SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
STRUKTUR KEPRIBADIAN
ID,EGO, SUPEREGO
Terdapat tiga komponen dalam kepribadian menurut Freud yakni id, ego dan superego. Freud
menjelaskan bahwa perilaku seseorang dihasilkan dari interaksi dari tiga komponen tersebut,
antara lain :
a. Id (Das Es)
Id merupakan komponen biologis kehidupan kejiwaan seseorang. Bagian dari kepribadian yang
paling primitif yang berisikan motivasi dan energi positif. Selalu berprinsip ingin memenuhi
kesenangan untuk diri sendiri (pleasure principle), berusaha menghindari rasa sakit dan mengejar
kesenangan tanpa mempertimbangkan situasi eksternal.
Ciri kepribadian Id, antara lain :
a. Tempat kedudukan dari insting
b. Banyak tuntutan dan memaksakan kehendak
c. Tidak pernah berfikir, hanya fokus pada keinginan dan berbuat
d. Semangat menyala-nyala, tidak bisa mentolerir ketegangan
Id adalah satu-satunya komponen kepribadian yang hadir sejak lahir. Aspek kepribadian
sepenuhnya sadar dan termasuk dari perilaku naluriah dan primitif. Menurut Freud, id adalah
sumber segala energi psikis, sehingga komponen utama kepribadian.
Id didorong oleh prinsip kesenangan, yang berusaha untuk kepuasan segera dari semua
keinginan, keinginan, dan kebutuhan. Jika kebutuhan ini tidak puas langsung, hasilnya adalah
kecemasan negara atau ketegangan.
Sebagai contoh, peningkatan rasa lapar atau haus harus menghasilkan upaya segera untuk makan
atau minum. id ini sangat penting awal dalam hidup, karena itu memastikan bahwa kebutuhan
bayi terpenuhi. Jika bayi lapar atau tidak nyaman, ia akan menangis sampai tuntutan id
terpenuhi.
Namun, segera memuaskan kebutuhan ini tidak selalu realistis atau bahkan mungkin. Jika kita
diperintah seluruhnya oleh prinsip kesenangan, kita mungkin menemukan diri kita meraih hal-hal
yang kita inginkan dari tangan orang lain untuk memuaskan keinginan kita sendiri. Perilaku
semacam ini akan baik mengganggu dan sosial tidak dapat diterima. Menurut Freud, id mencoba
untuk menyelesaikan ketegangan yang diciptakan oleh prinsip kesenangan melalui proses utama,
yang melibatkan pembentukan citra mental dari objek yang diinginkan sebagai cara untuk
memuaskan kebutuhan.
b. Ego (Das Ich)
Ego adalah mediator antara id dan superego, yang berkembang ketika anak belajar
mempertimbangkan tuntutan realita. Ego merupakan komponen psikologis kehidupan seseorang.
Selalu berorientasi pada kenyataan (reality principle) untuk mengonsiliasi tuntutan id, superego,
dan realita dunia. Dalam mencapai kepuasan ego berdasar pada proses sekunder yaitu berfikir
realistik dan berfikir rasional. Dalam proses disebelumnya yaitu proses primer hanya
membawanya pada suatu titik, dimana ia mendapat gambaran dari benda yang akan memuaskan
keinginannya, langkah selanjutnya adalah mewujudkan apa yang ada di das es dan langkah ini
melalui proses sekunder.
Ciri kepribadian ego, antara lain :
a. Tempat kedudukan intelegensi dan rasionalitas
b. Bersifat “eksekutif” dalam pengaturan kepribadian, bertugas memutuskan tindakan apa yang
tepat dan dengan cara apa pemuasan akan dilakukan.
c. Mengadakan kontak dengan dunia realitas yang ada di luar diri seseorang
d. Seluruh energi (daya) ego berasal dari id
e. Ego bertujuan untuk mempertahankan kehidupan individu dan pengembanbiakannya.
Ego adalah komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk menangani dengan realitas.
Menurut Freud, ego berkembang dari id dan memastikan bahwa dorongan dari id dapat
dinyatakan dalam cara yang dapat diterima di dunia nyata. Fungsi ego baik di pikiran sadar,
prasadar, dan tidak sadar.
Ego bekerja berdasarkan prinsip realitas, yang berusaha untuk memuaskan keinginan id dengan
cara-cara yang realistis dan sosial yang sesuai. Prinsip realitas beratnya biaya dan manfaat dari
suatu tindakan sebelum memutuskan untuk bertindak atas atau meninggalkan impuls. Dalam
banyak kasus, impuls id itu dapat dipenuhi melalui proses menunda kepuasan – ego pada
akhirnya akan memungkinkan perilaku, tetapi hanya dalam waktu yang tepat dan tempat.
Ego juga pelepasan ketegangan yang diciptakan oleh impuls yang tidak terpenuhi melalui proses
sekunder, di mana ego mencoba untuk menemukan objek di dunia nyata yang cocok dengan
gambaran mental yang diciptakan oleh proses primer id’s.
c. Superego (Das Uber Ich)
Secara luas superego adalah representasi internal dari nilai dan moral masyarakat dan mencakup
kesadaran individual serta citranya tentang orang yang ideal secara moral. Superego berkembang
sebagai respons terhadap hadiah dan hukuman orangtua. Selalu berpatokan pada norma-norma
yang baku (moral standard), yang menilai apakah suatu tindakan benar atau salah. Superego juga
