Tiga teori utama tentang hubungan antara jiwa dan raga dijelaskan dalam dokumen ini, yaitu interaksionisme yang menyatakan bahwa jiwa dan raga saling mempengaruhi, epifenomenalisme yang menganggap efek jiwa hanyalah ilusi, dan paralelisme psikofisik yang menyatakan bahwa jiwa dan raga berjalan secara terpisah tanpa pengaruh satu sama lain. Teori interaksionisme dianggap paling masuk ak
2. Proses Konatif
Prose konatif meliputi proses yang bersumber pada perasaan, kehendak, dan
dorongan hati
Proses Kognitif
Semua proses kegiatan mental yang membuat suatu kegiatan mental
yang membuat suatu individu mampu menghubungkan, menilai, dan
mempertimbangkan suatu peristiwa sebagai akibaynya individu tersebut.
Menerima pengetahuan setelahnya, Kognitif tidak bisa di pisahkan
menggunakan kecerdasan seseorang
Proses proses Jiwa
3. Jiwa dan raga memiliki hubungan yang
erat. pengaruh jiwa terhadap raga tidak
dipisahkan, kapanpun jiwa ingin
menggerakkan raga maka raga akan
menaatinya.
Hubungan Jiwa dan Raga
4. Ada beberapa teori yang dihubungkan
dalam penyelesaian masalah jiwa dan
raga
a. Epifenomenalisme
Teori yang menyatakan bahwa hasil proses fisik yang berlangsung di otak /
menyebabkan suatu perasaan. Efek fisik dapat dianggap ilusi
b. Interaksionisme
teori yang mendasarkan diri atas akal sehat
c. Paralelisme Psikofisik
Teori yang menyatakan bahwa raga dan jiwa tidak memengaruhi satu sama lain. Dalm
kata lain teori ini menekankan bahwa jiwa dan raga merupakan fenomena yang
independen tetapi tidak bisa dipisahkan.
5. interaksionisme
teori yang berdasarkan diri atas akal sehat sebagian besar menyetujui paham
interaksionisme.paham ini mengatakan jiwa dan raga memang berbeda ,namun
mempengaruhi yang secara lain secara timbal balik.Descartes beranggapan hakekat jiwa
ialah pemikiran sedangkan hakekat materi adalah ekstensi.dualisme yang diajarkan
Dercartes ini menimbulkan pengetahuan pendirian mungkinkah dua macam hal yang
berbeda dapat saling mempengaruhi.
paralelisme psikosifik.
.muncul paham paralelisme sebenarnya merupakan usaha untuk mengatasi kesulitan -
kesulitan yang diakibatkan oleh teori interaksionisme ajaran Descartes.paham ini
mengatakan,ada dua macam sistem kejadian ,yang ragawi dan yang kejiwaan, sistem
kejadian ragawi terdapat dalam jiwa manusia.diantara kedua macam sistem tersebut tidak
terdapat hubungan kausal.hanya dalam masing-masing sistem yang terpisah ,hubungan
semacam itu terjadi kejadian -kejadaian kejiwaan menimbulkan kejadian yang sejenis.
6. YANG SADAR DAN
YANG BAWAH SADAR
berkaitan dengan hal-hal diatas agaknya ada dua segi
yang terlibat, yang satu terdiri dari pikiran-pikiran hasrat
-hasrat serta perasaan -perasaan yang disadarinya
BAHAN BUKTI
ADANYA YANG
BAWAH SADAR
manakala anda menyangsikan kenyataan adanya bawah
sadar.kiranya dapat diingat -ingat keterangan dari
psikosomatika ,atau dapat juga menyimak hasil -hasil
hipnotisme, seperti dilakukan oleh Sigmund Freud,peletak
dasar psikoanalisa.
SUPEREGO
ketika manusia mengalami kemajuan dalam kehidupannya,ia tidak hanya berhasil
mengembangkan cara -cara untuk menghadapi kenyataan,melainkan melalui
masyarakat ia telah menetapkan seperangkat kaidah serta cita-cita yang
merupakan bagian dari seni kehidupan kejiwaan manusia yang oleh Freud disebut
superego.superego ini merupakan sejenis perantara, yang menghubungkan id
dengan seperangkat cita-cita yang dipunyai seseorang.
