu,
misalnya: kekuatan bangunan rumah bagi masyarakat yang berada di
daerah rawan gempa, adanya tanggul pengaman banjir bagi
masyarakat yang tinggal di bantaran sungai dan sebagainya.
• Kerentanan Ekonomi – Kemampuan ekonomi suatu individu atau
masyarakat sangat menentukan tingkat kerentanan terhadap ancaman
bahaya. Pada umumnya masyarakat atau daerah yang miskin atau
kurang mampu lebih rentan terhadap bahaya, karena tidak mempunyai
kemampuan finansial yang memadai untuk melakukan upaya
pencegahan atau mitigasi bencana.
• Kerentanan Sosial – Kondisi sosial masyarakat juga mempengaruhi
tingkat kerentanan terhadap ancaman bahaya. Dari segi pendidikan,
kekurangan pengetahuan tentang risiko bahaya dan bencana akan
mempertinggi tingkat kerentanan, demikian pula tingkat kesehatan
masyarakat yang rendah juga mengakibatkan rentan menghadapi
bahaya.
• Kerentanan Lingkungan – Lingkungan hidup suatu masyarakat sangat
mempengaruhi kerentanan. Masyarakat yang tinggal di daerah yang
kering dan sulit air akan selalu terancam bahaya kekeringan. Penduduk
yang tinggal di lereng bukit atau pegunungan rentan terhadap
ancaman bencana tanah longsor dan sebagainya. Dalam sub bab ini
agar dijelaskan tentang potensi kerentanan wilayah yang di perkirakan
dapat meningkatkan risiko terjadinya bencana.
Kapasitas
Kombinasi dari seluruh kekuatan,
atribut/perlengkapan, dan sumber daya yang
tersedia di dalam sebuah komunitas, masyarakat,
atau organisasi yang dapat dimanfaatkan untuk
mencapai tujuan-tujuan yang disepakati.
UU Nomor 24 Tahun 2007 Penanggulangan Bencana
• Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa
yang mengancarn dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh
faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikoiogis. (Pasal 1 ayat [1])
• Risiko bencana adalah potensi kerugian yang
ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan
kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka,
sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi,
kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan
kegiatan masyarakat. (Pasal 1 ayat [17])
• Ancaman bencana adalah suatu kejadian atau
peristiwa yang bisa menimbulkan bencana. (Pasal 1
ayat [13])
Klasifikasi Bencana - UU 24/2007 Penanggulangan Bencana
Definisi Contoh
1. Bencana alam adalah bencana yang
diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam.
(Pasal 1 ayat [2])
 Gempa bumi
 Tsunami
 Gunung meletus
 Banjir
 Kekeringan
 Angin topan
 Tanah longsor
1. Bencana nonalam adalah bencana yang
diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa nonalam. (Pasal 1 ayat [3])
 Gagal teknologi
 Gagal modernisasi
 Epidemi
 Wabah penyakit
1. Bencana sosial adalah bencana yang
diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia.
(Pasal 1 ayat [4])
 Konflik sosial
antarkelompok/antarkomunitas
masyarakat
 Teror
Klasifikasi Bahaya - UNISDR 2004
Kategori Sifat Contoh/Jenis Mendadak Lambat
Bahaya
Natural/
Alamiah
Hidro-
Meteorologis
Banjir Air, Banjir Lumpur, & Banjir Bandang  
Siklon Tropis, Angin Topan, Badai Angin & Hujan, Badai Salju, Badai
Pasir/Debu, Kilat/Petir/Halilintar
 
Kekeringan, Desertifikasi, Kebakaran Hutan, Suhu Udara Ekstrem 
Permafros, Salju Longsor  
Geologis Gempa Bumi (Tektonis & Vulkanis) 
Tsunami 
Aktivitas & Emisi Vulkanis/Gunung Api 
Gerakan-Gerakan Massa, Tanah Longsor, Batu Longsor, Pencairan Es
(Likuifaksi), Dasar Lautan Longsor

Permukaan Daratan Ambruk, Aktivitas Penyimpangan Geologis  
Biologis Penjangkitan Wabah Penyakit Menular (Epidemi), Penularan
Penyakit dari Hewan dan Tanaman

Serangan Virus Ganas 
Kategori Sifat Contoh/Jenis Mendadak Lambat
Bahaya
Akibat
Ulah
Manusia
Teknologis/
Antropogenis
Pencemaran Industrial 
Kebocoran Reaktor Nuklir/Pelepasan Bahan Radioaktif ke Alam Bebas  
Kerusakan Dam/Waduk 
Kecelakaan Transportasi, Industri, atau Teknologi (Kebakaran, Ledakan, dll.)  
Environment
al/Degradasi
Lingkungan
Degradasi (Penurunan Mutu), Deforestasi (Penggundulan Hutan), &
Desertifikasi Tanah (Penggurunan)