merupakan komponen sosial kehidupan seseorang. Dengan terbentuknya superego berarti pada
diri individu telah terbentuk kemampuan untuk mengontrl dirinya sendiri (self control)
menggantikan control dari orang tua (out control).
Ciri kepribadian Superego, antara lain :
a. Mengejar kesempurnaan (perfection)
b. Mewakili hal yang ideal, bukan hal yang riil
c. Merintangi dorongan-dorongan id, terutama dorongan seksual dan agresif
d. Mendorong ego untuk mengantikan tujuan-tujuan relistik dengan tujuan-tujuan moralistic
seseorang
e. Pemegang keadilan dan kepribadian
f. Mewakili nilai ideal yang tradisional dari masyarakat yang diwariskan orangtua kepada
anaknya.
Komponen terakhir untuk mengembangkan kepribadian adalah superego. superego adalah aspek
kepribadian yang menampung semua standar internalisasi moral dan cita-cita yang kita peroleh
dari kedua orang tua dan masyarakat – kami rasa benar dan salah. Superego memberikan
pedoman untuk membuat penilaian.
Ada dua bagian superego:
Yang ideal ego mencakup aturan dan standar untuk perilaku yang baik. Perilaku ini termasuk
orang yang disetujui oleh figur otoritas orang tua dan lainnya. Mematuhi aturan-aturan ini
menyebabkan perasaan kebanggaan, nilai dan prestasi.
Hati nurani mencakup informasi tentang hal-hal yang dianggap buruk oleh orang tua dan
masyarakat. Perilaku ini sering dilarang dan menyebabkan buruk, konsekuensi atau hukuman
perasaan bersalah dan penyesalan. Superego bertindak untuk menyempurnakan dan
membudayakan perilaku kita. Ia bekerja untuk menekan semua yang tidak dapat diterima
mendesak dari id dan perjuangan untuk membuat tindakan ego atas standar idealis lebih karena
pada prinsip-prinsip realistis. Superego hadir dalam sadar, prasadar dan tidak sadar.
Interaksi dari Id, Ego dan superego
Dengan kekuatan bersaing begitu banyak, mudah untuk melihat bagaimana konflik mungkin
timbul antara ego, id dan superego. Freud menggunakan kekuatan ego istilah untuk merujuk
kepada kemampuan ego berfungsi meskipun kekuatan-kekuatan duel. Seseorang dengan
kekuatan ego yang baik dapat secara efektif mengelola tekanan ini, sedangkan mereka dengan
kekuatan ego terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat menjadi terlalu keras hati atau terlalu
mengganggu.
Menurut Freud, kunci kepribadian yang sehat adalah keseimbangan antara id, ego, dan
superego.
Referensi :
Atkinson, Rita L, dkk. Pengantar Psikologi Jilid 2. Batam: Interaksara
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2002. Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka.
Wiramihardja, Sutardjo A. 2007. Pengantar Psikologi Klinis (Edisi Revisi). Bandung: Refika
Aditama
DINAMIKA PROSES KEPRIBADIAN
Kegiatan psikologik membutuhkan enerji, yaitu enerji psikis yang merupakan enerji yang
diubah bentuk dari enerji fisik melalui Id beserta insting-instingnya. Berikut adalah faktor-faktor
penentu dalam dinamika kepribadian menurut Sigmund Freud:
1. Insting
Perwujudan psikologik dari kebutuhan tubuh yang menuntut kepuasan adalah
pengertian dari insting. Secara kuantitatif insting merupakan enerji psikik yang
menggerakkan proses kepribadian. Enerji ini dapat ditelusuri kejelasannya melalui: (1)
sumber (source), merupakan kondisi jasmaniah atau kebutuhan; (2) tujuan (aim), yaitu
usaha untuk mengembalikan ke keadaan tenang sebelum munculnya insting, bersifat
konstan, regresif, dan konservatif; (3) objek (object), adalah sesuatu yang menjembatani
antara kebutuhan yang timbul dengan pemenuhannya; dan (4) daya dorong (impetus),
yakni kekuatan/intensitas keinginan berbeda-beda setiap waktu.
Ada dua jenis insting yaitu insting hidup (eros) dan insting mati (tanatos). Insting
jenis pertama berhubungan dengan kebutuhan untuk mempertahankan kehidupan dan
seksualitas, sedangkan insting kedua adalah dorongan untuk menghancurkan yang ada
pada setiap tubuh manusia dan dinyatakan dalam perkelahian, pembunuhan, sadisme,
perang, dan lain sebagainya.
2. Distribusi dan Pemakaian Energi
Ilmu Fisika sangat berhasil dalam abad sembilan belas, dan Freud sangat
dipengaruhi oleh ahli fisika Jerman, Hermann von Helmholtz, yang berpendapat bahwa
peristiwa fisiologis juga dapat dijelaskan oleh prinsip yang sama. Freud sangat terkesan
dengan prinsip kekekalan enerji yang menyatakan bahwa enerji dapat diubah namun
tak dapat diciptakan ataupun dihilangkan. Selain itu Freud menyatakan bahwa
manusia juga merupakan sistem enerji tertutup. Dalam tiap diri individu terdapat
enerji psikis yang disebut Libido (nafsu).
Karena jumlah enerji psikis yang terbatas dan ketiga unsur tersebut mengalami
persaingan demi mendapatkan enerji tersebut, maka ketika ada satu unsur yang
