Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir meliputi pengukuran antropometri, penilaian Apgar score, pemeriksaan refleks primitif, dan pendeteksian kelainan umum. Hasil pemeriksaan digunakan untuk menilai kondisi bayi dan tindakan selanjutnya.
2. Pengkajian fisik pada BBL
Merupakan proses berkelanjutan
yang dimulai dari wawancara,
inspeksi dan observasi pada bayi
baru lahir
Hasil temuan atau abnormalitas yang
ditemukan harus segera dilaporkan
3. 1. Pemeriksaan antropometri pada BBL
Yang diukur adalah:
a.Diameter kepala ; normalnya 33-35 cm
b.Lingkar dada ; 30-33 cm
c.Lingkar abdomen= lingkar dada
d.Berat Badan
e. panjang Badan
6. • 2. Lingkar dada
• Lingkar dada diukur di bawah ketiak dan melewati garis
putting.
• 3. Berat Badan
• Berat badan bayi baru lahir dikaji di atas timbangan
dengan alat diantara bayi baru lahir dan ditimbang normal
>2500gram.
• 4. Panjang badan
• Panjang badan di ukur dalam dua tahap dengan pita ukur
yang tidak teratur dari ujung atas kepala ujung bawah
spinal dan dari ujung bawah spinal sampai ke tumit. PB
48 – 53 cm
7. 2. PENILAIAN APGAR SCORE
APGAR adalah metode penilaian yang digunakan untuk mengkaji kesehatan neonatus
dalam 1 sampai 5 menit setelah lahir.
Penilaian menit pertama untuk menentukan tindakan, sedangkan menit kelima adalah
menentukan prognosa.
A = APPEARANCE -WARNA KULIT/PERMUKAAN TUBUH
P = PULSE--- DENYUT NADI
G = GRIMACE-- RESPON TERHADAP RANGSANGAN
A = ACTIVITY-- GERAKAN EKSTREMITAS
R = RESPIRATORY---PERNAFASAN
8. Tanda-tanda 0 1 2
A:Appreance
(warna kulit]
Pucat atau Biru Tubuh Merah
Seluruh Tubuh
Merah
P: Pulse
(frekuensi jantung)
Tak ada detak
Jantung
<100x/menit Lemah
dan Lamban
>100x/menit Detak
jantung kuat
G:Grimace
(Reaksi thdp rangsang)
Tidak ada respon Menyeringai Menangis
A: Activity
(Tonus otot)
Tidak ada
Gerakan
Ada sedikit
Seluruh ekstermitas
bergerak aktif
R: Respiratory Tak ada Pernapasan
perlahan, Bayi
Menangis Kuat
9. Penilaian APGAR SCORE
• Nilai 7-10 : bayi normal
• Nilai 4-6 : bayi
dengan asfiksia ringan
dan sedang
• Nilai 1-3 : bayi
dengan asfiksia berat
1. Jika jumlah skor berkisar
4 – 6 pada menit
pertama, bayi
memerlukan tindakan
medis segera seperti
penyedotan lendir yang
menyumbat jalan napas
dengan suction, atau
pemberian oksigen untuk
membantunya bernapas
2. Jika nilai skor Apgar
antara 0 – 3,
membutuhkan resusitasi
10. 3. Pemeriksaan reflex BBL
Reflek pada BBL di sebut reflex primitif
Reflek primitif adalah aksi reflek yang berasal dari dalam
pusat sistem saraf yang ditunjukkan oleh bayi baru lahir
normal namun secara neurologis tidak lengkap seperti
pada orang dewasa dalam menanggapi rangsang
tertentu.
Reflek ini tidak menetap hingga dewasa,namun lama-
kelamaan akan menghilang karena dihambat oleh lobus
frontal sesuai dengan tahap perkembangan anak normal
11. a. Sucking reflex
Refleks menghisap (sucking reflex) Bayi akan
melakukan gerakan menghisap ketika Anda
menyentuhkan puting susu ke ujung mulut bayi.
Refleks menghisapterjadi ketika bayi yang baru
lahir secara otomatis menghisap benda yang
ditempatkan di mulut mereka.
12. b. Rooting reflex
Refleks mencari (rooting reflex) Rooting reflex
terjadi ketika pipi bayi diusap (dibelai) atau di sentuh
bagian pinggir mulutnya. Sebagai respons, bayi itu
memalingkan kepalanya ke arah benda yang
menyentuhnya, dalam upaya menemukan sesuatu
yang dapat dihisap. Refleks menghisap dan mencari
menghilang setelah bayi berusia sekitar 3 hingga 4
bulan.
13. c. Reflex Moro
Refleks moro (moro reflex) Releks Moro adalah
suatu respon tiba tiba pada bayi yang baru lahir
yang terjadi akibat suara atau gerakan yang
mengejutkan. Ketika dikagetkan, bayi yang baru
lahir itu melengkungkan punggungnya,
melemparkan kepalanya kebelakang, dan
merentangkan tangan dan kakinya.
14. d. Tonic neck reflex
Refleks leher (tonic neck reflex) Akan terjadi
peningkatan kekuatan otot (tonus) pada
lengan dan tungkai sisi ketika bayi Anda
menoleh ke salah satu sisi.
