SlideShare a Scribd company logo
1 of 56
Download to read offline
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Remaja merupakan salah satu tahap perkembangan manusia
yang memiliki karakteristik yang berbeda bila dibandingkan dengan
tahap perkembangan lainnya, karena pada tahap ini seseorang
mengalami peralihan dari masa anak-anak ke dewasa. Masa remaja
adalah masa dimana terjadinya krisis identitas atau pencarian
identitas diri. Karakteristik psikososial remaja yang sedang
berproses untuk mencari identitas diri ini sering menimbulkan
banyak masalah pada diri remaja. Transisi dari masa anak-anak
dimana selain mneingkatnya kesadaran diri (self consciousness)
terjadi juga perubahan secara fisik, kognitif, sosial maupun
emosional pada remaja sehingga remaja cenderung mengalami
perubahan emosi ke arah yang negatif menjadi mudah marah,
tersinggung bahkan agresif. Perubahan-perubahan karakteristik
pada masa remaja tersebut, ditambah dengan faktor-faktor
eksternal seperti kemiskinan, pola asuh yang tidak efektif dan
gangguan mental pada orang tua diprediksi sebagai penyebab
timbulnya masalah-masalah remaja (Pianta, 2005 dalam Santrock,
2007).
Laporan situasi Kependudukan Dunia Tahun 2012 pada
peluncurannya, disebutkan bahwa jumlah penduduk dunia terus
tumbuh dan telah mencapai 7 miliar. Sebanyak 1,2 miliar penduduk
dunia atau hampir 1 dari 5 orang di dunia berusia 10-19 tahun.
Adapun 900 juta orang di antaranya tinggal di negara berkembang.
Negara Indonesia sendiri, hasil sensus penduduk tahun 2010
menunjukkan 1 dari 4 orang penduduk Indonesia merupakan kaum
muda berusia 10-24 tahun, dari 240 juta penduduk Indonesia,
jumlah remaja terbilang besar, mencapai 63,4 juta atau sekitar 26,7
% dari total penduduk (BKKBN, 2012).
Peran perawatn dalam asuhan keperawatan keluarga dengan
tahap anak usia remaja adalah membantu keluarga untuk
menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan
kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan
kesehatan keluarga, sehingga keluarga dapat melakukan program
asuhan kesehatan secara mandiri, dan masalah yang timbul bisa
teratasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi remaja?
2. Bagaimana tugas perkembangan remaja?
3. Bagaimana tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja?
4. Bagiamana Asuhan Keperawatan pada keluarga dengan anak
remaja?
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan keluarga
sesuai dengan masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga
dengan anak remaja.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu :
a) Menyebutkan definisi keluarga dengan anak remaja.
b) Menjelaskan tugas-tugas perkembangan keluarga dengan
anak remaja.
c) Menjelaskan asuhan keperawatan pada keluarga dengan anak
remaja.
d)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Remaja
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin
adolescence (kata bendanya adolescenta yang berarti remaja) yang
berarti tumbuh menjadi dewasa. Adolescence artinya berangsur-
angsur menuju kematangan secara fisik, akal, kejiwaan dan sosial
serta emosional. Hal ini mengisyaratkan kepada hakikat umum,
yaitu bahwa pertumbuhan tidak berpindah dari satu fase ke fase
lainya secara tiba-tiba, tetapi pertumbuhan itu berlangsung setahap
demi setahap (Al-Mighwar, 2006).
2.2 Tahap Perkembangan Remaja
Menurut Sarwono (2006) ada 3 tahap perkembangan remaja
dalam proses penyesuaian diri menuju dewasa :
a. Remaja Awal (Early Adolescence)
Seorang remaja pada tahap ini berusia 10-12 tahun masih
terheran–heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada
tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai
perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-
pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah
terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya saja oleh
lawan jenis, ia sudah berfantasi erotik. Kepekaan yang berlebih-
lebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap
“ego”. Hal ini menyebabkan para remaja awal sulit dimengerti
orang dewasa.
b. Remaja Madya (Middle Adolescence)
Tahap ini berusia 13-15 tahun. Pada tahap ini remaja sangat
membutuhkan kawan-kawan. Ia senag kalau banyak teman yang
menyukainya. Ada kecenderungan “narastic”, yaitu mencintai
diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang mempunyai
sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu, ia berada dalam
kondisi kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang
mana: peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis
atau pesimis, idealis atau meterialis, dan sebagainya. Remaja
pria harus membebaskan diri dari Oedipoes Complex (perasaan
cinta pada ibu sendiri pada masa kanak-kanak) dengan
mempererat hubungan dengan kawan-kawan dari lawan jenis.
c. Remaja Akhir (Late Adolescence)
Tahap ini (16-19 tahun) adalah masa konsolidasi menuju
periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal
dibawah ini.
1) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-
orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru.
3) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
4) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri
sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan
diri sendiri dengan orang lain.
5) Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private
self) dan masyarakat umum (the public).
2.3 Karakteristik Perkembangan Remaja
Menurut Wong (2009), karakteristik perkembangan remaja
dapat dibedakan menjadi :
a. Perkembangan Psikososial
Teori perkembangan psikososial menurut Erikson dalam
Wong (2009), menganggap bahwa krisis perkembangan pada
masa remaja menghasilkan terbentuknya identitas. Periode
remaja awal dimulai dengan awitan pubertas dan
berkembangnya stabilitas emosional dan fisik yang relatif pada
saat atau ketika hampir lulus dari SMU. Pada saat ini, remaja
dihadapkan pada krisis identitas kelompok versus pengasingan
diri.
Pada periode selanjutnya, individu berharap untuk
mencegah otonomi dari keluarga dan mengembangkan identitas
diri sebagai lawan terhadap difusi peran. Identitas kelompok
menjadi sangat penting untuk permulaan pembentukan identitas
pribadi. Remaja pada tahap awal harus mampu memecahkan
masalah tentang hubungan dengan teman sebaya sebelum
mereka mampu menjawab pertanyaan tentang siapa diri mereka
dalam kaitannya dengan keluarga dan masyarakat.
1) Identitas kelompok
Selama tahap remaja awal, tekanan untuk memiliki
suatu kelompok semakin kuat. Remaja menganggap bahwa
memiliki kelompok adalah hal yang penting karena mereka
merasa menjadi bagian dari kelompok dan kelompok dapat
memberi mereka status. Ketika remaja mulai mencocokkan
cara dan minat berpenampilan, gaya mereka segera berubah.
Bukti penyesuaian diri remaja terhadap kelompok teman
sebaya dan ketidakcocokkan dengan kelompok orang dewasa
memberi kerangka pilihan bagi remaja sehingga mereka
dapat memerankan penonjolan diri mereka sendiri sementara
menolak identitas dari generasi orang tuanya. Menjadi
individu yang berbeda mengakibatkan remaja tidak diterima
dan diasingkan dari kelompok.
2) Identitas Individual
Pada tahap pencarian ini, remaja mempertimbangkan
hubungan yang mereka kembangkan antara diri mereka
sendiri dengan orang lain di masa lalu, seperti halnya arah
dan tujuan yang mereka harap mampu dilakukan di masa
yang akan datang. Proses perkembangan identitas pribadi
merupakan proses yang memakan waktu dan penuh dengan
periode kebingungan, depresi dan keputusasaan. Penentuan
identitas dan bagiannya di dunia merupakan hal yang
penting dan sesuatu yang menakutkan bagi remaja. Namun
demikian, jika setahap demi setahap digantikan dan
diletakkan pada tempat yang sesuai, identitas yang positif
pada akhirnya akan muncul dari kebingungan. Difusi peran
terjadi jika individu tidak mampu memformulasikan kepuasan
identitas dari berbagai aspirasi, peran dan identifikasi.
3) Identitas peran seksual
Masa remaja merupakan waktu untuk konsolidasi
identitas peran seksual. Selama masa remaja awal, kelompok
teman sebaya mulai mengomunikasikan beberapa
pengharapan terhadap hubungan heterokseksual dan
bersamaan dengan kemajuan perkembangan, remaja
dihadapkan pada pengharapan terhadap perilaku peran
seksual yang matang yang baik dari teman sebaya maupun
orang dewasa. Pengharapan seperti ini berbeda pada setiap
budaya, antara daerah geografis, dan diantara kelompok
sosioekonomis.
4) Emosionalitas
Remaja lebih mampu mengendalikan emosinya pada
masa remaja akhir. Mereka mampu menghadapi masalah
dengan tenang dan rasional, dan walaupun masih mengalami
periode depresi, perasaan mereka lebih kuat dan mulai
menunjukkan emosi yang lebih matang pada masa remaja
akhir. Sementara remaja awal bereaksi cepat dan emosional,
remaja akhir dapat mengendalikan emosinya sampai waktu
dan tempat untuk mengendalikan emosinya sampai waktu
dan tempat untuk mengekspresikan dirinya dapat diterima
masyarakat. Mereka masih tetap mengalami peningkatan
emosi, dan jika emosi itu diperlihatkan, perilaku mereka
menggambarkan perasaan tidak aman, ketegangan, dan
kebimbangan.
b. Perkembangan Kognitif
Teori perkembangan kognitif menurut Piaget dalam Wong
(2009), remaja tidak lagi dibatasi dengan kenyataan dan aktual,
yang merupakan ciri periode berpikir konkret; mereka juga
memerhatikan terhadap kemungkinan yang akan terjadi. Pada
saat ini mereka lebih jauh ke depan. Tanpa memusatkan
perhatian pada situasi saat ini, mereka dapat membayangkan
suatu rangkaian peristiwa yang mungkin terjadi, seperti
kemungkinan kuliah dan bekerja; memikirkan bagaimana segala
sesuatu mungkin dapat berubah di masa depan, seperti
hubungan dengan orang tua, dan akibat dari tindakan mereka,
misalnya dikeluarkan dari sekolah. Remaja secara mental
mampu memanipulasi lebih dari dua kategori variabel pada
waktu yang bersamaan. Misalnya, mereka dapat
mempertimbangkan hubungan antara kecepatan, jarak dan
waktu dalam membuat rencana perjalanan wisata. Mereka dapat
mendeteksi konsistensi atau inkonsistensi logis dalam
sekelompok pernyataan dan mengevaluasi sistem, atau
serangkaian nilai-nilai dalam perilaku yang lebih dapat dianalisis.
c. Perkembangan Moral
Teori perkembangan moral menurut Kohlberg dalam Wong
(2009), masa remaja akhir dicirikan dengan suatu pertanyaan
serius mengenai nilai moral dan individu. Remaja dapat dengan
mudah mengambil peran lain. Mereka memahami tugas dan
kewajiban berdasarkan hak timbal balik dengan orang lain, dan
juga memahami konsep peradilan yang tampak dalam
penetapan hukuman terhadap kesalahan dan perbaikan atau
penggantian apa yang telah dirusak akibat tindakan yang salah.
Namun demikian, mereka mempertanyakan peraturan-peraturan
moral yang telah ditetapkan, sering sebagai akibat dari observasi
remaja bahwa suatu peraturan secara verbal berasal dari orang
dewasa tetapi mereka tidak mematuhi peraturan tersebut.
d. Perkembangan Spiritual
Pada saat remaja mulai mandiri dari orang tua atau otoritas
yang lain, beberapa diantaranya mulai mempertanyakan nilai
dan ideal keluarga mereka. Sementara itu, remaja lain tetap
berpegang teguh pada nilai-nilai ini sebagai elemen yang stabil
dalam hidupnya seperti ketika mereka berjuang melawan konflik
pada periode pergolakan ini. Remaja mungkin menolak aktivitas
ibadah yang formal tetapi melakukan ibadah secara individual
dengan privasi dalam kamar mereka sendiri. Mereka mungkin
memerlukan eksplorasi terhadap konsep keberadaan Tuhan.
Membandingkan agama mereka dengan orang lain dapat
menyebabkan mereka mempertanyakan kepercayaan mereka
sendiri tetapi pada akhirnya menghasilkan perumusan dan
penguatan spiritualitas mereka.
e. Perkembangan Sosial
Untuk memperoleh kematangan penuh, remaja harus
membebaskan diri mereka dari dominasi keluarga dan
menetapkan sebuah identitas yang mandiri dari wewenang
orang tua. Namun, proses ini penuh dengan ambivalensi baik
dari remaja maupun orang tua. Remaja ingin dewasa dan ingin
bebas dari kendali orang tua, tetapi mereka takut ketika mereka
mencoba untuk memahami tanggung jawab yang terkait dengan
kemandirian.
1) Hubungan dengan orang tua
Selama masa remaja, hubungan orang tua-anak berubah
dari menyayangi dan persamaan hak. Proses mencapai
kemandirian sering kali melibatkan kekacauan dan
ambigulitas karena baik orang tua maupun remaja berajar
untuk menampilkan peran yang baru dan menjalankannya
sampai selesai, sementara pada saat bersamaan,
penyelesaian sering kali merupakan rangkaian kerenggangan
yang menyakitkan, yang penting untuk menetapkan
hubungan akhir. Pada saat remaja menuntut hak mereka
untuk mengembangkan hak-hak istimewanya, mereka sering
kali menciptakan ketegangan di dalam rumah. Mereka
menentang kendali orang tua, dan konflik dapat muncul pada
hampir semua situasi atau masalah.
2) Hubungan dengan teman sebaya
Walaupun orang tua tetap memberi pengaruh utama
dalam sebagian besar kehidupan, bagi sebagian besar
remaja, teman sebaya dianggap lebih berperan penting
ketika masa remaja dibandingkan masa kanak-kanak.
Kelompok teman sebaya memberikan remaja perasaan
kekuatan dan kekuasaan.
a) Kelompok teman sebaya
Remaja biasanya berpikiran sosial, suka berteman, dan
suka berkelompok. Dengan demikian kelompok teman
sebaya memiliki evaluasi diri dan perilaku remaja. Untuk
memperoleh penerimaan kelompok, remaja awal
berusaha untuk menyesuaikan diri secara total dalam
berbagai hal seperti model berpakaian, gaya rambut,
selera musik, dan tata bahasa, sering kali mengorbankan
individualitas dan tuntutan diri. Segala sesuatu pada
remaja diukur oleh reaksi teman sebayanya.
b) Sahabat
Hubungan personal antara satu orang dengan orang lain
yang berbeda biasanya terbentuk antara remaja sesama
jenis. Hubungan ini lebih dekat dan lebih stabil daripada
hubungan yang dibentuk pada masa kanak-kanak
pertengahan, dan penting untuk pencarian identitas.
Seorang sahabat merupakan pendengar terbaik, yaitu
tempat remaja mencoba kemungkinan peran-peran dan
suatu peran bersamaan, mereka saling memberikan
dukungan satu sama lain.
2.4 Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja
Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja menurut
(Hurlock, 2001) antara lain :
a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman
sebaya baik pria maupun wanita
Tugas perkembangan pada masa remaja menuntut
perubahan besar dalam sikap dan perilaku anak. Akibatnya,
hanya sedikit anak laki-laki dan anak perempuan yang dapat
diharapkan untuk menguasai tugastugas tersebut selama awal
masa remaja, apalagi mereka yang matangnya terlambat.
Kebanyakan harapan ditumpukkan pada hal ini adalah bahwa
remaja muda akan meletakkan dasar-dasar bagi pembentukan
sikap dan pola perilaku.
b. Mencapai peran sosial pria, dan wanita
Perkembangan masa remaja yang penting akan
menggambarkan seberapa jauh perubahan yang harus dilakukan
dan masalah yang timbul dari perubahan itu sendiri. Pada
dasarnya, pentingnya menguasai tugas-tugas perkembangan
dalam waktu yang relatif singkat sebagai akibat perubahan usia
kematangan yang menjadi delapan belas tahun, menyebabkan
banyak tekanan yang menganggu para remaja.
c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara
efektif
Seringkali sulit bagi para remaja untuk menerima keadaan
fisiknya bila sejak kanak-kanak mereka telah mengagungkan
konsep mereka tentang penampilan diri pada waktu dewasa
nantinya. Diperlukan waktu untuk memperbaiki konsep ini dan
untuk mempelajari cara-cara memperbaiki penampilan diri
sehingga lebih sesuai dengan apa yang dicita-citakan.
d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung
jawab
Menerima peran seks dewasa yang diakui masyarakat
tidaklah mempunyai banyak kesulitan bagi laki-laki; mereka
telah didorong dan diarahkan sejak awal masa kanak-kanak.
Tetapi halnya berbeda bagi anak perempuan. Sebagai anak-anak,
mereka diperbolehkan bahkan didorong untuk memainkan peran
sederajat, sehingga usaha untuk mempelajari peran feminin
dewasa yang diakui masyarakat dan menerima peran tersebut,
seringkali merupakan tugas pokok yang memerlukan
penyesuaian diri selama bertahun-tahun. Karena adanya
pertentangan dengan lawan jenis yang sering berkembang
selama akhir masa kanak-kanak dan masa puber, makan
mempelajari hubungan baru dengan lawan jenis berarti harus
mulai dari nol dengan tujuan untuk mengetahui lawan jenis dan
bagaimana harus bergaul dengan mereka. Sedangkan
pengembangan hubungan baru yang lebih matang dengan
teman sebaya sesama jenis juga tidak mudah.
e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang
dewasa lainnya
Bagi remaja yang sangat mendambakan kemandirian, usaha
untuk mandiri secara emosional dari orang tua dan orang-orang
dewasa lain merupakan tugas perkembangan yang mudah.
Namun, kemandirian emosi tidaklah sama dengan kemandirian
perilaku. Banyak remaja yang ingin mandiri, juga ingin dan
membutuhkan rasa aman yang diperoleh dari ketergantungan
