SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
Perkembangan Emosi pada masa Dewasa Awal




                                                    Psikologi Perkembangan II




                                                                                Remadona NF           [11013215]
                                                                                Selvia Eka Sari       [11013273]
                                                                                Nurul Hasanah         [11013278]
                                                                                Dedek Janatul Maqwa   [11013299]
                                                                                Septiadhi Wirawan     [11013303]




                                                    Fakultas Psikologi
                                           Universitas Ahmad Dahlan
                                                          Yogyakarta
                                                                 2012
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

       Perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : hereditas,
lingkungan(sekolah,pergaulan,teman sebaya,dll),budaya-etnis,perubahan hormonal. Perubahan
hormonal terkadang membuat seseorang cenderung menjadi lebih sensitive. Pengertian dari emosi
itu sendiri adalah situasi stimulus yang melibatkan perubahan pada tubuh dan wajah, aktivitas
pada otak, penilian kognitif, perasaan subjektif, dan kecenderungan melakukan suatu tindakan,
yang dibentuk seluruhnya oleh peraturan-peraturan yang terdapat di suatu kebudayaan.
Kemampuan untuk bereaksi secara emosiaonal sudah ada pada bayi yang baru lahir. Gejala yang
terjadi pada periaku emosiona;l adalah keterangsangan umum terhadap stimulasi yang kuat. Setiap
orang berkemampuan untuk mengekspresikan emosi dan kemampuan tersebut perlu dipelajari.
Oleh karena itu stimulasi emosi yang tepat dan akurat terhadap konteks perlu diajarkan pada anak-
anak agar mereka dapat beremosi dengan tepat semasa berhubungan dengan dunia disekitarnya.
BAB I : EMOSI
Pengertian Emosi

       Perkembangan Emosi : emosi itu sendiri adalah situasi stimulus yang melibatkan
perubahan pada tubuh dan wajah, aktivitas pada otak, penilian kognitif, perasaan subjektif, dan
kecenderungan melakukan suatu tindakan, yang dibentuk seluruhnya oleh peraturan – peraturan
yang terdapat di suatu kebudayaan. Emosi primer emosi – emosi yang dianggap sebagai emosi yang
berlaku secara umum, dan memiliki dasar biologis; umumnya meliputi rasa takut, marah,
sedih,senang,terkejut,jijik dan rasa tida suka. Emosi sekunder emosi – emosi yang berkembang
sejalan dengan pertambahan kedewasaan kognitif seseorang dan berbeda – beda untuk tiap
individu dan kebudayaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa emosi adalah suatu respons
terhadap suatu perangsang yang menyebabkan perubahan fisiologis disertai perasaan yang kuat
mengandung keinginan yang meledak-ledak.

       Drever (1968) mengartikan emosi sebagai suatu keadaan yang kompleks dari organisme
yang menyangkut perubahan jasmani yang luas sifatnya (dalam pernafasan, denyut, sekresi
kelenjar,dsb) dan pada sisi kejiwaan.




Emosi dan Gender

Pria dan wanita memiliki kemampuan yang sama untuk merasakan semua emosi, mulai dari cinta,
duka, hingga kemarahan. Kebanyakan pria lebih reaktif secara psikologis terhadap konflik
dibandingkan wanita, namun kedua gender terkadang memiliki perbedaan persepsi dan atribusi
yang menghasilakn emosi dan intensitas manusia.

Pria : lebih menunjukan rasa marah. Laki-laki cenderung menyukai pertemanan berdampingan,
yang didasarkan perilaku aktivitas bersama sepaertiolah raga. Cinta, marah, dan duka adalah
kemampuan yang dimiliki pria maupun wanita

Perempuan : rasa sedih, takut, dan rasa bersalah pada usia sekolah. Lebih menyukai pertemanan
tatap muka yang didasarkan perasaan. Cinta, marah, dan duka adalah kemampuan yang dimiliki
pria maupun wanita
Budaya dan Ekspresi Emosional

Aturan Tampilan Emosi (Display rule). Contohnya pada beberapa budaya misalnya, orang Jepang
lebih sering tersenyum dibandingkan orang Amerika, untuk menyembunyikan rasa malu, marah,
atau emosi negative lainnya, sebab perasaan-perasaan tersebut dianggap tidak sopan dan tidak
baik apabila ditunjukan kepada orang lain. Begitupun dengan seorang anak yang hidup dengan
keadaan orang tuanya bercerai, hal ini bisa membuat sang anak menjadi kurang percaya diri, takut
tidak diterima dilingkungan, pendiam, bahkan emosinya meledak-ledak.




Sosial Ekonomi

Seseorang yang terlahir dikehidupan serba berkecukupan akan memperaruhi kepada sikap, tingkah
laku anak. Anak akan merasa lebih percaya diri, pemberani, senang. Disini lingkunganlah yang
mempengaruhi pada perkembangan sang anak.
BAB II: PERKEMBANGAN
         Perkembangan Sosial Emosi Erik Erikson
Tahap 1 - Kepercayaan Lawan ketidakpercayaan (0 -18 bln)

   •   Mempengaruhi perkembangan bayi melalui pengalaman
   •   Belajar untuk mempercayai atau tidak mempercayai orang lain
   •   Mempengaruhi sikapnya terhadap hidup dan interaksinya dengan orang lain
   •   Kepercayaan akan memudahkan individu menghadapi serta mengatasi masalah dalam
       hidup
Bayi mulai membentuk perasaan percaya lawan tidak percaya. Perasaan percaya pada persekitaran
dan orang lain akan wujud sekiranya bayi tersebut mendapat penjagaan yang baik dari penjaganya;
terutama daripada ibu. Sebaliknya; jika bayi tersebut tidak mendapat penjagaan yang sempurna
maka akan timbul perasaaan tidak percaya pada tahap ini. Cara penjagaan bayi akan
mempengaruhi emosi dan perasaan percaya dalam diri bayi tersebut..




Tahap 2 - Autonomi lawan malu/kekeliruan (18 bln – 3 thn )

   •   Konsep diri mula bertambah nyata
   •   Mula tahu apa yang dicakap dan dibuat merupakan tindakannya bukan orang lain
   •   Keinginan untuk bertindak bebas (autonomi) meningkat
   •   Lebih gemar membuat sesuatu tanpa bergantung kepada orang lain
   •   Mungkin berpendapat cekap dan berkebolehan
   •   Rasa diri kurang cekap – malu dan mula meragui kebolehan diri
   •   Tingkah laku yang sentiasa diterima dan dipuji – lebih yakin
   •   Sentiasa didenda/dimarah – malu dan ragu-ragu
   •   Cara terbaik, tingkah laku yang tidak diingini dikawal dan yang diingini dipuji – dapat
       mengenal jenis-jenis tingkah laku yang digalakkan dan yang hendak dielakkan
   •   Kecenderungan untuk berfungsi secara bebas hendaklah diterima atau didorong
Pada tahap ini kanak-kanak sudah mula berkeinginan melakukan sesuatu perbuatan sendiri.
Mereka mula berdikari dan tidak suka dibantu atau dikongkong orang dewasa. Situasi ini
merupakan permulaan kepada pembentukan perasaan keyakinan diri pada kanak-kanak tersebut.
Dorongan dan galakan ibu bapa akan membantu kanak-kanak membina perkembangan dan
menyelesaikan sesuatu tugasan.




Tahap 3 - Inisiatif lawan Bersalah (3-6 thn)

   •   Ingin meneroka dan mencuba sesuatu yang baru dan mencabar – inisiatif
   •   Dapat belajar dan bergerak dengan cepat
   •   Lebih peka kepada perkara betul dan salah
   •   Berasa malu apabila diketawakan dan seterusnya membina sikap positif.
   •   Galakan akan menyedarkan kanak-kanak tentang potensi diri
   •   Sering dikawal dari mencuba – akan berasa kurang inisiatif
Pada tahap ini kanak-kanak mula berinteraksi dengan persekitaran. Banyak inisiatif dilaksanakan
bagi memenuhi naluri ingin tahu yang tinggi. Mereka akan cuba melakukan kerja-kerja yang dibuat
oleh orang dewasa. Perkembangan ketika ini tidak boleh disalah asuh kerana akan menyebabkan
kanak-kanak hilang inisiatif, suka menyendiri dan akan menimbulkan masalah apabila memasuki
alam persekolahan.




