SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
HUBUNGAN STRUKTUR, SIFAT KIMIA
FISIKA DENGAN PROSES ABSORPSI,
DISTRIBUSI DAN EKSKRESI OBAT
DISUSUN OLEH:
DINDA STIFANY SAKINAH
G70120005
KIMIA MEDISINAL
OLEH : SISWANDONO
Hub Struktur, Sifat Kimia Fisika Dengan Proses
Absorpsi, Distribusi Dan Ekskresi Obat
Obat yang masuk ke tubuh melalui cara tertentu, misal melalui oral,
parenteral, anal, dermal atau cara lainnya, obat akan mengalami
proses absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi. Selain proses
di atas, kemungkinan obat akan mengalami modifikasi fisika yang
melibatkan bentuk sediaan atau formulasi obat, dan modifikasi kimia
yang melibatkan perubahan struktur molekul obat, dan hal ini dapat
memengaruhi respons biologis.
Fasa-Fasa Penting Dalam Kerja Obat
Tiga fasa yang menentukan terjadinya aktivitas biologis obat adalah:
1. Fasa farmasetis, yang meliputi proses pabrikasi, pengaturan dosis,
formulasi, bentuk sediaan, pemecahan bentuk sediaan dan terlarutnya obat
aktif. Fasa ini berperan dalam ketersediaan obat untuk dapat diabsorpsi ke
tubuh.
2. Fasa farmakokinetik, yang meliputi proses absorpsi, distribusi, metabolisme
dan ekskresi obat (ADME). Fasa ini berperan dalam ketersediaan obat
untuk mencapai jaringan sasaran (target) atau reseptor sehingga dapat
menimbulkan respons biologis.
3. Fasa farmakodinamik, yaitu fasa terjadinya interaksi obat-reseptor dalam
jaringan sasaran. Fasa ini berperan dalam timbulnya respons biologis obat.
Hub Struktur, Sifat Kimia Fisika dengan Proses
Absorpsi Obat
Proses absorpsi merupakan dasar yang penting dalam menentukan aktivitas
farmakologis obat. Kegagalan atau kehilangan obat selama proses absorpsi
akan memengaruhi efek obat dan menyebabkan kegagalan pengobatan.
• Absorpsi obat melalui saluran cerna
• Absorpsi obat melalui mata
• Absorpsi obat melalui paru
• Absorpsi obat melalui kulit
Absorpsi obat melalui saluran cerna terutama tergantung uk. partikel, koefisien
partisi, dan derajat ionisasi senyawa obat.
Hub Struktur, Sifat Kimia Fisika dengan Proses
Absorpsi Obat
 Obat-obat basa lemah dalam lambung (pH 1-3.5), sebagian besar berbentuk
ion sehingga kelarutan dalam lemak kecil → sulit menembus lambung. Dalam
usus halus (pH 5-8) menjadi bentuk tak terion, kelarutan dalam lemak besar
→ mudah menembus membrane usus.
Contoh: aminopirin, kafein, asetanilid, kuinin
 Obat-obat asam lemah pada lambung yang bersifat asam menjadi bentuk
tak terion → mudah menembus membran lambung.
Contoh: asam salisilat, asetosal, fenobarbital, asam benzoat
 Asam atau basa kuat mengalami ionisasi sempurna, kelarutan dalam lemak
rendah → sulit menembus membrane saluran cerna.
Contoh : asam sulfonate dan turunan ammonium kuartener
Hubungan Perubahan PH Dengan % Bentuk
Molekul
Bentuk mol. obat → mudah larut dalam lemak → mudah menembus membrane
biologis→ jumlah yang berinteraksi dengan reseptor besar→ aktivitas
biologis besar pula
Sambungan...
Hubungan antara pKa, pH, dan bentuk molekuler obat dapat digambarkan melalaui persamaan
Handerson-Hasselbach sebagai berikut:
𝑝𝐻 = 𝑝𝐾𝑎 + 𝑙𝑜𝑔 𝐶𝑖 /C𝑢
dimana : 𝐶𝑢 = (1−∝) dan 𝐶𝑖 =∝
keterangan :
pKa : -log tetapan ionisasi
Ka Cu : Kadar obat dalam bentuk molekuler (Asam)
Ci : Kadar obat dalam bentuk ion (Basa)
Perubahan pH dapat berpengaruh terhadap sifat kelarutan dan koefisien partisi obat. Yaitu :
