SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
Membangun Persaudaraan Sejati
Melalui Kerja sama Antar Umat Beragama
Masalah-masalah Kehidupan
Beragama
• Fakta Kerusuhan Antarumat Beragama
- Irlandia Utara  Kerusuhan Katolik dan Protestan
- Khasmir  Kerusuhan dan Perang antara Umat
Hindu dan Islam
- Timur Tengah  Kekerasan terhadap penganut
Kristen.
- Afrika  Kerusuhan antara Kristen dan Islam
- Eropa  Intimidasi terhadap Agama minoritas
(Agama Islam)
- Indonesia  Kerusuhan antarumat beragama
(Islam dan Kristen); skala kecil ataupun besar
Sebab-Sebab
Kerusuhan
Antarpemeluk Agama
• Agama sering diperalat atau ditunggangi demi
kepentingan lain yang bersifat politis dan ekonomis.
• Fanatisme sempit karena kurang memahami agamanya
sendiri dan agama orang lain.
• Merasa posisi dan pengaruhnya terancam karena
adanya agama lain. Merasa agama lain sebagai
saingan.
• Pencemaran simbol-simbol agama oleh pemeluk
agama lain. Hal ini sering membakar emosi massa,
karena agama sering diyakini sebagai benteng terakhir
untuk menegakkan martabat pribadi atau
kelompoknya.
Akibat Kerusuhan Antarpemeluk Agama
• Hilangnya banyak nyawa secara sia-sia, bahkan
nyawa orang-orang yang tidak berdosa.
• Terjadinya gelombang pengungsian, sebab
mereka takut dan sudah kehilangan segala-
galanya.
• Hancurnya sarana-sarana ibadat serta rumah-
rumah penduduk serta properti lainnya.
• Trauma yang berkepanjangan bagi mereka
yang telah mengalaminya.
• Kegiatan baik ekonomi, pendidikan, maupun
keagamaan terganggu sehingga
menyengsarakan masyarakat pada umumnya.
Masalah-masalah Mendasar dalam
Kehidupan Agama
Fanatisme
• Sikap yang hanya menonjolkan agamanya sendiri
dengan kecenderungan menghina agama lain dan
mengurangi hak hidupnya
• Fanatisme sering mengarah ke dominasi politik
dan cita-cita mendirikan negara agama. Sebab-
sebab dari fanatisme agama itu kompleks
• Kurang mengenal agama lain karena hidup dalam
daerah tertutup, pendidikan agama yang sempit
dan defensif yang mencari-cari kejelekan dari
agama lain, rasa bangga yang berlebihan atas
kejayaan agamanya sendiri dengan tidak melihat
kekurangan-kekurangan diri, rasa takut akan
kemajuan agama lain, dan lain-lain
Fanatisme
• Sebab-sebab ini umumnya kurang disadari,
sehingga fanatisme bisa sampai menutup
diri sama sekali terhadap agama lain,
membabibuta dan bertahan lama sekali.
• Sebab yang utama dari fanatisme agama
adalah tidak adanya keyakian yang tenang,
dewasa, realistis dan terbuka.
• Fanatisme adalah sikap mental yang paling
berbahaya untuk perkembangan pribadi,
kesatuan bangsa dan kerukunan
internasional.
Fanatisme
• Perkembangan pribadi dicekik, karena fanatisme
membelenggu orang-orang dalam pandangan hidup
yang tetap sama, statis, tertutup, sehingga tidak ada
evolusi dan perluasan pandangan yang sangat
dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan akhlak.
• Fanatisme ini juga cenderung mencurigai hasil-hasil
ilmu pengetahuan dan dengan demikian menanam
kebodohan.
• Sejarah agama-agama besar banyak dinodai oleh
fanatisme
• agama. Tak ada satu agama besarpun yang bersih
dalam hal ini. Perang-perang dashyat dicetuskan oleh
fanatisme. Misalnya, Perang Salib pada abad
pertengahan, yang berkobar antara bangsa-bangasa
penganut agama Kristen dan Islam.
Takhayul
• Kepercayaan yang terlalu besar akan benda atau
perayaan tertentu, untuk dengan demikian
mendapat bantuan dari Tuhan.
• Orang sebetulnya lebih percaya akan benda atau
perayaan tertentu daripada akan Tuhan sendiri.
Takhayul terutama merajalela dikalangan bangsa
yang menganut agama primitif, yaitu animisme.
• Manusia, hampir selalu dengan perantaraan
seorang imam atau dukun, dengan perayaan-
perayaan tertentu, seperti pengorbanan,
persembahan, penyiksaan, bertapa, matiraga,
berusaha mencegah pengaruh roh-roh jahat dan
mendapat bantuan dari roh-roh yang baik.
Takhayul
• Tempat-tempat tertentu, lebih-lebih kuburan dianggap keramat; tanah dari
situ untuk mendapatkan berkat. Atau sebaliknya tempat-tempat tertentu
dianggap angker. Orang-orang berpandangan bahwa tempat-tempat itu
diduduki oleh roh-roh jahat.
• Takhayul dapat berkembang menuju ilmu hitam jika ia bermaksud dengan
bantuan dari roh-roh merugikan sesama manusia, dimana ia mengabdikan
Tuhan, atau kekuasaan adikodrati untuk kepentingannya sendiri. Tuhan
harus melayani kepentingan manusia.
• Dengan perayaan tertentu, misalnya dengan mengucapkan mantera, ia
