SlideShare a Scribd company logo
TUGAS MAKALAH
DINAMIKA POPULASI IKAN
Mengetahui Umur Ikan dan Pertumbuhan Ikan
OLEH:
NAMA : YORIS V MERAHABIA
NPM : 121165427140017
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA PESISIR
FAKULTAS PERTANIAN KEHUTANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS OTTOW GEISSLER PAPUA
JAYAPURA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Biologi perikanan adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari keadaan
ikan sejak individu ikan tersebut menetas (hadir ke alam) kemudian makan, tumbuh,
bermain, bereproduksi, dan akhirnya mengalami kematian, baik kematian secara
alami ataupun dikarenakan faktor-faktor lain.
Ilmu pengetahuan biologi perikanan ini menguraikan tentang struktur
organisme ikan (morfologi), struktur tubuh ikan (anatomi), faktor kimia dan fisika
pada ikan (fisiologi), dan proses beserta kebiasaan kehidupannya, sehingga
pengetahuan biologi perikanan ini merupakan pengetahuan dasar ketika mendalami
pengetahuan dinamika populasi ikan, pengembangan spesies ikan untuk dikelola
menjadi ikan budidaya dan upaya pelestarian spesies ikan yang akan mengalami
kepunahan di perairan alaminya.
Ikan adalah binatang bertulang belakang (vertebrata) yang hidup dalam air,
berdarah dingin (poikilotherm), umumnya bernapas dengan insang, mempunyai sirip
untuk bergerak dan mempunyai gurat sisi untuk mengatur keseimbangan badannya di
saat ikan tersebut bergerak. Sebagian besar ikan hidup di perairan laut sedangkan
sebagiannya kecilnya lagi hidup di perairan darat.
1.2 TUJUAN
Penyusunan makalah Biologi Perikanan ini antara lain bertujuan:
Untuk mengetahui pengertian Biologi Perikanan
Untuk mengetahui tentang umur ikan
Untuk mengetahui tentang pertumbuhan ikan
1.3 MANFAAT
Manfaat makalah Biologi Perikaanan ini antara lain agar kita:
Dapat mengetahui tentang umur ikan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Umur Ikan
1. Pengertian Umur Ikan
Umur ikan adalah masa kehidupan yang dapat ditempuh oleh suatu individu
dari suatu spesies ikan sampai saatnya spesies ikan itu mengalami kematian secara
alami atau karena keperluan tertentu maupun disebabkan oleh faktor lainnya.
Pembacaan umur adalah suatu pengetahuan yang cukup menarik dalam
bidang perikanan terutama pembacaan umur pada spesies-spesies ikan yang hidup
secara alami diperairan umum. Karena kita tidak mengetahui pasti kapan suatu
individu ikan itu menetas dari telur, yang dapat kita ketahui adalah beberapa ukuran
panjang tubuh individi ikan itu ketika tertangkap oleh nelayan. Lain halnya dengan
spesies ikan yang dibudidayakan kita mengetahui berapa lama individu ikan tersebut
telah dipelihara dan kalau kita ingin melacak lebih lanjut kita dapat mengetahui kapan
ikan itu menetas dari telurnya. Penelitian tentang umur ikan yang berasal dari
perairan sudah dilakukan sekitar 100 tahun yang lalu.
2.3 Metode Penentuan umur ikan
Metode untuk menentukan umur suatu individu ikan dapat dilakukan melalui 2 cara
yaitu :
1. Cara langsung, yang hanya dapat dilakukan pada individu spesies ikan budidaya.
2. Cara tidak langsung yaitu pada individu spesies ikan yang masih hidup
diperairanalami.
Penentuan umur ikan secara tidak langsung dapat dilakukan melalui 2 carayaitu :
a. Dengan mempelajari tanda-tanda tahunan (Annulus) atau harian (Sirkulus)
padabagian-bagian tubuh yang keras.
b. Metoda prekuensi panjang (metoda petersen) yaitu melalui pengukuran
panjangtubuh ikan, metoda ini biasanya diterapkan pada individu-individu spesies
ikanyang hidup didaerah tropis (Pulungan, 2006).
Pada ikan di daerah tropis walaupun mengalami hidup di dua musim,
kenyataannya suhu lingkungan sekitar tidak begitu mempengaruhi pertumbuhan
sirkulasi pada bagiantubuh yang keras. Jadi tanda tahunan dari hasil susunan sirkuli
yang rapat tidak begitunyata bentuknya (Effendie, 1997).Selain berdasarkan metode
tersebut, untuk menentukan umur ikan juga dapatmenggunakan metode :
1. Tanda tahunan. Tanda tahunan terjadi karena adanya kelambatan pertumbuhan
yang disebabkanoleh musim dingin atau kekurangan makanan atau faktor lain.
Tanda tahunan yangbiasanya digunakan untuk menentukan umur ikan adalah
sisik (squama), operculum,otolith, vertebrae dan jari keras sirip dorsal (Effendie,
1997).
Metoda penentuan umur berdasarkan tanda tahunan pada bagian tubuh yang
kerasbiasanya dilakukan pada daerah subtropis (4 musim). Karena ikan-ikan yang
hidup didaerah subtropis sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungannya, dimana pada
musim dinginpertumbuhan tubuh ikan hampir terhenti atau lambat sama sekali.
Sehingga mempengaruhipertumbuhan pada sisik (squama), vertebrae, tulang,
operculum, duri sirip dan tulangotolith yang menyebabkan terbentuknya susunan
sirkulasi yang sangat rapat dan akhirnyamembentuk annulus (Effendie, 1997).
Penentuan umur ikan dengan menggunakan tanda tahunan berupa sisik
berdasarkankepada tiga hal, yaitu:
 Jumlah sisik ikan tidak berubah dan tetap identitasnya selama hidup.
 Pertumbuhan tahunan pada sisik ikan sebanding dengan pertambahan panjang
ikanselama hidupnya.
 Hanya satu annulus yang dibentuk pada tiap tahunnya (Effendie, 1997).
2. Metode frekuensi panjang, yaitu dengan metode PetersenMetode Petersen
digunakan untuk ikan dengan masa pemijahan pendek, dimanaterjadi satu kali
satu tahun dan umur ikan tidak panjang. Metode ini tidak cocok untuk ikandengan
masa pemijahan panjang karena menyebabkan terjadi pertumpuan ukuran
dariumur yan berbeda. Ikan yang pertumbuhannya lambat dari satu kelas umur
lebih tinggi,akan bertumpuk atau mempunyai ukuran sama dengan ikan yang
tumbuhnya lebih cepatpada umur yang lebih rendah (Effendie, 1997).
3. Tagging dan MarkingTagging adalah pemberian tanda berupa benda asing pada
tubuh ikan, dimana padatanda tadi dapat diberi tanda-tanda lain berupa tanggal
nomor atau kode-kode lain (Effendie, 1997).Marking adalah pemberian tanda
pada ikan bukan dengan benda asing melainkandengan jalan menghilangkan
bagian tubuh ikan, misalnya pemotongan sirip (Effendie,1997).
2.4 Metode menghitung umur ikan
Otolit adalah unit mikrostruktur yang digunakan untuk menghitung umur ikan
terdiri dari lapisan-lapisan kristal kalsium karbonat yang mengendap secara periodik
pada matriks organik. Lapisan-lapisan kristal yang mengendap tersebut merupakan
struktur yang tendiri dari 2 bagian (bipartite) dan disebut sebagai zona inkremental.
