Dokumen tersebut membahas tentang penjadwalan proyek konstruksi yang mencakup definisi penjadwalan proyek, manfaatnya, kompleksitasnya, dan metode-metode penjadwalan proyek seperti metode bagan balok, kurva S, dan metode penjadwalan linier.
1. i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI IV-i
PENDAHULUAN IV-1
Kegiatan Belajar ke-4; Jadwal Pekerjaan Konstruksi
4.1 Definisi Penjadwalan Proyek
4.1.1 Pengertian Penjadwalan Proyek IV-1
4.1.2 Manfaat Penjadwalan Proyek IV-1
4.1.3 Kompleksitas Penjadwalan Proyek IV-2
4.2 Metode CPM dan PERT
4.2.1 Pengertian Critical Part Method (CPM) IV-15
4.2.2 Pengertian PERT (Program Evaluation and Review
Tecniqoe)
IV-20
RANGKUMAN IV-29
DAFTAR PUSTAKA IV-41
2. ii
PENDAHULUAN
Penjadwalan proyek adalah kegiatan menetapkan jangka waktu kegiatan
proyek yang harus diselesaikan, bahan baku, tenaga kerja serta waktu yang
dibutuhkan oleh setiap aktivitas. Penjadwalan proyek merupakan salah satu
elemen hasil perencanaan. Yang dapat memberikan informasi tentang jadwal
rencana dan kemajuan proyek dalam hal kinerja sumber daya berupa biaya,
tenaga kerja, peralatan dan material serta rencana durasi proyek dan progres
waktu untuk menyelesaikan proyek. Dalam proses penjadwalan, penyusunan
kegiatan dan hubungan antar kegiatan dibuat lebih terperinci dan sangat detail.
Hal ini dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan evaluasi proyek. Penjadwalan
atau scheduling adalah pengalokasian waktu yang tersedia melaksanakan masing
– masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu proyek hinggah tercapai
hasil optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan – keterbatasan yang ada.
Selama proses pengendalian proyek, penjadwalan mengikuti per-kem-
bangan proyek dengan berbagai permasalahannya. Proses monitoring serta
updating selalu dilakukan untuk mendapatkan penjadwalan yang paling realistis
agar alokasi sumber daya dan penetapan durasinya sesuai dengan sasaran dan
tujuan proyek.
Secara umum penjadwalan mempunyai manfaat – manfaat seperti berikut.
a. Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan / kegiatan mengenai batas
– batas waktu untuk mulai dan akhir dari masing – masing tugas.
b. Memberikan sarana bagi manajemen untuk koordinasi secara sistematis d
an relistis dalam penentuan alokasi prioritas terhadap sumber daya dan wa
ktu.
c. Memberikan saran untuk menilai kemajuan pekerjaan.
d. Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan, dengan harapan pr
oyek dapat selesai sebelum waktu yang di tetapkan.
e. Memberikan kepastian waktu pelaksanaan pekerjaan.
f. Merupakan sarana penting dalam pengendaliaan proyek.
3. iii
CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KEGIATAN
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini peserta diharapkan:
1. Mampu menjelaskan definisi dan kompleksitas penjadwalan proyek pada
pekerjaan bangunan.
2. Mampu mengidentifikasi metode yang digunakan dalam penjadwalan
proyek.
3. Mampu mengidentifikasi penggunaan sumber daya berupa tenaga kerja
dan waktu kerja dalam pekerjaan bangunan.
SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN KEGIATAN
1. Menjelaskan hal-hal yang terkait dalam proses penjadwalan proyek.
2. Mengevaluasi metode yang digunakan dalam penjadwalan suatu proyek.
3. Menentukan metode yang paling efektif dalam penjadwalan suatu proyek.
4. I-4
URAIAN MATERI
4.1 Definisi Penjadwalan Proyek
4.1.1 Pengertian Penjadwalan Proyek
Penjadwalan proyek adalah kegiatan menetapkan jangka waktu kegiatan proyek yang
harus diselesaikan, bahan baku, tenaga kerja serta waktu yang dibutuhkan oleh setiap aktivitas.
Salah satu elemen hasil perencanaan, yang dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana
dan kemajuan proyek dalam hal kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan
material, serta rencana durasi proyek dan progress waktu untuk penyelesaian proyek.
Dalam proses penjadwalan, penyusunan kegiatan dan hubungan antarkegiatan dibuat
lebih rinci dan sangat detail, dimaksud untuk membantu pelaksanaan evaluasi proyek.
Penjadwalan atau schedulling = pengalokasian waktu yang tersedia untuk melaksanakan masing-
masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu proyek hingga tercapai hasil optimal
dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada.
4.1.2 Manfaat Penjadwalan Proyek
Secara umum penjadwalan mempunyai manfaat – manfaat seperti berikut.
a. Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan / kegiatan mengenai batas – batas waktu u
ntuk mulai dan akhir dari masing – masing tugas.
b. Memberikan sarana bagi manajemen untuk koordinasi secara sistematis dan relistis dalam
penentuan alokasi prioritas terhadap sumber daya dan waktu.
c. Memberikan saran untuk menilai kemajuan pekerjaan.
d. Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan, dengan harapan proyek dapat sele
sai sebelum waktu yang di tetapkan.
e. Memberikan kepastian waktu pelaksanaan pekerjaan.
f. Merupakan sarana penting dalam pengendaliaan proyek.