seakan-akan mau memaksa Tuhan atau roh untuk melakukan sesuatu
baginya.
Takhayul
• Takhayul merusak iman
yang sejati, menutup
terhadap ilmu
pengetahuan, dan sering
memboroskan uang.
• Tak dapat disangkal bahwa
takhayul di Indonesia, baik
di kota maupun di daerah,
masih cukup kuat.
Takhayul membelenggu
jiwa dalam ketakutan.
Fatalisme
• Fatalisme adalah sikap mudah menyerah pada nasib.
Sebabsebabnya sering kali adalah kekurangan tenaga
dibantu oleh alasan-alasan religius. Nasib dianggap
ditakdirkan oleh Tuhan.
• Sikap fatalistis mengakibatkan manusia kurang
berusaha menentang sengsara, terlalu mudah
menghibur diri dengan perayaan-perayaan
keagamaan dan menantikan surga.
• Orang-orang fatalis mempunyai pandangan tentang
Tuhan yang picik dan paham yang tidak realistis
tentang dunia. Tuhan seakan-akan menakdirkan
segala nasib buruk. Ia mudah lari ke dalam impian
idealistis.
Fatalisme
• Misalnya, jika dalam perkawinan ada
suatu ketegangan, cepat diambil
kesimpulan bahwa jodoh ini
memang tidak ditakdirkan oleh
Tuhan, jadi baiknya diceraikan saja.
• Fatalisme di Indonesia yang bercokol
di belakang topeng agama
melumpuhkan daya tekun, kekuatan
untuk melawan rintangan-rintangan,
dan jelas menghambat
pembangunan nasional di segala
bidang.
Mendalami Fungsi-fungsi Agama
Dalam kerusuhan yang bernuansa agama itu, banyak orang mulai
mempertanyakan lagi apa sebenarnya fungsi agama.
Bukankah semua agama mengajarkan cinta kasih, kerukunan, dan
persaudaraan yang sejati?
Mengapa justru kerusuhan bernuansa agama dapat terjadi dan
sering berlangsung sangat lama dan sangat kejam?
Fungsi Agama
• Mewartakan keselamatan. Semua agama mewartakan dan menjanjikan
keselamatan, bukan bencana. Karena mewartakan dan menjanjikan
keselamatan itulah, maka manusia memeluk suatu agama. Manusia
mendambakan keselamatan.
• Mewartakan arti hidup. Agama-agama memberikan pandangan hidup dan
meyakinkan penganut-penganutnya untuk menghayati pandangan hidup
itu.
• Agama memberi jawaban atas pertanyaan hidup: dari mana asal hidup
manusia, apa makna hidup manusia, apa tujuan hidup manusia, dsb.
Menghayati pandangan hidup menurut agamanya akan membuat manusia
bahagia dan selamat.
• Mengajarkan cara hidup. Semua agama mengajarkan kepada para
penganutnya untuk hidup baik; hidup beretika dan hidup bermoral;
hidup yang baik akan membahagiakan dan menyelamatkan.
• Dilihat dari fungsi-fungsi agama
itu, sebenarnya sulit dipahami
bahwa ada kerusuhan dan
bencana yang disebabkan oleh
agama. Hal itu dapat terjadi hanya
kalau agama itu ditunggangi oleh
kepentingan lain atau tidak
dipahami.
• Maka, semua penganut agama-
agama diharapkan untuk
menyadari fungsi agama yang
sebenarnya dan berusaha untuk
menjalin kerja sama dalam
persaudaraan yang sejati, karena
cita-cita semua agama sebenarnya
sama, yaitu keselamatan manusia.
Ajaran Kitab
Suci
Tentang Membangun Persaudaraan
Antarpemeluk Agama
Injil Lukas 10:25-37
• Sikap Yesus tegas dalam hal membangun
persaudaraan sejati tanpa mengenal latarbelakang,
atau asal usul seseorang. Hal itu tampak dalam
perumpamaan tentang orang Samaria yang baik
hati.
• Orang Samaria itu sanggup menjadi sesama bagi
orang lain yang menderita, tanpa memandang asal-
usul dan latar belakang hidupnya.
• Orang yang berbeda suku, agama, cara beribadah,
dan berbeda kebudayaannya ditolongnya,
dikasihinya sepenuh hati dengan segenap jiwa dan
akal budinya. Itulah persaudaraan sejati.
• Persaudaraan sejati antara manusia dan sesama
makhluk Tuhan. Persaudaraan sejati tidak dibatasi
oleh ikatan darah, suku, atau agama. Setiap
manusia siapa pun dia sungguh harus dikasihi
sebagai saudara dan sesama.
Ajaran Gereja
Tentang Membangun Persaudaraan Antarpemeluk Agama
Nostra Aetate Art. 1 dan 2
• Kita hendaknya menghormati agama-
agama dan kepercayaan lain, sebab
dalam agama-agama itu terdapat
pula kebenaran dan keselamatan. kita
hendaknya berusaha dan bersatu
dalam persaudaraan sejati demi
keselamatan manusia dan bumi
tempat tinggal kita.
• Nostra Aetate juga menegaskan
bahwa setiap orang yang tidak
mencintai sesamanya dan tidak mau
bersikap sebagai saudara dengan
umat dari agama yang lain, maka ia
tidak mengenal Allah. Hal ini
terinspirasi dari Injil.
• Gereja melalui dokumen ini ingin
mengecam segala bentuk diskriminasi
berdasarkan keturunan atau warna
kulit, kondisi hidup atau agama, atau
lainnya yang berlawanan dengan