Kebakaran Hutan 
Kepunahan Keanekaragaman Hayati 
Pencemaran/Polusi Air, Tanah, & Udara 
Pemanasan Global/Perubahan Iklim 
Peningkatan Tinggi Permukaan Air Laut 
Pengikisan Ozon 
Sosial
(Ekonomis,
Kultural,
Politis, dll.)
Konflik Komunal, Antar-Suku, dll. 
Kerusuhan/Kekacauan Massal 
Perang (Bersenjata) 
Serangan Teroris  
Rumus Risiko Bencana
Disaster Risk (R) =
Hazard (H) X Vulnerability
(V)
Capacity (C)
Risiko Bencana =
Ancaman X Kerentanan
Kapasitas
Kejadian Bencana
Akses yang terbatas
terhadap:
· Struktur-struktur
tenaga listrik
· Sumber daya
Ideologi
Sistem Ekonomi
Faktor-faktor pra-
kondisi umum
Kurangnya:
· institusi lokal
· pendidikan
· pelatihan
· ketrampilan yang
memadai
· investasi lokal
· pasar lokal
· kebebasan pers
Kekuatan makro:
· ekspansi
penduduk
· urbanisasi
· degradasi
lingkungan
Penyebab yang
mendasari
Tekanan
Dinamis
Lingkungan fisik
yang rentan:
· lokasi yang
berbahaya
· infrastruktur dan
bangunan yang
berbahaya
Ekonomi lokal yang
rentan
· kehidupan yang
beresiko
· tingkat
pendapatan yang
rendah
Tindakan umum
Kondisi tidak
aman
RANGKAIAN KERENTANAN
KERENTANAN
BAHAYA
+
=
BENCANA
BAHAYA
Kejadian-kejadian
pemicu
· Gempa bumi
· Angin kencang
· Letusan gunung
· Tanah longsor
· Kekeringan
· Banjir
· Perang, konflik
sipil
· Kecelakaan
teknologi
Bagaimana kondisi
kebencanaan di tempat
anda?
Di manakah posisi kita?
Apakah sikap dan
tindakan kita?
Pengelolaan Risiko Bencana
(UNISDR 2009)
• Penanggulangan Risiko Bencana – Proses sistematis
dalam mendayagunakan arahan-
arahan/instruksi/petunjuk administratif, organisasi-
organisasi, dan keahlian-keahlian serta kapasitas-
kapasitas operasional untuk mengimplementasikan
strategi-strategi, kebijakan-kebijakan, dan
kapasitas-kapasitas terus meningkat dalam rangka
mengurangi/memperkecil dampak-dampak yang
merugikan yang ditimbulkan oleh bahaya-bahaya
maupun kemungkinan kejadian bencana.
Penanggulangan Bencana
Penyelenggaraan penanggulangan
bencana adalah serangkaian upaya yang
meliputi penetapan kebijakan
pembangunan yang berisiko timbulnya
bencana, kegiatan pencegahan bencana,
tanggap darurat, dan rehabilitasi. [Bab I,
Pasal 1, ayat (5)]
Tanggap Darurat (Emergency Response)
Upaya yang dilakukan segera pada saat
kejadian bencana, untuk menanggulangi
dampak yang ditimbulkan, terutama
berupa penyelamatan korban dan harta
benda, evakuasi dan pengungsian.
Bantuan Darurat (Relief)
Upaya memberikan bantuan berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan dasar
pada saat keadaan darurat (pangan,
sandang, tempat tinggal sementara,
perlindungan, kesehatan, sanitasi, & air
bersih)
Rehabilitasi (Rehabilitation)
Upaya yang dilakukan setelah kejadian
bencana untuk membantu masyarakat
memperbaiki rumahnya, fasilitas umum dan
fasilitas sosial penting, dan menghidupkan
kembali roda perekonomian.
Rekonstruksi (Reconstruction)
Program jangka menengah dan jangka
panjang guna perbaikan fisik, sosial dan
ekonomi untuk mengembalikan kehidupan
masyarakat pada kondisi yang sama atau
lebih baik dari sebelumnya.
Pemulihan (Recovery)
Proses pengembalian kondisi masyarakat
yang terkena bencana, dengan
memfungsikan kembali sarana dan
prasarana pada keadaan semula dengan
melakukan upaya memperbaiki prasarana
dan pelayanan dasar (jalan, listrik, air bersih,
pasar, puskesmas, dll).
Pencegahan (Prevention)
Upaya yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya bencana dan jika mungkin
dengan meniadakan bahaya.
Mitigasi (Mitigation)
Upaya yang dilakukan untuk mengurangi
dampak bencana, baik secara fisik
struktural melalui pembuatan bangunan-
bangunan fisik, maupun non fisik-struktural
melalui perundang-undangan dan
pelatihan.
Kesiapsiagaan (Preparedness)
Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui
pengorganisasian serta melalui langkah
yang tepat guna dan berdaya guna.
Peringatan Dini (Early Warning)
Upaya untuk memberikan tanda peringatan
bahwa bencana kemungkinan akan segera
terjadi, yang menjangkau masyarakat
(accesible), segera (immediate), tegas
tidak membingungkan (coherent), resmi
(official).
Pengurangan Risiko Bencana
Disaster Risk Reduction
Lama Baru
Reaktif & adhoc Preventif & permanen
Parsial Holistik
Managemen Krisis Managemen Risiko
Tanggap Darurat Pengurangan Risiko Bencana
Development Cost /
Kerugian Pembangunan
Development Investment
/Investasi Pembangunan
Urusan pemerintah Urusan bersama (multi pihak)
Ancaman Tunggal Ancaman Majemuk
Perubahan paradigma penanggulangan
bencana di Indonesia
Internasional
18-22 Januari 2005 diadakan sebuah
Konferensi sedunia di Kobe, Hyogo, Jepang
yang kemudian menyepakati sebuah
kerangka kerja aksi untuk pengurangan
risiko bencana dengan tema ‘Membangun
Ketahanan Bangsa dan Komunitas
Terhadap Bencana’ yang
merekomendasikan 5 prioritas tindakan.
Kerangka Hyogo Framework for Action
(2005-2015)
Prioritas Aksi 1
Memastikan bahwa peredaman risiko bencana
merupakan sebuah prioritas nasional dan lokal
dengan dasar kelembagaan yang kuat untuk
pelaksanaannya
Prioritas Aksi 2
Mengidentifikasi, menjajagi dan memonitor risiko-risiko
bencana dan meningkatkan peringatan dini
Prioritas Aksi 3
Menggunakan pengetahuan, inovasi, dan
pendidikan untuk membangun suatu budaya aman
dan ketahanan pada semua tingkatan.
Prioritas Aksi 4
Meredam faktor-faktor risiko yang mendasari
Prioritas Aksi 5
Memperkuat kesiapsiagaan terhadap bencana demi
respon yang efektif di semua tingkat.
Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2008
tentang penyelenggaraan
penanggulangan bencana
Pasal 5
Penyelenggaraan penanggulangan
bencana dalam
situasi tidak terjadi bencana meliputi:
a. perencanaan penanggulangan
bencana
b. pengurangan risiko bencana
c. pencegahan
Komponen siklus penanggulangan
bencana
• Pra Bencana (pencegahan, mitigasi, dan
kesiapsiagaan)
• Saat Bencana (tanggap darurat, pemulihan awal)
• Pasca Bencana (rehabilitasi dan rekonstruksi)
Fase-fase dalam Penanggulangan Bencana
Bantuan
Rehabilitasi
Rekonstruksi
Mitigasi
Kesiapsiagaan
Peringatan
Dini
Komponen
Pengurangan Risiko Bencana
1. Peredaman ancaman
2. Pengurangan kerentanan
3. Peningkatan kapasitas
4. Pengalihan risiko
Pendidikan dan Pelatihan
1. Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan
perlindungan bagi seluruh bangsa dan tanah
air Indonesia.
Pasal 31: Setiap warga negara berhak
mendapat pendidikan.
2. UU RI Nomor 24 tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana
Pasal 26 ayat b. Setiap orang berhak
mendapatkan pendidikan, pelatihan, dan
keterampilan dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana.
Di mana bidang pendidikan
dapat mengambil peran?
Pengurangan Risiko Bencana
Konsep dan praktik mengurangi risiko bencana
melalui upaya sistematis untuk menganalisa dan
mengelola faktor-faktor penyebab dari bencana
termasuk dengan dikuranginya paparan terhadap
ancaman, penurunan kerentanan manusia dan
properti, pengelolaan lahan, dan lingkungan yang
bijaksana, serta meningkatkan kesiapsiagaan
terhadap kejadian yang merugikan.
Tujuan Pengurangan Risiko Bencana
• Mempromosikan pengetahuan dan perubahan
perilaku dalam risiko bencana
• Menguatkan informasi dan diseminasi risiko
bencana dan aksi pengamanan
• Meningkatkan kapasitas komunitas risiko tinggi dan
komunitas rentan
• Memperkuat kemitraan dan kerjasama dalam
kebijakan dan strategi pengurangan risiko bencana
Apa manfaat Pengurangan Risiko
Bencana bagi sektor pendidikan?
• Mengurangi korban manusia dan kerugian
• Perlindungan aset-aset sekolah
• Pemenuhan hak-hak anak (pendidikan, keamanan,
keselamatan)
• Menjamin keselamatan warga sekolah (siswa,
tenaga kependidikan guru dan tenaga
kependidikan non guru)
Kelembagaan
Penanggulangan Bencana
Dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 8
tahun 2008
• Merumuskan dan menetapkan kebijakan
penanggulangan bencana dan penanganan
pengungsi secara efektif dan efisien
• Mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan
penanggulangan bencana secara terencana,
terpadu, dan menyeluruh di tingkat nasional.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB)
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD)
Dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah
• Merumuskan dan menetapkan kebijakan
penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi secara efektif dan
efisien
• Mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan
penanggulangan bencana secara
terencana, terpadu, dan menyeluruh di
tingkat daerah.
• Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG)
Memantau perkembangan kegempaan di
Indonesia
• Balai Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Kegunungapian (BPPTK)
Memantau aktivitas dan melaporkan status kondisi
kegunungapian di Indonesia
• Dinas Pemadam Kebakaran di wilayah kota
Yogyakarta
• SAR daerah atau kabupaten
• PMI daerah atau kabupaten
Forum PRB
• Wadah yang menyatukan organisasi pemangku
kepentingan (multi stakeholders)
• Mendukung upaya-upaya PRB di wilayah
• Menyediakan mekanisme koordinasi untuk
meningkatkan kolaborasi & koordinasi berbagai
pemangku kepentingan
Rencana Aksi Daerah
Pengurangan Risiko Bencana
• Ruang-lingkup isi RAD-PRB adalah fase-
fase pra-bencana (menurut UU 24/2007),
yaitu pencegahan, mitigasi,
kesiapsiagaan, dan peringatan dini,
yang dimodifikasi untuk menyesuaikan
dengan kerangka kerja pengurangan
risiko bencana internasional (5 Prioritas
Aksi dalam Kerangka Kerja Aksi Hyogo
untuk Pengurangan Risiko Bencana
2005—2015 [HFA])
• pilihan tindakan/prioritas” yang
dihasilkan oleh/terdapat di dalam
Rencana Penanggulangan Bencana
Daerah (RPBD)
• dengan mengacu dan mendukung
pencapaian Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Building Back Better
1. Pemerintah, donor dan lembaga-lembaga bantuan harus mengakui
bahwa keluarga dan masyarakatlah yang mengarahkan pemulihan diri
mereka sendiri.
2. Pemulihan harus mendorong keadilan dan kesetaraan.
3. Pemerintah harus meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana-
bencana di masa depan.
4. Pemerintah daerah harus diberdayakan agar mampu mengelola
upaya pemulihan, dan donor harus memberikan sumber daya yang
lebih besar untuk penguatan lembaga-lembaga pemerintah yang
menangani pemulihan, terutama di tingkat lokal.
5. Perencanaan pemulihan yang baik dan koordinasi yang efektif
tergantung pada informasi yang baik.
6. Perserikatan Bangsa-Bangsa, Bank Dunia dan badan-badan multilateral
lainnya harus memperjelas peranan dan hubungan antar mereka,
terutama dalam menangani proses pemulihan yang sangat awal.
7. Peran LSM dan Gerakan Palang Merah/Bulan Sabit Merah harus
diperluas untuk mengemban tanggung jawab yang lebih besar demi
meningkatkan kualitas upaya pemulihan.
8. Pemerintah dan lembaga-lembaga bantuan harus menciptakan
kondisi yang mendorong pengembangan kewirausahaan mulai dari
awal operasi pemulihan.
9. Para penerima manfaat berhak atas hubungan kerjasama antar
lembaga bantuan yang tidak diwarnai dengan permusuhan dan
persaingan yang tidak sehat.
10. Pemulihan yang baik harus membuat masyarakat menjadi lebih aman
dengan mengurangi risiko dan membangun ketangguhan.
Prinsip-prinsip
pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar
• Cepat dan Tepat.
• Pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dilaksanakan secara
cepat dan tepat sesuai dengan tuntutan keadaan.
• Prioritas.
• pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar harus diutamakan
kepada kelompok rentan.
• Koordinasi dan Keterpaduan.
• Pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar didasarkan pada
koordinasi yang baik dan saling mendukung. Keterpaduan adalah bahwa
pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dilaksanakan oleh
berbagai sektor secara terpadu yang didasarkan pada kerjasama yang
baik dan saling mendukung.
• Berdaya Guna dan Berhasil Guna.
• Pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dilakukan dengan tidak
membuang waktu, tenaga, dan biaya yang berlebihan. Berhasil guna
adalah bahwa pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar harus
berhasil guna, khususnya dalam mengatasi kesulitan korban bencana
dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya yang berlebihan.
• Transparansi dan Akuntabilitas.
• Transparansi adalah bahwa pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar
dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan. Akuntabilitas
adalah bahwa pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dilakukan
secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan secara etika dan hukum.
• Kemitraan.
• pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar harus melibatkan berbagai
pihak secara seimbang.
• Pemberdayaan.
• Pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dilakukan dengan melibatkan
korban bencana secara aktif.
• Non Diskriminatif.
• Pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar tidak memberikan perlakuan
yang berbeda terhadap jenis kelamin, suku, agama, ras, dan aliran politik apapun.
• Non Proseliti.
• pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dilarang menyebarkan agama
atau keyakinan.
Kelompok Rentan
bayi
anak usia dibawah lima tahun
anak-anak
ibu hamil atau menyusui
penyandang cacat
Orang sakit
orang lanjut usia
Trimakasih