mendapatkan enerji lebih banyak maka akan memperlemah dua unsur kepribadian yang
lain kecuali jika ada enerji baru yang ditambahkan atau dipindahkan ke sistem tersebut.
Penyerahan enerji dari Id ke Ego dan Superego akan memicu hubungan yang rumit
antara kekuatan pendorong (kateksis) dan kekuatan penahan (antikateksis) yang akan
menentukan dinamika kepribadian seseorang. Di sinilah peran Ego dimainkan, dengan
enerji yang dimilikinya ia harus mengatur kepribadian secara bijaksana, melakukan
pengecekkan kepada Id dan Superego serta menangani dunia eksternal. Individu memiliki
peran Ego yang dominan selaras adalah salah satu tanda jiwa yang sehat.
Namun jika Ego lemah dalam mengatur konflik kejiwaan individu tersebut, ia akan
menimbulkan perilaku yang abdormal. Contohnya saat Id terlalu mendominasi
kepribadian individu akan menyebabkan individu tersebut terlalu cepat bertindak tanpa
berpikir dan semaunya sendiri. Sama halnya jika yang terjadi adalah kekuatan Superego
yang terlalu kuat akan menjadikan individu tersebut terbelenggu oleh aturan moral dan
karena kekuatan ego ideal yang menerapkan standar yang tinggi, individu akan merasa
terhambat dan gagal – hingga depresi.
3. Kecemasan
Kecemasan atau anxiety adalah perasaan yang tergeneralisasi atas ketakutan dan
kekhawatiran. Kecemasan juga merupakan suatu peringatan akan terjadinya suatu
bahaya atau pengalaman psikologis yang penuh rasa nyeri. Konsep ini merupakan titik
pandangan psikoanalisis yang utama. Terdapat 3 jenis kecemasan yaitu:
a. Kecemasan realitas (reality anxiety), cemas yang didasarkan adanya objek atau
ancaman nyata yang menakutkan dari dunia luar. Kecemasan ini adalah tonggak
awal lahirnya kecemasan neurotic dan kecemasan moral.
b. Kecemasan neurotis (neurotic anxiety), cemas yang timbul dari ketakutan
memperoleh hukuman yang diyakini jika pemuasan Id dilakukan dengan cara
sendiri, padahal hukuman tersebut belum tentu diterimanya. Jika mengalami
kecemasan ini maka akan menimbulkan distress, panik, hingga tak dapat
membedakan antara khayalan dan realita.
c. Kecemasan moral (moral anxiety), cemas yang dirasakan saat tindakan-tindakan baik
yang nyata maupun yang dipikirkan bertentangan dengan Superego sehingga
menimbulkan perasaan bersalah. Pada kecemasan ini individu masih mampu berpikir
realistik karena pengaruh besar Superego.
4. Mekanisme Pertahanan
Seringkali Ego tak dapat mengambil tindakan penyelesaian yang rasional dan
memadai, sehingga individu menciptakan penggantinya berupa tindakan irrasional yang
disebut mekanisme pertahanan diri (ego defense mechanism). Tindakan ini hanya
tindakan palivatif saja (tidak tuntas, tidak sesuai kenyataan). Hal yang paling penting
dalam mekanisme pertahanan diri adalah konsep ketidaksadaran, karena itu proses
penanggulangannya tidak rasional.
Menurut Freud, Ego merespon impuls Id dengan dua cara:
a. Membentengi impuls sehingga tidak muncul sebagai tigkah laku sadar.
b. Membelokkan impuls itu sehingga intensitas aslinya dapat dilemahkan atau diubah.
Freud mempunyai tujuh mekanisme pertahanan yang menurutnya individu akan memakai
lebih dari satu mekanisme untuk melindungi dirinya dari kecemasan. Tujuh mekanisme
tersebut yakni:
1) Identification, meniru atau mengidentifikasikan diri dengan orang yang dianggap
lebih berhasi memuaskan keinginan Id.
2) Displacement, proses mengganti objek kateksis demi meredakan teganagn melalui
proses kompromi antara tuntutan insting Id dan realitas Ego.
3) Repression, proses Ego memakai kekuatan antikateksis untuk menekan segala
sesuatu (ide, insting, ingatan, pikiran) yang dapat menimbulkan kecemasan keluar
dari kesadaran.
4) Fixation, terhentinya perkembangan normal pada tahap perkembangan tertentu
karena perkembangan selanjutnya terlalu sukar sehingga menimbulkan frustasi dan
kecemasan yang sangat kuat.
5) Regression, mundurnya individu ke tahap perkembangan terdahulu – yang
membuat dia merasa puas.
6) Reaction formation, tindakan difensif dengan cara mengganti impuls atau perasaan
yang menimbulkan kecemasan dengan impuls atau perasaan lawan/kebalikannya
dalam kesadaran.
7) Projection, mekanisme mengubah kecemasan neurotik menjadi kecemasan
realistik, dengan cara melemparkan impuls-impuls internal yang mengancam
dipindahkan ke objek di luar, sehingga seolah-olah ancaman itu terproyeksi dari
objek eksternal kepda diri orang iu sendiri. Semua mekanisme tersebut masing-
masing mempunyai kesamaan ciri yaitu:
 Beroperasi pada tingkat tak sadar
 Bersifat selalu menolak, memalsu, atau memutarbalikkan kenyataan
 Mengubah persepsinya nyata seseorang, sehingga kecemasan menjadi
berkurang