7. Jiwa dan Kemampuan - Joseph A.Leigton
menurut penganut idealism, seseorang dapat mengetahui sesuatu mengenai
kenyataan dengan jalan menyelidiki jiwanya sendiri, atau dapat mengetahui sesuatu
mengenai dirinya sendiri dengan jalan menyelidiki kenyataan . Sebagaimana telah
dikatakan,salah satu alasan pembuktian bahwa jiwa merupakan sesuatu yang
terdalam ialah terdapatnya makna dan nilai di alam semesta,sedangkan makna dan
nilai tersebut dianggap senantiasa diperuntukkan bagi jiwa.
Tenaga-tenaga Yang Dipunyai Oleh Jiwa
Satu-satunya yang dapat kita katakan , bagaimanapun jiwa dan raga
yang dianggap berlawanan tersebut sesungguhnya merupakan kesatuan
yang tidak terpisahkan .
8. Dengan mengatakan jiwamerupakan pemersatu pengalaman-pengalaman,kiranya jiwa
dapat dikatakan merupakan suatu kemampuan yang mempersatukan. Tetapi dengan
mengatakan jiwa merupakan kesadaran manusia sesungguhnya,maka hal itu dapat
dikatakan menempatkan kembali jiwa tersebut ke dalam fungsi raga .Dengan
demikian,jiwa manusia sesungguhnya dapat merupakan apa saja seperti yang dikatakan
oleh Leighton, dan dapat ditafsirkan di satu pihak bersifat epifenomenalistis,dan dilain
pihak bersifat paralelistik
Sesudah membaca uraian diatas tampak lah berjumlah pendirian Leighton
yang menonjol,yakni sebagai berikut.Jiwa tidak sama dengan raga,
meskipun yang satu tidak terpisahkan dari yang lain.Jiwa merupakan
sesuatu yang hakiki untuk kehidupan dan untuk kebahagiaan manusia.
9. Jiwa sebagai Proses-James B.Pratt
Mengenai paham paham realis realis itu sendiri juga terdpt
perbedaan.tetepi banyak kaum realis naturalistik yg mengajarkan
hal hal yg sama dg yg diajarkan oleh kaum realis non- naturalistis
Kemampuan-kemampuan yang dipunyai oleh jiwa.tidak ada satupun
satupun hal yang mempunyai sifat sifat seperti jiwa;dapat
mengingat ingat ,berkecendrungan,merasakan,bertujuan serta
bercita cita.
11. Jiwa sebagai tingkah laku - Y.H.Krikorian
Tingkah laku Bukti adanya jiwa.teori-teori
mengenai jiwayg.. teori yg dibicarakan diatas
semua berusha untuk membuktikan adanya jiwa
Jiwa ialah tingkah laku
jika adanya jiwa dipandang sebagai suatu hipotesa
,maka probalitas hipotesa tersebut akan semakin tinggi
bila akibat hipotesa trsbt trnyta dpt dibenarkan
12. Tingkah laku kejiwaan menyangkut juga makna
Menurut krikorian jiwa adalah sejenis respon.
Jiwa adalah respon yang telah di ramalkan sebelumnya
Respon yang sudah diramalkan sebelumnya
ada 3 matra ( fungsi ) respon:
Kemampuan menggunakan sarana dalam mencapai tujuan yaitu kemampuan
memperoleh pengetahuan.
kemanpuan mengejar tujuan yaitu kemanpuan menaruh perhatian.
kemampuan memperoleh pengetahuan adalah kesadaran.a adalah sejenis respon.
Jiwa adalah respon yang telah di ramalkan sebelumnya
13. Jiwa merupakan ramalan
tentang akibat² yang di
timbulkan oleh rangsangan
yang berkaitan dengan
pengalaman hasil
pencerapan.
Jiwa juga respon terhadap
akibat2 masa depan yang
merupakan rangsangan
masa kini, sehingga dapat
mengendalikan tingkah
laku.
Jiwa juga bersifat kognitif yaitu
seseorang pasti membayangkan tujuan
untuk menentukan menolak atau
menyetujuinya.
Sehingga jiwa juga bersifat koparatif,
menimbang akibat2 dalam menetapkan
apakah lebih baik atau lebih buruk.
14. Jiwa sebagai kesadaran diri
sendiri yaitu menyadari adanya
pengalaman, meliputi ingatan.
KESADARAN