Tahap 4. ketekunan lawan rasa rendah diri 6-12 tahun

Kanak-kanak mesti menghadapi pembelajaran kemahiran baru atau sebaliknya menghadapi risiko
perasaan rendah diri, kegagalan dan tidak cekap...




Tahap 5. identiti lawan kekeliruan identiti 12-18 tahun

Remaja mesti berjaya mencari identiti dalam pekerjaan, peranan jantina, politik dan agama, jika
tidak perasaan rendah diri akan timbul...
Tahap 6. kerapatan lawan pengasingan 18-35 tahun

Dapat disejajarkan dengan fase dewasa awal, yaitu berakhirnya fase remaja. Hal-hal penting pada
fase ini, yaitu:
    a. Terjadi hubungan yang intim dengan pasangannya.
    b. Terjadi hubungan tertutup dengan kedua orang tuanya.
Dewasa akan membina hubungan rapat atau sebaliknya merasa terasing jika tidak mahir membina
hubungan...




Tahap 7. generativiti lawan pemusatan kendiri (stagnasi) 35-60 tahun

Hal-hal yang penting pada fase ini, yaitu:
    •   Adanya perhatian terhadap keturunan.

    •   Adanya perhatian terhadap apa yang dihasilkan (produk-¬produk).

    •   Adanya perhatian terhadap ide-ide.

    •   Pembentukan garis pedoman untuk generasi mendatang.

    •   Tumbuh nilai pemeliharaan, yang ditandai dengan adanya kepedulian, keinginan memberi
        perhatian, berbagi dan mem¬bagi pengetahuan, serta pengalaman kepada orang lain.

    •   Apabila pada fase ini pembentukan garis pedoman untuk generasi yang akan datang lemah,
        individu akan mengalami kemiskinan, kemunduran bahkan mungkin mengalami
        ke¬mandekan kepribadian.

    •   Tugas perkembangan yang harus diselesaikan adalah kreati¬vitas berperan sebagai orang
        tua.

    •   Setiap dewasa mencari jalan untuk memuaskan hati dan menyokong generasi akan datang
        atau sebaliknya hanya memusatkan kepada perkembangan /aktiviti diri...




Tahap 8. kesepaduan lawan putus asa 60 tahun – akhir hayat
•   Integritas adalah keberhasilan dalam menyesuaikan diri terhadap keberhasilan dan
       kegagalan dalam hidup. Hal-hal yang perlu dimengerti pada fase ini, yaitu:

   •   Apabila integritas tercapai, individu akan dapat menikmati ke¬untungan dari ketujuh tahap
       sebelumnya dan merasa bahwa kehidupan itu bermakna.

   •   Individu menyadari gaya hidup individu lain, namun ia tetap memelihara dan
       mempertahankan gaya hidupnya sendiri.

   •   Gaya hidup dan integritas kebudayaan merupakan warisan jiwa.

   •   Dapat timbul juga keputusasaan dalam menghadapi perubah¬an siklus kehidupan, kondisi
       sosial dan historis, dan kefanaan hidup di hadapan kekekalan hidup (kematian) sehingga
       ka¬dang-kadang timbul perasaan bahwa hidup tidak berarti bah¬wa ajal sudah dekat,
       ketakutan atau bahkan keinginan untuk mati.

   •   Tugas perkembangan yang harus diselesaikan, seperti penye¬suaian terhadap perubahan-
       perubahan dalam siklus hidupnya dan menyiapkan diri untuk menuju alam baka
       (kematian).

   •   Kemuncak perkembangan di mana perasaan diterima dengan perasaan kepuasan atau
       merasa tidak diterima dan putus asa dengan kehidupannya...




         Tugas Perkembangan Dewasa Awal
Optimalisasi perkembangan dewasa awal mengacu pada tugas-tugas perkembangan dewasa awal
menurut R.J Havighurst (1953), telah mengumukakan rumusan tugas-tugas perkembangan dalam
masa dewasa awal sebagai berikut:

Memilah teman bergaul (sebagai calon suami atau istri)

       Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki kematangan
fisiologis (seksual) sehingga mereka melakukan tugas reproduksi, yaitu mampu melakukan
hubungan seksual dengan lawan jenisnya. Dia mencari pasangan untuk bisa menyalurkan
kebutuhan biologis.
Mereka akan berupaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan pasangan
dalam perkawinan ataupun untuk membentuk kehidupan rumah ytangga berikutnya. Mereka akan
menentukan kriteria usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu sebagain prasyarat
pasangan hidupnya. Setiap orang mempunyai kriteria yang berbeda-beda.




Belajar hidup bersama dengan suami

       Dari pernikahannya, dia akan saling menerima dan memahani pasangan masing-masing
saling menerima kekurangan dan saling bantu membantu membangun rumah tangga. Terkadang
terdapat batu saandungan yang tidak bisa dilewati, sehingga berakibat pada perceraian. Ini lebih
banyak diakibatkan oleh ketidak siapan atau ketidak dewasaan dalam menanggapi masalah yang
dihadapi bersama..




Mulai hidup dengan keluarga atau hidup berkeluarga

       Masa dewasa yang memiliki rentang waktu sekitar 20 tahun (20-40) dianggap sebagai
tentang yang cukup panjang. Terlepas dari panjang atau pendek rentang waktu tersebut, golongan
dewasa muda yang berusia di atas 25 tahun, umumnya telah menyelesaikan pendidikannya
menimal setingkat SLTA (SMU-Sekolah Menengah Umum), akademi atau unuversitas. Selain itu,
sebagai besar dari mereka yang telah menyelesaikan pendidikan, umumnya telah memasuki dunia
pekerjaan guna meraih karier tertinggi. Dari sini, mereka mempersiapkan dan membukukan diri
bahwa mereka sudah mandiri secara ekonomis, artinya sudah tidak bergantung lagi pada orang tua.
Sikap yang mandiri ini merupakan langkah positif bagi mereka karena sekaligus dijadikan sebagai
persiapan untuk memasuki kehidupan rumah tangga yang baru. Belajar mengasuh anak-anak....




Mengolah rumah tangga

       Setelah menjadi pernikahan, dia akan berusaha mengelolah rumah tanggganya. Dia akan
berusaha membentuk, membina, dan mengembangkan kehidupan rumah tangga dengan sebaik-
baiknya agar dapat mencapai kebahagiaan hidup. Mereka harus dapat menyesuaikan diri dan
bekerja sama dengan pasangan hidup masing-masing. Mereka juga harus dapat melahirkan,
membesarkan, mendidik, dan membina anak-anak dalam keluarga. Selain itu, tetap menjalin
hubungan baik dengan kedua orang tua ataupun saudara-saudaranya yang lain.
Mulai bekerja dalam suatu jabatan

        Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau universitas, umumnya
dewasa muda memasuki dunia kerja, guna menerapkan ilmu dan keahliannya. Mereka berupaya
menekuni karier sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki, serta member jaminan masa depan
keuangan yang baik. Baik mereka merasa cocok dengan kriteria tersebut, mereka akan merasa
puasdengan pekerjaan dan tempat kerja sebalik-nya, bila tidak atau belum cocok antara
minat/bakat dengan jenis pekerjaan, mereka akan berhenti dan mencari jenis pekerjaan yang
sesuai dengan selera.Tetapi kadang-kadang ditemukan, meskipun tidak cocok dengan lantar
belakang ilmu, pekerjaan tersebut member hasil keuangan yang layak (baik), mereka akan
bertahan dengan pekerjaan itu. Sebab dengan penghasilan yang layak (memadai), mereka akan
dapat membangun kehidupan ekonomi rumah tangga yang mantap dan mapan. Masa dewasa muda
adalah masa untuk mencapai puncak prestasi.DEngan semangat yang menyala-nyala dan penuh
idealism, mereka bekerja keras dan bersaing dengan teman sebayanya (atau kelompok yang lebih
tua) untuk menunjukkan prestasi kerja.Dengan mencapai prestasi kerja yang terbaik, mereka akan
mampu member kehidupan yang makmur-sejahtera bagin keluarganya...