5. I-5
Gambar 4.1 Penjadwalan Proyek dalam suatu pekerjaan
Sumber: Google.com (2019)
4.1.3 Kompleksitas penjadwalan proyek
Secara umum Kompleksitas penjadwalan proyek terdiri dari beberapa hal, antara lain:
a. Sasaran dan tujuan proyek
b. Keterkaitan dengan proyek lain agar terintegrasi dengan proyek lain dengan master
schedule
c. Dana yang diperlukan dan dana yang tersedia
d. Waktu yang diperlukan, waktu yang tersedia, serta perkiraan waktu yang hilang dan hari-
hari libur
e. Susunan dan jumlah kegiatan proyek serta keterkaitan diantaranya
f. Kerja lembur dan pembagian shift kerja untuk mempecepat proyek
g. Sumber daya yang diperlukan dan sumber daya yang tersedia
h. Keahlian tenaga kerja dan kecepatan mengerjakan tugas
Kompleksitas penjadwalan proyek sangat dipengaruhi oleh faktor – faktor berikut:
4.1.3.1 Sasaran dan tujuan proyek.
a. Keterkaitan dengan proyek lain agar terintegrasi dengan master schedule.
b. Dana yang di perlukan dan dana yang tersedia.
c. Waktu yang di perlukan, waktu yang tersedia, serta perkiraan waktu yang hilang dan hari
– hari libur.
d. Susunan dan jumlah kegiatan proyek serta keterkaitan di antaranya.
6. I-6
e. Kerja lembur dan pembagian shift kerja untuk mempercepat proyek.
f. Sumber daya yang di perlukan dan sumber daya yang tersedia.
g. Keahlian tenaga kerja dan kecepatan mengerjakan tugas.
h. Makin besar skala proyek, semakin kompleks pengelolaan penjadwalan karena dana yang
di kelolah sangat besar, kebutuhan dan penyediaan sumber daya juga besar, kegiatan
yang di lakukan sangat beragam serta durasi proyek menjdi sangat panjang.
Oleh karena itu, agar penjadwalan dapat diimplementasikan, digunakan cara – cara atau
metode teknis yang sudah digunakan seperti metode penjadwalan proyek. Kemampuan scheduler
yang memadai dan bantuan software komputer untuk penjadwalan dapat membantu memberikan
hasil yang optimal.
4.1.3.2 Metode Penjadwalan Proyek
Ada beberapa metode penjadwalan proyek yang digunakan untuk mengelolah waktu dan
sumberdaya proyek. Masing – masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Pertimbangan penggunaan metode – metode tersebut didasarkan atas kebutuhan dan hasil yang
ingin di capai terhadap kinerja penjadwalan. Kinerja waktu akan berimplikasi terhadap kinerja
biaya, sekaligus kinerja proyek secara keseluruhan. Oleh karena itu, variabel –variabel yang
mempengaruhinya juga harus di monitor, misalnya mutu, keselamatan kerja, ketersediaan
peralatan dan material, serta stakeholder yang terlibat. Bila terjadi penyimpangan terhadap
rencana semula, maka dilakukan evaluasi dan tindakan koreksi agar proyek tetap pada kondisi
yang di inginkan. Factor yang mempengaruhi antara lain:
Waktu dan durasi kegiatan
Ada perbedaan: waktu (time) yang menyatakan siang/malam dan kurun waktu (duration)
yang menujukkan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan suatu kegiatan kerja
dalam satu hari adalah 8 jam.
Menentukan durasi suatu kegiatan bisa dilandasi volume pekerjaan dan produktivitas
crew/kelompok pekerja dalam menyelesaikan proyek
Contoh 1:
Kemampuan crew menyelesaikan pekerjaan dinding bata rata-rata = 10m2/hari, maka
produktivitas crew tersebut = 10m2/hari, sedangkan volume pekerjaan dinding bata = 240
m2
7. I-7
Maka durasi pekerjaan dinding bata = volume pekerjaan/produktivitas crew = 240 m2/10
m2/hari = 24 hari
Contoh 2:
Bila produktivitas crew untuk pekerjaan galian tanah rata-rata = 3m3/jam, sedangkan
volume pekerjaannya = 500m3,maka :
Durasi pekerjaan galian tanah = volume pekerjaan/produktivitas crew = 500m3/3m3/jam =
166,67
Bila 1 hari selama 8 jam kerja = 166,7 jam/8 jam/hari = 21 hari
Gambar 4.2 Pengerjaan proyek pada malam hari terkait waktu dan durasi pekerjaan
Sumber: Google.com (2019)
Metode penjadwalan proyek yang sering digunakan sekarang ini antara lain:
1. BAGAN BALOK (Barchart)
Barchart ditemukan oleh Gantt dan Fredick W. Tailor dalam bentuk bagan balok, dengan
panjang balok sebagai representasi dari durasi setiap kegiatan. Format bagan baloknya
informatif, mudah dibaca dan efektif untuk dikomunikasi serta dapat dibuat dengan mudah
dan sederhana.
Bagan balok terdiri atas sumbu-Y yang dinyatakan kegiatan atau paket kerja dari lingkup
proyek, sedangkan sumbu-X menyatakan satuan waktu dalam hari, minggu, atau bulan
sebagai durasi.
Pada bagan ini juga dapat ditentukan Milestone / Baseline sebagai bagian target yang harus
diperhatikan guna kelancaran produktifitas proyek secara keseluruhan. Untuk proses
updating, bagan balok dapat diperpendek atau diperpanjang dengan memperhatikan total
8. I-8
floatnya, yang menunjukan bahwa durasi kegiatan akan bertambah atau berkurang sesuai
kebutuhan dalam perbaikan jadwal.
Penyajian informasi bagan balok agak terbatas, misal hubungan antar kegiatan tidak jelas
dan lintasan kritis kegiatan proyek tidak dapat diketahui. Karena urutan kegiatan kurang
terinci, maka bila terjadi keterlambatan proyek, prioritas kegiatan yang akan dikoreksi
menjadi sukar untuk dilakukan.
