IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
MODUL VI KEGIATAN BELAJAR 2: KREASI MUSIK
1. 44
Kegiatan Belajar (KB)
PEMBELAJARAN
KREASI MUSIK
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Pada kegiatan belajar 2 modul 6 ini akan dibahas tentang proses
penciptaan karya musik beserta komponen-komponennya. Oleh karena itu, setelah
mempelajari modul ini diharapkan Anda dapat berkarya lagu dalam bentuk satu
bagian dan dua bagian. Untuk mendukung kompetensi tersebut, pada modul ini
akan dibahas pula tentang unsur-unsur penciptaan karya musik seperti: (1) bentuk
(form); (2) melodi; (3) harmoni; (4) ritme; dan (5) lirik. Selain itu untuk
menunjang kompetensi guru dalam mengorganisir pertunjukan musik, pada modul
ini juga dibahas tentang perancangan dan pelaksanaan pagelaran musik yang
meliputi: (1) manajemen pertunjukan; (2) struktur organisasi pelaksanaan
pagelaran musik; dan (3) rancangan pagelaran musik. Pada bagian akhir modul
dibahas tentang evaluasi pembelajaran kreasi musik.
2. Relevansi
Pembelajaran seni musik sebagai salah satu sub mata pelajaran estetika di
sekolah salah satunya bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam
berkreasi musik. Oleh karena itu, pengetahuan konseptual dan prosedural yang
akan diurakan dalam modul ini bermanfaat dan relevan bagi guru dalam
meningkatkan kemampuannya pada saat berkreasi musik serta menyusun
perencanaan dan pengembangan praktik pembelajaran kreasi musik di sekolah.
Pemahaman guru terhadap konsep berkreasi musik beserta berbagai
komponennya, seperti: (1) bentuk bagian lagu; (2) struktur; (3) melodi; (3)
harmoni; (4) ritme; dan (5) lirik relevan dengan kebutuhan guru dalam
merencanakan pembelajaran kreasi musik di sekolah. Sedangkan penguasaan
2. 45
pengetahuan prosedural dalam menentukan dan menyusun berbagai komponen
penciptaan karya musik tersebut, bermanfaat sebagai acuan bagi guru dalam
proses berkreasi musik serta dapat digunakan sebagai panduan dalam pemilihan
strategi, metode, alat dan sumber/bahan pembelajaran kreasi musik di sekolah.
3. Petunjuk Belajar
Modul ini digunakan untuk memenuhi persyaratan akademis pada program
Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan dan Pra Jabatan yang dimuat dalam
modul-modul Pembelajaran Seni Budaya. Dalam modul 6 ini, dipaparkan hal-hal
apa saja yang perlu dipahami dan dikuasai dalam mencipta suatu karya musik.
Oleh karena itu, penguasaan terhadap seluruh komponen yang dipaparkan dalam
modul ini mutlak diperlukan.
Selain belajar dari materi modul ini, penggunaan sumber-sumber belajar
penunjang yang berupa berbagai notasi dan teks lagu sangat disarankan.
Tujuannya agar Anda memperoleh contoh-contoh beragam fakta kreativitas
penciptaan karya musik secara kongkrit. Setelah Anda mencoba membuat karya
musik, sebaiknya perlu dilakukan analisis dan mendiskusikan dengan rekan
belajar, sehingga memungkinkan memperoleh perspektif lain dalam melihat karya
musik yang Anada ciptakan.
4. Peta Kompetensi
Dalam materi pembelajaran kreasi musik ini ada beberapa komponen
kompetensi penting yang dapat digunakan sebagai panduan dalam praktik
penciptaan karya musik dan pembelajarannya. Kompetensi tersebut dapat
dipetakan sebagai berikut.
3. 46
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran
Pembelajaran Kreasi Musik
2. Pokok-Pokok Materi
a. berkarya musik bentuk lagu satu bagian dan dua bagian
b. menjelaskan penciptaan karya musik
c. menyusun rancangan dan pelaksanaan pagelaran musik
d. mengevaluasi pembelajaran kreasi musik
3. Uraian Materi
a. Berkarya musik bentuk lagu satu bagian dan dua bagian.