 Perubahan pH (Meningkata/menurun) berpengaruh terhadap sifat ionisasi yang bisa
bertambah besar/kecil.
 Perubahan pH (Meningkata/menurun) berpengaruh terhadap kereaktifan gugus asam atau basa
pada permukaan sel atau dalam sel mikroorganisme.
 Perubahan pH (Meningkata/menurun) berpengaruh pada kadar meningkatnya kadar kation dan
anion sel yang dapat mempengaruhi menungkat attaupun menurunnya afinitas obat anion
aktif/kation aktif
Hub Struktur, Sifat Kimia
Fisika dengan Distribusi Obat
Pada umumnya distribusi obat terjadi dengan cara menembus membran
biologis melalui proses difusi. Mekanisme difusi dipengaruhi oleh struktur kimia,
sifat kimia fisika obat dan sifat membran biologis. Proses difusi dibagi menjadi
dua yaitu difusi pasif dan difusi aktif.
Interaksi Obat-Biopolimer.
Pengikatan obat biopolimer dipengaruhi oleh bentuk konformasi molekul obat dan
pengaturan ruang dari gugus-gugus fungsional. Besar dan tipe interaksi obat biopolimer
tergantung pada sifat kimia fisika molekul obat dan karakteristik biopolimer. Molekul
obat berinteraksi dengan lebih dari satu biopolimer yang berada dalam cairan luar sel
yaitu membran sel dan cairan dalam sel.
Interaksi obat biopolimer mempengaruhi yaitu:
 Awal kerja obat
 Masa kerja obat
 Besar efek biologis yang ditimbulkannya.
Berdasarkan sifatnya, interaksi obat biopolimer dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
 Interaksi tidak khas
 Interaksi yang khas
Sambungan...
 Interaksi Khas
Interaksi khas adalah interaksi yang menyebabkan perubahan strukturmakromolekul
reseptor sehingga timbul rangsangan perubahan fungsifisiologi normal, yang diamati
sebagai respon biologis. Yang termasuk interaksi khas yaitu :
 Interaksi obat dengan enzim biotransformasi Interaksi obat-enzim biotransformasi,
ditinjau dari tipe interaksi bersifatrelatif tidak khas tetapi bila ditinjau dari akibat
interaksi ternyata bersifat khas..
 Interaksi obat dengan reseptor
Tubuh mengandung makromolekul protein yang antara lain dapat berfungsi sebagai :
 Menyusun alat regenerasi sel
 Untuk mengangkut senyawa biologis
 Untuk kontraksi otot
 Sebagai katalisator dan mengontrol proses mekanisme tubuh
 Sebagai reseptor obat
Sambungan...
 Interaksi Tidak Khas
Interaksi tidak khas adalah interaksi obat dengan biopolimer, yanghasilnya tidak memberikan efek
yang berlangsung lama dan tidakmenyebabkan perubahan struktur molekul obat maupun
biopolimer.Interaksi ini bersifat terpulihkan, ikatan kimia yang terlibat pada umumnyamempunyai
kekuatan yang relatif lemah. Interaksi tidak khas tidakmenghasilkan respons biologis. Contoh
interaksi tidak khas obat dengan biopolimer antara lain adalah interaksi obat dengan protein,
jaringan, asamnukleat, mukopolisakarida dan lemak.
 Interaksi Obat dengan Protein
Untuk interaksi dengan protein plasma, molekul obat harus mempunyaistruktur dengan derajat
kekhasan tinggi walaupun tidak terlalu khas seperti pada interaksi obat-reseptor. Pada umumnya,
pengikatan obat oleh protein plasma lebih tergantung pada stuktur kimia dibandingkan dengan
koefisien partisi lemak/air.
Kompleks obat-protein mempunyai fungsi, antara lain :
 Pengangkutan senyawa biologis
 Detoksifikasi keracunan logam berat
 Meningkatkan absorpsi obat
 Mempengaruhi sistem distribusi obat yaitu dengan membatasiinteraksi obat dengan reseptor
