SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Sigmund Freud Tentang Psikoanalisis
Menurut Freud, kesadaran hanya merupakan sebagian kecil saja darp pada seluruh
kehidupan psikis, Freud memisalkan psyche itu sebagai gunung es di tengah lautan,
yang ada diatas permukaan air laut itu menggambarkan kesadaran, sedangkan
dibawah permukaan air laut yang merupakan bagian terbesar menggambarkan
ketidaksadaran.1
B. Konsep-konsep Utama Psikoanalisis Mengenal Kepribadian
Psikoanalisa pada hakikatnya merupakan sebuah teori kepribadian. Teori
kepribadian menurut Freud, menyangkut tiga hal:2
1. Struktur Kepribadian
Menurut pandangan psikoanalisis, stuktur kepribadian terdiri dari tiga sistem
yaitu: Id (Das Es) sebagai aspek biologis, Ego (Das Ich) sebagai aspek psikologis
dan Super Ego (Das Ueber Ich) sebagai aspek sosiologis. Ketiganya merupakan
nama bagi proses-proses psikologis yang merupakan fungsi-fungsi kepribadian.
Oleh karena itu, tingkah laku merupakan hasil yang sama dari ketiga aspek ini.
a. Id (Das Es)
1 Nurrohman Ibnusuny Al-Marhumy, Pendekatan Psikoanalisis Dalam Konseling
http://ibnusuny.blogspot.com/2010/06/pendekatan-psikoanalisis-dalam.html. 18 /April/2014
2Ibid
1
Aspek ini adalah aspek biologis dan merupakan sistem original
didalam kepribadian, dari aspek ini kedua aspek yang lain tumbuh. Id
disebut juga realitas psikis yang sebenar-benarnya dan merupakan tempat
bersemayamnya naluri-naluri. Oleh karena id merupakan dunia batin atau
subyektif manusia, dan tidak mempunyai hubungan langsung dengan
dunia obyektif (dunia luar). Id bersifat tidak logis, amoral dan didorong
oleh satu kepentingan yaitu memuaskan kebutuhan-kebutuhan naluriah
sesuai dengan asas kesenangan. Oleh karena itu, pedoman dalam
berfungsinya id ialah menghindarkan diri dari ketidakenakan dan
mengejar keenakan.
Untuk menghilangkan ketidakenakan dan mencapai kesenangan itu, id
mempunyai dua cara (alat proses), yaitu:3
1) Reflex dan reaksi-reaksi otomatis, seperti: bersin, berkedip, dan
sebagainya.
2) Proses primer, seperti: orang lapar membayangkan makanan.
3) Akan tetapi cara “ada” itu tidak memenuhi kebutuhan (orang lapar
tidak akan menjadi kenyang dengan membayangkan makanan),
maka perlulah adanya sistem lain yang menghubungkan pribadi
dengan dunia obyektif yaitu ego (das ich).
b. Ego (Das Ich)
Aspek ini adalah aspek psikologis dari pada kepribadian dan timbul
karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia
kenyataan (realitas). Letak perbedaan antara id dan ego, yaitu id hanya
mengenal dunia subyekyif (dunia batin) sedangkan ego dapat
membedakan sesuatu yang ada didalam batin dan sesuatu yang ada di
3Ibid
2
dunia luar (dunia obyektif atau realitas). Dapat dikatakan, bahwa ego
sebagai eksekutif dari kepribadian yang memerintah, mengendalikan dan
mengatur atau sebagai “polisi lalu lintas” bagi id, super ego dan dunia
eksternal. Di dalam berfungsinya ego berpegang pada “prinsip kenyataan”
atau “prinsip realitas” dan bereaksi dengan proses sekunder dengan cara
memutuskan suatu rencana atau mentestnya dengan sesuatu tindakan.
Proses sekunder, misalnya: orang lapar merencanakan dimana dia dapat
makan, lalu pergi ketempat tersebut untuk mengetahui apakah rencana
tersebut berhasil atau tidak. Dengan demikian, ego berlaku realistis dan
berfikir logis serta memutuskan rencana-rencana tindakan bagi pemuasan
kebutuhan-kebutuhan. Jadi yang menjadi peran utama ego ialah menjadi
perantara antara kebutuhan-kebutuhan instinktif dengan keadaan
lingkungan demi kepentingan adanya organisme.
c. Super Ego (Das Ueber Ich)
Aspek ini adalah aspek sosiologis sebagai cabang moral atau hukum
dari kepribadian, yang merupakan wakil dari nilai-nilai tradisional serta
cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsikan orang tua kepada anak-
anaknya yang dimasukan (diajarkan) dengan berbagai perintah dan
larangan. Super ego lebih merupakan kesempurnaan dari pada
kesenangan, karena itu super ego dianggap sebagai aspek moral
kepribadiaan. Fungsinya yang pokok ialah menentukan apakah sesuatu
benar atau salah, pantas atau tidak, susila atau tidak dan dengan demikian
pribadi dapat bertindak sesuai dengan moral masyarakat.
Adapun fungsi pokok super ego dapat dilihat dalam hubungan dengan
ketiga aspek kepribadian itu, yaitu:4