Bentuk Lagu
Satu Bagian Dua Bagian Tiga Bagian
Bentuk (Form)
Melodi
Harmoni
Ritme
Lirik
Komposisi
Musik
Aransemen
Musik
Karya Musik
4. 47
1) Bentuk lagu satu bagian
2) Bentuk lagu dua bagian
3) Bentuk lagu tiga bagian
b. Penciptaan karya musik
1) Bentuk (Form)
2) Melodi
3) Harmoni
4) Ritme
5) Lirik
c. Penyusunan rancangan dan pelaksanaan pagelaran musik
1) Manajemen Pertunjukan
2) Struktur Organisasi Pelaksaan Pagelaran Musik
3) Rancangan Pagelaran Musik
d. Pelaksanaan dan penilaian pembelajaran kreasi musik
5. Uraian Materi
a. Berkarya Musik Bentuk Lagu Satu Bagian dan Dua Bagian.
Komposisi musik bentuk lagu (song form) adalah terminologi yang
digunakan untuk mengidentifikasi bentuk sederhana dari suatu karya musik
instrumental maupun karya musik vokal. Struktur bentuk ini berasal dari lagu-
lagu pendek ataupun karya berdurasi tidak panjang dari lagu-lagu daerah ataupun
hymne.
Pada komposisi bentuk lagu, pembagian struktur bentuk dasarnya disebut
bagian. Istilah bagian disini bukan merujuk pada jumlah instrumen ataupun
banyaknya vokal, tapi merujuk pada struktur bagian dasar yang membentuk lagu
tersebut. Pemberian kode (coding) untuk bagian bentuk lagu dapat berupa huruf
seperti bagian A, B, C, ataupun bagian I, bagian II, bagian III.
Penentuan banyaknya bagian pada bentuk lagu ditentukan oleh banyaknya
kalimat yang memiliki kontras. Kontras disini dapat berupa:
1. Kontras kalimat lagu (figur/motif, semi frase dan frase),
2. Kontras tonalitas (minor menjadi mayor, atau sebaliknya),
5. 48
3. Kontras kelompok ritmik
4. Kontras harmoni
Lagu nasional, lagu daerah, lagu anak dan lain sebagainya biasanya
menggunakan bentuk lagu. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa karya
instrumental juga menggunakan bentuk lagu. Bentuk lagu terbagi menjadi
beberapa macam:
1. Bentuk lagu satu bagian, merupakan bentuk lagu dengan satu kalimat saja1
.
Pada lagu satu bagian, merupakan satu bagian yang utuh yang terdiri dari koma
dan titik. Bentuk satu bagian ini dapat berdikari, mempunyai arti dalam dirinya
sendiri karena keutuhan bentuknya. Bentuk lagu satu bagian harus lebih „kaya‟,
lebih „padat‟. Contoh lagu Bagimu Negeri (struktur bentuk A(a a‟)) dan Kole-
kole (struktur bentuk A (a x).
Bagimu Negeri
Kusbini
Contoh Bentuk Lagu Satu Bagian, Bagimu Negeri
Coding:
a = pertanyaan kalimat A
x = jawaban kalimat A
b = pertanyaan kalimat B
y = jawaban kalimat B
b) Bentuk lagu dua bagian, merupakan bentuk lagu dengan dua kalimat/periode
berlainan. Secara umum bentuk ini merupakan bentuk yang paling banyak
digunakan dalam musik (lagu anak, lagu daerah, lagu pop, lagu instrumental
1
Prier, Karl-Edmund. 2015, Ilmu Bentuk Musik, Percetakan Rejeki Yogyakarta. P.5
Anteseden/kalimat tanya (a)
Konsekuen/kalimat jawab (a’)
6. 49
tarian. Contoh: Satu Nusa Satu Bangsa (A B), Ibu Kita Kartini (A A B). Dalam
menentukan bentuk lagu dua bagian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
kontras diantara 2 kalimat lagu, kontras motif/figur, kontras irama, kontras
tonalitas, kontras harmoni. Pada lagu dua bagian ini, antara kalimat pertama
dan kedua tidak harus sama panjang.
Satu Nusa Satu Bangsa
Contoh Bentuk Lagu Dua Bagian, Bagimu Negeri
Meskipun berbeda, sering terdapat pula unsur yang sama pada kalimat 1
maupun kalimat 2. Contoh dari Sabang Sampai Merauke (A (ax) B (by)).
Dalam susunan lagu ini, tidak terdapat pengulangan lagu yang sama, semua
kalimat berbeda satu samalain. Ternyata pada lagu dua bagian betapapun
sederhana dan pendeknya, tetap memuat kekayaan variasi yang beragam,
sehingga bentuk lagu dua bagian ini tidak terasa membosankan.
c) Bentuk lagu tiga bagian, merupakan bentuk lagu dengan tiga kalimat/periode
berlainan. Maka dari itu bentuk lagu tiga bagian memiliki jumlah bar yang
lebih banyak (24 atau 32 birama). Kontras pada lagu tiga bagian ini dapat
7. 50
berupa kontras motif/figur, kontras irama, kontras tonalitas, kontras harmoni.