emosi pada orang tua atau orang-orang dewasa lain. Hal ini
menonjol pada remaja yang statusnya dalam kelompok sebaya
tidak meyakinkan atau yang kurang memiliki hubungan yang
akrab dengan anggota kelompok.
f. Mempersiapkan karier ekonomi
Kemandirian ekonomi tidak dapat dicapai sebelum remaja
memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerja. Kalau
remaja memilih pekerjaan yang memerlukan periode pelatihan
yang lama, tidak ada jaminan untuk memperoleh kemandirian
ekonomi bilamana mereka secara resmi menjadi dewasa
nantinya. Secara ekonomi mereka masih harus tergantung
selama beberapa tahun sampai pelatihan yang diperlukan untuk
bekerja selesai dijalani.
g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
Kecenderungan perkawinan muda menyebabkan persiapan
perkawinan merupakan tugas perkembangan yang paling
penting dalam tahuntahun remaja. Meskipun tabu sosial
mengenai perilaku seksual yang berangsur-ansur mengendur
dapat mempermudah persiapan perkawinan dalam aspek
seksual, tetapi aspek perkawinan yang lain hanya sedikit yang
dipersiapkan. Kurangnya persiapan ini merupakan salah satu
penyebab dari masalah yang tidak terselesaikan, yang oleh
remaja dibawa ke masa remaja.
h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan
untuk berperilaku mengembangkan ideologi
Sekolah dan pendidikan tinggi mencoba untuk membentuk
nilai-nilai yang sesuai dengan nilai dewasa, orang tua berperan
banyak dalam perkembangan ini. Namun bila nilai-nilai dewasa
bertentangan dengan teman sebaya, masa remaja harus
memilih yang terakhir bila mengharap dukungan teman-teman
yang menentukan kehidupan sosial mereka. Sebagian remaja
ingin diterima oleh teman-temannya, tetapi hal ini seringkali
diperoleh dengan perilaku yang oleh orang dewasa dianggap
tidak bertanggung jawab.
2.5 Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak
tempat anak belajar dan mengatakan sebagai makhluk sosial.
Dalam keluarga umumnya anak melakukan interaksi yang intim.
Menurut Slameto (2006) keluarga adalah lembaga pendidikan yang
yang pertama dan utama bagi anak-anaknya baik pendidikan
bangsa, dunia, dan negara sehingga cara orang tua mendidik anak-
anaknya akan berpengaruh terhadap belajar. Sedangkan menurut
Mubarak, dkk (2009) keluarga adalah perkumpulan dua orang atau
lebih yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan
tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain.
Berdasarkan keanggotaannya, keluarga dapat dibagi dalam 3
jenis (Duval, 1972 dalam Setiadi 2008), yaitu :
a. Nuclear family, sering disebut dengan keluarga inti, yaitu
keluarga yang anggotanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang
belum menikah.
b. Extended family, atau keluarga besar, yaitu keluarga yang
anggotanya terdiri dari ayah, ibu, serta family dari kedua belah
pihak.
c. Horizontal extended family, yaitu keluarga yang anggotanya
terdiri dari ayah, ibu dan anak yang telah menikah dan masih
menumpang pada orang tuanya.
2.6 Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia Remaja
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anakterakhir meninggalkan rumah.Lamanya
tahapan ini tergantung jumlah anak dan adaatau tidaknya anak
yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.Tugas
perkembangan :
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Membantu orang tua memasuki masa tua.
4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
2.7 Masalah-Masalah yang Terjadi Pada Keluarga dengan
Tahap Perkembangan Anak Usia Remaja
Ketidakmatangan dalam hubungan keluarga seperti yang
ditunjukkan oleh adanya pertengkaran dengan anggota-anggota
keluarga,terus menerus mengritik atau buat komentar-komentar
yang merendahkan tentang penampilan atau perilaku anggota
keluarga, sering terjadi selama tahun-tahun awal masa remaja. Pada
saat ini hubungan keluarga biasanya berada pada titik rendah.
Hubungan keluarga yang buruk merupakan bahaya psikologis
pada setiap usia, terlebih selama masa remaja karena pada saat ini
anak laki-laki dan perempuan sangat tidak percaya pada diri sendiri
dan bergantung pada keluarga untuk memperoleh rasa aman. Yang
lebih penting lagi, mereka memerlukan bimbingan atau bantuan
dalam menguasai tugas perkembangan masa remaja. Kalau
hubungan-hubungan keluarga ditandai dengan pertentangan,
perasaan-perasaan tidak aman berlangsung lama, dan remaja
kurang memiliki kesempatan untuk mengembangkan pola perilaku
yang tenang dan lebih matang. Remaja yang hubungan keluarganya
kurang baik juga dapat mengembangkan hubungan yang buruk
dengan orang-orang diluar rumah. Meskipun semua hubungan, baik
dalam masa dewasa atau dalam masa kanak-kanak, kadang-kadang
tegang namun orang ang selalu mengalami kesulitan dalam bergaul
dengan orang lain dianggap tidak matang dan kurang
menyenangkan. Hal ini menghambat penyesuaian sosial yang baik.
Masa remaja dikenal banyak orang sebagai masa yang indah
dan penuh romantika, padahal sebenarnya masa ini merupakan
masa yang penuh dengan kesukaran. Bukan hanya bagi dirinya
tetapi bagi keluarga dan lingkungan sosial. Masa ini akan membuat
remaja mengalami kebingungan disatu pihak masih anak-anak,
tetapi dilain pihak harus bertingkah laku seperti orang dewasa.
Situasi ini membuat mereka dalam kondisi konflik, sehingga akan
terlihat bertingkah laku aneh, canggung dan kalau tidak dikontrol
dengan baik dapat menyebabkan kenakalan. Dalam usahanya
mencari identitas diri, mereka sering membantah orang tuanya,
karena memulai mempunyai pendapat sendiri, cita-cita dan nilai-
nilai sendiri yang berbeda dengan orang tuanya.
Pendapat orang tua tidak lagi dapat dijadikan pegangan,
meskipun sebenarnya mereka juga belum memiliki dasar pegangan
yang kuat. Orang yang dianggap penting dalam masa ini adalah
teman sebaya. Mereka berusaha untuk mengikitu pendapat dan
gaya teman-temannya karena dianggap memiliki kesamaan dengan
dirinya. Karenanya sering kali remaja terlibat dalam geng-geng,
dengan menjadi anggota geng mereka akan saling memberi dan
mendapat dukungan mental. Beberapa kasus terakhir seperti geng-
geng motor yang terlibat kegiatan merupakan bentuk dari
kecenderungan tersebut. Mereka akan berani melakukan tindakan-
tindakan kejahatan ketika dilakukan dalam kelompok dan tidak akan
berani melakukannya secara individual. Masalah lain yang sering
mengganggu anak remaja adalah masalah yang berkaitan dengan
organ reproduksi (seksual). Satu sisi mereka sudah mencapai
kematangan seksual, yang menyebabkan mereka memiliki dorongan
untuk pemuasan tetapi disisi lain kebudayaan dan norma sosial
melarang pemuasan kebutuhan seksual diluar pernikahan. Padahal
untuk menikah banyak persyaratan yang harus dipenuhi, bukan
hanya kemampuan dalam melakukan hubungan seksual, tetapi
diperlukan ekonomi, kematangan psikologi, dan sebagainya.syarat-
syarat ini sangat berat dan mungkin belum dicapai pada usia
remaja. Oleh karena itu, para remaja mencari kepuasan dalam
bentuk khayalan, membaca buku atau menonton film porno.
Meskipun tingkah laku ini sebenarnya tetap melanggar norma
masyarakat, tetapi mereka melakukannya dengan sembunyi-
sembunyi.
Untuk menghadapi situasi ini orang tua harus lebih bijaksana
dalam menyikapi, cara yang tepat dilakukan adalah dengan
mengurangi control secara bertahap terhadap anaknya, sehingga
mereka dapat tumbuh menjadi diri sendiri secara bertahap sampai
akhirnya dewasa.
MASALAH-MASALAH KESEHATAN
Pada tahap ini kesehatan fisik anggota keluarga biasanya baik.
Tapi promosi kesehatan tetap menjadi hal yang penting. Faktor-
faktor resiko harus diidentifikasi dan dibicarakan dengan keluarga,
seperti pentingnya gaya hidup keluarga yang sehat mulai dari usia
35 tahun, resiko penyakit jantung koroner meningkat dikalangan pria
dan pada usia ini anggota keluarga yang dewasa mulai merasa lebih
rentan terhadap penyakit sebagai bagian dari perubahan-perubahan
perkembangan dan biasanya mereka ini lebih menerima strategi
promosi kesehatan. Sedangkan pada remaja, kecelakaan terutama
kecelakaan mobil merupakan bahaya yang amat besar, dan patah
tulang dan cedera karena atletik juga umum terjadi .
Penyalahguanaan obat-obatan dan alkohol, keluarga
berencana, kehamilan yang tidak dikehendaki, dan pendidikan dan
konseling seks merupakan bidang perhatian yang relevan. Dalam
mendiskusikan topik ini dengan keluarga, perawat dapat terjebak
dalam perselisihan atau masalah antara orang tua dan kaum muda,
remaja biasanya mencari pelayanan kesehatan mencakup uji
kehamilan, menggunakan obat-obatan, uji AIDS, keluarga
berencana, dan aborsi, diagnosis dan perawatan penyakit kelamin.
Agaknya telah menjadi trend yang sah bagi remaja untuk menerima
perawatan kesehatan tanpa ijin orang tua. Bila orang tua
diikutsertakan maka dilakukan wawancara terpisah sebelum mereka
dikumpulkan .
Kebutuhan kesehatan yantg lain adalah dalam bidang
hubungan dan bantuan untuk memperkokoh hubungan perkawinan
dan hubungan remaja dengan orang tua. Konseling langsung yang
bersifat menunjang atau mulai rujukan ke sumber-sumber dalam
komunitas untuk konseling, dan juga pendidikan yang bersifat
rekreasional, dan pelayanan lainnya mungkin diperlukan, pendidikan
promosi kesehatan umum juga diindikasikan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Gambaran Kasus
Pengkajian dilakukan pada tanggal 16 Mei 2013 jam 10.00 WIB
pada keluarga Bp. R (38 tahun). Bp. R merupakan kepala keluarga dari
Ibu R (30 tahun), An. H (14 tahun), An. F (12 tahun), An. L (9 tahun)
dan Nenek. R (61 tahun). Pendidikan terakhir Bp. R adalah SMP.
Pekerjaan sehari-hari sebagai buruh di pabrik dan MC (pembawa acara)
di acara-acara pernikahan. Alamat tinggal sekarang ini di RT 02 RW 02
Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis Kota Depok. Keluarga
Bp. R merupakan keluarga extended family (keluarga luas/besar) yang
terdiri dari keluarga inti dan orang tua dari Bp.R yaitu Nenek. R.
Diamana keluarga Bp. R merupakan keluarga yang didalamnya masih
terdapat hubungan darah, perkawinan dan saling berinteraksi satu
dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing, karena didalam
satu rumah di keluarga Bp. R terdiri dari 6 orang yang hidup bersama,
segala kebutuhan dicukupi oleh kepala keluarga. Keluarga Bp. R
mengatakan bersuku Betawi. Keluarga Bp. R mempunyai kebiasaan jika
ada anggota keluarga yang sakit dibelikan obat warung terlebih dahulu
untuk pertolongan pertamanya. Ibu. R mengatakan keluarga beragama
Islam. Kegiatan ibadah keagamaan keluarga Bp. R yaitu sholat 5 waktu
dan bepuasa. Di keluarga Bp. R pencari nafkah utama adalah Bp. R
yang bekerja sebagai buruh, selain itu Bp. R juga masih aktif sebagai
pembawa acara/MC di acara-acara pernikahan, maka dari itu Bp. R
terlihat jarang ada dirumah. Ibu. R mengatakan bahwa dirinya merasa
cukup dengan penghasilan suaminya saat ini. Ibu. R mengatakan tidak
memiliki jadwal khusus untuk rekreasi keluarga, hanya sesekali anaknya
mengajak berwisata. An. H mengatakan jika banyak kegiatan dan
dirinya stress maka dia akan main keluar dengan teman-temannya,
biasanya nongkrong sambil mengobrol tidak jelas, main ke warnet atau
rental PS dan menonton balapan motor. An. H juga mengatakan sering
main dengan teman-temannya hingga malam hari.
Riwayat dan tahap perkembangan keluarga Bp. R berada dalam
tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja dimana tugas
perkembangan keluarga dengan remaja yaitu: Memberikan kebebasan
yang seimbang dengan tanggung jawab remaja mengingat remaja yang
sudah bertambah dewasa, mempertahankan hubungan yang intim
dalam keluarga, mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan
orang tua, hindari perdebatan Ibu. R mengatakan bahwa An. H adalah
anak pendiam dan jarang berbicara jika tidak ditanya. Terutama saat
memasuki usia remja An. H sudah jarang berkumpul dengan keluarga,
jika berada dirumah An. H banyak menghabiskan waktu di dalam
kamarnya. An. H mengatakan jarang berbicara dengan Bp. R karena
menurut An. H bapaknya itu galak dan kalau menyuruh sesuatu,
misalkan belajar, Bp. R sering marah-marah sehingga An. H malas untuk
menanggapinya. Ibu. R mengatakan sebenanrnya Bp. R baik, tetapi
memang agak keras untuk mendidik anak-anaknya. Ibu. R juga
mengatakan bahwa An. H sulit diatur semenjak memasuki SMP. An. H
mengtakan tidak mengetahui tugas perkembangan maupun tanggung
jawabnya sebagai remaja., karena sebelumnya tidak pernah
mendapatkan informasi mengenai tugas perkembangan maupun
tanggung jawabnya sebagai remaja.
Rumah yang ditinggali Bp. R sekeluarga adalah rumah permanen
peninggalan orang tua Bp. R yang berukuran 70 m2.
Desain interior
rumah terbagi menjadi 6 ruangan. Terdapat 2 jendela yang kurang lebih
yang berukuran 1,5 x 1 meter di depan samping pintu masuk. Namun,
jendela yang selalu terlihat terbuka ini jarang dibersihkan. Anak-anak
Bp. R tidak ada yang aktif mengikuti kegiatan kemasyarakatan di
daerah setempat RW 02. An. H mengatakan sudah jarang (suka
membolos) dalam mengikuti pengajian. An. H berteman dengan
beberapa teman seusianya, sering nongkrong di pos hansip dekat
rumahnya, bermain ke warnet dan rental PS dan jalan-jalan dengan
menggunakan motor. Ibu. R mengatakan bahwa komunikasi pada
keluarganya menekankan keterbukaan. Namun, An. H mengatakan lebih
suka menceritakan masalahnya kepada teman-temannya dibandingkan
kepada orang tua atau pun keluarganya yang lain. Bp. R sibuk bekerja
dan jarang menyempatkan berbicara kepada anaknya. Ibu. R juga
mengatakan di rumahnya tidak ada peraturan yang jelas tentang apa
saja tugas setiap anggota keluarga. Ibu. R mengatakan urusan anaknya
lebih banyak diserahkan kepada ibuya. An. H mengatakan malas belajar
dan jarang mengerjakan tugas sekolahnya. Ibu. R mengatakan bahwa
anaknya jarang belajar dan nilainya pas-pasan. Ibu. R mengatakan tidak
pernah memantau aktivitas belajar anakya di rumah.
Ibu. R mengatakan bahwa setiap anggota keluarga dalam rumah
dapat saling terbuka dalam menyampaikan pendapat walaupun An. H
termasuk anak yang pendiam dan jarang menyampaikan pendapatnya.
Hubungan antar anggota keluarga dalam rumah berjalan degan baik.
Ibu. R mengatakan bahwa ketika ada anggota yang sakit, maka yang
sakit akan langsung diberikan obat dari warung atau dari apotik.
Keluarga Ibu. R juga sering memanfaatkan pelayanan kesehatan di RS,
tetapi jika sudah sembuh dengan mengkonsumsi obat warung maka
hanya diobati di rumah saja. Keluarga Bp. R mencemaskan pergaulan
An. H yang sudah memasuki masa remaja. An. H sudah mulai ditawari
untuk mencoba merokok oleh teman-temannya, baik teman di sekolah
maupun teman di lingkungan rumahnya. An. H juga sering nongkrong
tidak jelas dengan teman sekoah maupun teman di sekitar rumahnya
tersebut. An. H juga mengatakan pernah ikut-ikutan tawuran dengan
teman-teman sekolahnya. An. H mengatakan sudah memiliki teman
dekat wanita (pacar).
3.2 Pengkajian
a. Data Umum
1. Nama Keluarga (KK) : Bp. R
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Pendidikan Terakhir : SMP
4. Usia : 38 tahun
5. Pekerjaan : Buruh
6. Alamat : RT 02 RW Kelurahan Cisalak Pasar Kec.
Cimanggis
7. Komposisi Keluarga :
N Nama Jenis Hubung Usia Pendidik
o Kelamin an dg KK an
1 Ibu R
Perempua
n
Istri 30 thn SMP
2 An. H Laki-laki Anak 1 14 thn
SMP kls
2
3 An. F
Perempua
n
Anak 2 12 thn SD kls 6
4 An. L
Perempua
n
Anak 3 9 thn SD kls 3
5 Nenek R
Perempua
n
Ibu 61 thn SD
Genogram :
Nenek R
61 thn
Ibu R
30 thn
Bp. R
38 thn
An. H
14 thn
An. F
11 thn
An. L
9 thn
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Remaja / Pasien
: Cerai
: Tinggal dalam satu rumah
8. Tipe Keluarga :
Keluarga Bp. R termasusk tipe keluarga extended family
(keluarga luas/besar). Keluarga Bp. R (38 thn) terdiri dari Bp.
R, Ibu R, ketiga anaknya dan ibu dari Bp. R yaitu nenek R (61
thn).
9. Suku Bangsa :
Bp. R berasal dari Jakarta (Betawi) dan istrinya, Ibu R juga
berasal dari Jakarta (Betawi). Bahasa dominan yang mereka
gunakan sehari-hari di rumah adalah Bahasa Indonesia dalam
percakapan. Ibu R mengatakan keluarganya tidak memiliki
kebiasaan khusus yang mempengaruhi status kesehatan
keluarga yang diajarkan turun-temurun.
10. Agama :
Seluruh keluarga Bp. R beragama Islam. Kegiatan ibadah
keagamaan keluarga Bp. R yaitu sholat 5 waktu dan puasa
dilakukan. Menurut keluarga Bp. R, agama berperan penting
dalam kehidupan mereka, bahkan dalam hal kesehatan. Ketika
ada anggota keluarga yang sedang sakit, keluarga uga selalu
mendoakan untuk kesembuhan anggota keluarga yang sedang
sakit tersebut.
11. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Di keuarga Bp. R pencari nafkah utama di keluarga adalah
Bp. R yang bekerja sebagai buruh dengan penghasilan
2.000.000 – 2.500.000 setiap bulan. Selain itu Bp. R juga
masih aktif menjadi pembawa acara/MC di acara-acara
pernikahan, maka dari itu Bp. R terlihat jarang ada di rumah.
Ibu R sehari-hari membuka warung yang menjual kebutuhan
