Pemantauan perkembangan bayi paska perawatan NICU penting untuk mengurangi risiko gangguan kesehatan dan perkembangan. Langkah-langkah yang direkomendasikan meliputi pemantauan pertumbuhan secara berkala, skrining pendengaran dan penglihatan, serta penggunaan alat ukur seperti KPSP dan Denver II untuk mendeteksi gangguan neurologis dan perkembangan dini.
3. KOMPLIKASI BBLR YANG PULANG DARI RS
BBLR yang pulang dari RS :
Serebral palsi 6,1%,
Penyakit paru kronis 20%
Gangguan pendengaran 2,5%
Gangguan penglihatan dan kebutaan 3,8%
Masalah mata lainnya 13,4%
4. Neurodevelopmental Outcome
Berdasarkan Berat Badan Lahir
Variabel
Berat Lahir (gram)
< 1.000 1.000-1.500 1.500-2.500 > 2.500
Kelainan neurologi (%) 20 15 8 < 5
Cerebral palsy (%) > 5 4 2 < 0,4
IQ rata-rata 88 96 96 103
IQ < 70 (%) 13 5 5 3
5. Pendahuluan
• Kemajuan NICU bayi prematur / BBLR,
bayi asfiksia, sepsis dll survive
– Resiko sakit berulang re hospitalisasi
– Gangguan pertumbuhan
– Gangguan perkembangan
Survive
Optimal pertumbuhan, perkembangan
kualitas hidup
6. Discharge
planning
NICU discharge criteria
Konseling & edukasi OT
Upaya preventif dan promotif
Pemantauan pertumbuhan dan kecukupan nutrisi
Pemantauan perkembangan dan perlilaku
(AAP, Committee on Fetus and Newborn. 2008)
Follow up
7. Upaya Preventif dan Promotif
• Imunisasi:
– Bayi prematur / bayi perawatan NICU yang
stabil harus diimunisasi sesuai rekomendasi
menggunakan usia kronologis
– Kecuali hepatitis B: tergantung dari HbSAg
ibu dan BBL
8. Preterm Infants
• Birth dose and HBIG if mother HBsAg
positive
• Preterm infants who weight less than
2,000 grams have a decreased
response to vaccine administered before
1 month of age
• Delay first dose until chronologic age 1
month if mother HBsAg negative
9. Upaya Preventif dan Promotif
• Bayi prematur: konseling perawatan bayi
lekat (KMC)
• Perilaku tidur yang baik
10. MANFAAT KMC
• Mencegah hipotermia
• Produksi ASI ibu meningkat
• Berat badan bayi cepat naik
• Ikatan emosi antara ibu dan bayi
11. Pencegahan SIDS
TASK FORCE ON SUDDEN INFANT DEATH SYNDROME (SIDS), AAP 2011
• Bayi prematur / bayi paska NICU
mempunyai risiko yang lebih tinggi
mengalami SIDS
• Tidur posisi terlentang: protective airway
mechanisme mencegah aspirasi
– Sampai usia 1 tahun, kecuali bila bayi sudah
bisa tengkurep dan membalik sendiri
12. Pencegahan SIDS
• Gunakan alas yang “datar/ keras”
• Tidur dalam satu kamar tetapi tidak boleh
dalam satu bed
• Jauhkan dari asap rumah tangga, asap rokok
• Berikan ASI
• Imunisasi sesuai rekomendasi: tidak ada bukti
imunisasi meningkatkan risiko SIDS, bahkan
imuisasi sebagai faktor protektif
13. Pertumbuhan
• Mengidentifikasi secara dini adanya potensi
masalah kesehatan dan nutrisi intervensi
• BBLSR: pertumbuhan BB yang adekuat
pada awal kehidupan mengurangi risiko
terjadinya cerebral palsi dan gangguan
neurodevelopment (Richard. Pediatrics; 2006)
• Bayi prematur: pertumbuhan LK mempunyai
korelasi dengan gangguan
neurodevelopment (Cheong JL. Pediatrics; 2008)
14. Langkah –langkah Penilaian
Pertumbuhan
1. Pengukuran BB, PB/TB, LK secara
benar, akurat dan serial
2. Men”plot”kan secara tepat dalam kurve
pertumbuhan
3. Menginterpretasi pola pertumbuhan
4. Mendiskusikan pola pertumbuhan dengan
orang tua dan tindakan apa yang harus
dilakukan
15. Kurva Pertumbuhan Bayi Prematur
• Usia koreksi:
– Bayi < 37 minggu
– Lama: paling tidak 24 bulan
• S/d usia gestasi 50 minggu (usia koreksi 10
minggu) kurve Fenton yang sudah direvisi
• > 10 minggu: Kurve WHO growth standart 2006
(Fenton TR; BMC Pediatrics 2013)
16. Catch up growth
• 2-3 tahun
• Semakin muda, kecil, & sakit semakin
lama catch up
• Lingkar Kepala - BB - PB
• Lingkar kepala: lihat trend
