SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
Download to read offline
III-i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI III-i
PENDAHULUAN III-ii
URAIAN MATERI
1. Pengertian dan Lingkup Pekerjaan Utilitas Bangunan III-1
2. Jenis jenis Pekerjaan Utilitas III-1
2.1 Pekerjaan Mekanikal III-1
2.2. Pekerjaan Elektrikal III-7
2.3 Instalasi Plumbing III-20
2.3.1 Instalasi Air Bersih III-21
2.3.2 Instalasi Air Kotor dan Limbah III-28
2.3.3 Pekerjaan Instalasi air Kotor III-34
Rangkuman III- 40
III-ii
Pendahuluan
Bangunan gedung merupakan suatu sistem yang utuh meliputi komponen
struktur, arsitektur, mekanikal, elektrikal, dan plumbing yang semua komponen
tersebut saling terkait dan berfungsi sesuai peruntukannya untuk mewujudkan
suatu bangunan yang sesuai dengan perancangannya. Komponen-komponen sitem
yang ada pada bangunan gedung dirancang untuk memenuhi keinginan dan
kebutuhan owner sebagaimana fungsi bangunan yang akan dibangun. Pemenuhan
kebutuhan masing-masing komponen sistem dihitung berdasarkan standar
pemenuhan kebutuhan yang berorientasi kepada kekuatan, keindahan, biaya
konstruksi dan operasional bangunan yang optimal sehingga diperoleh
kenyamanan penggunaan bangunan tersebut. Komponen sistem mekanikal,
elektrikal, dan plumbing dirancang sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan
pengguna yang ada dalam gedung tersebut.
Capaian Pembelajaran
Mampu mengaplikasikan pembelajaran terkini, mengidentifikasi, dan
menganalisis pekerjaan Utilitas bangunan yaitu Mekanikal, Elektrikal, dan
Plumbing pada bangunanan gedung.
Sub Capaian Pembelajaran
1. Mampu menganalisis pekerjaan Mekanikal sebagai bagian dari sistem
bangunan gedung.
2. Mampu menganalisis pekerjaan Elektrikal sebagai bagian dari sistem
bangunan gedung.
3. Mampu menganalisis pekerjaan Plumbing sebagai bagian dari sistem
bangunan gedung.
II-3
URAIAN MATERI
1. Pengertian dan Lingkup Pekerjaan Utilitas Bangunan
Utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk
menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudahan
komunikasi, dan mobilitas pada bangunan (Tangoro: 2016). Perencanaan utilitas bangunan harus
dilakukan secara cermat dan komprehensif agar pemasangan instalasi dapat dilakukan secara
terpadu pada saat proses konstruksi.
Pemasangan instalasi utilitas harus memperhatikan kaidah-kaidah pelaksanaan yang
sudah ditulis dala Rencana Kerja dan Syarat-syarat (Spesifikasi Teknis) sehingga tidak
mengganggu pengguna atau merusak bagian-bagian gedung yang sudah terbangun.
2. Jenis-jenis Pekerjaan Utilitas
Pekerjaan utilitas secara garis besar dikelompokan menjadi tiga yaitu pekerjaan
mekanikal, elektrikal, dan plumbing. Pekerjaan mekanikal yang akan dibahas pada materi ini
adalah penyediaan sistem transportasi vertikal yaitu Elevator (lift) dan Eskalator. Pekerjaan
elektrikal yang akan dibahas mengenai instalasi penyediaan daya listrik bangunan dan sistem
penangkal petir. Pekerjaan plumbing meliputi pekerjaan instalasi air bersih dan instalasi sistem
pembuangan air kotor dan limbah.
2.1 Pekerjaan Mekanikal
Pekerjaan Mekanikal bangunan berkaitan dengan mesin atau alat yang menunjung
pekerjaan/kehidupan manusia agar lebih mudah. Adapun hal yang dibahas mengenai alat
transportasi vertikal yaitu Elevator (lift) dan Eskalator.
2.1.1 Elevator (Lift)
Secara umum jenis lift dilihat dari pemakaian muatan dapat digolongkan menjadi 3 (tiga)
kelompok, yaitu (1) Lift Penumpang (Passenger Elevator), (2) Lift Barang (Freight elevator),
dan (3) Lift Pelayan (Dumb Waiter), lift barang berukuran kecil. Secara teknis ketiga jenis lift-
lift tersebut tidak jauh berbeda prinsip. Perbedaannya terletak pada interior dan perlengkapan
operasi dari lift-lift tersebut. Juga pada sistem pengamanan operasi yang dipasang sebagian besar
sama, hanya pada dumb waiter sistem pengamanan operasi yang disediakan lebih sederhana.
II-4
Perbedaan tersebut akan semakin nyata apabila dibandingkan antara lift barang untuk
pabrik (besar) dengan lift penumpang yang dipergunakan di dalam gedung-gedung perkantoran.
Lift barang untuk pabrik (sesuai dengan kebutuhan) dilengkapi dengan pembuka pintu yang lebih
besar, baik dipasang dengan pembukaan secara horizontal (terdiri lebih dari dua pintu) maupun
yang dipasang dengan sistem pembukaan pintu vertikal (biasanya terdiri dari dua daun pintu atau
lebih)
Perbedaan lain juga dapat dilihat pada cara penulisan kapasitas muatannya. Kapasitas
digerakan pada COP (Car Operation Panel, Operation Panel Board) di dalam kereta biasanya
dinyatakan dalarn kilogram (kg) atau (Lb) untuk jenis lift barang, sedangkan untuk lift
penumpang sering dinyatakan dalam jumlah orang (persons) atau kombinasi keduanya. Akan
tetapi perbedaan tersebut akan menjadi semakin tipis apabila kita bandingkan lift penumpang dan
lift barang yang terpasang dalam gedung perkantoran. Hal tersebut disebabkan karena sebagian
besar lift barang yang terpasang di dalam gedung hunian dipersyaratkan juga untuk dapat
mengangkut penumpang atau orang.
Jenis Elevator / lift dilihat dari penggunaannya, adalah (1) Passenger Elevator, (2)
Observation Elevator (Panoramic Elevator, Lift Capsul), (3) Service Elevator (passenger-freight
elevator), dan (4) Fireman lift (lift Pemadam Kebakaran). Observation elevator adalah jenis lift
penumpang yang sebagian besar pada dindingnya atau pintunya dilengkapi dengan kaca.
Sehingga memungkinkan penumpangnya dapat melihat kearah luar. Lift jenis ini biasanya
dipasang pada pertokoan atau hotel yang memiliki pemandangan yang bagus.
2.1.2 Eskalator
Eskalator adalah salah satu transportasi vertikal berupa konveyor untuk mengangkut
orang, yang terdiri dari tangga terpisah yang dapat bergerak ke atas dan ke bawah mengikuti
jalur yang berupa rail atau rantai dengan penggerak motor. Eskalator jarak pendek tidaklah
praktis, elevator sering kita jumpai di pusat perbelanjaan, bandara, sistem transit, dan pusat
II-5
konveksi. Gambar dapat dilihat pada Gambar 1.6 dan Gambar 1.7.
(Gambar 3.1 a) (Gambar 3.1 b)
Gambar 3.1 Sistem Tangga Berjalan/Escalator
Sumber: it,depositphotos.com
Eskalator memiliki panjang yang disesuaikan dengan bangunan. Eskalator memiliki
kemiringan standar 30-35 derajat. Lebar eskalator untuk satu orang adalah 60 cm dan untuk 2
orang kurang lebih 100-120 cm. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih eskalator:
ketinggian lantai untuk memesankan dan mengukur seberapa eskalator tertumpu dan mencapai
ujung lantai atas, jumlah kapasitas perlu direncanakan karena mempengaruhi lebar eskalator,
konfigurasi pemasangan perlu dibuat menyilang untuk memepercepat arus penumpang dan
dibuat paralel untuk tempat pebelajaan seperti mall.
2.1.3 Instalasi Pengatur Suhu Ruang
Penguaturan suhu ruang adalah perlakuan terhadap udara untuk mengatur suhu,
kelembaban, kebersihan dan pendistribusiannya secara serentak guna mencapai kondisi nyaman
yang diperlukan oleh orang yang berada di dalam suatu ruangan. Atau dapat didefinisikan suatu
proses mendinginkan udara sehingga mencapai temperatur dan kelembaban yang ideal. Sistem
pengkondisian udara pada umumnya dibagi menjadi 2 golongan utama pengaturan untuk
kenyamanan dan pengaturan untuk industri.
Daerah di Indonesia kebanyakan kurang memberikan kenyamanan karenaudaranya panas
(23 -34o
C), kotor (berdebu, berasap) dan angin tidak menentu, khususnya pada bangunan tinggi
dimana angin mempunyai kecepatan tinggi. Karena keadaan alam yang demikian, maka
diperlukan suatu cara untuk mendapatkan kenyamanan dengan menggunakan alat pengatur udara
(air condition).
II-6
Prinsip AC yaitu memindahkan kalor dari satu tempat ke tempat yang lain. AC
sebagaipendingin memindahkan kalor dari dalam ke luar ruangan, AC sebagai
pemanas,memindahkan kalor dari sistem pemanas ke dalam ruangan (di negara beriklim kutub).
Refrigerant adalah zat pendingin yang berasal dari gas metan (CH4) yang hidrogennyadiganti
dengan Halogen Fluor atau Chloor, dalam bahasa perdagangan adalah Freon. Contoh ; reon : r c
oro mono uoro me an , an reon : c orodifluoro methan). Refrigerant Freon mempunyai sifat
dapat menguap pada tempratur biasa, tidak berbau dantidak beracun. Untuk refrigerant Industri
seterti pabrik es dan gudang pendingin, dipakai zat pendingin amoniak (NH3) yang berbau tetapi
lebih murah dari pada Freon.
Air Condisioner (AC) berfungsi sebagai pengatur suhu ruang sesuai dengan yang
dikehendaki, sehingga tercipta kondisi udarayang nyaman. Karena itu, AC memberikan fasilitas
bagi bangunan:a. Sebagai pengatur suhu - pendingin - pemanas b. Pengatur kelembabanc.
Memperlancar distribusi O2, agar mempunyai komposisi ideal bagi pernafasan. Tujuan
pengkondisian udara adalah untuk mendapatkan kenyamanan bagi penghuni yang berada di dalam
ruangan. Kondisi udara yang dirasakan nyaman oleh tubuh manusia adalah berkisar antara : Suhu
dan kelembaban : 200 C hingga 260 C, 45% hingga 55% Kecepatan udara : 0.25 m/s
Faktor Pengaruh Pada Rancangan AC a Primer
Kecepatan udara
Temperatur udara
Kelembaban udara
Rapat udara, yaitu udara yang dibutuhkan manusia berkisar: 30-50 m3/jam per-orang.
Pabrik (adaptasi) 80 m3/jam/orang
Sinar Matahari
Pengkondisian udara
Dengan sistem ini, pendinginan secara langsung dilakukan oleh refrigerant yang
diekspansikan melalui koil pendingin, sedangkan udara disirkulasikan dengan cara
menghembuskannya dengan menggunakan blower / fan melintasi koil pendingintersebut. Sistem
ini biasanya dipergunakan untuk beban pendinginan udara yang tidak Mesin AC jenis Direct
Expantion/ Ekspansi Langsung Siste m ekspansi langsung terlalu besar seperti keperluan ruangan
di
II-7
Sistem tidak langsung
Media yang dipakai adalah air es / chilled water dengan temperatur 5°C. Air es di
produksi dlm chiller, mesin pembuat air es yang menggunakan refrigerantsebagai zat pendingin.
Udara di serempetkan pada kumparan pipa di mana air es disirkulasikan, mesin pengolah udara/
Air Handling Unit (AHU) yang berisi;kumparan pipa (coil), blower dan filter udara. AHU dapat
ditempatkan di setiapan a a au sa u mayan - an a a au a an a ng a sanga uas, ma asatu lantai
dilayani 2 atau lebih AHU. Mesin AC Dibagi menurut cara kerjanya : Unit Refrigerant
Kompresi Uap :1. Sistem expansi langsung (direct expansion)
Penyegar udara paket- Penyegar udara ruangan ( AC Room Unit)
2.1.4 Instalasi Pencegah Kebakaran
Setiap bangunan yang didirikan pasti memiliki izin pembangunan dan sertifikasi keamanan.
Salah satu sertifikasi keamanan yang di perlukan yaitu tentang sistem proteksi kebakaran.
Suatu bangunan gedung memiliki potensi terjadinya kebakaran. Terlebih lagi jika
bangunan tersebut terbuat dari material yang mudah terbakar atau digunakan untuk menyimpan
bahan-bahan yang mudah terbakar. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.26/PRT/M/2008 tentang persyaratan sistem pengamanan kebakaran pada bangunan gedung
dan lingkungan dijelaskan bahwa: Pengelolaan sistem pencegahan kebakaran adalah upaya
mencegah terjadinya musibah kebakaran atau meluasnya area kebakaran ke ruangan lain, atau
upaya pencegahanya meluasnya kebakaran ke gedung atau bangunan lainnya.
Gedung perkantoran, apartemen, gedung kantor bahkan mall pasti mempunyai sistem
proteksi kebakaran tersediri. Manfaat utama sistem pemadam kebakaran adalah untuk
pencegahan serta perlindungan terhadap kebakaran. Mencegah kebakaran pada gedung dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu..fire system security dan secara maual.
Fire Sytem Security , langkah pertama adalah melengkapi bangunan dengan Fire Security
System seperti peralatan pemadam kebakaran yang lengkap yang dapat bekerja secara otomatis
seperti: Detector Api, Sprinkle, Alarm Asap, Sistem pemadam kebakaran secara manual seperti:
Fire Hydrant
Fire Extinguisher atau Alat Pemadam Api Fire Alarm Button Fire Axe
Rancangan Bangunan
II-8
Langkah kedua yang dapat dilakukan melalui sistem perancangan bangunan yaitu sistem
perlindungan terhadap kebakaran yang dilakukan melalui komponen bangunan dari segi
arsitektur dan struktur bangunan. Seperti: Logo Emergency Exit Emergency Exit Logo
Memisahkan jarak antara barang-barang yang mempunyai resiko kebakaran yang tinggi.
Memasang Fire Profing untuk struktur bangunan. Merancang Explotion-proof atau alat anti
peledak pada produk elektrik di daerah beresiko terbakar .
Membuat Emergency Exit yang dapat digunakan saat keadaan darurat.
Gedung haruslah diproteksi melalui penyediaan sarana dan prasarana proteksi kebakaran dan
kesiagaan maupun kesiapan pengelola, penghuni atau penyewa bangunan dalam mengantisipasi
dan mengatasi kebakaran. Kedua langkah tersebut harus telah direncanakan pada saat proses
desain atau rancangan bangunan pada saat awal pembangunan. Selain dari proteksi kebakaran,
biasanya gedun pun di tingkatkan keamanannya dengan sistem intergrasi CCTV dan Brankas
untuk memaksimalkan tingkat keamanan pada gedung itu sendiri
2.2 Pekerjaan Elektrikal
Pekerjaan elektrikal adalah penyediaan sistem dan sunber serta distribusi tenaga listrik
bangunan agar seluruh elemen bangunan dapat berfungsi secara optimal. Pekerjaan elektrikal
merencana peralatan elektronik apa saja yang diperlukan pada bangunan dan berapa besar daya
yang dibutuhkan. Adapun peralatan listrik yang dipakai seperti motor pada lift, mesin AC,
komputer, penerangan, mesin cuci, kulkas, seterika, dan sebagainya. Bangunan gedung, baik
untuk rumah tinggal, kantor, sekolahan yang dilengkapi sarana pendukung listrik dalam
membangun agar dapat berfungsi dan dihuni dengan baik, nyaman serta memenuhi keselamatan
memerlukan perencanaan gambar instalasi listrik yang cermat dengan mengacu pada aturan-
aturan yang ditetapkan dalam dunia teknik listrik yang ditetapkan dalam PUIL 2011.
Di Indonesia Standar instalasi listrik yang digunanakan sebagai pedomana adalah
Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). Dalam suatu perancangan, produk yang dihasilkan
adalah gambar dan Analisa. Gambar ini dapat berupa gambar sket, perspektif, proyeksi, denah
serta situasi. Gambar denah ruangan atau bangunan rumah (gedung) yang akan dipasang instalasi
digambar dengan menggunakan lambang-lambang (simbol-simbol) yang berlaku untuk instalasi
listrik. Ada beberapa jenis gambar yang harus dikerjakan dalam tahap perancangan suatu proyek
II-9
pemasangan instalasi listrik penerangan dan tenaga yang baku menurut PUIL 2000. Rancangan
instalasi listrik terdiri dari:
 Gambar situasi
Gambar situasi adalah gambar yang menunjukkan dengan jelas letak bangunan instalasi
tersebut akan dipasang dan rencana penyambungannya dengan jaringan listrik PLN.
 Gambar instalasi meliputi :
Rancangan tata letak yang menunjukkan dengan jelas tata letak perlengkapan listrik
beserta sarana pelayanannya (kendalinya), seperti titik lampu, saklar, kotak kontak, motor
listrik, panel hubung bagi dan lain-lain. Rancangan hubungan peralatan atau pesawat listrik
dengan pengendalinya. Gambar hubungan antara bagian-bagian dari rangkaian akhir, serta
pemberian tanda yang jelas mengenai setiap peralatan atau pesawat listrik.
 Gambar diagram garis tunggal yang tercantum dalam diagram garis tunggal ini meliputi:
(1) Diagram PHB lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran nominal
komponennya.
(2) Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang dan pembaginya.
(3) Ukuran dan besar penghantar yang dipakai.
(4) Sistem pembumiannya.
 Gambar detail meliputi;
(1) Perkiraan ukuran fisik dari panel.
(2) Cara pemasangan alat listrik.
(3) Cara pemasangan kabel.
(4) Cara kerja instalasi kontrolnya.
Selain gambar-gambar di atas, dalam merancang atau menggambar instalasi listrik
penerangan dan tenaga, juga dilengkapi dengan analisa data perhitungan teknis mengenai susut
tegangan, beban terpasang dan kebutuhan beban maksimum, arus hubung singkat dan daya
hubung singkat. Disamping itu masih juga dilengkapi juga dengan daftar kebutuhan bahan
instalasi, dan uraian teknis sebagai pelengkap yang meliputi penjelasan tentang cara pemasangan
II-10
peralatan/bahan, cara pengujian serta rencana waktu pelaksanaan, rencana anggaran biaya dan
lama waktu pengerjaan .
Gambar instalasi listrik memegang peranan yang sangat vital dan menentukan dalam suatu
perencanaan instalasi, karena hanya dengan bantuan gambar suatu pekerjaan pemasangan
instalasi dapat dilaksanakan. Untuk instalasi penerangan yang kecil dengan nilai daya pasang