Contoh: Bangun Pemudi Pemuda (A B C), Indonesia Raya (A A‟ B C C).
Di sisi lain, makin banyak ragam kalimat/variasi, maka bisa makin
mengaburkan tema utama. Tantangan pada lagu tiga bagian adalah pada kadens
yang digunakan, karena akan sangat membosankan apabila menggunakan
kadens ke tonika terus menerus. Solusi untuk pengolahan lagu tiga bagian
adalah, dapat menggunakan beberapa kemungkinan:
a) Modulasi, hampir salah satu kalimat pada lagu tiga bagian diakhiri dengan
modulasi.
b) Half Cadence, kadens imperfek dapat digunakan pada salahsatu kalimat
(umumnya pada kalimat kedua).
Dalam membuat karya musik bentuk lagu, terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan diantaranya:
a) Tentukan berapa banyak bagian (kontras) yang akan dibuat. Misal lagu satu
bagian maka lagu tersebut hanya memiliki bagian A. lagu dua bagian maka
terdapat kontras bagian A dan B, begitu pula dengan lagu tiga bagian yang
memiliki kontras bagian A, B dan C.
b) Buatlah figur/motif utama yang akan dimunculkan. Dari beberapa figur dapat
membentuk semi frase lalu dari beberapa semi frase terbentuklah frase.
c) Buatlah frase anteseden (tanya) dan konsekuen (jawab). Pada frase tanya
memiliki karakteristik kadens imperfek/half cadence seperti frase yang
diakhiri akor dominan (V) atau dapat pula diakhiri kadens interupsi/deceptive
(V-VI). Dengan penggunaan kadens tersebut, kalimat lagu seperti belum
terselesaikan, sehingga frase tanya tersebut membutuhkan resolusi berupa
frase jawab. Kalimat jawab pada umumnya diakhiri dengan kadens perfek
otentik (V-I). ataupun imperfek otentik (V-I6). Dengan menggunakan kadens
perfek kalimat tanya dapat teresolusi, sehingga terbentuklah periode/kalimat
lagu.
b. Penciptaan Karya Musik
Seni bukan sesuatu yang terpisahkan dari kehidupan manusia. Ia tumbuh
8. 51
dari masa ke masa seiring dengan kebiasaan, ketidakbiasaan, perasaan, pemikiran
dan pengalaman manusia. Karya seni sendiri merupakan wujud ekspresi kreatif
atau bentuk pengalaman dengan keterampilan melalui penggunaan media. Salah
satunya adalah karya seni musik yang secara esensial menggunakan media
bunyi/suara.
Banyak lagu-lagu yang diciptakan menjadi sangat populer dikarenakan
lagunya sederhana (easy listening). Dari hal tersebut dapat kita tangkap bahwa
prinsip “kesederhanaan”, tidak hanya dalam menjalani hidup, tapi juga dalam
menciptakan sebuah karya musik. Lagu-lagu yang menjadi hits dan populer
tersebut biasanya memiliki melodi dan akor sederhana, bentuk sederhana, lirik
sederhana, sehingga mudah sekali masyarakat untuk mengingat (bahkan hanya
dalam sekali mendengar).
Pada dasarnya setiap manusia telah memiliki kreativitas dalam dirinya
masing-masing. Mencipta lagu merupakan salah satu bentuk kreativitas dalam
bidang seni musik, dan setiap orang dapat melakukannya dengan baik. Namun
sebelum mulai untuk menciptakan sebuah lagu, alangkah baiknya jika kita
“mendengarkan” banyak referensi lagu. Karena jika kita mulai menciptakan lagu
tanpa mendengarkan lagu-lagu dari penyanyi ataupun musisi professional, itu
sama halnya dengan melukis suatu objek tanpa pernah sekalipun melihat
objeknya. Dengan mendengarkan dari berbagai macam genre musik, kita akan
mendapatkan ide, inspirasi, serta “pengalaman musikal” yang mampu
mengembangkan kemampuan personal dalam mencipta.
Menciptakan sebuah lagu memang bukan proses yang mudah, namun juga
bukan proses yang rumit, terlebih jika kita mengetahui langkah-langkah yang
dapat membantu kita untuk mencipta. Berikut ini terdapat 5 aspek dasar yang
harus diperhatikan dalam menulis/mencipta sebuah lagu:
1) Bentuk (Form)
Bentuk/Form merupakan aspek yang membahas mengenai struktur sebuah
lagu. Bentuk lagu yang baik sama halnya dengan desain musik yang baik.