4Ibid
3
1) Merintangi impuls-impuls id, terutama impuls-impuls seksual dan
agresif yang pernyataannya sangat ditentang oleh masyarakat;
2) Mendorong ego untuk lebih mengejar hal-hal yang moralitis dari pada
yang realistis;
3) Mengejar kesempurnaan.
Jadi super ego (das ueber ich) itu cenderung untuk menentang baik
ego (das ich) maupun id (das es) dan membuat dunia menurut konsepsi
yang ideal.
2. Dinamika Kepribadian
a. Instink
Instink menurut Freud sebagai sumber perangsang somatis yang dibawa
sejak lahir. Suatu insting merupakan sejumlah energi psikis, kumpulan dari
semua instink- instink merupakan keseluruhan dari pada energi psikis yang
digunakan oleh kepribadian. Sumber instink yaitu kondisi jasmani yang
menjadi kebutuhan; tujuan instink ialah menghilangkan rangsangan kerjasama
sehingga ketidakenakan yang timbul karena adanya tegangan yang disebabkan
oleh meningkatnya energi dapat ditiadakan; obyek instik ialah segala aktivitas
yang menyebabkan tercapainya kebutuhan; sedangkan pendorong atau
penggerak instink yaitu kekuatan instink itu yang tergantung kepada intensitas
(besar- kecilnya) kebutuhan.
b. Distribusi dan Penggunaan Energi Psikis
Dinamika kepribadian terdiri dari cara bagaimana energi psikis itu
didistribusikan serta digunakan oleh id, ego, dan super ego. Oleh karena
sejumlah atau banyaknya energi itu terbatas maka akan terjadi semacam
persainggan diantara ketiga aspek itu didalam mengunakan energi tersebut,
4
kalau sesuatu aspek banyak menggunakan energi (menjadi kuat), maka kedua
aspek yang lain harus (dengan sendirinya) menjadi lemah.
Pada mulanya id yang memiliki semua energi dan mempergunakannya untuk
gejala-gejala refleks dan pemenuhan keinginan. Cara penggunaan energi ini
disebut pemilihan obyek secara instingtif (instinctual object cathexis) energi
pada id sangat mudah berpindah-pindah sehubungan karena id tidak dapat
membedakan obyek yang sesuai atau tidak, sehingga id tidak dapat
memuaskan atau meredakan ketegangan. Sedangkan ego selalu berhasil dalam
menemukan alat yang memuaskan, maka energi tersebut dipergunakan oleh
ego dan lambat laun ego memonopoli hampir semua energi. Energi ini
dipergunakan ego juga untuk menekan id agar tidak terlalu implusif, bila id
terlalu berbahaya ego mengunakan suatu mekanisme pertahanan diri.
c. Kecemasan atau Ketakutan
Dinamika kepribadian dapat kita lihat sebahagian besar dikuasai oleh
keharusan untuk memuaskan kebutuhan dengan cara berhubungan dengan
obyek-obyek yang ada didunia luar. Dalam menghadapi obyek tersebut
individu tidak selamanya dengan mudah dan berhasil, tetapi selalu menemui
ancaman berupa hal-hal yang tidak menyenangkan atau menyakitkan, maka
individu merasa cemas. Biasanya reaksi individu terhadap ancaman
ketidaksenangan dan pengrusakan yang belum dapat diatasinya ialah menjadi
cemas.
Freud mengemukakan adanya tiga macam kecemasan yaitu: kecemasan
realistis yang bersumber pada ego, kecemasan neurotis yang sumbernya pada
id, dan kecemasan moral yang bersumber dari super ego. Kecemasan realistis
yang paling pokok, yaitu takut terhadap bahaya-bahaya yang datang dari luar
individu, dan kedua kecemasan yang lain berasal dari kecemasan realistis ini.
Kecemasan neurotis adalah kecemasan yang timbul apabila instink tidak
5
terkendalikan, sehingga ego akan dihukum. Kecemasan moral adalah
kecemasan terhadap hati nurani sendiri.
Kecemasan berfungsi melindungi individu dari bahaya, dan merupakan isyarat
bagi ego segera melakukan tindakan. Apabila ego tidak dapat menguasai
kecemasan dengan cara yang rasional, maka ego akan menghadapinya dengan
jalan yang tidak realistis.
3. Perkembangan kepribadian
Freud berpendapat, bahwa kepribadian pada dasarnya telah terbentuk pada
akhir tahun kelima, dan perkembangan selanjutnya sebagian besar hanya
merupakan penghalusan struktur dasar itu. Kepribadian itu berkembang dalam
hubumgan dengan empat sumber tegangan pokok,yaitu: proses pertumbuhan
fisiologis, prustasi, konflik dan ancaman.
Metode-metode atau cara yang dipergunakan oleh individu untuk mrngatasi
prustasi, konflik, serta kecemasan, yaitu sebagai berikut:5
a. Identifikasi
Yaitu metode yang dipergunakan orang dalam menghadapi orang lain dan
membuatnya menjadi bagian dari pada keprubadiannya.
b. Pemindahan objek