450 VA, disebut instalasi listrik penerangan 1 phase, 1 group dengan pengaman arus (MCB) 2
Ampere. Pelayanan tenaga listrik dari tiang jaringan listrik ke pemakai (kwh + MCB) merupakan
tugas dari PLN sedangkan dari panel bagi (kotak sekering) sampai ke pemasangan titik nyala
(lampu dan kotak kontak) dan satu unit grounding (pentanahan) merupakan tugas Biro Teknik
Listrik (BTL). Penempatan Saklar dan Kotak Kontak Penempatan saklar dekat pintu dan mudah
dicapai oleh tangan, arah tuas (kutub) saklar harus sama baik saat di-on-kan maupun di-off-kan,
sedangkan pemasangan dan penempatan kotak kontak disesuaikan dengan beban yang akan
disambung. Tinggi penempatan saklar dan kotak kontak 150 cm di atas lantai.
2.2.1 Perhitungan kebutuhan daya pada sebuah bangunan
Daya Listrik = Tegangan x Arus atau Watt = Volt x Ampere. pada MCB listrik biasanya
tertulis 10A 220V, jadi Watt = 220 x 10 = 2200 VA. Jika semisal di sebuah bangunan memakai
semua peralatan listrik dan berjumlah 3000 watt, maka Daya listrik yang dibutuhkan rumah
tersebut bisa diketahui. Adapun cara menghitungkannya Arus = Watt/Volt = 3000/220 = 13,63A.
Jadi kita perlu MCB yang memiliki Daya lebih dari 13,63A. Adapun Panel jarngan listrik suatu
Gedung dapat dilihat pada Gambar 1.8.
II-11
Gambar 3.2 Panel Tipikal Pasokan Listrik
Sumber: simbg.pu.go.id
Pada Gambar 1.9 dipaparkan model sistem instalasi listrik satu phase.
II-12
Gambar 3.4
Gambar 3.5
2.2.2 Sistem Penangkal Petir
Penangkal petir adalah rangkaian jalur yang difungsikan sebagai jalan bagi petir menuju
ke permukaan bumi, tanpa merusak benda-benda yang dilewatinya. Ada 3 bagian utama pada
penangkal petir: Batang penangkal petir, Kawat konduktor, dan Tempat pembumian. Penangkal
petir berfungsi untuk menjaga keamanan bangunan dari sambaran petir. Penangkal petir harus
mampu melindungi penghuni dan juga bangunan dari sambaran petir. Ada beberapa jenis
II-13
penangkal petir seperti: penangkal petir sistem konvensional, penangkal petir sistem sangkar
faraday, dan sistem radioaktif ataupun semi radioaktif.
Penangkal petir sistem konvensional terdiri dari bagian batang ujung runcing yang ada di
atas atap, batang tersebut dihubungkan dengan tembaga ke batang elektroda yang di tanam di
tanah. Bak kontrol dibagian bawah elektroda sebagai pengetes dan pengontrol. Sistem
konvensional memiliki kelebihan murah dan kontruksi yang mudah. Kelemahan sistem
konvesional peralatan elektronik tidak terjaga dari medan magnet oleh petir. Penangkal petir
sistem sangkar faraday mirip dengan sistem konvensional tetapi batung yang ditaruh di atas atap
lebih banyak. Kelebihan sistem sangkar faraday adalah menjaga peralatan listrik di dalam rumah.
Kekurangan sistem Sangkar Faraday adalah mahal dan konstruksi yang sulit.
Penangkal petir sistem Radioaktif atau semi-radioaktif mirip dengan sistem
konvensional tetapi memiliki daya tangkap yang besar. Ujung batang penangkal petir diatas atap
ada zat radio aktif yang membuat jangkauan aperlindungan luas. Elektroda ditaruh pada tanah
yang berair (kolam).
Gambar. 3.6 Sistem Penangkal Petir Konvensional
II-14
Gambar 3.7 Model Pasangan Spit Penangkal Petir
Gambar 3.8 Penamgkal Petir Elektronic
Gambar 3.9 Prinsip Kerja Penangkal Petir
II-15
2.2.3 Jaringan komunikasi /PABX
Private Automatic Branch eXchange (PABX) adalah . sebuah sistem telepon yang biasa
disebut juga dengan switchboard yang digunakan sebagai sistem telepon internal di kantor atau
di hotel.
Sistem PABX memiliki beberapa/ banyak sambungan kabel yang mengarah pada
sebuah switchboard. Itulah sebabnya mengapa ada istilah "branch" dalam kepanjangan PABX,
karena "branch" atau cabang ini mengacu kepada banyaknya sambungan yang dihubungkan ke
PABX. Alat PABX merupakan teknologi yang canggih karena dapat digunakan sebagai telepon,
modem dan mesin fax, serta bisa digunakan sebagai alat komunikasi internal karyawan di kantor.
Cara kerja PABX adalah bahwa sesungguhnya perangkat ini merupakan modem yang
berfungsi sebagai control station pusat. Setiap kali ada telepon baru yang masuk, maka telepon
tersebut akan di-routing (diarahkan) melalui control station ini. Karena di dalam sistem PABX
tersebut telah dimasukan kode tertentu untuk masing-masing nomor telepon di kantor, atau untuk
masing-masing extension, maka telepon masuk tersebut akan diarahkan ke tujuan yang tepat
dengan menggunakan kode tersebut.
PABX juga dapat diprogram sehingga akan muncul greeting otomatis setiap kali ada
telepon masuk sebelum diarahkan ke tujuan yang bersangkutan. Untuk tujuan fungsi fax, Anda
dapat memprogram sambungan yang melalui control station tersebut menuju ke sebuah mesin
fax, atau bahkan ke berbagai nomor tujuan fax.
PABX modern bahkan dapat diprogram dengan sistem komputer untuk melacak setiap
telepon masuk dan telepon keluar. Sistem ini bahkan bisa diatur siapa saja yang boleh melakukan
hubungan telepon ke tujuan tertentu. PABX juga bisa digunakan untuk mengetahui penggunaan
telepon karyawan yang tidak semestinya.
PABX juga dapat digunakan sebagai Auto Attendant, yaitu fitur yang mengarahkan
penelepon masuk ke tujuan tertentu secara otomatis. Fitur ini terutama sangat cocok untuk bisnis
skala besar yang selalu menerima telepon masuk dalam jumlah besar setiap harinya. Anda juga
dapat melakukan conference call menggunakan PABX (http://www.indocommco.com/artikel/8-
apa-itu-pabx-dan-bagaimana-kerjanya.html)
2.2.4 Sistem Komunikasi Gedung
II-16
Salah satu utilitas bangunan gedung meodern saat ini adalah sitem intalasi komunikasi
terpadu gedung. Sistem perlengkapan bangunan ini keberadaanya diperlukan untuk
memperlancar dan meningkatkan kegiatan, keamanan serta fungsi bangunan. Salah satu fungsi
yang termasuk dalam sistem utilitas bangunan adalah sistem komunikasi bangunan. Sistem
komunikasi bangunan diciptakan untuk mengembangkan dan memberikan fasilitas serta kinerja
yang maksimal dan efisien, sehingga fungsi dari bangunan tersebut dapat tercapai. Desain
komunikasi bangunan yang dipakai di dalam suatu gedung mengikuti standar yang diberlakukan
sesuai aturan. Aturan yang dimaksud umumnya dikeluarkan oleh pemegang otoritas daerah
setempat, aturan nasional, standar internasional maupun sebagai kajian sains dan teknologi yang
belum dijadikan standar.
Pada umumnya jaringan instalasi sistem komunikasi dalam bangunan dibuat dalam
bentuk diagram satu garis (single line diagram), baik untuk jaringan kabel listrik, telepon, tata
suara, jaringan data, maupun sistem instalasi lainnya yang terkait dengan fungsi dari suatu
bangunan. Pada saat ini sudah banyak diterapkan sistem komunikasi banguna terpadu berbasis
internet mencakup sistem telephon, sistem keamanan gedung, sistem auio/video, sistem
informasi gedung, sistem otomasi bangunan, Wide Area network/Local area network
(WANN/LAN) menghubungkan dengan seluruh bagian yang ada didalam gedung tersebut.
2.2.5 Bahan Instalasi Listrik
Bahan instalasi listrik yang utama adalah kabel listrik yang terbuat dari tembaga sebagai
penghantar yang dibungkus dengan PVC. Jenis kabel yang digunakan harus memnuhi standar
yang telah dikeluarkan oleh SNI dan tercantum dalam PUIL 2011. Adapun jenis kabel listrik
biasanya digunakan ada 5 jenis yaitu:
(1) Kabel NGA, Merupakan kabel tunggal yang bahan isolatornya terbuat dari karet yang
dilapisi oleh kain. Digunakan pada instalasi listrik pada tempat yang terlindung.
(2) Kabel NYA, merupakan kabel tunggal yang bahan isolatornya terbuat dari PVC.
Digunakan pada instalasi listrik pada tempat yang terlindung. NYA merupakan
penggati dari NGA.
II-17
Gambar 3.10 Kabel NYA
(3) Kabel NYM, merupakan kabel tunggal yang bahan isolatornya terbuat dari PVC yang
digabung dalam satu lkemasan terdiri dari beberapa kabel NYA yang dilapisi karet dan
lapisan luarnya dilapisi PVC. Kabel jenis NYA dapat digunakan pada tempat terlindung dan
ditanam dalam dinding atau beton.
(4) Kabel NYY, merupakan kabel tunggal yang bahan isolatornya PVC yang digabung dalam
satu kemasan terdiri dari beberapa kabel NYA. Dilapisi karet dan dilapisi PVC. Kemudian
bagian terluar dilapisiai lagi dengan bahan yang tahan terhadap oxygen. Dengan demikian
kabel NYY bisa digunakan untuk daerah terlindung, ditanam di dalam dindng/beton,
ditanam dalam tanah dan bahkan juga di tempat terbuka.
(5) Kabel Snur (NYAF) , merupakan kabel serabut terdiri dari beberapa kabel tipsi dan hasil
dibungkus dengan bahan PVC yang lentur digunakan untuk menghubungkan alat listrik
portable dengan sumber listrik.
(6) Selain itu juga terdapat kabel BC yang dibuat khusu untuk instalasi penangkal petir dan
arde/gronding.
II-18
Gambar 3.11 Kabel NYM
Gambar 3.12 Kabel NYY
II-19
Gambar 3.13 Kabel Snur/NYAF
Gambar 3.14 Kabel BC (untuk Arde/Grounding)
II-20
Komponen instalasi listrik yang yang lain selain kabel sebagai penghantar juga harus
memnuhi standar PLN sebagaimana juga disebutkan dalam PUIL 2011 antara lain.
 APP dari PLN (kWH Meter)
APP (Alat Pengukur dan Pembatas) biasa disebut juga dengan meteran PLN (kWH
meter). Alat ini berfungsi sebagai tempat penyambungan kabel dari tiang listrik ke instalasi
dalam rumah. Selain itu, APP berfungsi sebagai pengukur daya listrik (kWH meter) yang
digunakan disebuah rumah, dan sebagai pembatas/pemutus arus saat arus listrik di rumah
tersebut berlebihan. Pemutus arus ini berupa MCB (Mini Circuit Breaker) atau sekring. APP
manyalurkan listrik menuju ke PHB (Perlengkapan Hubung Bagi) atau disebut box MCB.
 PHB (Box MCB)
PHB berfungsi untuk menerima energi listrik dari APP, mendistribusikan dan mengontrol
penyalurannya melalui sirkuit cabang ke PHB cabang (misalnya pada rumah bertingkat) atau dari
PHB langsung melalui sirkuit akhir ke beban, seperti stop kontak, lampu dan peralatan listrik
lainnya.
Di dalam PHB terdapat alat pengaman berupa MCB atau pengaman lebur (sekring) dengan
ukuran tertentu. Selain itu, di dalam PHB juga terdapat perlengkapan lainnya seperti kabel
pembumian dan terminal kabel. Alat pengaman berfungsi untuk memutus arus saat terjadi beban
listrik berlebih dan terjadi hubung pendek (korsleting). Alat pengaman merupakan bagian dari
PHB (box MCB).
 Elektrode Pembumian (Arde)
Pembumian adalah penyaluran hubungan ke bumi jika terdapat kebocoran instalasi atau
arus listrik, karena bumi merupakan penetral arus listrik yang besar. Menurut PUIL
2000,elektrode pembumian adalah bagian konduktif atau kelompok bagian konduktif yang
membuat kontak langsung dan memberikan hubungan listrik dengan bumi. Elektrode
pembumian dibuat dari bahan tembaga atau baja yang digalvanisasi (dilapisi tembaga). Alat ini
digunakan untuk melindungi keselamatan pemilik instalasi dan peralatan/ perlengkapan listrik
agar terhindar dari kerusakan. Prinsip instalasi elektrode pembumian sama dengan instalasi
penangkal petir, terutama pada bagian penyalur sampai ke elektrode tanah. Resistasi elektrode
II-21
harus dapat diukur. Alat yang digunakan untuk mengukur resistansi elektrode pembumian adalah
Earth Tester.
2.3 Pekerjaan Plumbing
Pemipaan atau plumbing, merupakan bagian dari sistem utilitas bangunan yang harus ada
dalam bangunan gedung. Plumbing salah satu fungsinya untuk menyediakan kebutuhan air
bersih sesuai dengan kebutuhannya operasionalnya. Penggunaan air bersih untuk keperluan
mandi, cuci. masak, dan fungsi lainnya. Penyediaan air bersih dalam suatu bangunan gedung
merupakan kebutuhan pokok, maka sistem plumbing yang ada di bangunan tersebut harus
direncanakan dengan baik sejak awal tahap konstruksi. Hasil rancangan intalasi tersebut harus
dituangkan dalam bentuk gambar perencanaan instalasi plumbing.
Instalasi pipa pada bangunan tinggi digunakan untuk mengalirkan air bersih (panas dan
dingin) dan air kotor (hujan atau limbah). Instalasi plumbing yang lebih dalam lagi sebagai
saluran gas, pipa ventilasi, dan pipa saluran oksigen. Pipa yang umumnya dipakai adalah pipa
besi yang dilapisi galvanis, pipa PVC, atau pipa tembaga. Pipa sebagai pencegaha atau
penanggulangan kebakaran adalah pipa khusus yang bisa menahan tekanan tertentu.
Jaringan pipa diatur menurut arah vertikal seperti riser, down feed, atau stand pipe. Pipa
bisa ditempatkan dalam shaft (ruang tersendiri) untuk memudahkan kontrol dan perawatan.
Instalasi kearah horisontal dipasang dibawah plat lantai di atas plafond, Pada gedung-gedung
publik intalasi air bersih dan air kotor atas dipasang menggantung di pelat lantai dilangit-langit,
Gambar pipa yang berda di shaft dapat dilihat pada Gambar 3.15
II-22
2.3.1 Instalasi Air Bersih
Suatu bangunan gedung dapat digunakan operasional sesuai fungsinya jika di dalam
gedung tersebut disediakan air bersih dalam jumlah yang cukup dan disalurkan melalui sistem
jaringan instalasi yang baik kepada semua titik-titik bangunan yang membutuhkan. Penyediaan
air bersih dan instalasi penyalurannya merupakan kebutuhan dasar pengguna gedung.
Perencanaan pembangunan instalasi air bersih dari sumber air melalui komponen penyalur dan
penyambungnya ke bak–bak penampungan air maupun kran-kran yang berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan pengguna dalam kehidupan sehari-hari. Instalasi air bersih harus
direncanakan dengan benar agar distribusi air dalam gedung berjalan lancar dan efisien. Jika
tidak direncanakan dengan baik (berkelok kelok dan bercabang banyak), distribusi air bersih
akan terganggu. Pemipaan atau dalam bahasa Inggris disebut plumbing, merupakan sistem yang
salah satu fungsinya untuk menyediakan kebutuhan air bersih. Namun kadang – kadang, sistem
ini tidak berjalan semestinya sehingga penyediaan air yang dibutuhkan untuk kegiatan
operasional gedung menjadi terganggu. Oleh karenanya, sistem instalasi air bersih harus
direncanakan sejak awal dan dituangkan dalam bentuk gambar perencanaan instalasi.
(https://yogoz.wordpress.com/tag/instalasi-air-bersih/ diakses tanggal 18 April 2018)
Gambar 3.15 Pipa pada Shaft
Sumber: simbg.pu.go.id
II-23
 Sumber Air
Rangkaian instalasi air bersih di dalam rumah, atau biasa disebut instalasi pipa sekunder,
umumnya menggunakan pipa ukuran 0,5 inci. Namun ukuran instalasi pipa primer (dari sumber
air ke instalasi dalam rumah) berbeda bergantung pada sumber airnya.
Beberapa jenis sumber air yang digunakan untuk sumber air diantaranya sebagai berikut.
(1) Air Perusahaan Air Minum (PAM) langsung dihubungkan ke instalasi pipa di dalam
gedung rumah, maka pipa primernya menggunakan pipa berukuran sama dengan instalasi
pipa sekunder, yaitu ukuran 0,5 inci.
(2) Air PAM ditampung dalam bak penampung kemudian didistribusikan ke instalasi pipa di
rumah menggunakan pompa atau bak penampung ditempatkan pada ketinggian (tower) + 3
mm maka pipa dari meteran PAM ke tower air menggunakan pipa ukuran 0,5 inci.
Sedangkan dari tower air ke instalasi di rumah menggunakan pipa utama (primer) ukuran 1
inci selanjutnya ke pipa skunder menggunakan pipa ½ inci.
(3) Air tanah melakukan pengeboran dalam tanah hingga diperoleh air bersih yang cukup.
Kedalam mata air bersih setiap daerah a berbeda. mulai dari 2,00 sd 30,00 m. Pengambilan
air dilakukan dengan alat pompa/jet pump, dialirkan langsung ke instalasi pemipaan di
rumah/gedung. Instalasi pipa dari pompa ke instalasi di rumah menggunakan pipa yang
berukuran sama dengan besar penampang pipa keluaran (outtake) di pompa.
(4) Air tanah, yang diperoleh melalui pengeboran ditampung dalam tandon air (Tower) yang
ditaruh di bawah atau diketinggian tertentu. Dari Tower didistribusikan ke sistem
pemipaan di rumah/gedung. Pipa dari pompa ke tower air menggunakan ukuran yang
sama dengan pipa keluar (outtake) dari pompa. Sedangkan dari tower air ke instalasi pipa
di rumah menggunakan pipa inci 1 inci.
 Model Instalasi Air
Secara umum, ada dua model instalasi pipa air bersih di dalam rumah/gedung yaitu
sistem tertutup dan sistem terbuka. Pemipaan sistem tertutup maksudnya ujung pipa yang
II-24
terakhir (hilir) disambungkan kembali ke ujung awal pipa (hulu). Sistem seperti ini bisa juga
disebut jaringan pemipaan memutar (loop). Sedangkan sistern terbuka adalah kedua ujung pipa
(hilir dan hulu) tidak menyambung.
Keuntungan sistem tertutup ini adalah pada setiap titik keluaran air (out-take) memiliki
tekanan yang sama. Sebaliknya pada sistem intalasi terbuka pipa pada bagian ujung akan
memiliki tekanan yang lebih rendah. Namun, instalasi pemipaan sistem tertutup membutuhkan
jumlah pipa lebih besar dibanding pemipaan sistem terbuka. Konsekuensinya, pemipaan sistem