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Terapi somatik
Terapi somatik Terapi somatik
Terapi somatik
 
Penanganan Luka Bakar untuk Umum
Penanganan Luka Bakar untuk UmumPenanganan Luka Bakar untuk Umum
Penanganan Luka Bakar untuk Umum
 
Kasus sistem-triage
Kasus sistem-triageKasus sistem-triage
Kasus sistem-triage
 
ergonomi kesehatan
ergonomi kesehatanergonomi kesehatan
ergonomi kesehatan
 
Praktikum 2 debu
Praktikum 2 debuPraktikum 2 debu
Praktikum 2 debu
 
Kesiapsiagaan Gempa
Kesiapsiagaan GempaKesiapsiagaan Gempa
Kesiapsiagaan Gempa
 
PTPS : LIMBAH MEDIS
PTPS : LIMBAH MEDISPTPS : LIMBAH MEDIS
PTPS : LIMBAH MEDIS
 
PPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptx
PPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptxPPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptx
PPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptx
 
Sejarah kesling
Sejarah keslingSejarah kesling
Sejarah kesling
 
Sistem Urinaria (Sistem Perkemihan)
Sistem Urinaria (Sistem Perkemihan)Sistem Urinaria (Sistem Perkemihan)
Sistem Urinaria (Sistem Perkemihan)
 
Penilaian risiko bencana
Penilaian risiko bencanaPenilaian risiko bencana
Penilaian risiko bencana
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7
 
Luka bakar
Luka bakarLuka bakar
Luka bakar
 
9. audit-lingkungan
9. audit-lingkungan9. audit-lingkungan
9. audit-lingkungan
 
Sejarah dan peristiwa bersejarah epidemiologi
Sejarah dan peristiwa bersejarah epidemiologiSejarah dan peristiwa bersejarah epidemiologi
Sejarah dan peristiwa bersejarah epidemiologi
 
Bahaya, kerentanan, resiko dan bencana
Bahaya, kerentanan, resiko dan bencanaBahaya, kerentanan, resiko dan bencana
Bahaya, kerentanan, resiko dan bencana
 
Makalah kehilangan, berduka dan kematian
Makalah kehilangan, berduka dan kematianMakalah kehilangan, berduka dan kematian
Makalah kehilangan, berduka dan kematian
 
Pertolongan Pertama (P3K)
Pertolongan Pertama (P3K)Pertolongan Pertama (P3K)
Pertolongan Pertama (P3K)
 