Mulai bertanggungjawab sebagai warga Negara secara layak

        Warga Negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup tenang, damai
dan bahagia di tengah-tengah masyarakat.Warga Negara yang baik adalah warga Negara yang taat
dan patut pada tata aturan perundang-undangan yang ber-laku. Hal ini diwujudkan dengan cara-
cara, seperti:
        •    Mengurus dan memiliki surat-surat kewarganegaraan (KTP, akta kelahiran,surat
             paspor/visa bagi yang akan pergi ke luar negri).
        •    Membayar pajak (pajak televisi, telepon, listrik, air. Pajak kendaraan bermotor, pajak
             penghasilan).,
        •    Menjaga ketertiban dan keamanan masyarakatdengan mengendalikan diri agar tidak
             tercela di mata masyarakat, dan
        •    Mampu menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial di masyarakat (ikut terlibat dalam
             kegiatan gotong royong, kerja bakti membersihkan selokan, memperbaiki jalan,
             sebagainya)
Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan tuntutan yang harus dipenuhi seseorang,
sesuai dengan norma sosial-budaya yang berlaku di masyarakat. Bagi orang tertentu, yang
menjalankan ajaran agama (misalnya hidup sendiri/selibat), mungkin tidak mengikuti tugas
perkembangan bagian ini, yaitu mencari pasangan hidup dan membina kehidupan rumah tangga.
Baik disadari atau tidak, setiap orang dewasa muda akan melakukan tugas perkembangan tersebut
dengan baik.




Memperoleh kelompok sosial yng seirama dengan nilai-nilai pahamnya

       Masa dewasa awal ditandai juga dengan membentuk kelompok-kelompok yang sesuai
dengan nilai-nilai yang dianitnya. Salah satu contohnya adalah membentuk ikatan sesuai dengan
profesi dan keahlian atau mengikuti partai politik tertentu.
BAB III: PERKEMBANGAN EMOSI

        Batasan antara masa remaja akhir dan masa dewasa awal pada beberapa budaya saat ini
menjadi semakin samar. Di Negara Negara berkembang dengan pendapatan perkapita ekonomi
yang rendah, ketimpangan status social ekonomi dan banyak kebutuhan akan lapangan pekerjaan,
tidak banyak remaja yang berada pada masa remaja akhir tidak mengalami masa masa
keremajaannya, dan dipaksa untuk masuk ke dalam dunia pekerjaan yang mau tidak mau harus
mereka lakukan. Hal ini tidak lain juga karena pentingnya aspek vokasional dalam pembentukan
masa perkembangan pada masa masa remaja akhir sampai masa masa dewasa awal.

        Di Negara Negara lain yang lebih maju, atau di Negara berkembang pun, pada populasi
dengan tingkat ekonomi yang lebih memadai, transisi dari masa remaja akhir menuju dewasa awal,
sebaliknya mengalami hambatan. Butuh waktu yang lama pada beberapa individu untuk mampu
menjawab pertanyaan “apakah saya sudah menjadi manusia yang dewasa?”. Sekali lagi aspek
budaya, dan lifestyle, menjadi aspek yang sangat berperan dalam perubahan keadaan ini. Transisi
menuju peran dewasa lama tertunda dan berjalan begitu lamban sehingga ia melahirkan suatu
masa transisi baru yang berangkat dari akhir usia belaksan hingga pertengahan usia dua puluhan
yang dikenal dengan masa emerging adulthood. (berk, 2010)

        Menurut Berk (2010), terdapat beberapa sumber daya penting yang mempengaruhi
ketahanan individu dalam menjalani transisi menuju masa dewasa. Dari aspek Emosional dan
Sosial antara lain:

            •   Penghargaan diri positif

            •   Kendali baik terhadap emosi diri dan strategi penanggulangan yang fleksibel

            •   Keterampilan penyelesaian konflik yang baik

            •   Keyakinan diri untuk menggapai cita cita

            •   Rasa tanggung jawab pribadi akan hasil

            •   Kegigihan dan pemanfaatan waktu dengan baik
•      Perkembangan identitas yang sehat – langkah menuju eksplorasi secara mendalam
                  dan ketegasan dalam komitmen

           •      Karakter moral yang kuat

           •      Pemaknaan terhadap makna dan tujuan hidup, yang didorong oleh agama,
                  spiritualitas atau sumber lain

           •      Hasrat untuk memberikan kontribusi bermakna bagi komunitas.

       Sesuai dengan tugas perkembangan Havighurst pada masa dewasa awal, beberapa sumber
daya yang disebutkan Berk (2010), merupakan aspek yang saling berkaitan. Secara garis besar,
aspek aspek perkembangan emosi yang berkaitan dengan tugas perkembangan pada masa dewasa
awal adalah:
   1. Mencari pasangan romans yang pantas untuk dijadikan pasangan hidup untuk memulai
       sebuah keluarga

   2. Mendapatkan kepastian karier, baik mencari kemampuan vokasional ataupun langsung
       terjun untuk memulai mencari pendapatan

       Oleh karena itu, dilihat dari aspek aspek perkembangan, beberapa kondisi emosional yang
terjadi adalah:

Hubungan Romansa dengan lawan jenis

       Gejolak Romans semakin stabil, orientasi romans yang berubah dari sekedar dekat menjadi
orientasi jangka panjang.

       Memasuki masa dewasa awal dan memasuki tahapan tahapan untuk menyelesaikan
kebutuhan untuk membuat sebuah keluarga. Jalan hidup dalam pembentukan keluarga,
diorientasikan kedalam sebuah Siklus Hidup Keluarga (Berk, 2010) yang semua orang
mengalaminya. Siklus ini adalah antara lain:

           1. Meninggalkan Rumah

                  Meninggalkan rumah merupakan salah satu tahap pendewasaan emosional yang
                  penting, dalam membentuk individu yang memiliki modalitas yang cukup untuk
                  menjalani masa masa perkembangan selanjutnya.
2. Memasuki Kehidupan Keluarga dalam Pernikahan

   Pernikahan, lebih dari sekedar bergabungnya dua individu. Hal ini juga
   mensyaratkan bahwa dia system berpasangan saling berkaitan, beradaptasi dan
   pang tindih untuk melahirkan sebuah subsistem baru.

   Dalam penelitian yang dilakukan oleh, Badbury, Fincham dan Beach pada tahun
   2000 beberapa aspek yaneg berperan dalam membentuk kepuasan pernikahan
   antara lain adalah:

      a. Latar Belakang keluarga

      b. Usia Saat menikah

      c. Lama Pacaran

      d. Waktu Kehamilan pertama

      e. Hubungan dengan keluarga besar

      f.   Pola pernikahan dalam keluarga besar

      g. Status keuangan dan kerja

      h. Tanggung jawab Keluarga

      i.   Karakter kepribadian




3. Menjadi Orang Tua

   Pada pasangan rumah tangga di masa dewasa awal terutama dengan status karier
   yang masih belum stabil , Keputusan untuk memiliki anak merupakan pilihan yang
   rumit dan tidak mudah untuk diputuskan. Transisi dari masa lajang, pernikahan
   menuju masa masa menjadi orang tua merupakan transisi yang satu sama lain
   sangat berlainan, dan untuk memasuki masa yang terakhir, yaitu menjadi orang tua,
   dibutuhkan kematangan emosional yang penuh untuk melakukannya.
Namun tidak semua individu, pastinya mengalami masa Siklus Hidup Keluarga yang sama,
tuntutan social ekonomi dan gaya hidup dapat mengubah urutan tersebut berdasar dengan
kebutuhan dan pengalaman yang dialami tiap individu. Beberapa gaya hidup lain berkaitan dengan
Hubungan Romansa pada Masa Dewasa awal antara lain:

          1. Melajang

          2. Kohabitasi (tinggal bersama)

          3. Bercerai

          4. Tidak Memiliki keturunan




Hubungan dengan teman sebaya

       Kesepian (loneliness) merupakan hal yang rentan dialami individu pada masa dewasa awal.
Transisi dari masa pendidikan yang penuh dinamika dengan teman sebaya menuju masa
vokasional yang penuh dengan tekanan dan sedikitnya ruang lingkup pertemanan yang bisa
diakses mempengaruhi hal ini.

       Oleh karena itu, masuknya nilai nilai yang dianut menjadi pentng, dalam membentuk
identitas social yang teguh ke depannya bagi individu pada masa dewasa awal. Individu bisa
memilih untuk menstatuskan dirinya sebagai seorang penganut politik, seorang pengikut hobi atau
seorang professional di bidang tertentu untuk mendapatkan jaringan yang lebih luas dalam
pergaulannya
REFERENSI

Berk, L. E. (2010). Development Through The Lifespan (Vol. 5). (Daryatno, Trans.) yogyakarta: pustaka
        Pelajar.

Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya.