tertutup membutuhkan biaya lebih besar dibanding sistem terbuka.
 Kedudukan Pipa Instalasi Air
Sebagai sebuah sistem bangunan, instalasi pemipaan air bersih juga membutuhkan biaya
yang tidak sedikit. Besar kecilnya biaya dipengaruhi oleh model instalasi (tertutup atau terbuka),
kedudukan/letak instalasi pipa (ditanam dalam tanah atau di atas tanah), dan ukuran pipa yang
digunakan, dan jenis pipa yang dipilih.
Instalasi pipa sekunder pada bangunan gedung untuk penyediaan air bersih bisa
diletakkan di dalam tanah atau di atas tanah. Masing masing model instalasi mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Instalasi di atas tanah biasanya ada pada plafon bangunan ataupun
tertanam dalam lantai atau dinding bangunan. Pemasangan instalasi plumbing di atas plafond
dikarenakan mudah pemasangan dan perawatannya. Deteksi kebocoran pipa lebih cepat
diketahui sehingga perbaikannya tidak sesulit instalasi pipa di dalam tanah. Pada bangunan dua
lantai, instalasi air bersih kebanyakan diletakkan di atas plafon.
Pada prinsipnya instalasi pipa air bersih merupakan sarana untuk mengalirkan air dalam
sistem plumbing. Kemampuan pipa untuk mengalirkan air sangat tergantung dengan kuatnya
tekanan air yang melaluinya. semakin kuat tekanan, aliran air dalam pipa juga semakin keras.
Tekanan air yang disyaratkan dalam instalasi plumbing dalam bangunan gedung adala 2 Bar
pada setiap titik kran air. Untuk menjaga tekanan air dalam instalasi plumbing stabil, dapat
menggunakan tower ataupun pompa boster (pendorong).
 Jenis dan Ukuran Pipa
II-25
Jenis material pipa yang dipakai pada instalasi plumbing antara lain: pipa baja logam yang
dilapisi galvanized (galvanized iron/GI) sering disebut (Galvanized Iron Pipe/GPI) dan pipa Poli
Vinyl Clorida (PVC), dan Pipa PVC Tahan Panas (Polyethylene Of Raised Temperature
Resistance/PRTR), pipa stainless, Pipa tembaga, dan High Density Pholiethilen/ HDPE)
Pemilihan jenis maupun ketebalan didasarkan pada jenis dan karakteristik material cair yang
dibawa. Bahan PVC merupakan terobosan inovatif yang hebat dan sangat menghematkan
konsumen. Selain itu, PVC merupakan material yang tidak berkarat dan lebih mudah perawatan
maupun perbaikannya jika terjadi kerusakan. Sedangkan kelemahan pipa PVC adalah rawan
bocor apabila sistem pengelemannya kurang rapi. Pipa GIP maupn PVC tidak dianjurkan untuk
Instalasi air panas atau Gas karena lapisan galvanized akan terkelupas dan menyebabkan buntu.
Ukuran pipa untuk instalasi air bersih mencakup besarnya pipa (diameter) dan ketebalan
pipa. Ukuran yang tersedia dipasar dipaparkan pada Tabel 1.
Tabel 1 Spesifikasi Pipa Air Bersih
Jenis Pipa Panjang Ukuran Diameter (Ɵ) Ketebalan
Galvanized Iron
Pipe
6 m ½ “ ¾”; 1”; 1 ½ ”; 2”; 2 ½”; 3”; 4”, 6”;
8”; 10”
Medium A
Medium B
Non-Medium
Poli Vinyl Clorida
(PVC)
4 M ½ “ ¾”; 1”; 1 ½ ”; 2”; 2 ½”; 3”; 4”, 6”;
8”; 10”
AW
C
D
Pipa Tahan Panas
(Polyethylene Of
Raised
Temperature
Resistance) PRTR
4M ½ “ ¾”; 1”; 1 ½ ”; 2”; 2 ½”; 3”; 4”, 6”;
8”; 10”
Tahan 2600
C
High Density
Polythylene
(HDPE)
4M ½ “ ¾”; 1”; 1 ½ ”; 2”; 2 ½”; 3”; 4”, 6”;
8”; 10”
Tahan 2600
C
CPVC ½ “ ¾”; 1”; 1 ½ ”; 2”; 2 ½”; 3”; 4”, 6”;
8”; 10”
Tahan 900
C
II-26
Gambar 3.16 Pipa Galvanis
Gambar 3.17 Pipa Tembaga
Contoh Rancangan sederhana instalasi air bershih rumah.
Gambar 3.18 Rencana Instalasi Air Bersih
Langkah-langkah dalam merencanakan dan melaksanakan intalasi air bersih rumah tangga
dilakukan langkah-lenakah berikut.
II-27
(1) Menghitung kebutuhan pipa instalasi (PVC atau PPR) dan jenis sambungan yang dibutuhkan.
Misalnya bahan yang digunakan adalah PVC maka dapat dihitung kebutuhan bahan sebagai
berikut:
(1) Pipa PVC 2m sebanyak 5 potong.
(2) Pipa PVC 5m sebanyak 1 potong.
(3) Pipa PVC 4m sebanyak 1 potong.
(4) Pipa PVC 3m sebanyak 1 potong.
(5) Pipa PVC 1,5m sebanyak 2 potong.
(6) Kran sebanyak 5 buah.
(7) Sambungan knee sebanyak 6 buah.
(8) Sambungan tee sebanyak 4 buah.
(9) Sambungan sok drat dalam sebanyak 5 buah sesuai jumlah kran.
(2) Potong pipa PVC ke dalam aneka ukuran yang dibutuhkan.
Gambar 3.19 Pemotongan Pipa PVC
(3) Rakitlah tahap demi tahap semua pipa yang telah dipotong sesuai ukuran, sesuai rancangan
pada gambar kemudian letakkan pada daerah yang sudah ditentukan.
(4) Pasanglah saluran pipa air bersih yang pertama adalah pipa penyalur air dari tandon (PDAM
/ Air Sumur) ke spot air bersih pada ruang sisi luar bangunan.
(5) Setelah Pipa dari tendon terpasang dilanjutkan pemasangan pipa penyalur / pendistribusi
agar dapat menyalurkan air bersih ke setiap titik diruangan yang perlu di salurkan air bersih
II-28
(6) Jika perakitan di pasang dibawah tanah maka harus dilakukan penggalian menggunakan
cangkul atau sekop untuk instalasi pipa terlebih dahulu, dan jika instalasi diletakkan didalam
dinding maka dilakukan pembongkaran dinding terlebih dahulu.
(7) Untuk menyambung pipa dengan sambungan pipa, caranya oleskan lem pipa pada ujung
pipa yang akan dimasukkan pada sambungan, lalu masukkan dalam sambungan pipa.
Demikian seterusnya untuk semua sambungan.
(8) Untuk sambungan kran air, gunakan sambungan sok drat dalam. Karena kran yang kita
pakai drat-nya ada di luar. dengan melilit dengan TBA pada dratnya, kemudian baru
dipasangi kran. Agar jika membutuhkan penggantian kran di masa yang akan datang, kita
tinggal menggantinya saja tanpa harus memotong pipa.
(9) Setelah pengisntalan selesai coba salurkan air untuk mengecek jikalau terjadi kebocoran air
pada pipa yang sudah di instal.
(10) Setelah pipa selesai dipasang jika dilakukan penginstalan didalam tanah maka
dilakukakan penutupan kembali dengan tanah ataupun dicor dan diberi penutup lantai, jika
didalam tembok maka di tutup kembali dengan dicor menggunakan beton.
2.3.2 Instalasi Air Kotor dan Limbah
Aktifitas kehidupan manusia menghasilkan limbah domestik yang jika tidak dikelola
dengan benar akan memberikan dampak yang merugikan bagi manusia itu sendiri dan
lingkungannya. Limbah domestik aktifitas kehidup mencakup air buangan kamar mandi dan
toilet, dapur, tempat cuci dan air hujan. Air dari toilet WC dan KM teramsuk kelompok black
wate water tidak boleh langsung dibuang ke saluran umum namun harus dimasukkan dalam
septictank lebih dulu sehingga terjadi proses penguraian limbah padatnya. Air buangan dari
tempat cuci dan dapur meskipun tidak mengandung fecal tetapi banyak mengandung minyak
dan lemak sehingga juga perlu diproses dalam bak-bak penampung lemak/minyak sebelum
dialirkan ke saluran umum. Limbah air hujan merupakan air yang relatif bersih (gray water)
sehingga boleh dilangsung dibuang dalam saluran. Namun demikian dalam upaya melestarikan
kondisi air tanah air hujan dianjurkan untuk dimasukkan dalam sumur peresapan.
Sesuai dengan fungsinya beberapa gedung dapat menghasilkan limbah domestik yang
memiliki karakteritik khusus kandungan misalnya Rumah sakit, laboratorium, industri, dan
II-29
sebagainya. Limbah-limbah dari aktivitas khusus tersebut harus melalui proses pengolahan
sebelum akhirnya dialirkan kesaluran umum.
Dari uraian di atas daipata dikatakan bahwa air kotor yang berasal dari gedung/bangunan
perlu diatur sesdimian rupa sehingga tetap memenuhi kriteria kekuatan, kenyamanan, keamanan,
dan kemudahan akses (Permenpu PR No .. 2008 tentang Kehandalan Bangunan ). Tinggi
memiliki jaringan yang rumit karena perlu ada pipa vannnya. Pipa air kotor pada bangunan
tinggi digambarkan isometri agar mudah dibaca. Adapun contoh dapat dilihat pada Gambar 1.13.
Pipa Ventilasi biasanya digambarkan tersendiri, dapat dilihat pada Gambar 1.14.
Gambar 3.20 Sistem Pemasokan Air
Sumber: simbg.pu.go.id
II-30
Gambar 3.21 Model Pemipaan Air Kotor
Gambar 3.21 Pompa Air Bangunan Tinggi
Sumber: simbg.pu.go.id
II-31
Gambar 3.22 Pipa Ventilasi
Sumber: simbg.pu.go.id
Air dari tempat cuci dan dapur sebelum dibuang ke riol kota atau pengolahan
(septictank) harus diliwatkan bak kontrol penangkap lemak. Gambar dapat dilihat pada Gambar
1.15 dan Gambar 1.16.
Gambar 3.23 Bak Kontrol Perankap limbah lemak/organik
II-32
Sumber: simbg.pu.go.id
Gambar 3.24. Konstruksi Perangkap Lemak
Sumber:
Pengolahan limbah terdiri dari dua proses utama yaitu proses mekanik (penyaringan,
pemisahan, pengendapan) dan proses biologi/kimia (bakteri yang aktif menggunakan O2 atau
mengggunkan asam oksidasi untuk menetralkan, seperti aiirasi dengan molekul O2, actived
sludge process, pemusnahan kuman, dan atau menggunakan kaporit). Adapun pengolahan
limbah dapat dilihat ada Gambar 1.17.
II-33
Gambar 3. 25 Penampang Septic Tank dan Pipa Resapan
Gambar 3.26 Proses Pengolahan Limbah
Sumber: simbg.pu.go.id
II-34
2.3.3 Pekerjaan Instalasi Air Kotor
Sistem pembuangan air kotor adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal
dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan yang mengandung fecal (kotoran manusia) dari alat
plambing lainnya (black water).
Sistem pembuangan air bekas adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal
dari bathtub, wastafel, sink dapur dan lainnya (grey water). Untuk suatu daerah yang tidak
tersedia riol umum yang dapat menampung air bekas, maka dapat di gabungkan ke instalasi air
kotor terlebih dahulu.
Sistem pembuangan air hujan sistem pembuangan air hujan harus merupakan system
terpisah dari system pembuangan air kotor maupun air bekas, karena bila di campurkan sering
terjadi penyumbatan pada saluran dan air hujan akan mengalir balik masuk ke alat plambing
yang terendah.
Sistem air buangan khusus sistem pembuangan air yang mengandung gas, racun, lemak, limbah
pabrik, limbah rumah sakit, pemotongan hewan dan lainnya yang bersifat khusus.
Gambar 3.27. Model Instalasi Air Kotor
 Faktor Penunjang Perencanaan Instalasi Air Kotor
 Cara Pengaliran Pembuangan Air Kotor
Sistem pembuangan air kotor gedung biasanya menggunakan Sistem Gravitasi.
Pembuangan sistem grafitasi iini air buangan mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat
II-35
yang lebih rendah secara gravitasi ke saluran umum yang letaknya lebih rendah. Jika saluran
umum letaknya lebih tinggi dari dari letak a;at plambing maka digunakan sistem tekanan. Pada
sistem ini air buangan di kumpulkan terlebih dahulu dalam suatu bak penampungan, kemudian
di pompakan keluar ke riool umum. Sistem ini mahal, tetapi biasa di gunakan pada bangunan
yang mempunyai alat – alat plambing di basement pada bangunan tinggi / bertingkat banyak.
Gambar 3.28. Skema Sistem Pembuangan Air Kotor Sistem Grafitasi
 Bagian-bagian Sistem Pembuangan
Bagian bagian dari sistem pembuangan terdiri dari
II-36
(1) Alat– alat plambing yang di gunakan untuk pembuangan seperti bathtub, wastafel, bak–bak
cuci piring, cuci pakaian, kloset, urinal, bidet, dsb.
(2) Pipa–pipa saluran pembuangan dan asesorisnya.
(3) Pipa ventilasi.
(4) Perangkap dan penangkap ( interceptor ).
(5) Bak penampung dan tangki septic.
(6) Pompa pembuangan.
 Pipa Perangkap Pembuangan
Instalasi pembuangan gedung harus dilengkapi dengan sistem perangkap yang menyatu
dengan sitem pemipaan atau terpisah dengan pi-pipanya. Sistem perangkap dimaksudkan untuk
menangkap lemak, minyak, sisa-sisa limbah organik maupun perangkap bau.
Gambar 3.29 Sistem Perangkap Limbah Organik
II-37
Gambar 3.30 Sistem Perangkap Bau Menyatu dengan Pipa Plumbing
Pipa – pipa yang berfungsi sebagai pipa pembuangan harus memiliki ukuran pipa yang sama
atau lebih besar dengan ukuran lubang keluar pipa perangkap alat plambing dan untuk mencegah
efek sifon pada air yang ada dalam perangkap. Jarak tegak dari ambang puncak perangkap
sampai pipa mendatar di bawahnya tidak lebih dari 60 cm.
 Persyaratan Pipa Perangkap
II-38
1. Penangkap lemak/minyak yang sesuai harus dipasang sedekat mungkin dengan alat
plambing yang di layaninya, dengan maksud agar pipa pembuangan yang mungkin
mengalami gangguan sependek mungkin.
2. Konstruksinya harus mudah dibersihkan, dilengkapi dengan tutup yang mudah dibuka dan
letak dari penangkap dalam ruang sedemikian rupa sehingga sampah dari penangkap
mudah dibuang keluar ruang.
3. Konstruksi penangkap harus mampu secara efektif memisahkan.
 Tangki Septic dan Resapan
Tangki septic (Septic Tank ) adalah bak penampungan air kotor/limbah yang berasal
dari aktifitas manusia dari KM/WC gedung. Peresapan adalah suatu sistem merembeskan
buangan dari septictank yang tidak terjangkau oleh riool umum/kota. Prinsip kerja dari tangki
septik adalah mengolah dan memisahkan antara air dengan kotoran dengan cara pengendapan.
Pengolahan dilakukan secara alami oleh bakteri anaerobic yang merubah kotoran baku
menjadi lumpur. Air hasil pemisahan (70% lebih bersih) dialirkan keluar secara gravitasi dan
diresapkan ketanah, sedangkan hasil endapan (Lumpur) harus dibuang secara berkala dengan
bantuan layanan mobil tangki air kotor pemerintah setempat. Dengan demikian tangki septic
biasanya terletak diluar bangungan (mudah dicapai mobil tangki) dan tidak ada peralatan pompa
yang dipasangkan.
 Langkah Kerja Instalasi Air Kotor
(1) Buatlah gambar sederhana rancangan instalasi air kotor rumah.
(2) Hitunglah kebutuhan pipa PVC dan jenis sambungan yang dibutuhkan.
(3) Potong pipa PVC ke dalam aneka ukuran yang dibutuhkan.
II-39
(4) Pasang alat alat plambing disetiap tempat yang telah ditentukan seperti bathtub, kloset,
urinal, dan bidet dikamar mandi, kemudian bak cuci dapur, bak cuci pakaian di tempat
cuci pakaian, dan juga wastafel di tempat tempat yang telah ditentukan
(5) Pasang sambungan keluar alat plambing untuk penyaluran air kotor ke ambang
perangkap sesuai dengan alat plambing masing-masing berbeda alat plambing maka
berbeda juga jenis yang digunakan.
(6) Rakitlah tahap demi tahap semua pipa pembuangan dan pipa ven yang telah dipotong
sesuai ukuran, sesuai rancangan pada gambar kemudian letakkan pada daerah yang
sudah ditentukan,
(7) Jika perakitan di pasang dibawah tanah maka harus dilakukan penggalian
menggunakan cangkul atau sekop untuk instalasi pipa terlebih dahulu, dan jika
instalasi diletakkan didalam dinding maka dilakukan pembongkaran dinding terlebih
dahulu.
(8) Untuk menyambung pipa dengan sambungan pipa, caranya oleskan lem pipa pada
ujung pipa yang akan dimasukkan pada sambungan, lalu masukkan dalam sambungan
pipa. Setelah pipa pipa selesai disambung pasang ke system pembuangan kemudian
dipasangkan ke sumur resapan / tangki septictank.
(9) Setelah sudah dipasang pada septcitank selanjutnya di pasang pipa menuju kotak
distribusi yang disalurkan ke pipa resapan atau menggunakan sumur resapan dari
beton prefabrikasi untuk di buang.
(10) Setelah pipa dan alat alat terpasang jika dilakukan penginstalan di dalam tanah maka
dilakukan penutupan kembali dengan tanah ataupun dicor dan diberi penutup lantai,
jika di dalam tembok maka di tutup kembali dengan dicor menggunakan beton dan
jangan lupa sebelumnya dipastikan tidak ada kebocoran pipa atau sambungannya.
Rangkuman
1. Setiap bangunan gedung harus dilengkapai dengan utilitas pendukung agar bangunan
dapat berfungsi secara optimal sesuai kebutuhan pengguna Gedung.
2. Utilitas Gedung mencakup Mekanikal, Elektrikal dan Plambing.
II-40
3. Instalasi Mekanikal terdiri dari elevator (lift) untuk bangunan yang memiliki ketinggian >
4 lantai, Eskalator (tangga berjalan) diperlukan untuk gedung-gedung publik dan sangat
luas, Instalasi pengatur suhu (Air Condisioner), dan Instalasi pencegah/pemadam
Kebakaran.
4. Instalasi Listrik mencakup penyediaan sumber tenaga, instalasi pencahayaan penerangan
buatan, instalasi Komunikasi, Instalasi jaringan Teknologi Informasi Terpadu untuk
Gedung.
5. Instalasi Plambing mencakup Instalasi penyediaan air bersih, dan inastalasi pembuangan
air kotor dan limbah Gedung.
Sumber Bacaan
1. Anonim. 2018. Sistem Utilitas Bangunan. (online), (https://docplayerinfo/) diakses 26
September 2019
2. Sumardjito. 2010. Utilitas Bangunan. UNY (online), (https://staff.uny.ac.id/) diakses 25
September 2019
3. Tongoro. 2016. Utilitas Bangunan. (online), (https://academia.edu/) diakses 25 September
2019
4. Spesifikasi Utilitas Bangunan Gedung. PUPR (online). (http:// simbg.pu.go.id ), diakses
19 September 2019
5. https://www.ilmutekniksipil.com/utilitas-gedung/klasifikasi-sistem-pembuangan-air-kotor
6. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2011. http://djk.esdm.go.id/pdf/
Buku%20PUIL/Buku%20PUIL.pdf
7. http://engineeringbuilding.blogspot.com/2011/06/lift-pada-gedung-bertingkat.html

