Ringkasan:
Ballard Score merupakan sistem penilaian usia gestasi bayi baru lahir melalui penilaian fisik dan neuromuskular. Sistem ini menilai kriteria fisik seperti kulit, payudara, genitalia, dan tanda-tanda lainnya. Juga menilai kriteria neuromuskular seperti tonus otot, postur tubuh, dan gerakan tangan serta kaki. Penilaian ini memberikan skor kematangan fisik dan neuromuskular untuk memperkirakan usia
2. Kelompok 1 Sri Rahayu Firman (70600119003)
St Rihlatun Namirah (70600119010)
Rachel Humaerah (70600119012)
Din Nurul Rasidin Rumi (70600119016)
Intan Fitria Sani (70600119018)
Sultan Abdul Madjid (70600119020)
Nadia Firdha Amalia (70600119025)
Fadli Zainul Muttaqin (70600119034)
Astrid Putri Shafira (70600119045)
Nadhiyatul Hikmah (70600119047)
3. Ballard Score merupakan sistem penilaian usia gestasi
bayi baru lahir melalui penilaian fisik dan neuromuskular.
Skor ballard yang semakin rendah menunjukan belum
sempurnanya kematangan neuromuscular dan fisik baru
lahir sehingga akan menyebabkan kelemahan gerak
motorik bayi.
5. Kriteria
Kulit
• Pada extreme prematurity kulit janin sedikit sekali terdapat lanugo.
• Lanugo mulai tumbuh pada usia gestasi 24 hingga 25 minggu dan
biasanya sangat banyak, terutama di bahu dan punggung atas ketika
memasuki minggu ke 28.
• Lanugo mulai menipis dimulai dari punggung bagian bawah.
• Daerah yang tidak ditutupi lanugo meluas sejalan dengan maturitasnya dan
biasanya yang paling luas terdapat di daerah lumbosakral.
• Pada punggung bayi matur biasanya sudah tidak ditutupi lanugo.
• Variasi jumlah dan lokasi lanugo pada masing-masing usia gestasi
tergantung pada genetik, kebangsaan, keadaan hormonal, metabolik, serta
pengaruh gizi.
• Pada bayi dari ibu dengan diabetes mempunyai lanugo yang sangat
banyak.
• Dalam melakukan skoring pemeriksa hendaknya menilai pada daerah yang
mewakili jumlah relatif lanugo bayi yakni pada daerah atas dan bawah dari
punggung bayi.
6. Kriteria Permukaan
Plantar
Garis telapak kaki pertama kali muncul pada bagian anterior, ini kemungkinan
berkaitan dengan posisi bayi ketika di dalam kandungan. Bayi very premature
dan extremely immature tidak mempunyai garis pada telapak kaki. Untuk
membantu menilai maturitas fisik bayi tersebut berdasarkan permukaan plantar
maka dipakai ukuran panjang dari ujung jari hingga tumit.
7. Areola mammae terdiri atas jaringan mammae yang tumbuh akibat stimulasi
esterogen ibu dan jaringanlemak yang tergantung dari nutrisi yang
diterimajanin. Pemeriksa menilai ukuran areola dan menilaiada atau tidaknya
bintik-bintik akibat pertumbuhanpapila Montgomery. Kemudian dilakukan
palpasi jaringan mammae di bawah areola dengan ibu jaridan telunjuk untuk
mengukur diameternya dalam milimeter
Kriteria Payudara
8. • Telinga
Pemeriksaan yang dilakukan terdiri atas palpasiketebalan kartilago kemudian
pemeriksaan melipatdaun telinga ke arah wajah kemudian lepaskan dan pemeriksa
mengamati kecepatan kembalinya dauntelinga ketika dilepaskan ke posisi semulanya.
• Mata
Pemeriksaan mata pada intinya menilai kematanganberdasarkan perkembangan
palpebra. Pemeriksaberusaha membuka dan memisahkan palpebra superior dan
inferior dengan menggunakan jari telunjuk dan ibujari. Pada bayi extremely
prematurepalpebara akanmenempel erat satu sama lain. Dengan bertambahnya
maturitas palpebra kemudian bisa dipisahkan walaupunhanya satu sisi dan
meningggalkan sisi lainnya tetappada posisinya.
Mata/Telinga
9. Kriteria
Genital (Pria)
Testis pada fetus mulai turun dari cavum peritoneum
ke dalam scrotum kurang lebih pada minggu ke 30
gestasi. Testis kiri turun mendahului testis kanan
yaitu pada sekitar minggu ke 32. kedua testis
biasanya sudah dapat diraba di canalis inguinalis
bagian atas atau bawah pada minggu ke 33 dan 34
kehamilan. Kulit skrotum menjadi lebih tebal dan
membentuk rugae.