khas, menghambat metabolisme danekskresi obat, sehingga memperpanjang masa kerja obat.
Sambungan...
Ikatan protein sebenarnya tidak di harapkan karena obat dalam bentuk terikat dengan
protein secara farmakologis tidak aktif. Ikatan tersebut bersifat terpulihkan, sehingga bila
ada gangguan kesetimbangan, obat bebas aktif akan dilepaskan kembali ke cairan
tubuh.
 Interaksi Obat Dengan Jaringan
obat dapat pula berinteraksi dengan jaringan membentuk depo obat diluar plasma darah.
Ikatan kompleks obat-jaringan kadang-kadang mempengaruhi
aktivitas biologis obat. Pengikatan obat oleh protein plasma dan jaringan dapat memberi
penjelasan mengapa kadar total obat yang tinggi dalam darah belum tentu mempunyai
keefektifan yang tinggi. Jadi yang lebih menentukan respons biologis adalah kadar obat
bebasdalam darah dan bukan kadar total obat dalam darah.
 Interaksi obat dengan asam nukleat
Beberapa obat tertentu dapat berinteraksi dengan asam nukleat danterikat secara
terpulihkan pada asam ribosnukleat (ARN), asamdeoksiribosnukleat (ADN) atau nukleutida inti
sel. Contohnya kuinakrin.
Sambungan…
 Interaksi obat dengan mukopolisakarida
Mukopolisakarida merupakan makromolekul yang mempunyai gugus-gugus polar dan
sebagian besar bermuatan negatif. Daya daya hidrasinyasangat kuat, makromolekul ini
dapat mengikat secara tidak khas obat yang bermuatan positif.5.
 Interaksi obat dengan jaringan lemak
Tubuh mengandung lemak netral cukup besar, ± 20-50% berat badan,yang berfungsi
sebagai depo obat-obat yang mudah larut dalam lemak.Dalam depo lemak, obat terikat
pada gliserida netral asam lemak,fosfolipid yang bersifat polar, seperti lesitin dan
sefaelin, sterol sepertikolestrol dan glikolipid seperti serebrosida
Hub Struktur, Sifat Kimia Fisika dengan Proses
Ekskresi Obat
 Ekskresi obat melalui paru
Obat yang diekskresikan melalui paru terutama adalah obat yang digunakan secara
inhalasi, seperti siklopropan, etilen, nitrogen oksida, halotan, eter, kloroform dan enfluran.
 Ekskresi obat melalui ginjal
• Penyaringan glomerulus
• Absorpsi kembali scr pasif pada tubulus ginjal
• Sekresi pengangkutan aktif pd tubulus ginjal, ex: bentuk terionisasi obat asam (as.
salisilat, penisilin probenesid, dll), bentuk terionisasi obat basa (morfin, kuinin, histamin)
 Ekskresi obat melalui empedu
• Dlm bentuk terkonjugasi dg glukoronat, sulfat, glisin, dll diekskresikan ke tinja, ex:
penisilin, rifampisin dll
• Hidrolisis oleh bakteri (siklus enterohepatik), ex: estrogen,digitoksin, hormon,dll
Hub Struktur, Sifat Kimia Fisika dengan Proses
Ekskresi Obat
 Obat (elektrolit lemah) pada urin normal (pH = 4,8-7,5) terdapat dalam bentuk
tidak terdisosiasi, mudah larut dalam lemak → mudah direabsorpsi oleh
tubular.
 Obat asam lemah, as. salisilat, fenobarbital, nitrofurantoin, asam nalidiksat,
asam benzoat dan sulfonamida, ekskresi↑ bila pH urin dibuat basa, dan bila
pH urin dibuat asam. Contoh: t sulfaetidol (asam lemah) pada pH urin 5 → 11,5
jam, pada pH urin=8t2 menjadi 4,2 jam.
 Obat basa lemah, ekskresi ↑ bila pH urin dibuat asam, dan bila pH urin dibuat
basa.Contoh: kuinakrin, klorokuin, prokain, meperidin, kuinin, amfetamin,
imipramin, amitriptilin dan antihistamin.
 Asam kuat dengan pKa <2,5, dan basa kuat dengan pKa > 12, terionisasi
sempurna pada pH urin→ eksresi tidak terpengaruh oleh perubahan pH.
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptx

farkin 1 - edit.pdf
farkin 1 - edit.pdffarkin 1 - edit.pdf
farkin 1 - edit.pdfOwiVanaya
 
Prinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatPrinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatDokter Tekno
 
Farmakologi part i
Farmakologi part iFarmakologi part i
Farmakologi part iary Camba
 
P2. Farmakokinetik & dinamik.pptx
P2. Farmakokinetik & dinamik.pptxP2. Farmakokinetik & dinamik.pptx
P2. Farmakokinetik & dinamik.pptxNFebrian
 
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptxFarmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptxHelmiMildani
 
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi  (prinsip terapeutika) bagian iiFarmakologi  (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian iiSurya Amal
 
Konsep dasar
Konsep dasar Konsep dasar
Konsep dasar Dedi Kun
 
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptxReview Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptxAPOTEKERBAYUPAMUNGKA
 
IO ADME.pptx
IO ADME.pptxIO ADME.pptx
IO ADME.pptxfiah0289
 
Interaksi Obat.pdf
Interaksi Obat.pdfInteraksi Obat.pdf
Interaksi Obat.pdfTika995824
 
I. pengantar farmakologi (Buku Farmakologi UI)
I. pengantar farmakologi (Buku Farmakologi UI)I. pengantar farmakologi (Buku Farmakologi UI)
I. pengantar farmakologi (Buku Farmakologi UI)Syifa Dhila
 
Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Oba...
Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Oba...Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Oba...
Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Oba...NelaSharon1
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Novi Fachrunnisa
 
Bab i interaksi herdelina, 10330049
Bab i interaksi herdelina, 10330049Bab i interaksi herdelina, 10330049
Bab i interaksi herdelina, 10330049Delina Damanik
 

Similar to PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptx (20)

farkin 1 - edit.pdf
farkin 1 - edit.pdffarkin 1 - edit.pdf
farkin 1 - edit.pdf
 
kuliah 1 (2021).pptx
kuliah 1 (2021).pptxkuliah 1 (2021).pptx
kuliah 1 (2021).pptx
 
Prinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatPrinsip kerja Obat
Prinsip kerja Obat
 
Farmakologi part i
Farmakologi part iFarmakologi part i
Farmakologi part i
 
P2. Farmakokinetik & dinamik.pptx
P2. Farmakokinetik & dinamik.pptxP2. Farmakokinetik & dinamik.pptx
P2. Farmakokinetik & dinamik.pptx
 
Pertemuan-1.pptx
Pertemuan-1.pptxPertemuan-1.pptx
Pertemuan-1.pptx
 
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptxFarmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
 
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi  (prinsip terapeutika) bagian iiFarmakologi  (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
 
Konsep dasar
Konsep dasar Konsep dasar
Konsep dasar
 
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptxReview Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
 
IO ADME.pptx
IO ADME.pptxIO ADME.pptx
IO ADME.pptx
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
Farmakologi
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Interaksi Obat.pdf
Interaksi Obat.pdfInteraksi Obat.pdf
Interaksi Obat.pdf
 
I. pengantar farmakologi (Buku Farmakologi UI)
I. pengantar farmakologi (Buku Farmakologi UI)I. pengantar farmakologi (Buku Farmakologi UI)
I. pengantar farmakologi (Buku Farmakologi UI)
 
Pertemuan ke tiga toksikologi
Pertemuan ke tiga toksikologiPertemuan ke tiga toksikologi
Pertemuan ke tiga toksikologi
 
Farmakologi Dasar
Farmakologi DasarFarmakologi Dasar
Farmakologi Dasar
 
Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Oba...
Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Oba...Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Oba...
Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Oba...
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
 
Bab i interaksi herdelina, 10330049
Bab i interaksi herdelina, 10330049Bab i interaksi herdelina, 10330049
Bab i interaksi herdelina, 10330049
 

Recently uploaded

CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanAprissiliaTaifany1
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 

Recently uploaded (10)

CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 

PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptx

  • 1. HUBUNGAN STRUKTUR, SIFAT KIMIA FISIKA DENGAN PROSES ABSORPSI, DISTRIBUSI DAN EKSKRESI OBAT DISUSUN OLEH: DINDA STIFANY SAKINAH G70120005 KIMIA MEDISINAL OLEH : SISWANDONO
  • 2. Hub Struktur, Sifat Kimia Fisika Dengan Proses Absorpsi, Distribusi Dan Ekskresi Obat Obat yang masuk ke tubuh melalui cara tertentu, misal melalui oral, parenteral, anal, dermal atau cara lainnya, obat akan mengalami proses absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi. Selain proses di atas, kemungkinan obat akan mengalami modifikasi fisika yang melibatkan bentuk sediaan atau formulasi obat, dan modifikasi kimia yang melibatkan perubahan struktur molekul obat, dan hal ini dapat memengaruhi respons biologis.
  • 3. Fasa-Fasa Penting Dalam Kerja Obat Tiga fasa yang menentukan terjadinya aktivitas biologis obat adalah: 1. Fasa farmasetis, yang meliputi proses pabrikasi, pengaturan dosis, formulasi, bentuk sediaan, pemecahan bentuk sediaan dan terlarutnya obat aktif. Fasa ini berperan dalam ketersediaan obat untuk dapat diabsorpsi ke tubuh. 2. Fasa farmakokinetik, yang meliputi proses absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi obat (ADME). Fasa ini berperan dalam ketersediaan obat untuk mencapai jaringan sasaran (target) atau reseptor sehingga dapat menimbulkan respons biologis. 3. Fasa farmakodinamik, yaitu fasa terjadinya interaksi obat-reseptor dalam jaringan sasaran. Fasa ini berperan dalam timbulnya respons biologis obat.
  • 4. Hub Struktur, Sifat Kimia Fisika dengan Proses Absorpsi Obat Proses absorpsi merupakan dasar yang penting dalam menentukan aktivitas farmakologis obat. Kegagalan atau kehilangan obat selama proses absorpsi akan memengaruhi efek obat dan menyebabkan kegagalan pengobatan. • Absorpsi obat melalui saluran cerna • Absorpsi obat melalui mata • Absorpsi obat melalui paru • Absorpsi obat melalui kulit Absorpsi obat melalui saluran cerna terutama tergantung uk. partikel, koefisien partisi, dan derajat ionisasi senyawa obat.
  • 5. Hub Struktur, Sifat Kimia Fisika dengan Proses Absorpsi Obat  Obat-obat basa lemah dalam lambung (pH 1-3.5), sebagian besar berbentuk ion sehingga kelarutan dalam lemak kecil → sulit menembus lambung. Dalam usus halus (pH 5-8) menjadi bentuk tak terion, kelarutan dalam lemak besar → mudah menembus membrane usus. Contoh: aminopirin, kafein, asetanilid, kuinin  Obat-obat asam lemah pada lambung yang bersifat asam menjadi bentuk tak terion → mudah menembus membran lambung. Contoh: asam salisilat, asetosal, fenobarbital, asam benzoat  Asam atau basa kuat mengalami ionisasi sempurna, kelarutan dalam lemak rendah → sulit menembus membrane saluran cerna. Contoh : asam sulfonate dan turunan ammonium kuartener
  • 6. Hubungan Perubahan PH Dengan % Bentuk Molekul Bentuk mol. obat → mudah larut dalam lemak → mudah menembus membrane biologis→ jumlah yang berinteraksi dengan reseptor besar→ aktivitas biologis besar pula