–Mikrosefal
–Makrosefal hidrosefalus
18. Sensori
• Pendengaran
– OAE (sebelum pulang), ulang 3 bulan bila
hasil refer
– Bera (bila hasil OAE refer, 6 bulan)
• Penglihatan:
– ROP: usia gestasi 31-33 minggu sampai
vaskularisasi matur
– Strabismus
– Visus
- Skrining/penjaringan
- oleh:
-orang tua
-anggota keluarga
-petugas kesehatan
19. 19
DETEKSI DINI TAHAP AWAL
- Sejak lahir sampai usia 5-6 bulan
- Cara memberi suara:
- anak saat mulai/awal tidur
- suara keras, bunyi familier
- tiba-tiba/sekonyong-konyong
- di samping anak
- Reaksi anak:
- mengangkat kedua lengan / kaki
- bersifat reflektoris
20. 20
HASIL
- Ada refleks fungsi pendengaran baik
- Tak ada refleks:
- belum pasti fungsi pendengaran jelek
- perlu pengulangan 3x berturutan
1 minggu berikutnya
jika tak ada refleks:
- kemungkinan tuli
- kemungkinan pertumbuhan saraf lambat
- ulangi sampai saat usia 9-13 bulan
Respon terhadap suara: gerakan kaki & tangan
22. 22
OAE SKRINING NEONATUS
Dapat dilakukan ditempat perhatikan “noise
level”
Fungsi sensoris koklea N OAE : ada
OAE abnormal SHL, SNHL ringan
Personil : non audiologik
Reliabel untuk neonatus
23. 23
OAE
- elektrofisiologik pada respons behavioral
fungsi koklea secara spesifik
- tidak tergantung fungsi sentral
- tidak tergantung pada kondisi anak (tidur)
- waktu: relatif pendek
- informasi audiologi yang spesifik
- untuk “cross check” fungsi pendengaran
24. 24
Brainstem Evoked Response Auditory (BERA)
sistem saraf pada central auditory nervous system
saraf pendengaran
struktur batang otak
25. 25
PENATALAKSANAAN
o Paparan suara bicara sesering mungkin
o Lips reading, gerak tubuh
o Medikamentosa (pirasetam) terutama pada usia
golden periode
26. 26
SIMPULAN
- Deteksi dan diagnosis dini pendengaran diikuti
stimulasi dini perlu dilakukan seawal mungkin
- Latihan mendengar disertai bicara dilakukan
seawal mungkin
- Petugas kesehatan & orangtua/keluarga proaktif
27. Retinopathy of Prematurity
(ROP)
• Kelainan retina pada bayi prematur
dimana pembuluh darah retina yang
imatur tidak tumbuh dan berkembang
secara normal.
• Ditemukan oleh Theodore L Terry (1942),
Fibroplasia Retrolental
• Penyebab kebutaan pada anak ke-2
setelah distrofi retina
28. Skrining
• Rekomendasi :
– Siapa harus di skrining *:
• Bayi prematur <30 minggu, dengan BBL < 1500 gram
• Bayi prematur BBL 1500-2000 gram dengan kondisi
sistemik tidak stabil
– Di Indonesia :
• Bayi prematur < 34 minggu, dengan BBL < 1500 gram
29. Pencegahan
• Pencegahan:
– Saturasi oksigen*:
– Meningkatkan dan mengoptimalkan nutrisi **
– * The Journal of Clinical Investigation. 2010. 120;9:3022-
3032
– ** Seminars in Fetal & Neonatal Medicine 18 (2013)
136e142
30. Kesimpulan ROP:
– ROP : Kelainan pertumbuhan pembuluh
darah retina pada bayi lahir prematur
– Penyebab kebutaan retina ke 2 pada anak
– Resiko kebutaan dikurangi dengan
penanganan yang adekuat dan tepat waktu
– Bayi prematur < 34 minggu, BBL < 1500
gram harus mengalami pemeriksaan retina
berulang
– Perlu kerja sama petugas kesehatan
(perawat, bidan, dokter umum di
Puskesmas), dokter anak, dokter mata,
orang tua bayi
31. Perkembangan dan perilaku
• Pemeriksaan neurologi:
– Reflek primitive: ada / hilang, simetris
• Surveilance perkembangan:
– Kontinue: setiap kunjungan
– Milestone
• Screning perkembangan:
– Test yang tervalidasi
– Bila hasil surveilance curiga ada gangguan
– Usia 9,18, 24/30 bulan
32. REFLEK PRIMITIF
REFLEKS ONSET RESPON YANG MUNCUL USIA
MENGHILANG
MORO Lahir Muncul spontan terhadap gerakan, suara keras atau
perubahan cahaya. Pemeriksaandilakukan dengan
mengagkat kepala bayi 30°-45° terhadap tubuhnya,
lalu ikuti dengan ekstensi leher dengan cara
menjatuhkan kepala terhadap tangan pemeriksa.