More Related Content

What's hot

Tugas dokmatika iii peiper (ADRIAN DUNGGUN).
Tugas dokmatika iii peiper (ADRIAN DUNGGUN).Tugas dokmatika iii peiper (ADRIAN DUNGGUN).
Tugas dokmatika iii peiper (ADRIAN DUNGGUN).adriandunggun
 
Nota psikoanalitik
Nota psikoanalitikNota psikoanalitik
Nota psikoanalitikJohn Tan
 
terapi psikoanalitik
terapi psikoanalitikterapi psikoanalitik
terapi psikoanalitikzakwan azhar
 
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)Dina Haya Sufya
 
Teori Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
Teori Psikoanalisa dan Teori Belajar SosialTeori Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
Teori Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosialibnujabe
 
Psikoanalisis shamil
Psikoanalisis shamilPsikoanalisis shamil
Psikoanalisis shamilShamil Damai
 
transactional analysis/ ERIC BERNE
 transactional analysis/ ERIC BERNE transactional analysis/ ERIC BERNE
transactional analysis/ ERIC BERNEzakwan azhar
 
Pengantar Bimbingan & Kaunseling: Teori Psikoanalisis (Sigmund Frued)
Pengantar Bimbingan & Kaunseling: Teori Psikoanalisis (Sigmund Frued)Pengantar Bimbingan & Kaunseling: Teori Psikoanalisis (Sigmund Frued)
Pengantar Bimbingan & Kaunseling: Teori Psikoanalisis (Sigmund Frued)Hafezah Yusof
 
Teori Psikoanalisa islam
Teori Psikoanalisa islamTeori Psikoanalisa islam
Teori Psikoanalisa islamRatih Aini
 
Pendekatan konseling psykoanalisis
Pendekatan konseling psykoanalisisPendekatan konseling psykoanalisis
Pendekatan konseling psykoanalisisvarizalamir
 
Pertemuan ke-3 Sigmund Freud
Pertemuan ke-3 Sigmund FreudPertemuan ke-3 Sigmund Freud
Pertemuan ke-3 Sigmund FreudVivia Maya Rafica
 
Pendekatan Konseling "Analisis transaksional"
Pendekatan Konseling "Analisis transaksional"Pendekatan Konseling "Analisis transaksional"
Pendekatan Konseling "Analisis transaksional"Siti Sabilah Salmah
 
Makalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisaMakalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisapsepti22
 

What's hot (18)

Teori psikoanalisis
Teori psikoanalisisTeori psikoanalisis
Teori psikoanalisis
 
Tugas dokmatika iii peiper (ADRIAN DUNGGUN).
Tugas dokmatika iii peiper (ADRIAN DUNGGUN).Tugas dokmatika iii peiper (ADRIAN DUNGGUN).
Tugas dokmatika iii peiper (ADRIAN DUNGGUN).
 
Nota psikoanalitik
Nota psikoanalitikNota psikoanalitik
Nota psikoanalitik
 
terapi psikoanalitik
terapi psikoanalitikterapi psikoanalitik
terapi psikoanalitik
 
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
 
Teori Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
Teori Psikoanalisa dan Teori Belajar SosialTeori Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
Teori Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
 
Psikoanalisis shamil
Psikoanalisis shamilPsikoanalisis shamil
Psikoanalisis shamil
 
transactional analysis/ ERIC BERNE
 transactional analysis/ ERIC BERNE transactional analysis/ ERIC BERNE
transactional analysis/ ERIC BERNE
 
Psikologi
PsikologiPsikologi
Psikologi
 
Perkind presentation
Perkind presentationPerkind presentation
Perkind presentation
 
Psikologi
PsikologiPsikologi
Psikologi
 
Pengantar Bimbingan & Kaunseling: Teori Psikoanalisis (Sigmund Frued)
Pengantar Bimbingan & Kaunseling: Teori Psikoanalisis (Sigmund Frued)Pengantar Bimbingan & Kaunseling: Teori Psikoanalisis (Sigmund Frued)
Pengantar Bimbingan & Kaunseling: Teori Psikoanalisis (Sigmund Frued)
 
Teori Psikoanalisa islam
Teori Psikoanalisa islamTeori Psikoanalisa islam
Teori Psikoanalisa islam
 
Pendekatan konseling psykoanalisis
Pendekatan konseling psykoanalisisPendekatan konseling psykoanalisis
Pendekatan konseling psykoanalisis
 
Pertemuan ke-3 Sigmund Freud
Pertemuan ke-3 Sigmund FreudPertemuan ke-3 Sigmund Freud
Pertemuan ke-3 Sigmund Freud
 
Pendekatan Konseling "Analisis transaksional"
Pendekatan Konseling "Analisis transaksional"Pendekatan Konseling "Analisis transaksional"
Pendekatan Konseling "Analisis transaksional"
 
Makalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisaMakalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisa
 
Neo psikoanalisa
Neo psikoanalisaNeo psikoanalisa
Neo psikoanalisa
 

Similar to Struktur kepribadian

Psychoanalisa
PsychoanalisaPsychoanalisa
Psychoanalisaelmakrufi
 
Pendekatan psikoanalisis
Pendekatan psikoanalisisPendekatan psikoanalisis
Pendekatan psikoanalisisadepeni
 