Apabila objek pilihan sesuatu instink yang asli tidak dapat dicapai karena
rintangan (anti cathexis) baik dari dalam maupun dari luar. Adapun arah
pemindahan objek ditentukan oleh dua factor yaitu: Kemiripan objek
pengganti terhadap objek aslinya serta sanksi-sanksi dan larangan-larangan
masyarakat
c. Mekanisme pertahanan ego
5Ibid
6
Karena tekanan kecemasan ataupun ketakutan yang betlebihan, maka ego
terkadang mengambil cara yang ekstrem untuk menghilangkan atau
mereduksikan tegangan atau disebut mekanisme pertahanan.
Bentuk-bentuk pokok mekanisme pertahanan itu adalah :6
1) Penekanan atau represi, yaitu salah satu bentuk mekanisme pertahanan
ego. Penekanan terjadi apabila suatu pemilihan objek dipaksa keluar dari
kesadaran oleh anti cathexis(kekuatan-kekuatan penahanan)
2) Proyeksi, yaitu mekanisme yang dipergunakan untuk mengubah ketakutan
neurotis dan ketakutan moral menjadi ketakutan realitas.
3) Pembentukan reaksi,yaitu penggantian impus atau perasaan yang
menimbulkan ketakutan atau kecemasan dengan lawannya didalam
kesadaran,misalnya benci diganti dengan cinta.
4) Fiksasi dan Regresi, pada perkembangan yang normal kepribadian akan
melewati fase-fase yang sedikit banyak sudah tetap dari lahir sampai
mencapai kedewasaan yang akan membawa sejumlah frustasi dan
ketakutan, dengan kata lain orang akan mengalami fiksasi pada suatu fase
yang lebih awal begitupun regresi sangat erat hubungannya dengan fiksasi
itu pada umumnya fiksasi dan regresi adalah keadaan nisbi artinya seorang
jarang benar-benar mengalami fiksasi dan regresi. Fiksasi dan regresi
inilah yang menyebabkan ketidaksamaan dalam perkembangan
kepribadian.
d. Fase-Fase perkembangan
Freud berpendapat bahwa fase-fase perkembangan terbagi atas:7
6Ibid
7Ibid
7
1) Fase Oral (usia 0 sampai 1 tahun).
Pada fase ini mulut merupakan daerah pokok aktifitas dinamis.
2) Fase Anal ( kira-kira usia 1 sampai 3 tahun).
Pada fase ini cathexis (kekuatan pendorong) dan anti cathexis (kekuatan
penahan) berpusat pada fungsi eliminative (pembuangan kotoran)
3) Fase Falis (kira-kira usia 3 sampai 5 tahun).
Pada fase ini alat-alat kelamin merupakan daerah erogen terpenting.
4) Fase Latent (kira-kiara usia 5 sampai 12 tahun atau 13 tahun).
Pada Fase ini impuls-impuls cenderung untuk ada dalam keadaan tertekan.
5) Fase Pubertas (kira-kira 12 atau 13 sampai 20 tahun).
Pada fase ini impuls-impuls menonjol kembali.
Walaupun Freud menggambarkan perkembangan itu dalam fase-fase namun
ia tidak bependapat bahwa antara fase-fase tersebut satu sama lain terdapat batas
yang tajam.
C. Pandangan Psikoanalisis Terhadap Hakikat Manusia
1. Pengalaman di masa balita penting dalam menentukan perkembangan masa
dewasa.
Jika pada masa balita anak memperoleh perlakuan yang tidak menyenangkan
dari orangtuanya atau dari orang dewasa lainnya akan dapat menghambat
perkembangan psikis dan fisiknya setelah mencapai dewasa. Pengalaman
traumatis saat kecil menjadi bibit munculnya tingkah laku neurotis.
8
2. Dorongan seksual dipandang sebagai kunci dalam menentukan tingkah laku
manusia.
Freud Menyatakan bahwa tingkah laku manusia didasari oleh dorongan
seksual (bukan dalam arti senggama). misalnya dalam hal ini seorang wanita yang
memakai gaun, lipstick, dan lain-lain adalah karena dorongan untuk menampilkan
kewanitaannya, begitupun dengan yang dilakukan oleh laki-laki.
3. Tingkah laku individu dikontrol oleh ketidaksadaran
Tingkah laku individu banyak dipengaruhi oleh faktor ketidaksadaran, seperti
cara berjalan, cara berbicara, dan kebiasaan-kebiasaan lainnya yang diperoleh dari
orangtuanya ataupun nenek moyangnya di masa lalu.
9
2. Dorongan seksual dipandang sebagai kunci dalam menentukan tingkah laku
manusia.
Freud Menyatakan bahwa tingkah laku manusia didasari oleh dorongan
seksual (bukan dalam arti senggama). misalnya dalam hal ini seorang wanita yang
memakai gaun, lipstick, dan lain-lain adalah karena dorongan untuk menampilkan
kewanitaannya, begitupun dengan yang dilakukan oleh laki-laki.
3. Tingkah laku individu dikontrol oleh ketidaksadaran
Tingkah laku individu banyak dipengaruhi oleh faktor ketidaksadaran, seperti
cara berjalan, cara berbicara, dan kebiasaan-kebiasaan lainnya yang diperoleh dari
orangtuanya ataupun nenek moyangnya di masa lalu.
9