Bentuk/form membantu agar pendengar mudah menerka alur lagunya. Tanpa
bentuk/form, musik akan menjadi tidak terarah, sehingga akan sulit dingat.
9. 52
2) Melodi
Aspek Melodi pada lagu sebaiknya mudah diterka (predictable) dan tidak
terlalu kompleks/rumit namun tetap menarik. Sehingga mampu memberi inspirasi
pada pendengar untuk ikut menghafal dan menyanyikan.
3) Harmoni
Harmoni dalam hal ini erat kaitannya dengan penggunaan akor dan
progresinya (perpindahan akor) pada lagu. Pada lagu anak biasanya akor yang
digunakan tidak kompleks, dan tidak lebih dari 5 macam akor. Hindari
penggunaan akor ataupun progresi akor yang tidak lazim pada lagu anak.
Sementara pada lagu yang diperuntukan untuk pendengar orang dewasa, bisa
dengan bebas dibuat, namun sebaiknya disesuaikan dengan porsi dari melodi
lagunya.
4) Ritme
Ritme ataupun irama dalam lagu sebaiknya memiliki pola sederhana yang
mudah dingat, gunakan ritme dan ketukan yang teratur. Pada lagu anak, Irama
yang berulang-ulang dapat dapat menstimulasi anak untuk bergerak dan menari.
5) Lirik
Selanjutnya, aspek terpenting dalam mencipta lagu adalah lirik. Dalam
membuat lirik sebaiknya ditentukan dari tema lagu yang dibuat. Secara tidak
terlihat, lirik juga mampu mempengaruhi emosi, lirik dapat membuat tertawa
riang atau bahkan terharu. Lirik yang baik untuk anak adalah lirik lagu memiliki
nilai edukasi, memuat nasihat- nasihat positif, mendidik, memotivasi dan
membangkitkan semangat. Gunakanlah bahasa sederhana yang mudah untuk
dimengerti oleh anak, dan hindari istilah-istilah yang tidak familiar bagi anak.
Hindari juga penggunaan kosakata yang terlalu banyak, karena bila terlalu banyak
kata sama halnya dengan terlalu banyak informasi yang disampaikan.
10. 53
Adapun untuk membuat sebuah lagu perlu mempelajari struktur lagu
dengan defenisinya. Berikut ini adalah elemen elemen yang membentuk struktur
(kerangka) dari sebuah lagu.
1) Intro, adalah awal dari sebuah lagu yang merupakan pengantar lagu
2) Verse, adalah pengantar sebuah lagu sebelum lagu masuk ke bagian Chorus,
bisa juga disebut bait.
3) Chorus, adalah inti pesan/inti cerita dari lagu. Chorus menggunakan pola
nada yang berbeda dan lebih nyaman daripada Verse, akor yang digunakan
pun berbeda dengan Verse.
4) Bridge, biasanya dipakai untuk menjembatani antara bagian-bagian lagu
5) Reffrein/Reff., hampir sama dengan Chorus. Bedanya Reff lebih sederhana
daripada Chorus, Reff yang bermakna pengulangan biasanya menggunakan
bagian lain dari lagu (biasanya Verse) untuk diulang di bagian ini. Inilah
yang seringkali tertukar, Reff dianggap Chorus dan demikian sebaliknya.
6) Interlude, merupakan bagian kosong pada lagu seperti layaknya Intro tapi
berada di tengah-tengah lagu. Interlude ini bagian yang menyambungkan
Verse dengan Verse atau Verse dengan Chorus. Bedanya dengan Intro
Tengah adalah dari nada yang digunakan. Tidak terdapat syair dalam
Interlude ini.
7) Modulasi, biasa juga disebut sebagai "Overtone", yang artinya adalah
perpindahan nada dasar dari suatu lagu. Jika anda pernah mendengarkan
Reff/Chorus suatu lagu dan tiba-tiba Reff tersebut menjadi lebih tinggi dari
sebelumnya, maka itulah yang disebut dengan Modulasi.
8) Ending, adalah bagian penutup dari sebuah lagu. Ending berfungsi agar lagu
berakhir lancar, smooth, dan tidak berhenti secara mendadak. Ending bisa
berupa bagian intro yang diulang, bisa juga berupa bagian akhir lagu yang
diulang-ulang dan berakhir fade out (suaranya perlahan mengecil dan
menghilang).