15. e. Grasping /palmar Grasp Reflex
refleks gerakan jari-jari tangan mencengkram
benda-benda yang disentuhkan ke bayi, indikasi
syafar berkembang normal – hilang setelah 3-4
bulan Bayi akan otomatis menggenggam jari ketika
Anda menyodorkan jari telunjuk kepadanya. Reflek
menggenggam tejadi ketika sesuatu menyentuh
telapak tangan bayi. Bayi akan merespons dengan
cara menggenggamnya kuat
16. f. Babinski Reflex
Refleks primitif pada bayi berupa
gerakan jari-jari mencengkram ketika
bagian bawah kaki diusap, indikasi syaraf
berkembang dengan normal. Hilang di
usia 4 bulan.
17. g. Swimming reflex
ditunjukkan pada saat bayi diletakkan di
kolam yang berisi air, ia akan mulai
mengayuh dan menendang seperti
gerakan berenang.Reflek ini akan
menghilang pada usia empat sampai
enam bulan.
18. h. Stepping/walking reflex
Jika ibu atau seseorang menggendong
bayi dengan posisi berdiri dantelapak
kakinya menyentuh permukaan yang
keras, ibu/orang tersebut akanmelihat
refleks berjalan, yaitu gerakan kaki
seperti melangkah ke depan.
19.
20. i. Crawling reflex
Saat bayi diposisikan tengkurap maka
bayi akan membentuk posisi merangkak
karena saat di dalam rahim kakinya
tertekuk kearah tubuhnya.
32. Pengertian
• Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver
Development Screening Test (DDST) dan Revisied Denver
Developmental Screening Test (DDST-R)
• Adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan
perkembangan anak. Tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ.
Waktu yang dibutuhkan 15-20 menit
33. Pengertian
• Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver
Development Screening Test (DDST) dan Revisied Denver
Developmental Screening Test (DDST-R)
• Adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan
perkembangan anak. Tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ.
Waktu yang dibutuhkan 15-20 menit
34. Aspek Perkembangan yang dinilai
Terdiri dari 125 tugas perkembangan.
Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas
35. Ada 4 sektor perkembangan yang
dinilai:
1) Personal Social (perilaku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri,
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
2) Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk
mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil,
tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
36. lanjutan
3) Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara,
mengikuti perintah dan berbicara spontan
4) Gross motor (gerakan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
37. Alat yang digunakan
• Alat peraga: benang wol merah, kismis/ manik-manik,
Peralatan makan, peralatan gosok gigi, kartu/
permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/ kertas,
pensil, kubus warna merah-kuning-hijau-biru, kertas
warna (tergantung usia kronologis anak saat diperiksa).
• Lembar formulir DDST II
• Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-
cara melakukan tes dan cara penilaiannya.
38. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:
1) Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua
anak yang berusia:
•3-6 bulan
•9-12 bulan
•18-24 bulan
•3 tahun
•4 tahun
•5 tahun
2) Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai
adanya hambatan perkembangan pada tahap pertama.
Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang
lengkap.
39. Penilaian
Jika Lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah anak tidak
mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity = NO).
40. CARA PEMERIKSAAN DDST II
• Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir
anak yang akan diperiksa. Gunakan patokan 30 hari
untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun.
• Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari
dibulatkan ke bawah, jika sama dengan atau lebih dari
15 hari dibulatkan ke atas.
• Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong
garis horisontal tugas perkembangan pada formulir
DDST.
• Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa
yang P dan berapa yang F.
• Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam:
Normal, Abnormal, Meragukan dan tidak dapat dites.
41. Interpretasi
1) Abnormal
a) Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2
sektor atau lebih
b) Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih
keterlambatan Plus 1 sektor atau lebih dengan 1
keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut
tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan
dengan garis vertikal usia .
2) Meragukan
a) Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau
lebih
b) Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1
keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada
yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis
vertikal usia.
42. 3) Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi
abnormal atau meragukan.
4) Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.
43. Umur Anak
Dalam pelaksanaan skrining test dengan DDST ini, umur
anak perlu ditetapkan terlebih dahulu, dengan
menggunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12
bulan untuk satu tahun.
Jika pada perhitungan umur kurang 15 hari dibulatkan ke
bawah dan ≥ 15 hari di bulatkan ke atas
44. Contoh
Pada bayi aterm (cukup bulan)
• Budi lahir pada tanggal 23 mei 2007 dari kehamilan yang
cukup bulan dan test dilakukan pada tanggal 5 oktober
2009, maka perhitunganya sebagai berikut:
2009 – 10 – 5 ( saat test)
2007 – 5 – 23 ( tgl lahir) –
2 - 4 - 12
= 2 tahun 4 bulan 12 hari, karena 12 hari adalah lebih
kecil dari 15 maka dibulatkan ke bawah sehingga umur
budi saat ini adalah 2 tahun 4 bulan
45. Pada bayi prematur
An. Lula lahir prematur pada kehamilan 32 minggu, lahir
pada tanggal 5 Agustus 2006. Diperiksa
perkembangannya dengan DDST II pada tanggal 1 April
2008. Hitung usia kronologis An. Lula!
Jawab:
2008 – 4 – 1
2006 – 8 – 5
_________ - selisih prematuritas bayi/anak
1 – 7 -26
46. An. Lula prematur 32 minggu
Aterm = 37 minggu
Maka 37 – 32 = 5 minggu
47. Jadi usia An. Lula jika aterm (tidak prematur) adalah 1
tahun 7 bulan 26 hari atau
1 tahun 8 bulan atau 20 bulan
Usia tersebut dikurangi usia keprematurannya yaitu 5
minggu X 7 hari = 35 hari, sehingga usia kronologis An.
Lula untuk pemeriksaan DDST II adalah:
1 tahun 7 bulan 26 hari – 35 hari = 1 tahun 6 bulan 21 hari
Atau
1 tahun 7 bulan atau 19 bulan