More Related Content

What's hot

Teori Psikoanalisa islam
Teori Psikoanalisa islamTeori Psikoanalisa islam
Teori Psikoanalisa islamRatih Aini
 
Teori Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
Teori Psikoanalisa dan Teori Belajar SosialTeori Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
Teori Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosialibnujabe
 
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)Dina Haya Sufya
 
Teori Kepribadian Sigmun Freud
Teori Kepribadian Sigmun FreudTeori Kepribadian Sigmun Freud
Teori Kepribadian Sigmun FreudBaan Crow
 
Teori Kepribadian Sigmund Freud
Teori Kepribadian Sigmund FreudTeori Kepribadian Sigmund Freud
Teori Kepribadian Sigmund Freudwancoker
 
SEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISA
SEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISASEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISA
SEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISAWulandari Rima Kumari
 
Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freudGambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freudAgung Andi Nurul Patta
 
Psikoanalisis (Psikologi Umum)
Psikoanalisis (Psikologi Umum)Psikoanalisis (Psikologi Umum)
Psikoanalisis (Psikologi Umum)atone_lotus
 
Pendekatan psikoanalisis
Pendekatan psikoanalisisPendekatan psikoanalisis
Pendekatan psikoanalisisadepeni
 
Pengantar & teori aliran behaviorisme
Pengantar & teori aliran behaviorismePengantar & teori aliran behaviorisme
Pengantar & teori aliran behaviorismeelmakrufi
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisapsepti17
 
03 teori psikologi manusia
03 teori psikologi manusia03 teori psikologi manusia
03 teori psikologi manusiaImansyah Lubis
 
Pendekatan Psikoanalisis
Pendekatan PsikoanalisisPendekatan Psikoanalisis
Pendekatan Psikoanalisisachi lazuardi
 
Dinamika kepribadian menurut sigmund freud
Dinamika kepribadian menurut sigmund freudDinamika kepribadian menurut sigmund freud
Dinamika kepribadian menurut sigmund freudelmakrufi
 

What's hot (19)

Teori Psikoanalisa islam
Teori Psikoanalisa islamTeori Psikoanalisa islam
Teori Psikoanalisa islam
 
Teori Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
Teori Psikoanalisa dan Teori Belajar SosialTeori Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
Teori Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
 
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
 
Teori Kepribadian Sigmun Freud
Teori Kepribadian Sigmun FreudTeori Kepribadian Sigmun Freud
Teori Kepribadian Sigmun Freud
 
Teori Kepribadian Sigmund Freud
Teori Kepribadian Sigmund FreudTeori Kepribadian Sigmund Freud
Teori Kepribadian Sigmund Freud
 
Pengantar Humanistik
Pengantar HumanistikPengantar Humanistik
Pengantar Humanistik
 
Perkind presentation
Perkind presentationPerkind presentation
Perkind presentation
 
SEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISA
SEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISASEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISA
SEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISA
 
Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freudGambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
 
Psikoanalisis (Psikologi Umum)
Psikoanalisis (Psikologi Umum)Psikoanalisis (Psikologi Umum)
Psikoanalisis (Psikologi Umum)
 
Pendekatan psikoanalisis
Pendekatan psikoanalisisPendekatan psikoanalisis
Pendekatan psikoanalisis
 
Pengantar & teori aliran behaviorisme
Pengantar & teori aliran behaviorismePengantar & teori aliran behaviorisme
Pengantar & teori aliran behaviorisme
 
Sigmund freud full
Sigmund freud fullSigmund freud full
Sigmund freud full
 
Neo psikoanalisa
Neo psikoanalisaNeo psikoanalisa
Neo psikoanalisa
 
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologi
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisa
 
03 teori psikologi manusia
03 teori psikologi manusia03 teori psikologi manusia
03 teori psikologi manusia
 
Pendekatan Psikoanalisis
Pendekatan PsikoanalisisPendekatan Psikoanalisis
Pendekatan Psikoanalisis
 
Dinamika kepribadian menurut sigmund freud
Dinamika kepribadian menurut sigmund freudDinamika kepribadian menurut sigmund freud
Dinamika kepribadian menurut sigmund freud
 