  • 7. Sambungan... Hubungan antara pKa, pH, dan bentuk molekuler obat dapat digambarkan melalaui persamaan Handerson-Hasselbach sebagai berikut: 𝑝𝐻 = 𝑝𝐾𝑎 + 𝑙𝑜𝑔 𝐶𝑖 /C𝑢 dimana : 𝐶𝑢 = (1−∝) dan 𝐶𝑖 =∝ keterangan : pKa : -log tetapan ionisasi Ka Cu : Kadar obat dalam bentuk molekuler (Asam) Ci : Kadar obat dalam bentuk ion (Basa) Perubahan pH dapat berpengaruh terhadap sifat kelarutan dan koefisien partisi obat. Yaitu :  Perubahan pH (Meningkata/menurun) berpengaruh terhadap sifat ionisasi yang bisa bertambah besar/kecil.  Perubahan pH (Meningkata/menurun) berpengaruh terhadap kereaktifan gugus asam atau basa pada permukaan sel atau dalam sel mikroorganisme.  Perubahan pH (Meningkata/menurun) berpengaruh pada kadar meningkatnya kadar kation dan anion sel yang dapat mempengaruhi menungkat attaupun menurunnya afinitas obat anion aktif/kation aktif
  • 8. Hub Struktur, Sifat Kimia Fisika dengan Distribusi Obat Pada umumnya distribusi obat terjadi dengan cara menembus membran biologis melalui proses difusi. Mekanisme difusi dipengaruhi oleh struktur kimia, sifat kimia fisika obat dan sifat membran biologis. Proses difusi dibagi menjadi dua yaitu difusi pasif dan difusi aktif.
  • 9. Interaksi Obat-Biopolimer. Pengikatan obat biopolimer dipengaruhi oleh bentuk konformasi molekul obat dan pengaturan ruang dari gugus-gugus fungsional. Besar dan tipe interaksi obat biopolimer tergantung pada sifat kimia fisika molekul obat dan karakteristik biopolimer. Molekul obat berinteraksi dengan lebih dari satu biopolimer yang berada dalam cairan luar sel yaitu membran sel dan cairan dalam sel. Interaksi obat biopolimer mempengaruhi yaitu:  Awal kerja obat  Masa kerja obat  Besar efek biologis yang ditimbulkannya. Berdasarkan sifatnya, interaksi obat biopolimer dikelompokkan menjadi dua, yaitu:  Interaksi tidak khas  Interaksi yang khas
  • 10. Sambungan...  Interaksi Khas Interaksi khas adalah interaksi yang menyebabkan perubahan strukturmakromolekul reseptor sehingga timbul rangsangan perubahan fungsifisiologi normal, yang diamati sebagai respon biologis. Yang termasuk interaksi khas yaitu :  Interaksi obat dengan enzim biotransformasi Interaksi obat-enzim biotransformasi, ditinjau dari tipe interaksi bersifatrelatif tidak khas tetapi bila ditinjau dari akibat interaksi ternyata bersifat khas..  Interaksi obat dengan reseptor Tubuh mengandung makromolekul protein yang antara lain dapat berfungsi sebagai :  Menyusun alat regenerasi sel  Untuk mengangkut senyawa biologis  Untuk kontraksi otot  Sebagai katalisator dan mengontrol proses mekanisme tubuh  Sebagai reseptor obat
  • 11. Sambungan...  Interaksi Tidak Khas Interaksi tidak khas adalah interaksi obat dengan biopolimer, yanghasilnya tidak memberikan efek yang berlangsung lama dan tidakmenyebabkan perubahan struktur molekul obat maupun biopolimer.Interaksi ini bersifat terpulihkan, ikatan kimia yang terlibat pada umumnyamempunyai kekuatan yang relatif lemah. Interaksi tidak khas tidakmenghasilkan respons biologis. Contoh interaksi tidak khas obat dengan biopolimer antara lain adalah interaksi obat dengan protein, jaringan, asamnukleat, mukopolisakarida dan lemak.  Interaksi Obat dengan Protein Untuk interaksi dengan protein plasma, molekul obat harus mempunyaistruktur dengan derajat kekhasan tinggi walaupun tidak terlalu khas seperti pada interaksi obat-reseptor. Pada umumnya, pengikatan obat oleh protein plasma lebih tergantung pada stuktur kimia dibandingkan dengan koefisien partisi lemak/air. Kompleks obat-protein mempunyai fungsi, antara lain :  Pengangkutan senyawa biologis  Detoksifikasi keracunan logam berat  Meningkatkan absorpsi obat  Mempengaruhi sistem distribusi obat yaitu dengan membatasiinteraksi obat dengan reseptor khas, menghambat metabolisme danekskresi obat, sehingga memperpanjang masa kerja obat.