semangat Kristus.
Usaha-usaha Kongkrit
Membangun Persaudaraan Sejati antar-Pemeluk Agama
dan Kepercayaan lain
• Dewasa ini dialog agama-agama
terasa amat kuat pengaruhnya.
• Pengaruhnya nyata tidak hanya
dalam hidup Gereja partikular Asia
yang menganut pola masyarakat
pluri-religius, melainkan juga telah
mewarnai Gereja universal pada
umumnya.
• Sebab gerakan dialog dengan agama-
agama lain telah, sedang dan pasti
akan dirintis di mana-mana mulai
dari tingkat yang paling kecil yaitu
keluarga, kampung, dan desa sampai
tingkat yang lebih luas nasional dan
internasional.
1. Dialog Kehidupan
• Dialog kehidupan diperuntukkan bagi semua orang dan sekaligus
merupakan level dialog yang paling mendasar. Sebab ciri kehidupan
bersama sehari-hari dalam masyarakat majemuk yang paling umum
dan mendasar ialah ciri dialogis.
• Kita sering hidup bersama dengan umat beragama lain dalam suatu
lingkungan atau daerah.
• Dalam hidup bersama itu, kita tentu berusaha untuk bertegur sapa,
bergaul, saling mendukung dan saling membantu satu sama lain. Hal
itu dilakukan bukan saja demi tuntutan sopan santun dan etika
pergaulan, tetapi juga tuntutan iman kita.
2. Dialog Karya
• Dialog karya adalah kerjasama
yang lebih intens dan
mendalam dengan para
pengikut agama-agama lain.
• Sasaran yang hendak diraih
jelas dan tegas, yakni
pembangunan manusia dan
peningkatan martabat
manusia.
• Bentuk dialog semacam ini
sekarang kerap berlangsung
dalam kerangka kerjasama
organisasi-organisasi
internasional, di mana orang-
orang Kristen dan para
pengikut agama-agama lain
bersama-sama menghadapi
masalah-masalah dunia.
2. Dialog Karya
• Dalam hidup bersama dengan umat
beragama lain, kita sering diajak dan
didorong untuk bekerja sama demi
kepentingan bersama atau kepentingan
yang lebih luas dan luhur.
• Kita bekerja sama dalam kegiatan sosial
kemasyarakatan, kegiatan sosial karitatif,
kegiatan rekreatif, dan sebagainya.
• Dalam kegiatan-kegiatan seperti itu, kita
dapat lebih saling mengenal dan
menghargai.
3. Dialog Pengalaman Iman
• Dialog pengalaman iman atau pengalaman keagamaan
merupakan dialog tingkat tinggi.
• Dialog pengalaman iman dimaksudkan untuk saling
memperkaya dan memajukan penghayatan nilai-nilai
tertinggi dan cita-cita rohani masing-masing pribadi.
• Dalam hidup beriman, kita dapat saling memperkaya,
walaupun berbeda agama. Ada banyak ajaran iman
yang sama, ada banyak visi dan misi agama yang sama.
• Lebih dari itu, semua orang ternyata mempunyai
perjuangan yang sama dalam menghayati ajaran
imannya, dan dalam hal ini kita dapat saling belajar,
saling meneguhkan, dan saling memperkaya.
3. Dialog Pengalaman Iman
• Kita dapat memperoleh banyak hal dari apa
yang kita pelajari dari agama Islam, Hindu,
Buddha, Khonghucu, Aliran Kepercayaan dan
agama asli, yaitu:
• Dari agama Islam, kita dapat belajar sikap
pasrah, kepercayaan yang teguh pada Allah
Yang Maha Esa, ketekunan dalam berdoa
secara teratur, dan sikap tegar menolak
kemaksiatan.
• Dari agama Hindu dan Buddha (juga Aliran
Kepercayaan), kita dapat belajar, misalnya,
tentang penekanan pada hal-hal batin. Agama
Hindu dan Buddha (demikian juga agama-
agama orientalis lainnya) sangat menekankan
doa batin, meditasi, konteplasi. Yoga dan
berbagai seni bermeditasi lainnya sangat
disukai dan dipraktekkan di seluruh dunia.
3. Dialog Pengalaman Iman
• Dari agama Konghucu (juga agama Buddha), kita
dapat belajar tentang penekanan dan penghayatan
umatnya pada hidup moral dan perilaku. Mereka
sangat menekankan praktek hidup yang baik.
Agama Konghucu dan agama Buddha adalah
agama moral.
• Dari Aliran Kepercayaan dan agama asli, kita
dapat belajar tentang kedekatan mereka pada
alam lingkungan hidup.
• Agama asli percaya akan keharmonisan seluruh
kosmis. Ada mata rantai kehidupan yang
melingkupi seluruh alam raya, yang tidak
bolehdirusakkan.
• Maka, umat agama asli selalu membuat upacara
sebelum mereka mengolah tanah atau menebang
pohon, semacam tindakan minta izin kepada
sesama saudara sekehidupan. Dalam gerakan
melestarikan ekologi saat ini rupanya kita perlukan
menimba inspirasi dari agama asli ini.
4. Sikap-sikap yang perlu kita miliki
a) Bersikap dewasa, kritis, agar
agama tidak diperalat demi
kepentingan politik dan
ekonomi.
b) Menjauhkan diri dari setiap
provokasi yang muncul dari
fanatisme buta.
c) Berani mencegah terjadinya
pencemaran terhadap simbol-
simbol agama mana pun.