Similar to TEORI PSIKOANALISIS FREUD

Struktur kepribadian
Struktur kepribadianStruktur kepribadian
Struktur kepribadianNurHasanah217
 
Konsep dasar teori psikoanalisis.pptx
Konsep dasar teori psikoanalisis.pptxKonsep dasar teori psikoanalisis.pptx
Konsep dasar teori psikoanalisis.pptxMartinusGianDavinDav
 
Pandangan kaum stoic dan epicurean
Pandangan kaum stoic dan epicureanPandangan kaum stoic dan epicurean
Pandangan kaum stoic dan epicureanNanon Hanriana
 
#Materi Psikologi Komunikasi, Session 2 karakteristik manusia
#Materi Psikologi Komunikasi, Session 2   karakteristik manusia#Materi Psikologi Komunikasi, Session 2   karakteristik manusia
#Materi Psikologi Komunikasi, Session 2 karakteristik manusiaAhmad Kurnia
 
Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freudGambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freudPatta Ula
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianAfra Balqis
 
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna Operator Warnet Vast Raha
 
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna Operator Warnet Vast Raha
 
Pendekatan konseling psykoanalisis
Pendekatan konseling psykoanalisisPendekatan konseling psykoanalisis
Pendekatan konseling psykoanalisisvarizalamir
 
Persepsi dan Motivasi
Persepsi dan MotivasiPersepsi dan Motivasi
Persepsi dan Motivasipjj_kemenkes
 
Kepribadian dan Perilaku Manusia
Kepribadian dan Perilaku ManusiaKepribadian dan Perilaku Manusia
Kepribadian dan Perilaku Manusiapjj_kemenkes
 
Kepribadian dan Perilaku Manusia
Kepribadian dan Perilaku ManusiaKepribadian dan Perilaku Manusia
Kepribadian dan Perilaku Manusiapjj_kemenkes
 

Similar to TEORI PSIKOANALISIS FREUD (20)

Struktur kepribadian
Struktur kepribadianStruktur kepribadian
Struktur kepribadian
 
Konsep dasar teori psikoanalisis.pptx
Konsep dasar teori psikoanalisis.pptxKonsep dasar teori psikoanalisis.pptx
Konsep dasar teori psikoanalisis.pptx
 
Pandangan kaum stoic dan epicurean
Pandangan kaum stoic dan epicureanPandangan kaum stoic dan epicurean
Pandangan kaum stoic dan epicurean
 
psikoanalisme2.pdf
psikoanalisme2.pdfpsikoanalisme2.pdf
psikoanalisme2.pdf
 
#Materi Psikologi Komunikasi, Session 2 karakteristik manusia
#Materi Psikologi Komunikasi, Session 2   karakteristik manusia#Materi Psikologi Komunikasi, Session 2   karakteristik manusia
#Materi Psikologi Komunikasi, Session 2 karakteristik manusia
 
Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freudGambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
 
Makalah pak fatah
Makalah pak fatahMakalah pak fatah
Makalah pak fatah
 
Psikologi Umum
Psikologi UmumPsikologi Umum
Psikologi Umum
 
Psikologi Umum
Psikologi UmumPsikologi Umum
Psikologi Umum
 
P S I K O L O G I U M U M
P S I K O L O G I  U M U MP S I K O L O G I  U M U M
P S I K O L O G I U M U M
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
 
Psikologi
PsikologiPsikologi
Psikologi
 
Psikologi
PsikologiPsikologi
Psikologi
 
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
 
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
 
Pendekatan konseling psykoanalisis
Pendekatan konseling psykoanalisisPendekatan konseling psykoanalisis
Pendekatan konseling psykoanalisis
 
Teori psikoanalisis
Teori psikoanalisisTeori psikoanalisis
Teori psikoanalisis
 
Persepsi dan Motivasi
Persepsi dan MotivasiPersepsi dan Motivasi
Persepsi dan Motivasi
 
Kepribadian dan Perilaku Manusia
Kepribadian dan Perilaku ManusiaKepribadian dan Perilaku Manusia
Kepribadian dan Perilaku Manusia
 
Kepribadian dan Perilaku Manusia
Kepribadian dan Perilaku ManusiaKepribadian dan Perilaku Manusia
Kepribadian dan Perilaku Manusia
 

Recently uploaded

UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 

Recently uploaded (20)

UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 

TEORI PSIKOANALISIS FREUD

  • 1. BAB II PEMBAHASAN A. Teori Sigmund Freud Tentang Psikoanalisis Menurut Freud, kesadaran hanya merupakan sebagian kecil saja darp pada seluruh kehidupan psikis, Freud memisalkan psyche itu sebagai gunung es di tengah lautan, yang ada diatas permukaan air laut itu menggambarkan kesadaran, sedangkan dibawah permukaan air laut yang merupakan bagian terbesar menggambarkan ketidaksadaran.1 B. Konsep-konsep Utama Psikoanalisis Mengenal Kepribadian Psikoanalisa pada hakikatnya merupakan sebuah teori kepribadian. Teori kepribadian menurut Freud, menyangkut tiga hal:2 1. Struktur Kepribadian Menurut pandangan psikoanalisis, stuktur kepribadian terdiri dari tiga sistem yaitu: Id (Das Es) sebagai aspek biologis, Ego (Das Ich) sebagai aspek psikologis dan Super Ego (Das Ueber Ich) sebagai aspek sosiologis. Ketiganya merupakan nama bagi proses-proses psikologis yang merupakan fungsi-fungsi kepribadian. Oleh karena itu, tingkah laku merupakan hasil yang sama dari ketiga aspek ini. a. Id (Das Es) 1 Nurrohman Ibnusuny Al-Marhumy, Pendekatan Psikoanalisis Dalam Konseling http://ibnusuny.blogspot.com/2010/06/pendekatan-psikoanalisis-dalam.html. 18 /April/2014 2Ibid 1
  • 2. Aspek ini adalah aspek biologis dan merupakan sistem original didalam kepribadian, dari aspek ini kedua aspek yang lain tumbuh. Id disebut juga realitas psikis yang sebenar-benarnya dan merupakan tempat bersemayamnya naluri-naluri. Oleh karena id merupakan dunia batin atau subyektif manusia, dan tidak mempunyai hubungan langsung dengan dunia obyektif (dunia luar). Id bersifat tidak logis, amoral dan didorong oleh satu kepentingan yaitu memuaskan kebutuhan-kebutuhan naluriah sesuai dengan asas kesenangan. Oleh karena itu, pedoman dalam berfungsinya id ialah menghindarkan diri dari ketidakenakan dan mengejar keenakan. Untuk menghilangkan ketidakenakan dan mencapai kesenangan itu, id mempunyai dua cara (alat proses), yaitu:3 1) Reflex dan reaksi-reaksi otomatis, seperti: bersin, berkedip, dan sebagainya. 2) Proses primer, seperti: orang lapar membayangkan makanan. 3) Akan tetapi cara “ada” itu tidak memenuhi kebutuhan (orang lapar tidak akan menjadi kenyang dengan membayangkan makanan), maka perlulah adanya sistem lain yang menghubungkan pribadi dengan dunia obyektif yaitu ego (das ich). b. Ego (Das Ich) Aspek ini adalah aspek psikologis dari pada kepribadian dan timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan (realitas). Letak perbedaan antara id dan ego, yaitu id hanya mengenal dunia subyekyif (dunia batin) sedangkan ego dapat membedakan sesuatu yang ada didalam batin dan sesuatu yang ada di 3Ibid 2
  • 3. dunia luar (dunia obyektif atau realitas). Dapat dikatakan, bahwa ego sebagai eksekutif dari kepribadian yang memerintah, mengendalikan dan mengatur atau sebagai “polisi lalu lintas” bagi id, super ego dan dunia eksternal. Di dalam berfungsinya ego berpegang pada “prinsip kenyataan” atau “prinsip realitas” dan bereaksi dengan proses sekunder dengan cara memutuskan suatu rencana atau mentestnya dengan sesuatu tindakan. Proses sekunder, misalnya: orang lapar merencanakan dimana dia dapat makan, lalu pergi ketempat tersebut untuk mengetahui apakah rencana tersebut berhasil atau tidak. Dengan demikian, ego berlaku realistis dan berfikir logis serta memutuskan rencana-rencana tindakan bagi pemuasan kebutuhan-kebutuhan. Jadi yang menjadi peran utama ego ialah menjadi perantara antara kebutuhan-kebutuhan instinktif dengan keadaan lingkungan demi kepentingan adanya organisme. c. Super Ego (Das Ueber Ich) Aspek ini adalah aspek sosiologis sebagai cabang moral atau hukum dari kepribadian, yang merupakan wakil dari nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsikan orang tua kepada anak- anaknya yang dimasukan (diajarkan) dengan berbagai perintah dan larangan. Super ego lebih merupakan kesempurnaan dari pada kesenangan, karena itu super ego dianggap sebagai aspek moral kepribadiaan. Fungsinya yang pokok ialah menentukan apakah sesuatu benar atau salah, pantas atau tidak, susila atau tidak dan dengan demikian pribadi dapat bertindak sesuai dengan moral masyarakat. Adapun fungsi pokok super ego dapat dilihat dalam hubungan dengan ketiga aspek kepribadian itu, yaitu:4 4Ibid 3