Paper dokmatika III
Paper dokmatika IIIPaper dokmatika III
Paper dokmatika IIIMelkiasAdu
 
Manusia dalam Pandangan Psikologi
Manusia dalam Pandangan PsikologiManusia dalam Pandangan Psikologi
Manusia dalam Pandangan PsikologiMelkiasAdu
 
Pertemuan ke 3
Pertemuan ke 3Pertemuan ke 3
Pertemuan ke 3setiawan02
 
tugas kelompok 4 psikososial (UMB MENTENG)
tugas kelompok 4 psikososial (UMB MENTENG)tugas kelompok 4 psikososial (UMB MENTENG)
tugas kelompok 4 psikososial (UMB MENTENG)d_maha
 
PPT FILSAFAT UMUM ( MASALAH JIWA ).pptx
PPT FILSAFAT UMUM ( MASALAH JIWA ).pptxPPT FILSAFAT UMUM ( MASALAH JIWA ).pptx
PPT FILSAFAT UMUM ( MASALAH JIWA ).pptxRifqiKhairulAnamugm
 
Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freudGambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freudPatta Ula
 
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN IIPSIKOLOGI PERKEMBANGAN II
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN IIFirdasari6
 
PSIKOLOGI MANUSIA DALAM BERAGAMA
PSIKOLOGI MANUSIA DALAM BERAGAMAPSIKOLOGI MANUSIA DALAM BERAGAMA
PSIKOLOGI MANUSIA DALAM BERAGAMAJuwita Yulianto
 
Psikoanalisis (freud)
Psikoanalisis (freud)Psikoanalisis (freud)
Psikoanalisis (freud)masnasikin
 
Pandangan kaum stoic dan epicurean
Pandangan kaum stoic dan epicureanPandangan kaum stoic dan epicurean
Pandangan kaum stoic dan epicureanNanon Hanriana
 
BAB 3 TEORI MANUSIA MENURUT PSIKOLOGI.ppt
BAB 3 TEORI MANUSIA MENURUT PSIKOLOGI.pptBAB 3 TEORI MANUSIA MENURUT PSIKOLOGI.ppt
BAB 3 TEORI MANUSIA MENURUT PSIKOLOGI.pptmohammedkhudzaifah99
 
Copy of teori psikoanalitik
Copy of teori psikoanalitikCopy of teori psikoanalitik
Copy of teori psikoanalitikelmakrufi
 

Similar to Struktur kepribadian (20)

Psychoanalisa
PsychoanalisaPsychoanalisa
Psychoanalisa
 
Pendekatan psikoanalisis
Pendekatan psikoanalisisPendekatan psikoanalisis
Pendekatan psikoanalisis
 
Psikologi
PsikologiPsikologi
Psikologi
 
Paper dokmatika III
Paper dokmatika IIIPaper dokmatika III
Paper dokmatika III
 
Manusia dalam Pandangan Psikologi
Manusia dalam Pandangan PsikologiManusia dalam Pandangan Psikologi
Manusia dalam Pandangan Psikologi
 
Pertemuan ke 3
Pertemuan ke 3Pertemuan ke 3
Pertemuan ke 3
 
tugas kelompok 4 psikososial (UMB MENTENG)
tugas kelompok 4 psikososial (UMB MENTENG)tugas kelompok 4 psikososial (UMB MENTENG)
tugas kelompok 4 psikososial (UMB MENTENG)
 
PPT FILSAFAT UMUM ( MASALAH JIWA ).pptx
PPT FILSAFAT UMUM ( MASALAH JIWA ).pptxPPT FILSAFAT UMUM ( MASALAH JIWA ).pptx
PPT FILSAFAT UMUM ( MASALAH JIWA ).pptx
 
Uts bu richma novi
Uts bu richma noviUts bu richma novi
Uts bu richma novi
 
psikoanalisme2.pdf
psikoanalisme2.pdfpsikoanalisme2.pdf
psikoanalisme2.pdf
 
Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freudGambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
 
Psikoanalisis
PsikoanalisisPsikoanalisis
Psikoanalisis
 
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN IIPSIKOLOGI PERKEMBANGAN II
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II
 
Motivasi belajar
Motivasi belajarMotivasi belajar
Motivasi belajar
 
PSIKOLOGI MANUSIA DALAM BERAGAMA
PSIKOLOGI MANUSIA DALAM BERAGAMAPSIKOLOGI MANUSIA DALAM BERAGAMA
PSIKOLOGI MANUSIA DALAM BERAGAMA
 
Sosialisasi
SosialisasiSosialisasi
Sosialisasi
 
Psikoanalisis (freud)
Psikoanalisis (freud)Psikoanalisis (freud)
Psikoanalisis (freud)
 
Pandangan kaum stoic dan epicurean
Pandangan kaum stoic dan epicureanPandangan kaum stoic dan epicurean
Pandangan kaum stoic dan epicurean
 
BAB 3 TEORI MANUSIA MENURUT PSIKOLOGI.ppt
BAB 3 TEORI MANUSIA MENURUT PSIKOLOGI.pptBAB 3 TEORI MANUSIA MENURUT PSIKOLOGI.ppt
BAB 3 TEORI MANUSIA MENURUT PSIKOLOGI.ppt
 
Copy of teori psikoanalitik
Copy of teori psikoanalitikCopy of teori psikoanalitik
Copy of teori psikoanalitik
 