Gambar 4.3 contoh barchart sederhana
Sumber: Google.com (2019)
2. KURVA S ATAU HANUMM CURVE
Kurva s adalah sebuah ghrafik yang dikembangkan oleh Warren T. Hanumm atas dasar
pengamatan terhadap sejumlah besar proyek sejak awal hingga akhir proyek. Kurva S dapat
menunjukan kemajuan proyek berdasarkan kegiatan, waktu dan bobot pekerjaan yang
direpresentasikan sebagai persentase kumulatif dari seluruh kegiatan proyek. Visualisasi
Kurva S dapat memberikan informasi mengenai kemajuan proyek dengan
membandingkannya terhadap jadwal rencana. Dari sinilah diketahui apakah ada
keterlambatan atau percepatan jadwal proyek. Indikasi tersebut dapat menjadi informasi
awal guna melakukan tindakan koreksi dalam proses pengendalian jadwal. Tetapi informasi
tersebut tidak detail dan hanya terbatas untuk menilai kemajuan proyek. Perbaikan lebih
lanjut dapat menggunakan metode lain hyang dikombinasikan, misal dengan metode bagan
balok yang dapat digeser –geser dan network plaining dengan memperbaharui suber daya
maupun waktu pada masing – masing kegiatan.
Untuk membuat kurva S, jumlah persentase kumulatif bobot masing – masing kegiatan pada
suatu periode diantara durasi proyek diplotkanterhadap sumbu vertikal sehingga bila
hasilnya dihubungkan dengan garis, akan membentuk kurva S. Bentuk demikian terjadi
9. I-9
karena volume kegiatan pada bagian awal biasanya masih sedikit, kemudian pada
pertengahan meningkat dalam jumlah cukup besar, lalu pada akhir proyek volume kegiatan
kembali mengecil.
Untuk menentukan bobot pekerjaan, pendekatan yang dilakukan dapat berupa perhitungan
persentase berdasarkan biaya per item pekerjaan / kegiatan dibagi nilai anggaran, karena
satuan biaya dapat dijadikan bentuk persentase sehingga lebih mudah untuk menghitungnya.
Gambar 4.3 contoh barchart sederhana
Sumber: Google.com (2019)
3. METODE PENJADWALAN LINIER (DIAGRAM VEKTOR)
Metode ini biasanya sangat efektif dipakai untuk proyek dengan jumlah kegiatan
relatif sedikit dan banyak digunakan untuk penjadwalan dengan kegiatan yang berulang
seperti pada proyek konstruksi jalan raya, runway bandar udara, terowongan / tunnel atau
proyek industri manufaktur. Metode ini sangat memuaskan untuk diterapkan pada proyek –
proyek tersebut karena menggunakan sumber daya manusia yang relatif lebih kecil dan
variasi keterampilan pada suatu pekerjaan/kegiatan tidak sebanyak pada proyek yang lain.
Metode ini juga cukup efektif untuk digunakan pada proyek bangunan gedung
bertingkat dengan keragaman masing – masing tingkat bangunan relatif sama. Pada proyek
yang cukup besar, metode ini membantu memonitor progres beberapa kegiatan tertentu yang
berada dalam suatu penjadwalan keseluruhan proyek. Hal ini dapat dilakukan bila metode
ini dikombinasikan dengan metode network, karena metode penjadwalan linier dapat
memberikan informasi tentang kemajuan proyek yang tidak dapat di tampilkan oleh metode
network.
10. I-10
Gambar 4.4 contoh diagram vektor
Sumber: Google.com (2019)
4. METODE PENJADWALAN NETWORK PLANNING
Network planning diperkenalkan pada tahun 50-an oleh tim perusahaan Du-pont
dan rand corporation untuk mengembangkan sistem kontrol manajemen. Metode ini
dikembangkan untuk mengendalikan sejumlah besar kegiatan yang memiliki ketergantungan
yang kompleks. Metode ini relatif lebih sulit, hubungan antar kegiatan jelas, dan
dapat memperlihatkan kegiatan kritis. Dari informasi network planning-lah monitoring serta
tindakan koreksi kemudian dapat dilakukan, yakni dengan memperbaharui jadwal. Akan
tetapi, metode ini perlu dikombinasikan dengan metode lainnya agar lebih informatif.
11. I-11
Gambar 4.5 contoh network planning
Sumber: Google.com (2019)
Tahapan penyusunan network SCHEDULING :
Menginfentarisasi kegiatan – kegiatan dari paket WBS berdasarkan item pekerjaan,
lalu diberi kode kegiatan untuk memudahkan identifikasi.
Memperkirakan durasi setiapkan dengan mempertimbangkan dengan janis pekerjaan,
volume pekerjaan, jumlah sumberdaya, lingukungan kerja, serta produktifitas pekerja.
Penentuan logika ketergantungan antara kegiatan dilakukan dengan tiga kemungkinan
hubungan, yaitu kegiatan yang mendahului (predecessor), kegiatan yang didahului
(successor), serta bebas.
Perhitungan analisis waktu serta alokasi sumber daya, dilakukan setelah langkah –
langkah diatas dilakukan dengan akurat dan teliti.
Manfaat penerapan network scheduling.
a. Penggambaran logika hubungan antar kegiatan, membuat perencanaan proyek
menjadi lebih rinci dan detail.
b. Dengan memperhitungkan dan mengetahui waktu terjadinya setiap kejadian yang
ditimbulkan oleh satu atau beberapa kegiatan, kesukaran – kesukaran yang bakal
timbul dapat diketahui jauh sebelum terjadi sehingga tindakann pencegahan yang
diperlukan dapat dilakukan.
c. Dalam network planning dapat terlihat jelas waktu penyelesaian yang dapat ditunda
atau harus disegerakan.
d. Membantu mengomunikasikan hasil network yang ditampilkan.
e. Memungkinkan dicapainya hasil proyek yang lebih ekonomis dari segi biaya
langsung (direct cost) serta penggunaan sumber daya.
f. Berguna untuk menyelesaikan klaim yang diakibatkan oleh keterlambatan dalam
menentukan pembayaran kemajuan pekerjaan, menganalisis cashflow, dan
pengendalian biaya.
g. Menyediakan kemampuan analisis untuk mencoba mengubah sebagian dari proses,
lalu mengamatai efek terhadap proyek secara keseluruhan.