More Related Content

What's hot

Konsep rancangan struktur & konstruksi
Konsep rancangan struktur & konstruksiKonsep rancangan struktur & konstruksi
Konsep rancangan struktur & konstruksiNana Roy
 
Sistem Air Panas - Plambing dan Pencegahan Kebakaran
Sistem Air Panas - Plambing dan Pencegahan KebakaranSistem Air Panas - Plambing dan Pencegahan Kebakaran
Sistem Air Panas - Plambing dan Pencegahan KebakaranSenia Firlania
 
Modul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan Konstruksi
Modul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan KonstruksiModul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan Konstruksi
Modul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan KonstruksiPPGHybrid1
 
ME 2. Sistem Utilitas Listrik Gedung.pdf
ME 2. Sistem Utilitas Listrik Gedung.pdfME 2. Sistem Utilitas Listrik Gedung.pdf
ME 2. Sistem Utilitas Listrik Gedung.pdfHarriPurnomo2
 
Sistem plumbing gedung bertingkat
Sistem plumbing gedung bertingkatSistem plumbing gedung bertingkat
Sistem plumbing gedung bertingkatEva Nadya
 
Perencanaan teknis bangunan gedung ppt
Perencanaan teknis bangunan gedung pptPerencanaan teknis bangunan gedung ppt
Perencanaan teknis bangunan gedung pptHarun Ariesto Wijaya
 
Data arsitek jilid 1
Data arsitek  jilid 1Data arsitek  jilid 1
Data arsitek jilid 1romend08
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1infosanitasi
 
Data arsitek jilid 2
Data arsitek jilid 2Data arsitek jilid 2
Data arsitek jilid 2romend08
 
Perencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe B
Perencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe BPerencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe B
Perencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe BMuhammad Zulfikar
 
Tahap Konstruksi SPAL - Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
Tahap Konstruksi SPAL - Pekerjaan Mekanikal dan ElektrikalTahap Konstruksi SPAL - Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
Tahap Konstruksi SPAL - Pekerjaan Mekanikal dan ElektrikalJoy Irman
 
Teknik Bangunan Bentang Lebar
Teknik Bangunan Bentang LebarTeknik Bangunan Bentang Lebar
Teknik Bangunan Bentang LebarBarley Prima
 
Konsep perancangan-rumah-tinggal-profesi-dokter-gigi
Konsep perancangan-rumah-tinggal-profesi-dokter-gigiKonsep perancangan-rumah-tinggal-profesi-dokter-gigi
Konsep perancangan-rumah-tinggal-profesi-dokter-gigiayziffyrappe
 
Struktur bangunan-bertingkat
Struktur bangunan-bertingkatStruktur bangunan-bertingkat
Struktur bangunan-bertingkatVersa Apriana
 
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...caturprasetyo11tgb1
 
Tata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainaseTata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainaseinfosanitasi
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...Joy Irman
 

What's hot (20)

Konsep rancangan struktur & konstruksi
Konsep rancangan struktur & konstruksiKonsep rancangan struktur & konstruksi
Konsep rancangan struktur & konstruksi
 
Core dan Shaft
Core dan ShaftCore dan Shaft
Core dan Shaft
 
Sistem Air Panas - Plambing dan Pencegahan Kebakaran
Sistem Air Panas - Plambing dan Pencegahan KebakaranSistem Air Panas - Plambing dan Pencegahan Kebakaran
Sistem Air Panas - Plambing dan Pencegahan Kebakaran
 
Modul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan Konstruksi
Modul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan KonstruksiModul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan Konstruksi
Modul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan Konstruksi
 
ME 2. Sistem Utilitas Listrik Gedung.pdf
ME 2. Sistem Utilitas Listrik Gedung.pdfME 2. Sistem Utilitas Listrik Gedung.pdf
ME 2. Sistem Utilitas Listrik Gedung.pdf
 
Makalah Struktur Bentang Lebar
Makalah Struktur Bentang LebarMakalah Struktur Bentang Lebar
Makalah Struktur Bentang Lebar
 
Sistem plumbing gedung bertingkat
Sistem plumbing gedung bertingkatSistem plumbing gedung bertingkat
Sistem plumbing gedung bertingkat
 
Perencanaan teknis bangunan gedung ppt
Perencanaan teknis bangunan gedung pptPerencanaan teknis bangunan gedung ppt
Perencanaan teknis bangunan gedung ppt
 
Data arsitek jilid 1
Data arsitek  jilid 1Data arsitek  jilid 1
Data arsitek jilid 1
 
Konstruksi Plafond
Konstruksi PlafondKonstruksi Plafond
Konstruksi Plafond
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
 
Data arsitek jilid 2
Data arsitek jilid 2Data arsitek jilid 2
Data arsitek jilid 2
 
Perencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe B
Perencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe BPerencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe B
Perencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe B
 
Tahap Konstruksi SPAL - Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
Tahap Konstruksi SPAL - Pekerjaan Mekanikal dan ElektrikalTahap Konstruksi SPAL - Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
Tahap Konstruksi SPAL - Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
 
Teknik Bangunan Bentang Lebar
Teknik Bangunan Bentang LebarTeknik Bangunan Bentang Lebar
Teknik Bangunan Bentang Lebar
 
Konsep perancangan-rumah-tinggal-profesi-dokter-gigi
Konsep perancangan-rumah-tinggal-profesi-dokter-gigiKonsep perancangan-rumah-tinggal-profesi-dokter-gigi
Konsep perancangan-rumah-tinggal-profesi-dokter-gigi
 
Struktur bangunan-bertingkat
Struktur bangunan-bertingkatStruktur bangunan-bertingkat
Struktur bangunan-bertingkat
 
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...
 
Tata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainaseTata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainase
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...
 

Similar to UTILITAS BANGUNAN

04_-sistem-tata-udara-AC-Pada-bangunan-Gedung-2015.pdf
04_-sistem-tata-udara-AC-Pada-bangunan-Gedung-2015.pdf04_-sistem-tata-udara-AC-Pada-bangunan-Gedung-2015.pdf
04_-sistem-tata-udara-AC-Pada-bangunan-Gedung-2015.pdfBuyungRizqiMaharani
 
Aplikasi motor listrik pada elevator
Aplikasi motor listrik pada elevatorAplikasi motor listrik pada elevator
Aplikasi motor listrik pada elevatorsuparman unkhair
 
SISTEM TRANSPORTASI PADA BANGUNAN.pdf
SISTEM TRANSPORTASI PADA BANGUNAN.pdfSISTEM TRANSPORTASI PADA BANGUNAN.pdf
SISTEM TRANSPORTASI PADA BANGUNAN.pdfkreatifteknik
 
Bab 4 peyamn uadara
Bab 4 peyamn uadaraBab 4 peyamn uadara
Bab 4 peyamn uadaraPudin Mahari
 
Sistem pneumatik
Sistem pneumatikSistem pneumatik
Sistem pneumatikArya Shandy
 
117-Article Text-149-1-10-20140704-1.pdf
117-Article Text-149-1-10-20140704-1.pdf117-Article Text-149-1-10-20140704-1.pdf
117-Article Text-149-1-10-20140704-1.pdfTyandraWahyudi
 
Sistem pneumatik n' hidrolik
Sistem pneumatik n' hidrolikSistem pneumatik n' hidrolik
Sistem pneumatik n' hidrolikIndo Permana
 
Sistem pneumatik n' hidrolik
Sistem pneumatik n' hidrolikSistem pneumatik n' hidrolik
Sistem pneumatik n' hidrolikIrwan Dony
 
01. drilling rig sistem tenaga power system ok
01. drilling rig sistem tenaga  power system ok01. drilling rig sistem tenaga  power system ok
01. drilling rig sistem tenaga power system okrusihan
 
hubungan-utilitas-dengan-struktur_compress.pdf
hubungan-utilitas-dengan-struktur_compress.pdfhubungan-utilitas-dengan-struktur_compress.pdf
hubungan-utilitas-dengan-struktur_compress.pdfashariarsitek
 
23. aspek utilitas pada rancangan denah -9 nop21.pdf
23. aspek utilitas pada rancangan denah -9 nop21.pdf23. aspek utilitas pada rancangan denah -9 nop21.pdf
23. aspek utilitas pada rancangan denah -9 nop21.pdfTitoHaripradiantoSTM
 