More Related Content

What's hot

Pernikahan Dalam Prespektif Kristiani
Pernikahan Dalam Prespektif KristianiPernikahan Dalam Prespektif Kristiani
Pernikahan Dalam Prespektif KristianiSabam Sitinjak
 
Etika Kristen Materi Kuliah
Etika Kristen Materi KuliahEtika Kristen Materi Kuliah
Etika Kristen Materi KuliahSAROFAMATI DUHA
 
Pel. 14 Sakramen Baptis
Pel. 14 Sakramen BaptisPel. 14 Sakramen Baptis
Pel. 14 Sakramen BaptisKornelis Ruben
 
Bersikap kritis terhadap ideologi, aliran atau paham dan tren – tren yang sed...
Bersikap kritis terhadap ideologi, aliran atau paham dan tren – tren yang sed...Bersikap kritis terhadap ideologi, aliran atau paham dan tren – tren yang sed...
Bersikap kritis terhadap ideologi, aliran atau paham dan tren – tren yang sed...GraceHelenaSanada
 
Pel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Pel. 11 Gereja Sebagai PersekutuanPel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Pel. 11 Gereja Sebagai PersekutuanKornelis Ruben
 
Berguru kepada bunda maria
Berguru kepada bunda mariaBerguru kepada bunda maria
Berguru kepada bunda mariabudhi pr
 
Modul Persiapan Pernikahan Kristen
Modul Persiapan Pernikahan KristenModul Persiapan Pernikahan Kristen
Modul Persiapan Pernikahan KristenSABDA
 
Pel 3 Kemampuan dan Keterbatasanku Sebagai Citra Allah
Pel 3 Kemampuan dan Keterbatasanku Sebagai Citra AllahPel 3 Kemampuan dan Keterbatasanku Sebagai Citra Allah
Pel 3 Kemampuan dan Keterbatasanku Sebagai Citra AllahKornelis Ruben
 
Kualitas Seorang Sahabat
Kualitas Seorang SahabatKualitas Seorang Sahabat
Kualitas Seorang SahabatAgnescia Sera
 
Materi keluargaku keluargaku dalam gaya hidup modern sma xi
Materi keluargaku keluargaku dalam gaya hidup modern sma  xiMateri keluargaku keluargaku dalam gaya hidup modern sma  xi
Materi keluargaku keluargaku dalam gaya hidup modern sma xiSabam Sitinjak
 
Pel 16 Yesus Sang Pegampun
Pel 16 Yesus Sang PegampunPel 16 Yesus Sang Pegampun
Pel 16 Yesus Sang PegampunKornelis Ruben
 
Empat Sifat Gereja Katolik
Empat Sifat Gereja KatolikEmpat Sifat Gereja Katolik
Empat Sifat Gereja Katolikusiana
 
Power point sem 2 kls xi k 13
Power point sem 2 kls xi k 13Power point sem 2 kls xi k 13
Power point sem 2 kls xi k 13Yeremia Kaawoan
 
Ppt kekerasan seksual
Ppt kekerasan seksualPpt kekerasan seksual
Ppt kekerasan seksualbkupstegal
 

What's hot (20)

Pernikahan Dalam Prespektif Kristiani
Pernikahan Dalam Prespektif KristianiPernikahan Dalam Prespektif Kristiani
Pernikahan Dalam Prespektif Kristiani
 
Ppt 3 gereja
Ppt 3   gerejaPpt 3   gereja
Ppt 3 gereja
 
Tabel organel sel 2003
Tabel organel sel 2003Tabel organel sel 2003
Tabel organel sel 2003
 
Etika Kristen Materi Kuliah
Etika Kristen Materi KuliahEtika Kristen Materi Kuliah
Etika Kristen Materi Kuliah
 
Pel. 14 Sakramen Baptis
Pel. 14 Sakramen BaptisPel. 14 Sakramen Baptis
Pel. 14 Sakramen Baptis
 
Bersikap kritis terhadap ideologi, aliran atau paham dan tren – tren yang sed...
Bersikap kritis terhadap ideologi, aliran atau paham dan tren – tren yang sed...Bersikap kritis terhadap ideologi, aliran atau paham dan tren – tren yang sed...
Bersikap kritis terhadap ideologi, aliran atau paham dan tren – tren yang sed...
 
Pel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Pel. 11 Gereja Sebagai PersekutuanPel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Pel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
 
Berguru kepada bunda maria
Berguru kepada bunda mariaBerguru kepada bunda maria
Berguru kepada bunda maria
 
Modul Persiapan Pernikahan Kristen
Modul Persiapan Pernikahan KristenModul Persiapan Pernikahan Kristen
Modul Persiapan Pernikahan Kristen
 
Pel 3 Kemampuan dan Keterbatasanku Sebagai Citra Allah
Pel 3 Kemampuan dan Keterbatasanku Sebagai Citra AllahPel 3 Kemampuan dan Keterbatasanku Sebagai Citra Allah
Pel 3 Kemampuan dan Keterbatasanku Sebagai Citra Allah
 
Buku pertanyaan pernikahan
Buku pertanyaan pernikahanBuku pertanyaan pernikahan
Buku pertanyaan pernikahan
 
Kualitas Seorang Sahabat
Kualitas Seorang SahabatKualitas Seorang Sahabat
Kualitas Seorang Sahabat
 
Panggilan hidup berkeluarga
Panggilan hidup berkeluargaPanggilan hidup berkeluarga
Panggilan hidup berkeluarga
 
Materi keluargaku keluargaku dalam gaya hidup modern sma xi
Materi keluargaku keluargaku dalam gaya hidup modern sma  xiMateri keluargaku keluargaku dalam gaya hidup modern sma  xi
Materi keluargaku keluargaku dalam gaya hidup modern sma xi
 