12. I-12
h. Terdiri atas metode Activity On Arrow dan Activity On Node (precedence Diagram
Method).
5. PENJADWALAN SUMBER DAYA
Penjadwalan sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan, material dan modal / biaya
dapat merupakan bagian dari master schedule atau dapat juga sebagai bagian yang terpisah
darinya sebagai subschedul.
Untuk proyek yang cukup kompleks, pemilihan schedule sumber daya dari master
schedule, dengan detailnya dilakukan pada subschudele adalah langkah terbaik untuk
memudahkan monitoring, tujuan penjadwalan sumber daya adalah memastikan jumlah atau
jenis sumber daya dapat diketahui sejak awal dan tersedia bila dibutuhkan. Tetapi bila
ketersediaan sumber daya terbatas, maka biasanya durasi proyek menjadi lebih lambat dari
yang direncanakan. Sebaliknya, dengan menambah jumlah sumber daya, durasi proyek
dapat di percepat. Bila ketersediaan sumber daya cukup tetapi distribusi selama
berlangsungnya proyek berfluktuasi, maka hal ini akan mengurangi tingkat efektifitas dan
efesiensi pengguna sumberdaya. Bila jumlah sumber daya dimiliki terbatas dan
ketersediaanya tidak mencukupi, sedangkan durasi adalah batasan kurun waktu proyek,
maka penjadwalan dapat dilakukan dengan perataan sumber daya (resources leveling).
A. Penjadwalan Sumber Daya Yang Terbatas
Sumber daya yang terbatas adalah salah satu alasan mengapa penjadwalan diperlukan.
Penjadwalan dimaksudkan supaya pelaksanaan proyek tetap dapat berlangsung, caranya dengan
mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang terbatas tersebut yang diusahakan juga durasi
proyeknya tidak menjadi terlalu lambat.
Sumber daya yang terbatas karena ketersediaannya yang memang langkah dapat membuat
masalah besar bagi pelaksanaan proyek, karena hal ini akan memengaruhi durasi proyek. Makin
sedikit jumlah ketersediaannya, durasi proyek akan semaki lama karena banyak kegiatan yang
tidak dapat dilakukan. Akibatnya adalah adanya sangsi dari pemilik proyek yang berupa denda
atau pemutusan hubungan kerja sepihak karena keterlambatan proyek. Oleh karena itu,
perencanaan sumberdaya yang langkah seperti peralatan / mesin dengan teknologi tinggi, tukang
khusus ukir/pahat, dan material yang harus di impor, peralatan yang memerlukan impor dari luar
negeri, harus dibuat sebaik mungkin agar durasi kegiatannya tidak terganggu.
13. I-13
Ada dua jenis batasan yang harus di perhatikan dalam penjadwalan proyek, karena
batasan tersebut berpengaruh terhadap waktu kerja dari suatu kegiatan. Dua batasan tersebut
adalah:
1. Batasan hungungan kegiatan, batasan yang diakibatkan oleh hubungan antar kegiatan pada
beberapa kegiatan.
2. Batasan kondisi sumber daya, batasan yang diakibatkan oleh ketidaktersediaan sumber daya.
Selain itu, ada empat aturan yang dapat diterapkan pada penjadwalan proyek dalam
hubungannya dengan alokasi sumber daya yang terbatas, yaitu:
1. Memprioritaskan kegiatan yang mempunyai batasan kegiatan – kegiatan dengan sumber daya
maksimum, lalu dilakukan penjadwalan terhadap kegiatan tersebut dengan basis kontinyu.
2. Memprioritaskan pada kegiatan kritis atau mendekati kritis dengan total float paling rendah,
lalu dilakukan penjadwalan terhadap kefitan tersebut dengan cara basis kontinyu.
3. Memprioritaskan pada kegiatan yang mempunyai durasi paling pendek, lalu dilakukan
penjadwalan terhadap kegiatan tersebut dengan cara basis kontinyu.
4. Setelah salah satu dari tiga aturan diatas terpenuhi, dilakukan pada kegiatan dengan prioritas
rendah dengan cara basis terputus, kemudian dilakukan interupsi oleh kegiatan yang lebih
tinggi prioritasnya.
B. Perataan Sumber Daya
Perataan sumber daya adalah meratakan frekuensi alokasi sumber daya dengan memastikan
bahwa jumlah / jenis sumber daya dapat diketahui dari awal dan tersedia bila dibutuhkan.
Biasanya bila jumlah sunber daya di kurangi, durasi akan bertambah, sebaiknya bila jumlah
sumber daya ditambah, durasi akan berkurang. Tujuan dari perataan sumber daya adalah untuk
menjadwalkan kegiatan pada proyek yang disesuaikan dengan ketersediaan sumber daya dan
pola penyebaran yang logis sehingga durasi proyek tidak melampaui batas berlebihan. Variasi
penyebaran sumber daya dari suatu periode ke periode lainnya diusahakan dapat tetap pada suatu
14. I-14
batas minimum kebutuhannya, sehingga hasil yang dicapai dapat memenuhi sesuai dengan
kemampuan dan ketersediaan sumber daya yang ada.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam perataan sumber daya adalah mengidentifikasi
sumber daya yang terbatas dan yang dibutuhkan untuk seluruh jumlah durasi dari suatu proyek.