9) Coda. Coda disebut juga "ekor" merupakan bagian akhir lagu yang berisi
nada dan syair untuk menutup lagu. Berbeda dengan Bridge, Coda
11. 54
mengambil beberapa lirik dan nada yang sudah ada sebelumnya pada lagu
serta tidak berakhir Fade Out seperti pada Ending.
10) Outros, merupakan akhir dari lagu yang hanya berisi instrumen musik. Nada
yang digunakan berbeda dengan nada-nada sebelumnya, atau hanya
memodifikasi nada sebelumnya untuk mengakhiri lagu dengan lembut dan
tidak terkesan berhenti secara tiba-tiba atau janggal. (Gillete:1995-38-41
dengan penambahan)
Dengan menggabungkan segala aspek yang disebutkan diatas secara
proporsional, maka tentunya secara kreatif siapapun mampu membuat karya lagu
dengan baik. Jangan takut untuk mengedit atau bahkan mengganti ide dan
memulai ulang membuat rangkaian lagu baru. Trial and error sudah lazim
dilakukan dalam segala hal, terlebih jika kita belum pernah membuat lagu
sebelumnya. Nikmati setiap prosesnya, perbanyaklah mendengarkan referensi
lagu dari pencipta lagu profesional.
Pada dasarnya teori musik dapat digunakan sebagai sarana untuk membantu
menciptakan lagu secara terarah dan lebih terstruktur, namun teori tidak dapat
menentukan langkah apa yang dipilih, maka percayalah pada telinga dan
musikalitas kita sendiri. Jangan takut untuk memulai wahana baru dalam
bermusik, karena setiap lagu yang diciptakan memiliki energinya masing-masing,
dan kreativitas bergantung pada diri kita masing-masing pula.
c. Penyusunan Rancangan dan Pelaksanaan Pagelaran Musik
Seni pertunjukkan merupakan suatu bagian penting dalam masyarakat.
Pagelaran seni yang baik tentunya dapat dinikmati dan disukai masyarakat, serta
menumbuhkan kebanggaan bagi para pelaku seninya. Tata kelola/manajemen
seni merupakan salah satu unsur penting yang menunjang keberhasilan
pertunjukkan agar dapat berjalan dengan baik perlu:
1) Manajemen Pertunjukan
Manajemen yang baik akan membantu seni pertunjukkan untuk dapat
mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. Efektif artinya dapat menghasilkan
pagelaran karya seni yang berkualitas sesuai dengan keinginan dan harapan
12. 55
seniman atau penontonnya. Efisien berarti menggunakan sumberdaya secara
rasional dan hemat, sehingga tidak ada pemborosan ataupun penyimpangan. Pada
dasarnya manajemen adalah cara memanfaatkan input untuk menghasilkan karya
seni melalui suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian dengan memperhatikan situasi dan kondisi lingkungan.
Perencanaan merupakan titik awal proses tata kelola pagelaran musik.
Proses ini berkaitan dengan dasar penyusunan rancangan, pembagian tugas,
mengalokasikan dana, dan mengevaluasi kegiatan. Perencanaan adalah kegiatan
menentukan sasaran yang akan dicapai dan cara yang akan ditempuh. Contoh
rancangan sasaran dan kegiatan pagelaran musik.
Sasaran:
Melakukan pementasan musik 2 kali dalam setahun
Kegiatan:
(1) Mementukan repertoar dan aransemen musik
(2) Latihan
(3) Mencari tempat pentas
(4) Mencari dana
Menurut jangka waktunya, rencana dibedakan menjadi rencana/ rancangan
jangka panjang dan jangka pendek. Rencana jangka panjang merupakan rencana
kegiatan untuk kurun waktu lebih dari satu tahun. Rencana ini belum terperinci
atau bersifat garis besar. Rencana jangka panjang meliputi keseluruhan kegiatan
suatu organisasi. Rencana ini disebut dengan rencana strategik.
Rencana jangka pendek atau rencana operasional dapat terdiri dari rencana
kegiatan selama beberapa hari, seminggu, sebulan atau setahun. Rencana tersebut
biasanya terperinci dan meliputi kegiatan yang akan dilakukan, waktu, biaya,
tempat dan jadwal, dan penanggungjawab kegiatan. Perencanaan jangka pendek
ini disebut juga dengan perencanaan proyek. Umumnya untuk membuat suatu
pagelaran musik diperlukan rancangan/rencana jangka pendek. Adapun proses
yang dilakukan dalam perancangan adalah menentukan kegiatan-kegiatan yang
harus dilakukan, mengurutkan kegiatan, penjadwalan, dan integrasi kegiatan.