  • 4. 1) Merintangi impuls-impuls id, terutama impuls-impuls seksual dan agresif yang pernyataannya sangat ditentang oleh masyarakat; 2) Mendorong ego untuk lebih mengejar hal-hal yang moralitis dari pada yang realistis; 3) Mengejar kesempurnaan. Jadi super ego (das ueber ich) itu cenderung untuk menentang baik ego (das ich) maupun id (das es) dan membuat dunia menurut konsepsi yang ideal. 2. Dinamika Kepribadian a. Instink Instink menurut Freud sebagai sumber perangsang somatis yang dibawa sejak lahir. Suatu insting merupakan sejumlah energi psikis, kumpulan dari semua instink- instink merupakan keseluruhan dari pada energi psikis yang digunakan oleh kepribadian. Sumber instink yaitu kondisi jasmani yang menjadi kebutuhan; tujuan instink ialah menghilangkan rangsangan kerjasama sehingga ketidakenakan yang timbul karena adanya tegangan yang disebabkan oleh meningkatnya energi dapat ditiadakan; obyek instik ialah segala aktivitas yang menyebabkan tercapainya kebutuhan; sedangkan pendorong atau penggerak instink yaitu kekuatan instink itu yang tergantung kepada intensitas (besar- kecilnya) kebutuhan. b. Distribusi dan Penggunaan Energi Psikis Dinamika kepribadian terdiri dari cara bagaimana energi psikis itu didistribusikan serta digunakan oleh id, ego, dan super ego. Oleh karena sejumlah atau banyaknya energi itu terbatas maka akan terjadi semacam persainggan diantara ketiga aspek itu didalam mengunakan energi tersebut, 4
  • 5. kalau sesuatu aspek banyak menggunakan energi (menjadi kuat), maka kedua aspek yang lain harus (dengan sendirinya) menjadi lemah. Pada mulanya id yang memiliki semua energi dan mempergunakannya untuk gejala-gejala refleks dan pemenuhan keinginan. Cara penggunaan energi ini disebut pemilihan obyek secara instingtif (instinctual object cathexis) energi pada id sangat mudah berpindah-pindah sehubungan karena id tidak dapat membedakan obyek yang sesuai atau tidak, sehingga id tidak dapat memuaskan atau meredakan ketegangan. Sedangkan ego selalu berhasil dalam menemukan alat yang memuaskan, maka energi tersebut dipergunakan oleh ego dan lambat laun ego memonopoli hampir semua energi. Energi ini dipergunakan ego juga untuk menekan id agar tidak terlalu implusif, bila id terlalu berbahaya ego mengunakan suatu mekanisme pertahanan diri. c. Kecemasan atau Ketakutan Dinamika kepribadian dapat kita lihat sebahagian besar dikuasai oleh keharusan untuk memuaskan kebutuhan dengan cara berhubungan dengan obyek-obyek yang ada didunia luar. Dalam menghadapi obyek tersebut individu tidak selamanya dengan mudah dan berhasil, tetapi selalu menemui ancaman berupa hal-hal yang tidak menyenangkan atau menyakitkan, maka individu merasa cemas. Biasanya reaksi individu terhadap ancaman ketidaksenangan dan pengrusakan yang belum dapat diatasinya ialah menjadi cemas. Freud mengemukakan adanya tiga macam kecemasan yaitu: kecemasan realistis yang bersumber pada ego, kecemasan neurotis yang sumbernya pada id, dan kecemasan moral yang bersumber dari super ego. Kecemasan realistis yang paling pokok, yaitu takut terhadap bahaya-bahaya yang datang dari luar individu, dan kedua kecemasan yang lain berasal dari kecemasan realistis ini. Kecemasan neurotis adalah kecemasan yang timbul apabila instink tidak 5
  • 6. terkendalikan, sehingga ego akan dihukum. Kecemasan moral adalah kecemasan terhadap hati nurani sendiri. Kecemasan berfungsi melindungi individu dari bahaya, dan merupakan isyarat bagi ego segera melakukan tindakan. Apabila ego tidak dapat menguasai kecemasan dengan cara yang rasional, maka ego akan menghadapinya dengan jalan yang tidak realistis. 3. Perkembangan kepribadian Freud berpendapat, bahwa kepribadian pada dasarnya telah terbentuk pada akhir tahun kelima, dan perkembangan selanjutnya sebagian besar hanya merupakan penghalusan struktur dasar itu. Kepribadian itu berkembang dalam hubumgan dengan empat sumber tegangan pokok,yaitu: proses pertumbuhan fisiologis, prustasi, konflik dan ancaman. Metode-metode atau cara yang dipergunakan oleh individu untuk mrngatasi prustasi, konflik, serta kecemasan, yaitu sebagai berikut:5 a. Identifikasi Yaitu metode yang dipergunakan orang dalam menghadapi orang lain dan membuatnya menjadi bagian dari pada keprubadiannya. b. Pemindahan objek Apabila objek pilihan sesuatu instink yang asli tidak dapat dicapai karena rintangan (anti cathexis) baik dari dalam maupun dari luar. Adapun arah pemindahan objek ditentukan oleh dua factor yaitu: Kemiripan objek pengganti terhadap objek aslinya serta sanksi-sanksi dan larangan-larangan masyarakat c. Mekanisme pertahanan ego 5Ibid 6