More Related Content

What's hot

Power point psikologi gestalt
Power point psikologi gestaltPower point psikologi gestalt
Power point psikologi gestaltnindypratiwi
 
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi BaratPsikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi BaratHaristian Sahroni Putra
 
Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1Umi Arifah
 
Perkembangan bahasa pd anak
Perkembangan bahasa pd anakPerkembangan bahasa pd anak
Perkembangan bahasa pd anakRatna Widiastuti
 
Perkembangan Masa Dewasa Tengah
Perkembangan Masa Dewasa TengahPerkembangan Masa Dewasa Tengah
Perkembangan Masa Dewasa TengahSatrianto Ariardi
 
Teori belajar vygotsky
Teori belajar vygotskyTeori belajar vygotsky
Teori belajar vygotskyhasanah sn
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianAfra Balqis
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersAi Nurhasanah
 
Materi model pengembangan sosial emosional anak usia dini
Materi model pengembangan sosial emosional anak usia diniMateri model pengembangan sosial emosional anak usia dini
Materi model pengembangan sosial emosional anak usia dinifachrul rozie
 
Perkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didikPerkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didikPoetra Chebhungsu
 
Perkembangan Emosi Peserta Didik
Perkembangan Emosi Peserta DidikPerkembangan Emosi Peserta Didik
Perkembangan Emosi Peserta Didikafifahdhaniyah
 
PENDIDIKAN AGAMA DALAM PENGEMBANGAN MORAL ANAK
PENDIDIKAN AGAMA DALAM PENGEMBANGAN MORAL ANAKPENDIDIKAN AGAMA DALAM PENGEMBANGAN MORAL ANAK
PENDIDIKAN AGAMA DALAM PENGEMBANGAN MORAL ANAK wahab sultan
 
Perkembangan masa kanak kanak awal
Perkembangan masa kanak kanak awalPerkembangan masa kanak kanak awal
Perkembangan masa kanak kanak awalCommunity Design
 
Teori Psikologi Kepribadian Menurut Gordon Allport - www.universitaspsikologi...
Teori Psikologi Kepribadian Menurut Gordon Allport - www.universitaspsikologi...Teori Psikologi Kepribadian Menurut Gordon Allport - www.universitaspsikologi...
Teori Psikologi Kepribadian Menurut Gordon Allport - www.universitaspsikologi...Universitas Psikologi
 
14. gordon allport
14. gordon allport14. gordon allport
14. gordon allportONe's Iwan
 
Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahan
Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahanPerkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahan
Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahanBarna Yudha SutanMudo
 

What's hot (20)

Power point psikologi gestalt
Power point psikologi gestaltPower point psikologi gestalt
Power point psikologi gestalt
 
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi BaratPsikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
 
Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1
 
PPT Pengembangan Kognitif AUD
PPT Pengembangan Kognitif AUD PPT Pengembangan Kognitif AUD
PPT Pengembangan Kognitif AUD
 
Teori belajar humanisme
Teori belajar humanismeTeori belajar humanisme
Teori belajar humanisme
 
Perkembangan bahasa pd anak
Perkembangan bahasa pd anakPerkembangan bahasa pd anak
Perkembangan bahasa pd anak
 
Perkembangan Masa Dewasa Tengah
Perkembangan Masa Dewasa TengahPerkembangan Masa Dewasa Tengah
Perkembangan Masa Dewasa Tengah
 
Teori belajar vygotsky
Teori belajar vygotskyTeori belajar vygotsky
Teori belajar vygotsky
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
 
Materi model pengembangan sosial emosional anak usia dini
Materi model pengembangan sosial emosional anak usia diniMateri model pengembangan sosial emosional anak usia dini
Materi model pengembangan sosial emosional anak usia dini
 
Perkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didikPerkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didik
 
Perkembangan Emosi Peserta Didik
Perkembangan Emosi Peserta DidikPerkembangan Emosi Peserta Didik
Perkembangan Emosi Peserta Didik
 
PENDIDIKAN AGAMA DALAM PENGEMBANGAN MORAL ANAK
PENDIDIKAN AGAMA DALAM PENGEMBANGAN MORAL ANAKPENDIDIKAN AGAMA DALAM PENGEMBANGAN MORAL ANAK
PENDIDIKAN AGAMA DALAM PENGEMBANGAN MORAL ANAK
 
Perkembangan masa kanak kanak awal
Perkembangan masa kanak kanak awalPerkembangan masa kanak kanak awal
Perkembangan masa kanak kanak awal
 
Makalah perkembangan remaja
Makalah perkembangan remajaMakalah perkembangan remaja
Makalah perkembangan remaja
 
Teori Psikologi Kepribadian Menurut Gordon Allport - www.universitaspsikologi...
Teori Psikologi Kepribadian Menurut Gordon Allport - www.universitaspsikologi...Teori Psikologi Kepribadian Menurut Gordon Allport - www.universitaspsikologi...
Teori Psikologi Kepribadian Menurut Gordon Allport - www.universitaspsikologi...
 
14. gordon allport
14. gordon allport14. gordon allport
14. gordon allport
 
Teori karen horney ( Psikologi Kepribadian)
Teori  karen horney ( Psikologi Kepribadian)Teori  karen horney ( Psikologi Kepribadian)
Teori karen horney ( Psikologi Kepribadian)
 
Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahan
Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahanPerkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahan
Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahan
 

Viewers also liked

PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAANPERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAANNur Arifaizal Basri
 
Psikologi perkembangan dewasa
Psikologi perkembangan dewasaPsikologi perkembangan dewasa
Psikologi perkembangan dewasaAstri Firdasannah
 
Makalah Perkembangan Emosi
Makalah Perkembangan EmosiMakalah Perkembangan Emosi
Makalah Perkembangan Emosianna rasyla
 
Young adulthood
Young adulthoodYoung adulthood
Young adulthoodTqah Noh
 

Viewers also liked (8)

PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAANPERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
 
Perkembangan emosi
Perkembangan  emosiPerkembangan  emosi
Perkembangan emosi
 
Masa Dewasa
Masa DewasaMasa Dewasa
Masa Dewasa
 
Psikologi perkembangan dewasa
Psikologi perkembangan dewasaPsikologi perkembangan dewasa
Psikologi perkembangan dewasa
 
Makalah Perkembangan Emosi
Makalah Perkembangan EmosiMakalah Perkembangan Emosi
Makalah Perkembangan Emosi
 
Early adulthood
Early adulthoodEarly adulthood
Early adulthood
 
Young adulthood
Young adulthoodYoung adulthood
Young adulthood
 
Social and emotional development
Social and emotional developmentSocial and emotional development
Social and emotional development
 

Similar to EMOSI DEWASA

Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Pertumbuhan dan Perkembangan RemajaPertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Pertumbuhan dan Perkembangan Remajawahyusrisayekti
 
Memahami karakteristik perkembangan anak usia sekolah
Memahami karakteristik perkembangan anak usia sekolahMemahami karakteristik perkembangan anak usia sekolah
Memahami karakteristik perkembangan anak usia sekolahRahmat Hidayat
 
Jenis kecerdasan emosi
Jenis kecerdasan emosiJenis kecerdasan emosi
Jenis kecerdasan emosifiro HAR
 
peran orang tua dalam kecerdasan anak
peran orang tua dalam kecerdasan anakperan orang tua dalam kecerdasan anak
peran orang tua dalam kecerdasan anakNova Ci Necis
 
Pringkat pringkatperkembangankanak-kanakdanteori-teoriperkembanganyangberkait...
Pringkat pringkatperkembangankanak-kanakdanteori-teoriperkembanganyangberkait...Pringkat pringkatperkembangankanak-kanakdanteori-teoriperkembanganyangberkait...
Pringkat pringkatperkembangankanak-kanakdanteori-teoriperkembanganyangberkait...Rozaidi Yusof
 
Kecerdasan emosional sebagai hasil belajar
Kecerdasan emosional sebagai hasil belajarKecerdasan emosional sebagai hasil belajar
Kecerdasan emosional sebagai hasil belajarRiva Warid
 
Masa puber, remaja dan gadis remaja
Masa puber, remaja dan gadis remajaMasa puber, remaja dan gadis remaja
Masa puber, remaja dan gadis remajaNova Ci Necis
 
Kesehatan mental anak anak awal
Kesehatan mental anak anak awalKesehatan mental anak anak awal
Kesehatan mental anak anak awalPramudito Hutomo
 
Peringkat perkembangan kanak-kanak dant teori-teori perkembangannya
Peringkat perkembangan kanak-kanak dant teori-teori perkembangannyaPeringkat perkembangan kanak-kanak dant teori-teori perkembangannya
Peringkat perkembangan kanak-kanak dant teori-teori perkembangannyaNor Azmi Sabri
 