13. 56
2) Struktur Organisasi
Selain perencanaan, pengorganisasian juga perlu dilakukan untuk menjamin
bahwa kerja tim penyelenggara dapat dimanfaatkan dengan optimal. Hal ini
diwujudkan dalam bentuk struktur organisasi yang dilengkapi dengan uraian
pekerjaan yang berisi tugas dan wewenang setiap anggota organisasi. Selain itu
mekanisme kerja antar bagian organisasi juga perlu ditentukan. Adapun proses
pengorganisasian dilakukan dengan urutan sebagai berikut:
1. Merinci pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan untuk tercapainya suatu
penyelenggaraan pagelaran maupun sasaran organisasi
2. Mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan ke dalam unit-unit yang logis dan
wajar dapat dilakukan oleh satu orang atau sekelompok orang
3. Membagi tugas ke setiap anggota organisasi sesuai minat, bakat dan
kemampuan.
4. Menyusun mekanisme organisasi untuk mengkoordinasikan pekerjaan-
pekerjaan atau unit-unit kerja yang dibentuk
Berikut ini adalah contoh struktur organisasi musik/pagelaran musik
Skema Struktur Organisasi Musik/Pagelaran Musik
Kegiatan organisasi seni pertunjukkan musik sebagian besar bersifat proyek.
Sebuah kegiatan disebut proyek, apabila waktu dimulai dan berakhirnya kegiatan
Pimpinan
Direktur
Artistik
Bagian
Latihan
Bagian Tata
Suara dan
Panggung
Bagian
aransemen
dan komposisi
karya
Direktur
Administrasi
dan umum
Bagian
Marketing
dan
Ticketing
Bagian
keuangan
Bagian
umum dan
keanggotaan
14. 57
telah ditentukan. Agar dapat menjalankan proyek pagelaran musik dengan lebih
efektif dalam mencapai sasaran dan efisien dalam penggunaan sumber daya maka
perlu memperluas wawasan mengenai manajemen proyek seni pertunjukkan.
Pagelaran musik tentunya memiliki ciri umum yang sama dengan proyek
seni pertunjukan. Adapun cirinya adalah sebagai berikut:
1. Maksud dan tujuan tertentu, memiliki tema dan maksud khusus.
2. Kegiatan tertentu, biasanya dilakukan diluar kegiatan rutin.
3. Sumber daya tertentu, sumber daya berupa barang, bahan, orang, uang,
waktu, alat yang dapat didaya-gunakan menjadi produk/kegiatan/
pertunjukkan.
4. Biaya tertentu, pendanaan tersendiri, bahkan seringkali dicarikan dana secara
khusus.
5. Waktu tertentu, yaitu waktu yang dimulainya dan berakhirnya sudah
ditetapkan dan relatif pendek.
3) Rancangan Pergelaran Musik
Agar pagelaran musik dapat berjalan dengan baik dan sukses, maka perlu
dilakukan perencanaan serta persiapan proyek. Perencanaan yang baik harus dapat
dipahami oleh seluruh panitia/anggota, sistematis dan fleksibel terhadap
perubahan. Berikut adalah garis besar tahapan perencanaan pagelaran musik:
1. Perumusan maksud dan tujuan pagelaran musik
2. Perumusan sasaran pagelaran musik
3. Perumusan cakupan pagelaran musik
4. Struktur Uraian Kegiatan (SUK)
5. Urutan kegiatan
6. Penjadwalan kegiatan
7. Anggaran pagelaran musik
Berikut adalah contoh Struktur Uraian Kegiatan (SUK)
Rancangan Pagelaran Musik
Umum
1. Administrasi
15. 58
2. Penggalangan Dana
3. Pembukuan
4. Konsumsi
5. Perijinan
Produksi
1. Aransemen dan Komposisi Karya
(a) Repertoar karya musik
(b) Arranger
(c) Composer
2. Latihan
(a) Blocking/Seating
(b) Jadwal latihan
(c) Gladiresik
(d) Soundcheck
3. Tata Panggung
(a) Desain panggung
(b) Properti panggung
(c) Pengadaan soundsystem
(d) Lighting
4. Tata Rias dan Kostum
(a) Penentuan perias
(b) Penentuan kostum
5. Publikasi
(a) Desain publikasi
(b) Pencetakan
(c) Biro iklan
6. Pemasaran
(a) Desain tiket
(b) Penjualan tiket
(c) Undangan
Salah satu kegiatan dalam penyelenggaraan pertunjukkan yang sering
dilupakan adalah merencanakan pengendalian. Banyak proyek pagelaran menjadi
gagal/tidak sukses, karena pada pelaksanaannya tidak sesuai dengan rencana atau
mengalami banyak penyimpangan. Untuk itu diperlukan cara untuk
mengantisipasi penyimpangan-penyimpangan yang mungkin muncul. Langkah
tersebut adalah langkah pengendalian.