  • 12. Sambungan... Ikatan protein sebenarnya tidak di harapkan karena obat dalam bentuk terikat dengan protein secara farmakologis tidak aktif. Ikatan tersebut bersifat terpulihkan, sehingga bila ada gangguan kesetimbangan, obat bebas aktif akan dilepaskan kembali ke cairan tubuh.  Interaksi Obat Dengan Jaringan obat dapat pula berinteraksi dengan jaringan membentuk depo obat diluar plasma darah. Ikatan kompleks obat-jaringan kadang-kadang mempengaruhi aktivitas biologis obat. Pengikatan obat oleh protein plasma dan jaringan dapat memberi penjelasan mengapa kadar total obat yang tinggi dalam darah belum tentu mempunyai keefektifan yang tinggi. Jadi yang lebih menentukan respons biologis adalah kadar obat bebasdalam darah dan bukan kadar total obat dalam darah.  Interaksi obat dengan asam nukleat Beberapa obat tertentu dapat berinteraksi dengan asam nukleat danterikat secara terpulihkan pada asam ribosnukleat (ARN), asamdeoksiribosnukleat (ADN) atau nukleutida inti sel. Contohnya kuinakrin.
  • 13. Sambungan…  Interaksi obat dengan mukopolisakarida Mukopolisakarida merupakan makromolekul yang mempunyai gugus-gugus polar dan sebagian besar bermuatan negatif. Daya daya hidrasinyasangat kuat, makromolekul ini dapat mengikat secara tidak khas obat yang bermuatan positif.5.  Interaksi obat dengan jaringan lemak Tubuh mengandung lemak netral cukup besar, ± 20-50% berat badan,yang berfungsi sebagai depo obat-obat yang mudah larut dalam lemak.Dalam depo lemak, obat terikat pada gliserida netral asam lemak,fosfolipid yang bersifat polar, seperti lesitin dan sefaelin, sterol sepertikolestrol dan glikolipid seperti serebrosida
  • 14. Hub Struktur, Sifat Kimia Fisika dengan Proses Ekskresi Obat  Ekskresi obat melalui paru Obat yang diekskresikan melalui paru terutama adalah obat yang digunakan secara inhalasi, seperti siklopropan, etilen, nitrogen oksida, halotan, eter, kloroform dan enfluran.  Ekskresi obat melalui ginjal • Penyaringan glomerulus • Absorpsi kembali scr pasif pada tubulus ginjal • Sekresi pengangkutan aktif pd tubulus ginjal, ex: bentuk terionisasi obat asam (as. salisilat, penisilin probenesid, dll), bentuk terionisasi obat basa (morfin, kuinin, histamin)  Ekskresi obat melalui empedu • Dlm bentuk terkonjugasi dg glukoronat, sulfat, glisin, dll diekskresikan ke tinja, ex: penisilin, rifampisin dll • Hidrolisis oleh bakteri (siklus enterohepatik), ex: estrogen,digitoksin, hormon,dll
  • 15. Hub Struktur, Sifat Kimia Fisika dengan Proses Ekskresi Obat  Obat (elektrolit lemah) pada urin normal (pH = 4,8-7,5) terdapat dalam bentuk tidak terdisosiasi, mudah larut dalam lemak → mudah direabsorpsi oleh tubular.  Obat asam lemah, as. salisilat, fenobarbital, nitrofurantoin, asam nalidiksat, asam benzoat dan sulfonamida, ekskresi↑ bila pH urin dibuat basa, dan bila pH urin dibuat asam. Contoh: t sulfaetidol (asam lemah) pada pH urin 5 → 11,5 jam, pada pH urin=8t2 menjadi 4,2 jam.  Obat basa lemah, ekskresi ↑ bila pH urin dibuat asam, dan bila pH urin dibuat basa.Contoh: kuinakrin, klorokuin, prokain, meperidin, kuinin, amfetamin, imipramin, amitriptilin dan antihistamin.  Asam kuat dengan pKa <2,5, dan basa kuat dengan pKa > 12, terionisasi sempurna pada pH urin→ eksresi tidak terpengaruh oleh perubahan pH.