Recently uploaded

1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 

Recently uploaded (20)

1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 

Struktur kepribadian

  • 1. STRUKTUR KEPRIBADIAN ID,EGO, SUPEREGO Terdapat tiga komponen dalam kepribadian menurut Freud yakni id, ego dan superego. Freud menjelaskan bahwa perilaku seseorang dihasilkan dari interaksi dari tiga komponen tersebut, antara lain : a. Id (Das Es) Id merupakan komponen biologis kehidupan kejiwaan seseorang. Bagian dari kepribadian yang paling primitif yang berisikan motivasi dan energi positif. Selalu berprinsip ingin memenuhi kesenangan untuk diri sendiri (pleasure principle), berusaha menghindari rasa sakit dan mengejar kesenangan tanpa mempertimbangkan situasi eksternal. Ciri kepribadian Id, antara lain : a. Tempat kedudukan dari insting b. Banyak tuntutan dan memaksakan kehendak c. Tidak pernah berfikir, hanya fokus pada keinginan dan berbuat d. Semangat menyala-nyala, tidak bisa mentolerir ketegangan Id adalah satu-satunya komponen kepribadian yang hadir sejak lahir. Aspek kepribadian sepenuhnya sadar dan termasuk dari perilaku naluriah dan primitif. Menurut Freud, id adalah sumber segala energi psikis, sehingga komponen utama kepribadian.
  • 2. Id didorong oleh prinsip kesenangan, yang berusaha untuk kepuasan segera dari semua keinginan, keinginan, dan kebutuhan. Jika kebutuhan ini tidak puas langsung, hasilnya adalah kecemasan negara atau ketegangan. Sebagai contoh, peningkatan rasa lapar atau haus harus menghasilkan upaya segera untuk makan atau minum. id ini sangat penting awal dalam hidup, karena itu memastikan bahwa kebutuhan bayi terpenuhi. Jika bayi lapar atau tidak nyaman, ia akan menangis sampai tuntutan id terpenuhi. Namun, segera memuaskan kebutuhan ini tidak selalu realistis atau bahkan mungkin. Jika kita diperintah seluruhnya oleh prinsip kesenangan, kita mungkin menemukan diri kita meraih hal-hal yang kita inginkan dari tangan orang lain untuk memuaskan keinginan kita sendiri. Perilaku semacam ini akan baik mengganggu dan sosial tidak dapat diterima. Menurut Freud, id mencoba untuk menyelesaikan ketegangan yang diciptakan oleh prinsip kesenangan melalui proses utama, yang melibatkan pembentukan citra mental dari objek yang diinginkan sebagai cara untuk memuaskan kebutuhan. b. Ego (Das Ich) Ego adalah mediator antara id dan superego, yang berkembang ketika anak belajar mempertimbangkan tuntutan realita. Ego merupakan komponen psikologis kehidupan seseorang. Selalu berorientasi pada kenyataan (reality principle) untuk mengonsiliasi tuntutan id, superego, dan realita dunia. Dalam mencapai kepuasan ego berdasar pada proses sekunder yaitu berfikir realistik dan berfikir rasional. Dalam proses disebelumnya yaitu proses primer hanya membawanya pada suatu titik, dimana ia mendapat gambaran dari benda yang akan memuaskan keinginannya, langkah selanjutnya adalah mewujudkan apa yang ada di das es dan langkah ini melalui proses sekunder. Ciri kepribadian ego, antara lain : a. Tempat kedudukan intelegensi dan rasionalitas b. Bersifat “eksekutif” dalam pengaturan kepribadian, bertugas memutuskan tindakan apa yang tepat dan dengan cara apa pemuasan akan dilakukan. c. Mengadakan kontak dengan dunia realitas yang ada di luar diri seseorang
  • 3. d. Seluruh energi (daya) ego berasal dari id e. Ego bertujuan untuk mempertahankan kehidupan individu dan pengembanbiakannya. Ego adalah komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk menangani dengan realitas. Menurut Freud, ego berkembang dari id dan memastikan bahwa dorongan dari id dapat dinyatakan dalam cara yang dapat diterima di dunia nyata. Fungsi ego baik di pikiran sadar, prasadar, dan tidak sadar. Ego bekerja berdasarkan prinsip realitas, yang berusaha untuk memuaskan keinginan id dengan cara-cara yang realistis dan sosial yang sesuai. Prinsip realitas beratnya biaya dan manfaat dari suatu tindakan sebelum memutuskan untuk bertindak atas atau meninggalkan impuls. Dalam banyak kasus, impuls id itu dapat dipenuhi melalui proses menunda kepuasan – ego pada akhirnya akan memungkinkan perilaku, tetapi hanya dalam waktu yang tepat dan tempat. Ego juga pelepasan ketegangan yang diciptakan oleh impuls yang tidak terpenuhi melalui proses sekunder, di mana ego mencoba untuk menemukan objek di dunia nyata yang cocok dengan gambaran mental yang diciptakan oleh proses primer id’s. c. Superego (Das Uber Ich) Secara luas superego adalah representasi internal dari nilai dan moral masyarakat dan mencakup kesadaran individual serta citranya tentang orang yang ideal secara moral. Superego berkembang sebagai respons terhadap hadiah dan hukuman orangtua. Selalu berpatokan pada norma-norma yang baku (moral standard), yang menilai apakah suatu tindakan benar atau salah. Superego juga merupakan komponen sosial kehidupan seseorang. Dengan terbentuknya superego berarti pada diri individu telah terbentuk kemampuan untuk mengontrl dirinya sendiri (self control) menggantikan control dari orang tua (out control). Ciri kepribadian Superego, antara lain : a. Mengejar kesempurnaan (perfection) b. Mewakili hal yang ideal, bukan hal yang riil c. Merintangi dorongan-dorongan id, terutama dorongan seksual dan agresif d. Mendorong ego untuk mengantikan tujuan-tujuan relistik dengan tujuan-tujuan moralistic seseorang