16. 59
Kunci keberhasilan pelaksanaan pagelaran adalah memastikan agar
pelaksanaan pagelaran terealisasi sesuai dengan rencana. Proses memastikan agar
pelaksanaan sesuai rencana disebut pengendalian. Pengendalian tidak hanya
berupa pengawasan, tidak sekedar pemantauan/monitoring, tidak sekedar
membuat laporan penyimpangan, tetapi juga melaksanakan tindakan koreksi atau
revisi agar realisasinya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Berikut
skema pengendalian pelaksanaan pagelaran.
Skema Pengendalian Pelaksanaan Pagelaran
Langkah awal dalam proses pengendalian adalah pemantauan (monitoring).
Pemantauan ini dilakukan pada realisasi/pelaksanaan pagelaran apakah ada
penyimpangan. Dikatakan penyimpangan karena tidak sesuai dengan
perencanaan/rancangan. Aspek yang perlu dipantau karena rentan penyimpangan
diantaranya: keuangan, waktu, sumber daya dan kualitas.
Identifikasi penyimpangan dilakukan untuk menentukan prioritas masalah
yang akan ditangani lebih dahulu. Prioritas dilakukan berdasarkan kemendesakan
(urgency), kegawatan (seriousness), dan perkembangan (trend) masalah. Apabila
terdapat lebih dari satu penyimpangan, perlu dilakukan pengelompokan
penyimpangan berdasarkan kelompok kegiatan.
Setiap penyimpangan pasti ada penyebabnya. Untuk mengetahui
penyebabnya perlu dilakukan analisis. Dalam hal ini diperlukan kemampuan
berpikir logis dan analitis. Jika penyebab sudah diketahui, maka langkah
selanjutnya adalah mengambil tindakan untuk mengatasi munculnya
penyimpangan. Dalam kondisi tertentu ide kreatif untuk mendapatkan tindakan
alternatif sangat diperlukan.
Rencana/Ran-
cangan Pagelaran
Musik
Revisi
Pengendalian
- Monitoring
- Identifikasi penyimpangan
- Analisis sebab
- Alternatif tindakan
Koreksi
Realisasi
Pelaksanaan
Pagelaran Musik
17. 60
e. Pelaksanaan dan Penilaian Pembelajaran Kreasi Musik
Pelaksanaan pembelajaran kreasi musik di sekolah dapat dilakukan melalui
berbagai aktivitas. Sebagai proses pengolahan terhadap unsur-unsur dasar musik
seperti ritme, melodi, dan harmoni wujudnya dapat berupa: (1) kegiatan berkreasi
ritmis; (2) kegiatan berkreasi melodis; dan (3) kegiatan berkreasi harmonis; dan
(4) kegiatan berkreasi gabungan (Utomo, 2017).
1) Kreasi Ritmis
Kegiatan berkreasi ritmis merupakan aktivitas pembelajaran yang dapat
dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk menciptakan
karya musik ritmis. Bentuknya bisa berupa kegiatan membuat kalimat ritmis, pola
iringan alat musik ritmis, dan mengaransemen ansambel alat musik ritmis.
Adapun peralatan yang digunakan dalam pembelajaran kreasi ritmis apabila
diaplikasikan bisa berupa alat musik ritmis yang sebenarnya seperti drum set,
kendang, senar drum, tenor drum, bas drum, dan lain-lain. Namun sebaliknya,
dalam konteks-konteks tertentu bisa pula menggunakan alat musik ritmis buatan
siswa atau benda-benda bukan alat musik yang bisa menghasilkan suara yang
bersifat ritmis.
2) Kreasi Melodis
Kegiatan berkreasi melodis merupakan aktivitas pembelajaran yang dapat
dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk menciptakan
rankaian-rangkaian melodi dengan menggunakan teknik-teknik yang mudah
dipahami oleh siswa. Karya melodis yang dibuat bisa berupa kalimat melodi satu
bagian dalam bentuk A (a, a‟) dan atau kalimat melodi satu bagian dalam bentuk
A (a, x). Selain dengan cara tersebut, kegiatan pembelajaran berkreasi ritmis bisa
dilakukan dengan cara membuat lagu sederhana.