Zona tersebut terdiri dari zona inkremen dan zona diskontinus yang umumnya
terbentuk dalam 24 jam (Campana dan Neilson 1985).
2.4.1 Otolith pada ikan
Otolit terletak di dalam aparatus vestibula. Aparatus ini terbagi menjadi
kantung bagian dorsal yang disebut pars superior, dan kantung bagian ventral yang
disebut pars inferior. Lapili terletak di bagian anterior dari pars superior, sedangkan
sagita dan asteriskus letaknya saling berdekatan yakni berada didalam pars inferior
yang posisinya di bagian tengah dan bawah dan lapili (Gambar 1 A)
.
Kantung-kantung (vestibula) berisi 3 pasang otolith masing-masing
mempunyai nama sendiri yaitu utriculus berisi lapilus, sacculus berisi sagita dan
lagenus berisi asteriscus (Gambar IB), menurut Secor et al. (1991),
Otolith umumnya dikeluarkan dengan cara menyayat bagian kepala (dekat otak)
dengan memakai pinset yang agak halus. Tehnik ini dapat dilakukan untuk semua
ukuran ikan baik dewasa maupun embrio yang masih dalam telur. Setelah otolit
dikeluarkan dari tempatnya, dibersihkan dari jaringan yang menempel dan
dikeringkan, untuk selanjutnya siap untuk dibaca. Untuk ikan-ikan yang berukuran
kecil, cara ini sudah cukup dan inkremen pada otolit dapat langsung dibaca dihitung.
Akan tetapi untuk otolit yang berukuran relatif besar, biasanya dibutuhkan
pengasahan dan pemolesan sebelum dibaca. dua zona, yaitu: 1) Zona kontinus atau
inkremen, yaitu penambahan (deposit) yang terjadi pada periode aktif dan
metabolisme kalsium, dan 2) Zona diskontinus yang mated utamanya berupa matriks
organik (PANELLA 1974; BEAMISH & Me. FARLANE 1990).
2.4.2. Penyimpanan Otolit
Otolit ikan dewasa dapat disimpan dalam bentuk kering di dalam vial atau
botol. Untuk otolit dan ikan-ikan muda, penyimpanan dalam alkohol akan lebih
cocok, sedangkan otolit dari larva ikan, penanganan lebih sulit karena sifatnya yang
rapuh dan mudah pecah. Cara penyimpanan terbaik yaitu dengan meletakkan diobjek-
glas dan direkatkan (mounted) dengan media yang tembus pandang (contoh:
permount) dan kemudian ditutup dengan coverslip (BROTHERS 1990).
2.4.3. Aplikasi otolit dalam perikanan
Perubahan yang terjadi pada inkremen otolit dapat menjadi tanda yang sangat
berguna untuk mengetahui suatu kejadian pada saat itu, sehingga melalui inkremen
otolit, dapat diketahui kejadian awal (sejarah) kehidupan dari individu ikan
(PANELLA 1971; 1908; BROTHERS & McFARLAND 1981; VICTOR 1982).
2.4.4. Metode otolit
Otolit sebaiknya diambil dan ikan yang baru mati namun jika tidak
memungkinkan, ikan bisa diawetkan dalam etanol atau dibekukan. Tidak disarankan
untuk menggunakan formalin, karena akan merubah struktur otolit. Untuk ikan
juvenil atau larva, sangat dibutuhkan penanganan yang teliti karena pada stadium ini,
otolit sangat sensitif terhadap perubahan atau degradasi. Metoda yang paling aman
dalam menangani stadium ini adalah dengan mengawetkan dalam etanol 95% atau
dibekukan (BROTHERS 1990). Otolith umumnya dikeluarkan dengan cara menyayat
bagian kepala (dekat otak) dengan memakai pinset yang agak halus. Tehnik ini dapat
dilakukan untuk semua ukuran ikan baik dewasa maupun embrio yang masih dalam
telur. Setelah otolit dikeluarkan dari tempatnya, dibersihkan dari jaringan yang
menempel dan dikeringkan, untuk selanjutnya siap untuk dibaca. Untuk ikan-ikan
yang berukuran kecil, cara ini sudah cukup dan inkremen pada otolit dapat langsung
dibaca/ dihitung.
Akan tetapi untuk otolit yang berukuran relatif besar, biasanya dibutuhkan
pengasahan dan pemolesan sebelum dibaca.Otolit sebaiknya diambil dan ikan yang
baru mati namun jika tidak memungkinkan, ikan bisa diawetkan dalam etanol atau
dibekukan. Tidak disarankan untuk menggunakan formalin, karena akan merubah
struktur otolit. Untuk ikan juvenil atau larva, sangat dibutuhkan penanganan yang
teliti karena pada stadium ini, otolit sangat sensitif terhadap perubahan atau
degradasi. Metoda yang paling aman dalam menangani stadium ini adalah dengan
mengawetkan dalam etanol 95% atau dibekukan (BROTHERS 1990).
Otolith umumnya dikeluarkan dengan cara menyayat bagian kepala (dekat
otak) dengan memakai pinset yang agak halus. Tehnik ini dapat dilakukan untuk
semua ukuran ikan baik dewasa maupun embrio yang masih dalam telur. Setelah
otolit dikeluarkan dari tempatnya, dibersihkan dari jaringan yang menempel dan
dikeringkan, untuk selanjutnya siap untuk dibaca. Untuk ikan-ikan yang berukuran
kecil, cara ini sudah cukup dan inkremen pada otolit dapat langsung dibaca/ dihitung.
Akan tetapi untuk otolit yang berukuran relatif besar, biasanya dibutuhkan
pengasahan dan pemolesan sebelum dibaca.Otolit bersifat spesies spesifik dan terdiri
dari 3 pasang yang masing masing mempunyai perbedaan karakteristik tersendiri
yang mempengaruhi kegunaan dalam menentukan umur. Pasangan terbesar disebut
sagita, diikuti oleh lapilus sedangkan pasangan terkecil disebut asteriskus (Gambar
2). Untuk menentukan umur ikan, otolit yang sering digunakan adalah sagita dan
lapilus. Sagita umumnya mempunyai inkremen yang lebar, sehingga lebih sering
dipilih untuk menentukan umur ikan yang pertumbuhannya lambat (ikan yang
berumur panjang). Sedangkan inkremen pada lapilus umumnya lebih sempit,
sehingga membutuhkan keakuratan yang tinggi dalam membacanya.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Dalam mengetahui umur ikan dilakukan dengan 2 metode, metode langsung
dan tidak langsung. Metode langsung hanya dilakukan pada ikan budidaya,
sedangkan metode tidak langsung dilakukan pada ikan yang hidup diperairan umum.
Metode tidak langsung dilakukan dengan metode frekuensi panjang (metode
Petersen) yaitu dengan mengukur ukuran panjang tubuh ikan ; metode ototlith yaitu
dengan mengamati tulang otolith yang terdapat pada bagian kepala bagian dalam di
bawah mikroskop electron.
3.2. SARAN
Kami menyarankan kepada praktikan yang lain, selama melakukan praktikum
hendaknya bekerja dengan serius dan benar-benar memperhatikan objek yang
dipraktikumkan, agar hasil yang didapat benar-benar akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Campana, S.E., and J.D. Neilson. 1985. Microstructure offish otoliths. Can. J. Fish.
Aquat. Sci. 42: 1014-1032
Effendie, M. I. 1997. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara:
Yogyakarta.
Pulungan, C. P., et al. 2006. Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan.Univesitas Riau: Pekanbaru.