NOTA AIR CONDITIONING MECHANICAL VENTILATION DIRECT DIGITAL CONTROL (DDC)
NOTA AIR CONDITIONING MECHANICAL VENTILATION DIRECT DIGITAL CONTROL (DDC)NOTA AIR CONDITIONING MECHANICAL VENTILATION DIRECT DIGITAL CONTROL (DDC)
NOTA AIR CONDITIONING MECHANICAL VENTILATION DIRECT DIGITAL CONTROL (DDC)g22234363
 
sistempneumatiknhidrolik-141024223821-conversion-gate02.pdf
sistempneumatiknhidrolik-141024223821-conversion-gate02.pdfsistempneumatiknhidrolik-141024223821-conversion-gate02.pdf
sistempneumatiknhidrolik-141024223821-conversion-gate02.pdfTriHutagalung2
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluanrizky putra
 
PPT_ FISIKA S123_AC.pptx
PPT_ FISIKA S123_AC.pptxPPT_ FISIKA S123_AC.pptx
PPT_ FISIKA S123_AC.pptxChemistryChanel
 

Similar to UTILITAS BANGUNAN (20)

mekanikal.pptx
mekanikal.pptxmekanikal.pptx
mekanikal.pptx
 
04_-sistem-tata-udara-AC-Pada-bangunan-Gedung-2015.pdf
04_-sistem-tata-udara-AC-Pada-bangunan-Gedung-2015.pdf04_-sistem-tata-udara-AC-Pada-bangunan-Gedung-2015.pdf
04_-sistem-tata-udara-AC-Pada-bangunan-Gedung-2015.pdf
 
Aplikasi motor listrik pada elevator
Aplikasi motor listrik pada elevatorAplikasi motor listrik pada elevator
Aplikasi motor listrik pada elevator
 
L2 f004511 mta
L2 f004511 mtaL2 f004511 mta
L2 f004511 mta
 
Makalah enginering
Makalah engineringMakalah enginering
Makalah enginering
 
SISTEM TRANSPORTASI PADA BANGUNAN.pdf
SISTEM TRANSPORTASI PADA BANGUNAN.pdfSISTEM TRANSPORTASI PADA BANGUNAN.pdf
SISTEM TRANSPORTASI PADA BANGUNAN.pdf
 
UTILITAS BANGUNAN_
UTILITAS  BANGUNAN_UTILITAS  BANGUNAN_
UTILITAS BANGUNAN_
 
Bab 4 peyamn uadara
Bab 4 peyamn uadaraBab 4 peyamn uadara
Bab 4 peyamn uadara
 
Sistem pneumatik
Sistem pneumatikSistem pneumatik
Sistem pneumatik
 
117-Article Text-149-1-10-20140704-1.pdf
117-Article Text-149-1-10-20140704-1.pdf117-Article Text-149-1-10-20140704-1.pdf
117-Article Text-149-1-10-20140704-1.pdf
 
Sistem pneumatik n' hidrolik
Sistem pneumatik n' hidrolikSistem pneumatik n' hidrolik
Sistem pneumatik n' hidrolik
 
Sistem pneumatik n' hidrolik
Sistem pneumatik n' hidrolikSistem pneumatik n' hidrolik
Sistem pneumatik n' hidrolik
 
01. drilling rig sistem tenaga power system ok
01. drilling rig sistem tenaga  power system ok01. drilling rig sistem tenaga  power system ok
01. drilling rig sistem tenaga power system ok
 
hubungan-utilitas-dengan-struktur_compress.pdf
hubungan-utilitas-dengan-struktur_compress.pdfhubungan-utilitas-dengan-struktur_compress.pdf
hubungan-utilitas-dengan-struktur_compress.pdf
 
23. aspek utilitas pada rancangan denah -9 nop21.pdf
23. aspek utilitas pada rancangan denah -9 nop21.pdf23. aspek utilitas pada rancangan denah -9 nop21.pdf
23. aspek utilitas pada rancangan denah -9 nop21.pdf
 
NOTA AIR CONDITIONING MECHANICAL VENTILATION DIRECT DIGITAL CONTROL (DDC)
NOTA AIR CONDITIONING MECHANICAL VENTILATION DIRECT DIGITAL CONTROL (DDC)NOTA AIR CONDITIONING MECHANICAL VENTILATION DIRECT DIGITAL CONTROL (DDC)
NOTA AIR CONDITIONING MECHANICAL VENTILATION DIRECT DIGITAL CONTROL (DDC)
 
sistempneumatiknhidrolik-141024223821-conversion-gate02.pdf
sistempneumatiknhidrolik-141024223821-conversion-gate02.pdfsistempneumatiknhidrolik-141024223821-conversion-gate02.pdf
sistempneumatiknhidrolik-141024223821-conversion-gate02.pdf
 
Artikel Fungsi AC
Artikel Fungsi ACArtikel Fungsi AC
Artikel Fungsi AC
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluan
 
PPT_ FISIKA S123_AC.pptx
PPT_ FISIKA S123_AC.pptxPPT_ FISIKA S123_AC.pptx
PPT_ FISIKA S123_AC.pptx
 

More from PPGHybrid1

Kelompok 6 anuitas lain
Kelompok 6 anuitas lainKelompok 6 anuitas lain
Kelompok 6 anuitas lainPPGHybrid1
 
PPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
PPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan DrainasePPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
PPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan DrainasePPGHybrid1
 
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama IrigasiModul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama IrigasiPPGHybrid1
 
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam PertanianPPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam PertanianPPGHybrid1
 
PPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
PPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak TertentuPPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
PPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak TertentuPPGHybrid1
 
PPT TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
PPT TKP M2KB3 - Mekanika BahanPPT TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
PPT TKP M2KB3 - Mekanika BahanPPGHybrid1
 
PPT TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu
PPT TKP M2KB2 - Struktur Statis TertentuPPT TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu
PPT TKP M2KB2 - Struktur Statis TertentuPPGHybrid1
 
PPT TKP M2KB1 - Struktur dan Pembebanan
PPT TKP M2KB1 - Struktur dan PembebananPPT TKP M2KB1 - Struktur dan Pembebanan
PPT TKP M2KB1 - Struktur dan PembebananPPGHybrid1
 
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAANPPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAANPPGHybrid1
 
PPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
PPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTURPPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
PPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTURPPGHybrid1
 
PPT TKP M1-KB1 PONDASI
PPT TKP M1-KB1 PONDASIPPT TKP M1-KB1 PONDASI
PPT TKP M1-KB1 PONDASIPPGHybrid1
 
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek KonstruksiModul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek KonstruksiPPGHybrid1
 
Modul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Modul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan PekerjaanModul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Modul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan PekerjaanPPGHybrid1
 
Modul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Modul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan KerjaModul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Modul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan KerjaPPGHybrid1
 
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIRMODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIRPPGHybrid1
 
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATANMODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATANPPGHybrid1
 
MODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNG
MODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNGMODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNG
MODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNGPPGHybrid1
 
Modul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan JembatanModul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan JembatanPPGHybrid1
 
Modul TKP M4KB3 - Dasar - dasar Jembatan
Modul TKP M4KB3 - Dasar - dasar JembatanModul TKP M4KB3 - Dasar - dasar Jembatan
Modul TKP M4KB3 - Dasar - dasar JembatanPPGHybrid1
 
Modul TKP M4KB2 - Perkeras Jalan
Modul TKP M4KB2 - Perkeras JalanModul TKP M4KB2 - Perkeras Jalan
Modul TKP M4KB2 - Perkeras JalanPPGHybrid1
 

More from PPGHybrid1 (20)

Kelompok 6 anuitas lain
Kelompok 6 anuitas lainKelompok 6 anuitas lain
Kelompok 6 anuitas lain
 
PPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
PPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan DrainasePPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
PPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
 
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama IrigasiModul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
 
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam PertanianPPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
 
PPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
PPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak TertentuPPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
PPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
 
PPT TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
PPT TKP M2KB3 - Mekanika BahanPPT TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
PPT TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
 
PPT TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu
PPT TKP M2KB2 - Struktur Statis TertentuPPT TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu
PPT TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu
 
PPT TKP M2KB1 - Struktur dan Pembebanan
PPT TKP M2KB1 - Struktur dan PembebananPPT TKP M2KB1 - Struktur dan Pembebanan
PPT TKP M2KB1 - Struktur dan Pembebanan
 
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAANPPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
 
PPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
PPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTURPPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
PPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
 
PPT TKP M1-KB1 PONDASI
PPT TKP M1-KB1 PONDASIPPT TKP M1-KB1 PONDASI
PPT TKP M1-KB1 PONDASI
 
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek KonstruksiModul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
 
Modul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Modul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan PekerjaanModul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Modul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan Pekerjaan
 
Modul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Modul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan KerjaModul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Modul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIRMODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
 
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATANMODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
 
MODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNG
MODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNGMODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNG
MODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNG
 
Modul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan JembatanModul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
 
Modul TKP M4KB3 - Dasar - dasar Jembatan
Modul TKP M4KB3 - Dasar - dasar JembatanModul TKP M4KB3 - Dasar - dasar Jembatan
Modul TKP M4KB3 - Dasar - dasar Jembatan
 
Modul TKP M4KB2 - Perkeras Jalan
Modul TKP M4KB2 - Perkeras JalanModul TKP M4KB2 - Perkeras Jalan
Modul TKP M4KB2 - Perkeras Jalan
 

Recently uploaded

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 

Recently uploaded (20)