  • 7. Karena tekanan kecemasan ataupun ketakutan yang betlebihan, maka ego terkadang mengambil cara yang ekstrem untuk menghilangkan atau mereduksikan tegangan atau disebut mekanisme pertahanan. Bentuk-bentuk pokok mekanisme pertahanan itu adalah :6 1) Penekanan atau represi, yaitu salah satu bentuk mekanisme pertahanan ego. Penekanan terjadi apabila suatu pemilihan objek dipaksa keluar dari kesadaran oleh anti cathexis(kekuatan-kekuatan penahanan) 2) Proyeksi, yaitu mekanisme yang dipergunakan untuk mengubah ketakutan neurotis dan ketakutan moral menjadi ketakutan realitas. 3) Pembentukan reaksi,yaitu penggantian impus atau perasaan yang menimbulkan ketakutan atau kecemasan dengan lawannya didalam kesadaran,misalnya benci diganti dengan cinta. 4) Fiksasi dan Regresi, pada perkembangan yang normal kepribadian akan melewati fase-fase yang sedikit banyak sudah tetap dari lahir sampai mencapai kedewasaan yang akan membawa sejumlah frustasi dan ketakutan, dengan kata lain orang akan mengalami fiksasi pada suatu fase yang lebih awal begitupun regresi sangat erat hubungannya dengan fiksasi itu pada umumnya fiksasi dan regresi adalah keadaan nisbi artinya seorang jarang benar-benar mengalami fiksasi dan regresi. Fiksasi dan regresi inilah yang menyebabkan ketidaksamaan dalam perkembangan kepribadian. d. Fase-Fase perkembangan Freud berpendapat bahwa fase-fase perkembangan terbagi atas:7 6Ibid 7Ibid 7
  • 8. 1) Fase Oral (usia 0 sampai 1 tahun). Pada fase ini mulut merupakan daerah pokok aktifitas dinamis. 2) Fase Anal ( kira-kira usia 1 sampai 3 tahun). Pada fase ini cathexis (kekuatan pendorong) dan anti cathexis (kekuatan penahan) berpusat pada fungsi eliminative (pembuangan kotoran) 3) Fase Falis (kira-kira usia 3 sampai 5 tahun). Pada fase ini alat-alat kelamin merupakan daerah erogen terpenting. 4) Fase Latent (kira-kiara usia 5 sampai 12 tahun atau 13 tahun). Pada Fase ini impuls-impuls cenderung untuk ada dalam keadaan tertekan. 5) Fase Pubertas (kira-kira 12 atau 13 sampai 20 tahun). Pada fase ini impuls-impuls menonjol kembali. Walaupun Freud menggambarkan perkembangan itu dalam fase-fase namun ia tidak bependapat bahwa antara fase-fase tersebut satu sama lain terdapat batas yang tajam. C. Pandangan Psikoanalisis Terhadap Hakikat Manusia 1. Pengalaman di masa balita penting dalam menentukan perkembangan masa dewasa. Jika pada masa balita anak memperoleh perlakuan yang tidak menyenangkan dari orangtuanya atau dari orang dewasa lainnya akan dapat menghambat perkembangan psikis dan fisiknya setelah mencapai dewasa. Pengalaman traumatis saat kecil menjadi bibit munculnya tingkah laku neurotis. 8
  • 9. 2. Dorongan seksual dipandang sebagai kunci dalam menentukan tingkah laku manusia. Freud Menyatakan bahwa tingkah laku manusia didasari oleh dorongan seksual (bukan dalam arti senggama). misalnya dalam hal ini seorang wanita yang memakai gaun, lipstick, dan lain-lain adalah karena dorongan untuk menampilkan kewanitaannya, begitupun dengan yang dilakukan oleh laki-laki. 3. Tingkah laku individu dikontrol oleh ketidaksadaran Tingkah laku individu banyak dipengaruhi oleh faktor ketidaksadaran, seperti cara berjalan, cara berbicara, dan kebiasaan-kebiasaan lainnya yang diperoleh dari orangtuanya ataupun nenek moyangnya di masa lalu. 9
  • 10. 2. Dorongan seksual dipandang sebagai kunci dalam menentukan tingkah laku manusia. Freud Menyatakan bahwa tingkah laku manusia didasari oleh dorongan seksual (bukan dalam arti senggama). misalnya dalam hal ini seorang wanita yang memakai gaun, lipstick, dan lain-lain adalah karena dorongan untuk menampilkan kewanitaannya, begitupun dengan yang dilakukan oleh laki-laki. 3. Tingkah laku individu dikontrol oleh ketidaksadaran Tingkah laku individu banyak dipengaruhi oleh faktor ketidaksadaran, seperti cara berjalan, cara berbicara, dan kebiasaan-kebiasaan lainnya yang diperoleh dari orangtuanya ataupun nenek moyangnya di masa lalu. 9