Ini karena alokasi sumber daya yang langkah dan ketersediaannya terbatas harus di prioritaskan.
Bila ketersediaannya tidak mencukupi, pengadaannya akan menimbulkan biaya yang
lebih tinggi. Perataan sumberdaya dimaksudkan agar alokasi tingkat pemakaian sumber daya
dapat di ketahui sehinggah penyelesaian proyek menjadi laebih logis. Dalam perataan sumber
daya, biasanya durasi proyek dianggap tetap, sedangkan jumlah sumber daya diatur sedemikian
rupa sehingga sesuai dengan ketersediaan.
Metode perataan sumber daya bertujuan mendapatkan pola kebutuhan sumber daya yang
sesuai. Metode ini dapat dilakukan dengan cara :
1. Memulai seluruh kegiatan proyek berada diantara waktu mulai awal dan waktu mulai paling
lambat, sehingga durasi proyek tidak bertambah.
2. Berdasarkan ketersediaan waktu yang dibatasi dengan mengatur sumber daya yang
dibutuhkan yang jumlah dan pola penyebarannya diatur sedemikian rupa.
3. Berdasarkan ketersediaan sumber daya yang terbatas karena kelangkaan dengan menambah
durasi proyek sehinggah proyek dapat menjadi lebih lambat dari yang dirancanakan.
4. Berdasarkan penjadwalan dengan membuat diagram batang non kontinyu dengan
mengintrupsi suatu kegiatan oleh kegiatan yang lainnya.
Dari semua hal diatas, perataan sumber daya dimaksudkan untuk meningkatkan
produktifitas, efektifitas dan efesiensi dan penggunaannya, menjaga pola penyebaran yang logis
dari segi kuantitas serta menempatkan kualitas sumber daya yang sesuai dengan kebutuhan
proyek dan diharapkan dengan durasi yang tidak berubah. Dengan demikian alokasi distribusi
sumber daya yang proporsional akan memberikan keuntungan bagi proyek sehingga
pemanfaatan sumber dayanya terencana dengan baik dan hal ini akan mempengaruhi juga sebagi
kinerja proyek secara keseluruhan.
6. Mengukur Kinerja Biaya Dan Waktu Dengan Metode Earned Value
Dalam penentuan kinerja proyek dengan cara earned value atau nilai hasil, informasi yang
15. I-15
diberikan berupa indikator dalam bentuk kuantitatif, yang menampilkan informasi progress biaya
dan jadwal proyek. Indikator ini menginformasikan posisi kemajuan proyek dalam jangka waktu
tertentu serta dapat memperkirakan proyeksi kemajuan proyek pada periode selanjutnya.
Indikator – indikator tersebut adalah sebagai berikut :
1. BCWS (Budgeted Cost of Work Shedule), menggambarkan anggaran rencana sampai pada
periode tertentu terhadap volume rencana proyek yang akan dikerjakan.
2. BCWP (Budgeted Cost of Work Performed), menggambarkan anggaran rencana proyek
pada periode tertentu terhadap apa yang telah dikerjakan pada volume pekerjaan aktual.
3. ACWP (Actual Cost of Work Performed) menggambarkan anggaran aktual yang
dihabiskan untuk pelaksanaan pekerjaan pada keadaan volume pekerjaan aktual.
Berbekal ketiga indikator tersebut, pengukuran kinerja biaya dan waktu untuk metode Earned
Value menggunakan 3 jenis kurva S sebagai nilai kumulatif biaya dengan fungsi waktu, yang
terintegrasi dalam satu tampilan yang terdiri atas nilai kumulatif biaya
: BCWS, BCWP dan ACWP.
Kemudian dilakukan analisis terhadap penyimpangan yang terjadi pada biaya dan waktu/jadwal
dengan cara mengukurnya, diuraikan di bawah ini.
1. Penyimpangan Jadwal/Waktu
a. SV (Scheduling Variance) = BCWP – BCWS
SV > 0, progres aktual > rencana : terjadi percepatan proyek terhadap rencana (schedule
underrun)
SV < 0 , progres aktual < rencana : terjadi keterlambatan proyek terhadap rencana(schedule
overrun)
b. SPI (Schedule Performance Index) = BCWP / BCWS
SPI > 1, progres aktual > rencana: terjadi percepatan proyek terhadap rencana (Schedule
underrun)
SPI < 1, progres aktual < rencana : terjadi keterlambatan proyek terhadap rencana (Schedule
overrun)
16. I-16
2. Penyimpangan Biaya
a. CV (Cost Variace) = BCWP – ACWP
CV > 0, biaya volume aktual > biaya aktual (Cost underrun)
CV < 0, biaya volume aktual < biaya aktual (cost overrun)
b. CPI (Cost Performance Index) = BCWP / ACWP
CPI > 1, biaya volume aktual > biaya aktual (Cost underrun)
CPI < 1, biaya volume aktual < biaya aktual (cost overrun)
Dengan menghitung indeks – indeks seperti diatas akan terlihat bahwa proyek akan terlambat
atau lebih cepat dan biaya yang harus dikeluarkan akan berlebih atau kurang dari yang
dianggarkan, maka kemajuan proyek untuk waktu yang akan datang perlu diramalkan dengan
cara seprti di bawah ini.