More Related Content

What's hot

Morfometrik dan Meristik Ikan.pptx
Morfometrik dan Meristik Ikan.pptxMorfometrik dan Meristik Ikan.pptx
Morfometrik dan Meristik Ikan.pptx
BurhanuddinIhsan3
 
osmoregulasi
osmoregulasiosmoregulasi
osmoregulasi
Yoga Amanta
 
Reptil Laut
Reptil LautReptil Laut
Sampling plankton
Sampling planktonSampling plankton
Sampling plankton
Stella Mustika Puteri
 
Alat Tangkap Gill Net
Alat Tangkap Gill NetAlat Tangkap Gill Net
Alat Tangkap Gill Net
Syamsul Bahari
 
Gillnet(jaring insang)
Gillnet(jaring insang)Gillnet(jaring insang)
Gillnet(jaring insang)
Edieg CamahOney
 
Pim1221 2 sejarah menangkap ikan
Pim1221 2 sejarah menangkap ikanPim1221 2 sejarah menangkap ikan
Pim1221 2 sejarah menangkap ikan
PT. SASA
 
Ikan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karangIkan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karang
Hendra Wiguna
 
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikanLaporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
Azizah Kuswardini
 
Bioper chapter 5 Fekunditas
Bioper chapter 5 FekunditasBioper chapter 5 Fekunditas
Bioper chapter 5 Fekunditas
Alfani Kurniawan
 
Tugas pengkajian stok ikan
Tugas pengkajian stok ikanTugas pengkajian stok ikan
Tugas pengkajian stok ikan
Akram Abu Bakar
 
Fitoplankton di air tawar ppt
Fitoplankton di air tawar pptFitoplankton di air tawar ppt
Fitoplankton di air tawar pptichfar16
 
Kebijakan Konservasi Jenis Ikan
Kebijakan Konservasi Jenis IkanKebijakan Konservasi Jenis Ikan
Kebijakan Konservasi Jenis Ikan
Didi Sadili
 
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
firmanahyuda
 
Breeding dan Reproduksi
Breeding dan ReproduksiBreeding dan Reproduksi
Breeding dan Reproduksi
MazAeldyVanHouten
 
Materi Estuari
Materi EstuariMateri Estuari
Materi Estuari
HellenLangie
 
Morfologi ikan
Morfologi ikanMorfologi ikan
Morfologi ikan
Siti Mahmudah
 

What's hot (20)

Morfometrik dan Meristik Ikan.pptx
Morfometrik dan Meristik Ikan.pptxMorfometrik dan Meristik Ikan.pptx
Morfometrik dan Meristik Ikan.pptx
 
osmoregulasi
osmoregulasiosmoregulasi
osmoregulasi
 
Reptil Laut
Reptil LautReptil Laut
Reptil Laut
 
Sampling plankton
Sampling planktonSampling plankton
Sampling plankton
 
Bri
BriBri
Bri
 
Alat Tangkap Gill Net
Alat Tangkap Gill NetAlat Tangkap Gill Net
Alat Tangkap Gill Net
 
KEMATANGAN GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis) MELALUI INDEKS KEMATA...
KEMATANGAN GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis) MELALUI INDEKS KEMATA...KEMATANGAN GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis) MELALUI INDEKS KEMATA...
KEMATANGAN GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis) MELALUI INDEKS KEMATA...
 