Kematangan Emosional
Kematangan EmosionalKematangan Emosional
Kematangan EmosionalKenlia Dexena
 
Perkembangan emosi remaja
Perkembangan emosi remaja Perkembangan emosi remaja
Perkembangan emosi remaja Rizali Avenged
 
Pendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisaPendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisafaisunufir
 
Ppt_Perkembangan_Sosialemosi.ppt
Ppt_Perkembangan_Sosialemosi.pptPpt_Perkembangan_Sosialemosi.ppt
Ppt_Perkembangan_Sosialemosi.pptalkho1
 

Similar to EMOSI DEWASA (20)

Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Pertumbuhan dan Perkembangan RemajaPertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
 
Attachment
AttachmentAttachment
Attachment
 
Attachment
AttachmentAttachment
Attachment
 
Attachment
AttachmentAttachment
Attachment
 
Memahami karakteristik perkembangan anak usia sekolah
Memahami karakteristik perkembangan anak usia sekolahMemahami karakteristik perkembangan anak usia sekolah
Memahami karakteristik perkembangan anak usia sekolah
 
Jenis kecerdasan emosi
Jenis kecerdasan emosiJenis kecerdasan emosi
Jenis kecerdasan emosi
 
peran orang tua dalam kecerdasan anak
peran orang tua dalam kecerdasan anakperan orang tua dalam kecerdasan anak
peran orang tua dalam kecerdasan anak
 
Pringkat pringkatperkembangankanak-kanakdanteori-teoriperkembanganyangberkait...
Pringkat pringkatperkembangankanak-kanakdanteori-teoriperkembanganyangberkait...Pringkat pringkatperkembangankanak-kanakdanteori-teoriperkembanganyangberkait...
Pringkat pringkatperkembangankanak-kanakdanteori-teoriperkembanganyangberkait...
 
Kecerdasan emosional sebagai hasil belajar
Kecerdasan emosional sebagai hasil belajarKecerdasan emosional sebagai hasil belajar
Kecerdasan emosional sebagai hasil belajar
 
Perkembangan afektif
Perkembangan afektifPerkembangan afektif
Perkembangan afektif
 
MATERI LPP 3.pptx
MATERI  LPP 3.pptxMATERI  LPP 3.pptx
MATERI LPP 3.pptx
 
Masa puber, remaja dan gadis remaja
Masa puber, remaja dan gadis remajaMasa puber, remaja dan gadis remaja
Masa puber, remaja dan gadis remaja
 
Kesehatan mental anak anak awal
Kesehatan mental anak anak awalKesehatan mental anak anak awal
Kesehatan mental anak anak awal
 
Peringkat perkembangan kanak-kanak dant teori-teori perkembangannya
Peringkat perkembangan kanak-kanak dant teori-teori perkembangannyaPeringkat perkembangan kanak-kanak dant teori-teori perkembangannya
Peringkat perkembangan kanak-kanak dant teori-teori perkembangannya
 
Asigmen
AsigmenAsigmen
Asigmen
 
Kematangan Emosional
Kematangan EmosionalKematangan Emosional
Kematangan Emosional
 
Perkembangan emosi remaja
Perkembangan emosi remaja Perkembangan emosi remaja
Perkembangan emosi remaja
 
Dasar pendidikan ii
Dasar pendidikan iiDasar pendidikan ii
Dasar pendidikan ii
 
Pendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisaPendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisa
 
Ppt_Perkembangan_Sosialemosi.ppt
Ppt_Perkembangan_Sosialemosi.pptPpt_Perkembangan_Sosialemosi.ppt
Ppt_Perkembangan_Sosialemosi.ppt
 

More from swirawan

Kode etik psikologi 2010
Kode etik psikologi 2010Kode etik psikologi 2010
Kode etik psikologi 2010swirawan
 
Kode etik himpsi terbaru
Kode etik himpsi terbaruKode etik himpsi terbaru
Kode etik himpsi terbaruswirawan
 
Anggaran rumah tangga himpsi
Anggaran rumah tangga himpsiAnggaran rumah tangga himpsi
Anggaran rumah tangga himpsiswirawan
 
Anggaran dasar himpsi
Anggaran dasar himpsiAnggaran dasar himpsi
Anggaran dasar himpsiswirawan
 
Ad art himpsi 2010
Ad art himpsi 2010Ad art himpsi 2010
Ad art himpsi 2010swirawan
 
66022436 draft-kode-etik-himpsi-2010-bahan kongres
66022436 draft-kode-etik-himpsi-2010-bahan kongres66022436 draft-kode-etik-himpsi-2010-bahan kongres
66022436 draft-kode-etik-himpsi-2010-bahan kongresswirawan
 
Kode etik psikologi pdf
Kode etik psikologi pdfKode etik psikologi pdf
Kode etik psikologi pdfswirawan
 
Kode etik psikologi himpsi 2010
Kode etik psikologi himpsi 2010Kode etik psikologi himpsi 2010
Kode etik psikologi himpsi 2010swirawan
 
Poster sekolah alam donasi
Poster sekolah alam donasiPoster sekolah alam donasi
Poster sekolah alam donasiswirawan
 
Rundown kophi class 1 media dan penulisan
Rundown kophi class 1 media dan penulisanRundown kophi class 1 media dan penulisan
Rundown kophi class 1 media dan penulisanswirawan
 
Tor launching sekolah alam phbs
Tor launching sekolah alam phbsTor launching sekolah alam phbs
Tor launching sekolah alam phbsswirawan
 
Tor launching sekolah alam sesi dongeng gizi seimbang 1
Tor launching sekolah alam sesi dongeng gizi seimbang 1Tor launching sekolah alam sesi dongeng gizi seimbang 1
Tor launching sekolah alam sesi dongeng gizi seimbang 1swirawan
 
Tor launching sekolah alam praktik penyaringan air kotor
Tor launching sekolah alam praktik penyaringan air kotorTor launching sekolah alam praktik penyaringan air kotor
Tor launching sekolah alam praktik penyaringan air kotorswirawan
 
Sertif kophi class pdf
Sertif kophi class pdfSertif kophi class pdf
Sertif kophi class pdfswirawan
 
Juknis panitia kophi class 1
Juknis panitia kophi class 1Juknis panitia kophi class 1
Juknis panitia kophi class 1swirawan
 
Proposal launching sekolah alam
Proposal launching sekolah alam Proposal launching sekolah alam
Proposal launching sekolah alam swirawan
 
Juknis launching
Juknis launchingJuknis launching
Juknis launchingswirawan
 
Contoh lpj psdm 2016
Contoh lpj psdm 2016Contoh lpj psdm 2016
Contoh lpj psdm 2016swirawan
 
076 permohonan bantuan act.pdf
076  permohonan bantuan act.pdf076  permohonan bantuan act.pdf
076 permohonan bantuan act.pdfswirawan
 
Susunan acara elc
Susunan acara elcSusunan acara elc
Susunan acara elcswirawan
 

More from swirawan (20)

Kode etik psikologi 2010
Kode etik psikologi 2010Kode etik psikologi 2010
Kode etik psikologi 2010
 
Kode etik himpsi terbaru
Kode etik himpsi terbaruKode etik himpsi terbaru
Kode etik himpsi terbaru
 
Anggaran rumah tangga himpsi
Anggaran rumah tangga himpsiAnggaran rumah tangga himpsi
Anggaran rumah tangga himpsi
 
Anggaran dasar himpsi
Anggaran dasar himpsiAnggaran dasar himpsi
Anggaran dasar himpsi
 
Ad art himpsi 2010
Ad art himpsi 2010Ad art himpsi 2010
Ad art himpsi 2010
 
66022436 draft-kode-etik-himpsi-2010-bahan kongres
66022436 draft-kode-etik-himpsi-2010-bahan kongres66022436 draft-kode-etik-himpsi-2010-bahan kongres
66022436 draft-kode-etik-himpsi-2010-bahan kongres
 
Kode etik psikologi pdf
Kode etik psikologi pdfKode etik psikologi pdf
Kode etik psikologi pdf
 
Kode etik psikologi himpsi 2010
Kode etik psikologi himpsi 2010Kode etik psikologi himpsi 2010
Kode etik psikologi himpsi 2010
 
Poster sekolah alam donasi
Poster sekolah alam donasiPoster sekolah alam donasi
Poster sekolah alam donasi
 