1. Perkiraan penyelesaian proyek (Estimated Completion Date)
ECD = (Sisa waktu / SPI) + Waktu terpakai
Persentase keterlambatan/percepatan
= 100% – ECD/Jadwal Rencana x 100%
2. Perkiraan Biaya Penyelesaian Proyek (Estimate at Completion)
EAC = Sisa Anggaran/CPI + ACWP
= (Total Biaya – BCWP) / CPI + ACWP
Persentase biaya penambahan/penurunan biaya aktual terhadap anggaran biaya = 100% –
EAC/Total Biaya x 100%
3. Earned Value (nilai hasil) = BCWPnth (biaya penyelesaian volume pekerjaan pada periode
tertentu)
Ketiga hal diatas adalah indikator yang dihitung pada baseline/milestone yang telah ditentukan,
sehingga nilai – nilai yang didapat menunjukan progres proyek yang pada periode tersebut dan
progres proyek dari segi biaya dan waktu untuk penyelesaian pada masa yang akan datang.
4.2 Metode CPM dan PERT
17. I-17
Dari berbagai metode penjadwalan, yang akan dibahas secara mendalam dalam modul ini
adalah metode CPM (Critical Path Method) dan PERT (Project Evaluation and Review
Technique). Dikarenakan kedua metode ini memang paling umum digunakan dalam hal
penjadwalan proyek pada saat ini.
4.2.1 Pengertian Critical Path Method
Critical Path Method (CPM) adalah teknik menganalisis jaringan kegiatan/aktivitas-
aktivitas ketika menjalankan proyek dalam rangka memprediksi durasi total. Critical path sebuah
proyek adalah deretan aktivitas yang menentukan waktu tercepat yang mungkin agar proyek
dapat diselesaikan.
Critical path adalah jalur terpanjang dalam network diagram dan mempunyai kesalahan
paling sedikit. Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan jalur kritis ini:
1. Tertundanya pekerjaan di jalur kritis akan menunda penyelesaian jalur proyek ini secara k
eseluruhan.
2. Penyelesaian proyek secara keseluruhan dapat dipercepat dengan mempercepat penyelesa
ian pekerajaan – pekerjaan di jalur kritis.
3. Slack pekerjaan jalur kritis sama dengan 0 (nol). Hal ini memungkinkan relokasi sumber
daya dari pekerjaan non kritis ke pekerjaan kritis.
Istilah Dalam CPM
1. E (earliest event occurence time ): Saat tercepat terjadinya suatu peristiwa.
2. L (Latest event occurence time): Saat paling lambat yang masih diperbolehkan bagi suatu pe
ristiwa terjadi.
3. ES (earliest activity start time): Waktu Mulai paling awal suatu kegiatan. Bila waktu mulai d
inyatakan dalam jam, maka waktu ini adalah jam paling awal kegiatan dimulai.
4. EF (earliest activity finish time): Waktu Selesai paling awal suatu kegiatan. EF suatu kegiata
n terdahulu = ES kegiatan berikutnya.
5. LS (latest activity start time): Waktu paling lambat kegiatan boleh dimulai tanpa memperlam
bat proyek.
3 Asumsi Dasar dalam menghitung critical path method:
18. I-18
Proyek hanya memiliki satu initial event (start) dan satu terminal event (finish). Saat
tercepat terjadinya initial event adalah hari ke-nol. Saat paling lambat terjadinya terminal event
adalah LS = ES
Teknik Menghitung critical path method:
1. Hitungan Maju (Forward Pass)
Dimulai dari Start (initial event) menuju Finish (terminal event) untuk menghitung waktu
penyelesaian tercepat suatu kegiatan (EF), waktu tercepat terjadinya kegiatan (ES) dan saat
paling cepat dimulainya suatu peristiwa (E).
Aturan Hitungan Maju (Forward Pass)
Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan yang
mendahuluinya (predecessor) telah selesai. Waktu selesai paling awal suatu kegiatan sama
dengan waktu mulai paling awal, ditambah dengan kurun waktu kegiatan yang mendahuluinya.
EF(i-j) = ES(i-j) + t (i-j)
2. Hitungan Mundur (Backward Pass)
Dimulai dari Finish menuju Start untuk mengidentifikasi saat paling lambat terjadinya
suatu kegiatan (LF), waktu paling lambat terjadinya suatu kegiatan (LS) dan saat paling lambat
suatu peristiwa terjadi (L).
Aturan Hitungan Mundur (Backward Pass)
Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan sama dengan waktu selesai paling akhir
dikurangi kurun waktu berlangsungnya kegiatan yang bersangkutan.
LS(i-j) = LF(i-j) t
Apabila suatu kegiatan terpecah menjadi 2 kegiatan atau lebih, maka waktu paling akhir
(LF) kegiatan tersebut sama dengan waktu mulai paling akhir (LS) kegiatan berikutnya yang
terkecil. Apabila kedua perhitungan tersebut telah selesai maka dapat diperoleh nilai Slack atau
Float yang merupakan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas dalam sebuah jaringan kerja.
Contoh Perhitungan Critical Path Method:
19. I-19
Gambar 4.6. Perhitungan CPM
Sumber: http://pixelbali.com/informasi-teknologi/critical-path-method.html
Jaringan Kerjanya :
Forward Pass:
21. I-21
Selisih Forward Dan Backward Pass:
Jadi dari contoh kasus di atas dapat disimpulkan:
Kegiatan Kritis adalah kegiatan yang memiliki selisih nol (0) yaitu: A, F, I, J
22. I-22
Jalur Kritis adalah jalur yang melalui kegiatan yang memiliki selisih 0: 1–6–11–14–15.
4.2.2 Pengertian PERT (Program Evaluation and Review Technique)
a. Latar Belakang PERT
Pengelolaan proyek-proyek berskala besar yang berhasil memerlukan perencanaan,
penjadwalan, dan pengkoordinasiaan yang hati-hati dari berbagai aktivitas yang berkaitan. Untuk
itu telah dikembangkan prosedur-prosedur formal yang didasarkan atas
pengguna network (jaringan) dan teknik-teknik network.