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 

UTILITAS BANGUNAN

  • 1. III-i DAFTAR ISI DAFTAR ISI III-i PENDAHULUAN III-ii URAIAN MATERI 1. Pengertian dan Lingkup Pekerjaan Utilitas Bangunan III-1 2. Jenis jenis Pekerjaan Utilitas III-1 2.1 Pekerjaan Mekanikal III-1 2.2. Pekerjaan Elektrikal III-7 2.3 Instalasi Plumbing III-20 2.3.1 Instalasi Air Bersih III-21 2.3.2 Instalasi Air Kotor dan Limbah III-28 2.3.3 Pekerjaan Instalasi air Kotor III-34 Rangkuman III- 40
  • 2. III-ii Pendahuluan Bangunan gedung merupakan suatu sistem yang utuh meliputi komponen struktur, arsitektur, mekanikal, elektrikal, dan plumbing yang semua komponen tersebut saling terkait dan berfungsi sesuai peruntukannya untuk mewujudkan suatu bangunan yang sesuai dengan perancangannya. Komponen-komponen sitem yang ada pada bangunan gedung dirancang untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan owner sebagaimana fungsi bangunan yang akan dibangun. Pemenuhan kebutuhan masing-masing komponen sistem dihitung berdasarkan standar pemenuhan kebutuhan yang berorientasi kepada kekuatan, keindahan, biaya konstruksi dan operasional bangunan yang optimal sehingga diperoleh kenyamanan penggunaan bangunan tersebut. Komponen sistem mekanikal, elektrikal, dan plumbing dirancang sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang ada dalam gedung tersebut. Capaian Pembelajaran Mampu mengaplikasikan pembelajaran terkini, mengidentifikasi, dan menganalisis pekerjaan Utilitas bangunan yaitu Mekanikal, Elektrikal, dan Plumbing pada bangunanan gedung. Sub Capaian Pembelajaran 1. Mampu menganalisis pekerjaan Mekanikal sebagai bagian dari sistem bangunan gedung. 2. Mampu menganalisis pekerjaan Elektrikal sebagai bagian dari sistem bangunan gedung. 3. Mampu menganalisis pekerjaan Plumbing sebagai bagian dari sistem bangunan gedung.
  • 3. II-3 URAIAN MATERI 1. Pengertian dan Lingkup Pekerjaan Utilitas Bangunan Utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudahan komunikasi, dan mobilitas pada bangunan (Tangoro: 2016). Perencanaan utilitas bangunan harus dilakukan secara cermat dan komprehensif agar pemasangan instalasi dapat dilakukan secara terpadu pada saat proses konstruksi. Pemasangan instalasi utilitas harus memperhatikan kaidah-kaidah pelaksanaan yang sudah ditulis dala Rencana Kerja dan Syarat-syarat (Spesifikasi Teknis) sehingga tidak mengganggu pengguna atau merusak bagian-bagian gedung yang sudah terbangun. 2. Jenis-jenis Pekerjaan Utilitas Pekerjaan utilitas secara garis besar dikelompokan menjadi tiga yaitu pekerjaan mekanikal, elektrikal, dan plumbing. Pekerjaan mekanikal yang akan dibahas pada materi ini adalah penyediaan sistem transportasi vertikal yaitu Elevator (lift) dan Eskalator. Pekerjaan elektrikal yang akan dibahas mengenai instalasi penyediaan daya listrik bangunan dan sistem penangkal petir. Pekerjaan plumbing meliputi pekerjaan instalasi air bersih dan instalasi sistem pembuangan air kotor dan limbah. 2.1 Pekerjaan Mekanikal Pekerjaan Mekanikal bangunan berkaitan dengan mesin atau alat yang menunjung pekerjaan/kehidupan manusia agar lebih mudah. Adapun hal yang dibahas mengenai alat transportasi vertikal yaitu Elevator (lift) dan Eskalator. 2.1.1 Elevator (Lift) Secara umum jenis lift dilihat dari pemakaian muatan dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu (1) Lift Penumpang (Passenger Elevator), (2) Lift Barang (Freight elevator), dan (3) Lift Pelayan (Dumb Waiter), lift barang berukuran kecil. Secara teknis ketiga jenis lift- lift tersebut tidak jauh berbeda prinsip. Perbedaannya terletak pada interior dan perlengkapan operasi dari lift-lift tersebut. Juga pada sistem pengamanan operasi yang dipasang sebagian besar sama, hanya pada dumb waiter sistem pengamanan operasi yang disediakan lebih sederhana.
  • 4. II-4 Perbedaan tersebut akan semakin nyata apabila dibandingkan antara lift barang untuk pabrik (besar) dengan lift penumpang yang dipergunakan di dalam gedung-gedung perkantoran. Lift barang untuk pabrik (sesuai dengan kebutuhan) dilengkapi dengan pembuka pintu yang lebih besar, baik dipasang dengan pembukaan secara horizontal (terdiri lebih dari dua pintu) maupun yang dipasang dengan sistem pembukaan pintu vertikal (biasanya terdiri dari dua daun pintu atau lebih) Perbedaan lain juga dapat dilihat pada cara penulisan kapasitas muatannya. Kapasitas digerakan pada COP (Car Operation Panel, Operation Panel Board) di dalam kereta biasanya dinyatakan dalarn kilogram (kg) atau (Lb) untuk jenis lift barang, sedangkan untuk lift penumpang sering dinyatakan dalam jumlah orang (persons) atau kombinasi keduanya. Akan tetapi perbedaan tersebut akan menjadi semakin tipis apabila kita bandingkan lift penumpang dan lift barang yang terpasang dalam gedung perkantoran. Hal tersebut disebabkan karena sebagian besar lift barang yang terpasang di dalam gedung hunian dipersyaratkan juga untuk dapat mengangkut penumpang atau orang. Jenis Elevator / lift dilihat dari penggunaannya, adalah (1) Passenger Elevator, (2) Observation Elevator (Panoramic Elevator, Lift Capsul), (3) Service Elevator (passenger-freight elevator), dan (4) Fireman lift (lift Pemadam Kebakaran). Observation elevator adalah jenis lift penumpang yang sebagian besar pada dindingnya atau pintunya dilengkapi dengan kaca. Sehingga memungkinkan penumpangnya dapat melihat kearah luar. Lift jenis ini biasanya dipasang pada pertokoan atau hotel yang memiliki pemandangan yang bagus. 2.1.2 Eskalator Eskalator adalah salah satu transportasi vertikal berupa konveyor untuk mengangkut orang, yang terdiri dari tangga terpisah yang dapat bergerak ke atas dan ke bawah mengikuti jalur yang berupa rail atau rantai dengan penggerak motor. Eskalator jarak pendek tidaklah praktis, elevator sering kita jumpai di pusat perbelanjaan, bandara, sistem transit, dan pusat
  • 5. II-5 konveksi. Gambar dapat dilihat pada Gambar 1.6 dan Gambar 1.7. (Gambar 3.1 a) (Gambar 3.1 b) Gambar 3.1 Sistem Tangga Berjalan/Escalator Sumber: it,depositphotos.com Eskalator memiliki panjang yang disesuaikan dengan bangunan. Eskalator memiliki kemiringan standar 30-35 derajat. Lebar eskalator untuk satu orang adalah 60 cm dan untuk 2 orang kurang lebih 100-120 cm. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih eskalator: ketinggian lantai untuk memesankan dan mengukur seberapa eskalator tertumpu dan mencapai ujung lantai atas, jumlah kapasitas perlu direncanakan karena mempengaruhi lebar eskalator, konfigurasi pemasangan perlu dibuat menyilang untuk memepercepat arus penumpang dan dibuat paralel untuk tempat pebelajaan seperti mall. 2.1.3 Instalasi Pengatur Suhu Ruang Penguaturan suhu ruang adalah perlakuan terhadap udara untuk mengatur suhu, kelembaban, kebersihan dan pendistribusiannya secara serentak guna mencapai kondisi nyaman yang diperlukan oleh orang yang berada di dalam suatu ruangan. Atau dapat didefinisikan suatu proses mendinginkan udara sehingga mencapai temperatur dan kelembaban yang ideal. Sistem pengkondisian udara pada umumnya dibagi menjadi 2 golongan utama pengaturan untuk kenyamanan dan pengaturan untuk industri. Daerah di Indonesia kebanyakan kurang memberikan kenyamanan karenaudaranya panas (23 -34o C), kotor (berdebu, berasap) dan angin tidak menentu, khususnya pada bangunan tinggi dimana angin mempunyai kecepatan tinggi. Karena keadaan alam yang demikian, maka diperlukan suatu cara untuk mendapatkan kenyamanan dengan menggunakan alat pengatur udara (air condition).
  • 6. II-6 Prinsip AC yaitu memindahkan kalor dari satu tempat ke tempat yang lain. AC sebagaipendingin memindahkan kalor dari dalam ke luar ruangan, AC sebagai pemanas,memindahkan kalor dari sistem pemanas ke dalam ruangan (di negara beriklim kutub). Refrigerant adalah zat pendingin yang berasal dari gas metan (CH4) yang hidrogennyadiganti dengan Halogen Fluor atau Chloor, dalam bahasa perdagangan adalah Freon. Contoh ; reon : r c oro mono uoro me an , an reon : c orodifluoro methan). Refrigerant Freon mempunyai sifat dapat menguap pada tempratur biasa, tidak berbau dantidak beracun. Untuk refrigerant Industri seterti pabrik es dan gudang pendingin, dipakai zat pendingin amoniak (NH3) yang berbau tetapi lebih murah dari pada Freon. Air Condisioner (AC) berfungsi sebagai pengatur suhu ruang sesuai dengan yang dikehendaki, sehingga tercipta kondisi udarayang nyaman. Karena itu, AC memberikan fasilitas bagi bangunan:a. Sebagai pengatur suhu - pendingin - pemanas b. Pengatur kelembabanc. Memperlancar distribusi O2, agar mempunyai komposisi ideal bagi pernafasan. Tujuan pengkondisian udara adalah untuk mendapatkan kenyamanan bagi penghuni yang berada di dalam ruangan. Kondisi udara yang dirasakan nyaman oleh tubuh manusia adalah berkisar antara : Suhu dan kelembaban : 200 C hingga 260 C, 45% hingga 55% Kecepatan udara : 0.25 m/s Faktor Pengaruh Pada Rancangan AC a Primer Kecepatan udara Temperatur udara Kelembaban udara Rapat udara, yaitu udara yang dibutuhkan manusia berkisar: 30-50 m3/jam per-orang. Pabrik (adaptasi) 80 m3/jam/orang Sinar Matahari Pengkondisian udara Dengan sistem ini, pendinginan secara langsung dilakukan oleh refrigerant yang diekspansikan melalui koil pendingin, sedangkan udara disirkulasikan dengan cara menghembuskannya dengan menggunakan blower / fan melintasi koil pendingintersebut. Sistem ini biasanya dipergunakan untuk beban pendinginan udara yang tidak Mesin AC jenis Direct Expantion/ Ekspansi Langsung Siste m ekspansi langsung terlalu besar seperti keperluan ruangan di
  • 7. II-7 Sistem tidak langsung Media yang dipakai adalah air es / chilled water dengan temperatur 5°C. Air es di produksi dlm chiller, mesin pembuat air es yang menggunakan refrigerantsebagai zat pendingin. Udara di serempetkan pada kumparan pipa di mana air es disirkulasikan, mesin pengolah udara/ Air Handling Unit (AHU) yang berisi;kumparan pipa (coil), blower dan filter udara. AHU dapat ditempatkan di setiapan a a au sa u mayan - an a a au a an a ng a sanga uas, ma asatu lantai dilayani 2 atau lebih AHU. Mesin AC Dibagi menurut cara kerjanya : Unit Refrigerant Kompresi Uap :1. Sistem expansi langsung (direct expansion) Penyegar udara paket- Penyegar udara ruangan ( AC Room Unit) 2.1.4 Instalasi Pencegah Kebakaran Setiap bangunan yang didirikan pasti memiliki izin pembangunan dan sertifikasi keamanan. Salah satu sertifikasi keamanan yang di perlukan yaitu tentang sistem proteksi kebakaran. Suatu bangunan gedung memiliki potensi terjadinya kebakaran. Terlebih lagi jika bangunan tersebut terbuat dari material yang mudah terbakar atau digunakan untuk menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008 tentang persyaratan sistem pengamanan kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan dijelaskan bahwa: Pengelolaan sistem pencegahan kebakaran adalah upaya mencegah terjadinya musibah kebakaran atau meluasnya area kebakaran ke ruangan lain, atau upaya pencegahanya meluasnya kebakaran ke gedung atau bangunan lainnya. Gedung perkantoran, apartemen, gedung kantor bahkan mall pasti mempunyai sistem proteksi kebakaran tersediri. Manfaat utama sistem pemadam kebakaran adalah untuk pencegahan serta perlindungan terhadap kebakaran. Mencegah kebakaran pada gedung dapat dilakukan dengan dua cara yaitu..fire system security dan secara maual. Fire Sytem Security , langkah pertama adalah melengkapi bangunan dengan Fire Security System seperti peralatan pemadam kebakaran yang lengkap yang dapat bekerja secara otomatis seperti: Detector Api, Sprinkle, Alarm Asap, Sistem pemadam kebakaran secara manual seperti: Fire Hydrant Fire Extinguisher atau Alat Pemadam Api Fire Alarm Button Fire Axe Rancangan Bangunan
  • 8. II-8 Langkah kedua yang dapat dilakukan melalui sistem perancangan bangunan yaitu sistem perlindungan terhadap kebakaran yang dilakukan melalui komponen bangunan dari segi arsitektur dan struktur bangunan. Seperti: Logo Emergency Exit Emergency Exit Logo Memisahkan jarak antara barang-barang yang mempunyai resiko kebakaran yang tinggi. Memasang Fire Profing untuk struktur bangunan. Merancang Explotion-proof atau alat anti peledak pada produk elektrik di daerah beresiko terbakar . Membuat Emergency Exit yang dapat digunakan saat keadaan darurat. Gedung haruslah diproteksi melalui penyediaan sarana dan prasarana proteksi kebakaran dan kesiagaan maupun kesiapan pengelola, penghuni atau penyewa bangunan dalam mengantisipasi dan mengatasi kebakaran. Kedua langkah tersebut harus telah direncanakan pada saat proses desain atau rancangan bangunan pada saat awal pembangunan. Selain dari proteksi kebakaran, biasanya gedun pun di tingkatkan keamanannya dengan sistem intergrasi CCTV dan Brankas untuk memaksimalkan tingkat keamanan pada gedung itu sendiri 2.2 Pekerjaan Elektrikal Pekerjaan elektrikal adalah penyediaan sistem dan sunber serta distribusi tenaga listrik bangunan agar seluruh elemen bangunan dapat berfungsi secara optimal. Pekerjaan elektrikal merencana peralatan elektronik apa saja yang diperlukan pada bangunan dan berapa besar daya yang dibutuhkan. Adapun peralatan listrik yang dipakai seperti motor pada lift, mesin AC, komputer, penerangan, mesin cuci, kulkas, seterika, dan sebagainya. Bangunan gedung, baik untuk rumah tinggal, kantor, sekolahan yang dilengkapi sarana pendukung listrik dalam membangun agar dapat berfungsi dan dihuni dengan baik, nyaman serta memenuhi keselamatan memerlukan perencanaan gambar instalasi listrik yang cermat dengan mengacu pada aturan- aturan yang ditetapkan dalam dunia teknik listrik yang ditetapkan dalam PUIL 2011. Di Indonesia Standar instalasi listrik yang digunanakan sebagai pedomana adalah Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). Dalam suatu perancangan, produk yang dihasilkan adalah gambar dan Analisa. Gambar ini dapat berupa gambar sket, perspektif, proyeksi, denah serta situasi. Gambar denah ruangan atau bangunan rumah (gedung) yang akan dipasang instalasi digambar dengan menggunakan lambang-lambang (simbol-simbol) yang berlaku untuk instalasi listrik. Ada beberapa jenis gambar yang harus dikerjakan dalam tahap perancangan suatu proyek
  • 9. II-9 pemasangan instalasi listrik penerangan dan tenaga yang baku menurut PUIL 2000. Rancangan instalasi listrik terdiri dari:  Gambar situasi Gambar situasi adalah gambar yang menunjukkan dengan jelas letak bangunan instalasi tersebut akan dipasang dan rencana penyambungannya dengan jaringan listrik PLN.  Gambar instalasi meliputi : Rancangan tata letak yang menunjukkan dengan jelas tata letak perlengkapan listrik beserta sarana pelayanannya (kendalinya), seperti titik lampu, saklar, kotak kontak, motor listrik, panel hubung bagi dan lain-lain. Rancangan hubungan peralatan atau pesawat listrik dengan pengendalinya. Gambar hubungan antara bagian-bagian dari rangkaian akhir, serta pemberian tanda yang jelas mengenai setiap peralatan atau pesawat listrik.  Gambar diagram garis tunggal yang tercantum dalam diagram garis tunggal ini meliputi: (1) Diagram PHB lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran nominal komponennya. (2) Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang dan pembaginya. (3) Ukuran dan besar penghantar yang dipakai. (4) Sistem pembumiannya.  Gambar detail meliputi; (1) Perkiraan ukuran fisik dari panel. (2) Cara pemasangan alat listrik. (3) Cara pemasangan kabel. (4) Cara kerja instalasi kontrolnya. Selain gambar-gambar di atas, dalam merancang atau menggambar instalasi listrik penerangan dan tenaga, juga dilengkapi dengan analisa data perhitungan teknis mengenai susut tegangan, beban terpasang dan kebutuhan beban maksimum, arus hubung singkat dan daya hubung singkat. Disamping itu masih juga dilengkapi juga dengan daftar kebutuhan bahan instalasi, dan uraian teknis sebagai pelengkap yang meliputi penjelasan tentang cara pemasangan