Adaptasi Fisiologis Hewan Air
Adaptasi  Fisiologis Hewan AirAdaptasi  Fisiologis Hewan Air
Adaptasi Fisiologis Hewan Air
 
Gillnet(jaring insang)
Gillnet(jaring insang)Gillnet(jaring insang)
Gillnet(jaring insang)
 
Pim1221 2 sejarah menangkap ikan
Pim1221 2 sejarah menangkap ikanPim1221 2 sejarah menangkap ikan
Pim1221 2 sejarah menangkap ikan
 
Ikan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karangIkan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karang
 
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikanLaporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
 
Bioper chapter 5 Fekunditas
Bioper chapter 5 FekunditasBioper chapter 5 Fekunditas
Bioper chapter 5 Fekunditas
 
Tugas pengkajian stok ikan
Tugas pengkajian stok ikanTugas pengkajian stok ikan
Tugas pengkajian stok ikan
 
Fitoplankton di air tawar ppt
Fitoplankton di air tawar pptFitoplankton di air tawar ppt
Fitoplankton di air tawar ppt
 
Kebijakan Konservasi Jenis Ikan
Kebijakan Konservasi Jenis IkanKebijakan Konservasi Jenis Ikan
Kebijakan Konservasi Jenis Ikan
 
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
 
Breeding dan Reproduksi
Breeding dan ReproduksiBreeding dan Reproduksi
Breeding dan Reproduksi
 
Materi Estuari
Materi EstuariMateri Estuari
Materi Estuari
 
Morfologi ikan
Morfologi ikanMorfologi ikan
Morfologi ikan
 

Similar to Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan Ikan

DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Umur Ikan
DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Umur Ikan DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Umur Ikan
DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Umur Ikan
Amos Pangkatana
 
Kelompok6biola nekton
Kelompok6biola nektonKelompok6biola nekton
Kelompok6biola nektonandipurbaya
 
Kelompok6biola nekton
Kelompok6biola nektonKelompok6biola nekton
Kelompok6biola nektonandipurbaya
 
Presentasi_PenangkapanIkan.ppt merupakan presentasi terkaitmacam-macam alat t...
Presentasi_PenangkapanIkan.ppt merupakan presentasi terkaitmacam-macam alat t...Presentasi_PenangkapanIkan.ppt merupakan presentasi terkaitmacam-macam alat t...
Presentasi_PenangkapanIkan.ppt merupakan presentasi terkaitmacam-macam alat t...
MeltaRiniFahmi
 
Makalah ikhtiologi ikan nilem
Makalah ikhtiologi ikan nilemMakalah ikhtiologi ikan nilem
Makalah ikhtiologi ikan nilemRatih Sulistyo
 
Biologi Udang.pdf
Biologi Udang.pdfBiologi Udang.pdf
Biologi Udang.pdf
RahmadiAziz1
 
Bahan biologi perikanan bpk ir, syachradjad frans m.p.
Bahan biologi perikanan bpk  ir, syachradjad frans m.p.Bahan biologi perikanan bpk  ir, syachradjad frans m.p.
Bahan biologi perikanan bpk ir, syachradjad frans m.p.Rahmadani Dani
 
Makalah konservasi penyu
Makalah konservasi penyuMakalah konservasi penyu
Makalah konservasi penyuDody Perdana
 
76546113 awal-daur-hidup-ikan
76546113 awal-daur-hidup-ikan76546113 awal-daur-hidup-ikan
76546113 awal-daur-hidup-ikan
Septian Muna Barakati
 
Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)
Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)
Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat
 
SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...
SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...
SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...
Mustain Adinugroho
 
INVENTARISASI JENIS- JENIS IKAN KARANG
INVENTARISASI  JENIS- JENIS IKAN KARANGINVENTARISASI  JENIS- JENIS IKAN KARANG
INVENTARISASI JENIS- JENIS IKAN KARANG
Amos Pangkatana
 
PPT 123-12.pptx
PPT 123-12.pptxPPT 123-12.pptx
PPT 123-12.pptx
MirandaYusuf
 
Hewan Endemik.pptx
Hewan Endemik.pptxHewan Endemik.pptx
Hewan Endemik.pptx
mikeyulisa
 

Similar to Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan Ikan (20)

DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Umur Ikan
DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Umur Ikan DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Umur Ikan
DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Umur Ikan
 
PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)
PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)
PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)
 
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO  (Clarias gariepinus) SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO  (Clarias gariepinus)
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)
 
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
 
Kelompok6biola nekton
Kelompok6biola nektonKelompok6biola nekton
Kelompok6biola nekton
 
Kelompok6biola nekton
Kelompok6biola nektonKelompok6biola nekton
Kelompok6biola nekton
 
Biologi udang
Biologi udangBiologi udang
Biologi udang
 
Presentasi_PenangkapanIkan.ppt merupakan presentasi terkaitmacam-macam alat t...
Presentasi_PenangkapanIkan.ppt merupakan presentasi terkaitmacam-macam alat t...Presentasi_PenangkapanIkan.ppt merupakan presentasi terkaitmacam-macam alat t...
Presentasi_PenangkapanIkan.ppt merupakan presentasi terkaitmacam-macam alat t...
 
Bab i udangku
Bab i udangkuBab i udangku
Bab i udangku
 
Makalah ikhtiologi ikan nilem
Makalah ikhtiologi ikan nilemMakalah ikhtiologi ikan nilem
Makalah ikhtiologi ikan nilem
 
Biologi Udang.pdf
Biologi Udang.pdfBiologi Udang.pdf
Biologi Udang.pdf
 
Bahan biologi perikanan bpk ir, syachradjad frans m.p.
Bahan biologi perikanan bpk  ir, syachradjad frans m.p.Bahan biologi perikanan bpk  ir, syachradjad frans m.p.
Bahan biologi perikanan bpk ir, syachradjad frans m.p.
 
Pengamatan Chemoreseptor Pada Udang Vaname
Pengamatan Chemoreseptor Pada Udang VanamePengamatan Chemoreseptor Pada Udang Vaname
Pengamatan Chemoreseptor Pada Udang Vaname
 
Makalah konservasi penyu
Makalah konservasi penyuMakalah konservasi penyu
Makalah konservasi penyu
 
76546113 awal-daur-hidup-ikan
76546113 awal-daur-hidup-ikan76546113 awal-daur-hidup-ikan
76546113 awal-daur-hidup-ikan
 
Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)
Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)
Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)
 
SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...
SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...
SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...
 