First Aid Training PPT.pptx
First Aid Training PPT.pptxFirst Aid Training PPT.pptx
First Aid Training PPT.pptx
 
Materi 2 ppt m4 kb3 KEGAWATDARURATAN TRAUMA
Materi 2 ppt m4 kb3 KEGAWATDARURATAN TRAUMAMateri 2 ppt m4 kb3 KEGAWATDARURATAN TRAUMA
Materi 2 ppt m4 kb3 KEGAWATDARURATAN TRAUMA
 

Viewers also liked

Modul penanggulangan-bencana
Modul penanggulangan-bencanaModul penanggulangan-bencana
Modul penanggulangan-bencanaLita Najwa
 
Usaha Pengurangan Resiko Bencana Alam
Usaha Pengurangan Resiko Bencana AlamUsaha Pengurangan Resiko Bencana Alam
Usaha Pengurangan Resiko Bencana AlamDhea Firsty
 
Modul pelatihan prb puskur
Modul pelatihan prb puskurModul pelatihan prb puskur
Modul pelatihan prb puskurNinil Jannah
 
Pengurangan Resiko Bencana PPT (Materi PMR)
Pengurangan Resiko Bencana PPT (Materi PMR)Pengurangan Resiko Bencana PPT (Materi PMR)
Pengurangan Resiko Bencana PPT (Materi PMR)Andhika Pratama
 
IDENTIFIKASI DAN PENGKAJIAN POTENSI & SUMBER KEBUTUHAN KORBAN BENCANA
IDENTIFIKASI DAN PENGKAJIAN POTENSI & SUMBER KEBUTUHAN KORBAN BENCANAIDENTIFIKASI DAN PENGKAJIAN POTENSI & SUMBER KEBUTUHAN KORBAN BENCANA
IDENTIFIKASI DAN PENGKAJIAN POTENSI & SUMBER KEBUTUHAN KORBAN BENCANAPekerja Sosial Masyarakat
 

Viewers also liked (7)

Modul penanggulangan-bencana
Modul penanggulangan-bencanaModul penanggulangan-bencana
Modul penanggulangan-bencana
 
Usaha Pengurangan Resiko Bencana Alam
Usaha Pengurangan Resiko Bencana AlamUsaha Pengurangan Resiko Bencana Alam
Usaha Pengurangan Resiko Bencana Alam
 
LINGKAR Sekolah aman dan siaga bencana v0
LINGKAR Sekolah aman dan siaga bencana v0LINGKAR Sekolah aman dan siaga bencana v0
LINGKAR Sekolah aman dan siaga bencana v0
 
Modul pelatihan prb puskur
Modul pelatihan prb puskurModul pelatihan prb puskur
Modul pelatihan prb puskur
 
Edited slb bahan ajar bencana_draf 1
Edited slb bahan ajar bencana_draf 1Edited slb bahan ajar bencana_draf 1
Edited slb bahan ajar bencana_draf 1
 
Pengurangan Resiko Bencana PPT (Materi PMR)
Pengurangan Resiko Bencana PPT (Materi PMR)Pengurangan Resiko Bencana PPT (Materi PMR)
Pengurangan Resiko Bencana PPT (Materi PMR)
 
IDENTIFIKASI DAN PENGKAJIAN POTENSI & SUMBER KEBUTUHAN KORBAN BENCANA
IDENTIFIKASI DAN PENGKAJIAN POTENSI & SUMBER KEBUTUHAN KORBAN BENCANAIDENTIFIKASI DAN PENGKAJIAN POTENSI & SUMBER KEBUTUHAN KORBAN BENCANA
IDENTIFIKASI DAN PENGKAJIAN POTENSI & SUMBER KEBUTUHAN KORBAN BENCANA
 

Similar to PRB di Indonesia

001. pengantar Bencana.ppt
001. pengantar Bencana.ppt001. pengantar Bencana.ppt
001. pengantar Bencana.pptssuser1a1319
 
MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA.ppt
MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA.pptMANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA.ppt
MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA.pptDi Prihantony
 
01. KONSEP DASAR MANAJEMEN BENCANA YN (1).pptx
01. KONSEP DASAR MANAJEMEN BENCANA YN (1).pptx01. KONSEP DASAR MANAJEMEN BENCANA YN (1).pptx
01. KONSEP DASAR MANAJEMEN BENCANA YN (1).pptxDonnySetiawan26
 
Manajemen bencana fisip Untad Palu
Manajemen bencana fisip Untad PaluManajemen bencana fisip Untad Palu
Manajemen bencana fisip Untad PaluRizal Djaelangkara
 
1. PENGANTAR KEPERAWATAN BENCANA.pptx
1. PENGANTAR KEPERAWATAN BENCANA.pptx1. PENGANTAR KEPERAWATAN BENCANA.pptx
1. PENGANTAR KEPERAWATAN BENCANA.pptxPuskesmasmusuk1
 
Penanggulangan_Bencana.ppt
Penanggulangan_Bencana.pptPenanggulangan_Bencana.ppt
Penanggulangan_Bencana.pptsadisaputra2
 
Fidel undp dishubkomintel1
Fidel undp dishubkomintel1Fidel undp dishubkomintel1
Fidel undp dishubkomintel1awakmila
 
Konsep Manajemen Bencana.pdf
Konsep Manajemen Bencana.pdfKonsep Manajemen Bencana.pdf
Konsep Manajemen Bencana.pdf3guna
 
Manajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatanManajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatanJoni Iswanto
 
Manusia dan bencana
Manusia dan bencanaManusia dan bencana
Manusia dan bencanaswirawan
 
hubungan hazard- disaster- risk
 hubungan hazard- disaster- risk  hubungan hazard- disaster- risk
hubungan hazard- disaster- risk wahyusrisayekti
 

Similar to PRB di Indonesia (20)

001. pengantar Bencana.ppt
001. pengantar Bencana.ppt001. pengantar Bencana.ppt
001. pengantar Bencana.ppt
 
MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA.ppt
MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA.pptMANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA.ppt
MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA.ppt
 
Pertemuan 2.ppt
Pertemuan 2.pptPertemuan 2.ppt
Pertemuan 2.ppt
 
01. KONSEP DASAR MANAJEMEN BENCANA YN (1).pptx
01. KONSEP DASAR MANAJEMEN BENCANA YN (1).pptx01. KONSEP DASAR MANAJEMEN BENCANA YN (1).pptx
01. KONSEP DASAR MANAJEMEN BENCANA YN (1).pptx
 
Pengantar Manajemen Penanggulangan Bencana
Pengantar Manajemen Penanggulangan BencanaPengantar Manajemen Penanggulangan Bencana
Pengantar Manajemen Penanggulangan Bencana
 
Manajemen bencana fisip Untad Palu
Manajemen bencana fisip Untad PaluManajemen bencana fisip Untad Palu
Manajemen bencana fisip Untad Palu
 
1. PENGANTAR KEPERAWATAN BENCANA.pptx
1. PENGANTAR KEPERAWATAN BENCANA.pptx1. PENGANTAR KEPERAWATAN BENCANA.pptx
1. PENGANTAR KEPERAWATAN BENCANA.pptx
 
Penanggulangan_Bencana.ppt
Penanggulangan_Bencana.pptPenanggulangan_Bencana.ppt
Penanggulangan_Bencana.ppt
 
Laporan Mitigasi bancana
 Laporan Mitigasi bancana Laporan Mitigasi bancana
Laporan Mitigasi bancana
 