  • 10. II-10 peralatan/bahan, cara pengujian serta rencana waktu pelaksanaan, rencana anggaran biaya dan lama waktu pengerjaan . Gambar instalasi listrik memegang peranan yang sangat vital dan menentukan dalam suatu perencanaan instalasi, karena hanya dengan bantuan gambar suatu pekerjaan pemasangan instalasi dapat dilaksanakan. Untuk instalasi penerangan yang kecil dengan nilai daya pasang 450 VA, disebut instalasi listrik penerangan 1 phase, 1 group dengan pengaman arus (MCB) 2 Ampere. Pelayanan tenaga listrik dari tiang jaringan listrik ke pemakai (kwh + MCB) merupakan tugas dari PLN sedangkan dari panel bagi (kotak sekering) sampai ke pemasangan titik nyala (lampu dan kotak kontak) dan satu unit grounding (pentanahan) merupakan tugas Biro Teknik Listrik (BTL). Penempatan Saklar dan Kotak Kontak Penempatan saklar dekat pintu dan mudah dicapai oleh tangan, arah tuas (kutub) saklar harus sama baik saat di-on-kan maupun di-off-kan, sedangkan pemasangan dan penempatan kotak kontak disesuaikan dengan beban yang akan disambung. Tinggi penempatan saklar dan kotak kontak 150 cm di atas lantai. 2.2.1 Perhitungan kebutuhan daya pada sebuah bangunan Daya Listrik = Tegangan x Arus atau Watt = Volt x Ampere. pada MCB listrik biasanya tertulis 10A 220V, jadi Watt = 220 x 10 = 2200 VA. Jika semisal di sebuah bangunan memakai semua peralatan listrik dan berjumlah 3000 watt, maka Daya listrik yang dibutuhkan rumah tersebut bisa diketahui. Adapun cara menghitungkannya Arus = Watt/Volt = 3000/220 = 13,63A. Jadi kita perlu MCB yang memiliki Daya lebih dari 13,63A. Adapun Panel jarngan listrik suatu Gedung dapat dilihat pada Gambar 1.8.
  • 11. II-11 Gambar 3.2 Panel Tipikal Pasokan Listrik Sumber: simbg.pu.go.id Pada Gambar 1.9 dipaparkan model sistem instalasi listrik satu phase.
  • 12. II-12 Gambar 3.4 Gambar 3.5 2.2.2 Sistem Penangkal Petir Penangkal petir adalah rangkaian jalur yang difungsikan sebagai jalan bagi petir menuju ke permukaan bumi, tanpa merusak benda-benda yang dilewatinya. Ada 3 bagian utama pada penangkal petir: Batang penangkal petir, Kawat konduktor, dan Tempat pembumian. Penangkal petir berfungsi untuk menjaga keamanan bangunan dari sambaran petir. Penangkal petir harus mampu melindungi penghuni dan juga bangunan dari sambaran petir. Ada beberapa jenis
  • 13. II-13 penangkal petir seperti: penangkal petir sistem konvensional, penangkal petir sistem sangkar faraday, dan sistem radioaktif ataupun semi radioaktif. Penangkal petir sistem konvensional terdiri dari bagian batang ujung runcing yang ada di atas atap, batang tersebut dihubungkan dengan tembaga ke batang elektroda yang di tanam di tanah. Bak kontrol dibagian bawah elektroda sebagai pengetes dan pengontrol. Sistem konvensional memiliki kelebihan murah dan kontruksi yang mudah. Kelemahan sistem konvesional peralatan elektronik tidak terjaga dari medan magnet oleh petir. Penangkal petir sistem sangkar faraday mirip dengan sistem konvensional tetapi batung yang ditaruh di atas atap lebih banyak. Kelebihan sistem sangkar faraday adalah menjaga peralatan listrik di dalam rumah. Kekurangan sistem Sangkar Faraday adalah mahal dan konstruksi yang sulit. Penangkal petir sistem Radioaktif atau semi-radioaktif mirip dengan sistem konvensional tetapi memiliki daya tangkap yang besar. Ujung batang penangkal petir diatas atap ada zat radio aktif yang membuat jangkauan aperlindungan luas. Elektroda ditaruh pada tanah yang berair (kolam). Gambar. 3.6 Sistem Penangkal Petir Konvensional
  • 14. II-14 Gambar 3.7 Model Pasangan Spit Penangkal Petir Gambar 3.8 Penamgkal Petir Elektronic Gambar 3.9 Prinsip Kerja Penangkal Petir
  • 15. II-15 2.2.3 Jaringan komunikasi /PABX Private Automatic Branch eXchange (PABX) adalah . sebuah sistem telepon yang biasa disebut juga dengan switchboard yang digunakan sebagai sistem telepon internal di kantor atau di hotel. Sistem PABX memiliki beberapa/ banyak sambungan kabel yang mengarah pada sebuah switchboard. Itulah sebabnya mengapa ada istilah "branch" dalam kepanjangan PABX, karena "branch" atau cabang ini mengacu kepada banyaknya sambungan yang dihubungkan ke PABX. Alat PABX merupakan teknologi yang canggih karena dapat digunakan sebagai telepon, modem dan mesin fax, serta bisa digunakan sebagai alat komunikasi internal karyawan di kantor. Cara kerja PABX adalah bahwa sesungguhnya perangkat ini merupakan modem yang berfungsi sebagai control station pusat. Setiap kali ada telepon baru yang masuk, maka telepon tersebut akan di-routing (diarahkan) melalui control station ini. Karena di dalam sistem PABX tersebut telah dimasukan kode tertentu untuk masing-masing nomor telepon di kantor, atau untuk masing-masing extension, maka telepon masuk tersebut akan diarahkan ke tujuan yang tepat dengan menggunakan kode tersebut. PABX juga dapat diprogram sehingga akan muncul greeting otomatis setiap kali ada telepon masuk sebelum diarahkan ke tujuan yang bersangkutan. Untuk tujuan fungsi fax, Anda dapat memprogram sambungan yang melalui control station tersebut menuju ke sebuah mesin fax, atau bahkan ke berbagai nomor tujuan fax. PABX modern bahkan dapat diprogram dengan sistem komputer untuk melacak setiap telepon masuk dan telepon keluar. Sistem ini bahkan bisa diatur siapa saja yang boleh melakukan hubungan telepon ke tujuan tertentu. PABX juga bisa digunakan untuk mengetahui penggunaan telepon karyawan yang tidak semestinya. PABX juga dapat digunakan sebagai Auto Attendant, yaitu fitur yang mengarahkan penelepon masuk ke tujuan tertentu secara otomatis. Fitur ini terutama sangat cocok untuk bisnis skala besar yang selalu menerima telepon masuk dalam jumlah besar setiap harinya. Anda juga dapat melakukan conference call menggunakan PABX (http://www.indocommco.com/artikel/8- apa-itu-pabx-dan-bagaimana-kerjanya.html) 2.2.4 Sistem Komunikasi Gedung
  • 16. II-16 Salah satu utilitas bangunan gedung meodern saat ini adalah sitem intalasi komunikasi terpadu gedung. Sistem perlengkapan bangunan ini keberadaanya diperlukan untuk memperlancar dan meningkatkan kegiatan, keamanan serta fungsi bangunan. Salah satu fungsi yang termasuk dalam sistem utilitas bangunan adalah sistem komunikasi bangunan. Sistem komunikasi bangunan diciptakan untuk mengembangkan dan memberikan fasilitas serta kinerja yang maksimal dan efisien, sehingga fungsi dari bangunan tersebut dapat tercapai. Desain komunikasi bangunan yang dipakai di dalam suatu gedung mengikuti standar yang diberlakukan sesuai aturan. Aturan yang dimaksud umumnya dikeluarkan oleh pemegang otoritas daerah setempat, aturan nasional, standar internasional maupun sebagai kajian sains dan teknologi yang belum dijadikan standar. Pada umumnya jaringan instalasi sistem komunikasi dalam bangunan dibuat dalam bentuk diagram satu garis (single line diagram), baik untuk jaringan kabel listrik, telepon, tata suara, jaringan data, maupun sistem instalasi lainnya yang terkait dengan fungsi dari suatu bangunan. Pada saat ini sudah banyak diterapkan sistem komunikasi banguna terpadu berbasis internet mencakup sistem telephon, sistem keamanan gedung, sistem auio/video, sistem informasi gedung, sistem otomasi bangunan, Wide Area network/Local area network (WANN/LAN) menghubungkan dengan seluruh bagian yang ada didalam gedung tersebut. 2.2.5 Bahan Instalasi Listrik Bahan instalasi listrik yang utama adalah kabel listrik yang terbuat dari tembaga sebagai penghantar yang dibungkus dengan PVC. Jenis kabel yang digunakan harus memnuhi standar yang telah dikeluarkan oleh SNI dan tercantum dalam PUIL 2011. Adapun jenis kabel listrik biasanya digunakan ada 5 jenis yaitu: (1) Kabel NGA, Merupakan kabel tunggal yang bahan isolatornya terbuat dari karet yang dilapisi oleh kain. Digunakan pada instalasi listrik pada tempat yang terlindung. (2) Kabel NYA, merupakan kabel tunggal yang bahan isolatornya terbuat dari PVC. Digunakan pada instalasi listrik pada tempat yang terlindung. NYA merupakan penggati dari NGA.
  • 17. II-17 Gambar 3.10 Kabel NYA (3) Kabel NYM, merupakan kabel tunggal yang bahan isolatornya terbuat dari PVC yang digabung dalam satu lkemasan terdiri dari beberapa kabel NYA yang dilapisi karet dan lapisan luarnya dilapisi PVC. Kabel jenis NYA dapat digunakan pada tempat terlindung dan ditanam dalam dinding atau beton. (4) Kabel NYY, merupakan kabel tunggal yang bahan isolatornya PVC yang digabung dalam satu kemasan terdiri dari beberapa kabel NYA. Dilapisi karet dan dilapisi PVC. Kemudian bagian terluar dilapisiai lagi dengan bahan yang tahan terhadap oxygen. Dengan demikian kabel NYY bisa digunakan untuk daerah terlindung, ditanam di dalam dindng/beton, ditanam dalam tanah dan bahkan juga di tempat terbuka. (5) Kabel Snur (NYAF) , merupakan kabel serabut terdiri dari beberapa kabel tipsi dan hasil dibungkus dengan bahan PVC yang lentur digunakan untuk menghubungkan alat listrik portable dengan sumber listrik. (6) Selain itu juga terdapat kabel BC yang dibuat khusu untuk instalasi penangkal petir dan arde/gronding.
  • 18. II-18 Gambar 3.11 Kabel NYM Gambar 3.12 Kabel NYY
  • 19. II-19 Gambar 3.13 Kabel Snur/NYAF Gambar 3.14 Kabel BC (untuk Arde/Grounding)
  • 20. II-20 Komponen instalasi listrik yang yang lain selain kabel sebagai penghantar juga harus memnuhi standar PLN sebagaimana juga disebutkan dalam PUIL 2011 antara lain.  APP dari PLN (kWH Meter) APP (Alat Pengukur dan Pembatas) biasa disebut juga dengan meteran PLN (kWH meter). Alat ini berfungsi sebagai tempat penyambungan kabel dari tiang listrik ke instalasi dalam rumah. Selain itu, APP berfungsi sebagai pengukur daya listrik (kWH meter) yang digunakan disebuah rumah, dan sebagai pembatas/pemutus arus saat arus listrik di rumah tersebut berlebihan. Pemutus arus ini berupa MCB (Mini Circuit Breaker) atau sekring. APP manyalurkan listrik menuju ke PHB (Perlengkapan Hubung Bagi) atau disebut box MCB.  PHB (Box MCB) PHB berfungsi untuk menerima energi listrik dari APP, mendistribusikan dan mengontrol penyalurannya melalui sirkuit cabang ke PHB cabang (misalnya pada rumah bertingkat) atau dari PHB langsung melalui sirkuit akhir ke beban, seperti stop kontak, lampu dan peralatan listrik lainnya. Di dalam PHB terdapat alat pengaman berupa MCB atau pengaman lebur (sekring) dengan ukuran tertentu. Selain itu, di dalam PHB juga terdapat perlengkapan lainnya seperti kabel pembumian dan terminal kabel. Alat pengaman berfungsi untuk memutus arus saat terjadi beban listrik berlebih dan terjadi hubung pendek (korsleting). Alat pengaman merupakan bagian dari PHB (box MCB).  Elektrode Pembumian (Arde) Pembumian adalah penyaluran hubungan ke bumi jika terdapat kebocoran instalasi atau arus listrik, karena bumi merupakan penetral arus listrik yang besar. Menurut PUIL 2000,elektrode pembumian adalah bagian konduktif atau kelompok bagian konduktif yang membuat kontak langsung dan memberikan hubungan listrik dengan bumi. Elektrode pembumian dibuat dari bahan tembaga atau baja yang digalvanisasi (dilapisi tembaga). Alat ini digunakan untuk melindungi keselamatan pemilik instalasi dan peralatan/ perlengkapan listrik agar terhindar dari kerusakan. Prinsip instalasi elektrode pembumian sama dengan instalasi penangkal petir, terutama pada bagian penyalur sampai ke elektrode tanah. Resistasi elektrode
  • 21. II-21 harus dapat diukur. Alat yang digunakan untuk mengukur resistansi elektrode pembumian adalah Earth Tester. 2.3 Pekerjaan Plumbing Pemipaan atau plumbing, merupakan bagian dari sistem utilitas bangunan yang harus ada dalam bangunan gedung. Plumbing salah satu fungsinya untuk menyediakan kebutuhan air bersih sesuai dengan kebutuhannya operasionalnya. Penggunaan air bersih untuk keperluan mandi, cuci. masak, dan fungsi lainnya. Penyediaan air bersih dalam suatu bangunan gedung merupakan kebutuhan pokok, maka sistem plumbing yang ada di bangunan tersebut harus direncanakan dengan baik sejak awal tahap konstruksi. Hasil rancangan intalasi tersebut harus dituangkan dalam bentuk gambar perencanaan instalasi plumbing. Instalasi pipa pada bangunan tinggi digunakan untuk mengalirkan air bersih (panas dan dingin) dan air kotor (hujan atau limbah). Instalasi plumbing yang lebih dalam lagi sebagai saluran gas, pipa ventilasi, dan pipa saluran oksigen. Pipa yang umumnya dipakai adalah pipa besi yang dilapisi galvanis, pipa PVC, atau pipa tembaga. Pipa sebagai pencegaha atau penanggulangan kebakaran adalah pipa khusus yang bisa menahan tekanan tertentu. Jaringan pipa diatur menurut arah vertikal seperti riser, down feed, atau stand pipe. Pipa bisa ditempatkan dalam shaft (ruang tersendiri) untuk memudahkan kontrol dan perawatan. Instalasi kearah horisontal dipasang dibawah plat lantai di atas plafond, Pada gedung-gedung publik intalasi air bersih dan air kotor atas dipasang menggantung di pelat lantai dilangit-langit, Gambar pipa yang berda di shaft dapat dilihat pada Gambar 3.15
  • 22. II-22 2.3.1 Instalasi Air Bersih Suatu bangunan gedung dapat digunakan operasional sesuai fungsinya jika di dalam gedung tersebut disediakan air bersih dalam jumlah yang cukup dan disalurkan melalui sistem jaringan instalasi yang baik kepada semua titik-titik bangunan yang membutuhkan. Penyediaan air bersih dan instalasi penyalurannya merupakan kebutuhan dasar pengguna gedung. Perencanaan pembangunan instalasi air bersih dari sumber air melalui komponen penyalur dan penyambungnya ke bak–bak penampungan air maupun kran-kran yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam kehidupan sehari-hari. Instalasi air bersih harus direncanakan dengan benar agar distribusi air dalam gedung berjalan lancar dan efisien. Jika tidak direncanakan dengan baik (berkelok kelok dan bercabang banyak), distribusi air bersih akan terganggu. Pemipaan atau dalam bahasa Inggris disebut plumbing, merupakan sistem yang salah satu fungsinya untuk menyediakan kebutuhan air bersih. Namun kadang – kadang, sistem ini tidak berjalan semestinya sehingga penyediaan air yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional gedung menjadi terganggu. Oleh karenanya, sistem instalasi air bersih harus direncanakan sejak awal dan dituangkan dalam bentuk gambar perencanaan instalasi. (https://yogoz.wordpress.com/tag/instalasi-air-bersih/ diakses tanggal 18 April 2018) Gambar 3.15 Pipa pada Shaft Sumber: simbg.pu.go.id
  • 23. II-23  Sumber Air Rangkaian instalasi air bersih di dalam rumah, atau biasa disebut instalasi pipa sekunder, umumnya menggunakan pipa ukuran 0,5 inci. Namun ukuran instalasi pipa primer (dari sumber air ke instalasi dalam rumah) berbeda bergantung pada sumber airnya. Beberapa jenis sumber air yang digunakan untuk sumber air diantaranya sebagai berikut. (1) Air Perusahaan Air Minum (PAM) langsung dihubungkan ke instalasi pipa di dalam gedung rumah, maka pipa primernya menggunakan pipa berukuran sama dengan instalasi pipa sekunder, yaitu ukuran 0,5 inci. (2) Air PAM ditampung dalam bak penampung kemudian didistribusikan ke instalasi pipa di rumah menggunakan pompa atau bak penampung ditempatkan pada ketinggian (tower) + 3 mm maka pipa dari meteran PAM ke tower air menggunakan pipa ukuran 0,5 inci. Sedangkan dari tower air ke instalasi di rumah menggunakan pipa utama (primer) ukuran 1 inci selanjutnya ke pipa skunder menggunakan pipa ½ inci. (3) Air tanah melakukan pengeboran dalam tanah hingga diperoleh air bersih yang cukup. Kedalam mata air bersih setiap daerah a berbeda. mulai dari 2,00 sd 30,00 m. Pengambilan air dilakukan dengan alat pompa/jet pump, dialirkan langsung ke instalasi pemipaan di rumah/gedung. Instalasi pipa dari pompa ke instalasi di rumah menggunakan pipa yang berukuran sama dengan besar penampang pipa keluaran (outtake) di pompa. (4) Air tanah, yang diperoleh melalui pengeboran ditampung dalam tandon air (Tower) yang ditaruh di bawah atau diketinggian tertentu. Dari Tower didistribusikan ke sistem pemipaan di rumah/gedung. Pipa dari pompa ke tower air menggunakan ukuran yang sama dengan pipa keluar (outtake) dari pompa. Sedangkan dari tower air ke instalasi pipa di rumah menggunakan pipa inci 1 inci.  Model Instalasi Air Secara umum, ada dua model instalasi pipa air bersih di dalam rumah/gedung yaitu sistem tertutup dan sistem terbuka. Pemipaan sistem tertutup maksudnya ujung pipa yang