Gambar 4.7. Konsep PERT
Sumber: google.com
Prosedur yang paling utama dari teknik penjadwalan proyek ini dikenal sebagai PERT
(Program Evaluation and Review Technique) dan CPM (Critical Path Method), yang diantara
keduanya terdapat perbedaan penting. Namun kecenderungan pada dewasa ini adalah
menggabungkan kedua pendekatan tersebut menjadi apa yang biasa dikenal dengan PERT-type
system.
Perencanaan suatu proyek terdiri dari tiga tahap :
1) Membuat uraian kegiatan-kegiatan, menyusun logika urutan kejadian-kejadian, menentuk
an syarat-syarat pendahuluan, menguraikan interaksidan interdependensi antara kegiatan-
kegiatan.
2) Penaksiran waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tiap kegiatan, menegaskan kapan
suatu kegiatan berlangsung dan kapan berakhir.
3) Menetapkan alokasi biaya dan peralatan guna pelaksanaan tiap kegiatan.
23. I-23
Penjadwalan proyek merupakan salah satu hal yang penting dalam manajemen proyek,
dimana penjadwalan ini memperlihatkan waktu pengerjaan tiap paket pekerjaan dan kejadian apa
yang dihasilkan dari serangkaian paket kerja tertentu. Jadwal proyek berhubungan dengan
kejadian, milestone, termasuk Gantt Chart, jaringan kerja proyek, diagram CPM/PERT.
Gantt Chart tidak bisa secara eksplisit menunjukkan keterkaitan antar aktivitas dan
bagaiman satu aktivitas berakibat pada aktivitas lain bila waktunya terlambat atau dipercepat,
sehingga perlu dilakukan modifikasi terhadap Gantt Chart. Untuk itu dikembangkan teknik baru
yang bisa mengatasi kekurangan-kekurangan yang ada pada Gantt Chart. Cara baru itu dikenal
sebagai jaringan kerja atau Network.
b. Pengertian PERT
1) PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwala
n, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada di dalam suatu proye
k (Setianingrum, 2011).
2) PERT juga merupakan suatu metode yang bertujuan untuk (semaksimal mungkin) mengu
rangi adanya penundaan kegiatan (proyek, produksi, dan teknik) maupun rintangan dan p
erbedaan-perbedaan, mengkoordinasikan dan menyelaraskan berbagai bagian sebagai sua
tu keseluruhan pekerjaan dan mempercepat selesainya proyek-proyek (Nurhayati, 2010).
c. Karakteristik PERT
Proyek yang kompleks menggunakan metode PERT (Program Evaluation Review
Technical), maka akan diketahui :
1) Kapan proyek selesai
2) Bagaimana urut-urutan pekerjaan, kapan mulainya dan kapan selesainya
3) Pekerjaan mana yang paling lama
4) Pekerjaan mana yang tertunda
5) Pekerjaan mana yang dapat perhatian khusus
d. Perkiraan Waktu
Untuk setiap aktivitas, model biasanya mencakup tiga perkiraan waktu (Soeharto,
2002):
1) Waktu Optimis, yaitu perkiraan waktu yang paling singkat bagi penyelesaian aktivitas
24. I-24
2) Waktu Perkiraan Paling Mungkin, waktu penyelesaian yang memiliki probabilitas
tertinggi (berbeda dengan : waktu yang diharapkan), dan
3) Waktu Pesimis, yaitu waktu terpanjang yang mungkin diperlukan suatu kegiatan.
PERT “menimbang” ketiga perkiraan waktu ini untuk mendapatkan waktu kegiatan
yang diharapkan (expected time) dengan rumusan :
(Waktu Optimis + (4 x Waktu Perkiraan Paling Mungkin) + Waktu Pesimis )
6
e. Keterbatasan dan kelemahan diagram PERT
Keterbatasan dan kelemahan diagram PERT secara umum adalah bahwa perkiraan atas
waktu yang dibutuhkan bagi masing-masing kegiatan bersifat subyektif dan tergantung pada
asumsi. Sehingga secara umum PERT cenderung terlalu optimis dalam menetapkan waktu
penyelesaian sebuah proyek.
f. Bagan Jaringan
Panah (arrow) yang diggunakan untuk mewakili suatu kegiatan Simpul atau (kode)
digunakan untuk mewakili suatu kejadian
Contoh:
Keterangan:
1) Kegiatan A dan B merupakan kegiatan Pendahuluan
2) Kegiatan C dikerjakan setelah kegiatan A
3) Kegiatan D dikerjakan setelah kegiatan B
4) Kegiatan E dikerjakan setelah kegiatan C dan D
25. I-25
g. Aturan Diagram PERT
Satu kegiatan hanya boleh diwakili satu anak panah
Tidak ada 2 kegiatan yang ditunjukkan oleh ekor kejadian dan kepada kejadian
yang sama.
Untuk mengatasi masalah seperti di atas dibuat kegiatan dummy : (tidak ada)
Untuk menyakinkan hubungan urutan yang benar maka buat daftar pertanyaan :
Kegiatan apa yang harus selesai terlebih dahulu sebelum kegiatan ini
dilakukan ?
Kegiatan apa yang harus mengikuti kegiatan-kegiatan ini ?
Kegiatan apa yang harus dikerjakan serentak ?
Contoh Diagram PERT
1) Kegiatan A, B, C kegiatan bersama
2) Kegiatan A mendahului kegiatan D
3) Kegiatan B mendahului kegiatan E, F dan G
4) Kegiatan C mendahului kegiatan G
5) Kegiatan D dan E mendahului kegiatan H dan J
6) Kegiatan F mendahului kegiatan I
26. I-26
f. Jalur kritis
Jalur kritis adalah jalur yang menunjukkan kegiatan dari awal sampai dengan
akhir kegiatan pada diagram jaringan. Kegiatan kritis adalah kegiatan yang apabila ditunda akan
mempengaruhi waktu penyelesaian proyek.