sehari-hari dan makanan ringan di rumahnya dengan
penghasilan perhari 50.000-an. Keperluan keluarga sehari-hari
adalah untuk makan dan jajan An. H, An. F dan An. L. Ibu R
mengatakan bahwa dirinya merasa cukup dengan penghasilan
suaminya saat ini. Bp. R saat ini memiliki tabungan atau dana
kesehatan dari tempatnya bekerja.
12. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga Bp. R tidak memiliki jadwal khusus untuk
rekreasi keluarga, hanya sesekali anaknya mengajak
berwisata. Waktu liburan biasanya disesuaikan dengan jadwal
libur kerja dan libur anak sekolah, tetapi sekarang jarang
dilakukan., hanya jika ada waktu saja keluarga pergi rekreasi.
Ibu R juga mengatakan biasanya dirinya berkunjung ke rumah
kerabat yang letak rumahnya berdekatan dengan rumah
keluarga Bp. R. Di rumah Ibu R mengatakan keluarganya dapat
menikmatihiburan melalui TV dan radio yang tersedia di
rumahnya. An. H mengatakan jika banyak kegiatan dan
membuat dirinya stress maka dia akan main keluar dengan
teman-temannya, biasanya nongkrong sambil mengobrol tidak
jelas, main ke warnet atau rental PS dan menonton balapan
motor. An. H juga mengatakan sering main dengan teman-
temannya hingga malam hari.
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
13. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini :
Termasuk keluarga dengan remaja. Tugas perkembangan
keluarga dengan anak remaja yang dilakukan oleh keluarga
antara lain :
a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab
ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri.
Keluarga sudah memberikan kesempatan bagi An. H
untuk memilih apa yang ingin dilakukan. An. H mengatakan
tanggung jawabnya adalah belajar dan membantu orang
tua, itupun jarang dilakukan atas kemauannya sendiri. An.
H sudah memiliki cita-cita, yaitu menjadi seorang pemain
bola, tetapi hanya sebatas harapan dan tidak tahu
bagaimana mencapai tujuannya.
b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.
Pernikahan Bp. R dan Ibu R saat ini sudah berlangsung
selama 15 tahu, anaknya yang paling kecil sudah
memasuki usia sekolah. Saat ini, Ibu R dan Bp. R
mengatakan untuk berusaha membesarkan ketiga anaknya
dengan memenuhi segala kebutuhan mereka.
14. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi :
a. Berkomunikasi secara terbuka dengan anak-anak.
Ibu R mengatakan bahwa An. H adalah anak yang
pendiam dan jarang berbicara jika tidak ditanya. Terutama
saat memasuki usia remaja, An. H sudah mulai jarang
berkumpul dengan keluarga, jika berada di rumah An. H
banyak menghabiskan waktunya di dalam kamarnya. An. H
mengatakan jarang berbicara dengan Bp. R karena
menurut An. H bapaknya itu galak dan kalau menyuruh
sesuatu misalnya belajar, Bp. R sering marah-marah
sehingga An. H malas untuk menanggapinya. Ibu R
mengatakan sebenarnya Bp. R baik, tetapi memang agak
keras untuk mendidik anak-anaknya. Ibu R juga
mengatakan bahwa An. H sulit untuk diatur semenjak
memasuki SMP. An. H mengatakan tugas perkembangan
maupun tanggung jawabnya sebagai remaja, karena
sebelumnya tidak pernah mendapatkan informasi
mengenai tugas perkembangan maupun tanggung
jawabnya sebagai remaja.
15. Riwayat Keluarga Inti :
Bp. R dan Ibu R menikah pada tahun 1998, dan anak
pertamanya lahir setahun kemudian. Ibu R dan Bp. R baru
memutuskan memakai kontrasepsi setelah kelahiran anak ke-
3. Jenis kontrasepsi yang dipih adalah pil KB.
16. Riwayat Keluarga Sebelumnya :
Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang menurun. Bila
sakit, keluarga Bp. R pergi ke dokter swasta langganan
keluarga. Tidak ada pola makan atau jenis makanan yang
dibatasi.
c. Lingkungan
17. Karakteristik Rumah :
Rumah yang ditinggali Bp. R sekeluarga adalah rumah
permanen peninggalan orang tua Bp. R yang berukuran 70 m2
.
Desain interior rumah terbagi menjadi 6 ruangan, yang paling
depan adalah ruang tamu. Lalu, 3 ruang tidur dan yang paling
belakang adalah dapur dan kamar mandi. Kamar tidur 1
digunakan oleh Bp. R dan Ibu R, sedangkan 2 kamar tidur
lainnya digunakan oleh anak-anak dan Nenek R yang tinggal
bersama Bp. R dan Ibu R. Lantai rumah terbuat dari kerami.
Terdapat 2 jendela yang kurang lebih berukuran 1,5 x 1 meter
di depan samping pintu masuk. Namun, jendela yang terlihat
selalu terbuka ini jarang dibersihkan. Warna dinding rumah
adalah putih yang kondisinya cukup bersih. Kondisi rumah
tampak rapi dan bersih dan terdapat beberapa perabot rumah
yang sesuai. Sumber air yang digunakan oleh keluarga berasal
dari tanah (sanyo) sehingga airnya tidak berasa, tidak
berwarna dan tidak berbau. Pada saat hari mulai gelap
pencahayaan lampu dalam rumah Bp. R terbilang terang.
Denah Rumah
Kamar Dapur
Mandi
T
Ruang Ruang e
Tudur Keluarga r 10 m
a
s
Ruang Ruang
Warung
Tidur Tamu
Teras
7 m
18. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW :
Bp. R jarang berkumpul dengan tentangga karen
akesibukannya, namun Ibu R aktif di arisan PKK dan pengajian
yang ada di lingkungan rumah. Ibu R sendiri tidak bekerja
hanya menjadi ibu rumah tangga saja dan mengurus warung
yang ada di rumah. Keluarga Bp. R tinggal di RT 02 RW 02, di
sisi kanan rumah Bp. R yaitu rumah saudaranya dan sebelah
kiri adalah rumah tetangganya, di belakang rumah ada tanah
kosong dan jalan. Kehidupan bertetangga terlihat rukun dan
harmonis.
19. Mobilitas Geografis Keluarga :
Saat ini keluarga Bp. R sudah tinggal menetap di rumah
yang sekarang selama 15 tahun dan tidak berniat untuk
pindah. Bp.R sendiri sudah tinggal di rumah tersebut sejak Bp.
R lahir, karena Bp. R adalah anak tunggal dari kedua orang
tuanya yang telah bercerai maka di rumah tersebut ditinggali
keluarga Bp. R dan ibunya. Rumah Bp. R dibangun di atas
tanah milik orang tuanya, kepemilikan tanah masih milik
ibunya Bp. R.
20. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat :
Bp. R selalu menekankan pada Ibu R supaya mengikuti
acara yang diadakan oleh RT/RW, misalnya pengajian, arisan
RT dan kegiatan lainnya. Apabila ada waktu luang Ibu R
mengajak anaknya bermain ke tetangga. Hubungan anggota
keluarga terlihat rukun, tidak ada konflik antara satu dengan
yang lain (terlihat harmonis).
Anak-anak Bp. R tidak ada yang aktif mengikuti kegiatan
kemasyarakatan di daerah setempat RT 02. An. H mengatakan
sudah jarang (suka membolos) dalam mengikuti pengajian.
Bp. R sendiri sering diminta untuk menjadi pembawa acara/MC
di acara-acara pernikahan ataupun acara yang diadakan
RT/RW. Ibu R juga bersosialisasi dengan tetangga di kanan, kiri
dan depan rumahnya. Saudara Ibu R tinggal tidak jauh dari
rumah Ibu R, setiap hari selalu bertemu. An. H berteman
dengan beberapa teman seusianya, sering nongkrong di pos
hansip dekat rumahnya, bermain ke warnet dan rental PS dan
jalan-jalan dengan menggunakan motor.
21. Sistem Pendukung Keluarga :
Bila ada masalah dalam keluarga, keluarga lebih senang
menyelesaikan dengan anggota keluarga. Kadang juga
melibatkan orang tua, karena dengan orang tua tinggal
bersama dan berdekatan. Hal yang dirasakan sebagai
pendukung keluarga adalah keluarga yang tinggal tidak jauh
dari rumah yang memperhatikan bila ada anggota keluarga
yang sakit dan tetangga yang idup saling menghormati serta
menghargai. Disamping itu adanya fasilitas dana kesehatan
dari tempat kerja Bp. R untuk anggota keluarga yang sakit
menurut Ibu R sangat membantu keluarga.
d. Struktur Keluarga
22. Pola Komunikasi Keluarga :
Ibu R mengatakan bahwa komunikasi dengan keluarganya
menekankan keterbukaan. Bila ada masalah dalam keluarga,
Ibu R mendiskusikan bersama Bp. R, terkadang meminta
bantuan nasihat dari orang tu. Waktu yang biasanya
digunakan untuk komunikasi pada saat santai yaitu malam
hari dan waktu makan bersama dengan anggota keluarga.
Namun An. H mengatakan lebih suka menceritakan
masalahnya kepada teman-temannya dibandingkan kepada
orang tua ataupun keluarganya yang lain. Bp. R sibuk bekerja
dan jarang menyempatkan berbicara kepada anaknya.
23. Struktur Kekuatan Keluarga :
Pemegang keputusan di keluarga adalah Bp. R sebagai
kepala keluarga, tetapi tidak menutup kemungkinan suatu
ketika Ibu R punya pendapat sendiri dan membuat keputusan
sendiri, misalnya pada saat membeli keperluan rumah tangga
dan mengatur posisi perabotan rumah tangga. Terkadang Ibu
R juga berinisiatif sendiri untuk membawa anaknya ke
pelayanan kesehatan, bila ada yang sakit dan tidak bisa
sembuh dengan mengkonsumsi obat warung.
24. Struktur Peran :
 Bp. R
Sebagai kepala keluarga, bertanggung jawab dalam
mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari dalam rumah
tangga.
 Ibu R
Ibu R mengatakan urusan anaknya lebih banyak
diserahkan kepada ibunya. Sebagai istri Bp. R, sebagai ibu
rumah tangga dan juga membuka usaha warung di rumah.
 An. H
An. H mengatakan malas belajar dan jarang mengerjakan
tugas sekolahnya. Ibu R mengatakan bahwa anaknya
jarang belajar dan nilainya pas-pasan. Ibu R mengatakan
tidak pernah membantu aktivitas belajar anaknya di
rumah.
 An. F
Sebagai anak ke dua Bp. R dan Ibu R yang pada tahun ini
akan memasuki SMP. An. F juga berperan sebagai adik dari
An. H dan kakak dari An. L.
 An. L
Sebagai anak ke tiga Bp. R dan Ibu R juga berperan
sebagai adik dari kedua orang kakaknya yaitu An. H dan
An. F.
 Nenek R
Sebagai ibu dari Bp. R dan nenek dari ketiga cucunya yaitu
An. H, An. F dan An. L.
Ibu R juga mengatakan di rumahnya tidak ada peraturan yang
jelas tentang apa saja tugas setiap anggota keluarga.
25. Nilai dan Norma Keluarga :
Nilai dan norma yang dipegang oleh Bp. R adalah sesuai
dengan nilai-nilai ajaran Islam dan tidak terpengaru oleh
norma budaya. Penerimaan keluarga terhadap perawat sangat
baik, setiap masalah yang ada diutarakan dan menerima
kehadiran perawat.
e. Fungsi keluarga
26. Fungsi Efektif :
Ibu R mengatakan bahwa setiap anggota keluarga dalam
rumah dapat saling terbuka dalam menyampaikan pendapat
walaupun An. H termasuk anak yang pendiam dan jarang
menyampaikan pendapat.
27. Fungsi Sosialisasi :
Hubungan antar anggota keluarga dalam rumah berjalan
dengan baik. Hubungan anggota keluarga dengan tetangga
juga baik apalagi keluarga Bp. R tergolong paling lama tinggal
di wilayah tersebut.
28. Fungsi Perawatan Keluarga :
Ibu R mengatakan bahwa ketika ada anggota keluarga
yang sakit, maka yang sakit akan langsung diberikan obat dari
warung atau dari apotek. Keluarga Ibu R juga sering
memanfaatkan pelayanan kesehatan di RS, tetapi jika sudah
sembuh dengan mengkonsumsi obat warung maka hanya
diobati di rumah saja. Bp. R mengatakan bahwa dirinya tidak
memiliki keluhan fisik dan tidak merokok hanya saja jika
sedang banyak pekerjaan yang harus diselesaikannya
biasanya Bp. R mengeluhkan pegal-pegal pada badannya.
f. Stress dan Koping Keluarga
29. Stressor Jangka Pendek :
Keluarga Bp. R mencemaskan pergaulan An. H yang
sudah memasuki masa remaja. An. H sudah mulai ditawari
untuk mencoba merokok oleh teman-temannya, baik teman di
sekolah maupun teman di lingkungan rumahnya. An. H juga
sering nongkrong tidak jelas dengan teman sekolah maupun
teman di lingkungannya tersebut. An. H juga mengatakan
pernah ikut-ikutan tawuran dengan teman-teman sekolahnya.
An. H mengatakan sudah memiliki teman dekat wanita
(pacar).
30. Stressor Jangka Panjang :
Ibu R mengeluhkan biaya sekolah ketiga anaknya yang
semakin mahal, terlebih lagi tahun ini anak keduanya yaitu An.
F akan lulus dari SD dan akan memasuki SMP.
31. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Masalah :
Jika ada masalah, keluarga berupaya untuk mencari jalan
keluar dari masalah tersebut dengan jalan musyawarah.
Keluarga meyakini kalau setiap masalah ada jalan keluarnya,
misalnya dengan meminta bantuan dari orang tua dan
tetangga yang terdekat.
32. Strategi Koping yang Digunakan :
Ibu R mengatakan selalu menyerahkan semua masalah
yang terjadi kepada Allah SWT tetapi tetap berusaha untuk
mengatasi masalah yang ada.
33. Strategi Adaptasi Disfungsional :
Tidak ada.
g. Harapan Keluarga
Keluarga berharap dengan kedatangan perawat berkunjung
ke rumahnya adalah keluarga dapat mengetahui status
kesehatan keluarga. Dengan demikian keluarga berharap akan
selalu berada dalam kondisi sehat lahir dan batin. Mereka juga
berharap akan banyak mendapatkan banyak pengetahuan
tentang berbagai macam jenis penyakit dan cara perawatannya.
h. Pemeriksaan Fisik
No Nama
TD Nadi RR Suhu BB TB
(mmH
g)
(x/meni
t)
(x/meni
t)
(0
C) (Kg) (cm)
1 Bp. R
(38 tahun)
130/9
0
86 21 36,7 68 172
Keluhan/R
PS
Tidak memiliki keluhan fisik
Riwayat
penyakit
dahulu
Bp. R mengatakan
Pemeriksa
an Fisik
Kepala :
Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat
merasakan benda tumpul dan tajam, gerakan
pipi, rahang, dan alis simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan
tangan pemeriksa, tidak ada nyeri tekan,
diameter pupil ± 2 mm, reaksi cahaya +/+,
konjungtiva tidak anemis, kornea tidak ikterik,
memakai kacamata jika membaca.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris,
dapat bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak
pucat, lidah dapat merasakan asam, asin, manis
dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama
dengan kulit sekitarnya, tidak terdapat lesi atau
cairan, mukosa hidung lembab, terdapat bulu
hidung, uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih,
tidak ada benjolan, tidak bengkak, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada serumen. Klien tampak
mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat pembesaran JPV dan tiroid. Tidak
terdapat massa. Dapat bergerak proporsional ke
kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada,
tidak ada retraksi intercostae, terdengar
dullness pada perkusi batas jantung, BJ 1 dan BJ
2 terauskultasi normal, serta tidak terdapat mur-
mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama
dengan kulit lainnya (tidak terdapat lebam,
kebiruan), tidak terdapat tonjolan abnormal,
pernafasan 21 x/menit, tactil fremitus sama kiri
dan kanan, bunyi nafas terauskultasi vesikuler,
dan tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat datar dan warnanya sama dengan
kulit lainnya (tidak ada lebam dan kemerahan),
perut teraba lemas, tidak terdapat nyeri tekan,
tidak teraba massa, hepar tidak teraba, bising
usus terdengar 10x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit,
tidak terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan
menahan beban dengan baik, refleks
brachioradialis normal kiri dan kanan, refleks
platela normal kiri dan kanan, kekuatan otot : 5
5
5 5
Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo
matang, tidak ada lesi, sensitifitas terhadap
benda tumpul dan tajam baik.
No Nama
TD Nadi RR Suhu BB TB
(mmH
g)
(x/men
it)
(x/men
it)
(0
C) (Kg) (cm)
2 Ibu. R
(30 tahun)
110/7 82 19 36,8 48 154
0
Pemeriksa
an Fisik
Kepala :
Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat
merasakan benda tumpul dan tajam, gerakan
pipi, rahang, dan alis simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan
tangan pemeriksa, tidak ada nyeri tekan,
diameter pupil ± 2 mm, reaksi cahaya +/+,
konjungtiva tidak anemis, kornea tidak ikterik.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris,
dapat bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak
pucat, lidah dapat merasakan asam, asin, manis
dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama
dengan kulit sekitarnya, tidak terdapat lesi atau
cairan, mukosa hidung lembab, terdapat bulu
hidung, uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih,
tidak ada benjolan, tidak bengkak, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada serumen. Klien tampak
mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat pembesaran JPV dan tiroid. Tidak
terdapat massa. Dapat bergerak proporsional ke
kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada,
tidak ada retraksi intercostae, terdengar
dullness pada perkusi batas jantung, BJ 1 dan BJ
2 terauskultasi normal, serta tidak terdapat mur-
mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama
dengan kulit lainnya (tidak terdapat lebam,
kebiruan), tidak terdapat tonjolan abnormal
(juga pada payudara), pernafasan 19 x/menit,
tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas
terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara
tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan
kulit lainnya (tidak ada lebam dan kemerahan),
perut teraba lemas, tidak terdapat nyeri tekan,
tidak teraba massa, hepar tidak teraba, bising
usus terdengar 9x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit,
tidak terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan
menahan beban dengan baik, refleks
brachioradialis normal kiri dan kanan, refleks
platela normal kiri dan kanan, kekuatan otot : 5
5
5 5
Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo
matang, elastis, tidak ada lesi, sensitifitas
terhadap benda tumpul dan tajam baik.
No Nama