INVENTARISASI JENIS- JENIS IKAN KARANG
INVENTARISASI  JENIS- JENIS IKAN KARANGINVENTARISASI  JENIS- JENIS IKAN KARANG
INVENTARISASI JENIS- JENIS IKAN KARANG
 
PPT 123-12.pptx
PPT 123-12.pptxPPT 123-12.pptx
PPT 123-12.pptx
 
Hewan Endemik.pptx
Hewan Endemik.pptxHewan Endemik.pptx
Hewan Endemik.pptx
 

More from Amos Pangkatana

SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
Amos Pangkatana
 
Sistem Informasi Geografis dan Pemetaan Pertemuan Ke I
Sistem Informasi Geografis dan Pemetaan Pertemuan Ke ISistem Informasi Geografis dan Pemetaan Pertemuan Ke I
Sistem Informasi Geografis dan Pemetaan Pertemuan Ke I
Amos Pangkatana
 
Sistem Informasi Geografis dan Pemetaan Pertemuan Ke II
Sistem Informasi Geografis dan Pemetaan Pertemuan Ke IISistem Informasi Geografis dan Pemetaan Pertemuan Ke II
Sistem Informasi Geografis dan Pemetaan Pertemuan Ke II
Amos Pangkatana
 
PANDUAN MONITORING PADANG LAMUN
PANDUAN MONITORING PADANG LAMUNPANDUAN MONITORING PADANG LAMUN
PANDUAN MONITORING PADANG LAMUN
Amos Pangkatana
 
Teknik Identifikasi dan Pengamatan Karang
Teknik Identifikasi dan Pengamatan KarangTeknik Identifikasi dan Pengamatan Karang
Teknik Identifikasi dan Pengamatan Karang
Amos Pangkatana
 
Mengenal Terumbu Karang
Mengenal Terumbu KarangMengenal Terumbu Karang
Mengenal Terumbu Karang
Amos Pangkatana
 
Makalah tentang Ilmu kimia dalam kehidupan sehari hari
Makalah tentang Ilmu kimia dalam kehidupan sehari hariMakalah tentang Ilmu kimia dalam kehidupan sehari hari
Makalah tentang Ilmu kimia dalam kehidupan sehari hari
Amos Pangkatana
 
INVENTARISASI JENIS - JENIS IKAN HASIL TANGKAP
INVENTARISASI JENIS - JENIS IKAN HASIL TANGKAPINVENTARISASI JENIS - JENIS IKAN HASIL TANGKAP
INVENTARISASI JENIS - JENIS IKAN HASIL TANGKAP
Amos Pangkatana
 
INVENTARISASI JENIS-JENIS LAMUN (SEAGRASS)
INVENTARISASI  JENIS-JENIS LAMUN (SEAGRASS)INVENTARISASI  JENIS-JENIS LAMUN (SEAGRASS)
INVENTARISASI JENIS-JENIS LAMUN (SEAGRASS)
Amos Pangkatana
 
INVENTARISASI JENIS-JENIS BINTANG LAUT (ASTEROIDEA)
INVENTARISASI  JENIS-JENIS BINTANG LAUT (ASTEROIDEA)INVENTARISASI  JENIS-JENIS BINTANG LAUT (ASTEROIDEA)
INVENTARISASI JENIS-JENIS BINTANG LAUT (ASTEROIDEA)
Amos Pangkatana
 
Sistem Informasi Geografis dan Pemetaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
Sistem Informasi Geografis  dan  Pemetaan Sumberdaya Pesisir dan LautSistem Informasi Geografis  dan  Pemetaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
Sistem Informasi Geografis dan Pemetaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
Amos Pangkatana
 
Reproduksi kuda laut
Reproduksi kuda lautReproduksi kuda laut
Reproduksi kuda laut
Amos Pangkatana
 
IDENTIFIKASI JENIS DAN PENGELOMPOKAN TIPE KARANG DI PERAIRAN KAYOPULAU KOTA...
IDENTIFIKASI JENIS DAN PENGELOMPOKAN TIPE  KARANG DI PERAIRAN KAYOPULAU KOTA...IDENTIFIKASI JENIS DAN PENGELOMPOKAN TIPE  KARANG DI PERAIRAN KAYOPULAU KOTA...
IDENTIFIKASI JENIS DAN PENGELOMPOKAN TIPE KARANG DI PERAIRAN KAYOPULAU KOTA...
Amos Pangkatana
 
DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Pengkajian Stok Ikan
DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Pengkajian Stok IkanDINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Pengkajian Stok Ikan
DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Pengkajian Stok Ikan
Amos Pangkatana
 
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Populasi Ikan
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Populasi IkanMakalah Dinamika Populasi Ikan tentang Populasi Ikan
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Populasi Ikan
Amos Pangkatana
 
Dinamika Stok Ikan
Dinamika Stok IkanDinamika Stok Ikan
Dinamika Stok Ikan
Amos Pangkatana
 
Makalah tentang Stok Ikan
Makalah tentang Stok IkanMakalah tentang Stok Ikan
Makalah tentang Stok Ikan
Amos Pangkatana
 
Makalah Dinamika Populasi Ikan ( Amos Pangkatana)
Makalah Dinamika Populasi Ikan ( Amos Pangkatana)Makalah Dinamika Populasi Ikan ( Amos Pangkatana)
Makalah Dinamika Populasi Ikan ( Amos Pangkatana)
Amos Pangkatana
 
Bab ii Lamun (Seagrass)
Bab ii Lamun (Seagrass)Bab ii Lamun (Seagrass)
Bab ii Lamun (Seagrass)
Amos Pangkatana
 
Persentation Identifikasi Jenis-Jenis sampah
Persentation Identifikasi Jenis-Jenis sampahPersentation Identifikasi Jenis-Jenis sampah
Persentation Identifikasi Jenis-Jenis sampah
Amos Pangkatana
 

More from Amos Pangkatana (20)

SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
 
Sistem Informasi Geografis dan Pemetaan Pertemuan Ke I
Sistem Informasi Geografis dan Pemetaan Pertemuan Ke ISistem Informasi Geografis dan Pemetaan Pertemuan Ke I
Sistem Informasi Geografis dan Pemetaan Pertemuan Ke I
 
Sistem Informasi Geografis dan Pemetaan Pertemuan Ke II
Sistem Informasi Geografis dan Pemetaan Pertemuan Ke IISistem Informasi Geografis dan Pemetaan Pertemuan Ke II
Sistem Informasi Geografis dan Pemetaan Pertemuan Ke II
 
PANDUAN MONITORING PADANG LAMUN
PANDUAN MONITORING PADANG LAMUNPANDUAN MONITORING PADANG LAMUN
PANDUAN MONITORING PADANG LAMUN
 