Rundown kophi class 1 media dan penulisan
Rundown kophi class 1 media dan penulisanRundown kophi class 1 media dan penulisan
Rundown kophi class 1 media dan penulisan
 
Tor launching sekolah alam phbs
Tor launching sekolah alam phbsTor launching sekolah alam phbs
Tor launching sekolah alam phbs
 
Tor launching sekolah alam sesi dongeng gizi seimbang 1
Tor launching sekolah alam sesi dongeng gizi seimbang 1Tor launching sekolah alam sesi dongeng gizi seimbang 1
Tor launching sekolah alam sesi dongeng gizi seimbang 1
 
Tor launching sekolah alam praktik penyaringan air kotor
Tor launching sekolah alam praktik penyaringan air kotorTor launching sekolah alam praktik penyaringan air kotor
Tor launching sekolah alam praktik penyaringan air kotor
 
Sertif kophi class pdf
Sertif kophi class pdfSertif kophi class pdf
Sertif kophi class pdf
 
Juknis panitia kophi class 1
Juknis panitia kophi class 1Juknis panitia kophi class 1
Juknis panitia kophi class 1
 
Proposal launching sekolah alam
Proposal launching sekolah alam Proposal launching sekolah alam
Proposal launching sekolah alam
 
Juknis launching
Juknis launchingJuknis launching
Juknis launching
 
Contoh lpj psdm 2016
Contoh lpj psdm 2016Contoh lpj psdm 2016
Contoh lpj psdm 2016
 
076 permohonan bantuan act.pdf
076  permohonan bantuan act.pdf076  permohonan bantuan act.pdf
076 permohonan bantuan act.pdf
 