TD Nadi RR Suhu BB TB
(mmH
g)
(x/men
it)
(x/men
it)
(0
C) (Kg) (cm)
3 An. H
(14 tahun)
120/8
0
88 20 36,5 51 156
Pemeriksa
an Fisik
Kepala :
Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat
merasakan benda tumpul dan tajam, gerakan
pipi, rahang, dan alis simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan
tangan pemeriksa, tidak ada nyeri tekan,
diameter pupil ± 2 mm, reaksi cahaya +/+,
konjungtiva tidak anemis, kornea tidak ikterik.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris,
dapat bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak
pucat, lidah dapat merasakan asam, asin, manis
dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama
dengan kulit sekitarnya, tidak terdapat lesi atau
cairan, mukosa hidung lembab, terdapat bulu
hidung, uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih,
tidak ada benjolan, tidak bengkak, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada serumen. Klien tampak
mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat pembesaran JPV dan tiroid. Tidak
terdapat massa. Dapat bergerak proporsional ke
kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada,
tidak ada retraksi intercostae, terdengar
dullness pada perkusi batas jantung, BJ 1 dan BJ
2 terauskultasi normal, serta tidak terdapat mur-
mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama
dengan kulit lainnya (tidak terdapat lebam,
kebiruan), tidak terdapat tonjolan abnormal,
pernafasan 20 x/menit, tactil fremitus sama kiri
dan kanan, bunyi nafas terauskultasi vesikuler
dan tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan
kulit lainnya (tidak ada lebam dan kemerahan),
perut teraba lemas, tidak terdapat nyeri tekan,
tidak teraba massa, hepar tidak teraba, bising
usus terdengar 9x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit,
tidak terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan
menahan beban dengan baik, refleks
brachioradialis normal kiri dan kanan, refleks
platela normal kiri dan kanan, kekuatan otot : 5
5
5 5
Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna gelap,
elastis, tidak ada lesi, sensitifitas terhadap
benda tumpul dan tajam baik.
No Nama
TD Nadi RR Suhu BB TB
(mmH
g)
(x/men
it)
(x/men
it)
(0
C) (Kg) (cm)
4 An. F
(12 tahun)
110/8
0
91 21 36,8 36 139
Pemeriksa
an Fisik
Kepala :
Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat
merasakan benda tumpul dan tajam, gerakan
pipi, rahang, dan alis simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan
tangan pemeriksa, tidak ada nyeri tekan,
diameter pupil ± 2 mm, reaksi cahaya +/+,
konjungtiva tidak anemis, kornea tidak ikterik.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris,
dapat bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak
pucat, lidah dapat merasakan asam, asin, manis
dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama
dengan kulit sekitarnya, tidak terdapat lesi atau
cairan, mukosa hidung lembab, terdapat bulu
hidung, uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih,
tidak ada benjolan, tidak bengkak, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada serumen. Klien tampak
mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat pembesaran JPV dan tiroid. Tidak
terdapat massa. Dapat bergerak proporsional ke
kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada,
tidak ada retraksi intercostae, terdengar
dullness pada perkusi batas jantung, BJ 1 dan BJ
2 terauskultasi normal, serta tidak terdapat mur-
mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama
dengan kulit lainnya (tidak terdapat lebam,
kebiruan), tidak terdapat tonjolan abnormal
(juga pada payudara), pernafasan 21 x/menit,
tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas
terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara
tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan
kulit lainnya (tidak ada lebam dan kemerahan),
perut teraba lemas, tidak terdapat nyeri tekan,
tidak teraba massa, hepar tidak teraba, bising
usus terdengar 8x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit,
tidak terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan
menahan beban dengan baik, refleks
brachioradialis normal kiri dan kanan, refleks
platela normal kiri dan kanan, kekuatan otot : 5
5
5
5
Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo
matang, elastis, tidak ada lesi, sensitifitas
terhadap benda tumpul dan tajam baik.
No Nama
TD Nadi RR Suhu BB TB
(mmH
g)
(x/men
it)
(x/men
it)
(0
C) (Kg) (cm)
5 An. L
(9 tahun)
110/7
0
92 22 36,9 31 134
Pemeriksa
an Fisik
Kepala :
Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat
merasakan benda tumpul dan tajam, gerakan
pipi, rahang, dan alis simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan
tangan pemeriksa, tidak ada nyeri tekan,
diameter pupil ± 2 mm, reaksi cahaya +/+,
konjungtiva tidak anemis, kornea tidak ikterik.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris,
dapat bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak
pucat, lidah dapat merasakan asam, asin, manis
dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama
dengan kulit sekitarnya, tidak terdapat lesi atau
cairan, mukosa hidung lembab, terdapat bulu
hidung, uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih,
tidak ada benjolan, tidak bengkak, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada serumen. Klien tampak
mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat pembesaran JPV dan tiroid. Tidak
terdapat massa. Dapat bergerak proporsional ke
kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada,
tidak ada retraksi intercostae, terdengar
dullness pada perkusi batas jantung, BJ 1 dan BJ
2 terauskultasi normal, serta tidak terdapat mur-
mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama
dengan kulit lainnya (tidak terdapat lebam,
kebiruan), tidak terdapat tonjolan abnormal
(juga pada payudara), pernafasan 22 x/menit,
tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas
terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara
tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan
kulit lainnya (tidak ada lebam dan kemerahan),
perut teraba lemas, tidak terdapat nyeri tekan,
tidak teraba massa, hepar tidak teraba, bising
usus terdengar 8x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit,
tidak terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan
menahan beban dengan baik, refleks
brachioradialis normal kiri dan kanan, refleks
platela normal kiri dan kanan, kekuatan otot : 5
5
5
5
Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna gelap,
elastis, tidak ada lesi, sensitifitas terhadap
benda tumpul dan tajam baik.
No Nama
TD Nadi RR Suhu BB TB
(mmH
g)
(x/men
it)
(x/men
it)
(0
C) (Kg) (cm)
6 Nenek. R
(61 tahun)
140/9
0
90 23 37 52 155
Pemeriksa Kepala :
an Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat
merasakan benda tumpul dan tajam, gerakan
pipi, rahang, dan alis simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan
tangan pemeriksa, tidak ada nyeri tekan,
diameter pupil ± 2 mm, reaksi cahaya +/+,
konjungtiva tidak anemis, kornea tidak ikterik.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris,
dapat bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak
pucat, lidah dapat merasakan asam, asin, manis
dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama
dengan kulit sekitarnya, tidak terdapat lesi atau
cairan, mukosa hidung lembab, terdapat bulu
hidung, uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih,
tidak ada benjolan, tidak bengkak, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada serumen. Klien tampak
mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat pembesaran JPV dan tiroid. Tidak
terdapat massa. Dapat bergerak proporsional ke
kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada,
tidak ada retraksi intercostae, terdengar
dullness pada perkusi batas jantung, BJ 1 dan BJ
2 terauskultasi normal, serta tidak terdapat mur-
mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama
dengan kulit lainnya (tidak terdapat lebam,
kebiruan), tidak terdapat tonjolan abnormal
(juga pada payudara), pernafasan 23 x/menit,
tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas
terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara
tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan
kulit lainnya (tidak ada lebam dan kemerahan),
perut teraba lemas, tidak terdapat nyeri tekan,
tidak teraba massa, hepar tidak teraba, bising
usus terdengar 8x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit,
tidak terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan
menahan beban dengan baik, refleks
brachioradialis normal kiri dan kanan, refleks
platela normal kiri dan kanan, kekuatan otot : 5
5
5 5
Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo
matang, elastis, tidak ada lesi, sensitifitas
terhadap benda tumpul dan tajam baik.
Kesimpulan hasil pemeriksaan fisik :
Bp. R :
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tidak memiliki kelainan
pada pemerikasaan fisiknya, Bp. R tidak mengeluhkan keadaan fisiknya,
tidak merokok, aktif berkegiatan, tidak ada riwayat penyakit keturunan.
Ibu R :
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tidak memiliki kelainan
pada pemerikasaan fisiknya, Ibu R tidak mengeluhkan keadaan fisiknya,
tidak merokok, aktif berkegiatan, tidak ada riwayat penyakit keturunan.
An. H
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, memiliki postur tubuh
seimbang, tidak meiliki keluhan fisik, tidak ada riwayat pengobatan
dalam 3 bulan.
An. F
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, memiliki postur tubuh
seimbang, tidak meiliki keluhan penyakit, tidak ada riwayat pengobatan
dalam 3 bulan.
An. L
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, memiliki postur tubuh
kurus, tidak meiliki keluhan fisik, tidak ada riwayat pengobatan dalam 3
bulan.
Nenek R
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, merokok, tidak meiliki
keluhan fisik, penglihatan mulai berkurang, tidak ada riwayat
pengobatan dalam 3 bulan.
3.3 Analisa Data
No
.
Data Etiologi Problem
1. DS :
- Ibu. R mengatakan
dirumahnya tidak ada
peraturan yang jelas
tentang apa saja tugas
setiap anggota keluarga.
- An. H mengatakan tidak
mengetahui tugas
perkembangan maupun
tanggung jawabnya
sebagai remaja.
- An. H mengatakan
sebelumnya tidak pernah
mendapatkan informasi
mengenai tugas
Ketidak
mampuan
keluarga
mengenal
masalah
tentang tugas
dan fungsi
perkembangan
keluarga
dengan anak
remaja.
Ketidakefektifa
n performa
peran remaja
An. H keluarga
Bp. R
perkembangan maupun
tanggung jawabnya
sebagai remaja.
- Ibu. R mengatakan
urusan anaknya lebih
banyak diserahkan
kepada ibunya
DO :
- An. H marupakan anak
pertama dalam keluarga.
- An. H berusia 14 tahun,
berada pada masa
remaja awal.
- Dirumahnya tidak ada
yang mengajarkan peran
dan tanggung jawab
kepada remaja (An. H)
2. DS :
- Ibu. R mengatakan
urusan anaknya lebih
banyak diserahkan
kepada ibunya
- Ibu. R mengatakan An. H
lebih suka menghabiskan
waktunya didalam kamar
dari pada berkumpul
dengan keluarga
- Ibu. R mengatakan Bp. R
memang agak keras
untuk mendidik anak-
anaknya
- An. H mengakui tidak
pernah menceritakan
masalah yang
Ketidak
mampuan
keluarga
mengenal
masalah
tentang
pentingnya
komunikasi
efektif antara
orang tua dan
remaja.
Ketidakefektifa
n koping
keluarga Bp.R
dihadapinya pada orang
tua
- An. H mengatakan
kadang percakapan
dengan orang tua akan
berakhir dengan
ketegangan
- An. H mengatakan lebih
suka menceritakan
masalahnya kepada
teman-temannya
debandingkan kepada
orang tua ataupun
keluarganya yang lain.
DO :
- Bp. R sibuk bekerja dan
jarang menyempatkan
berbicara kepada
anaknya.
3.4 Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan performa peran remaja An. H keluarga Bp. R b/d
ketidak mampuan keluarga mengenal masalah tentang tugas dan
fungsi perkembangan keluarga dengan anak remaja.
2. Ketidakefektifan koping keluarga Bp.R b/d ketidak mampuan
keluarga mengenal masalah tentang pentingnya komunikasi
efektif antara orang tua dan remaja.
3.5 Scoring/ Pembobotan dan Penentuan Prioritas Masalah
1. Diagnosa : Ketidakefektifan performa peran remaja An. H
keluarga Bp. R b/d ketidak mampuan keluarga mengenal
masalah tentang tugas dan fungsi perkembangan keluarga
dengan anak remaja.
Kriteria SKOR Hasil Pembenaran
SIFAT MASALAH
(bobot = 1)
- Tidak sehat
- Ancaman
kesehatan
- Krisis atau
keadaan
sejahtera
3
2
1
3/3 x 1
= 1
Saat ini An. H masih
dalam tahap
perkembangan
remaja yang
membutuhkan
perhatian dan
komunikasi yang
efektif dalam
mengungkapkan
masalahnya. Orang
tua biasanya hanya
menanyakan
kemana An. H pergi
dan kadang
memarahi jika ada
masalah dengan
sekolah.
KEMUNGKINAN
MASALAH DAPAT
DIUBAH (bobot = 2)
- Dengan mudah
- Hanya sebagian
- Tidak dapat
2
1
0
2/2 x 2
= 2
An. H masih dapat
diajak
berkomunikasi dan
menurut pada orang
tuanya, melalui
pendekatan
komunikasi yang
efektif akan
pengenalan peran
dan tanggung jawab
remaja maka
penerapan peran
pada remaja di
keluarga Bp. R akan
efektif.
POTENSIAL
MASALAH DAPAT
DICEGAH (bobot =
1)
- Tinggi
- Cukup
- Rendah
3
2
1
1/3 x 1
= 1/3
Adanya perhatian
yang baik dari orang
tua dan saudara An.
H akan
perkembangan
peran dan
tanggung jawabnya.
MENONJOLKAN
MASALAH (bobot =
1)
- Masalh berat,
harus segera
ditangani
- Ada masalah,
tapi tidak perlu
segera ditangani
- Masalah tidak
dirasakan
2
1
0
2/2 x 1
= 1
Keluarga
mengatakan ada
masalah dan segera
perlu ditangani
karena mereka takut
anaknya tidak bisa
penerapkan peran
dan tanggung jawab
remaja di
keluarga.
Total 4 1/3
3. Diagnosa : Ketidakefektifan koping keluarga Bp.R b/d ketidak
mampuan keluarga mengenal masalah tentang pentingnya
komunikasi efektif antara orang tua dan remaja.
Kriteria SKOR Hasil Pembenaran
SIFAT MASALAH
(bobot = 1)
- Tidak sehat
- Ancaman
kesehatan
- Krisis atau
keadaan
sejahtera
3
2
1
3/3 x 1
= 1
Timbul mekanisme
koping negatif baik
pada orangtua,
keluarga maupun
remaja karena
kurangnya kualitas
komunikasi antara
mereka.
KEMUNGKINAN
MASALAH DAPAT
DIUBAH (bobot = 2)
- Dengan mudah
- Hanya sebagian
- Tidak dapat
2
1
0
2/2 x 2
= 2
Pola komunikasi
antara remaja dan
orang tua
merupakan suatu
proses yang harus
dimulai dan dijaga
keberlangsungannya
, keluarga sudah
memberikan respon
positif dengan
bertanya cara
komunikasi yang
baik dengan remaja.
POTENSIAL
MASALAH DAPAT
DICEGAH (bobot =
1)
- Tinggi
- Cukup
- Rendah
3
2
1
3/3 x 1
= 1
Keluarga sudah
mengetahui stressor
dan cara
mencegahnya.
MENONJOLKAN
MASALAH (bobot =
1)
- Masalah berat,
harus segera
ditangani
- Ada masalah,
tapi tidak perlu
segera ditangani
- Masalah tidak
dirasakan
2
1
0
1/2 x 1
= 1/2
Keluarga
menganggap
masalah terjadi
tetapi tidak
menjadikan masalah
ini prioritas utama.
Total 4 1/2
3.6 Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan koping keluarga Bp.R b/d ketidak mampuan
keluarga mengenal masalah tentang pentingnya komunikasi
efektif antara orang tua dan remaja.
2. Ketidakefektifan performa peran remaja An. H keluarga Bp. R b/d
ketidak mampuan keluarga mengenal masalah tentang tugas
dan fungsi perkembangan keluarga dengan anak remaja.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang
terjadi pada sistem keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan
hubungan antar anggota keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini
terjadi melalui beberapa tahapan atau kurun waktu tertentu.Pada
setiap tahapan mempunyai tugas perkembangan yang harus
dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses.
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,
kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu
dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga
didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan
masyarakat
4.2 Saran
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan
keluarga melalui penyuluhan mengenai peran anggota keluarga dan
perkembangan keluarga sesuai jenjang merupakan langkah yang
tepat dilakukan guna mencapai kebutuhan kesehatan keluarga yang
optimal.Upaya ini perlu dikembangkan dan ditingkatkan, untuk itu
perlu dukungan oleh pihak-pihak yang peduli terhadap kesehatan
keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN. 2012. Laporan situasi kependudukan dunia tahun 2012. Jakarta
Santrock, J. W. 2007. Perkembangan anak edisi kesebelas jilid 2. Jakarta:
Erlangga
Setiadi. 2008. Konsep dan proses keperawatan keluarga edisi pertama.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Slameto. 2006. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta
Mubarak, dkk. 2009. Ilmu keperawatan komunitas: konsep dan aplikasi.
Jakarta: Salemba Medika
Al-Mighwar, M. 2006. Psikologi Remaja. Bandung: CV Pustaka Setia
Wong, D. L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
Sarwono. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
ners.unair.ac.id/materikuliah/askep%20remaja%20new.pdf