Pel 16 Yesus Sang Pegampun
Pel 16 Yesus Sang PegampunPel 16 Yesus Sang Pegampun
Pel 16 Yesus Sang Pegampun
 
45 butir pancasila
45 butir pancasila45 butir pancasila
45 butir pancasila
 
Empat Sifat Gereja Katolik
Empat Sifat Gereja KatolikEmpat Sifat Gereja Katolik
Empat Sifat Gereja Katolik
 
Lagu lagu sekami
Lagu lagu sekamiLagu lagu sekami
Lagu lagu sekami
 
Power point sem 2 kls xi k 13
Power point sem 2 kls xi k 13Power point sem 2 kls xi k 13
Power point sem 2 kls xi k 13
 
Ppt kekerasan seksual
Ppt kekerasan seksualPpt kekerasan seksual
Ppt kekerasan seksual
 

Similar to MEMBANGUN PERSATUAN

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA.pptx
KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA.pptxKERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA.pptx
KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA.pptxJimatul Arrobi
 
9. kerukunan estu ria d yn_55
9. kerukunan estu ria d yn_559. kerukunan estu ria d yn_55
9. kerukunan estu ria d yn_55estu ria dwi yn
 
MODUL MATERI 1 - SMA.docx
MODUL MATERI 1 - SMA.docxMODUL MATERI 1 - SMA.docx
MODUL MATERI 1 - SMA.docxMIRZAFARABDIBA
 
Bab 10 keterbukaan umat beragama 2
Bab 10 keterbukaan umat beragama 2Bab 10 keterbukaan umat beragama 2
Bab 10 keterbukaan umat beragama 2Kornelis Ruben
 
Presentasi Kerukunan Antar Umat Beragama
Presentasi Kerukunan Antar Umat BeragamaPresentasi Kerukunan Antar Umat Beragama
Presentasi Kerukunan Antar Umat BeragamaLia Oktaviani
 
KONFLIK AGAMA
KONFLIK AGAMAKONFLIK AGAMA
KONFLIK AGAMASwee Mun
 
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan MasyarakatIlmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakatargiosalsanov26
 
Makalah agama kerukunan antar umat beragama
Makalah agama kerukunan antar umat beragamaMakalah agama kerukunan antar umat beragama
Makalah agama kerukunan antar umat beragamaandreanapulu
 
ARTIKEL PKN : Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...
ARTIKEL PKN :  Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...ARTIKEL PKN :  Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...
ARTIKEL PKN : Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...Ricky Suadma
 
PAK berwawasan Kemajemukan dalam Membina Sikap Toleransi Beragama Siswa
PAK berwawasan Kemajemukan dalam Membina Sikap Toleransi Beragama SiswaPAK berwawasan Kemajemukan dalam Membina Sikap Toleransi Beragama Siswa
PAK berwawasan Kemajemukan dalam Membina Sikap Toleransi Beragama SiswaDella Gita Van Gobel
 
CONTOH MAKALAH AGAMA
CONTOH MAKALAH AGAMACONTOH MAKALAH AGAMA
CONTOH MAKALAH AGAMAEman Syukur
 
Tugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarTugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarhaqqinazily
 
Hubungan etnik bab 8 agama_dan_hubungan_etnik
Hubungan etnik bab 8 agama_dan_hubungan_etnikHubungan etnik bab 8 agama_dan_hubungan_etnik
Hubungan etnik bab 8 agama_dan_hubungan_etnikAsraf Rahmat
 

Similar to MEMBANGUN PERSATUAN (20)

ppt%20agama.pptx
ppt%20agama.pptxppt%20agama.pptx
ppt%20agama.pptx
 
KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA.pptx
KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA.pptxKERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA.pptx
KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA.pptx
 
Islam dan hubungan etnik
Islam dan hubungan etnikIslam dan hubungan etnik
Islam dan hubungan etnik
 
9. kerukunan estu ria d yn_55
9. kerukunan estu ria d yn_559. kerukunan estu ria d yn_55
9. kerukunan estu ria d yn_55
 
MODUL MATERI 1 - SMA.docx
MODUL MATERI 1 - SMA.docxMODUL MATERI 1 - SMA.docx
MODUL MATERI 1 - SMA.docx
 
Bab 10 keterbukaan umat beragama 2
Bab 10 keterbukaan umat beragama 2Bab 10 keterbukaan umat beragama 2
Bab 10 keterbukaan umat beragama 2
 
Presentasi Kerukunan Antar Umat Beragama
Presentasi Kerukunan Antar Umat BeragamaPresentasi Kerukunan Antar Umat Beragama
Presentasi Kerukunan Antar Umat Beragama
 
KONFLIK AGAMA
KONFLIK AGAMAKONFLIK AGAMA
KONFLIK AGAMA
 
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan MasyarakatIlmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
 
Agama sebagai sumber kedamaian
Agama sebagai sumber kedamaianAgama sebagai sumber kedamaian
Agama sebagai sumber kedamaian
 
Krisis nasionalisme
Krisis nasionalismeKrisis nasionalisme
Krisis nasionalisme
 
Makalah agama kerukunan antar umat beragama
Makalah agama kerukunan antar umat beragamaMakalah agama kerukunan antar umat beragama
Makalah agama kerukunan antar umat beragama
 
Bertoleransi
Bertoleransi Bertoleransi
Bertoleransi
 
Pp
PpPp
Pp
 
ARTIKEL PKN : Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...
ARTIKEL PKN :  Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...ARTIKEL PKN :  Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...
ARTIKEL PKN : Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...
 