Fidel undp dishubkomintel1
Fidel undp dishubkomintel1Fidel undp dishubkomintel1
Fidel undp dishubkomintel1
 
Konsep Manajemen Bencana.pdf
Konsep Manajemen Bencana.pdfKonsep Manajemen Bencana.pdf
Konsep Manajemen Bencana.pdf
 
MITIGASI BENCANA.pptx
MITIGASI BENCANA.pptxMITIGASI BENCANA.pptx
MITIGASI BENCANA.pptx
 
konsep_bencana.ppt
konsep_bencana.pptkonsep_bencana.ppt
konsep_bencana.ppt
 
Manajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatanManajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatan
 
Manusia dan bencana
Manusia dan bencanaManusia dan bencana
Manusia dan bencana
 
Definisi bencana
Definisi bencanaDefinisi bencana
Definisi bencana
 
Kelompok 10
Kelompok 10Kelompok 10
Kelompok 10
 
Kelompok 10
Kelompok 10Kelompok 10
Kelompok 10
 
Definisi bencana
Definisi bencanaDefinisi bencana
Definisi bencana
 
hubungan hazard- disaster- risk
 hubungan hazard- disaster- risk  hubungan hazard- disaster- risk
hubungan hazard- disaster- risk
 

More from Lingkar Association (Perkumpulan Lingkar)

Monitoring Evaluasi Partisipatif PRBBK, Lingkar/Untung Winarso, Copyright UND...
Monitoring Evaluasi Partisipatif PRBBK, Lingkar/Untung Winarso, Copyright UND...Monitoring Evaluasi Partisipatif PRBBK, Lingkar/Untung Winarso, Copyright UND...
Monitoring Evaluasi Partisipatif PRBBK, Lingkar/Untung Winarso, Copyright UND...Lingkar Association (Perkumpulan Lingkar)
 
Ninil jannah lingkar association bagaimana hfa di praktekan di tingkat masyar...
Ninil jannah lingkar association bagaimana hfa di praktekan di tingkat masyar...Ninil jannah lingkar association bagaimana hfa di praktekan di tingkat masyar...
Ninil jannah lingkar association bagaimana hfa di praktekan di tingkat masyar...Lingkar Association (Perkumpulan Lingkar)
 
1.praktik pendidikan kebencanaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung api
1.praktik pendidikan kebencanaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung api1.praktik pendidikan kebencanaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung api
1.praktik pendidikan kebencanaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung apiLingkar Association (Perkumpulan Lingkar)
 
1.praktik pendidikan kebencanaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung api
1.praktik pendidikan kebencanaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung api1.praktik pendidikan kebencanaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung api
1.praktik pendidikan kebencanaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung apiLingkar Association (Perkumpulan Lingkar)
 
Ninil Jannah Lingkar Association for Consortium Disaster Education Indonesia:...
Ninil Jannah Lingkar Association for Consortium Disaster Education Indonesia:...Ninil Jannah Lingkar Association for Consortium Disaster Education Indonesia:...
Ninil Jannah Lingkar Association for Consortium Disaster Education Indonesia:...Lingkar Association (Perkumpulan Lingkar)
 
Ninil Jannah Lingkar Association: Pengalaman Pembentukan Forum Pengurangan Ri...
Ninil Jannah Lingkar Association: Pengalaman Pembentukan Forum Pengurangan Ri...Ninil Jannah Lingkar Association: Pengalaman Pembentukan Forum Pengurangan Ri...
Ninil Jannah Lingkar Association: Pengalaman Pembentukan Forum Pengurangan Ri...Lingkar Association (Perkumpulan Lingkar)
 
Ninil Jannah Lingkar Association: Pengurangan Risiko Bencana Yang Sensitif Ge...
Ninil Jannah Lingkar Association: Pengurangan Risiko Bencana Yang Sensitif Ge...Ninil Jannah Lingkar Association: Pengurangan Risiko Bencana Yang Sensitif Ge...
Ninil Jannah Lingkar Association: Pengurangan Risiko Bencana Yang Sensitif Ge...Lingkar Association (Perkumpulan Lingkar)
 
Ninil Jannah Lingkar Association: Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko Bencana...
Ninil Jannah Lingkar Association: Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko Bencana...Ninil Jannah Lingkar Association: Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko Bencana...
Ninil Jannah Lingkar Association: Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko Bencana...Lingkar Association (Perkumpulan Lingkar)
 

More from Lingkar Association (Perkumpulan Lingkar) (20)

Satuan Pendidikan Aman Bencana, Pendahuluan.pdf
Satuan Pendidikan Aman Bencana, Pendahuluan.pdfSatuan Pendidikan Aman Bencana, Pendahuluan.pdf
Satuan Pendidikan Aman Bencana, Pendahuluan.pdf
 
Laporan Penilaian Ketangguhan_KabSigi_2020.pdf
Laporan Penilaian Ketangguhan_KabSigi_2020.pdfLaporan Penilaian Ketangguhan_KabSigi_2020.pdf
Laporan Penilaian Ketangguhan_KabSigi_2020.pdf
 
Laporan Penilaian Ketangguhan_KotaPalu_rev02+ttd.pdf
Laporan Penilaian Ketangguhan_KotaPalu_rev02+ttd.pdfLaporan Penilaian Ketangguhan_KotaPalu_rev02+ttd.pdf
Laporan Penilaian Ketangguhan_KotaPalu_rev02+ttd.pdf
 
Melenting dari longsoran hutan pinus 04102015
Melenting dari longsoran hutan pinus 04102015Melenting dari longsoran hutan pinus 04102015
Melenting dari longsoran hutan pinus 04102015
 
Monitoring Evaluasi Partisipatif PRBBK, Lingkar/Untung Winarso, Copyright UND...
Monitoring Evaluasi Partisipatif PRBBK, Lingkar/Untung Winarso, Copyright UND...Monitoring Evaluasi Partisipatif PRBBK, Lingkar/Untung Winarso, Copyright UND...
Monitoring Evaluasi Partisipatif PRBBK, Lingkar/Untung Winarso, Copyright UND...
 
Ninil jannah lingkar association bagaimana hfa di praktekan di tingkat masyar...
Ninil jannah lingkar association bagaimana hfa di praktekan di tingkat masyar...Ninil jannah lingkar association bagaimana hfa di praktekan di tingkat masyar...
Ninil jannah lingkar association bagaimana hfa di praktekan di tingkat masyar...
 