  • 4. e. Pemegang keadilan dan kepribadian f. Mewakili nilai ideal yang tradisional dari masyarakat yang diwariskan orangtua kepada anaknya. Komponen terakhir untuk mengembangkan kepribadian adalah superego. superego adalah aspek kepribadian yang menampung semua standar internalisasi moral dan cita-cita yang kita peroleh dari kedua orang tua dan masyarakat – kami rasa benar dan salah. Superego memberikan pedoman untuk membuat penilaian. Ada dua bagian superego: Yang ideal ego mencakup aturan dan standar untuk perilaku yang baik. Perilaku ini termasuk orang yang disetujui oleh figur otoritas orang tua dan lainnya. Mematuhi aturan-aturan ini menyebabkan perasaan kebanggaan, nilai dan prestasi. Hati nurani mencakup informasi tentang hal-hal yang dianggap buruk oleh orang tua dan masyarakat. Perilaku ini sering dilarang dan menyebabkan buruk, konsekuensi atau hukuman perasaan bersalah dan penyesalan. Superego bertindak untuk menyempurnakan dan membudayakan perilaku kita. Ia bekerja untuk menekan semua yang tidak dapat diterima mendesak dari id dan perjuangan untuk membuat tindakan ego atas standar idealis lebih karena pada prinsip-prinsip realistis. Superego hadir dalam sadar, prasadar dan tidak sadar. Interaksi dari Id, Ego dan superego Dengan kekuatan bersaing begitu banyak, mudah untuk melihat bagaimana konflik mungkin timbul antara ego, id dan superego. Freud menggunakan kekuatan ego istilah untuk merujuk kepada kemampuan ego berfungsi meskipun kekuatan-kekuatan duel. Seseorang dengan kekuatan ego yang baik dapat secara efektif mengelola tekanan ini, sedangkan mereka dengan kekuatan ego terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat menjadi terlalu keras hati atau terlalu mengganggu. Menurut Freud, kunci kepribadian yang sehat adalah keseimbangan antara id, ego, dan superego.
  • 5. Referensi : Atkinson, Rita L, dkk. Pengantar Psikologi Jilid 2. Batam: Interaksara Sarwono, Sarlito Wirawan. 2002. Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka. Wiramihardja, Sutardjo A. 2007. Pengantar Psikologi Klinis (Edisi Revisi). Bandung: Refika Aditama
  • 6. DINAMIKA PROSES KEPRIBADIAN Kegiatan psikologik membutuhkan enerji, yaitu enerji psikis yang merupakan enerji yang diubah bentuk dari enerji fisik melalui Id beserta insting-instingnya. Berikut adalah faktor-faktor penentu dalam dinamika kepribadian menurut Sigmund Freud: 1. Insting Perwujudan psikologik dari kebutuhan tubuh yang menuntut kepuasan adalah pengertian dari insting. Secara kuantitatif insting merupakan enerji psikik yang menggerakkan proses kepribadian. Enerji ini dapat ditelusuri kejelasannya melalui: (1) sumber (source), merupakan kondisi jasmaniah atau kebutuhan; (2) tujuan (aim), yaitu usaha untuk mengembalikan ke keadaan tenang sebelum munculnya insting, bersifat konstan, regresif, dan konservatif; (3) objek (object), adalah sesuatu yang menjembatani antara kebutuhan yang timbul dengan pemenuhannya; dan (4) daya dorong (impetus), yakni kekuatan/intensitas keinginan berbeda-beda setiap waktu. Ada dua jenis insting yaitu insting hidup (eros) dan insting mati (tanatos). Insting jenis pertama berhubungan dengan kebutuhan untuk mempertahankan kehidupan dan seksualitas, sedangkan insting kedua adalah dorongan untuk menghancurkan yang ada pada setiap tubuh manusia dan dinyatakan dalam perkelahian, pembunuhan, sadisme, perang, dan lain sebagainya. 2. Distribusi dan Pemakaian Energi Ilmu Fisika sangat berhasil dalam abad sembilan belas, dan Freud sangat dipengaruhi oleh ahli fisika Jerman, Hermann von Helmholtz, yang berpendapat bahwa peristiwa fisiologis juga dapat dijelaskan oleh prinsip yang sama. Freud sangat terkesan dengan prinsip kekekalan enerji yang menyatakan bahwa enerji dapat diubah namun tak dapat diciptakan ataupun dihilangkan. Selain itu Freud menyatakan bahwa manusia juga merupakan sistem enerji tertutup. Dalam tiap diri individu terdapat enerji psikis yang disebut Libido (nafsu). Karena jumlah enerji psikis yang terbatas dan ketiga unsur tersebut mengalami persaingan demi mendapatkan enerji tersebut, maka ketika ada satu unsur yang mendapatkan enerji lebih banyak maka akan memperlemah dua unsur kepribadian yang lain kecuali jika ada enerji baru yang ditambahkan atau dipindahkan ke sistem tersebut.