More Related Content

What's hot

makalahPERKEMBANGANREMAJA-doc.doc
makalahPERKEMBANGANREMAJA-doc.docmakalahPERKEMBANGANREMAJA-doc.doc
makalahPERKEMBANGANREMAJA-doc.docOtoySamidi
 
Makalah (mengenal karakter remaja pada siswa smp
Makalah (mengenal karakter remaja pada siswa smpMakalah (mengenal karakter remaja pada siswa smp
Makalah (mengenal karakter remaja pada siswa smpNovia Senja
 
Tugas perkembangan ii emosi dewasa awal
Tugas  perkembangan ii emosi dewasa awalTugas  perkembangan ii emosi dewasa awal
Tugas perkembangan ii emosi dewasa awalswirawan
 
Ppt perkembangan psikososial 2003
Ppt perkembangan psikososial 2003Ppt perkembangan psikososial 2003
Ppt perkembangan psikososial 2003rahmi indah putri
 
Perkembangan seksual remaja
Perkembangan seksual remajaPerkembangan seksual remaja
Perkembangan seksual remajafannyariza1
 
Makalah1 kenakalanremaja
Makalah1 kenakalanremajaMakalah1 kenakalanremaja
Makalah1 kenakalanremajaHaubibBro
 
Karakteristik dan tumbuh kembang remaja
Karakteristik dan tumbuh kembang remajaKarakteristik dan tumbuh kembang remaja
Karakteristik dan tumbuh kembang remajaYunike Wirahmaningrum
 
Remaja dan perkembangannya
Remaja dan perkembangannyaRemaja dan perkembangannya
Remaja dan perkembangannyadina septiana
 
Laporan wawancara observasi kasus pendidikan
Laporan wawancara observasi kasus pendidikanLaporan wawancara observasi kasus pendidikan
Laporan wawancara observasi kasus pendidikanDevyta Upan Ipin
 
Remaja dan masalahnya
Remaja dan masalahnyaRemaja dan masalahnya
Remaja dan masalahnyahaqiemisme
 
Bahaya pergaulan
Bahaya pergaulanBahaya pergaulan
Bahaya pergaulanWarnet Raha
 
Makalah aulia 1
Makalah aulia 1Makalah aulia 1
Makalah aulia 1elfachruz
 
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II (perkembangan seksual pada remaja)
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II (perkembangan seksual pada remaja)PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II (perkembangan seksual pada remaja)
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II (perkembangan seksual pada remaja)Firdasari6
 
Contoh makalah-bahaya-merokok-narkoba
Contoh makalah-bahaya-merokok-narkobaContoh makalah-bahaya-merokok-narkoba
Contoh makalah-bahaya-merokok-narkobaTerminal Purba
 
perkembangan masa remaja
perkembangan masa remajaperkembangan masa remaja
perkembangan masa remajaFahrulRosyid1
 

What's hot (20)

makalahPERKEMBANGANREMAJA-doc.doc
makalahPERKEMBANGANREMAJA-doc.docmakalahPERKEMBANGANREMAJA-doc.doc
makalahPERKEMBANGANREMAJA-doc.doc
 
Makalah (mengenal karakter remaja pada siswa smp
Makalah (mengenal karakter remaja pada siswa smpMakalah (mengenal karakter remaja pada siswa smp
Makalah (mengenal karakter remaja pada siswa smp
 
Psikologi remaja
Psikologi remaja Psikologi remaja
Psikologi remaja
 
Kespro
KesproKespro
Kespro
 
Tugas perkembangan ii emosi dewasa awal
Tugas  perkembangan ii emosi dewasa awalTugas  perkembangan ii emosi dewasa awal
Tugas perkembangan ii emosi dewasa awal
 
Ppt perkembangan psikososial 2003
Ppt perkembangan psikososial 2003Ppt perkembangan psikososial 2003
Ppt perkembangan psikososial 2003
 
Perkembangan seksual remaja
Perkembangan seksual remajaPerkembangan seksual remaja
Perkembangan seksual remaja
 
Latar belakang
Latar belakangLatar belakang
Latar belakang
 
Makalah1 kenakalanremaja
Makalah1 kenakalanremajaMakalah1 kenakalanremaja
Makalah1 kenakalanremaja
 
Karakteristik dan tumbuh kembang remaja
Karakteristik dan tumbuh kembang remajaKarakteristik dan tumbuh kembang remaja
Karakteristik dan tumbuh kembang remaja
 
Remaja dan perkembangannya
Remaja dan perkembangannyaRemaja dan perkembangannya
Remaja dan perkembangannya
 
Laporan wawancara observasi kasus pendidikan
Laporan wawancara observasi kasus pendidikanLaporan wawancara observasi kasus pendidikan
Laporan wawancara observasi kasus pendidikan
 
Masa Remaja
Masa RemajaMasa Remaja
Masa Remaja
 
Remaja dan masalahnya
Remaja dan masalahnyaRemaja dan masalahnya
Remaja dan masalahnya
 
Bahaya pergaulan
Bahaya pergaulanBahaya pergaulan
Bahaya pergaulan
 
Makalah aulia 1
Makalah aulia 1Makalah aulia 1
Makalah aulia 1
 
Pertemuan 1 personality development
Pertemuan 1 personality developmentPertemuan 1 personality development
Pertemuan 1 personality development
 
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II (perkembangan seksual pada remaja)
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II (perkembangan seksual pada remaja)PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II (perkembangan seksual pada remaja)
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II (perkembangan seksual pada remaja)
 
Contoh makalah-bahaya-merokok-narkoba
Contoh makalah-bahaya-merokok-narkobaContoh makalah-bahaya-merokok-narkoba
Contoh makalah-bahaya-merokok-narkoba
 
perkembangan masa remaja
perkembangan masa remajaperkembangan masa remaja
perkembangan masa remaja
 

Similar to REM-PERKEMBANGAN

Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Pertumbuhan dan Perkembangan RemajaPertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Pertumbuhan dan Perkembangan Remajawahyusrisayekti
 
Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)
Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)
Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)Yeti Rohayati
 
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...Nurul Hazanah
 
Masa puber, remaja dan gadis remaja
Masa puber, remaja dan gadis remajaMasa puber, remaja dan gadis remaja
Masa puber, remaja dan gadis remajaNova Ci Necis
 
MAKALAH Perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
MAKALAH Perkembangan masa dewasa  dan lanjut usiaMAKALAH Perkembangan masa dewasa  dan lanjut usia
MAKALAH Perkembangan masa dewasa dan lanjut usiaSukmawijaya15
 
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remajaMakalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remajaSeptian Muna Barakati
 
Psikologi perkembangan nur_fatimatu_zahro[1]
Psikologi perkembangan nur_fatimatu_zahro[1]Psikologi perkembangan nur_fatimatu_zahro[1]
Psikologi perkembangan nur_fatimatu_zahro[1]NurZahro4
 
PPT_perkembangan_peserta_didik.pptx
PPT_perkembangan_peserta_didik.pptxPPT_perkembangan_peserta_didik.pptx
PPT_perkembangan_peserta_didik.pptxkhalimsinaubareng
 
Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase RemajaPerkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase RemajaOva Opayanti
 
635Kespro_Remaja.pdf
635Kespro_Remaja.pdf635Kespro_Remaja.pdf
635Kespro_Remaja.pdfFauzia22
 
12411-Article Text-30873-1-10-20200203.pdf
12411-Article Text-30873-1-10-20200203.pdf12411-Article Text-30873-1-10-20200203.pdf
12411-Article Text-30873-1-10-20200203.pdfNurWidadHaqiqi
 
PPT Kelompok 3.pptx
PPT Kelompok 3.pptxPPT Kelompok 3.pptx
PPT Kelompok 3.pptxWulanSlanky
 

Similar to REM-PERKEMBANGAN (20)

Makalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remajaMakalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remaja
 
Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Pertumbuhan dan Perkembangan RemajaPertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
 
Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)
Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)
Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)
 
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
 
Masa Dewasa
Masa DewasaMasa Dewasa
Masa Dewasa
 
Remaja
RemajaRemaja
Remaja
 
Perkembangan emosi
Perkembangan  emosiPerkembangan  emosi
Perkembangan emosi
 
Masa puber, remaja dan gadis remaja
Masa puber, remaja dan gadis remajaMasa puber, remaja dan gadis remaja
Masa puber, remaja dan gadis remaja
 
MAKALAH Perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
MAKALAH Perkembangan masa dewasa  dan lanjut usiaMAKALAH Perkembangan masa dewasa  dan lanjut usia
MAKALAH Perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
 
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remajaMakalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remaja
 
Psikologi perkembangan nur_fatimatu_zahro[1]
Psikologi perkembangan nur_fatimatu_zahro[1]Psikologi perkembangan nur_fatimatu_zahro[1]
Psikologi perkembangan nur_fatimatu_zahro[1]
 
PPT_perkembangan_peserta_didik.pptx
PPT_perkembangan_peserta_didik.pptxPPT_perkembangan_peserta_didik.pptx
PPT_perkembangan_peserta_didik.pptx
 
Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase RemajaPerkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja
 
Bahaya pergaulan
Bahaya pergaulanBahaya pergaulan
Bahaya pergaulan
 
Perkembangan Remaja
Perkembangan RemajaPerkembangan Remaja
Perkembangan Remaja
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
635Kespro_Remaja.pdf
635Kespro_Remaja.pdf635Kespro_Remaja.pdf
635Kespro_Remaja.pdf
 
12411-Article Text-30873-1-10-20200203.pdf
12411-Article Text-30873-1-10-20200203.pdf12411-Article Text-30873-1-10-20200203.pdf
12411-Article Text-30873-1-10-20200203.pdf
 
Masa remaja
Masa remajaMasa remaja
Masa remaja
 
PPT Kelompok 3.pptx
PPT Kelompok 3.pptxPPT Kelompok 3.pptx
PPT Kelompok 3.pptx
 

Recently uploaded

materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 

Recently uploaded (18)

materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 

REM-PERKEMBANGAN

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan salah satu tahap perkembangan manusia yang memiliki karakteristik yang berbeda bila dibandingkan dengan tahap perkembangan lainnya, karena pada tahap ini seseorang mengalami peralihan dari masa anak-anak ke dewasa. Masa remaja adalah masa dimana terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Karakteristik psikososial remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini sering menimbulkan banyak masalah pada diri remaja. Transisi dari masa anak-anak dimana selain mneingkatnya kesadaran diri (self consciousness) terjadi juga perubahan secara fisik, kognitif, sosial maupun emosional pada remaja sehingga remaja cenderung mengalami perubahan emosi ke arah yang negatif menjadi mudah marah, tersinggung bahkan agresif. Perubahan-perubahan karakteristik pada masa remaja tersebut, ditambah dengan faktor-faktor eksternal seperti kemiskinan, pola asuh yang tidak efektif dan gangguan mental pada orang tua diprediksi sebagai penyebab timbulnya masalah-masalah remaja (Pianta, 2005 dalam Santrock, 2007). Laporan situasi Kependudukan Dunia Tahun 2012 pada peluncurannya, disebutkan bahwa jumlah penduduk dunia terus tumbuh dan telah mencapai 7 miliar. Sebanyak 1,2 miliar penduduk dunia atau hampir 1 dari 5 orang di dunia berusia 10-19 tahun. Adapun 900 juta orang di antaranya tinggal di negara berkembang. Negara Indonesia sendiri, hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan 1 dari 4 orang penduduk Indonesia merupakan kaum muda berusia 10-24 tahun, dari 240 juta penduduk Indonesia, jumlah remaja terbilang besar, mencapai 63,4 juta atau sekitar 26,7 % dari total penduduk (BKKBN, 2012). Peran perawatn dalam asuhan keperawatan keluarga dengan tahap anak usia remaja adalah membantu keluarga untuk
  • 2. menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga, sehingga keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri, dan masalah yang timbul bisa teratasi. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa definisi remaja? 2. Bagaimana tugas perkembangan remaja? 3. Bagaimana tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja? 4. Bagiamana Asuhan Keperawatan pada keluarga dengan anak remaja? 1.3 Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga dengan anak remaja. 2. Tujuan Khusus Mahasiswa mampu : a) Menyebutkan definisi keluarga dengan anak remaja. b) Menjelaskan tugas-tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja. c) Menjelaskan asuhan keperawatan pada keluarga dengan anak remaja. d)
  • 3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Remaja Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescence (kata bendanya adolescenta yang berarti remaja) yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Adolescence artinya berangsur- angsur menuju kematangan secara fisik, akal, kejiwaan dan sosial serta emosional. Hal ini mengisyaratkan kepada hakikat umum, yaitu bahwa pertumbuhan tidak berpindah dari satu fase ke fase lainya secara tiba-tiba, tetapi pertumbuhan itu berlangsung setahap demi setahap (Al-Mighwar, 2006). 2.2 Tahap Perkembangan Remaja Menurut Sarwono (2006) ada 3 tahap perkembangan remaja dalam proses penyesuaian diri menuju dewasa : a. Remaja Awal (Early Adolescence) Seorang remaja pada tahap ini berusia 10-12 tahun masih terheran–heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran- pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis, ia sudah berfantasi erotik. Kepekaan yang berlebih- lebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap “ego”. Hal ini menyebabkan para remaja awal sulit dimengerti orang dewasa. b. Remaja Madya (Middle Adolescence) Tahap ini berusia 13-15 tahun. Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia senag kalau banyak teman yang menyukainya. Ada kecenderungan “narastic”, yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang mana: peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis
  • 4. atau pesimis, idealis atau meterialis, dan sebagainya. Remaja pria harus membebaskan diri dari Oedipoes Complex (perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa kanak-kanak) dengan mempererat hubungan dengan kawan-kawan dari lawan jenis. c. Remaja Akhir (Late Adolescence) Tahap ini (16-19 tahun) adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal dibawah ini. 1) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek. 2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang- orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru. 3) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi. 4) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain. 5) Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat umum (the public). 2.3 Karakteristik Perkembangan Remaja Menurut Wong (2009), karakteristik perkembangan remaja dapat dibedakan menjadi : a. Perkembangan Psikososial Teori perkembangan psikososial menurut Erikson dalam Wong (2009), menganggap bahwa krisis perkembangan pada masa remaja menghasilkan terbentuknya identitas. Periode remaja awal dimulai dengan awitan pubertas dan berkembangnya stabilitas emosional dan fisik yang relatif pada saat atau ketika hampir lulus dari SMU. Pada saat ini, remaja dihadapkan pada krisis identitas kelompok versus pengasingan diri. Pada periode selanjutnya, individu berharap untuk mencegah otonomi dari keluarga dan mengembangkan identitas diri sebagai lawan terhadap difusi peran. Identitas kelompok menjadi sangat penting untuk permulaan pembentukan identitas pribadi. Remaja pada tahap awal harus mampu memecahkan masalah tentang hubungan dengan teman sebaya sebelum
  • 5. mereka mampu menjawab pertanyaan tentang siapa diri mereka dalam kaitannya dengan keluarga dan masyarakat. 1) Identitas kelompok Selama tahap remaja awal, tekanan untuk memiliki suatu kelompok semakin kuat. Remaja menganggap bahwa memiliki kelompok adalah hal yang penting karena mereka merasa menjadi bagian dari kelompok dan kelompok dapat memberi mereka status. Ketika remaja mulai mencocokkan cara dan minat berpenampilan, gaya mereka segera berubah. Bukti penyesuaian diri remaja terhadap kelompok teman sebaya dan ketidakcocokkan dengan kelompok orang dewasa memberi kerangka pilihan bagi remaja sehingga mereka dapat memerankan penonjolan diri mereka sendiri sementara menolak identitas dari generasi orang tuanya. Menjadi individu yang berbeda mengakibatkan remaja tidak diterima dan diasingkan dari kelompok. 2) Identitas Individual Pada tahap pencarian ini, remaja mempertimbangkan hubungan yang mereka kembangkan antara diri mereka sendiri dengan orang lain di masa lalu, seperti halnya arah dan tujuan yang mereka harap mampu dilakukan di masa yang akan datang. Proses perkembangan identitas pribadi merupakan proses yang memakan waktu dan penuh dengan periode kebingungan, depresi dan keputusasaan. Penentuan identitas dan bagiannya di dunia merupakan hal yang penting dan sesuatu yang menakutkan bagi remaja. Namun demikian, jika setahap demi setahap digantikan dan diletakkan pada tempat yang sesuai, identitas yang positif pada akhirnya akan muncul dari kebingungan. Difusi peran terjadi jika individu tidak mampu memformulasikan kepuasan identitas dari berbagai aspirasi, peran dan identifikasi. 3) Identitas peran seksual Masa remaja merupakan waktu untuk konsolidasi identitas peran seksual. Selama masa remaja awal, kelompok teman sebaya mulai mengomunikasikan beberapa
  • 6. pengharapan terhadap hubungan heterokseksual dan bersamaan dengan kemajuan perkembangan, remaja dihadapkan pada pengharapan terhadap perilaku peran seksual yang matang yang baik dari teman sebaya maupun orang dewasa. Pengharapan seperti ini berbeda pada setiap budaya, antara daerah geografis, dan diantara kelompok sosioekonomis. 4) Emosionalitas Remaja lebih mampu mengendalikan emosinya pada masa remaja akhir. Mereka mampu menghadapi masalah dengan tenang dan rasional, dan walaupun masih mengalami periode depresi, perasaan mereka lebih kuat dan mulai menunjukkan emosi yang lebih matang pada masa remaja akhir. Sementara remaja awal bereaksi cepat dan emosional, remaja akhir dapat mengendalikan emosinya sampai waktu dan tempat untuk mengendalikan emosinya sampai waktu dan tempat untuk mengekspresikan dirinya dapat diterima masyarakat. Mereka masih tetap mengalami peningkatan emosi, dan jika emosi itu diperlihatkan, perilaku mereka menggambarkan perasaan tidak aman, ketegangan, dan kebimbangan. b. Perkembangan Kognitif Teori perkembangan kognitif menurut Piaget dalam Wong (2009), remaja tidak lagi dibatasi dengan kenyataan dan aktual, yang merupakan ciri periode berpikir konkret; mereka juga memerhatikan terhadap kemungkinan yang akan terjadi. Pada saat ini mereka lebih jauh ke depan. Tanpa memusatkan perhatian pada situasi saat ini, mereka dapat membayangkan suatu rangkaian peristiwa yang mungkin terjadi, seperti kemungkinan kuliah dan bekerja; memikirkan bagaimana segala sesuatu mungkin dapat berubah di masa depan, seperti hubungan dengan orang tua, dan akibat dari tindakan mereka, misalnya dikeluarkan dari sekolah. Remaja secara mental mampu memanipulasi lebih dari dua kategori variabel pada
  • 7. waktu yang bersamaan. Misalnya, mereka dapat mempertimbangkan hubungan antara kecepatan, jarak dan waktu dalam membuat rencana perjalanan wisata. Mereka dapat mendeteksi konsistensi atau inkonsistensi logis dalam sekelompok pernyataan dan mengevaluasi sistem, atau serangkaian nilai-nilai dalam perilaku yang lebih dapat dianalisis. c. Perkembangan Moral Teori perkembangan moral menurut Kohlberg dalam Wong (2009), masa remaja akhir dicirikan dengan suatu pertanyaan serius mengenai nilai moral dan individu. Remaja dapat dengan mudah mengambil peran lain. Mereka memahami tugas dan kewajiban berdasarkan hak timbal balik dengan orang lain, dan juga memahami konsep peradilan yang tampak dalam penetapan hukuman terhadap kesalahan dan perbaikan atau penggantian apa yang telah dirusak akibat tindakan yang salah. Namun demikian, mereka mempertanyakan peraturan-peraturan moral yang telah ditetapkan, sering sebagai akibat dari observasi remaja bahwa suatu peraturan secara verbal berasal dari orang dewasa tetapi mereka tidak mematuhi peraturan tersebut. d. Perkembangan Spiritual Pada saat remaja mulai mandiri dari orang tua atau otoritas yang lain, beberapa diantaranya mulai mempertanyakan nilai dan ideal keluarga mereka. Sementara itu, remaja lain tetap berpegang teguh pada nilai-nilai ini sebagai elemen yang stabil dalam hidupnya seperti ketika mereka berjuang melawan konflik pada periode pergolakan ini. Remaja mungkin menolak aktivitas ibadah yang formal tetapi melakukan ibadah secara individual dengan privasi dalam kamar mereka sendiri. Mereka mungkin memerlukan eksplorasi terhadap konsep keberadaan Tuhan. Membandingkan agama mereka dengan orang lain dapat menyebabkan mereka mempertanyakan kepercayaan mereka sendiri tetapi pada akhirnya menghasilkan perumusan dan penguatan spiritualitas mereka. e. Perkembangan Sosial
  • 8. Untuk memperoleh kematangan penuh, remaja harus membebaskan diri mereka dari dominasi keluarga dan menetapkan sebuah identitas yang mandiri dari wewenang orang tua. Namun, proses ini penuh dengan ambivalensi baik dari remaja maupun orang tua. Remaja ingin dewasa dan ingin bebas dari kendali orang tua, tetapi mereka takut ketika mereka mencoba untuk memahami tanggung jawab yang terkait dengan kemandirian. 1) Hubungan dengan orang tua Selama masa remaja, hubungan orang tua-anak berubah dari menyayangi dan persamaan hak. Proses mencapai kemandirian sering kali melibatkan kekacauan dan ambigulitas karena baik orang tua maupun remaja berajar untuk menampilkan peran yang baru dan menjalankannya sampai selesai, sementara pada saat bersamaan, penyelesaian sering kali merupakan rangkaian kerenggangan yang menyakitkan, yang penting untuk menetapkan hubungan akhir. Pada saat remaja menuntut hak mereka untuk mengembangkan hak-hak istimewanya, mereka sering kali menciptakan ketegangan di dalam rumah. Mereka menentang kendali orang tua, dan konflik dapat muncul pada hampir semua situasi atau masalah. 2) Hubungan dengan teman sebaya Walaupun orang tua tetap memberi pengaruh utama dalam sebagian besar kehidupan, bagi sebagian besar remaja, teman sebaya dianggap lebih berperan penting ketika masa remaja dibandingkan masa kanak-kanak. Kelompok teman sebaya memberikan remaja perasaan kekuatan dan kekuasaan. a) Kelompok teman sebaya Remaja biasanya berpikiran sosial, suka berteman, dan suka berkelompok. Dengan demikian kelompok teman sebaya memiliki evaluasi diri dan perilaku remaja. Untuk memperoleh penerimaan kelompok, remaja awal berusaha untuk menyesuaikan diri secara total dalam
  • 9. berbagai hal seperti model berpakaian, gaya rambut, selera musik, dan tata bahasa, sering kali mengorbankan individualitas dan tuntutan diri. Segala sesuatu pada remaja diukur oleh reaksi teman sebayanya. b) Sahabat Hubungan personal antara satu orang dengan orang lain yang berbeda biasanya terbentuk antara remaja sesama jenis. Hubungan ini lebih dekat dan lebih stabil daripada hubungan yang dibentuk pada masa kanak-kanak pertengahan, dan penting untuk pencarian identitas. Seorang sahabat merupakan pendengar terbaik, yaitu tempat remaja mencoba kemungkinan peran-peran dan suatu peran bersamaan, mereka saling memberikan dukungan satu sama lain. 2.4 Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja menurut (Hurlock, 2001) antara lain : a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita Tugas perkembangan pada masa remaja menuntut perubahan besar dalam sikap dan perilaku anak. Akibatnya, hanya sedikit anak laki-laki dan anak perempuan yang dapat diharapkan untuk menguasai tugastugas tersebut selama awal masa remaja, apalagi mereka yang matangnya terlambat. Kebanyakan harapan ditumpukkan pada hal ini adalah bahwa remaja muda akan meletakkan dasar-dasar bagi pembentukan sikap dan pola perilaku. b. Mencapai peran sosial pria, dan wanita Perkembangan masa remaja yang penting akan menggambarkan seberapa jauh perubahan yang harus dilakukan dan masalah yang timbul dari perubahan itu sendiri. Pada dasarnya, pentingnya menguasai tugas-tugas perkembangan dalam waktu yang relatif singkat sebagai akibat perubahan usia
  • 10. kematangan yang menjadi delapan belas tahun, menyebabkan banyak tekanan yang menganggu para remaja. c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif Seringkali sulit bagi para remaja untuk menerima keadaan fisiknya bila sejak kanak-kanak mereka telah mengagungkan konsep mereka tentang penampilan diri pada waktu dewasa nantinya. Diperlukan waktu untuk memperbaiki konsep ini dan untuk mempelajari cara-cara memperbaiki penampilan diri sehingga lebih sesuai dengan apa yang dicita-citakan. d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab Menerima peran seks dewasa yang diakui masyarakat tidaklah mempunyai banyak kesulitan bagi laki-laki; mereka telah didorong dan diarahkan sejak awal masa kanak-kanak. Tetapi halnya berbeda bagi anak perempuan. Sebagai anak-anak, mereka diperbolehkan bahkan didorong untuk memainkan peran sederajat, sehingga usaha untuk mempelajari peran feminin dewasa yang diakui masyarakat dan menerima peran tersebut, seringkali merupakan tugas pokok yang memerlukan penyesuaian diri selama bertahun-tahun. Karena adanya pertentangan dengan lawan jenis yang sering berkembang selama akhir masa kanak-kanak dan masa puber, makan mempelajari hubungan baru dengan lawan jenis berarti harus mulai dari nol dengan tujuan untuk mengetahui lawan jenis dan bagaimana harus bergaul dengan mereka. Sedangkan pengembangan hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya sesama jenis juga tidak mudah. e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya Bagi remaja yang sangat mendambakan kemandirian, usaha untuk mandiri secara emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lain merupakan tugas perkembangan yang mudah. Namun, kemandirian emosi tidaklah sama dengan kemandirian perilaku. Banyak remaja yang ingin mandiri, juga ingin dan
  • 11. membutuhkan rasa aman yang diperoleh dari ketergantungan emosi pada orang tua atau orang-orang dewasa lain. Hal ini menonjol pada remaja yang statusnya dalam kelompok sebaya tidak meyakinkan atau yang kurang memiliki hubungan yang akrab dengan anggota kelompok. f. Mempersiapkan karier ekonomi Kemandirian ekonomi tidak dapat dicapai sebelum remaja memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerja. Kalau remaja memilih pekerjaan yang memerlukan periode pelatihan yang lama, tidak ada jaminan untuk memperoleh kemandirian ekonomi bilamana mereka secara resmi menjadi dewasa nantinya. Secara ekonomi mereka masih harus tergantung selama beberapa tahun sampai pelatihan yang diperlukan untuk bekerja selesai dijalani. g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga Kecenderungan perkawinan muda menyebabkan persiapan perkawinan merupakan tugas perkembangan yang paling penting dalam tahuntahun remaja. Meskipun tabu sosial mengenai perilaku seksual yang berangsur-ansur mengendur dapat mempermudah persiapan perkawinan dalam aspek seksual, tetapi aspek perkawinan yang lain hanya sedikit yang dipersiapkan. Kurangnya persiapan ini merupakan salah satu penyebab dari masalah yang tidak terselesaikan, yang oleh remaja dibawa ke masa remaja. h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi Sekolah dan pendidikan tinggi mencoba untuk membentuk nilai-nilai yang sesuai dengan nilai dewasa, orang tua berperan banyak dalam perkembangan ini. Namun bila nilai-nilai dewasa bertentangan dengan teman sebaya, masa remaja harus memilih yang terakhir bila mengharap dukungan teman-teman yang menentukan kehidupan sosial mereka. Sebagian remaja ingin diterima oleh teman-temannya, tetapi hal ini seringkali diperoleh dengan perilaku yang oleh orang dewasa dianggap tidak bertanggung jawab.
  • 12. 2.5 Keluarga Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak tempat anak belajar dan mengatakan sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga umumnya anak melakukan interaksi yang intim. Menurut Slameto (2006) keluarga adalah lembaga pendidikan yang yang pertama dan utama bagi anak-anaknya baik pendidikan bangsa, dunia, dan negara sehingga cara orang tua mendidik anak- anaknya akan berpengaruh terhadap belajar. Sedangkan menurut Mubarak, dkk (2009) keluarga adalah perkumpulan dua orang atau lebih yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain. Berdasarkan keanggotaannya, keluarga dapat dibagi dalam 3 jenis (Duval, 1972 dalam Setiadi 2008), yaitu : a. Nuclear family, sering disebut dengan keluarga inti, yaitu keluarga yang anggotanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang belum menikah. b. Extended family, atau keluarga besar, yaitu keluarga yang anggotanya terdiri dari ayah, ibu, serta family dari kedua belah pihak. c. Horizontal extended family, yaitu keluarga yang anggotanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang telah menikah dan masih menumpang pada orang tuanya. 2.6 Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia Remaja Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anakterakhir meninggalkan rumah.Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan adaatau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.Tugas perkembangan : 1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar. 2. Mempertahankan keintiman pasangan. 3. Membantu orang tua memasuki masa tua. 4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat. 5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
  • 13. 2.7 Masalah-Masalah yang Terjadi Pada Keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak Usia Remaja Ketidakmatangan dalam hubungan keluarga seperti yang ditunjukkan oleh adanya pertengkaran dengan anggota-anggota keluarga,terus menerus mengritik atau buat komentar-komentar yang merendahkan tentang penampilan atau perilaku anggota keluarga, sering terjadi selama tahun-tahun awal masa remaja. Pada saat ini hubungan keluarga biasanya berada pada titik rendah. Hubungan keluarga yang buruk merupakan bahaya psikologis pada setiap usia, terlebih selama masa remaja karena pada saat ini anak laki-laki dan perempuan sangat tidak percaya pada diri sendiri dan bergantung pada keluarga untuk memperoleh rasa aman. Yang lebih penting lagi, mereka memerlukan bimbingan atau bantuan dalam menguasai tugas perkembangan masa remaja. Kalau hubungan-hubungan keluarga ditandai dengan pertentangan, perasaan-perasaan tidak aman berlangsung lama, dan remaja kurang memiliki kesempatan untuk mengembangkan pola perilaku yang tenang dan lebih matang. Remaja yang hubungan keluarganya kurang baik juga dapat mengembangkan hubungan yang buruk dengan orang-orang diluar rumah. Meskipun semua hubungan, baik dalam masa dewasa atau dalam masa kanak-kanak, kadang-kadang tegang namun orang ang selalu mengalami kesulitan dalam bergaul dengan orang lain dianggap tidak matang dan kurang menyenangkan. Hal ini menghambat penyesuaian sosial yang baik. Masa remaja dikenal banyak orang sebagai masa yang indah dan penuh romantika, padahal sebenarnya masa ini merupakan masa yang penuh dengan kesukaran. Bukan hanya bagi dirinya tetapi bagi keluarga dan lingkungan sosial. Masa ini akan membuat remaja mengalami kebingungan disatu pihak masih anak-anak, tetapi dilain pihak harus bertingkah laku seperti orang dewasa. Situasi ini membuat mereka dalam kondisi konflik, sehingga akan terlihat bertingkah laku aneh, canggung dan kalau tidak dikontrol dengan baik dapat menyebabkan kenakalan. Dalam usahanya mencari identitas diri, mereka sering membantah orang tuanya,