  • 24. II-24 terakhir (hilir) disambungkan kembali ke ujung awal pipa (hulu). Sistem seperti ini bisa juga disebut jaringan pemipaan memutar (loop). Sedangkan sistern terbuka adalah kedua ujung pipa (hilir dan hulu) tidak menyambung. Keuntungan sistem tertutup ini adalah pada setiap titik keluaran air (out-take) memiliki tekanan yang sama. Sebaliknya pada sistem intalasi terbuka pipa pada bagian ujung akan memiliki tekanan yang lebih rendah. Namun, instalasi pemipaan sistem tertutup membutuhkan jumlah pipa lebih besar dibanding pemipaan sistem terbuka. Konsekuensinya, pemipaan sistem tertutup membutuhkan biaya lebih besar dibanding sistem terbuka.  Kedudukan Pipa Instalasi Air Sebagai sebuah sistem bangunan, instalasi pemipaan air bersih juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Besar kecilnya biaya dipengaruhi oleh model instalasi (tertutup atau terbuka), kedudukan/letak instalasi pipa (ditanam dalam tanah atau di atas tanah), dan ukuran pipa yang digunakan, dan jenis pipa yang dipilih. Instalasi pipa sekunder pada bangunan gedung untuk penyediaan air bersih bisa diletakkan di dalam tanah atau di atas tanah. Masing masing model instalasi mempunyai kelebihan dan kekurangan. Instalasi di atas tanah biasanya ada pada plafon bangunan ataupun tertanam dalam lantai atau dinding bangunan. Pemasangan instalasi plumbing di atas plafond dikarenakan mudah pemasangan dan perawatannya. Deteksi kebocoran pipa lebih cepat diketahui sehingga perbaikannya tidak sesulit instalasi pipa di dalam tanah. Pada bangunan dua lantai, instalasi air bersih kebanyakan diletakkan di atas plafon. Pada prinsipnya instalasi pipa air bersih merupakan sarana untuk mengalirkan air dalam sistem plumbing. Kemampuan pipa untuk mengalirkan air sangat tergantung dengan kuatnya tekanan air yang melaluinya. semakin kuat tekanan, aliran air dalam pipa juga semakin keras. Tekanan air yang disyaratkan dalam instalasi plumbing dalam bangunan gedung adala 2 Bar pada setiap titik kran air. Untuk menjaga tekanan air dalam instalasi plumbing stabil, dapat menggunakan tower ataupun pompa boster (pendorong).  Jenis dan Ukuran Pipa
  • 25. II-25 Jenis material pipa yang dipakai pada instalasi plumbing antara lain: pipa baja logam yang dilapisi galvanized (galvanized iron/GI) sering disebut (Galvanized Iron Pipe/GPI) dan pipa Poli Vinyl Clorida (PVC), dan Pipa PVC Tahan Panas (Polyethylene Of Raised Temperature Resistance/PRTR), pipa stainless, Pipa tembaga, dan High Density Pholiethilen/ HDPE) Pemilihan jenis maupun ketebalan didasarkan pada jenis dan karakteristik material cair yang dibawa. Bahan PVC merupakan terobosan inovatif yang hebat dan sangat menghematkan konsumen. Selain itu, PVC merupakan material yang tidak berkarat dan lebih mudah perawatan maupun perbaikannya jika terjadi kerusakan. Sedangkan kelemahan pipa PVC adalah rawan bocor apabila sistem pengelemannya kurang rapi. Pipa GIP maupn PVC tidak dianjurkan untuk Instalasi air panas atau Gas karena lapisan galvanized akan terkelupas dan menyebabkan buntu. Ukuran pipa untuk instalasi air bersih mencakup besarnya pipa (diameter) dan ketebalan pipa. Ukuran yang tersedia dipasar dipaparkan pada Tabel 1. Tabel 1 Spesifikasi Pipa Air Bersih Jenis Pipa Panjang Ukuran Diameter (Ɵ) Ketebalan Galvanized Iron Pipe 6 m ½ “ ¾”; 1”; 1 ½ ”; 2”; 2 ½”; 3”; 4”, 6”; 8”; 10” Medium A Medium B Non-Medium Poli Vinyl Clorida (PVC) 4 M ½ “ ¾”; 1”; 1 ½ ”; 2”; 2 ½”; 3”; 4”, 6”; 8”; 10” AW C D Pipa Tahan Panas (Polyethylene Of Raised Temperature Resistance) PRTR 4M ½ “ ¾”; 1”; 1 ½ ”; 2”; 2 ½”; 3”; 4”, 6”; 8”; 10” Tahan 2600 C High Density Polythylene (HDPE) 4M ½ “ ¾”; 1”; 1 ½ ”; 2”; 2 ½”; 3”; 4”, 6”; 8”; 10” Tahan 2600 C CPVC ½ “ ¾”; 1”; 1 ½ ”; 2”; 2 ½”; 3”; 4”, 6”; 8”; 10” Tahan 900 C
  • 26. II-26 Gambar 3.16 Pipa Galvanis Gambar 3.17 Pipa Tembaga Contoh Rancangan sederhana instalasi air bershih rumah. Gambar 3.18 Rencana Instalasi Air Bersih Langkah-langkah dalam merencanakan dan melaksanakan intalasi air bersih rumah tangga dilakukan langkah-lenakah berikut.
  • 27. II-27 (1) Menghitung kebutuhan pipa instalasi (PVC atau PPR) dan jenis sambungan yang dibutuhkan. Misalnya bahan yang digunakan adalah PVC maka dapat dihitung kebutuhan bahan sebagai berikut: (1) Pipa PVC 2m sebanyak 5 potong. (2) Pipa PVC 5m sebanyak 1 potong. (3) Pipa PVC 4m sebanyak 1 potong. (4) Pipa PVC 3m sebanyak 1 potong. (5) Pipa PVC 1,5m sebanyak 2 potong. (6) Kran sebanyak 5 buah. (7) Sambungan knee sebanyak 6 buah. (8) Sambungan tee sebanyak 4 buah. (9) Sambungan sok drat dalam sebanyak 5 buah sesuai jumlah kran. (2) Potong pipa PVC ke dalam aneka ukuran yang dibutuhkan. Gambar 3.19 Pemotongan Pipa PVC (3) Rakitlah tahap demi tahap semua pipa yang telah dipotong sesuai ukuran, sesuai rancangan pada gambar kemudian letakkan pada daerah yang sudah ditentukan. (4) Pasanglah saluran pipa air bersih yang pertama adalah pipa penyalur air dari tandon (PDAM / Air Sumur) ke spot air bersih pada ruang sisi luar bangunan. (5) Setelah Pipa dari tendon terpasang dilanjutkan pemasangan pipa penyalur / pendistribusi agar dapat menyalurkan air bersih ke setiap titik diruangan yang perlu di salurkan air bersih
  • 28. II-28 (6) Jika perakitan di pasang dibawah tanah maka harus dilakukan penggalian menggunakan cangkul atau sekop untuk instalasi pipa terlebih dahulu, dan jika instalasi diletakkan didalam dinding maka dilakukan pembongkaran dinding terlebih dahulu. (7) Untuk menyambung pipa dengan sambungan pipa, caranya oleskan lem pipa pada ujung pipa yang akan dimasukkan pada sambungan, lalu masukkan dalam sambungan pipa. Demikian seterusnya untuk semua sambungan. (8) Untuk sambungan kran air, gunakan sambungan sok drat dalam. Karena kran yang kita pakai drat-nya ada di luar. dengan melilit dengan TBA pada dratnya, kemudian baru dipasangi kran. Agar jika membutuhkan penggantian kran di masa yang akan datang, kita tinggal menggantinya saja tanpa harus memotong pipa. (9) Setelah pengisntalan selesai coba salurkan air untuk mengecek jikalau terjadi kebocoran air pada pipa yang sudah di instal. (10) Setelah pipa selesai dipasang jika dilakukan penginstalan didalam tanah maka dilakukakan penutupan kembali dengan tanah ataupun dicor dan diberi penutup lantai, jika didalam tembok maka di tutup kembali dengan dicor menggunakan beton. 2.3.2 Instalasi Air Kotor dan Limbah Aktifitas kehidupan manusia menghasilkan limbah domestik yang jika tidak dikelola dengan benar akan memberikan dampak yang merugikan bagi manusia itu sendiri dan lingkungannya. Limbah domestik aktifitas kehidup mencakup air buangan kamar mandi dan toilet, dapur, tempat cuci dan air hujan. Air dari toilet WC dan KM teramsuk kelompok black wate water tidak boleh langsung dibuang ke saluran umum namun harus dimasukkan dalam septictank lebih dulu sehingga terjadi proses penguraian limbah padatnya. Air buangan dari tempat cuci dan dapur meskipun tidak mengandung fecal tetapi banyak mengandung minyak dan lemak sehingga juga perlu diproses dalam bak-bak penampung lemak/minyak sebelum dialirkan ke saluran umum. Limbah air hujan merupakan air yang relatif bersih (gray water) sehingga boleh dilangsung dibuang dalam saluran. Namun demikian dalam upaya melestarikan kondisi air tanah air hujan dianjurkan untuk dimasukkan dalam sumur peresapan. Sesuai dengan fungsinya beberapa gedung dapat menghasilkan limbah domestik yang memiliki karakteritik khusus kandungan misalnya Rumah sakit, laboratorium, industri, dan
  • 29. II-29 sebagainya. Limbah-limbah dari aktivitas khusus tersebut harus melalui proses pengolahan sebelum akhirnya dialirkan kesaluran umum. Dari uraian di atas daipata dikatakan bahwa air kotor yang berasal dari gedung/bangunan perlu diatur sesdimian rupa sehingga tetap memenuhi kriteria kekuatan, kenyamanan, keamanan, dan kemudahan akses (Permenpu PR No .. 2008 tentang Kehandalan Bangunan ). Tinggi memiliki jaringan yang rumit karena perlu ada pipa vannnya. Pipa air kotor pada bangunan tinggi digambarkan isometri agar mudah dibaca. Adapun contoh dapat dilihat pada Gambar 1.13. Pipa Ventilasi biasanya digambarkan tersendiri, dapat dilihat pada Gambar 1.14. Gambar 3.20 Sistem Pemasokan Air Sumber: simbg.pu.go.id
  • 30. II-30 Gambar 3.21 Model Pemipaan Air Kotor Gambar 3.21 Pompa Air Bangunan Tinggi Sumber: simbg.pu.go.id
  • 31. II-31 Gambar 3.22 Pipa Ventilasi Sumber: simbg.pu.go.id Air dari tempat cuci dan dapur sebelum dibuang ke riol kota atau pengolahan (septictank) harus diliwatkan bak kontrol penangkap lemak. Gambar dapat dilihat pada Gambar 1.15 dan Gambar 1.16. Gambar 3.23 Bak Kontrol Perankap limbah lemak/organik
  • 32. II-32 Sumber: simbg.pu.go.id Gambar 3.24. Konstruksi Perangkap Lemak Sumber: Pengolahan limbah terdiri dari dua proses utama yaitu proses mekanik (penyaringan, pemisahan, pengendapan) dan proses biologi/kimia (bakteri yang aktif menggunakan O2 atau mengggunkan asam oksidasi untuk menetralkan, seperti aiirasi dengan molekul O2, actived sludge process, pemusnahan kuman, dan atau menggunakan kaporit). Adapun pengolahan limbah dapat dilihat ada Gambar 1.17.
  • 33. II-33 Gambar 3. 25 Penampang Septic Tank dan Pipa Resapan Gambar 3.26 Proses Pengolahan Limbah Sumber: simbg.pu.go.id
  • 34. II-34 2.3.3 Pekerjaan Instalasi Air Kotor Sistem pembuangan air kotor adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan yang mengandung fecal (kotoran manusia) dari alat plambing lainnya (black water). Sistem pembuangan air bekas adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari bathtub, wastafel, sink dapur dan lainnya (grey water). Untuk suatu daerah yang tidak tersedia riol umum yang dapat menampung air bekas, maka dapat di gabungkan ke instalasi air kotor terlebih dahulu. Sistem pembuangan air hujan sistem pembuangan air hujan harus merupakan system terpisah dari system pembuangan air kotor maupun air bekas, karena bila di campurkan sering terjadi penyumbatan pada saluran dan air hujan akan mengalir balik masuk ke alat plambing yang terendah. Sistem air buangan khusus sistem pembuangan air yang mengandung gas, racun, lemak, limbah pabrik, limbah rumah sakit, pemotongan hewan dan lainnya yang bersifat khusus. Gambar 3.27. Model Instalasi Air Kotor  Faktor Penunjang Perencanaan Instalasi Air Kotor  Cara Pengaliran Pembuangan Air Kotor Sistem pembuangan air kotor gedung biasanya menggunakan Sistem Gravitasi. Pembuangan sistem grafitasi iini air buangan mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat
  • 35. II-35 yang lebih rendah secara gravitasi ke saluran umum yang letaknya lebih rendah. Jika saluran umum letaknya lebih tinggi dari dari letak a;at plambing maka digunakan sistem tekanan. Pada sistem ini air buangan di kumpulkan terlebih dahulu dalam suatu bak penampungan, kemudian di pompakan keluar ke riool umum. Sistem ini mahal, tetapi biasa di gunakan pada bangunan yang mempunyai alat – alat plambing di basement pada bangunan tinggi / bertingkat banyak. Gambar 3.28. Skema Sistem Pembuangan Air Kotor Sistem Grafitasi  Bagian-bagian Sistem Pembuangan Bagian bagian dari sistem pembuangan terdiri dari
  • 36. II-36 (1) Alat– alat plambing yang di gunakan untuk pembuangan seperti bathtub, wastafel, bak–bak cuci piring, cuci pakaian, kloset, urinal, bidet, dsb. (2) Pipa–pipa saluran pembuangan dan asesorisnya. (3) Pipa ventilasi. (4) Perangkap dan penangkap ( interceptor ). (5) Bak penampung dan tangki septic. (6) Pompa pembuangan.  Pipa Perangkap Pembuangan Instalasi pembuangan gedung harus dilengkapi dengan sistem perangkap yang menyatu dengan sitem pemipaan atau terpisah dengan pi-pipanya. Sistem perangkap dimaksudkan untuk menangkap lemak, minyak, sisa-sisa limbah organik maupun perangkap bau. Gambar 3.29 Sistem Perangkap Limbah Organik
  • 37. II-37 Gambar 3.30 Sistem Perangkap Bau Menyatu dengan Pipa Plumbing Pipa – pipa yang berfungsi sebagai pipa pembuangan harus memiliki ukuran pipa yang sama atau lebih besar dengan ukuran lubang keluar pipa perangkap alat plambing dan untuk mencegah efek sifon pada air yang ada dalam perangkap. Jarak tegak dari ambang puncak perangkap sampai pipa mendatar di bawahnya tidak lebih dari 60 cm.  Persyaratan Pipa Perangkap
  • 38. II-38 1. Penangkap lemak/minyak yang sesuai harus dipasang sedekat mungkin dengan alat plambing yang di layaninya, dengan maksud agar pipa pembuangan yang mungkin mengalami gangguan sependek mungkin. 2. Konstruksinya harus mudah dibersihkan, dilengkapi dengan tutup yang mudah dibuka dan letak dari penangkap dalam ruang sedemikian rupa sehingga sampah dari penangkap mudah dibuang keluar ruang. 3. Konstruksi penangkap harus mampu secara efektif memisahkan.  Tangki Septic dan Resapan Tangki septic (Septic Tank ) adalah bak penampungan air kotor/limbah yang berasal dari aktifitas manusia dari KM/WC gedung. Peresapan adalah suatu sistem merembeskan buangan dari septictank yang tidak terjangkau oleh riool umum/kota. Prinsip kerja dari tangki septik adalah mengolah dan memisahkan antara air dengan kotoran dengan cara pengendapan. Pengolahan dilakukan secara alami oleh bakteri anaerobic yang merubah kotoran baku menjadi lumpur. Air hasil pemisahan (70% lebih bersih) dialirkan keluar secara gravitasi dan diresapkan ketanah, sedangkan hasil endapan (Lumpur) harus dibuang secara berkala dengan bantuan layanan mobil tangki air kotor pemerintah setempat. Dengan demikian tangki septic biasanya terletak diluar bangungan (mudah dicapai mobil tangki) dan tidak ada peralatan pompa yang dipasangkan.  Langkah Kerja Instalasi Air Kotor (1) Buatlah gambar sederhana rancangan instalasi air kotor rumah. (2) Hitunglah kebutuhan pipa PVC dan jenis sambungan yang dibutuhkan. (3) Potong pipa PVC ke dalam aneka ukuran yang dibutuhkan.
  • 39. II-39 (4) Pasang alat alat plambing disetiap tempat yang telah ditentukan seperti bathtub, kloset, urinal, dan bidet dikamar mandi, kemudian bak cuci dapur, bak cuci pakaian di tempat cuci pakaian, dan juga wastafel di tempat tempat yang telah ditentukan (5) Pasang sambungan keluar alat plambing untuk penyaluran air kotor ke ambang perangkap sesuai dengan alat plambing masing-masing berbeda alat plambing maka berbeda juga jenis yang digunakan. (6) Rakitlah tahap demi tahap semua pipa pembuangan dan pipa ven yang telah dipotong sesuai ukuran, sesuai rancangan pada gambar kemudian letakkan pada daerah yang sudah ditentukan, (7) Jika perakitan di pasang dibawah tanah maka harus dilakukan penggalian menggunakan cangkul atau sekop untuk instalasi pipa terlebih dahulu, dan jika instalasi diletakkan didalam dinding maka dilakukan pembongkaran dinding terlebih dahulu. (8) Untuk menyambung pipa dengan sambungan pipa, caranya oleskan lem pipa pada ujung pipa yang akan dimasukkan pada sambungan, lalu masukkan dalam sambungan pipa. Setelah pipa pipa selesai disambung pasang ke system pembuangan kemudian dipasangkan ke sumur resapan / tangki septictank. (9) Setelah sudah dipasang pada septcitank selanjutnya di pasang pipa menuju kotak distribusi yang disalurkan ke pipa resapan atau menggunakan sumur resapan dari beton prefabrikasi untuk di buang. (10) Setelah pipa dan alat alat terpasang jika dilakukan penginstalan di dalam tanah maka dilakukan penutupan kembali dengan tanah ataupun dicor dan diberi penutup lantai, jika di dalam tembok maka di tutup kembali dengan dicor menggunakan beton dan jangan lupa sebelumnya dipastikan tidak ada kebocoran pipa atau sambungannya. Rangkuman 1. Setiap bangunan gedung harus dilengkapai dengan utilitas pendukung agar bangunan dapat berfungsi secara optimal sesuai kebutuhan pengguna Gedung. 2. Utilitas Gedung mencakup Mekanikal, Elektrikal dan Plambing.
  • 40. II-40 3. Instalasi Mekanikal terdiri dari elevator (lift) untuk bangunan yang memiliki ketinggian > 4 lantai, Eskalator (tangga berjalan) diperlukan untuk gedung-gedung publik dan sangat luas, Instalasi pengatur suhu (Air Condisioner), dan Instalasi pencegah/pemadam Kebakaran. 4. Instalasi Listrik mencakup penyediaan sumber tenaga, instalasi pencahayaan penerangan buatan, instalasi Komunikasi, Instalasi jaringan Teknologi Informasi Terpadu untuk Gedung. 5. Instalasi Plambing mencakup Instalasi penyediaan air bersih, dan inastalasi pembuangan air kotor dan limbah Gedung. Sumber Bacaan 1. Anonim. 2018. Sistem Utilitas Bangunan. (online), (https://docplayerinfo/) diakses 26 September 2019 2. Sumardjito. 2010. Utilitas Bangunan. UNY (online), (https://staff.uny.ac.id/) diakses 25 September 2019 3. Tongoro. 2016. Utilitas Bangunan. (online), (https://academia.edu/) diakses 25 September 2019 4. Spesifikasi Utilitas Bangunan Gedung. PUPR (online). (http:// simbg.pu.go.id ), diakses 19 September 2019 5. https://www.ilmutekniksipil.com/utilitas-gedung/klasifikasi-sistem-pembuangan-air-kotor 6. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2011. http://djk.esdm.go.id/pdf/ Buku%20PUIL/Buku%20PUIL.pdf 7. http://engineeringbuilding.blogspot.com/2011/06/lift-pada-gedung-bertingkat.html