Resume agama.docx
Resume agama.docxResume agama.docx
Resume agama.docx
 
PAK berwawasan Kemajemukan dalam Membina Sikap Toleransi Beragama Siswa
PAK berwawasan Kemajemukan dalam Membina Sikap Toleransi Beragama SiswaPAK berwawasan Kemajemukan dalam Membina Sikap Toleransi Beragama Siswa
PAK berwawasan Kemajemukan dalam Membina Sikap Toleransi Beragama Siswa
 
CONTOH MAKALAH AGAMA
CONTOH MAKALAH AGAMACONTOH MAKALAH AGAMA
CONTOH MAKALAH AGAMA
 
Tugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarTugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasar
 
Hubungan etnik bab 8 agama_dan_hubungan_etnik
Hubungan etnik bab 8 agama_dan_hubungan_etnikHubungan etnik bab 8 agama_dan_hubungan_etnik
Hubungan etnik bab 8 agama_dan_hubungan_etnik
 

Recently uploaded

MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 

Recently uploaded (20)

MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 

MEMBANGUN PERSATUAN

  • 1. Membangun Persaudaraan Sejati Melalui Kerja sama Antar Umat Beragama
  • 2. Masalah-masalah Kehidupan Beragama • Fakta Kerusuhan Antarumat Beragama - Irlandia Utara  Kerusuhan Katolik dan Protestan - Khasmir  Kerusuhan dan Perang antara Umat Hindu dan Islam - Timur Tengah  Kekerasan terhadap penganut Kristen. - Afrika  Kerusuhan antara Kristen dan Islam - Eropa  Intimidasi terhadap Agama minoritas (Agama Islam) - Indonesia  Kerusuhan antarumat beragama (Islam dan Kristen); skala kecil ataupun besar
  • 3. Sebab-Sebab Kerusuhan Antarpemeluk Agama • Agama sering diperalat atau ditunggangi demi kepentingan lain yang bersifat politis dan ekonomis. • Fanatisme sempit karena kurang memahami agamanya sendiri dan agama orang lain. • Merasa posisi dan pengaruhnya terancam karena adanya agama lain. Merasa agama lain sebagai saingan. • Pencemaran simbol-simbol agama oleh pemeluk agama lain. Hal ini sering membakar emosi massa, karena agama sering diyakini sebagai benteng terakhir untuk menegakkan martabat pribadi atau kelompoknya.
  • 4. Akibat Kerusuhan Antarpemeluk Agama • Hilangnya banyak nyawa secara sia-sia, bahkan nyawa orang-orang yang tidak berdosa. • Terjadinya gelombang pengungsian, sebab mereka takut dan sudah kehilangan segala- galanya. • Hancurnya sarana-sarana ibadat serta rumah- rumah penduduk serta properti lainnya. • Trauma yang berkepanjangan bagi mereka yang telah mengalaminya. • Kegiatan baik ekonomi, pendidikan, maupun keagamaan terganggu sehingga menyengsarakan masyarakat pada umumnya.
  • 6. Fanatisme • Sikap yang hanya menonjolkan agamanya sendiri dengan kecenderungan menghina agama lain dan mengurangi hak hidupnya • Fanatisme sering mengarah ke dominasi politik dan cita-cita mendirikan negara agama. Sebab- sebab dari fanatisme agama itu kompleks • Kurang mengenal agama lain karena hidup dalam daerah tertutup, pendidikan agama yang sempit dan defensif yang mencari-cari kejelekan dari agama lain, rasa bangga yang berlebihan atas kejayaan agamanya sendiri dengan tidak melihat kekurangan-kekurangan diri, rasa takut akan kemajuan agama lain, dan lain-lain
  • 7. Fanatisme • Sebab-sebab ini umumnya kurang disadari, sehingga fanatisme bisa sampai menutup diri sama sekali terhadap agama lain, membabibuta dan bertahan lama sekali. • Sebab yang utama dari fanatisme agama adalah tidak adanya keyakian yang tenang, dewasa, realistis dan terbuka. • Fanatisme adalah sikap mental yang paling berbahaya untuk perkembangan pribadi, kesatuan bangsa dan kerukunan internasional.
  • 8. Fanatisme • Perkembangan pribadi dicekik, karena fanatisme membelenggu orang-orang dalam pandangan hidup yang tetap sama, statis, tertutup, sehingga tidak ada evolusi dan perluasan pandangan yang sangat dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan akhlak. • Fanatisme ini juga cenderung mencurigai hasil-hasil ilmu pengetahuan dan dengan demikian menanam kebodohan. • Sejarah agama-agama besar banyak dinodai oleh fanatisme • agama. Tak ada satu agama besarpun yang bersih dalam hal ini. Perang-perang dashyat dicetuskan oleh fanatisme. Misalnya, Perang Salib pada abad pertengahan, yang berkobar antara bangsa-bangasa penganut agama Kristen dan Islam.
  • 9. Takhayul • Kepercayaan yang terlalu besar akan benda atau perayaan tertentu, untuk dengan demikian mendapat bantuan dari Tuhan. • Orang sebetulnya lebih percaya akan benda atau perayaan tertentu daripada akan Tuhan sendiri. Takhayul terutama merajalela dikalangan bangsa yang menganut agama primitif, yaitu animisme. • Manusia, hampir selalu dengan perantaraan seorang imam atau dukun, dengan perayaan- perayaan tertentu, seperti pengorbanan, persembahan, penyiksaan, bertapa, matiraga, berusaha mencegah pengaruh roh-roh jahat dan mendapat bantuan dari roh-roh yang baik.