  • 14. karena memulai mempunyai pendapat sendiri, cita-cita dan nilai- nilai sendiri yang berbeda dengan orang tuanya. Pendapat orang tua tidak lagi dapat dijadikan pegangan, meskipun sebenarnya mereka juga belum memiliki dasar pegangan yang kuat. Orang yang dianggap penting dalam masa ini adalah teman sebaya. Mereka berusaha untuk mengikitu pendapat dan gaya teman-temannya karena dianggap memiliki kesamaan dengan dirinya. Karenanya sering kali remaja terlibat dalam geng-geng, dengan menjadi anggota geng mereka akan saling memberi dan mendapat dukungan mental. Beberapa kasus terakhir seperti geng- geng motor yang terlibat kegiatan merupakan bentuk dari kecenderungan tersebut. Mereka akan berani melakukan tindakan- tindakan kejahatan ketika dilakukan dalam kelompok dan tidak akan berani melakukannya secara individual. Masalah lain yang sering mengganggu anak remaja adalah masalah yang berkaitan dengan organ reproduksi (seksual). Satu sisi mereka sudah mencapai kematangan seksual, yang menyebabkan mereka memiliki dorongan untuk pemuasan tetapi disisi lain kebudayaan dan norma sosial melarang pemuasan kebutuhan seksual diluar pernikahan. Padahal untuk menikah banyak persyaratan yang harus dipenuhi, bukan hanya kemampuan dalam melakukan hubungan seksual, tetapi diperlukan ekonomi, kematangan psikologi, dan sebagainya.syarat- syarat ini sangat berat dan mungkin belum dicapai pada usia remaja. Oleh karena itu, para remaja mencari kepuasan dalam bentuk khayalan, membaca buku atau menonton film porno. Meskipun tingkah laku ini sebenarnya tetap melanggar norma masyarakat, tetapi mereka melakukannya dengan sembunyi- sembunyi. Untuk menghadapi situasi ini orang tua harus lebih bijaksana dalam menyikapi, cara yang tepat dilakukan adalah dengan mengurangi control secara bertahap terhadap anaknya, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi diri sendiri secara bertahap sampai akhirnya dewasa.
  • 15. MASALAH-MASALAH KESEHATAN Pada tahap ini kesehatan fisik anggota keluarga biasanya baik. Tapi promosi kesehatan tetap menjadi hal yang penting. Faktor- faktor resiko harus diidentifikasi dan dibicarakan dengan keluarga, seperti pentingnya gaya hidup keluarga yang sehat mulai dari usia 35 tahun, resiko penyakit jantung koroner meningkat dikalangan pria dan pada usia ini anggota keluarga yang dewasa mulai merasa lebih rentan terhadap penyakit sebagai bagian dari perubahan-perubahan perkembangan dan biasanya mereka ini lebih menerima strategi promosi kesehatan. Sedangkan pada remaja, kecelakaan terutama kecelakaan mobil merupakan bahaya yang amat besar, dan patah tulang dan cedera karena atletik juga umum terjadi . Penyalahguanaan obat-obatan dan alkohol, keluarga berencana, kehamilan yang tidak dikehendaki, dan pendidikan dan konseling seks merupakan bidang perhatian yang relevan. Dalam mendiskusikan topik ini dengan keluarga, perawat dapat terjebak dalam perselisihan atau masalah antara orang tua dan kaum muda, remaja biasanya mencari pelayanan kesehatan mencakup uji kehamilan, menggunakan obat-obatan, uji AIDS, keluarga berencana, dan aborsi, diagnosis dan perawatan penyakit kelamin. Agaknya telah menjadi trend yang sah bagi remaja untuk menerima perawatan kesehatan tanpa ijin orang tua. Bila orang tua diikutsertakan maka dilakukan wawancara terpisah sebelum mereka dikumpulkan . Kebutuhan kesehatan yantg lain adalah dalam bidang hubungan dan bantuan untuk memperkokoh hubungan perkawinan dan hubungan remaja dengan orang tua. Konseling langsung yang bersifat menunjang atau mulai rujukan ke sumber-sumber dalam komunitas untuk konseling, dan juga pendidikan yang bersifat rekreasional, dan pelayanan lainnya mungkin diperlukan, pendidikan promosi kesehatan umum juga diindikasikan.
  • 16. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 Gambaran Kasus Pengkajian dilakukan pada tanggal 16 Mei 2013 jam 10.00 WIB pada keluarga Bp. R (38 tahun). Bp. R merupakan kepala keluarga dari Ibu R (30 tahun), An. H (14 tahun), An. F (12 tahun), An. L (9 tahun) dan Nenek. R (61 tahun). Pendidikan terakhir Bp. R adalah SMP. Pekerjaan sehari-hari sebagai buruh di pabrik dan MC (pembawa acara) di acara-acara pernikahan. Alamat tinggal sekarang ini di RT 02 RW 02 Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis Kota Depok. Keluarga Bp. R merupakan keluarga extended family (keluarga luas/besar) yang terdiri dari keluarga inti dan orang tua dari Bp.R yaitu Nenek. R. Diamana keluarga Bp. R merupakan keluarga yang didalamnya masih terdapat hubungan darah, perkawinan dan saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing, karena didalam satu rumah di keluarga Bp. R terdiri dari 6 orang yang hidup bersama, segala kebutuhan dicukupi oleh kepala keluarga. Keluarga Bp. R mengatakan bersuku Betawi. Keluarga Bp. R mempunyai kebiasaan jika ada anggota keluarga yang sakit dibelikan obat warung terlebih dahulu untuk pertolongan pertamanya. Ibu. R mengatakan keluarga beragama Islam. Kegiatan ibadah keagamaan keluarga Bp. R yaitu sholat 5 waktu dan bepuasa. Di keluarga Bp. R pencari nafkah utama adalah Bp. R yang bekerja sebagai buruh, selain itu Bp. R juga masih aktif sebagai pembawa acara/MC di acara-acara pernikahan, maka dari itu Bp. R terlihat jarang ada dirumah. Ibu. R mengatakan bahwa dirinya merasa cukup dengan penghasilan suaminya saat ini. Ibu. R mengatakan tidak memiliki jadwal khusus untuk rekreasi keluarga, hanya sesekali anaknya mengajak berwisata. An. H mengatakan jika banyak kegiatan dan dirinya stress maka dia akan main keluar dengan teman-temannya, biasanya nongkrong sambil mengobrol tidak jelas, main ke warnet atau rental PS dan menonton balapan motor. An. H juga mengatakan sering main dengan teman-temannya hingga malam hari.
  • 17. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga Bp. R berada dalam tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja dimana tugas perkembangan keluarga dengan remaja yaitu: Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab remaja mengingat remaja yang sudah bertambah dewasa, mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga, mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua, hindari perdebatan Ibu. R mengatakan bahwa An. H adalah anak pendiam dan jarang berbicara jika tidak ditanya. Terutama saat memasuki usia remja An. H sudah jarang berkumpul dengan keluarga, jika berada dirumah An. H banyak menghabiskan waktu di dalam kamarnya. An. H mengatakan jarang berbicara dengan Bp. R karena menurut An. H bapaknya itu galak dan kalau menyuruh sesuatu, misalkan belajar, Bp. R sering marah-marah sehingga An. H malas untuk menanggapinya. Ibu. R mengatakan sebenanrnya Bp. R baik, tetapi memang agak keras untuk mendidik anak-anaknya. Ibu. R juga mengatakan bahwa An. H sulit diatur semenjak memasuki SMP. An. H mengtakan tidak mengetahui tugas perkembangan maupun tanggung jawabnya sebagai remaja., karena sebelumnya tidak pernah mendapatkan informasi mengenai tugas perkembangan maupun tanggung jawabnya sebagai remaja. Rumah yang ditinggali Bp. R sekeluarga adalah rumah permanen peninggalan orang tua Bp. R yang berukuran 70 m2. Desain interior rumah terbagi menjadi 6 ruangan. Terdapat 2 jendela yang kurang lebih yang berukuran 1,5 x 1 meter di depan samping pintu masuk. Namun, jendela yang selalu terlihat terbuka ini jarang dibersihkan. Anak-anak Bp. R tidak ada yang aktif mengikuti kegiatan kemasyarakatan di daerah setempat RW 02. An. H mengatakan sudah jarang (suka membolos) dalam mengikuti pengajian. An. H berteman dengan beberapa teman seusianya, sering nongkrong di pos hansip dekat rumahnya, bermain ke warnet dan rental PS dan jalan-jalan dengan menggunakan motor. Ibu. R mengatakan bahwa komunikasi pada keluarganya menekankan keterbukaan. Namun, An. H mengatakan lebih suka menceritakan masalahnya kepada teman-temannya dibandingkan
  • 18. kepada orang tua atau pun keluarganya yang lain. Bp. R sibuk bekerja dan jarang menyempatkan berbicara kepada anaknya. Ibu. R juga mengatakan di rumahnya tidak ada peraturan yang jelas tentang apa saja tugas setiap anggota keluarga. Ibu. R mengatakan urusan anaknya lebih banyak diserahkan kepada ibuya. An. H mengatakan malas belajar dan jarang mengerjakan tugas sekolahnya. Ibu. R mengatakan bahwa anaknya jarang belajar dan nilainya pas-pasan. Ibu. R mengatakan tidak pernah memantau aktivitas belajar anakya di rumah. Ibu. R mengatakan bahwa setiap anggota keluarga dalam rumah dapat saling terbuka dalam menyampaikan pendapat walaupun An. H termasuk anak yang pendiam dan jarang menyampaikan pendapatnya. Hubungan antar anggota keluarga dalam rumah berjalan degan baik. Ibu. R mengatakan bahwa ketika ada anggota yang sakit, maka yang sakit akan langsung diberikan obat dari warung atau dari apotik. Keluarga Ibu. R juga sering memanfaatkan pelayanan kesehatan di RS, tetapi jika sudah sembuh dengan mengkonsumsi obat warung maka hanya diobati di rumah saja. Keluarga Bp. R mencemaskan pergaulan An. H yang sudah memasuki masa remaja. An. H sudah mulai ditawari untuk mencoba merokok oleh teman-temannya, baik teman di sekolah maupun teman di lingkungan rumahnya. An. H juga sering nongkrong tidak jelas dengan teman sekoah maupun teman di sekitar rumahnya tersebut. An. H juga mengatakan pernah ikut-ikutan tawuran dengan teman-teman sekolahnya. An. H mengatakan sudah memiliki teman dekat wanita (pacar). 3.2 Pengkajian a. Data Umum 1. Nama Keluarga (KK) : Bp. R 2. Jenis Kelamin : Laki-laki 3. Pendidikan Terakhir : SMP 4. Usia : 38 tahun 5. Pekerjaan : Buruh 6. Alamat : RT 02 RW Kelurahan Cisalak Pasar Kec. Cimanggis 7. Komposisi Keluarga : N Nama Jenis Hubung Usia Pendidik
  • 19. o Kelamin an dg KK an 1 Ibu R Perempua n Istri 30 thn SMP 2 An. H Laki-laki Anak 1 14 thn SMP kls 2 3 An. F Perempua n Anak 2 12 thn SD kls 6 4 An. L Perempua n Anak 3 9 thn SD kls 3 5 Nenek R Perempua n Ibu 61 thn SD Genogram : Nenek R 61 thn Ibu R 30 thn Bp. R 38 thn An. H 14 thn An. F 11 thn An. L 9 thn
  • 20. Keterangan : : Laki-laki : Perempuan : Remaja / Pasien : Cerai : Tinggal dalam satu rumah 8. Tipe Keluarga : Keluarga Bp. R termasusk tipe keluarga extended family (keluarga luas/besar). Keluarga Bp. R (38 thn) terdiri dari Bp. R, Ibu R, ketiga anaknya dan ibu dari Bp. R yaitu nenek R (61 thn). 9. Suku Bangsa : Bp. R berasal dari Jakarta (Betawi) dan istrinya, Ibu R juga berasal dari Jakarta (Betawi). Bahasa dominan yang mereka gunakan sehari-hari di rumah adalah Bahasa Indonesia dalam percakapan. Ibu R mengatakan keluarganya tidak memiliki kebiasaan khusus yang mempengaruhi status kesehatan keluarga yang diajarkan turun-temurun. 10. Agama : Seluruh keluarga Bp. R beragama Islam. Kegiatan ibadah keagamaan keluarga Bp. R yaitu sholat 5 waktu dan puasa dilakukan. Menurut keluarga Bp. R, agama berperan penting dalam kehidupan mereka, bahkan dalam hal kesehatan. Ketika ada anggota keluarga yang sedang sakit, keluarga uga selalu mendoakan untuk kesembuhan anggota keluarga yang sedang sakit tersebut. 11. Status Sosial Ekonomi Keluarga Di keuarga Bp. R pencari nafkah utama di keluarga adalah Bp. R yang bekerja sebagai buruh dengan penghasilan 2.000.000 – 2.500.000 setiap bulan. Selain itu Bp. R juga masih aktif menjadi pembawa acara/MC di acara-acara pernikahan, maka dari itu Bp. R terlihat jarang ada di rumah. Ibu R sehari-hari membuka warung yang menjual kebutuhan sehari-hari dan makanan ringan di rumahnya dengan
  • 21. penghasilan perhari 50.000-an. Keperluan keluarga sehari-hari adalah untuk makan dan jajan An. H, An. F dan An. L. Ibu R mengatakan bahwa dirinya merasa cukup dengan penghasilan suaminya saat ini. Bp. R saat ini memiliki tabungan atau dana kesehatan dari tempatnya bekerja. 12. Aktivitas Rekreasi Keluarga Keluarga Bp. R tidak memiliki jadwal khusus untuk rekreasi keluarga, hanya sesekali anaknya mengajak berwisata. Waktu liburan biasanya disesuaikan dengan jadwal libur kerja dan libur anak sekolah, tetapi sekarang jarang dilakukan., hanya jika ada waktu saja keluarga pergi rekreasi. Ibu R juga mengatakan biasanya dirinya berkunjung ke rumah kerabat yang letak rumahnya berdekatan dengan rumah keluarga Bp. R. Di rumah Ibu R mengatakan keluarganya dapat menikmatihiburan melalui TV dan radio yang tersedia di rumahnya. An. H mengatakan jika banyak kegiatan dan membuat dirinya stress maka dia akan main keluar dengan teman-temannya, biasanya nongkrong sambil mengobrol tidak jelas, main ke warnet atau rental PS dan menonton balapan motor. An. H juga mengatakan sering main dengan teman- temannya hingga malam hari. b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga 13. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini : Termasuk keluarga dengan remaja. Tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja yang dilakukan oleh keluarga antara lain : a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri. Keluarga sudah memberikan kesempatan bagi An. H untuk memilih apa yang ingin dilakukan. An. H mengatakan tanggung jawabnya adalah belajar dan membantu orang tua, itupun jarang dilakukan atas kemauannya sendiri. An. H sudah memiliki cita-cita, yaitu menjadi seorang pemain bola, tetapi hanya sebatas harapan dan tidak tahu bagaimana mencapai tujuannya.
  • 22. b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan. Pernikahan Bp. R dan Ibu R saat ini sudah berlangsung selama 15 tahu, anaknya yang paling kecil sudah memasuki usia sekolah. Saat ini, Ibu R dan Bp. R mengatakan untuk berusaha membesarkan ketiga anaknya dengan memenuhi segala kebutuhan mereka. 14. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi : a. Berkomunikasi secara terbuka dengan anak-anak. Ibu R mengatakan bahwa An. H adalah anak yang pendiam dan jarang berbicara jika tidak ditanya. Terutama saat memasuki usia remaja, An. H sudah mulai jarang berkumpul dengan keluarga, jika berada di rumah An. H banyak menghabiskan waktunya di dalam kamarnya. An. H mengatakan jarang berbicara dengan Bp. R karena menurut An. H bapaknya itu galak dan kalau menyuruh sesuatu misalnya belajar, Bp. R sering marah-marah sehingga An. H malas untuk menanggapinya. Ibu R mengatakan sebenarnya Bp. R baik, tetapi memang agak keras untuk mendidik anak-anaknya. Ibu R juga mengatakan bahwa An. H sulit untuk diatur semenjak memasuki SMP. An. H mengatakan tugas perkembangan maupun tanggung jawabnya sebagai remaja, karena sebelumnya tidak pernah mendapatkan informasi mengenai tugas perkembangan maupun tanggung jawabnya sebagai remaja. 15. Riwayat Keluarga Inti : Bp. R dan Ibu R menikah pada tahun 1998, dan anak pertamanya lahir setahun kemudian. Ibu R dan Bp. R baru memutuskan memakai kontrasepsi setelah kelahiran anak ke- 3. Jenis kontrasepsi yang dipih adalah pil KB. 16. Riwayat Keluarga Sebelumnya : Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang menurun. Bila sakit, keluarga Bp. R pergi ke dokter swasta langganan keluarga. Tidak ada pola makan atau jenis makanan yang dibatasi.
  • 23. c. Lingkungan 17. Karakteristik Rumah : Rumah yang ditinggali Bp. R sekeluarga adalah rumah permanen peninggalan orang tua Bp. R yang berukuran 70 m2 . Desain interior rumah terbagi menjadi 6 ruangan, yang paling depan adalah ruang tamu. Lalu, 3 ruang tidur dan yang paling belakang adalah dapur dan kamar mandi. Kamar tidur 1 digunakan oleh Bp. R dan Ibu R, sedangkan 2 kamar tidur lainnya digunakan oleh anak-anak dan Nenek R yang tinggal bersama Bp. R dan Ibu R. Lantai rumah terbuat dari kerami. Terdapat 2 jendela yang kurang lebih berukuran 1,5 x 1 meter di depan samping pintu masuk. Namun, jendela yang terlihat selalu terbuka ini jarang dibersihkan. Warna dinding rumah adalah putih yang kondisinya cukup bersih. Kondisi rumah tampak rapi dan bersih dan terdapat beberapa perabot rumah yang sesuai. Sumber air yang digunakan oleh keluarga berasal dari tanah (sanyo) sehingga airnya tidak berasa, tidak berwarna dan tidak berbau. Pada saat hari mulai gelap pencahayaan lampu dalam rumah Bp. R terbilang terang. Denah Rumah Kamar Dapur Mandi T Ruang Ruang e Tudur Keluarga r 10 m a s Ruang Ruang Warung Tidur Tamu
  • 24. Teras 7 m 18. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW : Bp. R jarang berkumpul dengan tentangga karen akesibukannya, namun Ibu R aktif di arisan PKK dan pengajian yang ada di lingkungan rumah. Ibu R sendiri tidak bekerja hanya menjadi ibu rumah tangga saja dan mengurus warung yang ada di rumah. Keluarga Bp. R tinggal di RT 02 RW 02, di sisi kanan rumah Bp. R yaitu rumah saudaranya dan sebelah kiri adalah rumah tetangganya, di belakang rumah ada tanah kosong dan jalan. Kehidupan bertetangga terlihat rukun dan harmonis. 19. Mobilitas Geografis Keluarga : Saat ini keluarga Bp. R sudah tinggal menetap di rumah yang sekarang selama 15 tahun dan tidak berniat untuk pindah. Bp.R sendiri sudah tinggal di rumah tersebut sejak Bp. R lahir, karena Bp. R adalah anak tunggal dari kedua orang tuanya yang telah bercerai maka di rumah tersebut ditinggali keluarga Bp. R dan ibunya. Rumah Bp. R dibangun di atas tanah milik orang tuanya, kepemilikan tanah masih milik ibunya Bp. R. 20. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat : Bp. R selalu menekankan pada Ibu R supaya mengikuti acara yang diadakan oleh RT/RW, misalnya pengajian, arisan RT dan kegiatan lainnya. Apabila ada waktu luang Ibu R mengajak anaknya bermain ke tetangga. Hubungan anggota keluarga terlihat rukun, tidak ada konflik antara satu dengan yang lain (terlihat harmonis). Anak-anak Bp. R tidak ada yang aktif mengikuti kegiatan kemasyarakatan di daerah setempat RT 02. An. H mengatakan sudah jarang (suka membolos) dalam mengikuti pengajian. Bp. R sendiri sering diminta untuk menjadi pembawa acara/MC
  • 25. di acara-acara pernikahan ataupun acara yang diadakan RT/RW. Ibu R juga bersosialisasi dengan tetangga di kanan, kiri dan depan rumahnya. Saudara Ibu R tinggal tidak jauh dari rumah Ibu R, setiap hari selalu bertemu. An. H berteman dengan beberapa teman seusianya, sering nongkrong di pos hansip dekat rumahnya, bermain ke warnet dan rental PS dan jalan-jalan dengan menggunakan motor. 21. Sistem Pendukung Keluarga : Bila ada masalah dalam keluarga, keluarga lebih senang menyelesaikan dengan anggota keluarga. Kadang juga melibatkan orang tua, karena dengan orang tua tinggal bersama dan berdekatan. Hal yang dirasakan sebagai pendukung keluarga adalah keluarga yang tinggal tidak jauh dari rumah yang memperhatikan bila ada anggota keluarga yang sakit dan tetangga yang idup saling menghormati serta menghargai. Disamping itu adanya fasilitas dana kesehatan dari tempat kerja Bp. R untuk anggota keluarga yang sakit menurut Ibu R sangat membantu keluarga. d. Struktur Keluarga 22. Pola Komunikasi Keluarga : Ibu R mengatakan bahwa komunikasi dengan keluarganya menekankan keterbukaan. Bila ada masalah dalam keluarga, Ibu R mendiskusikan bersama Bp. R, terkadang meminta bantuan nasihat dari orang tu. Waktu yang biasanya digunakan untuk komunikasi pada saat santai yaitu malam hari dan waktu makan bersama dengan anggota keluarga. Namun An. H mengatakan lebih suka menceritakan masalahnya kepada teman-temannya dibandingkan kepada orang tua ataupun keluarganya yang lain. Bp. R sibuk bekerja dan jarang menyempatkan berbicara kepada anaknya. 23. Struktur Kekuatan Keluarga : Pemegang keputusan di keluarga adalah Bp. R sebagai kepala keluarga, tetapi tidak menutup kemungkinan suatu ketika Ibu R punya pendapat sendiri dan membuat keputusan sendiri, misalnya pada saat membeli keperluan rumah tangga