Contoh:
27. I-27
1) Jalur A,D,H = 10 + 22 + 8 = 40
2) Jalur A,D,J = 10 + 22 + 15 = 47
3) Jalur B,E,H = 8 + 27 + 8 = 45
4) Jalur B, E, J = 8 + 27 + 15 = 50 → Jalur kritis
5) Jalur B,F,J = 8 + 27 + 20 = 35
6) Jalur B,G,J = 8 + 15 + 15 = 35
7) Jalur C,G,J = 12 + 15 + 15 = 42
g. Algoritma Untuk Jalur Kritis
Algoritma jalur kritis adalah untuk menentukan jalur kritis dilakukan dengan menghitung
waktu mulai tercepat (earliest start time) untuk masing-masing kegiatan dan waktu selesai
terlama (latest finish time).
h. Slack
Slack : menunjukkan waktu kegiatan yang dapat ditunda tanpa mempengaruhi total waktu
penyelesaian dari seluruh proyek.
28. I-28
Untuk menghitung besarnya slack masih diperlukan dua buah waktu lainnya yang
berhubungan dengan masing-masing kegiatan, yaitu waktu mulai terlama (latest
start time/LS) dan waktu selesai tercepat (earliest finish time/EF)
Kelebihan PERT
1) PERT memiliki asumsi bahwa proyek yang akan dilaksanakan adalah baru,
2) tidak ada contoh sebelumnya. Berdasarkan atas asumsi itu, maka orientasi dari metode P
ERT adalah mengoptimalkan waktu penyelesaian proyek dan belum menekankan soal mi
nimisasi biaya. Oleh karena belum ada pengalaman sebelumnya, maka waktu penyelesaia
n pekerjaan tertentu yang ada dalam proyek bersifat probabilistik.
3) PERT mencoba mengestimasi waktu aktivitas ini dengan formula. Bahkan,
PERT juga mencoba mencari suatu ukuran tentang variabilitas waktu penyelesaian paling
awal.
4) PERT dapat bekerja dengan ketidakpastian melalui penggunaan waktu probabilitas (Ma’a
rif, Syamsul Mohammad dan Tanjung, Hendri, 2003). Bila waktukegiatan individual acak
, maka waktu proyek juga akan acak. Bila waktu kegiatan tidak pasti, lintasan kritis pun b
ersifat acak. Hanya saja, karena bekerja dengan ketidakpastian, maka lintasan kritis penye
lesaian proyek pun menjadi tidak pasti. Inilah gambaran dari metode PERT, yaitu risiko k
etidakpastian.
5) Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan seperti menit, jam
, hari, minggu atau bulan adalah unit umum yang biasa digunakan waktuuntuk penyelesai
an suatu kegiatan. Sebuah fitur yang membedakan PERT adala kemampuannya untuk me
nghadapi ketidakpastian di masa penyelesaian kegiatan.
29. I-29
RANGKUMAN
Penjadwalan proyek adalah kegiatan menetapkan jangka waktu kegiatan proyek yang
harus diselesaikan, bahan baku, tenaga kerja serta waktu yang dibutuhkan oleh setiap aktivitas.
Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan. Yang dapat memberikan
informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam hal kinerja sumber daya berupa
biaya, tenaga kerja, peralatan dan material serta rencana durasi proyek dan progres waktu untuk
menyelesaikan proyek.
Ada beberapa metode penjadwalan proyek yang digunakan untuk mengelolah waktu dan
sumberdaya proyek. Masing – masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Pertimbangan penggunaan metode – metode tersebut didasarkan atas kebutuhan dan hasil yang
ingin di capai terhadap kinerja penjadwalan. Kinerja waktu akan berimplikasi terhadap kinerja
biaya, sekaligus kinerja proyek secara keseluruhan. Oleh karena itu, variabel –variabel yang
mempengaruhinya juga harus di monitor, misalnya mutu, keselamatan kerja, ketersediaan
peralatan dan material, serta stakeholder yang terlibat. Bila terjadi penyimpangan terhadap
rencana semula, maka dilakukan evaluasi dan tindakan koreksi agar proyek tetap pada kondisi
yang di inginkan.
Critical Path Method (CPM) adalah teknik menganalisis jaringan kegiatan/aktivitas-
aktivitas ketika menjalankan proyek dalam rangka memprediksi durasi total. Critical path sebuah
proyek adalah deretan aktivitas yang menentukan waktu tercepat yang mungkin agar proyek
dapat diselesaikan. PERT juga merupakan suatu metode yang bertujuan untuk
(semaksimal mungkin) mengurangi adanya penundaan kegiatan (proyek, produksi, dan
teknik) maupun rintangan dan perbedaan-perbedaan, mengkoordinasikan dan
menyelaraskan berbagai bagian sebagai suatu keseluruhan pekerjaan dan mempercepat
selesainya proyek-proyek
30. I-30
DAFTAR PUSTAKA
Marchewka, J. T., 2015. INFORMATION TECHNOLOGY PROJECT MANAGEMENT. 5th
ed. Hoboken: John Wiley.
Satzinger, J. W., Jackson, R. B. & Burd, S. D., 2012. SYSTEM ANALYSIS AND DESIGN IN
A CHANGING WORLD. 6th ed. Boston: Joe Sabatino.
http://materi-kuliah-13.blogspot.com/2016/01/analisa-jaringan-pert-program.html
https://farmysetiawan.wordpress.com/2012/04/07/penjadwalan-proyek/
https://fairuzelsaid.wordpress.com/2010/09/01/penjadwalan-proyek/
https://www.slideshare.net/malasy/bab-9cpmpert
https://sites.google.com/site/operasiproduksi/manajemen-berbasis-kegiatan/contoh-penjadwalan-
proyek