Teknik Identifikasi dan Pengamatan Karang
Teknik Identifikasi dan Pengamatan KarangTeknik Identifikasi dan Pengamatan Karang
Teknik Identifikasi dan Pengamatan Karang
 
Mengenal Terumbu Karang
Mengenal Terumbu KarangMengenal Terumbu Karang
Mengenal Terumbu Karang
 
Makalah tentang Ilmu kimia dalam kehidupan sehari hari
Makalah tentang Ilmu kimia dalam kehidupan sehari hariMakalah tentang Ilmu kimia dalam kehidupan sehari hari
Makalah tentang Ilmu kimia dalam kehidupan sehari hari
 
INVENTARISASI JENIS - JENIS IKAN HASIL TANGKAP
INVENTARISASI JENIS - JENIS IKAN HASIL TANGKAPINVENTARISASI JENIS - JENIS IKAN HASIL TANGKAP
INVENTARISASI JENIS - JENIS IKAN HASIL TANGKAP
 
INVENTARISASI JENIS-JENIS LAMUN (SEAGRASS)
INVENTARISASI  JENIS-JENIS LAMUN (SEAGRASS)INVENTARISASI  JENIS-JENIS LAMUN (SEAGRASS)
INVENTARISASI JENIS-JENIS LAMUN (SEAGRASS)
 
INVENTARISASI JENIS-JENIS BINTANG LAUT (ASTEROIDEA)
INVENTARISASI  JENIS-JENIS BINTANG LAUT (ASTEROIDEA)INVENTARISASI  JENIS-JENIS BINTANG LAUT (ASTEROIDEA)
INVENTARISASI JENIS-JENIS BINTANG LAUT (ASTEROIDEA)
 
Sistem Informasi Geografis dan Pemetaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
Sistem Informasi Geografis  dan  Pemetaan Sumberdaya Pesisir dan LautSistem Informasi Geografis  dan  Pemetaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
Sistem Informasi Geografis dan Pemetaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
 
Reproduksi kuda laut
Reproduksi kuda lautReproduksi kuda laut
Reproduksi kuda laut
 
IDENTIFIKASI JENIS DAN PENGELOMPOKAN TIPE KARANG DI PERAIRAN KAYOPULAU KOTA...
IDENTIFIKASI JENIS DAN PENGELOMPOKAN TIPE  KARANG DI PERAIRAN KAYOPULAU KOTA...IDENTIFIKASI JENIS DAN PENGELOMPOKAN TIPE  KARANG DI PERAIRAN KAYOPULAU KOTA...
IDENTIFIKASI JENIS DAN PENGELOMPOKAN TIPE KARANG DI PERAIRAN KAYOPULAU KOTA...
 
DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Pengkajian Stok Ikan
DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Pengkajian Stok IkanDINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Pengkajian Stok Ikan
DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Pengkajian Stok Ikan
 
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Populasi Ikan
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Populasi IkanMakalah Dinamika Populasi Ikan tentang Populasi Ikan
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Populasi Ikan
 
Dinamika Stok Ikan
Dinamika Stok IkanDinamika Stok Ikan
Dinamika Stok Ikan
 
Makalah tentang Stok Ikan
Makalah tentang Stok IkanMakalah tentang Stok Ikan
Makalah tentang Stok Ikan
 
Makalah Dinamika Populasi Ikan ( Amos Pangkatana)
Makalah Dinamika Populasi Ikan ( Amos Pangkatana)Makalah Dinamika Populasi Ikan ( Amos Pangkatana)
Makalah Dinamika Populasi Ikan ( Amos Pangkatana)
 
Bab ii Lamun (Seagrass)
Bab ii Lamun (Seagrass)Bab ii Lamun (Seagrass)
Bab ii Lamun (Seagrass)
 
Persentation Identifikasi Jenis-Jenis sampah
Persentation Identifikasi Jenis-Jenis sampahPersentation Identifikasi Jenis-Jenis sampah
Persentation Identifikasi Jenis-Jenis sampah
 

Recently uploaded

Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
SABDA
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
haryonospdsd011
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 

Recently uploaded (20)

Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 

Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan Ikan

  • 1. TUGAS MAKALAH DINAMIKA POPULASI IKAN Mengetahui Umur Ikan dan Pertumbuhan Ikan OLEH: NAMA : YORIS V MERAHABIA NPM : 121165427140017 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA PESISIR FAKULTAS PERTANIAN KEHUTANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS OTTOW GEISSLER PAPUA JAYAPURA
  • 2. 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Biologi perikanan adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari keadaan ikan sejak individu ikan tersebut menetas (hadir ke alam) kemudian makan, tumbuh, bermain, bereproduksi, dan akhirnya mengalami kematian, baik kematian secara alami ataupun dikarenakan faktor-faktor lain. Ilmu pengetahuan biologi perikanan ini menguraikan tentang struktur organisme ikan (morfologi), struktur tubuh ikan (anatomi), faktor kimia dan fisika pada ikan (fisiologi), dan proses beserta kebiasaan kehidupannya, sehingga pengetahuan biologi perikanan ini merupakan pengetahuan dasar ketika mendalami pengetahuan dinamika populasi ikan, pengembangan spesies ikan untuk dikelola menjadi ikan budidaya dan upaya pelestarian spesies ikan yang akan mengalami kepunahan di perairan alaminya. Ikan adalah binatang bertulang belakang (vertebrata) yang hidup dalam air, berdarah dingin (poikilotherm), umumnya bernapas dengan insang, mempunyai sirip untuk bergerak dan mempunyai gurat sisi untuk mengatur keseimbangan badannya di saat ikan tersebut bergerak. Sebagian besar ikan hidup di perairan laut sedangkan sebagiannya kecilnya lagi hidup di perairan darat. 1.2 TUJUAN Penyusunan makalah Biologi Perikanan ini antara lain bertujuan: Untuk mengetahui pengertian Biologi Perikanan Untuk mengetahui tentang umur ikan Untuk mengetahui tentang pertumbuhan ikan 1.3 MANFAAT Manfaat makalah Biologi Perikaanan ini antara lain agar kita: Dapat mengetahui tentang umur ikan
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Umur Ikan 1. Pengertian Umur Ikan Umur ikan adalah masa kehidupan yang dapat ditempuh oleh suatu individu dari suatu spesies ikan sampai saatnya spesies ikan itu mengalami kematian secara alami atau karena keperluan tertentu maupun disebabkan oleh faktor lainnya. Pembacaan umur adalah suatu pengetahuan yang cukup menarik dalam bidang perikanan terutama pembacaan umur pada spesies-spesies ikan yang hidup secara alami diperairan umum. Karena kita tidak mengetahui pasti kapan suatu individu ikan itu menetas dari telur, yang dapat kita ketahui adalah beberapa ukuran panjang tubuh individi ikan itu ketika tertangkap oleh nelayan. Lain halnya dengan spesies ikan yang dibudidayakan kita mengetahui berapa lama individu ikan tersebut telah dipelihara dan kalau kita ingin melacak lebih lanjut kita dapat mengetahui kapan ikan itu menetas dari telurnya. Penelitian tentang umur ikan yang berasal dari perairan sudah dilakukan sekitar 100 tahun yang lalu. 2.3 Metode Penentuan umur ikan Metode untuk menentukan umur suatu individu ikan dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu : 1. Cara langsung, yang hanya dapat dilakukan pada individu spesies ikan budidaya. 2. Cara tidak langsung yaitu pada individu spesies ikan yang masih hidup diperairanalami. Penentuan umur ikan secara tidak langsung dapat dilakukan melalui 2 carayaitu : a. Dengan mempelajari tanda-tanda tahunan (Annulus) atau harian (Sirkulus) padabagian-bagian tubuh yang keras. b. Metoda prekuensi panjang (metoda petersen) yaitu melalui pengukuran panjangtubuh ikan, metoda ini biasanya diterapkan pada individu-individu spesies ikanyang hidup didaerah tropis (Pulungan, 2006). Pada ikan di daerah tropis walaupun mengalami hidup di dua musim, kenyataannya suhu lingkungan sekitar tidak begitu mempengaruhi pertumbuhan sirkulasi pada bagiantubuh yang keras. Jadi tanda tahunan dari hasil susunan sirkuli yang rapat tidak begitunyata bentuknya (Effendie, 1997).Selain berdasarkan metode tersebut, untuk menentukan umur ikan juga dapatmenggunakan metode :
  • 4. 1. Tanda tahunan. Tanda tahunan terjadi karena adanya kelambatan pertumbuhan yang disebabkanoleh musim dingin atau kekurangan makanan atau faktor lain. Tanda tahunan yangbiasanya digunakan untuk menentukan umur ikan adalah sisik (squama), operculum,otolith, vertebrae dan jari keras sirip dorsal (Effendie, 1997). Metoda penentuan umur berdasarkan tanda tahunan pada bagian tubuh yang kerasbiasanya dilakukan pada daerah subtropis (4 musim). Karena ikan-ikan yang hidup didaerah subtropis sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungannya, dimana pada musim dinginpertumbuhan tubuh ikan hampir terhenti atau lambat sama sekali. Sehingga mempengaruhipertumbuhan pada sisik (squama), vertebrae, tulang, operculum, duri sirip dan tulangotolith yang menyebabkan terbentuknya susunan sirkulasi yang sangat rapat dan akhirnyamembentuk annulus (Effendie, 1997). Penentuan umur ikan dengan menggunakan tanda tahunan berupa sisik berdasarkankepada tiga hal, yaitu:  Jumlah sisik ikan tidak berubah dan tetap identitasnya selama hidup.  Pertumbuhan tahunan pada sisik ikan sebanding dengan pertambahan panjang ikanselama hidupnya.  Hanya satu annulus yang dibentuk pada tiap tahunnya (Effendie, 1997). 2. Metode frekuensi panjang, yaitu dengan metode PetersenMetode Petersen digunakan untuk ikan dengan masa pemijahan pendek, dimanaterjadi satu kali satu tahun dan umur ikan tidak panjang. Metode ini tidak cocok untuk ikandengan masa pemijahan panjang karena menyebabkan terjadi pertumpuan ukuran dariumur yan berbeda. Ikan yang pertumbuhannya lambat dari satu kelas umur lebih tinggi,akan bertumpuk atau mempunyai ukuran sama dengan ikan yang tumbuhnya lebih cepatpada umur yang lebih rendah (Effendie, 1997). 3. Tagging dan MarkingTagging adalah pemberian tanda berupa benda asing pada tubuh ikan, dimana padatanda tadi dapat diberi tanda-tanda lain berupa tanggal nomor atau kode-kode lain (Effendie, 1997).Marking adalah pemberian tanda pada ikan bukan dengan benda asing melainkandengan jalan menghilangkan bagian tubuh ikan, misalnya pemotongan sirip (Effendie,1997). 2.4 Metode menghitung umur ikan Otolit adalah unit mikrostruktur yang digunakan untuk menghitung umur ikan terdiri dari lapisan-lapisan kristal kalsium karbonat yang mengendap secara periodik pada matriks organik. Lapisan-lapisan kristal yang mengendap tersebut merupakan struktur yang tendiri dari 2 bagian (bipartite) dan disebut sebagai zona inkremental.