Susunan acara elc
Susunan acara elcSusunan acara elc
Susunan acara elc
 

EMOSI DEWASA

  • 1. Perkembangan Emosi pada masa Dewasa Awal Psikologi Perkembangan II Remadona NF [11013215] Selvia Eka Sari [11013273] Nurul Hasanah [11013278] Dedek Janatul Maqwa [11013299] Septiadhi Wirawan [11013303] Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta 2012
  • 2. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : hereditas, lingkungan(sekolah,pergaulan,teman sebaya,dll),budaya-etnis,perubahan hormonal. Perubahan hormonal terkadang membuat seseorang cenderung menjadi lebih sensitive. Pengertian dari emosi itu sendiri adalah situasi stimulus yang melibatkan perubahan pada tubuh dan wajah, aktivitas pada otak, penilian kognitif, perasaan subjektif, dan kecenderungan melakukan suatu tindakan, yang dibentuk seluruhnya oleh peraturan-peraturan yang terdapat di suatu kebudayaan. Kemampuan untuk bereaksi secara emosiaonal sudah ada pada bayi yang baru lahir. Gejala yang terjadi pada periaku emosiona;l adalah keterangsangan umum terhadap stimulasi yang kuat. Setiap orang berkemampuan untuk mengekspresikan emosi dan kemampuan tersebut perlu dipelajari. Oleh karena itu stimulasi emosi yang tepat dan akurat terhadap konteks perlu diajarkan pada anak- anak agar mereka dapat beremosi dengan tepat semasa berhubungan dengan dunia disekitarnya.
  • 3. BAB I : EMOSI Pengertian Emosi Perkembangan Emosi : emosi itu sendiri adalah situasi stimulus yang melibatkan perubahan pada tubuh dan wajah, aktivitas pada otak, penilian kognitif, perasaan subjektif, dan kecenderungan melakukan suatu tindakan, yang dibentuk seluruhnya oleh peraturan – peraturan yang terdapat di suatu kebudayaan. Emosi primer emosi – emosi yang dianggap sebagai emosi yang berlaku secara umum, dan memiliki dasar biologis; umumnya meliputi rasa takut, marah, sedih,senang,terkejut,jijik dan rasa tida suka. Emosi sekunder emosi – emosi yang berkembang sejalan dengan pertambahan kedewasaan kognitif seseorang dan berbeda – beda untuk tiap individu dan kebudayaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa emosi adalah suatu respons terhadap suatu perangsang yang menyebabkan perubahan fisiologis disertai perasaan yang kuat mengandung keinginan yang meledak-ledak. Drever (1968) mengartikan emosi sebagai suatu keadaan yang kompleks dari organisme yang menyangkut perubahan jasmani yang luas sifatnya (dalam pernafasan, denyut, sekresi kelenjar,dsb) dan pada sisi kejiwaan. Emosi dan Gender Pria dan wanita memiliki kemampuan yang sama untuk merasakan semua emosi, mulai dari cinta, duka, hingga kemarahan. Kebanyakan pria lebih reaktif secara psikologis terhadap konflik dibandingkan wanita, namun kedua gender terkadang memiliki perbedaan persepsi dan atribusi yang menghasilakn emosi dan intensitas manusia. Pria : lebih menunjukan rasa marah. Laki-laki cenderung menyukai pertemanan berdampingan, yang didasarkan perilaku aktivitas bersama sepaertiolah raga. Cinta, marah, dan duka adalah kemampuan yang dimiliki pria maupun wanita Perempuan : rasa sedih, takut, dan rasa bersalah pada usia sekolah. Lebih menyukai pertemanan tatap muka yang didasarkan perasaan. Cinta, marah, dan duka adalah kemampuan yang dimiliki pria maupun wanita
  • 4. Budaya dan Ekspresi Emosional Aturan Tampilan Emosi (Display rule). Contohnya pada beberapa budaya misalnya, orang Jepang lebih sering tersenyum dibandingkan orang Amerika, untuk menyembunyikan rasa malu, marah, atau emosi negative lainnya, sebab perasaan-perasaan tersebut dianggap tidak sopan dan tidak baik apabila ditunjukan kepada orang lain. Begitupun dengan seorang anak yang hidup dengan keadaan orang tuanya bercerai, hal ini bisa membuat sang anak menjadi kurang percaya diri, takut tidak diterima dilingkungan, pendiam, bahkan emosinya meledak-ledak. Sosial Ekonomi Seseorang yang terlahir dikehidupan serba berkecukupan akan memperaruhi kepada sikap, tingkah laku anak. Anak akan merasa lebih percaya diri, pemberani, senang. Disini lingkunganlah yang mempengaruhi pada perkembangan sang anak.
  • 5. BAB II: PERKEMBANGAN Perkembangan Sosial Emosi Erik Erikson Tahap 1 - Kepercayaan Lawan ketidakpercayaan (0 -18 bln) • Mempengaruhi perkembangan bayi melalui pengalaman • Belajar untuk mempercayai atau tidak mempercayai orang lain • Mempengaruhi sikapnya terhadap hidup dan interaksinya dengan orang lain • Kepercayaan akan memudahkan individu menghadapi serta mengatasi masalah dalam hidup Bayi mulai membentuk perasaan percaya lawan tidak percaya. Perasaan percaya pada persekitaran dan orang lain akan wujud sekiranya bayi tersebut mendapat penjagaan yang baik dari penjaganya; terutama daripada ibu. Sebaliknya; jika bayi tersebut tidak mendapat penjagaan yang sempurna maka akan timbul perasaaan tidak percaya pada tahap ini. Cara penjagaan bayi akan mempengaruhi emosi dan perasaan percaya dalam diri bayi tersebut.. Tahap 2 - Autonomi lawan malu/kekeliruan (18 bln – 3 thn ) • Konsep diri mula bertambah nyata • Mula tahu apa yang dicakap dan dibuat merupakan tindakannya bukan orang lain • Keinginan untuk bertindak bebas (autonomi) meningkat • Lebih gemar membuat sesuatu tanpa bergantung kepada orang lain • Mungkin berpendapat cekap dan berkebolehan • Rasa diri kurang cekap – malu dan mula meragui kebolehan diri • Tingkah laku yang sentiasa diterima dan dipuji – lebih yakin • Sentiasa didenda/dimarah – malu dan ragu-ragu • Cara terbaik, tingkah laku yang tidak diingini dikawal dan yang diingini dipuji – dapat mengenal jenis-jenis tingkah laku yang digalakkan dan yang hendak dielakkan • Kecenderungan untuk berfungsi secara bebas hendaklah diterima atau didorong
  • 6. Pada tahap ini kanak-kanak sudah mula berkeinginan melakukan sesuatu perbuatan sendiri. Mereka mula berdikari dan tidak suka dibantu atau dikongkong orang dewasa. Situasi ini merupakan permulaan kepada pembentukan perasaan keyakinan diri pada kanak-kanak tersebut. Dorongan dan galakan ibu bapa akan membantu kanak-kanak membina perkembangan dan menyelesaikan sesuatu tugasan. Tahap 3 - Inisiatif lawan Bersalah (3-6 thn) • Ingin meneroka dan mencuba sesuatu yang baru dan mencabar – inisiatif • Dapat belajar dan bergerak dengan cepat • Lebih peka kepada perkara betul dan salah • Berasa malu apabila diketawakan dan seterusnya membina sikap positif. • Galakan akan menyedarkan kanak-kanak tentang potensi diri • Sering dikawal dari mencuba – akan berasa kurang inisiatif Pada tahap ini kanak-kanak mula berinteraksi dengan persekitaran. Banyak inisiatif dilaksanakan bagi memenuhi naluri ingin tahu yang tinggi. Mereka akan cuba melakukan kerja-kerja yang dibuat oleh orang dewasa. Perkembangan ketika ini tidak boleh disalah asuh kerana akan menyebabkan kanak-kanak hilang inisiatif, suka menyendiri dan akan menimbulkan masalah apabila memasuki alam persekolahan. Tahap 4. ketekunan lawan rasa rendah diri 6-12 tahun Kanak-kanak mesti menghadapi pembelajaran kemahiran baru atau sebaliknya menghadapi risiko perasaan rendah diri, kegagalan dan tidak cekap... Tahap 5. identiti lawan kekeliruan identiti 12-18 tahun Remaja mesti berjaya mencari identiti dalam pekerjaan, peranan jantina, politik dan agama, jika tidak perasaan rendah diri akan timbul...
  • 7. Tahap 6. kerapatan lawan pengasingan 18-35 tahun Dapat disejajarkan dengan fase dewasa awal, yaitu berakhirnya fase remaja. Hal-hal penting pada fase ini, yaitu: a. Terjadi hubungan yang intim dengan pasangannya. b. Terjadi hubungan tertutup dengan kedua orang tuanya. Dewasa akan membina hubungan rapat atau sebaliknya merasa terasing jika tidak mahir membina hubungan... Tahap 7. generativiti lawan pemusatan kendiri (stagnasi) 35-60 tahun Hal-hal yang penting pada fase ini, yaitu: • Adanya perhatian terhadap keturunan. • Adanya perhatian terhadap apa yang dihasilkan (produk-¬produk). • Adanya perhatian terhadap ide-ide. • Pembentukan garis pedoman untuk generasi mendatang. • Tumbuh nilai pemeliharaan, yang ditandai dengan adanya kepedulian, keinginan memberi perhatian, berbagi dan mem¬bagi pengetahuan, serta pengalaman kepada orang lain. • Apabila pada fase ini pembentukan garis pedoman untuk generasi yang akan datang lemah, individu akan mengalami kemiskinan, kemunduran bahkan mungkin mengalami ke¬mandekan kepribadian. • Tugas perkembangan yang harus diselesaikan adalah kreati¬vitas berperan sebagai orang tua. • Setiap dewasa mencari jalan untuk memuaskan hati dan menyokong generasi akan datang atau sebaliknya hanya memusatkan kepada perkembangan /aktiviti diri... Tahap 8. kesepaduan lawan putus asa 60 tahun – akhir hayat
  • 8. Integritas adalah keberhasilan dalam menyesuaikan diri terhadap keberhasilan dan kegagalan dalam hidup. Hal-hal yang perlu dimengerti pada fase ini, yaitu: • Apabila integritas tercapai, individu akan dapat menikmati ke¬untungan dari ketujuh tahap sebelumnya dan merasa bahwa kehidupan itu bermakna. • Individu menyadari gaya hidup individu lain, namun ia tetap memelihara dan mempertahankan gaya hidupnya sendiri. • Gaya hidup dan integritas kebudayaan merupakan warisan jiwa. • Dapat timbul juga keputusasaan dalam menghadapi perubah¬an siklus kehidupan, kondisi sosial dan historis, dan kefanaan hidup di hadapan kekekalan hidup (kematian) sehingga ka¬dang-kadang timbul perasaan bahwa hidup tidak berarti bah¬wa ajal sudah dekat, ketakutan atau bahkan keinginan untuk mati. • Tugas perkembangan yang harus diselesaikan, seperti penye¬suaian terhadap perubahan- perubahan dalam siklus hidupnya dan menyiapkan diri untuk menuju alam baka (kematian). • Kemuncak perkembangan di mana perasaan diterima dengan perasaan kepuasan atau merasa tidak diterima dan putus asa dengan kehidupannya... Tugas Perkembangan Dewasa Awal Optimalisasi perkembangan dewasa awal mengacu pada tugas-tugas perkembangan dewasa awal menurut R.J Havighurst (1953), telah mengumukakan rumusan tugas-tugas perkembangan dalam masa dewasa awal sebagai berikut: Memilah teman bergaul (sebagai calon suami atau istri) Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka melakukan tugas reproduksi, yaitu mampu melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya. Dia mencari pasangan untuk bisa menyalurkan kebutuhan biologis.