3) Kreasi Harmonis
Kegiatan berkreasi harmonis merupakan aktivitas pembelajaran yang
dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba-
18. 61
coba menentukan pilihan chord yang dianggap cocok untuk mengiringi suatu
lagu. Pada awal kegiatan pembelajarannya bisa dimulai dengan menggunakan
chord-chord pokok seperti chord I, IV, dan V. Sedangkan pada tahap selanjutnya,
kegiatan berkreasi chord bisa dilakukan dengan menambahkan chord ii (minor),
iii (minor), dan vi (minor). Selain dengan kegiatan tersebut, kegiatan
pembelajaran kreasi harmonis bisa dilakukan dengan cara membuat pola iringan
alat musik harmoni.
4. Kreasi Gabungan
Kegiatan berkreasi gabugan merupakan aktivitas pembelajaran yang
dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengkomposisi dan atau mengaransemen musik. Sebagai bentuk kegiatan kreasi
gabungan, kedua kegiatan musikal tersebut melibatkan kemampuan siswa yang
terkait dengan masalah ritme, melodi, dan harmoni. Bahkan selain ketiga hal
tersebut, pengetahuan dan pemahaman tentang timbre (warna suara) yang
dihasilkan oleh alat musik, ekspresi yang terkait dengan masalah tempo dan
dinamik lagu, serta bentuk/struktur lagu juga menjadi hal yang tidak bisa
ditinggalkan. Meskipun demikian, kompleksitas yang ada dalam pembelajaran
kreasi gabungan ini bisa dihindari dengan cara menentukan materi-materi
sederhana serta penerapan prosedur-prosedur pembelajaran yang sesuai dengan
kemampuan, pengalaman, dan perkembangan siswa.
Dalam pembelajaran kreativitas, proses penilaiannya dilakukan dengan
teknik penilaian unjuk kerja. Oleh karena itu, observasi sistematis terhadap hasil
karya siswa merupakan strategi penilaian yang paling cocok. Langkah-langkah
yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan penilaian terhadap hasil kreativitas
siswa dalam mencipta lagu, adalah sebagai berikut:
1. Tentukan tujuan penilaian yang akan dilakukan. Dalam hal ini guru terlebih
dahulu menentukan tujuan dilakukannya penilaian. Dalam pembelajaran kreasi
musik, tentunya pengolahan materi musikal serta penggunaan teknik-teknik
komposisi akan menjadi objek penilaian.
19. 62
2. Tentukan indikator yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan penilaian. Dalam
tahap ini, guru harus menentukan indikator-indikator yang mengungkapkan
kemampuan siswa dalam membuat karya musik.
3. Menentukan skala pengukuran yang digunakan. Guru dapat memilih skala
pengukuran yang sesuai sebagai acuan dalam pemberian skor pada setiap
indikator yang telah ditentukan.
4. Susun rubrik dari masing-masing indicator. Pada tahap ini berdasarkan skala
pengukuran yang telah dipilih, guru menyusun rubrik penilaian yang
memberikan penjelasan pada setiap level skala penilaian yang telah dipilih.
5. Membuat tabel instrumen penilaian. Tabel dibuat disesuaikan dengan indikator
yang telah ditentukan, dengan memberikan kolom-kolom yang sesuai dengan
jumlah indikator dan skala penilaian yang digunakan. Apabila akan diberikan
bobot pada masing-masing indikator, dapat disesuaikan dengan tujuan
penilaiannya.
Dalam proses penilaian pembelajaran kreasi musik yang berbentuk lagu,
selain menekankan pada aspek teknik, unsur-unsur musik seperti bentuk, melodi,
harmoni, ritmik, dan syair dapat dijadikan sebagai indikator penilaian. Indikator-
indikator tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1) Indikator Bentuk (Form)
Pada indikator bentuk/form, aspek kreasi yang diperhatikan adalah
bagaimana frase dan kadens terbentuk, wadah bentuk lagu yang dipilih apakah
bentuk lagu satu bagian, dua bagian atau bentuk yang lainnya. Banyaknya bagian
lagu bukan penentu hasil penilaian yang baik, namun bagaimana siswa
mengolahnya itulah yang menjadi perspektif penilaian.
2) Indikator Melodi
Pada indikator melodi, penilaian diberikan atas dasar orisinalitas tema yang
disajikan. Orisinalitas disini menyangkut kemiripan dengan melodi lagu lain yang
sudah populer. Pada kreasi lagu, yang perlu diperhatikan juga adalah apakah
melodi mudah diterka (predictable) dan tidak terlalu kompleks/rumit namun tetap
menarik.