  • 5. Zona tersebut terdiri dari zona inkremen dan zona diskontinus yang umumnya terbentuk dalam 24 jam (Campana dan Neilson 1985). 2.4.1 Otolith pada ikan Otolit terletak di dalam aparatus vestibula. Aparatus ini terbagi menjadi kantung bagian dorsal yang disebut pars superior, dan kantung bagian ventral yang disebut pars inferior. Lapili terletak di bagian anterior dari pars superior, sedangkan sagita dan asteriskus letaknya saling berdekatan yakni berada didalam pars inferior yang posisinya di bagian tengah dan bawah dan lapili (Gambar 1 A) . Kantung-kantung (vestibula) berisi 3 pasang otolith masing-masing mempunyai nama sendiri yaitu utriculus berisi lapilus, sacculus berisi sagita dan lagenus berisi asteriscus (Gambar IB), menurut Secor et al. (1991), Otolith umumnya dikeluarkan dengan cara menyayat bagian kepala (dekat otak) dengan memakai pinset yang agak halus. Tehnik ini dapat dilakukan untuk semua ukuran ikan baik dewasa maupun embrio yang masih dalam telur. Setelah otolit dikeluarkan dari tempatnya, dibersihkan dari jaringan yang menempel dan dikeringkan, untuk selanjutnya siap untuk dibaca. Untuk ikan-ikan yang berukuran kecil, cara ini sudah cukup dan inkremen pada otolit dapat langsung dibaca dihitung. Akan tetapi untuk otolit yang berukuran relatif besar, biasanya dibutuhkan pengasahan dan pemolesan sebelum dibaca. dua zona, yaitu: 1) Zona kontinus atau inkremen, yaitu penambahan (deposit) yang terjadi pada periode aktif dan metabolisme kalsium, dan 2) Zona diskontinus yang mated utamanya berupa matriks organik (PANELLA 1974; BEAMISH & Me. FARLANE 1990). 2.4.2. Penyimpanan Otolit Otolit ikan dewasa dapat disimpan dalam bentuk kering di dalam vial atau botol. Untuk otolit dan ikan-ikan muda, penyimpanan dalam alkohol akan lebih cocok, sedangkan otolit dari larva ikan, penanganan lebih sulit karena sifatnya yang rapuh dan mudah pecah. Cara penyimpanan terbaik yaitu dengan meletakkan diobjek-
  • 6. glas dan direkatkan (mounted) dengan media yang tembus pandang (contoh: permount) dan kemudian ditutup dengan coverslip (BROTHERS 1990). 2.4.3. Aplikasi otolit dalam perikanan Perubahan yang terjadi pada inkremen otolit dapat menjadi tanda yang sangat berguna untuk mengetahui suatu kejadian pada saat itu, sehingga melalui inkremen otolit, dapat diketahui kejadian awal (sejarah) kehidupan dari individu ikan (PANELLA 1971; 1908; BROTHERS & McFARLAND 1981; VICTOR 1982). 2.4.4. Metode otolit Otolit sebaiknya diambil dan ikan yang baru mati namun jika tidak memungkinkan, ikan bisa diawetkan dalam etanol atau dibekukan. Tidak disarankan untuk menggunakan formalin, karena akan merubah struktur otolit. Untuk ikan juvenil atau larva, sangat dibutuhkan penanganan yang teliti karena pada stadium ini, otolit sangat sensitif terhadap perubahan atau degradasi. Metoda yang paling aman dalam menangani stadium ini adalah dengan mengawetkan dalam etanol 95% atau dibekukan (BROTHERS 1990). Otolith umumnya dikeluarkan dengan cara menyayat bagian kepala (dekat otak) dengan memakai pinset yang agak halus. Tehnik ini dapat dilakukan untuk semua ukuran ikan baik dewasa maupun embrio yang masih dalam telur. Setelah otolit dikeluarkan dari tempatnya, dibersihkan dari jaringan yang menempel dan dikeringkan, untuk selanjutnya siap untuk dibaca. Untuk ikan-ikan yang berukuran kecil, cara ini sudah cukup dan inkremen pada otolit dapat langsung dibaca/ dihitung. Akan tetapi untuk otolit yang berukuran relatif besar, biasanya dibutuhkan pengasahan dan pemolesan sebelum dibaca.Otolit sebaiknya diambil dan ikan yang baru mati namun jika tidak memungkinkan, ikan bisa diawetkan dalam etanol atau dibekukan. Tidak disarankan untuk menggunakan formalin, karena akan merubah struktur otolit. Untuk ikan juvenil atau larva, sangat dibutuhkan penanganan yang teliti karena pada stadium ini, otolit sangat sensitif terhadap perubahan atau degradasi. Metoda yang paling aman dalam menangani stadium ini adalah dengan mengawetkan dalam etanol 95% atau dibekukan (BROTHERS 1990). Otolith umumnya dikeluarkan dengan cara menyayat bagian kepala (dekat otak) dengan memakai pinset yang agak halus. Tehnik ini dapat dilakukan untuk semua ukuran ikan baik dewasa maupun embrio yang masih dalam telur. Setelah otolit dikeluarkan dari tempatnya, dibersihkan dari jaringan yang menempel dan dikeringkan, untuk selanjutnya siap untuk dibaca. Untuk ikan-ikan yang berukuran kecil, cara ini sudah cukup dan inkremen pada otolit dapat langsung dibaca/ dihitung. Akan tetapi untuk otolit yang berukuran relatif besar, biasanya dibutuhkan
  • 7. pengasahan dan pemolesan sebelum dibaca.Otolit bersifat spesies spesifik dan terdiri dari 3 pasang yang masing masing mempunyai perbedaan karakteristik tersendiri yang mempengaruhi kegunaan dalam menentukan umur. Pasangan terbesar disebut sagita, diikuti oleh lapilus sedangkan pasangan terkecil disebut asteriskus (Gambar 2). Untuk menentukan umur ikan, otolit yang sering digunakan adalah sagita dan lapilus. Sagita umumnya mempunyai inkremen yang lebar, sehingga lebih sering dipilih untuk menentukan umur ikan yang pertumbuhannya lambat (ikan yang berumur panjang). Sedangkan inkremen pada lapilus umumnya lebih sempit, sehingga membutuhkan keakuratan yang tinggi dalam membacanya.
  • 8. BAB III PENUTUP 3.1. KESIMPULAN Dalam mengetahui umur ikan dilakukan dengan 2 metode, metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung hanya dilakukan pada ikan budidaya, sedangkan metode tidak langsung dilakukan pada ikan yang hidup diperairan umum. Metode tidak langsung dilakukan dengan metode frekuensi panjang (metode Petersen) yaitu dengan mengukur ukuran panjang tubuh ikan ; metode ototlith yaitu dengan mengamati tulang otolith yang terdapat pada bagian kepala bagian dalam di bawah mikroskop electron. 3.2. SARAN Kami menyarankan kepada praktikan yang lain, selama melakukan praktikum hendaknya bekerja dengan serius dan benar-benar memperhatikan objek yang dipraktikumkan, agar hasil yang didapat benar-benar akurat.
  • 9. DAFTAR PUSTAKA Campana, S.E., and J.D. Neilson. 1985. Microstructure offish otoliths. Can. J. Fish. Aquat. Sci. 42: 1014-1032 Effendie, M. I. 1997. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara: Yogyakarta. Pulungan, C. P., et al. 2006. Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.Univesitas Riau: Pekanbaru.