Respon terdiri dari abduksi simetris dan ekstensi
lengan, jari-jari mengembang seperti kipas, diikuti
gerakan adduksi dan fleksi simetris semua anggota
gerak. Seringkali disertai tangisan
Umumnya pada
usia 6 bulan
Abnormal bila
tidak dijumpai
reflek atau bila
refleks asimetris
Asymmetric tonic neck
reflex
Lahir Bayi berada dalam posisi terlentang dan
simetris, pemeriksa memutar kepala bayi
menghadap ke satu sisi. Respon adalah
anggota gerak pada sisi kepala yang di
tolehkan ekstensi, anggota gerak sisi yang
berlawanan akan fleksi. Posisi ini seperti
pemain anggar/fencer position.
Saat usia 6 bulan
dalam keadaan
bangun.
Abnormal jika bayi
tetap berada dalam
postur seperti ini
lebih dari beberapa
detik
Palmar Grasp Lahir Meletakkan jari ataupun benda kecil pada
telapak tangan dapat merangsang fleksi
ataupun genggaman involunter
Melemah saat usia
2-4 bulan
Menghilang saat
usia 6 bulan
Placing Reflex Lahir Bayi di pegang dengan posisi tegak, dorsum
pedis menyentuh permukaan meja. Pinggul dan
lutut akan fleksi seolah-olah bayi menarik kaki
dari meja
Saat usia 5 bulan
Abnormal jika
menetap atau
asimetris
33. Instrument
• KPSP (kuesioner pra
skrining perkembangan)
• Test daya dengar (TDD)
• Test daya lihat (TDL)
• Denver II
• Capute scales
• CHAT (check list for autism)
• Abreviated Conner Rating
Scale (ADHD)
• Kuesioner masalah mental
emosi (KMME)
34. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
(KPSP)
9-10 pertanyaan singkat pada orang-tua /
pengasuh, tentang kemampuan yang telah dicapai oleh
anak
3 – 72 bulan
• INTERPRETASI:
“Ya” : 9-10 perkembangan anak sesuai tahap
perkembangannya (S) puji dan lanjutkan stimulasi
“Ya”: 7-8 meragukan (M): dukung ibu, ajarkan
stimulasi ulang 2 minggu kemudian
Ya” < 6: kemungkinan ada penyimpangan (P)
skrining
36. Denver II
• Skrining test, bukan test IQ, bukan untuk diagnosis
untuk skrining gangguan perkembangan (development
delay)
• 0- 6 tahun
• Reliabilitas:
– the mean examiner –observer reliability is 0,99: 0,99-1,00+ 1,16
– Test- retest : 0,9; 0,5-1,00= 0,2
• 4 gugus perkembangan:
– Personal-sosial
– Motorik halus- adaptif
– Bahasa
– Motorik kasar
• Interpretations:
– Normal, suspect, un-testable.
– Suspect or un-testable re screen in 1-2 weeks
37.
38. • Terdiri dari 2 jenis
pemeriksaan :
– Cognitive Adaptive
Test (CAT) Visual-
motor
– Clinical Linguistic &
Auditory Milestone
Scale (CLAMS)
bahasa
39.
40.
41. Kesimpulan
• Untuk meningkatkan survival dan kualitas
hidup, bayi paska perawatan NICU
membutuhkan:
– Upaya preventif dan promotif
– Pemantauan pertumbuhan dan kecukupan nutrisi
– Pemantauan perkembangan dan perlilaku