LINGKAR, Panduan Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko Bencana TK/RA
LINGKAR, Panduan Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko Bencana TK/RALINGKAR, Panduan Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko Bencana TK/RA
LINGKAR, Panduan Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko Bencana TK/RA
 
LINGKAR, Bahan Ajar Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko Bencana SMP/MTs
LINGKAR, Bahan Ajar Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko Bencana SMP/MTsLINGKAR, Bahan Ajar Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko Bencana SMP/MTs
LINGKAR, Bahan Ajar Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko Bencana SMP/MTs
 
Dikpora diy ba bencana-sma-ma-smk_final edited
Dikpora diy ba bencana-sma-ma-smk_final editedDikpora diy ba bencana-sma-ma-smk_final edited
Dikpora diy ba bencana-sma-ma-smk_final edited
 
Dikpora diy ba bencana-sd-mi_final edited
Dikpora diy ba bencana-sd-mi_final editedDikpora diy ba bencana-sd-mi_final edited
Dikpora diy ba bencana-sd-mi_final edited
 
Pengarusutamaan gernder dalam program pengurangan risiko bencana
Pengarusutamaan gernder dalam program pengurangan risiko bencanaPengarusutamaan gernder dalam program pengurangan risiko bencana
Pengarusutamaan gernder dalam program pengurangan risiko bencana
 
1.praktik pendidikan kebencanaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung api
1.praktik pendidikan kebencanaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung api1.praktik pendidikan kebencanaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung api
1.praktik pendidikan kebencanaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung api
 
2.bahan ajar risiko diy dan gunung api merapi
2.bahan ajar risiko diy dan gunung api merapi2.bahan ajar risiko diy dan gunung api merapi
2.bahan ajar risiko diy dan gunung api merapi
 
1.praktik pendidikan kebencanaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung api
1.praktik pendidikan kebencanaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung api1.praktik pendidikan kebencanaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung api
1.praktik pendidikan kebencanaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung api
 
Sekolah siaga bencana untuk anak penyandang disabilitas di m ts yaketunis
Sekolah siaga bencana untuk anak penyandang disabilitas di m ts yaketunisSekolah siaga bencana untuk anak penyandang disabilitas di m ts yaketunis
Sekolah siaga bencana untuk anak penyandang disabilitas di m ts yaketunis
 
Position paper kpb draft0
Position paper kpb draft0Position paper kpb draft0
Position paper kpb draft0
 
Ninil Jannah Lingkar Association for Consortium Disaster Education Indonesia:...
Ninil Jannah Lingkar Association for Consortium Disaster Education Indonesia:...Ninil Jannah Lingkar Association for Consortium Disaster Education Indonesia:...
Ninil Jannah Lingkar Association for Consortium Disaster Education Indonesia:...
 
Ninil Jannah Lingkar Association: Pengalaman Pembentukan Forum Pengurangan Ri...
Ninil Jannah Lingkar Association: Pengalaman Pembentukan Forum Pengurangan Ri...Ninil Jannah Lingkar Association: Pengalaman Pembentukan Forum Pengurangan Ri...
Ninil Jannah Lingkar Association: Pengalaman Pembentukan Forum Pengurangan Ri...
 
Ninil Jannah Lingkar Association: Pengurangan Risiko Bencana Yang Sensitif Ge...
Ninil Jannah Lingkar Association: Pengurangan Risiko Bencana Yang Sensitif Ge...Ninil Jannah Lingkar Association: Pengurangan Risiko Bencana Yang Sensitif Ge...
Ninil Jannah Lingkar Association: Pengurangan Risiko Bencana Yang Sensitif Ge...
 
Ninil Jannah Lingkar Association: Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko Bencana...
Ninil Jannah Lingkar Association: Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko Bencana...Ninil Jannah Lingkar Association: Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko Bencana...
Ninil Jannah Lingkar Association: Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko Bencana...
 