  • 7. Penyerahan enerji dari Id ke Ego dan Superego akan memicu hubungan yang rumit antara kekuatan pendorong (kateksis) dan kekuatan penahan (antikateksis) yang akan menentukan dinamika kepribadian seseorang. Di sinilah peran Ego dimainkan, dengan enerji yang dimilikinya ia harus mengatur kepribadian secara bijaksana, melakukan pengecekkan kepada Id dan Superego serta menangani dunia eksternal. Individu memiliki peran Ego yang dominan selaras adalah salah satu tanda jiwa yang sehat. Namun jika Ego lemah dalam mengatur konflik kejiwaan individu tersebut, ia akan menimbulkan perilaku yang abdormal. Contohnya saat Id terlalu mendominasi kepribadian individu akan menyebabkan individu tersebut terlalu cepat bertindak tanpa berpikir dan semaunya sendiri. Sama halnya jika yang terjadi adalah kekuatan Superego yang terlalu kuat akan menjadikan individu tersebut terbelenggu oleh aturan moral dan karena kekuatan ego ideal yang menerapkan standar yang tinggi, individu akan merasa terhambat dan gagal – hingga depresi. 3. Kecemasan Kecemasan atau anxiety adalah perasaan yang tergeneralisasi atas ketakutan dan kekhawatiran. Kecemasan juga merupakan suatu peringatan akan terjadinya suatu bahaya atau pengalaman psikologis yang penuh rasa nyeri. Konsep ini merupakan titik pandangan psikoanalisis yang utama. Terdapat 3 jenis kecemasan yaitu:
  • 8. a. Kecemasan realitas (reality anxiety), cemas yang didasarkan adanya objek atau ancaman nyata yang menakutkan dari dunia luar. Kecemasan ini adalah tonggak awal lahirnya kecemasan neurotic dan kecemasan moral. b. Kecemasan neurotis (neurotic anxiety), cemas yang timbul dari ketakutan memperoleh hukuman yang diyakini jika pemuasan Id dilakukan dengan cara sendiri, padahal hukuman tersebut belum tentu diterimanya. Jika mengalami kecemasan ini maka akan menimbulkan distress, panik, hingga tak dapat membedakan antara khayalan dan realita. c. Kecemasan moral (moral anxiety), cemas yang dirasakan saat tindakan-tindakan baik yang nyata maupun yang dipikirkan bertentangan dengan Superego sehingga menimbulkan perasaan bersalah. Pada kecemasan ini individu masih mampu berpikir realistik karena pengaruh besar Superego. 4. Mekanisme Pertahanan Seringkali Ego tak dapat mengambil tindakan penyelesaian yang rasional dan memadai, sehingga individu menciptakan penggantinya berupa tindakan irrasional yang disebut mekanisme pertahanan diri (ego defense mechanism). Tindakan ini hanya tindakan palivatif saja (tidak tuntas, tidak sesuai kenyataan). Hal yang paling penting dalam mekanisme pertahanan diri adalah konsep ketidaksadaran, karena itu proses penanggulangannya tidak rasional. Menurut Freud, Ego merespon impuls Id dengan dua cara: a. Membentengi impuls sehingga tidak muncul sebagai tigkah laku sadar. b. Membelokkan impuls itu sehingga intensitas aslinya dapat dilemahkan atau diubah. Freud mempunyai tujuh mekanisme pertahanan yang menurutnya individu akan memakai lebih dari satu mekanisme untuk melindungi dirinya dari kecemasan. Tujuh mekanisme tersebut yakni: 1) Identification, meniru atau mengidentifikasikan diri dengan orang yang dianggap lebih berhasi memuaskan keinginan Id. 2) Displacement, proses mengganti objek kateksis demi meredakan teganagn melalui proses kompromi antara tuntutan insting Id dan realitas Ego.
  • 9. 3) Repression, proses Ego memakai kekuatan antikateksis untuk menekan segala sesuatu (ide, insting, ingatan, pikiran) yang dapat menimbulkan kecemasan keluar dari kesadaran. 4) Fixation, terhentinya perkembangan normal pada tahap perkembangan tertentu karena perkembangan selanjutnya terlalu sukar sehingga menimbulkan frustasi dan kecemasan yang sangat kuat. 5) Regression, mundurnya individu ke tahap perkembangan terdahulu – yang membuat dia merasa puas. 6) Reaction formation, tindakan difensif dengan cara mengganti impuls atau perasaan yang menimbulkan kecemasan dengan impuls atau perasaan lawan/kebalikannya dalam kesadaran. 7) Projection, mekanisme mengubah kecemasan neurotik menjadi kecemasan realistik, dengan cara melemparkan impuls-impuls internal yang mengancam dipindahkan ke objek di luar, sehingga seolah-olah ancaman itu terproyeksi dari objek eksternal kepda diri orang iu sendiri. Semua mekanisme tersebut masing- masing mempunyai kesamaan ciri yaitu:  Beroperasi pada tingkat tak sadar  Bersifat selalu menolak, memalsu, atau memutarbalikkan kenyataan  Mengubah persepsinya nyata seseorang, sehingga kecemasan menjadi berkurang