  • 9. Mereka akan berupaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun untuk membentuk kehidupan rumah ytangga berikutnya. Mereka akan menentukan kriteria usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu sebagain prasyarat pasangan hidupnya. Setiap orang mempunyai kriteria yang berbeda-beda. Belajar hidup bersama dengan suami Dari pernikahannya, dia akan saling menerima dan memahani pasangan masing-masing saling menerima kekurangan dan saling bantu membantu membangun rumah tangga. Terkadang terdapat batu saandungan yang tidak bisa dilewati, sehingga berakibat pada perceraian. Ini lebih banyak diakibatkan oleh ketidak siapan atau ketidak dewasaan dalam menanggapi masalah yang dihadapi bersama.. Mulai hidup dengan keluarga atau hidup berkeluarga Masa dewasa yang memiliki rentang waktu sekitar 20 tahun (20-40) dianggap sebagai tentang yang cukup panjang. Terlepas dari panjang atau pendek rentang waktu tersebut, golongan dewasa muda yang berusia di atas 25 tahun, umumnya telah menyelesaikan pendidikannya menimal setingkat SLTA (SMU-Sekolah Menengah Umum), akademi atau unuversitas. Selain itu, sebagai besar dari mereka yang telah menyelesaikan pendidikan, umumnya telah memasuki dunia pekerjaan guna meraih karier tertinggi. Dari sini, mereka mempersiapkan dan membukukan diri bahwa mereka sudah mandiri secara ekonomis, artinya sudah tidak bergantung lagi pada orang tua. Sikap yang mandiri ini merupakan langkah positif bagi mereka karena sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan rumah tangga yang baru. Belajar mengasuh anak-anak.... Mengolah rumah tangga Setelah menjadi pernikahan, dia akan berusaha mengelolah rumah tanggganya. Dia akan berusaha membentuk, membina, dan mengembangkan kehidupan rumah tangga dengan sebaik- baiknya agar dapat mencapai kebahagiaan hidup. Mereka harus dapat menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan pasangan hidup masing-masing. Mereka juga harus dapat melahirkan, membesarkan, mendidik, dan membina anak-anak dalam keluarga. Selain itu, tetap menjalin hubungan baik dengan kedua orang tua ataupun saudara-saudaranya yang lain.
  • 10. Mulai bekerja dalam suatu jabatan Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau universitas, umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja, guna menerapkan ilmu dan keahliannya. Mereka berupaya menekuni karier sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki, serta member jaminan masa depan keuangan yang baik. Baik mereka merasa cocok dengan kriteria tersebut, mereka akan merasa puasdengan pekerjaan dan tempat kerja sebalik-nya, bila tidak atau belum cocok antara minat/bakat dengan jenis pekerjaan, mereka akan berhenti dan mencari jenis pekerjaan yang sesuai dengan selera.Tetapi kadang-kadang ditemukan, meskipun tidak cocok dengan lantar belakang ilmu, pekerjaan tersebut member hasil keuangan yang layak (baik), mereka akan bertahan dengan pekerjaan itu. Sebab dengan penghasilan yang layak (memadai), mereka akan dapat membangun kehidupan ekonomi rumah tangga yang mantap dan mapan. Masa dewasa muda adalah masa untuk mencapai puncak prestasi.DEngan semangat yang menyala-nyala dan penuh idealism, mereka bekerja keras dan bersaing dengan teman sebayanya (atau kelompok yang lebih tua) untuk menunjukkan prestasi kerja.Dengan mencapai prestasi kerja yang terbaik, mereka akan mampu member kehidupan yang makmur-sejahtera bagin keluarganya... Mulai bertanggungjawab sebagai warga Negara secara layak Warga Negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup tenang, damai dan bahagia di tengah-tengah masyarakat.Warga Negara yang baik adalah warga Negara yang taat dan patut pada tata aturan perundang-undangan yang ber-laku. Hal ini diwujudkan dengan cara- cara, seperti: • Mengurus dan memiliki surat-surat kewarganegaraan (KTP, akta kelahiran,surat paspor/visa bagi yang akan pergi ke luar negri). • Membayar pajak (pajak televisi, telepon, listrik, air. Pajak kendaraan bermotor, pajak penghasilan)., • Menjaga ketertiban dan keamanan masyarakatdengan mengendalikan diri agar tidak tercela di mata masyarakat, dan • Mampu menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial di masyarakat (ikut terlibat dalam kegiatan gotong royong, kerja bakti membersihkan selokan, memperbaiki jalan, sebagainya)
  • 11. Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan tuntutan yang harus dipenuhi seseorang, sesuai dengan norma sosial-budaya yang berlaku di masyarakat. Bagi orang tertentu, yang menjalankan ajaran agama (misalnya hidup sendiri/selibat), mungkin tidak mengikuti tugas perkembangan bagian ini, yaitu mencari pasangan hidup dan membina kehidupan rumah tangga. Baik disadari atau tidak, setiap orang dewasa muda akan melakukan tugas perkembangan tersebut dengan baik. Memperoleh kelompok sosial yng seirama dengan nilai-nilai pahamnya Masa dewasa awal ditandai juga dengan membentuk kelompok-kelompok yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianitnya. Salah satu contohnya adalah membentuk ikatan sesuai dengan profesi dan keahlian atau mengikuti partai politik tertentu.
  • 12. BAB III: PERKEMBANGAN EMOSI Batasan antara masa remaja akhir dan masa dewasa awal pada beberapa budaya saat ini menjadi semakin samar. Di Negara Negara berkembang dengan pendapatan perkapita ekonomi yang rendah, ketimpangan status social ekonomi dan banyak kebutuhan akan lapangan pekerjaan, tidak banyak remaja yang berada pada masa remaja akhir tidak mengalami masa masa keremajaannya, dan dipaksa untuk masuk ke dalam dunia pekerjaan yang mau tidak mau harus mereka lakukan. Hal ini tidak lain juga karena pentingnya aspek vokasional dalam pembentukan masa perkembangan pada masa masa remaja akhir sampai masa masa dewasa awal. Di Negara Negara lain yang lebih maju, atau di Negara berkembang pun, pada populasi dengan tingkat ekonomi yang lebih memadai, transisi dari masa remaja akhir menuju dewasa awal, sebaliknya mengalami hambatan. Butuh waktu yang lama pada beberapa individu untuk mampu menjawab pertanyaan “apakah saya sudah menjadi manusia yang dewasa?”. Sekali lagi aspek budaya, dan lifestyle, menjadi aspek yang sangat berperan dalam perubahan keadaan ini. Transisi menuju peran dewasa lama tertunda dan berjalan begitu lamban sehingga ia melahirkan suatu masa transisi baru yang berangkat dari akhir usia belaksan hingga pertengahan usia dua puluhan yang dikenal dengan masa emerging adulthood. (berk, 2010) Menurut Berk (2010), terdapat beberapa sumber daya penting yang mempengaruhi ketahanan individu dalam menjalani transisi menuju masa dewasa. Dari aspek Emosional dan Sosial antara lain: • Penghargaan diri positif • Kendali baik terhadap emosi diri dan strategi penanggulangan yang fleksibel • Keterampilan penyelesaian konflik yang baik • Keyakinan diri untuk menggapai cita cita • Rasa tanggung jawab pribadi akan hasil • Kegigihan dan pemanfaatan waktu dengan baik
  • 13. Perkembangan identitas yang sehat – langkah menuju eksplorasi secara mendalam dan ketegasan dalam komitmen • Karakter moral yang kuat • Pemaknaan terhadap makna dan tujuan hidup, yang didorong oleh agama, spiritualitas atau sumber lain • Hasrat untuk memberikan kontribusi bermakna bagi komunitas. Sesuai dengan tugas perkembangan Havighurst pada masa dewasa awal, beberapa sumber daya yang disebutkan Berk (2010), merupakan aspek yang saling berkaitan. Secara garis besar, aspek aspek perkembangan emosi yang berkaitan dengan tugas perkembangan pada masa dewasa awal adalah: 1. Mencari pasangan romans yang pantas untuk dijadikan pasangan hidup untuk memulai sebuah keluarga 2. Mendapatkan kepastian karier, baik mencari kemampuan vokasional ataupun langsung terjun untuk memulai mencari pendapatan Oleh karena itu, dilihat dari aspek aspek perkembangan, beberapa kondisi emosional yang terjadi adalah: Hubungan Romansa dengan lawan jenis Gejolak Romans semakin stabil, orientasi romans yang berubah dari sekedar dekat menjadi orientasi jangka panjang. Memasuki masa dewasa awal dan memasuki tahapan tahapan untuk menyelesaikan kebutuhan untuk membuat sebuah keluarga. Jalan hidup dalam pembentukan keluarga, diorientasikan kedalam sebuah Siklus Hidup Keluarga (Berk, 2010) yang semua orang mengalaminya. Siklus ini adalah antara lain: 1. Meninggalkan Rumah Meninggalkan rumah merupakan salah satu tahap pendewasaan emosional yang penting, dalam membentuk individu yang memiliki modalitas yang cukup untuk menjalani masa masa perkembangan selanjutnya.
  • 14. 2. Memasuki Kehidupan Keluarga dalam Pernikahan Pernikahan, lebih dari sekedar bergabungnya dua individu. Hal ini juga mensyaratkan bahwa dia system berpasangan saling berkaitan, beradaptasi dan pang tindih untuk melahirkan sebuah subsistem baru. Dalam penelitian yang dilakukan oleh, Badbury, Fincham dan Beach pada tahun 2000 beberapa aspek yaneg berperan dalam membentuk kepuasan pernikahan antara lain adalah: a. Latar Belakang keluarga b. Usia Saat menikah c. Lama Pacaran d. Waktu Kehamilan pertama e. Hubungan dengan keluarga besar f. Pola pernikahan dalam keluarga besar g. Status keuangan dan kerja h. Tanggung jawab Keluarga i. Karakter kepribadian 3. Menjadi Orang Tua Pada pasangan rumah tangga di masa dewasa awal terutama dengan status karier yang masih belum stabil , Keputusan untuk memiliki anak merupakan pilihan yang rumit dan tidak mudah untuk diputuskan. Transisi dari masa lajang, pernikahan menuju masa masa menjadi orang tua merupakan transisi yang satu sama lain sangat berlainan, dan untuk memasuki masa yang terakhir, yaitu menjadi orang tua, dibutuhkan kematangan emosional yang penuh untuk melakukannya.
  • 15. Namun tidak semua individu, pastinya mengalami masa Siklus Hidup Keluarga yang sama, tuntutan social ekonomi dan gaya hidup dapat mengubah urutan tersebut berdasar dengan kebutuhan dan pengalaman yang dialami tiap individu. Beberapa gaya hidup lain berkaitan dengan Hubungan Romansa pada Masa Dewasa awal antara lain: 1. Melajang 2. Kohabitasi (tinggal bersama) 3. Bercerai 4. Tidak Memiliki keturunan Hubungan dengan teman sebaya Kesepian (loneliness) merupakan hal yang rentan dialami individu pada masa dewasa awal. Transisi dari masa pendidikan yang penuh dinamika dengan teman sebaya menuju masa vokasional yang penuh dengan tekanan dan sedikitnya ruang lingkup pertemanan yang bisa diakses mempengaruhi hal ini. Oleh karena itu, masuknya nilai nilai yang dianut menjadi pentng, dalam membentuk identitas social yang teguh ke depannya bagi individu pada masa dewasa awal. Individu bisa memilih untuk menstatuskan dirinya sebagai seorang penganut politik, seorang pengikut hobi atau seorang professional di bidang tertentu untuk mendapatkan jaringan yang lebih luas dalam pergaulannya
  • 16. REFERENSI Berk, L. E. (2010). Development Through The Lifespan (Vol. 5). (Daryatno, Trans.) yogyakarta: pustaka Pelajar. Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya.