Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Bab 10 keterbukaan umat beragama 2
1. By : Ko rne lis
Rub e n
BAB 10
KEHADIRAN TUHAN DALAM
KETERBUKAAN UMAT BERAGAMA
DAN BERKEPERCAYAAN
RELI I SI S
G O TA
KELA XS
Thn 2 0 1 1 /2 0 1 3
2. Sebagai bangsa yang majemuk,maka tri
kerukunan hidup beragama sangat perlu
dilaksanakan.
Tri Kerukunan beragama terdiri dari
1. Menjaga kerukunan intern umat beragama, yaitu
kerukunan hidup dari masyarakat intern umat
bergama,yakni kerukunan hidup dari masyarakat
yang seagama.
2. Menjaga kerukunan antar umat beragama, yaitu
menghormati dan menghargai penganut agama
yang berbeda.
3. Menjaga kerukunan antar umat beragama
dengan pemerintah,yaitu sebagai umat yang taat
terhadap ajaran agama dan sekaligus sebagai
warga negara yang baik.
By : Ko rne lis
Rube n
3. Hari-hari Besar Keagamaan
1. Hari suci agama Islam : Idul fitri,Idul adha,
dan lain nya.
2. Hari suci agama hindu : Galungan, kuningan,
saraswati, nyepi, dan lain nya.
3. Hari raya kristen dan katolik : Hari natal,
Paskah, Hari raya pantekosta.
4. Hari raya agama Budha : Hari raya waisak,
hari asadha, dan lain nya.
By : Ko rne lis
Rube n
4. Makna Peringatan Hari
By : Ko rne lis
Keagamaan Rube n
1. Mempertebal keimanan dan kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, dengan mematuhi perintah –
perintahnya dan menjauhi segala larangan nya.
3. Menumbuhkan sikap toleransi atau saling
hormat – menghormati antar umat beragama.
4. Menumbuhkan sikap ramah, kasih sayang serta
menjauhkan dari sifat dengki dan bermusuhan.
5. Mewujudkan kerukunan antar umat beragama
sehingga terbina persatuan dan kesatuan
bangsa.
5. Fungsi keterbukaan adalah:
1. Akan memperoleh berbagai informasi sehingga
dapat memperkaya pengetahuan.
2. Dapat meningkatkan sumber daya manusia.
3. Mampu memberikan, menularkan informasi
mengenai hal –hal yang bersifat dapat
memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Mampu menghalau dan mengantisipasi pihak –
pihak yang ingin memecah belah persatuan dan
kesatuan bangsa.
5. Memungkinkan adanya kebiasaan berdialog, baik
antar suku bangsa, golongan, aliran, maupun
agama.
6. Dapat membentuk forum permusyawaratan baik
antar suku bangsa, golongan , aliran, maupun
agama.
7. Menghindarkan diri dari fitnah dan berprasangka
6. By : Ko rne lis
Rube n
Ciri – Ciri Keterbukaan
1. Demokratis
2. Berkeadilan
3. Musyawarah dan mufakat
4. Berpikir luas dengan hati yang terbuka
5. Berani mengakui kesalahan
7. Perwujudan sikap terbuka :
1. Kehidupan yang demokratis
2. Kehidupan masyarakat yang madani
3. Kebiasaan berdialog dan bermusyawarah
4. Bekerja sama
5. Toleransi dengan membangun kerukunan,
persaudaraan dan perdamaian
6. Berbeda dalam persaudaraan dan
bersaudara dalam perbedaan
9. Secara etimologis, kata p e re m p ua n berasal
dari kata e m p u yang berarti 'tuan', 'orang yang
mahir/berkuasa', atau pun 'kepala', 'hulu', atau
'yang paling besar'; maka, kita kenal kata
e m p u ja ri 'ibu jari', e m p u g e nd ing 'orang yang
mahir mencipta tembang'.
10. Mengatasi perendahan
martabat kaum perempuan
Pria dan wanita diciptakan setara/sedrajat
oleh Tuhan
Pria dan wanita diciptakan untuk saling
melengkapi sehingga harus saling
menghormati
Mengatasi sikap diskriminatif karena gender
Mendukung perjuangan emansipasi
perempuan
12. Tiga golongan kemiskinan
1. Kemiskinan Kultural
keadaan miskin disebabkan oleh faktor kebudayaan
masyarakat seperti gaya hidup boros, tidak mengharga
waktu, tidak minat berprestasi
2. Kemiskinan Natural
Keadaan miskin disebabkan oleh faktor alamiah baik
sumber daya manusia maupun sumber daya alam
seperti faktor iklim, kesuburan tanah, bencana alam
3. Kemiskinan Struktural
keadaan miskin disebabkan oleh faktor perbuatan
manusia seperti penjajahan, pemerintah otoriter, KKN,
kebijakan ekonomi yg tidak adil, serta sistem
perekenomian dunia
13.
14. MAKNA KEMISKINAN
Kemiskinan adalah keadaan
dimana terjadi kekurangan
hal-hal yang biasa untuk
dipunyai seperti makanan ,
pakaian , tempat berlindung
dan hal-hal lain yang
berhubungan erat dengan
kualitas hidup
15. Fenomena kemiskinan di Indonesia dalam lima
tahun terakhir memilukan, kata Direktur Research
and Education for Economic, Social, Cultural
(Ecosoc) Right, Sri Palupi, dalam diskusi yang
diselenggarakan Jaringan Advokasi Tambang
(Jatam) di Jakarta, Selasa (15/9/2009).
Indikasinya, kata Palupui, terlihat dari semakin
meningkatnya jumlah kasus busung lapar, bunuh
diri di kalangan warga miskin, ibu membunuh
anaknya karena tekanan ekonomi, dan gangguan
jiwa di kalangan warga miskin.
16. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik),
angka kemiskinan pada Februari 2005 mencapai
35,10 juta (15,97%) dengan angka garis kemiskinan
Rp 129.108/bulan.
Kemudian pada Maret 2006, angka kemiskinan
sebesar 39,05 juta (17,75%) dengan garis
kemiskinan Rp 152.847/bulan.
Pada Maret 2007, kemiskinan mencapai 37,17 juta
orang (16,58%) dengan garis kemiskinan Rp
166.697/bulan. Maret 2008 sebesar 34,96 juta
orang (15,42%).
“Kemiskinan di Indonesia telah direduksi dan hanya
diukur dengan angka (rupiah dan statistic), bukan
dengan fakta sesungguhnya di lapangan.”
17. Fenomena kemiskinan semakin ‘brutal‘ terlihat dari
jumlah penderita gizi buruk yang meningkat dari
1,67 juta (2004) menjadi 2,3 juta anak (2006).
Terdapat 5,7 juta anak balita menderita kurang gizi,
dan 20 %-40 % anak di 72 persen kabupatendi
Tanah Air menderita kurang gizi. Kematian anak
karena busung lapar masih terus berlangsung.
Kasus bunuh diri di kalangan warga miskin juga
terus mengalami peningkatan. Di Jakarta saja
terdapat 62 kasus (2003), 38 kasus (2004), 68
kasus (2005) dan 101 kasus (2006). “Ini baru
kasus yang dilaporkanke polisi.”
18. Kasus gangguan jiwa juga meningkat terus.
Di Jakarta, jumlah penderita gangguan jiwa
meningkat Dari 10.074 (2006) menjadi 17.124
(2007). Mayoritas (90%) penderita gangguan jiwa
adalah orang miskin dan 70% karena masalah
ekonomi (PHK), dan menganggur.
Data dari WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), di
Indonesia pada tahun 2006 terdapat 26 juta
penduduk Indonesia (mayoritas warga miskin)
mengakami gangguan jiwa.
Data Departemen Kesehatan (Depkes) tahun
2006 tercatat 3-5% penduduk Indonesia
mengalami gangguan jiwa dan setiap tahun jumlah
penderita gangguan jiwa meningkat 10-20%
19. FAKTOR PENYEBAB
KEMISKINAN
1. Tingkat pendidikan yang rendah
2. Produktivitas tenaga kerja rendah
3. Tingkat upah yang rencah
4. Distribusi pendapatan yang timpang
5. Kesempatan kerja yang kurang
6. Kualitas sumberdaya alam masih rendah
7. Penggunaan teknologi masih kurang
8. Etos kerja dan motivasi pekerja yang rendah
9. Kultur/budaya (tradisi)
10.Politik yang belum stabil
20. DAMPAK KEMISKINAN
Dampak dari kemiskinan terhadap masyarakat
umumnya begitu banyak dan kompleks.
Dengan banyaknya pengangguran berarti banyak
masyarakat tidak memiliki penghasilan karena tidak
bekerja.
Yang pertama : Pengangguran. Karena tidak bekerja
dan tidak memiliki penghasilan mereka tidak mampu
memenuhi kebutuhan pangannya.
Secara otomatis pengangguran telah menurunkan
daya saing dan beli masyarakat.
Sehingga, akan memberikan dampak secara
langsung terhadap tingkat pendapatan, dan tingkat
pengeluaran rata-rata
22. Ketiga, pendidikan. Tingkat putus
sekolah yang tinggi merupakan
fenomena yang terjadi dewasa
ini. Mahalnya biaya pendidikan
membuat masyarakat miskin
tidak dapat lagi menjangkau
dunia sekolah atau pendidikan
23. Keempat, kesehatan. Seperti kita
ketahui, biaya pengobatan sekarang
sangat mahal. Hampir setiap klinik
pengobatan apalagi rumah sakit swasta
besar menerapkan tarif atau ongkos
pengobatan yang biayanya melangit.
Sehingga, biayanya tak terjangkau oleh
kalangan miskin.
24. Kelima, konflik sosial
bernuansa SARA. Tanpa
bersikap munafik konflik
SARA muncul akibat
ketidakpuasan dan
kekecewaan atas kondisi
miskin yang akut
25. Pengertian
Sovinisme
Adalah kecendrungan membenarkan dan mengagungkan
budaya, agama dan kepercayaan sendiri sehingga
menyalahkan dan merendahkan budaya, agama dan
kepercayaan lain
Sikap yang cendrung meremehkan, merendahkan,
mencemooh budaya, agama dan kepercayaan lain dan
membanggakan, membenarkan, mengagungkan budaya,
agama dan kepercayaan sendiri sebagai yang paling baik
dan sempurna
Suatu sikap arogansi berlebihan yang secara tidak
beralasan memaksakan superioritas agama, ras atau
budaya tertentu, dan memandang rendah agama, ras, atau
26. Akibat
Sovinis
me
Hidup bermasyarakat menjadi kacau
Muncul sikap eksklusif dalam kehidupan
bersama
Adanya sikap fanatisme dan bersikap destruktif
Kurang toleran terhadap agama orang lain atau
terjadi ketidakrukunan antar agama di
Indonesia.
Mudah menyalahkan dan memojokkan agama
27. Pandangan Agama
Konghucu
Manusia sama di hadapan Tuhan sehingga
wajib harga-menghargai satu sama lain (Lun Yu
IX.26)
Apa yang diri sendiri tidak inginkan, janganlah
dilakukan terhadap orang lain (Lun Yu IV.15)
Bila diri sendiri ingin tegak, bantulah agar orang
lain pun dapat tegak, kalau diri sendiri ingin maju
dan sukses, bantulah agar orang lain pun dapat
maju dan sukses (Lun Yu VI.30)
Di empat penjuru lautan semua
manusia adalah saudara (Xs. Tjhie)
28. Richard Swimburne menyebut 5
ragam penderitaan
1. Penderitaan fisik yaitu orang yang mengalami sakit secara
fisik
2. Penderitaan emosional yaitu orang yang terluka hatinya atau
frustrasi karena sesuatu yang diinginkan tidak tercapai
3. Penderitaan batin yaitu orang yang mengalami tekanan batin
4. Penderitaan karena perlakuan orang lain, baik karena
penindasan ataupun perlakuan tidak adil
5. Penderitaan karena pilihan yaitu penderitaan dilakukan secara
sadar dan rela menanggung derita karena sesuatu nilai, cita-
cita, keyakinan dan iman.
29. Pemerdekaan Sejati
adalah
Situasi di mana seseorang
atau kelompok masyarakat
dibebaskan dari penderitaan
atas dasar cinta kasih dan
kebenaran, agar mengalami
kegembiraan dan
kebahagiaan dalam hidup,
serta dapat melakukan
aktivitasnya sehari-hari