  • 10. Takhayul • Tempat-tempat tertentu, lebih-lebih kuburan dianggap keramat; tanah dari situ untuk mendapatkan berkat. Atau sebaliknya tempat-tempat tertentu dianggap angker. Orang-orang berpandangan bahwa tempat-tempat itu diduduki oleh roh-roh jahat. • Takhayul dapat berkembang menuju ilmu hitam jika ia bermaksud dengan bantuan dari roh-roh merugikan sesama manusia, dimana ia mengabdikan Tuhan, atau kekuasaan adikodrati untuk kepentingannya sendiri. Tuhan harus melayani kepentingan manusia. • Dengan perayaan tertentu, misalnya dengan mengucapkan mantera, ia seakan-akan mau memaksa Tuhan atau roh untuk melakukan sesuatu baginya.
  • 11. Takhayul • Takhayul merusak iman yang sejati, menutup terhadap ilmu pengetahuan, dan sering memboroskan uang. • Tak dapat disangkal bahwa takhayul di Indonesia, baik di kota maupun di daerah, masih cukup kuat. Takhayul membelenggu jiwa dalam ketakutan.
  • 12. Fatalisme • Fatalisme adalah sikap mudah menyerah pada nasib. Sebabsebabnya sering kali adalah kekurangan tenaga dibantu oleh alasan-alasan religius. Nasib dianggap ditakdirkan oleh Tuhan. • Sikap fatalistis mengakibatkan manusia kurang berusaha menentang sengsara, terlalu mudah menghibur diri dengan perayaan-perayaan keagamaan dan menantikan surga. • Orang-orang fatalis mempunyai pandangan tentang Tuhan yang picik dan paham yang tidak realistis tentang dunia. Tuhan seakan-akan menakdirkan segala nasib buruk. Ia mudah lari ke dalam impian idealistis.
  • 13. Fatalisme • Misalnya, jika dalam perkawinan ada suatu ketegangan, cepat diambil kesimpulan bahwa jodoh ini memang tidak ditakdirkan oleh Tuhan, jadi baiknya diceraikan saja. • Fatalisme di Indonesia yang bercokol di belakang topeng agama melumpuhkan daya tekun, kekuatan untuk melawan rintangan-rintangan, dan jelas menghambat pembangunan nasional di segala bidang.
  • 15. Dalam kerusuhan yang bernuansa agama itu, banyak orang mulai mempertanyakan lagi apa sebenarnya fungsi agama. Bukankah semua agama mengajarkan cinta kasih, kerukunan, dan persaudaraan yang sejati? Mengapa justru kerusuhan bernuansa agama dapat terjadi dan sering berlangsung sangat lama dan sangat kejam?
  • 16. Fungsi Agama • Mewartakan keselamatan. Semua agama mewartakan dan menjanjikan keselamatan, bukan bencana. Karena mewartakan dan menjanjikan keselamatan itulah, maka manusia memeluk suatu agama. Manusia mendambakan keselamatan. • Mewartakan arti hidup. Agama-agama memberikan pandangan hidup dan meyakinkan penganut-penganutnya untuk menghayati pandangan hidup itu. • Agama memberi jawaban atas pertanyaan hidup: dari mana asal hidup manusia, apa makna hidup manusia, apa tujuan hidup manusia, dsb. Menghayati pandangan hidup menurut agamanya akan membuat manusia bahagia dan selamat.
  • 17. • Mengajarkan cara hidup. Semua agama mengajarkan kepada para penganutnya untuk hidup baik; hidup beretika dan hidup bermoral; hidup yang baik akan membahagiakan dan menyelamatkan.
  • 18. • Dilihat dari fungsi-fungsi agama itu, sebenarnya sulit dipahami bahwa ada kerusuhan dan bencana yang disebabkan oleh agama. Hal itu dapat terjadi hanya kalau agama itu ditunggangi oleh kepentingan lain atau tidak dipahami. • Maka, semua penganut agama- agama diharapkan untuk menyadari fungsi agama yang sebenarnya dan berusaha untuk menjalin kerja sama dalam persaudaraan yang sejati, karena cita-cita semua agama sebenarnya sama, yaitu keselamatan manusia.
  • 19. Ajaran Kitab Suci Tentang Membangun Persaudaraan Antarpemeluk Agama
  • 20. Injil Lukas 10:25-37 • Sikap Yesus tegas dalam hal membangun persaudaraan sejati tanpa mengenal latarbelakang, atau asal usul seseorang. Hal itu tampak dalam perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati. • Orang Samaria itu sanggup menjadi sesama bagi orang lain yang menderita, tanpa memandang asal- usul dan latar belakang hidupnya. • Orang yang berbeda suku, agama, cara beribadah, dan berbeda kebudayaannya ditolongnya, dikasihinya sepenuh hati dengan segenap jiwa dan akal budinya. Itulah persaudaraan sejati. • Persaudaraan sejati antara manusia dan sesama makhluk Tuhan. Persaudaraan sejati tidak dibatasi oleh ikatan darah, suku, atau agama. Setiap manusia siapa pun dia sungguh harus dikasihi sebagai saudara dan sesama.
  • 21. Ajaran Gereja Tentang Membangun Persaudaraan Antarpemeluk Agama
  • 22. Nostra Aetate Art. 1 dan 2 • Kita hendaknya menghormati agama- agama dan kepercayaan lain, sebab dalam agama-agama itu terdapat pula kebenaran dan keselamatan. kita hendaknya berusaha dan bersatu dalam persaudaraan sejati demi keselamatan manusia dan bumi tempat tinggal kita. • Nostra Aetate juga menegaskan bahwa setiap orang yang tidak mencintai sesamanya dan tidak mau bersikap sebagai saudara dengan umat dari agama yang lain, maka ia tidak mengenal Allah. Hal ini terinspirasi dari Injil. • Gereja melalui dokumen ini ingin mengecam segala bentuk diskriminasi berdasarkan keturunan atau warna kulit, kondisi hidup atau agama, atau lainnya yang berlawanan dengan semangat Kristus.