  • 26. dan mengatur posisi perabotan rumah tangga. Terkadang Ibu R juga berinisiatif sendiri untuk membawa anaknya ke pelayanan kesehatan, bila ada yang sakit dan tidak bisa sembuh dengan mengkonsumsi obat warung. 24. Struktur Peran :  Bp. R Sebagai kepala keluarga, bertanggung jawab dalam mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari dalam rumah tangga.  Ibu R Ibu R mengatakan urusan anaknya lebih banyak diserahkan kepada ibunya. Sebagai istri Bp. R, sebagai ibu rumah tangga dan juga membuka usaha warung di rumah.  An. H An. H mengatakan malas belajar dan jarang mengerjakan tugas sekolahnya. Ibu R mengatakan bahwa anaknya jarang belajar dan nilainya pas-pasan. Ibu R mengatakan tidak pernah membantu aktivitas belajar anaknya di rumah.  An. F Sebagai anak ke dua Bp. R dan Ibu R yang pada tahun ini akan memasuki SMP. An. F juga berperan sebagai adik dari An. H dan kakak dari An. L.  An. L Sebagai anak ke tiga Bp. R dan Ibu R juga berperan sebagai adik dari kedua orang kakaknya yaitu An. H dan An. F.  Nenek R Sebagai ibu dari Bp. R dan nenek dari ketiga cucunya yaitu An. H, An. F dan An. L. Ibu R juga mengatakan di rumahnya tidak ada peraturan yang jelas tentang apa saja tugas setiap anggota keluarga. 25. Nilai dan Norma Keluarga : Nilai dan norma yang dipegang oleh Bp. R adalah sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam dan tidak terpengaru oleh norma budaya. Penerimaan keluarga terhadap perawat sangat baik, setiap masalah yang ada diutarakan dan menerima kehadiran perawat.
  • 27. e. Fungsi keluarga 26. Fungsi Efektif : Ibu R mengatakan bahwa setiap anggota keluarga dalam rumah dapat saling terbuka dalam menyampaikan pendapat walaupun An. H termasuk anak yang pendiam dan jarang menyampaikan pendapat. 27. Fungsi Sosialisasi : Hubungan antar anggota keluarga dalam rumah berjalan dengan baik. Hubungan anggota keluarga dengan tetangga juga baik apalagi keluarga Bp. R tergolong paling lama tinggal di wilayah tersebut. 28. Fungsi Perawatan Keluarga : Ibu R mengatakan bahwa ketika ada anggota keluarga yang sakit, maka yang sakit akan langsung diberikan obat dari warung atau dari apotek. Keluarga Ibu R juga sering memanfaatkan pelayanan kesehatan di RS, tetapi jika sudah sembuh dengan mengkonsumsi obat warung maka hanya diobati di rumah saja. Bp. R mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki keluhan fisik dan tidak merokok hanya saja jika sedang banyak pekerjaan yang harus diselesaikannya biasanya Bp. R mengeluhkan pegal-pegal pada badannya. f. Stress dan Koping Keluarga 29. Stressor Jangka Pendek : Keluarga Bp. R mencemaskan pergaulan An. H yang sudah memasuki masa remaja. An. H sudah mulai ditawari untuk mencoba merokok oleh teman-temannya, baik teman di sekolah maupun teman di lingkungan rumahnya. An. H juga sering nongkrong tidak jelas dengan teman sekolah maupun teman di lingkungannya tersebut. An. H juga mengatakan pernah ikut-ikutan tawuran dengan teman-teman sekolahnya. An. H mengatakan sudah memiliki teman dekat wanita (pacar). 30. Stressor Jangka Panjang :
  • 28. Ibu R mengeluhkan biaya sekolah ketiga anaknya yang semakin mahal, terlebih lagi tahun ini anak keduanya yaitu An. F akan lulus dari SD dan akan memasuki SMP. 31. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Masalah : Jika ada masalah, keluarga berupaya untuk mencari jalan keluar dari masalah tersebut dengan jalan musyawarah. Keluarga meyakini kalau setiap masalah ada jalan keluarnya, misalnya dengan meminta bantuan dari orang tua dan tetangga yang terdekat. 32. Strategi Koping yang Digunakan : Ibu R mengatakan selalu menyerahkan semua masalah yang terjadi kepada Allah SWT tetapi tetap berusaha untuk mengatasi masalah yang ada. 33. Strategi Adaptasi Disfungsional : Tidak ada. g. Harapan Keluarga Keluarga berharap dengan kedatangan perawat berkunjung ke rumahnya adalah keluarga dapat mengetahui status kesehatan keluarga. Dengan demikian keluarga berharap akan selalu berada dalam kondisi sehat lahir dan batin. Mereka juga berharap akan banyak mendapatkan banyak pengetahuan tentang berbagai macam jenis penyakit dan cara perawatannya.
  • 29. h. Pemeriksaan Fisik No Nama TD Nadi RR Suhu BB TB (mmH g) (x/meni t) (x/meni t) (0 C) (Kg) (cm) 1 Bp. R (38 tahun) 130/9 0 86 21 36,7 68 172 Keluhan/R PS Tidak memiliki keluhan fisik Riwayat penyakit dahulu Bp. R mengatakan Pemeriksa an Fisik Kepala : Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis simetris. Mata : Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak ikterik, memakai kacamata jika membaca. Mulut dan Hidung : Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat merasakan asam, asin, manis dengan baik. Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik. Telinga : Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada serumen. Klien tampak mendengar dengan baik. Leher : Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat pembesaran JPV dan tiroid. Tidak
  • 30. terdapat massa. Dapat bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa ada nyeri. Jantung : Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak terdapat mur- mur dan gallop. Paru-paru : Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat tonjolan abnormal, pernafasan 21 x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas terauskultasi vesikuler, dan tidak terdapat suara tambahan. Abdomen : Perut terlihat datar dan warnanya sama dengan kulit lainnya (tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba lemas, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak teraba, bising usus terdengar 10x/menit. Ekstremitas : Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan, refleks platela normal kiri dan kanan, kekuatan otot : 5 5 5 5 Kulit : Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang, tidak ada lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam baik. No Nama TD Nadi RR Suhu BB TB (mmH g) (x/men it) (x/men it) (0 C) (Kg) (cm) 2 Ibu. R (30 tahun) 110/7 82 19 36,8 48 154
  • 31. 0 Pemeriksa an Fisik Kepala : Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis simetris. Mata : Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak ikterik. Mulut dan Hidung : Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat merasakan asam, asin, manis dengan baik. Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik. Telinga : Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada serumen. Klien tampak mendengar dengan baik. Leher : Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa ada nyeri. Jantung : Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak terdapat mur- mur dan gallop. Paru-paru : Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit lainnya (tidak terdapat lebam,
  • 32. kebiruan), tidak terdapat tonjolan abnormal (juga pada payudara), pernafasan 19 x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara tambahan. Abdomen : Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit lainnya (tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba lemas, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak teraba, bising usus terdengar 9x/menit. Ekstremitas : Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan, refleks platela normal kiri dan kanan, kekuatan otot : 5 5 5 5 Kulit : Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang, elastis, tidak ada lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam baik. No Nama TD Nadi RR Suhu BB TB (mmH g) (x/men it) (x/men it) (0 C) (Kg) (cm) 3 An. H (14 tahun) 120/8 0 88 20 36,5 51 156 Pemeriksa an Fisik Kepala : Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis simetris. Mata : Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak ikterik. Mulut dan Hidung :
  • 33. Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat merasakan asam, asin, manis dengan baik. Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik. Telinga : Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada serumen. Klien tampak mendengar dengan baik. Leher : Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa ada nyeri. Jantung : Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak terdapat mur- mur dan gallop. Paru-paru : Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat tonjolan abnormal, pernafasan 20 x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara tambahan. Abdomen : Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit lainnya (tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba lemas, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak teraba, bising usus terdengar 9x/menit.
  • 34. Ekstremitas : Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan, refleks platela normal kiri dan kanan, kekuatan otot : 5 5 5 5 Kulit : Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna gelap, elastis, tidak ada lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam baik. No Nama TD Nadi RR Suhu BB TB (mmH g) (x/men it) (x/men it) (0 C) (Kg) (cm) 4 An. F (12 tahun) 110/8 0 91 21 36,8 36 139 Pemeriksa an Fisik Kepala : Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis simetris. Mata : Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak ikterik. Mulut dan Hidung : Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat merasakan asam, asin, manis dengan baik. Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik. Telinga : Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada benjolan, tidak bengkak, tidak ada
  • 35. nyeri tekan, tidak ada serumen. Klien tampak mendengar dengan baik. Leher : Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa ada nyeri. Jantung : Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak terdapat mur- mur dan gallop. Paru-paru : Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat tonjolan abnormal (juga pada payudara), pernafasan 21 x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara tambahan. Abdomen : Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit lainnya (tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba lemas, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak teraba, bising usus terdengar 8x/menit. Ekstremitas : Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan, refleks platela normal kiri dan kanan, kekuatan otot : 5 5 5 5 Kulit :
  • 36. Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang, elastis, tidak ada lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam baik. No Nama TD Nadi RR Suhu BB TB (mmH g) (x/men it) (x/men it) (0 C) (Kg) (cm) 5 An. L (9 tahun) 110/7 0 92 22 36,9 31 134 Pemeriksa an Fisik Kepala : Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis simetris. Mata : Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak ikterik. Mulut dan Hidung : Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat merasakan asam, asin, manis dengan baik. Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik. Telinga : Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada serumen. Klien tampak mendengar dengan baik. Leher : Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa ada nyeri. Jantung : Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada,
  • 37. tidak ada retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak terdapat mur- mur dan gallop. Paru-paru : Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat tonjolan abnormal (juga pada payudara), pernafasan 22 x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara tambahan. Abdomen : Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit lainnya (tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba lemas, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak teraba, bising usus terdengar 8x/menit. Ekstremitas : Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan, refleks platela normal kiri dan kanan, kekuatan otot : 5 5 5 5 Kulit : Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna gelap, elastis, tidak ada lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam baik. No Nama TD Nadi RR Suhu BB TB (mmH g) (x/men it) (x/men it) (0 C) (Kg) (cm) 6 Nenek. R (61 tahun) 140/9 0 90 23 37 52 155 Pemeriksa Kepala :
  • 38. an Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis simetris. Mata : Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak ikterik. Mulut dan Hidung : Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat merasakan asam, asin, manis dengan baik. Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik. Telinga : Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada serumen. Klien tampak mendengar dengan baik. Leher : Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa ada nyeri. Jantung : Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak terdapat mur- mur dan gallop. Paru-paru : Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat tonjolan abnormal
  • 39. (juga pada payudara), pernafasan 23 x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara tambahan. Abdomen : Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit lainnya (tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba lemas, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak teraba, bising usus terdengar 8x/menit. Ekstremitas : Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan, refleks platela normal kiri dan kanan, kekuatan otot : 5 5 5 5 Kulit : Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang, elastis, tidak ada lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam baik. Kesimpulan hasil pemeriksaan fisik : Bp. R : Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tidak memiliki kelainan pada pemerikasaan fisiknya, Bp. R tidak mengeluhkan keadaan fisiknya, tidak merokok, aktif berkegiatan, tidak ada riwayat penyakit keturunan. Ibu R : Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tidak memiliki kelainan pada pemerikasaan fisiknya, Ibu R tidak mengeluhkan keadaan fisiknya, tidak merokok, aktif berkegiatan, tidak ada riwayat penyakit keturunan. An. H
  • 40. Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, memiliki postur tubuh seimbang, tidak meiliki keluhan fisik, tidak ada riwayat pengobatan dalam 3 bulan. An. F Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, memiliki postur tubuh seimbang, tidak meiliki keluhan penyakit, tidak ada riwayat pengobatan dalam 3 bulan. An. L Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, memiliki postur tubuh kurus, tidak meiliki keluhan fisik, tidak ada riwayat pengobatan dalam 3 bulan. Nenek R Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, merokok, tidak meiliki keluhan fisik, penglihatan mulai berkurang, tidak ada riwayat pengobatan dalam 3 bulan. 3.3 Analisa Data No . Data Etiologi Problem 1. DS : - Ibu. R mengatakan dirumahnya tidak ada peraturan yang jelas tentang apa saja tugas setiap anggota keluarga. - An. H mengatakan tidak mengetahui tugas perkembangan maupun tanggung jawabnya sebagai remaja. - An. H mengatakan sebelumnya tidak pernah mendapatkan informasi mengenai tugas Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah tentang tugas dan fungsi perkembangan keluarga dengan anak remaja. Ketidakefektifa n performa peran remaja An. H keluarga Bp. R
  • 41. perkembangan maupun tanggung jawabnya sebagai remaja. - Ibu. R mengatakan urusan anaknya lebih banyak diserahkan kepada ibunya DO : - An. H marupakan anak pertama dalam keluarga. - An. H berusia 14 tahun, berada pada masa remaja awal. - Dirumahnya tidak ada yang mengajarkan peran dan tanggung jawab kepada remaja (An. H) 2. DS : - Ibu. R mengatakan urusan anaknya lebih banyak diserahkan kepada ibunya - Ibu. R mengatakan An. H lebih suka menghabiskan waktunya didalam kamar dari pada berkumpul dengan keluarga - Ibu. R mengatakan Bp. R memang agak keras untuk mendidik anak- anaknya - An. H mengakui tidak pernah menceritakan masalah yang Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah tentang pentingnya komunikasi efektif antara orang tua dan remaja. Ketidakefektifa n koping keluarga Bp.R
  • 42. dihadapinya pada orang tua - An. H mengatakan kadang percakapan dengan orang tua akan berakhir dengan ketegangan - An. H mengatakan lebih suka menceritakan masalahnya kepada teman-temannya debandingkan kepada orang tua ataupun keluarganya yang lain. DO : - Bp. R sibuk bekerja dan jarang menyempatkan berbicara kepada anaknya. 3.4 Diagnosa Keperawatan 1. Ketidakefektifan performa peran remaja An. H keluarga Bp. R b/d ketidak mampuan keluarga mengenal masalah tentang tugas dan fungsi perkembangan keluarga dengan anak remaja. 2. Ketidakefektifan koping keluarga Bp.R b/d ketidak mampuan keluarga mengenal masalah tentang pentingnya komunikasi efektif antara orang tua dan remaja. 3.5 Scoring/ Pembobotan dan Penentuan Prioritas Masalah
  • 43. 1. Diagnosa : Ketidakefektifan performa peran remaja An. H keluarga Bp. R b/d ketidak mampuan keluarga mengenal masalah tentang tugas dan fungsi perkembangan keluarga dengan anak remaja. Kriteria SKOR Hasil Pembenaran SIFAT MASALAH (bobot = 1) - Tidak sehat - Ancaman kesehatan - Krisis atau keadaan sejahtera 3 2 1 3/3 x 1 = 1 Saat ini An. H masih dalam tahap perkembangan remaja yang membutuhkan perhatian dan komunikasi yang efektif dalam mengungkapkan masalahnya. Orang tua biasanya hanya menanyakan kemana An. H pergi dan kadang memarahi jika ada masalah dengan sekolah. KEMUNGKINAN MASALAH DAPAT DIUBAH (bobot = 2) - Dengan mudah - Hanya sebagian - Tidak dapat 2 1 0 2/2 x 2 = 2 An. H masih dapat diajak berkomunikasi dan menurut pada orang tuanya, melalui pendekatan komunikasi yang efektif akan pengenalan peran dan tanggung jawab remaja maka
  • 44. penerapan peran pada remaja di keluarga Bp. R akan efektif. POTENSIAL MASALAH DAPAT DICEGAH (bobot = 1) - Tinggi - Cukup - Rendah 3 2 1 1/3 x 1 = 1/3 Adanya perhatian yang baik dari orang tua dan saudara An. H akan perkembangan peran dan tanggung jawabnya. MENONJOLKAN MASALAH (bobot = 1) - Masalh berat, harus segera ditangani - Ada masalah, tapi tidak perlu segera ditangani - Masalah tidak dirasakan 2 1 0 2/2 x 1 = 1 Keluarga mengatakan ada masalah dan segera perlu ditangani karena mereka takut anaknya tidak bisa penerapkan peran dan tanggung jawab remaja di keluarga. Total 4 1/3 3. Diagnosa : Ketidakefektifan koping keluarga Bp.R b/d ketidak mampuan keluarga mengenal masalah tentang pentingnya komunikasi efektif antara orang tua dan remaja. Kriteria SKOR Hasil Pembenaran SIFAT MASALAH (bobot = 1) - Tidak sehat - Ancaman kesehatan - Krisis atau keadaan sejahtera 3 2 1 3/3 x 1 = 1 Timbul mekanisme koping negatif baik pada orangtua, keluarga maupun remaja karena kurangnya kualitas komunikasi antara mereka.
  • 45. KEMUNGKINAN MASALAH DAPAT DIUBAH (bobot = 2) - Dengan mudah - Hanya sebagian - Tidak dapat 2 1 0 2/2 x 2 = 2 Pola komunikasi antara remaja dan orang tua merupakan suatu proses yang harus dimulai dan dijaga keberlangsungannya , keluarga sudah memberikan respon positif dengan bertanya cara komunikasi yang baik dengan remaja. POTENSIAL MASALAH DAPAT DICEGAH (bobot = 1) - Tinggi - Cukup - Rendah 3 2 1 3/3 x 1 = 1 Keluarga sudah mengetahui stressor dan cara mencegahnya. MENONJOLKAN MASALAH (bobot = 1) - Masalah berat, harus segera ditangani - Ada masalah, tapi tidak perlu segera ditangani - Masalah tidak dirasakan 2 1 0 1/2 x 1 = 1/2 Keluarga menganggap masalah terjadi tetapi tidak menjadikan masalah ini prioritas utama. Total 4 1/2 3.6 Prioritas Diagnosa Keperawatan 1. Ketidakefektifan koping keluarga Bp.R b/d ketidak mampuan keluarga mengenal masalah tentang pentingnya komunikasi efektif antara orang tua dan remaja.
  • 46. 2. Ketidakefektifan performa peran remaja An. H keluarga Bp. R b/d ketidak mampuan keluarga mengenal masalah tentang tugas dan fungsi perkembangan keluarga dengan anak remaja.
  • 47.
  • 48.
  • 49.
  • 50.
  • 51.
  • 52.
  • 53.
  • 54.
  • 55. BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada sistem keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan atau kurun waktu tertentu.Pada setiap tahapan mempunyai tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses. Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat 4.2 Saran Upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan keluarga melalui penyuluhan mengenai peran anggota keluarga dan perkembangan keluarga sesuai jenjang merupakan langkah yang tepat dilakukan guna mencapai kebutuhan kesehatan keluarga yang optimal.Upaya ini perlu dikembangkan dan ditingkatkan, untuk itu perlu dukungan oleh pihak-pihak yang peduli terhadap kesehatan keluarga.
  • 56. DAFTAR PUSTAKA BKKBN. 2012. Laporan situasi kependudukan dunia tahun 2012. Jakarta Santrock, J. W. 2007. Perkembangan anak edisi kesebelas jilid 2. Jakarta: Erlangga Setiadi. 2008. Konsep dan proses keperawatan keluarga edisi pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu Slameto. 2006. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Mubarak, dkk. 2009. Ilmu keperawatan komunitas: konsep dan aplikasi. Jakarta: Salemba Medika Al-Mighwar, M. 2006. Psikologi Remaja. Bandung: CV Pustaka Setia Wong, D. L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC Sarwono. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada ners.unair.ac.id/materikuliah/askep%20remaja%20new.pdf