10. Kriteria
Genital (Wanita)
Untuk memeriksa genitalia neonates
perempuanmaka neonates harus
diposisikantelentang denganpinggul abduksi kurang
lebih 45° dari garis horizontal.
Pada neonates extreme premature, labia datardan
klitoris sangat menonjol dan menyerupai penis.
12. Tonus otot tubuh tercermin dalam postur tubuh bayi saat
istirahat dan adanya tahanan saat otot diregangkan. Pada
bayi prematur tonus pasif ekstensor tidak mendapat
perlawanan, sedangkan pada bayi yang mendekati matur
menunjukkan perlawanan tonus fleksi pasif yang progresif.
Kriteria Postur
13. Square window diukur dengan melenturkan tangan neonatus ke bawah dengan
tekanan yang lembut.
· <26 minggu: Pergelangan tangan tidak dapat ditekuk hingga 90 derajat
· <30 minggu: Pergelangan tangan dapat ditekuk namun tidak lebih dari 90 derajat
· 36-38 minggu: Pergelangan tangan dapat ditekuk tidak lebih dari 45 derajat
· 38-40 minggu: Terjadi fleksibilitas secara maksimal, telapak tangan dapat dibawa
ke lengan bawah
Kriteria Square Window
14. Arm recoil dapat dinilai dengan memposisikan neonatus dalam posisi terlentang,
lengan difleksikan selama 5 detik, kemudian lengan diekstensikan dan dilepaskan
sepenuhnya.
· <28 minggu: Tidak mengalami recoil
· 32-36 minggu: Terjadi rekoil tapi tidak melewati 90 derajat
· 36-40 minggu: Terjadi rekoil hingga 90 derajat
· >40 minggu: Terjadi rekoil penuh dengan cepat
Kriteria Arm Recoil
15. • Manuver ini menilai pematangan tonus fleksor pasif dari sendi lutut dengan
menguji resistensi terhadap ekstensi ekstremitas bawah.
• Bayi berbaring terlentang, dengan popok dilepaskan, paha diletakkan dengan
perlahan di perut bayi dengan lutut tertekuk penuh.
• Setelah bayi rileks dalam posisi tersebut, pemeriksa dengan lembut
menggenggam kaki yang lainnya dengan satu tangan sambil menopang sisi paha
dengan tangan lainnya. Berhati-hatilah untuk tidak memberikan tekanan pada
paha belakang, karena ini dapat mengganggu fungsinya. Kaki diluruskan sampai
resistensi maksimal terhadap ekstensi didapatkan.
• Pada beberapa bayi, kontraksi hamstring dapat terlihat selama manuver ini. Pada
titik ini sudut yang terbentuk di lutut oleh kaki bagian atas dan bawah diukur.
Kriteria Sudut Popliteal
17. Manuver ini mengukur nada fleksor pasif tentang korset panggul dengan tes fleksi
pasif atau resistensi terhadap perpanjangan otot fleksor pinggul posterior. Bayi
ditempatkan terlentang dan tertekuk ekstremitas bawah dibawa untuk beristirahat di
kasur bersama bagasi bayi. Pemeriksa mendukung paha bayi lateral samping tubuh
dengan satu telapak tangan. Sisi lain digunakan untuk menangkap kaki bayi di sisi
dan tarik ke arah telinga ipsilateral. Para menebang pemeriksa untuk ketahanan
terhadap perpanjangan fleksor panggul korset posterior dan catatan lokasi dari tumit
mana resistensi yang signifikan yang nantinya akan jadi penilaian. Terdapat bilai yang
berbeda pada tiap letak yang menunjukkan resistensi, yang dimana : Relinga (-1);
hidung (0); dagu tingkat (1); baris puting (2); daerah pusar (3), dan femoralis lipatan
(4).
Kriteria Tumit ke Telinga
21. Daftar Pustaka
• Mahmudah, Anisah. Status Pertumbuhan Intrauterin pada Bayi Baru Lahir dengan Kelainan
Kongenital di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Tahun 2016 [Skripsi]. Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin. 2017.
• Sa’adah, Fitriani, Ernawati. Efektifitas Stimulasi Sensorik dan Penguatan Otot Ekstremitas
pada Perkembangan Neuromuscular Bayi Baru Lahir Preterm. WIJAYAKUSUMA Prosiding
Seminar Nasional. Vol. 1 (01); 2020
• Khan OA, et. All. Neonatal Neurological Examination.2014. Neoreviews; 15(8).
• Ballard JL, Khoury JC, Wedig K,et al : New Ballard Score, expanded to include extremely
premature infants. J Pediatrics 1991;119:417-423.