  • 23. Usaha-usaha Kongkrit Membangun Persaudaraan Sejati antar-Pemeluk Agama dan Kepercayaan lain
  • 24. • Dewasa ini dialog agama-agama terasa amat kuat pengaruhnya. • Pengaruhnya nyata tidak hanya dalam hidup Gereja partikular Asia yang menganut pola masyarakat pluri-religius, melainkan juga telah mewarnai Gereja universal pada umumnya. • Sebab gerakan dialog dengan agama- agama lain telah, sedang dan pasti akan dirintis di mana-mana mulai dari tingkat yang paling kecil yaitu keluarga, kampung, dan desa sampai tingkat yang lebih luas nasional dan internasional.
  • 25. 1. Dialog Kehidupan • Dialog kehidupan diperuntukkan bagi semua orang dan sekaligus merupakan level dialog yang paling mendasar. Sebab ciri kehidupan bersama sehari-hari dalam masyarakat majemuk yang paling umum dan mendasar ialah ciri dialogis. • Kita sering hidup bersama dengan umat beragama lain dalam suatu lingkungan atau daerah. • Dalam hidup bersama itu, kita tentu berusaha untuk bertegur sapa, bergaul, saling mendukung dan saling membantu satu sama lain. Hal itu dilakukan bukan saja demi tuntutan sopan santun dan etika pergaulan, tetapi juga tuntutan iman kita.
  • 26. 2. Dialog Karya • Dialog karya adalah kerjasama yang lebih intens dan mendalam dengan para pengikut agama-agama lain. • Sasaran yang hendak diraih jelas dan tegas, yakni pembangunan manusia dan peningkatan martabat manusia. • Bentuk dialog semacam ini sekarang kerap berlangsung dalam kerangka kerjasama organisasi-organisasi internasional, di mana orang- orang Kristen dan para pengikut agama-agama lain bersama-sama menghadapi masalah-masalah dunia.
  • 27. 2. Dialog Karya • Dalam hidup bersama dengan umat beragama lain, kita sering diajak dan didorong untuk bekerja sama demi kepentingan bersama atau kepentingan yang lebih luas dan luhur. • Kita bekerja sama dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, kegiatan sosial karitatif, kegiatan rekreatif, dan sebagainya. • Dalam kegiatan-kegiatan seperti itu, kita dapat lebih saling mengenal dan menghargai.
  • 28. 3. Dialog Pengalaman Iman • Dialog pengalaman iman atau pengalaman keagamaan merupakan dialog tingkat tinggi. • Dialog pengalaman iman dimaksudkan untuk saling memperkaya dan memajukan penghayatan nilai-nilai tertinggi dan cita-cita rohani masing-masing pribadi. • Dalam hidup beriman, kita dapat saling memperkaya, walaupun berbeda agama. Ada banyak ajaran iman yang sama, ada banyak visi dan misi agama yang sama. • Lebih dari itu, semua orang ternyata mempunyai perjuangan yang sama dalam menghayati ajaran imannya, dan dalam hal ini kita dapat saling belajar, saling meneguhkan, dan saling memperkaya.
  • 29. 3. Dialog Pengalaman Iman • Kita dapat memperoleh banyak hal dari apa yang kita pelajari dari agama Islam, Hindu, Buddha, Khonghucu, Aliran Kepercayaan dan agama asli, yaitu: • Dari agama Islam, kita dapat belajar sikap pasrah, kepercayaan yang teguh pada Allah Yang Maha Esa, ketekunan dalam berdoa secara teratur, dan sikap tegar menolak kemaksiatan. • Dari agama Hindu dan Buddha (juga Aliran Kepercayaan), kita dapat belajar, misalnya, tentang penekanan pada hal-hal batin. Agama Hindu dan Buddha (demikian juga agama- agama orientalis lainnya) sangat menekankan doa batin, meditasi, konteplasi. Yoga dan berbagai seni bermeditasi lainnya sangat disukai dan dipraktekkan di seluruh dunia.
  • 30. 3. Dialog Pengalaman Iman • Dari agama Konghucu (juga agama Buddha), kita dapat belajar tentang penekanan dan penghayatan umatnya pada hidup moral dan perilaku. Mereka sangat menekankan praktek hidup yang baik. Agama Konghucu dan agama Buddha adalah agama moral. • Dari Aliran Kepercayaan dan agama asli, kita dapat belajar tentang kedekatan mereka pada alam lingkungan hidup. • Agama asli percaya akan keharmonisan seluruh kosmis. Ada mata rantai kehidupan yang melingkupi seluruh alam raya, yang tidak bolehdirusakkan. • Maka, umat agama asli selalu membuat upacara sebelum mereka mengolah tanah atau menebang pohon, semacam tindakan minta izin kepada sesama saudara sekehidupan. Dalam gerakan melestarikan ekologi saat ini rupanya kita perlukan menimba inspirasi dari agama asli ini.
  • 31. 4. Sikap-sikap yang perlu kita miliki a) Bersikap dewasa, kritis, agar agama tidak diperalat demi kepentingan politik dan ekonomi. b) Menjauhkan diri dari setiap provokasi yang muncul dari fanatisme buta. c) Berani mencegah terjadinya pencemaran terhadap simbol- simbol agama mana pun.