PRB di Indonesia

  • 2.
  • 3. Faktor Pendukung • Geografis • Geologi • Hidrometeorologi • Demografi • Lingkungan Hidup (termasuk Tata Lahan)
  • 5. Bencana Suatu gangguan yang serius terhadap keberfungsian sebuah komunitas atau sebuah masyarakat yang berwujud kehilangan/kerusakan/kerugian nyawa manusia, materi, ekonomi, ataupun lingkungan yang luas dan besar, yang melebihi kemampuan komunitas atau masyarakat tersebut untuk menghadapinya dengan menggunakan sumberdaya- sumberdayanya sendiri.
  • 6. Risiko Bencana • Kerugian-kerugian yang mungkin timbul, dalam bentuk hilangnya nyawa, status kesehatan, penghidupan, aset, dan pelayanan, yang dapat timbul pada sebuah komunitas atau sebuah masyarakat tertentu pada suatu periode waktu masa depan yang khusus.
  • 7. Bahaya (Ancaman) • Suatu fenomena, substansi, kegiatan manusia, atau kondisi yang berbahaya yang mungkin mengakibatkan hilangnya nyawa, luka-luka, ataupun dampak- dampak kesehatan lainnya, kerusakan harta-benda, hilangnya penghidupan dan pelayanan, gangguan sosial dan ekonomis, ataupun kerusakan lingkungan.
  • 8. Kerentanan • Ciri-ciri dan keadaan-keadaan sebuah komunitas, sistem, atau aset yang membuatnya dapat diduga akan terkena efek-efek kerusakan akibat terkena sebuah bahaya.
  • 9. • Kerentanan Fisik – Secara fisik, bentuk kerentanan yang dimiliki masyarakat berupa daya tahan menghadapi bahaya tertentu, misalnya: kekuatan bangunan rumah bagi masyarakat yang berada di daerah rawan gempa, adanya tanggul pengaman banjir bagi masyarakat yang tinggal di bantaran sungai dan sebagainya. • Kerentanan Ekonomi – Kemampuan ekonomi suatu individu atau masyarakat sangat menentukan tingkat kerentanan terhadap ancaman bahaya. Pada umumnya masyarakat atau daerah yang miskin atau kurang mampu lebih rentan terhadap bahaya, karena tidak mempunyai kemampuan finansial yang memadai untuk melakukan upaya pencegahan atau mitigasi bencana. • Kerentanan Sosial – Kondisi sosial masyarakat juga mempengaruhi tingkat kerentanan terhadap ancaman bahaya. Dari segi pendidikan, kekurangan pengetahuan tentang risiko bahaya dan bencana akan mempertinggi tingkat kerentanan, demikian pula tingkat kesehatan masyarakat yang rendah juga mengakibatkan rentan menghadapi bahaya. • Kerentanan Lingkungan – Lingkungan hidup suatu masyarakat sangat mempengaruhi kerentanan. Masyarakat yang tinggal di daerah yang kering dan sulit air akan selalu terancam bahaya kekeringan. Penduduk yang tinggal di lereng bukit atau pegunungan rentan terhadap ancaman bencana tanah longsor dan sebagainya. Dalam sub bab ini agar dijelaskan tentang potensi kerentanan wilayah yang di perkirakan dapat meningkatkan risiko terjadinya bencana.
  • 10. Kapasitas Kombinasi dari seluruh kekuatan, atribut/perlengkapan, dan sumber daya yang tersedia di dalam sebuah komunitas, masyarakat, atau organisasi yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang disepakati.
  • 11. UU Nomor 24 Tahun 2007 Penanggulangan Bencana • Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancarn dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikoiogis. (Pasal 1 ayat [1]) • Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat. (Pasal 1 ayat [17]) • Ancaman bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan bencana. (Pasal 1 ayat [13])
  • 12. Klasifikasi Bencana - UU 24/2007 Penanggulangan Bencana Definisi Contoh 1. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam. (Pasal 1 ayat [2])  Gempa bumi  Tsunami  Gunung meletus  Banjir  Kekeringan  Angin topan  Tanah longsor 1. Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam. (Pasal 1 ayat [3])  Gagal teknologi  Gagal modernisasi  Epidemi  Wabah penyakit 1. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia. (Pasal 1 ayat [4])  Konflik sosial antarkelompok/antarkomunitas masyarakat  Teror
  • 13. Klasifikasi Bahaya - UNISDR 2004 Kategori Sifat Contoh/Jenis Mendadak Lambat Bahaya Natural/ Alamiah Hidro- Meteorologis Banjir Air, Banjir Lumpur, & Banjir Bandang   Siklon Tropis, Angin Topan, Badai Angin & Hujan, Badai Salju, Badai Pasir/Debu, Kilat/Petir/Halilintar   Kekeringan, Desertifikasi, Kebakaran Hutan, Suhu Udara Ekstrem  Permafros, Salju Longsor   Geologis Gempa Bumi (Tektonis & Vulkanis)  Tsunami  Aktivitas & Emisi Vulkanis/Gunung Api  Gerakan-Gerakan Massa, Tanah Longsor, Batu Longsor, Pencairan Es (Likuifaksi), Dasar Lautan Longsor  Permukaan Daratan Ambruk, Aktivitas Penyimpangan Geologis   Biologis Penjangkitan Wabah Penyakit Menular (Epidemi), Penularan Penyakit dari Hewan dan Tanaman  Serangan Virus Ganas 
  • 14. Kategori Sifat Contoh/Jenis Mendadak Lambat Bahaya Akibat Ulah Manusia Teknologis/ Antropogenis Pencemaran Industrial  Kebocoran Reaktor Nuklir/Pelepasan Bahan Radioaktif ke Alam Bebas   Kerusakan Dam/Waduk  Kecelakaan Transportasi, Industri, atau Teknologi (Kebakaran, Ledakan, dll.)   Environment al/Degradasi Lingkungan Degradasi (Penurunan Mutu), Deforestasi (Penggundulan Hutan), & Desertifikasi Tanah (Penggurunan)  Kebakaran Hutan  Kepunahan Keanekaragaman Hayati  Pencemaran/Polusi Air, Tanah, & Udara  Pemanasan Global/Perubahan Iklim  Peningkatan Tinggi Permukaan Air Laut  Pengikisan Ozon  Sosial (Ekonomis, Kultural, Politis, dll.) Konflik Komunal, Antar-Suku, dll.  Kerusuhan/Kekacauan Massal  Perang (Bersenjata)  Serangan Teroris  
  • 15. Rumus Risiko Bencana Disaster Risk (R) = Hazard (H) X Vulnerability (V) Capacity (C) Risiko Bencana = Ancaman X Kerentanan Kapasitas
  • 16. Kejadian Bencana Akses yang terbatas terhadap: · Struktur-struktur tenaga listrik · Sumber daya Ideologi Sistem Ekonomi Faktor-faktor pra- kondisi umum Kurangnya: · institusi lokal · pendidikan · pelatihan · ketrampilan yang memadai · investasi lokal · pasar lokal · kebebasan pers Kekuatan makro: · ekspansi penduduk · urbanisasi · degradasi lingkungan Penyebab yang mendasari Tekanan Dinamis Lingkungan fisik yang rentan: · lokasi yang berbahaya · infrastruktur dan bangunan yang berbahaya Ekonomi lokal yang rentan · kehidupan yang beresiko · tingkat pendapatan yang rendah Tindakan umum Kondisi tidak aman RANGKAIAN KERENTANAN KERENTANAN BAHAYA + = BENCANA BAHAYA Kejadian-kejadian pemicu · Gempa bumi · Angin kencang · Letusan gunung · Tanah longsor · Kekeringan · Banjir · Perang, konflik sipil · Kecelakaan teknologi
  • 17. Bagaimana kondisi kebencanaan di tempat anda? Di manakah posisi kita? Apakah sikap dan tindakan kita?
  • 18. Pengelolaan Risiko Bencana (UNISDR 2009) • Penanggulangan Risiko Bencana – Proses sistematis dalam mendayagunakan arahan- arahan/instruksi/petunjuk administratif, organisasi- organisasi, dan keahlian-keahlian serta kapasitas- kapasitas operasional untuk mengimplementasikan strategi-strategi, kebijakan-kebijakan, dan kapasitas-kapasitas terus meningkat dalam rangka mengurangi/memperkecil dampak-dampak yang merugikan yang ditimbulkan oleh bahaya-bahaya maupun kemungkinan kejadian bencana.
  • 19. Penanggulangan Bencana Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. [Bab I, Pasal 1, ayat (5)]
  • 20. Tanggap Darurat (Emergency Response) Upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian bencana, untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan, terutama berupa penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi dan pengungsian.
  • 21. Bantuan Darurat (Relief) Upaya memberikan bantuan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar pada saat keadaan darurat (pangan, sandang, tempat tinggal sementara, perlindungan, kesehatan, sanitasi, & air bersih)
  • 22. Rehabilitasi (Rehabilitation) Upaya yang dilakukan setelah kejadian bencana untuk membantu masyarakat memperbaiki rumahnya, fasilitas umum dan fasilitas sosial penting, dan menghidupkan kembali roda perekonomian.
  • 23. Rekonstruksi (Reconstruction) Program jangka menengah dan jangka panjang guna perbaikan fisik, sosial dan ekonomi untuk mengembalikan kehidupan masyarakat pada kondisi yang sama atau lebih baik dari sebelumnya.
  • 24. Pemulihan (Recovery) Proses pengembalian kondisi masyarakat yang terkena bencana, dengan memfungsikan kembali sarana dan prasarana pada keadaan semula dengan melakukan upaya memperbaiki prasarana dan pelayanan dasar (jalan, listrik, air bersih, pasar, puskesmas, dll).
  • 25. Pencegahan (Prevention) Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana dan jika mungkin dengan meniadakan bahaya.
  • 26. Mitigasi (Mitigation) Upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak bencana, baik secara fisik struktural melalui pembuatan bangunan- bangunan fisik, maupun non fisik-struktural melalui perundang-undangan dan pelatihan.
  • 27. Kesiapsiagaan (Preparedness) Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
  • 28. Peringatan Dini (Early Warning) Upaya untuk memberikan tanda peringatan bahwa bencana kemungkinan akan segera terjadi, yang menjangkau masyarakat (accesible), segera (immediate), tegas tidak membingungkan (coherent), resmi (official).
  • 30. Lama Baru Reaktif & adhoc Preventif & permanen Parsial Holistik Managemen Krisis Managemen Risiko Tanggap Darurat Pengurangan Risiko Bencana Development Cost / Kerugian Pembangunan Development Investment /Investasi Pembangunan Urusan pemerintah Urusan bersama (multi pihak) Ancaman Tunggal Ancaman Majemuk Perubahan paradigma penanggulangan bencana di Indonesia
  • 31. Internasional 18-22 Januari 2005 diadakan sebuah Konferensi sedunia di Kobe, Hyogo, Jepang yang kemudian menyepakati sebuah kerangka kerja aksi untuk pengurangan risiko bencana dengan tema ‘Membangun Ketahanan Bangsa dan Komunitas Terhadap Bencana’ yang merekomendasikan 5 prioritas tindakan. Kerangka Hyogo Framework for Action (2005-2015)
  • 32. Prioritas Aksi 1 Memastikan bahwa peredaman risiko bencana merupakan sebuah prioritas nasional dan lokal dengan dasar kelembagaan yang kuat untuk pelaksanaannya
  • 33. Prioritas Aksi 2 Mengidentifikasi, menjajagi dan memonitor risiko-risiko bencana dan meningkatkan peringatan dini
  • 34. Prioritas Aksi 3 Menggunakan pengetahuan, inovasi, dan pendidikan untuk membangun suatu budaya aman dan ketahanan pada semua tingkatan.
  • 35. Prioritas Aksi 4 Meredam faktor-faktor risiko yang mendasari
  • 36. Prioritas Aksi 5 Memperkuat kesiapsiagaan terhadap bencana demi respon yang efektif di semua tingkat.
  • 37. Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2008 tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana Pasal 5 Penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam situasi tidak terjadi bencana meliputi: a. perencanaan penanggulangan bencana b. pengurangan risiko bencana c. pencegahan
  • 38. Komponen siklus penanggulangan bencana • Pra Bencana (pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan) • Saat Bencana (tanggap darurat, pemulihan awal) • Pasca Bencana (rehabilitasi dan rekonstruksi)
  • 39. Fase-fase dalam Penanggulangan Bencana Bantuan Rehabilitasi Rekonstruksi Mitigasi Kesiapsiagaan Peringatan Dini
  • 40. Komponen Pengurangan Risiko Bencana 1. Peredaman ancaman 2. Pengurangan kerentanan 3. Peningkatan kapasitas 4. Pengalihan risiko
  • 41. Pendidikan dan Pelatihan 1. Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan perlindungan bagi seluruh bangsa dan tanah air Indonesia. Pasal 31: Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. 2. UU RI Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Pasal 26 ayat b. Setiap orang berhak mendapatkan pendidikan, pelatihan, dan keterampilan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.
  • 42. Di mana bidang pendidikan dapat mengambil peran?
  • 43. Pengurangan Risiko Bencana Konsep dan praktik mengurangi risiko bencana melalui upaya sistematis untuk menganalisa dan mengelola faktor-faktor penyebab dari bencana termasuk dengan dikuranginya paparan terhadap ancaman, penurunan kerentanan manusia dan properti, pengelolaan lahan, dan lingkungan yang bijaksana, serta meningkatkan kesiapsiagaan terhadap kejadian yang merugikan.
  • 44. Tujuan Pengurangan Risiko Bencana • Mempromosikan pengetahuan dan perubahan perilaku dalam risiko bencana • Menguatkan informasi dan diseminasi risiko bencana dan aksi pengamanan • Meningkatkan kapasitas komunitas risiko tinggi dan komunitas rentan • Memperkuat kemitraan dan kerjasama dalam kebijakan dan strategi pengurangan risiko bencana
  • 45. Apa manfaat Pengurangan Risiko Bencana bagi sektor pendidikan? • Mengurangi korban manusia dan kerugian • Perlindungan aset-aset sekolah • Pemenuhan hak-hak anak (pendidikan, keamanan, keselamatan) • Menjamin keselamatan warga sekolah (siswa, tenaga kependidikan guru dan tenaga kependidikan non guru)
  • 47. Dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2008 • Merumuskan dan menetapkan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi secara efektif dan efisien • Mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, dan menyeluruh di tingkat nasional. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
  • 48. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah • Merumuskan dan menetapkan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi secara efektif dan efisien • Mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, dan menyeluruh di tingkat daerah.
  • 49. • Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Memantau perkembangan kegempaan di Indonesia • Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Memantau aktivitas dan melaporkan status kondisi kegunungapian di Indonesia • Dinas Pemadam Kebakaran di wilayah kota Yogyakarta • SAR daerah atau kabupaten • PMI daerah atau kabupaten
  • 50. Forum PRB • Wadah yang menyatukan organisasi pemangku kepentingan (multi stakeholders) • Mendukung upaya-upaya PRB di wilayah • Menyediakan mekanisme koordinasi untuk meningkatkan kolaborasi & koordinasi berbagai pemangku kepentingan
  • 51. Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana • Ruang-lingkup isi RAD-PRB adalah fase- fase pra-bencana (menurut UU 24/2007), yaitu pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, dan peringatan dini, yang dimodifikasi untuk menyesuaikan dengan kerangka kerja pengurangan risiko bencana internasional (5 Prioritas Aksi dalam Kerangka Kerja Aksi Hyogo untuk Pengurangan Risiko Bencana 2005—2015 [HFA])
  • 52. • pilihan tindakan/prioritas” yang dihasilkan oleh/terdapat di dalam Rencana Penanggulangan Bencana Daerah (RPBD) • dengan mengacu dan mendukung pencapaian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
  • 54. 1. Pemerintah, donor dan lembaga-lembaga bantuan harus mengakui bahwa keluarga dan masyarakatlah yang mengarahkan pemulihan diri mereka sendiri. 2. Pemulihan harus mendorong keadilan dan kesetaraan. 3. Pemerintah harus meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana- bencana di masa depan. 4. Pemerintah daerah harus diberdayakan agar mampu mengelola upaya pemulihan, dan donor harus memberikan sumber daya yang lebih besar untuk penguatan lembaga-lembaga pemerintah yang menangani pemulihan, terutama di tingkat lokal. 5. Perencanaan pemulihan yang baik dan koordinasi yang efektif tergantung pada informasi yang baik. 6. Perserikatan Bangsa-Bangsa, Bank Dunia dan badan-badan multilateral lainnya harus memperjelas peranan dan hubungan antar mereka, terutama dalam menangani proses pemulihan yang sangat awal. 7. Peran LSM dan Gerakan Palang Merah/Bulan Sabit Merah harus diperluas untuk mengemban tanggung jawab yang lebih besar demi meningkatkan kualitas upaya pemulihan. 8. Pemerintah dan lembaga-lembaga bantuan harus menciptakan kondisi yang mendorong pengembangan kewirausahaan mulai dari awal operasi pemulihan. 9. Para penerima manfaat berhak atas hubungan kerjasama antar lembaga bantuan yang tidak diwarnai dengan permusuhan dan persaingan yang tidak sehat. 10. Pemulihan yang baik harus membuat masyarakat menjadi lebih aman dengan mengurangi risiko dan membangun ketangguhan.
  • 55. Prinsip-prinsip pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar • Cepat dan Tepat. • Pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dilaksanakan secara cepat dan tepat sesuai dengan tuntutan keadaan. • Prioritas. • pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar harus diutamakan kepada kelompok rentan. • Koordinasi dan Keterpaduan. • Pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar didasarkan pada koordinasi yang baik dan saling mendukung. Keterpaduan adalah bahwa pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dilaksanakan oleh berbagai sektor secara terpadu yang didasarkan pada kerjasama yang baik dan saling mendukung. • Berdaya Guna dan Berhasil Guna. • Pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dilakukan dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya yang berlebihan. Berhasil guna adalah bahwa pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar harus berhasil guna, khususnya dalam mengatasi kesulitan korban bencana dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya yang berlebihan.
  • 56. • Transparansi dan Akuntabilitas. • Transparansi adalah bahwa pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan. Akuntabilitas adalah bahwa pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan secara etika dan hukum. • Kemitraan. • pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar harus melibatkan berbagai pihak secara seimbang. • Pemberdayaan. • Pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dilakukan dengan melibatkan korban bencana secara aktif. • Non Diskriminatif. • Pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar tidak memberikan perlakuan yang berbeda terhadap jenis kelamin, suku, agama, ras, dan aliran politik apapun. • Non Proseliti. • pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dilarang menyebarkan agama atau keyakinan.
  • 57. Kelompok Rentan bayi anak usia dibawah lima tahun anak-anak ibu hamil atau menyusui penyandang cacat Orang sakit orang lanjut usia